
کمالوندی
Wawancara Eksklusif: Hari Quds Internasional dari Perspektif Akademisi Indonesia
Palestina menjadi perhatian dunia, temasuk Indonesia yang telah banyak membantu perjuangan Palestina dengan berbagai caranya sendiri.
Kondisi Palestina yang berada dalam pendudukan rezim Zionis Israel menjadi perhatian dunia, temasuk Indonesia. Meskipun demikian, selama beberapa tahun terakhir ada sejumlah pihak yang menilai perjuangan Palestina bersikap sektarian, sehingga masyarakat Indonesia tidak perlu terlalu jauh membantu perjuangan bangsa Palestina yang berada dalam pendudukan Israel.
Akademisi Indonesia, Dina Sulaeman menilai dukungan terhadap perjuangan Palestina bukan sektarian, tapi lahir dari dukungan terhadap pembelaan terhadap keadilan dan penolakan terhadap segala bentuk penjajahan, sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan UUD 1945.
Dosen HI Unpad ini dalam wawancara dengan Parstoday memandang langkah-langkah untuk mendukung perjuangan Palestina harus didukung, termasuk Hari Quds Internasional, sebab bangsa Palestina yang tertindas saat ini membutuhkan dukungan besar dari masyarakat dunia.
Prakarsa Hari Quds Internasional pertama kali disampaikan oleh Imam Khomeini dengan penetapan Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan sebagai momentum solidaritas global mendukung perjuangan bangsa Palestina.
Selengkapnya, simak wawancara Parstoday Indonesia dengan Dr. Dina Sulaeman, Direktur Indonesia Center for Middle East Studies (ICMES) mengenai Palestina dan urgensi hari Quds Internasional.
Al Quds Memanas, Pemimpin Hamas Surati Rahbar
Ketua Biro Politik Hamas dalam suratnya untuk Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menyampaikan perkembangan terbaru di Al Quds, dan mendesak sikap tegas Dunia Islam untuk mendukung warga Al Quds, dan menghentikan kejahatan rezim Zionis Israel.
Pusat Informasi Palestina, Minggu (9/5/2021) melaporkan, Ismail Haniyeh dalam suratnya untuk Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, serangan dan agresi Israel terhadap Al Quds dan wilayah Bab Al Amud serta Sheikh Jarrah, begitu juga serangan ke Masjid Al Aqsa dan warga Palestina yang beritikaf di masjid itu, adalah upaya luas pejabat Israel untuk melegitimasi pembangunan distrik Zionis, mengusir warga Palestina, merampas rumah, membagi waktu dan tempat Masjid Al Aqsa, dan mengubah kondisi yang berlaku di sana.
Haniyeh menambahkan, kejahatan Israel sudah melanggar seluruh garis merah, dan melukai hati umat Islam. Israel menyerang kota Al Quds, sejarah Islam yang ada di dalamnya, eksistensinya, sumber penghasilan warganya, masa depan dan hak legal penduduknya, begitu juga menyerang secara langsung Masjid Al Aqsa dan orang-orang yang menjaganya.
Pejabat Hamas itu dalam suratnya untuk Rahbar, mendesak agar Dunia Islam segera mengambil sikap tegas atas kejahatan Israel, dan menyatukan sikap bersama serta mengaktifkan diplomasi negara-negara Arab, Muslim dan internasional, dengan maksud mencegah Israel melanjutkan kejahatannya terhadap rakyat Palestina, tanah air dan kesucian-kesuciannya di kota Al Quds terutama Masjid Al Aqsa.
Optimisme Dialog Saudi dan Iran
Setelah lebih dari lima tahun terjadi pemutusan hubungan politik dan ekonomi antara Arab Saudi dengan Iran, kini kedua negara membuka dialog baru.
Reuters mengutip pejabat Kementerian Luar Negeri Saudi yang mengatakan bahwa pembicaraan antara Tehran dan Riyadh terus berlanjut.
Sebelumnya pada 19 April 2021, Saeed Khatibzadeh, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, mengomentari berita tentang dialog Iran-Saudi dengan mengatakan bahwa Iran senantiasa menyambut digelarnya dialog dengan kerajaan Arab Saudi yang akan menguntungkan rakyat kedua negara dan mendorong terciptanya stabilitas di kawasan.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman dalam wawancara dengan televisi Al-Arabiya juga mengungkapkan harapan negaranya dapat memiliki hubungan baik dengan Iran sebagai negara tetangga. Pendekatan ini dapat berdampak signifikan pada deeskalasi di kawasan dalam beberapa dimensi.
Salah satu aspek penting dalam mengkaji pemicu perubahan pendekatan Riyadh untuk bernegosiasi dan menyelesaikan ketegangan dengan Iran berkaitan dengan pemahaman pejabat Saudi yang lebih realistis saat ini atas tuntutan politik dan tekad negara-negara di kawasan untuk menjauhkan diri dari kebijakan Saudi. Dari sudut pandang ini, mengurangi tingkat krisis di pusat-pusat regional yang penting merupakan kepentingan strategis Riyadh.
