کمالوندی

کمالوندی

Sabtu, 10 Agustus 2019 12:14

Iran Pamerkan Sistem Radar Udara "Falagh"

Pameran sistem radar pertahanan udara "Falagh" dihadiri oleh Komandan Pasukan Pertahanan Udara militer Iran.

Komandan Pasukan Pertahanan Udara militer Iran, Brigjen Alireza Sabahifard, Sabtu (10/8/2019) di Tehran mengatakan, sistem radar pertahanan udara Falagh memiliki daya jangkau 400 kilometer, dapat melacak dan mengidentifikasi berbagai jenis rudal jelajah dan balistik, serta pesawat-pesawat rahasia dan nirawak.

Menurut Brigjen Sabahifard, sistem radar Falagh merupakan sebuah sistem "susunan berfase" (Phased array) canggih dengan kemampuan menemukan target rudal jelajah, balistik dan pesawat nirawak.

Ia menambahkan, sebelumnya produk sejenis didatangkan dari luar negeri dengan nama dagang Gamma-DE, namun karena kelangkaan suku cadang dan ketidakmampuan reparasi oleh tim asing, maka sistem ini dimodifikasi oleh tenaga dalam negeri Iran di pasukan pertahanan udara dan namanya diubah menjadi Falagh.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Sayid Abbas Mousavi menganggap partisipasi rezim Zionis dalam koalisi maritim di Teluk Persia sebagai ancaman nyata terhadap keamanan nasional Iran.

"Melawan ancaman kehadiran Zionis di Teluk Persia adalah hak Iran," tegasnya dalam menanggapi pengumuman kesiapan Israel untuk bergabung dengan koalisi keamanan maritim pimpinan Amerika Serikat di Teluk Persia.

"Tanggung jawab atas seluruh dampak dari tindakan berbahaya ini berada di pundak rezim Amerika dan Zionis," ujarnya dalam sebuah pernyataan, Jumat (9/8/2019).

Menurut Mousavi, pembentukan koalisi militer oleh AS di Teluk Persia akan memicu ketegangan dan sebuah tipu daya.

Sayid Abbas Mousavi.
"Iran mengumumkan penentangannya terhadap pembentukan koalisi semacam itu. Kami menganggap para penggagas dan anggota koalisi itu sebagai aktor utama dalam menciptakan ketegangan dan krisis potensial di kawasan," tegasnya.

Iran, jelas Mousavi, sebagai salah satu negara di wilayah Teluk Persia, memiliki garis pantai sepanjang 1.500 mil dan berdasarkan tanggung jawab historisnya, menganggap Teluk Persia sebagai kepanjangan dari wilayah teritorialnya serta berkomitmen untuk keamanannya dan menjamin keamanan pelayaran kapal-kapal di kawasan ini.

"Kehadiran pasukan trans-regional di Teluk Persia, apa pun namanya, bukan hanya tidak membantu meningkatkan keamanan di kawasan, tetapi justru memperburuk ketegangan dan krisis di wilayah Teluk Persia yang vital ini," pungkasnya.

Sabtu, 10 Agustus 2019 12:12

Iran akan terus Melawan Arogansi Amerika

Khatib shalat Jumat Tehran, Ayatullah Mohammad Ali Movahedi Kermani mengatakan Iran akan terus melawan arogansi Amerika Serikat.

"AS tidak mampu menghancurkan Revolusi Islam dan hegemoni negara itu di dunia telah meredup," tambahnya.

Ayatullah Movahedi Kermani dalam khutbahnya menuturkan, dunia perlu mengetahui bahwa para penguasa AS khususnya Trump adalah conto nyata dari thaghut yang disinggung dalam al-Quran.

"Mereka keluar dari perjanjian-perjanjian internasional termasuk Traktat Angkatan Nuklir Jarak Menengah dan tidak berkomitmen terhadap perjanjian apapun," ungkapnya.

"Sekarang kekuatan Iran di kawasan telah meningkat dan AS tidak punya kemampuan untuk menyerang negara ini," ujarnya mengacu pada tindakan pasukan Pasdaran menembak jatuh drone pengintai AS pada 20 Juni lalu.

Di bagian lain, Ayatullah Movahedi Kermani berbicara tentang keputusan Uni Emirat Arab (UEA) keluar dari Yaman. Menurutnya, Arab Saudi dan UEA telah kalah berkat perlawanan rakyat Yaman dan sedang mencari cara untuk keluar dari negara itu.

Mengenai krisis di wilayah Kashmir, ia meminta kedua pihak (India dan Pakistan) untuk menahan diri.

