
کمالوندی
Syair Pertama Ghadir dan Nasib Penyairnya
Penyair pertama yang melantunkan syair tentang Ghadir adalah Hassan bin Tsabit. Di hadapan kerumunan umat Islam, Hassan melantunkan syairnya dan Rasulullah Saw menyetujui kandungan dan makna syair tersebut.
Hassan melantunkan syairnya di hadapan Muslimin Arab yang jumlahnya mencapai ratusan ribu orang. Di antara mereka juga terdapat para penyair ternama serta ahli sastra dan yang paling fasih adalah Rasulullah Saw.
يناديهم يوم الغدير نبيهم بخم و اسمع بالنبى مناديا
و قال فمن موليكم و نبيكم؟ فقالوا و لم يبدوا هناك التعاديا
الهك مولانا و انت نبينا و لم تلق منا فیالولایة عاصيا
فقال له قم يا على فاننى رضيتك من بعدى اماما و هاديا
فمن كنت مولاه فهذا وليه فكونوا له انصار صدق مواليا
هناك دعا اللهم و ال وليه و كن للذى عادى عليا معاديا
Setelah mendengar syair Hassan, Rasulullah Saw bersabda:
« لاتزال یا حسان مویدا بروح القدس ما نصرتنا بلسانک»
"Wahai Hassan selama kau membantu kami (Ahlul Bait as), kau akan diakui oleh Ruh al-Qudus."
Kitab pertama yang menukil syair tersebut adalah kitab milik Sulaim bin Qeis Hilali. Dia termasuk dari para Tabiin dan sosok yang jujur serta diakui oleh para ulama Syiah dan Sunni. Banyak ulama Islam yang tidak dapat disebutkan jumlahnya menukill hadis tersebut.
Akan tetapi sebab mengapa Rasulullah Saw menyebutkan kata "selama" dalam hadisnya adalah karena berdasarkan pengetahuan ghaibnya, Nabi Muhammad Saw mengetahui bahwa Hassan di akhir hayatnya menyimpang dari wilayah Imam Ali as. Oleh karena itu, Rasulullah Saw mendoakan bahwa selama Hassan membantu Ahlul Bait, maka selama itu pula dia akan diberkahi.(IRB Indonesia/MZ)
Seri Kisah Al-Quran: Harta yang Melahirkan Kesombongan Mampu Mengubur Qarun
Ia senang karena memiliki hubungan kerabat dengan Musa as. Wajahnya tampan dan percaya kepada Taurat. Namun ia adalah seorang yang sangat ambisius dan kikir. Ketika kaum Bani Israel bertahun-tahun terlantar, ia akhirnya menjauh dan membuka usaha. Tidak berapa lama ia berhasil mengumpulkan harta kekayaan yang berlimpah. Di mana-mana terdengar pembicaraan tentang Qarun dan harta kekayaannya.
Di salah satu pinggir jalan ada sekelompok orang duduk-duduk. Salah seorang dari mereka berkata, "Betapa bahagianya Qarun. Ia memiliki kehidupan yang tenang dan menyenangkan."
Yang lain dengan rasa menyesal berkata, "Aduhai, seandainya kita seperti Qarun memiliki harta kekayaan semacam ini. Allah telah melimpahkan banyak kekayaan kepadanya."
Orang yang lebih mengetahui karakter Qarun berkata, "Sebaiknya jangan menyesal melihat sisi lahiriah kehidupan Qarun yang menipu ini. Karena pahala Allah untuk orang-orang yang beriman lebih mahal dan lebih tinggi."
Orang yang usinya lebih muda di antara mereka menjawab, "Bagaimana kita tidak menyesalinya? Tidakkah kau melihat kunci-kunci gudangnya yang berat sehingga membuat para pengangkutnya yang kuat pun merasa lelah."
Waktu itu Qarun berlalu di depan mereka dengan sikap penuh kesombongan dan memandang mereka dengan pandangan menghinakan.
Para sahabat dan kerabat Qarun setelah melakukan musyawarah mendatanginya dan berkata, "Qarun! Tahukah kamu bahwa tidak seharusnya kamu bangga dengan perhiasan dunia ini. Allah sama sekali tidak menyukai orang-orang yang sombong dan bangga. Oleh karena itu, carilah pahala akhirat melalui apa yang diberikan Allah kepadamu dan gunakan untuk kehidupan di dunia. Berbuatlah kebaikan sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu. Jangan berbuat kerusakan di muka bumi karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
Tanpa memperhatikan ucapan mereka, Qarun berkata, "Aku raih harta kekayaan ini karena kemampuan yang aku miliki. Allah mengetahui bahwa aku layak untuk memiliki nikmat ini."
