
کمالوندی
13 Jumadil Tsani, Ummul Banin, Istri Imam Ali as Wafat
Ummul Banin, Istri Imam Ali as Wafat
 
Setelah bertahun-tahun ditinggal oleh istrinya, Sayidah Fathimah az-Zahra as, Imam Ali as menikah dengan Fathimah Kilabiyah, lewat usulan saudaranya, Aqil yang merupakan ahli nasab yang mengetahui dengan baik keturunan Arab. Dari Fathimah Kilabiyah ini, Imam Ali as dikaruniai empat orang anak laki-laki; Abbas, Jakfar, Abdullah dan Utsman. Karena melahirkan empat orang anak laki-laki, akhirnya Fathimah Kilabiyah dijuluki Ummul Banin yang berarti ibu dari anak-anak laki.
 
Keempat anaknya mereguk cawan syahadah dalam peristiwa Karbala, dan ibu mereka tampak tegar dan sabar menghadapi cobaan ini.
 
Ketika beliau mendapat informasi tentang peristiwa Asyura, beliau membawa Ubaidullah, anak Abbas ke kuburan Baqi' dan membacakan puisi memuji anak-anaknya. Rakyat Madinah yang mendengarkan puisi yang dibacakan Ummum Banin berkumpul di Baqi' dan menangis bersama beliau. Ummu, Banin tiga tahun pasca peristiwa Asyura, tepatnya tanggal 13 Jumadil Tsani 64 Hq meninggal dunia di Madinah dan dimakamkan di kota ini.
Mengenal Ummul Banin; Ibu Sang Bulan Bani Hasyim Abul Fadhl Abbas
Oleh: Emi Nur Hayati
Hari ini Minggu 13 April 2014 bertepatan dengan 13 Jumadil Tsani hari wafatnya Fatimah Kilabiyah istri Amirul Mukminin Ali as yang dikenal dengan Ummul Banin.
 
Fatimah Kilabiyah adalah wanita yang berasal dari keturunan para pemberani dan ksatria. Beberapa tahun pasca syahadah istri tercintanya Sayidah Fathimah az-Zahra, ketika Imam Ali as berniat menikah lagi, Asyura terbayang di depan matanya. Sehingga beliau memutuskan untuk memilih istri dari keturunan pemberani dan ksatria yang nantinya bisa melahirkan anak-anak pemberani yang bisa menolong putranya Imam Husein as di Karbala melalui saudaranya Aqil yang menguasai tentang keturunan kabilah-kabilah Arab.
 
Ummul Banin, memiliki empat orang anak lelaki; Abbas yang bergelar bulan Bani Hasyim, pembawa panji Karbala, penolong saudara dan imamnya Husein as dan ketiga lelaki lainnya bak bintang yang mengelilingi bulan. Keempat putranya itu adalah Abbas, Abdullah, Ja'far dan Utsman semuanya mencapai syahadah di padang Karbala dalam rangka membela imamnya.
 
Ummul Banin seorang wanita mulia yang benar-benar mencintai keluarga Rasulullah Saw. Ummul Banin mengasuh putra-putri Sayidah fathimah az-Zahra as dengan baik dan mengabdi kepada mereka.
 
Ketika pertama kali Fatimah Kilabiyah baru menikah dan mau memasuki rumah Imam Ali as, beliau mengatakan, "Saya tidak akan masuk ke dalam rumah selama putri tertua Sayidah Fathimah as belum mengizinkan." Ini adalah puncak penghormatannya kepada keluarga Rasulullah Saw.
 
Setelah beberapa lama hidup berumah tangga dengan Imam Ali as, Ummul Banin mengusulkan agar Imam Ali tidak memanggilnya ÔÇÿFatimah' karena kesamaan namanya dengan Sayidah fathimah as. Agar anak-anak putri Rasulullah Saw ini tidak teringat ibunya dan merasakan kesedihan masa lalunya dan meminta agar menganggapnya sebagai pengabdi keluarga Rasulullah Saw.
 
Ummul Banin menurut lisan menantunya Lubabah, istri Abul fadhl Abbas; beliau lebih penyayang dari ibu, lebih kokoh dari gunung, lebih cantik dari peri, lebih segar dari angin semilir pagi... sifat ini hanya beberapa tangkai bunga dari kebun bunga keberadaan ibu mertua saya, Fatimah Ummul Banin.
 
Beliau begitu beradab, wibawa dan tenang. Tidak berbicara selain pada waktunya. Beliau tegas namun pada saat yang sama beliau sangat lembut dan wibawa, tidak takut cacian. Kalian bisa berbicara berjam-jam dengannya...
 
Ketika suamiku Abbas dengan senyum menceritakan tentang kedisiplinan ibunya dalam mendidik anak-anaknya mengatakan bahwa ibunya adalah orang pertama yang melatihnya dan melatih saudara-saudaranya bermain pedang dan memanah. Pertamanya aku tidak percaya bahwa wanita yang lembut ini ada kaitannya dengan pedang dan panah. Aku senantiasa mengira bahwa ucapan-ucapan seperti ini adalah cara suami untuk menimbang pengetahuanku tentang kejiwaan dan emosional ibunya.
 
Lubabah berkata, "Hari ini di pasar Madinah aku bertemu dengan dua orang wanita dari suku Kilabiyah. Ketika mereka tahu bahwa aku adalah anak menantu fatimah, mereka memelukku. Setelah menanyakan kabar ibu mertua dan alamat rumahnya, pertanyaan pertama mereka membuatku tercengang, "Masihkan dia membawa pedang di pinggangnya?
 
Pedang?! Tidak.
 
Kalau begitu saudaranya benar bahwa setelah menikah ia sudah berubah!
 
Yakni Anda mengatakan bahwa ibu mertua saya mengerti tentang perang?!
 
Mereka tertawa melihat keheranan dan kepolosanku serta gaya pertanyaanku. Salah satu dari keduanya mencium wajahku dan meminta maaf karena tertawa spontan seraya berkata, "Betapa polosnya kalian anak-anak kota!" Suku kami Bani Kilabiyah terkenal sebagai suku pemberani di kalangan suku-suku lainnya. Sebagian besar para wanitanya juga bisa bermain pedang, memanah dan melempar tombak, namun fatimah berasal dari keturunan pemain tombak. Keluarganya tidak saja terkenal dan terhormat di kalangan suku kami bahkan di kalangan semua orang-orang Arab dan bahkan di kalangan imperatur Romawi. Fatimah benar-benar menguasai permainan pedang dan teknik perang dan saudara-saudara lelakinya tidak bisa mengalahkannya."
 
