
کمالوندی
Nasib Musuh Imam Husein as: Asma Kharijah
9. Asma Kharijah
Asma Kharijah merupakan bangsawan dan orang kaya Kufah serta tokoh dari kabilah Qais.
Sumber-sumber sejarah menyebutnya sebagai pribadi yang punya pengaruh dan pendukung Bani Umayah. Begitu getolnya ia mendukung Bani Umayah sehingga secara terang-terangan banyak orang yang menyebutnya Umawi al-Hawa, penyembah Umayah. Asma Kharijah memiliki posisi khusus di istana para khalifah yang sezaman dengannya. Bahkan ia termasuk orang dekat istana, pemberani dan orang Arab yang dermawan. Biasanya ia menjadi pelaksana wali kota dan sering mengintervensi peristiwa yang terjadi.
Ayahnya Kharijah bin Hishn dari kabilah Bani Fazarah. Ia bersama sejumlah tokoh kabilahnya memilih Islam dan mendatangi Rasulullah Saw pasca Perang Tabuk. Pamannya Ainiyah bin Hishn merupakan tokoh dan seorang pemberani Arab yang terkenal permusuhannya dengan Nabi Muhammad Saw, tapi di peristiwa Fathu Makkah, ia menemui Rasulullah Saw dan memeluk Islam. Sementara anaknya Hindun, suami Ubaidillah bin Ziyad yang kemudian menikah dengan Basyar bin Marwan dan setelah itu dengan Yusuf Tsaqafi. Tiga kali kawin membuatnya terkenal.
Asma Kharijah sendiri dari keluarga ibu Hasan al-Mutsanna, anak Imam Hasan Mujtaba dan menantu Imam Husein as. Berdasarkan bukti-bukti yang ada ia lahir sekitar tahun kedua Hijrah, tapi peristiwa kehidupannya hingga tahun 51 Hq tidak tercatat dalam sejarah.
Di tahun 51 Hq di masa Muawiyah, lewat perintah Ziyad bersama beberapa orang pembesar Kufah memfitnah Hijr bin Adi, sahabat dekat Imam Ali as. Mereka bersaksi akan kafirnya Hijr bin Ad di hadapan Muawiyah yang membuat Muawiyah membunuh Hijr bin Adi bersama anak dan sahabatnya.
Ketika Hindun, anaknya menikah dengan Ubaidillah bin Ziyad, penguasa Irak, Asma berkuasa di Basrah. Jabatannya di Basrah dengan sendirinya menunjukkan posisinya dan keluarganya di Kufah. Dalam penjelasan peristiwa Irak, ketika Imam Husein as bangkit, nama Asma tidak terlihat, sekalipun ia sendiri Syiah, tapi ia termasuk sahabat dekat Ubaidillah bin Ziyad dan termasuk pelaku kejahatan di Karbala. Ia menjadi penyebab terbunuhnya Hani bin Urwah dan Muslim bin Aqil. Hanya sedikit sumber-sumber sejarah yang menulis namanya sebagai seorang yang mengundang Imam Husein as ke Kufah. Kebanyakan sumber sejarah justru tidak mencatat kehadirannya di Karbala.
Menurut penukilan seluruh sejarawan, tahun 60 Hq dalam peristiwa penangkapan Hani bin Urwah Muradi, Asma bersama Muhammad bin Asy'ats ditugaskan untuk melakukan pekerjaan ini tapi setelah itu ia memrotes perilaku Ibnu Ziyad terhadap Hani. Akibat protesnya itu ia dihukum. Peristiwa ini terjadi mendekati peristiwa Karbala.
Beberapa waktu sebelum terjadinya peristiwa Karbala, Asma Kharijah telah memperingatkan Mukhtar at-Tsaqafi soal penentangannya terhadap Ibnu Ziyad, tapi Mukhtar melontarkan kata-kata buruk kepada Ibnu Ziyad, sehingga ia ditangkap dan dipenjarakan atas perintah Ibnu Ziyad.
Pasca syahadah Imam Husein as di hari Asyura dan keluarganya ditawan, Hasan al-Mutsanna juga ikut tertawan. Asma Kharijah yang masih punya hubungan keluarga lewat ibu dengan Hasan al-Mutsanna membawanya keluar dari rombongan tawasanan dan berkata, "Demi Allah! Saya tidak akan membiarkan anak Khulah, ibu Hasan al-Mutsanna dan masih dari kabilah yang sama dengan Asma, mengalami kesulitan." Ia lalu memerintah Umar bin Saad untuk menyerahkan Hasan kepadanya.
