کمالوندی

کمالوندی

 

Ketika bulan Sya'ban tahun 26 Hijriah Qamariah menginjak hari keempat terlahir seorang anak penuh berkah yang membuat keluarga Imam Ali as bergembira. Ia diberi nama Abbas.

Hazrat Abbas dianggap sebagai manifestasi kesopanan dan loyalitas. Jika bepergian ke Karbala, Anda akan melihat dua makam suci di Bain al-Haramain yang berjarak 378 meter. Kedua makam suci ini bercahaya di puncak keagungan dan kebesaran. Yah, ketika melihat, seolah-olah Anda sedang melihat pembawa bendera Karbala, yang berada pada puncak solidaritas, setelah kematian, masih tetap bertahan sebagai pelindung saudara lelakinya. 

Ia begitu menjaga tata krama, sehingga tidak akan duduk tanpa izin dari Imam Husein as. Ia selalu menggunakan ungkapan yang sopan saat memanggil Imam Husein as dengan "keturunan Nabi Allah", "tuanku" dan "junjunganku" demi menjaga derajat dan posisi saudaranya. Mungkin inilah sebabnya banyak peziarah saat memasuki Bain al-Haramain pertama mengucapkan salam kepada Hazrat Abbas dan dengan izinnya mereka kemudian menziarahi Imam Husein as dan setelah itu kembali lagi menziarahi Hazrat Abbas. Kami mengucapkan selamat atas kelahiran Hazrat Abbas kepada semua mujahid yang mencapai derajat veteran.

Tepat hari keempat dari bulan Sya'ban tahun 26 Hijriah Qamariah, seorang bayi laki-laki lahir di tengah keluarga Imam Ali as yang membuat keluarga ini berbahagia. Mereka menamakannya dengan Abbas. Ia melangkah di rumah yang meskipun tidak dihiasi dengan perhiasan duniawi, tapi dipenuhi dengan cahaya iman. Sejak awal di rumah tersebut, ia terbiasa dengan konsep keadilan dan perjuangan melawan kezaliman. Dari sini, muncul sarana bagi ketegaran dan pengabdian di jalan yang benar dalam dirinya.

Di masa kecilnya, Abbas dapat menyaksikan ayahnya yang berharga, sebagai cerminan iman, memiliki pengetahuan dan kesempurnaan di depannya. Ucapan ilahi dan perilaku langitnya begitu mempengaruhi dirinya. Abbas menggunakan pengetahuan dan wawasan Ali as. Sekaitan dengan kesempurnaan dan kedinamisan anaknya, Imam Ali as berkata, "Sesungguhnya, Abbas, anak saya telah belajar berbagai pengetahuan dari saya di masa kecilnya, sebagaimana bayi burung dara yang mengambil makanan dan air dari ibunya." Abbas mendapat didikan di linkungan yang sumber tauhid mengalir di sana. Mendapat pendidikan oleh Ali as yang disebut oleh Nabi Muhammad Saw sebagai pintu gerbang ilmu dan selalu terpesona akan Zat Ilahi membuat hari-hari remaja dan pemuda Abbas penuh dengan kesucian dan berkah, sehingga di masa depan, Hazrat Abbas tampil menjadi simbol istiqamah, benteng, perjuangan dan kepahlawanan.

Hazrat Abbas bersama dua cucu Nabi Muhammad Saw, Hasan dan Husein, berada dalam kelas yang sama mempelajari prinsip-prinsip kebajikan. Ia selalu bersama dengan Husein as dan menjadi teladan perilakunya bagi jiwanya. Imam Husein as yang menyadari loyalitas suci saudaranya, Abbas, beliau mendahulukannya dari seluruh keluarganya dan dengan tulus berbaik hati kepadanya. Teladan pendidikan Abbas mendorongnya ke tingkat reformator kemanusiaan besar yang mengubah jalan sejarah dengan pengorbanan dan upaya berkelanjutan untuk menyelamatkan komunitas manusia dari kehinaan dan untuk menghidupkan kembali cita-cita kemanusiaan yang hebat. Sejak awal pertumbuhannya, anak ini telah belajar untuk berjuang di jalan meningkatkan kalimat kebenaran dan mengibarkan bendera tauhid, begitu juga ia telah mencapai keyakinan di dalam jiwanya dan berkelindan erat dengan hatinya.

Sejarah memberi tahu kita bahwa Ali as sangat berkomitmen dalam membina anak-anaknya dan Abbas, di samping pendidikan spiritual dan moral, dari sisi fisik ia dididik dan tumbuh sampai pada titik di mana kebugaran dan kemampuan Abbas mewakili kemampuan dan kesiapan fisiknya. Selain kelebihan keturunan yang diwarisi oleh Abbas dari ayahnya, kegiatan sehari-hari, termasuk membantu ayahnya mengairi kebun kurma, mengalirkan air sungai ke perkebunan dan menggali sumur, serta melakukan permainan seperti remaja yang lain memperkuat kekuatan fisiknya. Ali as mengajarkan Abbas sesuai anjuran Nabi tentang olahraga pemuda dan remaja, termasuk menunggang kuda, memanah, gulat dan berenang serta beliau mengajarkan sendiri kepada Abbas seni perang.

Kekuatan iman kepada Tuhan dan keteguhan di dalamnya adalah salah satu kelebihannya yang paling menonjol. Sang ayah mendidiknya dengan keyakinan yang didasarkan pada pengetahuan dan kontemplasi tentang kebenaran dan rahasia alam; keyakinan yang dideskripsikan sendiri, "Jika tabir disibakkan untuk saya, tidak akan menambah keyakinan saya."

Iman yang dalam dan mengakar ini telah bergabung dengan partikel-partikel wujud Abbas dan menjadikannya salah satu manusia hebat dalam takwa dan tauhid. Iman yang agung dan berkelanjutan inilah yang membuatnya mengorbankan dirinya dan saudara-saudaranya di jalan Allah dan hanya kepada Allah.

Berani dan keberanian adalah tanda yang paling mencolok dari seorang pria. Karena itu adalah tanda kekuatan dan ketegaran dalam menghadapi peristiwa. Abul Fadhl Abbas mewarisi sifat ini dari ayahnya yang merupakan manusia paling berani dan pamannya yang merupakan pahlawan Arab yang terkenal.

Abul Fadhl Abbas adalah dunia kepahlawanan dan seperti yang dikatakan para sejarawan, ia tidak pernah takut dalam perang yang diikutinya bersama ayahnya. Dikatakan bahwa dalam panasnya pertempuran Siffin, seorang pemuda terpisah dari barisan pasukan Islam yang memiliki topeng di wajahnya. Ia maju dan melepas topeng dari wajahnya, menantang pasukan lawan untuk duel dengan berapi-api. Umurnya diperkirakan sekitar tujuh belas tahun.

Muawiyah menoleh ke Abu Sya'tsa, seorang panglima perang yang kuat di pasukannya dan memerintahkannya untuk melawannya. Abu Sya'tsa dengan suara keras menjawab, "Orang-orang menyebut makan malam saya sama dengan seribu pasukan berkuda, tapi engkau ingin mengirim saya untuk berperang dengan seorang remaja? Ia kemudian memerintahkan salah satu anaknya untuk berperang dengan Hazrat Abbas. Setelah beberapa saat, Abbas berhasil membuatnya terbaring dengan darah menyelimutinya. Ketika debu perang hilang, Abu Sya'tsa benar-benar kaget menyaksikan anaknya terbaring dalam darah dan tanah. Ia memiliki tujuh anak laki-laki. Kemudian ia memerintahkan anaknya yang lain, tapi hasilnya tidak berubah. Satu persatu dari anaknya dikirim untuk berperang dengan Abbas, tapi pemuda pemberani itu membunuh semuanya. Abu Sya'tsa yang melihat martabat dan latar belakang perang keluarganya nyaris sirna, akhirnya ia sendiri masuk berperang dengan Abbas, namun hasilnya tetap sama, Abbas berhasil membunuhnya. Setelah itu tidak ada yang berani melawannya. Para sahabat Imam Ali as takjub dan heran dengan keberaniannya. Ketika ia kembali ke pasukannya, Ali as melepas topeng dari wajah anaknya dan membersihkan wajahnya dari debu."

Ketika Imam Ali as gugur syahid, Abbas membuat perjanjian dengan ayahnya untuk menemani dan mendukung saudara-saudaranya. Selama hidupnya dia tidak pernah melangkah lebih dari mereka. Selama masa Imam Hasan as dan berdamai dengan Muawiyah, Abbas menerapkan prinsip kepatuhan tanpa syarat kepada Imam yang benar dan berdiri di belakang saudaranya. Dalam keadaan yang tidak menguntungkan itu, kita bahkan tidak menemukan satu hal pun dalam sejarah bahwa dia, terlepas dari kinerja beberapa sahabat, menyapa Imamnya untuk kebajikan dan nasihat. Setelah kembalinya Imam HAsan as ke Madinah, Abbas, bersama dengan Imam, membantu mereka yang membutuhkan dan membagi hadiah saudaranya di antara orang-orang miskin. Pada masa itulah ia dijuluki "Bab al-Hawaij" atau pintu bagi mereka yang membutuhkan dan di periode ini digunakan untuk melindungi masyarakat miskin.

Dengan berkuasanya Yazid, Hazrat Abbas melihat umat Islam di bawah mimpi buruk buruk Bani Umayah dan kehidupan mematikan yang penuh dengan kehinaan dan kenistaan. Sekelompok penjahat Bani Umayah memegang nasib rakyat, menghancurkan kekayaan mereka dan memainkan takdir mereka. Dalam menghadapi situasi yang membuat frustrasi ini, Abbas melihat kesetiaan kepada umat dengan berada bersama kebangkitan saudaranya Husein as. Jadi, dengan bersama saudaranya, slogan kebebasan dari para hamba Umayah dan pembebasan umat Islam dari perbudakan mereka serta memulai sebuah jihad suci untuk memulihkan kehidupan yang bermartabat bagi mereka. Dalam mengejar tujuan akhir ini, dirinya dan semua pengikutnya gugur syahid.

Peringatan kelahiran Abul Fadhl al-Abbas
Ketika mereka membawa barang-barang pampasan perang di Karbala ke Syam kepada Yazid, di antara barang-barang itu ada sebuah bendera besar. Yazid dan mereka yang ada di ruangan tersebut melihat melihat bahwa semua bendera ditusuk, tetapi pegangannya tidak masalah. Yazid bertanya, "Siapa yang membawa bendera ini?" Ada yang menjawab, "Abbas bin Ali". Yazid terkejut dan menghormati bendera itu dengan tiga kali berdiri dan kembali duduk lalu berkata, "Lihatlah bendera ini! Tidak ada yang selamat dari tusukan tombak dan pedang, kecuali pegangannya." Tiba-tiba Yazid berkta, "Wahai Abbas! Engkau berhasil menjauhkan laknat dan sumpah serapah dari dirimu. Sumpah serapah memang bukan untuk dirimu."

Iya. Demikianlah cara dan makna loyalitas seorang saudara kepada saudaranya.

