کمالوندی

کمالوندی

Ayat ke 69

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ï»┘ÄÏ«┘Ä┘ä┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Ä Ïó┘Ä┘ê┘Ä┘ë ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ïú┘ÄÏ«┘ÄϺ┘ç┘Å ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ«┘Å┘ê┘â┘Ä ┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ¿┘ÆÏ¬┘ÄϪ┘ÉÏ│┘Æ Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (69)

 

Artinya:

Dan tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf. Yusuf membawa saudaranya (Bunyamin) ke tempatnya, Yusuf berkata: "Sesungguhnya aku (ini) adalah saudaramu, maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang telah mereka kerjakan".(12: 69)

 

Dalam pembicaraan lalu telah disebutkan bahwa Nabi Ya'qub as pada akhirnya rela membiarkan putranya Benyamin pergi ke Mesir bersama saudara-saudaranya untuk mengambil saham dan bagiannya. Ayat tadi mengatakan,"Sewaktu mereka masuk untuk menemui Yusuf, maka Yusuf pun melakukan langkah-langkah tertentu untuk dapat berbicara secara terpisah dengan Benyamin. Yusuf pun mengenalkan dirinya kepada saudaranya seibu ini agar ia tidak lagi bersedih dan cemas. Karena Benyamin sendiri merasa khawatir terhadap perilaku saudara-saudaranya, dan takut bahwa dia pun akan mengalami nasib seperti Yusuf dan terpisah dari ayahnya. Karena itu Yusuf menarik kepercayaan Benyamin dan memintanya agar mau tinggal bersama Yusuf, dan Benyamin pun menerima.

 

Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1.Bohong memang tidak boleh dan terlarang, akan tetapi kadang kala seseorang tidak perlu menjelaskan setiap kebenaran. Selama Yusuf memandang tidak ada perlunya, maka beliau tidak memperkenalkan diri kepada saudara-saudaranya, dan mengungkapkan rahasia ini hanya kepada satu dari semua saudara beliau.

2. Setiap kali anda mendapat nikmat, maka lupakanlah kepahitan masa lalu. Tatkala Yusuf dan Benyamin saling bertemu, mereka pun melupakan semua kesedihan masa lalu.

 

Ayat ke 70

 

┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ϼ┘Ä┘ç┘æ┘ÄÏ▓┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¿┘Éϼ┘Ä┘ç┘ÄϺÏ▓┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ï¼┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘É┘é┘ÄϺ┘è┘ÄÏ®┘Ä ┘ü┘É┘è Ï▒┘ÄÏ¡┘Æ┘ä┘É Ïú┘ÄÏ«┘É┘è┘ç┘É Ï½┘Å┘à┘æ┘Ä Ïú┘ÄÏ░┘æ┘Ä┘å┘Ä ┘à┘ÅÏñ┘ÄÏ░┘æ┘É┘å┘î Ïú┘Ä┘è┘æ┘ÄϬ┘Å┘ç┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ÆÏ╣┘É┘èÏ▒┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄÏ│┘ÄϺÏ▒┘É┘é┘Å┘ê┘å┘Ä (70)

 

Artinya:

Maka tatkala telah disiapkan untuk mereka bahan makanan mereka, Yusuf memasukkan piala (tempat minum) ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan: "Hai kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri".(12: 70)

 

Nabi Yusuf bermaksud menahan Benyamin di sisinya, sehingga dengan cara itu maka dalam perjalanan berikutnya saudara-saudara Yusuf akan terpaksa membawa ayah mereka ke Mesir. Sebelum itu beliau telah membicarakan masalah ini dengan Benyamin bahwa ia telah merancang suatu siasat, sebagaimana ketika beliau mengembalikan harga gandum yang mereka serahkan, agar mereka kembali dengan saudaranya. Kali ini siasat Yusuf as dilakukan dengan memasukkan sebuah bejana berharga mahal ke dalam karung gandum milik Benyamin. Para pegawai Yusuf as yang tidak mengerti tentang masalah ini, dengan sendirinya menganggap mereka itu telah mencuri bejana tersebut, ketika mereka menyadari bahwa salah satu bejana milik kerajaan telah hilang.

 

Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Merancang dan menciptakan kondisi tertentu untuk suatu maslahat yang lebih penting adalah sesuatu yang boleh dilakukan, dengan syarat tidak ada kezaliman terhadap seseorang, sedangkan orang tak berdosa, yang akan ditampilkan sebagai korban dalam rencana tersebut, sudah diberitahu sebelumnya.

2. Kita harus senantiasa berhati-hati dan teliti terhadap teman-teman satu rombongan dan orang-orang yang bersama kita. Karena dengan adanya seorang yang berbuat kesalahan, maka masyarakat akan memandang seluruh anggota rombongan tersebut telah berbuat salah.

 

Ayat ke 71-72

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘é┘ÆÏ¿┘Ä┘ä┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ ┘à┘ÄϺÏ░┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘ü┘Æ┘é┘ÉÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä (71) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘å┘Ä┘ü┘Æ┘é┘ÉÏ»┘Å ÏÁ┘Å┘ê┘ÄϺÏ╣┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘Ä┘ä┘É┘â┘É ┘ê┘Ä┘ä┘É┘à┘Ä┘å┘Æ Ï¼┘ÄϺÏí┘Ä Ï¿┘É┘ç┘É Ï¡┘É┘à┘Æ┘ä┘Å Ï¿┘ÄÏ╣┘É┘èÏ▒┘ì ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘ÄϺ Ï¿┘É┘ç┘É Ï▓┘ÄÏ╣┘É┘è┘à┘î (72)

 

Artinya:

Mereka menjawab, sambil menghadap kepada penyeru-penyeru itu: "Barang apakah yang hilang dari pada kamu?"(12: 71)

 

Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya". (12: 72)

 

Para petugas kerajaan yang telah memahami bahwa bejana milik kerajaan, yang dipakai untuk menakar gandum telah hilang, segera memeriksa barang-barang milik rombongan saudara-saudara Yusuf. Sementara itu untuk menyemangatkan para pegawainya, Yusuf mengumumkan bahwa siapa yang menemukan kembali bejana tersebut, akan mendapat hadiah bahan makanan seberat beban seekor unta dan beliau  sendiri yang akan menjaminnya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Menentukan hadiah guna menumbuhkan semangat persaingan dan mendorong orang-orang untuk melakukan pekerjaan yang konstruktif, merupakan sesuatu yang diterima oleh Allah dan sunnah para nabi.

2. Hadiah haruslah sesuai dengan kondisi dan tuntutan zaman; bukan sekedar basa-basi yang tidak ada manfaatnya. Pada masa paceklik maka sebaik-baik hadiah adalah bahan makanan (gandum) seberat beban muatan seekor unta.

