کمالوندی

کمالوندی

Menteri Pertahanan dan Komandan Angkatan Laut Iran meninjau proses pembuatan kapal perusak Jamaran-3, Sahand dan Sina di Bandar Abbas, Selatan Iran.

Pembuatan kapal perusak ini dimulai sejak tahun 2010 dalam kerangka “Proyek Mouj”.

IRIB News (10/9) melaporkan, Brigjen Hossein Dehghan, Menhan Iran, menilai modernisasi dan penggunaan teknologi terbaru dengan memanfaatkan tenaga dalam negeri, merupakan karakteristik produk-produk Angkatan Laut Iran.

Dalam kunjungannya ke kompleks industri wilayah kesatu AL Iran di Bandar Abbas, Dehghan menuturkan, “Hari ini AL Iran, menjadi salah satu penyedia perlengkapan, persenjataan dan peralatan militer terpenting, untuk mempertahankan perbatasan Iran.”

Menhan Iran juga meninjau dermaga bawah laut dan proses perbaikan mendasar kapal selam-kapal selam tipe Ghadir.

Sementara itu, Laksamana Habibollah Sayyari, Komandan AL Iran mengatakan, “Kemampuan memproduksi kapal perusak di Iran dimulai dengan dibuatnya Jamaran dan saat ini kapal perusak Jamaran-3 yang lebih canggih dari sisi perlengkapan pertahanannya ketimbang Jamaran-1, pembuatannya memasuki tahap akhir.”

Ia menambahkan, “Tujuan AL adalah, memproduksi perlengkapan yang dibutuhkan untuk mempertahankan wilayah laut Iran.”

Menhan Iran bersama Menteri Industri, Tambang dan Perdagangan serta Penasihat Presiden Iran untuk urusan zona bebas, Kamis pagi tiba di Kenarak, Provinsi Sistan-Baluchestan, Tenggara Iran untuk meninjau fasilitas-fasilitas di permukaan dan bawah laut.

Lembaga rating Moody menyatakan pencabutan sanksi terhadap Iran akan "memberikan dampak positif" bagi bank-bank Iran dan pada akhirnya akan menyebabkan pertumbuhan signifikan di sektor perbankan Iran.

Moody dalam sebuah laporan menekankan bahwa kenaikan diantisipasi dalam perdagangan dan investasi di Iran yang dapat mendukung kualitas aset bank domestik.

Namun demikian, Moody menekankan bahwa Iran masih perlu memperkuat tingkat modal bank dan melaksanakan reformasi struktural untuk memfasilitasi pertumbuhan sektor perbankan di era pasca-sanksi.

Moody mengatakan lebih lanjut dalam laporan yang lebih rinci soal kegiatan usaha perbankan di Iran – pasca pencabutan sanksi - akan "menciptakan peluang bisnis regional baru yang berkaitan dengan perdagangan finansial, surat kredit, investasi baru dan proyek-proyek infrastruktur.”

Jika dan ketika sanksi dicabut, lebih dari separuh dari cadangan resmi yang saat ini dibekukan - diperkirakan oleh Institute of International Finance mencapai total 92 miliar dolar - dapat digunakan, misalnya, untuk rekapitalisasi bank-bank milik pemerintah atau diinvestasikan dalam membangun infrastruktur negara.(

Menteri Pertahanan Republik Islam Iran mengatakan, kehadiran pasukan Angkatan Laut negara ini merupakan mukhadimah dan mendasari pengembangan pantai Makran di tenggara Iran.

Brigadir Jenderal Hossein Dehqan mengungkapkan hal itu dalam kunjungannya ke pantai Konarak di Provinsi Sistan Baluchestan, Kamis (10/9/2015) seperti dilansir IRNA.

Ia menegaskan, AL Iran memiliki kesiapan penuh untuk bekerjasama dengan lembaga-lembaga dan organisasi lain guna mengembangkan pantai Makran.

