
کمالوندی
Tafsir Al-Quran, Surat Ar-RaÔÇÖd Ayat 4-6
Ayat ke 4
 
┘ê┘Ä┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘é┘ÉÏÀ┘ÄÏ╣┘î ┘à┘ÅϬ┘Äϼ┘ÄϺ┘ê┘ÉÏ▒┘ÄϺϬ┘î ┘ê┘Äϼ┘Ä┘å┘æ┘ÄϺϬ┘î ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘å┘ÄϺϿ┘ì ┘ê┘ÄÏ▓┘ÄÏ▒┘ÆÏ╣┘î ┘ê┘Ä┘å┘ÄÏ«┘É┘è┘ä┘î ÏÁ┘É┘å┘Æ┘ê┘ÄϺ┘å┘î ┘ê┘ÄÏ║┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘Å ÏÁ┘É┘å┘Æ┘ê┘ÄϺ┘å┘ì ┘è┘ÅÏ│┘Æ┘é┘Ä┘ë Ï¿┘É┘à┘ÄϺÏí┘ì ┘ê┘ÄϺϡ┘ÉÏ»┘ì ┘ê┘Ä┘å┘Å┘ü┘ÄÏÂ┘æ┘É┘ä┘Å Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏÂ┘Ä┘ç┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏÂ┘ì ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘Å┘â┘Å┘ä┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ü┘É┘è Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘ì ┘ä┘É┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘é┘É┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (4)
 
Artinya:
Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.(13: 4)
 
Pada pembahasanyang lalu telah dibahas mengenai isyarat al-Qurantentang penciptaan langit dan bumi serta gunung dan lautan. Ayat yang dibahas kali ini  menyebutkan berbagai hasil bumi berupa tumbuh-tumbuhan, pepohonan yang menghasilkan aneka ragam buah untuk manusia. Ayat ini menyebutkan, meski hasil bumi dan buah-buahan beraneka ragam bentuk, aroma dan rasanya, namun Allah Swt menyirami semuanya dengan air yang sama. Terkadang di sebuah kebun terdapat dua pohon menyerap air yang sama, tetapi buah kedua pohon tersebut berbeda dan memiliki rasa yang berlainan. Apakah hal ini bukan merupakan tanda kebesaran Allah Swt?
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Kedekatan bukan dalil kesamaan dan tolok ukur kelebihan adalah sejauh mana seseorang memanfaatkan kesempatan yang ada. Sekedar hanya berdekatan dengan ulama dan cendekiawan tidak akan membuat seseorang menjadi pandai dan berilmu. Kedekatan posisi dua pohon tidak memberikan kesempurnaan bagi keduanya.
2.Orang yang rakus terhadap makanan dan kenikmatan duniawi tanpa berpikir dari mana datangnya kenikmatan itu, berarti ia telah menjauh nilai-nilai kemanusiaan.
 
Ayat ke 5
 
┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘Æ Ï¬┘ÄÏ╣┘ÆÏ¼┘ÄÏ¿┘Æ ┘ü┘ÄÏ╣┘Äϼ┘ÄÏ¿┘î ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘ÄϪ┘ÉÏ░┘ÄϺ ┘â┘Å┘å┘æ┘ÄϺ Ϭ┘ÅÏ▒┘ÄϺϿ┘ïϺ Ïú┘ÄϪ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘ü┘É┘è Ï«┘Ä┘ä┘Æ┘é┘ì ϼ┘ÄÏ»┘É┘èÏ»┘ì Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘â┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ Ï¿┘ÉÏ▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ║┘Æ┘ä┘ÄϺ┘ä┘Å ┘ü┘É┘è Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘å┘ÄϺ┘é┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä Ïú┘ÄÏÁ┘ÆÏ¡┘ÄϺϿ┘ŠϺ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ▒┘É ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ï«┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä (5)
 
Artinya:
Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka: "Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?" Orang-orang itulah yang kafir kepada Tuhannya; dan orang-orang itulah (yang dilekatkan) belenggu di lehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.(13: 5)
 
Ayat ini berusaha menghibur Rasulullah Saw dengan mengatakan, wahai Muhammad janganlah engkau heran jika mereka tidak mempercayaimu, meskipun sebenarnya hal ini sangat mengherankan. Namun yang paling mengherankan adalah pengingkaran mereka terhadap kekuasaan Allah Swt. Orang kafir mengatakan, bagaimana Allah Swt mampu membangkitkan serta menghidupkan kembali manusia yang sudah lebur menjadi tanah ? Allah Swt kemudian mengisyaratkan sebab pengingkaran mereka dan mengatakan, pengingkaran kepada kebenaran menyebabkan mereka tidak mempercayai Allah Swt. Sudah sewajarnya manusia yang tidak beriman kepada Tuhan, mereka juga mengingkari kenabian dan hari pembalasan.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Manusia yang mengingkari Allah Swt akan menyembah dan mengikuti hawa nafsunya dan hal ini pada Hari Kiamat akan menjadi rantai yang mengikat leher mereka.
2.Orang  yang mengingkari hari akhir, jika melakukan perbuatan baik, ia hanya mengharap balasan di dunia. Allah Swt akan memberinya balasan di dunia, tetapi di akhirat, ia tidak akan mendapat pahala apapun, dan masuk ke dalam neraka.
 
Ayat ke 6
 
┘ê┘Ä┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ╣┘ÆÏ¼┘É┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä┘â┘Ä Ï¿┘ÉϺ┘äÏ│┘æ┘Ä┘è┘æ┘ÉϪ┘ÄÏ®┘É ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘ÄÏ│┘Ä┘å┘ÄÏ®┘É ┘ê┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï«┘Ä┘ä┘ÄϬ┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘É┘ç┘É┘à┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘ÄϽ┘Å┘ä┘ÄϺϬ┘Å ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏ░┘Å┘ê ┘à┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘ì ┘ä┘É┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘É Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï©┘Å┘ä┘Æ┘à┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏ┤┘ÄÏ»┘É┘èÏ»┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ╣┘É┘é┘ÄϺϿ┘É (6)
 
Artinya:
Mereka meminta kepadamu supaya disegerakan (datangnya) siksa, sebelum (mereka meminta) kebaikan, padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum mereka. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia sekalipun mereka zalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksanya.(13: 6)
 
Rasul SAaw mengingatkan kepada kaumnya, jika mereka melanggar perintah Allah Swt, bukan hanya di akhirat saja mereka menerima siksa Tuhan, tetapi di duniapun Tuhan akan menurunkan azab kepada mereka. Namun orang kafir dengan congkak mengatakan, "Kami tidak menginginkan surga yang engkau janjikan. Jika benar, turunkanlah siksaan yang engkau janjikan itu". Al-Quranmenyebut sikap orang kafir itu sebagai langkah tergesa-gesa dalam meminta siksaan Tuhan.
 