 

Ayat ke 73

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ϭ┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘É┘à┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ ϼ┘ÉϪ┘Æ┘å┘ÄϺ ┘ä┘É┘å┘Å┘ü┘ÆÏ│┘ÉÏ»┘Ä ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘â┘Å┘å┘æ┘ÄϺ Ï│┘ÄϺÏ▒┘É┘é┘É┘è┘å┘Ä (73)

 

Artinya:

Saudara-saudara Yusuf menjawab "Demi Allah sesungguhnya kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk membuat kerusakan di negeri (ini) dan kami bukanlah para pencuri".(12: 73)

 

Sewaktu saudara-saudara Yusuf menyadari bahwa mereka dituduh telah mencuri, maka mereka pun membela diri danberkata, "Kami sebelumnya juga pernah datang ke negeri ini, dan kami tidak berbuat sedikit pun pencurian dan kejahatan. Mengapa kalian memperlakukan kami semacam ini? Kalian pun tahu bahwa kami bukan orang-orang yang melakukan perbuatan semacam ini!

 

Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1.Masa lalu yang baik, merupakan bukti kebaikan seseorang. Kecuali jika terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa orang tersebut telah berbuat kejahatan.

2. Pencurian adalah salah satu perbuatan merusak di atas bumi yang dapat mengakibatkan rusaknya kehidupan masyarakat di sebuah kawasan.

Berteman dengan Orang Buruk

 

Allah Swt berfirman, "Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, ÔÇÿAduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.' Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Quran ketika al-Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia." (QS. al-Furqan: 27-29)

 

Berteman dengan orang lain merupakan satu ciri khas manusia, sehingga setiap orang dalam kehidupan sosialnya pasti mencari dan memilih teman. Biasanya orang yang memiliki kemampuan lebih dalam menciptakan hubungan dengan orang lain lebih sukses dan secara kejiwaan lebih sedikit dalam menghadapi masalah. Tapi ada satu hal yang lebih penting dari sekadar memilih teman dan itu adalah memilih teman yang benar. Karena satu dari variabel penting yang mempengaruhi sikap dan keputusan seseorang adalah teman. Dalam hadis disebutkan bahwa bila engkau ingin mengenal seseorang, maka perhatikan siapa temannya.[1]

 

Ungkapan hadis ini menunjukkan pengaruh penting teman terhadap seseorang dan pengalaman menjadi bukti dari semua ini. Mereka yang melewati jalan kehidupan ini dengan baik biasanya orang-orang yang memiliki teman yang baik. Sementara para pelaku kejahatan sampai pada perbuatan itu diakibatkan memiliki teman yang tidak baik.

 

Di sini, al-Quran memperingatkan manusia dalam memilih teman. Dalam ayat 27 hingga 29 surat al-Furqan, Allah Swt mengingatkan nasib orang yang setelah beriman kepada Nabi Muhammad Saw dan menerima al-Quran, akhirnya menolak al-Quran dikarenakan pengaruh teman yang tidak beriman. Ia tidak lagi mengikuti wahyu dan Rasulullah Saw, tapi dipengaruhi oleh perasaan pertemanan dan akhirnya mengikuti ucapan tidak logis dan berdasar temannya. Dikarenakan teman yang tidak benar, seseorang akhirnya memilih kesesatan, ketimbang hidayah. Orang ini di Hari Kiamat akan menyesali pilihannya ini, tapi pada waktu itu penyesalan sudah tidak berguna.

 

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa teman yang tidak baik saat ini akan menjadi bahaya yang mengancam seseorang di kemudian hari dan mempengaruhi nasibnya.[2] Ayat ini juga menjelaskan tentang parameter teman yang buruk, dimana ia senantiasa mengajak orang lain kepada kesesatan dan kebodohan. Bila seseorang melihat teman atau kelompok yang diikutinya ada ciri khas melupakan Allah dan ajaran ilahi serta setiap harinya mengajaknya untuk berbuat dosa lebih besar, maka ketahuilah bahwa akhir dari pertemanan itu adalah kesesatan dan hanya menyisakan penyesalan. Setiap orang yang melihat mereka harus segera meninggalkan pertemanan dengan orang-orang seperti ini,[3] sehingga ia tidak menjadi contoh ayat ini dan di Hari Kiamat hanya bisa berkata, "Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku)."

 

Sekaitan dengan masalah ini ada ayat lain yang membahas, "Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." (QS. az-Zukhruf: 67)

 

Sesuai dengan ayat ini, Allah Swt mengingatkan hanya pertemanan yang berdasarkan ketakwaan yang tidak memiliki akhir buruk dan menyebutkan bahwa pertemanan tanpa takwa akan berubah menjadi permusuhan. Oleh karenanya, semua pertemanan yang berdasarkan hawa nafsu, kenikmatan seksual non syariat, tujuan ekonomi dan menjarah akan berubah menjadi musuh terburuk di Hari Kiamat. Selain masalah hari akhir, di dunia ini saja pertemanan yang tidak berdasarkan ketakwaan biasanya akan menjadi permusuhan hanya dengan munculnya sedikit perbedaan, dimana cepat atau lambat akan muncul di antara keduanya.

 

Sumber: Hoshdar-ha va Tahzir-haye Qorani, Hamid Reza Habibollahi, 1387 Hs, Markaz-e Pajuhesh-haye Seda va Sima.

Ayat ke 66

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ä┘Ä┘å┘Æ Ïú┘ÅÏ▒┘ÆÏ│┘É┘ä┘Ä┘ç┘Å ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï¡┘ÄϬ┘æ┘Ä┘ë Ϭ┘ÅÏñ┘ÆÏ¬┘Å┘ê┘å┘É ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ½┘É┘é┘ïϺ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ä┘ÄϬ┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘Å┘å┘æ┘Ä┘å┘É┘è Ï¿┘É┘ç┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÅÏ¡┘ÄϺÏÀ┘Ä Ï¿┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ïó┘ÄϬ┘Ä┘ê┘Æ┘ç┘Å ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ½┘É┘é┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘à┘ÄϺ ┘å┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å ┘ê┘Ä┘â┘É┘è┘ä┘î (66)

 

Artinya:

Ya'qub berkata: "Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh". Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Ya'qub berkata: "Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini)".(12: 66)

 

Pada pembahasan lalu telah disebutkan bahwa guna mendapatkan hak membeli gandum tahap kedua, anak-anak Ya'qub as harus membawa saudara terkecil mereka, yaitu Benyamin. Akan tetapi karena sebagaimana Yusuf, Benyamin pun selalu dihasudi oleh saudara-saudara mereka, maka Nabi Ya'qub as mencemaskan kepergian saudara Yusuf seibu ini, bersama saudara-sadaranya yang lain. Akan tetapi Ya'qub as merasa tidak ada cara lain untuk mendapatkan hak Benyamin kecuali mengirimnya bersama saudara-saudaranya ke Mesir.