Asisten khusus Ketua Majelis Syura Islam Iran (parlemen) urusan internasional mereaksi kemungkinan partisipasi pasukan rezim Zionis Israel dalam koalisi militer Amerika Serikat di Teluk Persia.

Asisten khusus ketua parlemen Iran mengatakan, jika Israel datang ke Selat Hormuz, ia akan terbakar api kemarahan kawasan.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Israel, Yisrael Katz menuturkan, Israel akan bergabung dalam koalisi militer Amerika di Teluk Persia.

Asisten khusus ketua parlemen Iran, Hossein Amir Abdollahian, Jumat (9/8/2019) di laman Twitternya menulis, hasil dari segala bentuk koalisi militer Amerika di Selat Hormuz adalah instabilitas regional.

Abdollahian menegaskan, Iran memainkan peran kunci dalam menjaga keamanan Selat Hormuz.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menyeru seluruh umat Islam untuk berpartisipasi aktif mengalahkan makar musuh, dan menegaskan, Kesepakatan Abad dipastikan gagal oleh tekad dan iman kubu perlawanan.

Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Sabtu (10/8/2019) dalam pesannya untuk jemaah haji menekankan bahwa penindasan terbesar di beberapa abad terakhir terjadi di Palestina.

Ia menjelaskan, masalah Palestina adalah masalah terpenting Dunia Islam yang berada di atas masalah-masalah politik umat Islam dari mazhab, ras atau bahasa apapun.

Ayatullah Khamenei menambahkan, senjata Kesepakatan Abad yang dipersiapkan oleh Amerika Serikat penindas dan para pengkhianat di sekitarnya adalah sebuah kejahatan atas hak umat manusia.

Menurut Rahbar, bangsa Palestina berkat bantuan Allah Swt tidak menerima kekalahan, tidak jatuh dan hari ini semakin berani, serta perlawanannya semakin marak dari kemarin, namun untuk mencapai tujuan akhir diperlukan bantuan dari seluruh Muslim.

Ayatullah Khamenei menyebut ritual Bara'ah berarti membenci semua kekejaman, penindasan, keburukan dan kerusakan moral taghut-taghut zaman, dan melawan arogansi serta pemerasan kubu imperialis masa kini.

Lebih lanjut Rahbar menerangkan, hari ini, Bara'ah atau berlepas tangan dari kubu syirik dan kufur imperialis terutama Amerika Serikat, berarti berlepas tangan dari pembunuh kaum tertindas dan penyulut perang, mengecam pusat-pusat terorisme seperti Daesh dan Black Water, Amerika, serta ketakutan sebagian umat Islam atas rezim pembunuh anak dan para pendukungnya.

Rahbar mengatakan, Bara'ah berarti mengecam perang Amerika dan sekutu-sekutunya di kawasan sensitif, Asia Barat dan Afrika Utara.

"Bara'ah berarti kebencian terhadap rasisme dan diskriminasi beradasarkan wilayah geografis dan ras serta warna kulit, juga kebencian atas perilaku imperialis dan kekejian kekuatan agresor dan pemfitnah, di hadapan sikap mulia dan adil yang diserukan oleh Islam kepada kita semua," imbuhnya.

Ayatullah Khamenei juga menjelaskan bahwa kalangan umat Islam berprestasi yang sekarang sebagiannya hadir dalam manasik haji dari berbagai negara dunia, memikul tanggung jawab berat dan besar di pundaknya.

Ia menegaskan, pelajaran-pelajaran ini atas dasar tekad dan inisiatif mereka, harus ditransfer kepada bangsa-bangsa dan publik, sehingga interaksi spritualitas antarpemikiran, motivasi, pengalaman dan kesadaran dapat sampai ke tangan mereka. 

Sabtu, 10 Agustus 2019 12:10

Kain Kiswah Ka'bah Diganti di Hari Arafah

Kain kiswah atau penutup baru Ka'bah hari ini Sabtu (10/08) bertepatan dengan Hari Arafah, setelah dibilas dengan air mawar murni dipasang di Ka'bah.

Menurut laporan IRNA, umat Muslim setelah menjalankan shalat Subuh hari ini di Masjidil Haram menyaksikan pemasangan kain Kiswah yang dirajut dengan sutera murni dan emas.

Kain Kiswah Ka'bah terdiri dari 675 kg sutera mentah berwarna hitam untuk bagian luar dan berwana hijau untuk bagian dalam.

Untuk kain Kiswah ini dibutuhkan 100 kg benang emas dan 120 kg benang perak murni untuk menulis ayat-ayat al-Quran di kain ini.

