کمالوندی

کمالوندی

Karachi, Berita Dunia – Aksi demonstrasi yang diadakan di Karachi bertujuan untuk mengecam aliansi India-Israel dan mengutuk kekejaman Israel di Palestina serta kerjasamanya dengan para teroris India dalam menebar teror di Kashmir.

Sebagian besar masyarakat sipil ikut serta dalam aksi ini dengan menyerukan slogan solidaritas dengan rakyat Palestina dan Kashmir yang sedang tertindas. Mereka juga mengutuk aliansi India-Israel dan kerjasama militernya dalam menghadapi Pakistan dan Kashmir.

Mereka mengatakan bahwa India-Israel telah terlibat dalam dukungannya terhadap para teroris, terutama para teroris yang beroperasi dan menebarkan teror di Asia Barat dan Kashmir dengan tujuan mengacaukan Pakistan dan negara-negara lain di sekitarnya.

Demonstrasi yang diselenggarakan oleh Yayasan Palestina Paksitan, dan dihadiri oleh orang-orang penting seperti; Presiden serikat Mahasiswa Palestina di Pakistan Abdul dan Qadir, Mantan Anggota Parlemen Muzaffar Ahmed Hashmi dari Jama’ah-e-Islami, Anggota Dewan dari MQM Pakistan Mahfooz Yar Khan, Sarjana terkenal dan ahli Hubungan Internasional Dr. Talat Wizarat, Sekretaris Jenderal Yayasan Palestina Pakistan Sabir Abo Mariam, Allama Aqeel Anjum Qadri dari Jamiat Ulama Pakistan, Allama Mubashir Hassan dari Majlis Wehdat Muslameen, Matloob Awan Qadri dari Gerakan Sunni Pakistan, Syed Shabbar Raza dari Jafaria Alliance Pakistan, Shehzad Mazhar dari Human Rights Network, aktivis sosial Imran Shehzad, Fouzia Farhan, Eshrat Ghazali dari Aam Log Partai, Rana Azam dari Amity Internasional, Tariq Shadab dari Asia Union, Rehan Abidi dari Organisasi Mahasiswa Imamia, Rubin Yasmin, Maaz Chishti, Waheed Younis , Dr Khalid Akhter, Shahid Khan, Rizwan Shahid, Asfandyar Khan dan masih banyak yang lainnya.

Korea Utara menilai embargo terbaru Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) terhadap mereka sangatlah tidak manusiawi.

Korut memberikan reaksi keras terhadap tekanan yang diberikan kepada mereka setelah para petinggi FAO mengupayakan penambahan embargo kepada negara tersebut pada pekan lalu di Roma.

Perwakilan Korea Utara dalam merespon langkah ini memberikan pernyataan yang ditujukan kepada PBB bahwa seharusnya daripada memberikan embargo kepada mereka lebih baik memajukan perekonomian negara-negara di seluruh dunia.

Dalam pernyataanya, ia juga menegaskan bahwa embargo seperti ini akan memberikan tekanan yang sangat berat kepada rakyat Korea Utara.

Korea Utara juga menilai sangsi yang tidak manusia dari PBB ini bertentangan dengan hak otoritas Pyong Yang.

Negara ini juga menilai sangsi yang diberikan PBB ini hanya akan menghambat kemajuan dan kestabilitasan ekonomi dunia dan akan meberikan kerugian besar kepada warga sipil.

Negara ini medapatkan sangsi dan tekanan dari PBB selama bertahun tahun disebabkan mereka melakukan pengembangan energi nuklir dan peluncuran roket balistik.

Dalam pertemuan G-20 di Hamburg, Korea Selatan juga menjadi salah satu negara yang terdepan dalam mendukung penjatuhan sangsi kepada negara tetangganya ini.

Surat kabar Amerika “New York Times” mendeskripsikan Marwan Barghouti, salah satu dari pemimpin gerakan Fatah di penjara-penjara Israel sebagai “Pemimpin Pejuang Kebebasan”. Hal ini telah memprovokasi kemarahan kalangan media Israel.

Media Ibrani melaporkan, sudah kedua kalinya di tahun ini New York Times mendeskripsikan Barghouti sedemikian rupa.

Menurut Pusat Informasi Palestina, sebelumnya New York Times pernah menerbitkan artikel tentang Barghouti, dan menyebutnya sebagai “Pemimpin pejuang kemerdekaan Palestina”. Marwan Barghouti memimpin aksi mogok makan para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, yang mana dengan aksi ini para tahanan mampu membuat administrasi penjara Israel menerima tuntutan yang mereka buat.

Jakarta, Berita Dunia – Ratusan nelayan berkumpul di di depan Istana Negara, Jakarta, sambil berpidato dan membentangkan spanduk yang bertujuan memperjuangkan kesejahteraan serta menyatakan keprihatinan terhadap sejumlah regulasi termasuk kebijakan pelarangan cantrang bagi para nelayan.

Sambil membawa spanduk dan bendera merah putih, para nelayan menyerukan agar Presiden Joko Widodo segera mencopot Susi dari jabatannya. Salah satu dari spanduk itu bertuliskan ‘Kami butuh ikan, kami menganggur, copot Susi!’. Sejumlah nelayan juga terlihat mengusung keranda berisi tiruan jenazah.

Melalui keterangan resmi, Aliansi Nelayan Indonesia sebelumnya menyatakan akan mengusung 10 tuntutan kepada pemerintah. Selain melegalkan cantrang, tuntutan lain adalah membatalkan seluruh aturan yang dibuat Susi, serta mendesak Bareskrim Polri untuk memeriksa Susi dalam kasus dugaan skandal impor garam.

Mereka juga mengkritik gaya kepemimpinan Susi sebagai Menteri. Selama menjabat Menteri KKP, Susi dinilai selalu monolog, tak pernah mau berdialog dan musyawarah mufakat dengan nelayan. Akibatnya, tak pernah ada solusi dari setiap kebijakan terkait nelayan yang dikeluarkan oleh Susi.

Kapolres Jakarta Pusat Komisaris Besar Suyudi Ario Seto sementara itu mengatakan, perwakilan 15 orang ini rencananya akan diterima Deputi Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat Sekretariat Negara.

“Nanti kalau sudah diterima dari pihak istana akan disampaikan hasilnya ke pengunjuk rasa. Mudah-mudahan aksi hari ini bisa selesai lebih cepat,” ucapnya.

Suyudi mengatakan, pihaknya telah menyiagakan sekitar 1.500 personel kepolisian untuk mengamankan jalannya aksi hari ini.

Sebagai informasi, Larangan penggunaan cantrang itu tertuang dalam surat Edaran Nomor: 72/MEN-KP/II/2016, tentang Pembatasan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Cantrang di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Indonesia (WPPNRI).

Di sisi lain, KKP telah mengundangkan Permen Nomor 2/PERMEN-KP/2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) di WPPNRI. Alasan dari penerapan aturan ini adalah alat tangkap tersebut termasuk dalam alat tangkap yang dapat merusak habitat ikan.

Pengaruh film telah disadari sejak awal munculnya dunia sinema oleh kekuatan penjajah. Dengan munculnya sinema, banyak pemerintah yang mampu melakukan definisi ulang atas berbagai isu hingga mendekati batas kenyataan bagi para audiens.

Dalam hal ini, Hollywood dan media propaganda lain seperti yang dimiliki Nazi Jerman, berusaha memanfaatkan secara maksimal fakta sinematik tersebut. Pasca Perang Dunia II khususnya di Italia, kehausan akan revisualisasi fakta-kata yang ada dalam komunitas seniman kembali muncul ke permukaan dan ditemukan pula berbagai sarana baru perfilman.

Pada era terebut, Hollywood nyaris mengalahkan seluruh media propaganda lain dan tampil sebagai kekuatan media adidaya di dunia. Sebagai sebuah media propaganda politik, Hollywood memahami apa yang diinginkan audiens dan mengolahnya dengan berbagai trik dan teknik khususnya. Hasilnya adalah munculnya film-film realism seperti The Deer Hunter pada dekade 70-an.

Secara bertahap berbagai elemen dokumentasi, berita dan serial televisi juga reality show, bahkan rekaman film rumahan masuk dalam gerakan propaganda Hollywood. Hollywood  sedemikian menguasai trik dan teknik merekayasa fakta untuk tujuan-tujuannya, sehingga penguraiannya nyaris tidak mungkin dilakukan oleh audiens non-ahli.

Hollywood sekarang telah mampu meredifinisi atau bahkan mengubah segala macam fakta di jalur yang diinginkannya untuk para audiens. Pada hakikatnya, para audiens pada umumnya tidak mengetahui fakta yang sebenarnya dan mereka merekam fakta-fakta tersebut bukan dari sumber lain kecuali dari definisi yang diberikan media-media propaganda. Hollywood mampu melabel musuh-musuhnya sebagai kekuatan ankara dengan berbagai teknik khusus sehingga terkesan riil.  Dan salah satu masalah yang sangat diperhatikan dalam sinema Hollywood adalah masalah realisme.

