کمالوندی

کمالوندی

 

Yordania kembali menekankan penolakan aneksasi setiap jengkal tanah Palestina ke wilayah bumi pendudukan oleh Israel dan masalah ini akan memicu tensi antara Yordania dan Israel.

Seperti dilaporkan IRNA, Jumat (29/05/2020), Menlu Yordania, Ayman Safadi di kontak telepon dengan sejawatnya dari AS, Mike Pompeo menilai penting mencapai sebuah perdamaian adil dan komprehensif bagi keamanan dan stabilitas kawasan serta dunia. Ia juga menuntut upaya untuk memulai perundingan langsung serta serius demi menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel.

Sebelumnya, Pemimpin Yordania, Raja Abdullah II saat diwawancarai mingguan Der Spiegel menyatakan, langkah Israel menganeksasi sebagian wilayah Tepi Barat akan berujung pada bentrokan besar dengan Yordania.

Petinggi rezim Zionis Israel sepakat melaksanakan rencana aneksasi sebagian wilayah Tepi Barat ke wilayah pendudukan mulai Juli mendatang.

Langkah rezim Zionis ini menuai penentangan dari masyarakat dunia dan peringatan keras dari berbagai faksi Palestina.

 

Mengapa umat Islam dari berbagai mazhab, baik Sunni maupun Syiah, bahkan selain Muslim pun memperingati Hari Quds Sedunia ?

Sebuah pertanyaan mendasar yang diajukan mengenai peringatan Hari Quds Sedunia, mengapa kita harus memperingatinya pada Jumat terakhir bulan suci Ramadhan di seluruh penjuru dunia.

Pertama, hari Quds sebagai simbol melawan kelaliman. Palestina adalah simbol dari masyarakat yang ditindas oleh Israel sebagai penindas. Oleh karena itu, perlawanan terhadap Israel sebagai simbol perjuangan melawan rezim lalim. 

Kedua, hari Quds tidak memiliki muatan sektarian atau kelompok tertentu, tapi cakupannya luas dan universal.

Ketiga, hari Quds internasional sebagai sarana menggalang kekuatan untuk menumbangkan rezim lalim. Berbagai ayat al-Quran menunjukkan bahwa perlawanan terhadap kezaliman harus dilakukan dengan persiapan yang baik dan persatuan yang kuat. Hari Quds sedunia mempersatukan kekuatan umat Islam dalam menghadapi kezaliman. 

Pendiri Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini pertama kali mencanangkan hari Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia.    

Selengkapnya simak ceramah memperingati Hari Quds Sedunia bersama kandidat doktor program Filsafat Islam, Universitas Internasional Al-Mustafa, Ust Abdul Latif, MA

 

Rezim Zionis Israel telah merampas dan mendirikan pemerintahan ilegal di tanah Palestina sejak 72 tahun lalu. Selama periode itu, Zionis terus mengusir ratusan ribu rakyat Palestina, membunuh mereka, memenjarakan, dan menyiksa bangsa tertindas ini.

Israel semakin menggila dalam melakukan kejahatannya karena mendapat lampu hijau dari negara-negara Barat terutama Amerika Serikat dan sikap pasif lembaga-lembaga internasional. Namun kekejaman dan penjajahan Zionis tidak dibiarkan begitu saja, rakyat Palestina melakukan perlawanan terhadap Zionis dengan segala cara.

Berdirinya Republik Islam Iran pada tahun 1979 telah menghadirkan harapan di relung bangsa tertindas ini sehingga dengan bantuan tanpa hentinya, mereka memiliki sebuah sandaran yang kuat. Salah satu aksi nyata Iran dalam menggalang dukungan publik untuk rakyat Palestina adalah menetapkan Hari Quds Sedunia yang dicetuskan oleh Imam Khomeini ra, Bapak Pendiri Republik Islam Iran.

Imam Khomeini ra dalam sebuah pesan pada Agustus 1979 mengatakan, “Saya mengajak seluruh kaum Muslim dunia pada hari Jumat terakhir bulan Ramadhan yang termasuk momen Lailatul Qadar dan dapat menentukan nasib rakyat Palestina, untuk menjadikannya sebagai Hari Quds dan saya menyeru kaum Muslim untuk menunjukkan aksi solidaritas internasionalnya dalam mendukung hak-hak sah bangsa Muslim Palestina.”

