کمالوندی

کمالوندی

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menilai gerakan cinta dan iman masyarakat dari negara-negara dunia dalam pawai Arbain Huseini, tidak diragukan termasuk salah satu syiar Ilahi.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, hari ini, Senin (30/11) dalam pelajaran fikih tingkat tinggi, menilai fenomena luar biasa, gerakan agung dan penuh makna, pawai Arbain Huseini, sebagai nilai kebaikan abadi.

Ia menuturkan, "Kombinasi cinta dan keimanan, akal dan perasaan, adalah karakteristik unggul para pengikut jalan Ahlul Bait as."

Ayatullah Khamenei juga menyinggung kemurahan hati dan kecintaan rakyat Irak menjamu para peziarah Arbain.

Kepada mereka yang diberi kesempatan dan taufik hadir dalam gerakan penuh makna dan bernas ini, Rahbar menyarankan agar kesempatan tersebut jangan sampai disia-siakan.

"Kami merasa iri dengan para peziarah Arbain dan berharap suatu saat bisa bersama kalian," ujarnya.

Menurutnya, kesempatan menjalin hubungan maknawi dan cinta dengan keluarga Rasulullah Saw serta menziarahi pribadi-pribadi agung, terkemuka, penerang umat dan spiritual itu adalah nilai unggul pemikiran Syiah dibanding mazhab-mazhab Islam lain.

Rahbar menuturkan, "Gerakan agung rakyat Iran dan negara-negara lain untuk hadir di pawai Arbain, merupakan tampilan karakteristik unggul mazhab Ahlul Bait as, yang di dalamnya selain terdapat keimanan, keyakinan hati dan kepercayaan yang benar, juga cinta."

Ayatullah Khamenei juga menghimbau para peziarah Arbain untuk menjaga ketertiban dan aturan yang berlaku.

"Pemerintah telah menetapkan aturan terkait kunjungan ke luar negeri yang harus ditaati dan langkah-langkah di luar aturan ini, tidak diharapkan," pungkasnya.

Rabu, 09 Desember 2015 18:16

Rahbar: AL Iran Capai Kemajuan Signifikan

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menekankan berlanjutnya kemajuan dan pembangunan Angkatan Laut Iran.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Ahad (29/11) bertemu dengan para komandan dan petinggi Angkatan Laut Iran di Hari AL Iran.

Dalam pertemuan itu, Rahbar menjelaskan, "Sebelum kemenangan Revolusi Islam Iran, urgensi, keagungan dan sensitivitas maritim terlupakan. Akan tetapi hari ini, AL Iran mencapai sejumlah kemajuan meskipun belum bisa dikatakan ideal."

Ayatullah Khamenei menilai laut sebagai arena untuk menghadapi kekuatan musuh, di saat yang sama menjadi lokasi aktivitas efektif dan kerja sama dengan mitra.

Rahbar menuturkan, "Akses ke perairan bebas, tersambung ke empat penjuru dunia melalui jalur laut dan fasilitas pertahanan negara di wilayah maritim, di antara berkah laut yang perlu diperhatikan oleh rakyat dan pemerintah".

Ayatullah Khamenei menganggap upaya mencapai posisi yang sesuai dengan kedudukan bersejarah bangsa Iran dan Republik Islam di zona maritim adalah tugas besar AL Iran.

"Personil yang saleh, tangkas dan memiliki pemikiran serta manajemen yang benar, di samping spirit perjuangan, tekad baja, tawakal kepada Tuhan, cita-cita, adalah unsur-unsur paling efektif untuk membawa Iran ke posisi tinggi, bersejarah dan tepat," paparnya.

Rahbar juga menyinggung pentingnya Laut Oman dan pesisir pantai Makran.

Ia menuturkan, "Wilayah ini adalah titik dasar bagi AL Iran dalam melaksanakan tanggung jawab dan untuk menghidupkan wilayah ini, pemerintah sudah mendapat pengarahan yang diperlukan."

