
کمالوندی
Pengiriman Teroris ke Suriah Berlanjut
Pengiriman teroris dari berbagai negara dunia ke Suriah melalui dua negara tetangga dilaporkan berlanjut.
Para teroris yang dilengkapi dengan senjata-senjata baru terus dikirim ke Suriah melalui Yordania dan Turki, di mana tim-tim khusus dari dinas intelijen kedua negara ini mengawasi proses pengiriman tersebut.
Menurut surat kabar Palestina al-Manar, para pejabat keamanan dan intelijen Qatar dan Arab Saudi bertemu dengan para teroris dan membantu mereka untuk bergabung dengan kelompok-kelompok teroris di Suriah. Mereka juga memberikan bantuan finansial dan senjata kepada para teroris itu.
Disebutkan pula bahwa sebelum dikirim ke Suriah, para teroris dilatih di pangkalan-pangkalan kecil di Yordania dan Turki.
Sejak Maret 2011, berbagai kelompok teroris dari puluhan negara dunia membuat kekacauan di Suriah dan berusaha menggulingkan pemerintah sah Presiden Bashar al-Assad melalui dukungan Amerika Serikat dan sejumlah negara Arab.
Ketua Parlemen Irak Berkunjung ke Iran
Ketua Parlemen Irak Salim al-Jabouri tiba di Tehran, ibukota Iran untuk mengadakan perundingan dengan para pejabat senior dari Republik Islam.
Jabouri disambut oleh Wakil Ketua Parlemen Iran (Majlis) Mohammad Hassan Aboutorabi-Fard di bandara Mehrabad, Tehran.
Selama di Tehran, Ketua Parlemen Irak berencana berunding dengan mitranya dari Iran, Ali Larijani, Presiden Hassan Rouhani dan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif.
Al-Jabouri disertai sejumlah anggota parlemen Irak dalam kunjungan kali ini.
Jumlah Korban Crane Roboh di Masjidil Haram Meningkat
Jumlah korban akibat jatuhnya crane (alat berat proyek) bangunan yang menimpa Masjidil Haram, Mekkah meningkat.
Menurut AFP, para pejabat Arab Saudi pada Jumat (11/9/2015) malam mengatakan, sedikitnya 107 jemaah haji meninggal dunia dan 238 lainnya terluka akibat jatuhnya crane yang menimpa Masjidil Haram pada Jumat sore.
Sebelumnya, insiden yang terjadi akibat badai dan hujan tersebut dilaporkan merenggut nyawa 87 orang dan melukai 180 lainnya.
Crane Roboh, Satu Jemaah Haji Iran Meninggal Dunia
Seorang jemaah haji dari Republik Islam Iran dilaporkan meninggal dunia dan puluhan lainnya terluka setelah crane (alat berat proyek) bangunan roboh dan menimpa Masjidil Haram, Mekkah.
Sepert dilansir situs informasi Organisasi Haji dan Ziarah Iran, seorang jamaah haji asal negara ini meninggal dunia dan 25 lainnya terluka akibat robohnya crane di Masjidil Haram pada Jumat (11/9/2015) sore.
Sebelumnya, para pejabat Arab Saudi pada Jumat mengatakan, sedikitnya 107 jemaah haji meninggal dunia dan 238 lainnya terluka dalam insiden tersebut.
Crane itu roboh akibat badai dan hujan.
Grushko: Kebijakan Rusia di Suriah Transparan
Duta Besar Rusia untuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengatakan, kebijakan Rusia di Suriah sepenuhnya transparan dan berdasarkan hukum internasional.
Alexander Grushko mengungkapkan hal itu ketika membantah tuduhan Barat terkait kebijakan Rusia di Suriah. Demikian dilaporkan Interfax, Sabtu (12/9/2015).
"Posisi Rusia benar-benar didasarkan pada norma-norma hak dan hukum internasional serta sepenuhnya didasarkan pada perjanjian Jenewa," ujarnya.