Berdasarkan penukilan sebagian sumber, Hasan al-Mutsanna menderita luka di sekujur badannya dan Asma mengobatinya selama di Kufah. Setelah sembuh, ia mengirimkan Hasan ke kota Madinah kepada keluarnya.
Pada tahun 67 Hq, ketika Mukhtar at-Tsaqafi bangkit menuntut balas pembantaian Imam Husein as dan syuhada Karbala, ia berhasil menguasai Kubah. Mukhtar mengepung Abdullah bin Muthi' di Dar al-Imarah. Pada waktu itu, Asma bersamanya. Asma mendorong Abdullah bin Muthi' meminta surat perlindungan bagi dirinya dan tokoh-tokoh Kufah. Dalam serangan yang dimulai dari Arqah ke kota Kufah, Asma dan Syabat bin Rabi' mencegah Ibrahim bin Asytar memerangi Khawarij atas dasar dengki.
Dengan mencermati masalah ini dan hubungan akrab antara Asma dan Ubaidillah bin Ziyad, Mukhtar mengeluarkan perintah untuk merusak rumah Asma. Akibatnya ia lari ke gurun pasir dan bergabung dengan keluarganya. Di sebagian penukilan disebutkan, Asma pergi ke Syam dan rumahnya dirusakkan atas perintah Mukhtar.
Setelah Abdul Malik bin Marwan, pasca meninggalnya Yazid, ia menjadi penguasa kota Syam, menang melawan Mush'ab bin Zubair, saudara Abdullah bin Zubair, penguasa Basrah dan setelah ia memasuki kota Kufah, Asma Kharijah beranggapan Hamid bin Harits Kalbi ingin memrotes kekayaan Bani Fazarah. Masalah ini menyebabkan terjadinya perang antara Bani Qais dan Bani Kalb yang dikenal dengan perang Yaum Nabat Qain. Seorang anak laki-lakinya bernama Ainiyah ikut dalam perang ini.
Sebagian sumber mengutip sejumlah pertemuan yang dilakukan Asma dengan Abdul Malik bin Marwan. Di tempat lain disebutkan ia ikut hadir dalam pertemuan-pertemuan Hajjaj bin Yusuf Tsaqafi.
Nama Asma terkadang disebut dalam golongan Tabi'in yang menukil hadis dari Ali bin Abi Thalib as dan Abdullah Masud.
Sebagian sejarawan bahkan menisbatkan sejumlah ucapan hikmah kepadanya. Ibnu Nadim menukil adanya buku bernama "Asma bin Kharijah al-Fazari" tapi sudah musnah. Sebagian penyair seperti Farazdaq menganggapnya sebagai seorang tokoh dan dermawan. Kedermawanannya dikenal di Kufah. Farazdaq mengingatnya sebagai orang baik, pasca kematian Hajjaj bin Yusuf.
Asma Kharijah memiliki anak bernama Malik bin Asma yang menjadi tokoh di kabilahnya. Ia sempat menjadi penguasa kota Isfahan di masa Hajjaj bin Yusuf, tapi ia akhirnya dipenjara akibat pengkhianatan dalam masalah harta. Hassan bin Asma, anak lain Asma Kharijah yang menurut kutipan Thabari disebutkan ia ikut dalam penangkapan Hani bin Urwah. Sementara Ainiah, anak Asma yang lain di masa kebangkitan Mukhtar merupakan anggota pasukan Ubaidillah bin ziyad. Hindun merupakan putrinya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sebagian sumber menyebut Aflah bin Malik sebagai cucunya yang menjadi tokoh Khorasan dan berteman dengan Abu Muslim Khorasani.
Dalam sejarah tidak disebutkan tanggal kematian Asma Kharijah.