Setiap tahun pada hari Arafah ketika jamaah haji pergi ke padang Arafah, kain Kiswah Ka'bah diganti.

Hari ini Sabtu (10/08/2019) di Arab Saudi bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah dan hari Arafah. (MF)

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei setiap tahun menyampaikan pesan haji kepada seluruh umat Islam sedunia. Pada musim haji tahun 2019 ini beliau juga menyampaikan pesannya berikut ini:

Bismillahirrahmanirrahim

بسم الله الرّحمن الرّحیم

والحمدلله ربّ العالمین و صلّی الله علی رسوله الکریم الامین، محمّد خاتم النّبیّین، و علی آله المطهّرین سیّما بقیّة الله فی الارضین، و علی اصحابه المنتجبین و من تبعهم باحسان الی یوم الدّین.

 

Musim haji setiap tahun adalah tempat rahmat Tuhan bagi umat Islam. Seruan al-Quran tentang وَأَذِّن فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji..." (Surat al-Hajj ayat 27) adalah panggilan untuk semua orang di sepanjang sejarah untuk datang ke hidangan rahmat ini, sehingga hati dan jiwa yang mencari Tuhan, dan pikiran dan pandangan mereka mendapat manfaat dari berkahnya, dan setiap tahun, pelajaran dan ajaran haji menyebar ke seluruh dunia Islam melalui masyarakat.

Haji menghadirkan skala miniatur serangkaian pilar dan dasar-dasar utama masyarakat Islam melalui ramuan zikir dan ibadah –yang merupakan elemen kunci dalam bimbingan dan kemajuan individu dan masyarakat–, di samping komunitas dan persatuan yang melambangkan umat yang satu, bersamaan dengan gerakan dalam satu pusat dan di jalan yang menuju kepada tujuan bersama, di mana ini merupakan kunci dari upaya dan motivasi umat yang berlandaskan tauhid, dan melalui harmoni di antara setiap jamaah haji yang tidak ada perbedaan, yang menunjukkan tanda penghapusan diskriminasi dan pemberian kesempatan yang sama kepada semua orang. Setiap ritual haji termasuk ihram, tawaf, sa'i, wuquf, melempar jumrah, bergerak dan diam adalah petunjuk simbolik dari bagian penggambaran yang disajikan oleh Islam tentang masyarakat ideal dan yang diinginkan.

Pertukaran pengetahuan dan kepemilikan di antara orang-orang dari berbagai negara dan tempat yang berjauhan, dan penyebaran kesadaran dan pengalaman, saling bertukar informasi satu sama lain tentang kondisi masing-masing, penghapusan kesalahpahaman, pendekatan hati, dan akumulasi kekuatan untuk menghadapi musuh bersama, adalah pencapaian penting dan luar biasa dari ibadah haji, yang tidak dapat dicapai melalui ratusan pertemuan biasa.

Ritual baraah –yang berarti menolak semua kekejaman, kejahatan, dan keburukan dari para tiran setiap zaman, dan bangkit melawan intimidasi dan pemerasan oleh para arogan di sepanjang sejarah– adalah salah satu berkah besar haji, dan peluang bagi bangsa-bangsa Muslim yang tertindas.

Hari ini, baraah dari front syirik dan kafir serta arogan, terutama Amerika Serikat berarti baraah dari pembunuhan terhadap orang-orang tertindas, dan penolakan atas perang. Hal itu juga berarti mengutuk poros-poros terorisme, termasuk Daesh (ISIS) dan Blackwater. Yang berati pula seruan umat Islam tentang rezim pembunuh anak-anak, Zionis dan para pendukung dan penyokongnya. Juga bermakna kecaman terhadap pengobaran perang oleh Amerika dan sekutunya di kawasan yang sensitif di Asia Barat dan Afrika Utara, yang telah mendorong penderitaan dan penindasan bangsa-bangsa, di mana setiap hari membawa bencana besar bagi mereka. Hal itu juga bermakna menolak rasisme dan diskriminasi berdasarkan geografi, ras, dan warna kulit, serta menolak perilaku arogan dan bengis dari kekuatan agresif dan menolak hasutan terhadap perilaku terhormat, mulia dan adil yang diserukan kepada semua orang oleh Islam.

Ini hanya beberapa berkah dari ibadah haji, di mana Islam yang murni memanggil kita ke sana. Dan ini adalah simbol penjelmaan dari bagian penting dari cita-cita masyarakat Islam, di mana setiap tahun menciptakan pertunjukan besar dan penuh isi melalui masing-masing umat Islam, dan memanggil semua orang melalui bahasa yang jelas, untuk berupaya menciptakan masyarakat yang seperti itu.