Suatu hari para pembantu Qarun datang kepadanya dan berkata, "Nabi Musa as telah datang menjengukmu. Qarun menyambut Nabi Musa as dengan penuh kesombongan dan keangkuhan. Kemudian dengan senyuman menghina dan mengejek ia berkata, "Apa maumu?
Dengan penuh kelembutan dan kasih sayang Nabi Musa as menjawab, "Mengapa kau tidak ikut hadir dalam perkumpulan Bani Israil yang mereka adakan untuk melakukan taubat dan permohonan kepada Allah?"
Qarun menjawab, "Aku tidak ada urusan dengan doa kalian. aku telah menemukan jalan hidupku sendiri."
Musa memahami bahwa kecintaan Qarun kepada harta kekayaan telah mencapai derajat ekstrim dan berlebihan sehingga membuatnya menjadi pribadi yang egois. Ia tidak mau membagikan hartanya sedikitpun kepada orang lain. Nabi Musa as keluar dari istana Qarun dalam keadaan sedih. Namun pada saat itu juga Qarun memerintahkan untuk mengguyur wajah dan kepala Nabi Musa as dengan air kotor. Dengan perbuatannya ini, Qarun telah membuktikan puncak penghinaan dan kezalimannya.
Orang-orang merasa takjub dan ketakutan. Mereka keluar dan tidak tahu apa yang terjadi. Seseorang ketakutan dan dengan suara keras berkata, "Qarun dan harta kekayaannya tidak ada lagi. Allah telah menyerahkan bumi kepada nabi-Nya dan Musa memerintahkan bumi untuk menelan Qarun dan para pendukungnya. Ia telah menghadapi siksa dan pada saat yang sama tidak ada penolong baginya.
Mereka yang kemarin menyesali harta kekayaan dan kedudukan Qarun berkata, "Sungguh kami telah beranggapan salah. Segala puji bagi Allah karena kami tidak seperti Qarun. Sesungguhnya Allah akan melapangkan atau menyempitkan rezeki setiap hamba-Nya yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya bila Allah tidak melimpahkan kasih sayangnya kepada kami, nisaya kami pasti tenggelam juga ke dalam bumi.
Terkait masalah ini, dalam al-Quran ayat 78 surat Qashas Allah berfirman, "... apakah ia tidak mengetahui, bahwa Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat darinya, dan lebih banyak mengumpulkan harta?..."
Kemudian kitab ilahi ini menyimpulkan dalam ayatnya, "Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Qashas: 83) (IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati)
Ritual Haji dan Persatuan Umat
Kongres haji tahun ini sebagaimana tahun-tahun sebelumnya juga digelar dengan penuh keagungan di Tanah Suci Mekkah. Haji adalah manifestasi aktual dari persatuan dan kesatuan umat Islam. Ritual ini membuktikan bahwa dimensi persamaan mereka jauh lebih banyak dari sisi perbedaan. Jika Muslim memelihara persatuan dan kesatuan itu sepanjang tahun di berbagai sektor, maka musuh-musuh Islam tidak akan punya keberanian untuk menginvasi negara-negara Muslim dan menghina sakralitas agama agung ini.
Sepanjang sejarah, Muslim menelan kemunduran terbesar akibat melupakan dimensi persamaan dan menaruh perhatian pada sisi-sisi perbedaan. Kebijakan pecah belah antara sesama Muslim telah menjadi kebijakan strategis musuh-musuh Islam untuk menancapkan pengaruh di tengah mereka. Oleh karena itu, ritual berlepas tangan dari orang-orang musyrik dalam beberapa tahun terakhir terasa sangat penting untuk didengungkan dan dilestarikan.
Filosofi baraah dari orang-orang musyrik mengandung pesan bahwa kongres haji bukan hanya sebuah ritual ibadah, tapi manasik yang mencakup dimensi sosial dan politik. Ritual baraah dari orang-orang musyrik adalah bukti dari dimensi sosial dan politik ibadah haji. Dalam ritual itu, Muslim berlepas tangan dari orang-orang musyrik sekaligus menegaskan persatuan dan kesatuan umat Islam. Tahun ini, acara tersebut juga digelar dengan penuh semangat dan megah.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pesan haji 1433 Hijriyah, kembali mengingatkan umat Islam untuk mewaspadai kebijakan pecah belah musuh di negara-negara Muslim. Rahbar mengatakan, "Musim haji yang penuh dengan rahmat dan berkah telah tiba dan kembali menyinari mereka yang beruntung hadir di tempat-tempat nurani itu dengan pancaran anugerah Ilahi. Di sini, semua orang mendapat kesempatan berlatih persaudaraan, kesamaan dan ketaqwaan."
