
کمالوندی
Cahaya Ahlul Bait di Kota Suci Qom
Komplek makam Sayidah Fatimah Maksumah as, salah satu keturunan Rasulullah Saw dan saudari Imam Ali Ridha as yang berada di kota suci Qom tidak pernah sepi dan selalu dipadati oleh para peziarah dan para pecinta Ahlul Bait as.
Mengapa makam wanita suci Ahlul Bait ini ramai dipadati peziarah yang mengharapkan berkah darinya. Siapakah Fatimah Maksumah ini? Apa posisinya di mata umat Islam?
Imam Shadiq as sudah sekian tahun yang lalu memberitahukan tentang kelahiran Sayidah Maksumah. Beliau bersabda: "Akan meninggal dan dikuburkan seorang perempuan dari salah seorang keturunanku yang namanya adalah Fatimah putri Musa, seorang perempuan yang dengan syafaatnya pada hari kiamat, seluruh pengikut syiah akan masuk surga".
Imam Jafar Shadiq as yang juga kakeknya telah menyampaikan kabar gembira akan kedatangan Sayidah Maksumah di kota Qom. Ia berkata, "Salah satu putri dari anakku berhijrah ke kota Qom (salah satu daerah di Iran). Dia bernama Fatimah binti Musa bin Jafar." Imam Shadiq menambahkan, "Dengan keberadaan putri itu, kota ini (Qom) menjadi haram atau kota suci keluarga Rasulullah Saw."
Kota Qom menjadi kota suci karena kota ini disebut sebagai haram para imam maksum. Hal ini telah disebutkan dalam puluhan riwayat dari Rasulullah Saw, Imam Ali dan para Imam lainnya yang berbicara tentang kesucian dan kemuliaan kota Qom.
Makam Sayidah Fatimah Maksumah di Qom
Ayatullah Mar'ashi Najafi mengatakan, "Alasan saya berhijrah ke Qom karena ayah saya, Sayid Mahmoud Mar'ashi Najafi selama 40 malam beritikaf di makam Imam Ali as. Suatu malam ketika ayah saya sedang beritikaf, ia melihat Imam Ali as sambil berkata, 'Sayid Mahmoud apa yang kamu inginkan?' Ayah saya berkata, 'Aku ingin mengetahui di mana makam Sayidah Fatimah az-Zahra supaya aku bisa menziarahinya.' Imam Ali berkata, 'Saya tidak bisa melanggar wasiatnya dan mengungkapkan kuburannya.' Kemudian ayah saya berkata, 'lalu apa yang saya lakukan jika ingin berziarah kepada Sayidah Zahra? Imam Ali berkata, 'Allah Swt telah memberikan hadiah Fatimah kepada Fatimah Maksumah, maka siapa saja yang ingin berziarah ke makam Sayidah Zahra, hendaknya ia menziarahi makam Sayidah Maksumah.'"
Lantas siapakah Sayidah Fatimah Maksumah ini dan apa karakteristiknya ?
Sayidah Fatimah Maksumah as dilahirkan di kota Madinah pada 1 Dzulqaidah 173 Hijriah. Ia lahir dan dibesarkan di rumah kemuliaan. Ayah dan ibunya adalah sosok yang memiliki keutamaan akhlak, ibadah dan kezuhudan, ketakwaan, kejujuran, kesabaran, kedermawanan, dan kesucian.
Ayahnya, Imam Musa al-Kazhim as dan ibunya Sayidah Najmah Khatun adalah sosok mulia dan agung. Selain mereka, Sayidah Maksumah memiliki saudara laki-laki yang menjadi pembibingnya yaitu, Imam Ali Ridha as. Di bawah bimbingan mereka, Sayidah Maksumah tumbuh menjadi wanita agung.
Kebahagiaan Sayidah Maksumah as bersama mereka di masa kecil tidak bertahan lama. Karena ayahnya, Imam Kadhim as gugur syahid di penjara penguasa lalim saat itu. Wanita mulia ini berusia 10 tahun ketika ayahnya gugur syahid. Setelah itu, Imam Ridha as menjadi satu-satunya pelindung setia dan pembimbing Sayidah Maksumah.
Sayidah Maksumah senantiasa menuntut ilmu dan membela kebenaran dalam kondisi apapun. Ia mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari ayahnya. Kehadiran aktif Sayidah Maksumah dalam kegiatan mengajar dan ibadah menunjukkan posisi dan kedudukan tinggi wanita dalam sejarah kebudayaan Islam.
Kehidupan Sayidah Maksumah menjadi bukti bahwa Islam sangat menghargai wanita dan menempatkannya pada kedudukan tinggi, sehingga dari keutamaan spiritual, keilmuan, dan kemuliaan akhlak menjadi teladan bukan hanya bagi wanita saja.
Sayidah Maksumah dipanggil dengan berbagai gelar, salah satunya adalah gelar Muhadisah, yang berarti salah satu wanita yang meriwayatkan hadis. Hadis-hadis yang beliau riwayatkan mendapat posisi tinggi di kalangan ulama dan dipercaya. Sepanjang hidupnya, Sayidah Maksumah sangat gigih memperjuangkan dan mempertahankan wilayah Ahlul Bait as. Hal ini menunjukkan wawasan luas beliau terhadap kondisi zamannya, karena saat itu pemerintah Abbasiyah memberlakukan kondisi yang sangat ketat khususnya terhadap Ahlul Bait dan pengikutnya.
Di era dinasti Bani Abbasiyah, aksi penyiksaan dan penjara-penjara menakutkan membuat umat tidak dapat mengakses Imam Kadhim as. Di era kepemimpinan Imam Ridha as, juga tidak boleh dilupakan peran Sayidah Maksumah dalam menjelaskan posisi Imamah Ahlul Bait kepada umat Islam. Ketika itu, Sayidah Maksumah giat berjuang mengokohkan pondasi Imamah di tengah masyarakat dengan menjelaskan sejumlah hadis yang berkaitan dengan wilayah Ahlul Bait.
