
کمالوندی
Delegasi Gerakan Amal Lebanon Bertemu dengan Ayatullah Sistani
Kementerian Informasi Lebanon mengabarkan dilakukannya pertemuan antara delegasi Gerakan Amal pimpinan salah seorang anggota parlemen Lebanon dengan Marji Agung Muslim Syiah Irak.
Situs resmi Kementerian Informasi Lebanon seperti dikutip Tasnim News (30/12) melaporkan, beberapa hari terakhir sebuah delegasi dari Gerakan Amal, Lebanon pimpinan Abdel Majid Saleh, anggota Front Kebebasan dan Pembangunan, sekaligus anggota parlemen negara itu bertemu dengan Ayatullah Sayid Ali Sistani, Marji Syiah Irak.
Dalam pertemuannya dengan Ayatullah Sistani, Saleh menjelaskan sejumlah masalah terkait Lebanon termasuk krisis etnis dan mazhab yang terjadi di negara itu.
Setelah mendengar penjelasan Saleh, Ayatullah Sistani memanjatkan doa untuk stabilitas dan ketenangan rakyat Lebanon serta seluruh Muslimin dunia.
Rincian isi pertemuan kedua belah pihak tidak dipublikasikan.
Uskup Agung Isfahan : Iran Teladan Kerukunan Hidup Beragama Dunia
Uskup Agung Kristen Armenia di Isfahan dan wilayah Selatan Iran mengatakan, hak untuk memiliki wakil di Majlis Syura Islam adalah bukti adanya kebebasan berpendapat bagi setiap warga minoritas agama di Iran.
IRNA (30/12) melaporkan, Uskup Agung Kristen Armenia Isfahan dan Selatan Iran hari ini, Senin (30/12) mengabarkan, warga Kristen Armenia memiliki dua wakil di Majlis Syura Islam yang bertugas menyampaikan suara mereka.
Ia menambahkan, warga Kristen Armenia Isfahan dan Selatan Iran bebas melakukan aktivitas-aktivitas budaya, sosial, keagamaan dan pendidikannya. Tidak ada satupun kasus terkait pelanggaran kebebasan berpendapat yang menimpa warga Kristen Armenia Iran.
Pemimpin umat Kristen Armenia Isfahan itu menilai Iran sebagai sebuah negara teladan yang indah bagi dunia dalam masalah kerukunan hidup bersama di antara pengikut agama berbeda.
Menteri Bahrain Keliru Menyebut Ayat Sebagai Pepatah Kuno Arab
Kekeliruan fatal Menteri Penerangan Bahrain dalam menggunakan beberapa ayat Al-Quran sebagai pepatah Arab kuno, mengundang kritikan masyarakat dan berbagai pihak.
Alalam (29/12) melaporkan, Samirah Rajab memposting ayat 17 surat Raad, ayat 120 surat Al-Nisa dan dua ayat dari surat Al-Anam dan Fatir dalam laman Twitternya, serta menilainya sebagai pepatah kuno Arab.
Menteri Penerangan Bahrain dalam menjustifikasi kekeliruan fatalnya itu mengatakan, "Sejumlah ayat Al-Quran telah tercantum dalam bentuk pepatah dalam kitab-kitab kuno Arab."
Dengan kata lain, Al-Quran menyerap dari kitab-kitab pepatah kuno Arab. Akan tetapi justifikais tersebut tidak mampu membendung kecaman terhadap menteri Bahrain itu.
Bebaskan 26 Tahanan Palestina, PM Israel Didemo Warga Zionis
Media-media rezim Zionis Israel melaporkan, puluhan Zionis menggelar demonstrasi di depan rumah Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel dan meneriakkan kecaman atasnya.
Surat kabar Israel, Yediot Aharonot seperti dikutip Tasnim News (29/12) mengabarkan, puluhan warga Israel memprotes pemerintahan Netanyahu yang membebaskan 26 tahanan Palestina.
Para demonstran juga membawa spanduk-spanduk bertuliskan kata-kata menghina Netanyahu dan mereka menegaskan bahwa PM Israel itu pembohong serta bukan pemimpinnya.
