کمالوندی

کمالوندی

 

Media rezim Zionis Israel menulis, kepentingan Israel mengharuskan untuk memandang positif kudeta di Sudan, karena Abdel Fattah Al Burhan yang merebut kekuasaan, merupakan pendukung normalisasi hubungan dengan Israel.

Surat kabar Israel Hayom, Selasa (26/10/2021) mengutip salah satu sumber Israel menulis, "Dengan memperhatikan situasi yang berkembang di Sudan, lebih baik kita mendukung militer dan komandannya yaitu Abdel Fattah Al Burhan, Ketua Dewan Transisi, bukan Abdalla Hamdok."
 
Sehari sebelumnya Abdel Fattah Al Burhan membubarkan Dewan Kedaulatan dan pemerintah Sudan pimpinan Abdallah Hamdok, dan menangkapnya bersama sejumlah menteri. Aksi ini dianggap banyak pihak sebagai kudeta militer.
 
Menurut sumber yang dikutip Israel Hayom, kudeta tidak bisa dihindarkan. Sudah beberapa tahun lamanya pemimpin dukungan militer dari satu sisi, dan perdana menteri di sisi lain melangkah dari dua sisi yang berlawanan, jelas bahwa masalah ini akan mencapai tahap yang menentukan.
 
Israel Hayom menulis, "Karena militer Sudan adalah institusi paling kuat di negara ini, dan karena Abdel Fattah Al Burhan, adalah Panglima Militer Sudan, maka perkembangan terbaru ini merupakan kesempatan bagus untuk mewujudkan stabilitas di Sudan, dan hal ini vital bagi kawasan, dan penting bagi upaya penguatan hubungan terutama dengan Amerika Serikat, negara Barat dan Israel."

 

Salah satu pemimpin Jihad Islam Palestina mengatakan, normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel tidak punya masa depan di kawasan, karena masyarakat kawasan menentangnya.

Mohammad Al Hindi, Selasa (26/10/2021) dalam wawancara dengan kantor berita Turki, Anadolu menuturkan, normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Israel, tidak punya masa depan, karena bangsa-bangsa kawasan menentangnya.
 
Ia menambahkan, "Negara-negara yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel, percaya bahwa Tel Aviv akan mendukung mereka, tapi kami dalam perang terbaru di Gaza bulan Mei 2021 sudah mengatakan kepada mereka bahwa Israel bahkan tidak bisa membela diri sendiri."
 
Menurutnya, Israel selalu menginginkan negara-negara kawasan termasuk sekutunya sendiri, lemah. Israel tidak bisa menerima kehadiran sekutu yang kuat bagi dirinya, dan tidak mendukungnya. Israel justru masuk ke negara-negara itu, dan melawan kebebasan rakyat serta kemajuannya.
 
"Sebagian negara mengolok-olok kelompok perlawanan Palestina karena menjalin hubungan dengan Iran, sebaliknya mereka menjalin hubungan dengan Israel," pungkasnya. (

 

Presiden Lebanon mengatakan perang saudara tidak akan terjadi kembali di Lebanon, meski beberapa pihak terus berusaha mengacaukan situasi di negara ini.

Michel Aoun, Selasa (26/10/2021) seperti dikutip stasiun televisi Al Jazeera, menegaskan bahwa dampak-dampak penembakan terbaru di Beirut sudah dapat dikendalikan.
 
Ia meminta semua pejabat pemerintah Lebanon untuk berusaha mencapai kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional, IMF supaya negara ini mendapat dukungan.
 
Sehubungan dengan proses penyelidikan ledakan Beirut, Michel Aoun menuturkan, lembaga peradilan Lebanon harus independen, dan para politisi tidak boleh mencampuri penyelidikan ini.

 

Kompleks Haram Suci Sayidah Fatimah Maksumah sa di kota Qom, Republik Islam Iran tak pernah sepi oleh peziarah, terutama pada bulan Rabiul Awal.

