
کمالوندی
Perjalanan Spiritual Haji Ibrahimi (4)
Ibadah Haji tidak hanya ritual simbolis, tetapi lebih dari itu memiliki muatan isi yang luar biasa dan makna yang tinggi.
Berabad-abad yang lalu, Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail, hanya berdua membawa beberapa keping batu hitam sederhana dari gunung di sekitar Mekah. Mereka membangun sebuah bangunan sederhana atas perintah Allah swt yang diberi nama Ka'bah. Hingga kini, Kabah menjadi simbol monoteisme dan jantung dunia. Bangunan ini menjadi titik arah ibadah seperti shalat dan haji.
Allah swt dalam al-Quran surat Haj ayat 27-29 berfirman, "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah),".
Ibadah Haji tidak hanya ritual simbolis, tetapi lebih dari itu memiliki muatan isi yang luar biasa dan makna yang tinggi. Jadi dari tampilan luarnya sebagai bentuk kekuatan dunia Muslim terbesar dan termegah ini, lebih dari itu menunjukkan pengaruh spiritualitas yang menyatukan umat islam dari berbagai etnis, kubu dan bangsa di dunia.
Ritual haji menampakkan kesatuan bahasa, gerakan, dan ketulusan yang meneladani Nabi Ibrahim, Hajar, dan Ismail. Gerakan di sekitar haram dan masjid al-Haram, Safa dan Marwah, Arafah, Masy'ar dan Mina. Pria dan wanita, kaya dan miskin, putih dan hitam, dan siapa pun dari berbagai latar belakangan beribadah dengan khusuk.
Para jamaah haji pertama mengenakan pakaian Ihram di tempat yang disebut "Meqat". Dua potong pakaian putih dan polos dimaksudkan untuk menghilangkan semua unsur kebencian dan kebanggaan diri, kesombongan dan melepaskan seluruh ikatan ketergantungan kepada selain Allah swt.
Ketika seorang peziarah mengenakan pakaian Ihram, ia harus hati-hati memperhatikan gerakan dan perilaku, serta pengendalian diri dari hawa nafsu. Sejumlah perbuatan dilarang seperti berburu binatang, berbohong, pertengkaran dengan orang lain, atau hubungan suami istri.
Ketika Rasulullah Saw sedang dalam perjalanan miraj, terdengar suara memanggilnya, "Apakah Allah swt tidak menemukanmu sebagai seorang yatim piatu dan berlindung kepada-Nya ? Dan tidak menemukanmu kehilangan arah dan membimbingmu ? Mendengar suara ini, Nabi Muhammad Saw berkata, "Allahuma labaik ... inal hamda wal nikmata Laka wal Mulk La syarika laka labaik" - Tuhanku aku akan menjawab panggilanmu ... Puji dan berkah dan kerajaan bagimu. Engkau tidak punya sekutu dan tara. Perkenankan doaku,"
Tawaf di sekitar Ka'bah adalah ritual pertama haji. Peziarah secara massal melakukan gerakan mengitari Kabah yang sebagai simbolisasi tauhid yang mengaskan bahwa Allah adalah pusat dan asal mula alam semesta seluruh isinya.
Selanjutnya, peziarah melakukan Sai atau berlari kecil dari Safa hingga Marwah sebanyak tujuh kali. Bagian dari ritual ibadah haji ini merupakan bentuk napak tilas perjuangan seorang wanita yang berserah diri kepada Allah swt ketika dirinya kehausan padang pasir yang kering dan panas untuk mencari air demi anaknya yang haus. Setelah berlari sebanyak tujuh kali, ia akhirnya menemukan air zam-zam yang merupakan anugerah Allah kepada siti Hajar putranya, Nabi Ismail.
Al-Quran surat al-Baqarah ayat 158 merekam peristiwa penting ini, Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber'umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui."
Di pagi hari hari kesembilan Dzulhijah, para peziarah yang besar mengalir seperti sungai dan bergabung dengan lautan manusia di Arafah. Arafah adalah tempat pengetahuan, dan salah satu cabangnya adalah pengetahuan diri. oleh karena itu ibadah Haji di Arafat untuk menyadari dirinya sendiri.
Bagian dari rangkaian ritual ibadah haji ini mengingatkan manusia supaya bertaubat dan mengevaluasi dirinya. Di padang pasir Arafah, manusia dikumpulkan. Momentum ini sebagai pengingat manusia akan dikumpukan dan diminta pertanggungjawabannya di hari akhirat kelak.
Ritual lain ibadah haji adalah melempar batu atau jumrah ke arah tiang sebagai simbol perlawanan terhadap setan. rangkaian ibadah haji ini mengikuti jejak Nabi Ibrahim yang melempati setan dengan batu ketika menghalangi perjalanannya untuk menunaikan perintah Allah swt.
Imam Kazim berkata, "Di tempat ini (tempat melempat jumlah) Iblis hadir menghalangi jalan Nabi Ibrahim AS dan menggodanya supaya tidak jadi mengorbankan Ismail. Tetapi nabi Ibrahim menyingkirkannya dengan melemparkan batu ke arah setan.
Sejatinya, melempar jumrah adalah adalah mengetahui siapa musuh sebenarnya. Kini iblis hadir dalam berbagai bentuk di kancah global yang berupaya melawan umat Islam dan menghancurkannya.
