کمالوندی

کمالوندی

Peluncuran buku "Ritual Gereja-gereja Timur Assyrian Urmia" baru-baru menampilkan sisi lain Iran, isu multikulturalisme yang sering disorot media Barat.

Sebuah buku yang didedikasikan untuk berbagai ritual dan upacara yang diadakan di gereja-gereja Assyrian timur kota Urmia. Hasil studi etnografi ini menunjukkan keragaman budaya Iran yang dikaji cukup mendalam dan historis dari semua etnis dan agama minoritas.

Iran adalah tanah air luar biasa bagi agama-agama monoteis dunia. Peneliti sejarah agama, Mehrdad Bahar menyebut Iran sebagai salah satu asal tumbuh dan berkembangnya agama monoteis. Di tanah ini, penganut agama monoteis seperti Zoroster, Yahudi, Kristen, Mandaean hingga Islam hidup rukun dan harmonis.

Selama ini berbagai institusi termasuk lembaga antropologi Iran melakukan studi mendalam mengenai kehidupa para penganut monoritas agama, termasuk yang terbaru peluncuran buku antropologi gereja-gereja Assyrian timur Urmia.

 

peluncuran buku antropologi gereja-gereja Assyrian timur Urmia.
 

Acara peluncuran buku "Ritual Gereja-gereja Assyrian Timur Urmia" disertai dengan pemberian penghargaan kepada Abbas Tahvildar sebagai penulis buku tersebut yang berpengalaman dalam penulisan sejarah, termasuk penulis skenario  3 film layar lebar, dan  30 film dokumenter untuk televisi, termasuk perang nomaden, monumen bersejarah Delhi, Iran tanah kasih, Ashura Bijar dan lainnya.

Dalam buku barunya, Abbas Tahvildar menyoroti ritual spesifik gereja Assyrian timur, seperti upacara Natal, Paskah, pernikahan dan kematian. Ia mengatakan, "Beberapa kota Iran terkenal dengan keanekaragaman budayanya, salah satunya adalah Urmia. Di sana terdapat 80 gereja yang sebagian besar milik Gereja Assyrian, dan buku ini menggambarkan warisan kuno dari 20 gereja, yang tentu saja termasuk warisan budaya Iran,".

Pastor gereja Assyrian timur, Darius Azizian menilai penerbitan buku "Ritual gereja-gereja Assyrian timur Urmia" sebagai peristiwa yang luar biasa, dan sama pentingnya dengan sejarah 2.000 tahun kehadiran gereja ini di Iran. Ditegaskannya, "Penerbitan buku berharga dan indah yang menggambarkan gereja-gereja Assyrian timur Urmia menunjukkan perhatian besar pemerintah Republik Islam Iran. Buku ini adalah hadiah dari Republik Islam Iran kepada komunitas Assyrian Iran yang dapat kami berikan kepada teman-teman kami,".

"Menurut Alkitab, Iran dikenal sebagai tanah Pars dan selalu berperan aktif," ujar Pastor Azizian.

 

bangunan baru gereja St. Maria atau Assyirian timur, Urmia
Gereja St, Maria yang juga dikenal sebagai gereja Assyrian timur  terletak di Jalan Khayyam di Urmia, adalah sebuah gereja kecil yang berada di daerah yang luas, dan kini sebuah bangunan baru menara baru telah dibangun di sampingnya.

Untuk memasuki gereja St. Maria, seseorang harus membungkuk. Bagian dalam gereja sama sekali tidak seperti apa yang ada dalam pikiran Anda mengenai gereja lain, dengan batuan yang sederhana. Altar sederhana di belakang lorong biru, dihiasi dengan gambar salib dan kursi pendeta.

Altar gereja adalah kamar berbentuk kubah  kecil yang hanya boleh dimasuki oleh para pastor. Ruangan ini digunakan untuk tempat pembaptisan dan menyalakan lilin.

mihrab gereja St. Maria
 

Menurut narasi Assyrian dan sumber-sumber sejarah, bangunan keagamaan ini adalah salah satu gereja tertua dan paling penting di dunia. Sebab, tiga pemimpin agama Zoroaster yang meramalkan kelahiran Yesus, setelah bepergian dan mencari informasi mengenai kelahiran Nabi Isa, lalu kembali Urmia, dan menjadikan mereka telah menjadikan tempat ini sebuah gereja. Dalam buku-buku sejarah, dua orang dari mereka bernamat 'Malcolm' dan 'Bakht Nasr', tetapi nama ketiga tidak diketahui.

Bangunan ini dibangun pada abad pertama Masehi dan telah diperbaiki serta diperbaiki pada abad-abad yang berbeda, tetapi tekstur aslinya tetap utuh dan semua perbaikan dilakukan berdasarkan bangunan aslinya yang awalnya adalah kuil api di era Sassanid.