Sejak pengumuman itu, kaum Muslim menggelar aksi pawai di seluruh dunia untuk mendukung rakyat tertindas Palestina dan mengutuk kejahatan rezim Zionis di setiap Jumat terakhir bulan Ramadhan.

Selama 41 tahun lalu, Republik Islam Iran selalu menunjukkan komitmennya dalam ucapan dan tindakan untuk mendukung perjuangan bangsa Palestina membebaskan tanah airnya. Imam Khomeini ra menganggap rezim Zionis bukan hanya musuh Palestina, tetapi juga musuh kemanusiaan dan kaum Muslim.

“Harapan kami adalah membebaskan tanah Palestina dan Masjid al-Aqsa dari Zionis,” tegasnya.

Sikap tegas ini diambil karena perampasan tanah Palestina dan pembentukan rezim Zionis merupakan sebuah langkah yang melanggar hukum internasional dan ilegal, yang terwujud dengan dukungan pemerintah-pemerintah Barat. Oleh karena itu, Republik Islam memandang Israel sebagai rezim penjajah dan tidak memberikan pengakuan kepadanya.

Penerus Imam Khomeini, Ayatullah Sayid Ali Khamenei juga menyerukan penghapusan Israel dari geografi kawasan dan berkata, “Hari Quds Sedunia adalah hari deklarasi penentangan umat Islam terhadap kezaliman dan ketidakadilan yang dilakukan Zionis dan sekutunya.”

Soal dukungan untuk rakyat Palestina, Ayatullah Khamenei menegaskan pemerintah Republik Islam dan bangsa Iran akan selalu menjadi pendukung dan pembela rakyat Palestina.

Meski demikian, rezim penjajah tidak tinggal diam dan tidak henti-hentinya merancang konspirasi baru terhadap rakyat Palestina dan tanah air mereka. AS memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis dan sebagai bentuk dukungan penuhnya terhadap penjajahan dan ekspansi rezim Zionis, Washington mengumumkan prakarsa Kesepakatan Abad pada 28 Januari 2020.


Prakarsa licik ini memicu kecaman dari banyak negara, kelompok-kelompok, dan para tokoh dunia. Bahkan pemerintah Otorita Ramallah Palestina yang memilih kompromi dan bekerja sama dengan rezim Zionis, juga menolak prakarsa Kesepakatan Abad.

Berdasarkan prakarsa itu, bagian-bagian lain dari tanah Palestina di Tepi Barat dan bahkan Dataran Tinggi Golan Suriah diserahkan kepada Israel, rakyat Palestina harus keluar dari seluruh Baitul Maqdis kecuali hanya dari beberapa bagian. Rakyat Palestina juga harus merelakan hak kepulangan ke tanah airnya yang diakui oleh Dewan Keamanan PBB.

Rezim Zionis yang memperoleh semua konsesi licik ini, mengizinkan Palestina untuk membentuk sebuah pemerintahan di bawah pengawasan mereka dan tentu saja ibukotanya bukan kota Quds.

Mengingat sepak terjang Israel yang tidak pernah mematuhi komitmennya sekecil apapun, dapat diprediksi bahwa prakarsa Kesepakatan Abad adalah instrumen untuk menduduki Palestina secara penuh dan mengakhiri perlawanan bangsa ini. Anehnya lagi, prakarsa yang disusun mengenai tanah dan rakyat Palestina ini sama sekali tidak melibatkan mereka dan mereka dipaksa untuk menerima konspirasi jahat ini.

Di sisi lain, persetujuan beberapa negara Arab seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir terhadap prakarsa Kesepakatan Abad dapat dianggap sebagai sebuah pengkhianatan nyata atas perjuangan Palestina. Bahkan beberapa dari mereka khususnya Arab Saudi akan mengucurkan dana untuk implementasi Kesepakatan Abad.