Sambil tertawa mereka melanjutkan, "Tidak ada seorang lelakipun yang berani melamarnya. Dia juga menolak para pelamar terkenal di kalangan suku-suku. Ketika kami dan keluarganya bertanya kepadanya, mengapa kamu tidak menikah? Dia menjawab, "Aku tidak melihat seorang lelaki. Bila memang ada lelaki yang melamarku maka aku akan menikah."
 
Aku seakan-akan mendengar sebuah dongeng indah. Seakan-akan aku pernah melupakan kisah yang tak pernah terdengar tentang ibu mertuaku. Sehingga aku tidak sabar menanti dan bertanya, "Katakan! Selanjutnya bagaimana?"
 
Wanita suku Kilabiyah sambil bercanda, "Ya, jelas akhirnya bagaimana? Ketika Aqil datang mewakili saudaranya Amirul Mukminin as melamar Fatimah, saking senangnya fatimah menangis dan berkata, "Segala puji bagi Allah! Padahal sudah cukup bagiku bila pelamarnya seorang lelaki tetapi Allah telah menetapkan untukku ksatria para lelaki."
 
Bila Imam Ali as sebelum menikah tergambar peristiwa karbala di depan matanya, kemudian memilih istri dari keturunan ksatria dan pemberani, karena nantinya anak-anak yang dilahirkan dari ibu yang pemberani adalah anak-anak yang pemberani juga.
 
Abul fadhl Abbas dan saudara-saudaranya yang dilahirkan dari seorang Ayah yang bergelar "Laa Fataa Illaa Ali..." tidak ada pemuda sebagaimana Ali, dan dari seorang ibu keturunan pemberani, merupakan orang-orang pemberani yang nantinya adalah penolong Imam Husein as di Karbala melakukan amar makruf dan nahi mungkar meluruskan agama yang sedang diselewengkan oleh manusia-manusia yang berbaju agama dan mengaku sebagai pemimpin kaum muslimin.
 
Wanita sebagai seorang ibu sangat menentukan karakter anak-anaknya. Karena selain ia sebagai teladan sikap dan perilaku, ia juga merupakan pengantar budaya sosial untuk anak-anaknya dan kondisi emosional keluarga ada di tangannya. Ummul Banin berhasil mendidik anak-anaknya menjadi pengabdi dan pembela imam zamannya. Ummul banin berhasil mengantarkan anak-anaknya menjadi pelindung dan pembela wilayah Ahlul Bait Nabinya.
Jaish Al Islam Mengaku Bunuh Dua Warga Muslim Syiah Pakistan
Kelompok teroris yang menamakan diri, Jaish Al Islam mengaku bertanggung jawab atas tewasnya dua warga Muslim Syiah di Quetta, Pakistan.
Radio Urdu, IRIB (13/4) melaporkan, Azam Tariq, Juru Bicara kelompok teroris sektarian, Jaish Al Islam mengaku, anasir-anasir kelompok itu membunuh dua pemuda Muslim Syiah bernama Mohammad Nabi dan Juma Khan di pusat Provinsi Balochistan, Pakistan.
 
Partai-partai politik Syiah, Pakistan seperti Majelis Persatuan Muslimin, Perhimpunan Jafariah, Konferensi Syiah dan Dewan Tahfiz Azadari mengecam keras serangan kelompok teroris, Jaish Al Islam dan mendesak pemerintah Pakistan untuk menangkap serta menghukum para teroris tersebut.
Sebelumnya partai-partai Syiah Pakistan memperingatkan pemerintah Nawaz Sharif, Perdana Menteri Pakistan, jika pembunuhan terhadap warga Muslim Syiah oleh para teroris Takfiri tidak dihentikan, mereka akan bangkit melawan pemerintah.
 
Allama Abbas Kumaili, Ketua Perhimpunan Jafariah, Pakistan di Karachi memberikan batas waktu 15 hari kepada pemerintah Pakistan untuk menghentikan pembunuhan terhadap warga Muslim Syiah.
 
Beberapa hari lalu para teroris di kota Karachi juga membunuh dua dokter Muslim Syiah, dua pengacara dan tiga pedagang.
 
Ledakan-ledakan bom, kekerasan mazhab dan pembunuhan di Karachi sejak beberapa bulan lalu meningkat tajam.
Kedubes Iran di Inggris akan Dibuka Kembali Secara Penuh
Kuasa Usaha tidak menetap Republik Islam Iran di Inggris mengabarkan dibukanya kembali bagian kekonsuleran Kedutaan Besar Iran di London.
 
Mohammad Hassan Habibollahzadeh, Kuasa Usaha Iran di Inggris, Ahad (13/4) dalam wawancaranya dengan Mehr News mengatakan, "Mulai Februari 2014 bagian kekonsuleran Kedubes Iran di London akan dibuka kembali secara penuh dan seluruh pelayanan kekonsuleran akan diberikan kepada warga Iran di Inggris."
 
Terkait kondisi terakhir hubungan dua negara, Kuasa Usaha Iran di Inggris menjelaskan, "Salah satu masalah terpenting adalah perundingan terbaru tentang upaya menjaga kepentingan Iran dan Inggris yang merupakan tema krusial untuk memulai hubungan langsung dua negara."
 
Habibollahzadeh menambahkan, "Dibukanya kembali Kedubes Iran di Inggris secara penuh dalam kerangka kesepakatan Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran dan William Hague, sejawatnya dari Inggris, akan dilakukan secara bertahap."
Instabilitas dan Perang Kuasa di Libya
Situasi dan kondisi Libya yang bergolak hingga kini semakin mengkhawatirkan.
 
Berlanjutnya protes massal, penculikan dan aksi teror menjadi fenomena sehari-hari.
 
Selama beberapa hari terakhir di sejumlah kota penting seperti Tripoli dan Benghazi terjadi pembangkangan massal terhadap Kongres Nasional.
 
Pada hari Jumat (11/4), para demonstran yang marah terhadap kebijakan pemerintah interim, menutup terminal minyak Zawiya di Libya barat. Para analis menilai penutupan kilang minyak dengan produksi 120.000 barel per hari itu akan semakin memperburuk masalah Libya dalam menyelesaikan protes yang mengganggu ekspor minyaknya.
 
Gelombang protes ini terjadi hanya beberapa hari setelah pemerintah Libya menyerahkan kontrol dua port minyak di wilayah timur kepada militer di bawah kesepakatan untuk mengakhiri krisis selama berbulan-bulan.
 