 

Karena itu beliau as meminta kepada anak-anaknya agar berjanji atas nama Allah, dan bersumpah bahwa mereka akan menjaga keselamatan Benyamin dan akan mengembalikannya ke rumah dalam keadaan baik dan selamat; kecuali bila terjadi peristiwa yang menimpa semuanya.  Mereka pun bersumpah di depan Ayah mereka, lalu Nabi Ya'qub berkata, "Kalian jangan menyangka bahwa ucapan ini suatu perkara yang sederhana. Ini adalah sumpah dimana Allah akan memberikan sangsi berat kepada kalian, jika kalian melanggarnya. Dan Allah Maha Mengetahui semua apa yang kita ucapkan ini."

 

Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Mengambil janji yang kuat untuk menciptakan kepercayaan untuk melaksanaan suatu tugas penting, merupakan metode yang telah dicontohkan di dalam al-Quran.Dalam melaksanakan urusan-urusan sosial dan membuat kontrak, seharunya seorang muslim melakukannya dengan didukung oleh dokumen-dokumen yang kuat, dimana yang paling sederhananya ialah sumpah.

2. Dalam melakukan urusan-urusan penting, hendaknya kita berhati-hati dan memiliki sandaran undang-undang dan hukum yang kuat. Akan tetapi yang demikian itu jangan sampai melalaikan kita dari tawakkal kepada Allah Swt.

 

Ayat ke 67

 

┘ê┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ Ï¿┘Ä┘å┘É┘è┘æ┘Ä ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ»┘ÆÏ«┘Å┘ä┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ï¿┘ÄϺϿ┘ì ┘ê┘ÄϺϡ┘ÉÏ»┘ì ┘ê┘ÄϺϻ┘ÆÏ«┘Å┘ä┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ¿┘Æ┘ê┘ÄϺϿ┘ì ┘à┘ÅϬ┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘æ┘É┘é┘ÄÏ®┘ì ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘ÅÏ║┘Æ┘å┘É┘è Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ÏÑ┘É┘å┘É Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘Å┘â┘Æ┘à┘Å ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘ä┘É┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ï¬┘Ä┘ê┘Ä┘â┘æ┘Ä┘ä┘ÆÏ¬┘Å ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘ü┘Ä┘ä┘Æ┘è┘ÄϬ┘Ä┘ê┘Ä┘â┘æ┘Ä┘ä┘É Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÅϬ┘Ä┘ê┘Ä┘â┘æ┘É┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (67)

 

Artinya:

Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri".(12: 67)

 

Sewaktu putra-putra Ya'qub berangkat pergi ke Mesir, Nabi Ya'qub berpesan kepada mereka satu hal, yaitu hendaknya mereka tidak masuk ke Mesir melalui satu pintu gerbang. Karena jika mereka masuk dari satu pintu, maka bisa jadi, jika mereka masuk secara bersama-sama, akan menarik perhatian masyarakat dan membangkitkan sensitifitas mereka, atau kecurigaan dan buruk sangka mereka.

 

Oleh sebab itu Ya'qub as berpesan agar mereka masuk melalui pintu yang berbeda-beda, sehingga kemungkinan-kemungkinan buruk itu akan terhindar. Akan tetapi Nabi Ya'qub as mengingatkan bahwa yang demikian itu bukan berarti akan mencegah keputusan Allah swt terhadap mereka. Karena jika Allah telah memutuskan sesuatu maka keputusan itulah yang akan berlaku, dan kita tidak akan dapat mencegahnya. Akan tetapi kita tetap berusaha seraya bertawa\kkal kepada Allah, bahwa hanya keputusan Allah-lah yang akan berlaku.

 

Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Mengatur dan merencanakan segala urusan adalah perlu, namun yang demikian itu bukan berarti bahwa keinginan dan kehendakkita pasti akan terjadi. Sesuatu yang pada akhirnya akan terjadi, tak lain adalah keinginan dan ketetapan Allah.

2. Kita harus bertawakal hanya kepada Allah.Karena Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu dan sebaik-baik pelindung.

 

Ayat ke 68

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ï»┘ÄÏ«┘Ä┘ä┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ï¡┘Ä┘è┘ÆÏ½┘Å Ïú┘Ä┘à┘ÄÏ▒┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘ÄÏ¿┘Å┘ê┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘è┘ÅÏ║┘Æ┘å┘É┘è Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï¡┘ÄϺϼ┘ÄÏ®┘ï ┘ü┘É┘è ┘å┘Ä┘ü┘ÆÏ│┘É ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘é┘Å┘êÏ¿┘Ä ┘é┘ÄÏÂ┘ÄϺ┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘ÄÏ░┘Å┘ê Ï╣┘É┘ä┘Æ┘à┘ì ┘ä┘É┘à┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘à┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘æ┘Ä Ïú┘Ä┘â┘ÆÏ½┘ÄÏ▒┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘É ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (68)

 

Artinya:

Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Ya'qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.(12: 68)

 

Ayat ini sekali lagi menekankan bahwa apa yang telah dipesankan oleh Ya'qub as dan telah dilaksanakan oleh putra-putra beliau, tidak akan mampu mencegah kehendak Allah, dan yang demikian itu hanya merupakan pelaksanaan keinginan Ya'qub as, yang dengan demikian maka keinginannya itu telah terpenuhi. Ketika mengetahui bahwa anak-anaknya telah melaksanakan pesannya dengan baik, maka beliau pun merasa puas dan tenang hati. Lanjutan dari ayat inimengatakan, bahwa pesan ini dan pesan-pesan beliau yang lain, beliau berikan berdasarkan pengetahuan yang beliau peroleh dari Allah Swt, sebagai seorang nabi. Karena Allah Swt membeirkan pengetahuan-pengetahuan khusus kepada para nabi-Nya, yang tidak diberikan kepada orang lain.

 

Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Doa dan hajat para auliya Allah pasti terkabulkan. Karena mereka ini tidak menginginkan apa pun kecuali hal-hal yang diinginkan pula oleh Allah.

2. Kebanyakan manusia melihat dan memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi hanya melalui sebab-sebabnya yang tampak secara lahiriyah. Sementara mereka tidak memahami sebab-sebab gaib dan melalaikan kehendak Allah Swt.