Makam Sayidah Fatimah Maksumah di Qom
Di antara hadis yang diriwayatkan Sayidah Maksumah adalah Hadis Manzilah yang menjelaskan posisi Imam Ali as. Di hadis ini dijelaskan bahwa kedudukan Imam Ali terhadap Nabi Saw, seperti posisi Harun bagi Nabi Musa as. Beliau juga menjelaskan peristiwa penting di Ghadir Khum untuk mencegah umat Islam tersesat dan lalai dari amanat Nabi kepada mereka.
Beliau juga senantiasa mengingatkan umat terkait jawaban Imam Ridha as soal usulan Khalifah Makmun kepada Imam ini. Makmun dalam makarnya mengusulkan posisi Putra Mahkota kepada Imam Ridha as, sebuah usulanyang bersifat makar dan tipu daya. Hal ini tak lebih dimaksudkan Makmun untuk meredam perlawanan para pengikut Ahlul Bait as. Imam Ridha saat menjawab usulan Makmun mengatakan, jika khilafah merupakan hakmu tidak seharusnya kamu melimpahkannya kepada orang lain, namun jika bukan hakmu, mengapa kamu menyebut dirimu khalifah umat Islam dan menentukan putra mahkota (Wali Ahd).
Sayidah Maksumah mengingatkan kembali peristiwa tersebut demi menyadarkan masyarakat bahwa kepemimpinan terhadap umat Islam merupakan hak keluarga suci Nabi. Oleh karena itu, selanjutnya sejarah mencatat perjuangan besar Sayidah Maksumah dalam mengokohkan Imamah Ahlul Bait khususnya di saat masalah kepemimpinan tengah dirongrong oleh konspirasi musuh.
Sayidah Maksumah berhijrah dari Madinah menuju Marv di Iran untuk menjumpai saudaranya, Imam Ridha as. Rombongan Sayidah Maksumah yang tengah menuju Marv mendapat sambutan hangat masyarakat. Selama perjalanan beliau memanfaatkan kesempatan untuk menjelaskan keutamaan Ahlul Bait kepada masyarakat.
Hal inilah yang membuat antek-antek Bani Abbasiyah memburu rombongan Sayidah Maksumah. Ketika rombongan ini sampai di kota Saveh, mereka diserang oleh pasukan Makmun dan kelompok pembenci Ahlul Bait. Sejumlah pengikut beliau di peperangan tak seimbang ini gugur syahid. Akibat peristiwa ini, Sayidah Maksumah terpukul batinnya dan jatuh sakit. Atas inisiatif Sayidah Maksumah, rombongan kemudian menuju kota Qom.
Wanita suci ini tak lebih dari 17 hari hidup di Qom, beliau akhirnya menghembuskan nafasnya akibat penyakit yang dideritanya pada tanggal 10 Rabiul Tsani 201 H.
Makam Sayidah Fatimah Maksumah di Qom
Hingga kini, keberadaan Sayidah Maksumah yang sangat singkat di kota Qom mendatangkan berkah yang cukup besar. Kini, setelah berlalu berabad-abad, makam Sayidah Maksumah di Qom, diziarahi ribuan bahkan jutaan orang dari segala penjuru dunia. Makam Sayidah Maksumah di Qom menebarkan berkah bagi kota suci ini, dan berkembangnya Hauzah ilmiah. Para pemikir dan pencinta Ahlul Bait dari berbagai negara dunia mengunjungi kota suci Qom untuk menuntut ilmu-ilmu Islam. Kota ini selanjutnya menjadi tempat para peziarah para pecinta Ahlul Bait as. Di kota ini kemudian muncul Pusat Pendidikan Agama (Hauzah Ilmiah) besar di dunia Islam.
Kapal Perusak Sahand, Simbol Kemajuan Teknologi AL Iran
Angkatan Laut berperan penting bagi keamanan nasional dan kekuatan Republik Islam Iran sebagai negara dengan garis pantai yang panjang di perbatasan utara dan selatan, terutama letaknya di wilayah geo-strategis Teluk Persia.
Di sisi lain, Iran menghadapi embargo senjata selama beberapa dekade, yang menyebabkan perhatian terhadap kemampuan dan kemandiriannya untuk memenuhi kebutuhan kapal dan peralatan militer laut, terutama kapal perusak, yang berada di garis depan industri maritim Iran.
Sejak diperkenalkannya kapal perusak Jamaran dengan nomor 76 pada Februari 2009 sebagai kapal kelas gelombang pertama ke Iran dan dunia, proses perancangan dan produksi kapal di industri pertahanan negara kita telah berkembang pesat. Pada tahun-tahun berikutnya hingga sekarang dibuat kapal baru kelas ini dalam tahap yang berbeda. Konstruksi dan operasi sedang berlangsung, dan perusak Sahand termasuk salah satu proyek besar di bidang ini. Selain mempercepat pembangunan kapal-kapal tersebut, hal terpenting dalam hal ini adalah perubahan yang sangat penting dan mendasar yang telah dilakukan pada kapal perusak kelas gelombang baru.
Pada prinsipnya, kapal ini tidak lagi sangat mirip dengan Jamaran. Kapal Sahand memiliki berat tonase antara 1300 hingga 1500 ton, dan panjangnya sekitar 95 meter. Kapal-kapal ini menggunakan rudal anti jelajah seperti rudal Noor atau Qadr, dan di bagian anti-pesawat, dua peluncur seri Mihrab dan Sayad 2 dipasang di kapal tersebut.
Dasar dari desain kelas gelombang, termasuk kapal perusak Sahand, kembali ke kapal kelas Alvand yang dibeli dari Inggris untuk angkatan laut Iran sebelum kemenangan Revolusi Islam dan pada akhir 1960-an. Iran menerima empat kapal ini, salah satunya hancur di Teluk Persia selama pertempuran yang tidak seimbang dengan Amerika Serikat pada tahun 1988.
Pemilihan kapal ini sebagai kapal jenis kelas gelombang menunjukkan bahwa perancang Angkatan Laut Angkatan Darat dan Organisasi Industri Maritim Kementerian Pertahanan Iran memiliki pilihan konservatif dan konvensional dalam langkah pertama untuk proyek penting ini.
