کمالوندی

کمالوندی

Senin, 24 Februari 2014 19:58

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 45-49

Ayat ke 45-46

 

┘ê┘Ä┘å┘ÄϺϻ┘Ä┘ë ┘å┘Å┘êÏ¡┘î Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ü┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ÏºÏ¿┘Æ┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘É┘è ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ê┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Ä┘â┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘Å ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Ä Ïú┘ÄÏ¡┘Æ┘â┘Ä┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘â┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (45) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ ┘å┘Å┘êÏ¡┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘É┘â┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘à┘Ä┘ä┘î Ï║┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘Å ÏÁ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ì ┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ│┘ÆÏú┘Ä┘ä┘Æ┘å┘É ┘à┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Ä Ï¿┘É┘ç┘É Ï╣┘É┘ä┘Æ┘à┘î ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘ÄÏ╣┘ÉÏ©┘Å┘â┘Ä Ïú┘Ä┘å┘Æ Ï¬┘Ä┘â┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¼┘ÄϺ┘ç┘É┘ä┘É┘è┘å┘Ä (46)

 

Artinya:

Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya". (11: 45)

 

Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan". (11: 46)

 

Dalam pembahasan lalu, kami telah sebutkan bahwa putra Nabi Nuh as "Kan'an" tidak mau naik ke bahtera (perahu), sehingga dia termasuk dalam golongan orang-orang kafir yang ditenggelamkan oleh Allah dalam banjir itu. Kemudian kedua ayat yang baru disebutkan tadi menyebutkan bahwa Nabi Nuh as memohon kepada Allah,  "Wahai Tuhanku? Engkau telah berjanji akan menyelamatkan keluargaku, dan aku tahu bahwa janji-Mu itu adalah benar, lalu kenapa anak dan istriku yang merupakan keluargaku Engkau tenggelamkan?" Allah Swt dalam menjawab pernyataan Nuh as bersabda, "Janji-Ku adalah benar. Putramu tidak terhitung sebagai keluargamu, karena dia tidak mau beriman dan enggan menerima seruangmu. Dia malah pergi bergabung bersama orang-orang kafir, sehingga dia digolongkan bersama mereka."

 

Sikap Nabi Nuh as dalam kejadian ini dapat dipahami sebagai berikut. Nabi Nuh sebenarnya tidak mengetahui bahwa putranya itu telah menjadi kafir, dan termasuk orang-orang yang bakal ditenggelamkan oleh Allah Swt. Karena itu meskipun beliau as diperintahkan Allah untuk untuk hanya menaikkan orang-orang mukmin ke dalam bahtera besar itu, beliau juga menyeru putranya agar naik ke bahtera. Kepada putranya itu, Nabi Nuh tidak berkata "Janganlah engkau bersama orang-orang kafir". Atas dasar ini Allah Swt berfirman kepada Nabi Nuh as, "Karena itu janganlah kamu memohon kepada-Ku mengenai sesuatu yang kamu tidak mengetahuinya. Sesungguhnya Aku mengingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak mengerti."

 

Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Keterikatan terhadap agama dan ajaran Islam lebh diutamakan daripada keterikatan terhadap keluarga. Para pengikut Nabi Nuh as adalah orang-orang yang boleh dinaikkan ke dalam bahtera dan merekalah orang-orang yang diselamatkan oleh Allah. Namun, karena Kan'an adalah orang yang kafir, sekalipun ia putra Nabi Nuh, ia tetap mendapatkan azab.

2. Dalam pandangan Allah, kemuliaan seorang manusia adalah dari sisi keimanannya. Karena itu putra Nabi tidak ada bedanya dengan manusia lainnya, dia tidak memiliki konsesi atau kelebihan apapun.

3. Sewaktu kita berdoa kepada Allah, pastilah kita menginginkan sesuatu dari Penguasa Jagat Raya ini. Akan tetapi bila doa kita tidak dikabulkan, kita tidak perlu marah atau sedih, karena Allah Maha Tahu tentang apa yang terbaik bagi kita.

4. Manusia memiliki ikhtiar atau kemampuan untuk memilih. Bahkan anak dan istri Nabi sekalipun tidak dipaksa harus beriman dan mengikuti risalah Nabi. Mereka bebas memilih jalan yang ingin ditempuh, namun juga harus mempertanggungjawabkan sendiri jalan pilihan mereka itu.

 

Ayat ke 47

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘ÄÏ╣┘Å┘êÏ░┘Å Ï¿┘É┘â┘Ä Ïú┘Ä┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ│┘ÆÏú┘Ä┘ä┘Ä┘â┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä ┘ä┘É┘è Ï¿┘É┘ç┘É Ï╣┘É┘ä┘Æ┘à┘î ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘Æ ┘ä┘É┘è ┘ê┘ÄϬ┘ÄÏ▒┘ÆÏ¡┘Ä┘à┘Æ┘å┘É┘è Ïú┘Ä┘â┘Å┘å┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ«┘ÄϺÏ│┘ÉÏ▒┘É┘è┘å┘Ä (47)

 

Artinya:

Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi".(11: 47)

 

Setelah Nabi Nuh as diperingatkan Allah karena telah memohon sesuatu di luar pengetahuannya, beliau pun memohon ampunan dan rahmat Allah. Para nabi mengetahui dengan pasti bahwa dalam menghadapi keputusan dan ketentuan Allah, mereka haruslah tunduk, patuh dan tawadhu tanpa ada sedikitpun mengulur-ulur waktu. Karena sesungguhnya Allah Swt Maha Mengetahui segala kebaikan dan kemaslahatan semua orang. Semua keputusan dan ketetapan Allah selalu berdasarkan kemaslahatan manusia.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Taubat dan beristighfar merupakan penyelamat bagi manusia ketika ia telah melakukan pekerjaan yang salah ataupun mengatakan sesuatu yang tidak pada tempatnya.

2. Tanpa rahmat dan pertolongan Allah, para Nabi sekalipun tidak akan pernah sampai pada tujuan mereka. Para nabi memahami bahwa bila sesorang dijauhkan dari rahmat dan pertolongan Allah, maka dia akan tergolong orang-orang yang merugi.

 

Ayat ke 48

 

┘é┘É┘è┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ ┘å┘Å┘êÏ¡┘ŠϺ┘ç┘ÆÏ¿┘ÉÏÀ┘Æ Ï¿┘ÉÏ│┘Ä┘ä┘ÄϺ┘à┘ì ┘à┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏ¿┘ÄÏ▒┘Ä┘â┘ÄϺϬ┘ì Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ïú┘Å┘à┘Ä┘à┘ì ┘à┘É┘à┘æ┘Ä┘å┘Æ ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘â┘Ä ┘ê┘ÄÏú┘Å┘à┘Ä┘à┘î Ï│┘Ä┘å┘Å┘à┘ÄϬ┘æ┘ÉÏ╣┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ï½┘Å┘à┘æ┘Ä ┘è┘Ä┘à┘ÄÏ│┘æ┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘æ┘ÄϺ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘î Ïú┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘î (48)

 

Artinya:

Difirmankan: "Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami". (11: 48)

 

Setelah banjir surut dan bahtera Nabi Nuh berlabuh di sebuah tempat yang ditetapkan Allah, Nabi Nuh as bersama para pengikut beliau turun dari bahtera dengan memperoleh nikmat dan berkah dari Tuhan mereka. Setiap pasang dari mereka akan melanjutkan mata rantai ummat manusia. Poin yang menarik dalam ayat ini adalah perintah "turun" yang dulu juga diucapkan kepada Nabi Adam as. Dengan demikian, Nabi Nuh adalah ayah kedua bagi umat manusia. Setelah itu, anak-anak Nabi Nuh akan terbagi ke dalam dua kelompok yaitu Mukmin dan Kafir, dan proses itu terus berlanjut hingga akhir zaman.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Berbagai nikmat Allah yang diperoleh oleh orang-orang mukmin merupakan unsur keselamatan dan keberkahan. Namun, bagi orang-orang kafir, nikmat-nikmat itu malah merupakan kerugian dan petaka di dunia.

2. Allah Swt tetap memberikan kenikmatan dunia kepada orang-orang kafir. Akan tetapi Allah memberikan batas waktu dari nikmat tersebut untuk menguji apakah orang itu memanfaatkan nikmat untuk mencari pahala, atau malah mencari siksa.

 

Ayat ke 49

 

Ϭ┘É┘ä┘Æ┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¿┘ÄϺÏí┘É Ïº┘ä┘ÆÏ║┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘É ┘å┘Å┘êÏ¡┘É┘è┘ç┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Ä Ï¬┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ç┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Ä ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Å┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘É ┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ ┘ü┘ÄϺÏÁ┘ÆÏ¿┘ÉÏ▒┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘ÄϺ┘é┘ÉÏ¿┘ÄÏ®┘Ä ┘ä┘É┘ä┘Æ┘à┘ÅϬ┘æ┘Ä┘é┘É┘è┘å┘Ä (49)

 

Artinya:

Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (11: 49)

 

Ayat ini merupakan akhir dari kisah Nabi Nuh as dan kaumnya yang telah diterangkan dalam 25 ayat. Di penghujung rangkaian ayat-ayat ini, Allah Swt berfirman kepada Nabi Muhammad Saw, "Pelajaran dari peristiwa ini akan tetap berguna bagimu dan umatmu, yaitu bahwa keberhasilan dalam melewati ujian semacam ini hanya akan dicapai oleh orang yang suci, bertakwa, sabar, dan konsisten. Hal inilah yang dilakukan oleh Nabi Nuh as, beliau selama berabad-abad sabar dan tabah, sehingga akhirnya memperoleh kemenangan dan keselamatan."

