
کمالوندی
Kekerasan Polisi AS, Pemicu Kematian Pemuda Kulit Hitam
Rekaman video sebelum kematian pemuda kulit hitam menunjukkan perilaku buruk polisi Amerika Serikat terhadap tawanan tersebut.
Menurut laporan Press TV, rekaman video yang dirilis Selasa (8/12) menunjukkan bahwa kekerasan polisi menjadi sebab kematian Philip Coleman di tahun 2012, di kota Chicago.
Sementara itu, pejabat Chicago menyebutkan bahwa Coleman meninggal saat dibawa ke rumah sakit dan tengah mendapat perawatan.
Pejabat Chicago mengklaim bahwa rekaman video tersebut tidak menunjukkan bentuk perlakukan terhadap Coleman di penjara.
Sementara itu, sejumlah rekaman menunjukkan bahwa Coleman di tarik di atas tanah dalam kondisi terikat kedua tangannya.
Coleman dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami kekerasan di penjara dan kemudian meninggal dunia.
Ia ditangkap tahun 2012 di sebuah konflik keluarga.
Menlu Iran Khawatirkan Aktivitas ISIS di Afghanistan
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran mengatakan, masuknya elemen-elemen penyebab instabilitas baru dengan berbagai nama terutama kelompok teroris ISIS akan menimbulkan perpecahan internal dalam kelompok Taliban Afghanistan dan kemungkinan pemanfaatan kondisi itu oleh ISIS telah menimbulkan kekhawatiran.
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran mengatakan, masuknya elemen-elemen penyebab instabilitas baru dengan berbagai nama terutama kelompok teroris ISIS akan menimbulkan perpecahan internal dalam kelompok Taliban Afghanistan dan kemungkinan pemanfaatan kondisi itu oleh ISIS telah menimbulkan kekhawatiran.
Muhammad Javad Zarif mengungkapkan hal itu dalam Konferensi Heart of Asia ke-5 di Islamabad, ibukota Pakistan, Rabu (9/12/2015) seperti dilansir IRNA.
Ia menambahkan, kelompok-kelompok teroris tidak boleh dibiarkan menjadikan Afghanistan sebagai arena petualangansnya.
Amat disayangkan, kata Zarif, sejumlah negara masih berpikir untuk memanfaatkan ekstremisme dan terorisme sebagai modal untuk mencapai tujuan-tujuan jangka pendek dan mereka sebenarnya telah lalai dengan fakta-fakta yang telah berulangkali teruji.
"Hari ini ekstremisme, terorisme dan narkotika merupakan tantangan dan ancaman besar bagi Afghanistan, kawasan dan dunia. Sayangnya kelompok-kelompok ini di Afghanistan sedang berusaha memperluas pengaruhnya," ujarnya.
Zarif menjelaskan, Iran di semua periode sulitnya, selalu bersama rakyat dan pemerintah Afghanistan, dan negara ini juga melanjutkan pendekatan ini hingga sekarang, yaitu ketika mereka telah memulai babak baru dengan kehidupan politiknya menyusul terbentuknya Pemerintahan Persatuan Nasional Afghanistan.
Ia menegaskan, Iran meyakini bahwa keamanan, kemakmuran dan kemandirian Afghanistan akan menyediakan kepentingan-kepentingan negara kawasan khususnya Iran yang memiliki hubungan luas dengan Afghanistan.
Zarif tiba di Pakistan pada Selasa dalam rangka berpartisipasi dalam Konferensi Heart of Asia ke-5.
Konferensi tersebut digelar selama dua hari di Islamabad dan bertujuan untuk memperluas kerjasama guna membantu penyelesaian persoalan dan memperbaiki situasi keamanan Afghanistan.
Iran-Rusia Tekankan Pemberantasan Serius terhadap Terorisme
Wakil Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran untuk Urusan Arab dan Afrika dan Utusan Khusus Presiden Rusia untuk Urusan Timur Tengah menekankan pentingnya pemberantasan kelompok-kelompok teroris berdasarkan standar internasional.