Agar dapat mentransfer ideologinya, Hollywood mempersiapkan pondasi realistis untuk berbagai peristiwa dan kejadian dalam film-filmnya. Khususnya untuk film yang berhubungan dengan masa dan peristiwa nyata di masa lalu, Hollywood berusaha keras untuk mendekatkan seluruh elemen yang ada dengan sejarah kala itu. Dengan bantuan teknik alur penceritaan termasuk di antaranya menampilkan tulisan di awal film, secara tidak langsung, Hollywood telah menanamkan perspektif kepada audiens bahwa apa yang mereka saksikan adalah fakta riil. Dan masih banyak trik Hollywood dalam hal ini termasuk pengambilan gambar dari kamera yang aktif bergerak ala film dokumentasi untuk menarik kepercayaan audiens.

Hollywood berusaha menciptakan para pahlawan berkekuatan super. Mereka mengetahui dengan baik bahwa untuk mentransfer pesan mereka harus mengalirkannya melalui tahap filtering. Yaitu perantara lama, sebuah idol superhero, karakter yang telah lama disukai oleh para audiens. Dengan demikian, jika sang superhero memiliki pandangan khusus, dengan cepat akan meresap dan diiringi oleh audiens. Selama bertahun-tahun, cara tersebut terbukti efektif untuk menggalang dukungan audiens dalam penyebaran Islamphobia.

Kekhawatiran para pemeran utama atau karakter superhero terhadap Islam sepanjang penayangan film secara langsung akan mempengaruhi opini audiens. Dengan cepat, mereka juga akan mengambil sikap anti-Islam. Melalui cara ini, Hollywood ingin menyatukan perasaan pemeran utama dalam filmnya dengan perasaan dan kondisi para audiens.

Dengan demikian, Hollywood memiliki dua teknik yang digunakan untuk menyebarkan Islamphobia. Pertama memanfaatkan legenda dalam alur cerita yang berujung pada lahirnya pahlawan yang membangkitkan simpati para audiens. Dengan  memanfaatkan proses transformasi sosok manusia biasa menjadi superhero yang memiliki karakter tipikal kaum hegemoni.

Dengan mengikuti proses tersebut, audiens diajak untuk menyatukan opini dan perspektif dengan para superhero itu. Namun untuk sampai pada tujuan tersebut, diperlukan pondasi realisme sehingga apa yang disaksikan dalam tayangan fantasi dan fiksi itu tampak nyata dan riil. Di sinilah peran teknik kedua tampil, yakni kecenderungan realisme dan pemanfaataan kode atau tanda-tanda yang akan memposisikan audiens di sebuah kondisi penuh gejolak dan mendebarkan, akibat ketidakamanan yang disebabkan ketidakmampuan mereka dalam membedakan antara yang fakta dan kebohongan. Pada tahap selanjutnya, keamanan akan diwujudkan kembali dalam benak audiens dan mereka tidak akan memiliki pilihan lain kecuali meyakini sutradara dan produsen film tersebut.

Para sutradara juga menggiring audiens dengan bantuan struktur legenda yang didirikan di atas pondasi realisme, sehingga audiens akan meyakini bahwa dunia fantasi yang telah ditayangkan dalam film merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat diganggu-gugat. Metode tersebut digunakan dalam berbagai film Hollywood untuk mempersiapkan opini publik dunia dalam menyikapi berbagai politik intelijen dan keamanan Amerika Serikat, serta dalam program imperialisme dalam menyerang Irak dan Afghanistan, juga kehadiran militernya di negara-negara kawasan untuk melawan apa yang disebut Hollywood sebagai musuh besarnya yaitu Islam.

Dewasa ini, Muslim dan Arab telah menjadi topik klise sinema Hollywood. Menurut para pengamat Barat, setelah peristiwa 11 September, Amerika Serikat dengan alasan kelompok teroris berniat mengancam keamanan warga Amerika, negara ini langsung berada dalam kondisi perang. Para kritikus menilai serangan 11 September sebagai awal dari perang baru untuk mewujudkan tujuan-tujuan makro politik Amerika Serikat.

Amerika Serikat menilai serangan 11 September sebagai aksi teror dan langsung mengumumkan perang terhadap terorisme. Kali ini, perang tersebut tidak dikobarkan untuk musuh di satu negara tertentu saja, melainkan sebuah ideologi dan keyakinan, yaitu Islam. Dan untuk memulai perang besar ini, diperlukan lengan propaganda kuat yaitu Hollywood, sebagai pihak yang akan memikul tanggung jawab berat  untuk mencitrakan Arab dan Islam berbahaya.

Para kritikus Barat berkeyakinan bahwa guna memuluskan politik imperialisme Amerika Serikat, Hollywood menciptakan alur klise tentang kaum Arab dan Muslim. Terkadang untuk menjustifikasi aksinya itu, Hollywood menambahkan unsur kebebasan sebagai bumbu dalam film produksinya, yang berarti untuk membawa kebebasan atau membebaskan umat Muslim. Selain itu, guna memberikan pengaruh yang lebih besar, lokasi dan tempat-tempat Muslim selalu berusaha dikesankan terbelakang dan tidak maju.

Film Zero Dark Thirty, adalah salah satu film yang tepat untuk mengenal mekanisme kerja Hollywood di sektor Islamphobia. Film itu diproduksi tahun 2012 oleh perusahaan Columbia Pictures. Film menceritakan proses pemburuan seorang kriminal yang paling berbahaya di dunia. Film ini mengisahkan operasi pencarian dan pembunuhan Osama bin Laden, pemimpin al-Qaeda, oleh militer Amerika Serikat. Film ini perlu diperhatikan dari dua sisi. Pertama berniat untuk menunjukkan bagaimana struktur legenda dapat dimanfaatkan di jalur politik Islamphobia Hollywood dalam sebuah film yang berdasarkan alur cerita perjalanan sang pemeran utama.

Film tersebut juga menunjukkan tentang bagaimana proses pembentukan pahlawan Barat dalam prosesnya. Bagaimana penyatuan tujuan dan opini mereka dengan opini dan sikap audiens. Dan pada akhirnya, bagaimana sang pemeran utama dalam film itu dapat berubah menjadi delegasi humanisme Barat. Film tersebut juga menunjukkan kehandalan sinema Hollywood untuk menggandeng audiens bersama-sama memerangi sebuah kekuatan yang terus berkembang yaitu Islam, dan akhirnya mereka menang bersama-sama.

Adapun sisi kedua yang paling menarik dari film ini adalah pemilihan perempuan sebagai pemeran utamanya. Dalam hal ini, Hollywood ingin menggabungkan feminisme dengan konsep-konsep legenda dan kemudian dalam perjalanan cerita mereka menggiring audiens untuk memahami bahwa Islam adalah agama anti-perempuan.

Amerika Serikat dalam menjustifikasi politik konfrontatifnya, menggunakan berbagai film produksi Hollywood sebagai senjata media terpenting dan secara bersamaan mengerahkan kekuatan propaganda lunaknya yang sangat rumit.

Cara ini sangat efektif mengingat secara tidak disadari ketika para pemirsa menyaksikan film, pada satu titik mereka akan melepas kontrol perasaan dan afeksi mereka serta seperti menjadi seorang yang telah terhipnotis. Pada tahap tersebut, disuntikkan konsep dan persepektif baru kepada para pemirsa dan mereka pun menerimanya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa film adalah senjata efektif yang dapat digunakan untuk mempengaruhi opini dan pandangan pemirsa. Sedemikian berpengaruh, sehingga perasaan dan fisik pemirsa akan dapat diberdayakan mengacu target yang telah ditetapkan. Dan yang lebih penting, itu semua terjadi tanpa harus menembakkan satu peluru pun.

Sebagaimana yang telah disebutkan pada berbagai analisa, ujicoba dan data statistik, media adalah sarana efektif untuk memperkenalkan sebuah kaum, kelompok atau ide, sementara para pemilik media dapat menggiring serta mempengaruhi opini publik. Hollywood sebagai media terbesar dunia telah menjadi lengan kekuatan Amerika Serikat untuk memperkenalkan kaum, kelompok maupun ide sesuai dengan kepentingannya. Sekarang adalah giliran perspektif Islam dan Muslim sebagai target agitasi dan propaganda Hollywood.

Salah satu kriteria menonjol sinema Hollywood adalah dominasi kelompok Yahudi-Zionis. Dominasi itu telah ada sejak terbentuknya industri perfilman di Amerika Serikat dan hingga kini Yahudi-Zionis AS mampu mempertahankan dominasi itu. Dalam hal ini Michael Medved, penulis dan kritikus sinema Amerika Serikat mengatakan, “Pengingkaran fakta kekuatan dan dominasi Yahudi di [sektor] budaya umum adalah hal yang sia-sia. Jika diperhatikan pada list direktur eksekutif yang paling berpengaruh studio film penting, bagaimana pun sebagian besar di antaranya terdapat nama-nama orang-orang Yahudi terkenal."

