کمالوندی

کمالوندی

Seorang senator Amerika Serikat dari Partai Republik, mengeluarkan statemen keras terhadap negara-negara Eropa, dan mengancam jika Eropa masih mendukung Iran, maka Washington akan menjatuhkan sanksi atas Eropa sampai ia hancur.

Majalah mingguan Amerika, Washington Examiner (15/7/2019) melaporkan, Senator Lindsey Graham mengatakan, negara-negara Eropa terus mendukung pengayaan uranium Iran, dan Amerika harus menekan mereka "sampai ke tanah" dengan menggunakan sanksi.

Graham menambahkan, saya katakan kepada Eropa, jika kalian ingin berpihak pada Iran, silahkan, tapi kalian tidak akan bisa menggunakan bank Amerika atau melakukan transaksi ekonomi dengan negara ini.

"Anda harus memilih Ayatullah atau Amerika, itu pilihan anda. Eropa lemah," tegasnya. 

Sebuah lembaga Zionis bermaksud membekukan aset Iran, dengan mengajukan gugatan terkait mekanisme keuangan khusus Eropa-Iran atau INSTEX.

Fars News (16/7/2019) melaporkan, Surat kabar rezim Zionis Israel, Israel Hayom, Senin (15/7) mengabarkan, Shurat HaDin Israel Law Center yang bertugas menjadi pengacara bagi korban terorisme mengumumkan, kami mewakili beberapa keluarga Israel yang mengajukan gugatan terhadap INSTEX, menuntut agar aset Iran dibekukan dalam kanal ini.

Para penggugat menuduh beberapa organisasi dan kelompok afiliasi Iran berada di balik sejumlah serangan yang menewaskan keluarga mereka.

Sayidah Fathimah Maksumah as dilahirkan di kota Madinah pada tanggal 1 Dzulqadah tahun 173 Hijriah. Sayidah Maksumah lahir dan dibesarkan di rumah kemuliaan. Ayah dan ibunya adalah orang-orang yang memiliki keutamaan akhlak, ibadah dan kezuhudan, ketakwaan, kejujuran, kesabaran, kedermawanan dan kesucian menjadi sifat mulia keluarga suci ini. Mereka adalah nahkoda kapal kemanusiaan.

Ayahnya, Imam Kazhim dan ibunya Sayidah Najmah Khatun adalah sosok mulia dan agung. Selain kedua orang tuanya, Sayidah Maksumah memiliki saudara laki-laki yang menjadi pembibingnya, yaitu Imam Ridha as. Di bawah bimbingan mereka, Sayidah Maksumah tumbuh menjadi wanita agung.

Kebahagiaan Sayidah Fathimah Maksumah as di masa kecil bersama mereka tidak bertahan lama. Karena ayahnya, Imam Musa Kazhim as gugur syahid di penjara penguasa lalim saat itu. Ketika ayahnya syahid, Sayidah Fathimah Maksumah berusia 10 tahun. Setelah itu, Imam Ridha as menjadi satu-satunya pelindung setia Sayidah Fathimah Maksumah as.

Sayidah Fathimah Maksumah senantiasa menuntut ilmu dan membela kebenaran dalam kondisi sekalipun. Sayidah Fathimah didampingi Imam Ridha as mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari ayahnya. Kehadiran aktif Sayidah Maksumah dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan keimanan menunjukkan posisi dan kedudukan wanita yang tinggi dalam sejarah kebudayaan Islam.

Kehidupan Sayidah Maksumah menjadi bukti bahwa Islam sangat menghargai perempuan dan menempatkannya pada kedudukan tinggi, sehingga dari keutamaan spiritual, keilmuan dan kemuliaan akhlak menjadi teladan bukan hanya bagi perempuan saja.

Kelahiran Sayidah Maksumah memiliki posisi khusus bagi Ahlul Bait, karena sebelum kelahirannya, beberapa tahun sebelum kelahiran putri mulia ini, Imam Jafar Shadiq as yang juga kakeknya menyampaikan kabar gembira ini. Beliau berkata, "Salah satu putri dari anakku berhijrah ke kota Qom (salah satu kawasan Iran). Putri itu bernama Fatimah binti Musa bin Jafar." Imam Jafar as-Shadiq as menambahkan, "Dengan keberadaan putri itu, kota ini (Qom) menjadi haram atau kota suci keluarga Rasulullah Saw."

Dengan demikian warga kota Qom termasuk cendikiawan dan ulama telah mengetahui akan kedatangan putri mulia ini. Warga kota Qom menghitung hari bagi kedatangan keturunan Rasulullah ini dan mempersiapkan kedatangan beliau serta siap untuk membantunya.

Poin lain dari riwayat ini adalah kota Qom menjadi kota suci karena kota ini disebuth sebagai haram para imam maksum. Hal ini telah disebutkan di puluhan riwayat dari Rasulullah Saw, Imam Ali dan para Imam lainnya yang mengisyaratkan kesucian dan kemuliaan kota Qom.

