کمالوندی

کمالوندی

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) merilis laporan terbaru terkait aktivitas nuklir damai Republik Islam Iran. Laporan tersebut dirilis Jumat (23/5) disertai catatan mengenai langkah praktis Iran sejak Februari 2014 dalam koridor kesepakatan yang setujui sebelumnya.

 

IAEA menyatakan tengah menganalisa informasi dan data yang diajukan oleh Iran terkait kesepakatan dengan Tehran. Dalam laporan terbaru Dirjen IAEA, Yukita Amano dijelaskan IAEA akan melanjutkan proses pengawasan terhadap aktvitas nuklir Iran sesuai dengan kesepakatan bersama dan sejak diberlakukannya rancangan bersama, Iran tidak pernah menambah gas uranium heksafluorida di berbagai instalasi nuklirnya lebih dari lima persen.

 

Laporan Amano ini membuktikan bahwa Republik Islam komitmen menjalankan kesepakatan dengan sukarela demi meraih kepercayaan timbal balik dalam kerjasamanya dengan IAEA. Dalam laporan terbaru IAEA masalah ini menjadi perhatian dan dijelaskan bahwa cadangan uranium heksafluorida Iran yang diperkaya hingga 20 persen turun dari 209,1 kg menjadi 38,14 kg.

 

Menyinggung aktivitas mesin sentrifugal IR-2M dan IR-1 di instalasi nuklir Natanz, laporan IAEA menyebutkan, pusat riset Natanz dan Fordo serta suku cadang baru di reaktor IR-40 tidak dipasang dan bahan bakar reaktor ini belum diproduksi atau diujicoba. Poin penting dalam laporan Amano adalah organisasi yang dipimpuinya diberi akses ke pusat perakitan mesin sentrifugal serta gudang-gudang.

 

Secara global laporan baru IAEA menunjukkan interaksi terbuka dan transparan Iran guna menghapus seluruh kecurigaan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa laporan ini mengandung poin positif dan pengakuan atas keseriusan Iran dalam menghapus kecurigaan dan ambiguitas dalam program nuklir damainya.

 

Ambiguitas ini menjadi bagian dalam laporan IAEA tahun 2011 terkait program nuklir Iran. Dalam laporan tersebut diklaim terkait uji coba masa lalu Iran, namun klaim ini tidak disertai dengan bukti apa pun. Perilisan laporan terbaru ini bersamaan dengan negosiasi nuklir Iran dan Kelompok 5+1 diharapkan dapat melapangkan jalan untuk meraih kesepakatan final dan komprehensif hingga akhir Juli demi mengakhiri isu nuklir Iran yang sensasional.

 

Oleh karena itu dalam koridor langkah pemupukan kepercayaan timbal balik Iran, diharapkan negosiasi nuklir Tehran dan enam kekuatan besar dunia berjalan dengan transparan. Langkah untuk memupuk rasa kepercayaan dari satu sisi mengindikasikan Iran bersikeras untuk melanjutkan kemajuan dan teknologi nuklir damainya, juga menunjukkan bahwa Tehran menekankan tanggung jawab serta komitmennya terhadap Traktat Non-proliferasi Nuklir (NPT) dan IAEA.

 

Tak diragukan lagi langkah ini baru akan berhasil jika Amerika Serikat menghentikan sikap tak logis dan keras kepalanya untuk melanjutkan sikap sebelumnya, sehingga pihak lain juga menunjukkan sikapnya untuk menyelesaikan berkas nuklir Iran dengan sikap rasional dan seimbang.

 

Namun saat ini, sejumlah kubu di AS bersikeras isu HAM dan kemampuan rudal Iran dimasukkan dalam agenda negosiasi nuklir. Dalam hal ini, 23 senator Amerika Serikat menuntut isu HAM di Republik Islam dijadikan agenda perundingan. Yang pasti dan pengalaman telah menunjukkan hal ini, pengulangan klaim palsu untuk merusak citra program nuklir Iran adalah strategi yang gagal dan hanya akan mengulang pengalaman kegagalan kesepakatan antara Iran dan Barat di tahun 2003-2005.