Allah Swt mereaksi seruan orang kafir tersebut dengan berfirman, "Lihatlah nasib kaum sebelum kalian. Apa yang mereka terima sebagai akibat penentangan terhadap Tuhan. Ambillah pelajaran dari mereka dan janganlah meminta Allah Swt menurunkan azab kepada kalian. Karena rahmat Allah sangat luas dan Dia Maha Pengampun. Tinggalkanlah kesesatan selama ini dan berimanlah agar rahmat dan ampunan rahmat Allah Swt meliputi kalian."
 
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Ambillah pelajaran dari siksa yang diturunkan Allah Swt kepada umat-umat terdahulu, dan mintalah kasih sayang Tuhan.
2.Penangguhan azab adalah sunnatullah dan pintu taubatselalu terbuka.
3.Rahmat dan kasih sayang Tuhan mendahului azab dan siksa-Nya.
Peringatan dalam Al-Quran: Memakan Harta Riba
Memakan Harta Riba
 
Allah Swt berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya." (QS. al-Baqarah: 178-179)
 
Satu peringatan penting ekonomi dalam al-Quran adalah peringatan soal riba dan memakan harta riba. Dalam pandangan Allah Swt memakan harta riba sangat tidak dapat diterima dan kepada mereka yang melakukannya, Allah mengeluarkan peringatan tidak seperti yang dilakukan kepada perbuatan lainnya. Kepada orang yang memakan harta riba Allah Swt berfirman, bila kalian tidak menghentikan perbuatan ini, berarti kalian telah mengumumkan perang dengan Allah Swt dan Rasul-Nya.
 
Ungkapan tidak biasanya ini memahamkan manusia bahwa memakan harta riba berarti mengumumkan secara terbuka perang dengan Allah Swt dan Rasul-Nya. Siapa saja yang ingin berperang dengan Allah dan Nabi-Nya berarti musuh-Nya dan yang akan terhina dan mendapat siksa adalah pemakan harta riba.
 
Dalam surat al-Baqarah yang membicarakan tentang riba ini, Allah menyebutkan iman dua kali dan sekali tentang ketakwaan. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman..."
 
Ungkapan ini menunjukkan kelaziman dari iman adalah menjauhkan diri dari memakan harta riba.[1] Bila ada orang yang memakan riba, berarti tidak ada lagi iman dan takwa, tapi yang ada adalah berperang dengan Allah dan Rasul-Nya.
 
Dalam ayat lain Allah Swt secara transparan menjawab orang yang melihat transaksi dagang seperti riba sebagai sesuatu yang halal. Allah Swt berfirman, "... Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." (QS. al-Baqarah: 275)
 
Dalam banyak riwayat tentang memakan harta riba disebutkan mengenai peringatan yang luar biasa, sehingga seakan-akan tidak pernah dipakai untuk perbuatan melanggar yang lain. Sebagai contoh, Imam Shadiq as menilai dosa seseorang yang memakan harta riba sebesar satu dirham di sisi Allah lebih besar dari 30 kali berbuat zina dengan keluarga sendiri. Atau dalam sebuah riwayat yang mirip disebutkan perbuatan dosa ini di sisi Allah lebih buruk dari 70 kali berbuat zina di masjid.[2]
 
Namun sesungguhnya ada apa di balik semua peringatan keras ini?
 
Menjawab pertanyaan ini harus dikatakan bahwa riba pada dasarnya merusak ekonomi masyarakat dan menyebabkan kekayaan masyarakat menjadi rusak, maka perbuatan ini diharamkan Allah Swt. Imam Ridha as dalam sebuah riwayat berkata, "Riba menyebabkan harta kalian rusak, seperti seseorang yang mengambil satu dirham dan harus mengembalikan dua dirham. Atau seseorang membeli sesuatu yang semestinya berharga satu dirham dengan uang dua dirham, artinya ia memberikan satu dirham lebih. Perbuatan ini batil dan merusak harta."[3] Perbuatan riba juga mencegah masyarakat melakukan kebaikan.[4] Masyarakat menjadi kehilangan untuk memberi utang orang lain dan perputaran ekonomi akan kehilangan gairah.[5] Dan masih banyak lagi sebab pengharaman riba dalam hadis.
 
Dengan demikian, di tengah masyarakat yang melakukan riba dan tersebar luas, maka segala berkah ilahi secara perlahan-lahan akan ditarik dari masyarakat itu. Yakni, barangsiapa yang tidak memberi utangan orang lain, dan anggota masyarakat hanya rela dengan harga yang dilakukan lewat riba. Perputaran ekonomi akan terhenti, sebaliknya sebagian orang tertentu meraih keuntungan lewat uang riba dan perlahan-lahan ekonomi menjadi sakit. Dalam kondisi yang demikian, orang miskin semakin bertambah. Itulah mengapa dalam Islam dan al-Quran ada larangan keras memakan riba dan berupaya untuk memerangi fenomena buruk ini. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
 
Sumber: Hoshdar-ha va Tahzir-haye Qorani, Hamid Reza Habibollahi, 1387 Hs, Markaz-e Pajuhesh-haye Seda va Sima.
 
Tafsir Al-Quran, Surat ar-RaÔÇÖd Ayat 1-3
Ayat ke 1
 
Ϻ┘ä┘àÏ▒ Ϭ┘É┘ä┘Æ┘â┘Ä Ïó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘ŠϺ┘ä┘Æ┘â┘ÉϬ┘ÄϺϿ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è Ïú┘Å┘å┘ÆÏ▓┘É┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘Å ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘æ┘Ä Ïú┘Ä┘â┘ÆÏ½┘ÄÏ▒┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘É ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä (1)
 
Artinya:
Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al Quran). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar: akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya).(13: 1)
 
Surat ini seperti 28 Surat al-Quran lainnya dibuka dengan huruf muqatthaah yang merupakan misteri al-Quran. Namun mengingat setelah huruf tersebut disebutkan soal nama dan proses penurunan al-Quran maka dapat disimpulkan bahwa Allah Swt ingin mengatakan, meski al-Quran yang Aku turunkan adalah mukjizat yang abadi, namun tetap menggunakan semua alfabet bahasa Arab. Jika kamu mampu, maka buatlah kitab seperti al-Quran menggunakan alfabet bahasa Arab.
 
Selanjutnya ayat di atas menghibur Rasulullah Saw dan mukminin. Jika mayoritas manusia tidak menerima ajaran Allah Swt dan al-Quran, janganlah kalian meragukan kebenaran al-Quran, karena sikap pengingkaran terhadap kebenaran membuat sekelompok masyarakat tidak menerima seruan al-Quran. Hal ini tidak berarti bahwa al-Quran mempunyai aib dan kekurangan didalamnya.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Tolok ukur kebenaran agama adalah sisi kebenaran ajarannya bukan terlihat pada banyaknya pengikut. Karena seringkali kebenaran ditolak oleh manusia karena berbagai hal.
2.Mukminin harus mengetahui bahwa tidak semua orang akan beriman dan hendaknya orang-orang yang beriman bersiap-siap menghadapi penentangan orang lain.
 