Menurut Ayatullah Khamenei, kemenangan luar biasa bangsa Iran dalam Perang Pertahanan Suci dan kekalahan musuh yang memiliki seluruh fasilitas dan dukungan militer juga politik, adalah contoh lain keberhasilan AL Iran.

"Hari ini, kemampuan dan kemajuan bangsa Iran dan Angkatan Bersenjata, mengalami peningkatan, dan berkat perlawanan, tekad, kehendak kuat serta optimisme, kita bisa mencapai masa depan cerah yang sesuai dengan kedudukan bangsa Iran," pungkasnya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar memperingatkan urgensi kewaspadaan dalam menghadapi konspirasi-konspirasi musuh terhadap rakyat Iran.

IRNA (25/11) melaporkan, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rabu (25/11) bertemu dengan ribuan komandan Basij (pasukan sukarelawan rakyat Iran) di Huseiniyah Imam Khomeini, Tehran.

Dalam pertemuan itu, Rahbar mengatakan, "Kita tidak boleh lalai dari realitas yang sebenarnya yaitu infiltrasi musuh. Pasalnya, musuh selalu berusaha melancarkan konspirasi atas rakyat Iran dan pemerintahan Islam."

Ayatullah Khamenei menegaskan, "Pasukan sukarelawan rakyat, Basij adalah kekayaan yang tak akan pernah habis, karena bangsa tidak terbatas dan orang-orang yang menuduh Basij ekstrem, sebenarnya telah menyempurnakan proyek infiltrasi musuh."

Rahbar juga menilai Basij Mustadafin sebagai bagian dari benteng kokoh dalam menghadapi musuh.

Ia menambahkan, "Basij harus diperkuat."

Ayatullah Khamenei juga menyinggung masalah Palestina yang sudah diduduki rezim Zionis Israel hampir 60 tahun.

"Sekalipun demikian cita-cita Palestina hingga saat ini tetap hidup," pungkasnya.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menekankan pengokohan tekad untuk bertahan dalam menghadapi kebijakan Amerika Serikat yang bertujuan mengubah identitas berbagai bangsa.

Ayatullah Khamenei Selasa (24/11) di pertemuannya dengan Presiden Bolivia, Evo Morales di Tehran memuji resistensi rakyat Bolivia dan negara Amerika Latin lainnya menghadapi intimidasi kubu arogan. “Kebijakan berbahaya Amerika di dunia dan Amerika Latin adalah untuk mengubah identitas para pemuda,” ungkap Rahbar.

Rahbar menjelaskan, “Iran melalui kebangkitan rakyat dan independen pimpinan Imam Khomeini merupakan negara pertama dunia yang keluar secara total dari hegemoni AS serta bertahan terhadap benturan dua imperialis Timur dan Barat serta berbagai represi militer, keamanan dan ekonomi mereka.”

“Dengan dasar ini, Republik Islam Iran mendukung siapa saja dan di mana saja, pihak yang berjuang melawan intimidasi dan hegemoni,” tandas Rahbar.

Seraya mengisyaratkan fasilitas dan potensi besar Bolivia, Rahbar menambahkan, kapasitas dan hubungan antara Iran dan Bolivia serta beragam kerjasama dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa dan resistensi melawan kubu arogan.

Ayatullah Khamenei  menjelaskan bahwa jika AS mampu mengubah ideologi pemuda menjadi ideologi Amerika, maka saat itu Washington tanpa kudeta militer atau usaha keras akan mampu menguasai sebuah negara. “Pengokohan identitas pribumi dan pengenalan nilai-nilai kepada pemuda merupakan solusi untuk menghadapi strategi Amerika,” tambah Rahbar.

Sementara itu, Evo Morales di pertemuan ini mengatakan, “Rakyat Bolivia menganggap Rahbar sebagai bapak dan pemandu seluruh revolusi independen, khususnya revolusi Amerika Latin dan mereka banyak mengambil pelajaran dari pidato Rahbar.”

