کمالوندی

کمالوندی

Majalah Foreign Policy menyebut uji coba rudal Iran baru-baru ini tidak melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Dalam sebuah analisanya, Rabu (16/3/2016), Foreign Policy menyinggung pernyataan para pejabat Amerika Serikat yang menganggap uji coba rudal Iran melanggar resolusi 2231 Dewan Keamanan.

"Resolusi itu menyeru Iran untuk tidak melakukan segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan rudal balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir, sementara uji coba rudal terbaru oleh Iran tidak melanggar dokumen internasional itu," tulisnya.

Menurut Foreign Policy, resolusi 2231 memberi celah yang cukup besar bagi Iran untuk mengembangkan rudal jarak menengah dan jarak jauh tanpa berbenturan dengan seruan Dewan Keamanan.

Pekan lalu, Divisi Dirgantara Pasdaran menggelar manuver rudal dan melakukan uji coba beberapa rudal balistik. Mereka juga menembakkan dua rudal balistik Qadr-H dan Qadr-F ke target yang sudah ditentukan dalam jarak 1400 kilometer.

Seorang senator senior Rusia mengatakan Moskow telah mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan di Suriah.

Dalam wawancaranya dengan CNN, Kamis (17/3/2016), Andrei Klimov, wakil ketua Komite Urusan Luar Negeri Senat Rusia menuturkan, "Rusia tidak pernah mengatakan bahwa kami akan segera menghentikan semua operasi militer kami di Suriah."

"Kami hanya berbicara tentang penarikan sebagian pasukan Rusia dari wilayah Suriah. Langkah berikutnya Rusia tergantung pada hasil pembicaraan politik dan juga perilaku organisasi teroris di wilayah Suriah," tegas Klimov.

Ketika ditanya pandangan Rusia tentang krisis Suriah, Klimov menerangkan bahwa pandangan negaranya belum berubah dan Moskow tetap menekankan solusi politik dan menentang solusi militer.

Ia juga mengatakan bahwa Rusia menentang upaya beberapa kelompok atau negara asing untuk mengubah peta negara Suriah.

Sementara itu, Wakil Sekjen Dewan Keamanan Nasional Rusia, Yevgeny Lukyanov dalam satu pernyataan menegaskan komitmen negaranya untuk melanjutkan perang melawan terorisme internasional di Suriah.

"Rusia akan mempertahankan kehadiran militernya di pangkalan laut Tartus dan pangkalan udara Hmeymim serta melanjutkan serangannya terhadap basis-basis teroris di Suriah," tegasnya.

Kementerian Pertahanan AS mengeluarkan larangan perjalanan bagi tentara Amerika ke lima negara di Afrika Barat, menyusul serangan baru-baru ini di kawasan itu.

Seperti dilansir Reuters, Pentagon dalam sebuah pernyataan, Rabu (16/3/2016) menyatakan bahwa personel militer AS dilarang melakukan kunjungan ke Senegal, Guinea, Pantai Gading, Burkina Faso dan Ghana.

"Ini hanya untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat peristiwa terbaru yang terjadi di wilayah tersebut," kata juru bicara Komando Pasukan AS di Afrika, Anthony Falvo.

Sejumlah pria bersenjata pada Minggu lalu menyerang sebuah resor pantai di Pantai Gading dan menewaskan 19 warga sipil.

Cabang Al Qaeda di Afrika, (Islamic Maghreb) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. (

Kepala Staf Gabungan Militer Israel Gadi Eizenkot, mengakui ketidakmampuannya dalam menghadapi kekuatan para pejuang Palestina.

Kantor berita Qodsna, Kamis (17/3/2016) melaporkan, Eizenkot mengatakan militer Israel telah menghabiskan lebih dari 250 juta dolar untuk melacak tunel-tunel kelompok pejuang di perbatasan Jalur Gaza dan Palestina pendudukan, tapi tidak berhasil menghancurkannya.

Gerakan Hamas selain merakit roket dan mortir, juga menggali tunel-tunel sebagai salah satu senjata paling strategis dalam melawan tentara rezim Zionis.

Eizenkot juga mengakui bahwa 65 persen tentara Israel telah disebarkan di Tepi Barat. Menurutnya, Intifada Quds merupakan sebuah bahaya bagi keamanan Israel.

Sejumlah daerah di Palestina pendudukan dilanda gelombang protes sejak Oktober 2015 untuk memprotes kebijakan agresif Israel dan konspirasi mengubah identitas Baitul Maqdis serta membagi Masjid al-Aqsa.

