
کمالوندی
Isu Ukraina di Meja Panas Dewan Keamanan PBB
Pertemuan Dewan Keamanan PBB yang digelar hari Senin untuk membahas perkembangan Ukraina atas permintaan Amerika Serikat memicu kritik dari Rusia dan China atas eskalasi kebijakan Washington di kawasan Eropa Timur.
Perwakilan Rusia dan China pada pertemuan tersebut menolak klaim baru-baru ini yang dilancarkan Washington tentang upaya Moskow untuk menyerang Ukraina.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya menggambarkan pertemuan Dewan Keamanan PBB tersebut sebagai contoh diplomasi kontroversial demi menyesatkan opini publik internasional tentang peristiwa nyata di wilayah tersebut. Dia mencatat bahwa Amerika Serikat sejauh ini tidak memberikan bukti untuk mendukung dugaan serangan Rusia terhadap Ukraina, dan tuduhan perang hanyalah tuduhan belaka.
Nebenzya menyebut klaim Amerika Serikat justru dilancarkan sebagai upaya untuk menyulut perang, dan mengatakan bahwa negara-negara Barat tampaknya ingin mengorbankan Ukraina, seperti negara-negara lain, demi kepentingan destruktif mereka sendiri.
Pandangan senada disampaikan Wakil Tetap China di PBB yang mengatakan, "China menentang diadakannya sidang Dewan Keamanan PBB atas permintaan Amerika Serikat,".
Alasan utusan AS untuk mengadakan pertemuan Dewan Keamanan PBB guna melabeli isu penempatan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina sebagai ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional.
Linda Thomas Greenfield, Wakil AS untuk PBB menggambarkan situasi di Ukraina sebagai masalah mendesak dan berbahaya yang akan menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan keamanan regional dan global.
Bertepatan dengan pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas masalah Ukraina, Presiden AS Joe Biden dalam sebuah pernyataan pada hari Senin mengungkapkan, "Jika Rusia memutuskan untuk menjauhkan diri dari diplomasi dan menyerang Ukraina, maka mereka harus bertanggung jawab dan akan menghadapi konsekuensi yang mengerikan,".
Posisi kritis Rusia dan China atas klaim berulang dan tak berdasar dari pihak Barat, terutama Amerika Serikat, tentang isu Rusia akan menyerang Ukraina, mencerminkan posisi bersama dari dua kekuatan internasional AS yang bersaing. Faktanya, Washington sekarang terlibat dalam konfrontasi luas dengan Moskow dan Beijing di berbagai bidang dari politik, ekonomi, perdagangan, militer, dan keamanan.
Dari sudut pandang Rusia dan China, Washington berupaya melemahkan dan mengucilkan kedua negara dengan berbagai dalih. Meskipun AS mendapat dukungan dan kerja sama dari beberapa mitranya, seperti Inggris dan negara-negara Eropa Timur; tapi Washington belum mencapai konsensus umum blok Barat tentang masalah ini. Misalnya, Jerman menentang ketegangan di Eropa Timur, termasuk pengiriman senjata ke Ukraina.
Tentu saja, tujuan AS untuk menciptakan ketegangan dan perang politik serta propaganda melawan Rusia dengan dalih serangan terhadap Ukraina, untuk menciptakan landasan yang diperlukan bagi perluasan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow dan pejabat seniornya demi mengisolasi Rusia di arena internasional.
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan, "Amerika Serikat siap memboikot mereka yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Banyak dari orang-orang ini memiliki ikatan yang dalam dengan sistem keuangan Barat. Ini hanyalah salah satu upaya kami untuk menyerang Rusia dari perspektif yang berbeda,".
Pernyataan provokatif semacam ini dengan jelas mengungkapkan itikad sebenarnya dari Amerika Serikat untuk menyerang Rusia di semua lini. Langkah Washington ini bertujuan untuk melemahkan Rusia, dan mengucilkannya secara militer, yang dilakukan dengan memperluas NATO ke arah blok timur dan mengirim pasukan ke dekat perbatasan Rusia, serta menyebarkan rudal nuklir di benua Eropa. Lalu, dalam kondisi terkepung demikian, apakah Rusia harus diam saja?
Surat Adh-Dhariyat 54-60
Surat Adh-Dhariyat 54-60
فَتَوَلَّ عَنْهُمْ فَمَا أَنْتَ بِمَلُومٍ (54) وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ (55)
Maka berpalinglah kamu dari mereka dan kamu sekali-kali tidak tercela. (51: 54)
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (51: 55)
Di pembahasan sebelumnya disebutkan bahwa sepanjang sejarah, penentang nubuwah (kenabian) menfitnah para nabi sebagai penyihir atau memiliki hubungan dengan jin supaya menunjukkan mukjizat mereka tidak bernilai dan mengingkari hubungan para nabi dengan Tuhan.
Ayat ini kepada Rasulullah Saw mengatakan, "Kamu telah melaksanakan tugasmu dengan baik dalam memberi petunjuk sekelompok orang ini dan kamu tidak dapat disalahkan; Oleh karena itu, abaikan orang-orang ini yang tidak ada harapan untuk memberi mereka petunjuk, karena mereka tidak siap untuk mengetahui kebenaran dan menerimanya."
Memberi peringatan kepada seluruh manusia adalah tugas utama nabi, dan mereka yang mengejar kebenaran dan beriman kepadanya akan memanfaatkan nasehat dan peringatan Rasulullah serta menemukan jalan petunjuk.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin penting yang dapat dipetik:
1. Tugas para nabi adalah menyampaikan pesan ilahi kepada seluruh manusia, tapi hasilnya bukan dalam wewenang mereka. Para nabi tidak bertanggung jawab atas orang-orang yang menolak beriman.
2. Kita jangan berharap seluruh masyarakat beriman, dan kita harus mengerahkan upaya dan kemampuan yang kita miliki bagi mereka berpotensi untuk beriman.
3. Bersedia menerima nasehat adalah salah satu karakteristik orang beriman, dan mereka yang tidak memiliki karakteristik ini harus meragukan kebenaran imannya.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56) مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ (58)
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (51: 56)
Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. (51: 57)
Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (51: 58)
Di ayat sebelumnya berbicara mengenai peringatan hal-hal yang menguntungkan orang beriman. Ayat ini menyatakan, salah satu hal penting yang harus mendapat perhatian khusus manusia adalah tujuan penciptaannya, dan lalai akan hal ini akan membuat dirinya tersesat.
Jelas bahwa penciptaan manusia memiliki tujuan dan Tuhan Maha Bekuasa tidak membutuhkan ciptaan-Nya. Sejatinya tujuan penciptaan manusia adalah pertumbuhan dan kesempurnaannya. Ayat ini menunjukkan jalan kesempurnaan manusia dan ibadah serta penghambaan kepada Tuhan adalah jalan untuk mencapai kesempurnaan manusia.
Ibadah memiliki dua sisi: Salah satunya memiliki arti khusus yakni melakukan ritual ibadah seperti shalat, puasa, haji dan lainnya dan yang lain memiliki arti umum serta luas yang mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia. Artinya ketika manusia mengambil keputusan dan pilihan di kehidupannya dengan niat meraih keridhaan Tuhan, dan menghindari hal-hal yang tidak diridhai Allah Swt.
Wajar bagi manusia untuk menganggap Tuhan dalam semua aspek kehidupan, untuk melampaui tingkat keinginan hewani dan keinginan dunia yang rendah dan tidak berharga, dan untuk semakin dekat dan dekat dengan kesempurnaan mutlak, yang merupakan pencipta alam semesta yang agung. Kedekatan dengan Tuhan ini adalah tingkat kesempurnaan tertinggi yang dapat dicapai manusia.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin berharga yang dapat dipetik:
1. Jin dan manusia memiliki kesamaan di tujuan penciptaan dan jalan untuk mencapainya, yakni penghambaan kepada Tuhan.
2. Tak diragukan lagi bahwa Tuhan tidak membutuhkan ibadah hamba, tapi kita manusia melalui penghambaan kepada-Nya akan meraih kesempurnaan spiritual.