Pengunjuk rasa mencoret foto Netanyahu dan menuntut pembubaran pemerintahan berkuasa Israel. Terkait hal ini seorang petugas kantor PM Israel mengumumkan, Senin (30/12) Israel akan membebaskan 26 tahanan Palestina.
Ia menegaskan, pembebasan para tahanan Palestina ini akan dilakukan besok malam setelah batas waktu bagi 48 keluarga korban untuk menyampaikan protes mereka kepada pengadilan tinggi.
Tel Aviv, Sabtu lalu sepakat untuk membebaskan 26 tahanan Palestina yang merupakan kelompok tahanan Palestina ketiga yang paling lama mendekam di penjara-penjara Israel.
Mantan Presiden Pakistan Mengaku Didukung Militer
Pervez Musharaf mengklaim, dirinya didukung oleh militer kuat Pakistan.
Kantor berita Perancis (29/12) melaporkan, mantan Presiden Pakistan, Ahad (29/12) dalam wawancara pertamanya dengan media internasional sejak dijatuhi hukuman tahanan rumah, mengatakan bahwa tuduhan pengkhiatan merupakan bentuk pembalasan dendam atas dirinya.
Musharaf, 70 tahun mengklaim, militer Pakistan tersinggung karena dirinya dituduh pengkhianat dan mengatakan bahwa Musharaf pernah menjadi pemimpinnya.
Mantan Presiden Pakistan yang tahun lalu kembali memasuki negaranya untuk ikut serta dalam pemilu presiden, dituduh terlibat dalam pembunuhan Benazir Bhuto, mantan Perdana Menteri Pakistan, pembunuhan salah seorang pempimpin etnis Baluch, penangkapan ilegal para hakim dan serangan terhadap sebuah masjid.
Beberapa waktu lalu, Musharaf dibebaskan, namun setelah itu pemerintah Pakistan menuntut digelarnya sidang pengadilan atas tuduhan pengkhianatan. (IRIB Indonesia/HS)
TNI Jajaki Beli Kapal Kelam Kilo Class Rusia
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyatakan pihaknya sedang menjajaki kemungkinan penambahan armada kapal selam jenis Kilo Class asal Rusia.
"Saat ini masih dalam penjajakan dan sedang dikalkulasi. Jika kapal selam Kilo Class ini bisa kita datangkan maka tentu luar biasa. Kapal selam ini memiliki kemampuan dalam menembak sudal yang sangat jauh," jelasnya di Makassar, Minggu.
Selain kapal selam dari Rusia, TNI juga akan mendatangkan tiga kapal selam dari Korea Selatan.
Kehadiran tiga kapal selam itu akan melengkapi kapal selam yang ada sebelumnya.
Saat ini Indonesia dikabarkan hanya memiliki dua kapal selam, salah satunya berasal dari Jerman dengan tipe 209 class.
Kapal selam tersebut telah mengalami modify combat management system sehingga memiliki "daya pukul" yang lebih kuat.
Teroris DIIS Bermain Bola dengan Kepala yang Telah Terpenggal
Televisi Suriah beberapa waktu lalu menyiarkan sebuah film yang menunjukkan para anasir teroris Daulah Islamiyah fi Iraq wa Syam (DIIS) sedang bermain bola dengan menggunakan kepala yang telah terpenggal di kota Adra.
Alalam (29/12) melaporkan, para anasir DIIS setelah memenggal kepala warga Suriah dengan alasan kafir dan mendukung pemerintah Bashar Al-Assad, mereka bermain bola dengan kepala-kepala yang telah terpenggal itu.
Dari gaya pakaian dan penampilannya, jelas sekali bahwa para anasit tersebut bukan warga Suriah.
Para anasir teroris DIIS melakukan berbagai kejahatan sadis setelah masuk ke kota Adra.
