
کمالوندی
Hizbullah: Kami Tak akan Tunduk pada Pemerasan AS
Deputi Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah mengatakan bahwa Amerika Serikat berusaha memeras Lebanon dalam masalah penentuan perbatasan, dan menyeret masalah itu ke normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel.
Hizbullah mendesak penolakan seluruh usulan yang tidak mempertimbangkan hak penuh Lebanon terkait penentuan perbatasan laut negara ini, karena tekanan AS.
Syeikh Ali Damoush, Jumat (11/2/2022) menuturkan, "Pemerintah AS melalui mediatornya dalam perundingan penentuan batas laut, berusaha memeras Lebanon."
Ia menambahkan, "AS dengan memanfaatkan krisis ekonomi dan keuangan di Lebanon, menekan Beirut untuk menurunkan tuntutannya dalam penentuan perbatasan, sumber minyak dan gas.
Syeikh Ali Damoush menegaskan, "Kami menolak segala bentuk normalisasi dengan musuh, dan rakyat Lebanon tidak boleh menerima usulan apa pun yang tidak mempertimbangkan hak penuh Lebanon dalam penentuan perbatasan dan sumber migas, di bawah tekanan AS."
Irak Anggap Keberadaan Tahanan Daesh di Hasakah Berbahaya
Penasihat Keamanan Nasional Irak, Qasim al-Araji menekankan keberadaan teroris Daesh di kota Hasakah, Suriah, berbahaya karena tidak ada fasilitas untuk mengelola penjara di sana.
"10.000 teroris Daesh dari warga negara asing ditahan di penjara milik Pasukan Demokratik Kurdi Suriah (SDF)," ujarnya seperti dilaporkan televisi al-Mayadeen, Sabtu (12/2/2022).
Al-Araji menuturkan bahwa sekitar dua minggu lalu, milisi SDF mengumumkan kendali penuh mereka atas penjara Ghuwayran di kota Hasakah.
SDF menyatakan pada 22 Januari bahwa pasukannya sedang mencegah pelarian massal Daesh dari penjara Ghuwaryran dan mengepung sekelompok besar teroris yang mencoba melarikan diri.
Media keamanan Irak melaporkan pada 4 Februari bahwa lebih dari 350 teroris Daesh telah tewas saat melarikan diri dari penjara di kota Hasakah.
Hampir 5.000 teroris Daesh dari 54 negara dunia ditahan di penjara Ghuwayran, dan negara mereka menolak untuk melakukan pemulangan warganya. Penjara ini dikendalikan oleh milisi SDF sejak musim panas 2016.
Warga Suriah Kecam Aksi Ilegal AS di Hasakah
Penduduk Provinsi Hasakah di Suriah memprotes penghancuran fasilitas publik dan pencurian minyak di wilayah itu oleh pasukan Amerika Serikat.
Dikutip dari Iran Press, Sabtu (12/2/2022), pasukan Amerika, yang memiliki kehadiran ilegal di timur laut Suriah, terkadang menghancurkan rumah-rumah penduduk dan fasilitas publik dengan menyerang daerah pemukiman.
Selain itu, pasukan AS terus mencuri minyak di ladang minyak Rmelan, Provinsi Hasakah.
Serangan teroris Daesh di penjara Ghuwaryran di Hasakah dan intervensi pasukan AS telah membuat warga setempat tergusur. Sejumlah warga Suriah kepada Iran Press mengatakan AS bertanggung jawab atas kesulitan mereka.
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah warga berkumpul di Bundaran Presiden kota Hasakah untuk mengecam penghancuran fasilitas publik dan rumah-rumah mereka oleh pasukan AS.
Warga memprotes kehadiran ilegal pasukan AS dan mendesak mereka untuk keluar dari Suriah.
Warga Hasakah selalu mendukung integritas teritorial negara mereka dan pemerintah pusat di Damaskus.
Shalat Jumat di Kota Tehran, 11 Februari 2022
Shalat Jumat di kota Tehran pada 11 Februari 2022 berlangsung di Mushalla Besar Imam Khomeini ra. Jemaah Shalat Jumat pekan ini membludak hingga ke luar Mushalla tersebut.
