
کمالوندی
Perimbangan Kekuatan di Palestina Berpihak pada Kubu Perlawanan
Ketua Parlemen Iran Mohammad Bagher Ghalibaf mengatakan, saat ini perimbangan kekuatan di Palestina dan kawasan berpihak pada kubu perlawanan.
“Hal ini dapat membawa bangsa Palestina lebih dekat ke langkah akhir dan cita-cita mereka daripada sebelumnya,” kata Ghalibaf dalam sebuah pesan bertepatan dengan peringatan Hari Quds Internasional.
Dia mencatat bahwa perlawanan dan persatuan di antara faksi-faksi Palestina merupakan satu-satunya opsi bagi rakyat Palestina dalam perang melawan rezim pembunuh anak dan penjajah Zionis.
“Kita berkewajiban membantu bangsa Palestina dalam jihad suci ini,” tegasnya seperti dikutip IRNA, Kamis (6/5/2021) sore.
Ghalibaf menuturkan, Imam Khomeini ra dengan menamai hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds Internasional, telah menjelaskan sebuah misi global untuk pembebasan tanah pendudukan Palestina dan Masjid al-Aqsa dari keberadaan rezim palsu Zionis.
“Sejak awal berdiri, esensi dan filosofi rezim Zionis bertujuan untuk melemahkan dunia Muslim dan mencegah persatuan umat Islam,” ucapnya.
Ketua Parlemen Iran mengatakan, situasi di wilayah pendudukan saat ini mengharuskan semua negara dan organisasi internasional untuk memenuhi tanggung jawabnya dalam mewujudkan hak-hak sah rakyat Palestina.
Peringatan Hari Quds Sedunia Digelar Spontan di Bundaran Palestina di Tehran
Acara peringatan Hari Quds Sedunia secara spontan digelar di Bundaran Palestina di Tehran dengan menjaga protokol kesehatan.
Menurut laporan IRIB Jumat (7/5/2021), acara yang digelar secara spontan ini bendera Palestina dikibarkan di Bundaran Palestina dan bendera Israel serta Amerika Serikat dibakar.
Para peserta di acara ini membawa bendera Palestina dan Hizbullah Lebanon serta mengungkapkan kebencian mereka terhadap rezim penjajah Israel.
Mengingat pandemi Corona, tahun ini tidak digelar acara pawai Hari Quds Sedunia di Iran dan peringatan hari besar dunia ini hanya digelar secara virtual.
Hari ini Jumat 7 Mei 2021, bertepatan dengan 24 Ramadan 2021 adalah Hari Quds Sedunia.
Pidato Rahbar Memperingati Hari Quds Internasional 2021
Bismillahirrahmanirrahim
الحمد للّه ربّ العالمین و الصّلاة و السّلام علی سیّدنا محمّد خاتم النّبیّین و اشرف الخلق اجمعین و علی آله الطّیّبین الطّاهرین و صحبه المنتجبین و من تبعهم باحسان الی یوم الدّین.
Palestina, isu paling penting dan aktual umat Islam
Masalah Palestina masih menjadi isu kolektif yang paling penting dan aktual bagi umat Islam. Kebijakan sistem kapitalis dan tirani telah memotong tangan sebuah bangsa dari rumahnya, tanah air, dan tanah leluhurnya, dan kemudian ditempatkan rezim teroris dan orang asing di sana.
Logika pembentukan rezim Zionis
Adakah yang lebih lemah dan sangat rancu daripada logika rapuh dari pembentukan rezim Zionis? Negara-negara Eropa berdasarkan pengakuannya telah menindas kaum Yahudi selama era Perang Dunia II. Jadi, penebusan atas (darah) orang-orang Yahudi harus dilakukan dengan mengusir sebuah bangsa di Asia Barat dan melakukan pembantaian tragis di negara itu…!
Ini adalah logika yang dipegang oleh pemerintah-pemerintah Barat dengan memberikan dukungan mutlak dan gila-gilaan kepada rezim Zionis. Dengan begitu, semua telah mempertanyakan klaim palsu mereka tentang hak asasi manusia dan demokrasi. Ini adalah peristiwa yang menggelikan dan memilukan selama lebih dari 70 tahun yang terus berlanjut dan sesekali lembaran lain ditambahkan pada peristiwa itu.
Melawan rezim Zionis adalah tugas semua
Sejak hari pertama, orang-orang Zionis telah mengubah Palestina yang dirampas menjadi sebuah basis terorisme. Israel bukanlah sebuah negara, tapi garnisun teroris untuk melawan bangsa Palestina dan bangsa-bangsa Muslim lainnya. Perang terhadap rezim haus darah ini adalah perang melawan penindasan dan perang melawan terorisme, dan ini adalah tugas semua.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei.
Kelemahan dan perpecahan di tengah umat Islam, membuka jalan bagi perampasan Palestina
Patut dicatat bahwa meski rezim penjajah didirikan pada tahun 1948, namun persiapan untuk merampas titik penting dari wilayah Islam ini dimulai bertahun-tahun sebelumnya. Tahun-tahun itu bertepatan dengan intervensi aktif Barat di negara-negara Islam untuk menegakkan sekularisme dan nasionalisme ekstrem dan buta, serta mengantarkan pemerintah otoriter, terpesona, atau boneka Barat pada kekuasaan. Sebuah studi tentang peristiwa yang terjadi pada tahun-tahun tersebut di Iran dan Turki serta negara-negara Arab di Asia Barat hingga Afrika Utara, menyingkap sebuah fakta pahit ini bahwa kelemahan dan perpecahan di tengah umat Islam telah membuka jalan bagi malapetaka perampasan Palestina, dan pukulan ini menimpa umat Islam dari dunia arogan.
Sinergitas kamp Barat dan Timur dengan kapitalis Zionis dalam perampasan Palestina
Ini menjadi pelajaran bahwa pada masa itu, baik kubu kapitalisme maupun komunisme melakukan sinergi dengan Qarun-qarun Zionis. Inggris menyusun dasar konspirasi dan menindaklanjutinya. Para kapitalis Zionis menjalankannya dengan uang dan senjata, dan Uni Soviet adalah pemerintahan pertama yang mengakui pembentukan rezim ilegal dan mengirim sejumlah besar orang Yahudi ke sana.
Rezim penjajah adalah produk dari situasi waktu itu di dunia Islam di satu sisi, dan konspirasi serta agresi Eropa di sisi lain.
Perubahan perimbangan kekuatan di dunia saat ini menguntungkan Dunia Islam
Sekarang situasi dunia tidak lagi seperti dulu, kita harus selalu mengingat fakta ini. Hari ini perimbangan kekuatan menguntungkan Dunia Islam. Berbagai peristiwa politik dan sosial di Eropa dan Amerika Serikat telah menyingkap kelemahan dan kepincangan struktural dan manajerial yang serius serta moral Barat di mata dunia. Kisruh pemilu di AS dan ujian yang telah mempermalukan para pemimpin mereka yang sombong dan arogan, serta kegagalan satu tahun dalam menangani pandemi Corona di AS dan Eropa, dan skandal-skandal lain, serta kekacauan politik dan sosial baru-baru ini di negara-negara utama Eropa, semuanya adalah sinyal dari proses kemunduran dan keredupan kamp Barat.
Di sisi lain, pertumbuhan pasukan perlawanan di wilayah-wilayah Islam yang paling sensitif, pertumbuhan kemampuan defensif dan ofensif mereka, meningkatnya kesadaran, motivasi, dan harapan di tengah bangsa-bangsa Muslim, tumbuhnya kecintaan pada slogan-slogan Islami dan Qur'ani, berkembangnya sains, tumbuhnya semangat mandiri dan berdikari di antara bangsa-bangsa, merupakan sinyal baik yang mengabarkan masa depan yang cerah.