Seorang puteri Cina bernama Baffary (bappery) bersama 50 pejabat tinggi pada tahun 642 datang ke Urmia untuk bertemu dengan Uskup Agung Nineveh. Setelah beristirahat di Gereja St. Maria, ia memutuskan untuk memugar tempat ibadah tersebut. Informasi mengenai junjungan putri Cina ini ditulisa dalam sebuah prasasti yang berada di dinding gereja sampai awal Perang Dunia II, tetap kini hilqang jejaknya.

Gereja St. Maria memainkan peran penting dalam pertumbuhan agama Kristen di Iran dan Asia Barat. Provinsi Azerbaijan Barat memiliki banyak gereja di berbagai daerah perkotaan dan pedesaan, salah satu yang paling menonjol di antaranya adalah gereja di utara provinsi ini.

Gereja ini adalah gereja tertua di dunia Kristen dan terletak 20 kilometer timur laut Chaldoran dan dibangun di makam St. Theodos yang masuk daftar warisan budaya dunia UNESCO. Ritual tahunan ziarah Armenia di dunia "Bodarak" yang diadakan setiap tahun di gereja menyebabkan banyak orang Kristen di dunia melakukan perjalanan ke Chaldoran di Azerbaijan barat, untuk menghadiri upacara tersebut.

 

ritual bodarak
Gereja-gereja Assyrian mengikuti tradisi umum gereja-gereja. Meskipun demikian, sereja-gereja di kota Urmia dan desa-desa sekitarnya memiliki bentuk arsitektur yang berbeda.

Gereja-gereja ini dibangun semata-mata untuk ibadah berdasarkan kebutuhan dan keadaan khusus ketika itu. Misalnya, Gereja St. Maria di Urmia tidak memiliki arsitektur khusus. Sepintas, bangunan itu terlihat sederhana. Tetapi ruang interiornya terdiri dari beberapa kamar kecil dan khusus.

Gereja St. Maria adalah manifestasi dari kesederhanaan, keindahan yang mencerminkan sejarah peradaban dan budaya Iran sebagai tempat kelahiran pelangi bangsa-bangsa dan agama dunia. Keberadaan gereja dunia tertua kedua di dunia di antara mayoritas populasi Muslim menunjukkan persatuan orang-orang dan agama-agama dan persatuan mereka selama bertahun-tahun di daerah itu dan memiliki kapasitas tinggi untuk menarik wisatawan asing.

Surat kabar Lebanon mengabarkan, kepercayaan timbal balik Hamas dan Iran sudah pulih, dan Hamas semakin dekat untuk begabung ke dalam koalisi pertahanan bersama poros perlawanan.

Fars News (25/7/2019) melaporkan, kunjungan delegasi Hamas pekan ini ke Iran, dan pertemuan dengan pejabat tinggi negara ini, mendapat reaksi luas media dunia.

Surat kabar Al Akhbar, Lebanon menulis, Iran dan Hamas menemukan kembali kepercayaan timbal baliknya, dan dalam dua tahun terakhir, Hamas sudah kembali ke poros perlwanan, serta bergabung dengan koalisi pertahanan kolektif, bersama anggota poros perlawanan lainnya.

Koran Lebanon itu menambahkan, lawatan delegasi Hamas ke Iran dan pertemuan dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar untuk pertama kalinya setelah Hamas meninggalkan Suriah pada 2012 lalu, dilakukan atas undangan resmi Iran atas Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.

Akan tetapi meski Ismail Haniyeh beberapa kali mencoba keluar dari Gaza, tapi Mesir terus menghalanginya, sehingga ia terpaksa mengirim anggota Hamas yang lain.

Menurut Al Akhbar, Hamas dalam lawatan ke Iran menunjukkan keinginannya untuk memperkuat hubungan dengan seluruh anggota poros perlawanan hingga tercapainya sebuah kesepakatan untuk membentuk koalisi pertahanan kolektif. 

Sumber keamanan rezim Zionis mengakui peningkatan kekuatan pertahanan Hizbullah Lebanon dan gerakan perlawanan Palestina, Hamas.

Sumber keamanan Israel mengungkapkan kekhawatirannya jika harus berhadap-hadapan langsung dalam perang dengan Hizbullah dan Hamas, karena sudah mengkalkulasi kekuatan pertahanannya.
 

Salah seorang pejabat militer rezim Zionis yang tidak bersedia disebutkan namanya menjelaskan bahwa Hizbullah memiliki rudal berdaya jelajah tinggi dan akurat yang bisa menghancurkan pusat perdagangan, bahkan gedung kementerian pertahanan Israel di Tel Aviv.

Sebelumnya, mantan deputi direktur Mossad, Rami Ben-Barak mengakui ketidakmampuan militer Israel dalam menghadapi gelombang perlawanan Hamas.