3. Upaya untuk meraih rezeki adalah tugas manusia, tapi kita tidak boleh lalai bahwa sumber rezeki adalah Allah Swt dan seluruh rezeki berada di tangan-Nya.
فَإِنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا ذَنُوبًا مِثْلَ ذَنُوبِ أَصْحَابِهِمْ فَلَا يَسْتَعْجِلُونِ (59) فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ يَوْمِهِمُ الَّذِي يُوعَدُونَ (60)
Maka sesungguhnya untuk orang-orang zalim ada bagian (siksa) seperti bahagian teman mereka (dahulu); maka janganlah mereka meminta kepada-Ku untuk menyegerakannya. (51: 59)
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang kafir pada hari yang diancamkan kepada mereka. (51: 60)
Ayat ini yang menjadi akhir Surat Adh-Dhariyat menyimpulkan kandungan surat ini dan menyatakan, kaum yang nasib mereka disebutkan di surat ini secara global, sangat disayangkan menentang seruan utusan Tuhan. Mereka mendapat murka ilahi di dunia dan di akhirat juga mendapat azab yang pedih.
Penentang para nabi senantiasa mempertanyakan nabi mereka kapan terjadinya Hari Kiamat, dan ketika para nabi tidak mengetahui waktu terjadinya Hari Kiamat, mereka mulai mempertanyakan prinsip terjadinya hari tersebut. Oleh karena itu, al-Quran menyatakan, "Jangan tergesa-gesa dan yakinlah bahwa janji Tuhan pasti terjadi, dan hari itu akan tiba, hari yang sangat sulit bagi kalian saat itu dan tidak ada jalan kembali."
Dari dua ayat tadi terhadap tiga poin penting yang dapat dipetik:
1. Jika seseorang lalai akan tujuan penciptaan, yakni penghambaan kepada Tuhan, dan tidak menempatkan dirinya di jalan tersebut, maka ia telah melakukan kezaliman besar.
2. Kasih sayang dan kemurkaan Tuhan berdasarkan ilmu dan kebijaksanaan-Nya, serta sikap tergesa-gesa kita untuk waktu yang akan datang tidak berpengaruh pada hal ini.
3. Nasib manusia tergantung amal perbuatannya. Oleh karena itu, kekufuran dan kezaliman hanya berakhir dengan azab ilahi di dunia dan akhirat.
Surat Adh-Dhariyat 47-53
Surat Adh-Dhariyat 47-53
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ (47) وَالْأَرْضَ فَرَشْنَاهَا فَنِعْمَ الْمَاهِدُونَ (48) وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (49)
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa (51: 47)
Dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). (51: 48)
Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (51: 49)
Ayat ini kembali mengisyaratkan kekuasaan Tuhan di penciptaan langit dan bumi serta makhluk hidup, sehingga para pengingkar maad tidak lagi memiliki keraguan. Oleh karena itu, pertama-tama ayat ini menyinggung keagungan langit dan menyatakan, "Bintang-bintang di atas kepala kalian dan yang kalian saksikan, serta galaksi yang tengah berputar dan kalian tidak mampu menyaksikan awal dan akhirnya adalah saksi kekuasaan besar Tuhan."
Ayat ini dengan jelas menyebutkan bahwa Tuhan menciptakan langit dan terus memperluasnya. Penemuan para ilmuwan juga menjelaskan bahwa dunia tidak diam dan terus berkembang. Berdasarkan teori ini, bintang-bintang yang berada di sebuah galaksi dengan cepat keluar dari pusatnya.
Tentu saja, para ilmuwan percaya bahwa perluasan alam semesta mengharuskan alam semesta memiliki titik awal di mana ia menyusut dan dari mana ia mulai berkembang ke keadaan sekarang.
Bukan saja langit di atas kalian, bahkan Tuhan menciptakan bumi di bawah kaki kalian serta memperluas dataran sehingga bumi akan siap untuk tempat tinggal kalian, untuk pertanian, peternakan, dan kebutuhan lainnya. Dengan kata lain, semua kondisi kehidupan disediakan oleh Tuhan untuk menerima manusia, yang merupakan tamu Tuhan di planet ini.
Untuk memperjelas hal ini, kami akan memberi contoh peran atmosfer bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Atmosfer bumi, yang mengelilinginya, menahan panas matahari. Oleh karena itu, ini mencegah bumi menjadi sangat dingin di malam hari atau terlalu panas di siang hari. Selain itu, atmosfer Bumi, sebagai perisai yang kuat, melindungi Bumi dan penghuninya dari serangan meteor; Sedemikian rupa sehingga begitu meteor menghantam atmosfer, ia membakar dan menghancurkannya.
Setelah berbicara mengenai penciptaan langit dan bumi, mulai dibahas mengenai berbagai makhluk hidup. Tuhan menetapkan hukum berpasangan sehingga menjamin kelangsungan setiap makhluk hidup, dan secara alami generasi manusia dan seluruh makhluk hidip lainnya tetap berlanjut. Sistem dan hukum berpasangan ini mencakup seluruh makhluk hidup.
Memperhatikan hal ini sudah cukup bagi manusia untuk memahami kekuasaan sang pencipta menetapkan Hari Kiamat dan mereka tidak akan lagi keras kepala menolaknya.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin penting yang dapat dipetik:
1. Dunia tidak statis, ia terus bergerak dan berkembang.
2. Hukum berpasangan tidak terbatas pada manusia, hewan dan tumbuhan, tetapi juga mencakup benda mati.
3. Al-Quran bukan kitab untuk mengenal fenomena alam, tapi untuk menyingkap tirai kebodohan dan kelalaian dari pandangan manusia, mengisyaratkan sebagian hukum alam yang menunjukkan kekuasaan pencipta alam semesta.
فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ (50) وَلَا تَجْعَلُوا مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ (51)
Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (51: 50)
Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain disamping Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (51: 51)
Melanjutkan ayat sebelumnya, ayat ini memerintahkan Rasulullah Saw memberi peringatan kepada orang musyrik dan kafir. Ayat ini menyatakan,"Dari pada kalian menetapkan pembantu bagi Allah Swt dalam mengurus sistem penciptaan atau mengatur urusan dunia, lebih baik kalian hentikan penyembahan terhadap berhala batu atau sesembahan lain serta berlindung kepada Tuhan sehingga kalian menemukan jalan yang benar bagi kehidupan dan tidak tertimpa azab serta nasib buruk orang kafir."
Dari dua ayat tadi terdapat dua poin penting yang dapat dipetik:
1. Kekayaan dan kekuasaan serta sahabat dan kenalan, bukan jaminan yang menjanjikan bagi manusia. Hanya Tuhan tempat berlindung yang aman bagi manusia, oleh karena itu, sudah selayaknya kita bertawakkal kepada-Nya.
2. Para nabi selain menyeru kepada tauhid dan memberi petunjuk kepada manusia untuk berbuat baik, juga berkewajiban untuk memperingatkan mereka akan akibat pemikiran dan keyakintan keliru serta perbuatan buruk.
كَذَلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ (52) أَتَوَاصَوْا بِهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ طَاغُونَ (53)
Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila". (51: 52)
Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas. (51: 53)
Dipembahasan sebelumnya dijelaskan bahwa Firaun menuding Nabi Musa as sebagai penyihir atau orang gila, supaya masyarakat menjahuinya. Ayat ini menyatakan, bukan hanya Nabi Musa yang difitnah seperti ini, tapi seluruh utusan Tuhan sepanjang sejarah juga mendapat fitnahan serupa.