Sehari kemudian, dewan kota Benghazi menggelar sidang untuk mencari solusi mengatasi krisis yang menimpa negara kaya minyak tersebut. Pertemuan yang dihadiri para kepala adat dan sejumlah pemimpin partai politik diharapkan bisa mengakhiri gelombang protes di kota penting Libya itu.
 
Kini, Benghazi yang terletak di wilayah timur menjadi pusat kekerasan di Libya. Kelompok bersenjata dan sejumlah pemimpin suku yang didukung paramiliter membentuk pemerintahan otonomi selama beberapa bulan lalu. Pemerintahan tersebut berupaya menyaingi Tripoli yang merupakan pemerintah pusat Libya. Pemerintah otonomi Benghazi menguasai cadangan minyak wilayah timur yang sangat besar.
 
Aksi paramiliter menutup anjungan pipa minyak di wilayah timur tentunya menciptakan krisis besar bagi pemerintahan pusat Libya. Mereka mengambil tindakan tersebut demi menekan pemerintah Tripoli supaya mengikuti dikte Benghazi.
 
Tidak hanya itu, paramiliter juga menutup anjungan pipa minyak lepas pantai di wilayah barat. Selama beberapa waktu, anjungan pipa minyak kota Zawiya di Libya barat ditutup, yang berakhir buruk bagi tanker minyak yang terdapat di Zawiya.
 
Pemerintah transisi Libya mengecam berbagai aksi massal yang dilakukan politisi, kepala adat dan paramiliter di daerah. Tripoli menyerukan kepada seluruh warga kota  Zawiya untuk mendukung pasukan keamanan mengembalikan stabilitas kota kaya minyak itu.
 
Tapi di sisi lain pihak oposisi Tripoli melancarkan reaksi untuk menggagalkan upaya pemerintah pusat dengan mengerahkan massa melalui berbagai aksi protes seperti unjuk rasa dan pemogokan. Mereka juga mendesak digelarnya pemilu legislatif dan presiden dalam waktu dekat.
 
Sejatinya, masa tugas Kongres Nasional telah berakhir 7 Februari lalu. Namun Kongres Nasional memperpanjang masa tugasnya hingga Desember 2014. Langkah tersebut memicu protes dari kelompok oposisi yang didukung sebagian masyarakat.
 
Tampaknya, rakyat dan sejumlah kubu politik Libya berkeyakinan bahwa kinerja Kongres Nasional harus berakhir dan segera digelar pemilu parlemen. Meskipun Kongres Nasional dua bulan lalu menyetujui digelarnya pemilu dini, tapi tidak jelas kapan waktu pelaksanaannya.
 
Kini, perang perebutan kekuasaan di Libya semakin memanas, dan para penguasa Libya pun ini tidak bersedia melepaskan kursi kekuasaan yang didudukinya saat ini.
Iranian Corner Dibuka di UIN Pekalongan
Iranian Corner kembali dibuka di salah satu universitas Islam di Indonesia.
 
Tasnim News Ahad (14/4) melaporkan, Iranian Corner kembali dibuka di UIN Pekalongan, Jawa Tengah.
 
Baru-baru ini ditandatangani nota kesepahaman antara rektor UIN Pekalongan dengan Atase kebudayaan Kedutaan Besar Iran di Jakarta, Ibrahimian mengenai kerjasama kebudayaan, termasuk pendirian Iranian Corner.
 
Sebelumnya, digelar seminar internasional dengan tema "Riset Agama untuk Mewujudkan Perdamaian di Dunia" beberapa bulan lalu.
 
Hingga kini lebih dari 10 Iranian Corner berdiri di sejumlah Universitas di Indonesia.
Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 102-107
Ayat ke 102-103
 
┘ê┘Ä┘â┘ÄÏ░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä Ïú┘ÄÏ«┘ÆÏ░┘Å Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä ÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ▒┘Ä┘ë ┘ê┘Ä┘ç┘É┘è┘Ä Ï©┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘ÄÏ®┘î ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïú┘ÄÏ«┘ÆÏ░┘Ä┘ç┘Å Ïú┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘î Ï┤┘ÄÏ»┘É┘èÏ»┘î (102) ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ü┘É┘è Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘Ä┘è┘ÄÏ®┘ï ┘ä┘É┘à┘Ä┘å┘Æ Ï«┘ÄϺ┘ü┘Ä Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘î ┘à┘Äϼ┘Æ┘à┘Å┘êÏ╣┘î ┘ä┘Ä┘ç┘ŠϺ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘Å ┘ê┘ÄÏ░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘î ┘à┘ÄÏ┤┘Æ┘ç┘Å┘êÏ»┘î (103)
 
Artinya:
Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. (11: 102)
 
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). (11: 103)
 
Pada pembicaraan lalu, kami telah jelaskan bahwa nasib raja Fir'aun dan para pengikutnya yang ingkar kepada Allah, berakhir di Laut Merah. Mereka semua ditenggelamkan Allah di Laut Merah dan itulah azab yang ditimpakan Allah kepada mereka. Kedua ayat yang baru kita dengarkan tadi mengatakan: Kalian janganlah menyangka bahwa kemurkaan dan siksaan Allah itu hanya khusus pada kaum Fir'aun saja, akan tetapi kemurkaan Allah akan ditimpakan kepada setiap kaum dan bangsa yang telah melakukan kezaliman dan kejahatan."
 
Dengan kata lain, nasib seperti Fir'aun juga akan ditanggung oleh setiap kelompok dan kaum yang telah melakukan kezaliman dan kejahatan. Karena itu, umat manusia seharusnya mengambil hkimah dan pelajaran atas nasib buruk Fir'aun dan bangsa-bangsa terdahulu yang ingkar. Orang-orang yang menyakini akan adanya hari kiamat akan mengambil pelajarna dari kisah-kisah orang-orang terdahulu yang dijatuhi azab pedih oleh Allah, dan mereka pun akan menjalani kehidupan di dunai dengan sebaik-baiknya.
 
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Kasih sayang dan kemurkaan Allah, selalu berdasarkan pada sebuah sunnatullah yang abadi dan kukuh, dan bukan perkara yang kebetulan.
2. Di mana saja terjadi kezaliman, maka disitulah akan diturunkan bala' serta azab Allah, dan hal itu merupakan janji Allah Swt.
3. Hari Kiamat merupakan hari persaksian, segala sesuatu akan menjadi saksi dengan perintah Allah, sementara mulut-mulut manusia pada hari itu tidak akan bisa membantah.
 