Masjid al-Aqsa di Palestina.
Perlunya sinergi negara-negara Muslim soal isu Palestina dan Quds
Di masa depan yang diberkahi ini, sinergi di antara negara-negara Muslim harus menjadi sebuah tujuan utama dan fundamental, dan tampaknya ini tidak sulit untuk diraih. Fokus dari sinergitas ini adalah masalah Palestina, yang berarti (sinergitas) semua negara, dan masa depan al-Quds al-Sharif. Hakikat inilah yang telah mengilhami hati bersih Imam Khomeini (semoga Tuhan merahmatinya) untuk mengumumkan Hari Quds Internasional pada hari Jumat terakhir bulan Ramadhan.
Sinergitas kaum Muslim pada masalah al-Quds al-Sharif adalah mimpi buruk musuh Zionis dan para pendukungnya di Amerika dan Eropa. Gagalnya prakarsa "Kesepakatan Abad" dan kemudian upaya normalisasi hubungan beberapa pemerintahan lemah Arab dengan rezim penjajah, merupakan upaya putus asa untuk melarikan diri dari mimpi buruk tersebut.
Saya katakan dengan tegas: upaya ini tidak akan berhasil, gerakan ke arah keruntuhan dan keredupan rezim musuh Zionis telah dimulai dan tidak akan pernah berhenti.
Faktor penentu masa depan: Perlawanan berkelanjutan di wilayah pendudukan dan dukungan global kaum Muslim kepada mujahidin Palestina
Dua faktor penting yang menentukan masa depan. Pertama dan yang utama adalah berlanjutnya perlawanan di wilayah Palestina serta penguatan garis jihad dan syahadah. Dan kedua, dukungan global dari pemerintah dan bangsa-bangsa Muslim di seluruh dunia kepada para mujahidin Palestina.
Semua – para negarawan, intelektual, ulama, partai dan kelompok, pemuda yang energik, dan lapisan lainnya – harus menemukan posisinya dalam gerakan global ini dan memainkan peran. Hal inilah yang menggagalkan tipu daya musuh, dan untuk janji Ilahi ini, "Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang yang kafir itu merekalah yang kena tipu daya." (At-tur, ayat 42), telah menghadirkan sebuah bukti dari akhir zaman, "… Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya." (Yusuf, ayat 21)
Saya ingin berbicara sedikit dengan para pemuda Arab dalam bahasa mereka sendiri:
Bismillahirrahmanirrahim
Salam sejahtera untuk semua orang Arab yang merdeka, khususnya para pemuda. Salam sejahtera untuk orang-orang Palestina yang tangguh dan al-Quds serta para pelindung Masjid al-Aqsa.
Salam untuk para syuhada perlawanan dan sejumlah besar mujahidin yang telah mengorbankan hidup mereka di jalan ini, khususnya Syeikh Ahmad Yassin, Syahid Sayid Abbas Mousavi, Syahid Fathi Shaqaqi, Syahid Imad Mughniyeh, Syahid Abdel Aziz Rantisi, Syahid Abu Mahdi al-Muhandis, dan akhirnya figur terkemuka para syuhada perlawanan, Syahid Qasem Soleimani – masing-masing setelah menjalani kehidupan yang berkualitas dan penuh berkah – dengan kesyahidannya mereka juga meninggalkan pengaruh penting di front perlawanan.
Perjuangan rakyat Palestina dan darah suci para syuhada perlawanan membuat bendera berkah ini tetap berkibar dan meningkatkan kekuatan batin jihad Palestina ratusan kali lipat. Dulu pemuda Palestina membela diri dengan melempar batu, dan sekarang membalas musuh dengan meluncurkan rudal presisi.
Palestina dan Quds disebut dalam al-Quran sebagai "Tanah Suci." Selama puluhan tahun, Tanah Suci ini diduduki oleh manusia yang paling kotor dan jahat; para syaitan yang membantai orang-orang mulia dan kemudian mengakuinya tanpa malu-malu. Orang-orang rasis yang menyiksa pemilik tanah dengan pembunuhan, penjarahan, pemenjaraan, dan penyiksaan selama lebih dari 70 tahun, tetapi – segala puji bagi Allah – (Zionis) belum mampu mengalahkan tekad mereka.
Palestina tetap hidup dan melanjutkan jihad, dan dengan pertolongan Tuhan, akhirnya akan mampu mengalahkan musuh jahat. Al-Quds al-Sharif dan seluruh Palestina adalah milik rakyatnya dan akan kembali kepada mereka, Insya Allah, dan (pekerjaan) ini tidak sulit bagi Allah Swt.
Dalam kasus Palestina, semua pemerintah dan bangsa-bangsa Muslim memiliki tugas dan tanggung jawab, tetapi poros jihad berada di tangan orang Palestina sendiri, yang saat ini berjumlah sekitar 14 juta orang di dalam dan di luar wilayah ini. Persatuan dan kesatuan tekad dari komunitas ini mampu melakukan sebuah pekerjaan besar. Hari ini persatuan adalah senjata terbesar rakyat Palestina.
Musuh-musuh persatuan Palestina adalah rezim Zionis, Amerika, dan beberapa kekuatan politik lainnya. Namun jika masyarakat Palestina tidak terpecah dari dalam, musuh-musuh eksternal tidak bisa berbuat apapun. Poros persatuan ini harus berupa jihad internal dan ketidakpercayaan pada musuh. Musuh utama rakyat Palestina – yaitu Amerika Serikat, Inggris, dan Zionis yang jahat – tidak boleh menjadi sandaran kebijakan Palestina.
Orang-orang Palestina – baik di Gaza, Quds, dan Tepi Barat, baik di wilayah tahun 1948, dan bahkan di kamp-kamp pengungsi – semuanya membentuk satu kesatuan dan harus mengejar strategi yang saling terkait. Setiap bagian harus membela bagian lainnya dan menggunakan instrumen-instrumen yang tersedia ketika mereka ditekan.
Hari ini harapan akan kemenangan lebih besar dari sebelumnya. Perimbangan kekuatan secara drastis berpihak pada rakyat Palestina, sementara musuh Zionis semakin tak berdaya dari tahun ke tahun. Militer mereka yang menyebut dirinya "tentara yang tak pernah terkalahkan," sekarang telah menjadi "tentara yang tidak pernah melihat kemenangan" setelah pengalaman (perang) 33 hari di Lebanon serta pengalaman (perang) 22 hari dan 8 hari di Gaza.
Situasi politiknya memaksa mereka menggelar empat pemilu dalam dua tahun. Situasi keamanannya secara beruntun mengalami kegagalan, dan meningkatnya keinginan orang Yahudi untuk pergi telah menjadi hal yang memalukan bagi rezim arogan itu. Upaya konstan yang dibantu oleh AS untuk melakukan normalisasi dengan beberapa negara Arab adalah tanda lain dari kelemahan rezim ini, dan tentu saja ini tidak akan membantunya.
Puluhan tahun lalu, mereka menjalin hubungan dengan Mesir. Sejak hari itu hingga sekarang, rezim Zionis menjadi jauh lebih rentan dan lebih lemah. Dengan kondisi ini, apakah hubungan dengan beberapa negara lemah dan hina dapat membantunya?
Tentu saja, negara-negara tersebut juga tidak akan mendapatkan keuntungan dari hubungan ini. Musuh Zionis akan merampas kekayaan atau tanah mereka serta menyebarkan kerusakan dan ketidakamanan di (tengah-tengah) mereka.
Tentu saja, fakta-fakta ini tidak boleh membuat tugas berat orang lain di hadapan gerakan ini terlupakan. Para ulama Islam dan Kristen harus mengumumkan normalisasi sebagai haram hukumnya, dan para intelektual serta orang-orang merdeka harus menjelaskan kepada semua orang tentang hasil dari pengkhianatan ini, yang merupakan penikaman dari belakang bagi Palestina.