Perbuatan seperti ini sepertinya marak di berbagai kaum, seakan-akan setiap kaum merekomendasikan kaum yang lain untuk melakukan fitnahan seperti ini dan jangan segan-segan melakukannya. Padahal yang benar bukan demikian, tapi semangat penentangan dan penyimpangan dari kebenaran telah mendorong mereka melakukan hal ini untuk mengusir utusan Tuhan dari tengah masyarakat. Jika mereka gagal, mereka langsung menghapus para nabi tersebut dengan menerornya.
Dari dua ayat tadi terdapat dua poin penting yang dapat dipetik:
1. Janganlah kita takut dengan lidah tajam dan fitnah lawan dan janganlah kita mundur, karena para nabi ilahi selalu dihadapkan pada segala macam fitnah dan tudingan palsu.
2. Para taghut dan orang lalim melawan para nabi, menempatkan manusia di depan para nabi ilahi sampai-sampai ia bersedia menyebut mereka penyihir atau gila.
Surat Adh-Dhariyat 38-46
Surat Adh-Dhariyat 38-46
وَفِي مُوسَى إِذْ أَرْسَلْنَاهُ إِلَى فِرْعَوْنَ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ (38) فَتَوَلَّى بِرُكْنِهِ وَقَالَ سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ (39) فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ وَهُوَ مُلِيمٌ (40)
Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Fir'aun dengan membawa mukjizat yang nyata. (51: 38)
Maka dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila". (51: 39)
Maka Kami siksa dia dan tentaranya lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia melakukan pekerjaan yang tercela. (51: 40)
Di pembahasan sebelumnya dibicarakan mengenai turunnya azab Tuhan kepada kaum Luth. Sementara ayat ini menyinggung nasib Firaun dan pengikutnya dan mengatakan, "Nabi Musa as pertama-tama tidak mendatangi kaum Bani Israel, tapi pergi ke istana Firaun. Karena Firaun memperbudak dan menzalimi Bani Israel. Menyiksa pria dan wanita Bani Israel serta menjadikan mereka budak dan pelayannya."
Oleh karena itu, Nabi Musa as pertama-tama pergi kepada Firaun untuk membebaskan Bani Israel dari cengkeraman zalim Firaun. Nabi Musa membuktikan kebenarannya melalui mukjizat ilahi dan logika yang jelas. Tapi Firaun dan orang-orang di sekitarnya menolak kebenaran yang dibawa Nabi Musa as. Mereka menyebut Nabi Musa penyihir, dan menudingnya kurang waras dan gila.
Pada akhirnya kemurkaan Tuhan diturunkan kepada Firaun dan ia tidak memiliki kemampuan untuk melarikan diri. Firaun dan pengikutnya tenggelam di dasar Sungai Nil dan sepanjang sejarah dikutuk oleh berbagai kaum dan generasi.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin berharga yang dapat dipetik:
1. Salah satu tujuan dari pengutusan para nabi adalah membebaskan masyarakat dari cengkeraman pemimpin arogan dan zalim.
2. Pemimpin yang korup dan rusak membunuh utusan Tuhan yang bangkit untuk mereformasi urusan masyarakat, memfitnah mereka dan menyebut mereka sesat, tukang sihir atau gila.
3. Kekuasaan besar dengan seluruh kekuatan dan fasilitas yang dimilikinya sangat lemah dan tidak berdaya dihadapan kehendak Tuhan, oleh karena itu, kita harus bertawakkal kepada Tuhan dan jangan pernah takut kepada mereka.
وَفِي عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ (41) مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلَّا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ (42)
Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan, (51: 41)
angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. (51: 42)
Nabi Hud as adalah nabinya kaum Aad, kaum yang hidup di selatan Jazirah Arab dan dari sisi fisik mereka adalah orang yang kuat, tinggi dan fisiknya kokoh. Mereka memiliki kemampuan khusus membangun bangunan tinggi dan besar di jantung pegunungan.
Namun mereka menolak mengikuti nabi ilahi dan malah tunduk kepada pemimpin lalim serta melawan kebenaran hingga azab pedih Tuhan diturunkan kepada mereka. Badai dan angin keras menerbangkan orang-orang kuat ini seperti jerami dan menjatuhkan mereka ke tanah.
Dari dua ayat tadi terdapat dua poin penting yang dapat dipetik:
1. Angin yang merupakan manifestasi dari rahmat ilahi dalam memindahkan awan dan menurunkan hujan serta pertumbuhan tanaman, terkadang menjadi manifestasi kemurkaan Tuhan dan sangat merusak serta menghancurkan para pendosa.
2. Air dan angin meski termasuk fenomena alam, tapi tetap berada di bawah perintah Tuhan dan dengan kehendak-Nya, menenggelamkan orang zalim dan menghancurkannya.
وَفِي ثَمُودَ إِذْ قِيلَ لَهُمْ تَمَتَّعُوا حَتَّى حِينٍ (43) فَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ وَهُمْ يَنْظُرُونَ (44) فَمَا اسْتَطَاعُوا مِنْ قِيَامٍ وَمَا كَانُوا مُنْتَصِرِينَ (45) وَقَوْمَ نُوحٍ مِنْ قَبْلُ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ (46)
Dan pada (kisah) kaum Tsamud ketika dikatakan kepada mereka: "Bersenang-senanglah kalian sampai suatu waktu". (51: 43)
Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir dan mereka melihatnya. (51: 44)
Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan, (51: 45)
dan (Kami membinasakan) kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. (51: 46)
Nabi Saleh as adalah nabinya kaum Tsamud. Mereka meminta mukjizat aneh kepada Nabi Saleh untuk membuktikan kebenarannya. Permintaan tersebut adalah mengeluarkan unta dari batu ! Nabi Saleh as kepada mereka berkata, jika permintaan ini dipenuhi kemudian kalian tidak beriman, maka kalian akan binasa. Tapi mereka tidak menyangka mukjizat seperti ini bisa terjadi, dengan demikian mereka bersikeras atas permintaannya tersebut.
Berkat kekuasaan Tuhan, seekor unta yang besar keluar dari batu, tapi kaum Tsamud malah menolak kebenaran Nabi Saleh dan memilih untuk membunuh unta tersebut. Setelah unta dibunuh, mereka diberi waktu tiga hari untuk bertobat, tapi mereka menolaknya. Dengan demikian kaum ini dibinasakan oleh azab Tuhan dengan petir dari langit. Petir ini sangat keras sehingga mereka tidak mampu bangkit dari tanah dan meminta pertolongan.
Selain itu, meski ada upaya bertahun-tahun Nabi Nuh as untuk memberi petunjuk kaumnya, tapi hanya sedikit dari mereka yang beriman dan lainnya tetap memilik kafir, sehingga mereka dibinasakan oleh azab Tuhan melalui banjir bandang dan badai keras.
Dari empat ayat tadi terdapat tiga poin penting yang dapat dipetik:
1. Sunnah Ilahi adalah memberi kesempatan dan waktu kepada pendosa, tapi jika mereka tidak bertobat, maka akan diazab di dunia dan akhirat.
2. Kaum dan generasi yang tidak mengambil pelajaran dari nasib kaum terdahulu dan tidak memperbaiki jalannya, maka mereka juga akan menjadi pelajaran bagi generasi selanjutnya.