Salah satu safar spiritual yang paling nyata menuju Tuhan adalah perjalanan haji. Benar, ibadah bisa dilakukan di setiap tempat, tetapi Allah Swt telah memilih beberapa tempat dan waktu khusus untuk menerima dan menjamu hamba-Nya seperti haji.

Kota Makkah dan Masjidil Haram menerima puluhan ribu jamaah dari berbagai negara Muslim termasuk jamaah Iran selama musim haji. Jumlah Tamu Allah (Dhuyufur Rahman) ini semakin bertambah dari tahun ke tahun.

Sebutan Dhuyufur Rahman untuk jamaah haji mengandung banyak makna. Mereka adalah para peziarah Baitullah di mana pemilik rumah ini dipuji dengan berbagai sifat-sifat luhur seperti Rahim, Ghafur, Karim, Fattah, dan sejenisnya. Jadi, jamaah haji adalah tamu dari Dzat pemilik semua sifat yang agung ini.

Rahmat Tuhan meliputi seluruh makhluk dan umat manusia, baik Muslim maupun kafir, bahkan rahmat ini dinikmati oleh orang-orang yang mengingkari keberadaan Tuhan.

Sekarang para tamu Allah telah tiba di Tanah Suci. Puluhan ribu orang dari berbagai negara mengikat ikrar dengan-Nya di samping Ka'bah. Mereka tidak membawa sesuatu kecuali kain putih baju ihram, karena pemilik Baitullah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan dan kemewahan. Para jamaah datang untuk menjawab panggilan langit dan berharap memperoleh rahmat dan ampunan-Nya.

Allah Swt telah menjelaskan nikmat-nikmat penting dalam al-Quran dan meminta manusia untuk selalu mengingat anugerah itu. Dalam sebuah ayat tentang Bani Israil, Allah berfirman, "Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu…" (Q.S. Al-Baqarah: 40)

Dia juga meminta manusia untuk mengingat nikmat keberadaan Ka'bah. "Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman…" (Q.S. Al-Baqarah: 125)

Nikmat agung haji dapat ditelusuri dari muatan doa-doa yang dibacakan pada bulan Ramadhan. Allah Swt tampaknya menjadikan bulan Ramadhan sebagai pembuka perjamuan langit dan Dzulhijjah sebagai penutup perjamuan ini.

Salah satu permintaan terbesar dalam doa-doa Ramadhan adalah pergi haji ke Baitullah. "Ya Allah, berikan aku anugerah berziarah ke Rumah Suci-Mu di tahun ini dan setiap tahun."


Di bulan Ramadhan, Allah mengajari orang-orang saleh agar meminta kepada-Nya anugerah menunaikan haji. Ketika tiba di Baitullah, Tuhan akan mengabulkan permintaan-permintaan lain yang diutarakan oleh hamba-Nya dan bahkan memberikan apa yang tidak diminta.

Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad dalam sebuah doanya berkata, "Jangan jauhi aku dari tempat-tempat singgah yang mulia itu dan tempat-tempat suci dan menziarahi makam Nabi-Mu…"

Seorang mufasir besar Iran, Ayatullah Javadi Amoli mengatakan, "Jamaah haji disebut Dhuyufur Rahman karena Allah secara langsung menerima dan menjamu para tamunya itu…"

Di perjamuan biasa, para tamu hanya mencicipi menu yang disajikan oleh tuan rumah dan mereka memakan apa yang ada. Namun, di perjamuan Ilahi dan maknawi, rahmat pemilik rumah sangat luas sehingga Dia memberikan apapun yang diminta oleh tamunya. Di Tanah Suci, rahmat ini melimpah ruah dan pemberian Allah tidak terbatas.

Rahman adalah sebuah kata mulia yang berulang kali disebutkan dalam al-Quran. 113 kali di awal setiap surat dalam kalimat Bismillah dan 57 kali di berbagai ayat al-Quran. Kata ini juga dipakai sebagai nama surat ke-55 al-Quran.

Menurut para ulama tafsir, pilihan kata Rahman adalah karena adanya para hamba yang memperoleh rahmat Ilahi yang tak terbatas ini. Orang-orang yang melangkah di bawah pancaran rahmat Tuhan, mereka memperoleh rahmat umum di dunia dan juga rahmat khusus di akhirat kelak. Rahmat ini seperti hujan yang membasahi semua tempat yang ia lintasi.

Meski hamba-Nya memiliki amalan yang sedikit, Tuhan tetap memberinya derajat dan kedudukan yang tinggi. Allah Swt berfirman, "Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya," (Q.S. Al-Furqan: 75)

Jamaah haji sedang bergerak menuju Allah dan di samping Ka'bah mereka akan mencapai kedekatan yang intim dengan-Nya. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa jamaah haji kembali ke kampung halamannya dengan sebuah kondisi spiritual khusus, seakan ia baru dilahirkan dari rahim ibunya.

