
کمالوندی
Media Terkadang Digunakan Sebagai Alat Politik
Media terkadang digunakan sebagai alat politik oleh partai politik atau politisi tertentu, terlebih media penyiaran, kata Ketua Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2 Media) Amir Effendi Siregar.
Media penyiaran menggunakan ranah publik dalam melangsungkan aktivitas penyiarannya, kata Amir saat diskusi "Independensi Media Penyiaran di Tahun Politik" di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Rabu.
"Media penyiaran seperti televisi dan radio itu mereka menggunakan frekuensi publik. Dengan begitu jika materi siarannya bermuatan kepentingan politik dari segelintir golongan tentunya mereka tidak benar," katanya
"Berbeda halnya jika mereka menggunakan media cetak yang tidak menggunakan ranah publik. Media cetak lebih bebas daripada media penyiaran untuk dimanfaatkan pemiliknya," katanya lagi.
Amir Effendi mencontohkan beberapa politisi dapat saja menggunakan medianya untuk kepentingan politiknya secara leluasa.
"Terserah pemilik jika berbicara masalah media cetak. Tapi resikonya adalah jika pembaca tidak menyukai isinya yang melulu tentang kepentingan politik pemilik media. Ujung-ujungnya koran itu bisa dibuang ke tong sampah," kata dia.
Dalam diskusi tersebut, dia meyakini insan media akan menemui dilema menjelang tahun politik Pemilu 2014. Alasannya "newsroom" dapat diintervensi oleh kekuasaan tertentu seperti oleh pemilik media.
Namun ia mengatakan tidak ada media yang independen di belahan dunia manapun. "Tidak ada media independen secara murni. Akan tetapi yang ada adalah media-media itu berusaha mendekati nilai-nilai independen seoptimal mungkin," katanya.
Presiden Rusia Kecam Rencana Pertahanan Rudal AS di Eropa
Presiden Rusia telah menegaskan kembali penentangannya terhadap rencana Amerika Serikat untuk menyebarkan sistem rudal berskala besar di Eropa.
Vladimir Putin dalam sebuah pertemuan departemen pertahanan di Moskow, ibukota Rusia, pada Selasa (10/12) mengatakan, jaringan rudal yang direncanakan akan "mengikis" perimbangan kekuatan di dunia.
"Ada upaya berlanjut untuk mengikis keseimbangan strategis. Pertama dan terpenting, upaya itu terkait dengan rencana AS atas pertahanan anti-balistik, termasuk untuk Eropa," kata Putin.
Putin kepada para pejabat militer mengatakan bahwa Rusia harus meng-upgrade persenjataannya untuk mempertahankan keseimbangan dengan negara-negara yang secara aktif memodernisasi persenjataan mereka.
Ia memerintahkan militer untuk meningkatkan kehadirannya di kutub.
Pernyataan presiden Rusia tentang kehadiran militer Moskow di kutub dipandang sebagai respon terhadap klaim teritorial yang direncanakan Kanada ke Kutub Utara.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dalam pertemuan tersebut mengatakan, Moskow akan mengerahkan rudal-rudal nuklir Iskander di Kaliningrad, wilayah Rusia paling barat.
Langkah tersebut di masa lalu dinilai sebagai bentuk ancaman terhadap rencana AS untuk menyebarkan sistem-sistem rudalnya.
Menlu Rusia Tiba di Tehran
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah tiba di Tehran untuk melakukan pembicaraan yang akan fokus pada hubungan bilateral, kesepakatan nuklir Republik Islam Iran dan konflik di Suriah.
Menurut Kementerian Luar Negeri Iran, Lavrov tiba di Tehran pada Selasa (10/12) dan dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Iran Hassan Rohani dan mitranya, Mohammad Javad Zarif mengenai isu-isu regional dan internasional.
"Tehran dan Moskow akan bernegosiasi dan berkonsultasi mengenai isu-isu regional, khususnya Suriah," kata Marzieh Afkham, juru bicara Kemenlu Iran, Selasa.
Ia menambahkan, Konferensi Jenewa II mendatang yang akan membahas penyelesaian krisis di Suriah juga akan dibahas selama kunjungan Lavrov di Iran.