Michael Medved dalam buku berjudul  Hollywood Vs. America terbitan 1992 menulis: Hollywood tetap melanjutkan produksi karya-karya dengan keunggulan teknis yang mewah, perekaman film yang menakjubkan, berbagai spesial efek yang menawan, pengaturan dekor yang mengesankan, penyusunan yang handal dan penulisan naskah yang hebat. Akan tetapi, menurut Medved, masalah besar Hollywood sebagai pusat hiburan dan budaya Amerika Serikat adalah penyakit jiwanya. Medved berpendapat bahwa Hollywood sekarang ini menjadi sebuah perusahaan produksi racun dan pemuja keburukan dan kemunkaran.

Medved menilai prioritas terbesar dan paling berpengaruh industri hiburan itu adalah kefasadan dan pendistorsian. Hollywood bersama media-media Yahudi-Zionis menggulirkan propaganda terkait berbagai peristiwa dalam masyarakat dan kemudian mendistorsikannya. Hollywood dan media-media Yahudi Zionis itu secara teratur mengutak-atik fakta sejarah, memperluas hiburan anti-nilai dan berdasarkan pada parameter amoral, hingga membuka pintu bagi pengawasan kelompok Yahudi Zionis terhadap politik Amerika Serikat dan pada akhirnya membantu perang Israel dengan Palestina serta penumpasan rakyat di negara itu selama beberapa dekade. Hollywood dan Washington selalu mengincar negara dan bangsa-bangsa baru untuk menarget mereka sebagai kekuatan ankara.

Hal serupa juga dikemukakan oleh Joel Osteen, seorang produser Yahudi-Zionis Hollywood. Dalam artikel yang dimuat Los Angeles Times pada Desember 2008, dia menulis, “Sebagai seorang Yahudi yang bangga saya ingin masyarakat Amerika Serikat mengetahui tentang keberhasilan kami. Iya kami menguasai Hollywood, bagi saya tidak penting apa yang dipikirkan masyarakat Amerika, kami mengelola media massa pemberitaan, Hollywood, Wall Street dan pemerintah. Yang penting adalah bahwa kita harus tetap mengelola lembaga-lembaga ini.”

Perusahaan perfilman Metro Goldwyn Mayer, adalah salah satu pilar utama Yahudi di Hollywood. Logo perusahaan ini adalah singa yang meraung dan ditayangkan di awal setiap film produksinya. Di bagian atas logo tersebut terpampang slogan dalam bahasa Latin yang artinya adalah kesenian untuk kesenian. Sebagaimana artinya, tampaknya film-film produksi Metro Goldwyn Mayer adalah untuk kesenian dan budaya. Akan tetapi pada sebenarnya slogan tersebut tidak lebih dari kebohongan belaka. Media-media Hollywood tidak memproduksi karya-karya seni dan budaya, melainkan untuk mengeruk profit dan penyebarluasan ideologi, perspektif dan tujuan-tujuan para pengelolanya.

Masing-masing studio utama Hollywood saat ini adalah anak perusahaan dari sebuah perusahaan yang lebih besar, oleh karena itu aktivitas mereka tidak sepenuhnya independen. Studio-studio tersebut berada di bawah payung imperium finansial dan perusahaan-perusahaan induk mereka. Di antara perusahaan-perusahaan induk tersebut adalah Fox Entertainment Group (20TH Century Fox), Viacom (Paramount Pictures), NBC Universal (Universal), Walt Disney Company (Pixar, Disney), Sony (TriStar Pictures), Time Warner (Warner Bros)

Perusahaan-perusahan induk itu termasuk di antara perusahaan terkuat di dunia dan dikelola oleh para pengacara, banker dan investor. Sumber-sumber dana mereka berhubungan erat dengan sektor politik, industri persenjataan, dan mereka berhubungan dengan para pejabat pemerintah, karena pada akhirnya pemerintah yang akan menetapkan ketentuan finansial. Selain itu, para produsen film juga banyak mendapat bantuan dari pemerintah Amerika Serikat. Contohnya adalah In The Army Now (1994), Crimson Tide (1995), Armageddon (1998), Bad Company (2002) dan masih banyak lagi.

Pada tahun 2006, Disney menayangkan film berjudul The Path to 9/11, film yang tampak berniat membebaskan pemerintah Bush dari peristiwa tersebut dan menuding pemerintah Clinton bertanggungjawab atas serangan itu. Masalah itu langsung direaksi oleh mantan menteri luar negeri Amerika Serikat, Madeleine Albright, dan Sandy Burger, mantan penasehat keamanan nasional era pemerintah Clinton, dengan melayangkan surat-surat protes.

Visualisasi Muslim dalam sinema Hollywood telah dibagi dalam tiga kategori: tahap pertama adalah awal pembentukan Hollywood hingga terbentuknya rezim Zionis Israel. Pada itu, umat Muslim pada umumnya dipandang sebagai kelompok masyarakat terbelakang tidak berperadaban. Tahap kedua adalah sejak terbentuknya rezim ilegal Zionis hingga Revolusi Islam Iran. Pada era ini, selain perspektif pada tahap awal tetap melekan, Muslim dipandang sebagai kelompok manusia perampas dan buas. Sementara tahap ketiga adalah pasca kemenangan Revolusi Islam Iran dan khususnya setelah 11 September. Pada tahap ketiga tersebut, selain tuduhan pada tahap pertama dan kedua, umat Muslim dipandang sebagai kelompok orang-orang yang membenci Yahudi dan Kristen serta teroris.

Hollywood menggunakan beberapa strategi untuk menyebarkan Islamphobia yang telah didiktekan kepada para sutradara dan produsen film dalam instruksi tidak tertulis. Di antaranya:

1-   Penyebarluasan irfan sekuler.

2-   Serangan budaya dan pemasyarakatan hedonisme dan materialisme.

3-   Pencitraan umat Muslim sebagai kaum terbelakang dan teroris.

4-   Pengutamaan Yahudi dan ketentuan mereka di atas agama Kristen dan Islam.

5-   Pencitraan wajah jahat Muslim serta penggoyahan keyakinan mereka.

6-   Penggunaan gambaran tentang Muslim dalam berbagai film komedi.

Islamphobia adalah sebuah ungkapan baru yang berkaitan diskriminasi atau fanatisme anti-Islam dan Muslim. Kata ini untuk pertama kalinya digunakan pada dekade 1980, namun pasca 11 September 2001, penggunaannya semakin meluas.

Sejak itu, Islamphobia berarti kekhawatiran dan kebencian terhadap Muslim, serta pemahaman terhadap Islam yang tidak memiliki nilai kolektif dengan budaya lain dan berada di posisi yang lebih rendah di Barat. Islam bukan sebuah agama langit melainkan sebuah ideologi politik radikal.

Islamphobia adalah dalam rangka menciptakan ketakutan terhadap agama dan syariat Islam, masyarakat Islam dan peradaban Islam. Itu merupakan kinerja media massa Barat dengan tujuan memperluas hegemoni dan juga dalam rangka mencoreng citra Islam dengan isu-isu seperti kekerasan, terorisme, anti-hak asasi manusia, despotisme,terbelakang, non-sipil, berbahaya untuk dunia, pembunuh dan tidak rasional. Dengan cara itu, mereka berusaha menciptakan atmosfer Islamphobia dalam masyarakat dunia.

Di antara seluruh agama yang berurusan dengan Kristen, hanya agama Islam yang lebih disalahpahami dan pada akhirnya menjadi target serangan dunia Kristen. Lebih dari 1.000 tahun, Islam dinilai sebagai salah satu ancaman utama bagi masyarakat Eropa.Sikap tersebut akhirnya melahirkan perspektif bahwa Islam dan penganutnya adalah musuh paling berat Kristen Barat. Adapun dampak utama pencitraan negatif dari Islam adalah pembenaran anggapan tidak benar tentang Muslim ditambah lagi dengan kinerja radikal serta gaya hidup para panguasa Timur di negara-negara Muslim. Perpaduan antara asumsi infaktual dan kinerja radikal serta gaya hidup para penguasa negara-negara Islam itu semakin mempercepat perluasan Islamphobia.

Penggunaan Islamphobia meningkat pada era pemerintahan mantan presiden AS George W. Bush dan khususnya pasca serangan 11 September 2001. Wacana tersebut merupakan dampak langsung dari perang melawan terorisme yang diupayakan Bush dengan alasan serangan 11 September. Setelah runtuhnya Uni Soviet Amerika Serikat tidak memiliki musuh di dunia dan serangan 11 September dijadikan sebagai alasan untuk membangun musuh baru dan menduduki negara Muslim yang sebelumnya dijajah pihak komunis.