"Untungnya, dengan penempatan unit-unit produksi dan ekonomi serta partisipasi sektor swasta, diperkirakan pantai Makran akan lebih berkembang dari sebelumnya," imbuhnya.

Sementara itu, Laksamana Habibollah Sayyari, Panglima AL Iran dalam kunjungan ini mengatakan, pengadaan infrastruktur dan kehadiran kuat pasukan AL di pantai Makran akan menjamin pengembangan pantai ini dalam waktu dekat.

Menurutnya, perginya para nelayan hingga ke perairan jauh dan keamanan kapal-kapal Iran di Samudera Hindia merupakan hasil dari kehadiran kuat AL negara ini.

Menhan dan Menteri Perindustrian, Pertambangan dan Perdagangan serta Penasihat Tinggi Presiden Iran untuk Urusan Zona Bebas telah tiba di Chabahar pada Kamis.

Kunjungan tersebut untuk membuka operasi beberapa proyek penting termasuk kompleks besar baja Makran Chabahar dengan kapasitas 3,2 juta ton.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuannya dengan Presiden Kyrgyzstan, Almazbek Atambayev menilai bahwa prinsip kebijakan luar negeri Iran adalah meningkatkan hubungan antara negara-negara Islam dan kawasan.

Seperti dilaporkan kantor penerangan Rahbar, Ayatullah al-Udzma Khamenei Sabtu (5/9) di pertemuannya dengan Almazbek Atambayev menekankan, prinsip kebijakan luar negeri Iran adalah meningkatkan hubungan semua sektor dan kuat antara negara-negara Islam dan kawasan.

Rahbar di pertemuan ini menyebut penentangan terhadap pemaksaan kekuatan arogan sebagai sebuah prinsip ilahi dan islami. Beliau menjelaskan, kekuatan imperialis dan arogan senantiasa menebar konspirasi terhadap bangsa dunia, namun Islam menghendaki kemuliaan bangsa Muslim dan solusi tunggal melawan serta menepis keburukan kekuatan ini adalah resistensi dan memperkokoh hubungan negara-negara Islam.

Beliau juga menyebut peningkatan kerjasama kedua negara di berbagai sektor sebagai sebuah keniscayaan dan berdasarkan tekad menciptakan hubungan kokoh.

Sementara itu, Almazbek Atambayev di perteuan ini mengungkapkan kepuasannya atas lawatan ke Tehran dan mengatakan, Iran dan Kyrgyzstan adalah dua bangsa bersaudara dan memiliki kesamaan agama, sejarah serta budaya. Menurutnya kedua bangsa memiliki semangat kebebasan dan independensi.

Presiden Kyrgyzstan seraya mengisyaratkan penutupan pangkalan militer Amerika Serikat di Manas dan pembatalan kontrak kerjasama dengan negara tersebut menandaskan, tidak ada negara di dunia yang berhak menganggap dirinya di atas negara lain serta menjatuhkan sanksi zalim kepada pihak lain.

Seraya memuji resistensi pemerintah dan bangsa Iran terhadap Amerika Serika, Almazbek Atambayev mengatakan, Iran dihadapan sanksi bukan saja tidak goyah, namun malah semakin solid dan Republik Islam kami anggap sebagai teladan.

Di pertemuan ini, Presiden Republik Islam Iran, Hassan Rouhani juga hadir.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, menekankan pentingnya produksi konten islami kokoh dan menarik di dunia maya. Beliau juga menggarisbawahi tuntutan perencanaan 'tepat dan proporsional untuk menangani isu-isu dunia maya.

Hal itu disampaikan Rahbar dalam pertemuan dengan ketua dan anggota Dewan Tinggi Dunia Maya, Senin (7/9/2015), seraya menilai Dewan sebagai pusat utama penetapan kebijakan yang sadar, bertanggungjawab dan kokoh di dunia maya.