Peziarah makin banyak terutama pada malam Maulid Nabi Muhammad Saw dan wiladah Imam Ja'far Shadiq as yang jatuh pada tanggal 17 Rabiul Awal.

Beberapa acara yang diisi dengan ceramah digelar di Kompleks Haram Suci Sayidah Fatimah Maksumah sa pada malam 17 Rabiul Awal (24/10/2021).

Hujjatul Islam wal Muslimin Mirbagheri menyampaikan ceramah pada malam maulid Nabi Muhammad Saw dan Sayid Mehdi Mirdamad membacakan kisah-kisah mengenai Rasulullah Saw.

Ahlu Sunnah berpendapat bahwa Rasulullah Saw lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal, sementara Syiah pada tanggal 17 Rabiul Awal.

Bapak Pendiri Republik Islam Iran Imam Khomeini ra kemudian menetapkan rentang waktu antara 12-17 Rabiul Awal sebagai Pekan Persatuan Islam, dan menjadikannya sebagai momentum untuk mempererat persatuan di tengah umat Islam.

Pekan Persatuan merupakan sebuah kesempatan untuk mengkaji lebih jauh tentang urgensitas persatuan dan solidaritas Dunia Islam, terutama di masa sekarang yang sarat dengan fitnah dan konflik.

Pada hari Maulid Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq as, masyarakat di Republik Islam Iran tenggelam dalam kegembiraan. Mereka memperingati Maulid dengan menggelar perayaan di masjid-masjid dan pusat-pusat keagamaan. 

 

Beberapa pejabat Amerika Serikat menuduh Iran berada di balik serangan drone ke pangkalan militernya di Al Tanf, Suriah, minggu lalu.

Dikutip situs Washington Post, Selasa (26/10/2021), sejumlah pejabat AS mengaku bahwa mereka percaya Iran berada di balik serangan drone ke pangkalan militer AS di Al Tanf, Suriah.
 
Menurut para pejabat AS itu, Iran adalah sumber dan penggerak serangan tersebut, tapi drone-drone itu tidak diterbangkan dari Iran.
 
Para pejabat yang tidak mau diungkap identitasnya itu mengklaim bahwa drone-drone Iran-lah yang digunakan dalam serangan ke pangkalan militer Al Tanf, dan sepertinya Iran memberikan kemudahan dalam penggunaan drone-drone tersebut.
 
Mereka mengatakan, serangan ke pangkalan Al Tanf dilakukan oleh lima unit drone yang bermuatan penuh bahan peledak, dan menghantam dua bagian militer pangkalan Al Tanf, serta bagian yang ditempati pemberontak Suriah. 

 

Kelompok Taliban menyambut baik statemen Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar terkait persatuan yang lebih erat antara warga Ahlu Sunnah dan Syiah di Afghanistan.

Juru bicara Taliban, Mohammad Naeem, Senin (25/10/2021) di akun Twitternya menulis, "Taliban menyambut baik statemen Ayatullah Ali Khamenei, Pemimpin Republik Islam Iran yang mendesak persatuan lebih erat antara warga Sunni dan Syiah di Afghanistan."
 
Ia menambahkan, "Insyaallah konspirasi musuh untuk merusak persatuan Syiah dan Sunni akan gagal."
 
Sebelumnya Ayatullah Khamenei mengatakan, ledakan-ledakan bom di Afghanistan adalah buah dari pertikaian Sunni dan Syiah.
 
Rahbar menjelaskan, "Alasan mengapa kami di Republik Islam Iran sangat menekankan persatuan di antara umat Islam, karena hari ini terus diupayakan agar umat Islam terpecah, Sunni dan Syiah bertikai. Anda perhatikan dalam literatur politik AS, beberapa tahun kebelakang mulai dikenal istilah Sunni dan Syiah, padahal mereka menentang prinsip dasar Islam, tapi tidak melepaskan masalah Sunni-Syiah." (

 

Salah satu media Lebanon memublikasikan surat pemanggilan Ketua Partai Al Quwat Al Lubnaniya karena kasus penembakan di Beirut.