Ayatullah Khamenei menambahkan, "Di sinilah kamp pendidikan dan pengajaran; ajang pentas persatuan, keagungan dan keanekaan umat Islam; kancah bergumulan melawan syaitan dan thaghut. Inilah lokasi yang ditetapkan Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Kuasa sebagai tempat bagi kaum mukminin untuk bisa menyaksikan kepentingan dan kebaikan mereka. Sesaat ketika membuka mata akal dan ibrah, kita saksikan bahwa janji samawi ini meliputi seluruh sisi kehidupan individual dan sosial kita."
Menyinggung peristiwa-peristiwa penting di dunia Islam, Ayatullah Khamenei menandaskan, "Salah satu masalah terpenting Dunia Islam yang berhubungan langsung dengan nasib umat Islam adalah revolusi yang terjadi di wilayah Afrika Utara dan Timur Tengah. Sampai sekarang, transformasi ini sudah menggulingkan beberapa rezim bejat yang tunduk kepada Amerika Serikat dan bersekutu dengan Zionisme, dan tengah mengguncang kekuasaan beberapa rezim yang lain. Rugi besar jika kaum muslimin tidak memanfaatkan kesempatan agung ini untuk memperbaiki nasib umat Islam. Sekarang, kubu agresor yang suka intervensi tengah menguras tenaga untuk mendistorsi gerakan agung umat Islam ini."
Dalam gerakan-gerakan yang besar ini, Muslim dan Muslimah bangkit untuk melawan kediktatoran para penguasa dan menentang hegemoni AS yang berujung pada pelecehan dan penistaan bangsa-bangsa lain serta kedekatan dengan rezim Zionis Israel yang haus kejahatan. Dalam perjuangan hidup dan mati ini, faktor penyelamat bagi mereka adalah Islam serta ajaran dan syiar-syiarnya. Dan, inilah yang mereka nyatakan dengan suara lantang. Pembelaan kepada bangsa Palestina yang tertindas dan perjuangan melawan rezim Zionis menjadi tuntutan utama mereka. Mereka mengulurkan tangan persahabatan kepada bangsa-bangsa Muslim dan menuntut persatuan umat Islam.
Seperti biasanya sebelum dimulainya manasik haji, Lembaga Bi'tsah dan Badan Penyelenggara Haji Iran di Mekkah telah menggelar beberapa seminar dan pertemuan yang menghadirkan tokoh dan jemaah haji dari berbagai negara Islam. Semua pertemuan itu memfokuskan pada isu persatuan dunia Islam dan pertukaran pemikiran di antara berbagai kelompok mazhab dalam Islam. Salah satu tema seminar internasional itu adalah "Rasulullah Saw dan Kemuliaan Muslim dalam Ajaran Ahlul Bait as." Pertemuan ini digelar untuk membahas pelecehan terhadap Rasul Saw dan Islam dalam beberapa dekade terakhir di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.
Para peserta seminar memaparkan pandangan-pandangan mereka tentang kebijakan musuh-musuh Islam dan cara-cara untuk mempererat persatuan di tengah Muslim. Seorang cendekiawan Pakistan, Sayid Shahed Reza dalam ulasannya, menyinggung gelombang kebangkitan di tengah umat Islam menyusul pelecehan terhadap Nabi Muhammad Saw. Dikatakannya, hasil dari Kebangkitan Islam itu akan lebih tampak dan lebih terasa di tengah generasi-generasi mendatang Muslim dunia. Menurut Shahed Reza, kajian terhadap problema-problema umat Islam di sela-sela pelaksanaan ibadah haji akan meminimalisir tantangan yang dihadapi oleh seluruh dunia Islam.
Dia berharap umat Islam dunia bisa mencapai kesamaan visi dalam merespon penistaan terhadap Rasul Saw. Ditambahkannya, "Meskipun tidak adanya koordinasi, Muslim dunia telah mencapai sebuah persatuan dan Kebangkitan Islam dalam menyikapi pelecehan terhadap Nabi Saw."
Seminar lain yang digelar oleh Lembaga Bi'tsah dan Badan Penyelenggara Haji Iran di Mekkah, mengangkat tema "Tanggung Jawab Kita dalam Membela Rasulullah Saw." Syeikh Ali Najafi, putra dari Ayatullah Syeikh Bashir Najafi, dalam pemaparannya menyinggung orang-orang yang merusak citra Islam sepanjang sejarah yaitu, orang kafir dan individu yang berlagak sebagai Muslim. Dikatakannya, kitab suci al-Quran telah berbicara tentang keberadaan orang-orang seperti itu dan menganggap mereka lebih buruk dari kafir.
Menurut Syeikh Ali, "Salah satu tantangan kita adalah sikap-sikap yang secara lahiriyah tampak Islami, namun sepenuhnya bertentangan dengan semangat Islam." Syeikh Ali mengatakan, "Kita harus bertindak selaras dan terkoordinir dalam menghadapi Barat dan mengaktualisasikan sirah Imam Ali as dalam menyikapi musuh."