Berkurban di hari raya Idul Adha dan juga mencukup kepala dan memotog kuku adalah ritual langkah terakhir ibadah haji. Pada Hari Raya Idul Adha, mereka yang telah menjalankan seluruh tahapan ibadah haji yang merayakan sukacita.
Para peziarah yang kembali datang untuk tawaf dan berdoa Baitullah melakukannya dengan penuh cinta. dan Kabah menjadi magnet spiritual yang menyedot jutaan orang datang untuk beribadah.
Ritual haji tidak hanya gerakan fisik tapi disertai ketulusan dan penyucian diri demi mendekatkan diri kepada Allah swt. Sebagimana ditegaskan Nabi Muhammad Saw dalam salah satu sabdanya, "Urgensi diwajibkannya shalat, haji dan tawaf untuk mengingat Allah swt. Jadi, jika hati kita tidak merasakan keagungan dan kemuliaan Allah, yang merupakan tujuan utama ibadah, lalu apa manfaat dari zikir?
Memperingati Syeikh Isyraq, Filsuf Iluminasi Iran
Shihab al-Din Yahya bin Habsy bin Amirak Abu al-Futuh Suhrawardi yang dikenal dengan Syihab al-Din, Syeikh Isyraq, Syeikh Maqtul (yang terbunuh) dan Syeikh Syahid adalah filsuf, hakim dan arif terkenal Iran di abad keenam HQ (abad 12 Masehi) dan penggagas aliran filsafat Iluminasi dalam filsafat Islam.
Shihab al-Din dilahirkan di kota Suhraward, sebuah desa yang terletak dekat Zanjan, Iran. Sementara terkait dengan tanggal kelahiran Syihab al-Din hanya dapat diperkirakan bahwa ia dilahirkan antara tahun 545 HQ (1150 Masehi) hingga 550 HQ (1155 Masehi). Tapi kebanyakan peneliti kontemporer termasuk Hossein Nasr dan Henry Corbin menyebut kelahirannya tahun 549 HQ (1154).
Suhrawardi
Surawardi melewati masa kanak-kanaknya di kota kelahirannya Suhraward. Para ahli sejarah tidak banyak mengetahui jejak kehidupan masa kecil Suhrawardi. Selama ini yang dibahas para sejarawan mengenai masa kecil Suhrawardi seputar perhatiannya mempelajari dasar-dasar ilmu pengetahuan umum dan agama sejak di Suhraward. Selain itu, Suhrawardi belajar di bawah asuhan Sheikh Abd al-Rahman. Sejak masih belia, ia sudah menunjukkan kecerdasan dibandingkan teman-teman seusianya ketika menuntut ilmu di masa itu.
Sheikh Majd al-Din al-Jili penulis buku al-Lami' fi al-Syikl al-Rabi', tokoh teologi dan filsafat termasuk salah satu guru Imam Fakhr al-Razi, filsuf dan mufassir besar IRan abad 6-7 HQ (12-13 Masehi). Imam Fakhr al-Razi belajar lama dengan Majd al-Din dan menuntut ilmu teologi dan filsafat kepadanya dan disebutkan bahwa Syeikh Syihab al-Din Suhrawardi selama tinggal di kota Maragha bersama Imam Fakhr al-Razi belajar kepada Sheikh Majd al-Din al-Jili. Disebutkan bahwa Imam Fakhr al-Din dikenal sebagai penentang keras filsafat dan beberapa tahun setelah belajar bersama Suhrawardi dan setelah ia meninggal, Ketika sebuah naskah buku Talwihat karya Suhrawardi diberikan kepadanya, ia langsung menciumnya dan mengingat teman laman satu kelas sambil meneteskan air mata.
Di tahun 574 Hq, Suhrawardi meninggalkan Maragha menuju Isfahan untuk menuntut ilmu dari ulama lain. Di Isfahan, ia berguru kepada Zahir al-Din al-Farisi dan mempelajari kitab al-Basair al-Nasiriyah karya Umar bin Sahlan Sawi. Di kota ini juga Suhrawardi mulai mengenal pemikiran Ibnu Sina. Selama di Isfahan, Syeikh Isyraq semakin tertarik dan menyukai Hikmah Masyriqi Ibnu Sina dan para sejarawan menyebut Suhrawardi kemudian ia menerjemahkan buku Ibnu Sina Risalah al-Thair ke dalam bahasa Persia dan menulis Bustan al-Qulub dan Qisshah al-Ghurbah al-Gharibah.
Periode kedua kehidupan Suhrawardi setelah tinggal selama dua atau tiga tahun di Isfahan sebelum tahun 579 HQ dimulai dengan perjalanannya. Ia dikenal sebagai orang yang sangat menyukai perjalanan. Dalam perjalanan itu pulalah, Suhrawardi bertemu dengan para ulama dan arif, kemudian ia belajar kepada mereka dan mulai melakukan pensucian diri. Biasanya, Suhrawardi melewati hari-harinya dengan puasa dan hidup dalam kondisi sulit. Banyak yang mengatakan bahwa akibat upaya luar biasa untuk mensucikan diri, ia sampai ke maqam tertinggi para pesalik dan memiliki keramat.