Empat Skenario Barat Anti Suriah
Kongres Amerika Serikat tengah membahas pemberian ijin bagi agresi militer ke Suriah, padahal legalitas langkah seperti ini masih dipertanyakan. Berdasarkan berbagai prediksi, Senat AS Senin (9/9) mengambil voting terkait serangan militer ke Suriah. Sementara Kongres akan melakukan voting hari Selasa atau Rabu pekan ini terhadap prakarsa Presiden Barack Obama untuk menyerang Damaskus.
Pekan lalu Barack Obama meminta Kongres untuk memberi ijin serangan ke Suriah dengan dalih memberi hukuman atau mencegah Damaskus untuk menggunakan senjata kimia. Sejumlah negara anti Suriah menuding Damaskus pada 21 Agustus menggunakan senjata kimia menyerang kawasan timur Damakus, sehingga lebih dari 1400 orang meninggal. Sementara Suriah menolak tegas keterlibatannya dalam serangan seperti ini dan menyebutnya sebagai konspirasi untuk menghancurkan Damaskus.
Amerika dan sekutunya di saat memutuskan untuk menyerang Suriah ketika rencana mereka ini tidak mendapat restu dari Dewan Keamanan. Oleh karena itu, legalitas langkah seperti ini banyak dipertanyakan dan menuai penentangan serta melanggar konvensi internasional.
Isu kemungkinan serangan ke Suriah disebarkan di saat keberhasilan militer Suriah dalam beberapa bulan terakhir sangat mengejutkan. Keberhasilan ini tentu saja menguntungkan pemerintah Damaskus. Oleh karena itu, melemahkan posisi pemerintah Damaskus dan mengimbangkan kembali posisi militer pemerintah dan pasukan anti Suriah menjadi tujuan strategis negara pro kubu anti Bashar al-Assad. Dan opsi serangan militer ke Suriah meski hanya terbatas dampaknya akan mampu merealisasikan tujuan mereka.
Washington dan mitra regionalnya dengan mengakui secara resmi Aliansi anti Suriah dan kemudian disusul dengan pemerintahan sementara kubu anti Assad, secara praktis menempatkan dirinya berseberangan dengan Damaskus yang saat ini dalam berbagai medan tempur mampu mengalahkan musuhnya. Dalam kondisi seperti ini peluang pemerintah Damaskus untuk tetap eksis semakin besar.
Motif Amerika dengan menyatakan akan menghukum Bashar al-Assad dengan dalih telah menggunakan senjata kimia serta mencegah penggunaan senjata terlarang ini secara massal. Namun sebenarnya tujuan Amarika adalah upaya untuk mengurangi perasaan aman Assad dan mengubah keyakinannya untuk tetap kekal di posisinya serta peringatan kepada mitra-mitra regional Suriah.
Ada empat skenario yang telah dirancang Barat terhadap Suriah
Pertama; serangan mematikan untuk menumbangkan pemerintahan Bashar al-Assad. Di skenario ini, Washington dengan klaim mengakhiri krisis Suriah, mulai membidik sumber kekuatan dan posisi utama pemerintahan Assad. Sehingga pasukan oposisi mampu menduduki kota-kota yang dikontrol militer serta menggulingkan pemerintah Damaskus.
Kedua; Pukulan ringan (serangan terbatas) untuk merealisasikan ambisi yang mereka tentukan sebelumnya dan pada akhirnya seraya menekankan urgensitas solusi damai krisis Suriah, sehingga seakan-akan tampak Barat tidak mengijinkan proses penyelesaian krisis Damaskus merembet ke arah militer dan menghendaki perimbangan di Suriah kembali pulih. Di skenario ini sejumlah target militer dan keamanan di seluruh wilayah Suriah akan menjadi sasaran rudal cruise dan tomahawk.
Ketiga; Menerapkan zona larangan terbang dan hasilnya adalah hilangnya kekuatan militer besar (angkatan udara) militer Suriah dalam perang melawan kubu oposisi. Transformasi seperti ini membutuhkan kerjasama dengan mitra regional dan sepertinya Yordania serta Turki siap untuk membantu. Zona larangan terbang akan mampu memperkuat posisi kubu oposisi di sejumlah wilayah Damaskus.