Di pihak lain, proses keruntuhan rezim dan peningkatan kekuatan front perlawanan adalah kabar gembira tentang masa depan yang cerah: meningkatnya kekuatan pertahanan dan kekuatan militer, kemandirian dalam membangun senjata yang efektif, kepercayaan diri para mujahidin, tumbunya kesadaran para pemuda, melebarnya lingkaran perlawanan di seluruh Palestina dan sekitarnya, bangkitnya pemuda baru-baru ini dalam membela Masjid al-Aqsa, serta terefleksinya perjuangan dan ketertindasan bangsa Palestina di tengah opini publik di berbagai belahan dunia.
Logika perjuangan Palestina juga telah didaftarkan oleh Republik Islam Iran dalam dokumen PBB, sebuah logika yang progresif dan atraktif. Para pejuang Palestina dapat mengajukan sebuah referendum dari semua penduduk asli Palestina. Referendum ini akan menentukan sistem politik negara, dan penduduk asli dari semua etnis dan agama, termasuk pengungsi Palestina harus berpartisipasi di dalamnya. Sistem politik ini akan memulangkan pengungsi ke dalam (tanah airnya) dan memutuskan nasib orang-orang asing yang menumpang di situ.
Tuntutan ini didasarkan pada demokrasi yang umum yang diterima di dunia dan tidak ada seorang pun yang bisa mempertanyakan (sistem) yang maju ini. Para mujahid Palestina harus melanjutkan perjuangan yang sah dan bermoral mereka terhadap rezim penjajah sedemikian rupa sehingga tuntutan ini diterima.
Majulah dengan nama Allah Swt dan ketahuilah bahwa Allah pasti akan menolong orang yang membela agamanya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.
Rahbar: Masa Depan Palestina Bergantung pada Perlawanan Berkelanjutan dan Dukungan Semua
Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan bahwa sejak hari pertama, orang-orang Zionis telah mengubah Palestina yang dirampas menjadi sebuah basis terorisme.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam pidato televisi yang bertepatan dengan Hari Quds Sedunia (07/05/2021) menjelaskan, "Israel bukanlah sebuah negara, tapi garnisun teroris untuk melawan bangsa Palestina dan bangsa-bangsa Muslim lainnya. Perang terhadap rezim haus darah ini adalah perang melawan penindasan dan perang melawan terorisme, dan ini adalah tugas semua."
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam
Pemimpin Besar Revolusi Islam menilai ada dua faktor penting yang menentukan masa depan Palestina. Pertama dan yang utama adalah berlanjutnya perlawanan di wilayah Palestina serta penguatan garis jihad dan syahadah. Dan kedua, dukungan global dari pemerintah dan bangsa-bangsa Muslim di seluruh dunia kepada para mujahidin Palestina.
Masalah Palestina dan al-Quds adalah salah satu masalah terpenting dan utama di dunia Islam, dan Republik Islam Iran selalu mendukung hak dan cita-cita Palestina secara politik, spiritual dan material dalam segala keadaan.
Baca juga: Pidato Rahbar Memperingati Hari Quds Internasional 2021
Sebagai pendukung utama hak-hak bangsa Palestina, Iran telah memainkan peran penting dalam menjaga isu terpenting di dunia Islam, yaitu Palestina dan al-Quds, tetap hidup selama lebih dari empat dekade. Inisiatif Imam Khomeini, pendiri Republik Islam, dalam mengumumkan hari Jumat terakhir setiap bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia, adalah landasan dan titik emas untuk menghidupkan isu bersama umat Islam.
Dalam hal ini, Haidar bin Ali al-Lawati, akademisi Oman hari Kamis (06/05/2021) mengatakan, "Palestina bukan hanya cita-cita orang Palestina dan Arab, tapi masalah Palestina adalah cita-cita dunia Islam."
Selain dukungan politik dan spiritual, dukungan material untuk perlawanan Palestina akibat sifat teroris rezim Israel adalah tugas semua umat dan negara-negara Islam. Perlawanan dan penguatan kelompok Palestina adalah satu-satunya pilihan strategis dan efektif melawan rezim yang selalu memiliki gerakan teroris di dalam dan di luar wilayah pendudukan dalam agenda.
Gugur syahid dan cedera yang dialami rakyat Palestina sehari-hari, terutama pemuda Palestina, di tangan militer Zionis serta berbagai konspirasi Amerika-Zionis-Arab, termasuk Kesepakatan Abad, belum mampu menghancurkan perlawanan Palestina. Hal itu dikarenakan Zionis Israel saat ini sedang mengalami periode keberadaan terparah dalam berbagai dimensi, terutama keamanan.
Baca juga: Hari Quds, Hari Membela Cita-Cita Palestina dari Asia Timur hingga Amerika
Serangan rudal di dekat fasilitas nuklir Dimona, penargetan beberapa pusat sensitif Israel, dan perlawanan pemuda Palestina terhadap militer Zionis di Masjid al-Aqsa telah mengubah perimbangan politik dan militer yang berpihak pada pemuda Palestina. Dalam keadaan seperti itu, dukungan nyata dan efektif terhadap Palestina adalah kewajiban seluruh umat Islam.
Lebih dari 70 tahun sejarah perlawanan rakyat Palestina sejak Intifada Batu hingga sekarang telah membuat perjuangan Palestina tetap hidup, dan sekarang kekuatan internal jihad Palestina telah meningkat ratusan kali lipat. Pemuda dan orang-orang Palestina pernah membela diri dengan melempar batu, tetapi hari ini mereka menanggapi secara tegas dan sesuai target dengan meluncurkan roket presisi ke musuh Israel, yang telah menempatkan rezim ini pada masa depan yang tidak pasti.
Mengingat prestasi pemuda Palestina mulai dari Intifada Batu hingga Roket yang berhasil mengguncang keberadaan rezim teroris Israel, menurut Pemimpin Besar Revolusi Islam hal ini menunjukkan gerakan ke arah keruntuhan dan keredupan rezim musuh Zionis telah dimulai dan tidak akan pernah berhenti.
Mengenal Sang Juru Selamat Dunia, Imam Mahdi as
15 Sya'ban, hari besar umat Islam dan hari bersejarah bagi Islam. Pasalnya di hari ini telah lahir manusia suci dan juru selamat Imam Mahdi as. Allah Swt sebelum penciptaan manusia kepada para malaikat mengatakan, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Khalifah pertama adalah Nabi Adam as dan selanjutnya adalah para nabi dan washi atau penerus mereka. Khalifah dan hujjah ini menjadi penghubung antara makhluk dan Sang Pencipta.
Keberadaan khalifah di muka bumi merupakan sunnah dan hukum yang tidak pernah berubah dan tetap ada sepanjang masa. Khalifah di sini menjadi manifestasi kebenaran mutlak dan yang lebih penting, mereka memiliki hubungan istimewa dengan Allah Swt. Manusia sebagai khalifatullah di muka bumi merupakan makhluk unggul dan paling sempurna dalam mewakili dan menunjukkan kesempurnaan serta kebaikan Allah Swt.
Al-Quran telah membicarakan berbagai kaum di masa lalu dan bagaimana Allah Swt telah mengutus nabi dan khalifah di antara mereka. Sebagian kaum ini menerima seruan kebenaran para nabi dan sebagian lainnya mengingkarinya. Oleh karena itu, mereka yang menolak mendapat murka dan azab Ilahi. Kisah-kisah al-Quran ini memiliki pesan universal, yakni Allah Swt tidak akan membiarkan sebuah kaum tanpa khalifah dan wali-Nya. Ini sebuah sunnah yang pasti di sistem penciptaan. Imam Ali as di khutbah pertama Nahjul Balaghah setelah mengisyaratkan penciptaan Adam mengatakan, "Allah Swt tidak pernah membiarkan sebuah umat manusia tidak memiliki seorang nabi, kitab Samawi, dan hujjah yang jelas."