Shalat Jumat diimami oleh Hujjatul Islam Mohammad Javad Haj Ali Akbari, yang juga sekaligus sebagai khatibnya.
Sebelum Khutbah Jumat dimulai, Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi menyampaikan pidato untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-43 Revolusi Islam.
Dia mengatakan, Iran masih menjunjung tinggi slogan "Tidak Timur, atau Barat" yang telah diperjuangkan sejak Kemenangan Revolusi Islam 1979.
Sayid Raisi mengucapkan selamat HUT Kemenangan Revolusi Islam ke-43, dan mengatakan, Revolusi Islam menyerukan kebebasan, moralitas, rasionalitas, keadilan, kemerdekaan, martabat nasional, persaudaraan, serta penolakan terhadap imperialisme dan penindasan.
"Revolusi Islam datang untuk menumbangkan rezim despotik yang mendukung kekuatan imperialis, dan membangun Republik Islam berdasarkan nilai agama, kemerdekaan, dan kebebasan," kata Raisi dalam pidatonya sebelum Khutbah Jumat di Mushalla Besar Imam Khomeini ra di Tehran, Jumat (11/2/2022).
Dia menyebut kemerdekaan, kebebasan, dan keadilan sebagai elemen pembentuk lain dari indentitas Revolusi Islam .
"Revolusi ini dari dalam berpijak pada tuntutan keadilan yang tidak pernah lepas dari Revolusi Islam, karena keadilan, antipenindasan dan antikorupsi dilembagakan dalam Revolusi Islam," ujarnya.
Sayid Raisi menyebut 22 Bahman sebagai sebuah harapan bagi bangsa Iran dan semua orang yang tertindas di seluruh dunia. Dia juga menyinggung upaya musuh Islam untuk menyerang Iran.
"Musuh menginginkan agar revolusi Islam dan pemerintahannya tidak didirikan, tetapi gagal, dan revolusi menyampaikan pesan kepada umat Islam dan negara-negara yang sadar di dunia bahwa hari ini, Iran Islam berada di puncak martabatnya," pungkasnya.
Tanggal 22 Bahman atau 11 Februari dikenal sebagai Yaumullah, yaitu hari kemenangan Revolusi Islam yang dipimpin oleh Imam Khomeini ra.
Pencetus Revolusi Islam, Imam Khomeini ra kembali ke Iran pada tanggal 12 Bahman 1357 HS (1 Februari 1979) setelah berada di pengasingan selama 15 tahun.
Setelah 10 hari kembalinya Imam Khomeini ra ke Iran, Revolusi Islam meraih kemenangan pada tanggal 22 Bahman 1357 HS atau 11 Februari 1979.
Kataib Hizbullah ke Turki: Tarik Pasukan Anda sebelum Terlambat !
Gerakan Kataib Hizbullah Irak memperingatkan segala bentuk penghinaan terhadap Marja Taklid Syiah Irak, dan meminta Turki segera menarik pasukan dari negara itu sebelum terlambat.
Kataib Hizbullah Irak, Sabtu (5/2/2022) mengumumkan, "Kami tegaskan bahwa syuhada, para pemimpin dan rujukan kami terutama Marja-marja Syiah di kota Najaf adalah benteng kokoh dan lentera yang menerangi jalan, dan mereka melindungi rakyat dari kejahatan para penjahat."
Kataib Hizbullah memperingatkan, siapa pun yang menghina Marja-marja Irak, berarti telah menghina rakyat negara ini dan umat Islam, dan setiap penghinaan terhadap mereka tidak bisa ditolelir hanya dengan permintaan maaf.
Terkait serangan pasukan Turki ke utara Irak, Kataib Hizbullah menjelaskan, "Ujung pisau sudah sampai ke tulang. Sudah cukup untuk mengabaikan nyawa rakyat dan kedaulatan negara kami, ketahuilah sebuah bangsa yang mampu mengalahkan kekuatan terbesar dunia, dan membuatnya tersungkur ke tanah, juga bisa membuat Anda tersungkur, maka sebelum terlambat, tarik pasukan Anda dari Irak."