Salam kepada Hazrat Abbas. Salam kepada manusia agung yang dipanggil Abu al-Fadhl karena kebajikan dan wajahnya yang bercaya membuatnya dikenal dengan "Qamar Bani Hasyim" atau bulan Bani Hasyim. Imam Shadiq as di awal bacaan ziarah untuk Hazrat Abbas mengakui kemurnia iman dan hati nuraninya yang tinggi lalu berkata:

أَشْهَدُ أَنَّکَ لَمْ تَهِنْ وَ لَمْ تَنْکُلْ وَ أَنَّکَ مَضَیْتَ عَلَى بَصِیرَةٍ مِنْ أَمْرِکَ

"Aku bersaksi bahwa engkau tidak pernah sekalipun menunjukkan kelemahan dan tidak kembali, tapi perjalananmu berdasarkan iman dan hati nurani dalam agama."

 

Imam Ali Zainal Abidin as dilahirkan tanggal 5 Sya'ban tahun 38 Hijriyah di kota Madinah. Putra Imam Husein as ini dijuluki dengan sebutan as-Sajjad, karena tekun beribadah dan bersujud kepada Allah Swt. Selain dekat dengan Tuhan, Imam Sajjad as juga dikenal sebagai orang yang sangat dermawan, baik budi, dan penyantun terutama kepada orang miskin, anak yatim dan orang-orang tertindas.

Tahun-tahun kepemimpinan Imam Sajjad as bersamaan dengan salah satu era kelam dan paling mencekam dalam sejarah pemerintahan Islam. Meskipun pada zaman Imam Ali as telah muncul sebuah rezim tirani yang digawangi oleh Muawiyah bin Abu Sufyan, tapi pada era Imam Sajjad as, para penguasa dari Dinasti Umayyah terang-terangan melecehkan sakralitas Islam dan menginjak-injak prinsip-prinsip Islam serta tidak ada seorang pun yang berani memprotes fenomena itu.

Sebagian besar dari masa kepemimpinan Imam Sajjad as berbarengan dengan era kekuasaan Abdul Malik bin Marwan, penguasa tiran rezim Umayyah. Dia berkuasa lebih dari 20 tahun dan suatu hari dalam pidatonya di Madinah, berkata, "Saya tidak akan mengobati masyarakat ini kecuali dengan pedang. Demi Tuhan! Barang siapa setelah ini menyeruku kepada ketakwaan dan ketaatan, aku akan menebas lehernya." Ucapan ini disampaikan sebagai pesan kepada para khatib dan imam shalat Jumat yang membuka khutbahnya dengan kalimat "bertakwalah kepada Allah."

Imam Sajjad as
Abdul Malik bin Marwan dikenal luas sebagai tukang jagal dan penumpah darah masyarakat. Para pembantu dan panglima tentaranya juga diketahui sebagai orang-orang yang haus darah dan kejam. Sebagai contoh, lihatlah sejarah kehidupan Hajjaj bin Yusuf, penguasa kota Kufah di Irak. Seorang pakar sejarah Islam abad ketiga Hijriyah, al-Mas'udi menulis, "Hajjaj bin Yusuf telah berkuasa selama 20 tahun dan orang-orang yang tewas dengan pedangnya atau disiksa selama masa itu berjumlah 120 ribu orang! Jumlah ini tidak termasuk mereka yang tewas oleh tentaranya ketika berperang melawan Hajjaj. Para tahanan gemetar ketika mendengar nama Hajjaj, ada sekitar 50 ribu laki-laki dan 30 ribu perempuan yang dipenjara di sana. Hajjaj mengurung mereka dalam satu tempat dan penjara itu tidak memiliki atap. Para tahanan tidak aman dari musim panas dan musim dingin."

Dalam kondisi seperti itu, Imam Ali bin Husein as memikul tugas untuk membimbing umat Islam. Pada masa itu, umat Islam terjebak dalam sebuah krisis pemikiran dan akidah. Mereka mengambil jarak dari ajaran Ahlul Bait, sementara para penguasa Dinasti Umayyah berupaya menyibukkan masyarakat dengan hal-hal yang tidak penting dan sepele. Masyarakat Islam juga terancam dengan ulah para penguasa tiran yang menyebarluaskan berbagai jenis kerusakan dan kemungkaran. Hidup mewah dan hedonisme telah menjadi sesuatu yang lumrah. Mereka menguasai banyak properti dan memborong para budak, termasuk mereka yang berprofesi sebagai penyanyi dan penghibur untuk jamuan-jamuan pesta para penguasa.

Dekadensi moral itu mencapai puncaknya pada masa kekuasaan Yazid bin Muawiyah, di mana dua kota suci Mekah dan Madinah juga ternodai oleh perilaku rezim. Al-Mas'udi menulis, "Kerusakan dan noda hitam Yazid juga meracuni para pembantu dan pegawainya. Pada masanya, lagu dan tarian terang-terangan dipentaskan di Makkah dan Madinah bersama pesta pora, masyarakat juga tidak canggung-canggung lagi untuk meneguk khamar. Kondisi mengenaskan ini berlanjut pada masa Abdul Malik bin Marwan."

Menyaksikan kondisi mengerikan itu, Imam Sajjad as menempuh sebuah cara di mana tidak hanya untuk menyelamatkan budaya Islam yang terancam punah, tapi juga untuk menciptakan kondisi bagi penyebaran nilai-nilai luhur Islam. Beliau melakukan revolusi budaya dengan mendidik para tenaga pengajar untuk menghidupkan Islam dan mempersiapkan kemunculan mazhab Jakfari. Selain mengkader para murid, Imam Sajjad as juga mendidik dan memberi pencerahan kepada para budak, dan kemudian memerdekakan mereka untuk berdakwah di tengah masyarakat.

Dalam sejumlah riwayat disebutkan bahwa Imam Sajjad as telah memerdekakan seribu budak di jalan Allah Swt. Beliau membeli para budak dan kemudian membekali mereka dengan hakikat Islam. Ketika seorang budak dimerdekakan, pada dasarnya Imam Sajjad as telah meluluskan seorang individu yang merdeka, berpendidikan, arif, dan pecinta Ahlul Bait as. Daya tarik Imam Sajjad as sangat luar biasa di mana beberapa budak lebih memilih hidup bersama beliau daripada dimerdekakan.

Mengingat tuntutan kondisi, Imam Sajjad as tidak bisa terang-terangan menyampaikan ajaran-ajarannya kepada masyarakat. Beliau memanfaatkan metode nasehat dan doa untuk mengenalkan mereka dengan pemikiran-pemikiran Islam. Beliau menghidupkan kembali budaya Islam dan memberi pemahaman yang benar kepada masyarakat tentang hakikat dan ajaran Islam. Imam Sajjad as dalam sebuah ucapannya berkata, "Jauhilah diri kalian dari berinteraksi dengan para pendosa, bekerjasama dengan para penindas, dan mendekatkan diri dengan orang-orang fasik. Waspadalah terhadap fitnah mereka dan menjauhlah dari mereka dan ketahuilah bahwa barang siapa yang menentang para auliya Allah dan mengikuti selain agama Tuhan serta bertindak gegabah di hadapan perintah kepemimpinan Ilahi, maka ia akan terperosok di neraka?"

Pada tahun 61 Hijriah, Imam Sajjad as turut menyertai ayah beliau yang berjuang melawan kezaliman pemerintahan Yazid, di Padang Karbala. Atas kehendak Allah Swt, saat itu beliau jatuh sakit sehingga tidak bisa ikut bertempur. Setelah Imam Husein as gugur syahid, tampuk imamah diemban oleh Imam Sajjad as. Di sepanjang hidupnya, Imam Sajjad as berusaha melestarikan nilai-nilai perjuangan Karbala dan menyebarluaskannya sebagai hasil dari sebuah kebangkitan besar dan abadi.

Tangisan dan ratapan duka Imam Sajjad as telah menghidupkan tragedi Karbala di tengah masyarakat. Setiap kali dibawakan air minum, beliau meneteskan air mata dan berkata, "Bagaimana aku bisa meminum air sedangkan mereka membunuh cucu Rasulullah Saw dalam keadaan dahaga?" Dan terkadang beliau juga berkata, "Setiap saat aku mengingat terbunuhnya anak-anak Fatimah as, aku tidak bisa menahan tangis." Imam Jakfar Shadiq as berkata kepada Zurarah, "Ketika kakekku Ali bin Husain as mengingat ayahnya, ia selalu menangis sehingga air mata membasahi janggut beliau dan membuat orang-orang lain yang melihatnya terharu dan menangis."

Suatu hari, Imam Sajjad as memberitahu budaknya bahwa beliau akan pergi ke padang sahara. Sang budak berkata, "Aku pun lantas mengikuti beliau. Kulihat beliau sujud di atas sebongkah batu besar. Aku berdiri sambil memperhatikan suara rintihan dan tangisannya. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dari sujud sedang air mata telah membasahi seluruh janggut dan wajahnya." Kepada beliau kukatakan, "Tuanku, sampai kapan kesedihanmu akan berakhir dan tangisanmu akan selesai?"

Imam Sajjad as
Imam Sajjad as menjawab, "Tahukah kamu bahwa Nabi Ya'qub bin Ishak bin Ibrahim adalah seorang nabi, anak nabi dan cucu nabi? Beliau mempunyai 12 orang anak. Ketika Allah menjauhkan salah seorang dari mereka, rambut kepalanya memutih karena sedih, punggungnya membungkuk karena duka dan matanya menjadi buta karena selalu menangis. Padahal anaknya masih hidup di dunia. Sedangkan aku, aku dengan mata kepalaku sendiri menyaksikan ayah, saudara dan 17 orang dari sanak keluargaku dibantai dan terkapar di Padang Karbala. Bagaimana mungkin kesedihanku akan berakhir dan tangisanku akan berkurang?"

Pada tanggal 25 Muharam tahun 95 Hijriah, Imam Sajjad as gugur syahid, tak lama setelah Hisyam bin Abdul Malik membubuhkan racun ke dalam makanannya. Beliau wafat pada usia 57 tahun dan dimakamkan di Baqi? di samping makam pamannya, Imam Hasan bin Ali as

Minggu, 21 Maret 2021 23:15

Mengenang Perjuangan Imam Hadi as

 

Kini, kita berada di hari syahadah Imam Ali al-Hadi as, imam kesepuluh Ahlul Bait. Pada 3 Rajab tahun 254 Hijriah di hari seperti ini Imam Hadi as mereguk cawan syahadah. Beliau dibunuh oleh anasir penguasa bani Abbasiah, setelah melihat keberadaan beliau menjadi ancaman bagi kekuasaannya.

Ahlul Bait Nabi Saw merupakan manusia sempurna dan yang dipilih oleh Allah Swt. Perilaku dan ucapan mereka menjadi teladan bagi kehidupan manusia dan manifestasi nilai-nilai ilahi. Mengenal teladan dan mengikuti cara hidup mereka bakal membawa manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Salah satu pilar dasar imamah adalah pengetahuan Imam, dimana berdasarkan itu umat manusia dibebaskan dari tungku kehancuran. Karakter ilmiah Imam Hadi as dibentuk dari masa kecilnya dan sebelum mencapai keimamahan. Debat ilmiah, jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang meragukan agama dan pelatihan murid-murid terkemuka adalah contoh paling menonjol dari ketinggian ilmu Imam Hadi as.

