
کمالوندی
Indonesia Tetapkan 1 Ramadhan 1442 H Jatuh pada 13 April
Pemerintah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1442 Hijriah jatuh pada Selasa, 13 April 2021. Ketetapan itu berdasarkan hasil sidang isbat yang dihadiri sejumlah ormas Islam hingga ahli astronomi.
Sidang isbat digelar di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (13/4/2021). Sidang isbat kali ini dihadiri terbatas secara fisik, mengingat masih dalam kondisi pandemi Corona. Sedangkan undangan lainnya mengikuti sidang isbat secara online.
Seperti dikutip dari Detik.com, sidang isbat dipimpin langsung oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Selain itu, hadir pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Komisi VIII DPR, ormas Islam, hingga ahli astronomi.
"Tanpa ada perbedaan, tanpa ada dissenting opinion, bersepakat, dan kami menetapkan 1 Ramadhan 1442 Hijriah jatuh pada 13 April 2021 atau bertepatan dengan hari Selasa," kata Menag Yaqut seperti dikutip dari Kompas.com.
Kemenag menyatakan bahwa penetapan 1 Ramadhan ini dilakukan berdasarkan perhitungan hisab dan pemantauan hilal. Adapun pemantauan hilal dilakukan di 88 pos pengamatan di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua.
Israel Takut Ancaman Balasan Iran, Olmert: Tenanglah !
Mantan Perdana Menteri rezim Zionis Israel menolak jika Tel Aviv dituduh bertanggung jawab atas insiden terbaru di Natanz, dan ia mengaku cemas dengan ancaman balasan Iran terhadap Israel.
Ehud Olmert seperti dikutip Fars News, Kamis (15/4/2021) dalam wawancara dengan Radio WABC Amerika Serikat secara implisit mengaku cemas atas ancaman balasan Iran terhadap Israel terkait teror di fasilitas pengayaan uranium di Natanz.
Pada saat yang sama Olmert mengatakan dirinya tidak punya informasi soal keterlibatan Israel dalam insiden Natanz.
"Saya tidak yakin Israel yang melakukan sabotase ini, dan saya menyarankan kepada Iran untuk tetap tenang," imbuhnya.
Ia menegaskan, "Ancaman Iran tidak membuat kami takut. Kami sama sekali tidak takut pada Iran, menurut saya Israel tidak punya alasan untuk takut, tapi retorika ini main api, ancaman ini tidak urgen, dan tidak penting bagi siapa pun."
"Saya yakin Presiden Amerika Serikat akan memikirkan keamanan Israel," pungkasnya.
Pangkalan AS di Deir Ezzor Suriah Diserang Rudal
Sejumlah rudal menghantam pangkalan militer Amerika Serikat di Deir Ezzor, timur Suriah.
Situs U-News, Kamis (15/4/2021) melaporkan, beberapa rudal menghantam pangkalan militer Amerika Serikat di dekat perusahaan gas Koniko di wilayah utara Deir Ezzor, timur Suriah.
Stasiun televisi Al Etejah Irak mengumumkan, dalam serangan ke pangkalan militer AS di Deir Ezzor itu, sejumlah tentara AS terluka, dan dilarikan ke rumah sakit.
Militer AS dan anasir teroris dukungan negara itu selama beberapa lama secara ilegal menduduki utara dan timur Suriah, selain merampok minyak serta gandum, pasukan AS juga menyerang warga sipil Suriah.
Dores: AS Hancurkan Irak secara Sistematik Sejak 30 Tahun Lalu
Seorang penulis Amerika Serikat mengatakan, Washington sudah menghancurkan Irak secara sistematik sejak 30 tahun lalu, dan seluruh upaya untuk merusak kawasan Asia Barat sampai sekarang terus dilakukan.
Tasnim News, Kamis (15/4/2021) melaporkan, Bill Dores mengatakan, pasukan Amerika Serikat membunuh ratusan ribu warga sipil Irak dengan peluru dan sanksi, Washington juga menjadi pendiri kelompok teroris Daesh.
Ia menambahkan, campur tangan AS di Irak, dan kehadiran pasukan negara itu dengan dalih memerangi teroris Daesh pada tahun 2014, telah menyebabkan krisis dan memaksa jutaan orang mengungsi.
Menurut Dores yang juga aktivis anti-perang itu, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang punya alasan mempertahankan pasukannya di negara lain setelah ditolak oleh rakyat dan pemerintah negara itu, dan hal inilah yang dilakukan AS di Irak dan Suriah.
Markas Hashd Al Shaabi Dihantam Roket di Utara Irak
Salah satu pangkalan pasukan Hashd Al Shaabi di utara Irak dihantam sebuah roket, sehingga menyebabkan seorang tentara terluka.
Seperti dikutip Fars News (15/4/2021), serangan roket ke pangkalan pasukan Hashd Al Shaabi itu terjadi di kota Mosul.