3. Seluruh fenomena alam termasuk air, angin dan petir merupakan sarana kemurkaan Tuhan dan penyebab kehancuran pendosa.
Surat Adh-Dhariyat 24-37
Surat Adh-Dhariyat 24-37
إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ (25) فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ (26) فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ (27) فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ (28) فَأَقْبَلَتِ امْرَأَتُهُ فِي صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوزٌ عَقِيمٌ (29) قَالُوا كَذَلِكَ قَالَ رَبُّكِ إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ (30)
Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (51: 24)
(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal". (51: 25)
Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. (51: 26)
Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan". (51: 27)
(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). (51: 28)
Kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul". (51: 29)
Mereka berkata: "Demikianlah Tuhanmu memfirmankan" Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (51: 30)
Ayat ini mengisahkan turunnya malaikat kepada Nabi Ibrahim as dalam bentuk manusia dan tidak dikenal. Mereka memiliki misi untuk memberi dua kabar penting kepada Ibrahim: Salah satunya kabar gembira bahwa Ibrahim akan memiliki anak di usia senja dan kedua, turunnya azab kepada kaum berdosa Luth.
Ayat ini pertama-tama menyebutkan cara malaikat mendatangi Ibrahim as dan menyatakan, meski Ibrahim tidak mengenal mereka, tapi sebagai tuan rumah, ia menerimanya sebagai tamu dan menghormatinya. Ibrahim menyiapkan jamuan bagi tamu tak dikenalnya tersebut dan menyembelih hewan serta memanggang dagingnya.
Tapi ketika ia menyaksikan tamunya tidak memakan makanan yang disajikan, Ibrahim menjadi khawatir mungkin orang tak dikenal ini mencoba menyakitinya. Karena di zaman itu, sudah menjadi tradisi bahwa jika seseorang memakan makanan yang disajikan pihak lain, maka itu artinya ia tidak berniat buruk kepada pihak lain. Oleh karena itu, Ibrahim bertanya kepada tamunya mengapa mereka tidak memakan makanan yang ia sajikan. Saat itu, tamunya tersebut mengenalkan diri bahwa mereka adalah malaikat utusan Tuhan yang seperti malaikat lainnya tidak makan.
Lantas apa hikmahnya ketika malaikat tersebut sejak awal tidak mengenalkan dirinya kepada Ibrahim, sehingga nabi ini sibuk mempersiapkan jamuan bagi mereka ? Mungkin ini juga sebuah ujian untuk mengukur keramahan dan kemurahan hati Ibrahim.
Pada saat yang sama, upaya Ibrahim tersebut bukannya tidak mendapat balasan, dan mereka memberi kabar gembira kepadanya bahwa Tuhan dalam waktu dekat akan memberinya seorang anak yang menjadi orang bijak dan paling pandai di zamannya. Saat itu, Ibrahim dan istrinya sudah berusia tua. Oleh karena itu, ketika kabar ini terdengar oleh Sarah, istri Ibrahim, ia menunjukkan respon keras dan mengatakan bahwa dirinya sudah tua dan tidak mungkin mengandung, lantas bagaimana ia bisa melahirkan anak ? Seakan-akan ia lalai akan hikmah dan kehendak Tuhan atas dunia.
Dari tujuh ayat tadi terdapat lima poin penting yang dapat dipetik:
1. Menghormati tamu adalah sunnah para nabi, meski tamu tersebut tidak dikenal, atau tidak ada hubungan persahabatan dan famili dengan tuan rumah.
2. Mengucapkan salam adalah sebuah etika surgawi dan para malaikat juga memulai ucapannya dengan salam.
3. Kita harus bermurah hati dalam menjamu tamu, jangan hanya merasa cukup dengan satu hal atau jamuan yang sedikit.
4. Para nabi dari golongan manusia, dan terkadang secara alami seperti manusia lainnya merasa takut dan khawatir.
5. Kekuasaan Tuhan tidak terbatas dan di atas seluruh unsur alam. Seperti dari seorang lelaki tua yang mandul dan seorang wanita tua yang melahirkan seorang anak yang bijaksana. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh putus asa dari rahmat dan belas kasihan ilahi.
قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا الْمُرْسَلُونَ (31) قَالُوا إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمٍ مُجْرِمِينَ (32) لِنُرْسِلَ عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ طِينٍ (33) مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُسْرِفِينَ (34) فَأَخْرَجْنَا مَنْ كَانَ فِيهَا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (35) فَمَا وَجَدْنَا فِيهَا غَيْرَ بَيْتٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ (36) وَتَرَكْنَا فِيهَا آَيَةً لِلَّذِينَ يَخَافُونَ الْعَذَابَ الْأَلِيمَ (37)
Ibrahim bertanya: "Apakah urusanmu hai para utusan?" (51: 31)
Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), (51: 32)
agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah, (51: 33)
yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas". (51: 34)
Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. (51: 35)
Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang yang berserah diri. (51: 36)
Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. (51: 37)
Malaikat setelah memberi kabar gembira kepada Ibrahim mengatakan bahwa misi utama mereka adalah menghancurkan kaum Luth. Kaum yang melakukan perbuatan maksiat dan perbuatan mereka sangat buruk. Mereka juga mengabaikan peringatan Nabi Luth as.
Nabi Luth as dikirim oleh Nabi Ibrahim as untuk memberi petunjuk kaum berdosa dan rusak tersebut. Oleh karena itu, pertama-tama malaikat mendatangi Nabi Ibrahim dan untuk memberi tahu dirinya akan azab ilahi yang akan diturunkan kepada kaum teresbut dan memberi jaminan bagi Nabi Luth beserta orang-orang mukmin akan selamat dari azab itu.
Dari tujuh ayat tadi terdapat empat poin berharga yang dapat dipetik:
1. Hukuman bagi penjahat dan pendosa tidak hanya di Hari Kiamat. Sejumlah orang dan kaum juga mendapat azab di dunia dan mereka musnah.
2. Meski sebuah masyarakat yang rusak menjadi peluang bagi terjadinya kerusakan lebih besar, namun demikian manusia dapat hidup tanpa terkontaminasi dengan kerusakan. Dengan demikian tidak boleh seseorang berargumentasi dengan lingkungan yang rusak untuk menjustifikasi dosanya.
3. Di sistem keadilan Tuhan, jika mayoritas masyarakat adalah pendosa dan rusak, maka manusia yang tidak berdosa tidak akan masuk dalam azab ilahi dan akhirnya mereka akan selamat.
4. Peninggalan bersejarah dari kaum kafir dan pendosa adalah pelajaran bagi generasi selanjutnya supaya mereka berhati-hati untuk tidak melanggar perintah Tuhan.
Jalan Menuju Cahaya 957
Surat Adh-Dhariyat 15-23
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (15) آَخِذِينَ مَا آَتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (16) كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18) وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ (19)
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air, (51: 15)
sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. (51: 16)
Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. (51: 17)
Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (51: 18)
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. (51: 19)
Salah satu metode pendidikan al-Quran adalah memberi perbandingan antara manusia baik dan buruk. Di pembahasan sebelumnya telah disinggung orang-orang yang mengingkari Hari Kiamat dan mereka yang melakukan perbuatan buruk. Ayat ini menjelaskan karakteristik orang baik dan mengatakan, "Orang-orang ini di Hari Kiamat menerima rahmat khusus Tuhan, karena di dunia mereka adalah orang baik dan berbuat baik kepada orang lain.
Mungkin dikatakan bahwa sebagian orang yang mengingkari Ma'ad (Hari Kebangkitan) akan membantu orang lain karena pertemanan, tapi orang orang mukmin selain berbuat baik kepada hamba Tuhan, juga memiliki hubungan dengan Allah Swt, gemar melakukan shalat, munajat dan istighfar (meminta ampun). Di siang hari mereka memikirkan orang lain dan merasakan kesedihan mereka, serta di malam hari memikirkan dirinya dengan Tuhan serta memperkuat hubungan spriitualnya dengan Tuhan.