Salah satu hal terpenting dalam desain kapal kelas gelombang adalah desain struktur luar dari tampilan kapal ini. Meskipun di kapal gelombang dan Damavand 1, memilii kemiripan dengan model awal Alvand dan tidak termasuk generasi baru di dunia, tetapi rilis gambar dari seri baru kapal kelas gelombang menunjukkan bahwa perubahan mendasar telah terjadi terutama di bidang desain lambung hingga penampang, serta kelengkapan radar canggih untuk melacak kapal target.
Kapal perusak Sahand adalah proyek gelombang kelima yang dikenal sebagai "Gelombang 5". Kapal ini diberi nama "Sahand" untuk mengenang kapal Penghancur Sahand, yang tenggelam pada tahun 1988, selama konflik angkatan laut dengan kapal-kapal AS di Teluk Persia. Pertama kali kapal ini diluncurkan pada September 2012 dan Novermber 2018.
Sahand adalah kapal perang ketiga yang dibangun Iran setelah Jamaran dan Damavand. Kapal perusak ini memiliki kemampuan serangan dan pertahanan ganda dibandingkan dengan kapal perusak Jamaran, yang dilengkapi dengan peluncur torpedo, meriam anti-pesawat dan anti-permukaan, dan sistem rudal permukaan-ke-permukaan dan permukaan-ke-udara. Kapal ini juga dilengkapi kemampuan penghindaran radar yang meningkatkan jangkauan operasionalnya.
Kapal Sahand dapat dianggap sebagai awal lompatan dalam kapal perusak jenis gelombang dan perpindahan ke kapal yang lebih besar. Kapal perusak Iran Sahand dengan nomor lambung 74 telah menjadi berita utama dalam beberapa hari terakhir, karena pelayaran pertamanya di Samudra Atlantik dalam sejarah Angkatan Laut Iran dengan navigator Makran.
Tingginya kapasitas kapal perusak Sahand dalam menyimpan logistik dan muatan, bahan bakar dan air menjadikannya salah satu pilihan utama pengiriman ke perairan yang jauh. Fitur Sahand lainnya adalah mendapatkan kebutuhannya lebih cepat dan lebih mudah dari kapal pendukung.
Menurut para ahli, Sahand dapat melakukan perjalanan 16.000 kilometer di lepas pantai Iran ke perbatasan AS dalam waktu sekitar 20 hari. Salah satu fitur terpenting dari kapal perusak Sahand adalah kekuatan angkatan lautnya yang tinggi. Struktur lambung yang kuat memungkinkan kapal perang ini berlayar selama lebih dari 150 hari di perairan yang bergejolak tanpa dukungan angkatan laut.
Badan utama Sahand terdiri dari 20 blok terpisah yang memiliki empat lantai. Pada kapal ini terdapat dinding untuk mencegah masuknya air atau api menyebar di antara blok yang berbeda yang menghubungkan satu sama lain melalui pintu yang terpasang di dalamnya. Struktur kapal perusak ini dirancang dalam tiga lantai.
Perbedaan tampilan dek atas Sahand dengan generasi sebelumnya. Material yang digunakan untuk struktur kapal perusak Sahand adalah material khusus dengan kemampuan siluman dari jangkauan radar musuh.
Sahand memiliki kemampuan melebihi Jamaran konstruksi struktur terapung dengan peningkatan tingkat penyembunyian. Perbedaan lain antara Sahand dan dua contoh kapal perusak kelas gelombang sebelumnya, yaitu Jamaran dan Damavand, terletak pada landasan pendaratan dan lepas landas helikopter yang lebih besar.
Pada kapal perusak Jamaran dan Damavand, landasan helikopter memiliki kemampuan untuk mendarat dan lepas landas helikopter kecil seperti helikopter Bell-212, Tetapi, pada kapal Sahand terdapat penambahan luas landasan untuk pendaratan dan lepas landas helikopter anti-permukaan SH3C King. Sahand adalah kapal perusak Iran pertama yang dapat menerima helikopter ini.
Kemampuan ofensif dan defensif yang tinggi dari kapal perusak Sahand juga dilengkapi pembaruan peluncur torpedo dan berbagai meriam anti-pesawat dan anti-permukaan, sistem rudal permukaan-ke-permukaan dan permukaan-ke-udara, sistem pertahanan titik, sistem anti-kapal selam, kemampuan anti-radar, dan peningkatan jangkauan operasional, kemampuan manuver yang tinggi serta sistem elektroniknya.
Kapal perusak Sahand dengan ukuran panjang 94 meter, lebar 11,5 meter, tinggi 16 meter dan berat 1400 ton lebih besar dibandingkan kapal Jamaran dan Damavand, sehingga mampu mengangkut personel lebih banyak.
Sahand ditenagai oleh empat mesin diesel yang menggerakkan dua baling-baling di depan dan dua baling-baling di belakang kapal, dan kecepatan maksimumnya adalah 34 knot. Menurut pejabat terkait, gearbox kapal perusak ini sepenuhnya milik Iran. Sementara tingkat konsumsi bahan bakarnya berkurang, tangki bahan bakarnya lebih besar dari Jamaran dan Damavand, dan mampu menempuh jarak 300 km.
Selain itu, di bagian belakang kapal ini telah dipasang meriam Gatling 30 mm (multi-barrel) yang memiliki daya tembak 4000 peluru per menit dan jangkauan 270 derajat, mampu menghadapi segala macam ancaman ofensif. Di bagian depan kapal perusak Sahand, dipasang meriam anti-permukaan dan anti-pesawat 76 mm yang disebut Fajr 27, yang juga dilengkapi dengan sistem optik dan sistem radar serta kemampuan untuk menembak target permukaan dan udara.
Meriam ini memiliki 85 persediaan amunisi dan senjata otomatis penuh yang mampu menghancurkan berbagai target permukaan dan udara, bahkan rudal anti kapal, dengan menembakkan hingga 120 peluru per menit, kemampuan untuk membidik dengan sistem radar dan elektro-optik yang efektif di kisaran 12.000 hingga 17.000 meter.