Keempat; Tertolaknya agresi militer dengan keputusan Kongres Amerika dan tunduknya Barack Obama terhadap keputusan tersebut. Dalam kondisi seperti ini, yang bakal muncul adalah eskalasi dukungan senjata kepada kubu oposisi sebelum Konferensi Jenewa 2 guna memulihkan perimbangan kekuatan di Suriah.
Secara keseluruhan, kemungkinan serangan besar-besaran untuk menumbangkan pemerintahan Assad semakin lemah, karena jika perimbangan kekuatan pulih dan menguntungkan kubu oposisi, kontrol serta mengkoordinir kelompok ini bagi pemain asing akan semakin sulit serta Suriah memiliki potensial besar untuk berubah menjadi seperti Irak.
Namun serangan kecil dikarenakan berbagai dalih termasuk pulihnya perimbangan di Suriah, semakin kuatnya kemungkinan kemajuan solusi politik di Konferensi Jenewa 2 serta komitmen Washington terhadap janjinya sebagai polisi dunia sepertinya lebih besar kemungkinan untuk terjadi.
Bagaimanapun juga, pelimpahan keputusan kepada Kongres terkait serangan terhadap Suriah menjadi indikasi keraguan Washington, namun pengiriman kapal perang negara ini ke Mediterania menunjukkan kebalikan dari poin ini serta kain memperkuat keseriusan serangan terhadap Damaskus.
Jika asumsi di atas kita terima dan Amerika melancarkan serangan terbatas ke Suriah, namun serangan tersebut tidak mampu mengubah perimbangan kekuatan di Damaskus, maka sepertinya dalam kondisi tersebut skenario ketiga yakni penerapan zona larangan terbang di Suriah semakin serius diterapkan.
Melacak Jejak Imam Ali Melalui Bendera Macan Ali
Cirebon adalah kota di tepi pantai utara Jawa bagian barat. Tome Pires dalam kunjungannya ke Cirebon pada tahun 1513 Masehi mencatat bahwa Cirebon adalah kota yang memiliki pelabuhan yang mutakhir. Kemudahan akses menuju Cirebon dari wilayah laut, mungkin menjadi salah satu sebab mengapa kota ini menjadi tempat awal bersemainya ajaran Islam dan menjadi jembatan bagi tersebarnya ajaran Islam ke wilayah pedalaman Jawa Barat. Salah satu watak dari penyebaran Islam di Nusantara adalah menguatnya keberadaan figur-figur tokoh yang mengarah pada terbentuknya komunitas-komunitas, yang kemudian disempurnakan dengan berdirinya lembaga kesultanan.Menurut penelitian Ahmad Mansur Suryanegara, para penyebar agama Islam di Nusantara telah berhasil membangun kekuasaan Islam dengan mendirikan sekitar 40 kesultanan Islam yang tersebar di berbagai wilayah, termasuk Cirebon (Irianto, 2012:2-3).
Perintis kesultanan Cirebon adalah Pangeran Walangsungsang Cakrabuana dan adiknya, Nyimas Ratu Rarasantang. Atas perintah guru mereka, Syekh Nurjati, mereka pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Di Mekah, Nyimas Ratu Rarasantang yang setelah berhaji diberi gelar Hajjah Syarifah Mudaim, dinikahi oleh Raja Mesir keturunan Bani Hashim, bernama Syarif Abdullah (bergelar Sultan Mahmud). Dari pernikahan ini, lahirlah putra bernama Syarif Hidayatullah pada tahun 1448 M. Syarif Hidayatullah dibesarkan di Mesir, namun kemudian menuntut ilmu-ilmu agama dan tasawuf di Mekah dan Baghdad. Setelah itu, dia memilih pergi ke Cirebon untuk mensyiarkan ajaran Islam di tanah air ibunya.
