
کمالوندی
Pro dan Kontra UU Pelarangan Senjata di Amerika
Bukan hanya warga Amerika Serikat yang dikagetkan dengan tragedi penembakan massal di sebuah Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown, Connecticut, 62 mil di timur laut Kota New York, bahkan masyarakat dunia pun tercengang dengan perstiwa tersebut.
Seorang pria 20 tahun, menerobos masuk ke sebuah sekolah dasar di Connecticut, 62 mil di timur laut Kota New York, pada Jumat pagi waktu setempat, 14 Desember 2012, dan mengumbar tembakan ke segala penjuru. Dilaporkan, 26 orang tewas, termasuk si penembak yang akhirnya bunuh diri di dalam kompleks sekolah itu.
Si penembak yang kemudian diidentifikasi sebagai Adam Lanza itu pertama-tama menembak mati ibunya sendiri, yang merupakan guru di SD Sandy Hook itu. Dia kemudian mengumbar tembakan ke segala arah, menewaskan 20 siswa SD berusia 5-10 tahun. Lima orang dewasa yang ada di sekolah itu juga menjadi korban penembakan.
Setelah tragedi ini Presiden Amerika Serikat, Barack Obama meminta wakilnya untuk mempersiapkan undang-undang kontrol senjata di negara ini dalam tempo satu bulan. Ia menjelaskan, perubahan UU ini mencakup penerapan kembali peraturan pelarangan kepemilikan senjata serbu dan seluruh jalan untuk lari dari undang-undang jual beli senjata.
Saat ini di Amerika terjadi friksi serius antara kubu pro dan anti kontrol senjata di negara ini. Sejak tahun 2004, ketika batas waktu 10 tahun undang-undang pelarangan senjata serbu berakhir, friksi ini semakin besar. Meski demikian, terjadinya berbagai peristiwa berdarah dan aksi penembakan di sekolah, universitas dan pusat perbelanjaan masih belum mampu mengakhiri friksi ini.
Tahun 1994 di saat Bill Clinton menjabat presiden, kubu pro kontrol senjata akhirnya berhasil menundukkan sikap kubu pro senjata bebas selama beberapa tahun dan mampu meloloskan undang-undang pelarangan senjata serbu di Kongres. Berdasarkan peraturan ini, penggunaan senjata modern yang dilengkapi dengan puluhan amunisi dilarang.
Kubu pro undang-undang ini meyakini senjata seperti ini hanya cocok di militer dan di sisi lain, kubu pro senjata bebas menilai senjata tersebut digunakan untuk berburu dan olah raga. Data statistik menunjukkan bahwa selama 10 undang-undang di atas diberlakukan, korban kekerasan bersenjata di Amerika turun secara drastis.
Amerika Serikat adalah negara yang penduduknya paling mudah memiliki senjata api. Bagi sebagian orang, khususnya penganut liberalisme, punya senjata api adalah bagian dari hak asasi manusia (HAM). Karena itu, pemerintah diminta tidak boleh terlalu jauh campur tangan dalam hal izin kepemilikan senjata. Faktanya, di negara-negara bagian yang izin kepemilikan senjatanya sulit karena ketatnya kontrol, perampokan, dan kriminalitas makin tinggi.
Negara Bagian New Jersey, misalnya, pada 1996 memberlakukan undang-undang kontrol senjata api yang ketat. Hasilnya: dua tahun kemudian, tingkat pembunuhan naik 46%, dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal yang sama terjadi di Hawaii. Tahun 1968, Hawaii memberlakukan kontrol senjata yang ketat. Sembilan tahun kemudian, tingkat kejahatan dan pembunuhan naik tiga kali lipat. Catatan serupa --kontrol senjata menambah tingkat kriminalitas dan pembunuhan-- terjadi di Washington, DC, New York City, Detroit, Chicago, dan kota-kota lain.
Fenomena seperti itu jelas menggambarkan bahwa Amerika adalah negeri yang tidak aman. Jikapun negeri itu aman, hal itu semata-mata karena ketatnya hukum, kerasnya aparat keamanan, dan kecanggihan instrumen-instrumen deteksi terhadap kriminalitas. Dengan demikian, harga keamanan di Amerika sangat tinggi. Budaya kekerasan semacam itu muncul karena latar belakang sejarah Amerika sendiri. Masa-masa awal berdirinya Amerika, misalnya, dipenuhi kisah petualangan dan kekerasan kaum cowboy.
Di dunia cowboy, ada hukum survival of the fittest atau hukum rimba --siapa yang kuat dialah yang menang. Untuk menjadi kuat, orang tidak cukup memiliki kemampuan fisik yang kuat, melainkan juga punya kemampuan yang hebat dalam memakai persenjataan. Budaya cowboy itu tampaknya sudah terinternalisasi dalam kehidupan bangsa Amerika secara mendalam. Hal itu terlihat dari korelasi antara kepemilikan senjata dan keamanan.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama saat mereaksi tragedi penembakan di sebuah Sekolah Dasar (SD) Sandy Hook di Newtown menjelaskan, untuk mencegah kekerasan di Amerika, undang-undang pembatasan dan pengontrolan senjata belum cukup, karena kekerasan telah mendarah daging di masyarakat kita.
Seperti dilaporkan Fars News mengutip Washington Post, Barack Obama di konferensi pers terkait tragedi penembakan di SD Sandy Hook lima hari lalu menjelaskan soal undang-undang pengontrolan senjata di negara ini.
Menurut sumber ini, Obama di awal pidatonya mengisyaratkan eskalasi fenomena penembakan di negara ini dan menyebutnya sebagai fenomena menular. Ia pun mendukung langkah-langkah untuk mencegah kekerasan bersenjata di Amerika Serikat.
Seraya mengisyaratkan urgensitas reformasi di undang-undang kontrol senjata dalam beberapa hari lalu, Obama mengatakan, "Seperti yang telah saya katakan pada hari Ahad lalu, tidak ada udang-undang yang dengan sendirinya mampu mencegah kekerasan di masyarakat kita."
Dalam beberapa hari ini, sejumlah aktivis anti senjata bebas di AS menuntut pembatasan peredaran senjata di negara ini. Sementara itu, sejumlah pengamat menilai maraknya aksi kekerasan di Amerika juga dipengaruhi oleh permainan game dan film kekerasan.
"Apa yang kita butuhkan sekarang adalah mempermudah pelayanan kesehatan mental," ungkap Obama.
Ia menambahkan, kita harus menajamkan pandangan kita mengenai budaya kekerasan dan senjata bebas. Selain itu, setiap langkah yang kita ambil harus dimulai dari rumah dan diri kita.