Sejak masih kecil, beliau telah memecahkan masalah fiqih yang kompleks, dimana banyak orang lebih tua dan ulama sedang berjuang untuk memecahkannya. Musuh yang berpikiran sederhana beranggapan dalam mengalahkan reputasi keilmuan beliau dengan mempersiapkan debat ilmiah, tapi yang terjadi hanya rasa malu yang diterima.

Image Caption
Kehidupan sosial dan politik Ahlul Bait menunjukkan betapa sensitifnya tanggung jawab yang mereka pikul dalam melindungi dan menyebarkan agama di tengah-tengah masyarakat. Periode kehidupan mereka penuh dengan peristiwa yang mengancam masyarakat Islam, akibat kebodohan masyarakat waktu itu atau oleh para penguasa zalim. Di masa kehidupan Imam Ali al-Hadi as muncul sejumlah pemikiran dan keyakinan di tengah-tengah umat Islam. Pembahasan seperti melihat Tuhan, keyakinan akan Jabr (Determinasi) atau sebaliknya lebih menekankan kebebasan manusia. Sebagian lagi justru cenderung pada tasawwuf yang kemudian berusaha merasuki pikiran masyarakat umum.

Munculnya fenomena seperti ini berasal dari perubahan dalam kebijakan budaya penguasa Bani Abbasiah dan serangan pemikiran filsafat materialistik dari bangsa-bangsa lain ke tengah masyarakat Islam. Para khalifah pasca Ma’mun telah mengalokasikan dana luar biasa untuk menerjemahkan buku-buku filsafat Yunani. Bahkan disebutkan bahwa para penerjemah mendapat upah emas seberat buku yang diterjemahkan.

Patut diketahui bahwa dana sebesar itu tidak seluruhnya untuk proyek pengembangan ilmu pengetahuan. Para penguasa Bani Abbasiah berusaha menyebarkan ilmu-ilmu non-Islam ke tengah-tengah umat Islam dan menyelenggarakan dialog-dialog ilmiah antara Ahlul Bait dan para pemikir guna merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan sejak awal. Mereka berusaha melemahkan pemikiran Ahlul Bait, tapi setiap kali mereka berusaha, selalu saja menemui jalan buntu.

Banyaknya mazhab pemikiran menyebabkan beragamnya pendapat yang berujung buruk pada pemisahan budaya di antara umat Islam. Para penguasa Bani Abbasiah memanfaatkan kondisi ini untuk melemahkan pemikiran dan keyakinan para pengikut Ahul Bait.

Di sini Imam Ali al-Hadi as dengan kecakapannya mampu membongkar strategi Bani Abbasiyah. Sekalipun Imam Hadi berada di bawah pengawasan ketat para penguasa Bani Abbasiah dan membatasi kesempatan beliau untuk berhubungan dengan para pengikutnya, Imam Hadi as secara cerdas menghadapi penyimpangan pemikiran mereka.

Keagungan karakter Imam Hadi as memaksa musuh dan teman mengakui dan menghormati beliau. Sebagian dari pengakuan ini berdasarkan pada kepribadian Imam itu, secara moral dan sebagian karena dimensi ilmiahnya adalah hasil dari keramat yang muncul dari dirinya. Sekaitan dengan hal ini, "Ibnu Shahr Ashoub" menulis, "Imam Hadi as adalah orang yang paling berakhlak dan jujur. Orang yang melihatnya dari dekat akan menyebutnya orang yang paling ramah dan bila mendengar apa yang diceritakan tentang beliau dari jauh, maka akan mendengarkan sifat manusia sempurna. Setiap kali Anda diam di depannya, kewibawaan dan kemuliaannya akan menarik Anda dan setiap kali Anda berbicara, kebesaran dan kemurahan hatinya terungkap kepada Anda. Beliau adalah keturunan dari Risalah dan Imamah dan pewaris kekhalifahan bak pohon penuh berkah risalah..."

Salah satu ajaran penting dan kunci dari pernyataan Imam Hadi as yang mencerahkan adalah perhatian yang diberikan kepada dunia fana dan perannya dalam mempromosikan kebahagiaan manusia. Imam Hadi as memperkenalkan dunia sebagai pasar di mana kelompok mendapat manfaat darinya dan kelompok lainnya merugi. Di mata Imam, yang tercela adalah keterikatan akan dunia dan cinta dunia, bukan dunia itu sendiri, tetapi karena manusia mencari keuntungan di pasar akan terikat pada dunia. Keterikatan pada kesenangan duniawi ini adalah sumber kesalahan manusia dan penderitaannya karena melakukan dosa. Penderitaan ini dalam materi yan fana dan keinginan duniawi, menghancurkan manusia dan menjadi sarana bagi kejatuhan dan kemerosotannya. Keuntungan dan kerugian pasar dunia bergantung pada banyak faktor dan keadaan.

Sebagian orang melihat dunia sebagai tempat peralihan dan mencoba membangun cadangan untuk akhirat di dunia. Mereka adalah orang yang di pasar dunia menempatkan metode Nabi Saw dan Ahlul Bait as yang melangkah di jalur penghambaan diri kepada Allah dan berusaha keras di jalan kebenaran dan keadilan. Orang-orang seperti ini akan sampai pada kebahagiaan di dunia dan akhirat.  Tetapi mereka yang menganggap dunia sebagai sesuatu yang permanen dan stabil, adalah tawanan hawa nafsu dan mengikuti setan serta dunia sebagai tujuannya. Mereka menjadi mainan dunia yang berkilau dan dosa yang mereka lakukan membuat mereka merugi dan akhirnya mereka mendapat azab ilahi di akhirat.

Imam Hadi as mengikuti secara penuh Sunnah Rasulullah Saw dan berusaha serius untuk merealisasikan persatuan umat Islam. Persatuan umat Islam merupakan prinsip dan nilai-nilai yang mendapat penegasan Nabi Muhammad Saw dan menurut beliau, kemuliaan dan kekuatan umat Islam di semua bidang berada di bawah cahaya persatuan dan solidaritas dalam menghadapi musuh bersama.

Imam Hadi as menerapkan mekanisme dan metode yang beragam untuk mempertahankan persatuan dan menciptakan koherensi di antara umat Islam. Salah satu mekanisme paling penting yang diterapkan beliau adalah penekanan akan dua prinsip bersama. Imam Hadi as sangat memperhatikan al-Quran dan perilaku Nabi Muhammad Saw sebagai dua prinsip bersama dalam kehidupan umat Islam dan bersandar pada keduanya dalam banyak kasus.

Dalam surat kepada para pengikut Syiah yang membahas mengenai perselisihan mereka, beliau menulis, "... Sesungguhnya seluruh umat Islam sepakat bahwa al-Quran itu benar dan tidak ada keraguan di dalamnya... Karenanya, ketika al-Quran bersaksi akan kebenaran sebuah riwayat, maka umat Islam harus mengakui riwayat tersebut. Karena ketika semua sepakat akan prinsip kebenaran al-Quran, keluarnya sekelompok umat Islam dari prinsip ini sama artinya dengan keluar dari umat Islam." Dengan demikian, sesuai dengan yang disampaikan Imam Hadi as, tidak ada satupun muslim yang meragukan prinsi al-Quran. Dari sini, bila al-Quran membenarkan sebuah berita, semua umat Islam harus menerimanya.

Imam Hadi as di sebagian urusan mazhab dan khususnya orang-orang Syiah menetapkan metode dan perilaku Rasulullah Saw sebagai parameter dalam pekerjaannya. Sebagai contoh, ketika sakit, beliau meminta kepada Abu Hasyim al-Ja'fari, seorang alim dan tokoh Syiah untuk mengirim seseorang dari yang dikenal dan Syiah ke Karbala untuk berdoa demi kesembuhan dirinya. Abu Hasyim mengutus seorang bernama Ali bin Bilal yang menerima perintah tersebut. Ia berkata, Imam sejajar dengan pribadi yang berada di Hair. Yakni, Imam Hadi as sejajar dengan Imam Husein sebagai Imam dan doa beliau untuk dirinya sendiri tentu lebih unggul dariku dan lebih cepat diijabahi.

Abu Hasyim mengabarkan berita ini kepada Imam dan sebagai jawabannya beliau berkata, "Nabi Muhammad Saw lebih mulia dari Ka'bah dan Hajar al-Aswad, tapi tetap mengitari dan thawaf mengelilingi Ka;bah dan mencium Hajar al-Aswad. Allah Swt memiliki tempat di bumi yang disukai agar manusia beribadah di sana dan di tempat-tempat yang diinginkan Allah ini, bila ada yang memohong kepada-Nya, pasti Allah kabulkan. Kuburan Imam Husein as termasuk salah satu dari tempat tersebut."

 

Republik Islam Iran memiliki salah satu armada helikopter terbesar di Asia Barat. Berbagai jenis helikopter dinas dan tempur digunakan untuk angkatan bersenjata, termasuk angkatan darat, Pasukan Garda Revolusi Islam, polisi, dan berbagai instansi dan organisasi, seperti Bulan Sabit Merah dan Kementerian Perminyakan Iran.

Pada saat yang sama, Iran memiliki kemampuan yang signifikan di bidang perawatan helikopter, karena sejarah panjang Perusahaan Pendukung dan Renovasi Helikopter Iran (PANHA). Perusahaan ini memiliki pengalaman sekitar setengah abad dengan adanya tenaga ahli muda dan berbakat yang dapat memenuhi kebutuhan negara di bidang ini.

Perusahaan yang merupakan bagian dari Organisasi Industri Penerbangan Kementerian Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Iran ini telah memainkan peran yang sangat penting dalam bidang perombakan berbagai helikopter, dan pada saat yang sama telah mengambil langkah besar dalam mendesain ulang dan pembuatan helikopter baru.

Berkaitan dengan hal tersebut telah ditandatangani Piagam Dewan Strategis Lini Produksi Helikopter Nasional Saba 248 di hadapan sekelompok pejabat negara pada malam peringatan hari ulang tahun ke-42 kemenangan Revolusi Islam  di perusahaan PANHA.

Menurut Manouchehr Manteghi, Sekretaris Markas Besar Pengembangan Teknologi Antariksa dan Teknologi Transportasi Maju, perkembangan industri helikopter membutuhkan pembentukan jaringan industri dan jaringan penjualan yang maju, yang menunjukkan bahwa pekerjaan ini sangat kompleks dan memiliki dimensi yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan kerja sama dan perencanaan yang cermat, dan tersebar luas di berbagai bidang. Menurutnya, helikopter Saba 248 sudah berstandar internasional dan sebanding dengan model luar negeri.

Helikopter Saba 248, yang dirancang dan dibangun oleh para ahli Perusahaan PANHA, diresmikan pada 17 Isfand 1395 Hs dalam sebuah acara yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan Iran, Mayjen Dehghan dan Wakil Presiden Iran Urusan Sains dan Teknologi Sorena Sattari. Menurut Mayjen Dehghan, helikopter ini bisa ditawarkan dengan harga yang kompetitif berdasarkan kebutuhan pelanggan militer dan sipil dengan kemampuan ekspor ke pasar internasional, khususnya di negara-negara Muslim.