Sementara itu, anggota parlemen Lebanon dari kubu Hizbullah, Nawar al-Saheli mengatakan, "Pelecehan terhadap Rasul Saw merupakan sebuah konspirasi global terencana. Analisa kami menunjukkan bahwa Zionisme dan arogan dunia terlibat langsung dalam tindakan itu. Meski demikian, reaksi Muslim harus dilakukan dengan bentuk yang tidak sampai disalahgunakan oleh pihak lain. Para pemikir dan cendekiawan harus bertindak dan menetapkan cara yang berperadaban dalam mereaksi masalah tersebut."
Sepanjang musim haji tahun ini, Lembaga Bi'tsah dan Badan Penyelenggara Haji Iran di Mekkah juga menggelar seminar lain dengan tema "Pendekatan Mazhab-mazhab Islam." Dalam pertemuan itu, seorang anggota Dewan Pusat Hizbullah Lebanon, Khalil Rizk seraya mengapresiasi langkah-langkah pemersatu yang diadopsi oleh Republik Islam Iran selama musim haji, mengatakan jika Nabi Muhammad Saw bukan sebagai penghulu para nabi, suci, sakral dan mulia bagi kaum Muslim, maka tidak tersisa lagi sesuatu yang dapat mempersatukan umat Islam.
Menurut Khalil Rizk, perpecahan di tengah kaum Muslim dikarenakan perbedaan pandangan mereka setelah wafatnya Rasul Saw dan bukan karena agama Islam itu sendiri. Ditambahkannya, "Islam sebagai sebuah syariat menyeru seluruh Muslim untuk berpegang pada al-Quran yang satu dan semua juga harus menyeru Tuhan Yang Esa." Menurutnya, Rasul Saw menentang pengelompokan di tengah masyarakat dan semua Muslim diperintahkan untuk bersatu.
Membaca Perubahan Strategi Turki di Suriah
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan sikap baru pemerintahannya menyangkut krisis di Suriah. Dia dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (31/10) di Jerman, mengatakan terserah kepada Dewan Keamanan PBB untuk memutuskan apakah zona larangan terbang harus diberlakukan di Suriah atau mewujudkan zona aman untuk warga sipil di negara itu.
Erdogan seusai bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin, menandaskan bahwa jika Dewan Keamanan tidak membuat keputusan seperti itu, maka tidak ada negara yang berhak memberlakukan zona larangan terbang di utara Suriah. Ditambahkannya, "Pengalaman memberlakukan zona larangan terbang di Irak membuktikan bahwa itu sangat berat bagi kami."
Menurut para pengamat politik, kebijakan baru Erdogan mengindikasikan adanya pergeseran dalam kebijakan pemerintah Ankara terkait krisis Suriah. Sebab sebelum ini, Ankara dengan harapan menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, telah bekerja keras untuk meyakinkan Dewan Keamanan guna menegakkan zona larangan terbang dan menyeru masyarakat internasional untuk menghentikan kekerasan di Suriah, namun upaya-upaya itu gagal karena berbagai alasan.
Di tingkat dunia, memperhatikan veto Rusia dan Cina terhadap setiap intervensi militer di Suriah dan keengganan masyarakat internasional untuk aksi militer di negara itu, maka langkah mundur Turki di Suriah sudah diprediksi sebelumnya.
Di Turki sendiri, opini publik, media massa, dan para politikus partai penguasa juga berbeda pandangan tentang cara menyikapi pergolakan di Suriah, terutama soal penegakan zona larangan terbang.
Sekarang, krisis Suriah sudah menjadi tantangan utama bagi Turki dan setiap hari ikut menambah beban politik dan ekonomi Ankara. Opini publik dan kebanyakan politikus di Ankara percaya bahwa campur tangan Turki dalam urusan internal Suriah secara serius akan merusak citra dan kredibilitas politik negara itu di tingkat regional. Belum lagi, pemerintah Erdogan di awal kepemimpinannya berjanji akan menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan negara-negara tetangga.
Beberapa pengamat politik lainnya di Turki meyakini bahwa pandangan para pemimpin negara itu tentang intervensi di Suriah telah berubah, khususnya setelah aksi-aksi terbaru Partai Pekerja Kurdi (PKK) di utara Suriah dan meningkatnya kekuatan para pendukung partai itu.
Beberapa pihak juga percaya bahwa jika Turki bersikeras ingin menegakkan zona larangan terbang di Suriah, maka hubungan negara itu dengan tetangga-tetangganya, terutama Cina dan Rusia akan semakin rumit.
Moskow sebelumnya mengumumkan bahwa teknis penegakan zona larangan terbang di Suriah harus transparan dan terbuka. Menurut Rusia, penentangan terhadap keputusan itu adalah untuk mencegah terulangnya skenario Libya, yang berujung pada intervensi militer asing. (IRIB Indonesia/RM/NA)
Negara Jiran Myanmar Diminta Membuka Perbatasan
Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) meminta negara-negara tetangga Myanmar untuk menerima Muslim Rohingya yang mengungsi karena menghindari serangan brutal para warga Buddhist.