Stasiun televisi Al Jadeed, Senin (25/10/2021) mengunggah foto surat pemanggilan Samir Geagea yang mengharuskannya datang ke bagian interogasi Dinas Intelijen Militer, Kementerian Dalam Negeri Lebanon.
 
Dalam surat pemanggilan itu disebutkan, Samir Geagea harus datang ke bagian interogasi Dinas Intelijen Militer, Kemendagri Lebanon pada hari Rabu (27/10) pukul sembilan untuk memberi penjelasan seputar insiden penembakan di Tayouneh, Beirut.
 
Minggu lalu, dalam penembakan terhadap para pendukung Hizbullah dan Partai Amal di Tayouneh, Beirut, tujuh orang gugur, dan beberapa lainnya terluka.
 
Sejumlah bukti menunjukkan ini adalah jebakan yang sudah disiapkan sebelumnya, dan salah satu pejabat Partai Al Quwat Al Lubnaniya sehari sebelumnya kedapatan mendatangi wilayah ini, dan mengawasi persiapan penembakan tersebut.

 

Tamu undangan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35 telah bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udza Sayid Ali Khamenei pada hari ini, Minggu, 24 Oktober 2021.

Pertemuan yang berlangsung di Husseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran itu dihadiri oleh para pejabat tinggi politik dan militer Republik Islam Iran dan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw dan wiladah Imam Ja'far Shadiq as.

"Kelahiran Nabi Agung Muhammad Saw adalah awal dari periode baru dalam kehidupan manusia. Ini adalah kabar baik bahwa era baru dari kehendak ilahi dan rahmat ilahi telah dimulai bagi umat manusia," kata Rahbar di awal pidatonya dalam pertemuan tersebut, Minggu (24/10/2021).

Pemimpin Besar Revolusi Islam menganggap persatuan umat Islam sebagai masalah prinsip, dan mengatakan, persatuan umat Islam bukanlah taktik, yang menurut sebagian orang, kita harus bersatu sekarang karena keadaan tertentu, dan menurut mereka, persatuan bukan masalah prinsip.

"Sinergi umat Islam itu perlu. Jika umat Islam bersatu dan mereka bersinergi, maka mereka semua akan menjadi kuat. Persatuan umat Islam adalah kewajiban al-Qur'an yang pasti," tegasnya.

Rahbar menganggap Palestina sebagai indikator utama persatuan, dan mengatakan, pemerintah-pemerintah yang melakukan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel harus menebus kesalahan mereka.

Menurut Ayatullah Khamenei, dua tugas penting bagi umat Islam adalah menjelaskan dan mempromosikan kelengkapan Islam dalam semua aspek kehidupan manusia dan memperkuat persatuan umat Islam.

Rahbar menilai bahwa pencapaian tujuan penting untuk menciptakan peradaban baru Islam tidak mungkin kecuali dengan persatuan Syiah dan Sunni.

"Indikator utama untuk persatuan umat Islam adalah masalah Palestina. Jika upaya untuk menghidupkan dan memulihkan hak-hak rakyat Palestina semakin serius dilakukan, maka persatuan umat Islam akan semakin kuat," ujarnya.

Rahbar menyebut upaya beberapa pemerintah di kawasan untuk menormalkan hubungan mereka dengan rezim penjajah, Zionis sebagai dosa dan kesalahan besar.

"Pemerintah-pemerintah ini harus kembali dari langkah dan jalan yang berlawanan dengan persatuan Islam dan menebus kesalahan besar mereka," tegasnya.

Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menjelaskan bahwa penyebab penekanan berulang pada masalah persatuan dikarenakan adanya jarak yang jauh antara mazhab-mazhab dan upaya serius musuh untuk memperluas jarak tersebut.

"Saat ini, kata Syi'ah dan Sunni telah memasuki literatur politik para pejabat Amerika Serikat, sementara mereka menentang dan memusuhi prinsip Islam," tuturnya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran juga menyinggung upaya AS dan orang-orang didikannya untuk menciptakan hasutan dan fitnah di berbagai tempat di dunia Islam.