Ayat ke 2
 
Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è Ï▒┘Ä┘ü┘ÄÏ╣┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É Ï¿┘ÉÏ║┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘É Ï╣┘Ä┘à┘ÄÏ»┘ì Ϭ┘ÄÏ▒┘Ä┘ê┘Æ┘å┘Ä┘ç┘ÄϺ Ͻ┘Å┘à┘æ┘Ä ÏºÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘ê┘Ä┘ë Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ▒┘ÆÏ┤┘É ┘ê┘ÄÏ│┘ÄÏ«┘æ┘ÄÏ▒┘Ä Ïº┘äÏ┤┘æ┘Ä┘à┘ÆÏ│┘Ä ┘ê┘ÄϺ┘ä┘Æ┘é┘Ä┘à┘ÄÏ▒┘Ä ┘â┘Å┘ä┘æ┘î ┘è┘Äϼ┘ÆÏ▒┘É┘è ┘ä┘ÉÏú┘Äϼ┘Ä┘ä┘ì ┘à┘ÅÏ│┘Ä┘à┘æ┘ï┘ë ┘è┘ÅÏ»┘ÄÏ¿┘æ┘ÉÏ▒┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Ä ┘è┘Å┘ü┘ÄÏÁ┘æ┘É┘ä┘ŠϺ┘ä┘ÆÏó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘É ┘ä┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï¿┘É┘ä┘É┘é┘ÄϺÏí┘É Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Å┘à┘Æ Ï¬┘Å┘ê┘é┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä (2)
 
Artinya:
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.(13: 2)
 
Menyusul penurunan al-Quran oleh Allah Swt sebagai nikmat yang besar, ayat inimengisyaratkan keagungan Tuhan dalam penciptaan langit dan planet-planet di alam semesta, serta menegaskan dua point penting;
pertama, terdapat jutaan planet di alam semesta dan semuanya berputar dalam poros masing-masing tanpa terjadi benturan antara mereka. Seakan-akan terdapat sebuah tiang yang tak nampak, yang menyangga mereka di langit dan jalan yang tidak terlihat yang mengatur rute masing-masing. Hal tersebut tidak akan terjadi kecuali dengan kebesaran Allah Swt.
 
Kedua, alam semesta berada di bawah kendali Allah Swt. Dia tidak akan meninggalkan makhluk-Nya. Allah Swt tidak seperti tukang pembuat jam yang membuat jam kemudian menjualnya kepada pembeli dan tidak mengetahui kondisi selanjutnya. Dia adalah pencipta dan pemelihara serta selalu memerhatikan segala urusan hambaNya.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Alam semesta selalu bergerak. Sumber dan keberlangsungan gerak berada di tangan Allah Swt.
2.Alam mempunyai tujuan dan tujuan tersebut adalah sistem yang bakal mengantarkan kepada hari akhir dan alam akhirat.
 
Ayat ke 3
 
┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è ┘à┘ÄÏ»┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘Ä ┘ê┘Äϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ï▒┘Ä┘ê┘ÄϺÏ│┘É┘è┘Ä ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘Æ┘ç┘ÄϺÏ▒┘ïϺ ┘ê┘Ä┘à┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ïº┘äϽ┘æ┘Ä┘à┘ÄÏ▒┘ÄϺϬ┘É Ï¼┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ï▓┘Ä┘ê┘ÆÏ¼┘Ä┘è┘Æ┘å┘É ÏºÏ½┘Æ┘å┘Ä┘è┘Æ┘å┘É ┘è┘ÅÏ║┘ÆÏ┤┘É┘è Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘è┘Æ┘ä┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘ÄϺÏ▒┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ü┘É┘è Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘ì ┘ä┘É┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì ┘è┘ÄϬ┘Ä┘ü┘Ä┘â┘æ┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (3)
 
Artinya:
Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.(13: 3)
 
Ayat ini masih melanjutkan pembahasan soal penciptaan langit, kemudian mengisyaratkan penciptaan bumi, daratan, gunung-gunung, dan sungai. Ayat ini mengatakan, Allah Swt menetapkan siang dan malam bagi kalian, supaya kalian bisa saling bersilaturahmi. Kemudian Dia menyiapkan kesempatan bagi kalian untuk bekerja dan beristirahat. Dia juga menjadikan siang dan malam sebagai kesempatan bagi tanaman dan pepohonan untuk tumbuh dan berkembang. Waktu tersebut juga merupakan kesempatan bagi pepohonan untuk berbuah dan buah tersebut untuk kalian nikmati. Oleh karena itu memikirkan hal ini akan membuat manusia memahami kebesaran Allah Swt dan tunduk di hadapan-Nya.
 
Poin penting dalam ayat ini adalah masalah bahwa tumbuhan diciptakan berpasang-pasangan. 1400 tahun lalu, para ilmuan hanya dapat mengidentifikasi beberapa tanaman saja yang berpasangan. Sehingga hal itu tidak bisa digeneralisasi pada semua jenis tanaman dan tumbuhan. Namun saat ini para ilmuwan membuktikan teori bahwa semua tumbuhan berpasangan seperti hewan dan hal itu menjadi teori umum pada semua tanaman.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Air dan tanah adalah sumber kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Allah Swt menciptakan air dan tanah serta menjadikannya sebagai sarana berkembang bagi manusia, hewan dan tumbuhan.
2.Lingkungan hidup adalah sarana belajar.
Sejenak Bersama Al-Quran: Mengumpulkan Kekayaan dan Zakat
Mengumpulkan Kekayaan dan Zakat
 
Allah Swt berfirman:
 
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih." (QS. at-Taubah: 34)
 
Ada yang bertanya kepada Imam Shadiq as, "Seberapa ukuran harta yang harus dikeluarkan zakatnya?"
 
Beliau menjawab, "Zakat lahiriah atau batiniah?"
 
Dijawab, "Katakan tentang keduanya."
 
Setelah itu Imam Shadiq as menjelaskan zakat lahiriah terlebih dahulu dan ketika menjelaskan zakat batiniah, beliau berkata, "Pilih apa yang paling dibutuhkan oleh saudara seagamamu."[1]
 
Dalam riwayat lain, Imam Shadiq as berkata, "Sesungguhnya Allah Swt memberikan harta lebih kepadamu untuk dikeluarkan di jalan Allah, bukannya dikumpulkan dan ditumpuk-tumpuk."[2]
 
Sesuai dengan riwayat kemunculan Imam Mahdi as, beliau mengharamkan harta karun dan semuanya dipakai untuk perjuangannya.
 
Nabi Muhammad Saw bersabda, "Sesungguhnya Allah Swt mewajibkan orang-orang kaya untuk mengeluarkan zakat demi mencukupi orang-orang miskin... Ketahuilah! Sesungguhnya Allah akan menghisab mereka dengan perhitungan yang ketat dan mengazab mereka dengan siksaan yang pedih."[3]
 
Rasulullah Saw bersabda, "Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya terhitung harta karun, sekalipun tidak tersembunyi dan bukan emas atau perak."[4] (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
 
Sumber: Mohsen Qarati, Daghayeghi ba Quran, Tehran, Markaz Farhanggi Darsha-i az Quran, 1388 Hs, cet 1.
 