Permintaan itu dikemukakan setelah puluhan Muslim tewas dalam gelombang baru serangan oleh ekstrimis Budha di Myanmar di Propinsi Rakhine.
"Kami meminta negara-negara tetangga untuk membuka perbatasan mereka dan menyediakan jalur aman dan juga bantuan apa pun yang dapat mereka berikan," demikian dilaporkan AFP mengutip Vivian Tan, juru bicara Asia-Pasifik untuk Komisaris Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR).
UNHCR mengemukakan permintaan tersebut sehari setelah sedikitnya 130 pengungsi Muslim Myanmar hilang setelah kapal mereka tenggelam di perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh.
Gelombang baru kekerasan komunal meletus pekan lalu setelah ekstremis Budha menyerang warga Muslim Rohingya dan membakar rumah-rumah mereka di beberapa desa di kawasan konflik.
Militer dan aparat Myanmar diduga menyediakan bensin kepada para penyerang untuk membakar rumah-rumah penduduk desa Muslim dan memaksa mereka mengungsi.
UNHCR menyatakan sekitar 3.000 pengungsi Rohingya mencari perlindungan di kamp-kamp pengungsi di pinggiran Sittwe, ibukota Propinsi Rakhine.
Kamp-kamp PBB sudah kesulitan menampung 75.000 pengungsi yang terlantar akibat kekerasan sejak bulan Juni lalu.(IRIB Indonesia/MZ)
Listrik Padam, 50 Juta Warga AS Kedinginan
Badai Sandy yang tiga hari lalu menghempas wilayah pesisir timur Amerika Serikat, telah menimbulkan berbagai masalah bagi sekitar 50 juta warga di kawasan tersebut. Dampak dari badai ganas itu masih dirasa warga Amerika Serikat meski tiga hari telah berlalu.
Fars News (1/11) mengutip CNN melaporkan, meski tiga hari berlalu sejak Badai Sandy menerpa, hingga kini saluran listrik untuk 4.8 juta warga Amerika Serikat belum tersambung. Hal ini semakin menyulitkan warga mengingat cuaca dingin di Amerika Serikat saat ini.
Menurut sumber yang sama, padam listrik terjadi di 15 negara bagian Amerika Serikat.
Belum ada data resmi mengenai tingkat kerugian akibat Badai Sandy, namun diperkirakan melebihi 50 juta USD.
Terpaan Badai Sandy sudah lama diperkirakan, akan tetapi pemerintah Amerika menyatakan tidak memiliki waktu yang cukup untuk menghadapi badai tersebut. Badai Sandy termasuk badai yang paling mematikan di Amerika Serikat. Berdasarkan data terbaru badai tersebut merenggut nyawa 74 warga Amerika.
Kereta bawah tanah dan jasa transportasi di New York, masih belum aktif. Secara keseluruhan aktivitas di ‘Big Apple' belum pulih. (IRIB Indonesia/MZ)
Wapres Buron Irak Divonis Mati untuk Kedua Kali
Wakil Presiden Irak, Tareq al-Hashemi, yang sedang diburu pemerintah, dijatuhi vonis mati kedua atas tuduhan mencoba meneror para pejabat tinggi pemerintah.
Juru Bicara Mahkamah Agung Irak, Abdul Sattar al-Birqdar, Kamis (1/11) menyatakan, "Pengadilan pusat telah mengeluarkan vonis mati terhadap Tareq al-Hashemi dan menantunya Ahmad Qahtan, atas dorongan untuk memasang bom di mobil seorang pejabat kementerian dalam negeri."
Vonis tersebut merupakan yang kedua untuk Hashemi, yang dikeluarkan secara in absentia sejak dia melarikan diri dan berlindung ke Turki.
Pada 9 September lalu, pengadilan pidana Baghdad menjatuhi hukuman mati kepada wakil presiden buron Irak itu atas keterlibatannya dalam berbagai aksi teror dan koordinasinya atas sebuah tim teror.
Hashemi melarikan diri ke wilayah Kurdistan pada Desember 2011 ketika pasukan Amerika Serikat ditarik mundur dari Irak. Baghdad telah berulangkali mendesak pemerintah otonomi Kurdistan untuk menyerahkan Hahsemi, akan tetapi permintaan itu ditolak.
Hashemi berada di balik berbagai serangan bom yang menarget para pejabat pemerintah dan keamanan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk sebuah bom mobil di Baghdad pada November 2011, yang tujuannya meneror Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki.