Perayaan kelahiran Imam Mahdi as
Kedatangan Imam Mahdi dimaksudkan untuk mengubah dunia dan memperbaiki setiap urusan serta mencabut setiap peradaban yang didasarkan pada arogansi dan penipuan. Ia akan membangun peradaban baru berdasarkan nilai-nilai Ilahi sehingga janji Allah Swt akan terealisasi serta bumi dipenuhi dengan perdamaian, persabahatan dan keadilan. Sementara itu, musuh Allah yang terus menyembunyikan kebenaran dan melanjutkan pengingkaran mereka, kali ini pun mereka berencana membunuh imam dan khalifatullah tersebut. Tapi Allah Swt menyembunyikan hujjah terakhir ini dari pandangan umat manusia dan akan keluar di waktu yang tepat untuk merealisaikan janji Ilahi.
Kedatangan sang juru selamat ini untuk membebaskan manusia dari kezaliman tentunya juga nantinya akan memiliki pemerintahan dengan kriteria khusus. Namun seperti apa pemerintahan Imam Mahdi as yang dielu-elukan dan diharapan oleh para penantinya? Terkait pemerintahan tersebut, banyak riwayat dan ayat yang menyebutkan kriterianya. Termasuk di antaranya adalah bahwa pemerintahan Imam Mahdi as, adalah pemerintahan rakyat yang berporos pada penegakan tuntutan masyarakat tertindas dan papa di dunia.
Pada ayat 105 dari surat al-Anbiya disebutkan, "Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh."
Dengan demikian masyarakat yang selama berabad-abad menghadapi kezaliman dan penindasan, pasca kemunculan Imam Mahdi as serta para pewaris kekuasaan di muka bumi dan para sahabat Imam, mereka akan merasakan manfaat dari pemerintahan universal yang adil.
Dalam pemerintahan Imam Mahdi as, hukum-hukum syariat akan diberlakukan. Sepanjang sejarah banyak ideologi manusia yang telah terbukti ketidakefektifannya. Oleh sebab itu pada pemerintahan universal Imam Mahdi as, ketentuan dan syarat agama terakhir dan paling lengkap, Islam, akan diberlakukan.
Allah Swt dalam banyak surat al-Quran menekankan bahwa agama sejati di sisi Allah Swt adalah Islam dan siapapun yang memilih agama lain selain Islam, maka sesungguhnya ia sedang merugi. Dalam beberapa ayat juga disebutkan janji bahwa Islam akan menang di hadapan seluruh agama dan ideologi di dunia ini.
Imam Jakfar as-Sadiq as dalam hal ini berkata, "Setelah terhina, Allah Swt akan memuliakan kembali Islam berkat dia (Mahdi as), dan akan menegakkan kembali huku-hukumnya setelah sebelumnya ditinggalkan, segala bentuk bid'ah akan diberantas oleh Mahdi as, penyimpangan akan dimusnahkan dan sunnah-sunnah asli akan dihidupkan kembali.
Namun harus diperhatikan bahwa non-Muslim tidak dapat dipaksa untuk menjadi Islam. Akan tetapi ketika Islam sejati tanpa propaganda bias diperkenalkan kepada mereka oleh Imam Mahdi, maka mereka dengan sukarela dan ikhtiar akan menerima agama samawi ini.
Dewasa ini, masyarakat dunia merasakan ketidakadilan dan diskriminasi lebih dari era-era sebelumnya. Sedemikian rupa sehingga satu persen penduduk bumi menguasai 50 persen sumber finansial dunia. Dari sisi lain, akibat politik imperialis pemerintah-pemerintah Barat serta ketergantungan dan ketidakbecusan para penguasa, setiap hari jumlah masyarakat miskin semakin bertambah.
Image Caption
Selain itu, kekuatan imperialis memandang diri mereka sebagai ras superior dan menilai bangsa-bangsa lain tidak berperadaban. Oleh karena itu, salah satu impian terbesar masyarakat dunia adalah pemberantasan diskriminasi dan perwujudan keadilan. Salah satu kriteria utama pemerintahan Imam Mahdi as adalah universalitas keadilan bagi seluruh penduduk bumi.
Salah satu prinsip penting Islam adalah perluasan keadilan, di mana di dalamnya tidak ada diskriminasi dan ketimpangan. Banyak hadis yang menyebutkan keadilan dalam pemerintahan Imam Mahdi as di akhir zaman kelak. Salah satu di antaranya adalah hadis Rasulullah Saw, "Aku akan memberikan kabar gembira kepada kalian soal kemunculan Mahdi (as), ketika perselisihan dan kebimbangan masyarakat meluas, dia akan bangkit dan memenuhi bumi dengan keadilan dan kebajikan setelah dipenuhi dengan kezaliman dan kejahatan. Penghuni langit dan bumi akan meridhoi pemerintahannya dan akan membagikan kekayaan di antara masyarakat secara merata."
Menciptakan keadilan di seluruh dunia dan memberangus diskriminasi dan ketidakadilan merupakan tujuan utama dari pemerintahan Imam Mahdi af. Tujuan penting ini telah dijelaskan dalam banyak riwayat Ahlul Bait, bahkan boleh dikata, penekanan menciptakan keadilan menerapkannya lebih kuat ketimbang seruan tauhid dan memerangi kesyirikan. Dalam ucapan Imam Ridha as disebutkan, “Allah akan menghapus kezaliman dari bumi lewat Imam Mahdi af dan pada waktu itu tidak seorangpun yang berani melakukan kezaliman.”
Gustave Le Bon, sejarawan Perancis mengatakan, “Pelayanan terbesar manusia adalah yang mampu menjaga manusia untuk tetap optimis.” Harapan dan penantian akan kemunculan Imam Mahdi af selain menjadi solusi bagi masa depan manusia, juga menjadi sumber inspirasi dan motivasi. Manusia memiliki kekuatan yang berkelanjutan dan menyimpan energi mereka lalu menyerahkannya kepada generasi yang akan datang. Dengan cara itu mereka dapat mencegah generasi mendatang dizalimi dan musnah, sehingga mendekati hari kemunculan Imam Mahdi af.
Image Caption
Imam Mahdi af merupakan simbol rahmat, kekuasaan ilahi dan manifestasi keadilan ilahi. Siapa yang mendapatkan rahmat dan keutamaan ilahi ini, maka ia akan mendapatkan dirinya semakin dekat keapda Allah. Karena peran tawasul dan hubungan batin dengan Imam Mahdi af menyebabkan jiwa manusia tumbuh dan spiritualnya semakin menyempurna. Imam dan akidah kepada Imam Mahdi af mencegah manusia menyerah. Bangsa yang mengimaninya akan selalu dipenuhi rasa optimis dan akan berjuang demi keagungan Islam.
Kesejahteraan sosial merupakan hasil dari pemerintahan global Imam Mahdi af. Sepanjang sejarah umat manusia sudah banyak usaha dilakukan agar manusia dapat merasakan kesejahteraan, tapi yang terjadi justru banyak hak-hak yang terampas dan terinjak-injak. Mereka tidak pernah merealisasikan keinginan ini. Kesejahteraan sosial menjadi sarana bagi pertumbuhan dan kesempurnaan spiritual dan pemikiran manusia.
Tradisi Kuliner Ramadhan di Indonesia dan Malaysia
Ramadhan di Iran dan Afghanistan
Bulan suci Ramadhan di seluruh negara Muslim dilaksanakan dengan meriah, dan bulan ini mendapatkan penghormatan khusus dari umat Islam.