"Serangan-serangan bom menyedihkan dan menimbulkan tangisan baru-baru ini di masjid-masjid Afghanistan yang menarget umat Islam dan jemaah shalat Jumat adalah di antara insiden yang sama, yang dilakukan oleh Daesh (ISIS), dan para pejabat AS secara eksplisit telah menyatakan bahwa mereka yang menciptakan Daesh," terangnya.

Ayatullah Khamenei menganggap pertemuan tahunan tentang persatuan Islam belum cukup. Rahbar menuturkan, dalam hal ini harus dilakukan  diskusi, penjelasan, dorongan, perencanaan dan pembagian kerja secara permanen, dan sebagai contoh dalam kasus Afghanistan ini, salah satu cara untuk mencegah insiden tersebut adalah kehadiran pejabat yang terhormat di negara itu di pusat-pusat dan masjid dan atau mendorong saudara-saudara Ahlu Sunnah untuk menghadiri pertemuan-pertemuan bersama.

Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35 mengusung tema "Persatuan Islam, Perdamaian dan Menghindari Perpecahan dan Konflik di Dunia Islam."

Konferensi ini dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi pada hari Selasa (19/10/2021) di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.

Sekretaris Jenderal Jihad Islam Palestina Ziad Al Nakhala, mantan Perdana Menteri Irak Adil Abdul Mahdi, Mufti Agung Kroasia Aziz Hasanovic, Deputi urusan Internasional Hamas Khalil Al Hayya, Ketua Dewan Tinggi Islam Aljazair Bouabdallah Ghlamallah dan sejumlah cendekiawan Dunia Islam lain menyampaikan pidatonya.

Konferensi yang dihadiri oleh para ulama dan intelektual Muslim dari 39 negara dunia ini berakhir pada hari Minggu (24/10/2021). 

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato di hadapan para tamu undangan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35 dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq as.

"Kelahiran Nabi Agung Muhammad Saw adalah awal dari periode baru dalam kehidupan manusia. Ini adalah kabar baik bahwa era baru dari kehendak ilahi dan rahmat ilahi telah dimulai bagi umat manusia," kata Rahbar di awal pidatonya di Huseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran pada hari Minggu (24/10/2021).

Rahbar menambahkan, Allah Swt menurunkan kitab rahasia ke hati suci Nabi Muhammad Saw, mempercayakan rencana untuk kebahagiaan manusia kepada beliau secara penuh, meletakkannya di pundak beliau dan menugaskan beliau untuk melaksanakan rencana itu, menyampaikannya, dan menuntut dari para pengikutnya.

Ayatullah Khamenei menuturkan, keagungan peristiwa kelahiran Nabi Muhammad Saw sama besarnya dengan keagungan beliau.


Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menganggap persatuan umat Islam sebagai masalah prinsip, dan mengatakan, persatuan umat Islam bukanlah taktik, yang menurut sebagian orang, kita harus bersatu sekarang karena keadaan tertentu, dan menurut mereka, persatuan bukan masalah prinsip.

"Sinergi umat Islam itu perlu. Jika umat Islam bersatu dan mereka bersinergi, maka mereka semua akan menjadi kuat. Persatuan umat Islam adalah kewajiban al-Qur'an yang pasti," tegasnya.

Rahbar menganggap Palestina sebagai indikator utama persatuan, dan mengatakan, pemerintah-pemerintah yang melakukan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel harus menebus kesalahan mereka.

Menurut Ayatullah Khamenei, dua tugas penting bagi umat Islam adalah menjelaskan dan mempromosikan kelengkapan Islam dalam semua aspek kehidupan manusia dan memperkuat persatuan umat Islam.

Rahbar menilai bahwa pencapaian tujuan penting untuk menciptakan peradaban baru Islam tidak mungkin kecuali dengan persatuan Syiah dan Sunni.