Ada perbedaan mengenai tahun kematian Asma. Dan perbedaan itu dimulai dari tahun 66 Hq (685) hingga tahun 82 Hq (701). Hal penting yang patut diperhatikan, bersamaan dengan masa kehidupannya, Asma bin Haritsah Salami merupakan sahabat Nabi Muhammad Saw meninggal tahun 66 Hq. Ada pribadi lain bernama Asma bin Hakam Fazari yang meninggal di Perang Shiffin dan merupakan sahabat Imam Ali as. Ia disebutkan juga meriwayatkan dari Imam Ali as. Oleh karenanya, tidak jauh bila disebutkan bahwa nama Asma ini terkadang tercampur aduk dengan dua nama lain dalam sumber-sumber sejarah, baik yang sebelum atau sesudahnya. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Sumber:
1. Dairah al-Maarif Bozourg-e Eslami dengan mengutip dari Thavari, Abu al-Faraj Isfahani, Ibnu Asakir, Ibnu Abi Hatim, Jahizh dan sumber-sumber lainnya.
2. Farhang Ashoura.
3. Nafas al-Mahmum.
4. Maarif wa Maariif.
Rusia dan Ambisi Pulihkan Konstelasi Kekuatan Dunia
Igor Korotchenko, ketua bidang sosial Departemen Pertahanan Rusia menandaskan, konstelasi kekuatan di dunia telah rusak. Rusia akan berusaha memulihkan kostelasi tersebut dan oleh karena itu akan mempersenjatai diri dengan senjata canggih.
Dalam wawancaranya dengan Radio Voice of Russia, Korotchenko menambahkan, Rusia telah memprogram dirinya untuk mempersenjatai militer dan armada lautnya dengan senjata super canggih dan setiap tahunnya telah menganggarkan puluhan miliar dolar demi mensukseskan tujuannya ini.
Sementara itu, pengamat menilai statemen petinggi Rusia ini sebagai bukti dimulainya kembali era perlombaan senjata, bahkan nuklir antara dua kutub kekuatan besar dunia yakni Amerika Serikat dan Rusia.
Di akhir era perang dingin sepertinya dua kutub kekuatan besar dunia berniat mengurangi senjata dan peralatan militer mereka, namun berbagai langkah yang diambil dan pernyataan petinggi kedua pihak mengindikasikan bahwa tahun 2013 dapat menjadi awal dari perlombaan senjata khususnya senjata nuklir antara AS dan Rusia.
Amerika dan Rusia memiliki sekitar 90 persen senjata nuklir di dunia dan ketika Rusia berbicara mengenai konstelasi kekuatan di dunia sejatinya menunjukkan bahwa Moskow telah siap untuk berlomba dengan rival utamanya, Amerika Serikat.
Sebelumnya Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan, negaranya telah berhasil memproduksi senjata nuklir generasi baru di mana belum ada generasi baru senjata jenis ini yang diproduksi negara lain.
Mengingat friksi serius terkait sistem anti rudal, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Rusia tahun 2010 di sidang Lisbon sepakat di bidang ini saling bekerjasama. Meski demikian hasil dari perundingan selanjutnya terus menemui jalan buntu. Dalih dari kebuntuan tersebut adalah sikap Washington yang enggan memberi jaminan legal terhadap Moskow.
Rusia meminta Amerika memberi jaminan kepada Moskow bahwa sistem anti rudal yang ditempatkan di Eropa bukan ditujukan kepada Rusia. Di sisi lain, Rusia sangat mengkhawatirkan pengaruh dan intervensi Amerika di berbagai belahan dunia, khususnya wilayah yang sangat strategis bagi kepentingan Moskow. Oleh karena itu, tak ada pilihan lain baginya kecuali menunjukkan reaksi atas ulah Washington tersebut.
Sejatinya faktor yang memicu friksi antara Rusia dan Amerika lebih banyak disebabkan oleh kepentingan strategis ini dan perlombaan senjata menjadi bagian dari friksi tersebut. Selain itu, poin ini juga tak boleh dilupakan bahwa Rusia selain menekankan peremajaan dan modernisasi sistem senjata dan peralatan militernya, namun ia pun seperti Amerika tidak bersedia untuk terlibat langsung dalam pertikaian regional atau pun trans-regional.