Iran Ingin Perkuat Hubungan dengan Kuwait
Wakil Ketua Majlis (parlemen) Republik Islam Iran mengatakan, Tehran berharap negara-negara sahabat Iran mendukung hak sah bangsa untuk menggunakan teknologi modern.
"Amerika Serikat dan Barat menciptakan banyak hambatan dalam penggunaan pengetahuan nuklir damai Iran seperti mengirim kasus nuklir ke Dewan Keamanan PBB dan memaksakan sanksi ekonomi terhadap Iran," kata Mohammad Hassan Aboutorabi-Fard, Selasa (10/12).
Hal itu disampaikan Aboutorabi-Fard dalam pertemuan dengan Wakil Ketua Majelis Nasional Kuwait, Mubarak al-Khurainej di Islamabad, ibukota Pakistan di sela-sela sesi ke-6 Sidan Parlemen Asia(Asian Parliamentary Assembly/APA).
Ia menambahkan, dengan keteguhan, Tehran mengambil langkah pertama untuk melindungi hak-hak bangsa Iran dalam menggunakan teknologi nuklir damai. Langkah tersebut, lanjutnya, terwujud dalam kesepakatan nuklir baru-baru ini yang ditandatangani antara Iran dan Barat di Jenewa, Swiss.
Di bagian lain pernyataannya, Aboutorabi-Fard menandaskan, Iran memiliki tekad kuat untuk memperkuat hubungan ekonomi, politik dan budaya dengan negara-negara tetangga dan negara-negara di pesisir Teluk Persia, terutama dengan Kuwait.
"Republik Islam Iran menyatakan kesiapan untuk membentuk kelompok persahabatan antara parlemen Iran dan Kuwait dalam rangka meningkatkan hubungan dan mengembangkan interaksi politik, ekonomi dan budaya," pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Parlemen Kuwait mengatakan bahwa negaranya selalu mendukung hak Iran untuk menggunakan energi nuklir untuk tujuan damai.
Al-Khurainej menyerukan untuk mengakhiri pembunuhan warga sipil di Suriah dan mengatakan bahwa Kuwait menekankan pentingnya menemukan solusi damai terhadap krisis Suriah melalui dialog.
Ia menambahkan, suplai senjata ke Suriah harus dihentikan dan gencatan senjata harus segera diumumkan di negara Arab tersebut.
Yanukovych Bicarakan Kebuntuan Politik Ukraina dengan Ashton
Presiden Ukraina Viktor Yanukovych mengadakan pembicaraan dengan tiga mantan presiden dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa dalam rangka untuk mencari jalan keluar dari kebuntuan politik dengan pengunjuk rasa pro-Uni Eropa.
Yanukovych bertemu dengan mantan Presiden Viktor Yushchenko, Leonid Kravchuk dan Leonid Kuchma serta Catherine Ashton di Kiev, ibukota Ukraina pada Selasa (10/12).
Ashton berada di Ukraina dalam kunjungan dua hari untuk membantu pemerintah Kiev menyelesaikan kebuntuan politik di negara itu.
"Saya setuju dengan tuntutan yang datang dari semua pihak saat ini. Orang-orang yang berada di Maidan (Bundaran Kemerdekaan) menginginkan jawaban atas pertanyaan: bagaimana masa depan Ukraina dan apa yang akan terjadi pada integrasi Eropa," kata Yanukovych seperti dikutip Press TV.
Ia menambahkan, Ukraina ingin menjaga hubungan baik dengan Eropa dan Rusia.
Presiden Ukraina memperingatkan bahwa seruan oposisi untuk sebuah revolusi adalah sebuah ancaman bagi keamanan nasional.
"Di sisi lain, undang-undang telah dirusak di Maidan oleh kedua belah pihak, kita perlu mengevaluasi situasi, dan mereka yang bersalah harus bertanggung jawab untuk itu," ujarnya.
Oposisi Ukraina selama hampir dua pekan telah menggelar demonstrasi untuk menentang kebijakan Yanukovych yang memperluas hubungan perdagangan dengan Rusia, dan menunda Perjanjian Asosiasi Uni Eropa.