Yousef Ghorbani, Komandan Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, pada akhir Farvardin 1396 Hs mengatakan, "Helikopter nasional Saba 248, yang diluncurkan di Kementerian Pertahanan, akan segera diserahkan kepada Angkatan Udara dan akan digunakan untuk pelatihan dan operasi,".

Brigadir Jenderal Mojtaba Rouhani, CEO PANHA pada Bahman 1399 Hs juga mengumumkan bahwa helikopter asli Iran dan Saba 248, yang membutuhkan waktu sekitar satu dekade untuk rancang bangun telah maju dan dilengkapi dengan sistem terbaru di dunia serta mampu terbang dalam kondisi sulit.

Menurut Rouhani, helikopter Saba 248 telah menjalani semua uji terbangnya dengan baik. Ia mengatakan, "Helikopter yang diproduksi adalah jenis yang paling banyak digunakan dan memenuhi kebutuhan negara. Helikopter Saba 248 juga memiliki kekuatan khusus untuk melakukan operasi pertolongan, dan lainnya dengan tambahan opsi berdasarkan permintaan yang ada. Dalam waktu dekat kita akan melihat penggunaan helikopter ini di lingkungan angkatan bersenjata, pertolongan darurat dan lainnya," 

Brigadir Jenderal Rouhani dalam sebuah wawancara Shahrivar 1399 Hs menjelaskan proses pembangunan helikopter Saba 248. Ia memaparkan pengalaman teknis bertahun-tahun dari para akademisi dan tenaga ahli industri untuk merancang desain helikopter nasional dan memproduksinya dengan badan pesawat helikopter yang berbeda hingga menghasilkan Saba 248 saat ini.

Nama dari nomor ini adalah singkatan dari 2 pilot dan copilot, 4 baling-baling dan 8 penumpang. Pada awalnya, pembangunan badan helikopter Saba telah dimulai namun di bidang aksesoris mesin dan baling-baling, masih mengadopsi helikopter Italia, AW109 diproduksi oleh Augusta Westland. Tapi  akhirnya helikopter Saba 248 dibangun dengan mengembangkan modelnya sendiri. 

Generasi kedua atau platform baru dari helikopter nasional ini sedang dalam tahap pembangunan dan pada tahap ini telah dilakukan langkah-langkah agar helikopter ini dapat menggunakan beberapa mesin yang berbeda sesuai permintaan pelanggan. Sementara itu, pembangunan mesin telah dimulai oleh perusahaan lokal, dan setelah itu, dilakukan pembangunan baling-baling komposit yang seluruhnya dilakukan oleh tenaga ahli dalam negeri Iran.

 Spesifikasi dan Fitur

Tingkat kerumitan produksi helikopter disebabkan metalurgi spesifik, dan teknologi canggih yang digunakannya. Oleh karena itu, sekitar 200.000 jam kerja telah dilakukan dalam merancang, membuat, dan merakit helikopter Saba 248.

Helikopter Saba 248 kelas ringan dan menengah multiguna, bermesin ganda, empat silinder dan berkapasitas 8 penumpang mampu melakukan misi angkutan kargo dan penumpang serta operasi penyelamatan, fotografi dan pengintaian, ambulans udara, operasi lepas pantai dan taksi udara.

Penggunaan teknologi modern di bidang navigasi, sistem panduan dan mekanis, pengoperasian yang dapat diterima dalam mode mesin senyap, keandalan tinggi, kebisingan dan getaran rendah serta kecepatan tinggi, kemampuan operasional pada kisaran suhu -25 hingga 55 derajat Celcius dan bodi aerodinamis yang cocok, menjadi spesifikasi teknis lainnya dari helikopter Saba 248.

Helikopter Saba 248 memiliki dua mesin. Mesin helikopter ini merupakan mesin generasi keempat dan memiliki sistem kendali tersendiri. Helikopter juga menggunakan sistem Full Glass Cockpit.

Penggunaan sistem ini, yang mengandalkan tampilan digital, memfasilitasi pekerjaan pilot helikopter dan menyediakan akses cepat ke data penerbangan dan berbagai sistem helikopter.

Helikopter ini menggunakan banyak sistem yang dual, termasuk memiliki dua pompa hidrolik, yang meningkatkan faktor keamanannya dan mencegah terjadinya kecelakaan. Helikopter Saba 248 juga memiliki sistem pemecahan masalah otomatis, yang meningkatkan faktor keamanannya.

Tingkat ketinggian helikopter Saba 248 berkisar 6.000 meter dan memiliki durasi penerbangan 4 jam 50 menit. Sistem pendaratan air darurat, tangki bahan bakar tambahan, lift penyelamat, kait kargo dan sistem perlindungan kabel adalah fitur lain dari helikopter ini.

Dengan menggandeng perusahaan berbasis pengetahuan dan berbagai perguruan tinggi terkemuka di Iran, helikopter Saba 248 terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan. 

 

Setiap tanggal 21 Februari, dunia memperingati Hari Bahasa Ibu. Peringatan yang diadopsi PBB ini berawal dari tragedi berdarah rakyat Bangladesh memperjuangkan bahasa ibu mereka.

Di masa lampau, India, Pakistan, dan Bangladesh dijajah oleh Inggris. Setelah India memerdekakan diri pada 1947, Pakistan membentuk negara sendiri. Pakistan terbelah menjadi dua, Bengal Barat (Pakistan) dan Bengal Timur yang kelak menjadi Bangladesh. Keduanya sangat berbeda dalam budaya dan bahasa.

Kemudian pada 1948, pemerintah Pakistan menetapkan Urdu sebagai satu-satunya bahasa resmi Pakistan. Padahal, Bengal adalah bahasa yang lebih umum digunakan, khususnya di Bengal Timur
 

Kebijakan itu menuai protes dari rakyat Bengal Timur. Mereka ingin bahasa ibu mereka, Bengal, dijadikan salah satu bahasa nasional di samping bahasa Urdu. Sayangnya, protes ini dibalas dengan tekanan pemerintah Pakistan.

Pemerintah melarang rakyatnya berkumpul dan berunjuk rasa. Larangan ini semakin memicu amarah rakyat. Mahasiswa dan rakyat sipil menggelar unjuk rasa besar-besaran. Namun pada 21 Februari 1952, polisi menembaki demonstran.

Abul Barkat, Abdul Jabbar, Sofiur Rahman, dan Abdus Salam gugur. Upaya mereka baru membuahkan hasil setahun kemudian. Pada 1956, pemerintah akhirnya mengakui bahasa Bengal.

Sejak tahun 1955, Bengal Timur merayakan Hari Peringatan Bahasa untuk mengenang tragedi itu. Setelah konflik berkepanjangan, Bangladesh pun memerdekakan dirinya dari Pakistan pada 26 Maret 1971 lewat Perang Kemerdekaan Bangladesh. Monumen "Shahid Minar" didirikan untuk menghormati para pejuang bahasa Bengal.

Rafiqul Islam, seorang Bangli yang tinggal di Vancouver, Kanada menulis surat kepada Kofi Annan pada tanggal 9 Januari 1998 untuk memintanya mengambil langkah untuk menyelamatkan bahasa dunia dari kepunahan dengan mendeklarasikan Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Language Day).

Inisiatif Hari Bahasa Ibu Internasional pertama kali diumumkan oleh UNESCO pada 17 November 1999 yang secara resmi diakui oleh Majelis Umum PBB.

Akhirnya dipilihlah tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional karena pada tanggal tersebut, Bangladesh mengalami pembunuhan di tahun 1952 dalam memperjuangkan bahasa Bangli di Dhaka.

UNESCO sebagai bagian dari badan PBB mengajak seluruh negara di dunia untuk ikut merayakannya sebagai pengingat bahwa keberagaman bahasa dan multilingualisme adalah aspek penting.

Perbedaan bahasa di seluruh dunia menjadi hal penting untuk pembangunan berkelanjutan. Selain itu, dalam merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional ini UNESCO ingin mempromosikan tentang kesadaran akan keanekaragaman bahasa dan budaya serta mempromosikan multibahasa.

Apa Itu Bahasa Ibu?

Bahasa ibu adalah penguasaan bahasa seorang anak dimulai dengan perolehan bahasa pertamanya (B1). Pemerolehan bahasa merupakan sebuah proses yang panjang. Dimulai anak tak bisa berbicara hingga fasih berbicara dan mulai mengenal bahasa lain (B2).

Contohnya seperti anak yang lahir di suatu daerah akan mampu berbicara bahasa daerah dari orang tuanya, lingkungan sekitar, dan daerah tempat tinggalnya. Setelah itu, ia akan mengenal bahasa Indonesia sebagai jenjang bahasa yang formal karena menjadi bahasa pendidikan di tingkat dasar.

Melestarikan Keanekaragaman Bahasa Daerah

Berdasarkan dari UNESCO, banyak keanekaragaman bahasa semakin terancam karena makin banyaknya bahasa yang hilang. Setiap dua minggu, sebuah bahasa lenyap. Dengan hilangnya bahasa, secara langsung juga berdampak pada hilangnya warisan budaya pula.

“Ketika sebuah bahasa punah, dunia kehilangan warisan yang sangat berharga. Sejumlah besar legenda, puisi dan pengetahuan yang terhimpun dari generasi ke generasi akan ikut punah,” dikutip dari UNESCO.

Di Indonesia pun tercatat tujuh bahasa daerah punah di kepulauan Maluku. Walaupun Indonesia adalah negara yang kaya akan bahasa daerah dan budaya serta menjadi negara kedua yang memiliki bahasa daerah terbanyak setelah Papua Nugini, ancaman punahnya bahasa daerah juga dihadapi negara ini.

Tujuh bahasa yang punah tersebut antara lain bahasa Kayeli, Palumata, Moksela, hukumina, Piru, Loun, bahasa di Maluku Tengah dan Pulau Ambon. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku, Asrif mengatakan, di Maluku ketujuh bahasa tersebut sudah tak ada lagi.

Prof Dadang Sunendar dari Badan Bahasa Indonesia menyatakan bahwa topik bahasa ibu di dunia internasional tetap menjadi isu penting ketika bahasa-bahasa daerah di dunia mulai banyak yang punah. Keanekaragaman bahasa semakin terancam karena semakin banyak bahasa yang hilang.

Badan Bahasa sendiri telah memetakan bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia. Sebagai negara dengan jumlah bahasa daerah terbanyak kedua di dunia setelah Papua Nugini, Badan Bahasa telah memetakan sebanyak 668 bahasa daerah (tidak termasuk dialek dan subdialek) di Indonesia.

Bahasa di wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat belum semua teridentifikasi. Oleh karena itu, jumlah hasil pemetaan tersebut tentunya akan bertambah seiring bertambahnya jumlah daerah pengamatan (DP) dalam pemetaan berikutnya.