Ratusan Teroris Daesh yang Lari dari Penjara Suriah Masuk ke Turki
Ratusan anggota kelompok teroris Daesh yang melarikan diri dari penjara Ghwayran di kota Al Hasakah, timur laut Suriah, dikabarkan masuk ke wilayah Turki.
Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah, SOHR yang berafiliasi ke pemberontak Suriah, Minggu (6/2/2022) seperti dikutip surat kabar Rai Al Youm mengumumkan, ratusan teroris Daesh melarikan diri setelah operasi penjara Ghwayran di Al Hasakah.
Menurut SOHR, ratusan teroris Daesh yang melarikan diri dari penjara di Al Hasakah itu berhasil memasuki Turki, sementara sebagian dari mereka masuk ke wilayah-wilayah yang diduduki milisi bersenjata dukungan Turki di Suriah, dan sebagian lain tetap berada di wilayah kekuasaan Pasukan Demokratik Suriah, SDF dukungan Amerika Serikat.
Sampai sekarang pemerintah Turki tidak menunjukkan reaksi apa pun terkait masalah ini. Daesh pada Januari 2022 lalu dengan dalih membebaskan beberapa komandan dan anggotanya, menyerang penjara Ghwayran, dan bertempur dengan pasukan SDF, yang berlangsung hingga 10 hari.
SOHR sebelumnya mengabarkan, dalam serangan ini 335 orang tewas, 246 di antaranya teroris Daesh, 79 orang anggota SDF dan tujuh lainnya warga sipil. Sekitar 3.500 teroris Daesh berada di penjara Ghwayran, Suriah.
Model Kesepakatan yang Dicari Iran di Wina
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrel, membahas perkembangan yang dicapai dalam perundingan nuklir Wina dalam pembicaraan telepon pada Sabtu (5/2/2022).
Amir-Abdollahian menekankan bahwa Tehran dengan benar-benar mencari kesepakatan, tetapi kepentingan nasional Iran juga harus dijamin. Sementara itu, Borrell menuturkan negosiasi berada pada fase yang penting, dan semua pihak harus datang ke Wina dengan agenda yang jelas untuk mencapai kesepakatan.
Menlu Iran menyatakan Republik Islam serius untuk mencapai kesepakatan, tetapi juga bertekad untuk melindungi garis merah dan kepentingan nasionalnya. Menurutnya, beberapa perkembangan positif telah terjadi dalam negosiasi, namun ini masih belum memenuhi harapan Iran.
Iran terlibat dengan lebih tegas dalam perundingan Wina putaran baru dengan agenda pencabutan sanksi. Hal ini berangkat dari pengalaman di masa lalu di mana Amerika Serikat secara sepihak meninggalkan kesepakatan nuklir JCPOA, dan pihak Eropa juga tidak mampu memenuhi kepentingan ekonomi Iran seperti tertulis dalam kesepakatan.
Perundingan Wina ditangguhkan sejak 28 Januari 2022 untuk memberikan kesempatan kepada para delegasi untuk berkonsultasi dengan pemerintahan mereka dan membuat keputusan politik demi mencapai sebuah kesepakatan.
Iran akan menerima kesepakatan untuk mencabut sanksi selama ia dapat diverifikasi dan secara pasti menjamin kepentingan ekonomi Iran, terlepas dari undang-undang domestik negara lain, terutama AS.
Sejauh ini JCPOA gagal untuk menjamin kepentingan ekonomi Iran. Pendekatan AS dan ketidakmampuan pihak Eropa untuk bertindak independen (di luar bayang-bayang AS) telah menambah ketidakpercayaan Iran terhadap beberapa pihak dalam perundingan Wina.
Oleh karena itu, Tehran akan menyetujui kesepakatan yang secara realistis dan berkelanjutan melayani kepentingan ekonomi Iran, bukan hanya (kesepakatan) di atas kertas.
JCPOA ditandatangani pada 2015 dengan tujuan menjamin kepentingan ekonomi Iran dan negara ini juga menerima beberapa pembatasan pada program nuklirnya. Dalam praktiknya, bukan hanya kepentingan itu tidak dipenuhi secara berkelanjutan, tetapi Iran juga dijatuhi sanksi di berbagai sektor setelah AS keluar dari JCPOA.