Ayat ke 104-105
 
┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘å┘ÅÏñ┘ÄÏ«┘æ┘ÉÏ▒┘Å┘ç┘Å ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘ä┘ÉÏú┘Äϼ┘Ä┘ä┘ì ┘à┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Å┘êÏ»┘ì (104) ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ┘è┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘â┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘à┘Å ┘å┘Ä┘ü┘ÆÏ│┘î ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏÑ┘ÉÏ░┘Æ┘å┘É┘ç┘É ┘ü┘Ä┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï┤┘Ä┘é┘É┘è┘æ┘î ┘ê┘ÄÏ│┘ÄÏ╣┘É┘èÏ»┘î (105)
 
Artinya:
Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. (11: 105)
 
Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. (11: 106)
 
Pada ayat-ayat sebelumnya telah dibicarakan mengenai kondisi manusia pada hari kiamat. Dalam ayat ini ditegaskan kembali bahwa hari kiamat memiliki hari tertentu, dan hanya Allah sajalah Yang Maha Mengetahui akan tibanya waktu tersebut. Karena itu, manusia harus selalu waspada dan tidak lalai dalam menjalani kehidupan di dunia. Jangan sampai kita menemui hari kiamat dalam keadaan berlumuran dosa. Dalam ayat yang tadi dibacakan, juga disebutkan tentan kondisi hari kiamat, dengan mengatakan: Di sana tidak seorangpun bisa berbicara tanpa mendapatkan izin dari Allah swt sehingga semua orang tidak bisa lagi berdalih atau mengelak dari kesalahan yang dilakukannya selama di dunia."
 
Segala sesuatu di sisi Allah adalah terang dan nyata sehingga pembelaan apapun tidak ada lagi gunanya. Namun sebagai hujah atau dalil, pada hari kiamat kelak, semua anggota badan manusia akan berbicara dan memberikan kesaksian mengenai segala amal perbuatan manusia. Pada Hari Kiamat, semua rahasia yang terkandung dalam jiwa manusia akan nyata dan terbuka. Orang-orang yang selama hidup dunia selalu beramal saleh, akan meraih kebahagiaan di hari kiamat. Sebaliknya, orang-orang yang mengingkari hukum Allah akan celak pada hari kiamat.
 
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Waktu terjadinya Hari Kiamat bersamaan dengan berakhirnya usia dunia fana ini, dan hal itu telah ditentukan sebelumnya oleh Allah Swt.
2. Hari Kiamat adalah hari ditampakkannya amal perbuatan manusia, dan bukan untuk menyampaikan pernyataan atau pembicaraan.
 
Ayat ke 106-107
 
┘ü┘ÄÏú┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï┤┘Ä┘é┘Å┘êϺ ┘ü┘Ä┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ▒┘É ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ï▓┘Ä┘ü┘É┘èÏ▒┘î ┘ê┘ÄÏ┤┘Ä┘ç┘É┘è┘é┘î (106) Ï«┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ»┘É┘è┘å┘Ä ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘à┘ÄϺ Ï»┘ÄϺ┘à┘ÄϬ┘É Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘Å ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘Å ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘à┘ÄϺ Ï┤┘ÄϺÏí┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Å┘â┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ü┘ÄÏ╣┘æ┘ÄϺ┘ä┘î ┘ä┘É┘à┘ÄϺ ┘è┘ÅÏ▒┘É┘èÏ»┘Å (107)
 
Artinya:
Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). (11: 106)
 
Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. (11: 107)
 
Sebagaimana yang disebutkan pada ayat sebelum ini, pada Hari Kiamat kelak, manusia akan terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah mereka yang mendapatkan kebahagiaan dan nikmat dari Allah, dan kelompok yang kedua adalah mereka yang mendapatkan azab dan siksaan yang pedih. Mereka yang mendapat siksaan dan azab Allah adalah orang-orang yang selalu ingkar kepada Allah. Mereka akan dijatuhkan ke dalam neraka dan di sana mereka akan menjerit kesakitan, namun semua itu sudah terlambat dan mereka akan kekal di dalamnya, kecuali jika Allah menghendaki.
 
Allah Swt telah menciptakan manusia dalam posisi yang sama, dan Dia juga telah menyediakan lahan kondusif bagi semua manusia untuk mendapatkan petunjuk dan hidayah. Akan tetapi, sebagian manusai melalaikan petunjuk ini dan memilih mengikuti hawa nafsu, sehingga mereka menuju kepada jalan yang sesat. Sebalinya, ada sebagian manusia yang memanfaatkan sebaik mungkin nikmat dan hidayat Allah, dan merekalah yang akan memperoleh kebahagiaan abadi.
 
Atas dasar itulah, keyakinan bahwa bahagia dan celaka sebelumnya telah ditentukan oleh Allah, bukanlah keyakinan yang benar. Karena, bila nasib bahagia atau cekala seseorang itu sudah merupakan sebuah ketentuan, tentu tidak ada gunanya Allah memberi petunjuk dan serangkaian hukum syariah bagi umat manusia, lalu kelak di hari kiamat disediakan pahala atau azab. Sesungguhnya, manusia diberi ikhtiar atau hak pilih dalam kehidupannya di dunia. Bila manusia memilih jalan yang benar, dia akan masuk ke dalam kelompok orang yang bahagia di akhirat. Sebaliknya, bila manusia memilih jalan yang sesat, kelak di Hari Kiamat dia akan termasuk ke dalam kelompok yang celaka.
 
Perbuatan-perbuatan jelek dan dosa seorang manusia selama di dunia ini, pada hari kiamat kelak akan berbentuk api yang menjilat-jilat, dan api tersebut akan membakarnya, karena api tersebut adalah hasil dari perbuatannya sendiri. Manusia tersebut akan tinggal di neraka hingga masa yang dikehendaki oleh Allah. Telah ditentukan oleh Tuhan bahwa para pendosa itu dapat disucikan dari kejahatan dan dosa-dosa mereka dengan menjalani siksaan di dalam neraka. Setelah itu, bila mereka memiliki perbuatan baik, mereka akan dimasukkan ke dalam sorga. Namun ada juga orang-orang zalim yang dijanjikan Allah akan tinggal abadi di neraka jahannam akibat besarnya dosa-dosa mereka.
 