Dari 668 bahasa daerah yang telah dicatat dan diidentifikasi tersebut, baru 74 bahasa yang telah dipetakan vitalitas atau daya hidupnya berdasarkan kajian pada 2011-2017).  Hasilnya,  diketahui 11 bahasa dikategorikan punah, 4 bahasa kritis, 22 bahasa terancam punah, 2 bahasa mengalami kemunduran, 16 bahasa dalam kondisi rentan (stabil, tetapi terancam punah), dan 19 bahasa berstatus aman.(

 

Di bulan Rajab lahir pula manusia-manusia suci dan besar di sejarah umat Islam. Salah satunya adalah Imam Mohammad Jawad as.

Imam Muhammad Jawad lahir pada bulan Rajab 195 H dan mereguk cawan syahadat pada hari terakhir bulan Dzulqaidah tahun 220 H. Beliau menjadi imam di usia delapan tahun melanjutkan ayahnya yang syahid.

Imam Jawad sebagaimana ayahnya Imam Ridha memainkan peran penting dalam menjaga dan menyebarkan nilai-nilai agama Islam di tengah masyarakat. Beliau menyebarkan ilmu al-Quran, akidah, fiqh, hadis, dan ilmu keislaman lainnya. Salah satunya mengenai tafsir al-Quran. Imam Jawab menjawab pertanyaan mengenai makna dan tafsir sejumlah ayat al-Quran.

 Imam Jawad memang berumur belia saat meninggalkan dunia yang fana. Namun usia 25 tahun yang beliau lewati telah meninggalkan warisan ilmu dan khazanah hikmah yang tak terbatas. Sejarah menyebutkan nama 150 orang yang pernah berguru kepada Imam Jawad as dan mendapat bimbingan beliau. Diantara mereka, nampak nama-nama para tokoh yang dikenal figur besar di bidang keilmuan dan fiqh.

Imam Jawad memiliki kepedulian yang besar kepada masalah ilmu dan pendidikan. Beliau pernah berkata, "Tuntutlah ilmu sebab mencari ilmu adalah kewajiban bagi semua orang. Ilmu mempererat jalinan antara saudara seagama dan simbol kemuliaan. Ilmu adalah buah yang paling sesuai untuk hidangan sebuah pertemuan. Ilmu adalah kawan dalam perjalanan dan penghibur dalam keterasingan dan kesendirian."

Beliau dalam sebuah riwayat mengatakan, "Empat hal yang menjadi faktor keberhasilan orang dalam melakukan perbuatan baik dan amal salih adalah kesehatan, kekuatan, ilmu dan taufik dari Allah Swt."

Keutamaan ilmu dan kemuliaan akhlak Imam Jawad begitu harum semerbak di tengah masyarakat, hingga penguasa yang merasa terancam dengan popularitas sang Imam merancang sebuah konspirasi untuk menjatuhkan citra beliau. Pada hari yang telah ditentukan, penguasa Abbasiyah bersama Yahya bin Aktsam memasuki majelis besar yang dihadiri oleh orang-orang terhormat, bangsawan, dan para pejabat pemerintahan. Kemudian, datanglah Imam Jawad as ke majelis itu. Orang-orang yang hadir di dalam majelis itu berdiri menyambut kedatangan beliau.

Makmun berkata kepada Imam Jawad, "Yahya bin Aktsam ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepadamu." "Silahkan bertanya apa pun yang ia ingin ditanyakan", jawab Imam Jawad. Yahya mulai melontarkan pertanyaannya kepada Imam, "Apa pendapatmu tentang orang yang mengenakan pakaian Ihram dan berziarah ke Ka'bah, pada saat yang sama ia juga pergi berburu dan membunuh seekor binatang di sana?"

Imam Al-Jawad berkata, "Wahai Yahya, kau telah menanyakan sebuah masalah yang masih sangat umum. Mana yang sebenarnya ingin kau tanyakan; apakah orang itu berada di dalam Tanah Haram atau di luar? Apakah ia tahu dan mengerti tentang larangan perbuatan itu atau tidak? Apakah dia membunuh binatang itu dengan sengaja atau tidak? Apakah dia itu seorang budak atau seorang merdeka? Apakah pelaku perbuatan itu menyesali perbuatannya atau tidak? Apakah kejadian ini terjadi pada malam atau siang hari? Apakah perbuatannya itu untuk yang pertama kali atau kedua kalinya atau ketiga kalinya? Apakah binatang buruan itu sejenis burung atau bukan? Apakah binatang buruan itu besar atau kecil?"

Mendengar jawaban dari  Imam  Jawad yang saat ini berusia sangat muda, Yahya bin Aktsam, takjub dan dari raut mukanya terlihat ketidakberdayaannya. Ia pun mengakui keilmuan Imam Jawad.

Imam Jawad juga memiliki sahabat dan murid-murid yang berjasa dalam penyebaran keilmuan Islam. Di antaranya adalah Muhammad Bin Khalid Barqi yang menulis sejumlah karya di bidang tafsir al-Quran, sejarah, sastra, ilmu hadis dan lainnya.

Mengenai pentingnya Ilmu pengetahuan, Imam Jawad berkata, "Beruntunglah orang yang menuntut ilmu. Sebab mempelajarinya diwajibkan bagimu. Membahas dan mengkajinya merupakan perbuatan baik dan terpuji. Ilmu mendekatkan saudara seiman, hadiah terbaik dalam setiap pertemuan, mengiringi manusia dalam setiap perjalanan, dan menemani manusia dalam keterasingan dan kesendirian."

Imam Jawad senantiasa menyerukan untuk menuntut ilmu dan menyebutnya sebagai penolong terbaik. Beliau menasehati sahabatnya supaya menghadiri majelis ilmu dan menghormati orang-orang yang berilmu.

Mengenai pembagian ilmu, Imam Jawad berkata, "Ilmu terbagi dua, yaitu ilmu yang berakar dari dalam diri manusia, dan ilmu yang diraih dari orang lain. Jika ilmu yang diraih tidak seirama dengan ilmu fitri, maka tidak ada gunanya sama sekali. Barang siapa yang tidak mengetahui kenikmatan hikmah dan tidak merasakan manisnya, maka ia tidak akan mempelajarinya. Keindahan sejati terdapat dalam lisan dan laku baik. Sedangkan kesempurnaan yang benar berada dalam akal."

Imam Jawad menyebut ilmu sebagai faktor pembawa kemenangan dan sarana mencapai kesempurnaan. Beliau menyarankan kepada para pencari hakikat dan orang-orang yang mencari kesempurnaan dalam kehidupannya untuk menuntut ilmu. Sebab ilmu akan membantu mencapai tujuan tinggi baik dunia maupun akhirat.

Imam Jawad dalam salah satu pesan kepada para sahabatnya mengungkapkan, "Setiap kali Allah Swt menambah dan memperbanyak nikmat-Nya kepada seseorang, maka kebutuhan masyarakat terhadap Zat Yang Maha Kuasa ini juga semakin besar. Apabila manusia tidak mau menanggung jerih payah ini, yakni apabila manusia tidak mau berusaha untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat, maka nikmat-nikmat tersebut akan dicabut."

Imam Jawad dikenal di tengah masyarakat dengan sifat rendah hati dan tawadhu, serta akhlakul karimah. Imam Jawad dikenal sangat dermawan dan lapang dada, dan dengan alasan inilah beliau dijuluki Jawad yang berarti sangat dermawan dan lapang dada. Tak seorang pun yang datang kepada beliau kembali dengan tangan hampa.

Imam Jawad selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat meski disampaikan melalui surat. Oleh karena itulah kecintaan kepada Imam selalu melekat di hati para pengikutnya, walaupun terdapat jarak yang jauh antara beliau dengan pengikutnya.

Imam Jawad berkata, "Allah Swt menganugerahkan nikmat-Nya yang berlimpah kepada sekelompok orang untuk disalurkan lewat derma kepada orang lain. Jika menolak berinfak, maka Allah akan menarik rezeki-Nya dari mereka."

Menurut beliau, harta adalah amanat yang diberikan Allah kepada sebagian hamba-Nya sebagai perantara atau untuk menjadi ujian bagi mereka. Karena itu, siapa saja yang mendapatkan harta dari Allah hendaknya memandang harta itu sebagai titipan Allah untuk mengabdi dan membantu orang lain. Dalam hadis yang lain, beliau berkata, "Anugerah pemberian Allah kepada hamba-Nya tidak akan bertambah banyak kecuali ketika kebutuhan orang lain kepadanya meningkat. Karena itu orang yang tidak sanggup menerima amanat ini dan tidak bersedia membantu orang lain, maka Allah akan menarik rezeki dari tangannya."

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rabu (17/2/2021) dalam pidato memperingati kebangkitan bersejarah rakyat Tabriz, Provinsi Azerbaijan Timur, menjelaskan sejumlah capaian besar Republik Islam.

Pada 18 Februari 1978, masyarakat Tabriz turun ke jalan-jalan bertepatan dengan 40 hari pembunuhan orang-orang Qum oleh pasukan rezim Shah Pahlevi. Mereka memprotes kediktatoran yang dilakukan rezim Shah dan menyuarakan gerakan anti-Shah.

Ayatullah Khamenei dalam pidatonya melalui konferensi video, menyapa masyarakat Tabriz dan Azerbaijan Timur, dan berkata, “Setiap tahun, kita biasa bertemu dengan kalian di Husainiyah ini (Husainiyah Imam Khomeini Tehran) dan saya senang atas kehadiran kalian semua. Sayangnya, tahun ini (kondisi) tidak memungkinkan untuk melakukannya dan ini adalah salah satu dari berbagai pasang surut dalam kehidupan.”

“Saya percaya bahwa jika bukan karena gerakan berani yang dilakukan oleh orang-orang Tabriz pada tanggal 29 Bahman (18 Februari 1978), maka gerakan berdarah masyarakat Qom mungkin secara bertahap dilupakan, seperti gerakan 15 Khordad yang secara bertahap sedang dilupakan. Tentu saja, setelah revolusi, ia dihidupkan kembali, tetapi sebelum revolusi orang-orang secara bertahap melupakan apa yang telah terjadi di Tehran, Qom, Varamin dan kota-kota lain pada 15 Khordad tahun 1342,” kata Rahbar.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei.
Menurutnya, kebangkitan rakyat Qum pada 19 Dey mungkin juga akan mengalami nasib yang sama jika masyarakat Tabriz tidak bangkit. Namun, rakyat telah menciptakan epik 29 Bahman dan memberikan semangat baru bagi gerakan revolusioner.

Pada kesempatan itu, Ayatullah Khamenei mengucapkan selamat kepada semua masyarakat Tabriz dan Azerbaijan serta rakyat Iran atas datangnya bulan Rajab dan menyampaikan harapan agar setiap orang memperoleh manfaat dari berkah maknawi bulan ini.

Rahbar mencatat bahwa hal yang sangat penting adalah; Tabriz dan Azerbaijan selalu memiliki dua kriteria dan identitas yang permanen dan abadi. Pertama adalah ikatan yang kuat pada Islam dan kesalehan, dan kedua adalah komitmen yang kuat untuk Iran. Keduanya memiliki arti yang sangat penting bagi Islam dan Iran. Rakyat Azerbaijan selalu melawan orang-orang asing yang ingin mencabik-cabik berbagai bagian Iran di wilayah itu dan berhasil menjaga keutuhan negara.