 

Oleh karena itu, harus dikatakan bahwa tercapainya kesepakatan final dalam isu nuklir Iran adalah sesuatu yang mungkin diraih, namun tergantung pada ulah Barat mencari-cari alasan untuk menjegal program nuklir damai Iran. Selama ini proses kesepakatan tersebut berjalan transparan dan tidak keluar dari koridor yang ada, selama berkaitan dengan Iran. Kini harus dilihat pihak Barat sejauh mana mereka bertindak untuk menyelesaikan isu nuklir dengan Iran.

 

Yang pasti adalah wajar jika untuk menutup berkas yang dibuka sejak satu dekade lalu dengan dalih yang tidak rasional, tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa. Seperti yang ditekankan Presiden Republik Islam Iran, Hassan Rouhani dalam lawatannya ke Cina, Iran tidak tergesa-gesa untuk menggapai kesepakatan final, namun Tehran tetap komitmen dengan negosiasi dan kesepakatan.

Minggu, 25 Mei 2014 18:24

Kevakuman Presiden di Lebanon

Sabtu 24 Mei 2014 merupakan hari terakhir periode enam tahun kepresidenan Michel Sleiman di Lebanon. Mulai hari Sabtu negara ini dihadapkan pada kevakuman politik dengan kosongnya kursi presiden.

 

Di periode lalu, pemilihan presiden Lebanon senantiasa diwarnai kendala politik dan terkadang berujung pada perpanjangan masa jabatan presiden sebelumnya. Namun kali ini, mengingat transformasi dan instabilitas di kawasan, kekosongan kursi presiden di Lebanon akan menjadi pukulan serius bagi struktur pemerintahan di negara ini.

 

Mengingat struktur kesukuan di Lebanon, presiden di negara ini dipilih dari etnis Kristen Maronit dan penunjukannya pun dilakukan oleh parlemen dengan komposisi suara 50+1 persen. Parlemen Lebanon memiliki 129 kursi dan kandidat presiden dapat lolos ke Istana Presiden Baabda ketika meraih 65 suara mendukung parlemen. Dalam periode kali ini, parlemen Lebanon meski telah menggelar lima kali sidang, namun mereka tetap gagal menunjuk presiden baru menggantikan Sleiman.

 

Seiring dengan berakhirnya masa jabatan Michel Sleiman, Lebanon memasuki kevakuman politik di badan eksekutif, namun menurut undang-undang, pemerintah saat ini yang dipimpin Perdana Menteri Tammam Salam akan memenuhi untuk sementara kevakuman ini. Masih menurut butir UUD, tugas-tugas presiden akan dilaksanakan dalam koridor wewenang yang telah ditentukan.

 

Politikus Lebanon menilai kevakuman ini terjadi akibat desakan dan sikap keras kepala kubu 14 Maret yang memaksakan kandidat Samir Geagea sebagai presiden. Pencalonan terencana Geagea sejak awal telah memperkeruh kondisi dan iklim di parlemen. Berbagai kubu politik menyebut tindakan gerakan 14 Maret pimpinan Saad Hariri sebagai langkah provokatif dan membangkitkan sensitifitas.

 

Samir Geagea didakwa meneror sejumlah petinggi Lebanon di dekade 1980 dan menghabiskan satu dekade umurnya di penjara. Meski ia divonis penjara seumur hidup, namun ia menghirup udara bebas setelah mendapat pengampunan dari pemerintah. Geagea, ketua Partai Kekuatan Lebanon terlibat dalam pembantaian massal warga Lebanon dan Palestina di kamp pengunsui Sabra-Shatila.

 

Oleh karena itu, ketika diambil voting di sidang pertama parlemen Lebanon di bulan April lalu, lima anggota parlemen secara simbolis memberikan suara menolak dari keluarga korban keganasan ketua partai Kekuatan Lebanon ini kepada Geagea. Kini dakwaan penyebab kevakuman kursi presiden di Lebanon dialamatkan kepada Gerakan 14 Maret, di mana kubu ini kembali berupaya membawa Beirut ke krisis baru dengan mengusung Samir Geagea sebagai kandidat presiden.