Saudi Cs tentu saja sejak dulu telah memulai proses normalisasi hubungan dan kerja sama dengan Israel di berbagai bidang. Tahap awal pelaksanaan kesepakatan itu bahkan dilakukan di Bahrain dalam sebuah konferensi dan rencananya Israel akan segera meresmikan kedutaannya di Uni Emirat Arab. Juga ada banyak laporan tentang kerja sama para pakar militer Israel dengan Saudi untuk membantai rakyat Yaman.

Namun, mayoritas negara-negara Muslim dan Arab menolak Kesepakatan Abad dan menekankan pemenuhan hak-hak rakyat Palestina. Bahkan banyak dari negara non-Muslim dan kelompok-kelompok penentang ekspansi Israel, menganggap prakarsa Kesepakatan Abad tidak dapat diterima dan bertentangan dengan hukum internasional dan kesepakatan damai Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dengan Tel Aviv.

Gerakan Boikot Israel (BDS) mengecam prakarsa tersebut serta mendesak aksi perlawanan terhadap Kesepakatan Abad dan upaya untuk mengisolasi rezim ilegal itu.

Sejak awal munculnya konspirasi Kesepakatan Abad, Republik Islam Iran memilih bangkit menentangnya, sebab jelas bahwa prakarsa yang disusun lewat kerja sama Amerika dan rezim Zionis serta tanpa melibatkan Palestina, hanya menguntungkan rezim penjajah tersebut.

Ayatullah Khamenei menilai prakarsa Kesepakatan Abad sebagai kebodohan, licik, dan ditakdirkan gagal.

“Pawai Hari Quds tahun ini menjadi lebih penting, karena pengkhianatan yang dilakukan oleh beberapa antek Amerika di kawasan untuk melaksanakan Kesepakatan Abad, yang tentu saja tidak akan terlaksana dan tidak akan pernah terealisasikan. AS dan antek-anteknya pasti akan gagal dalam masalah ini. Perbedaan mereka dengan masa lalu adalah bahwa mereka sekarang secara terbuka mengatakan kami ingin menghapus masalah Palestina dari isu-isu global, tentu saja tidak akan mampu dilakukan dan mereka akan gagal,” tandasnya.


Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran sejak dulu menawarkan sebuah solusi yang adil untuk konflik Palestina dan sekarang juga kembali mengulanginya, “Solusi utama dan fundamental untuk isu Palestina adalah apa yang kami kemukakan beberapa tahun lalu dan sudah dicatat di lembaga-lembaga penting internasional yaitu: dari semua penduduk asli Palestina – bukan orang yang datang ke wilayah Palestina dari negara lain – tetapi hanya penduduk asli Palestina dari semua mazhab baik Muslim, Kristen, maupun Yahudi agar dilakukan referendum dan dibentuk sistem yang diterima oleh mereka dan sistem ini memerintah di seluruh tanah Palestina.”

Dalam satu tahun terakhir, ada sebuah fenomena lain yang memberikan optimisme untuk pembebasan Palestina dari pendudukan Zionis yaitu Pawai Akbar Hak Kepulangan yang digelar setiap Jumat di perbatasan Gaza dengan Palestina pendudukan. Aksi ini menunjukkan spirit perjuangan dan perlawanan di tengah rakyat Palestina masih membara.

Militer rezim Zionis marah dengan aksi tersebut dan telah membunuh hampir 350 warga Palestina dan melukai lebih dari 30.000 demonsran Pawai Hak Kepulangan. Di sisi lain, gerakan perlawaan di Gaza berulang kali membalas agresi rezim Zionis dengan rudal-rudalnya yang sudah lebih maju dari segi jangkauan dan daya ledak.

Namun, mungkin dapat dikatakan bahwa prestasi terpenting yang diraih oleh rakyat tertindas Palestina adalah mengenal dengan baik teman dan musuh-musuhnya. Banyak dari pemerintahan Arab yang mencitrakan diri sebagai pembela Palestina, bergerak ke arah normalisasi hubungan dengan rezim Zionis dan mereka berkhianat kepada bangsa Palestina.