Kamran Karami, analis politik Timur Tengah menganggap krisis Yaman menjadi salah satu poin terpenting dari perubahan arah pendekatan Riyadh tersebut. Setelah enam tahun berperang di Yaman, Arab Saudi tidak mencapai tagetnya yang telah menelan sebagian besar anggaran belanja negaranya. Di sisi lain, Houthi semakin kuat dengan meraih kekuasaan di berbagai bidang.
Tidak diragukan lagi, pemahaman yang realistis dari pejabat Saudi tentang situasi saat ini di kawasan dan upaya mencapai titik kunci bahwa strategi menciptakan ketegangan dan krisis tidak menguntungkan kepentingan mana pun adalah dua fakta penting yang telah memengaruhi pendekatan Arab Saudi untuk mengoreksi perilakunya di masa lalu.
Di sisi lain, perubahan perimbangan kekuatan di kawasan dan peran berpengaruh front perlawanan dalam perubahan ini merupakan faktor lain yang membuat Putra Mahkota Saudi menyimpulkan bahwa era petualangan di kawasan telah berakhir.
Pengalaman menunjukkan bahwa intervensi AS dan kehadiran pihak asing di kawasan tidak menghasilkan apa-apa selain ketidakamanan dan hilangnya sumber daya serta kekayaan Arab Saudi dan negara-negara Arab lain yang berbatasan dengan Teluk Persia.
Rangkaian komponen-komponen tersebut menyebabkan Arab Saudi mengubah pendekatan masa lalu untuk membuka jalan bagi deeskalasi di kawasan. Tentu saja, keberhasilan dalam hal ini bergantung pada variabel lain, seperti peran destruktif rezim Zionis Israel di kawasan.
Rezim Zionis menganggap hubungan baik antara Iran dan negara-negara di kawasan merugikan kepentingannya dalam menjalankan kesepakatan abad. Berbagai aksi destruktif seperti menciptakan ketidakamanan di pinggiran Iran bertujuan untuk membalikkan keadaan saat ini. Saat ini peran destruktif Amerika Serikat dan Israel sekarang jelas bagi semua negara regional. Kehadiran AS di Afghanistan dan Irak, serta intervensi provokatifnya di Suriah, Yaman, dan kawasan Teluk Persia telah menyebabkan ketidakstabilan dan penyebaran terorisme di kawasan tersebut. Kini, Amerika tidak punya posi selain meninggalkan kawasan, dan inilah tuntutan bangsa-bangsa regional.
Prioritas kebijakan luar negeri Iran berupaya menjalin hubungan baik dengan tetangganya tanpa campur tangan asing. Dalam hal ini, Iran telah menyampaikan prakarsa perdamaian Hormuz kepada negara-negara kawasan yang menekankan komitmen bersama untuk menjaga keamanan dan perdamaian regional yang berkesinambungan.
Temuan Baru tentang Pembunuhan Jenderal Soleimani
Situs Yahoo News pada Sabtu (8/5/2021) malam, mengungkap temuan baru serangan teror Amerika Serikat terhadap Komandan Pasukan Quds IRGC Iran, Syahid Jenderal Qasem Soleimani di Bandara Internasional Baghdad.
Laporan itu menjelaskan temuan-temuan baru seperti, keterlibatan pasukan Delta Force AS dalam operasi teror tersebut dan keterlibatan dinas intelijen Israel dari dekat.
Operasi tersebut diyakini akan mempengaruhi posisi strategis pemerintahan Presiden Joe Biden di kawasan pada tahun-tahun mendatang.
Yahoo News telah mewawancarai 15 pejabat AS saat ini dan mantan pejabat, di mana mereka mengungkapkan rincian baru tentang pembunuhan Jenderal Soleimani dan penilaian jangka panjang yang dilakukan pemerintahan Trump tentang pembunuhan
komandan Pasukan Quds dan para pejabat tinggi Iran lainnya serta pemimpin kelompok-kelompok afiliasinya.
Laporan ini menunjukkan operasi yang lebih rumit dari yang diperkirakan sebelumnya dan mereka memiliki daftar nama orang-orang yang berpotensi menjadi target pembunuhan.
Mantan Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan AS, Christopher Miller mengatakan bahkan jika itu tidak dimaksudkan untuk memicu ketegangan, tetapi faktanya ini adalah operasi yang jauh lebih ambisius daripada membunuh seorang jenderal.
“Ada daftar lengkap dari nama orang-orang yang direncanakan oleh militer AS untuk dibunuh,” tambahnya.