Di saat musuh-musuh di era Perang Dingin, menjadi teman baru lembaga-lembaga penting Barat termasuk NATO, masalah keberadaan militan islamis, telah membantu visualisasi musuh baru kolektif Amerika Serikat. Secara keseluruan, pada beberada dekade di akhir abad-20, Islam tidak diperkenalkan dengan baik dalam sistem media massa Amerika Serikat. Selama itu, televisi-televisi seperti CNN dan media cetak serta sinema, memiliki peran penting dalam membentuk dan mengelola opini publik Amerika Serikat. Oleh karena itu mengingat visualisasi tidak benar terhadap Islam dan Muslim, dalam beberapa tahun pasca seranan 11 September, perspektif anti-Islam semakin meningkat di Amerika Serikat.

Berdasarkan sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga Gallup di Amerika Serikat, 22 persen responden menyatakan bahwa mereka tidak ingin bertetangga dengan Muslim, 39 persen ingin agar warga Muslim AS diberi tanda khusus yang membedakan mereka dari warga AS lainnya. Secara keseluruhan, politik pemerintah Amerika Serikat berdasarkan pada prinsip xenophobia sehingga mengokohkan Islamphobia, yang pada hakikatnya bertentangan dengan hukum hak-hak sipil dan supremasi hukum serta nilai-nilai kemanusiaan nasionalnya.

Pengurungan untuk jangka waktu lama dan tanpa perhitungan yang tercatat dalam berbagai data, pengambilan sidik jari dari warga Muslim, ekstradisi sejumlah warga Muslim, serta kelambanan dalam menangani berkas permintaan kewarganegaraan Amerika Serikat, merupakan di antara hasil dari Islamphobia dalam kebijakan negara itu. Masalah tersebut saat ini telah berubah menjadi sebuah norma umum.

Diskriminasi dan perilaku menyimpang terhadap warga Muslim di Barat, khususnya di Amerika Serikat, terjadi dalam berbagai bentuk. Bahkan hal-hal itu juga berdampak pada pemberian layanan yang timpang di berbagai restoran, pusat-pusat hiburan dan semacamnya. Kerap warga Muslim mendapat perilaku buruk dan tidak terhormat, olokan, penghinaan dan lain-lain. Di lain pihak, pihak berwenang menunjukkan sikap yang lebih ekstrim terhadap warga Muslim dengan penggeledahan tidak terhormat, pemukulan dan berbagai perilaku diskriminatif lain.

Di dunia Barat, Kristen khususnya kelompok Protestan, berperan penting dalam perluasan Islamphobia. Kelompok ini, akibat pengalaman sejarah yang mereka miliki soal peran dan intervensi agama di kancah sosial pada abad pertengahan, merasa terusik dengan masuknya agama dalam kehidupan sosial. Oleh sebab itu, mengingat peran sosial agama Islam, kelompok Kristen itu merasa terganggu dengan penyebaran Islam di bumi Eropa.

Kelompok Protestan menjelaskan Islam dengan menggunakan label-label yang marak dinisbatkan kepada Islam pada abat pertengahan. Sementara, kelompok Kristen radikal Amerika Serikat yang juga disebut dengan Kristen Zionis, memanfaatkan secara maksimal serangan 11 September 2001 untuk memasyarakatkan Islamphobia. Mereka menggunakan berbagai rekaman pidato Ben Laden dan sepemikirannya yang anti Yahudi dan Kristen, serta pernyataan-pernyataan kerasnya, sebagai bukti kuat untuk mencoreng citra Islam dan Muslim. Pernyataan para pemimpin sayap kanan Kristen Amerika Serikat dalam hal ini menunjukkan bahwa pelontaran berbagai masalah negatif anti-Islam dan Muslim pasca 11 September, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari wacana politik mereka. Dalam hal ini mereka mengemukakan konsep-konsep di antaranya, “jejak teroris Muslim di Amerika Serikat, Islam versus Barat dan pedang Islam” untuk menebar citra negatif tentang Islam dan Muslim di berbagai media massa penting di Amerika Serikat.

Namun setelah satu dekade berlalu sejak serangan 11 September, kini tibalah giliran pemanfaatan berbagai aktivitas ekstrimis kelompok teroris Takfiri (ISIS). Untuk kali ini, media massa Amerika Serikat dan Barat dengan menyebutkan nama ISIS yang berarti “pemerintah Islam”, berusaha untuk menisbatkan perilaku ISIS dengan pemikiran Islam yang sesungguhnya. Media massa ini meliput secara meluas seluruh aksi-aksi kekerasan ISIS serta menyetarakannya dengan pemikiran dan ajaran Islam.

Ini terjadi di saat Barat sendirilah yang melatarbelakangi pembentukan dan pengokohan kelompok-kelompok teroris Takfiri seperti ISIS. Sebagaimana yang diungkapkan Hillary Clinton, mantan menlu Amerika Serikat, dalam bukunya “Hard Choices”.  Ditegaskannya bahwa ISIS dibentuk oleh Amerika Serikat dan dinas-dinas intelijen negara-negara sekutunya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa proyek 11 September dan kelompok teroris Takfiri ISIS, keduanya adalah bagian dari perencanaan politik jangka panjang Islamphobia. Hal itu juag dimanfaatkan oleh Hollywood untuk menyebarkan Islamphobia dengan menampilkan berbagai aksi sadis kelompok ISIS.

Barat sepenuhnya mengetahui masalah ini bahwa Islam merupakan tantangan berat bagi hegemoni mereka. Tantangan yang dihadapi mereka dari Islam jauh lebih dalam dan berat dari bahaya perluasan komunisme. Apalagi  Islam bukan hanya dilihat dari sisi ideologinya saja, mengingat Islam juga berhubungan dengan sumber-sumber alam melimpah di dunia.

Barat bersaing dengan komunisme soal pengaruh mereka di dunia termasuk di Afrika, Asia dan Amerika Latin. Akan tetapi dalam berhadapan dengan Islam, Barat harus menyusun rencana perang dan pertempuran di berbagai level. Karena umat Islam umat Islam mampu bangkit untuk memperjuangkan hak-hak mereka, sebagaimana gerakan kebangkitan di Timur Tengah yang dimulai dari Revolusi Islam Iran. Bangkitnya kembali Islam politik akhirnya memaksa Amerika Serikat untuk agresif berhadapan dengan Republik Islam Iran. Apalagi, gelombang kebangkitan Islam di Timur Tengah pada tahun 2011, terinspirasi dari Revolusi Islam Iran.

Selasa, 25 April 2017 22:04

Syeikh Zakzaky, Pejuang Jalan Kebenaran

Syeikh Ibrahim Zakzaky, pemimpin Muslim Nigeria dilahirkan pada 5 Mei 1953 di kota Zaria, Nigeria Utara. Ia menempuh pendidikan dasarnya di sekolah tradisional al-Quran dan Islam di Zaria di bawah bimbingan guru-guru besar seperti, Isa Madaka dan Sani Abdulkadir.

Syeikh Zakzaky mulai tahun 1971-1975 menimba pendidikan di sebuah lembaga terkenal Sekolah Studi Arab (SAS) di Kano. Setelah meraih prestasi cemerlang di sekolah tersebut, ia langsung diterima di Universitas Ahmadu Bello (ABU) di Zaria.

Syeikh Zakzaky memilih jurusan ekonomi di ABU dan berhasil meraih gelar sarjana pada tahun 1979. Tapi, pihak universitas menahan ijazah Zakzaky dengan alasan keterlibatannya dalam kegiatan-kegiatan Islami. Ia adalah anggota aktif di Muslim Student Society (MSS). Selama menjadi mahasiswa, ia bahkan dikenal di tingkat nasional Nigeria karena sangat aktif di kegiatan keagamaan dan Islami. Oleh sebab itu, ijazah Zakzaky ditahan oleh universitas yang dikuasai kubu sekuler.

Universitas sengaja menahan ijazah Zakzaky, karena pada tahun 1978, saat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Muslim Student Society, ia dituding sebagai otak utama di balik demonstrasi nasional dalam mendukung masuknya syariat Islam ke dalam konstitusi Nigeria. Meskipun kaum Muslim membentuk setengah dari populasi Nigeria, namun konstitusi negara itu disusun berdasarkan parameter-parameter lain dan protes masyarakat telah mengundang kemarahan otoritas Nigeria. Untuk itu, pemerintah dan penguasa Nigeria sangat marah terhadap Zakzaky.

Sebuah goncangan besar terjadi dalam kehidupan Zakzaky pada tahun 1978 dan 1979. Pada masa itu, ia bertemu dengan Imam Khomeini ra di pengasingan di Paris. Satu tahun setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, Zakzaky sebagai Sekjen Mahasiswa Muslim Afrika datang ke Iran untuk bertemu Imam Khomeini ra di Tehran. Pada kesempatan kedua ini, Imam Khomeini ra menyerahkan sebuah al-Quran kepadanya sebagai hadiah sambil berkata, “Pergilah dan berilah hidayah kepada rakyatmu dengan al-Quran.”

Setelah peristiwa itu, kehidupan Zakzaky menemukan makna yang sesungguhnya dan seakan-akan sebuah jalan terang sedang terbentang di hadapannya, di mana pancaran cahayanya mengarahkan Zakzaky ke arah kebenaran yang besar. Setelah pertemuan tersebut, ia memilih mazhab Ahlul Bait dan masuk Syiah. Ia bertekad untuk memberi teladan perilaku yang mulia dan baik seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw dan Ahlul Baitnya.