 

Apalagi kubu 8 Maret dengan kesadarannya atas prinsip kesepakatan sampai saat ini menolak untuk mengajukan calonnya, dengan harapan Michel Aoun dengan berbagai lobi politik baik di dalam maupun luar negeri mampu menjadi kandidat presiden yang disepakati semua kubu.

 

Struktur tribal, mazhab dan politik Lebanon mendorong proses politik termasuk penunjukan presiden menjadi tertahan dan berlarut-larut. Sebelumnya pembentukan kabinet pimpinan Tammam Salam mengalami hal serupa dan molor hingga 10 bulan. Lagi-lagi kubu 14 Maret dengan pelanggaran dan sikapnya menjegal setiap penunjukan perdana menteri secara praktis membuat kondisi Lebanon semakin sulit.

 

Risiko kevakuman di lembaga eksekutif Lebanon akan memunculkan dampak keamanan, sosial, politik dan ekonomi. Sementara friksi politik di Lebanon akan lebih berbahaya bagi negara ini ketimbang kondisi masa lalu. Solusi tungga untuk keluar dari krisis ini adalah kesepakatan terhadap satu kandidat yang berhasil meraih suara mayoritas di parlemen. Sementara tidak adanya kesepakatan terhadap satu kandidat tertentu, yang saat ini dialami Lebanon juga disebabkan oleh faktor-faktor regional dan internasional yang ikut campur dalam urusan internal negara ini.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak menyatakan Tehran dan Moskow sedang berunding untuk penandatanganan kesepakatan senilai 10 miliar USD di sektor energi.

 

"Kami baru-baru ini membahas dengan Menteri Energi Iran (Hamid Chitchian), seluruh paket proyek senilai hampir 10 miliar USD di bidang energi. Ini adalah untuk pembangunan pembangkit listrik termal, keterlibatan perusahaan-perusahaan Rusia dalam pasokan peralatan dan pembaruan jaringan pasokan," kata Novak di sela-sela St Petersburg International Economic Forum pada Sabtu (24/5).

 

"Perusahaan kami sedang bekerja keras menentukan persyaratan tertentu dari kontrak tersebut," demikian dikatakan Menteri Energi Rusia, seraya menambahkan bahwa sesi berikutnya dari komisi antar-pemerintah akan diselenggarakan di ibukota Iran, Tehran, pada bulan September.

 

Novak mengatakan Iran juga berencana untuk mengembangkan kerjasama dengan Rusia di sektor tenaga nuklir.

 

Moskow berencana untuk menandatangani kesepakatan dengan Tehran tahun ini untuk membangun hingga delapan reaktor nuklir baru di Iran. Perundingan untuk proyek tersebut dalam tahap akhir. Dua reaktor akan dibangun di Bushehr dan enam lainnya akan dibangun di lokasi nuklir lainnya di Iran.

Iran meluncurkan dua perlengkapan militer baru yang dirancang dan diproduksi di dalam negeri dalam sebuah acara yang dihadiri oleh pejabat militer senior.

 

Sebuah sistem komando dan kontrol taktis cerdas bernama Basir dan sistem radar baru bernama Matla-ul Fajr adalah dua perangkat keras militer yang diresmikan pada upacara di ibukota, Tehran, pada Ahad (25/5) oleh Panglima Pangkalan Pertahanan Udara Khatam al-Anbiya, Brigadir Jenderal Farzad Esmaeili.

 

Basir dapat mengumpulkan informasi dari radar pasif dan aktif, termasuk militer dan non-militer, pos-pos pengamatan, serta sistem kontrol dan komando pusat rudal yang berdekatan.

 

Sistem radar Matla-ul-Fajr dapat mengamankan komunikasi taktis berkelanjutan dan suara mentransfer dan data antara unit pertahanan udara dan kontrol dan pusat komando .

 

Sistem ini juga dapat menyusun informasi , dan mempercepat kecepatan dan ketepatan sistem anti-pesawat mengenai transfer data radar dari medan pertempuran

 

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mengukri prestasi besar di sektor pertahanan dan mencapai swasembada dalam memproduksi peralatan penting dan sistem militer.