Mursi Tunda Kunjungan ke Amerika
Presiden Mesir Muhammad Mursi menunda kunjungan ke Amerika Serikat karena ketegangan yang masih berlangsung di negara itu terkait draf konstitusi baru.
Menurut Essam Haddad, asisten Mursi urusan hubungan luar negeri dan kerjasama internal, kunjungan presiden Mesir ke AS yang dijadwalkan pada pekan ini ditunda karena peristiwa terkini yang berlangsung di Mesir. Demikian dilaporkan Press TV, Kamis (20/12).
Pada tanggal 15 Desember, Mesir menggelar referendum draf konstitusi baru babak pertama. Menurut Ikhwanul Muslimin, pada putaran pertama referendum ini, sebanyak 56,5 persen peserta memberikan suara mendukung. Putaran kedua akan digelar pada 22 Desember.
Pada Senin, sekelompok hakim mengancam tidak akan mengawasi putaran kedua referendum.
Pada hari yang sama, Jaksa Agung Mesir Talaat Ibrahim yang baru diangkat oleh Mursi bulan lalu, mengundurkan diri. Ia mengajukan pengunduran diri setelah protes terus menerus oleh hakim dan jaksa mengenai pengangkatannya.
Lagi, Eropa Hentikan Dua Saluran TV Internasional Iran
Upaya pemberangusan terhadap kebebasan berbicara kembali dilakukan oleh sebuah penyedia jasa satelit Eropa terhadap dua channel TV internasional Iran.
Penyedia jasa satelit Spanyol, Hispasat akan menghentikan siaran Press TV dan Hispan TV pada Jumat (21/12).
Hispasat juga menginstruksikan Overon, perusahaan satelit lain, untuk menghentikan transmisi dua saluran TV internasional tersebut.
Menurut Overon, larangan terhadap Press TV dan HispanTV mengikuti langkah perusahaan Eutelsat Perancis yang telah menghentikan beberapa saluran satelit dan stasiun radio Iran.
Perusahaan tersebut menambahkan, sejak Uni Eropa memblacklist Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB), penyiaran Press TV dan Hispan TV harus hentikan.
Penghentian itu dilakukan ketika Hispan TV secara resmi terdaftar di Spanyol dan beroperasi di bawah hukum media negara itu. Selain itu, sebelumnya Uni Eropa telah mengkonfirmasikan kepada Press TV bahwa sanksi anti-Iran tidak berlaku untuk media negara.
Sejauh ini, Press TV telah menghubungi Hispasat dan kantor ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa untuk mendapatkan tanggapan, tetapi belum ada hasilnya.
Rusia Berharap Perundingan Iran-Kelompok 5+1 Digelar Januari 2013
Rusia menyatakan optimis bahwa putaran berikutnya perundingan antara Republik Islam Iran dan Kelompok 5+1 akan digelar bulan depan.
"Sekarang negosiasi sedang berlangsung dengan Tehran mengenai tempat dan tanggal," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia kepada RIA Novosti, pada Kamis (20/12).
Ia menambahkan, kami berharap hal ini akan selesai dalam waktu dekat dan pertemuan akan berlangsung pada bulan Januari tahun depan.
Pada Rabu, juru bicara Kementerian Luar Negeri IranRamin Mehmanparast mengatakan, tidak ada tanggal atau tempat telah ditetapkan untuk putaran berikutnya pembicaraan antara Tehran danKelompok 5+1 yang terdiri dari Rusia, Cina, Inggris, Perancis, Amerika Serikat ditambah Jerman.
Sebelumnya, Tehran dan Kelompok 5+1 telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan dengan fokus utama masalah energi nuklir Iran.
Amerika Serikat, rezim Zionis Israel dan beberapa sekutu mereka berulang kali menuding Iran mengalihkan program nuklirnya untuk tujuan militer. Namun Tehran membantah tuduhan tak berdasar tersebut dan menegaskan bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran berhak mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Tafsir Al-Quran, Surat Ali Imran Ayat 126-131
Ayat ke 126-127
Artinya:
Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (3: 126)
(Allah menolong kamu dalam perang Badar dan memberi bala bantuan itu) untuk membinasakan segolongan orang-orang yang kafir, atau untuk menjadikan mereka hina, lalu mereka kembali dengan tiada memperoleh apa-apa. (3: 127)
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, salah satu dari bantuan Tuhan di pelbagai medan perang adalah turunnya para malaikat. Mereka tidak hanya diturunkan ke atas Nabi, melainkan juga turun kepada Mukminin yang teguh. Manfaatnya agar jiwa mereka kokoh dan mantap serta memberikan harapan kepada mereka. Sebagaimana halnya setan senantiasa berusaha membuat Muslimin putus asa dalam memerangi kekafiran dan kebatilan.
Para malaikat dengan turun ke hati para ahli iman memberikan ketenangan dan kedamaian kepada mereka. Sehingga bukan hanya tidak letih berjuang, tetapi juga menyerang musuh dengan semangat yang lebih besar dan menghancurkan akar mereka. Atau paling tidak memaksakan kekalahan kepada mereka dan musuh dipalingkan dari menyerang selanjutnya.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Setiap ucapan atau tulisan yang menyebabkan keputusasaan para pejuang Islam adalah suara setan. Setiap ucapan atau amalan yang menyebabkan kedamaian dan berita gembira bagi para pejuang adalah wahyu ilahi.
2. Meskipun Tuhan mampu memenangkan muslimin dalam semua keadaan, namun Dia beramal atas dasar hikmah. Oleh karenanya, jika Muslimin bermalas-malasan, maka mereka akan kalah.
3. Persatuan dan kekuatan serta keberanian Muslimin haruslah sedemikian rupa sehingga musuh berputus asa untuk menyusup ke kalangan Muslimin dan hina di sisi Muslimin.
Ayat ke 128-129
Artinya:
Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim. (3: 128)
Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (3: 129)
Dalam tafsir telah disebutkan bahwa dalam perang Uhud, gigi Rasulullah Saw patah dan keningnya berdarah akibat lemparan batu oleh musuh. Rasulullah bersabda, "Bagaimana mungkin umat ini akan selamat?" Kemudian ayat ini turun bahwa Wahai Rasul! Engkau tidak bertanggung jawab untuk menyelamatkan umat. Engkau hanya ditugaskan menyampaikan wahyu Tuhan. Barang siapa yang mau menerima, maka ia selamat, dan siapa yang tidak menerima ia akan celaka. Dan Tuhan terhadap orang-orang yang berpaling boleh jadi mengampuni atau menghukumnya."