Minggu, 01 Juni 2014 06:10

Pentingnya Pernikahan dalam Islam

Masalah pernikahan dalam Islam merupakan masalah yang sangat penting. (12/12/1362) Meskipun secara syariat tidak termasuk dalam kewajiban, namun benar-benar dianjurkan sehingga manusia memahami bahwa Allah Swt sangat menekankan masalah ini. Mengapa pernikahan termasuk masalah yang sangat penting? Karena ia merupakan sebuah kebutuhan alami. Karena Islam menilai penting akan kebutuhan alami manusia, Islam harus menetapkan jalan yang sehat untuk memenuhi kebutuhan ini dan telah menetapkannya yaitu pernikahan. (19/12/1362) Baik wanita maupun pria memiliki kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini  tidak bisa tanpa aturan. Tidak bisa dibiarkan liar. Tidak bisa dibiarkan tanpa batasan. Ia memerlukan batasan dan itu adalah pernikahan. Itulah mengapa Rasulullah Saw bersabda, "Man Tazawwaja Ahraza Nishfa Dinihi", "Barangsiapa yang menikah maka ia telah menjaga setengah dari agamanya." Pada bagian yang mana setengah agama telah dijaganya? Pada bagian yang akan terancam oleh kecenderungan seksual. Kecenderungan seksual bisa menghancurkan agama banyak orang, bisa memunculkan masalah pada banyak orang dan dapat menyesatkan banyak orang. Cara mencegahnya adalah kebutuhan seksual ini harus dipenuhi dan juga jangan sampai ditumpas. Lantas bagaimana caranya? Dengan kaidah dan undang-undang yakni pernikahan. Lihatlah bagaimana pentingnya pernikahan! (12/12/1362)

 

Yang demikian ini juga bukan khusus manusia saja, karena ikatan dua makhluk merupakan perantara kelanjutan hidup. Makna ini ada pada tumbuhan dan juga hewan, sebagaimana ada juga pada manusia. Hanya saja karena manusia mendapatkan kelebihan akal dan kehendak dari Allah, untuk ikatan pernikahannya telah ditetapkan aturan dan acara. Aturan dan acara ini untuk menunjukkan betapa pentingnya peristiwa ikatan dua makhluk dan ikatan antara dua hati dan menciptakan sebuah lembaga baru dalam lingkungan sosial manusia. Aturan dan acara tersebut juga bukan khusus Islam saja. Tetapi semua bangsa dan agama memiliki aturan dan acara untuk ikatan pernikahan. Tentu saja Islam berusaha untuk lebih menyederhanakan dan mempermudah acara ini. Islam benar-benar menganggap penting masalah pernikahan. Dalam agama Islam, anak gadis dan perjaka pada prinsipnya dianjurkan untuk menikah. Selain dianjurkan untuk membentuk rumah tangga melalui pernikahan juga ditekankan untuk melanjutkan dan mengabadikan ikatan suami dan istri. Ketiga topik ini ditekankan dalam Islam.

 

Terkait pernikahan, diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw melihat seorang pemuda. Karena Rasulullah Saw senang melihat penampilan pemuda tersebut, maka beliau memanggilnya seraya bertanya, "Apakah kamu memiliki pekerjaan? Dia menjawab, "Tidak. Saya seorang pengangguran." Rasulullah Saw bertanya, "Apakah kamu sudah menikah?" Dia menjawab, "Saya juga tidak menikah." Rasulullah Saw berpaling dan berkata, "Saqata Min ÔÇÿAini", pemuda ini telah jatuh dari mataku karena selain dia tidak punya pekerjaan dia juga tidak menikah." Lihatlah bagaimana pentingnya pernikahan. Sehingga tidak melakukannya sama seperti seorang pengangguran yang tercela. Itulah mengapa masalah pernikahan sangat penting dalam pandangan Islam. (13/12/1381)

 

Untuk itu, sangat penting bila kita mau memperhatikan pandangan Islam terkait masalah pernikahan. Terkait masalah pernikahan, yang pertama dalam Islam adalah menganjurkan para pemuda untuk menikah. Betapa bagusnya bila para pemuda menikah dalam usia yang sangat muda, yakni pada saat mereka membutuhkan. Bukan berarti kita tegaskan bahwa semakin cepat semakin baik. Tidak. Ketika merasa membutuhkan, maka hendaknya menikah. Baik anak gadis maupun perjaka. Jangan biarkan mereka melajang sampai lama. (19/12/1362)

 

Rasulullah Saw menegaskan agar para pemuda, baik laki-laki maupun perempuan untuk segera menikah. Tentunya atas dasar kemauan dan pilihan mereka sendiri, bukan pilihan orang lain. Kita sendiri juga harus mensosialisasikan masalah ini di tengah-tengah masyarakat. Para pemuda hendaknya menikah saat mereka belum keluar dari masa mudanya dan dengan semangat yang masih menggebu-gebu. Ini berbeda dengan pemahaman banyak orang yang menganggap bahwa pernikahan di usia muda adalah pernikahan prematur dan tidak akan bisa langgeng. Justru sebaliknya, tidak seperti anggapan orang lain. Bila pernikahan ini dilakukan dengan baik, maka yang ada adalah pernikahan yang sangat langgeng dan baik serta suami-istri benar-benar akan akrab dalam rumah tangga yang demikian ini. (23/12/1379)

 

Perbedaan Pandangan Islam dan Barat Soal Keluarga dan Pernikahan

 

Ketika sebagian orang mengulur usia pernikahannya sampai usia agak tua dan hal ini di Barat dan peradaban Barat dianggap sebagai hal yang wajar dan biasa, maka sebenarnya itu adalah salah dan bertentangan dengan fitrah dan maslahat umat manusia. Hal ini terjadi karena mereka lebih cenderung menjalani kehidupan penuh syahwat dan kebebasan tanpa batas. (26/1/1377) Tradisi sebagian peradaban dan budaya impor yang dimasukkan oleh orang-orang Eropa adalah para pemuda harus menunggu sampai pendidikannya tamat, sampai memiliki pekerjaan, itupun pekerjaannya harus pekerjaan kantor, baru kemudian menikah. Anak-anak gadis juga demikian jangan menikah di permulaan usia baligh, mereka harus menjadi seorang perempuan yang hebat dulu, memiliki pengalaman yang cukup tentang dunia kemudian baru menikah. Ini adalah adat istiadat orang-orang Eropa dan merupakan sesuatu yang sangat buruk. Karena mereka yang mengulur usia pernikahan bukan karena meyakini bahwa para pemuda dalam masa usia muda tidak memiliki kebutuhan seksual. Bukan. Mereka benar-benar tahu dan menerima kalau para pemuda juga memiliki kebutuhan seksual. Hanya saja mereka meyakini bahwa kebutuhan seksual di masa-masa muda harus dipenuhi secara bebas. Yakni sesuatu yang menurut kita adalah kefasadan, kefasikan dan dosa yang merusak kondisi sosial.