Rahbar Republik Islam Iran menilai penting pembentukan Dewan itu dan Pusat Nasional Dunia Maya, dalam upaya pemanfaatan maksimal dan efektif dunia maya demi memberikan pelayanan kepada masyarakat dan membantu kemajuan negara.

Beliau juga menekankan partisipasi pro-aktif dan signifikan di dunia maya, fokus dalam penentuan keputusan, keseriusan dalam pelaksanaan tanpa membuang-buang waktu, koordinasi antarlembaga dan penghindaran benturan.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengungkapkan, “Pejabat Iran dan Austria harus memprogram dan menindaklanjuti upaya pengokohan hubungan di antara mereka.”

Ayatullah Khamenei Selasa (8/9)  di pertemuannya dengan Presiden Austria, Heinz Fischer bersama rombongan mengisyaratkan permusuhan pemerintah Amerika Serikat dengan Revolusi Islam karena Washington kehilangan kepentingannya di Tehran. Rahbar juga menyebut sikap negara-negara Eropa yang mengekor kebijakan perseteruan Amerika terhadap Iran tidak logis.

Rahbat lebih lanjut menilai misi utama Revolusi Islam adalah menebar kebaikan dan membawa kebahagiaan bagi warga Iran serta seluruh umat manusia di bawah Jalan Ilahi, logika dan iman yang dibarengi dengan amal. “Misi kebaikan ini masih juga memiiki musuh di tingkat internasional yang menghendaki pengobaran perang dan mengadu domba antar bangsa. Namun Iran memiliki banyak sahabat baik dan kental di antara pemerintah dan bangsa dunia,” papar Rahbar.

Seraya mengisyaratkan permusuhan irrasional sejumlah negara Eropa terhadap Republik Islam pasca kemenangan Revolusi Islam, Ayatullah Khamenei mengatakan, “Revolusi Islam berhasil membebaskan Iran dari cengkeraman penuh Amerika dan hal ini pula yang mendorong permusuhan Washington terhadap Tehran. Namun sikap sejumlah negara Eropa yang mengekor Amerika tidak tepat dan irrasional. Namun demikian Austria bukan termasuk kelompok ini.”

Rahbar lebih lanjut menyinggung aksi-aksi dan penyebaran kefasadan oleh anasir menyimpang di kawasan dengan mengatasnamakan Islam. “Islam bukan seperti yang dikenalkan oleh kelompok menyimpang ini. Islam sejati adalah yang bersandarkan pada kekuatan rasio, keimanan dan logika.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, Rabu (9/9/2015) dalam pertemuan dengan ribuan warga dari berbagai kalangan, memperingatkan upaya tipu daya Amerika Serikat untuk menyusup dari berbagai celah, seraya menyebut perekonomian kuat dan kokoh, pengembangan sains, serta pemeliharaan dan pengokohan semangat revolusi khususnya di kalangan pemuda, merupakan tiga faktor dalam memberikan perlawanan tegas menghadapi permusuhan tanpa akhir “Setan Besar”. Dengan menjelaskan beberapa poin tentang pemilu mendatang, Rahbar mengatakan, “Hasil setiap pemilu juga sama seperti setiap suara rakyat, adalah hak rakyat dan dengan seluruh jiwa dan raga, hak rakyat ini akan diperjuangkan.”

Menyinggung hari-hari penuh berkah di bulan Dzulqa’dah dan pentingnya pemanfaatan kesempatan berharga ini,  beliau menilai bulan Shahrivar (bertepatan dengan bulan Dzulqa’dah) sebagai bulan penuh kenangan berarti dan mengatakan, “Pada semua peristiwa di bulan ini, termasuk  pembantaian warga tidak berdosa oleh rezim Pahlevi pada 17 Shahrivar 1357 (8 September 1978), gugur syahidnya presiden dan perdana menteri negara pada 8 Shahrivar 1360 (30 Agustus 1981), teror terhadap syahid Ayatullah Qoddusi dan syahid Ayatullah Madani di bulan ini dan serangan [rezim] Saddam ke Iran pada 31 Shahrivar 1359 (30 Agustus 1980), semuanya terdapat jejak kaki Amerika Serikat baik langsung maupun tidak langsung.”

