
کمالوندی
Mantan Hakim Agung Palestina Bentuk Partai Baru
Syeikh Taisir Tamimi mantan Hakim Agung Palestina yang berafiliasi ke pemerintah Otorita Ramallah, dikabarkan telah membentuk sebuah partai baru.
Kantor berita Palestina, Maan seperti dikutip Qodsna (9/12) melaporkan, Syeikh Tamimi mengumumkan partai Kebebasan dan Kemerdekaan telah memulai aktifitasnya membela tempat-tempat suci di Palestina.
Ia mengatakan, "Izin pendirian partai baru ini diperoleh dari Kementerian Dalam Negeri, Otorita Ramallah, dan bertujuan untuk melindungi tempat-tempat suci Islam serta mendukung hak-hak bangsa Palestina termasuk kembalinya para pengungsi."
Tamimi berharap partai barunya dapat membantu peningkatan persatuan politik dan rekonsiliasi nasional, dan anggota-anggotanya berasl dari Tepi Barat, Jalur Gaza dan para pengungsi Palestina.
Jika Abu Mazen, pemimpin Otorita Ramallah kembali dicalonkan menjadi pemimpin Otorita Ramallah, Tamimi mengaku akan mendukungnya, dan jika Abu Mazen tidak mencalonkan diri lagi, maka dirinya yang akan maju.
Seorang Warga Iran Bebas dari Tawanan Teroris Suriah
Hussein Murtada, reporter TV Al Alam, beberapa saat lalu mengabarkan (9/12) tentang dibebaskannya seorang warga Iran yang sebelumnya di culik di sekitar Damaskus.
Warga Iran tersebut bernama Majid Adeli, seorang negosiator budaya di Kedubes Iran di Damaskus. Ia diculik di wilayah Sayidah Zainab as, dan berhasil dibebaskan dari tawanan teroris dalam sebuah operasi yang dilakukan pasukan Suriah di Damaskus.
Kelompok pemberontak dengan dukungan finansial dan persenjataan Barat serta sejumlah negara kawasan sejak dua tahun lalu terus menciptakan instabilitas di Suriah. Selain meneror dan membunuh warga sipil, mereka juga menculik warga asing yang tinggal di negara itu, khususnya warga negara Iran untuk menekan pemerintah Suriah dan pendukungnya.
Ini bukan kali pertama, beberapa bulan lalu, 48 peziarah Iran juga diculik oleh kelompok-kelompok teroris.
Belanda Kirim Dua Patriot dan 360 Pasukannya ke Turki
Pemerintah Belanda menyetujui pengiriman dua sistem pertahanan rudal Patriot ke perbatasan Turki-Suriah.
Majalah Jerman, Der Spiegel sebagaimana dikutip Mehr News (9/12) melaporkan, menyusul keputusan NATO yang akan menempatkan sistem pertahanan rudal Patriot di perbatasan Turki-Suriah, pemerintah Belanda pun akan mengirimkan dua Patriot dan 360 tentaranya ke negara itu.
Beberapa pekan mendatang, sistem pertahanan rudal Patriot itu akan segera dipasang. Pemerintah Jerman juga dikabarkan akan mengirimkan 400 tentaranya ke Turki dengan dalih untuk mendukung sistem pertahanan tersebut.
Pejabat pemerintah Jerman mengklaim, alasan diambilnya keputusan ini adalah instabilitas di wilayah perbatasan Turki dan Suriah, dan langkah ini dimaksudkan untuk meminimalisir bahaya munculnya bentrokan di wilayah tersebut.
Keputusan pemerintah Jerman dan Belanda sebelumnya harus mendapat persetujuan parlemen kedua negara itu. Sekalipun masalah ini menuai protes sejumlah kelompok politik, namun pemerintah kedua negara berharap keputusannya itu akan mendapat suara mayoritas dari anggota parlemen.
Eropa Pertimbangkan Sanksi terhadap Israel
Uni Eropa akan mempertimbangkan pengesahan serangkaian sanksi terhadap rezim Zionis Israel terkait rencana untuk membangun ribuan unit pemukim baru di wilayah Palestina pendudukan.