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Bahagia atau celakanya manusia itu dikarenakan hasil perbuatan mereka sendiri, karena nasib setiap orang ada di tangan mereka sendiri.
2. Jika Allah Swt berkehendak, Dia dapat menyelamatkan manusia dari api neraka dan segala ketetapan-Nya pastilah mengandung kemaslahatan.
Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 96-101
Ayat ke 96-97
 
┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ïú┘ÄÏ▒┘ÆÏ│┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ ┘à┘Å┘êÏ│┘Ä┘ë Ï¿┘ÉÏó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘É┘å┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏ│┘Å┘ä┘ÆÏÀ┘ÄϺ┘å┘ì ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘ì (96) ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ┘ü┘ÉÏ▒┘ÆÏ╣┘Ä┘ê┘Æ┘å┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘ä┘ÄϪ┘É┘ç┘É ┘ü┘ÄϺϬ┘æ┘ÄÏ¿┘ÄÏ╣┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Ä ┘ü┘ÉÏ▒┘ÆÏ╣┘Ä┘ê┘Æ┘å┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å ┘ü┘ÉÏ▒┘ÆÏ╣┘Ä┘ê┘Æ┘å┘Ä Ï¿┘ÉÏ▒┘ÄÏ┤┘É┘èÏ»┘ì (97)
 
Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan mukjizat yang nyata. (11: 96)
 
kepada Fir'aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikut perintah Fir'aun, padahal perintah Fir'aun sekali-kali bukanlah (perintah) yang benar. (11: 97)
 
Ayat-ayat sebelumnya dalam surat Hud terkait dengan kaum Tsamud dan kini, mulai ayat 96 ini, dibahas mengenai berbagai peristiwa yang dialami oleh Nabi Musa. Ayat ke-96 dan 97 ini mengatakan, "Para Nabi yang lain umumnya diutus langsung berdakwah kepada masyarakat, akan tetapi Nabi Musa as pada masa awal dakwahnya justru diperintahkan Allah untuk menemui Fir'aun dan anggota keluarganya, baru setelah itu berdakwah kepada kaum Bani Israel.
 
Hal ini dikarenakan Bani Israel berada di bawah kekuasaan Fir'aun yang zalim dan arogan, sehingga akan sulit membenahi dan memberi bimbingan kepada mereka. Itulah sebabnya, Nabi Musa harus terlebih dahulu mendakwahi Fir'aun dan para pemimpin kaumnya. Akan tetapi, meskipun Nabi Musa membawa berbagai argumen dan mukjizat, Fir'aun dan para pembesar istana tidak mau menerima ajakan Nabi Musa as untuk beriman kepada Allah Swt.
 
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Menentang dan melawan penguasa zalim (thaghut) untuk memperoleh kemerdekaan dan kebebasan dari cengkeraman perbudakan, merupakan program-program terpenting para Nabi as.
2. Perintah dan undang-undang yang dikeluarkan oleh penguasa zalim dan diktator bukanlah sumber kesempurnaan masyarakat, melainkan sumber kerusakan dan kebobrokan dalam masyarakat itu. Hanya perintah dan undang-undang Allah-lah yang dapat membawa manusia ke arah kesempurnaan.
 
Ayat ke 98
 
┘è┘Ä┘é┘ÆÏ»┘Å┘à┘Å ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä┘ç┘Å ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘É┘è┘ÄϺ┘à┘ÄÏ®┘É ┘ü┘ÄÏú┘Ä┘ê┘ÆÏ▒┘ÄÏ»┘Ä┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ▒┘Ä ┘ê┘ÄÏ¿┘ÉϪ┘ÆÏ│┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘ê┘ÉÏ▒┘ÆÏ»┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ▒┘Å┘êÏ»┘Å (98)
 
Artinya:
Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi. (11: 98)
 
Fir'aun bukan saja menjadi unsur kehancuran setiap individu maupun masyarakat, akan tetapi pada hari kiamat ia bahkan menjadi orang yang akan menghantarkan para pengikutnya masuk ke dalam neraka. Orang-orang yang selama di dunia selalu menaati Fir'aun dan para kaki tangan Fir'aun, pada hari kiamat kelak akan jatuh ke dalam neraka bersama Fir'aun dan mereka tidak bisa menyelamatkan diri.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Hari kiamat merupakan refleksi dari dunia. Seluruh amal perbuatan manusia di dunia akan menemui balasannya pada hari kiamat. Bila selama di dunia kita mengikuti pembesar yang jahat dan menyimpang, kelak pada hari kiamat kita akan dikumpulkan bersama para pembesar yang jahat dan menyimpang itu.
2. Manusia harus berusaha bekerja dan beramal sebaik mungkin di dunia, namun sesungguhnya sebab utama dimasukkannya manusia ke dalam sorga pada hari kiamat kelak adalah rahmat dan kasih sayang Allah.
 
Ayat ke 99-100
 
┘ê┘ÄÏú┘ÅϬ┘ÆÏ¿┘ÉÏ╣┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è ┘ç┘ÄÏ░┘É┘ç┘É ┘ä┘ÄÏ╣┘Æ┘å┘ÄÏ®┘ï ┘ê┘Ä┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘É┘è┘ÄϺ┘à┘ÄÏ®┘É Ï¿┘ÉϪ┘ÆÏ│┘Ä Ïº┘äÏ▒┘æ┘É┘ü┘ÆÏ»┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘ÄÏ▒┘Æ┘ü┘Å┘êÏ»┘Å (99) Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¿┘ÄϺÏí┘É Ïº┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ▒┘Ä┘ë ┘å┘Ä┘é┘ÅÏÁ┘æ┘Å┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘ÄϺ ┘é┘ÄϺϪ┘É┘à┘î ┘ê┘ÄÏ¡┘ÄÏÁ┘É┘èÏ»┘î (100)
 
Artinya:
Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. La'nat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan. (11: 99)
 
Itu adalah sebahagian dan berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah. (11: 100)
 
Akhir dari perbuatan Fir'aun di dunia ini adalah ditenggelamkannya raja arogan ini dan para pengikutnya di Laut Merah, yang menunjukkan kemurkaan dan kutukan Allah swt terhadap mereka. Selain itu, balasan dan siksaan pada Hari Kiamat juga tetap menunggu mereka. Selain siksa Allah, mereka juga akan terus mendapatkan laknat dan dibenci oleh umat manusia. Penjelasan mengenai kisah kaum-kaum terdahulu yang terdapat di dalam al-Quran merupakan pelajaran dan keteladanan bagi generasi mendatang. Di muka bumi ini masih terdapat berbagai peninggalan atau bukti dari keberadaan kaum-kaum sesat yang dimusnahkan Allah itu.
 