Uni Eropa pada 29 November menggelar Konferensi Tingkat Tinggi selama dua hari di Vilnius, ibukota Lithuania. KTT itu untuk menyaksikan penandatanganan pakta kesepakatan antara Uni Eropa, Moldova dan Georgia. Namun, Ukraina, salah satu negara yang diharapkan untuk menandatangani kesepakatan tersebut, menolak untuk menandatanganinya.
Perdana Menteri Ukraina Mykola Azarov membela keputusan pembatalan penandatanganan itu dan mengatakan bahwa bantuan keuangan yang ditawarkan oleh Uni Eropa untuk menutupi kerugian Ukraina jumlahnya sangat kecil dan tidak cukup untuk menutupi kerugian akibat penutupan pasar di Rusia jika penandatanganan itu dilakukan.
Kiev juga menolak untuk menandatangani kesepakatan Perjanjian Asosiasi dengan Uni Eropa setelah para pemimpin blok tersebut menyerukan Ukraina untuk mengizinkan pemimpin oposisi yang dipenjarakan Yulia Tymshenko pergi ke Jerman dengan dalih perawatan medis.
Upaya AS-NATO Langgengkan Kehadiran Mereka di Afghanistan
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel mendukung berlanjutnya kehadiran pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan. Hagel dalam pernyataannya di depan militer AS di Provinsi Helmand pada Ahad (8/12) menyinggung situasi keamanan Afghanistan. Ia mengatakan, Gedung Putih mendukung kehadiran pasukan NATO di Afghanistan pasca tahun 2014.
Menhan AS mengklaim bahwa keberadaan pasukan AS dan NATO di Afghanistan tergantung pada keputusan rakyat negara ini. Hagel menambahkan, jika rakyat Afghanistan menginginkan kelanjutan aktivitas tentara AS dan NATO di negara mereka maka Washington dan sekutunya akan menghormati tuntutan tersebut.
Pejabat teras Pentagon itu menandaskan, para komandan AS sedang berusaha membangun tahap baru untuk melatih militer dan polisi Afghanistan dalam memerangi terorisme, dan memberikan pengarahan kepada mereka tentang masalah itu.
Hagel dalam kunjungan singkatnya ke Provinsi Kandahar juga menyinggung ketidakjelasan kondisi militer asing di Afghanistan pasca tahun 2014. Ia berharap perjanjian keamanan antara Kabul dan Washington akan segera ditandatangani. Menhan AS tiba di Kabul pada Sabtu dalam kunjungan yang tidak diumumkan sebelumnya.
Ketika tiba di Kabul, ibukota Afghanistan, Hagel mengatakan, dalam lawatan ini saya tidak memiliki agenda untuk bertemu dengan Hamid Karzai, Presiden Afghanistan, dan hanya bertemu dengan pasukan AS yang ditempatkan di negara ini. Menurut kantor berita Perancis, AFP, beberapa jam setelah tiba di Kabul, Menhan AS meyakinkan mitranya dari Afghanistan bahwa perjanjian keamanan dengan Amerika pasti akan ditandatangani.
Hagel adalah pejabat senior AS ketiga yang berkunjung ke Afghanistan setelah Loya Jirga menyetujui penandatanganan pakta keamanan antara Kabul dan Washington hampir dua pekan lalu. Sebelumnya, Susan Rice, Penasehat Keamanan Nasional Gedung Putih dan James Dobbins, Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan dan Pakistan telah berkunjung lebih dulu ke Kabul untuk membahas pakta keamanan dua negara dengan sejumlah pejabat senior Afghanistan.
Pernyataan mendukung Menhan AS atas kelanjutkan kehadiran pasukan NATO di Afghanistan dan statemen Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen beberapa waktu lalu tentang perlunya penandatanganan pakta keamanan Kabul-Washington menunjukkan upaya Amerika dan NATO untuk melanggengkan kehadiran mereka di Afghanistan. Rasmussen pekan lalu memperingatkan dampak dari tidak ditandatanganinya pakta keamanan Kabul-Washington bagi pemerintah Afghanistan.