Kapal perusak ini juga memiliki 4 meriam 20 mm di kedua sisi untuk pertempuran jarak dekat. Dua 2 peluncur rudal pertahanan udara altar juga ditempatkan di kapal perusak ini. Kapal perusak ini memiliki tabung torpedo 6 533 mm untuk keterlibatan permukaan dan bawah permukaan.
Spesialis Angkatan Laut juga telah mampu memproduksi torpedo versi Iran untuk mengendalikan dan mengendalikan torpedo ini. Secara umum, dua karakteristik penting dari kapal perusak Sahand dapat dipertimbangkan dalam struktur yang sangat kuat dan penghindaran radar serta peningkatan tingkat dek penerbangan.
Ketika Kemanusiaan Memudar
Selama beberapa hari terakhir kita mendengar berita mengerikan. Berita ini menyebutkan bahwa pada Ahad (6 juni 2021) dalam sebuah serangan terencana, seorang warga Kanada sengaja membantai satu keluarga Muslim beranggotakan empat orang.
Pria tersebut di selatan Ontario menyerang anggota keluarga Muslim ini yang tengah berjalan dengan truknya. Akibat serangan brutal ini, hanya anak laki-laki berusia 9 tahun yang selamat, dan kini masih dirawat di rumah sakit.
Menurut laporan AFP dari London, Ontario, tersangka Nathaniel Veltman, 20 tahun setelah melakukan aksinya langsung melarikan dan dan kemudian ditangkap. Menurut keterangan polisi, tidak ada kontak antara tersangka dan korban. Menurut pengamat, "Mereka adalah orang tak berdosa, dan dibunuh karena status Muslimnya."
Insiden mengerikan ini menuai beragam respon. Sejumlah pihak menyebutnya tragedi besar yang membuat masyarakat Kanada mengalami ujian berat. Sabour Khan, ketua Organisasi Muslim London di wawancaranya dnegan media resmi negara ini "CBC) mengatakan, " Saya takut untuk teman-teman saya dan komunitas saya. Saya takut karena cadar dan mereka yang memakai pakaian adat muslim. Aksi teroris ini membawa masyarakat ke arah terorisme."
Islamofobia bukan hal baru di dunia Barat. Di abad 19 dan awal abad 20, ketika dunia Islam tengah pasif dan mundur, serta Muslim mulai kehilangan posisi serta mundur. Kelompok anti-Islam tidak lagi memiliki kekhawatiran terhadap Islam. Setelah kebangkitan dan pemulihan identitas dunia Islam, yang dimulai pada akhir abad kedua puluh, terutama dengan kemenangan Revolusi Islam Iran, secara bertahap perasaan takut terhadap Islam dan konfrontasi dengan Muslim di Barat dimulai dalam dimensi baru. Awal abad ke-21 bertepatan dengan insiden 11 September dan serangan terhadap Menara Kembar. Insiden ini dan konsekuensinya menyebarkan anti-Islam dan Islamofobia di dunia Barat.
Sejak itu, selain peristiwa 11 September 2001, setiap insiden lain, seperti ledakan stasiun kereta api Madrid pada Maret 2004 dan pengeboman stasiun bawah tanah London pada 2005, dengan cepat dikaitkan dengan umat Islam dan telah menjadi simbol perilaku dan budaya Muslim. Dalam masyarakat Amerika dan masyarakat Eropa, terjadi peristiwa dimana korbannya adalah Muslim, terutama mereka yang mengikuti penampilan dan ritual Islam.
Kebijakan anti-Islam pemerintah Barat dalam membatasi Muslim, pada dasarnya, telah mendorong kebencian terhadap Muslim dan serangan teroris terhadap Muslim. Setelah peristiwa 11 September, beberapa sosiolog Barat mengusulkan bahwa "Bisa jadi seorang teroris bukan Muslim, tetapi seorang Muslim pasti teroris."
Hal ini menyebabkan berbagai film yang membangkitkan kebencian terhadap umat Islam di benak penonton diproduksi. Sejak itu, ratusan tindakan kriminal telah dilakukan terhadap umat Islam, masjid dan tempat-tempat milik umat Islam. Menurut statistik Kanada, kejahatan rasial yang menargetkan Muslim Kanada meningkat sekitar 253 persen dari 2012 hingga 2015.
Dalam beberapa kasus, tindakan kekerasan ini bahkan berujung pada pembunuhan umat Islam di komunitas tersebut. Pada 29 Januari 2017, seorang penyerang rasis bersenjata menembaki jamaah dalam serangan teroris di Masjid Quebec, menewaskan enam orang dan melukai 19 lainnya. Peristiwa ini mengejutkan semua orang dan membuat takut umat Islam.
Tindakan anti-Muslim seperti itu tidak terbatas pada kekerasan Barat. Sebaliknya, sementara pemerintah Kanada mengutuk serangan terhadap Muslim, sebenarnya tidak mengambil tindakan untuk memerangi kekerasan, tetapi dalam beberapa kasus menghasut dan mempromosikan ujaran kebencian. Sebagai contoh, para peneliti mengatakan sistem pendidikan publik Kanada mempromosikan sikap Islamofobia di kalangan anak muda dan remaja.
Media Kanada juga sering mencoba menggambarkan Muslim sebagai tidak manusiawi, ekstremis, fanatik dan berbahaya, sehingga menimbulkan rasa kebencian pada orang lain. Dalam kejahatan terbaru ini - pembunuhan keluarga Muslim yang tidak bersalah - situs web London Free Press menggambarkan serangan itu sebagai salah satu kekerasan yang sedang berlangsung terhadap Muslim di Kanada dan menulis bahwa Dewan Nasional Muslim Kanada antara tahun 2015-2019 memiliki data lebih dari 300 serangan penyerangan terhadap Muslim, lebih dari 30 di antaranya disertai dengan kekerasan fisik yang parah.