Menurut keterangan Korotchenko sistem rudal baru yang tengah diproduksi Rusia adalah rudal antar benua RS-24.Ia mengatakan, kekuatan dari Rudal Strategis Rusia merupakan perlindungan masa depan yang aman bagi negara kita. Penambahan terbaru kekuatan ini adalah RS-24 yars antarbenua rudal balistik, yang dapat diposisikan dalam silo atau di belakang truk berat. Sebuah rudal jenis ini membawa enam hulu ledak nuklir independen dan masing-masing ditargetkan memiliki berat 150 kiloton TNT. Kekuatan lain adalah truk-mount rudal antarbenua, yang Topol-M. Ini membawa hulu ledak nuklir tunggal yang kuat, yang mampu memusnahkan sebuah kota besar. (IRIB Indonesia/MF)
Langkah Rusia Melawan Ekspansi NATO
Juru bicara Pasukan Ruang Angkasa Rusia, Kolonel Alexei Zolotukhin pada Ahad (6/1) mengatakan Rusia akan mulai membangun sejumlah stasiun radar baru kelas Voronezh di tiga wilayah tahun ini.
Dia menjelaskan bahwa pembangunan sejumlah stasiun radar baru dari kelas Voronezh itu akan dimulai di wilayah Krasnoyarsk (Siberia timur) dan Republik Altai, Siberia selatan serta di wilayah Orenburg, Rusia tengah. Empat generasi baru stasiun radar Voronezh menggunakan teknologi modern yang sudah menjadi bagian dari sistem peringatan dini serangan peluru kendali.
Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Jenderal Oleg Ostapenko pada 27 Desember 2012 mengatakan, studi kelayakan dilakukan untuk pembangunan yang direncanakan dan akan dimulai sesuai jadwal. Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan bahwa tentara Rusia tidak akan lagi menyewa stasiun radar Gabala di Azerbaijan.
Kontrak, yang ditandatangani tahun 2002, berlaku sampai 24 Desember 2012. Rusia menggantikan stasiun radar Gabala – yang telah memainkan peran penting dalam sistem pertahanan rudal – dengan sistem baru yang berbasis di Armavir di Krasnodar, wilayah Rusia selatan.
Radar-radar baru tersebut merupakan unsur kunci bagi sistem peringatan dini rudal Rusia. Menurut seorang pejabat Kementerian Pertahanan, generasi baru stasiun radar Voronezh dapat melakukan semua misi yang selama ini diperankan oleh stasiun radar Gabala.
Rusia mengambil sebuah langkah untuk memutuskan ketergantungan pada sistem radar Gabala dan juga mengurangi kebutuhan kepada Azerbaijan di bidang keamanan nasional, yaitu pencegahan terhadap potensi serangan rudal yang diarahkan ke wilayah Rusia.
Stasiun radar Gabala merupakan salah satu elemen penting dari sebuah sistem pertahanan rudal Uni Soviet. Setelah Azerbaijan memperoleh kemerdekaan, sistem radar tersebut menjadi aset negara baru itu. Menyusul kebuntuan dalam negosiasi, Rusia akhirnya menolak untuk menggunakan stasiun radar di Azerbaijan karena peningkatan biaya sewa menjadi 300 juta dolar per tahun.
Para pejabat Azerbaijan sepertinya mengetahui bahwa tawaran tersebut tidak akan diterima oleh Rusia. Oleh karena itu, keputusan pemerintah Baku bertujuan untuk mengurangi pengaruh Moskow di negara itu.
Meski demikian, Rusia ingin mengesankan bahwa masalah tersebut tidak akan menganggu hubungan antara Moskow dan Baku. Namun, Azerbaijan dalam beberapa tahun terakhir meningkatkan upayanya untuk mendekati Barat. Mereka bahkan mulai memperluas kerjasama militernya dengan Barat dan Israel dan saat ini juga membangun kerjasama luas dengan NATO.
Selama ini, Moskow aktif menyuarakan pembagian kontrol sistem rudal NATO di Eropa Timur dan menegaskan bahwa tujuan dari perisai aliansi itu adalah untuk mengepung Rusia. Meski demikian, Amerika Serikat menolak usulan pembagian kontrol perisai rudal itu dengan pihak ketiga.
Pasukan multinasional NATO yang dipimpin oleh AS, mengklaim bahwa sistem rudalnya bertujuan mencegat segala kemungkinan serangan dari negara "nakal" di kawasan. Sistem perisai rudal tersebut akan dilanjutkan meski ada kekhawatiran dari Rusia.
Ancaman Serius Taliban di Afghanistan
Milisi Taliban di statemennya memperingatkan jika pasukan asing pasca tahun 2014 masih terus bercokol di Afghanistan maka perang di negara ini akan terus berlanjut.