Morales menyebut intervensi Amerika menimbulkan banyak kesulitan dan menambahkan, Bolivia negara independen dan untuk memperluas hubungannya dengan negara lain tidak perlu meminta ijin dari pihak lain serta tidak akan memberi upeti kepada Amerika.

Presiden Bolivia menjelaskan, negaranya senantiasa memuji sikap Iran dan yakin bahwa Tehran dengan stabil akan melanjutkan jalannya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menegaskan bahwa bangsa Iran selalu memiliki pandangan positif terhadap negara dan rakyat Aljazair karena perjuangannya melawan imperialisme di era revolusi negara itu.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Selasa (24/11) dalam pertemuan dengan Abdelmalek Sellal, Perdana Menteri Aljazair bersama rombongan, menyinggung kedekatan pandangan politik Iran dan Aljazair di banyak masalah regional dan internasional.

Rahbar menuturkan, “Diharapkan, dengan terbentuknya komisi bersama dua negara dalam waktu dekat, hubungan ekonomi Iran-Aljazair dapat diperluas.”

Ayatullah Khamenei juga menyoroti pernyataan PM Al Jazair terkait fenomena ISIS dan urgensi perlawanan serius negara-negara kawasan atas teroris yang merusak citra Islam.

Ia menambahkan, “Masalah ISIS dan teroris yang tersebar di seluruh kawasan dengan memakai nama Islam, bukan masalah biasa dan normal, karena para teroris itu sengaja diciptakan dan didukung.”

Rahbar juga menyesalkan dukungan sebagian negara Islam kawasan terhadap ISIS dan dukungan Amerika Serikat serta musuh Islam  atas para teroris.

Ia menegaskan, “Negara-negara Islam yang saling bersimpati dan saling memahami, dapat berdialog dan bekerjasama untuk menemukan solusi praktis menghadapi teroris.”

Rahbar juga mengenang front perlawanan yang terdiri dari Aljazair, Iran, Suriah dan beberapa negara lain di awal kemenangan Revolusi Islam.

“Sebagian negara pengekor Amerika, menghambat berlanjutnya aktivitas front itu, akan tetapi sepertinya sekarang terbuka peluang membentuk front negara-negara Islam yang memiliki pandangan kolektif,” ujarnya.

PM Aljazair menilai pertemuan petinggi negara-negara pengekspor gas, GECF di Tehran, sukses dan dengan menyinggung dialognya dengan petinggi Iran, menuturkan, “Pandangan Iran dan Aljazair dalam isu-isu politik khususnya perang melawan ISIS dan teroris di kawasan, sangat dekat.”

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, bangsa Irak adalah bangsa besar yang memiliki sejarah kuno dan para pemuda kuat serta sadar.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Selasa (24/11) dalam pertemuan dengan Fouad Masoum, Presiden Irak dan rombongan, menilai eratnya hubungan dua bangsa memiliki akar sejarah dan melampaui hubungan dengan negara-negara tetangga dan regional lainnya.

Rahbar menilai hubungan bersaudara dan bersahabat Irak-Iran sebagai fenomena yang menakjubkan, walau sempat terjadi agresi militer delapan tahun oleh rezim Saddam ke Iran akibat provokasi pihak asing,.

Ia menambahkan, “Pawai Arbain Imam Husein as adalah salah satu contoh hubungan bersahabat ini. Pada acara itu, rakyat Irak menjamu para peziarah Iran dengan penuh suka cita.”  

Rahbar mengaku gembira dengan kemajuan di Irak baru-baru ini dan kemenangan yang relatif baik atas fitnah ISIS, dan menekankan urgensi menjaga persatuan Irak.

“Dalam struktur pemerintahan Irak, Presiden memiliki kedudukan khusus dan dapat berperan menurunkan tensi ketegangan serta meningkatkan persatuan,”  ujarnya.