Presiden AS waktu itu, Donald Trump dalam sebuah tindakan kriminal memerintahkan pembunuhan Jenderal Soleimani dan rombongannya.
Acara haul pertama Syahid Soleimani di lokasi serangan teror di dekat Bandara Baghdad.
Jenderal Soleimani dan Wakil Ketua Hashd al-Shaabi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, bersama dengan delapan pengawal mereka, gugur syahid dalam serangan udara yang dilakukan pasukan teroris AS di dekat Bandara Internasional Baghdad pada Jumat dini hari,
3 Januari 2020.
Yahoo News menjelaskan bahwa rencana pembunuhan Jenderal Soleimani sudah ada sejak awal pemerintahan Trump. Setelah Mike Pompeo memimpin CIA pada 2017, ia mengadakan pertemuan dengan sekelompok petinggi CIA, termasuk pusat misi
kontraterorisme CIA dan pusat kegiatan khusus militan, untuk membahas rencana pembunuhan Jenderal Soleimani.
Di tahun yang sama, Pompeo mambawa rencana pembunuhan pejabat tertinggi militer Iran sebagai bagian dari strategi potensial pada pertemuan Dewan Keamanan Nasional AS.
Pembahasan tentang teror Jenderal Soleimani di Gedung Putih dimulai pada musim panas 2018, hampir bersamaan dengan keputusan pemerintah AS mengumumkan penarikan dirinya dari kesepakatan nuklir dengan Iran dan memberlakukan kembali sanksi
sebagai bagian dari kebijakan tekanan maksimum.
Informasi baru ini menunjukkan bahwa pemerintahan Trump telah memikirkan rencana teror sejak lama. Di samping itu, AS juga bermaksud membunuh lebih banyak komandan Iran dalam program terornya.
AS selama ini mengklaim bahwa Jenderal Soleimani datang ke Irak dengan tujuan menyusun serangan terhadap Amerika dan pangkalan mereka, sehingga serangan udara dilakukan sebagai pencegahan. Namun, klaim ini dibantah oleh para pejabat senior Irak.
Pada 5 Januari 2020, Perdana Menteri Irak Adel Abdul-Mahdi menyampaikan dalam pertemuan dengan parlemen bahwa Jenderal Soleimani tiba di Baghdad untuk menyampaikan pesan Iran kepada Arab Saudi.
Menurut laporan Yahoo News, para pejabat senior Pentagon dan CIA sangat mengkhawatirkan tentang konsekuensi pembunuhan Jenderal Soleimani.
Hal ini bukan tidak berdasar, karena Iran juga membuktikan bahwa ia punya kekuatan dan keberanian untuk melawan tindakan kriminal AS dengan meluncurkan serangan rudal skala besar di pangkalan Ain al-Assad, yang merupakan salah satu tindakan pertama
yang diambil sebagai bagian dari pembalasan.
Memperingati Tiga Tahun Keluarnya AS dari JCPOA
Tiga tahun lalu, 8 Mei 2018, Presiden AS saat itu, Donald Trump secara resmi mengumumkan negaranya keluar dari Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA). Trump berulang kali mengkritik keras JCPOA dan menyebutnya sebagai kesepakatan terburuk bagi Amerika. Ia pun mengancam akan keluar dari kesepakatan internasional ini.
Setelah keluarnya AS dari JCPOA, pemerintah Trump meski mendapat penentangan banyak pihak, menolak menjalankan komitmennya di bawah kesepakatan nuklir dengan Iran dan juga resolusi 2231 Dewan Keamanan. Tak hanya itu, Amerika juga menjatuhkan sanksi berat terhadap Iran demi memaksa Tehran memenuhi tuntutan ilegalnya. Program in dikemas dalam bentuk "Represi Maksimum" terhadap Iran dan Amerika juga menolak segala bentuk upaya untuk mempertahankan JCPOA.
Pemerintah Trump mengklaim melalui aksinya ini akan mampu memaksa Tehran menuruti 12 tuntutannya yang digulirkan oleh Menlu AS saat itu, Mike Pompeo pada Mei 2018. Pompeo menyodorkan 12 tuntutan kepada Tehran sebagai syarat perundingan Washington dengan Tehran. Tuntutan tersebut direspon negatif oleh banyak pengamat dan media. Di koridor ini, Pompeo menuntut program nuklir Iran dihentikan secara total, program rudal Iran juga dihentikan atau dibatasi serta Iran diminta menghentikan kebijakan dan langkah-langkahnya di kawasan.