Oleh karena itu, masyarakat harus menyambut dan mengunjungi jamaah haji yang baru kembali serta menghormati mereka. Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Seorang haji akan tetap membawa cahaya dan spiritual haji selama ia belum melakukan dosa."

Tidak diragukan lagi, tamu-tamu penting ini (jamaah haji) harus diperlakukan secara hormat oleh panitia pelaksanaan ibadah haji. Ibadah haji adalah manifestasi dari kemuliaan, spiritualitas, persatuan, dan kebesaran kaum Muslim, dan para pelakunya harus mendapatkan pelayanan yang layak.

Ritual sa'i antara bukit Shafa dan Marwa.
Nabi Ibrahim as dalam doanya meminta keamanan, kedamaian, dan kenyamanan untuk para peziarah Baitullah dan Allah juga mengabulkan permintaan ini.

Posisi mulia jemaah haji tentu saja menuntut tanggung jawab tertentu yang harus dipenuhi oleh negara tuan rumah Baitullah. Otoritas setempat berkewiban memuliakan jamaah haji serta memastikan keamanan dan kenyamanan mereka dari negara manapun.

Keamanan akan menyebabkan hati jamaah haji menjadi tenang dan mereka bisa fokus total untuk melaksanakan manasik haji. Oleh karena itu, posisi Dhuyufur Rahman harus dipisahkan dari hubungan politik suatu negara. Jamaah haji meninggalkan dunianya untuk mencari keridhaan Tuhan dan menunaikan kewajiban Ilahi. Mereka meninggalkan tanah airnya dengan menanggung segala beban.

Rasulullah Saw bersabda, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka ia harus memuliakan tamunya."

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan panitia penyelenggara ibadah haji Iran pada 3 Juni 2019, mengingatkan bahwa negara yang mengelola situs-situs haji, memikul tanggung jawab berat, salah satunya adalah menjaga keselamatan jamaah haji.

"Otoritas setempat harus menjaga kemuliaan jamaah haji karena martabat mereka itu penting. Mereka adalah tamu-tamu Allah Swt, karena itu mereka harus dihormati. Tindakan yang merusak martabat dan bisa ditafsirkan sebagai penghinaan terhadap jamaah harus dihilangkan. Tentu saja, mereka seharusnya tidak meningkatkan keamanan. Memastikan keamanan jamaah adalah sebuah keharusan, tetapi mereka tidak harus menciptakan lingkungan dengan keamanan maksimum," ujarnya.

Ayatullah Khamenei menerangkan bahwa haji adalah ranah persaudaraan, moralitas, dan sarana meminta ampunan. Ini bukan tempat untuk bertengkar dan berdebat dengan orang lain. Seperti yang Anda saksikan, semua elemen menakjubkan, konstruktif, dan instruktif ini ada dalam haji. Seperti itulah kewajiban haji.

Ayatullah Khamenei juga mengingatkan jamaah haji Iran agar bersikap sedemikian rupa sehingga atribut sosial dan kualitas bangsa ini akan menonjol, termasuk cara mereka bersikap dengan teman-temannya, mereka harus berperilaku dengan cara yang bermartabat, bijak, dan cerdas. Dalam berinteraksi dengan etnis dan bangsa lain, mereka harus menunjukkan kasih sayang dan perilaku hormat. Ini benar-benar poin penting.

Hari ini kita akan berbicara tentang Ka'bah atau Baitullah. Rumah Tuhan ini menarik umat manusia ke arahnya dan mengajak mereka berthawaf di sekelilingnya.

Para peziarah Baitullah melakukan thawaf dengan penuh kekhusyukan dan ketulusan, hati mereka dipenuhi rasa suka cita dan jiwa mereka larut dalam nuansa spiritual.

Ka'bah adalah rumah yang paling suci di muka bumi, pusat dari planet bumi, dan titik pemukiman pertama manusia. Ia selalu menjadi penerang atas kegelapan dan pelita yang membimbing manusia.

Imam Muhammad al-Baqir as berkata, "Setelah Nabi Adam as diturunkan Allah Swt dari surga ke bumi, ia mengadu kepada-Nya tentang keterasingan dan tempat ia diturunkan. Allah kemudian menurunkan sebuah kemah dari kemah-kemah surga kepadanya. Malaikat Jibril mendirikan kemah itu di titik yang dipersiapkan untuk Ka'bah. Tiang-tiang kemah ini berasal dari batu yakut merah, empat paku dari emas murni, dan tali-talinya berwarna ungu. Di empat sudutnya ditambatkan batu secara berurutan; batu dari bukit Shafa, bukit Sinai, bukit Salam, dan Jabal Abu Qubais."