Seraya mengungkapkan kekhawatiran mulai dilupakannya secara gradual kenangan penuh makna ini khususnya di benak para pemuda negara dan mengkritik kelalaian lembaga-lembaga berwenang dalam masalah ini, beliau menambahkan, “Peristiwa-peristiwa penuh pelajaran ini jangan sampai memudar dari memori sejarah bangsa, karena jika generasi muda terhalang mengenal dan menelaah kenangan bersejarah dan nasional ini, maka mereka juga akan keliru dalam mengenali solusi dan masa depan negara.”

Ayatullah Khamenei menyinggung sejumlah contoh kekuasaan mutlak Amerika Serikat pada era rezim Pahlevi dan menegaskan, “Seluruh pilar rezim taghut termasuk kabinet pemerintah dan raja, adalah pengekor Amerika Serikat dan para pejabat AS melalui antek-anteknya, berkuasa bak Firaun atas bangsa tertindas Iran. Akan tetapi Imam [Khomeini] tampil bak Nabi Musa as dengan dukungan rakyat, memberangus rezim tersebut dari tanah kuno ini.”

Rahbar menilai berakhirnya kepentingan ilegal Amerika Serikat di Iran sebagai faktor utama di balik dendam dan permusuhan tanpa akhir mereka terhadap Republik Islam dan bangsa Iran.

Ayatullah Khamenei menilai luar biasa langkah bersejarah Imam Khomeini melabel Amerika Serikat dengan sebutan “Setan Besar” dan mengatakan, “Pemimpin semua setan dunia adalah Iblis. Namun pekerjaan Iblis adalah menipu dan menghasut, sementara Amerika Serikat di samping menghasut, juga membantai, memberlakukan sanksi, menipu dan berpura-pura.”

Mengkritik tegas pihak-pihak yang berusaha mengesankan citra kesetanan Amerika Serikat sebagai malaikat penyelamat, Rahbar mengatakan, “Terlepas dari agama dan revolusi, bagaimana dengan nasib loyalitas pada kemaslahatan negara dan logika? Logika dan kesadaran mana yang mengijinkan kita untuk mempersolek kriminal seperti Amerika Serikat serta menjadikannya sebagai teman dan orang terpercaya?”

Beliau memperingatkan berbagai politik dan cara infiltrasi Amerika Serikat dan menambahkan, “Setan yang telah diusir oleh rakyat sedang dari pintu [negara] kini berusaha untuk kembali dari jendela dan kita tidak boleh membiarkannya.”

Rahbar menilai permusuhan Amerika Serikat terhadap bangsa Iran tidak akan pernah berakhir dan mengatakan, “Pada hari-hari setelah JCPOA (Rencana Aksi Bersama Komprehensif) [tercapai] dan kesepakatan yang hingga kini belum jelas nasibnya baik di Iran maupun Amerika Serikat, orang-orang Amerika Serikat di Kongres sibuk menyusun makar dan ratifikasi untuk mengganggu Iran.”

Beliau menilai satu-satunya cara mengakhiri makar Amerika Serikat adalah kekuatan nasional rakyat Iran dan menambahkan, “Kita harus kuat sedemikian rupa sehingga Setan Besar akan putus asa dari semua permusuhannya.”

Dalam menjelaskan pencapaian kekuatan nasional, Rahbar menyinggung tiga poin yaitu, “Ekonomi yang kuat dan kokoh, sains mutakhir dan berkembang, memelihara dan memperkokoh semangat revolusi khususnya di kalangan pemuda.”