Senin, 24 Februari 2014 19:56

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 42-44

Ayat ke 42

 

┘ê┘Ä┘ç┘É┘è┘Ä Ï¬┘Äϼ┘ÆÏ▒┘É┘è Ï¿┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ü┘É┘è ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ¼┘ì ┘â┘ÄϺ┘ä┘ÆÏ¼┘ÉÏ¿┘ÄϺ┘ä┘É ┘ê┘Ä┘å┘ÄϺϻ┘Ä┘ë ┘å┘Å┘êÏ¡┘î ϺϿ┘Æ┘å┘Ä┘ç┘Å ┘ê┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘ü┘É┘è ┘à┘ÄÏ╣┘ÆÏ▓┘É┘ä┘ì ┘è┘ÄϺ Ï¿┘Å┘å┘Ä┘è┘æ┘Ä ÏºÏ▒┘Æ┘â┘ÄÏ¿┘Æ ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘â┘Å┘å┘Æ ┘à┘ÄÏ╣┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘â┘ÄϺ┘ü┘ÉÏ▒┘É┘è┘å┘Ä (42)

 

Artinya:

Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir". (11: 42)

 

Pada pembicaraan pekan lalu, kami telah menyebutkan bahwa karena sikap keras kepala dan pembangkangan kaum Nabi Nuh as terhadap seruan tauhid, Allah Swt memberitahukan kepada Nabi Nuh bahwa Dia akan menurunkan azab dan siksaan-Nya kepada orang-orang kafir itu. Allah memerintahkan Nabi Nuh agar membuat sebuah bahtera besar sehingga sewaktu azab tersebut turun, bahtera itu akan menjadi alat perantara bagi orang-orang mukmin untuk menyelamatkan diri. Akhirnya datanglah azab Allah. Air yang meluap dari perut bumi dan turunnya hujan lebat, telah menimbulkan banjir yang besar dan dahsyat. Seperti yang diungkapkan oleh ayat ini, gelombang air itu tinggi seperti gunung dan menghempaskan segala suatu di muka bumi.

 

Namun sayangnya putra Nabi Nuh as sendiri memilih berpisah dari jalan ayahnya dan bergabung bersama orang-orang kafir. Karena itu, dia tidak mau naik bahtera Nabi Nuh. Akan tetapi, naluri seorang ayah terhadap anaknya membuat Nabi Nuh sampai pada detik-detik terakhir memanggil-manggil Kan'an dan berusaha mengajaknya agar beriman kepada Allah dan meninggalkan orang-orang kafir.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Setiap orang tua bertanggung jawab terhadap nasib anak-anak mereka. Meskipun seseorang memiliki tanggung jawab atau posisi kemasyarakat, namun dia tetap memiliki tanggung jawab dalam mendidik anak-anaknya sendiri.

2. Bergabung bersama orang-orang kafir akan menjauhkan manusia dari jalan kebenaran, meskipun seandainya dia adalah anak Nabi sekalipun.

 

Ayat ke 43

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ï│┘ÄÏó┘Ä┘ê┘É┘è ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ϼ┘ÄÏ¿┘Ä┘ä┘ì ┘è┘ÄÏ╣┘ÆÏÁ┘É┘à┘Å┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÄϺÏí┘É ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ä┘ÄϺ Ï╣┘ÄϺÏÁ┘É┘à┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘à┘Ä┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¡┘É┘à┘Ä ┘ê┘ÄÏ¡┘ÄϺ┘ä┘Ä Ï¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä┘ç┘Å┘à┘ÄϺ Ϻ┘ä┘Æ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ¼┘Å ┘ü┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ║┘ÆÏ▒┘Ä┘é┘É┘è┘å┘Ä (43)

 

Artinya:

Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. (11: 43)

 

Meskipun Nabi Nuh telah menyeru anaknya agar meninggalkan kekufuran dengan naik ke dalam bahtera, namun putra Nabi Nuh itu tetap bersikeras memilih jalan yang sesat. Dia menyangka akan dapat menyelamatkan diri dari azab dan siksaan Allah dengan cara naik ke puncak gunung tertinggi. Padahal, puncak gunung pun berada di bawah kekuasaan Allah. Karena itu, apabila Allah sudah menghendaki untuk mengazab seseorang, tidak ada lagi tempat bersembunyi bagi orang itu. Saat Nabi Nuh tengah bercakap-cakap dengan putranya itu, tiba-tiba datanglah sebuah ombak besar yang menghempaskan putra Nabi Nuh itu. Diapun tenggelam dalam keadaan kafir.

 

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Dalam menghadapi berbagai mara bahaya, orang-orang mukmin pastilah akan berlindung kepada Allah, sementara orang-orang musyrik akan mengandalkan kekuasaan dan harta benda duniawi.

2. Air merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk bernyawa, akan tetapi karena perintah Allah air dapat berubah menjadi alat penghancur yang membinasakan.

3. Dalam sistem pemberian pahala dan siksaan dari Allah, hubungan darah, kekerabatan, dan kekeluargaan tidak bisa memberi pengaruh sedikit pun. Walaupun seseorang adalah putra Nabi, namun bila dia kafir dan mengingkari Allah, pasti dia akan mendapatkan azab yang setimpal, sedang ayahnya yang Nabi tidak bisa berbuat apapun untuk membantunya.

 

Ayat ke 44

 

┘ê┘Ä┘é┘É┘è┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘ŠϺϿ┘Æ┘ä┘ÄÏ╣┘É┘è ┘à┘ÄϺÏí┘Ä┘â┘É ┘ê┘Ä┘è┘ÄϺ Ï│┘Ä┘à┘ÄϺÏí┘Å Ïú┘Ä┘é┘Æ┘ä┘ÉÏ╣┘É┘è ┘ê┘ÄÏ║┘É┘èÏÂ┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÄϺÏí┘Å ┘ê┘Ä┘é┘ÅÏÂ┘É┘è┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å ┘ê┘ÄϺÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘ê┘ÄϬ┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ÆÏ¼┘Å┘êÏ»┘É┘è┘æ┘É ┘ê┘Ä┘é┘É┘è┘ä┘Ä Ï¿┘ÅÏ╣┘ÆÏ»┘ïϺ ┘ä┘É┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É Ïº┘äÏ©┘æ┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (44)

 

Artinya:

Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim". (11: 44)

 

Ayat-ayat yang kami bahas dalam pertemuan kita kali ini menunjukkan sebuah hakikat sejarah yang terjadi pada zaman Nabi Nuh as. Menurut pandangan ahli-ahli linguistik dan ahli bahasa Arab, ayat ini merupakan salah satu dari ayat-ayat al-Quran yang paling baligh, fasih dan dalam susunan yang pendek, namun tegas, telah menjelaskan sebuah kejadian dan peristiwa besar. Atas perintah Allah, terjadi sebuah banjir besar disertai angin topan dan hujan lebat yang melanda sebagian besar permukaan bumi. Setelah itu, atas perintah Allah pula, air kembali surut dan ketenteraman kembali muncul di muka bumi sehingga berlanjutlah generasi orang-orang mukmin.

 

Bahtera Nabi Nuh berlabuh di atas bukit bernama "Judi", di suatu tempat yang masih diperselisihkan oleh para mufassir dan sejarawan. Sebagian sejarawn mengatakan bahwa berlabuhnya bahtera Nabi Nuh itu di pegunungan "Ararat" yang terletak di Turki, sementara sebagian yang lain mengatakan di perbatasan Mosul, Irak. Namun yang pasti, banjir besar yang menenggelamkan orang-orang kafir itu memang terjadi dan al-Quran menyebutnya sebagai kemurkaan Allah. Karena itu, kita harus waspada, bisa jadi berbagai bencana alam seperti banjir atau gempa bumi yang menimpa kita adalah tanda kemurkaan dan peringatan Allah bagi kita.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Bumi dan langit berada di bawah perintah dan kekuasaan Tuhan. Allah Swt lah yang menetapkan hukum alam dan Allah tidak terikat dengan hukum alam tersebut.

2. Meskipun orang-orang yang zalim telah binasa, bukan berarti kezaliman dan keangkara murkaan telah musnah di muka bumi. Karena itu, bendera perlawanan terhadap kezaliman harus terus dikibarkan sepanjang sejarah.

Senin, 24 Februari 2014 19:55

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 38-41

Ayat ke 38-39

 

┘ê┘Ä┘è┘ÄÏÁ┘Æ┘å┘ÄÏ╣┘ŠϺ┘ä┘Æ┘ü┘Å┘ä┘Æ┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘â┘Å┘ä┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ ┘à┘ÄÏ▒┘æ┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘à┘Ä┘ä┘ÄÏú┘î ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É┘ç┘É Ï│┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘å┘Æ Ï¬┘ÄÏ│┘ÆÏ«┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ü┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘å┘ÄÏ│┘ÆÏ«┘ÄÏ▒┘Å ┘à┘É┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘â┘Ä┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ│┘ÆÏ«┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (38) ┘ü┘ÄÏ│┘Ä┘ê┘Æ┘ü┘Ä Ï¬┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É┘è┘ç┘É Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘î ┘è┘ÅÏ«┘ÆÏ▓┘É┘è┘ç┘É ┘ê┘Ä┘è┘ÄÏ¡┘É┘ä┘æ┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘î ┘à┘Å┘é┘É┘è┘à┘î (39)

 

Artinya:

Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). (11: 38)

 

Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal". (11: 39)

 

Pada pembahasan lalu, telah disebutkan bahwa Nabi Nuh as telah menyeru kaumnya selama 1000 tahun, namun mereka tetap tidak mau beriman kecuali segelintir orang saja. Allah Swt kemudian memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat sebuah bahtera atau perahu besar guna menyelamatkan orang-orang mukmin dari azab Allah. Kedua ayat yang baru kita baca tadi mengatakan, "Sewaktu Nabi Nuh as tengah sibuk membuat bahtera, orang-orang kafir dan para penentang beliau malah mengejek beliau. Mereka berkata, "Wahai Nuh, meski kau telah menghabiskan usiamu, tak akan ada orang yang mau berkumpul di sisimu, tidak juga ada orang yang mau bergabung dengan agamamu. Apalagi saat ini kamu menyibukkan diri sebagai tukang kayu dan membuat sebuah bahtera raksasa di sebidang tanah yang jauh dari lautan."