Di ayat 21 surat al-Hijr, Allah Swt berfirman,

"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu." Surat al-An'am ayat 75 berbunyi, "Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin."

Kedua ayat itu dan ayat-ayat lain menunjukkan bahwa langit dan bumi serta apa yang terdapat di dalamnya memiliki dimensi lahir (mulki) dan batin (malakuti). Apa yang terlihat di bumi ini merupakan manifestasi dari hakikat alam malakuti. Ka'bah di Makkah adalah dimensi lahir dari Ka'bah langit atau Baitul Makmur, tempat para malaikat berthawaf.

Para malaikat berthawaf, bertasbih memuji Allah, dan memohon ampunan kepada para hamba di sekitar Baitul Makmur. Di bumi manusia melakukan thawaf di Ka'bah.

Ka'bah adalah sebuah bangunan persegi empat yang terletak di Masjidil Haram, Makkah. Bangunan ini terbuat dari batu granit dengan berbagai ukuran. Ia memiliki empat rukun (sudut/arah) yaitu Rukun Aswad (arah timur). Rukun ini di samping pintu Ka'bah dan kurang lebih menghadap Sumur Zamzam. Ia dinamakan Rukun Aswad karena Hajar Aswad terletak di sudut ini dan titik dimulainya thawaf.

Maqam Ibrahim as.
Rukun Iraqi (arah utara), rukun ini terletak setelah rukun timur. Karena posisinya dekat dengan arah utara, ia dinamakan dengan rukun utara dan disebut juga dengan Rukun Iraqi karena menghadap ke arah Irak.

Rukun Syami (rukun barat), sebuah rukun yang terletak setelah rukun utara. Posisinya berada di arah barat dan disebut Rukun Syami karena menghadap ke arah Syam.

Rukun Yamani (rukun selatan), rukun ini terletak setelah rukun barat. Rukun ini sejajar dengan rukun Hajar Aswad dan berada di arah selatan. Ia juga disebut dengan Rukun Yamani karena ia menghadap ke arah negeri Yaman.

Dinding Ka'bah di samping Rukun Yamani pernah retak dan terbelah untuk pintu Fatimah binti Asad masuk ke Ka'bah untuk melahirkan putranya, Ali bin Abi Thalib as. Dinding ini berkali-kali diplaster dengan cairan perak dan bahkan dipoles selama masa rekonstruksi Ka'bah, namun bekas retak ini masih terlihat sampai sekarang.

Di sekitar Ka'bah, ada situs-situs suci dan bersejarah seperti Maqam Ibrahim. Ia adalah sebuah batu yang berada di samping Ka'bah yang menunjukkan bekas kaki Nabi Ibrahim as. Al-Quran menyebut Maqam Ibrahim sebagai salah satu dari tanda-tanda kebesaran Allah di bumi dan menganjurkan kaum Muslim untuk menunaikan shalat di tempat ini.

Hijr Ismail adalah area kosong di antara bangunan Ka'bah dan tembok setengah lingkaran yang membentang dari utara Ka'bah (Rukun Iraqi) sampai sisi barat (Rukun Syami). Tempat ini adalah rumah Siti Hajar dan Ismail dan tempat mereka dimakamkan ketika wafat. Beberapa anak perempuan Ismail as dan beberapa Nabi as juga dimakamkan lokasi ini.

Zamzam adalah sumur bersejarah yang terletak di area Masjidil Haram sekitar 21 meter bagian timur Ka'bah. Sumur ini adalah sebuah mata air yang mengalir karena kehendak dan kasih sayang Allah Swt kepada Nabi Ismail as yang dilanda kehausan. Rasulullah Saw menyebut air Zamzam adalah sebaik-baiknya air di muka bumi yang mengandung keberkahan dan penyembuhan.

Shafa dan Marwa adalah nama dari dua bukit kecil yang berdekatan dengan Masjidil Haram. Jarak antara dua bukit ini adalah sekitar 395 meter. Salah satu amalan wajib haji dan umrah dilakukan antara Shafa dan Marwa yang disebut sa'i atau menempuh jarak antara dua bukit tersebut sebanyak tujuh kali.

Hajar al-Aswad.
Imam Jakfar Shadiq as dalam sebuah riwayat berkata, "Ka'bah berbentuk kubus karena letak geografisnya sejajar dengan Baitul Makmur, Baitul Makmur berbentuk kubus karena posisinya sejajar dengan ‘Arsy, dan 'Arsy juga berbentuk kubus karena Islam dibangun atas empat pilar yaitu al-Tasbihat al-Arba'a (Subhanallah, Alhamdulillah, La Ilaha Illallah, dan Allahu Akbar)."

Jadi, menghadap Ka'bah ketika shalat dan beribadah pada dasarnya kita sedang menghadap ke rumah tauhid. Kita secara lahir menghadapkan wajah ke arah Ka'bah dan secara batin, sedang menghadap ke Baitul Makmur, sementara hati kita sedang berhubungan dengan 'Arsy.