Syarif Hidayatullah kemudian berdakwah di Jawa dan diberi gelar Sunan Gunung Jati. Keilmuan dan kewaliannya sedemikian cemerlang, sehingga akhirnya Sunan Gunung Jati diserahi tampuk kepemimpinan kesultanan Cirebon dengan helar Susuhunan Jati. Di bawah kepemimpinannya, Cirebon menjadi sebuah negara yang merdeka dan berdaulat. Sebagaimana umumnya kerajaan atau negara, Cirebon memiliki sebuah bendera kenegaraan, yang disebut Bendera Macan Ali. Bendera ini pernah dibawa dalam medan perang di Sunda Kelapa. Saat itu, pasukan Cirebon yang dipimpin Falatehan (menantu Sunan Gunung Jati) bersama pasukan Kesultanan Demak dan Banten, bahu-membahu mengusir Portugis yang hendak menguasai Sunda Kelapa (Irianto, 2012:3-4).
Saat ini, Bendera Macan Ali kuno disimpan di Museum Tekstil Jakarta, namun yang ditampilkan untuk publik adalah bendera tiruannya. Bendera Macan Ali dibuat dengan teknik batik tulis dan bertanda tahun 1776. Bendera ini menyimpan jejak sejarah yang sangat kaya, sehingga perlu dipelajari dengan seksama oleh bangsa Indonesia, khususnya generasi muda. Atas dasar itulah, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga, pada tanggal 11 September 2013 lalu mengadakan Seminar Bedah Naskah Bendera Kesultanan Cirebon.
Dalam seminar ini, hadir tiga pakar naskah kuno, Prof.DR. H.A. Sobana Harjasaputra, Drs Tawalinuddin Haris, MS, dan drh. Bambang Irianto, B.A. Dalam paparannya, Prof. Sobana menyatakan bahwa bendera Macan Ali sudah cukup dikenal oleh masyarakat Cirebon. Namun, bagaimana asal-usul dan penggunaan bendera itu, belum terungkap jelas. Oleh karenanya, yang bisa dilakukan oleh peneliti adalah memaknai berbagai tulisan dan simbol yang ada di bendera tersebut dan mengaitkannya dengan data-data yang tersedia mengenai sejarah Kesultanan Cirebon. Bendera Kesultanan Cirebon ini berbentuk segi panjang bersudut lima berujung lancip, seperti tanda penunjuk arah. Warna dasar bendera itu adalah biru kehitaman. Di bagian tengah bendera terdapat gambar pedang cagak (pedang bermata dua); gambar pedang ini terinspirasi dari pedang Dzulfiqar yang dihadiahkan Rasulullah kepada Sayyidina Ali.
Selain itu, ada kaligrafi berbentuk ‘Macan Ali' yang berjumlah tiga buah, dan di sekelilingnya dipenuhi tulisan berhuruf Arab berupa kalimat-kalimat dari Al Quran. Pada sisi kanan adalah kalimat basmalah, pada sisi atas adalah Surah Al Ikhlas, pada sisi bawah Surah Al An'am ayat 103, yang berarti ‘Dia tidak dapat dicapai oleh pengelihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang keliahatan, dan Dia-lah yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui'. Gambar pedang cagak sendiri melambangkan huruf lam-alif, yaitu huruf pertama dari kalimah syahadat. Menurut Prof Sobana, dituliskannya ayat-ayat Al Quran dalam bendera itu menunjukkan bahwa bendera itu dibuat seiring dnegan penyebaran agama Islam di Jawa Barat. Diduga kuat, ayat-ayat itulah yang banyak digunakan para pendakwah Islam masa itu dalam mengajarkan ketauhidan dan keberserahdirian kepada Allah SWT.