Menurut Reuters, Sekjen NATO dalam wawancaranya dengan para wartawan di Brussels menyinggung tentang kesepakatan Loya Jirga Afghanistan terhadap penandatanganan pakta keamanan dengan AS. Rasmussen memperingatkan bahwa jika Karzai tidak menandatangani pakta tersebut maka NATO terpaksa menarik semua tentaranya dari Afghanistan hingga akhir tahun 2014.
Ia menambahkan, jika pakta keamanan antara Washington dan Kabul tidak ditandatangani maka militer asing tidak memiliki alasan lagi untuk tetap tinggal di Afghanistan pasca tahun 2014 khususnya para pelatih militer. Sekjen NATO berharap presiden Afghanistan akan menuruti nasihat Loya Jirga dan bersedia menandatangani pakta keamanan itu.
Lawatan Hamid Karzai ke Iran
Presiden Afghanistan, Hamid Karzai tiba di Tehran dalam rangka melawat negara ini guna membicarakan peningkatan kerjasama di segala bidang dengan Republik Islam Iran.
Karzai tiba di Tehran Ahad (8/12) dan akan berada di Iran selama satu hari. Bidang penerangan kepresidenan Afghanistan menyebut tujuan utama lawatan ini adalah meningkatkan kerjasama bilateral Iran-Afghanistan di berbagai sektor.
Iran dan Afghanistan tercatat sebagai negara tetangga dan dua negara besar di kawasan memiliki banyak kesamaan untuk meningkatkan kerjasama mereka. Bahasa, budaya, sejarah dan kebijakan bersama bangsa Iran dan Afghanistan, membuat pemimpin kedua negara semakin terpacu untuk meningkatkan kerjasama bilateral.
Berdasarkan kesamaan ini pula, Iran dan Afghanistan memiliki kerjasama luas khususnya di sektor ekonomi. Hubungan khusus dan kedekatan bangsa Iran-Afghanistan khususnya keberadaan tiga juta imigran Afghanistan di Repubilk Islam sangat berpengaruh pada peningkatan kerjasama bilateral dan regional.
Kesamaan bahasa membuat para investor dan pedagang Iran dengan mudah merambah pasar Afghanistan dan aktif bergerak di bidang infrastruktur. Apalagi kebanyakan infrastruktur Afghanistan rusak akibat perang selama ini. Iran di berabagi bidang seperti ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan banyak membantu Afghanistan. Misalnya, Iran membangun jalan, rumah sakit dan klinik kesehatan, membantu di bidang pertanian dan energi (listrik) serta di bidang pendidikan.
Republik Islam Iran selain tercatat sebagai salah satu mitra dagang dan ekonomi terpenting Afghanistan, juga memiliki kerjasama apik dengan Kabul di bidang pemberantasan narkotika. Masalah ini mengindikasikan bahwa salah satu faktor peningkatan kerjasama Iran-Afghanistan adalah kesamaan kekhawatiran kedua negara. Obat-obatan terlarang, terorisme dan instabilitas termasuk sejumlah isu yang menjadi kekhawatiran kedua negara. Maka wajar kedua pihak menggalang kerjasama politik dan diplomatik serta meningkatkannya demi menyelesaikan kendala tersebut.
Pengalaman sejarah menunjukkan bahwa kehadiran penjajah di kawasan khususnya di Afghanistan lebih dari satu dekade ternyata tidak menjamin keamanan, namun malah memperkeruh suasana dan kerusuhan semakin meningkat. Dengan kata lain, berlanjutnya keberadaan pasukan asing di Afghanistan dalam kondisi apa pun, bukan penjamin stabilitas regional.
Instabilitas yang muncul akibat keberadaan pasukan asing di Afghanistan mendorong petinggi Republik Islam Iran aktif memantau perkembangan perbatasan khususnya di wilayah timur. Faktor yang menjadi kekhawatiran Iran-Afghnistan juga sama dan dalam kondisi seperti ini, peningkatan kerjasama kedua negara menjadi sangat urgen dan tidak dapat dipungkiri lagi.