Mengenal tradisi dan budaya negara-negara Muslim terutama saat menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan, dapat memperkuat persatuan di antara negara-negara Muslim dunia.
Salah satu tradisi menarik dan kuno selama bulan Ramadhan di Iran adalah tradisi Koloukh Andazan atau Sang Andazan yang sampai saat ini masih dilakukan di beberapa wilayah Iran.
Menurut tradisi ini, saat matahari tenggelam sehari sebelum masuknya bulan suci Ramadhan, seluruh warga kota, mulai dari anak-anak hingga dewasa menggenggam tanah liat kering lalu menghadap kiblat dan berkata, “Ya Allah kami telah menghancurkan dosa-dosa dan perbuatan buruk kami yang terdahulu, dan kami siap untuk melaksanakan ibadah dan puasa Ramadhan.”
Setelah itu mereka melemparkan tanah liat kering tersebut ke atas tanah sampai hancur. Mereka percaya dengan menghancurkan tanah liat kering itu, seluruh perbuatan buruk di masa lalu akan hancur dan sirna.
Tradisi lain yang dilakukan masyarakat Iran di bulan suci Ramadhan adalah Sahar Khani. Tata cara tradisi ini adalah beberapa orang yang terjaga pada dinihari membacakan doa, dan sambil membawa lentera, mereka berkeliling desa untuk membangungkan warga. Tradisi ini digelar di beberapa kota Iran, di kota Khomeini misalnya, para remaja yang melakukan tradisi ini, mereka membangunkan warga untuk santap sahur dengan menciptakan bunyi-bunyian khusus.
Selain itu, di Iran juga terdapat tradisi kuno yang dilaksanakan pada waktu sahur di bulan Ramadhan, tradisi itu dinamai Shou Khani atau Shab Khani. Tradisi ini banyak ditemukan di Provinsi Khorasan Jonoubi, dan secara umum mirip dengan tradisi Sahar Khani. Dalam tradisi ini, genderang ditabuh tiga kali.
ilustrasi menu berbuka puasa Ramadhan
Tabuhan pertama untuk membangunkan orang menjelang sahur dan mempersiapkan santap sahur. Tabuhan kedua untuk menyantap makanan sahur, dan tabuhan ketiga untuk melaksanakan shalat subuh. Bersamaan dengan ditabuhnya genderang, seorang laki-laki yang dianggap memiliki suara bagus melantunkan doa dan munajat, serta mengajak warga untuk santap sahur.
Tradisi lain yang dilakukan rakyat Iran selama bulan suci Ramadhan adalah menyelenggarakan tadarus Al Quran baik di rumah-rumah warga maupun di masjid-masjid. Biasanya setiap hari di bulan suci Ramadhan warga yang hadir menyelesaikan satu juz Al Quran sehingga di akhir bulan Ramadhan, mereka menyelesaikan seluruh juz Al Quran secara bersama-sama.
Tadarus Al Quran terutama di malam-malam Qadr atau Lailatul Qadr yang disertai pembacaan doa dan munajat khusus, memberikan suasana spiritual berbeda yang membersihkan jiwa orang-orang yang berpuasa. Suasana ini sangat jarang ditemukan di hari-hari yang lain.
Berbuka puasa di bulan suci Ramadhan merupakan momen yang sangat khusus di tengah masyarakat Iran. Orang Iran meyakini bahwa Islam sangat menganjurkan memberikan makanan untuk berbuka kepada mereka yang berpuasa. Oleh karena itu, saat berbuka, rumah-rumah warga Iran terbuka untuk para tamu.
Sebuah tradisi menarik warga Provinsi Sistan va Baluchestan di tenggara Iran adalah Arak va Barak, dua kata ini berarti mengambil dan membawa. Jika di satu rumah saat berbuka, terlihat asap mengepul dari dapurnya, warga pemilik rumah harus membagikan makanan yang dimasaknya sampai ke rumah terakhir yang di sana tercium bau masakan tersebut. Tradisi menarik ini membantu orang-orang tidak mampu untuk bisa berbuka.
Ketika bulan suci Ramadhan berakhir, warga Iran sebagaimana Muslim lainnya di dunia, melaksanakan shalat Idul Fitri sebagai bentuk syukur mereka telah menyelesaikan ibadah puasa satu bulan penuh. Setelah shalat, warga Iran membagikan makanan nazar kepada orang-orang yang melaksanakan shalat.
Sebagai contoh, warga kota Yazd memiliki tradisi unik bernama Ash Nazri Abul Fadhl Abbas yang dilaksanakan pada pagi hari Idul Fitri, mereka membagikan Ash (sejenis sup) kepada orang-orang selepas shalat Idul Fitri sebagai bentuk nazar. Mereka juga membagikan roti, keju dan lalapan kepada tetangga dan orang yang lalu lalang. Masyarakat Utara Iran di hari Idul Fitri mengenakan pakaian daerah mereka, dan saling mengucapkan selamat kepada sesama.
tradisi membangungkan warga untuk sahur di desa Iran
Afghanistan adalah sebuah negara yang terletak di Asia Selatan. Penduduknya berjumlah sekitar 40 juta jiwa. Ibu kotanya Kabul, dan Islam adalah agama resmi negara ini, karena 99 persen penduduk Afghanistan beragama Islam.
Bulan suci Ramadhan di Afghanistan memberikan kegembiraan khusus bagi warga negara ini. Di bulan ini rakyat Afghanistan memiliki sejumlah tradisi khusus. Salah satu tradisi yang dilaksanakan saat masuknya bulan Ramadhan, yaitu penduduk Afghanistan menyalakan api dan mengabarkan masuknya bulan Ramadhan kepada orang lain.
Warga paruh baya Afghanistan sejak beberapa minggu sebelum masuknya bulan suci Ramadhan yaitu bulan Syaban, sudah berpuasa dan menyambut Ramadhan. Saat hilal bulan Ramadhan tampak, mereka menyambutnya dengan gembira, dan di antara warga saling mengucapkan selamat. Di kota Bamyan, Afghanistan, orang pertama yang menyaksikan hilal bulan Ramadhan dianggap sebagai pejuang yang menang di medan perang.
Dengan bangga ia turun dari puncak gunung dan mengabarkan bagaimana ia telah melihat hilal bulan Ramadhan, dan namanya akan dikenang hingga tahun berikutnya. Rakyat Afghanistan menamakan malam hari pertama bulan Ramadhan sebagai “Hari Raya Orang-orang Hidup”, malam ini dirayakan dengan menyantap makanan khusus Qarouti, Abjoushk, dan Shir Berenj.
Saat azan magrib berkumandang, orang-orang membawa makanan berbuka ke masjid, dan setelah selesai shalat mereka berbuka bersama. Perempuan Afghanistan sebelum Ramadhan sudah membuat makanan sejenis acar. Sudah menjadi kebiasaan di menu berbuka warga Afghanistan selalu tersedia kurma. Mereka juga membuat kue khusus untuk berbuka di bulan Ramadhan, terutama kue bernama Jalebi.
Cara membuat kue ini, pertama adonan kue dicampur dengan tepung, gula pasir, dan telur ayam, setelah itu memanaskan minyak untuk menggoreng adonan. Salah satu menu berbuka warga Afghanistan adalah sejenis acar bernama Chanti. Acar ini hampir tidak bisa lepas dari menu berbuka warga Afghanistan, di bulan Ramadhan, orang-orang miskin di Afghanistan pun turut menyediakannya.
makanan khas bulan Ramadhan di Afghanistan, Jalebi
Tradisi lain warga Afghanistan di bulan Ramadhan adalah tradisi bernama Ramezani. Tradisi ini dilakukan para remaja dan pemuda setelah 10 hari Ramadhan berlalu, mereka mendatangi rumah-rumah warga dan melantunkan syair-syair menarik secara berkelompok. Mereka mengetuk rumah-rumah warga menyanyikan lagu yang dinamakan Ramezani. Di akhir acara, pemilik rumah memberikan uang, kue dan kacang-kacangan kepada mereka.