Tuntutan Pompeo ini adalah penyerahan penuh Iran kepada Amerika Serikat. Ide pemerintah Trump adalah kampanye represi maksimum akan mampu memaksa Republik Islam Iran untuk bersedia berunding terkait kesepakatan baru selain JCPOA. Meski demikian Trump pada 20 Januari 2021, ketika meninggalkan Gedung Putih dalam kondisi gagal merealisasikan tujuan ini. Bahkan anggota pemerintahan Trump yang paling radikal, yakni John Bolton, mantan penasihat Trump juga mengakui hal ini. Mengingat Trump tidak memiliki strategi menghadapi Iran, meningkatkan tensi tak perlu dengan Tehran dan memisahkan jalan AS dari sekutunya, mendapat kritikan pedas dari kubu anti dirinya. Resistensi kuat rakyat Iran melawan sanksi dalam bentuk muqamawa maksimum, membuat pemerintah Trump putus asa dan gagal total.
Hal ini diakui oleh mayoritas pengamat dan elit politik lokal AS dan internasional. Wakil tetap Rusia di organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov menilai hasil dari keluarnya AS dari JCPOA adalah kekalahan memalukan. Ia di akun Twitternya menulis, "Tiga tahun lalu di hari seperti ini, AS keluar dari JCPOA dan memulai kebijakan represi maksimum. Hal ini telah melemahkan kesepakatan nuklir, kemajuan program nukir Iran dan membuat kondisi Teluk Persia semakin parah. Kekalahan memalukan ! Kini potensi kembalinya AS ke JCPOA menjadi agenda perundingan Wina."
Pemerintahan Trump di dalam negeri juga mendapat kritikan keras karena kegagalan kebijakannya terhadap Iran, khususnya setelah sanksi terhadap Tehran terbukti tidak efektif. Bahkan sampai kini Trump masih mendapat kritikan akibat kegagalan tersebut. Chris Murphy, senator Demokrat di akun Twitternya menulis, "Ingatlah bahwa Amerika tidak mendapat manfaat apa pun dari sanksi Trump....Sanksi tersebut tidak memiliki dampak praktis."
Presiden AS saat ini, Joe Biden pada September 2020 selama kampanye pemilu presiden di memonya mengakui bahwa Donald Trump dengan keluar dari JCPOA telah melakukan kesalahan dan melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan nasional AS sehingga Washington semakin terkucil. Meski demikian, Joe Biden dalam prakteknya sejak menjabat sebagai presiden AS Januari 2021 hingga kini masih melanjutkan kebijakan represi maksimum terhadap Iran dan tanpa mengisyaratkan pemerintahan mana yang melanggar janji dan keluar dari JCPOA, menentukan syarat kembalinya Washington ke kesepakatan nuklir dengan langkah Tehran. Ia berjanji bahwa jika Iran melaksanakan penuh komitmennya di JCPOA, maka Washington akan kembali ke kesepakatan ini.
Joseph Cirincione, pakar politik AS seraya menekankan bahwa Biden hingga kini masih melanjutkan kampanye gagal represi maksimum Donadl Trump mengatakan, "Selama Biden tidak memperbaiki sikapnya, ancaman akan kehancuran kesepakatan nuklir masih tetap terbuka."
Di sisi lain, Republik Islam Iran menyatakan bahwa negara ini akan kembali menjalankan secara penuh komitmen JCPOAnya ketika AS mencabut total sanksi secara praktis bukan sekedar di atas kertas atau ucapan. Dan yang terpenting pencabutan sanksi tersebut nantinya akan diverifikasi oleh Iran.
Kebakaran Luas di Sekitar Pusat Pertahanan Haifa, Israel
Kebakaran luas terjadi di sekitar pusat pertahanan rezim Zionis Israel yang terletak di Haifa, wilayah pendudukan.
Seperti dikutip Fars News, Minggu (9/5/2021), beberapa media mengabarkan terjadinya kebakaran luas di sekitar pusat pertahanan Israel di barat laut Haifa.
Situs surat kabar Yedioth Ahronoth menulis, kebakaran terjadi di beberapa lokasi jalur rel kereta api antara wilayah Kiryat Motzkin dan Kiryat Yam.
Israel mengerahkan puluhan mobil pemadam kebakaran ke lokasi namun gagal memadamkan api, dan sampai sekarang tim pemadam kebakaran masih terus bekerja.
Saksi mata mengatakan, asap tebal mengepul di udara dan terlihat dari jarak ratusan meter. Menurut Yedioth Ahronoth kemungkinan kebakaran terjadi karena terbakarnya gerbong kereta pembawa barang.
Antisipasi Perang Total, Militer Israel Gelar Manuver Besar
Angkatan Bersenjata rezim Zionis Israel menggelar manuver militer besar untuk mengantisipasi pecahnya perang total di seluruh front.
Kanal 13 TV Israel, Minggu (9/5/2021) melaporkan, manuver militer yang akan berlangsung selama satu bulan itu dimaksudkan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi perang total di semua front mulai dari utara hingga ke selatan wilayah pendudukan.
Salah satu target manuver militer ini adalah menangkis serangan rudal bersamaan yang dilancarkan dari perbatasan selatan, utara dan timur wilayah pendudukan. Manuver ini sudah dipersiapkan sejak lama.