 

Dalam menjawab ejekan dan cemoohan kaumnya itu, Nabi Nuh mengatakan, "Pada suatu hari nanti kami akan naik bahtera ini, dan aku akan balik mengejek dan mencemooh kalian karena kalian telah mengingkari ayat-ayat Allah dan akhirnya terjebak dalam kesulitan dan kesengsaraan."

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Apabila kita tidak bisa memahami perbuatan para tokoh agama dan ilmuwan, maka janganlah kita mencemooh atau mengejek mereka, karena mengejek dan mencemooh adalah perbuatan orang-orang yang tidak berlogika.

2. Dalam menghadapi ejekan dan cemoohan musuh-musuh, kita tidak boleh terkecoh dan terpancing, akan tetapi hendaknya kita tetap kokoh dan komitmen dalam perbuatan kita.

 

Ayat ke 40

 

Ï¡┘ÄϬ┘æ┘Ä┘ë ÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ ϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å┘å┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘ü┘ÄϺÏ▒┘Ä Ïº┘äϬ┘æ┘Ä┘å┘æ┘Å┘êÏ▒┘Å ┘é┘Å┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ Ϻϡ┘Æ┘à┘É┘ä┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘ä┘æ┘ì Ï▓┘Ä┘ê┘ÆÏ¼┘Ä┘è┘Æ┘å┘É ÏºÏ½┘Æ┘å┘Ä┘è┘Æ┘å┘É ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘Ä┘â┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘à┘Ä┘å┘Æ Ï│┘ÄÏ¿┘Ä┘é┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ïº┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘Å ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Ä ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘ç┘Å ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ä┘É┘è┘ä┘î (40)

 

Artinya:

Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman". Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. (11: 40)

 

Setelah pembuatan bahtera tersebut selesai, dengan perintah Allah menyemburlah air dari perut bumi dan tercurah hujan lebat dari langit. Air pun membanjiri seluruh tempat dan bahtera itu pun mengapung di atas air. Nabi Nuh dan orang-orang mukmin menaiki bahtera itu agar terbebas dari gelombang air yang dahsyat. Demi menyelamatkan generasi binatang-binatang, Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya agar membawa sepasang dari setiap jenis binatang itu ke dalam bahtera. Keluarga Nabi Nuh yang beriman semua masuk ke dalam kapal itu, namun, isteri dan putra beliau yang bernama Kan'an tidak bisa menaiki bahtera itu karena mereka menolak untuk beriman.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Berpegang teguh pada ajaran agama (Islam) lebih utama daripada berpegang kepada hubungan keluarga atau kekerabatan. Isteri dan anak Nabi Nuh as tidak memiliki hak untuk naik ke dalam bahtera disebabkan karena kekufuran mereka.

2. Air yang biasanya merupakan sumber kehidupan, atas perintah Allah bisa berubah menjadi penyebab kehancuran sebuah generasi manusia dan binatang-binatang.

 

Ayat ke 41

 

┘ê┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏºÏ▒┘Æ┘â┘ÄÏ¿┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏ│┘Æ┘à┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘Äϼ┘ÆÏ▒┘ÄϺ┘ç┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘à┘ÅÏ▒┘ÆÏ│┘ÄϺ┘ç┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è ┘ä┘ÄÏ║┘Ä┘ü┘Å┘êÏ▒┘î Ï▒┘ÄÏ¡┘É┘è┘à┘î (41)

 

Artinya:

Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya". Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (11: 41)

 

Setelah tanda-tanda azab dan siksaan Allah terlihat jelas berupa semakin tingginya air banjir bandang, maka Nabi Nuh as memerintahkan orang-orang mukmin agar segera naik ke dalam bahtera. Nabi Nuh menyuruh orang-orang mukmin itu memohon rahmat dan ampunan Allah Swt, satu-satunya Zat yang memiliki kekuasaan untuk menyelamatkan mereka dari amukan banjir bandang raksasa itu. Nabi Nuh mengatakan, "Bahtera ini akan bergerak (berlayar) dengan nama Allah, dan dengan nama-Nya pula bahtera ini akan berlabuh, karena itu kendali ini bukan di tanganku."

 

Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa Ahlul Bait Nabi diumpamakan seperti bahtera (perahu) Nabi Nuh as, sebagaimana diriwayatkan "Abu Dzar" sahabat senior Nabi, Perumpamaan Ahlul Baitku seperti perahunya Nabi Nuh, maka barangsiapa yang naik ke dalamnya akan selamat, dan barangsiapa yang meninggalkannya akan tenggelam. Hadis ini juga diriwayatkan oleh para tokoh dan sahabat senior Nabi pada era Islam pertama, seperti Ibnu Abbas, Abdullah bin Zubair, Anas bin Malik, Abu Sa'id Al-Khudri dan yang lainnya, dan dimuat di dalam buku-buku dan tafsir yang mu'tabar.

 

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Berupaya atau diamnya manusia haruslah dengan nama Allah dan dalam rangka mendapatkan ridha Allah Swt.

2. Menyebut nama Allah setiap memulai perbuatan merupakan suri teladan para nabi, sekaligus merupakan pesan dan anjuran mereka kepada para pengikut mereka.

3. Bahtera atau perahu tidak lebih dari sebuah alat belaka. Yang terpenting adalah kehendak Allah. Manusia disamping memperhatikan alat perantara juga tidak boleh lupa dari mengingat dan memohon pertolongan Allah, karena segala sesuatu ada di tangan-Nya.

Senin, 24 Februari 2014 19:55

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 33-37

Ayat ke 33-34

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ ┘è┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É┘è┘â┘Å┘à┘Æ Ï¿┘É┘ç┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å┘Æ Ï┤┘ÄϺÏí┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ Ï¿┘É┘à┘ÅÏ╣┘ÆÏ¼┘ÉÏ▓┘É┘è┘å┘Ä (33) ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÄÏ╣┘Å┘â┘Å┘à┘Æ ┘å┘ÅÏÁ┘ÆÏ¡┘É┘è ÏÑ┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ▒┘ÄÏ»┘ÆÏ¬┘Å Ïú┘Ä┘å┘Æ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏÁ┘ÄÏ¡┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘è┘ÅÏ▒┘É┘èÏ»┘Å Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÅÏ║┘Æ┘ê┘É┘è┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Å┘â┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ï¬┘ÅÏ▒┘ÆÏ¼┘ÄÏ╣┘Å┘ê┘å┘Ä (34)

 

Artinya:

Nuh menjawab: "Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri. (11: 33)

 

Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan". (11: 34)

 

Sebelumnya, telah disebutkan bahwa para penentang Nabi Nuh as bersikap membangkang dan keras kepala di hadapan seruan tauhid yang disampaikan Nabi Nuh. Bahkan, mereka menantang Nabi Nuh agar menurunkan azab dan siksaan di dunia ini. Nabi Nuh as dalam menjawab permintaan mereka mengatakan, "Azab dan siksaan bukan di tanganku, akan tetapi ketahuilah bahwa bila Allah Swt menghendaki untuk menurunkan azab dan siksaan, maka kalian tidak akan mampu mengantisipasi atau bertahan dalam menghadapinya, kalian pasti akan hancur."

 

Nabi Nuh as juga mengingatkan kaumnya bahwa dirinya adalah urusan Allah untuk menyampaikan wahyu, membimbing, dan memberi petunjuk kepada umat manusia. Namun, hasil akhir dari segala jerih payahnya itu bukanlah urusannya. Tuas para Nabi hanya menyampaikan wahyu Ilahi. Namun, bila umatnya tetap membangkang, hal itu akan menjadi tanggung jawab umatnya sendiri. Kelak merekalah yang harus mempertanggung jawabkan kesesatan mereka di hadapan pengadilan Tuhan.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Para nabi selalu menyeru dan mengajak masyarakat kepada jalan kebaikan. Cara dakwah para Nabi adalah dengan mengajak dan menyeru umat melalui suri tauladan dan nasehat.

2. Jika selama hidup di dunia orang-orang kafir tidak mendapatkan azab dari Allah, mereka jangan berbesar hati dan menyangka bahwa mereka tidak tersentuh oleh murka Allah. Pada Hari Kiamat kelak mereka semua akan dikembalikan kepada Allah dan harus mempertanggungjawabkan semua kesesatan mereka.