Saat ini rakyat Palestina memahami bahwa mereka tidak boleh percaya pada rezim-rezim kompromis dan opsi terbaik untuk membebaskan tanah airnya adalah perlawanan melawan Zionis. Bangsa Palestina berkesimpulan bahwa mereka harus bersandar kepada Allah Swt, tekadnya, serta dukungan politik dan praktis negara-negara seperti Iran, yang selalu bersikap jujur dengan mereka.

Penetapan Hari Quds Sedunia dan dukungan penuh terhadap perlawanan Islam Palestina merupakan dua contoh dari tindakan nyata Republik Islam Iran dalam mendukung cita-cita bangsa Palestina.

Ayatullah Khamenei saat menjelaskan kebijakan prinsipil ini berkata, “Di Republik Islam Iran, isu Palestina bagi kami bukanlah sebuah masalah taktis, juga bukan sebuah strategi politik, tetapi sebuah ideologi, masalah hati, dan masalah iman.” (

 

 

Pada hari Jum’at akhir Ramadan tahun 1441 H yang bertepatan dengan 22 Mei 2020, di berbagai belahan dunia diperingati sebagai Hari Quds Internasional. Hari Quds Internasional ini merupakan agenda tahunan yang diinisiasikan oleh Republik Islam Iran, sejak tahun 1979 sebagai salah satu buah dari Revolusi Islam Iran demi mendukung perjuangan rakyat Palestina meraih kemerdekaan dari cengkeraman rezim Zionis Israel. Diperingati pada saat dunia sedang dilanda Covid-19 tahun 2020 sekarang, tentu tidak mengurangi sebuah perjuangan esensial bagi komunitas bangsa untuk mencapai kemerdekaannya seperti Palestina.

 


Palestina sebagai wilayah spiritual dari para Nabi ditulis dengan liris oleh penyair Arab-Palestina abad ke-20, Mahmoud Darwish dalam karyanya “Di Yerusalem”  yang menceritakan perjuangan para Nabi di wilayah itu. Perlawanan bangsa Palestina yang terjadi pada peralihan abad ke-20 sampai ke-21 ketika masalah hak-hak asasi manusia dibicarakan di mimbar-mimbar terbuka menjadi tanda belum terhapusnya penjajahan di muka bumi.

 


Kita sekarang hidup di fase sejarah ketika manusia semakin menyadari akan harkat dan martabat nilai-nilai  kemanusiaan universal. Namun, berbagai tragedi kemanusiaan di Palestina, menunjukkan pada kita, bahwa ada situasi yang belum final dari perjuangan untuk meraih harkat kemanusiaan yang tinggi kalau masih ada, dalam istilah Bung Karno, “exploitation de nation par nation” (“ekploitasi satu bangsa oleh bangsa lain”).

 


Seorang penyair dengan spirit puisi perlawanan seperti Mahmoud Darwish, atau seorang kritikus post-kolonialis seperti Edward Said dengan karya “Orientalisme” yang monumental, atau anak-anak yang melemparkan batu-batu ke arah tank baja Israel, berjuang untuk kemerdekaan Palestina dengan cara yang sangat keras. Dukungan bagi perjuangan kemerdekaan Palestina juga datang dari berbagai negara yang memiliki sikap serta kepedulian yang sama agar eksploitasi sesama itu bisa dihentikan. Dipastikan, Hari Quds Internasional akan mendapat dukungan juga dari seluruh dunia, walaupun situasi akan lebih ‘senyap’ dari tahun-tahun sebelumnya di mana hari tersebut selalu diperingati dengan gegap-gempita dan orang-orang di berbagai kota turun ke jalanan. Ancaman Covid-19 yang membuat situasinya kini berubah, walaupun tidak akan mengurangi esensi bagi perjuangan kemerdekaan rakyat dan bangsa Palestina.

 

 

 

Peringatan Hari Quds Internasional di Iran

Peran Iran

Hari Quds Internasional adalah refleksi kritis serta nyata dari dunia Islam atas pelanggaran hak-hak asasi manusia di tanah para Nabi Palestina. Iran, melalui visi yang sangat tajam dari Imam Khomeini di tahun 1979 dengan mencanangkan Jum’at terakhir bulan Ramadan sebagai Hari Quds Internasional. Bagi penulis, pembebasan Palestina, bukan masalah sebuah komunitas bangsa menganut mazhab tertentu. Ini adalah problem umat Islam secara keseluruhan, ketika kita mestinya selalu merasa diingatkan oleh sebuah hadits Nabi Muhammad Saw, ”Antara orang mukmin yang satu dengan mukmin yang lain ibarat satu bangunan yang satu itu menguatkan.” (HR. Imam Muslim).