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Israel Aviv Kochavi memerintahkan pasukannya untuk tidak menunda waktu pelaksanaan manuver ini, mengingat terus memburuknya kondisi di Al Quds dan Tepi Barat.
Ia memerintahkan seluruh pasukan Israel untuk bersiap menghadapi semua skenario yang mungkin terjadi. Sebelumnya media Lebanon mengabarkan kesiapan penuh Hizbullah di perbatasan selatan negara itu dengan wilayah pendudukan.
Menurut media Lebanon, penempatan pasukan Hizbullah sebanyak ini di perbatasan Israel, tidak pernah terjadi sejak Perang 33 Hari pada tahun 2006 silam.
Tradisi Kuliner Ramadhan di Indonesia dan Malaysia
Berbagai negara Muslim memiliki tradisi unik di bulan suci Ramadhan, termasuk keragaman kuliner dan lainnya. Kali ini kita akan menelisik tradisi tersebut di Indonesia dan Malaysia.
Bulan suci Ramadhan merupakan bulan perayaan dan keceriaan bagi masyarakat Indonesia. Muslim Indonesia, negara Muslim terpadat di dunia, juga memiliki adat istiadat unik bulan ini. Sebelum masa pandemi Covid-19, masjid dan mushala lebih ramai dari sebelumnya dengan berbagai acara terutama qiraah Alquran dan pengajian.
Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan ada tradisi di kalangan masyarakat Sunda yang disebut "Munggahan". Tradisi ini mengumpulkan seluruh anggota keluarga dan saling meminta maaf sebelum masuknya bulan suci Ramadhan.
Di tempat lain ada tradisi Padusan yang biasanya diadakan oleh masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tradisi padusan merupakan wujud nasehat agama dan budaya tentang kebersihan baik dalam bentuk lahir dan batin.
Di kalangan masyarakat Betawi ada tradisi mengumpulkan semua anggota keluarga dalam bentuk makan bersama. Tapi seluruh kegiatan budaya tersebut tahun ini agak berbeda karena penyebaran pandemi Covid-19. Meskipun sebagain masyarakat masih melaksanakannya dengan prokes yang ketat, namun frekuensinya relatif berkurang dibandingkan sebelumnya karena Indonesia, sebagaimana negara lain menghadapi virus Corona.
Di Serambi Makkah ada tradisi Meugang yang masih lestari hingga kini. Sebelum Ramadhan dilakukan pemotongan hewan kambing atau sapi yang dibagikan untuk meingkatkan hubungan sosial. Konon tradisi ini berawal saat Sultan Iskandar Muda memimpin Kerajaan Aceh Darussalam. Banyak tradisi unik lain di berbagai daerah di Indonesia dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Kuliner di bulan puasa juga memiliki keunikan tersendiri, terutama ketika berbuka dengan beragama jenis takjil. Makanan yang seringkali ada adalah kolak. Selain itu ada berbagai kue dan makanan tradisional lain untuk takjil berbuka puasa seperti apem, bubur sumsum dan lainnya. Tidak ketinggalan, buah kurma biasanya tersedia ketika berbuka puasa.
Masjid maupun Mushala yang menjadi tempat menunaikan shalat berjamaah, termasuk shalat Tarawih, biasanya dikirimi berbagai jenis makanan atau minuman oleh masyarakat di sekitar untuk para jamaah. Biasanya setelah shalat tarawih di berbagai daerah dilakukan pembacaan al-Quran secara bersama-sama yang disebut Tadarusan. Bahkan, Tadarusan di berbagai tempat berlangsung hingga menjelang sahur yang dilakukan secara bergiliran.
Di negara-negara Muslim kawasan Asia Tenggara seoerti Indonesia dan Malaysia, kebersamaan keluarga di bulan suci Ramadhan atau sebelumnya memiliki kedudukan sangat penting. Selain itu, pelaksanaan shalat berjamaah di masjid, terutama shalat Tarawih sebagai bagian paling penting dalam kehidupan mereka hingga saat ini. Tapi penyebaran Covid-19 mengubahnya. Ada sebagian tempat yang masih menjalankan shalat Tarawih berjamaah dengan menerapkan prokes yang ketat di daerah-daerah dengan tingkat penyebaran kecil, bahkan mendekati nol.
Di Malaysia, makanan di bulan suci Ramadhan juga sangat beragam sebagaimana di Indonesia. Dari segi budaya, termasuk kuliner, kedua memiliki banyak kesamaan. Di Malaysia ada Nasi Lemak yang tidak jauh berbeda dengan nasi uduk dengan lauk yang beraneka ragam. Nasi lemah biasanya dilengkapi dengan lauk ayam atau daging, telur dan ikan asin. Makanan favorit masyarakat Melayu ini juga menjadi santapan penting berbuka puasa ataupun sahur.