 

Itulah mengapa ikatan suami istri Eropa dan orang-orang yang bergaya seperti orang Eropa, tidak memiliki sebuah ikatan pernikahan yang kokoh. Lihatlah rumah tangga orang dahulu; mereka hidup bersama selama enam puluh tahun, lima puluh tahun, tujuh puluh tahun, kemudian bila salah satu dari pasangan tua ini meninggal dunia, maka yang satunya mengalami kesedihan yang berkepanjangan. Fondasi pernikahan keduanya dibangun atas dasar kasih sayang. Keduanya sangat akrab. Sesuatu di luar lingkungan rumah tangga terkait masalah seksual tidak membuat mereka bisa tergoda. Namun suami istri Eropa tidak punya sebuah rumah tangga yang kokoh, cepat hancur dan banyak perceraian. Kalaupun tidak cerai, secara praktis cerai. Suami istri telah menghabiskan masa mudanya. Saya tidak mengatakan semuanya, tapi kebanyakan mereka demikian. Keduanya tidak saling membutuhkan. Kemudian keduanya menikah, lagi pula keduanya tidak terbatas pada lingkungan rumah tangga. Tidak ini dan tidak itu. Yang menyambungkan keduanya adalah sebuah kamar, sebuah apartemen, sebuah kondisi fisik, bukan sebuah perkara spiritual dan sebuah ikatan jiwa. Inilah rumah tangga di Eropa. Pada dasarnya bukan sebuah rumah tangga.

 

Lelaki tua dan perempuan tua yang sudah semakin tua, itupun ketuaan mereka karena cepat tua. Seseorang berusia enam puluh tahun, ia sudah kelihatan sangat tua. Orang ini sudah tidak lagi bisa menikmati hidup. Sementara orang-orang kita yang berusia enam puluh tahun di sini sedang menghitung satu persatu cucu dan cicitnya, sekarang sudah tiga puluh orang, sekarang cucu dan cicitnya sudah menjadi tiga puluh dua orang. Di sana tidak. Di sana berbeda. Karena sejak awal rumah tangga mereka bukan rumah tangga yang berfondasikan kasih sayang, bukan rumah tangga yang berlandaskan keakraban. Sejak awal dengan suasana dingin dan ketidakpedulian dan memang demikian fondasi rumah tangga mereka. Beginilah. Tentu saja saya tidak mengatakan seratus persen mereka demikian atau rumah tangga kita seratus persen akrab dan baik. Tidak. Saya mengatakan bentuk mayoritasnya. Di sini kebanyakan begini. Di sana kebanyakan begitu. Yang begitu itu juga telah diimpor ke Iran dan dimasukkan ke dalam lingkungan Islam. Padahal Islam tidak menerima yang semacam ini. Islam mengatakan tidak. Seorang perempuan dan pria harus memulai pernikahan ketika mereka membutuhkan. Mereka harus membentuk rumah tangga. Mau menunggu apa lagi? Oleh karena itulah dikatakan, "Inna as-Syarra an-Nasi al-Uzzab", Seburuk-buruk manusia adalah mereka yang lajang, baik perempuan maupun pria. Yakni mereka yang membutuhkan istri, mereka yang membutuhkan suami tapi tidak mau menikah, mereka inilah yang disebut lajang, mereka inilah yang paling buruk. (19/12/1362) (IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati)

 

Sumber: Khanevadeh; Be Sabke Sakht Yek Jalaseh Motavval Motavva Dar Mahzar-e Magham Moazzam Rahbari

Minggu, 01 Juni 2014 06:08

Nasihat Imam Husein as: Berinfak

Berinfak

 

Imam Husein berkata:

 

"Wahai manusia! Orang mulia berinfak dan orang hina berlaku kikir. Sesungguhnya manusia yang paling dermawan adalah yang membantu orang lain saat tidak mengharapkannya dan manusia yang paling pemaaf adalah orang yang memaafkan saat ia berkuasa." (Kasyf al-Ghummah Fi Ma'rifah al-Aimmah, jilid 2, hal 29)

 

Menginfakkan yang Disukai

 

Suatu hari Imam Husein as memberi sedekah berupa gula. Ada yang bertanya kepadanya, "Mengapa Engkau memberi sedekah berupa gula?"

 

Imam Husein as menjawab:

 

"Saya menyukai gula dan Allah Swt berfirman, ÔÇÿKamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai." (Abbas Azizi, Fazayel Va Sireh Emam Hossein as Dar Kalame Bozorgan, Qom, Entesharat Salat, 1381 Hs, Cet 6, hal 189)

 

Sebagian orang memberikan sesuatu yang sudah dibutuhkan lagi atau sesuatu yang sudah tidak bernilai kepada orang miskin. Sekalipun itu adalah perbuatan baik, tapi dalam budaya al-Quran dan ajaran Ahlul Bait infak yang hakiki adalah pemberian sesuatu yang paling disukai di jalan Allah kepada orang yang membutuhkan.

 

Perbuatan ini di satu sisi sebagai pembelajaran kepada diri untuk menjauhi dunia dan keinginan hawa nafsu, sementara di sisi lain menghormati orang miskin.

 

Sumber: Pandha-ye Emam Hossein.

Khoja Abdullah Anshari Lahir

 

Tanggal 2 Sya'ban 396 Hijriah, Khoja Abdullah Anshari, ahli fiqih, penyair, dan ulama terkemuka pada abad ke-5 Hijriah, terlahir ke dunia di kota Herat, Afghanistan. Dia dikenal dengan julukan "Pir Herat".

 

Abdullah Anshari banyak meninggalkan karya penulisan bernilai tinggi di bidang sufisme dengan format naratif dan syair, dalam bahasa Arab dan Persia. Karyanya yang paling terkenal adalah "Munajat Nameh", "Mahabbat Nameh", dan "Zadul Arifin". Dia juga menulis sebuah kitab tafsir Al-Quran yang bergaya sastra dan sufisme, sehingga menjadi aliran baru dalam penulisan tafsir Quran. Abdullah Anshari meninggal dunia pada tahun 481 Hijriah.