Di antara tanda kebenaran Rasul dan al-Quran adalah ayat ini. Ayat ini melepaskan segala tanggung jawab sehubungan dengan hukuman dan pahala. Jika Muhammad bukan utusan Tuhan, ia tidak akan berbicara seperti ini dan jika kenabiannya bohong, maka ia tidak akan membacakan ayat seperti ini dan malah menyembunyikannya. Karena ayat ini membatasi risalahnya di depan umat dan mengambil hak mengampuni dan menghukum dari Rasul.
Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Rasul dan para pemimpin agama setelah ditugasi untuk melakukan perintah, mereka tidak bertanggung jawab atas hasilnya. Mereka harus menyampaikan kalimat kebenaran kepada masyarakat. Adapun rakyat menerima atau tidak, itu bukan urusan mereka.
2. Pintu taubat selalu terbuka bagi siapapun. Bahkan bagi orang-orang yang lari dari perang dan orang-orang kafir sekalipun dalam perang jika bertaubat akan diterima oleh Tuhan.
3. Ampunan atau siksa Tuhan, adalah khusus miliki Tuhan. Bahkan syafaat auliya Allah adalah dengan seizin-Nya.
4. Puncak azab atau siksa ilahi adalah kezaliman masyarakat itu sendiri.
Ayat ke 130-131
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (3: 130)
Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. (3: 131)
Dalam Islam perang dan jihad tidaklah terpisah dari persoalan ekonomi-sosial. Oleh karenanya, di antara ayat-ayat yang berkaitan dengan perang Uhud, persoalan riba yang merupakan salah satu problematika sosial manusia, diutarakan dan dilarang dengan berbagai ungkapan. Masalah ini disinggung dalam permulaan ayat dan ditujukan kepada Mukminin. "Riba tidaklah sejalan dengan iman." Setelah melarang riba, Allah berfirman, "Bertakwalah, artinya,riba itu tidak selaras dengan takwa, dan di akhir ayat, Allah Swt berfirman, "Jauhilah dari memakan riba, supaya kalian selamat."
Artinya, keselamatan dunia dan akhirat kalian adalah dengan menjauhi riba. Bagaimanapun juga riba memiliki banyak bentuk dan telah dijelaskan dalam ayat ini. Hal ini merupakan penafian kerakusan pada harta yang menyebabkan tertumpuknya uang di sisi sebagian orang sementara banyak orang yang terjerit kemiskinan akibat kerakusan mereka. Bagaimanapun juga, masyarakat muslim akan menang melawan musuh, bila anggotanya tidak pelit dan suka berkorban, bukannya penyembah uang.
Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Takwa bukan hanya dalam urusan ibadah ritual, melainkan dalam urusan keuangan dan ekonomi, pemeliharaan takwa sangat diperlukan.
2. Ekonomi yang sehat berada di dalam keimanan dan takwa dan mentaati perintah Tuhan.
3. Kebahagiaan dan keselamatan tidak akan diperoleh dari uang saja, melainkan dengan memelihara masyarakat.
4. Memakan riba termasuk sejenis kufur dan orang muslim yang memakan riba tidak ada bedanya dengan orang kafir.
Tafsir Al-Quran, Surat Ali Imran Ayat 121-125
Ayat ke 121
Artinya:
Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (3: 121)
Ayat ini adalah menjelaskan kesulitan perang Uhud dan kepahitannya. Menyusul perang Badr yang terjadi pada tahun kedua Hijriah di dekat Mekah dan banyak sekali Musyirikin yang terbunuh dan tertawan, Abu Sufyan, pembesar Mekah mengatakan, "Selagi aku belum membalas dendam terhadap Muslimin, maka aku tidak akan duduk diam."
Oleh karenanya, kaum Kuffar Quraisy pada tahun-tahun berikutnya, bergerak menuju Madinah dengan berkuda dan berjalan kaki dengan senjata lengkap. Berita bergeraknya musuh sampai ke telinga Rasul dan Muslimin, mereka mengadakan pertemuan dan merundingkan cara untuk menghadapi bahwa sebaiknya mereka tinggal di kota dan menjadikan rumah sebagai benteng. Namun para pemuda yang energik, mengusulkan kepada Rasul Saw agar keluar dari Madinah dan berdiri tegak menghadapi lawan dengan berani di luar Madinah.
Rasul bermusyawarah dan akhirnya melakukan perhitungan suara. Pada akhirnya pendapat kelompok muda memenangkan suara. Padahal pendapat Rasul secara pribadi adalah tinggal di rumah, namun sebagai penghormatan terhadap pendapat pemuda, beliau mengabaikan pandangannya sendiri.
Ketika Rasulullah dalam khutbah Jumatnya memberitahukan masyarakat tentang kejadian yang berlaku. Setelah shalat, beliau beserta ribuan orang; Muhajirin dan Anshar berangkat ke medan perang di kaki gunung Uhud. Sementara itu, di pertengahan jalan sebagian orang yang tidak menyetujui untuk keluar dari Madinah. Kembali ke Madinah dan jumlah muslimin berkurang menjadi 700 orang.
Akhirnya, ketika musuh telah mendekati kota Madinah, dua pasukan saling berhadap-hadapan di kaki gunung Uhud. Perang dimulai dengan teriakan Allahu Akbar oleh Muslimin dan suara genderang dan seruling dari orang-orang Kafir.
Dengan serangan kilat Muslimin, pasukan Quraisy berantakan dan tentara kufur melarikan diri. Sebagian Muslimin mengira orang-orang kafir sudah kalah yang membuat mereka meninggalkan pos-posnya. Di saat asik mengumpulkan rampasan perang, tiba-tiba musuh memanfaatkan kesempatan dan menyerang tentara Islam dari belakang.
Kesudahan dari kealpaan ini adalah terbunuhnya sejumlah kaum Muslimin dan sebagian lagi lari. Isu terbunuhnya Rasulullah juga menambah ketakutan mereka. Akhirnya Perang Uhud yang pada awalnya dimenangkan oleh muslimin berakhir dengan kekalahan mereka dan menjadi pelajaran buat Muslimin.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1- Rasul tidak hanya diperintah menyampaikan perintah Tuhan, melainkan untuk memelihara agama dan masyarakat Islam. Hal ini juga menjadi tugas setiap muslim.
2- Meskipun mengatur keluarga dan menghidupi anak isteri adalah penting, namun menjaga agama adalah lebih dari menjaga keluarga.