Suhrawardi mengunjungi Anatolia di Turki dan Suriah untuk mengenal lebih dekat aliran-aliran pemikiran di masanya. Di kota Mardin, salah satu kota di Turki saat ini, ia bertemu dengan Fakhr al-Din Abu Abdillah Muhammad bin Abdul Salam al-Mardini yang berujung pada keakraban keduanya dan menjadi teman akrab. Suhrawardi biasa membacakan buku-buku filsafat kepada filsuf Paripatetik ini dan kemudian mereka mendiskusikannya. Al-Mardini selalu mengakui keutamaan dan keilmuannya. Hasil dari pembahasan dan pembicaraan keduanya, al-Mardini memprediksi Suhrawardi bakal tewas terbunuh.
Selain menguasai filsafat, al-Mardini juga mempelajari berbagai displin ilmu seperti bahasa dan kedokteran. Ia merupakan filsuf Paripatetik yang sulit ditemukan dan menjadi guru terakhir Suhrawardi sebelum dieksekusi mati. Di bidang filsafat, Fakhr al-Din al-Mardini adalah murid Hakim Hamedani. Sedangkan di bidang kedokteran, ia berguru kepada Tilmidz Baghdadi. Suhrawardi bersama al-Mardini dan menjalin persahabatannya hingga tahun 578 HQ dan kemudian Suhrawardi melakukan perjalanan ke Suriah saat ini dan tiba di Aleppo tahun 579 HQ.
Ketika tiba di Aleppo, Suhrawardi memasuki periode lain dari kehidupannya, dimana ia telah melewati sekitar 30 tahun dari usianya. Suhrawardi menulis buku al-Masyari' dan al-Mutharihat dan ia menyelesaikan karya terpentingnya dalam filsafat bernama Hikmah al-Isyraq. Suhrawardi di periode ini dan di tahun 584 dan 585 telah menjadi terkenal dengan karyanya Hikmah al-Isyraq dan mendapat dukungan para rajya Seljuk. Ia pindah dan tinggal dekat dengan lingkarankekuasaan raja-raja Seljuk. Selama itu pula ia menulis dua risalah Parto Nameh dan Alwah Imadi lalu menyerahkan buku Parto Nameh kepada Rokn al-Din Sulaiman dan buku kedua untuk Imad al-Din Abu Bakar.
Suhrawardi di akhir periode kehidupannya setelah tiba di Aleppo, ia memasuki madrasah Halawiyah lalu memasuki madrasah Nuriyah dan melakukan pembahasan denga para ahli fiqih mazhab Hanbali yang berujung pada semua mengakui kemampuannya. Setelah ia berhasil mengungguli mereka, namanya menjadi bahan pembicaraan di kota itu. Malek Zahir, putra Salah al-Din al-Ayyubi mengajaknya ke istana dan memintanya menjadi penasehat utamanya.
Kecerdasan dan pengetahuan yang luas serta kedalaman ilmu Suhrawardi ditambah kecenderungan filsafat dan ilmu-ilmu batin menimbulkan permusuhan dari sebagai kalangan ahli fiqih di istana Malek Zahir. Menurut keyakinan Syahir Muthahhari, "Suhrawardi bukan saja tidak takut melakukan pembahasan dengan para ahli fikih dan teologi yang berujung pada munculnya permusuhan dan dalam menjelaskan rahasia hikmah, bertentangan dengan nasihat Ibnu Sina di akhir buku Isyarat wa Tanbihat, mungkin juga karena masih muda, ia tidak pernah menutupi dan ini menyebabkan permusuhan dan konspirasi terhadapnya."
Dari sini, kalangan ahli fikih menggelar pertemuan dengan Suhrawardi untuk melenyapkannya dan menuduhnya telah kafir dan tidak percaya Tuhan. Mereka meminta Malek Zahir menghukum mati Suhrawardi karena dianggap sesat. Tapi putra Salah al-Din al-Ayyubi itu menolaknya. Para ahli fikih menulis surat dan semua menandatangan lalu mengirimkannya kepada Salah al-Din al-Ayyubi. Salah al-Din yang di masa itu baru saja membebaskan kota Suriah dari tangan pasukan Salib dan untuk mempertahankan reputasinya ia membutuhkan dukungan para ulama, terpaksa menerima tuntutan para ahli fikih lalu memerintahkan putranya untuk menghukum mati Suhrawardi.
Pada awalnya Malek Zahir menolak untuk melaksanakan perintah ayahnya. Ketika ulama Aleppo melihat hukum pengkafiran belum dilaksanakan, mereka kembali menulis surat kepada Salah al-Din yang isinya, bila Malek Zahir tetap mempertahankan Syihab al-Din, maka tidak berapa lama lagi akidahnya akan berubah dan menjadi rusak. Sementara bila mengusirnya, maka kemana saja ia pergi akan menyebarkan kerusakan dan kesesatan masyarakat awam.
Untuk kali kedua, Salah al-Din mengeluarkan perintah dan mengancam putranya bila masih mencoba menahan untuk tidak membunuh Syihab al-Din, saya akan menarik Aleppo dari kekuasaanmu. Malek Zahir terpaksa melaksanakan perintah ayahnya. Ia memenjarakan Suhrawardi pada 587 dan menurut penukilan Ibnu Syidad, hari Jumat akhir bulan Zulkaidah 587 HQ, setelah Syeikh Syihab al-Din Suhrawardi melaksana shalat, ia dibawa keluar dari penjara.