Negara kawasan khususnya Iran dan Afghanistan dengan meningkatkan kerjasamanya, mengingat kepentingan dan ancaman kolektif yang dihadapinya, akan mampu menerapkan keamanan di kawasan. Kerjasama ini akan juga menjamin perdamaian dan stabilitas bagi seluruh bangsa kawasan.
Memaksimalkan Akal Menurut Imam Musa as
Allah Swt senantiasa mengutus para dutanya untuk membimbing manusia menuju kebahagiaan dan kesempurnaan. Para nabi dan imam maksum as, termasuk dari bukti-bukti rahmat dan kasih sayang Tuhan kepada hambanya. Para utusan Tuhan ini sepanjang sejarah mengibarkan panji hidayah untuk membimbing orang-orang yang tersesat ke jalan kebahagiaan. Rasul Saw dan Ahlul Bait as juga tampil sebagai lentera dalam memberantas kebodohan dan kezaliman, dan mereka telah menderita banyak kesulitan dan rintangan dalam membimbing umat manusia.
Rasul Saw dan Ahlul Bait as mengarahkan bahtera umat Islam di tengah gelombang samudra yang penuh cobaan dan rintangan ke pantai yang aman dan indah. Perkataan dan sirah mereka sampai sekarang masih menembus hati para pencari kebenaran dan kebahagiaan. Sejarah hidup Rasul Saw dan para imam maksum as merupakan bukti nyata dari sebuah kehidupan yang dilandasi oleh nilai-nilai samawi. Mereka adalah pelita dunia untuk membimbing manusia menuju sebuah kehidupan yang suci dan mulia.
Imam Musa al-Kazhim as lahir pada tanggal 7 Shafar tahun 128 Hijriah di sebuah lembah bernama Abwa, yang terletak di antara Makkah dan Madinah. Ibunda beliau bernama Hamidah. Imam Musa mencapai kedudukan imamah dan kepemimpinan umat pada usia 21 tahun. Tidak lama setelah tiba di lembah Abwa dan menyantap sarapan pagi di sana, Imam Jakfar Shadiq as mendapat kabar bahwa Allah Swt telah menganugerahinya seorang putra. Dengan penuh suka-cita, Imam Jakfar as segera menemui istrinya, Hamidah. Tidak lama kemudian, beliau kembali dengan wajah berseri dan berkata, "Allah Swt telah memberiku seorang anak. Kelahiran putraku ini merupakan anugerah terbaik dari-Nya."
Imam Musa as adalah sumber kebaikan, keutamaan dan kemuliaan. Ia senantiasa bersikap begitu ramah dan penuh kasih sayang dengan siapapun. Masa kepemimpinan beliau berlangsung sekitar 35 tahun. Ia hidup sezaman dengan empat khalifah Dinasti Abbasiyah. Masa pemerintahan Khalifah Mansur, Mahdi, Hadi dan Harun al-Rasyid merupakan situasi yang sangat sulit dan penuh pasang surut bagi perjuangan Imam Musa as.
Di tengah situasi yang sulit itu, Imam Musa as berjuang untuk memperbaiki pemikiran masyarakat dan menyelamatkan mereka dari penyimpangan akidah. Jihad ilmiah dan budaya Imam Musa as telah menjaga kemurnian akidah Islam dari serangan pemikiran-pemikiran yang menyimpang dan sesat. Beliau melakukan banyak upaya untuk menanamkan semangat mencari ilmu di tengah masyarakat dan memanfaatkan berbagai kesempatan untuk membimbing mereka.
Tanpa ragu bahwa salah satu anugerah terbesar Tuhan kepada manusia adalah akal dan kekuatan penalaran dan tidak ada nikmat yang lebih besar dari akal. Rasul Saw bersabda, "Agama adalah akal. Tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal." Sabda ini mengandung makna bahwa akal memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran-ajaran Islam dan merupakan istrumen terpenting untuk mengenal prinsip dan cabang-cabang agama. Ada banyak riwayat shahih yang menekankan hal itu, di mana kemuliaan abadi manusia dan posisinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi, bergantung pada kesempurnaan akal.