Dari lima ayat tadi terdapat lima poin penting yang dapat dipetik:
1. Mengabaikan kesenangan duniawi yang tercemar dosa mengarah pada kesenangan abadi di akhirat.
2. Hubungan dengan Tuhan, doa dan munajat kepada-Nya dari satu sisi, dan berbuat baik kepada sesama manusia yang membutuhkan dari sisi lain, adalah dua sayap untuk terbang ke maqam malakuti dan mencapai kebahagiaan abadi. Tanpa keduanya, manusia tidak akan sampai ke tujuan.
3. Mengkhususkan malam hari untuk shalat dan munajat kepada Tuhan serta mengurangi tiduk malam adalah karakteristik orang-orang bertakwa.
4. Waktu terbaik untuk beristighfar dan memohon ampun dari dosa kepada Tuhan adalah di waktu sahar.
5. Apa yang diberikan kepada orang yang membutuhkan sejatinya hak mereka, karena Tuhan menetapkan hak bagi orang miskin di setiap harta manusia. Oleh karena itu, dilarang untuk mengungkit-ungkit pemberian tersebut.
وَفِي الْأَرْضِ آَيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ (20) وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُونَ (21) وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ (22) فَوَرَبِّ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ لَحَقٌّ مِثْلَ مَا أَنَّكُمْ تَنْطِقُونَ (23)
Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. (51: 20)
dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (51: 21)
Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. (51: 22)
Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan. (51: 23)
Ayat sebelumnya berbicara mengenai Hari Kiamat. Ayat kali ini berbicara tentang memahami mabda dan mengatakan, mengapa manusia tidak membuka matanya dan memandang keagungan penciptaannya dan dunia di sekitarnya ? Ucapan para pemimpin agama menekankan poin ini bahwa "Siapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya".
Saat ini ada puluhan jurusan di universitas di bidang ilmu kedokteran dan psikologi yang mempelajari berbagai dimensi manusia, badan serta mentalnya untuk mencapai pemahaman lebih sempurna mengenai manusia. Namun demikian, meski ada upaya besar manusia di bidang ini, dapat dikatakan bahwa masih banyak dimensi manusia yang belum dipahami, dan sampai kini dapat disebut manusia adalah makhluk misterius.
Tahapan pertumbuhan manusia dari bentuk janin hingga pertumbuhannya dalam bentuk manusia dewasa dan sempurna, serta kemampuan dan potensi unik yang terpendam di dalamnya, termasuk keajaiban penciptaan dan menunjukkan bahwa Tuhan Maha Mengatahui akan segala kebutuhan manusia.
Setiap anggota badan seperti mata, telinga, gigi atau anggota dalam tubuh seperti sirkulasi darah, pencernaan, pernafasan atau sistem kekebalan tubuh membutuhkan tenaga profesional untuk memperlajari anggota badan tersebut, serta memahami lebih baik struktur dan kinerjanya.
Di sisi lain, bumi yang kita tempati, jaraknya dengan matahari dan planet lain, beragam gerakannya termasuk rotasi bumi dan revolusi bumi (perputaran bumi mengelilingi matahari), gunung yang menjulang tinggi dan lembah yang dalam, samudra sebagai sumber air di bumi, seluruhnya adalah tanda-tanda ilmu dan pengaturan Tuhan.
Sejatinya bumi tak ubahnya seperti seorang ibu yang penyayang, yang memenuhi kebutuhan alami manusia dan ribuan jenis hewan yang hidup di planet ini. Tanahnya yang lembut membuat tumbuhan dan pohon hidup serta menghasilkan buah-buahan. Selain itu, gunung yang kokoh menyimpan beragam tambang dan material yang dibutuhkan manusia.
Jelas bahwa jika seseorang memikirkan dengan teliti penciptaan manusia dan dunia, maka ia akan memahami keberadaan pencipta yang bijaksana dan maha mengetahui, di mana penciptaan Tuhan tersebut didasari hikmah dan kebijaksanaan serta memiliki tujuan tinggi dari penciptaan manusia di dunia ini. Tujuan yang pastinya tidak akan berakhir dengan kematian manusia, tapi tujuan ini mencakup kehidupan setelah kematian manusia.
Dari empat ayat tadi terdapat empat poin penting yang dapat dipetik:
1. Salah satu metode al-Quran untuk mengenal pencipta adalah memperhatikan tanda-tanda Tuhan di muka bumi, di mana akan membuat manusia yakin akan keberadaan Tuhan yang Maha Mengetahui dan Kuasa. Wajar dengan kemajuan ilmu dan teknologi serta terungkapnya misteri alam, tanda-tanda ilmu dan kekuatan Tuhan di bumi semakin nyata.
2. Mengenal diri, salah satu metode terbaik mengenal Tuhan yang akan membawa manusia mengenal penciptanya.
3. Sumber rezeki dari langit. Langit dan bumi saling membantu dan mempersiapkan rezeki manusia. Sinar matahari dan awan, angin serta hujan menghidupkan tanah yang mati dan memberi makan seluruh makhluk hidup.
4. Kekuatan berbicara merupakan salah satu anugerah khusus Tuhan kepada manusia, di mana Tuhan mengambil contoh dan perumpamaan atas kebenaran ucapan dan janji-Nya dengan manusia yang dapat berbicara.
Surat Adh-Dhariyat 1-14
Surat Adh-Dhariyat 1-14
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
وَالذَّارِيَاتِ ذَرْوًا (1) فَالْحَامِلَاتِ وِقْرًا (2) فَالْجَارِيَاتِ يُسْرًا (3) فَالْمُقَسِّمَاتِ أَمْرًا (4) إِنَّمَا تُوعَدُونَ لَصَادِقٌ (5) وَإِنَّ الدِّينَ لَوَاقِعٌ (6)
Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat. (51: 1)
dan awan yang mengandung hujan, (51: 2)
dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah. (51: 3)
dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan, (51: 4)
sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar. (51: 5)
dan sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi. (51: 6)
Surat ini seperti surat-surat lain di al-Quran diawali dengan sumpah: Sumpah atas nama fenomena alam seperti awan dan angin yang menjadi faktor turunnya hujan serta tumbuhnya tanaman dan pohon serta kehidupan manusia di berbagai penjuru bumi.
Sumpah demi kapal yang berlayar di atas air dan memindahkan penumpang serta barang dari satu titik ke titik lain dengan hembusan angin. Dan sumpah atas nama para malaikat yang bertugas membagikan rezeki manusia di seluruh dunia.
Tak diragukan lagi bahwa kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan tergantung pada turunnya hujan dan angin dalam memindahkan awan, menyeimbangkan udara dan pembuahan tumbuhan. Kapal juga memainkan peran di kehidupan manusia. Sejatinya laut adalah jalur terluas dan paling murah untuk memindahkan barang dan muatan berat.
Sejatinya sumpah al-Quran ini mengindikasikan pengaturan dan kekuatan Tuhan dalam mengelola urusan kehidupan manusia sehingga orang-orang yang mengingkari ma'ad (Hari Kebangkitan) memahami bahwa Tuhan tidak membiarkan dunia setelah menciptakannya dan memberikan tujuan bagi penciptaan ini, sebuah tujuan yang terealisasi di dunia setelah kematian, dan telah dijanjikan kepada manusia melalui para nabi di sepanjang sejarah.