Penduduk Afghanistan menyebut malam ke-27, 28 dan 29 bulan Ramadhan sebagai “Malam Orang-orang Mati” atau Hari Raya Orang-orang Mati. Semua warga Afghanistan di malam itu menziarahi kubur anggota keluarga mereka yang sudah meninggal dunia, selain mendoakan keluarga yang sudah meninggal, juga membagikan sesuatu kepada sesama.
Pada hari Idul Fitri, kota dan desa-desa Afghanistan akan tampak warna warni, sehingga kemana pun kita melihat, perempuan, laki-laki, dan anak-anak, mengenakan pakaian paling indah dan warna warni. Menurut tradisi warga Afghanistan, di malam terakhir bulan Ramadhan, setiap keluarga tidak akan berbuka sebelum selesai membayar zakat fitrah. Idul Fitri di Afghanistan dirayakan selama tiga hari, dan masyarakat Afghanistan menjamu tamu-tamu mereka dengan kue-kue khusus, dan saling mengunjungi satu sama lain.
Pagi hari Idul Fitri semua Muslim Afghanistan melaksanakan shalat Idul Fitri, setelah shalat mereka berziarah dan mengunjungi rumah-rumah saudara yang lebih tua dan mengucapkan selamat kepada orang lain.
Di kota Badghis, Herat, Ghor dan Farah, malam Idul Fitri biasa digelar acara pernikahan. Di malam ini orang-orang memberikan hadiah kepada kedua mempelai yang merayakan pernikahan mereka. Di rumah mempelai perempuan tampak wadah-wadah penuh kue dan hiasan bunga dari sapu tangan. Salah satu tradisi menarik dalam perayaan ini adalah penyelenggaraan pertandingan gulat dan "Ghalle Jangi" atau perang telur.
Ghalle adalah telur, keluarga mempelai perempuan selain selain memberikan pakaian dan sepatu kepada mempelai laki-laki, juga memberikan sejumlah telur ayam masak yang sudah dihias untuk digunakan dalam “perang telur”.
Ghalle Jangi adalah pertandingan yang diikuti dua peserta dengan membenturkan telurnya satu sama lain, dan telur yang tidak pecah dinyatakan menang. Mempelai laki-laki harus ikut serta dalam pertandingan ini dan pulang ke rumah mempelai perempuan dengan kemenangan, dan menyerahkan telur-telur yang rusak dalam pertandingan itu kepada keluarga mempelai perempuan.
Khadijah, Istri Setia Nabi Muhammad Saw
Mengenal Kedermawanan Imam Hasan as
Nuansa religi dan berkah bulan Ramadan terasa kental sekali saat ia sudah menginjak hari pertengahan bulan suci ini. Kegiatan buka bersama tampak lebih meriah dan semangat infak terlihat sangat kentara di tengah masyarakat. Di setiap sudut jagad ini, kaum Muslim kerap menerima undangan untuk buka bersama dan semua berbicara tentang kedermawanan Ahlul Bait as.
Pada pertengahan Ramadan, kaum Muslim dengan meneladani Imam Hasan al-Mujtaba as, menyempurnakan puasa mereka dengan membantu kaum fakir dan anak yatim.Mereka menyambut penuh suka cita dan rasa syukur atas kelahiran cucu baginda Rasulullah Saw itu.
Berbuat kebajikan dan bermurah hati termasuk dari karakteristik utama Imam Hasan as. Pribadi mulia ini selalu menjadi tumpuan kaum fakir dan miskin, kadang sebelum mereka mengeluhkan keperluannya, Imam Hasan langsung memenuhi kebutuhan mereka dan tidak membiarkan mereka merasa malu dengan mengiba.
Beliau kadang juga memberi bantuan dalam jumlah besar sekaligus kepada kaum fakir dan pemberian ini demi mewujudkan sebuah kehidupan yang bermartabat bagi mereka. Oleh sebab itu, Imam Hasan dikenal sebagai Karim Ahlul Bait, yang berarti pemilik sifat dermawan, mulia, dan utama. Kata Karim dalam berbagai ayat dan riwayat adalah sekumpulan keutamaan dan sifat terpuji dan menjadi pembeda seseorang dengan yang lain.
Jalaluddin al-Suyuthi, seorang ulama dan cendekiawan Muslim menulis, “Hasan bin Ali memiliki banyak keluhuran akhlak dan keutamaan insani. Ia adalah seorang pribadi besar, penyabar, penuh ketenangan, dermawan, murah hati, dan sosok yang dipuji oleh masyarakat.”
Imam Hasan as, putra dari Ali bin Abi Thalib dan Sayidah Fatimah as, lahir pada pertengahan bulan Ramadan tahun ke-3 Hijriah di Kota Madinah. Pada waktu itu, Sayidah Fatimah meminta Imam Ali untuk memberi nama atas putranya yang baru saja lahir. Akan tetapi Ali berkata, “Aku dalam hal pemberian nama kepada anak-anaku tidak akan mendahului Rasulullah.”
Kemudian mereka membawa putranya ke rumah Nabi Saw untuk diberi nama. Setelah menggendongnya, Rasul kemudian membacakan azan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri cucu pertamanya itu.
Setelah itu, Rasul Saw bersabda, “Malaikat Jibril turun kepadaku dari sisi Allah dan setelah menyampaikan salam dan ucapan selamat atas kelahiran putraku, ia berkata, ‘Allah berfirman bahwa kedudukan Ali di sisiku sama seperti kedudukan Harun di sisi Musa. Jadi,namailah putra Ali ini seperti nama putra Harun.’” Aku kemudian bertanya, “Lalu siapa nama putra Harun ketika itu?” Jibril menjawab, “Shabbar.” “Aku bertutur dengan bahasa Arab,” ujar Rasul. “Shabbar berarti Hasan dalam bahasa Arab,” jawab Jibril.
Imam Hasan merupakan kelahiran pertama dari Ahlul Bait Nabi. Ia memiliki kemuliaan dan kedudukan yang tinggi. Ia adalah putra dari Ali dan Fatimah dan cucu dari Rasulullah Saw. Imam Hasan tumbuh dewasa dalam bimbingan Nabi Saw dan Imam Ali serta dibesarkan dalam pangkuan wanita penghulu surga, Fatimah az-Zahra.
Imam Hasan senantiasa mendampingi Rasulullah Saw, terkadang ia duduk di pangkuan Nabi dan kadang Nabi memikul cucu kesayangannya itu di pundaknya dan bersabda, “Ya Allah! Aku mencintai Hasan dan cintailah pula dia oleh-Mu.”
Imam Hasan hanya beberapa tahun saja hidup sezaman dengan Nabi Saw. Ketika ia beranjak usia tujuh tahun, datuk tercintanya pergi memenuhi panggilan Ilahi.Semasa hidupnya, Nabi Saw menunjukkan kecintaan yang sangat besar kepada anak-anak Fatimah.
Suatu hari, Sayidah Fatimah datang ke rumah Nabi Saw dengan membawa dua putranya Hasan dan Husein. Fatimah lalu berkata kepada ayahnya, "Ayah, ini adalah dua putramu. Berilah mereka sesuatu yang akan selalu menjadi pengingatmu." Kemudian Nabi Saw bersabda, "Hasan akan mewarisi kewibawaan dan keberanianku, sedangkan Husein akan memperoleh kedermawanan dan keberanianku."