Menurut Islam dan al-Quran, hal yang bernilai adalah daya pikir dan penggunaan akal. Oleh karena itu, kata "Aql" dalam al-Quran tidak disebut dalam bentuk kata benda, tapi selalu dipakai dalam bentuk kata kerja untuk menegaskan pentingnya pengunaan akal untuk berpikir dan bernalar, bukan sekedar memiliki akal tapi tidak digunakan.
Akal merupakan salah satu potensi manusia untuk mengidentifikasi dan menentukan kebenaran. Imam Musa as semasa hidupnya, berusaha menjelaskan nilai dan kedudukan hakiki akal menurut Islam dan wahyu. Oleh sebab itu, beliau selalu menekankan masyarakat untuk menggunakan akal mereka. Dalam pandangan Imam Musa as, siapa saja yang tidak menggunakan akalnya untuk berpikir, maka ia tidak pernah menjadi orang yang agamis dan insan yang berakhlak mulia. Dalam sebuah nasehatnya, beliau berkata, "Temukanlah pengetahuan dan makrifat dalam agama Tuhan. Sebab, pemahaman hukum dan syariat Tuhan adalah kunci kearifan dan menyebabkan (seseorang) sampai ke derajat yang tinggi dalam urusan agama dan dunia."
Ucapan itu menyiratkan makna bahwa agama adalah jaminan kebahagiaan manusia, dengan catatan dipahami dan dilaksanakan dengan benar. Oleh karena itu, Imam Musa as berusaha menghidupkan lentera kearifan dan akal di tengah masyarakat. Ketika menjelaskan kedudukan nikmat akal, Imam Musa as bersabda, "Allah memberikan dua hujjah bagi manusia, hujjah lahir dan hujjah batin. Hujjah lahir adalah para nabi dan imam maksum, sementara hujjah batin adalah akal mereka." Oleh sebab itu, para ulama dan fukaha Islam menjadikan akal sebagai salah satu landasan dan sumber utama untuk mengeluarkan hukum-hukum Islam setelah al-Quran dan hadis.
Imam Musa as juga mengingatkan kebersamaan kedua hujjah Ilahi tersebut. Dengan kata lain, hujjah lahir atau ajaran-ajaran langit akan dipahami ketika manusia menggunakan akalnya. Untuk itu, syarat beragama adalah menggunakan akal dan nalar. Karena, prinsip dan ajaran-ajaran agama dapat dipahami dengan menggunakan akal.
Akal juga berperan dalam menilai kebenaran dan kebohongan klaim-klaim para nabi. Orang-orang yang tidak menggunakan akalnya dengan benar, biasanya mereka keluar dari seruan wahyu. Atas dasar ini, poros semua kedudukan kemanusiaan adalah akal dan nalar. Imam Musa as berkata, "Tuhan tidak mengutus para nabi kepada hambanya kecuali untuk berpikir dan bernalar. Oleh karena itu, orang-orang yang menerima dengan cara terbaik adalah mereka yang memiliki makrifat terbaik tentang Tuhan. Orang-orang yang paling mengetahui tentang pekerjaan Tuhan adalah mereka yang istimewa dari segi akal. Dan orang-orang yang paling berakal adalah mereka yang memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat."
Ucapan itu memperjelas kedudukan sesungguhnya akal terhadap hujjah lahir yaitu wahyu dan risalah para nabi. Dengan kata lain, orang-orang yang menggunakan akalnya untuk memikirkan semesta dan Tuhan, mereka memiliki pengetahuan dan makrifat yang sempurna dan segala bentuk pengabaian akal, berarti kehilangan pengetahuan dan makrifat kepada Tuhan. Imam Musa as berkata, "Jika manusia menginginkan sesuatu dari Tuhan, maka mintalah kesempurnaan akal." Dalam sebuah ucapan lain, beliau berkata, "Barang siapa yang memohon serba kecukupan tanpa memiliki harta, ketenangan dan kedamaian hati tanpa mengundang iri orang lain, dan meminta keselamatan dalam agama, maka mintalah kesempurnaan akal dari Tuhan."