Sebelumnya, Sergei Lavrov, Menteri Luar Rusia menegaskan pengiriman peralatan militer ke Suriah.
"Kehadiran tentara Rusia di Suriah bertujuan untuk memelihara peralatan militer dan melatih pasukan Suriah untuk menggunakan peralatan ini," kata Lavrov dalam jumpa pers di Moskow, pada Jumat.
Para pejabat Moskow baru-baru ini telah membantah tuduhan Barat terkait bantuan Moskow ke Damaskus, dan menegaskan bahwa langkah tersebut untuk membantu Suriah dalam melawan berbagai kelompok teroris terutama ISIS.
India-Pakistan Sepakat Akhiri Ketegangan Perbatasan
Pejabat-pejabat militer India dan Pakistan menyepakati agenda baru untuk mencegah pelanggaran gencatan senjata di wilayah perbatasan.
Para pejabat militer India dan Pakistan telah menggelar perundingan di New Delhi pada Jumat (11/9/2015) untuk memulihkan hubungan bilateral dan mengakhiri ketegangan perbatasan. Demikian dilansir Tasnim mengutip Express News.
Berdasarkan laporan ini, India dan Pakistan menerapkan agenda baru untuk mencegah pelanggaran gencatan senjata di wilayah perbatasan kedua negara yang bertetangga itu. Namun perincian terkait hal ini belum dipublikasikan.
Devendra Kumar Pathak, Direktur Jenderal BSF (The Border Security Force) India mengatakan, negosiasi para pejabat militer India dan Pakistan berlangsung dalam susana yang baik.
Ia menambahkan, pejabat militer kedua negara selain membahas cara-cara untuk mencegah ketegangan di perbatasan, juga membicarakan berbagai isu terkait penyelundupan.
Namun anehnya, masalah Kashmir yang menjadi penyebab ketegangan di perbatasan tidak dibahas dalam perundingan tersebut.
Sebuah delegasi para pejabat militer Pakistan yang terdiri dari 16 orang berkunjung ke India pada pekan lalu untuk berunding dengan para pejabat militer negara ini.
Pembicaraan tersebut berakhir pada Jumat.
Malaysia Tangkap Dua Tersangka Bom Bangkok
Polisi Malaysia berhasil menangkap dua tersangka pemboman Bangkok menyusul upaya negara-negara Asia Tenggara untuk menangkap anggota jaringan pemboman di Thailand.
Menurut Bangkok Post, kepolisian Malaysia telah memberitahukan kepolisian Thailand terkait penangkapan dua tersangka itu pada Jumat (11/9/2015)
Sebelumnya, kepolisian Thailand menyebutkan bahwa dalang pengeboman di Bangkok kemungkinan berasal dari Uighur dan setelah melarikan diri ke Bangladesh, ia kemudian menuju Cina.
Menurut Duta Besar Bangladesh di Thailand, tersangka tersebut menuju India setelah dari Bangladesh, dan tujuan tersangka selanjutnya tidak diketahui.
Bom sepeda motor meledak di dekat Kuil Erawan di kawasan bisnis kota Bangkok pada Senin malam, 17 Agustus 2015. Insiden ini menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai 131 lainnya.
Diancam ISIS, Polisi Malaysia Tingkatkan Keamanan
Polisi Diraja Malaysia (PDRM) meningkatkan langkah-langkah keamanan setelah kelompok teroris Takfiri ISIS meminta pendukungnya untuk menyerang pusat-pusat kunci di sejumlah negara termasuk Malaysia.
Seperti dilansir IRNA, ISIS dalam pernyataan yang muat di situs majalah Dabiq, meminta para pendukungnya untuk menarget sejumlah negara termasuk Malaysia.
Datuk Ayub Khan Mydin Pitchay , Asisten Direktur Kepala Divisi Kontra-Terorisme Malaysia Cabang Khusus Bukit Aman pada Sabtu (12/9/2015) mengatakan, polisi menyadari ancaman tersebut dan meningkatkan level keamanan di berbagai wilayah termasuk di pusat-pusat asing dan pariwisata.