 

Republik Islam telah berulang kali mengatakan kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain, karena doktrin pertahanan berdasarkan pada asas pencegahan.

Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan Republik Islam dapat memainkan peran utama dalam perang global melawan ekstremisme.

 

"Kami bisa menjadi pembawa panji pertempuran melawan ekstremisme dan memperkenalkan citra Islam yang sejati kepada dunia," kata Rouhani dalam pidatonya di Majelis Umum Uni Radio dan Televisi Islam ke-7 di ibukota Iran, Tehran, pada (25/5).

 

Acara yang dihadiri oleh perwakilan dari media dan institusi terkait lainnya dari 30 negara, dimulai pada hari Ahad dan akan berlanjut hingga Rabu.

 

Presiden Iran juga mengomentari konfrontasi yang terjadi antara Barat dan dunia Islam, dan mengatakan, "Barat berusaha membentuk identitas masyarakat manusia sesuai keinginannya."

 

Memperingatkan upaya media Barat untuk mengesankan Islam dengan agama kekerasan, Rouhani menggarisbawahi tuntutan dunia Islam untuk mempersiapkan diri menghadapi "kampanye propaganda massif" dan memanfaatkan teknologi media pribumi serta berbagai teknik untuk menunjukkan identitas Islam sejati.

 

Presiden Iran juga mengecam penculikan baru-baru ini terhadap para siswi Nigeria oleh kelompok teroris Takfiri, Boko Haram, dan mengatakan bahwa tindakan itu adalah bagian dari skenario untuk mencoreng citra Islam.(

Seorang negosiator nuklir Iran menolak klaim bahwa perundingan dengan kekuatan dunia telah membentur jalan buntu.

 

"Perundingan dengan Barat tidak gagal atau buntu. Perundingan terus berlanjut, meski kami belum mencapai kemajuan nyata yang ini bukan hal yang aneh," kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran unruk Hukum dan Urusan Internasional Sayid Abbas Araqchi pada hari Ahad (25/5).

 

"Dalam perjalanan perundingan kami berusaha untuk membangun program nuklir damai Iran, termasuk [hak] pengayaan, dan menghapus alasan untuk menjatuhkan lebih banyak tekanan terhadap Iran," katanya.

 

Diplomat Iran ini mengatakan bahwa Tehran telah memasuki perundingan dengan sikap kokoh karena Republik Islam telah memperoleh semua teknologi dan fasilitas yang diperlukan untuk siklus penuh bahan bakar nuklir.

 

Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB - Amerika Serikat , Inggris, Perancis , Rusia dan Cina ÔÇô ditambah Jerman mengakhiri putaran terbaru mereka dari pembicaraan nuklir di Wina pada 16 Mei.

 

Iran mengatakan belum ada kemajuan nyata dalam penyusunan draf kesepakatan komprehensif final atas program energi nuklir Republik Islam.

 

Menurut dekat resmi kepada tim perunding Iran, pihak Barat mengemukakan tuntutan tidak masuk akal dan berlebihan selama perundingan.

 

Iran dan enam negara telah membahas cara-cara untuk meniadakan perbedaan dan mulai menyusun kesepakatan akhir yang akan mengakhiri perselisihan Barat dengan Iran atas program energi nuklir negara itu .

 

Pada November 2013 , kedua belah pihak menandatangani kesepakatan interim di kota Swiss Jenewa yang mulai berlaku pada tanggal 20 Januari.

Ketua Koalisi Oposisi Nasional Suriah, Ahmad al-Jabra, dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Perancis, menekankan urgensi peningkatan kemampuan militer kelompok teroris Free Syrian Army (FSA) dan pentingnya penerimaan senjata canggih bagi kelompok tersebut.