"Indikator utama untuk persatuan umat Islam adalah masalah Palestina. Jika upaya untuk menghidupkan dan memulihkan hak-hak rakyat Palestina semakin serius dilakukan, maka persatuan umat Islam akan semakin kuat," ujarnya.

Rahbar menyebut upaya beberapa pemerintah di kawasan untuk menormalkan hubungan mereka dengan rezim penjajah, Zionis sebagai dosa dan kesalahan besar.

"Pemerintah-pemerintah ini harus kembali dari langkah dan jalan yang berlawanan dengan persatuan Islam dan menebus kesalahan besar mereka," tegasnya.


Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menjelaskan bahwa penyebab penekanan berulang pada masalah persatuan dikarenakan adanya jarak yang jauh antara mazhab-mazhab dan upaya serius musuh untuk memperluas jarak tersebut.

"Saat ini, kata Syi'ah dan Sunni telah memasuki literatur politik para pejabat Amerika Serikat, sementara mereka menentang dan memusuhi prinsip Islam," tuturnya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran juga menyinggung upaya AS dan orang-orang didikannya untuk menciptakan hasutan dan fitnah di berbagai tempat di dunia Islam.

"Serangan-serangan bom menyedihkan dan menimbulkan tangisan baru-baru ini di masjid-masjid Afghanistan yang menarget umat Islam dan jemaah shalat Jumat adalah di antara insiden yang sama, yang dilakukan oleh Daesh (ISIS), dan para pejabat AS secara eksplisit telah menyatakan bahwa mereka yang menciptakan Daesh," terangnya.

Ayatullah Khamenei menganggap pertemuan tahunan tentang persatuan Islam belum cukup. Rahbar menuturkan, dalam hal ini harus dilakukan  diskusi, penjelasan, dorongan, perencanaan dan pembagian kerja secara permanen, dan sebagai contoh dalam kasus Afghanistan ini, salah satu cara untuk mencegah insiden tersebut adalah kehadiran pejabat yang terhormat di negara itu di pusat-pusat dan masjid dan atau mendorong saudara-saudara Ahlu Sunnah untuk menghadiri pertemuan-pertemuan bersama.


Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35 mengusung tema "Persatuan Islam, Perdamaian dan Menghindari Perpecahan dan Konflik di Dunia Islam."

Konferensi ini dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi pada hari Selasa (19/10/2021) di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.

Sekretaris Jenderal Jihad Islam Palestina Ziad Al Nakhala, mantan Perdana Menteri Irak Adil Abdul Mahdi, Mufti Agung Kroasia Aziz Hasanovic, Deputi urusan Internasional Hamas Khalil Al Hayya, Ketua Dewan Tinggi Islam Aljazair Bouabdallah Ghlamallah dan sejumlah cendekiawan Dunia Islam lain menyampaikan pidatonya.

Konferensi yang dihadiri oleh para ulama dan intelektual Muslim dari 39 negara dunia ini berakhir pada hari Minggu (24/10/2021). 

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato di hadapan para tamu undangan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35 dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq as.

Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Persatuan Islam adalah masalah prinsip dan kewajiban al-Quran, dan realisasi tujuan mulia untuk menciptakan peradaban Islam baru tidak mungkin terjadi tanpa persatuan Syiah dan Sunni."

Ayatullah Khamenei bertemu dengan para tamu Konferensi Internasional Persatuan Islam
Di bagian lain dari pidatonya, Rahbar menilai "memenuhi hak komprehensif Islam" dan "persatuan umat Islam" sebagai dua tugas terpenting umat Islam saat ini.

Persatuan sebenarnya merupakan sandaran kuat bagi umat Islam, yang darinya banyak manfaat yang diharapkan bagi umat Islam. Namun seperti yang ditunjukkan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam, saat ini banyak negara tidak menyadari penting dan fungsi persatuan.

Sementara persatuan adalah salah satu fondasi kekuatan dunia Islam dan kebutuhan yang diperlukan untuk menyingkirkan masalah dan mengatasi konspirasi musuh.