Ayat ke 122-123
Artinya:
Ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. (3: 122)
Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (3: 123)
Sekelompok dari kabilah Aus dan Khazraj yang keluar dari Madinah bersama Rasul Saw merasa gentar tatkala menyaksikan lautan pasukan musuh. Dengan alasan bahwa pendapat mereka telah diabaikan oleh Rasulullah, mereka berniat untuk meninggalkan perang. Namun berkat rahmat Tuhan, mereka menggagalkan niat itu dan selamat dari jebakan setan.
Ayat ini menyatakan kepada mereka dan Muslimin lainnya, "Kalian yang telah melihat pelbagai pertolongan Tuhan dalam perang dimana kalian telah dimenangkan oleh Tuhan terhadap musuh kendatipun kalian memiliki pasukan dan fasilitas yang sedikit, maka janganlah kalian gentar dan tegaklah dalam membela agama. Janganlah kalian takut kepada musuh dan takutlah kepada Allah. Jangan kalian bersandar kepada selain Allah, dan bila demikian, berarti kalian telah mensyukuri nikmat-nikmat Tuhan dengan sebaik-baiknya.
Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Allah Swt tidak akan membiarkan orang-orang Mukmin, melainkan Dia akan memelihara mereka dengan kekuasan-Nya di hadapan musuh.
2. Takut terhadap perang akan menyebabkan lari dari perang dan obatnya adalah iman dan tawakal kepada Allah.
3. Allah Swt bukan hanya mengetahui perbuatan-perbuatan kata, bahkan Dia juga tahu niat kita.
4. Syukur atas pertolongan ilahi adalah dengan cara bertakwa jika tidak akan menyebabkan ujub dan kesombongan dalam perang.
Ayat ke 124-125
Artinya:
(Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?" (3: 124)
Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda. (3: 125)
Ayat ini menjelaskan pertolongan ilahi dan menyinggung soal kehadiran malaikat di medan pertempuran melawan orang-orang Kafir. Sesungguhnya kita manusia tidak mampu mengenali malaikat yang metafisik. Namun keimanan kita terhadap al-Quran akan menyebabkan kita menerima keberadaan mereka dan mengimani mereka.
Kehadiran para malaikat dalam perang Uhud dalam rangka menguatkan jiwa pejuang Islam, telah menyebabkan banyaknya lasykar Islam dan menggentarkan musuh.
Dari dua ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Seorang mukmin harus bertawakal kepada Tuhan karena semua alam termasuk malaikat adalah lasykar Tuhan dan pendukungnya. Sebaliknya, musuhlah yang harus takut kepada Islam. Karena lawan mereka bukanlah Muslimin saja melainkan Tuhan.
2. Dalam pandangan hidup ilahi, kehidupan manusia ada hubungannya dengan malaikat.
3. Kalau istiqamah dan bertahan, niscaya pertolongan Tuhan akan sampai.
4. Menjaga takwa di front jihad juga diperlukan pejuang muslim haruslah bertakwa di semua keadaan.
5. Para malaikat adalah pengurus tatanan alam dan setiap kelompok memiliki tugas yang tersendiri dan sekelompok dari mereka ditugaskan untuk membela pejuang-pejuang Islam.
Tafsir Al-Quran, Surat Ali Imran Ayat 116-120
Ayat ke 116-117
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (3: 116)
Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (3: 117)
Salah satu dari penyebab kekafiran terhadap Tuhan adalah merasa kaya dari-Nya dan bersandar pada kekayaan dan kekuasaan. Sebagian orang mengira bahwa dengan memiliki harta dan anak, sudah tidak memerlukan Tuhan lagi, sekiranya Tuhanpun ada, maka keberadaannya sudah tidak penting lagi buatnya. Ayat ini di samping membantah anggapan itu, juga menyatakan andaikan harta dan anak dapat menjaga mereka di dunia, maka bagaimana pada Hari Kiamat nanti?
Siapakah yang akan menyelamatkannya dari api neraka akibat kekufurannya itu?
Ayat 117 menyinggung soal perbuatan-perbuatan baik orang-orang kafir seperti infak dan menyatakan, "Apa yang dibelanjakan di jalan ini, bagaikan benih-benih biji yang ditanam di ladang yang tidak sesuai. Sebuah ladang yang senantiasa diterpa angin dan taufan, panas dan dingin dan tidak membuahkan hasil."
Kekafiran dan motivasi selain Tuhan ibarat taufan yang berembus di ladang perbuatan-perbuatan baik orang-orang kafir dan apa yang ditanam akan sirna. Karena nilai perbuatan tergantung kepada niatnya, bukan lahiriahnya. Siapa yang mengerjakan perbuatan baik, akan tetapi kafir kepada Tuhan, maka perbuatan baiknya itu berada di ambang kemusnahan. Bukan Tuhan yang menganiaya ia, melainkan ia sendirilah yang menyia-nyiakan ladangnya yang dapat menghasilkan itu.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Menyombongkan harta dan anak dan merasakan tidak membutuhkan Tuhan, menunjukkan sejenis kekafiran dan ketidaksyukuran.
2. Tujuan dari infak dalam Islam, bukanlah sekedar mengenyangkan perut orang-orang miskin. Bila infak dimaknai demikian, maka tidak ada bedanya yang berinfak itu adalah Islam atau kafir. Dalam infak diperhitungkan juga kemajuan spiritual, sementara kekafiran mencegah kemajuan spiritual.
3. Kemurkaan Tuhan merupakan imbas perbuatan kita, bukannya kezaliman dari pihak-Nya.
Ayat ke 118
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (3: 118)
Salah satu dari ancaman yang mengintai masyarakat Islam, adalah kehadiran dan pengaruh asing di pusat-pusat kunci pemerintahan sedemikian rupa sehingga rahsia-rahasia dan informasi Muslimin jatuh ke tangan mereka. Karena kalau dalam lahiriahnya, mereka menampakkan persahabatan dan kerjasama pada realitasnya mereka membenci Islam dan menghendaki kemunduran muslimin.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Seorang mukmin tidak boleh cepat percaya dan polos. Mereka harus menggunakan akal dan dalam berinteraksi dengan musuh, mereka harus waspada dan hati-hati.
2. Adanya pasukan asing di negara-negara Islami adalah terlarangdan kita harus mengetahui bahwa Islam dan kafir tidak pernah kenal kompromi.