Namun, pendekatan anti-Islam belum mampu mencegah orang untuk beralih ke agama ilahi ini. Menurut statistik yang diterbitkan, Islam adalah agama terpenting kedua di Kanada setelah Kristen, yang merupakan agama mayoritas orang Kanada. Meskipun tradisi Kristen masih lazim di negara ini, perlu dicatat bahwa tingkat orang Kristen Kanada telah turun dari 98% pada tahun 2001 menjadi 67,3% pada tahun 2011.
Situasi ini telah terjadi dalam setengah abad terakhir setelah migrasi banyak Muslim dari berbagai negara ke Kanada, dan Islam tumbuh dan menyebar lebih cepat daripada agama lain. Banyak orang Kanada telah masuk Islam sekarang. Jumlah masjid dan musholla di negeri ini semakin bertambah dan banyak perkumpulan dan kelompok Islam yang aktif di negeri ini. Selain menunjukkan penyebaran Islam di negeri ini, kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa risalah Islam dipahami dan didengar sebagai agama damai dan sebagainya.
Menurut para peneliti, serangan yang meluas terhadap Islam telah memotivasi kaum muda untuk belajar tentang Islam dan membuka jendela realitas bagi mereka. Islamofobia palsu membuat seorang pemuda seperti Gregory di Kanada penasaran untuk mengetahui agama apa yang dipropagandakan secara negatif oleh media Barat. Sementara itu, sebuah kejadian sederhana akan membuat remaja Kanada yang penasaran ini menyadari realitas Islam.
Gregory, warga Kanada yang masuk Islam
"Suatu hari saya berada di sebuah situs web di Internet ketika seorang Muslim secara tidak sengaja memasuki ruang obrolan saya dan memperkenalkan dirinya dan agamanya," katanya. Saya bertanya kepadanya tentang Islam dan dia menjawab dan dengan jawabannya saya secara bertahap menjadi tertarik pada Islam. Gregory menghabiskan beberapa waktu untuk meneliti Islam dan kitab suci Muslim, dan akhirnya menemukan bahwa Islam bukan agama kekerasan dan ekstremisme, tetapi juga memberi manusia harapan dan identitas baru melalui ajaran spiritualnya yang konstruktif. Dia adalah salah satu dari ratusan anak muda yang memilih Islam sebagai agama yang memiliki tujuan dan makna.
Ideologi Islamofobia dan serangan terhadap Islam adalah realita dunia kita saat ini dan menambah domain luas sambutan terhadap agama ialhi ini. Namun pertanyaannya yang sampai saat ini belum terjawab adalah, apakah hak manusiawi dapat diabaikan di perlawanan terhadap sebuah agama atau keyakinan, dan hak hidup dicabut ? Apalagi hal tersebut terjadi di sebuah masyarakat yang mengklaim pembela HAM, kebebasan berekspresi dan kebebasan beragama?
Tidak diragukan lagi, insiden teroris baru di Kanada merupakan kelanjutan dari kurangnya perhatian otoritas Kanada untuk memperbaiki situasi hak asasi manusia dan menghormati hak-hak minoritas di negara ini. Pada saat yang sama, aliran humanisme di Barat, yang menjadikan manusia sebagai pusat alam semesta dan fokus dari semua aliran dan program langit, dan menganggap orisinalitas manusia dan pemahamannya dalam segala bidang, menciptakan berhala baru yang disebut manusia yang menggantikan kemanusiaan atau rasa hormat terhadap manusia lain dengan egoisme dan superioritas.
Hasilnya adalah prevalensi perasaan kekosongan, kesia-siaan, dan perasaan tidak aman mental di antara individu, terutama di kalangan pemuda Barat. Dari sudut pandang sosiolog Prancis, "Henri Lefebvre" adalah keterasingan tersembunyi dalam kehidupan Barat sehari-hari. Kehidupan di kota-kota kapitalis telah menjadi pengulangan yang membosankan. Semakin sedikit mereka berinteraksi dan berkomunikasi secara langsung satu sama lain.
Manusia Barat meski memiliki peralatan dan jaringan komunikasi canggih, namun menjadi manusia paling kesepian di sejarah yang mengindap rasa ketakutan dan rasa tidak aman. Dan kini tingkat kemarahan dan ketakutan mereka berada di level tertinggi. Fukuyama menyebut kendala utama masyarakat ini adalah jatuhnya kemanusiaan dan krisis akibat keruntuhan moral.
Dan yang paling disesalkan adalah dampak dari kemarahan dan kekhawatiran akibat kekosongan aliran materialis menimpa manusia-manusia tak berdosa yang jika kita katakan dosanya adalah karena mereka Muslim.
Kalah Perang, Israel Minta Bantuan Dana Tambahan dari AS
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden merupakan salah satu pendukung utama rezim Zionis Israel. Sejak lama, dia mendukung rezim ilegal ini. Izin penjualan senjata tambahan senilai ratusan juta dolar ke Israel oleh pemerintahan Biden telah menimbulkan kontroversi.
Penjualan senjata senilai $735 juta ke rezim Zionis terjadi tepat pada saat rezim penjajah al-Quds ini sedang melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza.
Di sisi lain, rezim Zionis adalah penerima bantuan terbesar dari Amerika Serikat (AS). Israel menerima bantuan militer tahunan sebesar $3,8 miliar dari AS. Namun baru-baru ini, Tel Aviv meminta lebih banyak.
Seorang senator AS mengungkapkan bahwa Israel sedang mempersiapkan permintaan tambahan $ 1 miliar ke Pentagon untuk mengisi kembali sistem rudalnya setelah perang terbaru di Jalur Gaza. Senator Republik Lindsey Graham meminta Kongres untuk segera menyetujui permintaan Tel Aviv untuk pendanaan tambahan tersebut.
Graham dalam wawancara dengan Fox News usai bertemu dengan Perdana Menteri rezim Zionis Benjamin Netanyahu dan Menteri Peperangan Benny Gantz pada hari Selasa (1/6/20201) mengatakan bahwa akan ada permintaan $ 1 miliar ke Pentagon dari Israel guna mengisi kembali Iron Dome dan beberapa hal lainnya, untuk meningkatkan sistem ini.