Berangkat dari ketidakpercayaan terhadap pihak Barat, tim perunding Iran mengambil langkah-langkah dan mengajukan proposal yang rasional, sambil mengeveluasi keseriusan mereka. Tim Iran ingin memastikan agar kepentingan nasional Republik Islam tidak dilanggar kembali jika kedua pihak mencapai kesepatan.
Selama prinsip penting ini belum terbukti bagi Iran, maka pihaknya tidak akan menerima kesepakatan apa pun.
Dalam hal ini, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran Ali Shamkhani menulis di akun Twitternya pada Sabtu kemarin bahwa keuntungan ekonomi yang nyata, efektif, dan dapat diverifikasi bagi Iran adalah syarat yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan.
Pihak Barat harus memberikan jaminan untuk membuka jalan bagi tercapainya kesepakatan. Jaminan itu antara lain ekspor minyak tanpa hambatan dan pengiriman uangnya ke Iran secara berkelanjutan, kerja sama tak terbatas antara bank-bank Iran dan bank-bank asing, kemudahan dan kelancaran kegiatan perdagangan luar negeri Iran terlepas dari pemerintah mana yang berkuasa di AS di masa depan, serta investasi yang berkelanjutan dan dapat diandalkan di Iran.
Dunia dalam Pandangan Imam Hadi as
Hari ini tanggal 3 Rajab bertepatan dengan peringatan Haru Syahadahnya Imam Hadi as, Imam kesepuluh Ahlul Bait as. Manusia suci ini dibunuh oleh penguasan Dinasti Abbasiah karena merasa terancam kekuasaannya atas keberadaan beliau.
Sejarah Islam menunjukkan kehadiran orang-orang besar dan mulia yang begitu berjasa bagi umat manusia. Mereka adalah para penerus risalah para Nabi dan Rasul yang mengenalkan jalan kebahagiaan sejati dan keselamatan bagi umat manusia. Ahlul Bait Rasulullah Saw menjadi pelita penerang umat dari kegelapan.
Ahlul Bait Nabi Muhammad Saw mencurahkan hidupnya untuk membimbing manusia dengan ketinggian ilmu dan keutamaan akhlaknya. Salah satu dari Ahlul Bait Rasulullah saw adalah Imam Hadi yang telah menunjukkan keagungannya sejak kecil hingga akhir hayatnya.
Imam Ali al-Hadi lahir tanggal 15 Dzulhijjah 212 H di kota Madinah. Ketika ayahnya Imam Jawad syahid, Imam Hadi memegang tanggung jawab kepemimpinan umat Islam. Beliau memberikan petunjuk dan bimbingan kepada masyarakat selama 33 tahun.
Kepemimpinan Imam Hadi semasa dengan enam orang penguasa dari dinasti Abbasiah. Di masa kepemimpinan beliau inilah Ahlul Bait Rasulullah Saw banyak mengalami tekanan dari pihak penguasa lalim. Salah satu dari enam khalifah yang sezaman dengan beliau dan paling membenci Ahlul Bait adalah Mutawakkil.
Keimamahan Imam Ali al-Hadi menjadi ancaman bagi musuh-musuh Ahlul Bait, terutama penguasa lalim. Untuk itulah, mereka berupaya memisahkan Imam dari umat Islam. Bahkan sejak kecil, para imam mendapat tekanan dari penguasa lalim. Tapi tekanan tersebut tidak menghalangi para Imam dalam membimbing masyarakat bahkan sejak usia kecil beliau.
Kehidupan sosial dan politik Ahlul Bait menunjukkan betapa sensitifnya tanggung jawab yang mereka pikul dalam melindungi dan menyebarkan agama di tengah-tengah masyarakat. Periode kehidupan mereka penuh dengan peristiwa yang mengancam masyarakat Islam, akibat kebodohan masyarakat waktu itu atau oleh para penguasa zalim. Di masa kehidupan Imam Ali al-Hadi as muncul sejumlah pemikiran dan keyakinan di tengah-tengah umat Islam. Pembahasan seperti melihat Tuhan, keyakinan akan Jabr (Determinasi) atau sebaliknya lebih menekankan kebebasan manusia. Sebagian lagi justru cenderung pada tasawwuf yang kemudian berusaha merasuki pikiran masyarakat umum.