Hossein Amir-Abdollahian dan Mikhail Bogdanov menegaskan hal itu dalam percakapan telepon pada Rabu (9/12/2015) ketika berdialog mengenai transformasi terbaru di Timur Tengah khususnya situasi Suriah, Yaman dan Lebanon.
Keduanya mengevaluasi perkembangan terbaru terkait dengan perundingan internasional ketiga tentang Suriah dan cara-cara penguatan proses politik di negara ini berdasarkan kesepakatan semua pihak.
Amir-Abdollahian dan Bogdanov juga membicarakan transformasi di Yaman. Menurut mereka, penguatan proses politik dan dialog Yaman-Yaman sebagai cara tunggal untuk mengakhiri krisis di negara ini.
Mereka juga menyambut upaya Utusan Khusus PBB untuk Yaman guna memberlakukan gencatan senjata pada tanggal 15 Desember.
Belasan Anggota Blackwater Tewas di Yaman
Beberapa pasukan asing yang merupakan anggota perusahaan keamanan swasta Amerika Serikat, Blackwater dilaporkan tewas dalam bentrokan di Yaman selatan.
Menurut situs al-Masirah, tujuh anggota Blackwater tewas dalam bentrokan militer dan pasukan komite rakyat Yaman dengan pasukan yang berafiliasi dengan Arab Saudi di Provinsi Taiz.
Dua orang dari mereka adalah warga Inggris, di mana salah satunya merupakan kolonel Angkatan Udara Pengawal Istana, dan seorang lagi merupakan warga Perancis.
Sebelumnya, lebih dari enam warga Kolombia dan komandan mereka yang berasal dari Australia juga tewas dalam bentrokan dengan militer dan pasukan rakyat Yaman di kamp al-Amri di Provinsi Taiz. Mereka juga anggota Blackwater.
Arab Saudi selama ini telah menggunakan pasukan asing untuk menyerang militer dan pasukan rakyat Yaman.
Agresi koalisi Arab pimpinan Arab Saudi ke Yaman yang dimulai pada 26 Maret 2015 telah merenggut nyawa ribuan orang dan melukai belasan ribu lainnya.
Serangan militer pasukan asing ke Yaman juga telah merusak infrastruktur penting negara ini.
Sadeq Larijani: AS dan Eropa Terlibat Lahirkan ISIS
Kepala Lembaga Kehakiman Iran mengatakan, semua tahu Amerika Serikat, Eropa dan beberapa negara kawasan terlibat dalam pembentukan ISIS dan memberi dukungan dana dan politik pada kelompok teroris itu.
IRIB News (16/11) melaporkan, Ayatullah Sadeq Amoli Larijani, Senin (16/11) dalam pertemuan dengan petinggi Lembaga Kehakiman Iran mempertanyakan pihak-pihak yang sebenarnya terlibat dalam kelahiran ISIS dan dalam lingkungan seperti apa kelompok teroris itu tumbuh.
“ISIS dan Salafi telah melancarkan aksi-aksi teror baru dan memasuki fase baru dalam membantai rakyat Yaman dan Lebanon. Warga tidak berdosa kedua negara itu mereka bantai di masjid-masjid dan tempat-tempat keramaian,” ujarnya.
Larijani juga menyinggung aksi teror Jumat malam di ibukota Perancis dan menuturkan, “Kelompok Takfiri ISIS dan Salafi di Paris melakukan aksi teror brutal dan aksi semacam ini layak dikecam, sebagaimana sudah dilakukan oleh para pejabat Iran.”
Ia menambahkan, “Para teroris sedang berusaha menciptakan kevakuman kekuatan di Irak dan Suriah serta beberapa negara lain, sehingga bisa mengejar ambisi-ambisi anti-kemanusiaannya.”
Lebih lanjut Larijani menjelaskan, “Para teroris di Irak ingin memecah belah negara itu, di Yaman, kejahatan-kejahatan yang dilakukan Saudi juga untuk menciptakan kekosongan, sehingga ISIS bisa dipindahkan ke negara itu, yang sebelumnya diisi oleh Al Qaeda.”