Dari enam ayat ini terdapat tiga poin berharga yang dapat dipetik:
1. Sumpah dengan mengatasnamakan fenomena alam seperti awan, angin dan hujan mendorong manusia untuk menguak hukum alam dan kebijaksanaan yang mengaturnya. Mengidentifikasi fenomena-fenomena ini dan hukum-hukum yang mengaturnya adalah awal dari teologi dan mengenal Tuhan.
2. Tuhan mengelola dunia ini melalui hukum sebab akibat materi dan non-materi.
3. Sangat mengherankan jika kita yakin atas janji ini dan itu, tapi tidak yakin atas janji pasti dan benar Tuhan.
وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْحُبُكِ (7) إِنَّكُمْ لَفِي قَوْلٍ مُخْتَلِفٍ (8) يُؤْفَكُ عَنْهُ مَنْ أُفِكَ (9)
Demi langit yang mempunyai jalan-jalan, (51: 7)
sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda pendapat, (51: 8)
dipalingkan daripadanya (Rasul dan Al-Quran) orang yang dipalingkan. (51: 9)
Melanjutkan sumpah di ayat sebelumnya, ayat ini bersumpah atas nama keagungan langit. Langit yang memiliki miliaran galaksi dan bintang di kegelapan malam, yang bersinar di langit seperti lampu yang indah.
Namun pengingkar mabda dan ma'ad, tanpa mengindahkan pengaturan dan pengelolaan Tuhan di langit dan bumi, meragukan penurunan wahyu kepada para nabi untuk memberi hidayah dan petunjuk umat manusia ke arah kesempurnaan, dan dengan berbagai alasan mempertanyakan nabi beserta ajarannya. Mereka juga tidak memiliki argumentasi kuat untuk membuktikan pengingkarannya. Oleh karena itu, sikapnya tidak konsisten dan ucapannya kontradiksi. Sebaliknya, jalan kebenaran adalah satu dan memiliki logika yang jelas dan standar yang stabil.
Wajar jika siapa saja yang mengetahui kebenaran dan menginjak-injaknya akan tersesat dan ia akan semakin tersesat serta menyimpang.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin penting yang dapat dipetik:
1. Ucapan pengingar ma'ad tidak didasari argumentasi dan logika, oleh karena itu ucapan mereka tercerai-berai dan terkadang kontradiksi.
2. Jalan lurus satu, tapi kesesatan dan jalan menyimpang sangat banyak.
3. Setiap penyimpangan, kesalahan dan dosa adalah penyebab kesesatan, dosa lain serta mempersulit jalan untuk kembali kepada kebenaran.
قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ (10) الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ (11) يَسْأَلُونَ أَيَّانَ يَوْمُ الدِّينِ (12) يَوْمَ هُمْ عَلَى النَّارِ يُفْتَنُونَ (13) ذُوقُوا فِتْنَتَكُمْ هَذَا الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ (14)
Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, (51: 10)
(yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai, (51: 11)
mereka bertanya: "Bilakah hari pembalasan itu?" (51: 12)
(Hari pembalasan itu) ialah pada hari ketika mereka diazab di atas api neraka. (51: 13)
(Dikatakan kepada mereka): "Rasakanlah azabmu itu. Inilah azab yang dulu kamu minta untuk disegerakan". (51: 14)
Melanjutkan ayat sebelumnya, ayat-ayat ini membahas perkataan orang-orang yang mengingkari Hari Kebangkitan berdasarkan spekulasi dan kebohongan yang tidak berdasar yang pemiliknya tenggelam dalam kebodohan dan kelalaian dan mengira bahwa mereka adalah orang-orang yang berakal.
Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan orang yang mengingkari ma'ad kepada para nabi dan orang beriman adalah kapan Hari Kiamat akan terjadi ? Mereka mengira karena orang beriman tidak mengetahui kapan terjadinya Hari Kiamat, maka Kiamat pasti tidak akan terjadi. Padahal ketidaktahuan akan kapan terjadinya gempa bumi, bukan alasan bahwa gempa bumi tidak terjadi.
Mereka selama tidak merasakan api neraka dengan badannya, maka mereka tidak akan mempercayainya, dan tidak mengakhiri pelecehan terhadap orang mukmin dengan pertanyaan yang tak pada tempatnya ini.
Dari lima ayat tadi terdapat dua poin penting yang dapat dipetik:
1. Perkataan yang tidak tepat dan jauh dari logika serta berdasarkan persangkaan membuat manusia jauh dari rahmat Tuhan.
2. Jika kita tidak mengetahui beberapa peristiwa Hari Kiamat, kita tidak dapat menggunakannya sebagai alasan untuk meragukan prinsip Hari Kiamat (kebangkitan). Sama seperti sebagian kelompok dengan alasan ini mengingkari prinsip ma'ad.
Rudal Anti-Kapal Ra'ad; Demonstrasi Kemampuan Ofensif AL Iran
Kekuatan rudal Iran sekarang menjadi salah satu pencapaian luar biasa Republik Islam di bidang teknologi militer dan kekuatan pertahanan, yang titik awalnya dapat dianggap sebagai periode perang 8 tahun.
Hari ini, mengandalkan kemampuan domestik, rudal baru dan modern diluncurkan, termasuk berbagai rudal jelajah anti-kapal yang mengungkapkan kekuatan pertahanan Iran.
Rudal jelajah anti-kapal adalah salah satu senjata paling efektif di medan perang angkatan laut, yang mampu memberikan pukulan berat terhadap kapal.
Rudal anti-kapal Raad
Selama 8 tahun perang yang dipaksakan, banyak pengalaman operasional diperoleh dalam pertempuran laut. Untuk itu, pengadaan berbagai jenis rudal jelajah anti kapal yang dapat diluncurkan dari pantai, kapal, dan udara menjadi salah satu prioritas angkatan bersenjata.
Mengamati kinerja rudal anti-kapal seperti rudal Harpoon yang digunakan Angkatan Laut Iran dan rudal Exocet Prancis yang digunakan untuk Irak, serta menggunakan rudal Silkworm oleh kedua belah pihak, mendorong Kementerian Pertahanan Iran untuk melakukan investasi yang signifikan dalam desain, konstruksi, dan produksi rudal anti-kapal jarak jauh yang mampu menembak dari tiga kategori utama peluncur, yaitu kapal, pesawat terbang, dan platform darat.
Rudal jelajah anti-kapal Ra'ad adalah salah satu rudal pertama yang dibangun oleh Kementerian Pertahanan berdasarkan rekayasa balik dari rudal Silkworm Cina pada awal 2000-an.
Fitur
Pada tahun 2004, Organisasi Industri Pertahanan merancang dan memproduksi secara massal model baru rudal jelajah anti-kapal berdasarkan rudal Silkworm Cina dengan jangkauan dan kecepatan yang lebih besar, yang disebut rudal Ra'ad. Rudal Silkworm Cina sebenarnya adalah rekayasa balik dari rudal anti-kapal SS-N-2 Styx buatan Soviet.
Ra'ad adalah salah satu rudal jelajah anti-kapal terbesar, jarak jauh, dan paling merusak yang dibuat oleh Organisasi Industri Pertahanan.
Rudal Ra'ad dengan jarak 360 kilometer telah lama menjadi rudal anti-kapal jarak jauh yang diproduksi di Iran. Ini adalah rudal jelajah Iran yang paling mirip dengan pesawat terbang. Ini adalah salah satu rudal anti-kapal paling berbahaya karena hulu ledaknya, yang mau tidak mau menghancurkan kapal musuh.
Ada dua versi rudal anti-kapal Ra'ad yang beroperasi di Iran. Versi pertama, yang disebut Saeqeh, sebenarnya adalah HY-2 Cina, yang memiliki mesin roket berbahan bakar padat dengan jangkauan 130 km, dan versi lainnya adalah rudal anti-kapal Ra'ad yang dilengkapi dengan mesin jet.