 

Ayat ke 35

 

Ïú┘Ä┘à┘Æ ┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä Ïº┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘ç┘Å ┘é┘Å┘ä┘Æ ÏÑ┘É┘å┘É Ïº┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘Ä┘è┘ÆÏ¬┘Å┘ç┘Å ┘ü┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘æ┘Ä ÏÑ┘Éϼ┘ÆÏ▒┘ÄϺ┘à┘É┘è ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘ÄϺ Ï¿┘ÄÏ▒┘É┘èÏí┘î ┘à┘É┘à┘æ┘ÄϺ Ϭ┘Åϼ┘ÆÏ▒┘É┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (35)

 

Artinya:

Malahan kaum Nuh itu berkata: "Dia cuma membuat-buat nasihatnya saja". Katakanlah: "Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat". (11: 35)

 

Salah satu cara yang dilakukan oleh para penentang dalam menghadapi seruan dan dakwah para nabi adalah dengan menuduh para utusan Allah itu berbohong. Mereka mengatakan, "Kalian (para nabi) menyatakan bahwa seruan dan ajakan kalian berasal dari sisi Tuhan, padahal sebenarnya dari diri kalian sendiri". Orang-orang kafir itu tidak menunjukkan dalil dan bukti atas tuduhan bohong yang mereka lemparkan kepada para nabi. Sebaliknya, para Nabi memiliki mukjizat-mukjizat yang membuktikan bahwa ajaran mereka berasal dari Allah. Dalam ayat ini disebutkan bahwa meskipun seandainya memang benar para nabi itu berbohong, tidaklah menjustifikasi kesyirikan dan kekufuran orang-orang kafir itu. Apabila para Nabi melakukan keslahan dan dosa, maka dosa itu akan mereka tanggung sendiri dan orang-orang kafir pun akan menanggung dosa mereka sendiri.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Ketika kaum muslimin sedang berdialog dengan para penentang, kaum muslimin harus tetap berbicara dengan bahasa yang baik serta menjauhkan diri dari perkataan kotor dan tidak pada tempatnya. Cara berdialog seperti inilah yang diajarkan oleh al-Quran.

2. Setiap orang bertanggungjawab terhadap amal perbuatannya sendiri. Kesalahan orang lain tidak bisa menjadi justifikasi bagi kesalahan yang kita perbuat.

 

Ayat ke 36-37

 

┘ê┘ÄÏú┘Å┘êÏ¡┘É┘è┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ┘å┘Å┘êÏ¡┘ì Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É┘â┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ»┘Æ Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Ä ┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ¿┘ÆÏ¬┘ÄϪ┘ÉÏ│┘Æ Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘Ä┘ü┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (36) ┘ê┘ÄϺÏÁ┘Æ┘å┘ÄÏ╣┘É Ïº┘ä┘Æ┘ü┘Å┘ä┘Æ┘â┘Ä Ï¿┘ÉÏú┘ÄÏ╣┘Æ┘è┘Å┘å┘É┘å┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘ê┘ÄÏ¡┘Æ┘è┘É┘å┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÅÏ«┘ÄϺÏÀ┘ÉÏ¿┘Æ┘å┘É┘è ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï©┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÅÏ║┘ÆÏ▒┘Ä┘é┘Å┘ê┘å┘Ä (37)

 

Artinya:

Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. (11: 36)

 

Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (11: 37)

 

Berdasarkan ayat-ayat al-Quran yang lainnya Nabi Nuh as telah mengajak dan menyeru kaumnya untuk menyembah Allah Swt selama 1000 tahun, namun sangat sedikit sekali dari kaumnya yang beriman kepada Allah. Allah pun menurunkan wahyu kepada beliau bahwa tak akan ada lagi dari kaumnya yang mau menyatakan beriman. Karena itulah, Allah menetapkan azab terhadap orang-orang kafir tersebut, berupa angin topan dahsyat dan banjir raksasa yang menenggelamkan sebagian besar permukaan bumi. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan diri dari bencana itu adalah dengan menaiki bahtera Nabi Nuh as.

 

Berdasarkan ayat yang telah disebutkan tadi, Nabi Nuh as telah diperintahkan oleh Allah Swt untuk membuat sebuah bahtera sehingga sewaktu turunnya azab dan siksaan Allah, Nabi Nuh dan orang-orang mukmin dapat terselamatkan. Karena azab dan siksaan itu sudah ditetapkan Allah, maka tidak ada lagi yang bisa dilakukan Nabi Nuh as untuk menolong kaumnya yang sesat dan membangkang. Kaum kafir dan sesat itu pun sudah tidak punya jalan lagi untuk menyelamatkan diri mereka dari kemurkaan Allah.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Manusia terkadang jatuh ke dalam jurang kesesatan yang sedemikian dalam sehingga tidak ada lagi jalan untuk menyelamatkan mereka dan dakwah kebenaran tidak akan memberi manfaat apapun kepada mereka.

2. Para Nabi tidak hanya berusaha menyelamatkan manusia dengan cara memberi nasihat dan khutbah belaka, melainkan juga dengan bekerja membangun sarana yang diperlukan umatnya, contohnya seperti prahu yang dibuat Nabi Nuh demi menyelamatkan kaumnya.

3. Azab Allah akan diturunkan di tengah-tengah para pendosa dan pengingkar seruan Allah. Karena itu, sewaktu Allah menurunkan azab dan siksaan-Nya, Dia akan menyelamatkan orang-orang yang tak berdosa.

Senin, 24 Februari 2014 19:54

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 29-32

Ayat ke 29-30

 

┘ê┘Ä┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ┘ä┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ│┘ÆÏú┘Ä┘ä┘Å┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘à┘ÄϺ┘ä┘ïϺ ÏÑ┘É┘å┘Æ Ïú┘Äϼ┘ÆÏ▒┘É┘è┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏÀ┘ÄϺÏ▒┘ÉÏ»┘É Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘Å┘ä┘ÄϺ┘é┘Å┘ê Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘â┘Å┘à┘Æ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ïϺ Ϭ┘Äϼ┘Æ┘ç┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (29) ┘ê┘Ä┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘Ä┘å┘ÆÏÁ┘ÅÏ▒┘Å┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘Æ ÏÀ┘ÄÏ▒┘ÄÏ»┘ÆÏ¬┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ░┘Ä┘â┘æ┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (30)

 

Artinya:

Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui". (11: 29)

 

Dan (dia berkata): "Hai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran? (11: 30)

 

Pada penjelasan lalu telah disinggung bahwa Nabi Nuh as menyeru dan mengajak kaumnya agar menyembah Allah Swt selama ratusan tahun, namun hanya sedikit sekali di antara mereka yang beriman. Para pemuka dan pembesar kaum Nabi Nuh bahkan menghina dan mengejek para pengikut beliau yang kebanyakan terdiri dari orang-orang miskin. Kedua ayat yang baru dibacakan tadi adalah jawaban dari hinaan dan celaan orang-orang kafir itu.

 

Ayat ini mengatakan, "Nabi Nuh as sama sekali tidak meminta upah atau imbalan kedudukan dari kalian, jadi tidak ada alasan bagi kalian untuk membenci seruannya itu. Selain itu, sama sekali tidak ada alasan bagi Nabi Nuh untuk menjauhkan diri dari orang-orang miskin demi menarik hati kalian orang-orang kaya, karena di mata Allah, orang kaya tidaklah lebih baik dari orang miskin. Bila Nabi Nuh menjauhkan diri dari orang miskin, kelak di hari kiamat, dia tidak memiliki jawaban apapun untuk membela diri di hadapan pengadilan Allah."

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Para Nabi tidak pernah menginginkan harta benda dan kedudukan hal ini merupakan salah satu tanda atau dalil bagi kebenaran risalah mereka.

2. Pemerintahan yang lurus dan benar tidak boleh mengorbankan kaum fakir miskin demi menarik simpati dari orang-orang kaya. Pemerintahan yang benar malah harus mengabaikan tuntutan yang tidak sepatutnya dari warga yang sombong dan takabur.

 

Ayat ke 31

 

┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ïú┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘É┘å┘ÆÏ»┘É┘è Ï«┘ÄÏ▓┘ÄϺϪ┘É┘å┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ║┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘Ä ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ïú┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è ┘à┘Ä┘ä┘Ä┘â┘î ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ïú┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å ┘ä┘É┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï¬┘ÄÏ▓┘ÆÏ»┘ÄÏ▒┘É┘è Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘è┘Å┘å┘Å┘â┘Å┘à┘Æ ┘ä┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÅÏñ┘ÆÏ¬┘É┘è┘Ä┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï«┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘ïϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ┘ü┘É┘è Ïú┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÅÏ│┘É┘ç┘É┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è ÏÑ┘ÉÏ░┘ïϺ ┘ä┘Ä┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏ©┘æ┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (31)

 

Artinya:

Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): "Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib", dan tidak (pula) aku mengatakan: "Bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat", dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu: "Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka". Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zalim. (11: 31)

 

Ayat ini menentukan jawaban Nabi Nuh as kepada kaumnya yang kaya dan menuntut banyak hal terhadap beliau. Sebagian umat Nabi Nuh meminta agar beliau memberikan harta karun berupa perhiasan emas kepada mereka, dan yang lainya meminta Nabi Nuh agar meramalkan masa depan mereka atau mengajarkan ilmu ghaib. Orang-orang Kafir itu bahkan mengira bahwa Nabi adalah semacam malaikat, yang tidak membutuhkan makan, minum, atau berbagai kebutuhan materil lainnya.

 

Nabi Nuh as dalam menjawab berbagai tuntutan kaumnya itu, mengatakan: "Aku adalah manusia biasa dan hidup sebagaimana kalian hidup. Namun yang membedakan antara aku dan kalian adalah aku diutus oleh Allah, aku mendapatkan wahyu dari Allah, dan Allah memerintahkanku untuk menyampaikan serta melaksanakan isi wahyu tersebut. Aku tidak memiliki harta karun ataupun ilmu ghaib. Aku menerima dari Allah apa-apa yang dianggap-Nya baik untukku dan aku bukanlah malaikat."