Syeikh Isyraq ketika syahid usianya baru 38 tahun, tapi dalam usia yang masih muda, ia telah menulis sekitar 50 risalah dan buku, yang sampai sekarang sebagian karyanya belum dicetak. Komentar terbaik terhadap karya-karya Suhrawardi yang pernah ditulis dan fokus pada buku Hikmah Isyraq karya paling terpenting Suhrawardi di bidang filsafat ada dua. Yang pertama ditulis oleh muridnya Syams al-Din al-Syahrzuri dan yang kedua oleh Qutb al-Din Syirazi dengan catata pinggir Shadr al-Din Shirazi. Buku in pada dasarnya teori Ibnu Sina untuk menggagas Hikmah Masyriqiyah.
Syeikh Syihab al-Din Suhrawardi adalah pribadi yang membangun aliran filsafat Iluminasi. Ia menyebut filsafatnya Hikmah Isyraq yang berarti cahaya Dalam gugus pemikiran filsafat Syeikh Isyraq menggabungkan pandangan Plato, Aristoteles dan Neoplatonisme, Zoroaster, Hermes dan pandangan para sufi pertama umat Islam. Karenanya, aliran pemikiran Suhrawardi dapat dikatakan filsafat dan juga bukan. Filsafat karena meyakini akal, tapi tidak mengakui akal sebagai satu-satunya rujukan. Irfan karena menilai mukasyafah, penyaksian dan isyraq sebagai tahapan pengetahuan paling mulia dan tinggi.
Mengenang Bagaimana Imam Jawad as Mengajarkan Kesabaran
Akhir bulan Zulkaidah merupakan hari syahadah Imam Jawad as pada tahun 220 HQ. Imam Jawad as di hari ini berpulang ke rahmat Allah dan dunia Islam diliputi kesedihan kehilangan pemimpin besar.
Hari ini, kota Kazhimain di Irak dalam situasi yang berbeda dari hari-hari biasa. Bendera hitam berkibar di atas kubah makam sucinya dan kesedihan meliputi kota. Tua dan muda semua bergerak menuju makam suci dan membacakan kidung duka meratapi kepergian Imam Jawad as.
Imam Muhammad bin Ali at-Taqi dilahirkan pada tahun 195 Hijriah di kota Madinah. Imam Jawad as sejak kecil hingga menginjak usia remaja telah dikenal akan keilmuan, kefasihan, kesabaran dan ketakwaan. Beliau memiliki kecerdasan dan cara penyampaian yang lugas. Meskipun usianya masih muda belia, tapi dari sisi keilmuan dan keutamaan beliau telah disejajarkan dengan tokoh-tokoh masa itu.
Ayahnya Imam Ridha as dan ibunya bernama Sabikah. Ketika lahir ke dunia, Imam Ridha as memeluknya dengan penuh kasih sayang dan pada saat itu juga memberikan kabar akan peristiwa pahit dan syahadahnya. Imam Ridha as mengatakan, "Ini adalah anakku dan akan terbunuh dengan kezaliman. Penduduk langit menangisi syahadahnya dan Allah murka kepada musuhnya. Pembunuhnya setelah itu tidak akan menikmati kehidupan dan akan segera mendapat azab ilahi."
Imam Muhammad at-Taqi as merupakan Imam kesembilan Syiah dan pemimpin ilahi pertama yang menerima tanggung jawab Imamah dalam usia yang masih belia. Beliau dalam usia delapan tahun harus memikul tanggung jawab ini setelah syahadah ayahnya dan menuntun masyarakat.
Meskipun usianya masih muda belia, tapi dari sisi keilmuan dan keutamaan beliau telah disejajarkan dengan tokoh-tokoh masa itu. Imam Jawad memang berumur belia saat meninggalkan dunia yang fana. Namun usia 25 tahun yang beliau lewati telah meninggalkan warisan ilmu dan khazanah hikmah yang tak terbatas. Sejarah menyebutkan nama 150 orang yang pernah berguru kepada Imam Jawad as dan mendapat bimbingan beliau. Diantara mereka, nampak nama-nama para tokoh yang dikenal figur besar di bidang keilmuan dan fiqh.
Benar, Imam Jawad as menjadi Imam ketika usianya baru delapan tahun. Keimamahannya dalam usia seperti itu menyebabkan banyak yang takjub dan tidak kurang yang meragukannya. Karena sebagian orang hanya mencukupkan diri dengan mengkaji fenomena alam dari parameter materi. Padahal Allah Maha Kuasa dan Bijak memiliki kekuasaan untuk menyampaikan orang yang masih berada dalam usia muda sampai pada kesempurnaan akal karena maslahat. Sebagaimana berdasarkan al-Quran, masalah seperti pernah terjadi dalam umat-umat terdahulu. Kenabian Yahya ketika masih kecil dan bagaimana Nabi Isa as berbicara ketika masih kecil. Contoh-contoh yang merupakan mukjizat ilahi.
Dialog, debat, menjawab pertanyaan, ungkapan bijak dan khutbah Imam Jawad menjadi bukti jelas akan ilmu beliau dan sebagai pemimpin umat Islam, beliau menjadi teladan sebagai ilmuan muda yang selalu tampil cemerlang dalam masalah keilmuan. Ilmu dan masalah gaib yang terpancar dari ucapan beliau yang mencerahkan menyebar di antara umat Islam dan setiap dari ucapannya berhasil membuka kunci masalah besar dan yang tidak terpecahkan dalam fiqih dan ilmu-ilmu yang lain. Kenyataan ini sangat mencengangkan tidak hanya ulama dan peneliti Islam waktu itu, tapi bahkan juga para penentang mazhab Syiah waktu itu, sehingga mereka tidak dapat mencegah akan ketinggian dan keutamaan beliau. Mereka mengakui keagungan ilmu Imam Jawad as.