Syeikh Zakzaky benar-benar ingin meneladani akhlak Rasulullah Saw dan Ahlul Baitnya. Ia mendahului dalam mengucapkan salam bahkan kepada anak-anak. Ia memilih pakaian sederhana, tapi bersih dan selalu memperlihatkan kesantunan dan penghormatan kepada semua orang baik Muslim maupun non-Muslim. Perilaku mulia dan sikap adil yang ditunjukkan oleh Syeikh Zakzaky mendorong banyak warga Kristen dan kelompok-kelompok Islam lain di Nigeria untuk memilih mazhab Ahlu Bait.

Syeikh Zakzaky menjadi rujukan ketika terjadi perselisihan antara Muslim dan non-Muslim di Nigeria. Ia benar-benar ingin menyingkap kebenaran dan memutus perkara dengan adil. Jika kebenaran ada di pihak non-Muslim, Syeikh Zakzaky akan memberi keputusan sesuai fakta dan memberikan hak mereka. Perilaku adil ini dan akhlak luhurnya telah memperluas penyebaran Islam murni di Nigeria. Kecintaan kepada Ahlul Bait as, khususnya Imam Husein as telah mengisi setiap sudut di negara Afrika Barat itu.

Syiah merupakan kelompok asing di Nigeria sebelum Syeikh Zakzaky memilih mazhab itu dan hanya ada beberapa orang yang menganut Syiah. Akan tetapi berkat dakwah dan perjuangan Syeikh Zakzaky, Nigeria sekarang menjadi negara dengan mayoritas penduduk Muslim di Afrika. Data resmi menyebutkan bahwa kaum Muslim membentuk sekitar 65 persen dari total 180 juta penduduk Nigeria. Meski penduduknya mayoritas Muslim, pemerintah Nigeria dikenal sekuler.

Syeikh Zakzaky memimpin Gerakan Islam Nigeria dan ia aktif di dalamnnya. Organisasi ini memiliki lebih dari 300 Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang tersebar luas di berbagai daerah, terutama di wilayah utara Nigeria. Mereka dikenal dengan nama Sekolah Fudiyyah. Selain mengelola banyak pusat-pusat Islam dan lembaga lainnya, gerakan itu juga memiliki koran yang paling banyak beredar di Nigeria yaitu, Al Mizan dalam bahasa Hausa. Gerakan Islam Nigeria memiliki misi untuk mencerahkan masyarakat Muslim untuk tugas mereka sebagai individu atau komunitas.

Syeikh Zakzaky sebagai pemimpin Gerakan Islam Nigeria telah menghabiskan banyak umurnya untuk berdakwah tentang ajaran Islam murni dan mazhab Ahlul Bait as. Ia berkali-kali dipenjara oleh rezim Nigeria karena ideologinya. Ia juga menghafal seluruh al-Quran serta menghabiskan waktunya untuk mengkaji dan meneliti berbagai dimensi Islam. Syeikh Zakzaky mampu berbicara dalam banyak bahasa termasuk Hausa, Arab, Inggris, Spanyol, dan Persia. Ia pernah diundang ke Sierra Leone, Niger, Aljazair, Inggris, Perancis, Spanyol, Amerika Serikat, Lebanon, Azerbaijan, dan Iran, untuk menyampaikan caramah agama.

Syeikh Zakzaky sangat mencintai Ahlul Bait Nabi as dan berkali-kali datang ke kota Mashhad untuk berziarah ke Makam Imam Ali Ridha as. Dalam sebuah wawancaranya tentang Imam Ridha, ia mengatakan, “Berbicara tentang Imam Ridha atau apapun yang disampaikan tentangnya, tidak hanya terbatas di buku, makalah, seminar atau di tempat-tempat di mana kita tinggal. Kita harus menanamkan semua perilaku seperti yang diucapkan oleh Imam Ridha. Kesantunan itu harus tampak dalam perilaku kita. Ini jauh lebih penting. Kita harus mempelajari adab, jihad, rasionalitas, kerja keras, kesabaran, dan… dari beliau dan kemudian mengamalkannya.”

Ia lebih lanjut menjelaskan sebuah poin penting yang menjadi tujuan dakwahnya di Negeria. Ia mengatakan, “Ketika kita kembali ke negara masing-masing, kita harus mengamalkan ucapan Imam Ridha yang berkata, ‘Semoga Allah merahmati orang-orang yang menghidupkan perintah kami. Ketika para sahabat bertanya tentang isi perintahnya, beliau berkata, ‘Pelajarilah makrifat ucapan kami dan ajarilah masyarakat, karena jika masyarakat mendengar keindahan ucapan kami dan mengenalinya, mereka pasti akan mengikuti kami.’”

Pemimpin Syiah Nigeria ini dalam penjelasannya menyinggung gerakan-gerakan keagamaan Imam Ridha dan Imam Husein as, dan mengatakan, “Kita punya dua nadi kehidupan dalam sejarah para imam maksum as; pertama gerakan Imam Husein dan satu lagi gerakan Imam Ridha. Pada masanya, Imam Ridha menghidupkan kembali agama dan itupun ketika pemikiran-pemikiran sesat merasuki Dunia Islam. Beliau datang ke Khorasan dan memilih wilayah itu untuk berhijrah. Kehadirannya di kota Mashhad adalah sebuah hikmah Ilahi dan Allah Swt berkehendak agar ia datang ke daerah itu, ia hidup di tempat terasing dan syahid dalam keterasingan serta dimakamkan di daerah asing. Semua ini mengandung hikmah Ilahi.”

Syeikh Zakzaky juga menyimpan ketertarikan luar biasa kepada Revolusi Islam dan pemimpinnya yaitu, Imam Khomeini ra dan Sayid Ali Khamenei. Ia percaya bahwa konflik dan kekerasan di dunia telah mencapai puncaknya, dan Republik Islam Iran – sebagai negara pengikut Ahlul Bait as yang mengajari dialog rasional – memainkan peran signifikan di dunia modern. Ia menambahkan, “Dengan berpijak pada rasionalitas dan budaya Imam Ridha as, Iran menyelesaikan masalah nuklir di meja perundingan dan ini adalah sebuah pesan yang harus kita bawa bersama di negara-negara kita.”

 

Sebelumnya, kita telah mempelajari biografi singkat dan sepak terjang Pemimpin Gerakan Islam Nigeria, Syeikh Ibrahim Zakzaky. Ia pernah dua kali bertemu Imam Khomeini ra dan merasakan perubahan spiritual yang luar biasa dalam dirinya.

Mujahid dari Afrika ini menemukan sosok Imam Khomeini ra sebagai teladan praktis terbaik dalam berbagai dimensi kepribadian, agama, dan politik, dan kemudian ia memutuskan untuk menjadi pengikut Bapak Pencetus Revolusi Islam Iran itu.

Setelah pertemuan tersebut, Syeikh Zakzaky memilih mazhab Ahlul Bait as dan ia kemudian menjadi seorang pemimpin yang berani dan adil berkat perilaku mulianya dan perjuangan tak kenal lelah. Ia adalah seorang tokoh yang dicintai oleh banyak hati. Keikhlasan dan dakwahnya telah melahirkan generasi yang mencintai mazhab Ahlul Bait dan Imam Husein as di Nigeria.

Hassan Bala, juru bicara Gerakan Islam Nigeria mengatakan, “Alasan mengapa Syeikh Zakzaky sekarang memiliki banyak pengikut adalah karena ia memilih pendekatan damai di Nigeria. Dalam waktu kurang dari 20 tahun, jumlah Syiah di Nigeria mencapai jutaan orang dan ini terjadi karena teladan perilaku Syeikh Zakzaky yang terilhami dari para imam maksum as.”

Perjuangan Syeikh Zakzaky membuat populasi Syiah di Nigeria meningkat signifikan dalam tiga dekade lalu. Selama masa itu, jutaan Muslim Sunni dan warga Kristen memilih menganut mazhab Ahlul Bait as. Syeikh Zakzaky percaya bahwa Islam membawa sebuah pesan universal dan bukan milik bangsa Arab, tapi ia milik seluruh umat manusia dengan keanekaragaman budaya. Dalam perspektifnya, Islam murni Nabi Muhammad Saw adalah Islam yang penuh kasih sayang, cinta, dan persaudaraan, di mana Ahlul Bait as adalah figur-figur yang mengamalkan Islam murni ini dengan sempurna.

Ia mengatakan, “Islam datang sebagai sebuah pesan universal untuk mengubah pemikiran kita. Budaya masyarakat tentu saja dibiarkan lestari, tapi landasan pemikiran dan perilaku kita yang dirubah. Sebagai contoh, seseorang meninggalkan kebohongan – sebelum ia masuk Islam – demi menjaga reputasi sosialnya, tapi setelah memeluk Islam, ia meninggalkan dusta demi mencari keridhaan Allah Swt dan karena yakin tentang kehidupan setelah kematian, surga, dan neraka. Hal ini berlaku untuk semua dimensi perilaku pribadi Muslim. Ia sekarang berbuat baik demi mencari keridhaan Allah Swt dan mendekatkan diri kepada-Nya.”