Ayat ke 119-120
Artinya:
Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (3: 119)
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (3: 120)
Ayat ini menyingkap niat keji musuh terhadap Muslimin dan mengingatkan mereka, "Janganlah kalian pikir, jika kalian mendekatkan diri kalian kepada mereka, dan menyatakan persahabatan merekapun menunjukkan persahabatan juga, melainkan tetap saja seperti semula. Bahkan seandainya secara lahiriahnya, mereka menunjukkan keimanan, ketahuilah bahwa batin mereka menyimpan dengki dan kebencian terhadap kalian. Karena apabila pertumbuhan dan kemajuan diperoleh oleh kalian mereka akan sedih, sebaliknya kalau kalian tertimpa bencana, mereka senang dan bahagia."
Dengan itu, jalan satu-satunya yang selamat adalah tidak tergiur dengan janji-janji manis musuh Islam dan menjaga takwa dalam menjalankan perintah Tuhan, bila tidak demikian, kita tidak akan termakan oleh taktik musuh dan mereka tidak dapat menganggu kalian.
Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Hubungan politik dan ekonomi dengan negara-negara non Islam, haruslah berdasarkan rasa saling hormat, kalau tidak akan menyebabkan kehinaan bagi Muslimin.
2. Muslimin tidak boleh cepat percaya dan tidak yakin dengan segala bentuk pernyataan persahabatan dari musuh.
3. Di tempat dimana musuh menyembunyikan kebencian dan dendamnya, maka Muslimin hendaknya tetap menyatakan kebenciannya yang mendalam terhadap mereka.
4. Jalan musuh untuk menyusup kebarisan Muslimin adalah dengan menanggalkan pakaian takwa dari kita. Bilamana kita bertakwa, maka kita tidak akan disusupi oleh musuh.
Tafsir Al-Quran, Surat Ali Imran Ayat 106-115
Ayat ke 106-107
Artinya:
Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu." (3: 106)
Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya. (3: 107)
Pekerjaan kita di dunia, yang baik maupun buruk dan tampak maupun tidak, memiliki sisi batin dan zahir. Lahiriah setiap pekerjaan adalah apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar sementara batinnya akan menjelma pada Hari Kiamat. Oleh karenanya, wajah batini perbuatan manusia, pada Hari Kiamat nanti akan menjelma sesuai dengan bentuk lahiriahnya dan sisi batin manusia akan terbuka saat itu.
Ayat ini menjelaskan sisi putih dan sisi hitam wajah-wajah yang ada pada Hari Kiamat yang menunjukkan wajah batin mereka. Kafir dan menutupi kebenaran di dunia mengeluarkan cahaya iman dari wajah manusia dan kegelapan menutupi seluruh wajahnya dan adakah siksa yang lebih tinggi dari terbukanya keburukan manusia untuk orang lain. Wajah bercahaya manusia beriman pada Hari Kiamat, menunjukkan wajah suci mereka yang disusul dengan rahmat Tuhan yang tiada terbatas.
Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Jika kita selama di dunia bersikap benar dan membantu orang-orang yang zalim, maka pada Hari Kiamat nanti, wajah kita sama dengan wajah orang zalim.
2. Janganlah kita sombong terhadap iman kita, karena kekafiran selalu mengintai manusia, bahkan untuk mereka yang beriman.
Ayat ke 108-109
Artinya:
Itulah ayat-ayat Allah. Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya. (3: 108)
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. (3: 109)
Ayat yang ditujukan kepada Nabi dan muslimin ini, menyentuh satu dasar akidah yaitu keadilan ilahi. Berdasarkan akidah ini, Allah Swt tidak memberikan kewajiban-kewajiban kepada manusia di luar kemampuan mereka dan Dia juga tidak menjatuhkan hukuman begitu saja.
Jika pada Hari Kiamat, ada sekelompok yang berwajah putih dan segolongan lagi berwajah hitam, ini bukan keinginan Tuhan dan juga bukan determinasi lingkungan, melainkan amalan mereka sendiri di dunia, yang hari itu menjelma demikian. Jika seorang manusia masuk ke neraka, Allah Swt tidak menghendaki berbuat zalim terhadap mereka. Melainkan mereka sendiri yang menginginkan neraka dengan perbuatan-perbuatan buruknya.
Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Tuhan yang kita yakini dalam penciptaan, meletakkan undang-undang dan sanksi serta pahala adalah sangat adil dan tidak perlu berbuat zalim.
2. Apabila sumber alam semesta itu dari Tuhan, maka akhirnyapun menuju kepada Tuhan.
Ayat ke 110
Artinya:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (3: 110)
Banyak sekali manusia yang berpikir bahwa agama merupakan satu kumpulan perintah-perintah ibadah kering berkaitan dengan individu dengan Tuhan-Nya. Oleh karenanya mereka membatasi definisi agama dalam lingkaran shalat, puasa dan al-Quran.
Sementara sebagian besar perintah-perintah agama berkaitan dengan aspek kemasyarakatan manusia dan pengaturan hubungan-hubungannya dengan anggota individu yang lainnya. Bahkan menurut kaca mata agama, shalat yang bernilai adalah yang dilaksanakan bersama-sama Muslimin atau berjamaah, bukannya yang dilaksanakan secara personal di rumah.
Program agama yang terpenting untuk memelihara masyarakat Islam dari segala bentuk kekejian dan ketidakbersihan, adalah tugas amar makruf dan nahi mungkar. Dalam penjelasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa tugas ini berlaku dalam dua tahapan. Satunya adalah berada di pundak kelompok tertentu yang bertugas mengawasi perilaku sosial seperti yang telah dijelaskan dalam ayat 104. Sementara tahap kedua yang merupakan satu tugas untuk semua Muslimin dan telah dijelaskan dalam ayat ini.
Perintah-perintah ilahi ini menunjukkan bahwa manusia bukan hanya bertanggung jawab memperbaiki dirinya, melainkan ia juga memiliki tuga memperbaiki masyarakatnya. Ia harus berupaya atas dasar keprihatinan untuk mencegah kemungkaran dan memperluas kebaikan. Jika demikian, maka akan keluar umat yang menjadi teladan bagi masyarakat lainnya.
Dari ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Menganjurkan kebaikan tanpa memerangi keburukan tidak akan menghasilkan hal yang banyak. Makanya, di sisi makruf, juga ada nahi anil mungkar.
2. Dalam menganjurkan kebaikan kepada orang lain, masalah usia, intelektualitas, kekayaan dan kedudukan tidak menjadi ukuran.
3. Salah satu dari kriteria keunggulan dan memilih orang adalah menjalankan tugas amar makruf dan nahi anil mungkar. Orang mampu mengemban tugas sosial, apabila ia memiliki niat baik dan keprihatinan sosial.