Ka'bah memiliki peran sentral dalam ibadah Islam dan juga kehidupan sosial kaum Muslim. Mereka menghadap Ka'bah lima kali sehari untuk menunaikan shalat wajib. Ketika jutaan orang menghadap ke satu arah pada waktu yang bersamaan, hal ini akan menyebabkan persatuan dan kedekatan hati mereka. Allah Swt memerintah kaum Muslim untuk menghadap Ka'bah dari setiap sudut dunia.

Karena bumi ini bulat dan adanya perbedaan waktu di setiap negara, maka kegiatan menghadap Ka'bah ini (untuk shalat dan berdoa) tidak akan pernah terputus. Kesinambungan ini sama seperti yang dilakukan para malaikat di Baitul Makmur, yang selalu berthawaf dan bertasbih kepada Allah Swt.

Salah satu peristiwa penting adalah serangan penguasa Yaman, Raja Abrahah ke Ka'bah pada tahun 571 M. Ia berniat menghancurkan Ka'bah sehingga perhatian orang-orang beralih ke bangunan gereja nan indah dan megah di Yaman. Namun, Allah mengirim burung-burung dari langit untuk menghancurkan pasukan Abrahah dengan batu-batu kecil.

Ka'bah di bumi adalah simbol dari kesucian di alam semesta. Rumah yang dibangun oleh para Nabi seperti Adam, Ibrahim, dan Ismail as ini, terbebas dari segala jenis noda, termasuk syirik dan berhala, serta dari setiap jenis noda lain.

"Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan), 'Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud.'" (Q.S. Al-Hajj: 26)

Rasulullah Saw membersihkan Ka'bah dari bermacam berhala pada hari penaklukkan Makkah. Waktu itu terdapat sekitar 360 berhala di dalam dan luar Ka'bah. Rasul juga membersihkan gambar-gambar beberapa Nabi terdahulu dari di dinding Ka'bah.

Mengenai folosofi penghancuran berhala di Ka'bah, seorang filsuf dan sejarawan Jerman-Swiss, Titus Burckhardt menuturkan, "Jika Ka'bah adalah hati manusia, maka berhala-berhala di dalamnya adalah simbol dari hawa nafsu yang mengitari dan menghalangi hati dari mencapai Tuhan. Oleh karena itu, penghancuran berhala merupakan perumpamaan terbaik untuk mensucikan hati dari noda dan mencapai derajat tauhid." 

Sebagian kaum Muslim melakukan perjalanan ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji setelah penantian panjang, bertahun-tahun dan bahkan ada yang belasan tahun.

Selama musim haji, Tanah Suci Makkah dibanjiri oleh umat manusia untuk menggelar sebuah kongres yang agung. Haji – dibandingkan dengan ibadah lain seperti shalat dan puasa – memiliki penekanan pada dua hal yaitu waktu dan tempat. Dengan kata lain, ibadah haji tidak bisa ditunaikan di sembarang tempat dan waktu dan bahkan di luar zona khusus yang sudah ditetapkan.

Di sini ada ikatan antara waktu dan tempat. Ia hanya dilakukan dalam beberapa hari dan pada waktu khusus. Haji berbeda dengan shalat dan puasa, dilaksanakan di lokasi khusus, bumi tauhid, dan tanah haram.

Haji secara bahasa berarti menyengaja atau menuju suatu tempat dan tujuan (qashd). Menurut istilah agama, haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan ibadah tertentu pula pada bulan Dzulhijjah.

Untuk mencapai tujuan ini, Allah Swt memerintahkan Nabi Ibrahim as untuk membersihkan Ka'bah dari hal apapun yang menghalangi perjalanan menuju kedekatan dengan Tuhan. Dari perintah ini dapat dipahami bahwa para jemaah hanya diminta fokus ke Baitullah, berthawaf di sekitarnya, melepaskan diri dari kegelapan, dan bersiap bertemu dengan Sang Kekasih.

Pada masa itu, Nabi Ibrahim dengan bantuan putranya, Ismail as, meletakkan pondasi-pondasi Ka'bah dan kemudian ia berseru:

" Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (Q.S. Ibrahim: 37)

Menurut riwayat, setelah Ibrahim menyelesaikan pembangunan Ka'bah, turunlah perintah yang memintanya untuk mengajak manusia menziarahi Baitullah. Ibrahim berkata, "Ya Tuhan, suaraku dari (lembah ini) tidak akan terdengar oleh manusia?" Tuhan berfirman, "Umumkanlah! Dan Aku akan menyampaikannya (seruan ini)."

Setelah dialog ini, Nabi Ibrahim as – atas perintah Tuhan – naik ke atas sebuah batu dan berteriak, "Wahai manusia! Sesungguhnya Rabb kalian telah membuat suatu rumah, maka berhajilah."