Elit-elit dunia Islam dari berbagai negara, yang beberapa di antaranya saat ini hadir dalam ritual ibadah haji, memikul tugas penting dan berat. Pelajaran ini harus disampaikan ke semua bangsa dan publik melalui upaya keras dan inisiatif mereka, dan pertukaran ide dan pemikiran spiritual, motivasi, pengalaman, dan pengetahuan harus diwujudkan oleh mereka.

Saat ini, salah satu masalah terpenting dunia Islam adalah Palestina yang berada di puncak semua masalah politik umat Islam, terlepas dari aliran pemikiran, ras, dan bahasa mereka. Penindasan dan kezaliman terbesar dalam abad-abad terakhir ini terjadi di Palestina. Dalam peristiwa yang menyakitkan ini, semua yang dimiliki sebuah bangsa seperti tanah, rumah, lahan pertanian, harta benda, martabat, dan identitas mereka,  telah disita.

Dengan taufik ilahi, bangsa ini tidak menyerah untuk kalah, dan belum menyerah, dan hari ini, mereka berada di medan perang dengan lebih antusias, dan lebih berani dari pada kemarin. Tetapi hasil upaya mereka membutuhkan bantuan dari semua umat Islam. Trik "Kesepakatan Abad" yang telah disiapkan oleh AS yang zalim, dan para pengkhianat yang menyertainya, adalah kejahatan terhadap umat manusia, dan bukan hanya kejahatan terhadap bangsa Palestina.

Kami mengundang semua orang untuk berpartisipasi aktif untuk mengalahkan makar dan penipuan musuh, dan dengan kekuatan dan pertolongan Allah Swt, kami menganggap trik tersebut dan semua tipu muslihat front arogan ditakdirkan untuk gagal dalam menghadapi upaya dan iman Front Muqawama (perlawanan).

Allah SWT berfirman:

 أَمْ يُرِيدُونَ كَيْدًا ۖ فَالَّذِينَ كَفَرُوا هُمُ الْمَكِيدُونَ ﴿٤٢﴾

"Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang yang kafir itu merekalah yang kena tipu daya." (Surat at-Tur ayat 42). Maha Benar Allah atas segala firman-Nya. Saya memohon kepada Allah Swt agar semua jemaah haji yang terhormat mendapat taufik, rahmah dan 'afiah serta diterima ibadahnya.

 

Sayid Ali Khamenei

14 Mordad 1398 Hs

3 Dzulhijjah 1440 H

5 Agustus 2019

Analis dan jurnalis Libanon, Wafiq Ibrahim, dalam tulisannya di surat kabar al-Binaa menjelaskan masa depan Timteng yang bergantung pada upaya Iran melawan ketamakan AS dan merubah arah kepentingan ke poros Mukawamah Kawasan.

“Strategi politik Iran pertama demi membela kedaulatannya sendiri. Kesuksesan Teheran telah menambah percaya diri sekutu Iran dan kembang kempis relasi antara AS dan sekutu, bahkan kemenangan Iran telah merubah medan berpihak kepada Mukawamah dan gerakan resistensi Kawasan”, jelasnya.

Menurut analis surat kabar al-Binaa ini, boikot serta embargo diaktifkan berdasarkan pengamatan Gedung Putih sendiri. Mereka menganalisa satu perang jangka panjang dengan senjata klasik karena besaran wilayah Teheran. Luas wilayah ini akan memudahkan sekutu Iran untuk masuk ke medan perang dan perang akan berevolusi menjadi perang dunia III dengan secepat kilat.

Pemilu AS sudah semakin dekat, 2020. Para kandidat, termasuk Donald Trump, berusaha menahan diri untuk tidak menyanyikan lagu perang. Karena fakta menunjukkan bahwa psikologis warga AS tidak siap menghadapi perang yang akan membuat ekonomi mereka terjun.

AS menggunakan kekuatannya untuk menarik perhatian Eropa, Arab Teluk Persia dan Asia untuk melanjutkan tekanan ekstremnya terhadap Iran. AS berharap perang ekonomi berperan sebagai perang klasik yang penuh biaya.