4. Untuk menjadi umat yang terbaik, diperlukan tindakan dan usaha konkrit, itupun amalan ke arah memperbaiki masyarakat, bukannya menjalankan tugas secara murni.
Ayat ke 111-112
Artinya:
Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan. (3: 111)
Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (3: 112)
Ayat ini merupakan kabar gembira buat muslimin. Disebutkan bahwa sekiranya mereka tetap dalam iman dan bersatu dan berusaha melaksanakan amar makruf dan nahi mungkar, maka mereka akan selamat dari ancaman musuh dan tidak ada lagi bahaya yang mengintai kalian, melainkan musuhlah yang gentar terhadap kalian. Ayat ini berbicara mengenai kaum Yahudi dan termasuk hal yang dinyatakan oleh al-Quran jauh sebelum itu terjadi yang nyata di sepanjang sejarah. Karena kaum ini selalu hina dan tidak pernah mendapatkan legalitas dan pengakuan.
Bahkan dewasa ini, di mana ekonomi dan propaganda dunia berada di tangan orang-orang kaya Yahudi, mereka masih belum memiliki sebuah negara di dunia yang merdeka dan Israel dikenal sebagai penjajah dan dibenci oleh masyarakat internasional.
Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Iman kepada Tuhan merupakan benteng kokoh yang mencegah masuknya musuh dan menyebabkan kekalahan musuh.
2. Rahasia kemuliaan ada dua hal; pertama hubungan kokoh dengan Tuhan dan kedua, hubungan baik dengan manusia. Bila dua hal ini disatukan tidak ada satu kekuatan yang dapat melemahkannya.
Ayat ke 113-115
Artinya:
Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). (3: 113)
Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. (3: 114)
Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menenerima pahala)nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. (3: 115)
Setelah ayat-ayat sebelumnya menjelaskan perbuatan makar sekelompok Ahlul Kitab untuk menyesatkan Mukminin, tiga ayat ini menyinggung soal golongan Ahlul Kitab yang baik. Disebutkan agar kita jangan pikir bahwa semua mereka itu buruk, tapi banyak dari mereka yang ahli ibadah layaknya Muslimin. Mereka beriman kepada Tuhan dan Hari Kiamat serta memperluas kebaikan di tengah masyarakat dan mencegah keburukan dari masyarakat. Mereka berada di barisan terdepan dalam amalan baiknya.
Sudah jelas, Tuhan tidak akan meremehkan perbuatan baik golongan ini dan mereka akan mendapatkan kemurahan Tuhan. Karena iman dan amal saleh dari siapapun saja adalah diterima oleh Tuhan. Pandangan al-Quran ini sehubungan dengan Ahlul Kitab dan sikap obyektif terhadap mereka haruslah dijadikan sebagai contoh bagi Muslimin dalam bersikap terhadap selain muslim.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kebaikan dan kesempurnaan dari siapapun asalnya, haruslah kita akui. Selain kita gencar mengkritik kekurangan orang lain, jangan lupa kita harus mengakui kehebatan mereka.
2. Tatkala masyarakat terlelap tidur pada tengah malam, saat itulah merupakan momen terbaik untuk shalat malam.
3. Amar makruf lebih utama dari nahi anil mungkar. Karena jika pintu-pintu di buka untuk masyarakat, jalan-jalan mungkar otomatis akan tertutup. Jika perkawinan dimudahkan, maka kemaksiatan dan kefasadan akan berkurang dengan sendirinya.
Tafsir Al-Quran, Surat Ali Imran Ayat 100-105
Ayat ke 100-101
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. (3: 100)
Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (3: 101)
Setelah kedatangan Rasul Saw ke Madinah dan terbentuknya pemerintahan Islam, mampu menciptakan kedamaian dan ketulusan antara berbagai kabilah atau suku. Dua suku Aus dan Khazraj yang bertahun-tahun terlibat sengketa dan bentrok, di bawah kepemimpinan Rasul Saw mencapai kedamaian dan keamanan dan hidup berdampingan dalam keadaan damai dan tenteram.
Sebagian orang Yahudi memandang persatuan ini merugikan dan mereka merancang skenario untuk mengobarkan api perpecahan supaya Muslimin kembali bermusuhan. Oleh karenanya, salah satu dari Muslimin telah diperintahkan agar mengingatkan kembali luka masa silam saat perang antara kabilah. Ternyata skenario ini mengena dan hampir saja terjadi perang besar-besaran.
Kemudian ayat ini turun dan Muslimin diingatkan agar mewaspadai konspirasi musuh dan hendaknya mereka mengetahui bahwa konspirasi musuh adalah untuk menjauhkan mereka dari satu dengan lainnya. Karena keberadaan Rasul Saw dan kitab al-Quran di tengah-tengah masyarakat merupakan poros persatuan yang paling baik dan jalan lurus ilahi adalah dengan mengikuti perintah-perintah Rasul Saw. Makanya, kaum Muslimin harus memegang tali persatuan dan tidak boleh termakan taktik adu domba musuh.
Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Harapan musuh adalah melemahkan keimanan Muslimin kepada Tuhan dan Rasul, janganlah kita beri jalan sehingga harapan dan impian mereka tercapai.
2. Janganlah kita berbangga dengan keimanan saat ini, betapa banyak orang-orang Mukmin yang kesudahannya tidak baik dan menjadi kafir.
3. Keberadaan kitab samawi dan peraturan ilahi dalam masyarakat saja tidaklah cukup untuk mencegah penyelewangan, melainkan kehadiran pimpinan samawi dan ketaatan kepadanya juga lazim.
4. Usaha dan gerak akan menyampaikan manusia yang berjalan di atas jalan yang lurus, bukannya di jalan sesat.
Ayat ke 102-103
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (3: 102)
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (3: 103)
Dalam madrasah para nabi, untuk membina Muslimin yang merupakan para pelajar madrasah ini, terdapat kelas yang lebih tinggi. Untuk setiap kesempurnaan dan kebaikan, terdapat marhalah atau peringkat yang mana seorang mukmin harus berusaha untuk mencapai marhalah yang lebih tinggi. Ilmu pengetahuan merupakan anugerah Tuhan untuk umat manusia. Salah satu kesempurnaan yang diminta oleh Rasul "Rabbi Zidni ‘Ilman".
Keimanan dan takwa juga memiliki tahap dan peringkat, di mana Allah Swt dalam ayat ini menganjurkan agar muslimin mencapai derajat yang lebih tinggi. Tuhan berfirman yang kurang lebih artinya, dapatkan takwa yang patut dengan keimanan Tuhan, takwa yang menjauhkan kalian dari keburukan dan juga mendorong kalian untuk berbuat kebaikan.