Selain itu ada juga Laksa, sejenis sup dengan mi dan berbagai bumbu serta lauk yang enak dan segar. Makanan ini juga mengadopsi budaya kuliner Cina dengan menggunakan mi sebagai salah satu bahannya. Ada banyak jenis variasi Laksa di Malaysia dan juga Singapura sebagaimana di Indonesia juga. Di Malaysia, makanan ini termasuk yang paling banyak dikonsumsi masyarakat di bulan suci Ramadhan.
Di Malaysia, sate menjadi salah satu menu makanan berat yang paling diminati masyarakat di bulan suci Ramadhan. Untuk hidangan pembuka, ada kolak yang juga tidak berbeda jauh dengan Indonesia.
Makanan lain yang paling digemari masyarakat Melayu di bulan suci ramadhan adalah Bubur Lambuk. Biasanya makanan ini dibagikan untuk berbuka puasa di berbagai masjid di Malaysia pada saat bulan suci Ramadhan. Perpaduan dari kuah daging dengan santan yang gurih menjadikan makanan yang sudah berusia seratusan tahun lebih ini termasuk deretan makanan favorit masyarakat Melayu.
Tradisi memasak makanan tradisional ini paling banyak diikuti oleh Masjid Kampung di negara bagian Malaka yang merupakan masjid tertua di Malaysia. Para juru masak masjid menyiapkan bahan baku bubur beras dari pukul 8:00 pagi hingga memasaknya pukul 4:00 sore dan membagikannya kepada orang-orang setelah melaksanakan shalat Isya dan tarawih di masjid.
Kecintaan masyarakat Muslim Indonesia dan Malaysia terhadap agama Islam membawa mereka menjalankan tradisi keagamaan yang sudah melebur dalam budaya masyarakatnya masing-masing. Ramadhan menjadi bulan penting untuk meningkatkan kualitas ibadah dan ketakwaannya.
Ramadhan di Iran dan Afghanistan
Bulan suci Ramadhan di seluruh negara Muslim dilaksanakan dengan meriah, dan bulan ini mendapatkan penghormatan khusus dari umat Islam.
Mengenal tradisi dan budaya negara-negara Muslim terutama saat menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan, dapat memperkuat persatuan di antara negara-negara Muslim dunia.
Salah satu tradisi menarik dan kuno selama bulan Ramadhan di Iran adalah tradisi Koloukh Andazan atau Sang Andazan yang sampai saat ini masih dilakukan di beberapa wilayah Iran.
Menurut tradisi ini, saat matahari tenggelam sehari sebelum masuknya bulan suci Ramadhan, seluruh warga kota, mulai dari anak-anak hingga dewasa menggenggam tanah liat kering lalu menghadap kiblat dan berkata, “Ya Allah kami telah menghancurkan dosa-dosa dan perbuatan buruk kami yang terdahulu, dan kami siap untuk melaksanakan ibadah dan puasa Ramadhan.”
Setelah itu mereka melemparkan tanah liat kering tersebut ke atas tanah sampai hancur. Mereka percaya dengan menghancurkan tanah liat kering itu, seluruh perbuatan buruk di masa lalu akan hancur dan sirna.
Tradisi lain yang dilakukan masyarakat Iran di bulan suci Ramadhan adalah Sahar Khani. Tata cara tradisi ini adalah beberapa orang yang terjaga pada dinihari membacakan doa, dan sambil membawa lentera, mereka berkeliling desa untuk membangungkan warga. Tradisi ini digelar di beberapa kota Iran, di kota Khomeini misalnya, para remaja yang melakukan tradisi ini, mereka membangunkan warga untuk santap sahur dengan menciptakan bunyi-bunyian khusus.
Selain itu, di Iran juga terdapat tradisi kuno yang dilaksanakan pada waktu sahur di bulan Ramadhan, tradisi itu dinamai Shou Khani atau Shab Khani. Tradisi ini banyak ditemukan di Provinsi Khorasan Jonoubi, dan secara umum mirip dengan tradisi Sahar Khani. Dalam tradisi ini, genderang ditabuh tiga kali.
ilustrasi menu berbuka puasa Ramadhan
Tabuhan pertama untuk membangunkan orang menjelang sahur dan mempersiapkan santap sahur. Tabuhan kedua untuk menyantap makanan sahur, dan tabuhan ketiga untuk melaksanakan shalat subuh. Bersamaan dengan ditabuhnya genderang, seorang laki-laki yang dianggap memiliki suara bagus melantunkan doa dan munajat, serta mengajak warga untuk santap sahur.