Graham berjanji untuk memimpin upaya mengamankan permintaan Israel di Kongres setelah Pentagon secara resmi menerimanya dalam beberapa hari mendatang. Dia mengatakan, setiap kali ada yang mencoba untuk menghancurkan Israel, respons kami adalah lebih banyak bantuan.
Senator AS ini mengklaim bahwa Iron Dome telah menyelamatkan ribuan nyawa selama serangan roket pejuang Palestina pada bulan Mei. Graham berharap pemerintahan Presiden AS Joe Biden dan Kongres akan menyetujui permintaan Israel tersebut.
AS sampai sekarang telah memberi Israel $146 miliar dalam bentuk bantuan bilateral dan pendanaan misil. Menurut laporan Congressional Research Service, saat ini, hampir semua bantuan bilateral AS kepada Israel dalam bentuk bantuan militer.
Pentagon selama bertahun-tahun telah membantu rezim Zionis mengembangkan infrastruktur militernya, dan mengizinkannya membeli peralatan canggih dari AS. Dari bantuan militer $3,8 miliar yang diberikan AS kepada Israel pada tahun 2020, $500 juta adalah untuk sistem rudal, termasuk investasi dalam sistem Iron Dome untuk mencegat roket yang masuk.
Namun, seperti yang disaksikan baru-baru ini, sistem Iron Dome yang banyak digembar-gemborkan sebagai sistem canggih anti-rudal telah gagal mencegat ribuan roket yang ditembakkan oleh gerakan perlawanan Palestina di Gaza.
Kegagalan tersebut menunjukkan bahwa seberapa pun bantuan AS telah terbukti tidak cukup untuk meningkatkan kemampuan militer rezim apartheid Zionis, termasuk sistem pertahanan Iron Dome, yang telah menghasilkan sekitar $1,6 miliar investasi AS sejak 2011.
Militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Gaza selama 11 hari (10-21 Mei 2021). Serangan ini merenggut nyawa lebih dari 250 warga Palestina termasuk 66 anak-anak, dan melukai lebih dari 1.900 orang. Agresi tersebut juga merusak infrastruktur penting dan ribuan rumah.
Dukungan Anggota Parlemen Irlandia kepada Palestina
Masyarakat internasional mereaksi kejahatan terbaru rezim Zionis Israel di Jalur Gaza, Palestina. Rezim ilegal ini telah melancarkan serangan udara membabibuta dari tanggal 10-21 Mei 2021. Dalam agresi tersebut, 255 warga Palestina gugur syahid, termasuk 66 anak, 39 wanita dan 17 lansia. Lebih dari 1.948 orang juga terluka.
Reaksi atas kejahatan Israel juga datang dari Irlandia. Dewan Kota Belfast menuntut pengusiran duta besar rezim Zionis. Menurut FNA mengutip Belfast Telegraph, rencananya sebuah proposal akan diajukan ke Dewan Kota Belfast. Proposal itu berisi permintaan para pejabat lokal ke pemerintah Inggris dan Irlandia untuk segera mengusir duta besar Israel.
Proposal pengusiran para dubes Israel akan dikemukakan di Dewan Kota Belfast oleh Fiona Ferguson, anggota organisasi People Before Profit. Dalam proposal ini ditegaskan bahwa operasi militer Israel di Gaza adalah "kelanjutan genosida atas Palestina dan perluasan permukiman ilegal adalah pelanggaran nyata terhadap hukum internasional."
Disebutkan pula bahwa tindakan Israel adalah Apartheid dan "kerja sama reguler dengan rezim Israel dalam kondisi semacam ini tidak bisa dibela." Proposal ini juga menegaskan dukungan rakyat Irlandia Utara untuk bangsa Palestina.
"Dewan Kota Belfast mengakui sejarah kaya solidaritas semua masyarakat Belfast dalam mendukung Palestina. Salah satu dukungannya berkaitan dengan hari-hari terakhir, yaitu ketika masyarakat berunjuk rasa dan menuntut diakhirinya kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina. Solidaritas warga kita ini bisa menjadi sarana penting untuk menghentikan dukungan kita terhadap tindakan-tindakan Israel," bunyi proposal itu.
"Dengan demikian, Dewan Kota Belfast mengutuk tindakan rezim Israel dan setuju untuk mengirim permohonan kepada pemerintah Irlandia dan Kerajaan Inggris untuk segera mengusir dubes-dubes Israel," tambahnya.
Partai People Before Profit Irlandia menuntut Dail Irlandia, atau parlemen negara itu, mendukung mosi untuk mengusir Duta Besar Israel. Gino Kenny, anggota Parlemen Irlandia dan juru bicara Partai People Before Profit mengatakan, waktu untuk kata-kata dan pernyataan telah lewat dan tindakan perlu diambil untuk menghentikan pertumpahan darah di Gaza dan wilayah pendudukan lainnya. Tindakan itu juga termasuk memboikot Israel dan sistem Apartheid yang didirikannya.
"Israel telah memerintah teror dan pembunuhan atas orang-orang Gaza. Dalam delapan hari, lebih dari 200 orang telah terbunuh termasuk 60 anak, dibunuh karena tidak melakukan apa-apa, dibunuh karena mereka orang Palestina," ucap Kenny saat berbicara di parlemen Irlandia.
Dia menambahkan, dunia menyaksikan ketika Israel melakukan hukuman kolektif terhadap orang-orang Palestina di tanah yang diduduki. Kenny, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (19/5/2021), mengatakan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengusir duta Besar Israel untuk Irlandia.
Menurut Kenny, mosi yang diajukan akan menekan pemerintah, termasuk Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Irlandia Simon Coveney untuk mengambil tindakan nyata guna membela rakyat Gaza yang terkepung dan diduduki dan mengirimkan pesan solidaritas bahwa kejahatan Israel terhadap kemanusiaan tidak akan luput dari perhatian.
Kenny menuturkan bahwa mereka akan mengirim pesan kepada rakyat Palestina bahwa mereka tidak sendirian dan bahwa mereka memiliki orang-orang Irlandia untuk mendukung mereka.