Akun media sosial Instagram, Sabereen News mengabarkan, sekitar pukul 17 waktu setempat, markas Divisi 30, Hashd Al Shaabi di kota Mosul, pusat Provinsi Nineveh, utara Irak, diserang roket.
Stasiun televisi Al Ahad, Irak mengonfirmasi serangan ini dan mengumumkan, milisi Peshmerga Kurdi menyerang pasukan Hashd Al Shaabi di sekitar wilayah Bartella, sehingga menyebabkan seorang pejuang terluka.
Dehghan: Iran Tambah Jarak Tempuh Rudal Sesuai Jenis Ancaman
Mantan Menteri Pertahanan Iran memperingatkan manuver musuh terhadap Iran dan mengatakan, penambahan jarak tempuh rudal Iran disesuaikan dengan jenis ancaman.
Hossein Dehghan, Kamis (15/4/2021) dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Masirah Yaman mengatakan, "Segala bentuk manuver musuh akan dibalas tegas dan nyata pada tempat dan waktu yang tepat, sehingga musuh tidak akan mengulangi manuvernya. Iran untuk menghadapi berbagai macam bahaya atau agresi militer, berada dalam kesiapan penuh, dan pasukan negara ini mengamati dengan seksama seluruh pergerakan musuh."
Ia menambahkan, "Kekuatan rudal Iran adalah garis merah, dan tidak bisa dirundingkan. Masalah ini sudah selesai. Penambahan jarak tempuh rudal-rudal Iran terkait dengan ancaman, dan kami akan meningkatkan jarak tempuh rudal kami sesuai jenis ancaman yang dihadapi."
Dehghan menegaskan, Iran tak punya batasan dalam persenjataan kecuali senjata pemusnah massal, dan Tehran tidak pernah berusaha menguasainya.
"Tidak penting siapa yang mengaku bertanggungjawab atau membantah terlibat dalam teror Natanz, yang terpenting adalah serangan ini dilakukan dalam kerangka segitiga Ibrani-Arab-Amerika Serikat, dan AS tidak bisa mengelak," pungkasnya.
Tadarus Bersama Rahbar pada Awal Ramadan (2)
Hari pertama bulan suci Ramadan 1442 H di Republik Islam Iran dimulai pada Rabu, 14 April 2021.
Pada hari pertama Ramadan digelar Tadarus al-Quran di Mushalla Besar Tehran dan di Huseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.
Acara yang melibatkan para Qari dan Hafiz terkemuka Iran itu dihadiri secara virtual oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.
Tadarus yang dimulai pada pukul 17.00 waktu setempat itu juga disiarkan secara langsung melalui saluran radio dan televisi chanel al-Quran.
Rahbar dalam pembukaan Tadarus menyampaikan beberapa poin penting mengenai kebijakan Republik Islam Iran. Ayatullah Khamenei mengatakan, kebijakan Iran mengenai kesepakatan nuklir JCPOA dan sanksi telah kami umumkan secara terbuka atau kami sampaikan dalam rapat dengan para pejabat secara tertulis.
"Jadi kebijakan negara sudah jelas dan mereka tahu apa yang harus dilakukan," kata Ayatullah Khamenei.
Dia menambahkan, para pejabat berkesimpulan bahwa mereka harus berunding untuk menerapkan kebijakan tersebut dan ini tidak masalah bagi kami, tapi perlu diwaspadai agar negosiasi tidak berlarut-larut, karena ini merugikan negara.
Menurut Ayatullah Khamenei, tujuan Amerika Serikat yang bersikeras pada negosiasi merupakan upaya untuk memaksakan sebuah perkataan yang batil.
"Landasan logika Republik Islam adalah, pertama AS harus mencabut sanksi, karena mereka tidak bisa dipercaya dan berulang kali melanggar kesepakatan, bahkan sebagian negosiator Eropa mengakui dan membenarkan hal itu dalam pertemuan tertutup, meskipun mereka tunduk pada AS dalam membuat keputusan dan tidak memiliki independensi," jelasnya.
Rahbar mencatat bahwa usulan dominan Amerika bernada arogan dan merendahkan dan bahkan tidak patut untuk diperhatikan.
Ayatullah Khamenei berharap agar para pejabat melangkah ke depan dengan mata terbuka, hati yang teguh, dan bertawakkal kepada Allah, serta membuat bangsa senang dengan pertolongan Ilahi.
Tadarus Bersama Rahbar pada Awal Ramadan (1)
Hari pertama bulan suci Ramadan 1442 H di Republik Islam Iran dimulai pada Rabu, 14 April 2021.
Pada hari pertama Ramadan digelar Tadarus al-Quran di Mushalla Besar Tehran dan di Huseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.
Acara yang melibatkan para Qari dan Hafiz terkemuka Iran itu dihadiri secara virtual oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.