Padahal, versi Iran berbeda dengan versi Cina yang memiliki mesin turbojet sebagai penggeraknya. Menggunakan mesin turbojet Tolou sebagai ganti mesin roket berbahan bakar cair di Silkworm telah menyebabkan Ra'ad mencapai jangkauan yang lebih jauh.
Rudal anti-kapal Ra'ad ditenagai oleh mesin turbojet dengan asupan udara yang diperlukan dari kedua sisi mesin, oleh pendorong roket dengan bahan bakar padat, yang meningkatkan kecepatan rudal menjadi Mach 0,6 - 0,8. Jangkauan operasional rudal jelajah Ra'ad diperkirakan 360 km.
Mirip dengan rekan-rekan asingnya, hulu ledak Ra'ad beberapa ratus kilogram. Ini adalah rudal besar yang panjangnya lebih dari 7 meter; namun, lebih mudah untuk dideteksi dan ditargetkan oleh sistem anti-rudal kapal musuh, Ra'ad adalah salah satu rudal anti-kapal yang paling efektif melawan target angkatan laut besar yang diam dan bergerak.
Jarak jauh Ra'ad memungkinkan untuk menempatkan peluncurnya jauh di dalam perbatasan, sehingga mengurangi kemungkinan terdeteksi oleh musuh, memiliki lebih banyak ruang untuk dipindahkan setelah operasi, dan beberapa penembakan yang lebih aman (untuk peluncur yang berisi banyak rudal) dari satu daerah.
Rudal tersebut memiliki kekuatan destruktif yang tinggi, kemampuan peperangan elektronik, ketinggian penerbangan rendah, dan peningkatan akurasi dalam navigasi serta mendeteksi dan menghancurkan target; inilah faktor-faktor yang dapat meningkatkan kekuatan angkatan laut Iran, khususnya di bidang pertahanan.
Image Caption
Ini dapat mencakup sebagian besar Teluk Persia, Laut Oman, dan Samudra Hindia bagian utara menggunakan panduan radarnya. Tentu saja, dengan produksi dan pengoperasian rudal jelajah anti-kapal baru, seperti rudal Noor, Ra'ad bukan lagi rudal anti-kapal tercanggih di Iran.
Spesifikasi:
Jenis: Rudal jelajah anti-kapal
Kecepatan: antara 0,8 hingga Mach 1
Panjang: 7.8 meter
Berat: 2998 kg
Rentang: Sekitar 360 km
Ketinggian penerbangan: 30 hingga 50 meter
Jenis sistem radar: Radar pulsa tunggal (aktif)
Berat hulu ledak: 512 kg
Engine: Mesin berbahan bakar cair dengan booster bahan bakar padat
Kasih Ibu; Memperingati Kelahiran Sayidah Fatimah Az-Zahra
20 Jumadi al-Tsani, rumah Rasulullah Saw dan Khadijah as tengah menunggu kelahiran putri tercinta mereka yang nantinya diberi nama Fatimah Zahra, penghulu wanita surga.
Di hari kelahiran Sayidah Fatimah yang juga ditetapkan sebagai Hari Ibu di Republik Islam Iran, kami dikesempatan kali ini selain membahas wanita suci ini, juga akan menjelaskan peran ibu dan metode pendidikan ibu paling sukses ini.
Sebelum Sayidah Fatimah lahir, Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah Saw dan berkata, Wahai Muhammad ! Allah Swt mengirim salam kepadamu dan memerintahkanmu untuk menjahui Khadijah selama 40 hari !
Kemudian Rasulullah melaksanakan perintah tersebut dan menghabiskan siang dengan berpuasa dan malam dengan ibadah. Setelah 40 hari, Jibril turun dan berkata, Allah Swt mengirim salam kepadamu dan berfirman, bersiaplah menerima hadiah dan kehormatan-Ku ! Ketika itu, Malaikat Mikail membawa buah surgawi. Rasulullah kemudian memakannya dan meminum air serta berhubungan dengan Khadijah malam itu, dan Fatimah lahir dari proses tersebut.
Ketika Khadijah menikah dengan Rasulullah Saw, perempuan Quraisy meninggalkannya dan menolak mendatanginya atau berinteraksi dengannya. Bahkan mereka tidak mengucapkan salam kepadanya dan mencegah yang lainnya berkomunikasi dengannya serta bertanya mengenai kondisinya.
Saat Khadijah mengandung Sayidah Fatimah, hanya janin tersebut yang berkomunikasi dengan ibunya dan menghiburnya. Khadijah menyembunyikan rahasia ini, bahkan ia tidak memberi tahu suaminya. Suatu hari ketika Rasulullah tiba di rumah dan mendengar dialog ibu dan anak tersebut. Rasul kemudian bertanya, Wahai Khadijah ! Kamu sedang berbicara dengan siapa ? Khadijah menjawab, janin ini berbicara denganku dan teman ketika aku kesepian.
Rasul kemudian berkata, Wahai Khadijah ! Jibril memberi kabar gembira kepada bahwa janin ini anak perempuan dan ia akan memiliki keturunan yang suci dan diberkahi, serta Allah Swt akan melanjutkan keturunanku melaluinya dan darinya para Imam Maksum terlahir dan setelah terputusnya kenabian serta wahyu, mereka akan melanjutkan risalahku.
Khadijah saat itu hanya ditemani oleh anak yang berada di kandungannya dan ini yang menghiburnya hingga saat kelahiran. Ketika akan melahirkan ia meminta bantuan perempuan Quraisy, tapi mereka menolaknya. Kemudian Allah Swt mengirim empat wanita surgawi untuk membantu wanita beriman ini. Sarah istri Nabi Ibrahim as, Asiyah istri Firaun, Maryam putri Imran dan Kultsum putri Musa bin Imran mendatangi Khadijah atas perintah Allah Swt dan membantu proses kelahiran Sayidah Fatimah as. Dengan demikian, Fatimah lahir dalam kondisi suci, dan namanya adalah nama terindah karena dipilih langsung oleh Allah Swt.
Kehidupan Ahlul Bait as merupakan petunjuk yang jelas bagi mereka yang ingin meraih kehidupan terbaik di dunia dan akhirat. Di ziarah Jamiah Kabirah yang di dalamnya kita mengirim salam kepada seluruh Imam Maksum as, ada jumlah yang menyebutkan bahwa kebahagiaan dan kesengsaraan seorang hamba tergantung pada ketaatan dan ketidaktaatan kepada imam maksum. Jumlah tersebut berbunyi مَن أتاکُم نَجی وَ مَن لَمْ یَاْتِکُمْ هَلَک (Barang siapa yang datang kepadamu akan selamat dan mereka yang tidak datang akan celaka). Di ziarah Asyura juga disebutkan bahwa kita memohon kepada Allah supaya kehidupan dan kematian kita sesuai dengan pola hidup Ahlul Bait as, «اللهُمَّ اجْعَلْ مَحْیایَ مَحْیا مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد، وَمَماتی مَماتَ مُحَمَّد وَآل مُحَمَّد.
Di antara Imam Maksum as, kehidupan penuh berkah Sayida Fatima Zahra bak mentari bagi wanita muslim dan mengenal kehidupan wanita suci ini sangat bermanfaat bagi kita semua. Di masyarakat modern saat ini, ketika sistem kapitalis Barat melalui serangan budayanya berusaha menyajikan teladan rusak dan tak manusiawi kepada perempuan dan gadis muslim, mengkaji berbagai dimensi kehidupan Sayidah Fatimah akan mampu menjadi teladan praktis yang tepat bagi umat Muslim.