Menurut Ayatullah Khamenei, Azerbaijan adalah benteng kuat Iran dalam melawan serangan asing. Kita selalu menjadi target serangan yang dilancarkan oleh para tetangga yang agresif - Tsar Rusia, Kekaisaran Ottoman, dan Uni Soviet. Jika bukan karena Azerbaijan dan Tabriz serta perlawanan, ketabahan dan pengorbanan mereka, maka serangan-serangan itu mungkin akan mencapai daerah-daerah tengah negeri ini. Azerbaijan adalah benteng yang kuat yang selalu menangkis dan menggagalkan serangan tersebut.


Azerbaijan khususnya Tabriz adalah daerah yang telah melahirkan para tokoh luar biasa di bidang sains, seni, dan politik. “Selama 150 tahun terakhir - saya belum mempelajari era sebelumnya – baik di bidang ilmu agama maupun ilmu alam – merupakan daerah teladan dan benar-benar menghasilkan para elit karena mendidik faqih, cendekiawan, orator, dan ilmuwan hebat. Jadi, Azerbaijan dikenal karena mengembangkan kepribadian luar biasa di bidang ilmiah dan seni,” jelasnya.

Ayatullah Khamenei kemudian bertanya, hal apa yang dapat memberikan identitas dan kekuatan pada suatu bangsa dan sebuah gerakan? Pertama, memiliki infrastruktur ideologis yang kokoh. Menurutnya, penyebab mengapa banyak negara yang telah melakukan revolusi dan bergerak melawan hegemoni, arogansi, penindasan serta tirani, kembali ke era sebelumnya setelah periode yang singkat – setelah periode lima tahun atau setelah 10 tahun – dan mengikuti jalur pendahulunya adalah karena mereka tidak memiliki infrastruktur ideologis yang kuat.

“Musuh utama kekuatan hegemonik adalah infrastruktur ideologis yang merupakan infrastruktur Islami. Infrastruktur ini berbasis ajaran Islam dan telah dijelaskan secara detail oleh Imam Khomaini ra,” tambahnya.

Selain itu, pelajaran berharga juga dapat dipetik dari para pemikir revolusioner kita, para pemikir seperti Shahid Muthahhari, Shahid Beheshti dan lainnya hingga sekarang. Para pemikir ini mendapatkan basis ideologis dari al-Quran dan ajaran Islam. Tentu saja, saya sangat yakin bahwa kekuatan intelektual pemerintahan Islam harus menyelesaikan dan melanjutkan jalan ini. Mereka harus meningkatkan, mempromosikan, dan memperbarui ideologi ini setiap hari karena dengan munculnya persoalan baru, maka diperlukan jawaban baru. Jawaban baru ini harus diberikan kepada orang-orang yang mencarinya, para peneliti dan pemuda.

“Hal ini (basis ideologis) perlu, tetapi dalam praktiknya kita juga memerlukan hal lain karena keberadaan infrastruktur saja tidak cukup. Lalu apa yang kita butuhkan dalam praktiknya? Rasa tidak takut, tidak kenal lelah, tidak berputus asa, dan tidak malas serta tidak terjebak dalam permainan musuh dan membantunya. Ini dibutuhkan dalam tindakan nyata,” ungkap Ayatullah Khamenei.

Dan kita harus siap berkorban di tempat yang tepat. Ini berarti bahwa dalam kasus-kasus tertentu, kita perlu berkorban dan mempertaruhkan nyawa kita. Seperti Syahid Soleimani yang siap mengorbankan nyawanya. Begitulah cara dia memasuki berbagai arena. Hal yang sama berlaku untuk syahid terkasih lainnya seperti Syahid Bakeri.

Dalam pandangan Ayatullah Khamenei, bangsa Iran di usi 42 tahun Revolusi Islam tetap tidak lelah meskipun ada banyak masalah. Buktinya adalah partisipasi luas masyarakat pada acara tasyi’ jenazah Syahid Soleimani dan juga selama acara pawai 22 Bahman tahun ini. Di tengah pandemi Corona, masyarakat melakukan inovasi baru dan tidak membiarkan pawai hari kemenangan Revolusi Islam dibatalkan.

“Kapan pun jihad ini ada, maka ia akan diikuti oleh bimbingan dari Allah Swt. Dengan kata lain, setiap kali jihad dan pengorbanan diri ada, Allah tidak akan meninggalkan kita sendirian. ‘Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.’ Ketika hamba-Nya menunjukkan ketekunan, maka Allah Swt akan memberikan petunjuk-Nya kepada mereka,” jelas Rahbar.

Selain bimbingan Ilahi, seseorang akan mendapatkan keuntungan berupa kesuksesan dan kemajuan. ‘Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)’ Kata Ma’an Ghadagha berarti memuaskan dahaga dengan air segar dan berlimpah. Para ahli tafsir mengatakan bahwa ungkapan ini berarti menyelesaikan semua masalah dalam hidup. Jika kalian menunjukkan ketabahan dan perlawanan – artinya tidak akan menyimpang dari jalan dan jika tetap mengambil jalan yang lurus – maka persoalan dalam hidup pasti akan terselesaikan dan kekurangan akan teratasi.


Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei mengatakan Revolusi Islam telah mengubah pengelolaan negara dari pemerintahan diktator, monarki, dan individualis menjadi pemerintahan yang populer, republik dan demokratis. Saat ini masyarakat bertanggung jawab atas nasib mereka sendiri. Mereka-lah yang memilih. Mereka mungkin memilih dengan buruk, tetapi mereka-lah yang memilih. Ini masalah yang sangat penting. Sebelumnya, hak tersebut tidak ada dan negara adalah sebuah negara diktator. Semuanya ada di tangan rezim.

Berbicara mengenai kesepakatan nuklir JCPOA, Rahbar menandaskan, “Kami telah berbicara tentang kebijakan Republik Islam dalam JCPOA. Hal tertentu disampaikan dan janji tertentu dilontarkan. Saya hanya ingin mengatakan ini, ‘Kami telah mendengar banyak kata-kata dan janji manis, tetapi dalam praktiknya, mereka tidak dilaksanakan dan justru sebaliknya, mereka telah bertindak melawan janji-janji itu.’”

“Tidak ada gunanya berbicara. Tidak ada gunanya memberi janji. Kali ini hanya aksi nyata yang penting! Jika kami melihat tindakan di pihak lain, kami akan mengambil tindakan juga. Kali ini, Republik Islam tidak akan puas mendengar kata-kata dan janji ini dan itu,” pungkasnya. 

 

Rahbar atau Pemimpin Tinggi Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei Rabu (17/2/2021) di pertemuan virtual dengan warga Tabriz memperingati kebangkitan 29 Bahman 1356 Hs warga kota ini mengisyaratkan pidato terbarunya mengenai Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) dan menjelaskan kebijakan pemerintah.

Rahbar mengatakan, "Terkait JCPOA banyak ucapan dan janji yang dirilis, tapi kita mendengar banyak kata-kata dan janji baik yang dilanggar dan tindakan yang melawannya, sehingga kata-kata dan janji tidak ada gunanya, dan kali ini hanya tindakan yang penting."

"Jika kita memperhatikan tindakan pihak seberang, kita juga akan bertindak dan kali ini, Republik Islam Iran tidak akan dipuaskan hanya dengan ucapan dan janji," tegas Rahbar.

Di isu JCPOA ada pertanyaan mendasar. Ke mana nasib kesepakatan nuklir yang ditandatangani Juli 2015 akan berakhir? 

Republik Islam Iran untuk waktu yang lama berunding dengan sekumpulan isu nuklir dan mencapai sebuah kesepakatan yang disahkan oleh Dewan Keamanan PBB. JCPOA dalam koridor resolusi 2231 telah menentukan komitmen yang harus dijalankan kedua pihak; namun Mantan presiden AS Donald Trump sejak awal kampanye pilpres menyebut JCPOA sebuah kesepakatan buruk dan pada 8 Mei 2018 secara resmi mengeluarkan instruksi keluarnya AS dari kesepakatan ini secara sepihak.

Sementara Eropa menentang sikap AS dan berjanji menjalankan komitmennya serta di ucapan mereka berjanji menjamin kepentingan Iran di JCPOA; tapi setelah satu tahun dan kesabaran strategis Iran, Eropa bukan saja tidak menunaikan janjinya bahwa mereka mengiringi Amerika. Padahal mereka menyadari seluruh sanksi terhadap Iran yang dipulihkan oleh Donald Trump dan juga sanksi tambahan adalah ilegal.

Kini teknologi nuklir milik seluruh rakyat Iran dan ditetapkan sebagai pengetahuan yang berkembang di Iran. JCPOA jga tidak diterima Iran sekedar anasir pertahanan bagi negara ini untuk memanfaatkan teknologi tersebut tapi tujuan Tehran dari kesepakatan ini adalah kepercayaan timbal balik dan interaksi dua arah berdasarkan komitmen bersama serta menerima pembatasan dalam koridor protokol tambahan secara sukarela dalam jangka waktu tertentu.

Oleh karena itu, penerimaan komitmen ini bukan berarti berlanjutnya gerakan satu pihak. Opini publik di Iran menentang keras berlanjutnya JCPOA di kondisi seperti saat ini. Oleh karena itu, anggota parlemen Iran demi melindungi hak dan tuntutan legal rakyat di JCPOA meratifikasi sebuah rencana strategis. Berdasarkan keputusan parlemen yang saat ini dikenal dengan langkah strategis untuk mencabut sanksi dan telah berubah menjadi undang-undang yang harus dilaksanakan pemerintah, Republik Islam akan tetap mematuhi komitmennya di JCPOA selama pihak seberang berdasarkan rasa saling percaya menjalankan komitmennya dalam koridor tanggung jawab dan hak legal kedua pihak.

Berdasarkan undang-undang ini, Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) berkewajiban memproduksi uranium yang diperkaya 20 persen untuk kepentingan damai dan setiap tahun menyimpan minimal 120 kg di dalam negeri; Selain itu, lembaga ini juga diharuskan secara penuh menjamin uranium yang diperkaya di atas 20 persen yang dibutuhkan negara untuk kepentingan damai.

Wakil tetap Iran di organisasi internasional yang berbasis di Wina, Kazem Gharibabadi dalam menjalankan pasal undang-undang ini, Senin lalu menyerahkan surat yang menyatakan Iran menghentikan langkah sukarela di bawah JCPOA mulai 23 Februari 2021 kepada Direktur Jenderal Organisasi Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi.

Ia menjelaskan, "Kebijakan Iran menghentikan langkah sukarela di kesepakatan nuklir demi melaksanakan keputusan parlemen untuk mencabut sanksi dan melindungi kepentingan bangsa Iran serta selaras dengan hak Iran yang dijelaskan di pasal 26 dan 36 JCPOA dan mengingat pihak seberang tidak mematuhi komitmennya mencabut sanksi ilegal."