Rahbar juga menyinggung upaya sebagian pihak asing untuk menciptakan perpecahan di Irak.

Ia menjelaskan, “Rakyat Irak baik Syiah maupun Sunni, Kurdi atau Arab, selama berabad-abad hidup rukun berdampingan tanpa ada masalah apapun. Akan tetapi sungguh disayangkan, beberapa negara kawasan dan pihak asing berusaha membesar-besarkan konflik yang harus diselesaikan itu.”

Mereka juga, katanya, menggunakan segala macam dalih untuk memunculkan konflik.

Rahbar menegaskan bahwa Irak hari ini, berkat rakyat besarnya dan para pemuda unggul serta sadar, sepenuhnya berbeda dengan Irak di masa lalu.

Ia menerangkan, “Para pemuda Irak saat ini sudah bangkit dan menyadari kekuatan serta kemampuannya. Pemuda-pemuda semacam ini pasti tidak akan pernah mau tunduk pada Amerika Serikat.”

Presiden Irak, mengaku gembira bisa bertemu dengan Rahbar dan menjelaskan tentang kedudukan serta pengaruh kata-kata Ayatullah Khamenei di tengah masyarakat dan pejabat pemerintah Irak sebagai seorang mujtahid dan Marji Taklid Muslim Syiah.

“Nasihat-nasihat anda terkait menjaga persatuan dan menghindari konflik di Irak, pasti berpengaruh,” pungkasnya.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, strategi jangka panjang Amerika Serikat bagi kawasan merugikan seluruh bangsa dan negara, khususnya Iran dan Rusia. Oleh karena itu, strategi ini harus dipatahkan dengan kewaspadaan dan interaksi dekat.

Ayatullah Khamenei Senin (23/11) di pertemuannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin di Tehran menyambut perluasan lebih besar kerjasama bilateral, regional dan internasional antar kedua neagra. Rahbar di pertemuan ini juga memuji kehadiran berpengaruh Moskow di isu regional, khususnya Suriah.

Rahbar menyebut Putin sebagai sosok unggul di dunia dewasa ini dan seraya mengucapkan terima kasih atas upaya Rusia di isu nuklir Iran, Ayatullah Khamenei mengatakan, “Isu ini akhirnya tuntas, namun Iran tidak pernah percaya kepada Amerika dan mengawasi sikap dan kinerja pemerintah Amerika Serikat di kasus ini dengan mata terbuka.”

Terkait kerjasama Tehran-Moskow di tingkat politik dan keamanan, Rahbar menilai sikap presiden Rusia khususnya selama satu setengah tahun terakhir di berbagai isu cukup baik dan kreatif. “Amerika senantiasa berupaya menempatkan rivalnya di posisi pasif, namun Anda (Putin) berhasil menjinakkan strategi ini,” papar Rahbar.

Rahbar juga menyebut keputusan dan langkah Moskow terkait isu Suriah telah mengangkat popularitas regional dan global Rusia serta Putin. “Amerika di strategi jangka panjangnya berencana menguasai Suriah dan kemudian memperluas pengaruhnya di kawasan, mereka berusaha menambal kevakuman bersejarahnya karena tidak menguasai Asia Barat. Strategi ini merupakan ancaman bagi seluruh bangsa dan negara, khususnya Rusia dan Republik Islam Iran,” tegas Rahbar.

Ayatullah Khamenei  menilai sikap keras kepala Amerika yang berusaha menyingkirkan Bashar al-Assad, presiden Suriah serta pilihan rakyat termasuk titik kelemahan kebijakan Washington. “Presiden Suriah berhasil meraih suara terbanyak di pemilu yang digelar di negara ini melalui pandangan politik, mazhab serta berbagai etnis. Amerika tidak berhak mengabaikan suara serta pilihan rakyat Suriah,” kata Rahbar.