Di statemen tersebut dijelaskan, jika pemerintah Afghanistan menyepakati kehadiran pasukan asing, meski hanya satu orang, setelah tahun 2014 di negara ini maka ia akan menjadi pihak yang bertanggung jawab atas seluruh korban dan kerusakan akibat keputusannya tersebut. Statemen ini sangat penting dikaji khususnya ketika dirilis satu hari sebelum lawatan Presiden Hamid Karzai ke Amerika Serikat guna membicarakan kesepakatan keamanan bilateral.
Perundingan Karzai dengan Barack Obama terkait kesepakatan keamanan mencakup penempatan sejumlah pasukan Amerika di Afghanistan pasca tahun 2014 dan pemberian kekebalan hukum kepada mereka serta pembangunan pangkalan militer tetap Amerika Serikat di negara ini.
Berdasarkan strategi pemerintah Amerika Serikat untuk mempertahankan sejumlah pasukannya di Afghanistan setelah penarikan pasukan asing dari negara ini dua tahun mendatang, baru-baru ini Jend. John Allen, komandan militer AS dan NATO di Afghanistan menggelontorkan tiga usulan.
Jend. Allen mengajukan tiga prakarsa kepada Leon Panetta, Menteri Pertahanan Amerika terkait jumlah pasukan AS yang bakal ditempatkan di Afghanistan pasca tahun 2014. Ia mengusulkan jumlah antara enam, sepuluh dan dua puluh ribu personil.
Mengingat ancaman Taliban terkait berlanjutnya perang di Afghanistan jika pasukan asing masih ditempatkan di negara ini setelah tahun 2014 maka kondisi yang dihadapi pemerintah Kabul semakin rumit.
Di sisi lain Karzai saat ini tengah memperioritaskan program rekonsiliasi nasional dan meski Taliban menyatakan kesiapannya untuk berdamai serta menghadiri sidang terbaru, namun sejumlah milisi bersenjata, kubu oposisi dan wakil pemerintah Kabul di Paris berulang kali menekankan pra syarat untuk ikut di perundingan damai. Syarat mereka adalah penarikan pasukan asing dari Afghanistan.
Karzai yang tengah dihadapkan pada pra syarat Taliban, kini juga didesak sikap Amerika yang berniat menempatkan sejumlah pasukannya di negara ini pasca penarikan pasukan asing dua tahun lagi. Penempatan sejumlah pasukan Amerika di Afghanistan pasca tahun 2014 selain mengancam proses rekonsiliasi nasional dan membuka peluang berlanjutnya perang juga membangkitkan protes luas warga, kubu politik, etnis suku dan mazhab di negara ini.
Sejak satu bulan lalu ketika babak pertama perundingan Kabul dan Washington terkait nota kesepahaman keamanan digelar, isu kehadiran pasukan Amerika khususnya kekebalan hukum bagi mereka menuai protes luas dari berbagai kubu Afghanistan.
Di kondisi seperti ini, Karzai di lawatannya mendatang ke Amerika dan dialognya dengan Barack Obama terkait kesepakatan keamanan akan dihadapkan pada kendala besar. Urgensitas mempertahankan kepentingan nasional Afghanistan khususnya proses perdamaian di negara ini lebih penting dari dialog Karzai dengan Obama. Hal ini juga dapat mempengaruhi karir politik Karzai.
Mengingat kemampuan keamanan pemerintah dengan didukung 350 ribu militer dan polisi, rakyat Afghanistan optimis Karzai sebelum memikirkan kerjasama dengan Amerika mengedepankan isu lebih urgen yakni perdamaian dan rekonsiliasi nasional di negara ini. (IRIB Indonesia/MF/NA)
Tantangan Menteri Pertahanan Baru Amerika Serikat
Presiden Amerika Serikat Barack Obama Senin dijadwalkan mengenalkan Chuck Hagel dari kubu Republik sebagai Menteri Pertahanan baru negara ini menggantikan Leon Panetta.
Mantan senator negara bagian Nabraska yang tercatat sebagai pengkritik utama kubu Demokrat dan Republik memiliki jalan sulit untuk memasuki Pentagon. Sikap Hagel terkait Rezim Zionis Israel dan kurangnya pengalaman merupakan dua isu utama yang diangkat para kritikus atas kecakapannya memimpin departeman pertahanan Amerika.