Harian Israel Maariv melaporkan pada hari Kamis (6/12), langkah Uni Eropa pekan depan akan mencakup penandaan dan boikot barang-barang yang diproduksi di pemukiman ilegal Zionis atas apa yang disebut Garis Hijau, yang memisahkan Tepi Barat dari wilayah Palestina lainnya.
Blok 27 negara anggota itu juga diharapkan untuk menyatakan bahwa perjanjian ekonomi dengan Tel Aviv tidak mencakup wilayah Tepi Barat, Dataran Tinggi Golan atau Timur al-Quds (Yerusalem).
Pada hari Rabu, Uni Eropa memanggil duta besar Israel untuk menyatakan protes atas pembangunan 3.000 unit perumahan baru di wilayah pendudukan.
Sejumlah negara Eropa, termasuk Inggris, Perancis, Swedia, Denmark dan Spanyol, juga telah memanggil duta besar Israel untuk menyampaikan protes. (IRIB Indonesia/RM/PH)
Jerman akan Kirim Pasukan ke Perbatasan Suriah
Pemerintah Jerman, hari Rabu (5/12) mengatakan pihaknya menyetujui partisipasi dalam misi NATO untuk menggelar rudal Patriot di perbatasan Turki dengan Suriah dan akan mengirim hingga 400 tentara.
Kementerian luar negeri dan pertahanan dalam sebuah pernyataan bersama mengatakan bahwa mandat, yang akan disampaikan ke parlemen Jerman awal pekan depan, berlaku sampai tanggal 31 Januari 2014.
NATO pada Selasa menyetujui permintaan Turki untuk penyebaran rudal Patriot di perbatasannya dengan Suriah, menyusul serangkaian peringatan kepada Damaskus untuk tidak menggunakan senjata kimia.
Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan, keputusan aliansi itu mencerminkan "komitmen teguh" untuk memelihara keamanan negara anggota.
Aliansi menyatakan bahwa Jerman bersama dengan Belanda dan Amerika Serikat telah sepakat untuk menyediakan baterai rudal Patriot, yang akan berada di bawah Komando Tertinggi Sekutu Eropa (SACEUR).
"Turki saat ini merupakan mitra yang terkena dampak besar konflik di Suriah," kata kementerian. (IRIB Indonesia/RM/PH)
Hadapi Roket Korut, Jepang Siagakan Rudal Patriot
Angkatan Laut Jepang telah menyebarkan sistem pertahanan rudal Patriot untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh rencana peluncuran roket Korea Utara, kantor berita Kyodo melaporkan pada Kamis (6/12).
Dua baterai Patriot telah tiba ke pulau Ishigaki, sekitar 400 kilometer sebelah barat daya Okinawa. Rudal Patriot juga akan ditempatkan di Okinawa.
Angkatan Bersenjata Jepang juga bersiaga penuh menjelang peluncuran roket Korut, yang dijadwalkan antara tanggal 10 dan 22 Desember dari stasiun Sohae di utara Pyongyang untuk mengirim satelit ke orbit bumi.
"Tanah air kami, kelautan, dan angkatan udara kini tengah bersiap untuk menggelar pasukan di Okinawa," kata seorang juru bicara kementerian pertahanan kepada AFP.
Tokyo menyatakan persiapan pertahanan tidak untuk menembak jatuh roket Korut, tetapi untuk menghindari puing-puing yang mungkin mengancam wilayah Jepang jika roket menyimpang dari lintasan yang direncanakan.
"Sebuah jalur penerbangan yang aman telah dipilih sehingga bagian-bagian dari roket pembawa yang mungkin jatuh selama proses peluncuran tidak akan mempengaruhi negara-negara tetangga," kata kantor berita KCNA.