Pada 19 Desember 2011, sebuah komite investigasi di Kementerian Dalam Negeri Irak, mengeluarkan surat penangkapan terhadap Hashemi setelah tiga pengawal pribadinya mengaku mereka mendapat perintah dari Hashemi untuk melancarkan serangan teror. (IRIB Indonesia/MZ)
Dua Kapal Tempur Israel Sambangi Terusan Suez
Pejabat pemerintah Mesir melaporkan soal berlalunya dua kapal tempur Israel di Terusan Suez.
Mesir mengkonfirmasikan berita terkait dua kapal tempur Israel yang menyeberangi Terusan Suez dengan izin yang diperoleh pada hari Senin (29/10). Al Alam (31/10) melaporkan.
Pemerintah negara itu menghindar untuk menjelaskan alasan berlalunya dua kapal tempur Zionis tersebut.
Sejumlah perahu Mesir mengawal dua kapal tempur itu melewati Terusan Suez sampai ke Laut Merah.
Ghadir, Hari Raya Wilayah dan Kepemimpinan
Peristiwa besar dan bersejarah di sebuah agama atau aliran menjadi indikasi kebenaran agama itu sendiri. Selain itu, peristiwa besar ini dapat menjadi daya tarik bagi manusia untuk memeluk atau mengikuti aliran tertentu. Peristiwa Ghadir Khum dalam hal ini juga tak mendapat pengecualian. Ghadir Khum juga menunjukkan keagungan sejarah Islam dan menjadi penentu kepemimpinan serta masa depan umat Islam.
Sheikh Mufid, salah satu ulama besar Islam di bukunya al-Irsyad menulis, "Setelah peristiwa pertemuan Rasulullah dengan ulama Nasrani Najran dan perisitiwa mubahala, kemudian disusul dengan haji Wada. Tak lama sebelumnya, Rasulullah mengutus Imam Ali bin Abi Talib as ke Yaman untuk mengambil hadiah dan uang yang dijanjikan umat Nasrani Najran. Imam Ali pun kemudian berangkat ke Yaman untuk melakukan tugasnya. Rasulullah tidak menaruh kepercayaan besar kepada selain Imam Ali untuk menjalankan misi tersebut dan tidak ada yang layak kecuali Ali bin Abi Talib...
"...Di hari-hari seperti ini, Rasulullah mengumumkan kepada umat Islam untuk melakukan ibadah haji. Pada tanggal 25 Zulka'idah, Rasul bersama rombongan besar keluar meninggalkan Madinah menuju Mekah. Bersamaan dengan itu, Rasulullah menulis surat kepada Imam Ali dan memintanya langsung menuju Mekah. Namun Rasul tidak menjelaskan bentuk hajinya kali ini. Ali bin Abi Talib yang menerima surat Nabi, bersama pengawalnya langsung bertolak ke Mekah. Ali sangat rindu untuk bertemu dengan junjungannya dan dengan tak sabar memacu kudanya menuju Mekah. Bahkan ia meninggalkan pasukannya dan menuju Mekah dengan cepat sehingga berhasil menyusul rombongan Nabi sebelum memasuki Mekah...
"...Seraya terlihat kegembiraan di wajah Nabi ketika menyaksikan kedatangan Imam Ali, Rasulullah bertanya kepadanya, Wahai Ali! Dengan niat apa kamu memakai baju ihram? Ali menjawab, karena tidak mengetahui niat Anda, maka di dalam hatiku aku berkata, Ya Allah! Aku memakai baju ihram sesuai dengan niat Nabimu. Rasulullah kemudian meneriakkan takbir dan berkata, Wahai Ali! Kamu bersama-sama saya dalam menunaikan ibadah haji dan kurban." Ini merupakan haji terakhir Nabi dan awal berliku dari penetapan Imam Ali as sebagai pengganti Rasulullah Saw.
Hidayah umum adalah ketentuan paten dan urgen. Berdasarkan ketentuan ini, sarana bagi kesempurnaan setiap makhluk sejak pertama kali diciptakan telah ditentukan. Dengannya setiap makhluk akan meniti jalan menuju kesempurnaan. Manusia pun tak luput dari ketentuan ini. Namun umat manusia terdiri dari sekumpulan besar individu, di mana pengaturannya membutuhkan seorang pemimpin. Sebuah masyarakat tanpa pemimpin akan berantakan dan kacau balau. Oleh karena itu, Islam tidak membiarkan masyarakat muslim hampa dari seorang pemimpin yang layak.