Organisasi Anjoman Hojjatieh memperluas gerakannya dengan memanfaatkan kecenderungan umum masyarakat pada pemikiran Islam karena berkah kebangkitan 15 Khordad, khususnya para pemuda. Cara menarik anggota dan pertemuan sembunyi-sembunyi organisasi ini memiliki daya tarik tersendiri supaya tenaga-tenaga beragama bergabung bersamanya. Aktivitas organisasi ini -mau tidak mau- sesuai dengan keinginan SAVAK. Energi aktif para pemuda dan orang-orang terpelajar yang mampu menanggung beban perjuangan dipakai untuk mempelajari titik kelemahan ajaran bahaiyat dan cara-cara dakwah untuk melawan ajaran ini.  Para pemuka organisasi ini sama sekali tidak melihat dan tidak menerima bahwa gerakan mereka adalah berjuang melawan obyek yang pada hakikatnya adalah menyimpang dari garis perjuangan. Karena aliran Baha'i merupakan alat mutlak politik di bawah kekuasaan rezim Shah Pahlevi dan merupakan obyek politik Amerika, bukan gerakan akidah dan pemikiran.

 

Bahaya Baha'i dikarenakan anasir gerakan ini berperan sebagai pelaksana program internasional yang dikoordinasi oleh Israel dan sebagai mata-mata dan penjaga kepentingan Israel dan Amerika untuk memata-matai Shah Pahlevi di sumber-sumber sensitif negara. Berjuang melawan mereka secara nyata adalah berjuang melawan faktor-faktornya. Ini adalah satu poin yang tidak pernah ada dalam program organisasi Anjoman Hojjatieh. Itulah mengapa organisasi Hojjatieh sejak pertama didirikannya sampai kemenangan Revolusi Islam Iran selalu aman dari serangan SAVAK.

 

Pada pasal 9 Anggaran Dasar Anjoman Hojjatiyeh disebutkan, "Organisasi tidak akan pernah mencampuri urusan politik." Oleh karena itu, salah satu syarat untuk menjadi anggota adalah menyerahkan perjanjian tertulis bahwa tidak ada campur tangan urusan politik.

 

Dalam dokumen SAVAK yang ditandatangani oleh kepala kantor ketiga disebutkan, "Pengurus organisasi Dakwah Islam (bagian dari organisasi Anjoman Hojjatieh) di pusat, dalam rangka melakukan perjuangan ilmiah meminta kepada SAVAK untuk memberikan bantuan yang diperlukan di bidang ini..."

 

Di dalam dokumen lainnya dengan tanda tangan kepala unit intelijen komite bersama anti huru hara tertulis, "Berdasarkan informasi, Haj Syeikh Mahmoud Zakerzadeh (Tavallai) terkenal dengan sebutan Halabi, sebagai penyelenggara pertemuan ini (organisasi Hojjatieh) ada kerjasama dengan bagian 21 badan intelijen dan keamanan Tehran. Sebaiknya meminta penjelasan kepadanya akan segala informasi terkait pertemuan yang diselenggarakan sebelum memanggil yang lainnya."

 

Pada tahun 1357 Hs ketika Imam Khomeini memboikot pesta hari ketiga dan nisfu Sya'ban karena melakukan protes dan unjuk rasa terhadap kekejaman rezim Shah Pahlevi, organisasi Anjoman Hojjatieh turun ke lapangan dengan penuh semangat untuk membubarkan unjuk rasa. Penyimpangan pemikiran dan penafsiran yang tidak pada tempatnya dan negatif terkait kemunculan Imam Mahdi af dan syarat-syarat kemunculan beliau dalam logika mereka sedemikian parahnya sehingga segala bentuk perjuangan politik dan upaya menyiapkan kekuasaan orang-orang saleh atas negara merupakan hal yang dikecam. Karena akan menyebabkan terlambatnya kemunculan Imam Mahdi af. Jelas bahwa dengan logika semacam ini maka menerima kezaliman, kebangkitan 15 Khordad dan teriakan Imam Khomeini melawan ketidakadilan dikecam oleh mereka.

 

Front lain di hauzah yang muncul dan mendapat dukungan SAVAK di hadapan kebangkitan Imam Khomeini adalah sikap dan langkah-langkah Agha Sayid Mohammad Kazem Shariatmadari dan gerakan yang dikelolanya. Ulama besar sudah mengetahui esensinya sejak 6 Khordad 1326 Hs dimana ia seorang diri pergi menyambut Shah Pahlevi, memuji dan menyanjung taghut di depan Shah Pahlevi, padahal para ulama Tabriz melakukan pemboikotan.

 

Bagaimanapun juga, setelah wafatnya Ayatullah Boroujerdi, dengan memanfaatkan kondisi hauzah, masyarakat dan secara lahiriah membarengi kebangkitan tahun 1340 dan 1341 Hs ia mengumumkan dirinya sejajar dengan marjaiyat. Padahal ketika pasca pengasingan Imam Khomeini, masyarakat siap melakukan kebangkitan, tapi badan kepengurusan dengan bantuan anasir seperti dia mampu mengontrol keadaan. Laporan tertanggal 17/3/1342 Hs kepala SAVAK Qom terkait telpon dan surat jawaban Agha Shariatmadari adalah satu contoh dari langkah-langkah dia di hari-hari itu.

 

Setelah Zuhur hari yang lalu, nama tersebut di atas, kepala SAVAK berbicara melalui telepon ke Tabriz. Shariatmadari mengatakan, "Saya ingin mengusulkan dua poin kepada Anda:

1. Himbau masyarakat agar tenang dan jangan sampai melakukan demonstrasi. Di Qom masyarakat melakukan demonstrasi tapi mereka berhadap-hadapan dengan polisi. Peluru tidak sesuai dengan jiwa. Untuk itu, cegahlah perkumpulan dan demonstrasi.

 

2. Usahakan jangan sampai melakukan penghinaan terhadap yang mulia Shah Pahlevi. Saya benar-benar marah terhadap Khomeini. Saya sudah katakan kepada Khomeini jangan berbuat demikian terhadap Shah Pahlevi dan jangan berbicara bertentangan dengan pemerintah dan politik. Namun ia tidak mau mendengarkan sehingga terjadi seperti hari ini. Selain itu, siapkan juga pamflet penuh tanda tangan dukungan untuk saya." (IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati)

 

Dikutip dari penuturan almarhum Hujjatul Islam Sayid Ahmad Khomeini, anak Imam Khomeini ra.

 

Sumber: Pa be Pa-ye Aftab; Gofteh-ha va Nagofteh-ha az Zendegi Imam Khomeini ra, 1387, cetakan 6, Moasseseh Nashr-e Panjereh.