 

Nabi Nuh juga menegaskan, "Kalian salah jika berpikir bahwa hanya orang-orang kaya yang pantas menjadi pengikutku. Tuntutan kalian agar aku hanya memilih orang-orang kaya sebagai pengikut adalah tuntutan yang tidak pada tempatnya. Allah Maha Mengetahui apa yang terkandung di dalam benak manusia. Betapa banyaknya kebaikan yang dianugerahkan kepada mereka, namun tidak diberikan-Nya kepada kalian. Oleh karena itu, mengusir dan melenyapkan mereka merupakan kezaliman dan aku sama sekali tidak akan melakukan perbuatan semacam ini."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Sejarah para Nabi as selalu dipenuhi dengan seruan yang berisi petunjuk dan bimbingan bagi masyarakat, bukan seruan yang semata-mata untuk menarik hati orang lain.

2. Kita tidak boleh menganggap para Nabi dan Auliya Allah sebagai Tuhan dan kita tidak boleh juga mensifati mereka secara berlebihan.

 

Ayat ke 32

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ ┘å┘Å┘êÏ¡┘Å ┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï¼┘ÄϺϻ┘Ä┘ä┘ÆÏ¬┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ü┘ÄÏú┘Ä┘â┘ÆÏ½┘ÄÏ▒┘ÆÏ¬┘Ä Ï¼┘ÉÏ»┘ÄϺ┘ä┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ü┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É┘å┘ÄϺ Ï¿┘É┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘ÉÏ»┘Å┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏÁ┘æ┘ÄϺϻ┘É┘é┘É┘è┘å┘Ä (32)

 

Artinya:

Mereka berkata "Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar". (11" 32)

 

Orang-orang yang kafir dan enggan menerima kebenaran, bila sudah kehabisan daya upaya untuk berdebat secara logis biasanya akan melakukan debat kusir atau bahkan melakukan penghinaan. Para penentang Nabi Nuh as mengatakan, "Cukuplah segala perkataanmu itu. Apabila perkataanmu itu benar, maka turunkanlah azab Allah dan siksaan-Nya kepada kami." Padahal azab atau siksaan itu bukan di tangan para Nabi as, melainkan di tangan Allah Swt. Dia akan menurunkan azab tersebut bila diperlukan, namun azab yang sesungguhnya akan diterima orang-orang kafir pada Hari kiamat.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Waktu yang diberikan oleh Allah Swt di dunia merupakan kesempatan untuk menebus kesalahan dan kekhilafan pada masa lalu yang pernah dilakukan. Dengan kata lain, belum turunnya azab dan siksaan Allah kepada orang kafir atau orang yang sesat selama di dunia bukanlah berarti bahwa perilaku sesat seperti itu adalah perilaku yang benar.

2. Kutukan Nabi Nuh as terhadap kaumnya terjadi setelah orang-orang kafir itu menyatakan kesiapan dan keinginan mereka untuk menerima azab dan siksa Allah.

Senin, 24 Februari 2014 19:53

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 25-28

Ayat ke 25-26

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ïú┘ÄÏ▒┘ÆÏ│┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ ┘å┘Å┘êÏ¡┘ïϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘å┘ÄÏ░┘É┘èÏ▒┘î ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘î (25) Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘ÆÏ¿┘ÅÏ»┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘ÄÏ«┘ÄϺ┘ü┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘Ä ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì Ïú┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘ì (26)

 

Artinya:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu. (11: 25)

 

Agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan". (11: 26)

 

Kedua ayat yang baru kita dengarkan tadi menyinggung risalah Nabi Nuh as serta seruan beliau untuk menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah Swt. Beliau adalah Nabi Ulul Azmi yang pertama, yang bangkit untuk memerangi perbuatan syirik dan penyembahan patung berhala. Akan tetapi meski beliau telah menyeru manusia selama bertahun-tahun, bahkan berabad-abad, namun sangat sedikit manusia yang menyambut seruan tersebut. Nabi Nuh telah memperingatkan umatnya tentang azab Allah yang pedih, namun kebanyakan dari mereka tidak memperdulikannya. Akhirnya dengan kutukan beliau, terjadilah angin topan dahsyat yang melanda sebagian besar permukaan bumi. Hanya orang-orang yang beriman dan naik ke kapal yang dibuat Nabi Nuh yang selamat dalam bencana itu.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Masyarakat yang lalai selalu membutuhkan teguran dan peringatan, supaya mereka tersadar dari kelalaian dan kekhilafan.

2. Seruan dan ajakan seluruh Nabi adalah seruan agar manusia hanya menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga manusia dapat terbebaskan dari syirik dan penyelewengan.

 

Ayat ke 27

 

┘ü┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘Ä┘ä┘ÄÏú┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘â┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É┘ç┘É ┘à┘ÄϺ ┘å┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘â┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï¿┘ÄÏ┤┘ÄÏ▒┘ïϺ ┘à┘ÉϽ┘Æ┘ä┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘å┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘â┘Ä ÏºÏ¬┘æ┘ÄÏ¿┘ÄÏ╣┘Ä┘â┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘ÄÏ▒┘ÄϺÏ░┘É┘ä┘Å┘å┘ÄϺ Ï¿┘ÄϺϻ┘É┘è┘Ä Ïº┘äÏ▒┘æ┘ÄÏú┘Æ┘è┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘å┘ÄÏ▒┘Ä┘ë ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ ┘ü┘ÄÏÂ┘Æ┘ä┘ì Ï¿┘Ä┘ä┘Æ ┘å┘ÄÏ©┘Å┘å┘æ┘Å┘â┘Å┘à┘Æ ┘â┘ÄϺÏ░┘ÉÏ¿┘É┘è┘å┘Ä (27)

 

Artinya:

Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta". (11: 27)

 

Dalam sepanjang sejarah telah tercatat betapa para penentang utama seruan para Nabi adalah para kepala dan pembesar umat. Hal ini dikarenakan mereka menganggap risalah para Nabi akan menjadi ganjalan terhadap berbagai kepentingan mereka. Mereka juga merasa apabila masyarakat menerima seruan para Nabi, maka tidak ada lagi orang-orang yang akan taat dan tunduk kepada mereka, sehingga dengan demikian dominasi kekuasaan mereka akan lenyap.

 

Ayat tadi mengatakan, "Dalam menghadapi seruan dan peringatan Nabi Nuh as, para pemimpin orang-orang kafir itu berusaha mengecilkan Nabi Nuh dengan mengatakan bahwa Nabi Nuh hanyalah manusia biasa seperti mereka. Mereka juga merendahkan para pengikut Nabi Nuh dengan menyebutkannya sebagai orang-orang yang hina dan lekas percaya."

 

Dalam menanggapi celaan dan hinaan orang-orang kafir itu, para nabi mengatakan, "Memang benar, kami adalah manusia seperti kalian, bukan malaikat, bukan pula anak Tuhan. Perbedaan antara kami dan kalian adalah kami mendapatkan wahyu dari Allah, dan kami memiliki tugas untuk menyampaikan firman Allah itu kepada kalian, serta memberi peringatan kepada kalian."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Menghina, menanggap kecil, atau meremehkan para pengikut kebenaran adalah metode yang dipakai oleh orang-orang yang tidak bersedia menerima hakikat dan kebenaran tersebut.

2. Orang-orang yang tidak banyak terbelenggu oleh kenikmatan dunia dan hidup sederhana biasanya akan lebih cepat menerima seruan para Nabi. Sebaliknya, orang-orang yang hidup bermewah-mewah dan sombong biasanya berada di barisan terdepan dalam menentang para Nabi as.

 

Ayat ke 28

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É Ïú┘ÄÏ▒┘ÄÏú┘Ä┘è┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï¿┘Ä┘è┘æ┘É┘å┘ÄÏ®┘ì ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è ┘ê┘ÄÏó┘ÄϬ┘ÄϺ┘å┘É┘è Ï▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ï ┘à┘É┘å┘Æ Ï╣┘É┘å┘ÆÏ»┘É┘ç┘É ┘ü┘ÄÏ╣┘Å┘à┘æ┘É┘è┘ÄϬ┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘å┘Å┘ä┘ÆÏ▓┘É┘à┘Å┘â┘Å┘à┘Å┘ê┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘ä┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘â┘ÄϺÏ▒┘É┘ç┘Å┘ê┘å┘Ä (28)

 

Artinya:

Berkata Nuh: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan kami paksakankah kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya?" (11: 28)

 

Dalam menghadapi para penentangnya, Nabi Nuh as mengatakan, "Sekalipun aku adalah manusia seperti kalian, akan tetapi aku memiliki dalil dan hujjah dari sisi Allah. Aku memiliki mukjizat yang membuktikan kebenaran seruan dan dakwaanku, selain argumen dan dalil-dalil yang jelas untuk menyeru dan mengajak kalian agar menyembah Tuhan Yang Maha Esa, dan menjauhkan diri dari perbuatan syirik. Setiap manusia yang berakal akan dapat menerima dan memahami argumen dan dalil-dalil tersebut. Apa yang kuserukan ini bukan dari sisiku sendiri, karena aku tidak mengajak kalian untuk menuju kepadaku, akan tetapi kepada jalan Allah Swt. Dia dengan anugerah dan kelembutan-Nya telah mengutus aku untuk mengemban risalah dan menyampaikan agama-Nya. Namun apabila kalian menungguku untuk memaksa kalian agar beriman kepada Allah, maka ketahuilah bahwa hal itu tidak benar, karena pemaksaan sama sekali tidak sesuai dengan hikmah Allah.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Dakwah dan seruan para Nabi senantiasa disertai dalil dan argumentasi yang jelas, dan bukan semata-mata pernyataan kosong yang tidak berdasar atau jauh dari logika.