Oleh karena itu, mulai saat ini kerja sama Iran dan IAEA akan berlanjut dengan bertumpu pada menjaga kewajiban hingga dicabutnya sanksi secara praktis maka saat itu terbuka peluang Iran kembali melaksanakan komitmennya .

Langkah-langkah ini termasuk ketentuan Protokol Tambahan, Kode 3.1 Amandemen Sub-Pengaturan Safeguards (untuk pemberitahuan awal fasilitas nuklir ke IAEA), penggunaan teknologi modern dan kehadiran jangka panjang IAEA di Iran, langkah-langkah transparansi terkait kue kuning (yellowcake), langkah-langkah transparansi terkait pengayaan urainum dan akses terkait ketentuan JCPOA.

Gharibabadi juga menyebut pengawasan dan verifikasi pelaksanaan langkah sukarela dan transparansi pembuatan suku cadang mesin sentrifugal termasuk langkah yang akan dihentikan Iran.

Penekanan presiden Iran jika ada indikasi pihak seberang menjalankan komitmennya maka Iran juga akan bertindak serupa, menunjukkan komitmen Iran akan langkah timbal balik; karena JCPOA sebuah kesepakatan multilateral internasional yang disahkan oleh resolusi Dewan Keamanan PBB. Sementara Amerika keluar dari kesepakatan ini dan Eropa tidak mampu mempertahankannya. Meski demikian di statemen bersama yang dirilis baru-baru ini oleh troika Eropa (Jerman, Prancis dan Inggris) tanpa mengisyaratkan pelanggarannya terhadap JCPOA dan keluarnya AS secara sepihak dari kesepakatran ini, mengaku khawatir atas aktivitas nuklir damai Tehran.

Troika Eropa yang tidak menunjukkan langkah praktis untuk mencabut sanksi dan kembali ke kesepakatan nuklir ini, mulai mengaitkan isu pertahanan dan kekuatan rudal Iran di JCPOA serta mengejar tujuan lain yang tidak ada kaitannya dengan kesepakatan nuklir. Pengguliran isu-isu ini faktanya dimaksudkan untuk menjustifikasi pelanggaran JCPOA dan menunjukkan bahwa AS dan Amerika ingin menciptakan kondisi baru dengan kedok perundingan untuk JCPOA. Padahal sikap Iran di kedua isu ini sangat jelas dan pasti. Iran tidak akan bernegosiasi mengenai JCPOA dan juga isu-isu yang berkaitan dengan keamanannya.

Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani Rabu sore saat kontak telepon dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel menilai tidak mungkin memasukkan isu baru di JCPOA dan menekankan, JCPOA sebagai sebuah dokumen yang disahkan Dewan Keamanan dan hasil upaya panjang Iran beserta enam negara besar dunia memiliki koridor pasti dan tidak dapat diubah.

Seraya menjelaskan bahwa berlanjutnya JCPOA dengan berlanjutnya sanksi serta tidak komitmennya pihak seberang terhadap janjinya, tidak memiliki legalitas dan solusi tunggal untuk mempertahankan kesepakatan nuklir adalah pencabutan sanksi tak manusiawi serta ilegal Amerika serta kembalinya Washington ke kesepakatan ini.

Oleh karena itu, jika AS dan Eropa berminat menghidupkan dan menjaga JCPOA, maka kembali ke kesepakatan ini bergantung pada tekad dan niat tulus pihak seberang. Namun demikian, Amerika masih tetap melanggar resolusi 2231 dan JCPOA serta menjalankan kebijakan Donald Trump. Dengan demikian Presiden baru AS Joe Biden jika ingin mempertahankan JCPOA maka ia harus kembali ke komitmen 20 Januari 2017.

Langkah Iran menurunkan komitmen JCPOA, sejatinya sebuah respon atas perilaku tak masuk akal Amerika serta sikap Eropa yang tidak menjalankan komitmennya. Tuntutan Iran atas pencabutan sanksi dan pengembalian hak-hak bangsa ini yang dirampas adalah tugas AS dan Eropa. Strategi Tehran terhadap JCPOA sepenuhnya jeas. Pencabutan sanksi secara praktis dan bukan sekedar di mulut atau di atas kertas oleh Amerika, akan disertai dengan kembalinya Iran untuk melaksanakan komitmen JCPOAnya yang sebelumnya diturunkan beberapa kali.

Yang terpenting bagi Iran adalah dampak pencabutan sanksi. Pencabutan sanksi sebuah tanda tangan di atas kertas, tapi dampaknya harus nyata di lapangan. Pencabutan sanksi mencakup seluruh sanksi yang diprediksikan di awal JCPOA dan kedua sanksi yang dijatuhkan setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir dan ketiga, sanksi yang temanya diubah dengan trik hukum.

Seperti yang dijelaskan Rahbar, "Iran akan kembali ke komitmen JCPOAnya ketika Amerika secara praktis mencabut seluruh sanksi bukan sekedar ucapan atau di atas kertas. Dan pencabutan sankai ini akan diverifikasi oleh Iran."

Minggu, 21 Maret 2021 23:07

Milad Agung Sang Putra Ka'bah

 

1Tanggal 13 Rajab adalah hari kelahiran Imam Ali bin Abi Thalib as. Ia dilahirkan pada 13 Rajab, Aamul Fiil ke-30. Prosesi kelahiran Ali penuh keajaiban dan tidak pernah terjadi sepanjang sejarah umat manusia. Ia dilahirkan di dalam Ka'bah, Rumah Tuhan.

Imam Ali as adalah putra Abu Thalib, paman Nabi dan cucu Abdul Muthalib, putra Hasyim. Ibunda beliau bernama Fatimah, putri Assad bin Abdu Manaf.

Muhammad al-Maliki mengatakan, "Ali dilahirkan di dalam Ka'bah di Mekah pada hari ketiga belas bulan Tuhan, Rajab tahun ke-30 Tahun Gajah ... Sebelum dia, tidak ada yang lahir di dalam Ka'bah dan kelahiran ini merupakan keutamaan yang diberikan Allah Swt kepada Ali as, demi menghormatinya dan meningkatkan derajatnya serta mengungkapkan martabat dan kebesaran hatinya."

Hakim Neishaburi juga mengatakan, "Kabar kelahiran Ali as di dalam Ka'bah telah sampai dalam bentuk mutawatir. Sejauh ini belum ada yang mencapai keutamaan ini."

Ali as di kemudian hari dengan perilakunya membuktikan posisinya. Dia dianggap sebagai buah sukses dari pendidikan Nabi Muhammad Saw. Karena dia adalah nafas dan jiwa Nabi Saw, saudara laki-laki dan penggantinya. Rasulullah mengenalkannya sebagai pintu ilmu dan kebijakan dan berkata, "Saya adalah kota ilmu dan Ali sebagai pintu gerbangnya. Barang siapa yang menginginkan ilmu harus memasukinya lewat pintu ini."

Faktanya, kepribadian Ali as adalah kombinasi elemen yang masing-masing mampu mengantarkan manusia ke puncak kesempurnaan.

Masa kanak-kanak Imam Ali dihabiskan di bawah asuhan dan pendidikan Rasulullah Saw. Semakin tinggi ilmu yang didapat, Rasulullah semakin memperhatikan dan mendidik Ali. Sehubungan dengan hal ini, Imam Ali berkata, 'Aku mengikutinya seperti seekor anak unta mengikuti induknya."

Setiap hari beliau menunjukkan tanda akhlaknya kepadaku dan selalu mengajakku untuk mengikutinya. Saat kanak-kanak, ia selalu mendekapku di dadanya dan menidurkanku di tempat tidurnya, ia mendekatkan tubuh sucinya ke tubuhku sehingga aku mencium wangi tubuh beliau.


Ali yang menjadi saksi khalwat Rasul bersama Tuhan, adalah tokoh Islam yang utama, ia adalah sahabat Nabi pertama. Imam Ali berkata, Rasulullah setiap tahun berkhalwat di Gua Hira. Saya selalu melihatnya dan tidak ada seorang pun selain saya yang melihatnya. Kecuali di rumah Rasul dan Khadijah, tidak ada satu orang pun yang memeluk Islam dan saya adalah orang yang ketiga. Aku menyaksikan cahaya wahyu dan kenabian, dan menghirup wangi kenabian.

Dalam kesabaran dan memberi maaf, Ali mengalahkan semua orang. Tingkat kesabaran yang paling tinggi dapat dilihat dalam Perang Jamal dan dalam memperlakukan musuh, terutama Marwan bin Hakam dan Abdullah bin Zubair. Imam, sekalipun menguasai mereka, tapi memaafkan mereka. Ali as tidak mengutuk dan menghukum siapa pun dari mereka yang terlibat dalam Perang Jamal.

Di Perang Khandaq, Imam Ali berhadap-hadapan dengan Amr ibn Abd Al Wud, jawara Quraisy terkemuka. Imam Ali berhasil menjatuhkannya ke tanah, tapi tidak membunuhnya. Lalu kembali bertarung dan mengalahkannya namun tidak membunuhnya, dan mendekati Rasulullah.

Rasulullah Saw bertanya, "Mengapa setiap kali engkau bertarung dengannya, engkau tidak membunuhnya?" Ali menjawab, ia menghina ibuku dan meludahi mukaku. Aku takut membunuhnya karena kemarahan, aku biarkan dia sampai kemarahanku reda, setelah itu kubunuh.

Keadilan adalah salah satu bagian yang paling indah dari karakter Imam Ali as. Jika Ali as tidak ingin menghormati keadilan dan lebih memilih jabatannya daripada kepentingan dunia Muslim, ia akan menjadi khalifah yang paling sukses dan paling kuat. Tetapi, ia begitu tegar di jalan kebenaran sehingga ketika saudara laki-lakinya Aqil meminta sesuatu dari Baitul Mal, ia meletakkan api di tangannya dan mengingatkannya akan azab akhirat.

Keadilan Imam Ali as adalah simbol keadilan Islam. Dalam ajaran Imam Ali as dikatakan, "Allah menjadikan keadilan sebagai penunjang manusia. Keadilan adalah cahaya Islam. Islam tanpa keadilan adalah cahaya yang tidak bercahaya."

Makam Imam Ali di kota Najaf, Irak.
Hari kelahiran Amirul Mukminin Imam Ali bin Abi Thalib as diperingati di Republik Islam Iran sebagai Hari Ayah. Pada hari itu, setiap anak akan mengucapkan selamat kepada ayahnya dan memberikan hadiah kepadanya.

Hari Ayah di Iran merupakan hari libur nasional. Mereka yang memiliki kesempatan untuk menemui ayahnya, akan datang, mengucapkan selamat dan membawa hadiah buat orang yang membesarkan mereka itu. Selain itu, para istri juga biasa membelikan bunga atau bingkisan atau membuat makanan khusus untuk suaminya pada Hari Ayah.

Di akhir tahun ke-2 Hijriyah, Imam Ali as menikah dengan Putri Rasulullah Saw, Sayidah Fatimah az-Zahra as. Ia selalu mendampingi Rasulullah dalam suka dan duka demi menyebarkan Islam dan ikut dalam semua peperangan yang dihadiri Rasululllah Saw, kecuali dalam Perang Tabuk.