Militer Israel sejak pecahnya Intifada Quds, hingga kini telah menewaskan 204 warga Palestina dan melukai atau menangkap sejumlah besar lainnya.

Warga Palestina pun membalas kejahatan rezim Zionis. Sejak Oktober 2015 hingga sekarang, mereka telah membunuh 32 pemukim Zionis dan melukai sejumlah banyak lainnya.

Cina menyatakan penentangan atas sanksi sepihak terhadap Korea Utara dan menganggap hal itu bisa meningkatkan ketegangan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Lu Kang pada Kamis (17/3/2016) mengatakan bahwa Baijing menentang sanksi sepihak terhadap Korut. Demikian dilansir Reuters.

Amerika Serikat pada Rabu lalu menerapkan sanksi baru terhadap Korut yang dimaksudkan untuk mengisolasi negara itu setelah melakukan uji coba nuklir dan rudal.

Para pejabat AS sebelumnya percaya bahwa larangan perdagangan komprehensif tidak akan efektif tanpa komitmen kuat dari Cina, selaku mitra dagang terbesar Korut.

Korut telah melakukan uji coba nuklir pada 6 Januari, dan meluncurkan sebuah roket pada 7 Februari.

Pada awal Maret, Cina menyetujui sanksi baru PBB terhadap Korut.

Dua orang lelaki dalam kondisi jengkel dan protes menemui Imam Ali as dan berkata, "Wahai Ali! Selesaikanlah masalah kami karena Engkau mampu mengatasi segala urusan..."

Imam Ali as berkata, "Apa masalahnya? Katakan agar kuketahui!"

Lelaki yang satu berkata, "Lelaki ini adalah budakku. Di pertengahan jalan menuju Kufah dia telah membangkang perintahku dan aku menghukumnya. Sekarang dia tidak mau mendengarkan ucapanku dan menganggap dirinya sebagai majikanku."

Lelaki yang lainnya berkata, "Wahai Abu al-Hasan! lelaki ini berbohong. Aku adalah majikannya, namun dia membangkang perintahku!"

Imam Ali memerintahkan keduanya untuk bersumpah dan berkata jujur. keduanya pun bersumpah dan masing-masing menganggap yang lain sebagai budaknya. Melihat kondisi semacam ini, Imam Ali memerintahkan Qanbar agar membuat dua lubang di dinding kemudian memerintahkan kedua lelaki tersebut untuk memasukkan kepalanya di lubang dinding yang ada. Lalu beliau berkata, "Hai Qanbar! Ambilkan pedangku!"

Qanbar berkata, "Tuan! Pedang untuk apa?!"

Imam Ali berkata, "Aku ingin memenggal kepala budak dari badannya!"

Tiba-tiba salah satu dari kedua lelaki itu ketakutan dan mengeluarkan kepalanya dari lubang dinding. Namun lelaki yang satunya tidak bergerak sama sekali. Imam Ali as berkata, "Hai lelaki! Engkau tadi mengatakan bahwa engkau sebagai majikannya?"

Sang budak berkata, "Iya. Dia telah memukulku dan aku melakukan yang demikian ini karena untuk membalas dendam."

Kemudian Imam Ali kepada sang majikan berkata, "Masalahnya sudah selesai. Kerjakanlah urusan kalian dan jangan lupa bahwa antara budak dan majikan, masing-masing memiliki hak di pundak yang lainnya; untuk itu, salinglah menyayangi satu sama lainnya!" (IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati)

Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Ali as

Sabtu, 12 Maret 2016 08:24

Ayah, Cucu-cucumu Lapar!

Hati Sayidah Fathimah as saat itu sedih, namun dia tahu apa obat kesedihan hatinya. Dia berpikir; aku akan pergi kepada ayahku untuk memperbarui pertemuan agar hatiku menjadi kuat kemudian kepadanya kukatakan, "Wahai Rasulullah, cucu-cucumu lapar dan..."

Sembari berpikir Sayidah Fathimah sudah berada di depan pintu rumah ayahnya. Dia mengetuk pintu. Rasulullah kepada Ummu Aiman berkata, "Bukalah pintu! Putriku ada di balik pintu!"

Ummu Aiman membuka pintu. Sayidah Fathimah as masuk dan duduk di samping ayahnya. Rasulullah Saw menanyakan keadaan Sayidah Fathimah, suami dan anak-anaknya seraya berkata, "Putriku! Tidak biasanya Engkau datang ke rumah kami pada saat ini. Apakah ada kesulitan?"