Ayatullah Marashi Najafi mengatakan, alasan saya pergi ke Qom adalah ayah saya Sayid Mahmoud Mar'ashi Najafi selama 40 malam beritikaf di makam Imam Ali as untuk melihat beliau. Suatu malam ketika ayah saya tengah beritikaf, beliau melihat Imam Ali as dan berkata, Sayid Mahmoud apa yang kamu inginkan? Ayah saya berkata, Aku ingin mengetahui di mana makam Sayidah Fatimah Az-Zahra, supaya aku bisa menziarahinya. Imam Ali berkata, Saya tidak bisa melanggar wasiatnya dan mengungkapkan kuburannya. Kemudian ayah saya berkata, lantas apa yang saya lakukan ketika berziarah kepada Sayidah Az-Zahra? Imam Ali berkata, A;;ah Swt telah memberikan hadiah Fatimah kepada Fatimah Maksumah maka siapa saja yang ingin berziarah ke makam Sayidah Zahra, maka hendaknya ia menziarahi makam Sayidah Maksumah.

Sayidah Maksumah memiliki beberapa sebutan nama agung seperti Shadiqah, karena dikenal sebagai seorang yang terpercaya. Selain itu beliau dipanggil dengan nama mulia seperti Karimah Ahlul Bait dan Thahirah, sebagaimana dijelaskan dalam hadis dari Imam Shadiq as. Selain itu beliau juga disebut dengan nama Muhaddatsah yang berarti perawi hadis.

Makam Sayidah Maksumah di kota Qom
Di antara hadis yang diriwayatkan Sayidah Maksumah adalah hadis Manzilah yang menjelaskan kedudukan mulia Imam Ali as. Di hadis ini dijelaskan kedudukan Imam Ali as terhadap Nabi Muhammad Saw seperti posisi Harun bagi Nabi Musa as. Beliau juga menjelaskan peristiwa penting di Ghadir Khum untuk mencegah umat Islam lalai dari amanat Nabi Muhammad tentang kepemimpinan setelahnya.

Kini di era di mana budaya Barat menyerang nilai-nilai moral, kemanusiaan dan melanggar kehormatan perempuan demi menghancurkan kepribadian serta identitas gadis dan perempuan di berbagai masyarakat, serta gelombang budaya Barat menyebarkan tindakan amoral kepada para gadis dan perempuan, maka mengenal Sayidah Maksumah dan kesempurnaan beliau akan semakin penting.

Sayidah Maksumah dengan memanfaatkan pengetahuan murni al-Quran dan upaya tak kenal lelahnya dalam menuntut ilmu serta memahami kondisi di zamannya, mampu memainkan peran penting. Selama perjalanannya dari Madinah ke kota Mashhad, untuk bertemu dengan saudaranya, Imam Ridha as, Sayidah Maksumah terus menjawab pertanyaan tentang agama.

Dalam setiap penyambutan di berbagai kota, Sayidah Fathimah selalu menggunakan kesempatan tersebut untuk memberikan pencerahan kepada para pecinta Ahlul Bait. Beliau dalam berbagai pidatonya mengungkap kedok penguasa Bani Abbasiah. Pada dasarnya, Sayidah Fathimah sengaja berhijrah dari Madinah ke Marv sebagai bentuk protes terhadap kondisi yang ada. Perjalan itu merupakan bagian dari perjuangan Sayidah Fathimah terhadap intimidasi dan kezaliman.

Di zaman itu, meraih keutamaan dan menuntut ilmu bagi gadis muslim merupakan hal yang urgen bagi kesempurnaan mereka. Sementara budaya Barat dengan pendekatan tak manusiawinya telah mendorong perempuan untuk semakin esktrim berdandan dan berhias diri, memuaskan hawa nafsunya dan berpesta pora. Wajar jika pada gadis menyukai keindahan dan condong untuk menampilkan diri. Hal-hal seperti ini tidak dicela oleh Islam, namun garis merah terpenting dalam budaya Islam adalah hal-hal tersebut harus dijaga dan tidak pula merugikan lingkungan masyarakat.

Budaya Barat dengan menarget perempuan dan gadis berusaha mencegah mereka dari tindakan bermoral, rasa malu, emosi manusia dan menuntut ilmu. Kaum hawa ketika memiliki teladan yang tepat maka mereka mampu selamat dari jebakan budaya Barat. Sayidah Maksumah dalam hal ini dapat menjadi teladan tepat bagi perempuan Muslim.

Mempelajari ilmu pengetahuan yang berguna akan dapat menyelamatkan perempuan dari tindakan tak bermoral. Mendekatkan diri kepada Tuhan dan membersihkan jiwa di samping menuntut ilmu akan mendekatkan perempuan ke posisi tingginya.Di samping menuntut ilmu, perempuan juga butuh untuk memahami tugas-tugas kewanitaannya sehingga mereka akan sukses dalam mengaruhi kehidupannya. Tugas sebagai istri dan ibu merupakan hal penting yang berada di pundak perempuan di mana saat ini para perempuan dan gadis tidak memahaminya dengan benar.

 Allah Swt menjadikan peremuan memiliki kasih sayang tinggi dan menjadikannya sebagai faktor yang membuat para suami tenang. Kaum hawa juga diberkahi dengan kecintaan kepada anak-anak. Laut kasih sayang perempuan sangat luas sehingga suami dan anak-anaknya kenyang dengan kasih sayang dan tidak kekurangan kasih sayang.