Titik kelemahan lain kebijakan transparan Amerika menurut Rahbar adalah bantuan langsung dan tidak langsung Washington terhadap berbagai kelompok teroris termasuk ISIS. “ Kerjasama dengan negara-negara tidak memiliki kredibilitas di mata opini publik regional dan internasional karena dukungan mereka terhadap teroris, mengindikasikan bahwa Amerika tidak memiliki diplomasi terhormat,” ungkap Ayatullah Khamenei.

Sementara itu, presiden Rusia di pertemuan dengan Rahbar seraya mengisyaratkan pengalaman penting pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dan mengungkapkan kepuasannya atas pertemuan dengan beliau, mengatakan, “Perluasan hubungan kedua negara termasuk di sektor teknologi, antariksa dan teknologi canggih terus mengalami pertumbuhan pesat dan Moskow sangat puas memiliki kerjasama aktif dengan Tehran di berbagai isu keamanan dan solusi krisis regional serta internasional.”

Putin menilai pandangan Rusia dan Iran terkait Suriah sangat dekat dan seraya mengisyaratkan pentingnya kerjasama di bidang ini menandaskan, “Rusia menekankan solusi krisis Suriah melalui jalur diplomasi dan menerima suara rakyat negara ini serta tuntutan seluruh etnis dan kubu Suriah.”

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menegaskan, satu-satunya jalan kemajuan bagi negara-negara independen adalah perlawanan dan “bersandar pada rakyat” dalam “perang kehendak-kehendak”.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Senin (23/11) dalam pertemuan dengan Nicolas Maduro, Presiden Venezuela mengapresiasi perlawanan dan gerakan inspiratif Venezuela dalam menghadapi kebijakan imperialisme.

Rahbar menuturkan, “Hari ini kebijakan-kebijakan imperialisme layaknya bencana besar yang menimpa hidup umat manusia.”

Ayatullah Khamenei menyinggung kebijakan-kebijakan serakah Amerika Serikat di kawasan Amerika Latin dan menambahkan, “Amerika menganggap wilayah ini sebagai halaman kosong miliknya, akan tetapi gerakan tak tertandingi Venzuela mampu merubahnya menjadi wilayah independen dan beridentitas.”

Rahbar menilai tujuan Amerika menekan Venezuela adalah untuk mematikan pelawanan inspiratif pemerintah dan rakyat Venezuela.

Rahbar juga menyinggung teladan keberhasilan Revolusi Islam Iran dalam menumbangkan rezim Pahlevi.

Rahbar mengatakan, “Imam Khomeini dengan tangan kosong namun bersandar pada rakyat dan mengajak mereka terjun ke arena, mampu menumbangkan pemerintahan dukungan Amerika dan Eropa, serta membuka peluang kemenangan dan berlanjutnya kesuksesan negara-negara independen dengan menggunakan metode yang sama.”

Ayatullah Khamenei menilai prestasi-prestasi menakjubkan yang dicapai Iran di bidang sains dan teknologi, di tengah kerasnya tekanan dan sanksi musuh, merupakan pengalaman berharga.

“Pengalaman ini diraih dengan bersandar pada kehadiran dan kebersamaan rakyat. Kunci penyelesaian masalah-masalah adalah menarik simpati dan hati rakyat dengan bekerja dan melayani mereka,” paparnya.

Rahbar juga menekankan upaya peningkatan level kerja sama bilateral Iran-Venezuela.

Ia menerangkan, “Iran menganggap kemajuan dan keberhasilan Venezuela sebagai kemajuan dan keberhasilannya sendiri.”

Dalam pertemuan itu, Presiden Venezuela menunjukkan kegembiraannya bisa kembali bertemu dengan Ayatullah Khamenei dan menyebut Iran sebagai negara yang memiliki identitas sejarah.

“Iran dan Venezuela adalah sahabat sejati dan memiliki hubungan yang kokoh,”  ujarnya.