Terkait poin pertama Rahbar menegaskan, “Ekonomi yang kuat dan kokoh dapat tercapai dengan implementasi nyata dan tanpa mengulur waktu kebijakan ekonomi muqawama yang telah diinstruksikan yang tentunya pemerintah punya program yang sedang dilaksanakan.”

Rahbar menilai penting perkembangan sains dan mempertahankan kecepatan kemajuan sains seraya mengatakan, “Pengokohan semangat revolusi dan perlawanan dalam masyarakat merupakan jalan terbaik memperkuat sisi internal dan para pejabat harus mengapresiasi para pemuda revolusioner.”

Menyinggung upaya musuh untuk membuat para pemuda abai dan tidak peduli, beliau mengatakan, “Mereka yang ingin membunuh semangat epik dan revolusioner pada diri para pemuda, dan di dalam negeri juga ada sekelompok pihak yang selalu melabel para pemuda pejuang dengan sebutan radikal, ini sangat  keliru.”

Setelah menjelaskan jalan-jalan mencapai kekuatan dan membuat musuh putus asa, Rahbar menandaskan, “Orang-orang Amerika sekarang sedang membagi tugas, dengan Iran mereka bersikap ganda, sebagiannya tersenyum dan sebagian lain menyusun rencana anti-Iran.”

Beliau menilai upaya Amerika Serikat untuk berunding dengan Iran sebagai alasan untuk infiltrasi dan pemaksaan tuntutan Gedung Putih, seraya menekankan, “Kami hanya berunding hanya dalam masalah nuklir itu pun karena alasan-alasan jelas dan telah diumumkan, yang alhamdulillah para juru runding juga tampil baik dalam hal ini, akan tetapi di bidang lain, kami tidak akan berunding dengan Amerika Serikat.”

Ayatullah Khamenei menambahkan, “Tentunya kami mendukung perundingan dan kesepahaman di berbagai tingkat pemerintahan, etnis dan agama dengan semua negara kecuali Setan Besar.”

Menyebut rezim Zionis ilegal, Rahbar menyatakan, “Sebagian orang Zionis mengatakan, menyusul hasil perundingan nuklir, kami telah lega dari kekhawatiran selama 25 tahun. Akan tetapi kami katakan kepada mereka bahwa sebenarnya kalian tidak akan menyaksikan 25 tahun mendatang dan dengan pertolongan Allah Swt, tidak akan ada nama rezim Zionis di kawasan ini.”

Rahbar menekankan, selama itu pula semangat perjuangan islami, epik dan jihad, tidak akan membiarkan rezim Zionis tenang.

Pada bagian akhir pernyataannya, Ayatullah Khamenei menjelaskan beberapa poin penting tentang pemilu pada [bulan ] Esfand 1394 (atau bertepatan Februari-Maret 2016).

Beliau mengkritik sebagian pihak yang sejak satu setengah tahun berusaha menciptakan nuansa pemilu dan mengatakan, “Hal ini tidak sesuai dengan kemaslahatan negara, karena ketika nuansa kompetisi dan persaingan pemilu menjadi  fokus, maka masalah-masalah utama akan termarginalkan dan ini tidak menguntungkan rakyat dan negara, akan tetapi sekarang saatnya  untuk mengemukakan beberapa poin tentang pemilu.”

Rahbar menilai pemilu sebagai masalah sangat penting dan manifestasi partisipasi dan kepercayaan rakyat serta simbol demokrasi agama dan sejati di Iran.

Beliau menambahkan, karena nilai pentingnya ini, pelaksanaan pemilu di Iran dalam 37 tahun terakhir, tidak pernah diundur bahkan untuk sehari, dengan alasan apapun dan dalam kondisi sulit dan susah. Tentunya para pemain politik pada beberapa periode mengupayakannya akan tetapi upaya mereka dibendung.