Cahaya, pesona dan seni arsitektur saling berkaitan dan arsitek telah mengakui pentingnya cahaya dalam arsitektur selama beberapa tahun terakhir. Mereka telah menemukan metode cerdas untuk memanfaatkan cahaya di bangunan-bangunan.

Arsitek Iran dengan pemahamannya akan pentingnya cahaya dan pesona untuk membuat koordinasi dan keseragaman serta menambah pesona keindahan karya mereka, sangat mementingkan pencahayaan di gedung dan bangunan serta memanfaatkannya dengan berbagai metode.

Digelar pameran "Cahaya di tempat-tempat suci di Isfahan" yang mencakup karya seniman Iran dan Eropa di perpustakaan nasional Iran di Tehran. Pameran ini digelar untuk meningkatkan pemahaman budaya bersama antar negara. Di pameran ini dipajang 30 karya lukisan dari 10 seniman Iran dan Eropa. Lima pelukis dari Rumania, Ukraina, Republik Cheko, Kroasia dan Estonia serta pelukis Iran termasuk Abu Saeid Asadi, Hamid Norouzi, Baran Saadat, Zahra Shafie dan Ojan Shirozhan memamerkan karya mereka di pamerain ini. Karya-karya ini terbentuk selama sepuluh hari di Isfahan.

Cahaya termasuk fenomena yang senantiasa memainkan peran vital dan efektif di kehidupan manusia. Cahaya memainkan peran dalam keberlanjutan kehidupam makhluk hidup dan hal ini telah dipahami manusia sejak dahulu. Cahaya matahari salah satu cahaya tertinggi manifestasi cahaya alam. Oleh karena itu, di berbagai wilayah bumi, khususnya daerah beriklim dingin atau wilayah yang ekonominya bertumpu pada pertanian, cahaya sangat dihormati. Di berbagai agama, cahaya juga mendapat perhatian besar. Al-Quran surah al-Nur ayat 35 menyebutkan, "Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi."

Di sejumlah literatur kuno disebutkan bahwa alam terbentuk dari cahaya dan selama pergulatan anatara cahaya dan kegelapan, akhirnya  cahaya keluar sebagai pemenang. Bahkan para pujangga melalui imajinasinya menyebut cahaya sebagai pemenang di setiap medan dan menilainya sebagai sumber kehidupan dan optimisme. Semantara filsafat dan teks-teks Islam menyebutkan cahaya sebagai fenomena yang memiliki sumber non material dan simbol dari alam malakut.

Di era kuno, pencahayaan di gedung dan bangunan mayoritasnya memanfaatkan cahaya alami. Biasanya sebagain malam, sejumlah ruang di dalam rumah atau di luar kota dan desa diterangi dengan cahaya buatan dan dengan memanfaatkan cahaya lilin dan lentera.

Keterbatasan dan kesulitan menggunakan cahaya buatan di malam hari mendorong umat manusia sangat mementingkan cahaya alami dan memanfaatkan semaksimal mungkin. Oleh karena itu, mereka memanfaatkan cahaya bulan di malam hari dan di sejumlah bangunan khususnya perumahan dirancang ruang khusus terang bulan.

Arsitektur tradisional di Iran senantiasa dipengaruhi faktor-faktor iklim. Cahaya matahari merupakan faktor iklim berpengaruh yang terpenting bagi demografi perkotaan dan pembentukan bangunan tradisional. Mengingat posisi dan intensitas cahaya di empat musim Iran, telah mendorong koordinasi ruang dan pembentukan mekanisme yang tepat untuk mengontrol dan mengarahkan cahaya alami.

Hasilnya adalah ruang arsitek memiliki banyak unsur yang diciptakan untuk berinteraksi dengan cahaya. Solusi ini kini banyak dilupakan karena kemajuan teknologi dan ketergantungan besar pada teknologi canggih.

Di arsitektur Iran, para arsitek sangat memperhatikan dan memberikan kondisi yang terpat bagi observasi dan pengalaman keragaman alami cahaya dan penekanan terhadap keragaman ini sebagai solusi unsur arsitektur, volume cahaya, metode pemanfaatannya, mencegah masuknya cahaya yang mengganggu serta pencahayaan berbagai bagian bangunan.

Penggunaan luas cahaya baik fungsional, fisik atau spiritual di arsitektur tradisional Iran dimanfaatkan sangat bijak. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa untuk setiap iklim digunakan metode khusus dari pencahayaan alami sesuai dengan kondisinya dan metode terdalam biasanya untuk iklim panas dan kering.

Di masa lalu, arsitek bangunan Iran di wilayah gurun, panas dan kering kebanyakan menggunakan sinar matahari. Sebagian rumah yang digunakan untuk musim dingin, mayoritasnya menghadap utara dan sinar matahari. Rumah seperti ini dinamakan rumah musim dingin sehingga di musim ini cahaya matahari lebih banyak masuk ke rumah dan dapat memanfaatkan panas lebih efisien.

Dengan demikian, untuk menghindari panas yang berlebihan dari cahaya matahai di musim panas, arsitek kuno Iran banyak melakukan inovasi. Misalnya merekan membangun sejumlah ruang di bagian selatan halaman yang membelakangi matahari dan ruang ini tidak panas di musim panas.