 

Ahmad al-Jabra, Ketua Koalisi Nasional Suriah pada hari Jumat (23/5) bertemu dengan Jean Yves Le Drian, di Paris, mengklaim jika FSA punya persenjataan canggih, maka akan mampu menggulingkan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

 

Bersamaan dengan aksi anti-Suriah al-Jabra, Komite Pertahanan Senat Amerika Serikat dalam sebuah draf final bujet militer tahun 2015, menyisipkan dana khusus untuk membantu kelompok bersenjata Suriah.

 

Alokasi bantuan militer kepada kelompok-kelompok teroris di Suriah itu merupakan hasil dari kunjungan terbaru al-Jabra ke Washington dan pertemuannya dengan para pejabat tinggi Amerika Serikat termasuk Presiden Barack Obama. Dalam kunjungan tersebut, pemerintah Amerika Serikat mengalokasikan dana sebesar 27 juta USD untuk menggelontorkan bantuan senjata lebih banyak kepada para teroris. Dana itu meningkatkan total bantuan Amerika Serikat kepada kelompok oposisi dan teroris di Suriah hingga 287 juta USD.

 

Barat khususnya Amerika Serikat meningkatkan bantuan militer untuk para teroris di Suriah setelah kegagalan makar politik mereka dalam melimpahkan masalah Suriah ke lembaga-lembaga internasional. Barat dan sejumlah negara Arab pendukung kelompok-kelompok kriminal di Suriah selalu menghadapi kebuntuan setiap kali berusaha melimpahkan krisis Suriah di Dewan Keamanan PBB. Pada kasus terbaru, mereka dibenturkan pada veto dari Rusia dan Cina terhadap draf resolusi yang diprakarsai Perancis. Paris mengusulkan draf resolusi yang berisi perujukan masalah kejahatan anti-kemanusiaan di Suriah kepada Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Sebelumnya, para pendukung teroris Suriah menggunakan intrik senjata kimia untuk mengakhiri riwayat pemerintahan Assad, namun gagal.

 

Tidak seperti sebelumnya yang tampak segan-segan, dengan kondisi sekarang Barat tidak punya pilihan lain kecuali meningkatkan bantuan militer lebih banyak untuk para teroris di Suriah. Program tersebut telah masuk dalam agenda kerja pemerintah Amerika Serikat dan Perancis.

 

Barat merasa perlu melanjutkan program anti-Suriah mereka melalui perlengkapan senjata untuk para ekstrimis, apalagi setelah data dari lapangan menggaris-bawahi berbagai keberhasilan militer Suriah di medan pertempuran melawan teroris. Banyak kota strategis yang direbut oleh militer Suriah.

 

Kekalahan blokade lebih dari satu setengah tahun terhadap penjara pusat di Aleppo, utara Suriah, merupakan keberhasilan terbaru militer Suriah dalam melawan para teroris dan pendukung mereka. Bahkan sekarang, para analis dengan mudah memprediksikan keberhasilan baru militer Suriah di Aleppo dalam beberapa hari mendatang.

 

Akumulasi transformasi krisis Suriah yang dimulai sejak tiga tahun lalu itu, membuktikan kekeliruan Barat dalam menilai Suriah. Bantuan-bantuan militer kepada kelompok-kelompok teroris juga dinilai tidak akan mampu menyulap mimpi Barat untuk mengakhiri pemerintahan Suriah menjadi kenyataan.

Para anggota parlemen Yaman menuntut pengunduran diri pemerintah negara itu menyusul protes secara nasional selama berbulan-bulan, dengan alasan bahwa pemerintah rekonsiliasi gagal untuk menyelesaikan isu-isu utama yang memicu kemarahan publik.

 

Ketua Parlemen Yaman Yahya Ali Al-Raee secara tegas pada Rabu (21/5) menyerukan pengunduran diri pemerintah di hadapan Perdana Menteri Mohamed Salim Basindwa, dan bahkan menudingnya telah mengubah pemerintah menjadi sebuah organisasi penuh pejabat yang korup.

 

Salah satu anggota parlemen Yaman bahkan memperingatkan bahwa sebuah revolusi baru bisa terjadi jika pemerintah gagal meningkatkan kondisi kehidupan rakyat.