Ia menegaskan, “Aksi-aksi teroris itu didukung negara-negara Arab kawasan yang di negaranya sama sekali tidak mengenal kebebasan dan demokrasi, namun terus mengklaim dukungannya untuk membela hak-hak rakyat.”
Iran: Pemilu Merupakan Solusi Efektif untuk Akhiri Konflik Suriah
Seorang pejabat senior Iran menyatakan penyelenggaraan pemilu yang demokratis di Suriah adalah solusi efektif untuk mengakhiri empat setengah tahun konflik di negara Arab itu.
"Menggelar pemilu membutuhkan persiapan termasuk diakhirinya perang, kontrol perbatasan dan pemilahan kelompok oposisi dari kelompok teroris," kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Arab dan Afrika Hossein Amir-Abdollahian, pada Senin (16/11/2015).
Ditambahkannya bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad adalah "presiden sah" Suriah, dan menekankan bahwa proses politik tidak harus memutuskan apakah dia bisa ikut dalam pemilu mendatang.
Menurutnya, itu semua terserah kepada Assad untuk memutuskan apakah ia akan ikut dalam pemilu, seraya mengatakan "itu adalah hak rakyat Suriah untuk memutuskan apakah akan memilihnya atau tidak."
Amir-Abdollahian, yang menghadiri perundingan membahas Suriah, pada hari Sabtu di ibukota Austria, Wina, sebagai delegasi Iran, menilai pertemuan tersebut positif namun menekankan bahwa para peserta memiliki pandangan yang berbeda dalam masalah ini.
Putaran terbaru perundingan Suriah yang digelar pada tanggal 14 November merupakan kelanjutan dari perundingan serupa pada 30 Oktober di ibukota Austria, dihadiri perwakilan dari 17 negara, termasuk Iran, serta utusan dari PBB dan Uni Eropa.
Pada akhir putaran perundingan kedua itu, PBB merilis pernyataan bersama atas nama peserta, dan menegaskan Suriah harus membentuk pemerintahan transisi dalam enam bulan mendatang serta menggelar pemilu dalam 18 bulan kemudian.(
Iran Mulai Manuver Militer AD di Timur Laut Negara Itu
Tahap ketiga manuver militer Muhammad Rasulullah Saw Angkatan Darat Iran, hari ini Selasa (17/11) dimulai di Timur Laut Iran.
Brigjen Ahmad Reza Pourdastan, Komandan AD Iran (17/11) mengumumkan, “Manuver militer dua hari di Torbat Jam, pada tahap aslinya, seiring dengan penembakan artileri berat, unit lapis baja dan infanteri, tembakan udara dan darat ke posisi musuh, menandai dimulainya operasi pertahanan darat.”
Ia menambahkan, “Operasi helikopter dan anti-helikopter serta operasi perang baru oleh unit tempur terkini, Divisi 177, termasuk program tahap ketiga manuver Muhammad Rasulullah Saw, AD Iran.”
Komandan AD Iran menjelaskan, “Manuver ini digelar dalam dua arah dan terkontrol dengan menggunakan perlengkapan dan senjata-senjata produk dalam negeri di wilayah Timur Laut Iran.”
Menurut Pourdastan, manuver militer Muhammad Rasulullah Saw bersandar pada tiga strategi, meningkatkan kemampuan tempur, mencapai kesiapan pertahanan dan deterensi dengan arahan, serta pengawasan dan perencanaan pangkalan Timur Laut, AD Iran.
Rouhani: ISIS Ingin Sebarkan Islamphobia
Presiden Republik Islam Iran, Hassan Rouhani mengatakan, teroris ISIS berusaha menisbatkan dirinya dengan Islam, padahal tujuan mereka adalah untuk menciptakan gelombang Islamphobia. Padahal menurut Rouhani, Islam adalah agama yang menentang keras aksi-aksi terorisme.