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Al-Quran merupakan kitab suci autentik yang dapat dipercaya untuk mengetahui sejarah kaum dan bangsa-bangsa terdahulu serta bagaimana kehancuran mereka.
2. Mengutip dan menceritakan kembali kisah orang-orang terdahulu memberi pengaruh yang besar terhadap masyarakat. Karena itu, kisah-kisah al-Quran yang menyimpan hakikat yang sebenarnya,dapat digunakan untuk memberi bimbingan dan keteladanan bagi masyarakat.
 
Ayat ke 101
 
┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï©┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘Æ Ï©┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÅÏ│┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ║┘Æ┘å┘ÄϬ┘Æ Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ Ïó┘Ä┘ä┘É┘ç┘ÄϬ┘Å┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄϬ┘É┘è ┘è┘ÄÏ»┘ÆÏ╣┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ï»┘Å┘ê┘å┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï▓┘ÄϺϻ┘Å┘ê┘ç┘Å┘à┘Æ Ï║┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘Ä Ï¬┘ÄϬ┘ÆÏ¿┘É┘èÏ¿┘ì (101)
 
Artinya:
Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka. (11: 101)
 
Beberapa peristiwa alam yang menghancurkan kaum-kaum yang sesat, seperti banjir, gempa bumi, angin topan, dan sambaran halilintar, semuanya merupakan tanda-tanda kemurkaan Allah. Namun pada hakikatnya, semua itu bukanlah bentuk kezaliman dari Allah kepada umatnya. Justru kaum yang sesat itulah yang mendatangkan segala siksaan bagi diri mereka sendiri, dengan cara berbuat ingkar dan kufur kepada Allah. Dalam menghadapi berbagai azab Allah, mereka tidak bisa meminta tolong kepada sembahan-sembahan mereka.
 
Berbagai peristiwa alam yang menyebabkan kehancuran suatu kelompok manusia dapat diartikan sebagai azab dan siksaan bagi kaum yang sesat, namun bisa juga merupakan ujian bagi ummat manusia. Manusia yang beriman ketika ditimpa musibah akan sabar dan mempertebal keimanannya. Yang penting di sini, manusia harus tahu bahwa Allah swt tidk pernah menzalimi mahkluk-Nya. Manusia yang telah melakukan kezaliman, dosa, dan kerusakan berarti telah melakukan kezaliman terhadap dirinya sendiri dan hal inilah yang membuka jalan bagi turunnya azab dan siksaan.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Nasib manusia lebih dari segalanya ditentukan oleh amal perbuatan dan sikat-sikapnya selama di dunia.
2. Tak ada seorang pun atau kekuaran apaun yang dapat melawan kekuatan Allah.
Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 90-95
Ayat ke 90
 
┘ê┘ÄϺÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘Å┘êϺ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï½┘Å┘à┘æ┘Ä Ï¬┘Å┘êÏ¿┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è Ï▒┘ÄÏ¡┘É┘è┘à┘î ┘ê┘ÄÏ»┘Å┘êÏ»┘î (90)
 
Artinya:
Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. (11: 90)
 
Pada pembahasan yang lalu, kami telah menyebutkan bahwa masyarakat kota Madyan keras kepala dan tidak mau menerima seruan Nabi Syu'aib. Mereka melakukan penentangan keras di hadapan Nabi Syu'aib as, akan tetapi beliau tetap bersabar. Nabi Syu'aib as tetap berbuat baik kepada mereka dan selalu memberi nasihat agar mereka bertaubat kepada Allah Swt atas segala dosa yang telah dilakukan.
 
Dalam ayat ini disebutkan perkataan Nabi Syu'aib kepada kaumnya. Beliau mengajak kaumnya untuk bertaubat dan kembali kepada Allah Swt, serta mengingatkan bahwa Allah Yang Maha Pengasih selalu menerima taubat hamba-hamba-Nya. Taubat adalah salah satu jalan yang memperlihatkan betapa luas rahmat Tuhan bagi hamba-hamba-Nya yang mau kembali kepada-Nya.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Di samping peringatan dan ancaman yang diberikan kepada para pendosa, Allah juga menunjukkan jalan kembali kepada mereka, yaitu jalan taubat.
2. Allah Swt tidak hanya menerima taubat hamba-hamba-Nya, bahkan Dia menyukai orang-orang yang bertaubat.
 
Ayat ke 91
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ Ï┤┘ÅÏ╣┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘Å ┘à┘ÄϺ ┘å┘Ä┘ü┘Æ┘é┘Ä┘ç┘Å ┘â┘ÄϽ┘É┘èÏ▒┘ïϺ ┘à┘É┘à┘æ┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘å┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘â┘Ä ┘ü┘É┘è┘å┘ÄϺ ÏÂ┘ÄÏ╣┘É┘è┘ü┘ïϺ ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘ÄϺ Ï▒┘Ä┘ç┘ÆÏÀ┘Å┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏ▒┘Äϼ┘Ä┘à┘Æ┘å┘ÄϺ┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏ╣┘ÄÏ▓┘É┘èÏ▓┘ì (91)
 
Artinya:
Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami". (11: 91)
 
Meskipun segala kasih sayang dan kebaikan telah dicurahkan Nabi Syu'aib kepada kaumnya, namun mereka tetap tidak mau beriman kepada Allah dan bahkan mengancam akan membunuh Nabi Syu'aib. Selain itu, mereka juga menyebut seruan Nabi Syu'aib sebagai sesuatu yang tidak bisa diterima dan sulit dipahami. Padahal, salah satu keistimewaan para Nabi adalah kemampuan mereka berbicara dengan bahasa yang lugas dan sederhana kepada kaum mereka.
 
Para Nabi menyampaikan risalah ilahi dengan menggunakan dalil dan argumentasi yang jelas, bahkan menunjukkan mukjizat dari Allah. Namun, orang-orang kafir selalu mencari-cari jalan untuk menghina para Nabi. Demikian pula kaum Nabi Syu'aib, mereka merendahkan beliau dan menanggap beliau tidak memiliki wibawa dan kekuasaan.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Dalam melaksanakan tugas mereka menyampaikan risalah Ilahi dan memberi petunjuk kepada masyarakat, para Nabi selalu tabah menanggung cemoohan dan penghinaan dari umatnya.
2. Kaum kafir yang menentang para Nabi sama sekali tidak memiliki dalil dan argumen yang logis. Karena itulah, dalam menentang para Nabi, mereka hanya bisa menghina, menyiksa, dan meneror.
 