Sebutan paling terkenal bagi Imam Syiah Kesembilan adalah Jawad. Beliau dipanggil Jawad dikarenakan sifat dermawan dan bagaimana beliau memberikan hartanya kepada yang membutuhkan. Nama yang diambil dari nama Allah, Jawad. Nama Jawad mengingatkan kedermawanan dan perbuatan baik Allah Swt yang terpersonifikasi dalam wujud Imam Jawad as dan menghidupkan kembali keutamaan dan kebaikan ayah beliau hingga Rasulullah Saw. Imam Jawad as memiliki sifat dermawan yang sangat menonjol dari sifat-sifat yang lain. Jasanya kepada masyarakat dan bagaimana beliau membantu mereka. Imam Jawad as berkata, "Manusia yang memiliki tiga sifat mulia dapat mencapai maqam Ridhwan dan keridhaan Allah; banyak memohon ampunan, halus bertutur dan toleransi serta banyak memberikan sedekah."
Imam Jawad as menilai kesabaran dalam menghadapi kesulitan sebagai satu perbuatan baik dan mengatakan, "Sabar menghadapi kesulitan akan menjadi musibah bagi yang menyalahkannya." Beliau sangat sabar dalam menghadapi kesulitan. Imam Jawad tidak menunjukkan perubahan dan cemas menghadapi peristiwa sulit, bahkan dengan bertawakal kepada Allah yang Maha Mengetahui beliau mempertebal kesabarannya. Tentu saja ini mengenai masalah yang dihadapi, tapi berbeda ketika yang terjadi terkait prinsip Islam dan batasan ilahi beliau benar-benar membela dan mengambil sikap yang telah diperhitungkan matang. Menahan diri dengan istri yang tidak layak, sabar menghadapi kezaliman penguasa, sabar menghadapi kesulitan hidup seperti syahadah ayah merupakan contoh kesabaran beliau.
Telah dikatakan dalam sejarah bahwa beberapa orang dari jauh akan membawa hadiah berharga untuk Imam Jawad as. Namun dalam perjalanan, kafilah itu menemui sekelompok bandit dan barang-barang hadiah itu dicuri. Orang yang bertanggung jawab membawa hadiah kepada Imam Jawad menulis surat kepada beliau dan memberi tahu Imam tentang kejadian itu. Sebagai jawabannya, Imam Jawad menulis surat kepadanya, "Jiwa dan barang-barang kami berasal dari pemberian Allah dan amanat-Nya. Jika kita mengambil keuntungan darinya, itu sumber kebahagiaan, dan apa yang bisa mereka dapatkan, jika kita sabar, bakal ada pahalanya. Siapa pun yang gelisah dan tidak sabar akan kehilangan pahalanya."
Makmun, Khalifah Abbasiyah yang licik, setelah memaksakan putra mahkota kepada Imam Ridha dan setelah menggugursyahidkan beliau, memikirkan trik lain selama hidup Imam Jawad as dan berpura-pura baik dan ramah dengan Imam Jawad as) setahun setelah kesyahidan Imam Ridha. Makmum memaksa Imam Jawad as menikah dengan anaknya Ummu al-Fadhl dan dari pernikahan ini dia hanya mengejar tujuan politik.
Sekaitan dengan hal ini, salah satu sahabat Imam Kesembilan mengatakan, "Saya menemui Imam Jawad as di Baghdad dan menyaksikan kehidupannya. Terlintas dalam benak saya bahwa, sekarang setelah Imam hidup makmur, ia tidak akan pernah kembali ke tanah kelahirannya, Madinah. Sesaat Imam memalingkan kepalanya, lalu mengangkat kepalanya dan raut mukanya terlihat sedih dan mengatakan, "Wahai Husein! Saya lebih mencintai roti kering dengan garam di makam suci Rasulullah ketimbang apa yang engkau lihat sekarang." Dengan alasan ini, Imam tidak tinggal lama di Baghdad dan kembali ke Madinah bersama istrinya, Ummu al-Fadhl dan tetap di Madinah sampai tahun 220 HQ.
Ketika Mu'tashim Abbasiah menduduki tahta kekhalifahan, ia mendengar akan keutamaan dan kesempurnaan Imam Jawad as yang membuatnya sangat benci, sehingga kemudian memintanya agar pindah dari Madinah ke Baghdad. Ketika beliau tiba di Baghdad, Mu'tashim memberi racun kepada istrinya untuk diberikan kepada Imam Jawad as. Ketika Imam memakan makanan yang ada racunnya, pengaruh racun mulai tampak di badan beliau dan akibat panasnya racun tersebut, Imam Jawad as gugur syahid.
Pengamat: NU Dukung Pemerintah Indonesia Damaikan Afghanistan
Kunjungan delegasi Taliban ke Indonesia memicu perhatian berbagai kalangan termasuk pengamat di Tanah Air.
Yon Machmudi, ketua program studi kajian Timur Tengah dan Islamو Universitas Indonesia menilai hadirnya utusan Taliban di Indonesia sebagai keberhasilan diplomasi pemerintah Indonesia.
Keberhasilan tersebut tidak bisa dilepaskan dari dukungan berbagai lemen termasuk NU yang memainkan peran penting di dalamnya.