Selain itu, untuk mengontrol volume cahaya matahari yang masuk ke kamar, arsitek kuno Iran memanfaatkan kanopi lurus dan horisontal. Dinding dan permukaan lubang-lubang, jendela aras dan kaca warna warni kecil merupakan persiapan lain arsitektur Iran untuk mencegah masuknya cahaya dan panas berlebihan ke dalam bangunan di musim panas.

Unsur yang banyak dimanfaatkan arsitektur Iran untuk menahan cahaya dan sinar matahari memiliki beragam nama. Sebagian nama malah menjadi bagian dari sejarah peradaban kuno Iran.

Sementara itu, arsitektur agamis merupakan cabang penting arsitek Iran di era Safawiyah. Arsitektur ini masih dipengaruhi prinsip dan aturan arsitektur kuno Iran. Di metode Isfahan, prinsip pembangunan arsitektur besar ditetapkan pembangunan halaman pusat dan empat serambi di sekitar demi mencapai sebuah susunan yang sejati.

Menurut metode ini, prinsip utama adalah keluasan bangunan dan aturan lain bagi inovasi baru sangat dijaga ketat. Pengulangan elemen simetris seperti lengkungan tajam banyak ditemukan di karya arsitektur model Isfahan. Para arsitek di model bangunan ini sangat menjaga irama ruang penuh dan kosong di mana selain keindahan, juga keseimbangan akan terjaga. Misalnya ruang kosong di disini adalah kolam dan taman atau halaman yang diletakkan di antara bangunan.

Bangunan area yang luas menciptakan inovasi baru di ruang arsitektur gaya Isfahan. Di gaya ini, metode pencahayaan membuat mereka yang menyaksikan merasa takjub. Misalnya arsitektur Masjid Sheikh Lotfollah di Isfahan membuat sinar matahari baik disadari maupun tidak menjadi sedikit lemah serta menciptakan kondisi tenang.

 

Kubah Masjid Sheikh Lotfollah Isfahan
Masjid Sheikh Lotfollah salah satu karya arsitektur terindah di Iran. Masjid ini berdiri di sisi timur Lapangan Naghsh-i Jahan, Esfahan, Iran.

Masjid Sheikh Lotfollah dibangun pada masa Shah Abbas. Masjid ini didedikasikan untuk mertuanya, yaitu Sheikh Lotfollah, seorang ilmuwan dan guru agama terkemuka yang datang ke Isfahan atas perintah Shah 'Abbas, dan tinggal di tempat tersebut. 

Masjid yang anggun ini didekorasi dengan beberapa mosaik terbaik dari masa itu. pembangunannya membutuhkan waktu hampir 20 tahun. Ubin pucat pada kubah dapat berubah warna, mulai dari krim hingga merah muda, tergantung kondisi cahaya dan masjid yang tidak biasa karena tidak memiliki minaret atau halaman.

Terdapat gambar merak yang dilukis di tengah lantai di bawah kubah. Pada waktu tertentu sinar matahari akan meningkatkan ekor merak. Masjid ini juga disebut Masjid Wanita, karena rupanya ada terowongan antara masjid ini dan istana Ali Qapu, yang memungkinkan wanita  untuk menghadiri shalat tanpa terlihat di depan umum.

Pintu masuk utama masjid terletak di sisi timur halaman kecil. Struktur itu sendiri tidak sejajar lurus dengan dinding timur Square, namun terletak pada sudut (hampir 45 derajat) di dinding Square.  Pintu gerbang iwan dihiasi dengan ornamen dalam mosaik berwarna-warni. Ini dibangun sebagai daerah tersembunyi di dinding timur halaman.

Sebuah prasasti berwarna putih dengan latar belakang biru tua membentang horizontal di tiga sisi pintu gerbang. Di atasnya terdapat kubah, yang terdiri dari empat kelompok muqarnase yang terbuat dari unit ubin mengkilap kecil.

Pintu lengkung runcing terletak di bawah inskripsi dan diapit oleh dua panel mosaik arabesque bunga dengan motif berwarna kuning, putih, dan biru dengan latar belakang biru tua.  Bagian dalam terdapat ruang kubah untuk melihat mihrab. Disepanjang perjalanan menuju ruang utama akan dimandikan dengan cahaya yang tercermin pada revetment mengkilap.

Masjid Sheikh Lotfollah terdiri dari satu ruangan berkubah tunggal (19 meter di satu sisi), dikelilingi oleh ruangan (yang mungkin berfungsi sebagai area layanan) di sisinya, dan pintu gerbang yang menghadap ke alun-alun.

Dua kamar diakses dari koridor yang menyelimuti kubah berukuran 6 kali 9 meter. Satu ditemukan di sisi barat koridor, dan yang lainnya di sepanjang ujung dinding timur. Ruang ketiga terletak di bagian luar.

Secara keseluruhan masjid Sheikh Lotfollah berbentuk satu area persegi panjang dengan jarak 30 meter 30 dan area layanan empat persegi panjang tambahan terdiri dari sekitar 152 meter persegi.

Kubahnya adalah salah satu dari beberapa kubah single shell dari arsitektur Safavid dengan struktur yang terdiri dari tiga tingkat. Kubah interior akan memancarakan motif bunga saat terkena sinar matahari. Bagian luar kubah dihias dengan arabesque motif bunga putih, biru, dan hitam dengan latar belakang kuning.