Ayat ke 92-93
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É Ïú┘ÄÏ▒┘Ä┘ç┘ÆÏÀ┘É┘è Ïú┘ÄÏ╣┘ÄÏ▓┘æ┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘ÄϺϬ┘æ┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Å┘ê┘ç┘Å ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄϺÏí┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï©┘É┘ç┘ÆÏ▒┘É┘è┘æ┘ïϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è Ï¿┘É┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘ÅÏ¡┘É┘èÏÀ┘î (92) ┘ê┘Ä┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ÏºÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘à┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘ÄϬ┘É┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ï╣┘ÄϺ┘à┘É┘ä┘î Ï│┘Ä┘ê┘Æ┘ü┘Ä Ï¬┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É┘è┘ç┘É Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘î ┘è┘ÅÏ«┘ÆÏ▓┘É┘è┘ç┘É ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘ç┘Å┘ê┘Ä ┘â┘ÄϺÏ░┘ÉÏ¿┘î ┘ê┘ÄϺÏ▒┘ÆÏ¬┘Ä┘é┘ÉÏ¿┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï▒┘Ä┘é┘É┘èÏ¿┘î (93)
 
Artinya:
Syu'aib menjawab: "Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu?. Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan". (11: 92)
 
Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu". (11: 93)
 
Karena para penentang dan orang-orang kafir itu terus melontarkan penentangan mereka, akhirnya Nabi Syu'aib berkata kepada mereka, "kalau begitu, berbuatlah segala sesuatu yang ingin kalian lakukan, sedang aku juga akan pergi dan berbuat menurut jalanku. Kelak perkara ini akan menjadi jelas, siapa di antara kita yang akan memperoleh kebahagiaan dan siapa yang memperoleh azab. Kalian janganlah menyangka bahwa aku terikat kepada keluarga dan kaumku. Aku bertawakkal kepada Allah dan hanya kepada-Nya aku berlindung."
 
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Jika nsehat dan keteladanan tidak lagi memberi pengaruh apapun, maka para Nabi akan memberikan peringatan dan ancaman atas akibat keingkaran kepada Allah.
2. Apabila kita sudah putus asa dalam memberi nasehat dan petunjuk kepada orang lain, kita harus tetap istiqamah di jalan kebenaran dan jangan terpengaruh oleh keingkaran orang lain.
 
Ayat ke 94-95
 
┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å┘å┘ÄϺ ┘å┘Äϼ┘æ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ Ï┤┘ÅÏ╣┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘ïϺ ┘ê┘ÄϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘ç┘Å Ï¿┘ÉÏ▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ì ┘à┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘ÄϬ┘É Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï©┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ Ϻ┘äÏÁ┘æ┘Ä┘è┘ÆÏ¡┘ÄÏ®┘Å ┘ü┘ÄÏú┘ÄÏÁ┘ÆÏ¿┘ÄÏ¡┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è Ï»┘É┘è┘ÄϺÏ▒┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ï¼┘ÄϺϽ┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (94) ┘â┘ÄÏú┘Ä┘å┘Æ ┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ║┘Æ┘å┘Ä┘ê┘ÆÏº ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ïú┘Ä┘ä┘ÄϺ Ï¿┘ÅÏ╣┘ÆÏ»┘ïϺ ┘ä┘É┘à┘ÄÏ»┘Æ┘è┘Ä┘å┘Ä ┘â┘Ä┘à┘ÄϺ Ï¿┘ÄÏ╣┘ÉÏ»┘ÄϬ┘Æ Ï½┘Ä┘à┘Å┘êÏ»┘Å (95)
 
Artinya:
Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. (11: 94)
 
Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa. (11: 95)
 
Akhir sejarah kaum Madyan yang keras kepala dan ingkar itu tak jauh berbeda dengan kaum-kaum kafir yang terdahulu. Mereka akhirnya mati akibat siksaan Allah di dunia. Seluruh penghuni bumi memang akan mati, akan tetapi ada bentuk kematian yang jauh dari rahmat Allah seperti kaum-kaum yang ingkar itu. Mereka benar-benar dijauhkan dari anugrah dan rahmat Allah yang sebenarnya sangat luas tak terbatas dan mereka dijatuhi siksaan kemurkaan Allah. Tidak ada jalan bagi orang-orang yang ingkar itu untuk melarikan diri.
 
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Siksa dan kemurkaan Allah adalah janji Allah bagi kaum yang ingkar, namun datangnya siksa itu berbeda-beda, ada yang cepat, ada yang ditunda di akhirat nanti.
2. Iman kepada Allah merupakan simbol keselamatan, sementara umat yang kafir akan hancur dan musnah.
3. Menjauhkan diri dari kejahatan dan dosa merupakan cara meraih keselamatan yang diajarkan oleh Allah dan al-Quran.
Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 87-89
Ayat ke 87
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ Ï┤┘ÅÏ╣┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘Å Ïú┘ÄÏÁ┘Ä┘ä┘ÄϺϬ┘Å┘â┘Ä Ï¬┘ÄÏú┘Æ┘à┘ÅÏ▒┘Å┘â┘Ä Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘å┘ÄϬ┘ÆÏ▒┘Å┘â┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ╣┘ÆÏ¿┘ÅÏ»┘Å Ïó┘ÄÏ¿┘ÄϺÏñ┘Å┘å┘ÄϺ Ïú┘Ä┘ê┘Æ Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘å┘Ä┘ü┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘Ä ┘ü┘É┘è Ïú┘Ä┘à┘Æ┘ê┘ÄϺ┘ä┘É┘å┘ÄϺ ┘à┘ÄϺ ┘å┘ÄÏ┤┘ÄϺÏí┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘ŠϺ┘äÏ▒┘æ┘ÄÏ┤┘É┘èÏ»┘Å (87)
 
Artinya:
Mereka berkata: "Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal". (11: 87)
 
Pada pelajaran yang lalu, kami telah sebutkan bahwa Nabi Syu'aib menyeru dan mengajak masyarakat agar menjaga hal-hal yang halal dan haram dalam urusan perdagangan (ekonomi), dan selalu menjauhkan diri dari perbuatan mengurangi takaran. Nabi Syu'aib mengatakan kepada kaumnya, "Satu kadar halal yang Allah tentukan buat kalian dalam transaksi jual beli, lebih baik daripada harta haram yang banyak, yang kalian peroleh dengan cara mengurangi takaran." Akan tetapi masyarakat Madyan acuh tak acuh dan menutup telinga mereka; tidak mau mendengarkan seruan kebenaran. Mereka bahkan mengatakan kepada Nabi Syu'aib as, "Kami memandang engkau sebagai orang berakal, penyantun, dan memiliki pengertian, sehingga kami tidak pernah menyangka engkau akan melarang kami melakukan hal-hal yang telah kami lakukan selama ini."
 