 

"Rakyat berharap parlemen dan pemerintah memberikan solusi atau sebuah revolusi baru akan segera meletus," kata seorang anggota parlemen Yaman, Mansour al-Zandani.

 

Perdana Menteri Basindwa dikritik oleh sejumlah anggota parlemen yang menuduhnya tidak jujur dan gagal melaksanakan tugas.

 

"Saya menyarankan perdana menteri untuk mengundurkan diri sekarang secara terhormat sehingga karirnya tidak berakhir dengan cara yang buruk dan memalukan," kata Mohammed Saleh, seorang anggota parlemen Yaman lain.

 

Di lain pihak, Basindwa menolak keras keterlibatannya dalam kasus korupsi, bahkan menantang para penuduhnya untuk membuktikan tuduhan mereka.

 

"Saya mendengar banyak klaim bahwa saya terlibat dalam korupsi," kata Basindwa. "Jika hal ini terjadi, maka buktikan kepada saya korupsi apa yang saya terlibat di dalam dalamnya, maka saya akan menyerahkan diri," katanya.

 

Pemerintah rekonsiliasi Yaman dibentuk pada tahun 2011 di Arab Saudi setelah mantan penguasa Ali Abdullah Saleh terpaksa menyerahkan kekuasaan kepada wakil presidennya, menyusul berbulan-bulan demonstrasi yang menuntut mundur Saleh.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Tehran tidak akan menyia-nyiakan semua upaya untuk membantu keberhasilan Conference on Interaction and Confidence Building Measures in Asia (CICA).

 

Pernyataan itu dikemukakan Presiden Iran dalam pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping di sela-sela KTT CICA di Shanghai, Kamis (22/5), menambahkan, "Bersama Anda, kami akan mengusahakan semua upaya untuk membantu dan menyukseskan CICA."

 

Rouhani menyinggung perluasan hubungan antara Tehran dan Beijing, seraya mengatakan, "Sejak pertemuan bilateral kami di Bishkek, kita telah menyaksikan perluasan [hubungan]."

 

Kedua presiden bertemu di ibukota Kyrgyzstan, Bishkek pada September 2013 menjelang KTT Organisasi Kerjasama Shanghai.

 

Presiden Iran juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Cina karena telah melaksanakan konferensi "dengan manajemen yang baik," dan menambahkan bahwa KTT telah membuahkan "hasil yang baik."

 

Presiden Cina, pada bagiannya, mengatakan hubungan kedua negara berada pada tingkat yang tinggi, menambahkan, "Pemerintah Cina merasa puas dengan trend maju dalam hubungan dengan Republik Islam Iran."

 

Dia lebih jauh mencatat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, transaksi antara Iran dan Cina meningkat, dan kedua negara melanjutkan konsultasi atas isu-isu regional dan internasional.

Relawan pasangan Jokoki-JK siap menggarap pemilih pemula dari kalangan remaja kota Palu.

 

"Untuk itu, kelompok relawan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (Almisbat) Kota Palu segera mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi-JK pada 30 Mei 2013," kata Ketua Dewan Daerah Almisbat Kota Palu Setiabudi AC Noerdin di Palu, Kamis.

 

Ia mengatakan remaja berusia 17 hingga 30 tahun perlu digarap serius sebab kelompok ini paling jarang didekati partai politik.

 

"Padahal, usia ini kan jumlahnya sangat besar dan potensial untuk mendukung Jokowi-JK," katanya.

 

Menurut dia, para pemilih pemula akan diajak melalui media sosial karena remaja paling eksis di dunia maya.

 

Almisbat juga akan bekerja sama dengan stasiun televisi untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat di mana salah satu televisi swasta telah sanggup menyediakan waktu untuk Almisbat.

 

Almisbat juga akan menggunakan musik sebagai sarana kampanye karena kelompok usia ini biasanya menggemari musik, bahkan di Palu nanti akan ada musik khusus untuk mendukung Jokowi-JK.

 

"Yang akan mendukung selain Jokowi-JK, ya tidak bisa tampil acara itu. Silakan cari acara lain jika tidak mendukung Jokowi-JK," kata dia.(