Pemimpin kubu minoritas di Senat Amerika, Senator Mitch McConenell seraya menekankan bahwa menteri pertahanan selain harus memiliki pengenalan tepat terkait hubungan Washington-Tel Aviv, memprediksikan Hagel akan dihadapkan pada pertanyaan serius terkait sikapnya terhadap hubungan AS dengan Israel.
John Cornyn, senator Republik dari negara bagian Texas menyebut pengangkatan Hagel sebagai menteri pertahanan sebagai pesan paling buruk yang dapat disampaikan kepada sekutu Washington di Timur Tengah, khususnya Israel.
Senator Lindsey Graham dari kubu Republik juga mengklaim jika Hagel sampai berhasil memasuki Pentagon maka ia akan tercatat dalam sejarah Amerika sebagai menteri pertahanan yang paling keras sikapnya terhadap Israel.
Hagel merupakan orang kedua yang mendapat kritikan pedas dari kubu Republik sebelum dikenalkan Obama secara resmi. Sebelumnya kubu Republik juga menentang keras pencalonan Susan Rice, dubes AS di PBB sebagai menteri luar negeri.
Penentangan luas kubu Republik memaksa Rice mengundurkan diri dari pencalonan menlu dan akhirnya Senator John Kerry ditunjuk untuk menempati posisi menteri luar negeri Amerika Serikat.
Setelah kemungkinan ditunjuknya Hagel sebagai menteri pertahanan semakin kuat, ia pun mulai dikecam sesama anggota partainya sendiri. Bedanya, Hagel tidak seperti Rice yang tidak mendapat dukungan penuh dari kubu Demokrat. Hagel juga dikabarkan tidak mampu menarik simpati Kongres untuk menduduki Pentagon maka dipastikan ia akan menghadapi kendala besar.
Pemangkasan bujet pertahanan Amerika dan penarikan pasukan negara ini dari Afghanistan dapat dicermati sebagai kendala utama menteri pertahanan baru Amerika. Hagel ketika berada di Senat juga mendukung serangan militer Amerika ke Afghanistan dan Irak, namun kemudian ia berubah menjadi kubu anti perang. Oleh karena itu, diharapkan Hagel jika menduduki pos menteri pertahanan Amerika akan mendukung percepatan penarikan pasukan negara ini dari Afghanistan.
Sikap Hagel terkait Rezim Zionis Israel juga mendapat kritik pedas di AS. Hal ini dapat juga menjadi faktor kekhawatiran utama sekutu Washington di Timur Tengah. Hagel saat di Senat berulang kali mendukung bantuan militer ke Israel. Meski ia berbicara mengenai perundingan damai antara Israel dan Palestina, namun mengklaim bahwa perundingan ini tidak seharusnya mempertanyakan keamanan Tel Aviv.
Selain itu, menteri pertahanan Amerika sebagai pelaksana kebijakan pertahanan nasional tidak akan mampu mewarnai dan berperan dalam mengubah garis kebijakan ini.
Oleh karena itu, penolakan penunjukan Hagel sebagai menteri pertahanan Amerika sebelum dinilai sebagai kekhawtiran atas lemahnya hubungan Washington dan Tel Aviv, dapat dicermati sebagai alasan untuk menguji dua kubu Amerika ini. (IRIB Indonesia/MF)
Depardieu ke Swiss Setelah Kantongi Paspor Rusia
Aktor Perancis Gerard Depardieu, yang baru saja mendapat paspor Rusia, Senin, bertolak ke Swiss guna menghadiri pemberian penghargaan sepakbola terkenal Ballon D'Or.
Sehari setelah disambut dengan terbuka oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, pasca-protesnya atas rencana peningkatan pajak di negara asalnya, Depardieu dijadwalkan hadir dalam acara Senin malam itu, kata juru bicara FIFA, Alex Stone.
Depardieu terbang dari wilayah Mordovia di bagian tengah Rusia pada Minggu malam, kata Kantor Berita Interfax, yang mengutip sumber pemerintah setempat.
Selama kunjungannya ke Saransk, ibu kota Mordovia, ia disambut penari setempat dan dijamu panekuk (pancake) tradisional, seiring dengan undangan gubernur Mordovia agar Depardieu menetap di wilayah tersebut.
Siaran televisi Rusia menampilkan tayangan Depardieu menunjukkan paspor berwarna merah, setelah Putin langsung memberikan kewarganegaraan Rusia. Putin disebut-sebut sebagai kawan akrab Depardieu.