Al-Quran di berbagai ayatnya telah mengisyaratkan masalah imamah dan pemimin yang ditentukan oleh Allah Swt. Di ayat 124 surat al-Baqarah Allah Swt terkait Nabi Ibrahim as berfirman, "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
Di ayat lain, ketika Nabi Musa as memohon kepada Allah Swt untuk menunjuk Harun, saudaranya menjadi penggantinya, Allah Swt di surat Taha ayat 36 berfirman, "Apa yang kamu minta tela Kami kabulkan." Nabi Dawud as termasuk salah satu nabi yang diangkat menjadi pemimpin makhluk di dunia. Di ayat 26 surat as-Sad, Allah berfirman, "Wahai Daud! Kami telah menganugerahimu kedudukan khalifa di bumi di antara makhluk, maka jalankan kepemimpinanmu dengan benar." Allah swt di berbagai ayat ini menjelaskan bahwa Ia menunjuk seorang pemimpin untuk membimbing masyarakat dengan izin-Nya.
Wilayah dan kepemimpinan di Islam tidak hanya berarti mengatur kehidupan sehari-hari masyarakat. Kepemimpinan di Islam adalah pemimpin fisik dan hati serta menajemen kalbu manusia. Islam memberikan ajaran pasti untuk mengatur kehidupan manusia. Selain mengatur kehidupan sehari-hari masyarakat, Islam juga menentukan misi lain bagi seorang pemimpin yakni membimbing manusia untuk menggapai kesempurnaan hakiki. Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Wilayahyang menjadi simbol pemerintahan, sistem sosial dan politik Islam memiliki arti mendalam...jelas dan spiritual yang diambil dari wilayah Allah Swt. Olehl karena itu, di pemerintahan Islam, Wali (pemimpin) tidak dapat dipisahkan dari rakyat.... Ghadir adalah hari raya Wilayah (kepemimpinan), politik dan partisipasi rakyat di pemerintahan."
Sejatinya peristiwa Ghadir adalah upaya Rasul untuk mencegah gelombang instabilitas menerpa masyarakat Islam dan menyelamatkan umat dari perebutan kekuasaan. Di sisi lain, Rasul mendapat perintah dari Allah Swt untuk mengumumkan penggantinya setelah beliau meninggal kepada umatnya. Nabi Saw di Ghadir Khum, usai menunaikan ibadah haji Wada mengangkat Imam Ali sebagai penggantinya dan pemimpin umat.
Rasul berkata :" Wahai Kaum Muslim! Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan aku adalah Maula semua orang-orang beriman," Lalu ia merengkuh tangan Ali dan mengangkatnya ke atas. la berseru: "Barang siapa mengangkatku sebagai Maula, maka Ali adalah Maulanya pula (ia mengulang sampai tiga kali) Ya, Allah! Cintailah orang yang mencintainya dan musuhilah orang-orang yang memusuhinya. Bantulah orang-orang yang membantunya. Selamatkanlah orang-orang Yang menyelamatkannya, dan jagalah kebenaran dalam dirinya ke mana pun ia berpaling! (artinya, jadikan ia pusat kebenaran).
Ali adalah putra Abu Thalib, saudaraku, Washi-ku, dan penggantiku (khalifah) dan pemimpin sesudahku. Kedudukannya bagiku bagaikan kedudukan Harun bagi Musa, hanya saja tidak ada Nabi setelahku. la adalah pemimpin kalian setelah Allah dan Utusan-Nya."
"Hai, kaum Muslimin! Sesungguhnya Allah telah menunjuk dia menjadi pemimpin kalian. Ketaatan padanya wajib bagi seluruh kaum Muhajirin dan kaum Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan dan penduduk kota dan kaum pengembara, orang-orang Arab dari orang-orang bukan Arab, para majikan dan budak, orang-orang tua dan muda, besar dan kecil, putih dan hitam."
"Perintahnya harus kalian taati, dan kata-katanya mengikat serta perintahnya menjadi kewajiban bagi setiap orang yang meyakini Tuhan yang satu. Terkutuklah orang-orang yang tidak mematuhinya, dan terpujilah orang-orang yang mengikutinya, dan orang-orang yang percaya kepadanya adalah sebenar-benarnya orang beriman. Wilayahnya (keyakinan kepada kepemimpinannya) telah Allah, Yang Maha kuasa dan Maha tinggi, wajibkan."
Rasul selama hidupnya juga kerap menjelaskan kepada umat Islam keutamaan Imam Ali bin Abi Talib. Riwayat dari Ibnu Abbas, Khuzaifah dan Aisyah menunjukkan bahwa Ali bin Abi Talib di zamannya adalah paling utamanya makhluk setelah Rasulullah. Dalam hak ketakwaan, keberanian dan kecerdasan tidak ada yang mengalahkan Ali.
Rasulullah Saw bersabda, "Saya bersumpah demi jiwaku yang berada di tangan-Nya! Ali dan pengikutnya akan beruntung di Hari Kiamat kelak." Saat itu, turunlah ayat ketujuh surat al-Bayyinah yang menyebutkan, "Orang-orang beriman dan mengerjakan amal saleh adalah paling baiknya makhluk Tuhan." Setelah turunnya ayat ini, para sahabat ketika melihat Ali bin Ali Talib mengatakan, Khairul Bariyyah.