Disebutkan bahwa gunung-gunung merendah sehingga suaranya sampai ke seluruh penduduk bumi dan didengar oleh semua yang ada di dalam rahim dan tulang sulbi (tulang rusuk), dan semuanya menjawab panggilannya, baik bebatuan, tanah-tanah, pepohonan, dan siapa saja yang Allah telah catat dia akan berhaji sampai hari kiamat dan mereka berkata, "Labbaikallahumma labbaik."

Doa Nabi Ibrahim dijawab dengan cara terbaik dan jutaan manusia berbondong-bondong datang ke Tanah Suci dengan hati yang penuh dengan cinta dan ketulusan. Ka'bah menjadi rumah untuk menampilkan bentuk penghambaan yang paling murni.

Pelaksanaan haji penuh dengan pelajaran, kenangan, dan perasaan yang tak terlukiskan. Para peziarah Tanah Suci Makkah dan Madinah berada di suatu tempat yang sarat nuansa spiritual. Di setiap sudut tempat itu, mereka bisa menyaksikan jejak puluhan peristiwa dan sejarah besar Islam serta perjuangan Rasulullah Saw dalam menyebarkan Islam.

Haji dapat disebut sebagai bentuk memperbaiki janji dengan para Nabi seperti Adam, Ibrahim as, dan Nabi Muhammad Saw.

Ketika menggambarkan rasa antusias masyarakat datang ke Baitullah, Imam Ali as berkata, "Mereka seperti orang-orang haus yang pergi ke arah mata air dan mereka seperti merpati yang terpesona dengan tempat itu. Mereka berdiri di tempat para Nabi dan berthawaf mengelilingi Ka'bah seperti malaikat yang mengitari Arsy. Mereka memperoleh keuntungan di pasar ibadah dan bergegas menuju ke tempat pengampunan. Tuhan menjadikan Ka'bah sebagai tanda Islam dan membangun rumah yang aman dan tentram bagi orang-orang yang mencari perlindungan."

Nabi Ibrahim as memiliki kedudukan istimewa di antara para nabi dan rasul sehingga namanya disebut sebanyak 69 kali dalam 25 surat al-Quran. Sifat-sifat luhurnya dijelaskan dalam al-Quran dan ia ditetapkan sebagai teladan orang-orang Mukmin.

Mengingat posisinya sebagai pemimpin (imam) masyarakat dan suri tauladan kaum Mukmin, maka seluruh perbuatan Nabi Ibrahim as dalam manasik haji ditetapkan sebagai amalan wajib atau sunnah, dan haji ini dikenal sebagai haji Ibrahimi di sepanjang masa.

Untuk menghidupkan kenangan akan perjuangan Nabi Ibrahim, Allah Swt berfirman, "Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat…" (Q.S. Al-Baqarah: 125)

Maksud dari haji Ibrahimi adalah ibadah haji yang diwajibkan Allah pada hamba-hamba-Nya. Dia memerintahkan Ibrahim untuk mengumumkan haji dan Rasulullah Saw pun menghidupkan kembali manasik ini pada masanya.


Pada dasarnya, haji Ibrahimi adalah ibadah haji yang hakiki dan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah, menunjukkan penghambaan yang tulus, dan menafikan syirik. Haji hakiki ini berarti berjuang melawan manifestasi syirik dan penindasan, berjuang untuk kedigdayaan dan kemuliaan Islam dan kaum Muslim.

Haji model ini tidak hanya melakukan manasik dan amalan lahiriyah, tetapi juga fokus pada aspek maknawi ibadah dan pelakunya dituntut khusyu' di semua tahapan manasik haji.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Haji ibrahimi adalah sama dengan haji Muhammadi, di mana roh ibadah ini adalah bergerak menuju tauhid dan persatuan. Ibadah haji ini adalah sumber berkah dan hidayah, ia adalah pilar utama kehidupan dan kebangkitan umat yang satu, ia adalah haji yang sarat dengan zikir kepada Tuhan, dan sebuah haji di mana bangsa-bangsa Muslim merasakan adanya umat yang satu Nabi Muhammad. Selama pelaksanaan ibadah haji, umat Islam beralih dari perselisihan ke persatuan."

"Selama pelaksanaan haji Ibrahimi, umat Islam bergerak bersama di sekitar Ka'bah, yang merupakan simbol monoteisme dan kebencian terhadap syirik dan penyembahan berhala, mereka melakukan thawaf dengan makrifat dan bergerak dari aspek lahiriyah haji menuju ke batinnya dan menggunakan ini sebagai bekal untuk kehidupannya dan kehidupan umat Islam," jelasnya.