Masjid Sheikh Lotfollah dipandang oleh sejarawan dan pengunjung sebagai salah satu proyek arsitektur terpenting yang dibangun di Lapangan Isfahan, yang terkenal dengan lokasi, skala, desain, dan ornamennya. Masjid ini merupakan contoh terbaik dari arsitektur dan karya ubin Iran pada abad ke-17. Keindahan kubahnya yang menjadi daya tarik utama dari masjid ini.

Salah satu karakteristik lain arsitektur gaya Isfahan adalah penempatan jendela kecil di atas setiap pintu masuk kamar. Jendela kecil ini fungsinya untuk penerangan dan keluar masuknya udara. Jendela kecil ini terkadang dari kayu dan ada pula yang dari tanah liat atau batu kapur.

Maksud dari cahaya ini mengalami perubahan dan penyempurnaan selama berabad-abad serta mampu memberi kualitas hidup bagi arsitektur Iran dan selama bertahun-tahun memberi arti khusus bagi arsitektur negara ini.

Rabu pagi 12 Tir 1398 Hs bertepatan dengan 3 Juli 2019, Husseiniyah Imam Khomeini di Tehran menjadi tempat pertemuan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Khamenei dengan staf Lembaga Haji dan Ziarah.

Di pertemuan ini Rahbar mengisyaratkan beragam dimensi ritual agung haji mulai spiritual, sosial hingga politik. Rahbar menyebut beragam dimensi haji ini sebagai kumpulan luar biasa dan istimewa dari nilai-nilai yang dipuji Islam.

Seraya merekomendasikan para peziarah Iran memanfaatkan peluang istimewa haji dan memperhatikan dimensi sosial, politik dan moral ibadah ini, Rahbar mengingatkan petinggi Riyadh akan tanggung jawab berat negara ini dalam menjamin keamanan para peziarah Baitullah tanpa memperketat keamanan di lokasi serta dengan menjaga kehormatan dan martabat jamaah haji.

Ayatullah Khamenei menilai akar permusuhan AS dan seluruh kubu arogan dunia dengan umat Islam adalah esensi dan hakikat ajaran Islam yang anti kezaliman mereka.

Dalam perspektif Ayatullah Khamenei ritual haji sebuah ibadah istimewa karena nilai keislaman dan karakteristiknya yang dipuji Islam. Rahbar menyebut haji sebagai contoh kecil dari komunitas Islam yang memanifestasikan peradaban baru Islam disamping sisi spiritual yang dipamerkan.

Rahbar mengatakan, "Di haji, ada pertunjukan penghambaan dan kepatuhan. Sejak awal hingga akhir amalan haji adalah kepatuhan, penghambaan dan munajat. Di samping faktor spiritual ini, ada juga faktor sosial dan itu adalah persatuan, persaudaraan, kesetaraan, miskin dan kaya, keragaman etnis, keragaman bangsa dan keturunan seluruhnya berkumpul bersama di satu tempat melaksanakan satu amalan bersama, dengan satu tujuan dan motifasi. Di mana lagi kita dapat menemukan kondisi seperti ini? Baik itu di antara kewajiban Islam atau pun yang kita ketahui di agama lain, tidak ada kondisi seperti ritual haji."

Seraya mengisyaratkan manasik haji, Rahbar menyebutkan sebagai manifestasi perkumpulan masyarakat dan salah satu bukti kehidupan sosial Islam. Rahbar menandaskan, "Haji mengandung unsur gerakan dan ibadah, namun di ibadah ini selain ada manusia juga ada gerakan, tawaf, sai, lalu lalang dan juga perkumpulan. Kongres menakjubkan masyarakat yang berkumpul bersama di Arafah atau Masharil Haram di hari-hari Mina juga salah satu manifestasi kehidupan sosial Islam. Seluruhnya ada di ibadah haji. Haji manifestasi akhlak, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji (Al baqarah ayat 197). Di sana tempat persaudaraan, tempat moral, tempat memaafkan, bukan tempat saling bertengkar atau berbantah-bantahan. Kalian saksikan seluruh unsur menakjubkan dan konstruktif ini berkumpul di ibadah haji. Manasik haji adalah ibadah seperti ini."

Di bagian lain pidatonya dan dengan bersandar pada ayat al-Quran, Ayatullah Khamenei mengisyaratkan dimensi politik ibadah haji. Ayat pertama yang dibawakan Rahbar adalah ayat 103 Surah Al Imran yang artinya, Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.

Seraya menekankan bahwa membentuk persatuan di antara umat Muslim adalah masalah politik dan ibadah, Rahbar mengatakan, "Di antara kesalahan besar yang selalu kita dengar dan saat ini terkadang keluar dari sebagian bahasa yang sulit dipercaya terkait hakikat Islam adalah jangan mempolitisasi haji, yakni apa artinya jangan mempolitisasi? Apa yang kita butuhkan di haji dari hal-hal politik dan merupakan ajaran Islam adalah membentuk persatuan dan ini termasuk masalah politik. Ini ajaran Islam dan ibadah, Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai وَاعتَصِموا بِحَبلِ اللهِ جَمیعًا وَلا تَفَرَّقوا. Jika di haji kita bangsa Palestina atau masyarakat tertindas di dunia Islam seperti Yaman dan lainnya, ini sebuah langkah politik, dan hal ini politik yang murni ajaran Islam. Membela kaum tertindas sebuah kewajiban."