Putin juga berhubungan baik dengan Presiden FIFA, Sepp Blater. Rusia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 setelah upaya kampanye yang dipimpin langsung Putin.
Depardieu adalah penggemar fanatik sepakbola, bahkan pernah bermain sebagai penjaga gawang untuk tim Chatearoux pada masa mudanya dan hingga kini menjadi pendukung setia tim Auxerre.
Ia berkunjung ke markas FIFA di Zurich pada pertengahan Oktober guna bertemu dengan Blatter. Kehadirannya ke acara Bola Emas itu pun merupakan undangan langsung dari pemimpin FIFA tersebut.
Bersama pesohor lain, aktor berusia 64 tahun itu akan menyaksikan satu dari ketiga finalis -Cristiano Ronaldo dari Portugal, Lionel Messi dari Argentina, atau Andres Iniesta dari Spanyol- meraih penghargaan bergengsi itu.
Depardieu mengancam melepas kewarganegaran Prancis-nya setelah Perdana Menteri Perancis, Jean-Marc Ayrault, menyebutnya "menyedihkan", karena berencana pindah kewarganegaraan guna menghindari pajak penghasilan 75 persen.
Upaya tersebut disambut tangan terbuka oleh Kremlin, yang menawarkan kewarganegaraan bagi aktor dan sutradara tersebut serta kesempatan baginya untuk hanya membayar pajak 13 persen jika tinggal di Rusia lebih dari setengah tahun. (IRIB Indonesia / Antara / SL)
Militer Mesir Gagalkan Serangan ke Gereja Koptik
Angkatan Darat Mesir, Senin (7/1/2013), menggagalkan upaya serangan terhadap sebuah Gereja Koptik di kota Rafah yang berbatasan dengan Jalur Gaza. Warga pemeluk Kristen Koptik di Mesir memang baru memperingati hari Natal pada Senin ini.
"Unit-unit angkatan darat berhasil menggagalkan serangan terhadap gereja Rafah pada pukul 01.00 (Senin, 06.00 WIB) dan menahan sebuah mobil berisi bahan peledak dan senjata api di dekat gereja," demikian laporan kantor berita Mesir, MENA.
Sementara itu, sebuah mobil lain yang berisi para pria bertopeng melarikan diri ketika tentara berhasil mengamankan mobil berisi bahan peledak itu.
Peringatan Natal umat Kristen Koptik ini adalah yang pertama di bawah pemerintahan Ikhwanul Muslimin dan di tengah kebimbangan akan masa depan kelompok minoritas di Mesir. Kekhawatiran itu tetap muncul meski Presiden Mohammed Morsi menyatakan dirinya adalah presiden untuk seluruh bangsa Mesir.
Pada September lalu, dilaporkan sejumlah keluarga Koptik meninggalkan Rafah karena mendapatkan ancaman pembunuhan dari kelompok Islam garis keras.
Presiden Morsi, yang didukung Ikhwanul Muslimin, mengunjungi Sinai sebulan setelah ancaman itu muncul. Di Sinai, Morsi menegaskan kepada warga Koptik bahwa pemerintah menjamin keamanan dan keselamatan mereka.
Pemeluk Kristen Koptik yang berjumlah 10 persen dari 83 juta rakyat Mesir, berulang kali mengeluhkan adanya diskriminasi dan marjinallisasi dari pemerintah. Selain itu mereka kerap menjadi sasaran kekerasan sektarian.
Salah satu insiden terburuk terjadi pada 1 Januari 2011 saat sebuah gereja Koptik di Aleksandria diserang dan menewaskan 23 orang. (IRIB Indonesia / Kompas / SL)
Pakistan Protes Serangan Tentara India

Presiden SBY Minta Presiden Assad Mundur
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar Presiden Suriah Bashar Al Assad mengundurkan diri. SBY berharap Suriah dipimpin oleh orang yang dicintai rakyatnya.
Hal itu disampaikan Presiden SBY ketika menerima sejumlah ulama ahli tafsir di Istana Bogor, Senin (7/1), yang dipimpin Syekh Muhammad Ali Ash-Shobuni. Ash-Shobuni adalah ulama asal Suriah yang kini mengajar tafsir Alquran di Universitas King Abdul Azis, Arab Saudi. Ia pernah dinobatkan sebagai Tokoh Muslim Dunia pada 2007 oleh DIQA.