Pendekatan persatuan di dunia Islam menekankan dua tujuan penting dari sudut pandang ini:

Tujuan pertama adalah untuk melindungi identitas dan nilai-nilai Islam serta dampaknya terhadap kemajuan negara-negara Islam di tingkat nasional, regional dan internasional.

Tujuan kedua adalah untuk menyebarkan ide-ide Islam yang progresif dan membebaskan, yang memperkuat perlawanan terhadap konspirasi musuh-musuh Islam dan mencegah dominasi kubu arogan.

Sejarah Islam, sayangnya, menunjukkan fakta bahwa beberapa aliran sesat agama dan politik telah melemahkan persatuan Islam dan menciptakan friksi dan perpecahan di antara umat Islam. Di era sekarang, kita menyaksikan pengulangan kelalaian dan kesalahan ini oleh para pemimpin beberapa negara Islam, yang, alih-alih mengandalkan persatuan, telah mengulurkan tangan persahabatan kepada musuh-musuh Islam.

Dalam hal ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut upaya pemerintah-pemerintah ini harus kembali dari langkah dan jalan yang berlawanan dengan persatuan Islam dan menebus kesalahan besar mereka.

"Pemerintah-pemerintah ini harus kembali dari gerakan dan jalan melawan persatuan Islam ini serta mengkompensasi kesalahan besar mereka," imbuh Rahbar.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato di hadapan para tamu undangan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-35 dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq as.
Situasi dunia Islam saat ini mencerminkan fakta bahwa tidak adanya persatuan dapat menyebabkan masalah bagi umat Islam. Sedangkan obat untuk banyak masalah dan problema dunia Islam adalah dengan melakukan pendekatan persatuan Islam.

Mengacu pada upaya Amerika Serikat dan orang-orang didikannya untuk menciptakan hasutan di mana-mana di dunia Islam, Rahbar mengatakan bahwa alasan penekanan berulang pada masalah persatuan dikarenakan adanya jarak yang jauh antara mazhab-mazhab dan upaya serius musuh untuk memperluas jarak tersebut.

Ayatullah Khamenei mengatakan, "Saat ini, kata Syi'ah dan Sunni telah memasuki literatur politik para pejabat Amerika Serikat, sementara mereka menentang dan memusuhi prinsip Islam."

Rahbar mengingatkan, "Serangan-serangan bom menyedihkan dan menimbulkan tangisan baru-baru ini di masjid-masjid Afghanistan yang menarget umat Islam dan jemaah shalat Jumat adalah di antara insiden yang sama, yang dilakukan oleh Daesh (ISIS), dan para pejabat AS secara eksplisit telah menyatakan bahwa mereka yang menciptakan Daesh."

Penderitaan besar lainnya yang telah membayangi dunia Islam selama lebih dari setengah abad adalah pendudukan berlanjut atas Palestina di balik bayang-bayang tidak adanya persatuan Islam. Masalah pendudukan Palestina berada di garis depan dari semua masalah politik di dunia Islam, tanpa memandang agama, ras atau bahasa.

Isu ini begitu penting sehingga Pemimpin Besar Revolusi Islam menganggapnya sebagai indikator utama persatuan umat Islam. Rahbar menekankan bahwa jika upaya untuk menghidupkan dan memulihkan hak-hak rakyat Palestina semakin serius dilakukan, maka persatuan umat Islam akan semakin kuat.

Ayatullah Khamenei bertemu dengan para tamu Konferensi Internasional Persatuan Islam
Masalahnya, kebutuhan mendesak dunia Islam saat ini dalam situasi kritis dan genting ini adalah meningkatkan kesadaran dan wawasan politik tentang pentingnya persatuan dunia Islam.

Pidato Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam hal ini mencerahkan dan instruktif, dan pada saat yang sama mengingatkan kita bahwa elit politik dan pemikir dunia Islam memiliki tugas yang lebih berat dalam hal ini.