Sementara itu, Rusia dan Cina telah mendesak Korut untuk tidak melaksanakan rencana tersebut. (IRIB Indonesia/RM/PH)
Militer Mesir Turun Tangan Redam Protes
Militer Mesir telah mengerahkan tiga tank dan dua kendaraan lapis baja di luar istana presiden di Kairo setelah bentrokan dan protes meningkat.
Sejauh ini, enam orang dilaporkan tewas termasuk seorang wartawan dan sekitar 350 lainnya terluka dalam bentrokan antara pendukung dan penentang Presiden Muhammad Mursi.
Kementerian Dalam Negeri Mesir juga melaporkan bahwa 32 orang ditahan. Tiga pejabat telah mengundurkan diri atas aksi kekerasan itu, termasuk kepala komite penasehat presiden, Zaghloul El Balshi, yang mengumumkan pengunduran dirinya di televisi Mesir pada Rabu malam.
Presiden Mursi berencana untuk tampil di depan publik kemarin, tapi dibatalkan karena memanasnya protes. Sementara itu, Perdana Menteri Hisham Qandil mengeluarkan pernyataan singkat menyerukan ketenangan dan dialog nasional.
Mursi meninggalkan istana presiden pada hari Selasa setelah sekitar 200 demonstran menerobos pagar kawat berduri dan mengepung gedung. Pasukan polisi dilaporkan mundur, sehingga demonstran bergerak lebih dekat ke istana. (IRIB Indonesia/RM/PH)
Masjid Nabawi
Masjid Nabawi, adalah salah satu mesjid terpenting yang terdapat di Kota Madinah, Arab Saudi karena dibangun oleh Nabi Muhammad saw. dan menjadi tempat makam beliau dan para sahabatnya. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang utama bagi umat Muslim setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Aqsa di Yerusalem. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar ke-2 di dunia, setelah Masjidil Haram di Mekkah.
Sejarah
Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah saw., setelah Masjid Quba yang didirikan dalam perjalanan hijrah beliau dari Mekkah ke Madinah. Masjid Nabawi dibangun sejak saat-saat pertama Rasulullah saw. tiba di Madinah, yalah di tempat unta tunggangan Nabi saw. menghentikan perjalanannya. Lokasi itu semula adalah tempat penjemuran buah kurma milik anak yatim dua bersaudara Sahl dan Suhail bin ‘Amr, yang kemudian dibeli oleh Rasulullah saw. untuk dibangunkan masjid dan tempat kediaman beliau.
Awalnya, masjid ini berukuran sekitar 50 m × 50 m, dengan tinggi atap sekitar 3,5 m Rasulullah saw. turut membangunnya dengan tangannya sendiri, bersama-sama dengan para shahabat dan kaum muslimin. Tembok di keempat sisi masjid ini terbuat dari batu bata dan tanah, sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma. Sebagian atapnya dibiarkan terbuka begitu saja. Selama sembilan tahun pertama, masjid ini tanpa penerangan di malam hari. Hanya di waktu Isya, diadakan sedikit penerangan dengan membakar jerami.
Kemudian melekat pada salah satu sisi masjid, dibangun kediaman Nabi saw. Kediaman Nabi ini tidak seberapa besar dan tidak lebih mewah dari keadaan masjidnya, hanya tentu saja lebih tertutup. Selain itu ada pula bagian yang digunakan sebagai tempat orang-orang fakir-miskin yang tidak memiliki rumah. Belakangan, orang-orang ini dikenal sebagai ahlussufah atau para penghuni teras masjid.
Setelah itu berkali-kali masjid ini direnovasi dan diperluas. Renovasi yang pertama dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 17 H, dan yang kedua oleh Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 29 H. Di zaman modern, Raja Abdul Aziz dari Kerajaan Saudi Arabia meluaskan masjid ini menjadi 6.024 m² pada tahun 1372 H. Perluasan ini kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Raja Fahd pada tahun 1414 H, sehingga luas bangunan masjidnya hampir mencapai 100.000 m², ditambah dengan lantai atas yang mencapai luas 67.000 m² dan pelataran masjid yang dapat digunakan untuk salat seluas 135.000 m². Masjid Nabawi kini dapat menampung kira-kira 535.000 jemaah.