Menurut Syeikh Zakzaky, semua dimensi positif yang ditemukan seseorang setelah menjadi Muslim adalah karena sebuah kekuatan perubahan yang disebut tauhid.

Seorang mahasiswa Nigeria yang masuk Syiah di tangan Syeikh Zakzaky, mengatakan, “Syeikh Zakzaky sekembalinya dari Iran pada tahun 1980, tidak membawa kata-kata Syiah dalam memperkenalkan keyakinan barunya itu dan semua isi dakwahnya disampaikan dalam format persaudaraan Islam.” Dengan kata lain, masyarakat pertama tertarik dengan akhlak mulianya dan kemudian tertarik dengan mazhabnya.

Berkat ajaran yang disampaikan Syeikh Zakzaky, masyarakat Syiah Nigeria memiliki perilaku Islami yang unik. Mereka bahkan tidak membangun masjid-masjid khusus yang terpisah dari saudara-saudara Sunni dan banyak dari keluarga miskin Ahlu Sunnah di Nigeria juga dibantu oleh Muslim Syiah. Setelah tragedi Mina di Mekkah, Syeikh Zakzaky mendatangi rumah-rumah Muslim Sunni untuk menyampaikan rasa duka dan mereka juga menjadi makmum shalat di belakang tokoh Syiah ini. Jadi, tidak heran jika kelompok Wahabi Al Saud sangat marah menyaksikan fenomena tersebut.

Menurut keterangan mahasiswa Nigeria itu, pengikut mazhab Ahlul Bait as sekarang punya nama harum di tengah rakyat Nigeria. Di mana saja mereka berurusan dengan seorang Muslim Syiah, mereka mengetahui bahwa ia benar-benar dapat dipercaya. Mereka tahu bahwa individu tersebut tidak berkata dusta, tidak mencuri, atau melakukan pelanggaran hukum. Semua keindahan perilaku ini adalah hasil dari kerja keras Syeikh Zakzaky.

Jumlah Muslim Syiah di Nigeria sekarang mencapai sekitar 8-12 juta orang dan ini terjadi setelah dakwah tak kenal lelah yang dilakukan oleh tokoh agama tersebut. Di Nigeria, para pengikut dan pecinta Ahlul Bait Nabi khususnya Imam Husein as, menunjukkan kecintaan mereka dalam berbagai pawai akbar dan mengikuti ritual-ritual keagamaan. Pada Hari Asyura dan Arabain, jutaan Muslim menempuh perjalanan jauh dengan jalan kaki ke kota Zaria untuk bersama-sama dengan saudaranya mengenang perjuangan Imam Husein as di Husainiyah Baqiyatullah.

Menurut sumber-sumber akurat, jalan kaki massal itu dilakukan secara spontan dan didasari oleh kecintaan Muslim Nigeria kepada Ahlul Bait as. Irak mencatat rekor dalam jalan kaki massal pada Hari Arbain dan Nigeria menduduki posisi kedua. Jumlah mereka semakin bertambah di setiap tahun dan disebutkan bahwa 10 juta Muslim Nigeria mengikuti pawai akbar itu pada tahun 2015. Ini semua berkat perjuangan Syeikh Zakzaky di negara Afrika Barat itu.

Bertambahnya jumlah pecinta Ahlul Bait as di Nigeria telah mengundang kekhawatiran banyak pihak terutama Arab Saudi, Amerika Serikat, dan rezim Zionis Israel. Mereka melancarkan konspirasi dan menginfiltrasi lembaga-lembaga pemerintah dan dinas intelijen Nigeria. Mereka sudah lama terganggu dengan aktivitas Syeikh Zakzaky dan sejak masih mahasiswa jurusan ekonomi ia dikenal sangat aktif dan berani.

Setelah Syeikh Zakzaky meraih sukses di Nigeria, musuh-musuh dalam negeri dan asing semakin marah terhadap kegiatan tokoh agama itu. Mereka khawatir bahwa pertumbuhan pesat Islam di Nigeria akan menumbangkan pemerintahan sekuler dan melahirkan sebuah pemerintah Islam di bawah pimpinan Syeikh Zakzaky. Musuh benar-benar takut bahwa Zakzaky akan berubah menjadi Khomeini ra kedua dan dengan membentuk pemerintahan Islam seperti Iran, maka celah untuk infiltrasi asing di Nigeria akan tertutup rapat.

Kekhawatiran yang dirasakan Arab Saudi, AS, dan otoritas Nigeria membuat tekanan terhadap Syeikh Zakzaky meningkat signifikan. Pada tahun 2014, pawai akbar peringatan Hari Quds Sedunia memantik kemarahan pemerintah dan militer Nigeria. Militer menyerang aksi damai masyarakat dan membunuh tiga orang putra Syeikh Zakzaky. Namun, pejuang Islam ini justru mendirikan shalat untuk jenazah putranya dan menegaskan bahwa putra-putranya adalah pengorbanan yang tidak berarti jika dibanding para syuhada Karbala. Sikap ini menunjukkan bahwa Syeikh Zakzaky mengorbankan seluruh wujudnya di jalan Islam dan mendidik manusia-manusia mulia. Ia siap mempersembahkan jiwanya dan keluarganya di jalan suci ini.

Pada 12 Desember 2015, militer Nigeria juga menyerang Muslim Syiah dengan alasan menghadang konvoi kendaraan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Nigeria, Jenderal Tukur Yusuf Buratai. Militer memberondong orang-orang tak berdosa, khususnya perempuan dan ana-anak di kota Zaria dan Husainiyah Baqiyatullah. Jumlah korban pembantaian itu mencapai lebih dari 1000 orang. Militer Nigeria juga menangkap 500 perempuan dan anak-anak sejak tentara menyerang rumah Syeikh Zakzaky.

Rakyat Nigeria di berbagai kota kemudian menggelar demonstrasi sebagai bentuk protes terhadap perlakuan keji militer terhadap Muslim Syiah. Mereka mengutuk keras kesewenang-wenangan itu dan menuntut agar Syeikh Zakzaky segera dibebaskan. Setelah menyaksikan maraknya protes, akhirnya diperoleh informasi bahwa Syeikh Zakzaky dan istrinya masih hidup dan mereka sedang dalam perawatan medis.

Pada 13 Januari 2016, Dewan Tinggi Nasional untuk Urusan Islam Nigeria (NSCIA), mengunjungi Syeikh Zakzaky yang dipenjara di Abuja. Menurut anggota NSCIA, Profesor Dahiru Yahya, kelompok itu telah bertemu dengan Syeikh Zakzaky dan istrinya dan mereka telah pulih dari luka tembak selama penangkapan.

Gerakan Islam Nigeria kembali mengulangi permintaan mereka bahwa Syeikh Zakzaky harus dibebaskan tanpa syarat. Pemerintah juga dituntut mengembalikan jasad korban tewas kepada keluarga mereka, merilis angka korban dan membentuk komisi yudisial yang independen untuk menentukan apa yang terjadi selama pembantaian di Zaria.

Syeikh Zakzaky sejauh ini melarang Muslim Nigeria melakukan perlawanan bersenjata. Ia lebih memilih jalan damai untuk menyelesaikan semua perkara dan meminta masyarakat Muslim untuk tidak memberi alasan di tangan pemerintah dan militer Nigeria. Meski demikian, militer tetap saja menyerang Muslim Nigeria.

Selasa, 25 April 2017 22:02

Sirah Kebudayaan Imam Musa Kazhim as

Imam Musa Kazhim as dijuluki dengan Abdus Saleh atau Hamba Saleh, karena kezuhudan dan ibadahnya. Beliau juga dijuluki Kazhim karena kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan masa, karena Kazhim berarti orang yang meredam amarahnya. Imam Musa Kazhim as, gugur syahid pada tanggal 25 Rajab 183 Hijriah.

Dalam sejarah disebutkan, masa kepemimpinan Imam Musa Kazhim as, adalah masa tersulit dalam kehidupan politik, sosial dan budaya Islam. Dua orang terkuat dari Bani Abbasiah, bernama Mansur dan Harun, serta dua orang paling keji bernama Mahdi dan Harun, berkuasa pada era tersebut. Kala itu, pembunuhan dan pembantaian terjadi berulangkali di wilayah kekuasaan Bani Abbasiah dan banyak gerakan pemberontakan rakyat yang ditumpas.

 

Di sisi lain, penaklukan wilayah-wilayah baru dan rampasan perang yang melimpah, semakin menambah kekuatan dan kekokohan Bani Abbasiah. Pada saat yang sama, gerakan pemikiran dan keyakinan juga berkembang. Sehingga setiap hari muncul keyakinan baru dalam busana budaya dan mazhab yang masuk dalam masyarakat. Kemunculan keyakinan itu diterima dan bahkan didukung oleh pemerintah Bani Abbasiah.