Kemuliaan sifat dan kesucian jiwa membuat Imam Hasan memiliki kedudukan yang sangat istimewa, di mana Nabi Saw dalam beberapa surat perjanjian mencantumkan nama Hasan sebagai saksi meski ia masih anak-anak. Pada saat Nabi Saw pergi bermubahalah dengan kaum Nasrani Najran, Imam Hasan dan Husein beserta Imam Ali dan Fatimah, diikutsertakan bersamanya atas perintah Allah Swt. Ayat Tathir (ayat 33 surat al-Ahzab) turun untuk memberi kesaksian atas kesucian mereka.
Imam Hasan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk melakukan perbuatan baik dan pekerjaan mulia. Beliau telah menginfakkan banyak hartanya di jalan Allah Swt. Sejarah mencatat bahwa Imam Hasan pernah dua kali menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah dengan membantu orang-orang yang membutuhkan. Beliau juga tiga kali mendermakan setengah dari hartanya, separuh untuk dirinya dan setengah lainnya diinfakkan di jalan agama.
Alkisah, suatu hari seorang miskin datang menemui Imam Hasan. Namun karena merasa malu, lisannya tidak sanggup mengutarakan kebutuhannya. Menyaksikan itu,Imam Hasan kemudian berkata, “Jika demikian, sampaikanlah kebutuhanmu secara tertulis.”
Orang miskin itu pun langsung melaksanakan perintah Imam Hasan. Beliau lalu membaca surat tersebut dan memberinya bantuan dua kali lipat dari permintaannya. Salah seorang yang hadir di sana berkata, “Wahai putra Nabi, betapa berkahnya surat tersebut baginya.” Imam Hasan menjawab, “Keberkahannya lebih besar untuk kami, karena Allah menjadikan kami sebagai orang-orang yang berbuat baik.”
Imam Hasan as adalah pribadi yang sangat agung, penyabar, sangat berwibawa dan teguh pendirian. Ketinggian ilmu dan hikmah beliau membuat kagum siapapun serta sangat bijak dalam memutuskan suatu perkara. Sepanjang hidupnya, Imam Hasan senantiasa berkiprah untuk membimbing dan mencerahkan masyarakat.
Beliau mengajak masyarakat untuk beribadah secara ikhlas dan dalam keadaan bersih, dan beliau sendiri memakai pakaian yang paling bagus untuk menunaikan shalat. Saat ditanya tentang penampilannya itu, Imam Hasan menjawab, “Allah adalah indah dan mencintai keindahan. Untuk itu aku memperindah penampilan di sisi Allah, Dia telah memerintahkan untuk memakai pakailah yang indah setiap memasuki masjid.”
Imam Hasan juga dikenal sebagai sosok yang penyabar, terutama pada masa memimpin dan membimbing umat. Dengan kesabaran ini pula, Imam Hasan berhasil menggagalkan konpsirasi-konspirasi rezim penguasa waktu itu. Pada dasarnya, penandatanganan perjanjian damai dengan Muawiyah merupakan cara lain dari perang melawan kezaliman yang diadopsi oleh pemuda surga itu.
Para sejarawan menulis, “Suatu hari Imam Hasan berjalan di tengah keramaian, tiba-tiba beliau berpapasan dengan orang asing yang berasal dari Syam. Pendatang itu ternyata seorang yang sangat membenci Ahlul Bait Nabi. Mulailah ia mencaci maki Imam Hasan. Beliau tertunduk diam tidak menjawab sepatah kata pun terhadap cacian itu, hingga orang tersebut menuntaskan hinaannya.”
Setelah itu Imam Hasan membalasnya dengan senyuman, lantas mengucapkan salam kepadanya sembari berkata, "Wahai kakek, aku kira engkau seorang yang asing. Bila engkau meminta pada kami, kami akan memberimu. Bila engkau meminta petunjuk, aku akan tunjukkan. Bila engkau lapar, aku akan mengenyangkanmu. Bila engkau tidak memiliki pakaian, aku akan berikan pakaian. Bila engkau butuh kekayaan, aku akan berikan harta. Bila engkau orang yang terusir, aku akan mengembalikanmu. Dan bila engkau memiliki hajat yang lain, aku akan penuhi kebutuhanmu."
Mendengar jawaban itu, kakek tersebut terperanjat dan terkejut, betapa selama ini ia keliru menilai keluarga Nabi Saw. Sejak saat itu, ia sadar kalau Muawiyah telah menipu dirinya dan masyarakat. Bahkan Muawiyah menyebarkan fitnah tentang ihwal Ali bin Abi Thalib as dan keluarganya.
Terkesima oleh jawaban Imam Hasan, kakek itu pun menangis dan berkata, "Aku bersaksi bahwa engkau adalah khalifah Allah di muka bumi ini, dan sesungguhnya Allah Maha Tahu kepada siapa risalah-Nya ini hendak diberikan. Sungguh sebelum ini engkau dan ayahmu adalah sosok yang paling aku benci dari sekalian makhluk Tuhan. Namun kini engkau adalah pribadi yang paling aku cintai dari segenap makhluk-Nya." Lelaki tua itu akhirnya diajak oleh Imam Hasan ke rumahnya dan beliau menjamunya sebagai tamu kehormatan hingga ia pamit untuk pulang.
Berikut ini kami kutip dua perkataan hikmah dari Imam Hasan as;
"Memberi sebelum diminta adalah kebesaran jiwa yang teragung."
“Kedudukan utama di sisi Allah adalah milik orang yang paling mengerti dengan hak-hak masyarakat dari semua orang lain dan dalam menunaikan hak-hak tersebut, ia berbuat lebih banyak dari yang lain. Dan barang siapa yang bersikap rendah hati di hadapan saudaranya seiman, Allah akan menempatkannya sebagai Shiddiqin dan Syiah Ali as.”
Keutamaan Lailatul Qadr
Malam Qadr menurut keyakinan Syiah, kemungkinan berada pada malam 19, 21 atau 23 bulan Ramadhan. Al-Qur'an mengisyaratkan tentang Lailatul Qadr dalam dua surah yaitu surah al-Qadr dan Al-Dukhan.
Berdasarkan riwayat-riwayat yang ada, Lailatul Qadr tidak hanya khusus terjadi pada zaman Nabi Muhammad saw saja, melainkan berkelanjutan dan suatu malam yang secara berketerusan berulang pada setiap tahunnya. Kaum Syiah, berdasarkan riwayat-riwayat yang ada menggunakan Lailatul Qadr ini sebagai sarana untuk menetapkan hujjah Allah swt di bumi karena para malaikat akan turun atas pengganti Nabi Muhammad saw yang memiliki ciri-ciri kekhususan seperti: maksum -akan tetap ada hingga hari kiamat.
Qadr adalah sebuah kata dari bahasa Arab yang memiliki ukuran dan takaran setiap sesuatu. Sedangkan secara teknis, Qadr adalah tipologi eksistensial dan ontologikal, bagaimana penciptaannya dan dengan istilah lain ukuran dan takaran eksistensial segala sesuatu.
Terkait dengan mengapa malam ini disebut sebagai malam Qadr terdapat beberapa sisi. Berdasarkan satu sisi, pada malam ini akan ditentukan takaran dan ukuran para hamba tentang hal-hal yang akan terjadi selama setahun, sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al-Dukhan ayat 4, "Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah".
Berdasarkan berbagai riwayat, pada malam Qadr takdir, rizki dan ajal manusia selama satu tahun ke depan akan ditetapkan. Berdasarkan sebagian riwayat yang lainnya sebab penamaan malam ini dengan malam Qadr adalah kemuliaan dan ketinggian malam ini karena Al-Qur'an yang begitu tinggi nilainya turun atas hati Nabi pada malam ini.