Raudlah
Salah satu bagian Masjid Nabawi terkenal dengan sebutan Raudlah (= taman surga). Doa-doa yang dipanjatkan dari Raudlah ini diyakini akan dikabulkan oleh Allah swt. Raudlah terletak di antara mimbar dengan makam (dahulu rumah) Rasulullah saw. Diterima dari Abu Hurairah, bahwa Nabi saw. bersabda (yang artinya):
"Tempat yang terletak di antara rumahku dengan mimbarku merupakan suatu taman di antara taman-taman surga, sedang mimbarku itu terletak di atas kolamku." (Riwayat Bukhari
Raudah juga adalah kuburan Rasullulah saw ada beberapa yang riwayat bahwa kuburan putri Rasullulah Fatimah Zahra adalah dekat dengan kubur Rasullulah saw dan dalam menurut riwayat lain kubur putri Rassulllah menempat dalam kuburan Baghi' dekat masjid nabawi dua macam riwayat ini karena dia berwasiat pada suaminya agar kuburanya menjadi rahasia setelah terbunuh oleh khalifah ommayah.
Makam Nabi SAW
Rasulullah saw. dimakamkan di tempat meninggalnya, yakni di tempat yang dahulunya adalah kamar Ummul Mukminin Aisyah ra., isteri Nabi saw. Kemudian berturut-turut dimakamkan pula dua shahabat terdekatnya di tempat yang sama, yakni Abu Bakar Al-Shiddiq dan Umar bin Khattab.[7] Karena perluasan-perluasan Masjid Nabawi, ketiga makam itu kini berada di dalam masjid, yakni di sudut tenggara (kiri depan) masjid.
Aisyah sendiri, dan banyak lagi shahabat yang lain, dimakamkan di pemakaman umum Baqi. Dahulu terpisah cukup jauh, kini dengan perluasan masjid, Baqi jadi terletak bersebelahan dengan halaman Masjid Nabawi.
Bagaimana ScanEagle Berhasil Dipaksa Turun oleh Iran?
Republik Islam Iran menyatakan bahwa mereka berhasil memaksa turun sebuah pesawat tanpa awak Amerika Serikat yang terbang di zona Teluk Persia. Di sisi lain meski Amerika Serikat mengklaim tidak kehilangan sebuah pesawat tanpa awaknya setelah melakukan penghitungan, namun statemen petinggi Pasdaran (IRGC) Iran mengindikasikan peran pesawat tanpa awak dalam hubungan tak harmonis Tehran-Washington.
Kendala utama yang dihadapi AS dan sekutu Eropanya serta Rezim Zionis Israel menghadapi Republik Islam Iran adalah program nuklir Tehran. Iran menekankan program nuklirnya bertujuan damai, namun keraguan Washington terkait kebenaran pengakuan Iran telah menumbuhkan perang terselubung antara Iran dan Amerika Serikat.
The Christian Science Monitor tahul lalu dilaporannya menyebutkan perang terselubung ini meliputi teror para ilmuwan nuklir Iran, peledakan instalasi rudal dan industri, penyebaran virus internet seperti Stuxnet terhadap instalasi nuklir Iran serta target pesawat tanpa awak Amerika oleh Iran.
Laporan yang dirilis televisi Iran hari Selasa (4/12) menampilkan gambar pesawat tanpa awak ScanEagle produksi perusahaan Boing yang terbang di atas peta Republik Islam serta disertai tulisan berbahasa Persia dan Latin "Kami Akan Menghancurkan AS di bawah kaki kami".
Associated Press (AP) terkait hal ini melaporkan, jika klaim petinggi Iran benar maka ini merupakan ketiga kalinya dalam dua tahun terakhir drone AS menjadi target Tehran. Sebelumnya pada hari yang sama, Panglima Antkatan Laut Pasdaran mengkonfirmasikan penangkapan sebuah pesawat tanpa awak Amerika Serikat oleh pasukan angkatan laut Pasdaran di kawasan Teluk Persia.