Tadarus yang dimulai pada pukul 17.00 waktu setempat itu juga disiarkan secara langsung melalui saluran radio dan televisi chanel al-Quran.
Rahbar dalam pembukaan Tadarus menyampaikan beberapa poin penting mengenai kebijakan Republik Islam Iran. Ayatullah Khamenei mengatakan, kebijakan Iran mengenai kesepakatan nuklir JCPOA dan sanksi telah kami umumkan secara terbuka atau kami sampaikan dalam rapat dengan para pejabat secara tertulis.
"Jadi kebijakan negara sudah jelas dan mereka tahu apa yang harus dilakukan," kata Ayatullah Khamenei.
Dia menambahkan, para pejabat berkesimpulan bahwa mereka harus berunding untuk menerapkan kebijakan tersebut dan ini tidak masalah bagi kami, tapi perlu diwaspadai agar negosiasi tidak berlarut-larut, karena ini merugikan negara.
Menurut Ayatullah Khamenei, tujuan Amerika Serikat yang bersikeras pada negosiasi merupakan upaya untuk memaksakan sebuah perkataan yang batil.
"Landasan logika Republik Islam adalah, pertama AS harus mencabut sanksi, karena mereka tidak bisa dipercaya dan berulang kali melanggar kesepakatan, bahkan sebagian negosiator Eropa mengakui dan membenarkan hal itu dalam pertemuan tertutup, meskipun mereka tunduk pada AS dalam membuat keputusan dan tidak memiliki independensi," jelasnya.
Rahbar mencatat bahwa usulan dominan Amerika bernada arogan dan merendahkan dan bahkan tidak patut untuk diperhatikan.
Ayatullah Khamenei berharap agar para pejabat melangkah ke depan dengan mata terbuka, hati yang teguh, dan bertawakkal kepada Allah, serta membuat bangsa senang dengan pertolongan Ilahi. (RA)
Sidang Komisi Bersama JCPOA di Wina Selesai, Iran Protes Eropa
Pertemuan Komisi Bersama, Rencana Aksi Komprehensif Bersama, JCPOA di Wina hari ini, Kamis (15/4/2021) ditutup, dan rencananya dialog teknis akan dilanjutkan pada pertemuan tingkat ahli.
Deputi Menteri Luar Negeri Iran urusan politik Sayid Abbas Araqchi, Kamis dalam pertemuan Komisi Bersama JCPOA di Wina memprotes sikap lemah negara-negara Eropa terkait sabotase rezim Zionis Israel di situs nuklir Natanz.
Pertemuan Komisi Bersama JCPOA beberapa saat lalu ditutup, dan akan dilanjutkan dengan dialog teknis dalam pertemuan-pertemuan tingkat ahli.
Di awal pertemuan, Abbas Araqchi memprotes sabotase terbaru Israel di fasilitas pengayaan uranium Natanz, dan menyesalkan sikap lemah Eropa terkait insiden ini.
Ia menegaskan, negara-negara anggota JCPOA harus satu kata dan tanpa kompromi politik, mengecam dan mengutuk aksi yang merupakan bukti terorisme nuklir, dan pelanggaran tegas terhadap hukum internasional ini.
Araqchi menambahkan, "Delegasi Iran tidak menginginkan 'perundingan atrisi' dan perundingan yang membuang waktu, perundingan harus dalam kerangka yang jelas, dan diselenggarakan pada waktu yang bisa diterima."
Sehubungan dengan pengayaan uranium 60 persen di Iran, Araqchi menjelaskan bahwa pengayaan ini dilakukan dalam kerangka hak Iran di bawah Pasal 26 dan 36 JCPOA dengan tujuan untuk memenuhi sebagian kebutuhan nasional di bidang kedokteran.
Ramadan Tiba, Ribuan Paket Sembako Dibagikan
Pengelola Kompleks Imamzadeh Saleh di Tehran menyiapkan 1100 paket sembako untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Pengemasan ribuan paket sembako tersebut dilakukan di halaman Kompleks Imamzadeh Saleh pada hari Rabu (14/4/2021), yaitu hari pertama bulan suci Ramadan di Republik Islam Iran.
Direktur Eksekutif Astan Moqaddas Imamzadeh Saleh Hujjatul Islam Ehsan Biniaz Tehrani mengatakan, paket sembako ini disiapkan dari tempat sumbangan amal bekerja sama dengan Badan Amal Hazrat Ruqayah dan akan diberikan kepada masyarkaat yang memerlukan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan tim-tim Rukyatul Hilal dari Lembaga Pengamatan Hilal, Kantor Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, pada hari Senin (12/4/2021) petang, hilal bulan Ramadan 1442 Hijriah tidak dapat diamati di seluruh wilayah Iran.
Oleh karena itu bulan Syaban tahun ini genap 30 hari, dan Rabu (14/4/2021) adalah hari pertama bulan suci Ramadan 1442 Hijriah, di Iran.