Kaum Madyan berkata, "Wahai Syu'aib, mengapa engkau menyuruh kami meninggalkan apa yang disembah bapak-bapak kami? Mengapa engkau melarang kami memanfaatkan harta benda kami sesuka hati kami?" Poin menarik dalam perkataan kaum Madyan adalah, mereka mengaitkan semuan seruan Nabi Syu'aib dengan shalat. Mereka mengatakan, "Apakah shalat memberikan perintah semacam ini?" Shalat adalah pekerjaan yang akan menjauhkan kita dari perbuatan keji dan munkar. Orang yang melaksanakan shalat dengan sebenar-benarnya, pasti tidak akan mau berbuat curang dalam transaki jual beli, atau melakukan tindakan-tindakan haram lainnya.
 
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Shalat atau sembahyang terdapat di seluruh agama-agama samawi, dan semua pemeluk agama menjalin hubungan dengan Tuhan melalui shalat.
2. Mengiktui pemikiran dan keyakinan nenek moyang tidak bisa dijadikan sebagai dalil untuk menentang kebenaran ajaran para nabi.
3. Kepemilikan bukanlah dalil bagi setiap penggunaan harta benda, akan tetapi penggunaannya haruslah disesuaikan dalam kerangka undang-undang Allah.
 
Ayat ke 88
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É Ïú┘ÄÏ▒┘ÄÏú┘Ä┘è┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï¿┘Ä┘è┘æ┘É┘å┘ÄÏ®┘ì ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄÏ▓┘Ä┘é┘Ä┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å Ï▒┘ÉÏ▓┘Æ┘é┘ïϺ Ï¡┘ÄÏ│┘Ä┘å┘ïϺ ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘ÅÏ▒┘É┘èÏ»┘Å Ïú┘Ä┘å┘Æ Ïú┘ÅÏ«┘ÄϺ┘ä┘É┘ü┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ┘ç┘ÄϺ┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å┘Æ Ïú┘ÅÏ▒┘É┘èÏ»┘Å ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ÆÏÑ┘ÉÏÁ┘Æ┘ä┘ÄϺϡ┘Ä ┘à┘ÄϺ ϺÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏÀ┘ÄÏ╣┘ÆÏ¬┘Å ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘ê┘Æ┘ü┘É┘è┘é┘É┘è ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ï¬┘Ä┘ê┘Ä┘â┘æ┘Ä┘ä┘ÆÏ¬┘Å ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ïú┘Å┘å┘É┘èÏ¿┘Å (88)
 
Artinya:
Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. (11: 88)
 
Nabi Syu'aib as pada ayat tadi menjawab penentangan dari kaumnya. Beliau mengatakan, "Aku melarang kalian memanfaatkan harta benda kalian secara sesuka kalian, adalah demi kebaikan kalian sendiri dan demi perbakan kehidupan masyarakat ini. Allah mengutusku sebagai Nabi adalah untuk menunjukkan dalil-dalil yang terang kepada kalian, agar kalian tidak lagi menentang perintah Allah. Aku bertawakal kepada Allah dalam melaksanakan tugas-Nya ini dan aku tidak menghendaki apapun selain kemuliaan dari Allah."
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Hidup berbahagia hanya akan dicapai melalui usaha yang halal. Sebaliknya, harta yang haram tidak akan pernah memberikan kebahagiaan. Karena itu, hendaknya kita selalu berusaha mencari rizki yang halal, yang telah ditetapkan Allah bagi hamba-hamba-Nya.
2. Tujuan para Nabi as adalah membenahi kemanusiaan dan masyarakat. Mereka melakukan usaha maksimal di jalan ini dengan diiringi ketawakalan kepada Allah Swt.
 
Ayat ke 89
 
┘ê┘Ä┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ┘ä┘ÄϺ ┘è┘Äϼ┘ÆÏ▒┘É┘à┘Ä┘å┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï┤┘É┘é┘ÄϺ┘é┘É┘è Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÅÏÁ┘É┘èÏ¿┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÉϽ┘Æ┘ä┘Å ┘à┘ÄϺ Ïú┘ÄÏÁ┘ÄϺϿ┘Ä ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ┘å┘Å┘êÏ¡┘ì Ïú┘Ä┘ê┘Æ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ┘ç┘Å┘êÏ»┘ì Ïú┘Ä┘ê┘Æ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ÏÁ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ì ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Å ┘ä┘Å┘êÏÀ┘ì ┘à┘É┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ï¿┘ÉÏ¿┘ÄÏ╣┘É┘èÏ»┘ì (89)
 
Artinya:
Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu. (11:89)
 
Dalam usaha untuk membuat masyarakat Madyan tunduk kepada kebenaran, Nabi Syu'aib mengingatkan mereka tentang adanya azab yang pedih bagi kaum yang kafir. Beliau mengatakan, "Zaman kalian dengan zaman kaum Nabi Luth tidaklah jauh. Paling tidak, pelajarilah sejarah kaum Nabi Luth dan kaum-kaum sebelumnya agar kalian melihat apa akibat yang telah ditanggung oleh kaum yang menentang para nabi. Janganlah kalian menyangka bahwa penentangan kalian terhadapku akan menguntungkan kalian. Sebalinya, permusuhan denganku sama artinya dengan permusuhan dengan Tuhan, yang sudah tentu akan mendapatkan balasan dan siksaan yang sangat pedih."
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Sejarah ummat manusia akan terulang atau setidak-tidaknya mirip terhadap kaum dan bangsa lainnya. Karena itu kita harus mempelajari sejarah kaum dan bangsa-bangsa terdahulu, supaya kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran.
2. Kemurkaan dan azab Allah selalu menanti kaum yang kafir. Dia Maha Berkuasa menghancurkan suatu kaum dengan cara apaun, seperti kaum Nabi Nuh yang ditenggelamkan oleh banjir raksasa, kaum Nabi Hud dihancurkan dengan topan dahsyat, kaum Nabi Shaleh as dimusnahkan dengan halilintar, dan kaum Nabi Luth dibinasakan dengan penjungkirbalikan bumi.