Sementara itu, Bambang Irianto, yang juga penulis buku Bendera Cirebon, Ajaran Kesempurnaan Hidup (Terbitan Museum Tekstil Jakarta, 2012) memaparkan berbagai makna tasawuf dari bendera Macan Ali ini, dengan berlandaskan hasil penelitiannya terhadap naskah-naskah kuno Cirebon. Antara lain, bentuk bendera yang berbentuk penunjuk arah, melambangkan petunjuk hidup di dunia. Bingkai bendera yang berwarna kuning menunjukkan upaya mencapai kebahagiaan dan cita-cita yang tinggi. Kalimat Basmalah menunjukkan adanya tekad kuat dalam memulai segala sesuatu. Surah Al Ikhlas menunjukkan keikhlasan rububiyah sebagai landasan untuk melakukan keikhlasan amaliah. Surah Al Anam:103 menunjukkan bahwa manusia harus selalu berbuat benar dan sabar karena selalu dimonitor oleh Allah SWT.
Menurut Irianto, berdasarkan hasil penelusurannya di naskah milik Kraton Keprabonan, pedang cagak disebut juga sebagai pedang Dzulfaqor dan Dzulfikar. Dzulfaqor memiliki makna ‘yang mempunyai harapan', sedangkan Dzulfikar bermakna ‘yang mempunyai pikiran. Maksudnya adalah setiap amal dan perbuatan hendaknya selalu direncanaka dengan pemikiran berganda (berulang-ulang). Gambar macan besar yang berada di ujung pedang melambangkan pemimpin besar yang memandu rakyatnya dengan kalimat syahadat, karena pemimpin kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat, atas kepemimpinannya. Letak kaligrafi berbentuk macan itu berada persis di depan pedang cagak menandai bahwa seorang pemimpin harus sangat berhati-hati karena bila tidak, dirinya dan bangsanya akan mudah diserang oleh musuh.
Pernyataan menarik muncul dari Tawalinuddin Haris. Dia menyebut bahwa nama bendera Macan Ali sama sekali tidak ada hubungannya dengan Ali Bin Abi Thalib. Menurutnya, kata ‘Ali' bermakna ‘yang tinggi/luhur', bukan mengacu pada Imam Ali. Namun kemudian salah satu peserta seminar mengkritisi pendapat ini dengan menyebut bahwa dalam kultur Cirebon dikenal tarekat-tarekat yang di dalam ritual-ritual mereka disebut-sebut nama Sayyidina Ali. Selain itu, dalam kisah-kisah sastra Sunda kuno juga disebut-sebut nama Sayyidina Ali. Ditambah lagi, ayat-ayat yang ditulis dalam bendera itu adalah ayat-ayat yang sufistik dan biasa dilafazkan dalam ritual tarekat-tarekat di Cirebon. Pernyataan ini disetujui oleh Drh. Bambang Irianto yang asli Cirebon dan ternyata juga pengikut tarekat Sattariah. Menurutnya, memang banyak ilmu-ilmu sufistik yang diajarkan dalam tarekat itu yang dinisbahkan kepada Sayyidina Ali.
Meskipun begitu, dalam makalahnya, Haris juga menyebutkan bahwa kaligrafi berbentuk macan itu kemungkinan merupakan adaptasi pengaruh budaya Persia. Di Persia, kalimat-kalimat yang mengacu pada pengagungan Sayyidina Ali dibentuk dalam wujud singa, sedangkan dalam kesenian Cirebon, kaligrafi kalimat syahadat dibentuk membentuk figur macan. Dasar pemikiran Haris adalah bahwa masuknya Islam ke Indonesia memang tidak langsung dari Arab melainkan melalui Iran atau India. Dalam kultur Cirebon, kaligrafi Macan Ali mendapat penghormatan yang tinggi dan digantung di masjid-masjid.
Kejahatan Takfiri dan Standar Ganda Barat
Kebijakan standar ganda Barat semakin tampak jelas di dunia seiring berlanjutnya krisis berdarah di Suriah. Barat menuding pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia dan menciptakan kegaduhan politik dan propaganda media untuk mengotorisasi serangan militer ke negara Arab itu. Namun, Barat – yang mengaku mencintai nilai-nilai kemanusiaan dan HAM – menutup mata dari kejahatan yang dilakukan oleh kelompok Salafi yang berafiliasi dengan Al Qaeda di Suriah. Jika kejahatan teroris Takfiri itu menimpa salah seorang dari masyarakat Barat, maka pemberitaan besar-besaran tentang kejahatan itu akan menghiasi media-media dunia.