Ayat 103 Ali Imran menyeru Muslimin untuk bersatu di bahwa payung agama. Janganlah kalian lupa bahwa sebelum kalian beriman kepada Tuhan, kalian begitu terlibat persengketaan dan benci dan kalian telah berada di bibir jurang yang setiap detik kemungkinan kalian jatuh dan binasa ke dalam jurang kekotoran. Maka bersyukurlah kepada Allah yang telah mendekatkan hati-hati kalian dan sedemikian besar Dia menanamkan rasa kasih di antara kalian, sehingga kalian seperti saudara.
Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Husnul Khatimah dan mati membawa iman adalah tergantung takwa dan kesucian. Bagaimana nanti manusia mati tergantung bagaimana mereka hidup.
2. Kesatuan masyarakat berdasarkan bahasa, etnis dan kebangsaan tidak akan langgeng. Persatuan yang hakiki adalah di bawah naungan iman kepada Tuhan yang selalu tegak dan abadi.
3. Persatuan yang berdasarkan perjanjian internasional atau politik dan militer juga tidak akan kekal, persatuan yang sejati akan kekal di bawah kesatuan hati dan kasih sayang yang juga berada di tangan Tuhan.
4. Mengingat nikmat-nikmat Tuhan merupakan faktor kecintaan dan ketaatan kepada perintah-perintahNya, sebaliknya lalai terhadap nikmat-nikmat ilahi menyebabkan terlepasnya nikmat-nikmat itu.
Ayat ke 104
Artinya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (3: 104)
Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari cara berkelompok danhidupbermasyarakat. Perilaku individu-individu selain meninggalkan pengaruh personal, juga berpengaruh kepada individu-individu lain masyarakat. Masyarakat manusia bagaikan kapal besar yang apabila seorang dari penumpangnya berlaku bodoh ingin melubangi salah satu bagiannya, maka hal itu akan menenggelamkan semua awak kapal.
Oleh karena itu, sesuai dengan perintah akal, semua anggota masyarakat bertanggung jawab antara satu dengan lain agar kapal tetap terpelihara dan selamat. Agama ini telah menjelaskan pesan akal dalam bingkai perintah-perintah dengan nama amar makruf dan nahi mungkar dan setiap muslim diwajibkan untuk menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Amar makruf dan nahi mungkar dalam tahap ini merupakan fardhu ain yang setiap orang harus melaksanakan sebatas kemampuannya.
Namun ayat ini menjelaskan bahwa selain muslimin secara umum, harus dibentuk suatu kelompok yang terorganisir dan kompak untuk urusan ini. Menariknya di sini, ayatyangberkaitan dengan amar makruf dan nahi anil mungkar diapit oleh dua ayat yang menyeru muslimin untuk bersatu yang rahasianya mengajak kepada perbuatan-perbuatan baik. Hal ini memungkinkan untuk masyarakat yang bersatu dan struktur sosialnya tidak hancur, kalau tidak, seruan semacam ini tidak akan efektif.
Dari ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Dalam masyarakat Islam, harus ada kelompok yang mengawasi perilaku sosial dan sejauh diperlukan haruslah memberantas kemungkaran dan mencegah meluasnya keburukan dalam masyarakat.
2. Kesejahteraan dan kebahagiaan akan terwujud dengan tindakan menyelesaikan kesulitan sosial bukannya menyendiri dan menjauh dari persoalan-persoalan sosial.
3. Seorang mukmin tidaklah boleh hanya memikirkan diri sendiri, melainkan ia juga harus andil dalam menyelamatkan dan membantu orang lain agar maju.
4. Menganjurkan kebaikan lebih diutamakan dari mencegah keburukan, karena jika jalan-jalan benar telah terbuka untuk masyarakat, keberadaan jalan-jalan yang sesat akan berkurang.
Ayat ke 105
Artinya:
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. (3: 105)
Salah satu dari bahaya yang mengancam para pengikut agama-agama ilahi adalah persoalan-persoalan yang membangkitkan perselisihan etnis dan kaum ataupun persoalan-persoalan sejarah dan pemerintahan. Dalam sajian sebelum ini, kami telah menjelaskan bahwa Allah swt telah mengajak semua Mukminin untuk bersatu dan sehati dan Allah Swt menyebut mereka sebagai bersaudara.
Oleh karenanya, para penyembah Tuhan di manapun berada, telah mewujudkan sejenis hubungan dan ikatan pemikiran antara mereka di mana perbatasan geografi tidak lagi dapat memisahkan mereka. Rasul Saw seribu empat ratus tahun yang lalu bersabda, "Saudara-saudara ku adalah orang-orang yang akan datang pada masa mendatang, mereka yang tidak pernah melihatku, namun beriman kepadaku, mereka adalah saudara-saudaraku yang sejati."
Keyakinan kepada Tuhan merupakan fokus persatuan yang paling kokoh yang sepatutnya menyebabkan faktor kesatuan hari antara semua penganut agama khususnya Muslimin. Namun sayangnya, kepentingan-kepentingan material atau tendensi-tendensi politik yang menyebabkan adakalanya antara mukminin terlibat perang dan konflik yang belum prenah terjadi antara mereka an musuh-musuh Allah. Ayat ini merupakan suatu peringatan kepada semua, yang mana akhir perselisihan ini adalah siksa dan azab di dunia maupun akhirat.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Sumber sebagian besar perselisihan, bukanlah kebodohan. Sebagian meskipun mengetahui kebenaran, namun mereka memerangi kebenaran itu karena kepentingan-kepentingan pribadinya dan mewujudkan dinding pemisah antara muslimin.
2. Marilah kita mengambil pelajaran dari sejarah orang-orang terdahulu. Adakah kaum-kaum yang terlibat perselisihan, telah menggapai kebahagiaan, ataukah mereka hidup berdampingan dengan harmonis? (IRIB
Tafsir Al-Quran, Surat Ali Imran Ayat 95-99
Ayat ke 95
Artinya:
Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik. (3: 95)
Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan betapa orang-orang Yahudi telah mengharamkan sebagian makanan bagi diri mereka sendiri dan menisbatkannya kepada Allah. Nabi Muhammad Saw lalu berkata kepada mereka, "Bila apa yang kalian katakan itu benar, coba bawakan alasan pengharamannya dari Taurat."