Tradisi lain yang dilakukan rakyat Iran selama bulan suci Ramadhan adalah menyelenggarakan tadarus Al Quran baik di rumah-rumah warga maupun di masjid-masjid. Biasanya setiap hari di bulan suci Ramadhan warga yang hadir menyelesaikan satu juz Al Quran sehingga di akhir bulan Ramadhan, mereka menyelesaikan seluruh juz Al Quran secara bersama-sama.
Tadarus Al Quran terutama di malam-malam Qadr atau Lailatul Qadr yang disertai pembacaan doa dan munajat khusus, memberikan suasana spiritual berbeda yang membersihkan jiwa orang-orang yang berpuasa. Suasana ini sangat jarang ditemukan di hari-hari yang lain.
Berbuka puasa di bulan suci Ramadhan merupakan momen yang sangat khusus di tengah masyarakat Iran. Orang Iran meyakini bahwa Islam sangat menganjurkan memberikan makanan untuk berbuka kepada mereka yang berpuasa. Oleh karena itu, saat berbuka, rumah-rumah warga Iran terbuka untuk para tamu.
Sebuah tradisi menarik warga Provinsi Sistan va Baluchestan di tenggara Iran adalah Arak va Barak, dua kata ini berarti mengambil dan membawa. Jika di satu rumah saat berbuka, terlihat asap mengepul dari dapurnya, warga pemilik rumah harus membagikan makanan yang dimasaknya sampai ke rumah terakhir yang di sana tercium bau masakan tersebut. Tradisi menarik ini membantu orang-orang tidak mampu untuk bisa berbuka.
Ketika bulan suci Ramadhan berakhir, warga Iran sebagaimana Muslim lainnya di dunia, melaksanakan shalat Idul Fitri sebagai bentuk syukur mereka telah menyelesaikan ibadah puasa satu bulan penuh. Setelah shalat, warga Iran membagikan makanan nazar kepada orang-orang yang melaksanakan shalat.
Sebagai contoh, warga kota Yazd memiliki tradisi unik bernama Ash Nazri Abul Fadhl Abbas yang dilaksanakan pada pagi hari Idul Fitri, mereka membagikan Ash (sejenis sup) kepada orang-orang selepas shalat Idul Fitri sebagai bentuk nazar. Mereka juga membagikan roti, keju dan lalapan kepada tetangga dan orang yang lalu lalang. Masyarakat Utara Iran di hari Idul Fitri mengenakan pakaian daerah mereka, dan saling mengucapkan selamat kepada sesama.
tradisi membangungkan warga untuk sahur di desa Iran
Afghanistan adalah sebuah negara yang terletak di Asia Selatan. Penduduknya berjumlah sekitar 40 juta jiwa. Ibu kotanya Kabul, dan Islam adalah agama resmi negara ini, karena 99 persen penduduk Afghanistan beragama Islam.
Bulan suci Ramadhan di Afghanistan memberikan kegembiraan khusus bagi warga negara ini. Di bulan ini rakyat Afghanistan memiliki sejumlah tradisi khusus. Salah satu tradisi yang dilaksanakan saat masuknya bulan Ramadhan, yaitu penduduk Afghanistan menyalakan api dan mengabarkan masuknya bulan Ramadhan kepada orang lain.
Warga paruh baya Afghanistan sejak beberapa minggu sebelum masuknya bulan suci Ramadhan yaitu bulan Syaban, sudah berpuasa dan menyambut Ramadhan. Saat hilal bulan Ramadhan tampak, mereka menyambutnya dengan gembira, dan di antara warga saling mengucapkan selamat. Di kota Bamyan, Afghanistan, orang pertama yang menyaksikan hilal bulan Ramadhan dianggap sebagai pejuang yang menang di medan perang.
Dengan bangga ia turun dari puncak gunung dan mengabarkan bagaimana ia telah melihat hilal bulan Ramadhan, dan namanya akan dikenang hingga tahun berikutnya. Rakyat Afghanistan menamakan malam hari pertama bulan Ramadhan sebagai “Hari Raya Orang-orang Hidup”, malam ini dirayakan dengan menyantap makanan khusus Qarouti, Abjoushk, dan Shir Berenj.
Saat azan magrib berkumandang, orang-orang membawa makanan berbuka ke masjid, dan setelah selesai shalat mereka berbuka bersama. Perempuan Afghanistan sebelum Ramadhan sudah membuat makanan sejenis acar. Sudah menjadi kebiasaan di menu berbuka warga Afghanistan selalu tersedia kurma. Mereka juga membuat kue khusus untuk berbuka di bulan Ramadhan, terutama kue bernama Jalebi.