 


Iran sudah berada di garda depan untuk merebut hak-hak kaum tertindas rakyat Palestina. Diperlukan kelebaran hati serta sikap tidak terjebak pada ‘kesalahan berpikir logis’ serta dibayangi-bayangi permasalahan fanatisme mazhab secara berlebihan untuk membangun kekuatan serta kemeslahatan bersama bagi kepentingan rakyat Pelestina.

 


Pemimpin spiritual Iran, Ayatullah Rahullah Khomeini telah menunjukkan kepekaan yang tinggi terhadap problem kemanusiaan di Palestina. Demikian juga orang-orang seperti Syahid Murtadha Muthahhari—salah seorang dari arsitek Revolusi Islam yang penting, menunjukkan kepeduliaan yang sama. Sementara, seorang yang visioner sekaligus revolusioner seperti Ali Syariati, telah membedah anatomi struktur sosial dari adanya dua realitas yang berlawanan, dari ‘penindas’ dengan ‘ditindas’, atau antara struktur sosial anak-anak ideologi ‘Kabil’ dengan ‘Habil’. Penerus garis Ideologi Republik Islam Iran seperti Qasem Soleimani yang syahid 3 Januari 2020, adalah pejuang tangguh bagi perjuangan hak-hak rakyat Palestina.

 


Untuk menghadapi sebuah ‘hegemoni’ seperti dalam istilah Gramsci, yang diperlukan sekarang adalah persatuan umat karena sebenarnya, itulah esensi pesan dari ayat Al-Qur’an yang dipakai sebagai rujukan otoritatif mazhab kalam apapun yang menjadi realitas historis dari umat Islam.”Berpegang teguhlah kalian pada tali Allah, dan jangan bercerai-berai”, (QS. Ali ‘Imran [3]: 103).

 


Pada saat terjadi penyebaran Covid-19 yang sangat menguntungkan rezim Zionisme global Israel, memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina semakin mendapatkan tantangan yang keras serta berat. Lewat momentum peringatan Hari Quds Internasional, dunia Islam harus memfokuskan diri pada pembebasan al-Quds serta dukungan terhadap ketertindasan rakyat Palestina, harus tetap menjadi prioritas utama. Pada saat yang bersamaan, juga harus mempertajam penglihatan terhadap segala kemungkinan pengalihan masalah yang bisa mempengaruhi pemikiran umat untuk melupakan agenda pembebasan Palestina ini.

 

 

 

 

 

 

 


Urgensi dari Hari Quds Internasional  sekarang adalah sebuah fakta yang begitu nyata ketika Amerika Serikat dengan Israel secara sepihak memaksakan kehendak mereka, lewat apa yang dinamakan dengan Kesepakatan Abad atau Konspirasi Abad. Lewat kesepakatan tersebut, Palestina dipaksa untuk berada pada situasi ‘tertindas’ selamanya. Para pengungsi  Palestina di luar negeri, tidak bisa kembali ke tanah airnya, sehingga yang tersisa dari Palestina pun hanya Tepi Barat dan Jalur Gaza. Hak-hak rakyat Palestina akan terhapus, dan dengan pembayaran sejumlah uang, Paletina akan tetap berada dalam situasi terjajah secara permanen.


Bendera Indonesia dan Palestina di Gaza
Ketika Palestina dirundung masalah sampai sekarang, momentum Hari Quds Internasional, mesti mengingatkan kita pada memori kolektif sebagai sebuah bangsa. Faktanya adalah pengakuan kedaulatan Indonesia untuk pertama kali, justru datang dari Palestina, bukan dari negara-negara Barat. Kemudian disusul Mesir serta negara-negara Arab lain seperti Suriah, Irak, Lebanon, Yaman, Arab Saudi, serta Afganistan. Dengan kata lain, bahwa pengakuan kedaulatan Indonesia, yang diproklamasikan oleh Dwi-Tunggal Soekarno-Hatta, 17 Agustus 1945, datang dari solidaritas dunia Islam di kawasan Arab dengan Palestina sebagai pelopornya yang utama.