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 110-111
Ayat ke 110
 
Ï¡┘ÄϬ┘æ┘Ä┘ë ÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ ϺÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘è┘ÆÏª┘ÄÏ│┘Ä Ïº┘äÏ▒┘æ┘ÅÏ│┘Å┘ä┘Å ┘ê┘ÄÏ©┘Ä┘å┘æ┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘é┘ÄÏ»┘Æ ┘â┘ÅÏ░┘ÉÏ¿┘Å┘êϺ ϼ┘ÄϺÏí┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘å┘ÄÏÁ┘ÆÏ▒┘Å┘å┘ÄϺ ┘ü┘Ä┘å┘Åϼ┘æ┘É┘è┘Ä ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘å┘ÄÏ┤┘ÄϺÏí┘Å ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏ▒┘ÄÏ»┘æ┘Å Ï¿┘ÄÏú┘ÆÏ│┘Å┘å┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘å┘É Ïº┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É Ïº┘ä┘Æ┘à┘Åϼ┘ÆÏ▒┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (110)
 
Artinya:
Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari pada orang-orang yang berdosa.(12: 110)
 
Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas bersama bahwa Allah Swt memberi wahyu kepada sejumlah manusia untuk menjadi perantara antara Tuhan dengan umat manusia, dan pemberi petunjuk serta hidayah kepada mereka. Namun mayoritas mereka mendustakan dan mengingkari kebenaran yang dibawa oleh para nabi.
 
Ayat di atas mengatakan, meski menghadapi penentangan, para nabi tetap meneruskan usahanya memberi petunjuk kepada umat manusia sampai tidak ada lagi harapan mereka untuk beriman. Orang-orang kafir selalu mengejek para nabi dengan mengatakan, "Jika janji yang kalian ucapkan tersebut benar, maka tentulah azab itu sudah diturunkan dan kami semua tertimpa azab."
 
Di saat perilaku orang kafir sudah melampaui batas dan mereka tidak mau menerima kebenaran, Allah Swt menyelamatkan para nabi dan pengikutnya dan menurunkan siksaan atas kaum kafir. Misalnya pada kisah Nabi Nuh as dan umatnya, meski beliau bertahun-tahun menyeru umatnya untuk beriman kepada Allah Swt, namun hanya sedikit dari mereka yang menyambut seruan Nuh as. Oleh karena itu Allah Swt mengirim azab berupa angin topan yang kencang kepada mereka dan hanya orang-orang beriman saja yang selamat dari azab tersebut.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Di antara sunnah Ilahi adalah memberikan kesempatan hidup kepada orang kafir dan menunda azab atas mereka.
2.Azab dan siksaan Allah Swt tidak terbatas pada Hari Kiamat saja. Terkadang Allah Swt menurunkan murka-Nya di dunia.
3.Orang mukmin tidak akan berputus asa terhadap rahmat Allah Swt. Dan orang kafir tidak mempunyai harapan terhadap masa depannya.
 
Ayat ke 111
 
┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘ü┘É┘è ┘é┘ÄÏÁ┘ÄÏÁ┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ï╣┘ÉÏ¿┘ÆÏ▒┘ÄÏ®┘î ┘ä┘ÉÏú┘Å┘ê┘ä┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘ä┘ÆÏ¿┘ÄϺϿ┘É ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ï¡┘ÄÏ»┘É┘èϽ┘ïϺ ┘è┘Å┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘Ä┘ë ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘Æ Ï¬┘ÄÏÁ┘ÆÏ»┘É┘è┘é┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è Ï¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä ┘è┘ÄÏ»┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘ê┘ÄϬ┘Ä┘ü┘ÆÏÁ┘É┘è┘ä┘Ä ┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ┘ê┘Ä┘ç┘ÅÏ»┘ï┘ë ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ï ┘ä┘É┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä (111)
 
Artinya:
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (12: 111)
 
Akhir surat Yusuf mengisyaratkan poin penting terkait cerita yang disampaikan al-Quran termasuk kisah Nabi Yusuf as dan saudara-saudaranya. Kisah yang terdapat dalam al-Quran merupakan teladan dan pelajaran. Al-Quran bukanlah buku cerita, novel, atau kitab sejarah. Hanya orang-orang  berakal saja yang mengambil pelajaran dari kisah-kisah al-Quran. Betapa banyak manusia yang membaca dan mendengar cerita-cerita tersebut namun tidak mampu mengambil pelajaran apapun.
 
Selanjutnya ayat di atas mengatakan, orang berakal dengan berfikir jernih mengetahui bahwa al-Quran bukanlah buatan manusia, tetapi wahyu Ilahi, sama seperti  kitab-kitab samawi terdahulu. Al-Quran mengandung kebenaran yang menjadi pedoman hidup manusia di segala aspek kehidupannya.
 
Dari ayat tadi terdapat tigapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Kisah dalam al-Quran menjelaskan kenyataan serta memberikan pelajaran berharga, dan bukanlah hasil imajinasi seorang penulis.
2.Jika mereka yang berakal merenungkan isi al-Quran, maka mereka pasti mendapat petunjuk karena kebenaran dalam al-Quran akan membuat hati mereka cenderung untuk beriman.
3.Meski adanya tipu muslihat dan makar, namun Nabi Yusuf as sampai pada puncak kemuliaan. Kisah Yusuf as adalah sebaik-baiknya teladan bagi manusia. Jika kita mengaku sebagai hamba Allah Swt maka ketahuilah bahwa Allah Swt tidak akan meninggalkan hamba-Nya.
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 107-109
Ayat ke 107
 
Ïú┘Ä┘ü┘ÄÏú┘Ä┘à┘É┘å┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ Ï¬┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É┘è┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï║┘ÄϺÏ┤┘É┘è┘ÄÏ®┘î ┘à┘É┘å┘Æ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ïú┘Ä┘ê┘Æ Ï¬┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É┘è┘Ä┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘äÏ│┘æ┘ÄϺÏ╣┘ÄÏ®┘Å Ï¿┘ÄÏ║┘ÆÏ¬┘ÄÏ®┘ï ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ┤┘ÆÏ╣┘ÅÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (107)
 
Artinya:
Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka, atau kedatangan kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya?(12: 107)
 
Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas bersama bahwa Allah Swt menghibur Rasulullah Saw agar jangan bersedih di saat umatnya tidak mempercayainya. Karena mereka juga tidak beriman kepada Allah Swt. Belum lagi mereka yang beriman, namun imannya tidak murni karena bercampur dengan syirik dan mukmin sejati jumlahnya sangat sedikit.
 