Peneliti Hubungan Internasional CSIS, Fitriani menilai kunjungan Taliban ke Indonesia bagian dari komitmen politik luar negeri Indonesia, yakni mewujudkan perdamaian dunia.
Ia menilai Indonesia sejak awal terlibat dalam upaya membangun perdamaian di Afghanistan. Salah satu tindakan Indonesia dalam hal itu ditandai dengan kehadiran Wapres JK dan Menteri Luar Negeri Retno L. Marsudi dalam Afghanistan Peace Process di Kabul, Afghanistan, tahun lalu.
Fitriani menyampaikan bahwa Indonesia hendak memberi inspirasi kepada Taliban mengenai Islam moderat. Mengingat, sebagai sebuah gerakan Taliban sangat konservatif selama ini.
Meski demikian, Fitriani melihat skenario agar Taliban memahami soal Islam moderat tidak dilakukan melalui pemerintah, melainkan melalui PBNU dan MUI. Sebab pemerintah Indonesia tidak akan didengar oleh Taliban ketika memberi penjelasan soal Islam moderat.
"Jadi perlu multi-track diplomacy. Jadi Bu Retno bertemu dengan Kementerian Luar Negeri Afghanistan. Sementara track satu lagi diakomodasi oleh pertemuan NU dan Taliban," ujarnya dilansir CNN Indonesia.
Lagi, Israel Interogasi Bocah Palestina
Sejumlah sumber mengkonfirmasikan penyerbuan militer Israel ke rumah seorang warga Palestina untuk menginterogasi anak perempuan yang baru berusia enam tahun.
Menurut laporan televisi al-Mayadeen, militer Israel Rabu (31/07) malam menyerbu rumah Malak Sadr, bocah Palestina berusia enam tahun dan menginterogasinya.
Polisi Israel selama dua hari lalu juga memanggil dan menginterogasi dua anak Palestina yang berusia empat dan enam tahun, warga kota Issawiyah, Quds pendudukan dengan dakwaan melempar batu dan melawan rezim Zionis.
Klub Tawanan Palestina sebelumnya dalam sebuah laporan menyatakan, rezim Zionis sejak tahun 2015 hingga akhir Februari tahun ini telah menangkap sekitar enam ribu anak Palestina dan 98 persen di antaranya mengalami penyiksaan fisik dan mental.
Kabinet Israel dengan bantuan parlemen Zionis melaksanakan keputusan hukuman terhadap anak Palestina di bawah 14 tahun dan meratifikasi keputusan masa hukuman bagi anak-anak ini hingga 20 tahun kurungan.
Sampai saat ini, organisasi HAM dan pembela hak anak tidak menunjukkan respon atas pemanggilan dan interogasi anak Palestina ini.
Rouhani: Bangsa Iran tidak akan Menyerah terhadap Represi AS
Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani mengatakan, dunia sampai pada kesimpulan bahwa bangsa Iran memiliki tekad lebih besar daripada menyerah terhadap represi Amerika Serikat.
"JCPOA jika tetap dipertahankan hingga tahun depan, maka seluruh sanksi senjata PBB terhadap Iran akan dicabut secara penuh," papar Rouhani Kamis (01/08) di Provinsi Azerbaijan Timur seraya mengisyaratkan keluarnya AS secara ilegal dari kesepakatan nuklir dan eskalasi sanksi terhadap Tehran.
"JCPOA dari sisi politik dan hukum sangat penting bagi Iran, karena PBB dengan bersandar pada kesepakatan ini mengakui secara resmi hak pengayaan uranium Iran," kata Rouhani.
Lebih lanjut Rouhani menambahkan, mereka yang anti Iran khususnya rezim Zionis, Arab Saudi dan kubu konservatif Amerika, tidak dapat menyaksikan JCPOA terus eksis dan mengumumkan penentangan transparan mereka terhadap kesepakatan internasional ini serta mengakui bahwa kesepakatan ini seratus persen menguntungkan Iran.
Presiden Iran menekankan, Iran jika tidak dapat memanfaatkan kepentingan JCPOA, dan pihak yang tersisa tidak menjalankan komitmennya maka Tehran secara bertahap akan mengurangi komitmennya dan akan membuktikan kepada dunia bahwa Iran memiliki banyak metode.
Presiden Iran hari kamis melakukan kunjungan ke Tabriz, Provinsi Azerbaijan Timur untuk meresmikan sejumlah proyek pembangunan.
Motif Lawatan Penasihat Presiden AS ke Asia Barat
Penasihat Senior Presiden AS, Jared Kushner telah memulai kunjungannya ke Asia Barat yang menjadi perhatian para pengamat internasional.
Kushner memulai lawatannya dengan mengunjungi Yordania dan Palestina Pendudukan sejak Rabu (31/7) yang akan dilanjutkan ke beberapa negara Arab lainnya.
Menantu Trump ini telah bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II di Amman, dan Perdana Menteri Rezim Zionis Israel, Benjamin Netanyahu.
Tampaknya, lawatan Kushner mengejar beberapa tujuan. Pertama dan terpenting dari perjalanan Kushner ke Asia Barat melanjutkan beberapa kali kunjungannya selama tahun 2019 yang bertujuan untuk meletakkan dasar bagi implementasi prakarsa "Kesepakatan Abad". Kushner adalah salah satu arsitek utama dari proyek baru AS di Timur Tengah ini.