Saat berbicara di sidang Dewan Tinggi Revolusi Budaya Selasa (17/11) sore, Rouhani menandaskan, “Islam adalah agama rahmat dan perdamaian. Oleh karena itu, jangan biarkan aksi-aksi seperti ini khususnya di Eropa dan Amerika Serikat yang menjadi tempat berteduh sejumlah besar umat Muslim, memicu eskalasi Islamphobia.”
Presiden Iran menambahkan, “Sangat disayangkan anak-anak, perempuan dan warga sipil yang tak berdosa menjadi korban utama aksi terorisme dan sangat penting dibentuk persatuan serta tekad global untuk memerangi kejahatan seperti ini.”
Seraya mengisyaratkan bahwa Republik Islam Iran selama bertahun-tahun menekankan pentingnya perang global terhadap fenomena buruk terorisme di tingkat dunia, Rouhani mengungkapkan, “Iran sebagai negara yang menjadi korban terorisme, mengutuk aktivitas terorisme dan pembantaian manusia tak berdosa serta serius memerangi aktivitas terorisme.”
Presiden Iran juga menegaskan urgensitas perang lebih serius terhadap terorisme. “Harus diselidiki dari mana ISIS mendapat suplai dana dan senjata guna melangsungkan aksi terornya,” papar Rouhani.
Iran-Rusia Perkuat Kerjasama Sains dan Teknologi
Sebuah delegasi Rusia tiba di Tehran untuk membahas mekanisme perluasan kerjasama dengan Republik Islam Iran di bidang sains dan teknologi.
Deputi Urusan Internasional Kepresidenan Iran di Bidang Sains dan Teknologi, Ali Mortaza Birang pada Selasa (17/11/2015) mengatakan, rombongan yang berjumlah tujuh orang itu dipimpin langsung oleh wakil perdana menteri Rusia dan mereka datang untuk mengikuti pertemuan kedua Komisi Tinggi Kerjasama Teknologi Iran-Rusia.
“Bersamaan dengan pertemuan itu, Iran dan Rusia akan menggelar pertemuan komisi kerjasama di bidang antariksa, nano teknologi, bioteknologi dan energi,” tambahnya.
Pertemuan pertama Komisi Tinggi Kerjasama Teknologi Iran-Rusia digelar di Moskow pada akhir musim panas 2015. Pertemuan itu dihadiri oleh Sorena Sattari, Wakil Presiden Iran bidang sains dan teknologi.
Hodhod 3, Drone Multirotor Iran, Mulai Diterbangkan
Pesawat tanpa awak “Hodhod 3” buatan para pakar dan peneliti Iran akan mulai diterbangkan di wilayah udara negara itu.
IRNA (17/11) melaporkan, pesawat tanpa awak VTOL (lepas landas dan mendarat secara vertikal) Hodhod dilengkapi tiga kamera pengintai dan mampu melakukan lepas landas juga pendaratan secara vertikal tanpa landasan.
Drone multifungsi termasuk, pengintaian dan pengawasan, penyelamatan dan pemotretan akan dipamerkan hari ini, Selasa (17/11) dengan dihadiri oleh Sorena Sattari, Wakil Presiden Iran urusan sains dan teknologi.
Mostafa Hassan Panah, Juru Bicara perusahaan berbasis sains, Fateh Aseman Sharif, terkait karakteristik drone Hodhod 3 kepada IRNA menuturkan, “Desain dan produksi drone ini dimulai akhir tahun lalu, dan pengerjaannya selesai dalam waktu delapan bulan.”
Hassan Panah menambahkan, “Hodhod 3 adalah sebuah multirotor elektronik (memiliki baling-baling multi) tanpa awak yang mampu mengangkut beban seberat tiga kilogram. Beban itu dapat berupa berbagai jenis kamera infra merah atau kamera thermal atau beban-beban lainnya.”
Jubir perusahaan Fateh Aseman Sharif menyebut suaranya yang rendah dan kontinuitas terbang yang tinggi, sebagai karakteristik lain drone produk Iran itu.