Masyarakat dunia mungkin masih ingat peristiwa yang menimpa beberapa masyarakat Barat selama pendudukan Irak. Pada waktu itu, kelompok Salafi menyandera beberapa warga Barat dan membunuh mereka secara keji. Menyusul peristiwa itu, Amerika Serikat melakukan propaganda luas untuk membenarkan berlanjutnya pendudukan Irak. Sekarang, Takfiri di Suriah terlibat kejahatan yang puluhan kali lipat lebih besar dari Irak, tapi kejahatan itu hanya mendapat sorotan minim dari media-media Barat.
Ada dua alasan utama terkait kebijakan standar ganda Barat dalam membela hak asasi manusia dan demokrasi di dunia. Alasan pertama, pemerintah-pemerintah Barat terutama AS selama dua dekade lalu melakukan intervensi di sejumlah negara dunia di bawah kedok bantuan kemanusiaan. Dan alasan kedua, negara-negara Barat seperti Inggris dan Perancis berusaha menjustifikasi kebijakan gila perang mereka melalui program tersebut. Mereka dengan alasan perang kontra-terorisme, menyerang Afghanistan dari udara dan darat, sementara Irak diduduki dengan dalih kepemilikan senjata pemusnah massal.
Warga sipil di Afghanistan, Pakistan dan Yaman dibantai dengan alasan menghancurkan basis-basis kelompok teroris dengan pesawat tanpa awak. Akan tetapi rakyat Suriah telah menjadi korban dari dua arah, mereka menjadi korban kejahatan kelompok Takfiri dan juga korban pemerintah-pemerintah Barat. Barat dari satu sisi mengaku ingin menegakkan demokrasi dan melindungi rakyat Suriah dari pemerintahan Bashar al-Assad, tapi dari sisi lain menutup mata mereka dari kejahatan-kejahatan kelompok Takfiri.
Barat selain tidak mereaksi kekejaman yang dilakukan oleh kelompok Takfiri di Suriah, tapi sebaliknya, mereka memberikan dukungan politik, finansial dan militer kepada anasir teroris tersebut. Takfiri tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi tentara Suriah dalam dua tahun terakhir jika tanpa dukungan Barat dan sekutu regionalnya seperti Turki, Arab Saudi dan Qatar. Sebagian besar militan di Suriah didatangkan dari negara-negara lain dan mereka mendapat pelatihan di kamp-kamp militer di Turki dan Yordania. Dan kemudian mereka dikirim ke Suriah dalam kelompok-kelompok yang terorganisir.
Pada dasarnya, pemerintah-pemerintah Barat terlibat langsung dalam pelatihan kelompok Takfiri untuk membantai warga sipil Suriah. Barat mengesankan dirinya sebagai pembela rakyat Suriah dan ingin mendapatkan mandat untuk menyerang negara itu dengan mengangkat isu-isu seperti penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Damaskus. Padahal, mereka sendiri berperan dalam membunuh rakyat Suriah melalui anasir-anasir Takfiri.
Tentu saja, perilaku keji dan pemikiran kaku para ekstrimis dan militan Takfiri tidak ada hubungannya dengan Islam. Islam adalah agama kasih sayang, perdamaian dan kemanusiaan. Nabi Muhammad Saw senantiasa mengajak umat Islam untuk berakhlak mulia dan bersikap penuh kasih sayang bahkan kepada non-Muslim. Beliau Saw dalam berbagai kesempatan, mewasiatkan umat Islam untuk berlaku adil dan baik dengan para tawanan. Imam Ali as di penghujung hayatnya, juga mewasiatkan putra-putranya untuk bertindak adil terhadap orang yang telah menghunuskan pedang atasnya.