Haji hanya diwajibkan kepada orang-orang yang mampu secara finansial dan fisik. Orang-orang yang telah memenuhi syarat, wajib meninggalkan keluarga dan tanah airnya untuk mengikuti kongres haji di Tanah Suci.

"Haji bukanlah perjalanan untuk bersenang-senang, ia adalah sebuah perjalanan spiritual. Ini adalah perjalanan menuju Tuhan di mana para jemaah harus menghadirkan raga dan jiwanya," kata Ayatullah Khamenei.

Ratusan jemaah calon haji dari Republik Islam Iran telah tiba di Masjid Shajarah pada hari Rabu, 24 Juli 2019.


Mereka kemudian mengenakan pakaian ihram di masjid yang dikenal sebagai Dhul Hulaifah itu. Masjid ini juga dikenal dengan Bir-Zulhalif atau Abyar-e-Ali ini dan menjadi salah satu tempat miqat untuk ibadah haji dan umrah.


Dalam sejarah disebutkan bahwa ketika Rasulullah Saw pergi ke Makkah Mukarramah, beliau berhenti di tempat tersebut dan menunaikan shalat di bawah pohon samra, sehingga tempat tersebut kemudian disebut sebagai Masjid Shajarah.


Lebih dari 86.000 calon jemaah haji dari Republik Islam akan menunaikan ibadah haji di Tanah Suci pada tahun ini.

Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi mengatakan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir kedua di Bushehr, wlayah selatan Iran, akan dimulai awal Agustus 2019.

Ali Akbar Salehi dalam sebuah wawancara dengan kantor berita parlemen Iran hari Kamis (25/7) mengatakan bahwa negaranya akan meningkatkan kontribusi energi nuklir untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan menyempurnakan pembangunan pembangkit listrik tenaga atom 2 dan 3 di Bushehr. 

"Sesuai dengan rencana,enam tahun mendatang, pembangkit listrik kedua Bushehr siap untuk operaasikan dan pembangkit listrik ketiga Bushehr juga akan diooperasikan dalam delapan tahun ke depan," ujar Salehi.

Mengenai rekonstruksi reaktor Arak, Salehi menjelaskan masalah kerja sama dengan Cina dan Inggris yang masih berlanjut.

 

"Komite bersama untuk rekonstruksi reaktor Arak yang terdiri dari Iran, Cina dan Inggris telah mulai membangun kembali reaktor setelah beberapa bulan terhenti," tegasnya.

Salehi juga membantah klaim Presiden AS Donald Trump pada pertemuan terbaru Dewan Gubernur IAEA, dan mengatakan bahwa Amerika Serikat sebagai penyandang dana terbesar IAEA terkucil di tingkat internasional, karena hanya rezim Zionis yang membela klaim Trump.

Dewan Gubernur IAEA mengadakan sesi khusus pada 10 Juli lalu atas permintaan Amerika Serikat untuk meninjau kembali upaya Iran baru-baru yang mengurangi komitmennya di JCPOA, tetapi pertemuan ini berakhir tanpa syarat bagi Amerika Serikat, dan menjadi ejekan terhadap Amerika Serikat dan sekutunya, rezim Zionis

Surat kabar Amerika Serikat, Washington Examiner mengabarkan, Inggris tak punya cukup kapal untuk membentuk armada pasukan laut Eropa di Teluk Persia.

Washington Examiner (25/7/2019) melaporkan, Inggris ingin membentuk armada pasukan laut Eropa di Teluk Persia, padahal negara itu berada pada kondisi yang tidak memiliki jumlah kapal yang mencukupi.

Inggris menganggap penambahan pasukan angkatan lautnya di kawasan saat ini diperlukan, tapi masalahnya adalah kemungkinan kapal tambahan yang akan dikerahkan ke Teluk Persia tidak cukup.

Di sisi lain, sebagian kapal perang dan fregat AL Inggris saat ini sedang diperbaiki.

Sebelumnya Reuters mengabarkan beberapa negara Eropa di antaranya Perancis, Italia dan Denmark mendukung ide Inggris untuk membentuk sebuah armada laut Eropa di Teluk Persia. 

Sebuah pos militer di kawasan selatan Thailand diserang orang tak dikenal yang menyebabkan sedikitnya empat orang tewas.

Kolonel Thanawee Suwannarat Rabu (24/7) mengatakan, sebanyak empat orang terbunuh termasuk seorang sersan mayor, dua relawan pertahanan dan satu penduduk setempat.

Seorang polisi Pattani membenarkan kejadian itu merenggut korban jiwa. Ia juga mengatakan ada dua korban lain yang berada di rumah sakit dalam kondisi kritis.

Juru bicara tentara juga melaporkan serangan ini terjadi ketika kelompok militan menyerang pangkalan militer di provinsi Pattani dengan melemparkan sejumlah granat dan menggunakan senapan otomatis selama hampir satu jam.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…