Munculnya fenomena seperti ini berasal dari perubahan dalam kebijakan budaya penguasa Bani Abbasiah dan serangan pemikiran filsafat materialistik dari bangsa-bangsa lain ke tengah masyarakat Islam. Para khalifah pasca Ma’mun telah mengalokasikan dana luar biasa untuk menerjemahkan buku-buku filsafat Yunani. Bahkan disebutkan bahwa para penerjemah mendapat upah emas seberat buku yang diterjemahkan.
Salah satu ajaran penting dan kunci dari pernyataan Imam Hadi as yang mencerahkan adalah perhatian yang diberikan kepada dunia fana dan perannya dalam mempromosikan kebahagiaan manusia. Imam Hadi as memperkenalkan dunia sebagai pasar di mana kelompok mendapat manfaat darinya dan kelompok lainnya merugi. Di mata Imam, yang tercela adalah keterikatan akan dunia dan cinta dunia, bukan dunia itu sendiri, tetapi karena manusia mencari keuntungan di pasar akan terikat pada dunia. Keterikatan pada kesenangan duniawi ini adalah sumber kesalahan manusia dan penderitaannya karena melakukan dosa. Penderitaan ini dalam materi yan fana dan keinginan duniawi, menghancurkan manusia dan menjadi sarana bagi kejatuhan dan kemerosotannya. Keuntungan dan kerugian pasar dunia bergantung pada banyak faktor dan keadaan.
Sebagian orang melihat dunia sebagai tempat peralihan dan mencoba membangun cadangan untuk akhirat di dunia. Mereka adalah orang yang di pasar dunia menempatkan metode Nabi Saw dan Ahlul Bait as yang melangkah di jalur penghambaan diri kepada Allah dan berusaha keras di jalan kebenaran dan keadilan. Orang-orang seperti ini akan sampai pada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tetapi mereka yang menganggap dunia sebagai sesuatu yang permanen dan stabil, adalah tawanan hawa nafsu dan mengikuti setan serta dunia sebagai tujuannya. Mereka menjadi mainan dunia yang berkilau dan dosa yang mereka lakukan membuat mereka merugi dan akhirnya mereka mendapat azab ilahi di akhirat.
Dalam hadis lain, Imam Hadi as mengatakan, "Allah telah menempatkan dunia sebagai tempat ujian dan akhirat sebagai rumah terakhir dan konsekuensi dunia. Ujian dan peristiwa dunia akan mendapat pahala di akhirat, sebaliknya pahala di akhirat sebagai ganti ujian di dunia."
Imam Hadi as memulai perjuangannya melawan para penguasa Abbasiah secara tidak langsung dengan penyadaran sosial, budaya dan pendidikan. Ahlul Bait Rasulullah Saw mengajarkan pondasi pemikiran dan keyakinan yang kokoh dan logis kepada masyarakat yang berada di bawah tekanan politik penguasa lalim.
Tekanan berat dari sisi politik dan menyebarnya kerancuan pemikiran dan keyakinan merupakan dua fenomena yang muncul di zaman Imam Hadi as. Tanpa beliau, dasar keyakinan dan pemikiran Islam bakal terancam.
Sebelum Imam Hadi as dipindahkan ke Samara oleh pasukan Abbasiah, beliau tinggal di Madinah yang menjadi pusat keilmuan dan fikih dunia Islam. Aktifitas Imam Hadi di Madinah memicu kekhawatiran dari para penguasa zalim. Oleh karena itulah mereka memaksa Imam Hadi as untuk meninggalkan Madinah dan selama 10 tahun beliau hidup dalam tekanan berat di masa kekuasaan Bani Abbasiah.
Image Caption
Tekanan berat politik para penguasa Abbasiah terhadap Imam Hadi menyulitkan masyarakat untuk bisa menemui beliau. Hal ini dilakukan mereka dengan harapan bahwa ketidakhadiran Imam Hadi di tengah-tengah masyarakat bakal memunculkan masalah keyakinan.