Ayat inimengatakan, berilah peringatan mereka yang tidak beriman kepada Allah Swt dan hari kiamat karena mungkin saja azab Allah Swt akan menimpa mereka di dunia atau ajal datang menjemput mereka secara mendadak sehingga mereka nanti di hari pembalasan dalam kondisi bergelimang dosa dan tidak mempunyai amal kebaikan. Jika hal itu terjadi maka tempat mereka adalah neraka jahanam.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Orang kafir tidak mendapat perlindungan dari Allah Swt, meskipun mereka mempunyai sistem keamanan yang mutakhir.
2.Mengingat hari kiamat dan hari pembalasan adalah faktor penting guna mendidik manusia dan menjahui perbuatan maksiat.
 
Ayat ke 108
 
┘é┘Å┘ä┘Æ ┘ç┘ÄÏ░┘É┘ç┘É Ï│┘ÄÏ¿┘É┘è┘ä┘É┘è Ïú┘ÄÏ»┘ÆÏ╣┘Å┘ê ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï¿┘ÄÏÁ┘É┘èÏ▒┘ÄÏ®┘ì Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘É ÏºÏ¬┘æ┘ÄÏ¿┘ÄÏ╣┘Ä┘å┘É┘è ┘ê┘ÄÏ│┘ÅÏ¿┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ┤┘ÆÏ▒┘É┘â┘É┘è┘å┘Ä (108)
 
Artinya:
Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".(12: 108)
 
Allah Swt dalam ayat ini menjelaskan metode mengajak manusia kepada kebenaran dan hakikat. Iman harus berdasarkan ilmu pengetahuan, Tuhan harus di kenal melalui ilmu kemudian beriman kepada-Nya. Hal ini juga berlaku terhadap utusan-Nya, kita harus mengenal nabi, baru kemudian beriman kepadanya. Begitu juga al-Quran, klita harus mengenal kitab samawi tersebut dan mengimaninya.
 
Rasululullah Saw juga menerapkan metode ini dalam menyampaikan ajaran ilahi. Oleh karena itu,orang-orang yang masuk Islam karena seruan beliau, mereka teguh dan siap mengorbankan nyawanya demi membela agama. Tidak diragukan bahwa faktor yang melemahkan iman adalah syirik dalam akidah dan perbuatan. Tentunya sebagian manusia mengidap penyakit ini, namun para mubaligh agama ilahi seperti Rasul saww harus terjaga dari perbuatan syirik ini dan secara ikhlas berusaha menyebarkan ajaran ilahi ini.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Para mubaligh harus berusaha meningkatkan pengetahuan agama umatnya.
2.para mubaligh agama harus berusaha menghindari penyakit syirik dan memoperingatkan umatnya bahaya syirik.
 
Ayat ke 109
 
┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ▒┘ÆÏ│┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘É┘â┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï▒┘Éϼ┘ÄϺ┘ä┘ïϺ ┘å┘Å┘êÏ¡┘É┘è ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘É Ïº┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ▒┘Ä┘ë Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ│┘É┘èÏ▒┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘ü┘Ä┘è┘Ä┘å┘ÆÏ©┘ÅÏ▒┘Å┘êϺ ┘â┘Ä┘è┘Æ┘ü┘Ä ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ï╣┘ÄϺ┘é┘ÉÏ¿┘ÄÏ®┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄÏ»┘ÄϺÏ▒┘ŠϺ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É Ï«┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘î ┘ä┘É┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ÏºÏ¬┘æ┘Ä┘é┘Ä┘ê┘ÆÏº Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘Æ┘é┘É┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (109)
 
Artinya:
Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya?(12: 109)
 
Di antara alasan penentang Rasulullah Saw adalah jika Tuhan menghendaki untuk mengirim utusan-Nya maka selayaknya Dia mengirim malaikat sebagai rasul, bukannya mengutus manusia seperti kami sebagai rasulnya.
 
Sebagai jawaban atas protes mereka, ayat ini mengatakan, apakah mereka tidak mendengar dan membaca sejarah para nabi terdahulu. Para nabi tersebut semuanya dari golongan manusia penghuni bumi, bukannya para malaikat. Wahai Muhammad Saw ketahuilah hal tersebut di dorong oleh sikap keras kepala dan pengingkaran mereka. Mereka tidak menghendaki kebenaran, meski Kami mengutus malikat kepada mereka.
 
Selanjutnya ayat di atas menjelaskan nasib orang bertakwa dan pendosa. Orang saleh meski di dunia mengalami kesulitan hidup, namun Allah Swt di Hari Kiamat akan menggantinya dengan kenikmatan dan pahala. Tetapi mereka yang berbuat maksiat akan mendapat siksaan di dunia dan menjadi pelajaran bagi yang lain. Dengan membedakan nasib kedua kelompok tersebut di dunia dan akhirat, kita mampu membedakan mana yang benar dan tidak.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Para nabi terdiri dari manusia dan hidup di tengah mereka, namun kehidupan mereka tidak ternoda oleh dosa sehingga menjadi panutan bagi yang lain.
2.Mempelajari sejarah umat terdahulu dapat menjadi hidayah dan mendidik manusia.
3.Rasio dan ideologi membantu manusia mengenal ajaran para nabi dan kebenaran mereka, karena salah satu tujuan dari para nabi adalah menghidupkan akal.
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 102-106
Ayat ke 102
 
Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¿┘ÄϺÏí┘É Ïº┘ä┘ÆÏ║┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘É ┘å┘Å┘êÏ¡┘É┘è┘ç┘É ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Ä ┘ä┘ÄÏ»┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ ÏÑ┘ÉÏ░┘Æ Ïú┘Äϼ┘Æ┘à┘ÄÏ╣┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘è┘Ä┘à┘Æ┘â┘ÅÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (102)
 
Artinya:
Demikian itu (adalah) diantara berita-berita yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); padahal kamu tidak berada pada sisi mereka, ketika mereka memutuskan rencananya (untuk memasukkan Yusuf ke dalam sumur) dan mereka sedang mengatur tipu daya.(12: 102)
 
Epilog kisah nabi Yusuf as ditutup dengan kebahagiaan karena beliau berhasil berkumpul dengan keluarganya kembali di negeri Mesir dan lenyapnya segala rasa iri dan dengki dari hati saudara-saudaranya. Hal ini telah kita bahas pada ayat-ayat sebelumnya.
 
Kali ini ayat yang kita bahas ditujukan kepada nabi Muhammad Saw. Ayat ini mengatakan, kisah di surat ini tidak diambil dari cerita yang beredar di tengah masyarakat atau kitab suci yang telah diubah. Namun kisah ini bersumber pada wahyu ilahi dan hanya Dia yang mengetahui hal gaib. Misalnya di saat saudara Yusuf merencanakan untuk memasukkan Yusuf as ke sumur. Tidak ada yang mengetahui rencana tersebut kecuali Allah swt.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Para nabi mengetahui hal gaib atas izin Allah Swt bukan melalui latihan dan bantuan tukang sihir.
2.Segala tipu daya keji, meski direncanakan dengan rahasia. Namun Allah Swt pasti mengetahuinya dan akan menampakkan rencana keji tersebut jika Dia menghendakinya.
 