 

Syair, seni, fiqih, hadis dan bahkan kezuhudan dan ketakwaan semuanya melayani para penguasa. Suasana yang mencekik juga tidak memungkinan hubungan langsung imam dengan masyarakat di berbagai belahan wilayah Islam. Pada era itu, hanya satu hal yang menjaga Islam tetap pada jalurnya, yaitu kebijaksanaan dan manajemen serta upaya tiada henti Imam Musa Kazhim as.

 

Dalam kondisi itu, Imam Musa Kazhim as melanjutkan program-program ayahnya Imam Jakfar Sadiq as. Guna mencegah penyusupan ateisme serta untuk menjaga tuntutan pemikiran dan ideologi masyarakat, beliau memusatkan upaya-upaya beliau di sektor budaya. Beliau menyampaikan hukum dan maarif Islam di berbagai bidang melalui para sahabat dan murid pilihan.

 

Ibn Hajar Haitami, seorang ilmuwan dan ahli hadis terkemuka Ahlussunnah dalam kitab “Al-Sawaiq al-Muhriqah” menulis, “[Imam] Musa Kazhim, dia adalah pewaris [Imam] Jakfar Sadiq dalam ilmu, makrifat, kesempurnaan dan keutamaan. Dia dijuluki Kazhim karena ketabahannya yang besar. Beliau juga dijuluki dengan Bab al-Hawaij yakni pintu semua hajat. Imam Musa Kazhim as, adalah manusia yang paling penghamba dalam masyarakatnya. Pada masanya, tidak ada yang dapat menandinginya dalam hal makrifat kepada Allah Swt, ilmu pengetahuan dan kedermawanan.”

 

Amr makruf dan nahyu munkar, adalah dua program penting Islam dan termasuk dalam furuuddin. Al-Quran dan para imam maksum as telah menekankan tentang tugas langit ini. Dua kewajiban itu bukan hanya ada dalam agama Islam, melainkan juga salah satu program pembimbingan terpenting di seluruh agama samawi lainnya. Imam Musa Kazhim as dalam aktivitas budayanya sangat menekankan masalah amr makruf dan nahyu munkar untuk membimbing umat Islam.

 

Kisah Bishr bin Harits Hafi, adalah contoh nyata dari cara Imam Musa Kazhim as bertabligh. Bishr bin Harits menjalani hidupnya dengan bergelimang dosa dan shahwat. Pada suatu hari, Imam Musa Kazhim as melintasi gang tempat tinggal Bishr, dan ketika beliau tepat berada di depan rumah Bishr, secara kebetulan pintu rumah itu terbuka dan salah satu pembantunya keluar rumah.

 

Imam Musa Kazhim as bertanya kepada pembantu itu, “Apakah tuanmu seorang yang bebas atau hamba?” Sang pembantu itu menjawab: “Bebas”. Imam menggelengkan kepala dan berkata, “Memang seperti yang kau katakan. Karena jika dia adalah hamba maka dia akan beramal dengan kondisi penghambaan dan menaati Tuhannya.”

 

Setelah mengucapkan itu, Imam Musa Kazhim as melanjutkan perjalanannya. Bishr yang menyaksikan percakapan pembantunya dengan Imam, segera bergegas keluar tanpa sandal dan berlari mengejar Imam. Dia berkata, “Wahai tuanku! Ulangilah padaku apa yang kau katakan kepada perempuan ini.” Kemudian Imam Musa Kazhim as mengulangi ucapannya. Seketika secercah cahaya bersinar dalam hati Bishr dan ia menyesali perilakunya. Dia kemudian mencium tangan Imam Musa Kazhim dan mengusapkan tanah pada pipinya. Diiringi isak tangis dia berkata, “Iya, aku adalah hamba... iya aku adalah hamba.”

 

Imam telah melaksanakan tugasnya dalam amr makruf dan nahyu munkar dengan baik. Dengan ucapan pendek, beliau telah menyadarkan Bishr dan membalikan hatinya sedemikian rupa sehingga dia bertaubat dan menghabiskan sisa umurnya dalam ketaatan.

 

Para khalifah Bani Abbasiah menisbatkan diri mereka dengan Rasulullah Saw, untuk melegitimasi kekuasaan mereka dan juga untuk menyusupkan pengaruh spiritualitas dalam masyarakat. Mereka yang berasal dari keturunan paman Rasulullah yaitu Abbas bin Abdul Muthalib, memanfaatkan secara maksimal kekerabatan dengan Nabi Muhammad dan mengklaim diri sebagai khalifah. Mereka juga mengklaim bahwa para imam maksum as, dari keturunan Sayidah Fatimah as, dan mengingat setiap orang dinisbatkan kepada kakek ayah, maka para imam maksum as tersebut bukan putra dan keturunan Rasulullah Saw.

 

Dengan cara seperti itu, mereka berupaya mengelabuhi opini masyarakat awam. Oleh karena itu, Imam Musa Kazhim as melawan makar mereka dengan bersandarkan pada ayat-ayat al-Quran. Debat beliau dengan Harun al-Rashid, termasuk di antara upaya beliau dalam menjelaskan posisi Ahlul Bait as serta kebenaran dan keutamaan mereka dalam masalah kepemimpinan umat.

 

Pada suatu hari, Harun al-Rashid bertanya kepada Imam, “Bagaimana Anda mengklaim sebagai putra Rasulullah padahal Anda adalah putra Ali as?” Imam Musa Kazhim menjawabnya dengan membacakan ayat 84 dan 85 surat al-An’am, di mana Allah Swt berfirman:

 

“...dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.”

 

Kemudian  Imam berkata, “Di antara yang disebutkan dari keturunan Ibrahim, hanya Nabi Isa yang dinisbatkan kepada ibunya. Padahal dia tidak memiliki ayah dan masuk dalam nasab para nabi melalui ibunya. Oleh karena itu, kami juga dinisbatkan sebagai keturunan Rasulullah Saw melalui ibunda kami Fatimah az-Zahra as.”

 

Menerima jawaban logis Imam, Harun al-Rashid meminta penjelasan lebih lanjut. Kemudian Imam menceritakan peristiwa Mubahalah, di mana Allah Swt dalam ayat 61 surat Al-Imran, berfirman kepada Rasulullah Saw:

 

“Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya), “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” Mendengar jawaban tersebut, Harun al-Rashid merasa telah mendapatkan jawaban dan memuji Imam.

 

Al-Quran adalah anugerah terbesar Allah Swt untuk kebahagiaan abadi umat manusia. Peran penting kitab samawi ini dalam pertumbuhan dan penyampaian manusia pada kesempurnaan sangat jelas. Al-Quran sebagai mukjizat terbesar Rasulullah Saw telah mampu mengubah masyarakat Arab di berbagai bidang sosial, politik dan budaya. Peristiwa ini, khususnya perubahan mendalam di sektor budaya sama seperti penghembusan nyawa baru pada tubuh umat manusia yang telah setengah mati.

 

Dalam hadits Tsaqalain yang terkenal, Rasulullah Saw telah menekankan kebersamaan itrah dan Ahlul Bait Nabi. Dan Rasulullah Saw telah berjanji bahwa barang siapa yang berpegang teguh pada keduanya maka mereka tidak akan pernah tersesat.

 

Imam Musa Kazhim as sebagai seorang pembimbing umat, juga sangat menekankan pentingnya al-Quran sebagai sumber hidayah. Bukan hanya menyeru masyarakat untuk membaca dan mengamalkan ayat-ayat al-Quran, melainkan beliau juga terdepan dalam memberikan contoh. Syeikh Mufid dalam kitab Irsyad menulis, “Imam Kazhim as adalah manusia paling faqih di masanya, dan paling penghapal al-Quran di masanya, serta paling indah dalam berqiraah dalam masyarakat.”

 

Perhatian Imam Musa Kazhim as terhadap posisi al-Quran tidak hanya terbatas pada dimensi individualnya. Beliau menjelaskan dan menafsirkan al-Quran. Dengan berbagai cara, beliau berusaha meningkatkan pemahaman dan makrifat masyarakat Islam.

 

Suatu ketika beliau ditanya tentang ayat 19 surat al-Rum yang menyebutkan bahwa bumi akan dihidupkan setelah kematiannya. Beliau menjawab, “Hidupnya bumi bukan dengan hujan, melainkan Allah Swt akan membangkitan manusia-manusia akan menghidupkan keadilan dan bumi akan hidup kembali dengan hidupnya keadilan serta penegakan hukum-hukum Allah Swt di muka bumi lebih bermanfaat dari hujan 40 hari.”