Manusia senantiasa perlu duduk bersama para pemikir dan meminta pendapat mereka dalam segala hal. Cara ini efektif untuk melatih diri dalam penggunaan akal sehat. Imam Musa as berkata, "Bergaul bersama ahli agama, akan membawa kemuliaan dunia dan akhirat. Dan bermusyawarah dengan orang yang berakal dan menginginkan kebaikan, akan mendatangkan berkah dan kesuksesan dari sisi Tuhan. Ketika orang yang berakal dan baik tadi memberikan sebuah pendapat kepadamu, janganlah engkau menentangnya karena bisa menyebabkan kehancuran."
Sementara bergaul dengan orang-orang yang tidak menggunakan akalnya, akan membuat seseorang jauh dari kebenaran dan ia akan disibukkan dengan perkara yang sia-sia. Imam Musa as berkata, "Hindarilah bergaul dengan orang bodoh dan pertemanan dengannya, kecuali engkau menemukan akal dan sifat amanah dalam dirinya, jika demikian maka bertemanlah dengannya dan jauhilah orang lain seperti engkau lari dari binatang buas."
KPK: Jadikan Korupsi Musuh Bersama
Komisi Pemberantasan Korupsi mengajak masyarakat untuk menjadikan korupsi sebagai musuh bersama sebagai upaya untuk memberantas korupsi di Indonesia.
"Sudah selayaknya kita jadikan korupsi sebagai musuh bersama dan mengikrarkan bahwa tidak ada tempat untuk koruptor di Indonesia," kata Ketua KPK Abraham Samad saat acara peresmian Pekan Antikorupsi 2013 di Istora Senayan, Jakarta, Senin.
Samad mengatakan meskipun Indonesia sudah merdeka selama 68 tahun namun masih banyak kemiskinan padahal Indonesia merupakan negara yang kaya.
"Kami miris, batin kita menangis melihat anak-anak kelaparan dan putus sekolah. Padahal negara kita bangsa kaya raya yang terkenal dengan slogan tanam jagung tumbuh jagung," ujar Samad.
Hal ini, lanjut Samad, disebabkan karena negara kita masih belum bebas dari korupsi.
"Andai di negara kita tidak ada korupsi program pembangunan akan lancar. Tidak ada ceritanya jalan becek tidak diaspal, anak-anak putus sekolah. Kita semua adalah agen perubahan, kalau bukan kita siapa lagi," kata Samad.
Menurut Samad, potensi korupsi selalu ada dalam setiap negara oleh karena itu masyarakat harus disadarkan tentang resiko korupsi. Maka melalui Pekan Antikorupsi 2013 yang digelar KPK pada 9-11 Desember ini diharapkan mampu menyampaikan nilai antikorupsi yang bukan hanya didengar atau dibaca saja tetapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Marilah kita hindari ketamakan dan keserakahan karena itu merupakan cikal bakal korupsi," tegas Samad.
KPK telah 10 tahun menjadi garda terdepan pemberantasan korupsi. Menurut Samad pekerjaan KPK sangat berat sehingga selain KPK terus berupaya menjaga energi serta stamina untuk terus memberantas korupsi, Samad berharap dukungan dari seluruh komponen masyarakat.
"Kita ingin memastikan agar masyarakat tidak permisif, tidak skeptis, dan tidak apatis terhadap kejahatan korupsi. Kalau bisa membentuk budaya masyarakat anti korupsi, Insya Allah kejahatan korupsi di tengah-tengah masyarakat, sedikit sedikit bisa hilang," katanya.
Menyimak Statemen Joe Biden di Korea Selatan
Wakil Presiden Amerika Serikat, Joe Biden di akhir safarinya ke Asia mengunjungi Seoul dan bertemu dengan petinggi Korea Selatan termasuk Presiden Park Geun-hye. Di Korsel, Biden berusaha menjustifikasi program militer bersama dengan Korea Selatan dengan dalih menciptakan perimbangan kekuatan di kawasan.