Ayat ke 103-104
 
┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘â┘ÆÏ½┘ÄÏ▒┘ŠϺ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘É ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘ê┘Æ Ï¡┘ÄÏ▒┘ÄÏÁ┘ÆÏ¬┘Ä Ï¿┘É┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (103) ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ│┘ÆÏú┘Ä┘ä┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Äϼ┘ÆÏ▒┘ì ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘ç┘Å┘ê┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï░┘É┘â┘ÆÏ▒┘î ┘ä┘É┘ä┘ÆÏ╣┘ÄϺ┘ä┘Ä┘à┘É┘è┘å┘Ä (104)
 
Artinya:
Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman -- walaupun kamu sangat menginginkannya.(12: 103)
 
Dan kamu sekali-kali tidak meminta upah kepada mereka (terhadap seruanmu ini), itu tidak lain hanyalah pengajaran bagi semesta alam.(12: 104)
 
Dengan berakhirnya kisah Yusuf as, ayat selanjutnya dari surat ini membahas topik umum seputar interaksi Nabi Muhamad Saw dengan umatnya. Al-Quran menjelaskan, "Wahai Muhammad, kamu tidak menginginkan balasan apapun dari umatmu dan apa yang kamu sampaikan kepada mereka adalah nasehat dan peringatan. Kamu telah berusaha untuk mengimankan mereka. Namun ketahuilah bahwa sebagian besar manusia tidak mau beriman dan menerima kebanaran. Janganlah kamu mengira bahwa mereka tidak beriman karena tidak mengetahui kebenaran. Berapa banyak dari mereka yang mengetahui kebenaran tetapi tidak mau menerimanya dan bahkan berusaha sekuat tenaga untuk menentang ajaranmu."
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Para nabi sangat tulus dalam menyampaikan hidayah kepada umat manusia, meskipun mereka mendapat perlakuan buruk dari umatnya.
2.Jika manusia tidak beriman, maka hal itu bukan kesalahan para nabi. Namun itu adalah terletak pada ikhiyar (hak pilih) manusia.
 
Ayat ke 105
 
┘ê┘Ä┘â┘ÄÏú┘Ä┘è┘æ┘É┘å┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ïó┘Ä┘è┘ÄÏ®┘ì ┘ü┘É┘è Ϻ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘è┘Ä┘à┘ÅÏ▒┘æ┘Å┘ê┘å┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘ÄϺ ┘à┘ÅÏ╣┘ÆÏ▒┘ÉÏÂ┘Å┘ê┘å┘Ä (105)
 
Artinya:
Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.(12: 105)
 
Menindaklanjuti ayat sebelumnya yang mengatakan bahwa sebagaian besar manusia tidak beriman kepada Allah Swt, ayat ini menghibur Nabi Muhammad Saw dengan mengatakan bahwa mereka ini senantiasa menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah Swt di langit dan bumi. Namun mereka tetap mengingkari Allah Swt. Oleh karena itu janganlah bersedih jika mereka mengingkarimu.
 
Tanda-tanda kebesaran Allah Swt bisa ditelusuri manusia dengan berbagai cara. Misalnya, dengan memperhatikan susunan galaksi di langit atau sejumlah fenomena alam. Dengan mengelilingi ruang angkasa, kekuasaan Allah dapat ditemukan. Ayat ini bisa dikatakan, mengabarkan masa depan manusia yang mampu menembus dan menjelajah ruang agkasa.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Semua fenomena alam adalah mukjizat Allah Swt dan tanda kebesaran dan keagunganNya.
2.Manusia yang lalai, suatu hari bisa sadar dan menerima kebenaran. Namun mereka yang keras kepala tidak akan menerima kebenaran.
 
Ayat ke 106
 
┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å Ïú┘Ä┘â┘ÆÏ½┘ÄÏ▒┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÅÏ┤┘ÆÏ▒┘É┘â┘Å┘ê┘å┘Ä (106)
 
Artinya:
Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).(12: 106)
 
Ayat ini masih berhubungan dengan ayat sebelumnya dan ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw. Ayat ini menyatakan, bukan hanya sebagian besar manusia tidak beriman, tetapi mereka yang beriman pun imannya tidak tulus dan akidahnya tidak sempurna. Mereka ini meski menyembah Allah Swt namun juga masih mempercayai kekuatan lain dalam menyelesaikan segala urusannya. Artinya,mereka menyembah Allah Swt, namun untuk urusan kehidupannya dia menyerahkannya kepada kekuatan lain.
 
Imam Redhaas ketika menafsirkan ayat ini berkata, maksud dari syirik dalam ayat ini bukanlah penyembahan berhala, akan tetapi penyerahan urusan kepada selain Allah Swt.Diriwayatkan dari Imam Shadiq as bahwa beliau berkata, "Syirik pada diri manusia lebih tersembunyi dari semut hitam yang bergerak di batu hitam pada malam hari yang gelap gulita."
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Keimanan bertingkat-tingkat. Iman yang murni sangatlah sedikit.
2.Syirik juga mempunyai tingkatan, mulai dari syirik nyata yaitu penyembahan selain Allah hingga syirik tersembunyi yang tidak disadari oleh manusia. Untuk menghindari syirik ini kita harus berlindung pada Allah Swt.
Sejenak Bersama Al-Quran: Parameter dan Batasan Pertemanan
Parameter dan Batasan Pertemanan
 
Allah Swt berfirman:
 
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. at-Taubah: 31)
 
Ahbar dalam ayat ini berarti ilmuwan merupakan bentuk plural dari kata Hibr. Sementara kata Ruhban merupakan bentuk plural dari Rahib yang berarti orang yang meninggalkan dunia. Kedua kelompok manusia ini dengan segala kesuciannya hanyalah hamba Allah dan bukan sesembahan.
 
Imam Shadiq as berkata, "Ahli Kitab tidak melakukan sembahyang dan puasa untuk ulamanya, tapi ulama mereka menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal lalu masyarakat mengikuti perbuatannya."[1]
 
Ketaatan mutlak kepada orang lain merupakan model lain penyembahan kepada mereka. Untuk itu Imam Shadiq as berkata, "Man Atha'a Rajulan fi Ma'shiyah Allah Faqad ÔÇÿAbadahu... Barangsiapa yang menaati seseorang dalam maksiat berarti ia telah menyembahnya."[2]
 
Dengan demikian, cinta, pertemanan dan ketaatan harus memiliki batasan. Setiap sistem, qutub (maqam dalam irfan), mursyid (guru dalam irfan), aturan organisasi dan partai dan yang lainnya bila sumbernya tidak berasal dari wahyu dan perintah Allah, maka itu guluw atau berlebih-lebihan. Begitu juga bila bersikap guluw kepada para nabi seperti menyembah sebagian dari mereka atau menyebut mereka sebagai anak-anak Allah. Karena itu sudah menjadi kesyirikan.
 
Sumber: Mohsen Qarati, Daghayeghi ba Quran, Tehran, Markaz Farhanggi Darsha-i az Quran, 1388 Hs, cet 1.
 