Selanjutnya Rahbar mengisyaratkan ayat 3 Surah Taubah dan menggulirkan salah satu ajaran Islam yakni bara'ah atau berlepas diri dari kaum musyrik di ibadah haji dan menilainya sebagai kewajiban Islam. Ayatullah Khamenei mengatakan, "Jika kita bersikeras atas masalah bara'ah, melakukannya dan harus dilakukan dengan lebih baik, karena ini merupakan salah satu kewajiban Islam. أَنَّ اللَّهَ بَریءٌ مِنَ المُشرِکینَ وَ رَسولُه     Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Mukmini juga berlepas diri «بُرَآءِ» dari orang-orang musyrik "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja" (Mumtahanah ayat 4). Semuanya ini ada dalam agama, politik juga. Di ibadah haji ada juga amalan politik, namun begitu amalan politik ini sejatinya ajaran dan kewajiban agama yang pastinya juga ibadah.

Ayatullah Khamenei kemudian menjelaskan aturan yang melarang ritual bara'ah dari kaum musyrik di ibadah haji sebuah langkah politik, tapi politik non agamis, politik anti agama dan mengatakan, "Ketika mereka mengatakan jangan berbicara apapun tentang Amerika ini juga langkah politik, namun politik setan, gerakan politik non Islam. Namun jika kalian di ibadah haji mengungkapkan bara'ah dari kaum musyrik, dari hal-hal anti Islam, ini juga gerakan politik. Tapi ini adalah politik yang sesuai dengan agama. Ini adalah poin-poin yang harus kita ketahui di ibadah haji."

Rahbar menyebut tugas panitia haji di Arab Saudi adalah menjamin keamanan para jamaah dan menjaga kehormatan serta martabat mereka. Seraya mengisyaratkan tugas berat pemerintah Saudi di masalah ini, Ayatullah Khamenei menekankan, "Mereka yang mengelola wilayah haji yakni Makkah dan Madinah serta yang lainnya, yakni pemerintah Arab Saudi, memiliki tanggung jawab berat. Merupakan kewajiban mereka juga menjaga keamanan jamaah haji, kehormatan dan martabat mereka. Martabat jamaah haji sangat penting, mereka tamu Allah. Kehormatan mereka harus dijaga. Perlakuan yang merusak martabat dan kehormatan mereka atau hal-hal yang melecehkan jamaah haji harus dihilangkan. Namun demikian wilayah ibadah haji tidak boleh dijadikan zona keamanan. Jagalah keamanan jamaah haji, tapi jangan terapkan zona keamanan. Pertahankan kondisi aman dan tenang bagi jamaah haji."

Di kesempatan tersebut, Rahbar juga mengisyaratkan permusuhan kubu arogan termasuk Amerika Serikat terhadap Islam dan menilainya karena esensi anti kezaliman ajaran Islam.

Terkait hal ini Ayatullah Khamenei mengisyaratkan ayat kelima surah Hamd dan mengatakan, "Ketika kalian menunaikan shalat dengan khusyuk, kalian mengatakan  اِیّاکَ نَعبُدُ وَ اِیّاکَ نَستَعین Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Khusyuk dan merendahlah dihadapan Tuhan, artinya jangan kalian tunduk dihadapan selain Tuhan, kekuatan materialis. Jangan menyerah kepada mereka. Ini adalah sumber permusuhan mereka terhadap Islam dan ini juga sumber kemenangan, kemajuan dan keselamatan umat Islam. Komitmen tehradap sendi-sendi Islam, patuh terhadap ajaran (syariat) Islam adalah hal-hal yang akan menyelamatkan bangsa Islam."

Ayatullah Khamenei menyebut Republik Islam Iran sebagai bukti dari ajaran ini (tidak tunduk kepada kekuatan materialis). Semakin patuh dan komitmen terhadap sendi-sendi dan ajaran Islam, maka akan semakin dilindungi Tuhan dan mampu menyelesaikan setiap kesulitan. Kapanpun lalai, akan menerima akibat dari kelalaiannya.

Di akhir pidatonya Rahbar mengatakan, "Yang saya saksikan dan rasakan dari masa depan negara ini (Iran) dan bahkan masa depan umat Islam adalah musuh liar dan ganas serta zalim umat Islam dan bangsa Iran pada akhirnya akan terpaksa bertekuk lutut dihadpaan Islam. Dan apa yang akan terjadi di masa mendatang (dengan ijin Allah) adalah kemuliaan Islam dan muslimin serta kemajuan masyarakat Islam. Ini adalah masa depan yang pasti. Setiap bangsa harus berusaha. Tidak ada tujuan dan produksi yang dapat diraih tanpa upaya, tanpa kerja keras dan tanpa kerja sama serta saling memaafkan. Kami optimis dan insyaallah membantu kita, bangsa Iran dan seluruh umat Islam di jalan ini dan kita semua mendapat rahmat Ilahi."

Penembakkan drone AS global hawk Kamis (20/6) oleh angkatan bersenjata Iran hingga kini masih menjadi perhatian para pengamat internasional.