Dalam pertemuannya dengan presiden Korsel, Biden seraya mengisyaratkan bahwa tidak perlu diragukan komitmen Washington untuk meningkatkan kehadirannya di Asia.Ia pun menekankan kerjasama di masa depan antara Washington dan Seoul. Biden menambahkan, keputusan Presiden Barack Obama untuk memulihkan perimbangan ke Asia tenggara adalah hal yang pasti dan Amerika tidak pernah melanggar janjinya.
Statemen Biden kian memperjelas tujuan Amerika yang membesar-besarkan kekuatan militer Cina dalam beberapa tahun terakhir. Petinggi Amerika sampai kini berusaha menjustifikasi kerjasama luas di bidang militer antara Washington dan Seoul serta Tokyo dengan dalih program nuklir Korea Utara. Kali ini pun Biden memperjelas program luas militer AS di Asia Tenggara dan hal ini mengindikasikak pergerakan besar militer Washingotn di kawasan Asia termasuk penempatan pesawat pembom di perairan Cina timur demi menghadapi kekuatan Beijing dan demi menyeimbangkan kekuatan di kawasan ini.
Biden dalam pertemuannya dengan Park Geun-hye menandaskan bahwa kebijakan baru Washington di bidang militer di kawasan yang ia sebut sebagai "Strategi Perimbangan Baru" jangan dicurigai dan ditanggapi secara negatif. Dalam kesempatan tersebut, Biden mengisyaratkan penekanan berulang kali Obama dan petinggi diplomasi negaranya untuk memulihkan kekuatan Amerika di Asia.
Petinggi Amerika dalam beberapa tahun terakhir berulang kali menenkankan bahwa pasca berakhirnya misi Washington di Afghanitan dan Irak, maka Gedung Putih menemukan peluang untuk menfokuskan pasukannya di Asia Timur. Pemerintah Amerika dalam menjustifikasi kebijakannya menandasknan bahwa kawasan Asia Timur memiliki laju perekonomian yang cepat di dunia dan Amerika juga berencana memanfaatkannya untuk meningkatkan ekspornya.
Oleh karena itu, pemerintah Barack Obama sejak awal menjadikan upayanya menjalin hubungan perdagangan dan menjalin aliansi dengan sekutunya serta menekan negara-negara seperti Cina sebagai dasar kebijakan barunya. Dukungan Amerika terkait friksi kepemilikan wilayah antara Cina dan Jepang serta penempatan pesawat pembom B-52 di kawasan dapat dicermati sebagai bagian dari strategi baru AS di Asia.
Kebijakan ini yang pada akhirnya mendorong Cina membentuk kawasan pertahanan udara di Laut Cina Timur dikarenakan kekhawatiran Beijing. Meski Biden dalam pertemuannya dengan petinggi Korea Sealtan menyatakan bahwa ia tidak mengakui kawasan tersebut, namun Cina juga mengancam jika ada sedikit saja pergerakan maka Beijing akan mengambil langkah pertahanan dan setiap pesawat yang melanggar akan ditindak secara tegas.
Berdasarkan keputusan terbaru pemerintah Beijing, pesawat militer yang ingin melintasi laut timur Cina harus memberitahukan agenda terbangnya kepada pemerintah Cina.
Mengingat statemen seperti ini, yang pasti hasil kebijakan AS khususnya program militer bersama negara ini dengan Korsel dan Jepang bukan saja ditujukan bagi perimbangan kekuatan di kawasan, namun malah akan memperkeruh friksi regional.
Oleh karena itu, meski penekanan Biden dalam lawatan terbarunya ke tiga negara Asia, Jepang, Korsel dan Cina, bahwa Washington bersikap netral dalam persengketaan wilayah di kawasan, maka harus diketahui bahwa AS tengah berusaha menyalahgunakan persengketaan wilayah ini untuk memajukan program militernya di kawasan demi menguasai penuh Asia-Pasifik. Hal ini dikarenakan para pakar strategi Amerika meyakini Asia di masa mendatang bakal menjadi pusat kekuatan dunia dan Washington tidak ingin menyerahkan kawasan ini kepada Cina yang digadang-gadang sebagai kekuatan baru regional dan internasional.