2. Manusia bebas dalam memilih agama dan mazhab, tak seorangpun berhak memaksa manusia dalam beriman dan menentukan agama.

Senin, 24 Februari 2014 19:52

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 20-24

Ayat ke 20

 

Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘Ä┘â┘Å┘ê┘å┘Å┘êϺ ┘à┘ÅÏ╣┘ÆÏ¼┘ÉÏ▓┘É┘è┘å┘Ä ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ï»┘Å┘ê┘å┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘É┘è┘ÄϺÏí┘Ä ┘è┘ÅÏÂ┘ÄϺÏ╣┘Ä┘ü┘Å ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘Å ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏÀ┘É┘èÏ╣┘Å┘ê┘å┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÆÏ╣┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘ÅÏ¿┘ÆÏÁ┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (20)

 

Artinya:

Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipat gandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya). (11: 20)

 

Pada pelajaran lalu, telah dipelajari bahwa barangsiapa yang mengabaikan dan menganggap enteng jalan Allah yang lurus, maka mereka akan terlilit kesulitan dan mendapatkan azab Allah baik di dunia maupun di akhirat. Pada ayat tadi disebutkan bahwa orang-orang yang mengabaikan jalan Allah itu jangan bermimpi dan menyangka dapat lari menyelamatkan diri dari kemurkaan Allah. Mereka juga jangan sekali-sekali bermimpi bisa melawan kekuasaan Allah, meskipun mereka memiliki pembantu atau pendukung yang banyak.

 

Lanjutan ayat tadi mengatakan, siksa dan azab bagi orang-orang semacam ini berlipat ganda, karena selain menyimpang dari jalan Allah, mereka juga telah menyeret orang lain ke arah penyelewengan dan kesesatan itu. Dengan demikian, dosa dan kesalahan mereka pun menjadi berlipat ganda. Dalam riwayat-riwayat Islam disebutkan bahwa balasan atau siksaan untuk para ulama yang menyebabkan kesesatan umat sedemikian berlipat gandanya dibandingkan dengan siksaan untuk orang-orang bodoh yang sesat.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Pada Hari kiamat kelak, tak seorang pun dari para penjahat dan pendosa yang dapat melarikan diri dari hukuman Allah, meski mereka adalah para penguasa kerajaan atau pemerintahan thaghut yang memiliki banyak pendukung dan pembantu.

2. Sikap ekstrim dan keras kepala telah menyebabkan mata dan telinga orang-orang kafir buta dan tuli, sehingga mereka tidak bisa mendengar dan melihat kebenaran.

 

Ayat ke 21-22

 

Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï«┘ÄÏ│┘ÉÏ▒┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÅÏ│┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏÂ┘Ä┘ä┘æ┘Ä Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘Ä┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (21) ┘ä┘ÄϺ ϼ┘ÄÏ▒┘Ä┘à┘Ä Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ«┘ÆÏ│┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (22)

 

Artinya:

Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. (11: 21)

 

Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi. (11: 22)

 

Pada ayat sebelumnya telah dijelaskan nasib para pemimpin sesat, sementara dua ayat ini mengatakan bahwa mereka itu benar-benar akan mengalami kerugian yang abadi. Dalam pandangan Islam, dunia adalah pasar di mana masyarakat akan memperdagangkan umur mereka. Sementara itu, pada pedagang yang siap melakukan jual-beli dengan umur manusia adalah Allah, setan, sesama manusia, dan juga hawa nafsu. Di antara mereka hanya Allah sajalah yang berani membeli dagangan kita dengan harga tinggi, dan janji pembayaran uangnya bersifat pasti. Karena itu, apabila kita menjual umur kita kepada selain Allah, maka pastilah perdagangan kita itu akan merugi.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kehilangan harta benda dan kedudukan adalah sebuah kerugian. Namun, kerugian yang terbesar adalah kehilangan sifat-sifat kemanusiaan dalam diri kita.

2. Berbagai kerugian duniawi masih bisa kita tebus. Akan tetapi, berlalunya umur tidak akan bisa kita kembalikan dan hal ini merupakan kerugian luar biasa yang tidak bisa ditebus.

 

Ayat ke 23

 

ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘à┘É┘ä┘Å┘êϺ Ϻ┘äÏÁ┘æ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ«┘ÆÏ¿┘ÄϬ┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä Ïú┘ÄÏÁ┘ÆÏ¡┘ÄϺϿ┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¼┘Ä┘å┘æ┘ÄÏ®┘É ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ï«┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä (23)

 

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (11: 23)

 

Manusia yang menyimpang dan menyeleweng dari jalan yang telah ditunjukkan Allah akan mengalami kerugian baik di dunia maupun di akhirat. Kelak di akhirat mereka akan dimasukkan ke dalam api neraka. Sebalinya, orang-orang mukmin yang saleh selalu taat, tunduk, dan khusyu di hadapan perintah-perintah Allah, mereka selalu mendapatkan keuntungan abadi, dan kelak mereka akan mendapatkan sorga yang penuh dengan rahmat dan kenikmatan dari Allah Swt.

 

Penekanan ayat tadi adalah terhadap semangat ketaatan, ketundukan, dan kekhusyukan di hadapan Allah yang merupakan indikasi kebersihan jiwa. Dengan kata lain, kaum mukmin harus mewaspadai sifat sombong, riya, dan berbangga diri yang sudah barang tentu tidak relevan dengan jiwa ibadah dan penghambaan diri terhadap Allah. Sementara itu, orang-orang kafir diliputi oleh jiwa dan semangat penentangan terhadap Allah dengan menunjukkan sikap acuh tak acuh dan keras kepala.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kita tidak cukup mengandalkan dan menilai amal perbuatan secara lahiriah saja, karena kondisi-kondisi hati dan maknawiyat seseorang memiliki peran dan pengaruh dominan dalam meraih pahala Allah Swt.

2. Dalam pendidikan ilahi, ancaman dan berita gembira selalu disampaikan beriringan. Karena itu, orang-orang sesat selalu mendapatkan ancaman, sementara orang-orang yang lurus dan beramal saleh selalu mendapatkan dorongan dan berita gembira.

 

Ayat ke 24

 

┘à┘ÄϽ┘Ä┘ä┘ŠϺ┘ä┘Æ┘ü┘ÄÏ▒┘É┘è┘é┘Ä┘è┘Æ┘å┘É ┘â┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ë ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏÁ┘Ä┘à┘æ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏ¿┘ÄÏÁ┘É┘èÏ▒┘É ┘ê┘ÄϺ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘É┘èÏ╣┘É ┘ç┘Ä┘ä┘Æ ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘ê┘É┘è┘ÄϺ┘å┘É ┘à┘ÄϽ┘Ä┘ä┘ïϺ Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ░┘Ä┘â┘æ┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (24)

 

Artinya:

Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (daripada perbandingan itu)? (11: 24)

 

Pada ayat ini, al-Quran dengan jelas dan gamblang membandingkan kondisi orang-orang kafir dan mukmin dengan gambaran sebagai berikut. "Orang-orang kafir itu tidak bisa mendengar dan melihat kebenaran. Karena itu, mereka pantas disebut sebagai buta dan tuli. Sementara orang-orang mukmin dengan yang selalu mendengarkan kebenaran dan dengan ikhlas menerima kebenaran tersebut, benar-benar pantas disebut sebagai orang-orang yang melihat dan mendengar yang hakiki."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Sebagaimana hewan-hewan, manusia dikarunia indera penglihatan dan pendengaran. Namun yang membedakan manusia dengan hewan adalah bahwa manusia mampu melihat dan mendengar hakikat maknawi di balik panca inderanya itu.

2. Salah satu metode atau cara al-Quran dalam mendidik umat manusia adalah cara pembandingan antara yang baik dan yang buruk, yang indah dan yang jelek, atau perbuatan yang baik dan perbuatan dosa.

Senin, 24 Februari 2014 19:50

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 17-19

Ayat ke 17

 

Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï¿┘Ä┘è┘æ┘É┘å┘ÄÏ®┘ì ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É ┘ê┘Ä┘è┘ÄϬ┘Æ┘ä┘Å┘ê┘ç┘Å Ï┤┘ÄϺ┘ç┘ÉÏ»┘î ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å ┘ê┘Ä┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘É┘ç┘É ┘â┘ÉϬ┘ÄϺϿ┘Å ┘à┘Å┘êÏ│┘Ä┘ë ÏÑ┘É┘à┘ÄϺ┘à┘ïϺ ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ï Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä Ï¿┘É┘ç┘É ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘Ä┘â┘Æ┘ü┘ÅÏ▒┘Æ Ï¿┘É┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ¡┘ÆÏ▓┘ÄϺϿ┘É ┘ü┘ÄϺ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ▒┘Å ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ╣┘ÉÏ»┘Å┘ç┘Å ┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘â┘Å ┘ü┘É┘è ┘à┘ÉÏ▒┘Æ┘è┘ÄÏ®┘ì ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘Å ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘æ┘Ä Ïú┘Ä┘â┘ÆÏ½┘ÄÏ▒┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘É ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä (17)

 

Artinya:

Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. (11: 17)

 

Di antara orang-orang yang tidak mau beriman kepada Nabi Muhammad Saw adalah kaum Yahudi Madinah yang dengan berbagai alasan selalu menolak kebenaran al-Quran dan risalah Nabi Muhammad. Allah Swt dalam ayat ini berfirman kepada orang-orang Yahudi itu, "Apakah kalian tidak mengimani risalah Musa dan kebenaran Taurat? Lalu mengapa kini ketika Tuhan memberikan tanggung jawab risalah kepada orang lain, kalian merasa heran dan tidak mau mematuhinya? Apa dalil yang kamu punyai dengan menyakini bahwa setelah nabi Musa tidak ada lagi nabi yang lain? Bukankah kalian menantikan nabi selanjutnya, sebagaimana yang dijanjikan dalam Taurat? Apakah kalian tidak membaca ciri-ciri Nabi Muhammad yang tercantum dalam kitab Taurat itu? Jika kalian benar-benar beriman kepada Taurat, kalian pun seharusnya beriman kepada Muhammad dan al-Quran. Kalau tidak, kalian sebagaimana orang-orang kafir lainnya, akan ditempatkan di neraka."