Drone ScanEagle, pesawat bersayap tiga meter itu merupakan pesawat tanpa buatan Insitu, anak perusahaan Boeing yang memiliki durasi terbang paling lama. Situs Wall Street Journal dalam laporannya Ahad 2 Desember 2012 mengutip keterangan seorang pejabat AS yang mengatakan bahwa Washington telah meningkatkan operasinya memata-matai instalasi nuklir Bushehr di selatan Iran "selama dua bulan terakhir."
Setahun lalu, Iran juga berhasil mendaratkan pesawat tanpa awak RQ-170 "Sentinel" yang terbang menyusup wilayah udara Republik Islam di kota Kashmar, sekitar 140 mil (225km) dari perbatasan Afghanistan. Bulan lalu, pasukan Iran mengusir pesawat tanpa AS yang berusaha menerobos wilayah udara Republik Islam di perairan Teluk Persia.
Pengingkaran AS
Sementara itu, juru bicara Armada Kelima militer AS di Bahrain saat diwawancarai Reuters menyatakan, AL Amerika bertanggung jawab mengenai pesawat tanpa awak dan mengoperasikannya berdasarkan ketentuan internasional. Ia menambahkan, dalam beberapa waktu terakhir kami tidak merasa kehilanga pesawat tanpa awak.
Meski mengingkari kehilangan pesawat tanpa awak, namun Iran Desember lalu juga berhasil menangkap sebuah pesawat tanpa awak AS yang tengah melakukan spionase terhadap instalasi nuklir negara ini. Seorang insinyur Iran dalam wawancaranya dengan Almonitor menyatakan bahwa Iran berhasil memaksa turun pesawat tanpa awak ini dengan menerobos sistem kontrol dan GPS.
Scott Peterson, analis Koran New York Times yang tahun lalu merilis penangkapan sentinel RQ-170 menandaskan, jika statemen petinggi Iran terbukti kebenarannya maka kemungkinan besar negara ini menggunakan strategi serupa dengan tahun lalu. Artinya Iran memanfaatkan data dan informasi sentinal yang telah mereka rebut sebelumnya untuk memaksa turun pesawat tanpa awak berikutnya. Di sisi lain, petinggi AS tidak bersedia mengakui keunggulan teknologi Iran dan mengklaim bahwa sentinel RQ-170 mengalami kerusakan teknis dan jatuh di wilayah Iran.
Seorang insinyur Iran yang diwawancarai Almonitor mengingatkan bahwa sistem GPS merupakan salah satu kelemahan pesawat tanpa awak, karena dengan menimbulkan kebisingan (noise) pada sistem telekomunikasi maka hal ini akan mengaktifkan autopilot dan dikondisi seperti ini sistem kontrol pesawat tanpa awak dapat diterobos. Ia menambahkan, akses ini akan membuat pesawat tanpa awak dapat diarahkan oleh orang yang mengontrol ke arah manapun tanpa menimbulkan kerusakan. Di sisi lain, tidak akan ada informasi yang akan dikirim ke pusat kontrol Amerika.
Peterson menandaskan, menurut para pengamat, Amerika memahami dengan benar kemampuan dan pengalaman cyber dan perang elektronik Iran. Disebutkan bahwa Iran baru-baru ini melayangkan surat protes kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadukan 8 kasus pelanggaran zona udaranya oleh pesawat Amerika Serikat.
Penggunaan Luas ScanEagle
Menurut laporan AP, ketika jubir angkatan laut AS meragukan statemen petinggi Iran di hari Selasa (4/12) terkait keberhasilan negara ini menurunkan paksa ScanEagle, perlu diperhatikan poin ini bahwa negara-negara lain seperti Uni Emirat Arab juga menggunakan pesawat tanpa awak jenis ini. Di sisi lain, negara seperti Perancis, Inggris dan Rusia pun aktif di bidang ini dan kemungkinan dalam waktu dekat Cina juga akan memasarkan produknya ke pasar.