Pada tanggal 3 Sya'ban tahun ke-4 Hijriah kebahagiaan terpancar dari rumah keluarga Rasulullah Saw. Asma membawa bayi yang terbungkus kain putih dan memberikannya kepada Rasulullah saw. Beliau begitu gembira lalu mendekapnya. Dibacakan azan di telinga kanan bayi itu, dan iqamat di telinga kirinya. Kemudian  bayi itu ditidurkan di pangkuannya. Ketika itu, Jibril datang menemui Nabi Muhammad Saw, dan berkata, "Allah swt menyampaikan salam bagimu dan berfirman, 'Kedudukan Ali disampingmu seperti Harun bagi Musa, maka namailah anak ini dengan nama putra Harun yaitu 'Syabir', yang dalam bahasa Arab  berarti 'Husein'." Maka Rasulullah saw menamainya dengan Husein.

 

Imam Husein dibesarkan di lingkungan keluarga suci. Para pendidik beliau adalah orang-orang yang paling mulia moralnya dan paling menjulang kemanusiaannya. Imam Husein dibesarkan di tengah orang-orang yang mengemban tugas membimbing dan memimpin umat manusia. Beliau tumbuh besar dalam sebuah keluarga yang dipenuhi dengan kesempurnaan dan keutamaan akhlak. Beliau selama beberapa tahun mendapat didikan langsung dari Rasulullah Saw. Selain itu, kedua orang tuanya, yaitu Imam Ali dan Sayidah Fatimah merupakan dua manusia agung hasil didikan langsung Nabi Muhammad Saw. Pembinaan Rasulullah Saw, kasih sayang dan keadilan Ali, serta keutamaan Fatimah membentuk keindahan dan kesempurnaan Husein.

 

Suatu hari, Rasulullah terlihat keluar dari rumahnya, saat itu Hasan berdiri di salah satu bahu beliau, dan Husein berdiri di bahu lainnya. Rasulullah mencium mereka berdua. Seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah, Anda mencintai kedua anak ini?" Beliau bersabda, "Barang siapa yang mencintai keduanya, ia mencintaiku dan barang siapa yang memusuhinya, maka ia memusuhiku". Abu Hurairah berkata, "Aku melihat dengan mata sendiri langkah Husein kecil di atas kaki Rasulullah. Beliau memegang kedua tangan Husein dan mengangkatnya. Anak itu diangkat hingga melangkah di dada Rasulullah. Ketika itu beliau mencium anak itu seraya berdoa, "Ya Allah, Cintailah ia, sebagaimana aku mencintainya".

 

Imam Shadiq menyebut Imam Husein sebagai manifestasi Nafs al-Mutmainah, jiwa yang tenang, sebagaimana disebutkan dalam al-Quran. Perkataan dan sikap Imam Husein menunjukan bahwa dalam hidupnya senantiasa menegakkan kebenaran dan keadilan serta menyebarkan agama Tuhan. Husein senantiasa menegakkan jalan Rasulullah Saw dan para Nabi sebelumnya. Tampaknya, inilah maksud dari ziarah warits yang disampaikan kepada beliau, pada saat kita membaca, "Assalamu Alaika ya Waritsa Adama shifwatillah, Assalamu Alaika Ya waritsa Nuhi Nabiyillah... Assalamu Alaika ya Waritsa Muhammad Rasulillah. Salam atasmu wahai pewaris Adam as, Salam atasmu wahai pewaris nuh... salam atasmu wahai pewaris Rasulullah

 

Perjuangan Husein bin Ali melawan kezaliman telah menjadi contoh dari figur manusia pembela nilai-nilai luhur meskipun harus ditebus dengan nyawanya sendiri. Aktivitas Bani Umayyah membuat ajaran akhlak Rasulullah di tengah umat Islam mulai pudar. Kerusakan moral di tengah masyarakat semakin tinggi dan semakin transparannya kezaliman penguasa lalim. Ketika itu Imam Husein berkata, "Wahai umat manusia, hiduplah kalian dengan nilai-nilai moral yang luhur dan berlomba-lombalah kalian untuk memperoleh bekal kebahagiaan. Jika kalian berbuat baik kepada orang lain, meski ia tak membalas kebaikanmu, janganlah khawatir. Sebab Allah swt akan memberimu ganjaran yang terbaik. Ketahuilah, kebutuhan masyarakat kepada kalian merupakan karunia ilahi. Maka, jangan kalian lewatkan karunia itu supaya kalian bisa terhindar dari azab ilahi."

 

Imam Husein terkenal sebagai sosok manusia yang amat pengasih dan pemaaf. Lembaran sejarah Islam menjelaskan suatu ketika seorang dari Syam bernama Isham datang ke kota Madinah. Setibanya di sana, ia melihat seorang pribadi yang terlihat amat berbeda dengan khalayak lainnya. Ia pun bertanya kepada orang-orang, siapakah gerangan sosok istimewa yang dilihatnya itu. Mereka menjawab, ia adalah Husein bin Ali. Isham yang saat itu terpengaruh oleh fitnah dan propaganda Bani Umayyah segera pergi mendekati beliau dan mencercanya dengan segala hinaan dan makian.

 

Menanggapi perilaku Isham, Imam Husein tidak marah, sebaliknya beliau justru menatapnya dengan penuh keramahan dan kasih sayang. Sejenak kemudian, beliau pun membacakan ayat suci al-Quran mengenai sikap maaf dan mengabaikan kekhilafan orang lain, lalu berkata, "Wahai lelaki, aku siap melayani dan membantu apapun yang engkau perlukan". Kemudian Imam Husein bertanya, "Apakah engkau berasal dari Syam?" Lelaki itupun menjawabnya, "Iya". Imam lantas berkata, "Aku tahu mengapa engkau bersikap demikian. Tapi kini engkau sekarang berada di kota kami dan terasing di sini. Jika engkau memerlukan sesuatu, aku siap membantu dan menyambutmu di rumahku".

 

Melihat sikap Imam Husein yang di luar dugaan dan begitu ramah itu, Isham pun heran dan terkesima. Ia pun berkata, "Di saat itu, aku berharap bumi terbelah dan aku tergelincir di dalamnya daripada bersikap begitu keras kepala dan ceroboh semacam itu. Bayangkah saja, hingga saat itu aku masih menyimpan kebencian yang sangat mendalam terhadap Husein dan ayahnya. Namun sikap penuh welas asih Husein bin Ali membuat diriku malu dan menyesal. Dan kini tak ada siapapun yang lebih aku cintai kecuali dia dan ayahnya".

 

Selain itu, salah satu karakter yang bisa kita pelajari dari kehidupan Imam Husein adalah pandangannya mengenai dunia. Menurut Imam Husein, manusia tidak boleh menggantungkan diri kepada keindahan dunia yang bersifat semu. Imam Husein berkata: "Apa yang disinari oleh matahari di atas bumi ini, mulai dari timur hingga barat, dari laut hingga padang pasir, dari gunung hingga lembah, semua itu di mata seorang wali Allah adalah ibarat sebuah bayangan yang cepat berlalu dan tidak layak dicintai. Wahai manusia! Janganlah menjual diri kalian kepada dunia yang fana ini. Sadarlah bahwa tidak ada yang berharga bagi kalian selain surga dan barang siapa yang mencintai dunia dan puas atasnya, maka ia telah puas terhadap sesuatu yang hina."