Sementara itu, Yoshihide Suga, Sekretaris Kabinet Jepang pada Jumat meminta kedutaan-kedutaan besar negara ini di Malaysia, Singapura, Indonesia dan Bosnia-Herzegovina untuk meningkatkan keamanan menyusul pesan ancaman ISIS.
"Kita tingkatkan tahap keselamatan termasuk di kedutaan-kedutaan asing dan juga di tempat-tempat yang menjadi kunjungan," katanya dalam pernyataan seperti dilansir Bernama.
Sementara itu, juru bicara Kedubes Jepang di Kuala Lumpur mengatakan, Tokyo telah memberitahukan kepada seluruh lembaga dan organisasi negara di negara-negara yang menjadi target ISIS untuk meningkatkan keamanan.
Ia menegaskan, langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan warga Jepang di Malaysia melalu penyediaan informasi terkait.
Iran Siap Kirim Tim Ahli Kedokteran ke Mekah
Menteri Kesehatan Republik Islam Iran mengumumkan kesiapan negaranya untuk mengirim tim-tim ahli kedokteran dan menerima para korban insiden robohnya crane (alat berat proyek bangunan) yang menimpa Masjidil Haram, Mekah.
Sayid Hassan Ghazizadeh Hashemi pada Sabtu (12/9/2015) menyatakan penyesalannya atas meninggalnya ratusan jemaah haji di Mekah akibat crane yang roboh dan menimpa Masjidil Haram.
Ia menyatakan kesiapan Kementerian Kesehatan Iran untuk mengirim tim-tim ahli ke Arab Saudi dan menerima para korban terluka dari berbagai negara Islam termasuk dari Indonesia, Pakistan dan India.
Menteri Kesehatan Iran dalam percakapan telepon dengan Ketua Bulan Sabit Merah Iran dan para staf medis haji negara ini, telah membahas kondisi terbaru dari para jemaah haji Iran yang terluka dalam insiden tersebut.
Sebelumnya, seorang jamaah haji Iran dilaporkan meninggal dunia dan 25 lainnya terluka akibat robohnya crane di Masjidil Haram pada Jumat sore.
Insiden tersebut juga merenggut nyawa sedikitnya 107 jemaah haji dan melukai 238 lainnya.
Sudan Kerahkan Enam Ribu Pasukan Darat ke Yaman
Sudan, dalam kerangka kerja sama dengan Arab Saudi untuk melakukan invasi darat ke Yaman, akan mengerahkan enam ribu tentara ke negara itu.
Situs berita Emirate 24, Senin (7/9) mengutip surat kabar Kuwait, Al Watan melaporkan, dengan mengerahkan enam ribu pasukannya ke Yaman, Sudan ingin bekerjasama dengan koalisi Arab dalam menyerang Yaman.
Menurut Al Watan, pasukan koalisi Arab pimpinan Saudi sedang berusaha menyerang Sanaa, ibukota Yaman.
Beberapa waktu lalu, Sudan mendukung serangan Saudi dan pasukan Abd Rabbuh Mansour Hadi, Presiden terguling Yaman atas rakyat negara itu dan mengumumkan bahwa keamanan Saudi adalah garis merah Sudan.
Selain itu, pada Ahad lalu, Sudan juga mengobati 68 korban luka dari tentara sekutu Saudi di Yaman.
Menyusul tewas dan terlukanya sekitar 300 tentara UEA, Bahrain, Saudi serta beberapa negara sekutu Riyadh lainnya dalam serangan roket militer Yaman ke pangkalan militer Al Safer, Marib, tentara Qatar bersama pasukan elit Saudi masuk ke Marib.
Sejak 26 Maret lalu, Saudi dan sekutunya menyerang Yaman dengan dalih mengembalikan kekuasaan Mansour Hadi dan mencegah berkuasanya Ansarullah.