Menyinggung propaganda tanpa henti Amerika Serikat dan anasir-anasirnya membidik pemilu di Iran, Rahbar menuturkan, “Di setiap periode [kekuasaan] rezim taghut mereka tidak pernah walau sekali mengkritik pemilu formalitas dan sandiwara, dan sekarang mereka juga tidak memprotes rezim-rezim diktator dan warisan regional, akan tetapi Iran dengan pelaksanaan puluhan pemilu yang benar-benar merakyat dan nyata, selalu menjadi target propaganda.”

Ayatullah Khamenei menekankan kesehatan pemilu selama 37 tahun di Iran dan menjelaskan, “Dengan parameter konvensional­ internasional, pemilu di Iran juga  termasuk pemilu paling sehat dan terbaik, akan tetapi sayangnya sekelompok di dalam negeri melalui langkah-langkah keliru, merusak  kesehatan pemilu dan bahkan sebelum pelaksanaan pemilu, mereka berbicara tentang kecurangan dan kekhawatiran soal ketidaksehatan pemilu.” 

Sabtu, 12 September 2015 09:51

Program Kabinet Lebanon Akhiri Krisis Sampah

Tiga pekan sudah sejak meletusnya protes anti pemerintah di Lebanon dn kini pemerintah negara ini menggelar sidang istimewa meratifikasi program untuk menyelesaikan krisis sampah.

Penumpukan sampah di jalan-jalan ibu kota Beirut dan berbagai kota lain Lebanon sejak 22 Agustus hingga kini mendorong aksi demo warga. Di sejumlah kasus, aksi demo ini berujung pada bentrokan antara demonstran aparat keamanan serta ratusan orang terluka atau ditangkap.

Menurut berbagai laporan media, beberpaa jam setelah berakhirnya perundingan politik di Lebanon pada hari Rabu (9/9), pemerintah pimpinan Tammam Salam menggelar sidang istimewa selain membahas krisis sampah juga meratifikasi program untuk menyelesaikan krisis tersebut.

Pemerintah Lebanon di sidang ini yang berlangsung hingga Kamis (10/9) dini hari menyetujui bahwa walikota harus memainkan peran penting dalam menyelesaikan krisis sampah, namun harus di bawah pengawasan departemen terkait. Berdasarkan keputusan pemerintah Lebanon, pabrik daur ulang limbah dan sampah di kota Sidon, Lebanon selatan harus secepatnya aktif dan dua penimbunan baru sampah di Provinsi Akkar, di utara dan di wilayah Masnaa di Timur juga dioperasikan.

Pemerintah Lebanon juga sepakat bahwa sampah yang menumpuk di Beirut dan Jebel Lebanon, harus diangkut ke tempat penimbunan di wilayah Naameh dalam seminggu. Krisis sampah dan berlanjutnya demonstrasi warga memprotes kinerja pemerintah dalam beberapa hari terakhir semakin membuat negara yang dilanda kevakuman presiden dan ancaman kelompok teroris ini semakin sulit. Bahkan Perdana Menteri Tammam Salam beberapa hari pasca meletusnya krisis menyatakan jika kondisi ini terus berlanjut  dan semakin luas serta berujung pada pendudukan instansi pemerintah, maka dirinya tidak punya pilihan kecuali mengundurkan diri.

Diharapkan dengan strategi baru pemerintah untuk mengatasi krisis sampah, aksi protes warga di ibu kota akan berakhir. Sejumlah pejabat pemerintah dan elit politik Lebanon saat terjadi protes warga di Beirut mengungkapkan bahwa di balik instabilitas terbaru dengan dalih krisis sampah, ada gerakan anti pemerintah dan sejumlah negara kawasan.

Menurut pandangan ini, protes warga terkait tidak ada penanganan kondisi kesehatan di Beirut dan menumpuknya sampah di jalan-jalan, sedikit demi sedikit berbau politik. Dengan demikian semakin kentara bahwa kubu anti pemerintah seperti gerakan pro Barat 15 Maret dan negara seperti Arab Saudi dan Qatar berusaha memanfaatkan instabilitas terbaru di Lebanon.