 

Di dalam ayat ini, selain dari kesaksian Taurat terhadap kebenaran Nabi Muhammad, juga disebutkan tentang seorang saksi. Menurut berbagai riwayat, saksi yang dimaksud dalam ayat ini adalah Imam Ali as. Beliau adalah laki-laki pertama yang mengimani kenabian Muhammad Saw. Tentu saja, Imam Ali as dijadikan saksi bukan karena hubungan kekerabatannya dengan Nabi Muhammad, melainkan karena ketakwaan dan kejujurannya. Lanjutan ayat ini mengatakan kepada orang-orang beriman agar jangan pernah meragukan kebenaran al-Quran karena kitab ini benar-benar berisi wahyu dari Allah.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Adanya pengikut yang jujur, benar, dan layak, adalah salah satu tanda-tanda kebenaran para nabi utusan Allah.

2. Keyakinan yang benar adalah yang bersumber dari akal sehat atau bersumber dari wahyu. Pendapat mayoritas bukanlah ukuran dari kebenaran sebuah pemikiran atau keyakinan.

 

Ayat ke 18-19

 

┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ©┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å ┘à┘É┘à┘æ┘Ä┘å┘É Ïº┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘Ä┘ë Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘â┘ÄÏ░┘ÉÏ¿┘ïϺ Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘è┘ÅÏ╣┘ÆÏ▒┘ÄÏÂ┘Å┘ê┘å┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ┤┘Æ┘ç┘ÄϺϻ┘Å ┘ç┘ÄÏñ┘Å┘ä┘ÄϺÏí┘É Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘â┘ÄÏ░┘ÄÏ¿┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ïú┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘ä┘ÄÏ╣┘Æ┘å┘ÄÏ®┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘äÏ©┘æ┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (18) Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘è┘ÄÏÁ┘ÅÏ»┘æ┘Å┘ê┘å┘Ä Ï╣┘Ä┘å┘Æ Ï│┘ÄÏ¿┘É┘è┘ä┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘è┘ÄÏ¿┘ÆÏ║┘Å┘ê┘å┘Ä┘ç┘ÄϺ Ï╣┘É┘ê┘Äϼ┘ïϺ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘â┘ÄϺ┘ü┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (19)

 

Artinya:

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim. (11: 18)

 

(yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat. (11: 19)

 

Pengingkaran terhadap risalah salah satu nabi sama artinya dengan melakukan kebohongan terhadap Tuhan. Mereka mengatakan apa yang tidak pernah dikatakan oleh Tuhan, namun mereka mengaku-aku bahwa perkataan itu datang dari Tuhan. Ayat ini mengatakan, "Setiap orang yang berbohong atas nama Tuhan, kelak akan menghadapi pengadilan di Hari Kiamat dan mereka harus mempertanggungjawabkan kebohongan itu di hadapan Tuhan. Pada hari pengadilan itu, mereka tidak bisa lagi mengingkari perbuatan mereka itu karena selain Tuhan yang mengetahui segala amal perbuatan manusia, juga akan dihadirkan saksi-saksi lainnya."

 

Berdasarkan ayat-ayat ini, pada pengadilan Hari Kiamat, para nabi dan auliya Allah akan menjadi saksi bagi segala perbuatan umat mereka. Selain itu, malaikat yang selalu mendampingi manusia, anggota badan manusia, dan juga bumi yang selama ini diinjak oleh manusia, akan bersaksi atas perbuatan manusia. Tentu saja, dengan sedemikian banyak saksi, di pengadilan hari kiamat, tidak akan ada tempat untuk menghindar. Selain dari hukuman di akhirat, di dunia pun para pendusta itu juga akan mendapatkan laknat Allah dan akan dijauhkan dari rahmat-Nya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Para penulis dan pembicara haruslah berhati-hati dalam menulis dan berbicara agar tidak melakukan satu kebohongan pun atau menyesatkan pemikiran orang-orang.

2. Jalan Allah adalah jalan yang terang dan lurus, namun musuh-musuh Allah selalu berusaha membuat orang-orang tersesat dan terjauhkan dari jalan yang terang dan lurus ini.

Senin, 24 Februari 2014 19:48

Tafsir Al-Quran, Surat Hud 13-16

Ayat ke 13-14

 

Ïú┘Ä┘à┘Æ ┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä Ïº┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘ç┘Å ┘é┘Å┘ä┘Æ ┘ü┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘Å┘êϺ Ï¿┘ÉÏ╣┘ÄÏ┤┘ÆÏ▒┘É Ï│┘Å┘ê┘ÄÏ▒┘ì ┘à┘ÉϽ┘Æ┘ä┘É┘ç┘É ┘à┘Å┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘ì ┘ê┘ÄϺϻ┘ÆÏ╣┘Å┘êϺ ┘à┘Ä┘å┘É ÏºÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏÀ┘ÄÏ╣┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ï»┘Å┘ê┘å┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ÏÁ┘ÄϺϻ┘É┘é┘É┘è┘å┘Ä (13) ┘ü┘ÄÏÑ┘É┘å┘Æ ┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘Äϼ┘É┘èÏ¿┘Å┘êϺ ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘ü┘ÄϺÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Å┘å┘ÆÏ▓┘É┘ä┘Ä Ï¿┘ÉÏ╣┘É┘ä┘Æ┘à┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘Æ ┘ä┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ç┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘ç┘Å┘ê┘Ä ┘ü┘Ä┘ç┘Ä┘ä┘Æ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÅÏ│┘Æ┘ä┘É┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (14)

 

Artinya:

Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar". (11: 13)

 

Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)? (11: 14)

 

Pada pertemuan kita yang lalu, kami telah menyampaikan bahwa orang-orang Kafir bersikap keras kepala terhadap Nabi Muhammad. Ayat ini juga mengisyaratkan salah satu di antara sikap orang-orang kafir itu. Ayat ini mengatakan, "Mereka menisbatkan al-Quran kepada Nabi Muhammad dan mengklaim bahwa al-Quran adalah buatan Nabi Muhammad. Jawaban dari tuduhan ini adalah kalimat yang logis, kalau al-Quran ini adalah buatan seorang manusia yang tidak pernah belajar membaca-menulis, maka tentunya kalian pun bisa membuat kitab semacam al-Quran ini. Karena itu, cobalah kalian membuat ayat-ayat yang menyerupai ayat al-Quran.

 

Hal yang menarik di dalam ayat ini adalah bahwa Allah Swt memberikan keringanan. Ayat ini mengatakan, "Tidak perlu kalian membuat 114 surat seperti al-Quran, melainkan cukup 10 surat saja." Selain itu, ayat ini juga menyuruh orang-orang kafir itu untuk saling menolong satu sama lain dalam membuat ayat-ayat yang menyerupai al-Quran. Namun kini setelah 14 abad berlalu, terbukti tidak ada orang yang mampu membuat satu surat pun yang menyerupai surat dalam al-Quran. Hal ini merupakan salah satu dalil bahwa al-Quran adalah benar-benar wahyu ilahi.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. al-Quran bukanlah hasil dari ilmu filsafat atau ilmu pengetahuan alam manusia, melainkan berasal dari ilmu tak berhingga yang dimiliki Allah Swt. Oleh karena itulah kandungan isinya tidak terbatas oleh masa, tempat, ras, atau generasi.

2. Kekafiran dan keragu-raguan yang disebarkan oleh musuh-musuh Islam jangan sampai membuat kita meragukan kebenaran al-Quran dan risalah Nabi Muhammad Saw.

 

Ayat ke 15-16

 

┘à┘Ä┘å┘Æ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘è┘ÅÏ▒┘É┘èÏ»┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘è┘ÄϺϮ┘Ä Ïº┘äÏ»┘æ┘Å┘å┘Æ┘è┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏ▓┘É┘è┘å┘ÄϬ┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘å┘Å┘ê┘Ä┘ü┘æ┘É ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘ÄϺ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏ¿┘ÆÏ«┘ÄÏ│┘Å┘ê┘å┘Ä (15) Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ▒┘Å ┘ê┘ÄÏ¡┘ÄÏ¿┘ÉÏÀ┘Ä ┘à┘ÄϺ ÏÁ┘Ä┘å┘ÄÏ╣┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏ¿┘ÄϺÏÀ┘É┘ä┘î ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (16)

 

Artinya:

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. (11: 15)

 

Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (11: 16)

 

Kedua ayat ini menjelaskan tentang salah satu akar terpenting dari penentangan terhadap Rasulullah, yaitu masalah duniawi. Kedua ayat ini mengatakan, "Mereka mengejar kehidupan duniawiah dan ingin melakukan segala hal untuk mencari kelezatan hidup di dunia. Untuk itulah, mereka tidak mau mematuhi aturan-aturan Ilahi," Sangat wajar jika orang-orang seperti itu kemudian melangkahkan kakinya keluar dari batas-batas yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Demi kenikmatan hidup di dunia, mereka mau melakukan berbagai dosa dan kezaliman.