Meskipun beberapa aspek dari kesepakatan abad ini, termasuk penyerahan Baitul Maqdis dan Golan ke Israel dan pengumuman Al-Quds sebagai ibukota rezim Zionis secara praktis telah dilaksanakan, tapi secara resmi prakarsa kesepakatan abad belum diumumkan. Kushner yang membuat langkah besar untuk memperkenalkan kesepakatan abad pada KTT Manama yang berlangsung 25 dan 26 Juni lalu akhirnya terpaksa mengakui kegagalannya.
Kini, penasihat senior presiden AS ini melakukan kunjungan ke Asia Barat dan bertemu dengan para pejabat Israel dan sejumlah negara Arab demi menyampaikan masalah kesepakatan abad.
Surat kabar rezim Zionis, Yedioth Ahranoth dalam sebuah laporan menulis, "Setelah berkonsultasi dengan Perdana Menteri Israel, penasihat Trump berencana untuk melakukan perjalanan ke beberapa negara Arab untuk mengajukan proposal dari Presiden AS, Donald Trump,".
Koran Zionis ini menuturkan bahwa Kushner mengajak para pemimpin Arab untuk menghadiri pertemuan Camp David pada September mendatang, dan Presiden AS Trump akan mengumumkan peluncuran kesepakatan abad.
Kedua, tujuan Kushner lainnya melakukan perjalanan ke Asia Barat, terutama ke Palestina pendudukan untuk membantu Benjamin Netanyahu memenangkan pemilu parlemen Israel mendatang.
Pemilihan umum parlemen Israel akan diadakan untuk kedua kalinya dalam enam bulan terakhir pada 17 September. Netanyahu yang gagal membentuk kabinet setelah kemenangan tipis dalam pemilu April 2019 saat ini menghadapi berbagai masalah yang melilitnya.
Kushner dan Trump sebagai pendukung Netanyahu dalam pemilu sebelumnya, tampaknya berusaha membantu Netanyahu dan Partai Likud memenangkan kembali dukungan politiknya dengan mengadakan pertemuan Camp David pada September mendatang.
Tujuan ketiga lawatan Kushner ke Asia Barat adalah untuk menindaklanjuti agenda tekanan maksimum terhadap Iran yang dilancarkan pemerintahan Trump. Oleh karena itu, Brian Hook selaku direktur urusan Iran di kementerian luar negeri AS juga ikut serta mendampingi lawatan Kushner kali ini.
Target kampanye anti-Iran yang dikejar AS berlangsung di saat tensi ketegangan di Teluk Persia sedang memanas, dan Uni Emirat Arab menarik diri dari Yaman serta kunjungan delegasi Hamas ke Tehran untuk bertemu dengan para pejabat Republik Islam Iran.
Kushner berusaha menemui para pejabat tinggi negara-negara Arab untuk membahas masalah Iran demi mencegah normalisasi hubungan antara Iran dan negara-negara Arab di kawasan Teluk Persia terutama Uni Emirat Arab, dan memompa ketegangan regional terus berlanjut untuk kepentingan Washington.
Khatib Shalat Jumat Tehran: AS Alami Kebingungan Strategi
Khatib shalat Jumat Tehran menilai langkah Amerika menjatuhkan sanksi terhadap Menlu Iran Mohammad Javad Zarif sebagai perilaku kenakak-kanakan dan menggelikan.
Ia menekankan, langkah ini merupakan indikasi kebingunan strategi dewan pemimpin Amerika Serikat.
Hujjatul Islam Mohammad Javad Ali Akbari, di khutbah Jumat pekan ini di Tehran seraya menjelaskan bahwa merupakan sebuah kebanggaan bagi menlu Iran ketika ia disanksi Amerika, mengingatkan, metode pemerintah Amerika ini indikasi memudarnya lembaga diplomasi dan kepemimpinan negara ini.
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif
Seraya menjelaskan bahwa wacana muqawama menghasilkan, khatib shalat Jumat Tehran mengatakan, langkah AS mengindikasikan bahwa diplomasi mengemis tidak berhasil dan sepertinya hati mereka akan senang dengan hal-hal ini.
Departemen Keuangan AS hari Kamis (01/08) mencantumkan nama Mohammad Javad Zarif di list sanksinya.
Saat merespon langkah Departemen Keuangan AS menjauthkan sanksi terhadap dirinya menilai langkah tersebut dikarenakan pidato dan wawancara dirinya dengan wartawan Amerika. Di akun twitternya Zarif menulis, "Apakah warga Amerika membutuhkan ijin Departemen Keuangan untuk mendengarkan suara Saya ?"
Urgensitas Ibadah Haji Menurut Rahbar
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei Rabu pagi (03/07) saat bertemu dengan jajaran penyelenggara haji menyebut ibadah haji sebagai kumpulan luar biasa dan unggul dari nilai-nilai yang dipuji Islam.
Di pertemuan yang digelar menjelang pengiriman kontingen jamaah haji Iran ke Baitullah, Rahbar menilai haji sebagai contoh kecil dari masyarakat Islami yang unggul dan manifestasi peradaban baru Islam.
Haji selain menjalankan perintah Ilahi dan melakukan ritual khusus agama, juga manifestasi penting kehidupan sosial Islam. Rahbar dalam pidatonya terkait hal ini mengisyaratkan sisi penting manasik haji seperti persatuan, persaudaraan dan kesetaraan, pertemuan umum di padang Arafah, Masharil Haram dan Mina serta tawaf dan sai.