Meski demikian, masih harus ditunggu dan dalam beberapa hari mendatang apa reaksi warga Lebanon, khususnya demonstran yang menuntut perang anti korupsi dan pengunduran diri menteri lingkungan hidup serta proses penyidikan terhadap sang menteri tersebut dan menteri dalam negeri karena kekerasan polisi saat menghadapi demonstran.

Juru runding Otorita Ramallah menolak tawaran melanjutkan perundingan dengan rezim Zionis, sebagai reaksi atas klaim Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu dalam kunjungannya ke Inggris, dan berlanjutnya gelombang penentangan orang-orang Palestina terhadap perundingan damai dengan rezim Zionis.

Saeb Erekat, Sekjen Komisi Eksekutif PLO sekaligus juru runding senior Palestina hari Kamis (10/9) menyatakan kesepakatan Otorita Ramallah tergantung bagaimana upaya serius Eropa mendorong dimulainya kembali perundingan damai dengan Israel. Menurut Erekat, mengembalikan perundingan damai dengan rezim Zionis sebagai keputusan negatif dan keliru.

Juru rundingan Otorita Ramallah ini menegaskan bahwa terwujudnya perdamaian di kawasan dan berakhirnya krisis Palestina hanya bisa dicapai dengan memaksa Israel mematuhi aturan internasional dan mengakui secara resmi seluruh hak bangsa Palestina. Statemen pejabat Otorita Ramallah tersebut menunjukkan bahwa perundingan damai yang selama ini dilakukan dengan rezim Zionis tidak membuahkan hasil bagi Palestina, dan selama ini terbukti sia-sia belaka, bahkan tidak membantu mewujudkan proses perdamaian di kawasan Timur Tengah.

Perundingan damai antara Otorita Ramallah dengan rezim Zionis digelar dengan mediasi AS yang dimulai sejak beberapa tahun silam. Tapi kemudian dihentikan selama beberapa tahun terakhir, karena Israel  melanggar kesepakatan yang telah dicapai kedua belah pihak. Otorita Ramallah dan rezim Zionis memulai perundingan damai dengan mediasi Washington pada akhir Juli 2013. Sebelumnya, selama tiga tahun terhenti, karena Israel meningkatkan pembangunan distrik Zionis di Tepi Barat Sungai Jordan dan Baitul Maqdis. Namun perundingan damai tersebut membentur dinding dalam beberapa tahun terakhir, karena Israel melanggar kesepakatan yang telah dicapai sebelumnya.

Tampaknya, perundingan damai bukan hanya berdampak negatif terhadap Palestina, tapi lebih dari itu tidak memiliki kapasitas yang memadai bagi penyelesaian krisis Palestina secara adil. Kebuntuan berulangkali dalam berbagai perundingan damai menunjukkan bahwa cara tersebut tidak efektif untuk menyelesaikan masalah Palestina.

Pada saat yang sama, gelombang penentangan publik dunia terhadap sepak terjang pejabat teras Tel Aviv menunjukkan Israel semakin terkucil di dunia. Oleh  karena itu, rezim Zionis berupaya menjadikan perundingan damai sebagai cara untuk meredam protes global terhadap Israel, dan memulihkan citra rezim agresor yang semakin tercoreng.

Sejatinya, rezim Zionis tidak pernah meyakini perdamaian, dan Tel Aviv hanya memperalat variabel tersebut demi mewujudkan kepentingan ilegalnya di wilayah Palestina. Oleh karena itu, perundingan damai hanya menjadikan Tel Aviv kian arogan melebihi sebelumnya. Fakta ini juga diakui sendiri oleh juru runding senior Otorita Ramallah.