Nicolas Maduro juga menyinggung penghormatan yang tinggi Hugo Chavez, mantan Presiden Venezuela kepada Iran dan Rahbar.

“Imperialisme, dengan menciptakan kerusuhan dan kekacauan di dunia serta merendahkan identitas negara-negara, berusaha menghancurkan kemerdekaan bangsa-bangsa dunia,” pungkasnya.

Rabu, 09 Desember 2015 17:24

Pertemuan Rahbar dengan Presiden Nigeria

Pemimpin Besar Revolusi Islam atau Rahbar menilai perluasan kerja sama negara-negara Islam untuk membela identitas Islam dan Muslimin sebagai sebuah kebutuhan mendesak.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Senin (23/11) dalam pertemuannya dengan Muhammadu Buhari, Presiden Nigeria menegaskan, “Koalisi-koalisi internasional pengklaim perang melawan gerakan teroris sama sekali tidak dapat dipercaya, pasalnya di balik layar, pembentukan dan dukungan atas para teroris semacam ISIS, dilakukan oleh faktor-faktor perusak seperti Amerika.”

Ayatullah Khamenei menyebut “musuh-musuh eksplisit Islam”  dan ”musuh-musuh berbaju Islam” adalah dua sisi mata uang yang sama.

Ia menambahkan, “Negara-negara Islam dalam menghadapi musuh-musuh berbahaya, harus melindungi identitas dan kepentingannya dengan meningkatkan kerja sama.”

Rahbar menilai berharap pada kerja sama dan bantuan Amerika dan Barat dalam memerangi gerakan teroris seperti ISIS dan Boko Haram, keliru dan menuturkan, “Berdasarkan informasi akurat, di Irak, Amerika dan beberapa negara kawasan secara langsung membantu ISIS dan berperan merusak.”

Menurut Rahbar, peningkatan hubungan negara-negara Islam bukan berarti menutup hubungan dengan negara-negara lain.

“Iran menjalin hubungan yang luas dengan seluruh negara kecuali Amerika dan rezim Zionis Israel, akan tetapi Iran percaya negara-negara Islam satu sama lain harus lebih dekat,” ujarnya.

Ayatullah Khamenei juga menunjukkan kegembiraan atas terpilihnya Muhammadu Buhari sebagai seorang Muslim, menjadi presiden Nigeria, negara terkemuka dan penting.

Rahbar menilai kapasitas interaksi dan kerja sama dua negara, luas dan menegaskan, “Kapasitas-kapasitas ini harus diidentifikasi dan didiskusikan.”

Sementara itu, Presiden Nigeria menganggap hubungan negaranya dengan Iran kuat dan bersejarah.

“Iran adalah sebuah negara maju dan besar serta memiliki banyak kapasitas untuk menjalin hubungan dan kerja sama,” tandasnya.

Presiden Republik Islam Iran mengatakan, Tehran dan Dodoma memiliki pandangan umum dalam berbagai isu regional dan internasional.

Hassan Rouhani mengatakan hal itu dalam sebuah pesan kepada mitranya di Tanzania, John Magufuli ketika mengucapkan selamat kepada pemerintah dan rakyat negara ini atas HUT kemerdekaan Tanzania, Rabu (9/12/2015).

Ia menyatakan harapan bahwa hubungan antara Iran dan Tanzania untuk memenuhi kepentingan masing-masing akan meningkat mengingat adanya berbagai kerjasama antarkedua negara dan pandangan umum mengenai isu-isu regional dan interansional.

Tanzania terletak di Afrika Timur dan ekonomi negara ini bertumpu pada pertanian dan ekspor produksi hasil pertanian seperti kebanyakan negara Afrika lainnya.

Antara tahun 1880-1919, Tanzania menjadi jajahan Jerman kemudian dijajah oleh Inggris hingga tahun 1964.

9 Desember merupakan hari kemerdekaan Tanzania dari penjajahan Inggris.