Berdasarkan strategi AS ini, bisa dipahami bahwa pertama; AS yakin bahwa strategi pres ekstrem atas Iran bisa berhasil dengan bantuan tak langsung Israel dan Negara-negara Arab Teluk Persia. Hal kedua yang bisa dimengerti adalah mayoritas Negara Uni Eropa yakin bahwa tidak akan ada pemenang antara AS dan Iran di kasus Teluk Persia. Via realita inilah, Eropa akan menyalahgunakan jasa Iran, yang sudah berhasil membuat loyo Washington, untuk masuk ke Timur Tengah.

Adapun hal ketiga berasal dari pihak Rusia dan Cina, yang nantinya akan mendukung Iran. Mereka percaya bahwa kesuksesan Iran keluar dari tekanan ekstrem Pentagon akan memperluas koalisi Iran di Timur Tengah dan memukul hegemoni Washington. Keberhasilan ini akan membuka ruang gerak besar di Timteng bagi mereka, Rusia-Cina.

Dengan demikian, banyak pihak yang berharap kemenangan Iran dalam menyelesaikan krisis di Timteng. Tapi mereka tidak bisa koar-koar kepentingan politiknya, karena takut kemarahan penduduk Gedung Putih.

Saat ini apa yang dikerjakan Iran menghadapi pres tinggi AS? Aksi-reaksi Iran menunjukkan bahwa petinggi Iran tahu alasan di balik AS mengaktifkan strategi tekanan ekstrem ini.

Konflik Iran-AS hanya berkisar nuklir, rudal dan koalisi politik. Mengenai nuklir, harus disebutkan bahwa klaim-klaim AS hoaks. Iran tidak memiliki senjata nuklir. Adapun rudal hanya sebagai tameng. Begitu juga koalisi Iran, mereka adalah rakyat Arab. Rakyat Arab yang menolak koalisi AS-Arab-Israel. Dengan kata lain, oposisi koalisi Arab-Zionis-AS.

“Mana masalah utama AS dengan Iran?”, tanya surat kabar al-Binaa. Permusuhan AS ini hanya akan berakibat pada kemarahan warga Iran beserta koalisi warga Arabnya.

Lika-liku ini menandakan hasil konferensi terakhir Vienna yang dihadiri 4 negara ditambah anggota JCPOA. Cina, Prancis, Inggris dan Jerman tidak setuju pres ekstrem AS atas Iran. Tapi di satu sisi, mereka takut mengambil langkah mendukung Iran. Oleh karena itulah, secara lahir mereka berusaha memutuskan kebijakan yang sejalan dengan Washington, tapi juga tidak ingin membakar janggut Iran.

“Negara-negara ini berharap akan perlawanan Iran atas hegemoni AS. Dari sekian banyak Negara, hanya Rusia dan Cina yang mampu meminimalkan dampak negatif boikot ekonomi AS terhadap Teheran”, tulis Wafiq Ibrahim mengambil kesimpulan.

Dengan kesuksesan ini, Iran akan memberikan angin segar bagi Timur Tengah, Rusia, Cina dan Eropa untuk mengambil kesempatan tekuk lutut AS. Akan terbangun poros-poros baru. Timur Tengah modern abad 21 akan berdiri merdeka dari Negara-Negara abad pertengahan.

Dilansir dari kantor berita SANA, militer Israel telah meluncurkan misil proyektil ke desa Tal Bariqa di provinsi Quneitra, barat daya Suriahpada hari Kamis (1/8) kemarin. Serangan tersebut hanya menyebabkan kerusakan material dan tidak menelan korban jiwa.

Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai peristiwa ini. Selain itu, juru bicara militer Israel juga engga berkomentar terkait laporan tersebut.

Kawasan provinsi Quneitra mencakup wilayah Dataran Tinggi Golan yang diduduki dan dianeksisasi secara sepihak oleh rezim Zionis Israel.

Israel telah melancarkan ratusan serangan udara ke Suriah, termasuk di wilayah Dataran Tinggi Golan. Tel Aviv mengklaim pihaknya menargetkan pos-pos pasukan pro-Suriah yang berjaga di wilayah tersebut.

Suriah telah mengajukan pengaduan ke Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) supaya mengambil tindakan yang dapat menghentikan agresi militer Israel ke negaranya.

Gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang DKI Jakarta, Jumat 2 Agustus 2019 pada pukul 19.00 WIB.

Goyangan gempa juga dirasakan di daerah sekitar Jakarta seperti Bekasi dan Ciputat.

Di Ciputat, sejumlah warga berhamburan keluar dari suatu minimarket.

Menurut BMKG, pusat gempa berada di 147 KM barat daya Sumur Banten. Magnitude 7,4 SR. Kedalaman 10 km. Potensi Tsunami.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…