Imam Ali as selain dikenal karena keberaniannya, juga amat terkenal kedermawanan dan kelembutan hatinya. Ia selalu membantu dan melindungi fakir miskin, kaum tertindas, dan anak yatim.

Ketika menjadi khalifah kaum Muslim, Imam Ali as menjalankan pemerintahan dengan sangat adil. Dalam beribadah kepada Allah, ia dikenal sangat tekun dan khusyu', sampai-sampai ia tidak merasakan ada anak panah menancap di tubuhnya pada saat sedang shalat.

Salah satu hadis dari Imam Ali as adalah "Berperilakulah dengan baik kepada masyarakat, sehingga ketika engkau mati, mereka akan menangisimu dan ketika engkau hidup mereka akan baik kepadamu."

Dia adalah satu-satunya orang yang disinggung Rasulullah Saw dengan mengatakan, “Hak Ali atas umat, sama seperti hak seorang  ayah kepada putranya.” Ali adalah satu-satunya orang yang berkorban pada Lailatul Mabit, malam ketika Rasulullah Saw berhijrah dari Mekkah menuju Madinah, dan tidur menggantikan Nabi Muhammad Saw.


Dalam sebuah perjalanan, Imam Ali as melintasi rumah seorang perempuan miskin yang anak-anaknya menangis karena lapar. Sang ibu menyibukkan mereka dengan berbagai hal, kemudian memenuhi panci dengan air dan menyalakan api, sehingga itu dijadikan alasan agar anak-anaknya tertidur. Menyaksikan peristiwa itu, Imam Ali as bersama Qanbar segera pulang ke rumah dan mengambil kurma, serta memikul sekantung gandum, beras dan minyak, kemudian bergegas menuju rumah perempuan itu.

Setibanya di rumah perempuan itu, Imam Ali as meminta ijin masuk kemudian memasukkan beras dan sedikit minyak ke dalam panci untuk menyiapkan makanan. Kemudian beliau membangunan anak-anak perempuan itu serta menyuap mereka sampai kenyang. Kemudian untuk menghibur anak-anak perempuan itu beliau merangkak dan menaikkan mereka di atas punggungnya. Mereka tertawa riang. Setelah bermain, Imam Ali as menidurkan mereka dan meninggalkan rumah itu.

Qanbar bertanya, “Wahai junjunganku! Hari ini aku melihat dua hal darimu yang aku mengerti sebab dari salah satunya namun aku tidak mengerti sebab yang kedua. Pertama, kau sendiri yang membawa makanan itu di pundakmu dan tidak mengijinkanku membawanya, pasti karena besarnya pahala, akan tetapi aku tidak memahami kau merangkak dan menaikkan mereka (anak-anak itu) ke atas punggungmu.”

Imam Ali as menjawab, “Ketika aku melihat anak-anak itu, aku menyadari mereka sedang menangis karena lapar, dan debu-debu keyatiman menyelimuti mereka, aku ingin ketika aku keluar mereka kenyang dan juga debu-debu keyatiman dan ketiadaan ayah telah terhapus dari wajah-wajah mereka.”

 

Kemajuan Republik Islam Iran di sektor pertahanan dan persenjataan, termasuk di bidang UAV menjadi perhatian dunia yang membuat kekuatan pertahanan negara ini disegani kawan maupun lawannya.

Iran sekarang adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang mengembangkan desain dan konstruksi berbagai jenis UAV. Masalah ini semakin penting karena meningkatnya peran drone di berbagai wilayah pertempuran darat, udara dan laut, serta memenuhi berbagai kebutuhan sipil.

Shahed 129 merupakan salah satu bentuk pencapaian terpenting industri pertahanan Iran dalam beberapa tahun terakhir yang membuktikan posisinya di kancah internasional. Drone modern ini adalah hasil dari upaya bertahun-tahun ilmuwan muda dari perusahaan berbasis pengetahuan Iran dan Angkatan Udara Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC).

Salah satu UAV paling efisien dan efektif yang telah digunakan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran dalam beberapa tahun terakhir adalah Shahed 129. Drone tersebut dikembangkan dengan melihat drone WK450 buatan Prancis. Prototipe pertama Shahed 129 terbang pada Isfand 1390 Hs di Bandara Isfahan Badr. Prototipe berikutnya, yang tidak seperti model pertama, dilengkapi dengan roda pendaratan yang dapat ditarik, terbang pada Kordad 1391 Hs.

Prototipe pertama UAV Shahed 129 dilengkapi dengan roda pendaratan tetap dan tidak mampu membawa senjata, melakukan penerbangan operasional pertamanya pada tanggal 13 Tir 1391 Hs pada manuver militer Nabi Agung ke-7. Drone tersebut  mampu merekam dan menyiarkan video langsung peluncuran rudal balistik ke Tehran dari area latihan dan situs peluncuran rudal balistik Angkatan Udara IRGC di Gurun Lut.

Setahun kemudian, pada Mehr 1392, Mayor Jenderal Jafari, komandan Korps Pengawal Revolusi Islam secara resmi meluncurkan UAV Shahed 129, dan mengeluarkan perintah produksi massal.

Beberapa waktu kemudian, Brigjen Amir Ali Hajizadeh, Panglima TNI Angkatan Udara Korps Pengawal Revolusi Islam, mengumumkan spesifikasi drone tersebut dalam sebuah program televisi. Drone ini dibuat oleh Qods Aviation Industry Company, yang merupakan bagian dari Angkatan Udara Korps Garda Revolusi Islam Iran.

Shahed 129 merupakan drone pengintai dan tempur dengan panjang 8 meter, dan tinggi 3,1 meter dengan lebar sayap 16 meter, yang terbuat dari material komposit dan struktur aluminium. Drone Shahed 129 menggunakan mesin piston empat silinder canggih yang disebut Rotax 914 dan mampu membawa empat rudal pintar Sadid 345 dengan berat total 400 kg.

Para ahli dari industri penerbangan menyaksikan desain dan konstruksi prototipe rudal Sadid 361, yang dapat digunakan melawan target darat yang bergerak dan non-bergerak. Bom pintar tanpa roket bermesin ini diberi nama Sadid 341.

Pengembangan rudal ini dengan sirip penstabil dipasang di sisinya dalam bentuk Sadid 345 yang menjadi senjata utama Shahed 129. Mesin drone berbilah tiga ini dan ruddernya dirancang dalam bentuk V. Roda pendaratan drone dan sistem kontrol serta koneksinya dibuat oleh Saeiran Industries dan kamera pengintai dan penargetannya dibuat oleh Industri optik Iran yang disebut Eagle-6 dan dipasang di atasnya.

Model kontrol baru prototipe Shhed 129 mengalami perbaikan pada penambahan sistem navigasi satelit. Hajizadeh, Komandan dirgantara IRGC menunjukkan penambahan kemampuan ini pada akhir 2015. Model ini sepenuhnya dapat dikenali dengan bagian melengkung di bagian depan UAV yang mirip dengan seri UAV Predator Amerika Serikat.

Penambahan kemampuan navigasi satelit memungkinkan untuk menambah jangkauan operasional drone ini tanpa perlu menambah jumlah stasiun darat. Pada tanggal 16 Azar 1398 Hs, model baru UAV Shahed 129 bernama Simorgh diresmikan di hadapan Laksamana Habibollah Sayari, Wakil Koordinator Angkatan Darat, dan Laksamana Hossein Khanzadi, Komandan Angkatan Laut Iran di wilayah ketiga Nedaja di Konarak.

Fitur lain dari Shahed 129 termasuk penargetan akurat dengan radius operasi 1.700 km, ketinggian penerbangan 25.000 kaki (7620 meter), durasi penerbangan 24 jam dengan setiap pengisian bahan bakar, misi berbiaya sangat rendah dan kemampuan untuk duduk di semua bandara.

UAV ini dirancang sedemikian rupa sehingga segala macam peralatan dapat dipasang di atasnya dan dapat digunakan secara efektif dalam mengendalikan lalu lintas jalan raya, pemeliharaan hutan dan sumber daya alam.

Drone kontrol 129 dapat diterbangkan dari jalan yang sederhana tanpa fitur khusus dan pada saat yang sama dapat dikendalikan dari pusat kendali seukuran kabin trailer.

Kemampuan terbang dengan ketinggian 25.000 kaki  menjadikannya menghapusnya bisa lolos dari jangkauan sebagian besar sistem anti-pesawat.

Kendali UAV Shahed 129 dilakukan dengan remote control center portabel yang berbasis di darat. Sistem optik drone ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi target sekitar 211 km pada malam hari maupun siang hari dengan segala kondisi cuaca dan memberikan gambaran yang jelas mengenai targetnya.

Misi yang ditentukan drone Shahed 129 termasuk pengintaian dan menghancurkan posisi musuh dan memotret posisi, dan mentransfernya ke pusat komando untuk keputusan akhir.

Drone Shahed 129 juga dapat digunakan untuk melawan teroris dan penyelundup, pengintaian di perbatasan darat dan air, urusan lingkungan, pemetaan, dan foto udara. Dibandingkan dengan jet tempur, biaya operasionalnya relatif lebih hemat. Biaya setiap jam penerbangan untuk pesawat tempur sebesar $ 11.000, tapi drone hanya membutuhkan biaya 111.000 Tomans per jam atau tidak lebih dari enam dolar.

Drone pengintai dan penyerang Shahed 129 memiliki rekam jejak yang brilian selama beberapa tahun terakhir dalam berbagai operasi penumpasan teroris yang berbasis di wilayah timur Iran, Suriah dan Irak. Untuk pertama kalinya pada Farvardin 1393 Hs, perintah dikeluarkan untuk mengirim dua drone pengintai tempur Shahed 129 ke Suriah. Kedua pesawat, bersama dengan kontrol darat termasuk GCS, pilot, pengguna sensor dan personel teknis, bersama dengan suku cadang, diangkut dengan pesawat  Bandara Mehrabad Teheran ke Bandara Internasional Damaskus. 

Salah satu UAV melakukan penerbangan pengintaian pertamanya di atas Ghouta Timur pada 22 Farvardin 1393 Hs. Misi pertama Shahed 129 untuk mengidentifikasi dan memantau dukungan terhadap pasukan darat dan Pasukan Quds bersama kelompok Fatimiyoun dan Haidarion menghadapi kelompok teroris Daesh.

Selanjutnya tiga UAV shahed 129 dikirim ke Suriah pada 1394 Hs dan 1395 Hs. Dua pesawat tanpa awak telah melakukan 129 misi patroli udara bersenjata, dan setiap drone dilengkapi dengan empat bom pintar Sadid 345.

Komandan pasukan dirgantara IRGC, Hajizadeh menjelaskan bahwa drone Shahed 129 telah meancarkan 800 serangan mendadak dan berada di wilayah udara Suriah selama 24 jam sehari. Pada saat yang sama, setidaknya 4 unit dari Shahed 129 telah digunakan untuk melindungi perbatasan timur Iran, terutama perbatasan Iran dan Pakistan, serta memantau setiap pergerakan teroris sejak 1394 Hs.(

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…