 

Tentu saja, sangat mungkin orang-orang pengejar dunia itu melakukan berbagai kebaikan. Banyak kita temui orang-orang yang dikenal dermawan dan sering melakukan amal kebajikan, namun di saat yang sama mereka pun melakukan korupsi atau melanggar hak-hak orang lain. Motivasi orang-orang pengejar dunia dalam melakukan kebaikan bukanlah keridhaan Allah melainkan keuntungan duniawiah semata. Namun, amal kebaikan mereka itu tidak akan disia-siakan Allah dan Allah tetap memberi mereka balasan, namun terbatas di dunia saja. Kelak di hari akhirat, amal ibadah mereka tidak akan ada artinya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Nilai amal ibadah kita tergantung dari motivasi dan tujuannya. Sebuah perbuatan baik, jika tidak diniatkan untuk mencari ridha, tidak ada artinya di mata Allah.

2. Tuhan itu adil dan amal baik orang-orang pengejar dunia tidak akan sia-sia saja. Namun, pahala yang diberikan Allah kepada mereka hanya terbatas di dunia yang singkat dan tak bernilai ini. Amal-amal baik tanpa niat demi keridhaan Allah, tidak akan bisa menyelamatkan manusia di alam akhirat kelak.

3. Para pengejar dunia akan datang ke alam akhirat dengan tangan kosong dan tempat mereka adalah di neraka.

Senin, 24 Februari 2014 19:47

Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 9-12

Ayat ke 9-10

 

┘ê┘Ä┘ä┘ÄϪ┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ░┘Ä┘é┘Æ┘å┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ÆÏÑ┘É┘å┘ÆÏ│┘ÄϺ┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘æ┘ÄϺ Ï▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ï Ͻ┘Å┘à┘æ┘Ä ┘å┘ÄÏ▓┘ÄÏ╣┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘è┘ÄϪ┘Å┘êÏ│┘î ┘â┘Ä┘ü┘Å┘êÏ▒┘î (9) ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϪ┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ░┘Ä┘é┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å ┘å┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘ÄϺÏí┘Ä Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Ä ÏÂ┘ÄÏ▒┘æ┘ÄϺÏí┘Ä ┘à┘ÄÏ│┘æ┘ÄϬ┘Æ┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Ä┘å┘æ┘Ä Ï░┘Ä┘ç┘ÄÏ¿┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘è┘æ┘ÉϪ┘ÄϺϬ┘Å Ï╣┘Ä┘å┘æ┘É┘è ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘ÉÏ¡┘î ┘ü┘ÄÏ«┘Å┘êÏ▒┘î (10)

 

Artinya:

Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. (11: 9)

 

Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: "Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku"; sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga. (11: 10)

 

Kedua ayat tadi menyinggung kondisi psikologis umat manusia pada umumnya, yaitu ketika kenikmatan yang mereka miliki terlepas dari tangan, mereka akan bersedih dan berputus asa. Sebaliknya, bila mereka mendapatkan nikmat itu kembali, mereka akan menjadi sombong. Padahal, kenikmatan adalah ujian dari Allah Swt kepada manusia. Nikmat tidak selalu merupakan kebaikan dari Allah, dan bencana tidak pula selalu berarti kemarahan dari Allah. Nikmat adalah ujian yang akan memperlihatkan bagaimana sikap manusia dalam berbagai macam kondisi.

 

Ayat ini juga memberitahukan kekhasan kehidupan di dunia ini. Kehidupan di dunia tidaklah monoton dan selalu saja ada perubahan yang terjadi di sana-sini. Kenikmatan di dunia tidak akan selalu datang, melainkan akan hadir silih berganti dengan musibah dan kesusahan. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat, "Perjalanan nasib memiliki dua wajah, kadang-kadang nasib akan berpihak kepadamu, dan kadang bertentangan denganmu. Karena itu, ketika nasib berpihak kepadamu, janganlah sombong, dan ketika nasib tidak bersamamu, bersabarlah. Kedua kondisi itu merupakan ujian bagimu."

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Manusia seringkali lemah. Ketika ia harus melepaskan nikmat yang selama ini dimilikinya, dia akan berputus asa dari rahmat Allah Yang Mahaluas.

2. Nikmat ilahi adalah kemurahan hati dari Allah Swt, bukan hak atau sesuatu yang bisa dituntut oleh manusia. Karena itu, ketika manusia mendapat nikmat, sudah sepatutnya ia berterima kasih kepada Allah.

3. Kesulitan dan kebahagiaan di dunia akan cepat berlalu. Karena itu kita haruslah lebih memikirkan kehidupan di alam akhirat yang abadi.

 

Ayat ke 11

 

ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ÏÁ┘ÄÏ¿┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘à┘É┘ä┘Å┘êϺ Ϻ┘äÏÁ┘æ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ÄϺϬ┘É Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘î ┘ê┘ÄÏú┘Äϼ┘ÆÏ▒┘î ┘â┘ÄÏ¿┘É┘èÏ▒┘î (11)

 

Artinya:

Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. (11: 11)

 

Ayat ini menyatakan bahwa hanya orang-orang yang sabar sajalah yang akan mendapatkan kebahagiaan hakiki. Tentu saja, sabar yang dimaksud dalam hal ini adalah sabar dalam naungan iman kepada Allah Swt. Jika tidak diiringi oleh keimanan, maka sabar hanya akan berupa penderitaan dan kesengsaraan. Dalam berbagai ayat al-Quran, kata saleh dan iman selalu berada berdampingan. Hal ini menunjukkan peran iman dalam menghantarkan manusia kepada kesabaran dan kesetiaan. Tentu saja sabar yang tumbuh dari iman ini tidak hanya bermanfaat dalam menghadapi kesulitan hidup. Dalam keadaan suka cita pun kita harus bersabar agar tidak terjebak dalam kesombongan dan dosa.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Manusia yang beriman akan selalu sabar dalam menghadapi segala macam situasi, baik itu dalam kesempitan, maupun dalam kemakmuran.

2. Kesabaran yang berlandaskan iman akan menjadi manis dan indah, karena manusia yang demikian mengetahui bahwa ada pahala besar yang menantinya.

 

Ayat ke 12

 

┘ü┘Ä┘ä┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘â┘Ä Ï¬┘ÄϺÏ▒┘É┘â┘î Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏÂ┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘è┘Å┘êÏ¡┘Ä┘ë ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘ê┘ÄÏÂ┘ÄϺϪ┘É┘é┘î Ï¿┘É┘ç┘É ÏÁ┘ÄÏ»┘ÆÏ▒┘Å┘â┘Ä Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å┘êϺ ┘ä┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘ÄϺ Ïú┘Å┘å┘ÆÏ▓┘É┘ä┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘â┘Ä┘å┘ÆÏ▓┘î Ïú┘Ä┘ê┘Æ Ï¼┘ÄϺÏí┘Ä ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘ç┘Å ┘à┘Ä┘ä┘Ä┘â┘î ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Ä ┘å┘ÄÏ░┘É┘èÏ▒┘î ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ┘ê┘Ä┘â┘É┘è┘ä┘î (12)

 

Artinya:

Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu. (11: 12)

 

Ayat ini melanjutkan ayat sebelumnya yang menyinggung kelemahan manusia dalam menerima berbagai kesusahan. Dalam ayat ini Allah Swt berfirman, "Jika Nabi tidak diberi kekuatan dan kelapangan dada oleh Allah Swt, niscaya iapun akan seperti manusia pada umumnya, yang tidak sanggup menerima berbagai cercaan dan hinaan dari kaumnya. Jika Nabi berlemah hati, tentulah da tidak akan bisa menyampaikan risalah Allah dengan baik kepada kaumnya dan akan mengatakan, "Mereka tidak akan mau melaksanakan perintah Allah ini, jadi lebih baik aku tidak menyampaikan ayat ini".

 

Karena itu, Allah menegaskan di ayat ini bahwa Nabi hanya bertugas untuk menyampaikan risalah Allah semata. Apapun yang dilakukan oleh umatnya, baik mereka patuh atau membangkan, itu adalah urusan mereka dengan Allah. Allah akan selalu mengawasi setiap orang dan seluruh alam semestan ini. Nabi tidak akan dimintai pertanggungjawaban tentang sikap orang lain. Bila mereka beriman, mereka akan mendapat pahala, dan sebaliknya, bila mereka membangkang, Allah akan menghukum mereka.

 

Singkat kata, ayat ke-12 surat Hud ini ditujukan kepada Rasulullah. Allah Swt berfiman kepada Rasulullah, "Penyampaian wahyu haruslah secepat mungkin dan jangan ditunda-tunda dengan pertimbangan apapun. Janganlah menunda-nunda penyampaian ayat hanya karena kekhawatiran bahwa ayat itu tidak akan diterima oleh orang-orang yang keras kepala dan para penentang Islam."

 

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Penyampaian ajaran agama haruslah dilakukan secara tegas dan jangan memperdulikan kata-kata para penentang.

2. Masing-masing kita bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang menjadi kewajiban kita. Lakukan apa yang harus kau lakukan, dan serahkan urusan selanjutnya kepada Allah Swt.

3. Kewajiban para nabi adalah menyampaikan wahyu Ilahi kepada mereka, bukan memaksa mereka untuk beriman.