Sisi Hukum Pelanggaran Zona Udara Iran oleh Amerika
Penyergapan sebuah pesawat tanpa awak Amerika Serikat oleh sistem anti udara Republik Islam Iran terlepas dari reaksi luas media dan analisa para pakat terkait ketangguhan sistem pertahanan Iran, sisi hukum internasional dari pelanggaran zona udara Iran oleh AS juga patut untuk dikaji.
Sekitar satu tahun lalu ketika militer Iran berhasil menundukkan sebuah sentinel AS RQ-170, Wakil Iran di PBB, Mohammad Khazaee mengirim surat kepada ketua periodik Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB. Selain memprotes langkah AS, Iran meminta PBB mengutuk pelanggaran pesawat tanpa awak AS terhadap zona udara negara ini serta memikirkan langkah-langkah guna mengakhiri tindakan arogan seperti ini.
Selain itu, Departemen Luar Negeri Iran memanggil duta besar Swiss dan menyatakan protesnya terhadap Amerika. Selain itu, kemenlu Iran juga memanggil Duta Besar Afghanistan, Obaidullah Obaid dan menyerahkan protes resmi Tehran.
Tak diragukan lagi masuknya pesawat mata-mata di 250 km zona udara Iran dapat dicermati sebagai program provokatif pemerintah Amerika Serikat. Masalah ini juga merupakan pelanggaran nyata terhadap semangat piagam PBB terkait hubungan damai antar negara dan seluruh hukum internasional yang berkenaan dengannya. Pelanggaran ini juga menunjukkan kesengajaan perilaku pemerintah Amerika Serikat dalam masalah ini, oleh karena itu tidak dapat disebut sebagai sebuah kebetulan atau kekeliruaan yang tidak disengaja.
Meski pemburuan pesawat tanpa awak AS pada dasarnya sebuah peringatan serius bagi Washington, namun ada sebuah masalah lain yang lebih serius yaitu kinerja dan tanggung jawab PBB dalam membela zona dan keamanan negara-negara anggotanya. Sikap PBB dalam mengahdapi brutalitas Amerika juga sangat diperlukan khususnya terkait pelanggaran zona udara Iran oleh negara adidaya ini.
Tidak perlu diragukan lagi bahwa pelanggaran terhadap zona udara, laut dan darat negara lain dilarang dan tidak ada alasan bagi sebuah negara untuk memasuki perbatasan negara lain. Khususnya Amerika Serikat melalui pangkalan militernya di negara tetangga Iran dengan seenaknya memasuki wilayah Republik Islam.
Terkait pelanggaran zona udara oleh Amerika Serikat, Iran berjanji akan mengambil tindakan hukum terhadap Amerika Serikat di pengadilan internasional karena melanggar wilayah udaranya di Teluk Persia.
Menteri Luar Negeri Ali Akbar Salehi mengatakan pada Selasa (4/12) pesawat tanpa awak ScanEagle, yang telah ditangkap oleh Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (Pasdaran) saat memasuki wilayah udara negara itu di perairan Teluk Persia, akan digunakan sebagai barang bukti melawan AS di pengadilan internasional.
"Kami secara resmi telah memprotes tindakan tersebut dan menyatakan bahwa kami akan membela perbatasan kita dengan cara apapun yang mungkin," tegas Salehi.
"Kami telah mengatakan kepada Amerika bahwa menurut konvensi internasional, kami tidak akan membiarkan mereka untuk melanggar perbatasan kita, tapi sayangnya mereka tidak mematuhi," protesnya.
"Tentu saja, kami telah menyampaikan keberatan kepada Washington dalam kasus-kasus sebelumnya, tetapi mereka mengklaim tidak hadir di wilayah kami. Kami akan menggunakan pesawat ini sebagai alat bukti terhadap invasi AS di badan-badan internasional yang relevan," tambahnya.
Sebelumnya, Komandan Angkatan Laut Pasdaran Laksamana Ali Fadavi mengumumkan bahwa pesawat tanpa awak AS telah ditangkap di wilayah udara Iran.