Ayat al-Quran ini mengingatkan kalangan Yahudi yang mengakui dirinya sebagai pengikut agama Ibrahim, hendaknya seperti Nabi Ibrahim as senantiasa mencari kebenaran dan mengikuti hakikat. Keduanya dapat ditemukan dalam Kitab Allah, bukannya mengikuti hawa nafsu dan tradisi nenek moyang atau khurafat yang banyak disaksikan di tengah-tengah masyarakat. Karena mengikuti hal-hal seperti ini sejatinya merupakan bagian syirik kepada Allah Swt.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Pencarian kebenaran merupakan ciri khas manusia hebat sepanjang sejarah. Kita juga harus berusaha untuk meneladani orang-orang besar ini.
2. Menerima segala aturan atau tradisi di samping undang-undang ilahi artinya menerima kesyirikan kepada Allah dalam bidang penetapan hukum.
Ayat ke 96-97
Artinya:
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (3: 96)
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (3: 97)
Satu dari kritikan orang-orang Yahudi kepada umat Islam terkait dengan Baitul Maqdis. Karena bangunan ini telah dibangun sekitar seribu tahun sebelum kelahiran Nabi Isa al-Masih. Baitul Maqdis dibangun oleh Nabi Sulaiman as. Pertanyaan mereka, mengapa umat Islam menjadikan Ka'bah sebagai kiblat yang tidak punya latar belakang sejarah yang lama?
Sekaitan dengan kritikan ini, al-Quran menjawab, "Ka'bah merupakan tempat pertama yang dibangun untuk peribadatan manusia dan usianya lebih dari setiap tempat ibadah dan masjid yang lain. Berdasarkan sejumlah riwayat, fondasi Ka'bah dibangun oleh Nabi Adam as dan seluruh nabi ilahi pergi berziarah ke Ka'bah serta melakukan ibadah khusus di sana.
Ka'bah bukan hanya kiblat yang terkadang dipakai oleh umat Islam sebanyak lima kali, tapi ia merupakan tempat pertunjukan kekuasaan ilahi. Kekuasaan ini akan terlihat setiap tahun di mana umat Islam yang melakukan ibadah haji menuju ke sana. Setiap orang yang punya kemampuan baik dana maupun badan setidak-tidaknya menjadi kewajiban baginya sekali seumur hidup ikut hadir dalam pertemuan tahunan ini.
Ketika dinding Ka'bah dibuat, Nabi Ibrahim as bertumpu pada sebuah batu yang ternyata sepanjang sejarah hingga saat ini dihormati dan kini dikenal sebagai Maqam Ibrahim yang terletak di dekat Ka'bah. Pembaharuan Ka'bah juga telah dilakukan berabad-abad sebelum Nabi Musa dan Isa as. Selama ini, telah terjadi perubahan besar, termasuk terjadinya banjir besar yang mengakibatkan Ka'bah mengalami kerusakan. Oleh karenanya, adanya batu ini di dekat Mekah dengan sendirinya menjadi satu tanda-tanda kebesaran Allah yang seharusnya menjadi pelajaran bagi peziarah rumah Allah ini.
Bila kini menziarahi Ka'bah dan menemukan Maqam Ibrahim berada di dekat Ka'bah, maka suatu hari akan tiba dimana bukti Allah di atas bumi. Yakni, Imam Mahdi as akan bersandar di dinding Ka'bah dan meneriakkan slogan-slogan untuk menyelamatkan manusia. Dengan kebangkitannya beliau akan menerapkan keadilan di atas dunia.
Di sisi lain, Mekah dan Ka'bah merupakan kawasan aman ilahi. Kawasan ini menjamin keamanan bukan saja manusia, tapi sampai pada hewan dan tumbuh-tumbuhan. Setiap orang tidak berhak untuk memetik tumbuh-tumbuhan atau memburu burung-burung. Berdasarkan riwayat-riwayat disebutkan, bila seorang penjahat memasuki Masjidul Haram, ia tidak dapat diperlakukan sebagai seorang penjahat. Hal yang bisa dilakukan adalah menekannya saja agar ia keluar dari sana.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Bila ada Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai tempat pertemuan wakil-wakil dari setiap bangsa di dunia, maka ketauhilah bahwa sejak awal penciptaan Ka'bah, Allah telah menjadikannya sebagai rumah manusia yang menjadi tempat ibadah sekaligus tempat berkumpulnya wakil-wakil dari segala etnis di dunia.
2. Melaksanakan taklif ilahi bergantung pada kemampuan setiap orang. Allah mewajibkan semua manusia secara sama dan setiap orang punya kewajiban sesuai dengan kemampuan harta dan badannya.
3. Manfaat melakukan perintah ilahi kembali pada diri kita sendiri dan Allah tidak membutuhkan perbuatan itu. Allah bahkan tidak membutuhkan keberadaan kita.
Ayat ke 98-99
Artinya:
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha menyaksikan apa yang kamu kerjakan?" (3: 98)
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan? Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (3: 99)
Sekalipun di masa munculnya Islam di Jazirah Arab, orang-orang Yahudi adalah pengikut agama ilahi terbesar dan berdasarkan janji-janji Taurat dan Injil mereka tengah menanti pengutusan pembawa berita ilahi, tapi ternyata mereka mengingkarinya. Ketika Nabi Muhammad Saw tiba di kota Madinah, kebanyakan Ahlul Kitab justeru mengingkari kitab yang dibawanya, yaitu al-Quran. Mereka juga malah memilih untuk bergabung dengan musuh-musuh umat Islam.
Bukan saja mereka tidak beriman, tapi justru mencegah orang lain yang ingin beriman. Mereka berusaha menyimpangkan agama Islam dari maknanya yang seharusnya. Karena seseorang yang tidak punya kecenderungan kepada Islam, juga tidak akan beriman kepada Nabi Muhammad Saw. Dalam dua ayat di atas Allah berfirman kepada Nabi-Nya, "Katakan kepada mereka, apakah kalian tidak tahu bahwa Allah mengetahui segala perbuatan kalian, bahkan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi sekalipun. Lalu mengapa mencegah orang-orang untuk beriman kepada Allah. Lebih buruk lagi, kalian berusaha mengeluarkan orang-orang beriman dari jalan yang lurus?"
Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Faktor terbaik yang mampu mencegah kita dari melakukan banyak perbuatan dosa adalah meyakini Allah mengetahui segala perbuatan kita.
2. Kebanyakan musuh-musuh agama mengerti akan kebenaran Islam, tapi tetap saja mereka berusaha menyimpangkan manusia. Karena mereka lebih mementingkan manfaat dunia dari yang lain.