Pemerhati militer Indonesia, Dr. Zulfebriges menilai langkah berani Iran menembak pesawat nirawak AS ini sebagai ajang publikasi bagi Iran untuk menunjukkan teknologi militernya.

"Berita ini jadi publikasi 'gratis' untuk Iran mengenai kemajuan teknologi militernya. Isu ini jadi pembicaraan di mana-mana," ujar akademisi Indonesia ini.

"Kondisinya agak sedikit berbeda dengan langkah serupa sebelumnya tentang keberhasilan Iran menurunkan drone AS, RQ 170 sentinel. Ketika itu muncul komentar miring yang menyebut Iran menggunakan teknologi dari Rusia," tegasnya.

Tapi, tutur Zulfebriges, penembakan global hawk oleh sistem pertahanan anti-udara 15 Khordad kali ini sekaligus menunjukkan kemampuan Iran yang sebelumnya diragukan oleh sebagian pihak.

Di bagian lain statemennya, pemerhati isu Timur Tengah ini melihat  ada dua versi yang muncul tentang berita penembakkan drone global hawk. Ada yang menulis RQ-4 dan satunya yang lebih cangggih lagi MQ-4C triton.

Menurutnya, kedua jenis drone ini memiliki kemampuan terbang sangat tinggi dan sulit dijangkau rudal dan menggunakan material yang menyebabkan tidak bisa dilacak radar.

"Tapi secara mengejutkan Iran berhasil mendeteksi pesawat tanpa awak tersebut dan menembaknya jatuh," papar Zulfebriges.

Air Zam-zam menjadi incaran jamaah yang sedang melakukan ibadah Haji atau Umrah. Air ini wajib masuk dalam daftar barang oleh-oleh dan juga dikonsumsi jamaah sendiri.

Berasal dari sumur yang letaknya tidak jauh dari Kabah, air ini selalu tersedia untuk diambil oleh jutaan Umat Islam dari seluruh dunia sepanjang tahun. 

Sumur Zam-zam sendiri diyakini telah ada sejak zaman Nabi Ibrahim. Dalam AlQuran, disebutkan istri Ibrahim, Siti Hajar, harus berlari antara Bukit Shofa dan Marwah demi mendapatkan air bagi  anaknya, Ismail. Tiba-tiba mata air keluar dari dekat kaki Ismail. Sumber mata air itu lah yang menjadi sumur Zam-zam.

Jamaah haji sedang mengambil air zam-zam (arsip)
Beberapa dokumen sejarah menunjukkan bahwa zaman itu adalah saat Nabi Ismail baru lahir, atau sekitar tahun 1910 SM. Angka tersebut jika dihitung hingga hari ini, maka akan menghasilkan 4000 tahun sebagai umur dari sumur tersebut.

Laman Egypttoday.com, menyebutkan, Abbas Sharaqi, seorang profesor geologi dan sumber daya air di Institut Riset Afrika, mengatakan bahwa air Zam-zam tidak akan habis karena sumurnya terhubung ke sumber air tanah yang terbarukan, menjadikan sumber air itu tidak akan mengering kecuali dalam kondisi tertentu.

“Air Zam-zam adalah air terbarukan. Sumber air berasal dari hujan di Mekah. Mekah adalah daerah pegunungan dan salah satu lembahnya – Lembah Ibrahim atau wadi’ ibrahim menyokong sumur Zamzam yang berada di daerah dataran rendah,” kata Sharaqi.

Sebuah riset yang dilakukan peneliti dari universitas di Pakistan dan Jepang yang dipublikasikan pada tahun 2013 di International Journal of Food Properties, tepat pada lokasi Sumur Zam-zam berada, terdapat endapan sungai setebal 13,5 meter yang disebabkan oleh air hujan di pegunungan yang mengalir ke dataran rendah dan berubah menjadi endapan. Proses ini tidak serta merta terjadi, melainkan butuh jutaan tahun untuk membuatnya.

Di bagian paling bawah, terdapat lapisan batu diorit setebal 17 meter. Hal tersebut secara keseluruhan membuat kedalaman Sumur Zamzam menjadi 30,5 meter.

Dengan adanya pernyataan sebelumnya bahwa ada kemungkinan terjadi situasi yang menyebabkan Sumur Zam-zam mengering, Pemerintah Arab Saudi perlu mengupayakan agar situasi tersebut tidak terjadi.

Badan Survei Geologi Arab Saudi (SGS) melalui situs resminya, Sgs.org.sa, menyebutkan, bahwa dengan adanya peningkatan jumlah kunjungan ke Masjidil Haram, permintaan akan Air Zam-zam secara otomatis mengalami peningkatan.

Untuk itu mereka sebisa mungkin melakukan pengawasan dan pengaturan agar Air Zam-zam tetap tersedia untuk jamaah, salah satunya adalah dengan memasang sistem pemantauan multi-parameter real-time, yang menampilkan rekaman digital level air, konduktivitas listrik, pH air, nilai potensial redoks (Eh), suhu, dan lain lain.

Data dapat diakses oleh SGS melalui kabel telepon dan data dapat diperiksa dan diunduh tanpa harus pergi ke sumur. Jaringan pemantauan sumur lain juga telah dipasang di seluruh Wadi Ibrahim untuk memantau respons seluruh sistem akuifer terhadap pengisian dan pengosongan. Beberapa sumur juga dilengkapi dengan perekam ketinggian air digital otomatis.