Situasi dan kondisi demikian secara perlahan-lahan memunculkan aliran-aliran sesat di tubuh umat Islam. Hal ini membuat agama Islam betul-betul berada dalam bahaya. Untuk menghadapi kondisi sulit ini, Imam Hadi as memperkuat "Lembaga Perwakilan" dan menyebarkannya ke daerah-daerah guna menciptakan koordinasi antara sesama pengikut Ahlul Bait yang tersebar di daerah-daerah.
Imam Hadi sebagaimana pendahulunya, Imam Ali bin Abi Thalib menjalani kehidupan secara sederhana, zuhud, saleh dan senantiasa membantu orang miskin maupun orang yang membutuhkan.
Imam Hadi berperan besar dalam menyampaikan nilai-nilai Al-Quran kepada umat Islam di zamannya. Mengenai Al-Quran, salah satu pernyataan beliau di antaranya, "Allah Yang Maha Kuasa tidak menempatkan Al-Qur'an hanya untuk waktu tertentu. atau untuk orang-orang khusus saja. Sebab Al-Qur'an berlaku sampai hari kiamat, dan senantiasa baru untuk zaman apapun, dan bangsa manapun,".
Malaysia Kecam Kejahatan Baru Rezim Zionis
Para pengunjuk rasa berkumpul di depan kedutaan AS di Kuala Lumpur untuk mendukung Palestina dengan mengutuk pembongkaran rumah di daerah Sheikh Jarrah oleh rezim Zionis Israel.
Sekelompok perwakilan LSM Malaysia melakukan aksi protes di depan Kedutaan Besar AS di Kuala Lumpur di tengah pembatasan yang diberlakukan pemerintah Malaysia akibat penyebaran Covid-19 varian Omicron.
Perwakilan organisasi non-pemerintah Malaysia hari Jumat (28/1/2022) menyerukan diakhirinya dukungan penuh AS terhadap Israel dalam aksi penghancuran rumah, pengusiran Muslim Palestina dengan perluasan Yahudisasi Al Quds, serta memutus dukungan senjata dan menjatuhkan sanksi terhadap rezim Zionis.
Saat ini, 28 keluarga Palestina di daerah Sheikh Jarrah berisiko mengungsi dan kehilangan rumah mereka, karena Israel berupaya menyita rumah-rumah ini dan menyerahkannya kepada pemukim Zionis.
Pemukim Zionis mengklaim bahwa tanah di mana rumah-rumah ini dibangun adalah milik mereka. Namun, Palestina memiliki dokumen yang membuktikan kepemilikan sah atas tanah tersebut.
Ammar al-Hakim: Irak Tidak Butuh Pasukan AS
Pemimpin Gerakan Kebijaksanaan Nasional Irak, Ammar Al-Hakim mengatakan, “Hari ini, kemampuan keamanan dan militer Irak telah mencapai titik kemandirian, sehingga tidak membutuhkan pasukan Amerika,". .
Ammar al-Hakim, Pemimpin Gerakan Kebijaksanaan Nasional Irak hari Jumat (4/2/2022) mengatakan bahwa semua pihak di Irak berupaya untuk mengaktifkan elemen kekuatan nasionalnya, dan membangun sistem pertahanan yang komprehensif dan profesional yang bebas dari pengaruh pihak manapun.
"Pemerintah masa depan harus melakukan upaya serius untuk membentuk aparat ini dan menggunakan berbagai unit militer, termasuk tentara dan aparat kontra-terorisme serta Al Hashd Al Shaabi dan Peshmerga, untuk membangun kesatuan militer nasional yang komprehensif," ujar Al-Hakim.
"Kami berada di garis depan dalam membela persatuan nasional semua kelompok politik di Irak, dan kami menghormati karakteristik sosial setiap orang, dan kami ingin persatuan ini menjadi prasyarat untuk persatuan yang lebih besar di tingkat nasional," kata Hakim.
Selama kunjungannya baru-baru ini ke Amerika Serikat, Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi bertemu dengan Presiden Joe Biden untuk membahas berbagai masalah dan kebutuhan pasukan AS untuk meninggalkan Irak pada akhir tahun ini.
Namun, sumber-sumber Irak mengatakan Amerika akan terus hadir di Irak sebagai penasihat, yang memicu reaksi keras dari berbagai kelompok Irak, termasuk Hizbullah, Al Nujaba dan lainnya.