Muhammad Saw – beberapa tahun sebelum pengangkatan – selalu berdiam diri di Gua Hira selama satu bulan di sepanjang tahun. Ia duduk di atas bongkahan batu sambil menatap bintang-bintang dan keindahan kota Makkah. Ia duduk di sana merenungkan keagungan badan manusia, bumi, pepohonan dan tanaman, binatang, gunung-gunung dan ngarai, lautan yang luas dan gelombang yang menderu. Muhammad Saw bersujud di hadapan kekuasaan dan keagungan Sang Pencipta alam semesta.

Muhammad Saw juga gelisah dengan orang-orang yang menyembah berhala dan meninggalkan Sang Pencipta. Ia kadang memikirkan fenomena penindasan yang dilakukan oleh para pembesar kaum dan orang kaya terhadap masyarakat lemah dan miskin serta mencari solusinya. Saat rasa lelah menghadapi kondisi kala itu menderanya, Muhammad Saw akan bersimpuh di hadapan Allah Swt serta larut dalam ibadah dan munajat. Ia meminta bantuan Tuhan untuk mengakhiri penyimpangan akidah dan problema sosial dan moral masyarakat.

Setelah mengakhiri masa 'itikaf satu bulan di Gua Hira, Muhammad Saw kembali ke kota Makkah dengan hati yang tenang, wajah yang bercahaya, dan penuh optimis. Ia kemudian melakukan thawaf di Ka'bah dan selanjutnya pulang ke rumah untuk memulai rutinitas kehidupan. Muhammad Saw diutus menjadi Rasul pada usia 40 tahun ketika sedang berkhalwat di Gua Hira. Malaikat Jibril datang dan membawa wahyu kepadanya sambil berkata, "Bacalah!" "Aku tidak bisa membaca," jawab Muhammad.

"Bacalah," ulang Malaikat Jibri. Tapi Muhammad terus memberi jawaban yang sama sampai tiga kali dan akhirnya ia pun berkata, "Apa yang harus kubaca?" Jibril menjawab, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

Inilah wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw dan inilah momen pengangkatan beliau sebagai Rasulullah, utusan Allah kepada seluruh umat manusia. Keagungan dan kandungan wahyu membuat tubuh Muhammad gemetar dan mengucurkan banyak keringat, dan ia pun kembali ke rumahnya.

Setelah menguasai dirinya, Muhammad menyaksikan gunung, bebatuan, dan apa saja yang dilewatinya menyampaikan salam kepadanya dan mereka berkata, "Salam atasmu wahai Muhammad. Salam atasmu wahai Wali Allah. Salam atasmu wahai Rasulullah. Berbahagialah karena Tuhan memberikan keutamaan dan keindahan kepadamu dan memuliakanmu atas segenap manusia dari yang pertama sampai yang terakhir. Orang yang utama adalah ia yang diberikan keutamaan oleh Tuhan dan orang yang terhormat adalah ia yang diberikan kehormatan oleh Tuhan. Jangan gelisah, Allah akan segera mengantarkanmu ke derajat yang paling tinggi dan kedudukan yang paling mulia." (Bihar al-Anwar, jilid 18)

Risalah kenabian Muhammad Saw memiliki keistimewaan yang khas dibanding risalah para nabi sebelumnya. Ciri khas risalah Rasul Saw adalah sebagai penutup, penghapus risalah sebelumnya, penyempurna risalah para nabi terdahulu, ditujukan untuk seluruh umat manusia, dan sebagai rahmat bagi semesta alam. Ciri-ciri ini dimiliki oleh Nabi Muhammad dan tidak dimiliki oleh para nabi sebelumnya. Risalah para nabi terdahulu hanya untuk kaum tertentu saja dan sesuai dengan kondisi pada masa itu. Sementara risalah Nabi Muhammad Saw diperuntukkan bagi seluruh umat manusia dan berlaku hingga akhir zaman.

Allah Swt mengangkat Muhammad al-Amin sebagai manusia yang paling layak dan paling sempurna. Muhammad Saw adalah sosok manusia sempurna dan moderat, di mana tidak pernah berbuat sesuatu secara ifrat (berlebihan) dan tafrit (pengurangan). Muhammad Saw diutus untuk menyelamatkan manusia yang tenggelam dalam penyembahan berhala dan kebodohan. Dengan bantuan akal dan fitrah mereka sendiri, ia membimbing masyarakat ke jalan tauhid dan meninggalkan berhala.

Pesan utama dan terpenting dari pengutusan Muhammad Saw adalah prinsip tauhid. Prinsip ini bersifat universal sehinggal Islam dikenal sebagai agama tauhid. Para nabi terdahulu juga membawa ajaran tauhid seperti yang disebutkan dalam suarat Al-Anbiya ayat 25, "Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya; "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku."

Tauhid tentu saja bukan satu-satunya solusi untuk menyelesaikan krisis-krisis di era Jahiliyah. Tauhid berarti membenci, menjauhi, dan menghapus segala bentuk syirik, menolak semua bentuk kezaliman, dan tidak mengandalkan semua kekuatan lain selain kekuasaan Allah. Tauhid seperti inilah yang sangat dibutuhkan oleh manusia modern.

Di antara misi pengutusan Nabi Muhammad Saw adalah menegakkan keadilan di tengah masyarakat. Dalam surat Al-Hadid ayat 25, Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan." Untuk menciptakan keadilan di masyarakat, pertama-tama harus mengenal keadilan itu sendiri dan kemudian motivasi untuk melaksanakannya di tengah masyarakat.

Rasulullah Saw telah memperjelas masalah keadilan baik secara teoritis maupun praktis. Semua manusia sama kedudukannya di hadapan beliau. Nabi Muhammad – tanpa alasan yang pantas – tidak pernah memuliakan seseorang dari yang lain atau merendahkan seseorang. Beliau bahkan mengarahkan pandangannya ke masyarakat secara adil. Demikian juga ketika mendengarkan pembicaraan masyarakat.

Para sahabat berkisah bahwa Rasulullah Saw menyimak pendapat kami sedemikian rupa sehingga kami berpikir beliau tidak mengerti apa-apa dan baru pertama kali mendengarnya. Padahal, beliau adalah sosok manusia sempurna yang selalu ditemani oleh Jibril.

Pendidikan dan pengajaran merupakan pilar utama kebahagiaan individu dan masyarakat. Semua nabi diutus untuk membimbing manusia ke jalan kebahagiaan dan kesempurnaan. Mereka adalah para guru dan pendidik sejati, di mana mengajarkan makrifat dan hukum-hukum Tuhan kepada manusia dengan ucapan dan amalan. Para nabi tidak pernah mengenal lelah dalam berdakwah demi menghapus kerusakan dan kebobrokan dari masyarakat.

Rasulullah Saw membaktikan seluruh hidupnya untuk mendidik dan membimbing masyarakat. Di tengah berkecamuknya Perang Uhud dan ketika beliau terluka parah dan giginya patah, sekelompok sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, kutuklah mereka! Engkau berjuang untuk membimbing dan menyelamatkan mereka, tapi mereka justru berperang denganmu!" Rasul Saw kemudian meletakkan patahan giginya di telapak tangan dan mengangkat kedua tangannya ke langit sambil berseru,"Ya Allah! Berilah mereka petunjuk, tunjuklah jalan kepada mereka. Mereka tidak mengetahui."

Dalam peristiwa Perang Badar, ketika para tawanan yang terikat rantai dibawa menghadap Rasulullah Saw, sebuah senyuman tersungging di bibir beliau. Salah satu tawanan kemudian berkata, "Seharusnya engkau tertawa karena telah mengalahkan kami dan sekarang kami menjadi tawananmu." Rasul bersabda, "Jangan salah! Senyuman saya, bukan senyuman kemenangan dan penaklukan, tapi ini karena harus mengantarkan orang-orang seperti kalian ke surga dengan rantai. Saya ingin menyelamatkan kalian dan kalian melakukan perlawanan terhadap saya, dan kalian menghunus pedang!"

Rasulullah telah mengubah gaya hidup dan hubungan kemanusiaan, budaya politik, budaya pemerintahan dan lain-lain. Beliau membuat masyarakat punya jati diri dan kepribadian, serta menjadikan mereka lebih bertanggung jawab. Rasul bersabda, "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut.”

Allah Swt telah menciptakan manusia dengan berbagai potensi dan kapasitas. Akal dan fitrah adalah dua sarana internal untuk memperoleh kemuliaan material dan spiritual. Namun mengingat akal dengan sendirinya tidak cukup untuk meniti jalan menuju Tuhan, maka Dia mengutus para nabi sebagai pembimbing eksternal, dan tentu ini tidak menciderai orisinalitas akal dan kedudukannya. Rasulullah Saw juga memberikan perhatian khusus kepada akal, ilmu pengetahuan, dan orisinalitas akal.

Akhir kata, peringatan hari pengutusan Rasulullah Saw merupakan sebuah kesempatan untuk kembali mendalami ajaran-ajaran Islam – penjamin kebahagiaan – dan sejarah kehidupan Nabi Muhammad. Masyarakat modern harus kembali ke jalan Rasulullah Saw untuk menyingkirkan sifat-sifat syirik dari dalam diri dan menolak hegemoni asing.