Tidak hanya itu, mereka juga membuat jadwal pemompaan yang disesuaikan dengan jumlah jamaah yang berkunjung. Pada bulan-bulan ramai seperti Ramadan dan Dhulhijja, pemompaan air akan dimaksimalkan, dan sebaliknya pada bulan sepi seperti Muharram.

Ketika pemompaan dilakukan, mereka juga memantau ketinggian muka air. Jika ketinggian air turun di bawah batas yang telah ditentukan, pemompaan akan dihentikan untuk memulihkan ketinggian air. Jika sudah pulih, pemompaan akan dilanjutkan.

SGS menetapkan debit tahunan dari sumur Air Zam-zam dibatasi sekitar 500.000 m3. Namun, batas ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kondisi hidrologis yang ada.

Kelompok-kelompok Palestina menyeru peningkatan perlawanan terhadap rezim Zionis Israel di berbagai wilayah pendudukan.

Seperti dikutip media Palestine al-Yawm, faksi-faksi Palestina di Ramallah dan Tepi Barat dalam sebuah pernyataan hari Sabtu (6/7/2019) juga meminta lembaga-lembaga internasional untuk memikul tanggung jawabnya di hadapan tawanan Palestina.

Enam tawanan Palestina melakukan aksi mogok makan sejak 21 hari lalu. Pekan lalu, warga Palestina menggelar aksi solidaritas dengan tawanan di depan kantor Palang Merah Internasional di kota al-Khalil. 

Juru bicara Badan Energi Atom Iran, AEOI menyinggung dimulainya langkah kedua penurunan komitmen kesepakatan nuklir JCPOA dan menuturkan, Iran sudah memulai proses pengayaan uranium di atas 3,67 persen.

Behrouz Kamalvandi, Minggu (7/7/2019) di hadapan wartawan mengumumkan, batas waktu 60 hari yang diberikan Iran kepada Eropa untuk menjalankan komitmen JCPOA sudah berakhir, dan Iran sekarang memasuki langkah kedua peningkatan cadangan uranium terkayakan, dan inspektur IAEA besok, Senin (8/7) bisa mengkonfirmasi bahwa Iran sudah melewati batas 3,67 persen pengayaan uraniumnya.

Menurut Kamalvandi, langkah kedua program JCPOA Iran didasarkan pada kebutuhan negara.

"Langkah kedua Iran dalam jangka menengah diambil untuk memenuhi kebutuhan reaktor nuklir dan reaktor riset, sementara untuk jangka panjang, memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi dari itu, dan masing-masing memiliki prosentase yang berbeda-beda," paparnya.

Terkait reaktor air berat Arak, Kamalvandi menerangkan, proses penuangan semen ke atas pipa-pipa tanki utama reaktor air berat Arak dengan maksud untuk menghidupkannya kembali, sudah dilakukan, oleh karena itu Iran punya sampel pipa-pia itu dan jika diperlukan, reaktor air berat Arak akan dioperasikan kembali.

Soal permintaan Amerika untuk menggelar sidang Dewan Gubernur IAEA, Kamalvandi mengatakan, tugas Dewan Gubernur adalah menangani masalah-masalah perlindungan, maka dari itu keputusan Iran melewati batas 3,67 persen pengayaan uranium, tidak punya batasan dari sisi perlindungan dan protokol, ini terkait dengan JCPOA. 

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, Tehran berhak mengambil langkah-langkah hukum dalam kerangka kesepakatan nuklir JCPOA untuk melindungi kepentingannya dari terorisme ekonomi AS.

"Batas waktu 60 hari Iran kepada Eropa untuk melaksanakan komitmennya telah berakhir dan kami memulai langkah kedua mengurangi komitmen JCPOA," tulis Zarif di akun Twitter-nya, Ahad (7/7/2019).

Dia menambahkan Republik Islam mengambil langkah ini berdasarkan pasal 36 kesepakatan nuklir. "Semua langkah ini dapat dikembalikan jika tiga negara Eropa (Inggris, Prancis dan Jerman) melaksanakan komitmennya," tegas Zarif.

Menlu Iran dalam sebuah tweet lain menulis, "Uni Eropa dan tiga negara Eropa tidak memenuhi kewajiban mereka, termasuk setelah AS keluar dari JCPOA. Di IAEA, mereka paling tidak memberikan dukungan politik kepada Tehran yang mengambil langkah-langkah sesuai dengan pasal 36 JCPOA," serunya.

Menurut Zarif, tiga negara Eropa tidak punya alasan untuk menolak mengambil sikap politik yang kuat demi mempertahankan JCPOA dan melawan unilateralisme AS.

Iran mulai hari ini akan meningkatkan pengayaan uranium dari 3,67 persen ke level yang lebih tinggi.

Deputi Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi mengumumkan batas waktu 60 hari yang diberikan Iran kepada Eropa sudah berakhir.

"Karena Eropa tidak mampu memenuhi tuntutan Iran dalam kerangka JCPOA, maka Tehran mengambil langkah kedua penurunan komitmen nuklirnya," tegasnya dalam konferensi pers di Tehran.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…