Sayidah Fathimah as menjawab, "Wahai Rasulullah! Apa makanan para malaikat?"

Rasulullah Saw bersabda, "Zikir [mengingat] Allah."

Sayidah Fathimah as bertanya, "Ayah, lalu apa makanan kita?"

Rasulullah Saw bersabda, "Demi Allah! Sudah satu bulan lamanya tungku di rumah keluarga Muhammad tidak menyala."

Kemudian beliau bersabda, "Wahai mata hatiku! Izinkan, Kuajarkan kepadamu lima kata yang diajarkan oleh Jibril kepadaku, sehingga dimudahkan urusanmu saat menghadapi kesulitan dalam kehidupan."

Sayidah Fathimah as berkata, "Saya akan mendengarkannya dengan baik."

Rasulullah Saw berkata, "Ketika menghadapi kesulitan, bacalah! "Ya Rabbal 'Awwalina wal Akhirin, Ya Dzal Quwwatil Matin, Wa Ya Rahimal Masakin, Wa Ya Arhamar Rahimin."

"Wahai Tuhannya orang-orang terdahulu dan yang akan datang, Wahai Pemilik kekuatan, dan Wahai Pengasih orang-orang miskin dan Yang paling Pengasih dari semua pengasih."

Sayidah Fathimah as mempelajari doa tersebut dan kembali ke rumahnya. Sayidina Ali kepadanya bertanya, "Apa yang terjadi?"

Sayidah Fathimah as berkata, "Aku pergi kepada Ayahku untuk meminta dunia, namun aku mendapatkan resep untuk akhirat."

Sayidina Ali as berkata, "Hari ini adalah hari terbaik dalam kehidupanmu!" (IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati)

Sumber: Sad Pand va Hekayat; Sayidah Fathimah Zahra as

Sabtu, 12 Maret 2016 08:23

Melanggar Janji

Tekanan Muawiyah terhadap masyarakat dan Imam Hasan as sedemikian rupa sehingga para pecinta Ahlul Bait Rasulullah Saw mengalami penderitaan dan siksaan. Dari sisi lain tidak ada sahabat yang setia dan pemberani yang mendukung Imam Hasan as sehingga kemudian Imam Hasan as berkata, "Demi Allah! Seandainya saja aku memiliki sahabat yang setia dan sepemikiran denganku sebanyak jumlah jari-jari tangan saja, maka aku tidak akan ragu-ragu berperang melawan Muawiyah. Namun..."

Dalam kondisi sulit itu tidak ada jalan lain bagi Imam Hasan as kecuali untuk sementara harus menerima syarat-syarat yang diajukan oleh Muawiyah. Oleh karena itu, setelah berpikir panjang terkait masalah ini, Imam Hasan as memutuskan untuk menerima pengajuan Muawiyah.

Hal-hal yang diperlukan sudah siap. Rencananya, perjanjian damai antara Imam Hasan as dan Muawiyah akan ditandatangani. Di hadapan penyerahan pemerintahan kepada Muawiyah, Imam Hasan memberikan beberapa syarat agar Muawiyah menepatinya. Antara lain:

- Mengamalkan Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah Saw.

- Tidak berhak menentukan pengganti untuk dirinya.

- Masyarakat, di mana saja mereka berada di bumi Allah; di Syam atau Irak, Yaman atau Hijaz harus dijamin keamanannya, dan mereka berhak melindungi para sahabat Imam Ali as di rumah-rumah mereka.

- Tidak mengganggu para pecinta Ahlul Bait Rasulullah Saw dan tidak mewujudkan kesulitan bagi Hasan bin Ali as, saudaranya Husein dan siapapun dari Ahlul Bait [keluarga] Rasulullah Saw baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan dan secara umum, para pecinta Ahlul Bait Rasulullah Saw harus dijamin keamanannya secara penuh.

Imam Hasan as dan Muawiyah, keduanya menandatangani perjanjian itu. Namun tidak lama kemudian Muawiyah melupakan janjinya dan kembali kembali memulai kezaliman dan penyiksaan terhadap para pecinta Ahlul Bait Rasulullah Saw.

Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Hasan as.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, rakyat Iran, dengan paritispasi luasnya dalam pemilu terbaru, membuktikan kepercayaannya pada pemerintahan Islam secara nyata.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Kamis (10/3) dalam pertemuan terakhir dengan Ketua dan para anggota Dewan Ahli Kepemimpinan Iran (khobregan) periode ke-4, mengapresiasi partisipasi luas rakyat dalam pemilu 26 Februari lalu.

Rahbar menuturkan, rakyat Iran dalam pemilu Majelis Syura Islam (parlemen) dan Dewan Ahli Kepemimpinan (khobregan) membuktikan bahwa partisipasi 62 persen mereka dibandingkan dengan negara-negara pengklaim demokrasi, berada di level yang tinggi.

Ia menjelaskan bahwa rakyat Iran dengan partisipasinya dalam pemilu telah melaksanakan kewajiban mereka.

"Sekarang giliran para pejabat yang harus melaksanakan tanggung jawabnya," ujar Rahbar.

Ayatullah Khamenei menyebut kewajiban Dewan Ahli Kepemimpinan adalah hidup revolusioner, berpikir revolusioner dan bertindak revolusioner.

Ia menambahkan, diperhatikannya tiga karakteristik ini dalam proses memilih pemimpin negara mendatang merupakan tanggung jawab mendasar Dewan Ahli Kepemimpinan.

Ke depan, katanya, dalam memilih pemimpin negara, kepentingan pribadi dan golongan harus dikesampingkan.

Rahbar juga menyinggung soal kewajiban pejabat pemerintah dan mengatakan, dalam kondisi sekarang ini, tiga kewajiban dan prioritas utama seperti ekonomi perlawanan, berlanjuntya gerakan ilmu pengetahuan dan menjaga budaya negara, bangsa dan pemuda, harus menjadi perhatian pemerintah.

Menurut Ayatullah Khamenei, masalah infiltrasi di Iran sangat serius dan penting.

"Satu-satunya jalan kemajuan yang hakiki adalah penguatan struktur internal negara di bidang ekonomi, budaya dan politik, menjaga karakteristik revolusi, gerakan jihad, menjaga kemuliaan dan identitas keislaman dan nasional," paparnya.

Rahbar menegaskan, Iran, siap berinteraksi dengan seluruh dunia kecuali Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel.

Ia menilai perang-perang di kawasan saat ini, sepenuhnya politis.

"Musuh Islam berusaha merubah konflik-konflik ini menjadi konflik mazhab, sehingga tidak bisa diselesaikan dengan mudah, dan kita tidak boleh membantu tercapainya tujuan berbahaya ini," pungkas Rahbar.

Wakil Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Urusan Al-Quran, Hujjatul Islam Hamid Mohammadi, dalam acara peluncuran terjemahan bahasa Cina al-Quran al-Karim Ahad (5/3), menekankan pentingnya penerjemahan kitab langit terakhir itu berbagai bahasa.

Fars News melaporkan, menyingung ayat-ayat pertama surat al-Rahman, Mohammadi menegaskan, "Allah Swt dalam ayat-ayat tersebut, menyifati diri-Nya sebagaial-Muallim."

Seraya menegaskan pentingnya perluasan dan pemasyarakat program-programqurani, Mohammadi menandaskan pula bahwa, "Kita harus menjelaskan hakikat alam semesta ini dengan sebaik-sebaiknya kepada seluruh umat manusia."

Terkait perampungan terjemahan al-Quran ke bahasa Cina, Hujjatul Islam Mohammadi, mengapresiasi kerja keras dan terperinci Lembaga Wakaf dan Urusan Amal Iran dalam hal ini. Menurutnya, program penerjemahan al-Quran ke berbagai bahasa harus ditingkatkan mengingat hingga kini al-Quran baru diterjemahkan ke dalam 200 bahasa saja sementara kitab injil telah diterjemahkan ke lebih dari 2.500  bahasa.

Penerjemahan al-Quran ke dalam bahasa Cina itu telah dimulai sejak 10 tahun lalu dan pada tahun 2010 telah disetujui pencetakannya di Cina. Program terjemah itu diserahkan kepada Sulaiman Baiji Su.

ini merupakan terjemahan al-Quran dalam bahasa Cina pertama yang dilakukan oleh seorang Syiah Cina. Baiji Su adalah pasca sarjana Maarif Islami di Universitas Razavi, Mashhad, dan juga telah mengantongi ijazah S1 di bidang sastra Persia di Universitas Tehran. Penerjemah Cina itu telah berdomisili di Iran sejak 15 tahun.