Dia lebih lanjut menunjuk posisi unik Irlandia di Dewan Keamanan (DK) PBB dan mengatakan, pihaknya dapat menggunakan kecakapan diplomatiknya untuk menciptakan perubahan yang berarti dan mengirim pesan ke Israel dan dunia bahwa kejahatan semacam itu tidak akan dibiarkan begitu saja.
Sementara itu, Dewan HAM PBB telah menyepakati resolusi dimulainya investigasi internasional terkait kejahatan rezim Zionis di Gaza.
Armada AL Militer Iran Mengarungi Samudra Atlantik
Seorang komandan tinggi militer Republik Islam Iran mengatakan bahwa Armada Angkatan Laut (AL) negara ini telah memasuki Samudra Atlantik dan berdasarkan hukum internasional, AL Iran berhak hadir AL di perairan internasional.
Dalam pernyataannya pada hari Kamis (10/6/2021), Wakil Koordinator Militer Iran Laksamana Habibollah Sayyari mengatakan, dua kapal, termasuk kapal "Pelabuhan Bergerak" (Forward Base Ship) Makran dan kapal perusak Sahand buatan dalam negeri, telah berhasil mencapai Samudra Atlantik tanpa bersandar di pelabuhan negara lain, dan ini adalah untuk pertama kalinya AL Iran sampai sejauh ini ke Samudra Atlantik.
"Kami menganggap kehadiran kami di perairan internasional sebagai hak strategis yang tidak dapat dicabut dari Angkatan Laut Republik Islam Iran dan kami akan melanjutkan jalan ini dengan kekuatan," kata Sayyari.
Dia menambahkan, armada AL Iran berangkat dari kota pelabuhan Iran Bandar Abbas di Teluk Persia pada 10 Mei 2021 dan sejauh ini telah berlayar sekitar 6.000 mil laut, sekitar 12.000 kilometer selama 30 hari perjalanan.
Sayyari menuturkan, kapal-kapal tersebut sekarang berada di Samudra Atlantik dan melanjutkan perjalanan mereka untuk melakukan misi maritim terpanjang menuju Samudra Atlantik Utara.
Pernyataan Wakil Koordinator Militer Iran muncul sehari setelah situs web berita Amerika Politico melaporkan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden memperingatkan Venezuela dan Kuba untuk menolak dua kapal Iran.
Menurut laporan yang mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya itu, kapal-kapal Iran mungkin membawa senjata untuk dipindahkan ke Caracas.
Perjalanan kapal-kapal Iran melintasi Samudra Atlantik dianggap sebagai "langkah signifikan" bagi AL Iran dan langkah ini menunjukkan kemampuan AL negara tersebut dan peningkatan akses AL Iran ke Belahan Barat.
"Kehadiran yang kuat ini menunjukkan kemampuan dan kekuatan Angkatan Laut Republik Islam Iran. Ketika kami menyatakan niat kami untuk memasuki Samudra Atlantik, beberapa negara, termasuk arogansi global, menyatakan bahwa AL Republik Islam Iran tidak mampu melakukan itu, tetapi dalam praktiknya mereka melihat bahwa kami melakukannya dengan kekuatan," pungkas Sayyari.
Awal bulan ini, Politico melaporkan bahwa komunitas keamanan nasional AS telah memantau selama dua minggu terakhir dua kapal Iran yang tujuan akhirnya mungkin adalah Venezuela. Menurut Politico, kapal-kapal itu sedang menuju selatan di sepanjang pantai timur Afrika.
Sebagai tanggapan, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan bahwa Iran selalu hadir di perairan internasional dan berhak atas hak-hak tersebut di bawah hukum internasional.
"Tidak ada negara yang bisa melanggar hak ini," kata Khatibzadeh kepada wartawan. Dia memperingatkan AS agar tidak mengganggu kapal-kapal Iran.
Pasca Serangan Israel, Anak-Anak Gaza Mengalami Trauma
Sebagian besar warga Jalur Gaza khususnya anak-anak membutuhkan dukungan kesehatan mental setelah 11 hari serangan udara militer rezim Zionis Israel yang merenggut nyawa sedikitnya 254 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak.
Menurut para psikolog, banyak anak di Gaza menunjukkan tanda-tanda depresi, kecemasan, dan gangguan perilaku akibat trauma pasca serangan udara yang dilancarkan militer Israel ke Gaza dari tanggal 10-21 Mei 2021.
Seorang warga Palestina, Mohammad Alaf tidak bisa melupakan momen ketika sebuah rudal Israel menghantam dekat rumahnya di kota Gaza. Ayah lima anak ini ingat bahwa suara ledakan telah membuat putrinya yang berusia 6 tahun panik total.
"Saya merasa jantungnya akan berhenti. Dia benar-benar merasa ngeri," kata Alaf kepada Anadolu Agency.
Alaf menambahkan, putri saya mengalami trauma dan tidak bisa tidur lebih dari 24 jam, dan dia menjadi benar-benar terdiam dan menarik diri. "Apakah ini yang ingin dicapai Israel?" ujarnya.
Alaf, yang anak-anaknya berusia antara 3 dan 15 tahun, mengatakan bahwa anak-anaknya telah menjalani hari-hari yang panjang dalam penantian dan terus bertanya tentang apa yang akan terjadi pada kerabat dan teman mereka di sekitar jika terjadi serangan Israel di daerah tersebut.
"Mereka bertanya kepada saya apa yang akan terjadi pada anak-anak yang tinggal di gedung-gedung ini, atau apakah pesawat-pesawat tempur akan mengebom rumah kami," paparnya.
Pertanyaan mereka, lanjut Alaf, menunjukkan betapa mereka takut dibunuh di bawah reruntuhan rumah mereka. Sayangnya, saya tidak memiliki jawaban tentang pertanyaan mereka.
Untuk meredakan kepanikan mereka, Alaf melibatkan anak-anaknya dalam kegiatan seperti menggambar, menyanyi, mendongeng, dan permainan dalam upaya untuk meyakinkan mereka dan membuat mereka tenang. Hingga saat ini, anak-anaknya masih mengalami mimpi buruk dan panik dengan suara keras di luar ruangan.