Lailatul Qadr adalah salah satu malam-malam dalam satu tahun yang memiliki kesucian khusus. Berdasarkan riwayat-riwayat Islami, pada malam ini, Allah swt akan menetapkan setiap tahunnya akan tadir manusia selama satu tahun ke depan. Terjadinya sebagian peristiwa-peristiwa pada malam ini menambah pentingnya malam Qadar ini seperti Al-Qur'an turun secara utuh ke atas hati Nabi, Imam Ali as pada malam ini menemui kesyahidannya, dengan adanya kejadian ini menurut keyakinan pengikut Syiah malam Qadr semakin penting.
Pada malam Qadr, pengikut Syiah mengerjakan amalan-amalan mustahab seperti dzikir, membaca Al-Qur'an dan juga mengadakan majelis duka bagi Imam Ali bin Abi Thalib. Para mufassir Al-Qur'an berdasarkan sisi lahir Al-Qur'an berkeyakinan bahwa malam Qadar akan terjadi pada setiap tahun dan maksudnya adalah malam turunnya al-Quran dan tidak hanya terjadi pada masa Nabi saja. Kenyataan ini didukung oleh adanya riwayat-riwayat yang sampai pada derajat mutawatir.
Berdasarkan sebagian riwayat, malam Qadr merupakan karunia Tuhan kepada umat Islam, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis, "Allah swt memberikan malam Qadr kepada umatku dan tidak ada seorang pun dari umat-umat sebelumnya yang mendapatkan karunia ini.
Berdasarkan riwayat Syiah, Lailatul Qadr berada pada salah satu malam 19, 21 atau 23 bulan Ramadhan. Namun kemungkinan besarnya terjadi pada malam ke-23. Ibnu Babuwaih Shaduqi mengatakan, pendapat para pembesar kami tentang Lailatul Qadr, semua berkata bahwa terjadi pada malam ke-23. Berdasarkan sebuah riwayat dari Imam Shadiq as Malam Qadr akan ada hingga hari kiamat dan terjadi pada malam ke-23. Berdasarkan riwayat yang lain, takdir terjadi pada malam ke -23 dan ibram (penegasan akan hal-hal yang telah ditakdirkan) pada malam ke-21 dan penandatangannya pada malam ke-23.
Ahlusunnah dengan berdasarkan terhadap hadis Nabawi berpandangan bahwa salah satu malam dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan berdasarkan hadis kitab Al-Sihah al-Sitah biasanya pada malam ke 27 dinilai sebagai Lailatul Qadr dan pada malam itu mereka berdoa dan tetap terjaga hingga Subuh untuk beribadah.
Sebagian Ahlusunnah berpandangan bahwa selama Nabi Muhammad Saw hidup, Lailatul Qadr terjadi setahun sekali, namun setelah Nabi wafat, tidak ada lagi Lailatul Qadr. Menurut sebagian yang lain, Lailatul Qadr kapan saja bisa terjadi sepanjang setahun dan malam-malam itu tidak ditentukan. Pada tahun Bi’tsah, Lailatul Qadr terjadi pada bulan Ramadhan, namun pada tahun-tahun yang lainnya mungkin saja terjadi pada bulan-bulan lainnya.
Allah SWT membuat malam Lailatul Qadr menjadi malam yang sangat baik untuk ibadah daripada seribu bulan. Malam Lailatul Qadr juga berfungsi sebagai pendorong umat Islam agar memperbanyak ibadah di Ramadhan sehingga umat Islam bermunajat, bermuhasabah, bertafakur dan meningkatkan ibadahnya untuk mendapatkan malam lailatul qadar.
Berdoa, munajat, bertaubat dan amalan ibadah lainnya di malam penuh berkah ini sangat dianjurkan. Tadarus al-Quran di malam ini juga memiliki nilai tersendiri. Umat Islam di malam ini sangat dianjurkan untuk tidak tidur dan memanfaatkannya untuk beribadah sepanjang malam. Dan sampai saat ini tradisi umat Islam di seluruh dunia menunjukkan bahwa mereka memiliki perhatian istimewa terhadap malam Lailatul Qadr.
Lailatul Qadr adalam sebuah kesempatan emas untuk memulai dari awal dan kembali kepada Tuhan. Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran terkait hal ini mengatakan, “Bulan suci Ramadhan dengan puasanya, zikir, doa dan puji-pujian kepada Tuhan, bacaan al-Quran serta dengan berbagai perbuatan baik lainnya membuat hati-hati bercahaya. Karat-karat di hati manusia terkelupas. Sejatinya dengan malam lailatul qadar, manusia mukmin yang berpuasa memulai tahun barunya. Di malam Qadr, takdirnya ditentukan oleh para pencatat Ilahi. Manusia memasuki tahun baru, tahap baru dan sejatinya mereka mengalami kehidupan baru dan dilahirkan kembali.”
Sejak tibanya malam hingga terbitnya fajar, pintu-pintu rahmat Ilahi terbuka lebar bagi para hamba dan para penyeru meneriakkan panggilannya kepada para hamba supaya memafaatkan keutamaan Ilahi ini. Shalat tahajud dan beribadah sepanjang malam sangat bermanfaat dan menjadi sarana yang tepat meraih makrifat.
Di dalam al-Quran, disebutkan tentang menghidupkan malam dengan berbagai ungkapan. Allah Swt di surat al-Isra’ ayat 79 berfirman yang artinya, “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” Wajar jika malam lailatul qadar adalah malam istimewa di antara malam-malam sepanjang tahun. Oleh karena itu, malam ini harus dimanfaatkan untuk bertafakkur, membaca ayat-ayat suci al-Quran, berdoa dan munjat serta meraih kesempurnaan spiritual.
Terkait karakteristik malam Lailatul Qadr, al-Quran berfirman, سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Kata salamun mengisyaratkan anugerah dan inayah Ilahi bahwa di malam ini rahmat Allah Swt mencakup seluruh hamba-Nya yang tunduk kepada-Nya. Menurut sejumlah pakar tafsir, di malam lailatul qadar, para malaikat mengucapkan salam kepada hamba-hamba mukmin yang tengah tekun beribadah.
Berbagai amalan sangat dianjurkan di malam lailatul qadar. Mayoritas amalan ini dijelaskan di hadis Qudsi ketika suatu hari Nabi Musa as tengah bermunajat kepada Allah Swt dan mengatakan, Wahai Tuhanku! Aku ingin dekat dengan-Mu. Allah menjawab, orang-orang yang dekat dengan-Ku adalah mereka yang mendapat Lailatul Qadr. Nabi Musa kemudian berkata, Wahai Tuhanku! Aku mengharap rahmat-Mu. Allah menjawab, rahmat-Ku bagi mereka yang mengasihi orang miskin di malam Lailatul Qadr.
Musa kembali berkata, Wahai Tuhanku! Aku meminta ijin untuk melewati jembatan shiratal mustaqim. Allah menjawab, ijin tersebut bagi mereka yang bersedekah di malam lailatul qadar. Musa berkata, Wahai Tuhanku! Aku ingin buah-buahan surgawi. Allah menjawab, buah-buahan tersebut bagi mereka yang melantunkan subhanallah di malam Lailatul Qadr. Musa menambahkan, Ya Allah! Aku menginginkan keridhaan-Mu. Allah menjawab, kerelaan-Ku bagi mereka yang menunaikan shalat dua rakaat di malam Lailatul Qadr.
Kini malam Lailatul Qadr tengah mendatangi kita, malam yang lebih utama dari seribu bulan, malam ketika penghuni langit menjadi tamu di bumi. Siapa saja yang mendapat malam penuh berkah ini, maka kegelapan akan sirna dari jiwanya. Hargailah malam ini dan manfaatkan dengan ibadah. Rasulullah Saw bersabda, barang siapa yang mendapat malam Lailatul Qadr maka dosa-dosanya diampuni, bahkan jika dosanya sebanyak bintang di langit atau seberat batu-batu gunung.