Rahbar juga menjelaskan Bara'at atau berlepas tangan dari dari kaum arogan adalah ibadah dan kewajiban Islam, oleh karena itu kami sangat menekankan agar masalah ini dilakukan setiap tahun dengan cara terbaik.
Beliau menekankan, di samping gerakan politik agama, ada pula langkah-langkah politik non agama dan setan, seperti saat di ibadah haji ada yang menyerukan jangan memprotes Amerika atau jangan mengungkapkan baraat dari kaum musyrikin.
Manifestasi persatuan umat Muslim tak diragikan lagi merupakan salah satu manifestasi politik terpenting ibadah haji. Di acara bara'at dari kaum musyrikin, umat Muslim menunjukkan kepada musuh akan keagungan umat ini dan prinsip mereka berpegang teguh terhadap kekuatan tak terbatas Ilahi.
Dalam perspektif pandangan ini, haji sebuah peluang untuk mengumumkan sikap atas isu-isu yang diterima umat Islam khususnya isu Palestina dan menjelaskan hakikat ancaman serta permusuhan terhadap umat Islam. Di kondisi saat ini, intervensi dan kehadiran Amerika di negara-negara Islam dan kawasan serta pembentukan kelompok teroris Takfiri merupakan masalah yang masih memberatkan geografi dunia Islam. Oleh karena itu, para peziarah Baitullah di ritual haji mereka memiliki tanggang jawab besar dan berbahaya menyampaikan pesan serta sikap dunia islam terkait ancaman dan bahaya ini.
Penekanan untuk menjalankan tanggung jawab ini mengindikasikan urgensitas wacana politik haji seperti persatuan, membela kaum tertindas dan bara'at dari kaum musyrikin. Rahbar dalam arahannya saat menyebut pentingnya wacana kunci ini menyebutkan indeks seperti bara'at dari kaum musyrikin sebagai sisi yang kerap dilalaikan di ibadah haji. Beliau menekankan, sisi politik haji merupakan salah satu karakteristik ibadah ini yang sesuai dengan tuntutan dan ajaran Islam. Oleh karena itu, politik haji sama dengan kewajiban agama dan ibadah.
Tak diragukan lagi haji, konsentrasi umat Muslim di padang Arafah, Masharil-Haram dan akhirnya Mina seluruhnya dibarengi dengan penolakan dan kebencian akan seluruh manifestiasi setan. Seperti yang dijelaskan Rahbar, permusuhan Amerika dan kubu arogan lainnya terhadap hakikat Islam sangat luas dan serangan brutal politik, sosial, budaya, ekonomi dan keamanan kubu arogan global terhadap bangsa Muslim menunjukkan kedalaman permusuhan mereka terhadap ajaran Islam.
Di kondisi seperti ini, sensitifitas penyelenggaraan acara bara'at dari kaum musyrikin tak diragukan lagi merupakan peluang berharga untuk menjelaskan hakikat Islam. Perhatian terhadap sisi ini dari manasik haji sejatinya indikasi komitmen masyarakat Islam terhadap sendi-sendi dan syariat Islam serta penolakan mereka menyerah tehadap arogansi musuh. Seperti yang dijelaskan Rahbar, hal ini akan menjadi sumber kemenangan dan kemajuan serta keselamatan umat Islam.
Selain sisi politik haji, Ayatullah Khamenei di bagian lain pidatonya mengisyaratkan isu keamanan haji dan mengingatkan tanggung jawab besar pemerintah Arab Saudi serta kewajiban berat untuk menjamin keamanan para jamaah haji tanpa melakukan pengamanan lingkungan serta dengan menjaga kehormatan dan martabat jamaah.
Menjaga kehormatan, keamanan dan martabat jamaah haji selama acara ritual haji merupakan salah satu tuntutan serius dan permanen Republik Islam Iran bagi seluruh jamaah haji khususnya jamaah asal Iran. Penekanan atas tanggung jawab ini mengingatkan poin ini bahwa keamanan haji berada di pundak pemerintah Saudi yang menguasai Haramain (Mekah dan Madinah) khususnya bahwa Arab Saudi dalam hal ini selama bertahun-tahun lalu telah melakukan kesalahan yang tidak dapat dikompensasi.
Menggulung Kain Penutup Ka'bah
Penggulungan sebagian kain penutup Ka'bah dilakukan setiap tahun menjelang musim haji dan sebelum jemaah yang melakukan tawaf mencapai puncaknya.
Tindakan tersebut bertujuan untuk melindungi Kiswah dari kerusakan seperti robek atau hal lainnya.
Berdasarkan kegiatan tahunan menyusul masuknya musim haji, Departemen Urusan Masjidil Haram dan Masjid an-Nabawi menggulung bagian bawah Kiswah sepanjang tiga meter.
Kain penutup Ka'bah yang digulung itu kemudian ditutup dengan kain katun dengan lebar sekitar dua meter dari keempat sisinya.
Menurut para pejabat Arab Saudi, langkah tersebut bertujuan mencegah dan melindungi Kiswah dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti robek dan rusak, sebab, banyak jemaah haji yang ingin menyentuh kain penutup Ka'bah tersebut.
Departemen Urusan Masjidil Haram dan Masjid an-Nabawi bertugas untuk membuat dan menjaga Kiswah.
Menurut pejabat haji Arab Saudi, kondisi kain penutup Ka'bah akan dikembalikan seperti semula usai musim haji.