Sementara itu, Ameera, 17 tahun, mengatakan, saudara laki-lakinya yang berusia 7 tahun, Ahmed, menjadi panik setiap kali dia mendengar suara pesawat tempur Israel terbang di atas mereka.
"Dia sangat takut dan mulai menangis. Dia mulai bertanya kepada ayah saya apakah kami akan tetap hidup untuk melihat ibu kami dibebaskan dari penjara atau serangan udara Israel akan membunuh kami," kata gadis itu kepada Anadolu Agency.
Ibu mereka, Nisreen Abu Kmail, dipenjara oleh Israel pada 2015 atas tuduhan mata-mata untuk kelompok perlawanan Palestina. Dia diperkirakan akan dibebaskan pada Oktober 2021 setelah menjalani hukuman penjara 6 tahun.
Mereka tidak pernah mengunjungi ibunya sejak ditahan. Satu-satunya cara komunikasi mereka adalah melalui podcasting radio yang biasa mereka gunakan untuk memberitahu ibunya tentang kabar mereka.
Namun pada 15 Mei 2021, sebuah pesawat tempur Israel menyerang dan menghancurkan menara Al-Jalaa 12 lantai, yang menampung kantor radio yang biasa mereka gunakan untuk kontak dengan ibu mereka, dan kini kontak mereka telah terputus.
"Peristiwa yang paling mengerikan bukanlah pengeboman. Itu adalah ketakutan kami tentang ibu kami yang di dalam penjara. Dia tidak tahu apa-apa tentang kami, dan ini sangat meresahkan," kata Ameera.
Selama pemboman Israel di Gaza, Ahmed tidak bisa tidur di tempat tidurnya.
"Saya terus memeluk dan menciumnya karena saya tidak tahu apakah kami akan bangun keesokan harinya atau tidak. Itu adalah hari-hari yang mengerikan. Saya tidak tahu bagaimana kami bertahan," kenang Ameera.
Para ahli mengatakan serangan Israel merusak kesehatan mental anak-anak Palestina dan membuat mereka trauma. Menurut para psikolog, anak-anak di Gaza akan menderita untuk waktu yang lama dari masalah perilaku seperti stres, kegugupan ekstrem, dan respons yang parah. Mereka mungkin juga menderita serangan panik, mimpi buruk dan gangguan tidur.
Netanyahu Tolak Tinggalkan Kediaman Resmi Perdana Menteri
Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk meninggalkan kediaman resmi dan menyerahkannya kepada perdana menteri baru.
Dilansir kantor berita IRNA, Kamis (17/6/2021), media-media Israel melaporkan bahwa Netanyahu tidak akan mengosongkan kediaman resmi perdana menteri selama beberapa pekan ke depan.
Perdana Menteri Naftali Bennett dilaporkan tidak begitu peduli dengan situasi tersebut. Ia sepertinya berusaha untuk tidak memusuhi pendahulunya dan mantan mentornya itu.
“Netanyahu masih menggunakan kediaman perdana menteri di Balfour Street seolah-olah ia belum dicopot dari jabatannya. Dia memanfaatkan aturan transisi yang kurang jelas,” kata koresponden diplomatik, Tal Schneider.
“Dia menjamu tamu-tamu terkemuka, termasuk mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley,” tambahnya.
Para kritikus menuduh Netanyahu mencampuradukkan kepentingan rezim Zionis dengan kebutuhan pribadinya.
Sekelompok anggota Knesset dan sebuah organisasi anti-Netanyahu telah meminta kabinet dan Mahkamah Agung rezim Zionis untuk mendesaknya segera meninggalkan tempat tersebut.
Kubu Perlawanan Palestina Tingkatkan Tekanan di Perbatasan Gaza
Kelompok perlawanan Palestina memutuskan untuk meningkatkan tekanan di perbatasan Jalur Gaza dan wilayah pendudukan dengan mengirim balon-balon api ke rezim Zionis Israel.
Surat kabar Lebanon, Al Akhbar, Kamis (17/6/2021) melaporkan, bersamaan dengan berlanjutnya mediasi yang dilakukan Mesir untuk mempertahankan gencatan senjata, tekanan yang diberikan kelompok perlawanan Palestina terhadap Israel di sepanjang perbatasan Jalur Gaza, juga terus berlanjut.
Hal ini dilakukan kelompok perlawanan Palestina untuk mencegah terciptanya kondisi yang diharapkan Israel usai perang.
Menurut Al Akhbar, menjelang dialog baru yang rencananya akan digelar minggu depan di Kairo, kelompok perlawanan Palestina memutuskan untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel.
Dalam dialog baru di Kairo akan dibahas nasib gencatan senjata setelah naiknya kabinet baru Israel di bawah Naftali Bennett.
AS Larang Irak Rilis Hasil Investigasi Teror Syahid Soleimani
Juru bicara Gerakan Asaib Ahl Al Haq Irak mengatakan, meski penyelidikan terkait teror para komandan poros perlawanan di Baghdad sudah berlalu lama, namun Amerika Serikat terus melarang Irak untuk mengumumkan hasil investigasi ini.
Mahmood Rubai, Kamis (17/6/2021) seperti dikutip situs Al Ahad menuturkan, hasil investigasi seputar teror Letjen Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Quds, IRGC dan Abu Mahdi Al Muhandis, Wakil Ketua Hashd Al Shaabi, Irak, meski sudah terbukti siapa pelakunya, namun sampai sekarang belum juga diumumkan.
Ia menambahkan, AS terus memberikan tekanan politik kepada pemerintah Irak, supaya Baghdad tidak mengumumkan orang-orang yang terlibat dalam teror kedua komandan poros perlawanan ini.
Menurut Mahmood Rubai, AS berperan besar dalam upaya mencegah hasil penyelidikan teror tersebut disampaikan kepada publik. Pada saat yang sama Rubai meminta pemerintah Irak untuk segera mengumumkan hasil investigasi kepada rakyat negara ini.