Dengan demikian Ghadir kian penting dengan diangkatnya Imam Ali sebagai pengganti Nabi dan hari itu menjadi hari raya umat Islam. Karena di hari ini Allah Swt telah menyempurnakan agama Islam dan nikmat-Nya. Oleh karena itu, umat Islam harus bersyukur atas nikmat besar ini dan saling mengucapkan selamat atas diangkatnya Imam Ali sebagai pengganti Nabi.
Cara Tiga Kekuatan Eurasia Melawan Ambisi AS
Militer Amerika Serikat tampaknya sedang fokus untuk mengepung tiga entitas di Eurasia yaitu, Cina, Rusia, dan Iran. Tentunya, negara-negara terkait juga tidak akan tinggal diam dalam menghadapi kenakalan Pentagon.
Tak satu pun dari ketiga kekuatan Eurasia itu akan duduk manis sebagai target pasif AS. Beijing, Moskow, dan Tehran semua mengambil langkah yang berbeda untuk menentang strategi pengepungan militer ala Pentagon.
Di Samudera Hindia, Cina sedang mengembangkan infrastruktur militer mereka yang disebut Pentagon sebagai "kalung mutiara." Sebuah upaya untuk mengelilingi wilayahnya dengan infrastruktur ekonomi dan kekuatan militer dari Pakistan hingga Maladewa. Cina berupaya membangun hubungan persahabatan dan kerjasama dengan mitra-mitranya di negara Asia Selatan. Itu bertujuan untuk menjamin keamanan dan stabilitas regional serta memperluas aliansi.
Sementara itu, Iran melalui proses ekspansi angkatan laut, mengerahkan pasukan maritim semakin jauh dari perairan mereka di Teluk Persia dan Laut Oman. Angkatan Laut Iran menegaskan kembali rencana untuk memperluas kehadirannya di perairan internasional, termasuk Samudera Atlantik, Samudera Pasifik, sebelah selatan Samudera Hindia dan Kutub Selatan.
Laksamana Habibollah Sayyari mengatakan, Angkatan Laut Iran memiliki kemampuan untuk memperluas kehadirannya ke perairan-perairan internasional di berbagai wilayah di dunia.
Rusia juga telah memiliki dua pangkalan angkatan laut di luar wilayahnya, salah satunya adalah di pelabuhan Sevastopol Ukraina di Laut Hitam dan yang lainnya adalah di pelabuhan Tartus Suriah di Laut Mediterania. Kremlin sekarang melirik Laut Karibia, Laut Cina Selatan, dan pantai timur Afrika (di dekat Teluk Aden) sebagai lokasi yang cocok untuk pangkalan baru Rusia.
Pada dasarnya, perisai rudal global AS merupakan komponen dari strategi Pentagon untuk mengepung Eurasia dan tiga kekuatan tersebut. Sistem militer itu bertujuan untuk mewujudkan keunggulan nuklir AS dengan menetralisir kemampuan nuklir Rusia atau Cina.
Fakta menunjukkan bahwa sejak awal perisai rudal itu dirancang untuk menjadi sistem global dengan komponen strategis di seluruh dunia. Pentagon telah merencanakan proyek tersebut pada 1990-an dan mungkin jauh sebelum itu.
Tahun lalu, Cina dan Rusia menyadari ambisi global Pentagon untuk perisai rudal dan mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk hal itu sebagai proyek destabilisasi yang akan mengganggu keseimbangan strategis kekuatan global. Cina dan Rusia bahkan bersama-sama mengeluarkan pernyataan multilateral pada bulan Juli 2000 dengan Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan bahwa perisai rudal global Pentagon akan mengancam perdamaian internasional dan bertentangan dengan Pakta Anti-Rudal Balistik (ABM).
Rusia kini melawan perisai rudal global Pentagon melalui langkah-langkah praktis mereka sendiri. Langkah-langkah itu melibatkan perluasan kehadiran militer Rusia di laut lepas dan peningkatan kemampuan angkatan laut mereka. Moskow berencana membuka pangkalan angkatan laut baru di luar perairan mereka dan di luar kedua garis pantai Laut Hitam dan Laut Mediterania.
Moskow juga menyadari bahwa AS dan NATO ingin membatasi kehadiran kekuatan maritim Rusia di Laut Hitam dan Laut Mediterania. Barat ingin mengontrol dan membatasi akses maritim Rusia ke Suriah, yang sedang bergolak.
Peningkatan militerisasi di dunia semakin mencemaskan. Langkah dan tindakan AS sekarang memaksa aktor internasional lainnya untuk mendefinisikan dan menilai kembali doktrin militer dan strategi mereka. Dan Rusia hanya salah satu dari mereka. (IRIB Indonesia/RM/NA)