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 100-101
Ayat ke 100
 
┘ê┘ÄÏ▒┘Ä┘ü┘ÄÏ╣┘Ä Ïú┘ÄÏ¿┘Ä┘ê┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ▒┘ÆÏ┤┘É ┘ê┘ÄÏ«┘ÄÏ▒┘æ┘Å┘êϺ ┘ä┘Ä┘ç┘Å Ï│┘Åϼ┘æ┘ÄÏ»┘ïϺ ┘ê┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ¿┘ÄϬ┘É ┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏú┘Æ┘ê┘É┘è┘ä┘Å Ï▒┘ÅÏñ┘Æ┘è┘ÄϺ┘è┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘Å ┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï¼┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä┘ç┘ÄϺ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è Ï¡┘Ä┘é┘æ┘ïϺ ┘ê┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ïú┘ÄÏ¡┘ÆÏ│┘Ä┘å┘Ä Ï¿┘É┘è ÏÑ┘ÉÏ░┘Æ Ïú┘ÄÏ«┘ÆÏ▒┘Äϼ┘Ä┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Éϼ┘Æ┘å┘É ┘ê┘Äϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ï¿┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¿┘ÄÏ»┘Æ┘ê┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘É Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘å┘ÄÏ▓┘ÄÏ║┘Ä Ïº┘äÏ┤┘æ┘Ä┘è┘ÆÏÀ┘ÄϺ┘å┘Å Ï¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘É┘è ┘ê┘ÄÏ¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä ÏÑ┘ÉÏ«┘Æ┘ê┘ÄϬ┘É┘è ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è ┘ä┘ÄÏÀ┘É┘è┘ü┘î ┘ä┘É┘à┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ┤┘ÄϺÏí┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘â┘É┘è┘à┘Å (100)
 
Artinya:
Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(12: 100)
 
Pada pembahasan sebelumnya, telah dibahas bersama bahwa Yusuf menyambut kedatangan keluarganya di luar kota. Di saat mereka tiba di Mesir seraya mengucapkan selamat datang, Yusuf memeluk mereka dengan penuh kehangatan. Ayat ini menceritakan sikap Yusuf terhadap kedua orang tuanya. Dalam mengungkapkan rasa hormatnya terhadap mereka. Yusuf menempatkan kedua orang tuanya di singgasana. Namun al-Quran menyatakan, kedua orang tua dan saudara Yusuf bersyukur kepada Allah atas keselamatan dan kedudukan mulia yang diterima anaknya tersebut. Mereka bersujud kepada Allah sebagai ungkapan rasa terima kasihnya.
 
Namun sujud tersebut dilakukan di saat Yusuf sedang berdiri. Oleh karena itu setelah mereka bersujud, Yusuf berkata kepada ayahnya, kejadian ini merupakan takbir mimpi masa remajanya di mana matahari, bulan dan 11 bintang tersebut adalah ayah, ibu dan 11 saudaranya yang bersujud kepada Allah karena dirinya.
 
Dalam dialog selanjutnya beliau mengisyaratkan peristiwa pembebasan dirinya dari penjara Mesir. Menurutnya keluarganya mempunyai andil dalam peristiwa yang dia alami. Yusuf menyatakan bahwa semua itu terjadi atas kemurahan Allah. Disisi lain beliau tidak menceritakan peristiwa ketika dia dimasukkan ke sumur oleh saudaranya dan kejadian ketika beliau di perjualbelikan sebagai budak. Hal tersebut karena kebesaran hati dan demi menjaga kehormatan saudara-saudaranya. Beliau menilai sikap mereka di masa lalu karena pujukan syaitan sehingga timbullah kedengkian di hati mereka dan pada akhirnya terjadilah peristiwa tersebut.
 
Dari ayat tadi terdapat tigapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Menghormati kedua orang tua hukumnya wajib dan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut berlaku bagi kita semua meski kita menduduki jawatan yang tinggi.
2. Meski manusia mempunyai pilihan dan kehendak. Namun sumber kebaikan adalah Allah Swt, sedangkan kejahatan berasal dari setan.
3. Hendaknya kita bersikap jantan dan memaafkan kesalahan orang yang berbuat salah terhadap kita, bukan malah sebaliknya menjadi orang pendendam.
 
Ayat ke 101
 
Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É ┘é┘ÄÏ»┘Æ Ïó┘ÄϬ┘Ä┘è┘ÆÏ¬┘Ä┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘Å┘ä┘Æ┘â┘É ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘à┘ÆÏ¬┘Ä┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Æ Ï¬┘ÄÏú┘Æ┘ê┘É┘è┘ä┘É Ïº┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ¡┘ÄϺϻ┘É┘èϽ┘É ┘ü┘ÄϺÏÀ┘ÉÏ▒┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Ä ┘ê┘Ä┘ä┘É┘è┘æ┘É┘è ┘ü┘É┘è Ϻ┘äÏ»┘æ┘Å┘å┘Æ┘è┘ÄϺ ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É Ï¬┘Ä┘ê┘Ä┘ü┘æ┘Ä┘å┘É┘è ┘à┘ÅÏ│┘Æ┘ä┘É┘à┘ïϺ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘ä┘ÆÏ¡┘É┘é┘Æ┘å┘É┘è Ï¿┘ÉϺ┘äÏÁ┘æ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘É┘è┘å┘Ä (101)
 
Artinya:
Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.(12: 101)
 
Al-Quran menyebutkan adanya dua pemimpin di Mesir. Pemerintahan Firaun yang menganggap kekuasaan adalah miliknya dan para penduduk adalah budaknya. Di sisi lain adalah pemerintahan Yusuf as yang menyatakan bahwa kekuasaan adalah milik Allah Swt. Beliau berkata, "Ya Allah! Segala yang kumiliki berasal dari-Mu, segala ilmu, kekuasaan dan pangkat adalah anugerah-Mu. Aku selalu membutuhkan-Mu baik di dunia maupun di akhirat. Engkau adalah pelindungku, aku berharap di saat kematian menjemputku, diriku berada dalam kondisi berserah diri kepada-Mu dan masukkanlah diriku bersama golongan orang-orang saleh."
 
Beliau mengucapkan kata-katanya dalam bentuk doa dan munajat. Hal ini menunjukkan kedalaman iman dan rasa tawakal beliau kepada Allah Swt. Yusuf as bersama keluarga dan saudaranya menikmati karunia Allah swt berupa kedudukan tinggi di Mesir. Namun di saat menghadapi kesulitan beliau tidak melupakan Tuhannya, hanya nama Allah-lah yang terucap dari bibir beliau guna menyelesaikan berbagai kesulitan yang dihadapinya. Yang lebih penting lagi adalah di saat beliau berada dalam puncak kekuasaan, beliau tetap mengingat hari kiamat dan selalu berdoa agar imannya tetap terjaga dan meninggal dalam kondisi beriman pada Allah Swt.
 