Para pemimpin agama Islam adalah simbol rahmat, kasih sayang, dan pemaaf. Oleh karena itu, mustahil Islam memerintahkan umatnya untuk menebarkan kekerasan dan memenggal kepala manusia lain atau membakar mereka karena perbedaan keyakinan. Islam juga mustahil mengizinkan umatnya untuk menyeret anak-anak dan remaja ke tiang gantung dengan alasan balas dendam.
Salah satu faktor tersiarnya Islam pada tahun-tahun pertama dakwah adalah akhlak mulia dan kasih sayang Rasul Saw dalam berinteraksi dengan masyarakat dan bahkan dengan musuh-musuh Islam. Rasul Saw pada tahun-tahun pertama pengutusan di Mekkah, mendapat pelecehan dan siksaan dari warga setempat. Dikisahkan bahwa seorang Yahudi Mekkah kerap meludahi wajah Nabi Saw setiap kali berpas-pasan di lorong kota. Pada suatu hari, Nabi Saw tidak mendapati lagi orang Yahudi tersebut. Setelah bertanya kesana-sini, akhirnya Nabi Saw tahu bahwa orang itu sedang jatuh sakit. Beliau pun memutuskan untuk menjeguk Yahudi itu. Keagungan akhlak Nabi Saw telah meluluhkan hatinya. Ia pun memeluk Nabi Saw dan menyatakan masuk Islam.
Islam yang diagung-agungkan oleh kelompok Takfiri dan sebagian Salafi adalah sebuah ajaran Islam yang telah diselewengkan. Islam hakiki sama sekali tidak mengizinkan umatnya untuk mengkafirkan kelompok lain dan menyakiti mereka apalagi sampai membunuh antar-sesama. Jihad dalam Islam hanya dibolehkan ketika ada kasus agresi terhadap agama, tanah air dan kehormatan kaum Muslimin.
Dakwah merupakan poros dasar dalam menyebarluaskan agama Islam. Rasul Saw memilih hijrah ke Madinah setelah mendapat tantangan yang hebat di Mekkah dan ancaman terhadap keselamatannya. Semua tantangan itu menghalangi dakwah beliau di kota tersebut. Namun delapan tahun kemudian, Rasul Saw dengan bala tentaranya kembali ke kota Mekkah, tapi berbeda dengan penantian semua orang, beliau malah menjamin keamanan warga Mekkah. Salah satu tempat yang dijamin keamanannya adalah rumah Abu Sufyan, pemimpin Musyrik Mekkah.
Perlu diketahui bahwa Abu Sufyan tak pernah berhenti menentang misi dakwah Nabi Saw dan ia juga telah memimpin beberapa perang terhadap umat Islam. Pada peristiwa perang Uhud, istri Abu Sufyan memakan jantung Hamzah, paman Nabi Saw. Akan tetapi, Rasul Saw menjadikan rumah orang tersebut sebagai tempat yang aman dalam penaklukan kota Mekkah.
Nabi Saw adalah sosok yang penuh kasih sayang, kelembutan, cinta kepada kemanusiaan dan pemaaf. Lalu, bagaimana kelompok Takfiri bisa melakukan kejahatan mengerikan dan membantai orang-orang tak berdosa di Suriah? Tak ada riwayat dan ayat al-Quran yang mengizinkan kejahatan seperti itu. Pada dasarnya, pemerintah-pemerintah Barat memanfaatkan kejahatan Takfiri untuk beberapa kepentingan. Mereka menggunakan beberapa kasus kejahatan Takfiri untuk mengesankan Islam sebagai agama kekerasan.
Barat juga berupaya menyeret rakyat Suriah dalam krisis berkepanjangan dengan memberi dukungan politik, finansial dan militer kepada kelompok Takfiri untuk melakukan kejahatan di Suriah. Namun setelah pemberontak Suriah tidak mampu menghadapi kekuatan militer Assad, akhirnya Barat dengan berbagai alasan mengangkat wacana serangan militer ke Suriah. Dari sisi lain, AS memperkeruh suasana dengan memperuncing konflik Sunni-Syiah yang ditandai dengan meningkatnya serangan-serangan terhadap komunitas Syiah di Suriah.