 

Rekan setia di penghujung acara, kami segenap kru Radio Melayu Suara Republik Islam Iran menyampaikan selamat atas kelahiran Imam Husein. Imam Husein berkata, "Ayahku Imam Ali pernah mengatakan barang siapa yang berpuasa di bulan Syaban demi mendekatkan diri kepada Allah dan kecintaan kepada Rasulullah Saw, maka surga wajib baginya".

Bashar al-Jaafari, wakil tetap Suriah di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyeru keserisuan dalam memerangi terorisme yang merajalela di Suriah. Al-Jaafari Rabu (28/5) saat sidang Dewan Keamanan PBB untuk mengkaji kondisi politik dan keamanan Suriah melemparkan kritikan dan protes terkait sikap dualisme sejumlah anggota PBB dalam menyikapi kelompok teroris di Suriah. Ia menekankan, Dewan Keamanan harus bersikap tegas terhadap para pendukung terorisme di Damaskus.

 

Seraya menjelaskan bahwa negara-negara pro teroris dengan idelogi "Tujuan akan dapat membenarkan alat" mulai memanfaatkan terorisme sebagai sarananya demi mensukseskan kebijakan luar negeri mereka. Sikap ini sangat kentara dalam pidato Presiden AS, Barack Obama pada hari Rabu saat menjelaskan kebijakan luar negeri Gedung Putih.

 

Obama saat menyampaikan pidatonya di akademi militer West Point dengan gamblang menyatakan komitmennya untuk memperkokoh dukungannya terhadap kubu anti Suriah. Calr Levin, senator Demokrat dan ketua Komisi Angkatan Bersenjata di Senat AS mengusulkan undang-undang yang membolehkan militer AS memberi jasa pelatihan dan perlengkapan militer kepada anggota kelompok anti Damaskus. Undang-undang ini akan memungkinkan Chuck Hagel, menteri pertahanan AS memberikan peralatan militer dan pelatihan yang diperlukan kepada anggota kubu anti Suriah yang dipilih Washington.

 

Krisis yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun di Suriah memiliki keterkaitan erat dengan kebijakan ambisius "Tujuan akan dapat membenarkan alat". Dukungan terorganisir front Arab-Barat terhadap teroris di Suriah mengindikasikan pemanfaatan milisi bersenjata sebagai alat untuk mencapai ambisi mereka, yakni menggulingkan Bashar al-Assad. Dalam koridor ambisi busuk inilah, Barack Obama dalam pidatonya secara terang-terangan mengungkapkan bantuan negara ini kepada kelompok teroris di Suriah.

 

Poin penting dan patut untuk direnungkan adalah pengelompokan milisi bersenjata di Suriah menjadi kelompok moderat dan radikal. Amerika Serikat ketika mendukung kelompok anti Suriah yang mereka klaim sebagai kelompok moderat, seluruh kelompok teroris yang mengganas di Damaskus memasuki serta menjalankan aksinya atas lampu hijau yang diberikan oleh front Arab-Barat.

 

Terkait isu Suriah, perang melawan terorisme telah menjadi isu politik dan politisasi kasus memerangi terorisme sekedar tindakan untuk mencari-cari alasan. Contohnya, Amerika dalam satu kurun waktu dengan alasan menumpas al-Qaeda dengan lancang telah mengirim pasukan ke kawasan dan dewasa ini dengan berbagai dalih, Washington malah mengirim anggota al-Qaeda ke Suriah. Saat ini pula, Amerika menggulirkan isu pembagian kelompok teroris menjadi moderat dan radikal demi menjustifikasi bantuan logistik dan finansial kepada teroris.

 

Padahal berdasarkan resolusi 1373 Dewan Keamanan PBB, dilarang keras memberi dukungan, khususnya bantuan finansial kepada kelompok teroris di Suriah. Strategi saat ini sejumlah anggota Dewan Keamanan PBB khususnya AS dalam mendukung kelompok teroris di Suriah telah merusak citra dan kredibilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi dunia yang mengemban misi menghapus segala bentuk ancaman, menjaga perdamaian dan keamanan dunia internasional.

Menteri Perekonomian dan Keuangan Republik Islam Iran, Ali Tayebnia mengatakan, Italia mampu menjadi pembuka bagi upaya mengakhiri sanksi terhadap Iran di Eropa dan memainkan peran signifikan dalam pemulihan hubungan Iran dengan negara-negara Eropa.

 

Tayebnia yang beberapa waktu lalu melawat Kazakhstan untuk mengikuti Forum Ekonomi Internasional ketujuh di Astana dan sidang keempat tingkat menteri ekonomi ECO serta konferensi kedua menghadapi krisis finansial global dalam wawancaranya dengan media negara ini menyatakan, "Dalam kondisi baru Iran, Italia dapat memainkan peran postif dan penting dalam menggambarkan hubungan antara Tehran dan negara-negara Eropa."

 

Menteri perekonomian dan keuangan Iran ini menambahkan, "Rakyat Iran dan Italia memiliki sikap dan kecenderungan yang sama, kontak dengan perusahaan Italia juga akan tetap dilanjutkan. Iran dan Uni Eropa tengah menunggu kesepakatan dengan Kelompok 5+1 terkait berkas nuklir yang kemungkinan akan berlangsung paling lama 20 Juli."

 

Tayebnia seraya menjelaskan bahwa bertepatan dengan transparansi kondisi sanksi, dialog dan perundingan dengan perusahaan Italia tengah berjalan, menandaskan, Italia merupakan mitra dagang keempat Iran dalam beberapa tahun terakhir dan kami optiminis mampu memulihkan posisi tersebut.

 

Ia menekankan bahwa Iran adalah negara yang memiliki potensi besar dan menambahkan, Republik Islam tengah berupaya mencapai kemampuan besar ekonomi guna memperkokoh serta memperluas hubungan dagang.

 

Menteri Perkonomian dan Keuangan Iran menjelaskan, Iran memiliki posisi istimewa di dunia terkait sumber minyak dan gas  serta sumber daya manusianya pun unggul.

 

Tayebnia mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir kami memiliki hubungan sangat baik dengan negara-negara Eropa, namun sangat disayangkan kondisi dalam beberapa tahun terakhir mengalami perubahan, khususnya sejak sejumlah negara Eropa mengikuti kebijakan Amerika Serikat dalam menjatuhkan sanksi terhadap Tehran.