Sejatinya, masalah ini harus membuka mata Otorita Ramallah supaya meninjau kembali perundingan damai dengan Rezim Zionis. Selama ini tokoh-tokoh independen dan gerakan perlawanan Palestina telah mengingatkan tentang konspirasi AS dan rezim Zionis untuk memulai kembali perundingan damai babak baru. Gerakan perlawanan Palestina meminta Otorita Ramallah supaya mempertimbangkan buah getir yang akan diterima jika menerima tawaran Washington dan Tel Aviv untuk berunding dengan Israel.

Sabtu, 12 September 2015 09:49

Rapor Merah El-Sisi

Gelombang protes terbaru menandai reaksi rakyat Mesir terhadap kinerja Abdel Fattah El-Sisi. Di berbagai wilayah Mesir terjadi aksi unjuk rasa selama beberapa hari terakhir. Salah satunya meletus di provinsi al-Minya. Para demonstran mengusung gambar Mursi dan menuntut perhatian pejabat terhadap masalah kehidupan rakyat, terutama menindak para spekulan pasar yang mengerek harga-harga kebutuhan melambung tinggi.

Banjir protes tersebut mengindikasikan kesenjangan sosial yang semakin menganga antara rakyat dan pemerintah Mesir melebihi sebelumnya.Tingkat ketidakpercayaan rakyat terhadap Abdel Fattah El Sisi kian hari semakin meningkat.El-Sisi sebagai pejabat tinggi militer Mesir memainkan peran penting dan besar dalam kudeta yang menggulingkan Mohammad Mursi dari jabatannya sebagai presiden negara Afrika Utara itu. Padahal, Mursi terpilih menjadi presiden melalui pemilu pertama pasca meletusnya revolusi rakyat, yang menumbangkan rezim Mobarak.

Opini publik Mesir menilai El-Sisi sebagai pemimpin kudeta militer tersebut. Jenderal Mesir ini mengesampingkan hasil pemilu presiden Mesir di tahun 2012. Mursi dilengserkan dari jabatannya melalui kudeta militer pada Juni 2013 lalu. Imbasnya, terjadi gelombang protes luas rakyat Mesir terhadap kudeta militer itu.

Menghadapi kondisi demikian, militer Mesir menggelar pemilu sandiwara dengan menempatkan El Sisi sebagai calon presiden yang berkompetisi bersama para kandidat lainnya.Terpilihnya El-Sisi di tahun 2014 sebagai presiden Mesir memberikan legitimasi bagi kudeta militer yang dilancarkan terhadap Mursi.

El-Sisi naik menjadi capres dengan janji manis memulihkan kondisi ekonomi Mesir dan mengembalikan negara ini di jalur demokrasi. Ia sendiri mengklaim sebagai pahlawan yang datang untuk menyelamatkan Mesir dari pusaran krisis yang melilitnya. Pada acara pelantikan dirinya sebagai presiden Mesir, El-Sisi berjanji akan memperbaiki kondisi kehidupan rakyatnya selama dua tahun. Tidak hanya itu, El-Sisi juga berjanji akan mewujudkan tujuan revolusi yang telah diperjuangkan dengan susah payah oleh rakyat Mesir.

Kini, telah empat tahun berlalu dari usia revolusi yang dimulai dari bundaran al-Tahrir, dengan slogan kebebasan, keadilan sosial dan kemuliaan manusia. Alih-alih mewujudkan tujuan tersebut, El-Sisi justru meningkatkan tekanan dan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri. kehidupan ekonomi masyarakat pun tidak kunjung membaik. Dilaporkan, Mesir menghadapi defisit anggaran melebihi 30 milyar dolar. Tingkat utang negara, baik utang dalam dan luar negeri mengalami kenaikan signifikan. Dilaporkan utang luar negeri menembus 44 miliar dolar.

Deretan laporan tersebut menunjukkan kian memburuknya kondisi perekonomian Mesir di bawah kepemimpinan El-Sisi. Selain rapor merah di bidang ekonomi, kinerja selama beberapa tahun jenderal Mesir ini  membukukan peningkatan tekanan dan represi terhadap rakyatnya sendiri.