Ash-Shobuni datang bersama Ahmad Mujahid bin Muhammad Ali Ash-Shobuni dari Arab Saudi, H. Kechik (Malaysia), serta Salin Hasan Barakwan, Nopel Abdullah Al-Kaff, Abbas, dan Ustadz Kamal Hasan dari Indonesia.
Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menerangkan, dalam pertemuan itu SBY menyampaikan tiga hal pandangannya terhadap konflik di Suriah. Salah satunya adalah meminta Presiden Assad mundur dari posisinya.
"Hendaknya Presiden Assad mengundurkan diri karena Suriah membutuhkan pemimpin lain yang lebih mencintai rakyatnya. Dengan begitu akan membuat, memberikan kedamaian yang bisa diterima, dan keadaan akan menjadi lebih baik," kata Julian di Istana Bogor.
Julian menerangkan, Presiden SBY juga meminta agar konflik dan kekerasan di Suriah segera dihentikan. Presiden SBY, dikatakan Julian menekankan agar bantuan kemanusiaan diteruskan di Suriah.
"Bantuan kemanusiaan harus terus ditingkatkan, dilanjutkan, dijamin bahwa saudara-saudara kita yang berada di sana tetap mendapatkan bantuan kemanusiaan," ujar Julian.
Tiga pandangan Presiden SBY itu ditegaskan Julian mendesak untuk dilakukan di Suriah. Ia mengingatkan jangan sampai Suriah yang menjadi salah satu peradaban Islam justru hancur oleh negaranya sendiri.
"Tiga hal tadi yang dipandang presiden sangat mendesak dilakukan di Suriah. Hentikan konflik kekerasan di sana dan menggembalikan Suriah, karena kita juga berkepentingan untuk menjaga peradaban Islam yang sangat maju dan tua di sana," sebut Julian.
Senada dengan Julian, Staf Khusus Presiden Bidang Internasional Teuku Faizasyah menekankan bahwa Presiden SBY juga sudah membicarakan penanganan konflik di Suriah dengan beberapa negara lain termasuk PBB. Ia menegaskan, posisi Indonesia sudah jelas agar Suriah kembali damai.
"Bapak Presiden menggarisbawahi posisi Indonesia, menjelaskan bahwa sudah berbicara dengan tokoh-tokoh dari negara muslim, seperti Turki, Mesir dan Pakistan, untuk bagaimana PBB dan masyarakat internasional mencari solusi bagi masalah di Suriah," kata Faizasyah dikesempatan yang sama. (IRIB Indonesia / Metrotvnews / SL)
Ulang Tahun, Kim Jong-Un Bagi Permen
Anak-anak di Korea Utara bakal mendapat satu kilo permen dari pemimpin negeri itu, Kim Jong-Un. Permen itu akan dibagikan untuk menandai hari ulang tahunnya, Selasa besok, 8 Januari 2012. Dia meneruskan tradisi yang dilaksanakan oleh kakeknya.
Media pemerintah setempat melaporkan, Kim telah memobilisasi pesawat pengangkut untuk memastikan setiap anak yang berusia 10 tahun atau kurang untuk menerima permen itu tepat waktu.
"Penduduk desa di pulau-pulau terpencil mendapat ledakan kebahagiaan dengan gula-gula di pesawat angkut itu," demikian bunyi laporan tersebut.
Tradisi memberikan permen kepada anak-anak ini dimulai sejak pemerintahan kakeknya, yang juga pendiri negeri itu, Kim Ill-Sung pada 1980. Tradisi itu juga diteruskan oleh ayah Kim Jong-Un, yang memerintah negeri itu pada 1994. Perayaan ulang tahun mereka ini dirayakan sebagai hari nasional.
Kim Jong-Un lahir pada 8 Januari. Namun berbagai variasi menyebutkan tahun kelahiran pria bertubuh tambun ini. Ada yang menyebut 1982, 1983, dan 1984.
Seorang analis di Institut Riset Ekonomi IBK Seoul, Cho Bong Hyun, menyebutkan, kebaikan hati Kim Jong-Un ini bertujuan untuk pencitraan pemimpin negeri itu. "Sebagai pemimpin yang baik hati, peduli kepada negerinya, dan membangun kultus kepribadian di sekitar pemimpin muda," ujarnya. (IRIB Indonesia / Tempointeraktif / SL)