Tak diragukan lagi kehidupan individu dan sosial Sayidah Zahra menjadi pelajaran penting bagi semua orang. Selain itu, peran beliau di keluarga sebagai istri dan seorang ibu sangat berpengaruh. Mengingat hari kelahiran Sayidah Fatimah ditetapkan sebagai Hari Ibu di Republik Islam Iran, kini kami akan mengkaji peran Sayidah Fatimah sebagai seorang ibu serta berbagai dimensi kasih sayang seorang ibu yang dimilikinya.
Mengingat peran ibu adalah rububiyah dan Tuhan juga Rabb, maka peran ibu adalah pancaran peran Tuhan. Hati penuh kasih dan lembut ibu merupakan manifestasi rahmat dan kasih sayang Tuhan; Seakan-akan Tuhan meletakkan setetes dari lautan kasih sayang dan kecintaan di hati ibu.
Al-Quran di Surat al-Baqarah ayat 223 menyebut perempuan sebagai ladang kemanusiaan dan berkata, نِسَاؤُکُمْ حَرْثٌ لَکُمْ فَأْتُوا حَرْثَکُمْ أَنَّى شِئْتُمْ (Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu...). Oleh karena itu, rahim ibu adalah tempat mendidik generasi dan anak di perut ibu, janin menerima inti dari sifat dan karakteristik ibu, ayah dan kakek. Seperti air, tanah, cahaya, panas dan penyakit berdampak langsung pada benih tanaman, begitu juga sifat dan karakteristik ibu, ayah dan kakek juga berpengaruh pada janin (bayi).
Ibu adalah posisi sangat penting, karena ia yang membentuk manusia dan ia juga bertanggung jawab atas peran pendidik manusia yang suci dan benar serta tokoh-tokoh besar dan bijak. Warisan, pendidikan dan lingkungan adalah tiga pilar utama dalam membentuk kepribadian manusia, dan harus diketahui di bidang pendidikan bahwa anak memiliki besar terhadap ibu dan ayahnya, khususnya ibu dalam hal ini memainkan peran lebih besar. Karena para ibu pada umumnya lebih dekat dengan anak-anak karena keberadaannya yang lebih banyak di rumah.
Sayidah Zahra menjadi teladan dalam mendidik anak dan ia melaksanankan tanggung jawabnya sebagai ibu dengan baik. Ia menyerahkan anak-anaknya seperti Imam Hasan, Imam Husein, Zainab Kubra dan Umu Kultsum ke masyarakat di mana setiap anak-anaknya tersebut merupakan teladan dan contoh dari manusia-manusia yang pandai, sadar, berani, mukmin, pejuang dan memiliki nilai-nilai tertinggi kemanusiaan.
Sayidah Zahra menekankan hal ini bahwa anak-anak sedari kecil dikenalkan dengan kewajiban dan mengajari mereka untuk berhubungan dengan Tuhan serta menabur benih-benih kecintaan dan hubungan dengan sang pencipta, sehingga anak-anak tersebut tidak akan merasa terbebani ketika melakukan kewajiban, tapi mereka akan mengerjakannya dengan penuh minat dan kesenangan.
Dengan demikian, putri Rasulullah Saw ini bahkan membiasakan anak-anaknya untuk shalat malam. Yang pasti beliau memahami dengan benar metode pendidikan dan tidak memaksa anak-anaknya serta mengajak mereka melakukannya sesuai dengan kemampuannya. Misalnya Sayidah Fatimah di malam ke-23 bulan suci Ramadhan mengajak anak-anaknya untuk tidak tidur di malam penuh berkah tersebut dan di siang harinya ia meminta anak-anaknya untuk tidur cukup sehingga mereka istirahat dengan cukup, memberinya makan lebih sedikit sehingga badan dan mental akan lebih siap untuk begadang di malam penuh berkah tersebut.
Sayidah Zahra di berbagai dimensi pendidikan merupakan teladan sempurna seorang ibu. Beliau menembus jauh ke dalam jiwa anak-anaknya dan memperkuat landasan moral, pendidikan, dan kemanusiaan mereka.
Sayidah Zahra dalam mendidik anak-anaknya bertindak dengan baik sehingga anak-anaknya selain meraih kesempurnaan dan mencarinya, juga penuh kasih sayang kepada yang lain dan tetap mempertahankan etika saling menghormati di keluarga. Dengan demikian, Imam Husein as sangat menghormati kakaknya. Imam Husein juga tidak akan berbicara ketika ada kakaknya, Imam Hasan as, dan sangat mencintai adiknya, Zainab Kubra. Selain itu, kecintaan Sayidah Zainab kepada kakaknya, Imam Husein as juga sangat besar.
Di antara metode lain pendidikan Sayidah Fatimah adalah sifat pemurahnya. Di depan mata anak-anaknya, ia membantu orang lain, sedangkan dirinya menahan lapar, tapi rela memberi makan yang tengah kelaparan. Sayidah rela menghadiahkan kalungnya kepada orang miskin dan dari uang tersebut, ia membeli kain dan membuat pakaian yang layak bagi mereka. Bahkan Sayidah Fatimah dalam doanya mendahulukan orang lain dari dirinya sendiri, seperti yang dinukil Imam Hasan as, ketika berkata, "Suatu malam aku melihat ibuku yang beribadah hingga subuh, dan senantiasa mendoakan orang muknin dan orang lain, tapi tidak untuk dirinya sendiri. Saat aku bertanya mengenai alasannya, ibuku berkata, pertama para tetangga, baru kemudian diri kita sendiri."
Metode pendidikan wanita besar Islam ini membuat anak-anaknya menjadi orang sukses, berpengaruh, kuat menghadapi kesulitan, bertauhid, pejuang dan memiliki kerja sama tinggi dengan masyarakatnya. Apa yang ditampilkan oleh Sayidah Fatimah, wanita dunia dan penghulu perempuan alam semesta, di kehidupannya menunjukkan keutamaan dan maqam tinggi beliau. Sekali lagi kami ucapkan selamat atas kelahiran putri tercinta Rasulullah Saw dan Sayidah Khadijah as.
Israel Lanjutkan Pembangunan Distrik Zionis di Tepi Barat
Kepala Kantor Pertahanan Palestina mengatakan bahwa Israel menghancurkan rumah-rumah Palestina di kota-kota Tepi Barat dan menduduki Al-Quds untuk membangun distrik ilegal Zionis baru.
Televisi Al Alam hari Sabtu (22/1/2022) melaporkan, Maher Amer, Kepala Kantor Pertahanan Palestina mengatakan, "Tujuan dari pemukiman yang dibangun oleh rezim Zionis di Tepi Barat untuk memisahkan kota-kota di wilayah ini,".
Sohail al-Salman, anggota Komite Perlawanan terhadap Permukiman Zionis menegaskan, “Sayangnya, banyak negara bukan hanya mengambil langkah-langkah untuk menormalkan hubungan dengan rezim pendudukan, bahkan mereka juga menjalin kemitraan dengan rezim Zionis melawan rakyat Palestina,”.
Israel memandang pembangunan permukiman Zionis di Al Quds dan Tepi Barat sebagai strateginya untuk mencegah berdirinya negara merdeka Palestina, yang bisa menjadi ancaman bagi rezim ini di masa depan.
Pembangunan pemukiman Zionis dan pemisahan Al Quds dari Tepi Barat adalah tujuan sebenarnya dari rezim Zionis, dan pemukiman yang saling berhubungan ini memisahkan Al Quds dari Ramallah.
Berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB No.2334, aktivitas pemukiman rezim Zionis adalah ilegal. Meski demikian, rezim zionis tetap melanjutkan hegemoninya dengan menghancurkan rumah warga Palestina dan membangun pemukiman zionis.