Cara membuat kue ini, pertama adonan kue dicampur dengan tepung, gula pasir, dan telur ayam, setelah itu memanaskan minyak untuk menggoreng adonan. Salah satu menu berbuka warga Afghanistan adalah sejenis acar bernama Chanti. Acar ini hampir tidak bisa lepas dari menu berbuka warga Afghanistan, di bulan Ramadhan, orang-orang miskin di Afghanistan pun turut menyediakannya.
makanan khas bulan Ramadhan di Afghanistan, Jalebi
Tradisi lain warga Afghanistan di bulan Ramadhan adalah tradisi bernama Ramezani. Tradisi ini dilakukan para remaja dan pemuda setelah 10 hari Ramadhan berlalu, mereka mendatangi rumah-rumah warga dan melantunkan syair-syair menarik secara berkelompok. Mereka mengetuk rumah-rumah warga menyanyikan lagu yang dinamakan Ramezani. Di akhir acara, pemilik rumah memberikan uang, kue dan kacang-kacangan kepada mereka.
Penduduk Afghanistan menyebut malam ke-27, 28 dan 29 bulan Ramadhan sebagai “Malam Orang-orang Mati” atau Hari Raya Orang-orang Mati. Semua warga Afghanistan di malam itu menziarahi kubur anggota keluarga mereka yang sudah meninggal dunia, selain mendoakan keluarga yang sudah meninggal, juga membagikan sesuatu kepada sesama.
Pada hari Idul Fitri, kota dan desa-desa Afghanistan akan tampak warna warni, sehingga kemana pun kita melihat, perempuan, laki-laki, dan anak-anak, mengenakan pakaian paling indah dan warna warni. Menurut tradisi warga Afghanistan, di malam terakhir bulan Ramadhan, setiap keluarga tidak akan berbuka sebelum selesai membayar zakat fitrah. Idul Fitri di Afghanistan dirayakan selama tiga hari, dan masyarakat Afghanistan menjamu tamu-tamu mereka dengan kue-kue khusus, dan saling mengunjungi satu sama lain.
Pagi hari Idul Fitri semua Muslim Afghanistan melaksanakan shalat Idul Fitri, setelah shalat mereka berziarah dan mengunjungi rumah-rumah saudara yang lebih tua dan mengucapkan selamat kepada orang lain.
Di kota Badghis, Herat, Ghor dan Farah, malam Idul Fitri biasa digelar acara pernikahan. Di malam ini orang-orang memberikan hadiah kepada kedua mempelai yang merayakan pernikahan mereka. Di rumah mempelai perempuan tampak wadah-wadah penuh kue dan hiasan bunga dari sapu tangan. Salah satu tradisi menarik dalam perayaan ini adalah penyelenggaraan pertandingan gulat dan "Ghalle Jangi" atau perang telur.
Ghalle adalah telur, keluarga mempelai perempuan selain selain memberikan pakaian dan sepatu kepada mempelai laki-laki, juga memberikan sejumlah telur ayam masak yang sudah dihias untuk digunakan dalam “perang telur”.
Ghalle Jangi adalah pertandingan yang diikuti dua peserta dengan membenturkan telurnya satu sama lain, dan telur yang tidak pecah dinyatakan menang. Mempelai laki-laki harus ikut serta dalam pertandingan ini dan pulang ke rumah mempelai perempuan dengan kemenangan, dan menyerahkan telur-telur yang rusak dalam pertandingan itu kepada keluarga mempelai perempuan.
MAPIM Malaysia Kutuk Pengesahan UU Diskriminasi Muslim di Prancis
Kelompok Muslim Malaysia mengutuk pengesahan Rancangan Undang-Undang kontroversial di Prancis yang melakukan diskriminasi kepada umat Islam.
Presiden Musyawarah Ormas Islam Malaysia (MAPIM), Mohd Azmi Abdul Hamid menyampaikan pernyataan menolak kampanye yang menyebarkan sentimen Islamofobia terhadap Muslim di Prancis.
Azmi mengatakan pengesahan RUU yang mencakup amandemen baru dengan kedok memerangi ekstremisme, tidak dapat diterima. Sebab, kata dia, hal itu tidak hanya bertentangan dengan prinsip Universal Declaration of Human Rights yang diadopsi PBB, tetapi juga bertentangan dengan prinsip-prinsip Republik Prancis itu sendiri.
“Kami menuntut agar ketentuan pelarangan tanda atau pakaian agama yang secara khusus menargetkan Muslim dicabut,” kata Azmi seperti dikutip dari situs Republika, Kamis (15/4/2021).
Azmi juga menyerukan kepada pemerintah Prancis untuk menghentikan langkah-langkah membuat undang-undang yang bertentangan dengan kebebasan beragama.
Senat Prancis pada Senin lalu, mengadopsi RUU kontroversial yang menargetkan Muslim dengan sejumlah amandemen. Amandemen baru, yang bertujuan memerangi "ekstremisme," memuat aturan melarang orang tua mengenakan simbol agama saat menemani anak-anaknya ke sekolah.
Aturan ini juga mencegah anak-anak perempuan Muslim menutup wajah mereka atau memakai simbol-simbol agama di ruang publik.