Dari ayat tadi terdapat tigapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Kita harus selalu memikirkan nasib kita di dunia dan selalu memohon bantuan Allah Swt guna menjaga agama dan iman kita.
2. Jabatan dan kekuasaan adalah faktor yang mendorong manusia berbuat sewenang-wenang dan menjauhkannya dari keimanan, kecuali jika Allah Swt menjaga manusia dari segala bahaya.
3. Para penguasa harus menyadari bahwa Allah Swt selalu mengawasi mereka dan Dia-lah yang Berkuasa atas manusia di dunia dan akhirat.
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 96-99
Ayat ke 96
 
┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ Ï¼┘ÄϺÏí┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¿┘ÄÏ┤┘É┘èÏ▒┘Å Ïú┘Ä┘ä┘Æ┘é┘ÄϺ┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘ê┘Äϼ┘Æ┘ç┘É┘ç┘É ┘ü┘ÄϺÏ▒┘ÆÏ¬┘ÄÏ»┘æ┘Ä Ï¿┘ÄÏÁ┘É┘èÏ▒┘ïϺ ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ïú┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ Ïú┘Ä┘é┘Å┘ä┘Æ ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘ÄϺ ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (96)
 
Artinya:
Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajah Ya'qub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya'qub: "Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya".(12: 96)
 
Pada pembahasan sebelumnya telah dikaji bersama bahwa Yusuf as di saat memberikan bajunya kepada saudara-saudaranya, berkata, "Bawalah bajuku ini kepada ayah agar mata beliau sembuh kembali." Ayat ini menjelaskan bahwa ketika saudara-saudara Yusuf membawa baju tersebut dan lalu mengusapkannya pada kedua mata ayah mereka, maka janji yang diberikan Yusuf as atas izin Allah Swt terealisasi dan mata Ya'qub as sembuh seperti sedia kala.
 
Kemudian Nabi Ya'qub as berkata kepada anak-anaknya, "Selama berapa tahun ini jika aku membicarakan Yusuf kalian selalu mengatakan bahwa hal itu hanyalah khayalanku belaka. Lebih dari itu kalian menyangka aku mengharapkan kembalinya orang yang telah dimakan serigala. Namun kalian tidak sadar bahwa aku mengetahui sesuatu atas wahyu Allah Swt. Aku yakin bahwa kalian tidak mengetahuinya. Lebih dari itu aku selalu mengharap anugerah Allah Swt, sedangkan kalian tidak demikian."
 
Hal yang menarik adalah kisah tentang baju Yusuf. Dahulu, setelah memasukkan Yusuf ke dalam sumur, saudara-saudara Yusuf berpura-pura menangis dengan membawa bajunya yang dilumuri darah lalu berbohong bahwa Yusuf  mati dimakan serigala. Kini peristiwa tersebut kembali terulang. Mereka datang sambil membawa baju Yusuf dan membawa kabar gembira bahwa Yusuf masih hidup. Tidak hanya itu mereka juga membawa berita soal kedudukan dan jabatan penting Yusuf di negeri Mesir.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Anak yang tidak baik membawa masalah dan kesulitan jasmani dan ruhani orang tuanya. Namun anak yang saleh dan baik adalah pelita kehidupan bagi orang tua.
2.Kelebihan Nabi adalah yakin atas janji Allah dan pertolongan-Nya.
 
Ayat ke 97-98
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ¿┘ÄϺ┘å┘ÄϺ ϺÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘Æ ┘ä┘Ä┘å┘ÄϺ Ï░┘Å┘å┘Å┘êÏ¿┘Ä┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘â┘Å┘å┘æ┘ÄϺ Ï«┘ÄϺÏÀ┘ÉϪ┘É┘è┘å┘Ä (97) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ï│┘Ä┘ê┘Æ┘ü┘Ä Ïú┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘Å ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ║┘Ä┘ü┘Å┘êÏ▒┘ŠϺ┘äÏ▒┘æ┘ÄÏ¡┘É┘è┘à┘Å (98)
 
Artinya:
Mereka berkata: "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)".(12: 97)
 
Ya'qub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(12: 98)
 
Setelah kembali ke Kan'an, saudara-saudara Yusuf menyesali perbuatan mereka dan meminta sang ayah untuk memohonkan pengampunan kepada Allah Swtatas perbuatan dosa yang mereka lakukan. Nabi Ya'qub as menjanjikan kepada mereka untuk memohon pengampunan bagi anak-anaknya. Hal tersebut akan dilakukan Ya'qub as pada saat yang tepat. Riwayat menyebutkan bahwa maksud Ya'qub as dari saat yang tepat untuk berdoa adalah malam Jum'at. Karena Allah swt menjadikan malam tersebut sebagai malam terkabulnya segala doa dan munajat.
 
Dari ayat tadi terdapat tigapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Bertawasul kepada para kekasih Allah Swt dan menjadikan mereka perantara demi mengharap pengampunan Allah adalah hal yang terpuji.
2.Di saat orang bersalah mengakui dosanya, janganlah kita mencelanya. Selayaknya kita memaafkan dan meminta orang lain memaafkan kesalahannya.
3.Hendaknya kita berusaha membangkitkan harapan pada orang yang berdosa.
 
Ayat ke 99
 
┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ï»┘ÄÏ«┘Ä┘ä┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Ä Ïó┘Ä┘ê┘Ä┘ë ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ïú┘ÄÏ¿┘Ä┘ê┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘ê┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏºÏ»┘ÆÏ«┘Å┘ä┘Å┘êϺ ┘à┘ÉÏÁ┘ÆÏ▒┘Ä ÏÑ┘É┘å┘Æ Ï┤┘ÄϺÏí┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ïó┘Ä┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (99)
 
Artinya:
Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: "Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman".(12: 99)
 
Wajar jika Ya'qub as beserta keluarganya sangat gembira saat memasuki Mesir setelah sekian lama berpisah dengan Yusuf. Nabi Yusuf as telah menunggu kedatangan mereka di luar kota. Tujuan Yusuf adalah menyambut keluarganya dengan penuh kehormatan dan mengiring mereka memasuki Mesir. Untuk itu Yusuf sangat menantikan pertemuan itu. Pertemuan antara ayah dan anak tersebut sulit untuk dilukiskan. Al-Quran hanya mengisyaratkan pokok permasalahan yaitu penyambutan yang dilakukan Yusuf dengan penuh penghormatan.
 
Dari ayat tadi terdapat tigapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Berhati-hatilah, jangan sampai kedudukan melupakan kita untuk menghormati kedua orang tua kita.
2.Ciri pemerintahan yang bersih adalah mampu menjamin keamanan warganya. Namun hal ini akan terealisasi jika kekuasaan dipegang oleh figur-figur yang bersih seperti Yusuf as.
3.Janganlah melupakan pertolongan Allah Swt di saat menyebut kelebihan kita. Seperti yang dinyatakan Nabi Yusuf as di saat beliau berkata,"Atas bantuan Allah Swt Mesir dalam kondisi aman."