 


M. Zein Hassan sebagai Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia dalam bukunya “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri" (2017:40) telah menyampaikan informasi akurat terkait peran, penggalangan opini dan dukungan nyata Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia. Palestina menunjukkan taji untuk berani bersikap, di saat negara-negara lain masih ragu untuk mengambil keputusan. Dukungan bagi kemerdekaan Indonesia diwakili oleh Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, bahkan diberikan setahun sebelum Indonesia benar-benar diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta, yang secara terbuka menyambut kemerdekaan Indonesia, yang saat itu baru dijanjikan oleh Perdana Menteri Jepang Kuniaki Kaisa. Dukungan bagi kemerdekaan Indonesia itu, bahkan sekaligus dengan dukungan finansial, dari seorang saudagar kaya di Palestina, yang diberikannya kepada M. Zein Hasan di Bank Arabia.

 


Segala bentuk dukungan Palestina itu tentu memberi makna yang besar bagi Indonesia yang telah mencapai kemerdekaannya. Padahal saat itu Palestina sedang berjuang untuk lepas dari imperialisme Inggris, serta tiga tahun setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1948, dirampas kemerdekaannya oleh rezim Zionisme Israel.

Iran telah menginisiasi Hari Quds Internasional pada Jum’at terakhir Ramadan yang sekarang jatuh pada 22 Mei 2020. Momentum Hari Quds Internasional tahun sekarang ini menjadi penting, yang bersamaan dengan merebaknya Covid-19 serta Palestina dijebak pada Kesepakatan Abad yang akan menempatkan negara itu dalam posisi tertindas secara permanen. Sedangkan momentum Hari Quds Internasional bagi Indonesia, mengingatkan kesadaran kolektif rakyat kita akan jasa Palestina yang pertama kali memberikan dukungan bagi kedaulatan Indonesia.

 


Rekomendasi dari tulisan ini, pertama, Indonesia, Iran serta negara-negara Islam di dunia harus membuka katup bagi dialog serta kerja sama untuk mengatasi ketertindasan rakyat Palestina. Kedua, perlunya dukungan yang kuat bagi rakyat Palestina untuk menentukan nasib serta kedaulatannya sendiri secara demokratis, termasuk mengembalikan para pengungsi Palestina ke tanah air yang mereka cintai.

 


*Dodo Widarda, Direktur Iranian Corner Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan aktivis Nahdlatul Ulama.

 

Hari Raya Idul Fitri telah tiba sebagai hadiah dari Allah Swt atas ibadah dan penghambaan selama sebulan penuh. Manusia kembali kepada fitrahnya dan menikmati kemenangan besar yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta.

Idul Fitri adalah hari raya kesucian dan kebersihan jiwa manusia. Pada hari ini, Allah Swt memberikan kabar gembira tentang penerimaan ibadah, taubat, dan doa sebagai pelita meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Perayaan hari kemenangan ini merupakan sangat penting khusus bagi orang beriman, setelah menjalankan ibadah satu bulan lamanya pada bulan suci Ramadhan. Untuk menjadi suci, seluruh egosentrisme dan kesombongan manusia diredam demi menjaga hubungan baik dengan seluruh umat manusia, lingkungan, alam, dan segala sesuatu di luar diri dan pribadinya.

Seiring datangnya bulan Syawal, umat Islam kembali ke fitrah dan menyambut seruan Allah Swt dengan mengangungkan dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh-Nya. Puji dan syukur hanya untuk-Nya dan Dia-lah yang telah membimbing umat manusia menuju kecucian dan kebaikan.

Idul Fitri adalah hari kegembiraan umat Islam dan detik-detik limpahan rahmat Ilahi atas jiwa dan raga manusia. Pada hari ini, satu bulan penuh ujian besar Ilahi telah berakhir dan beruntunglah bagi mereka yang mampu menahan hawa nafsu dalam segala urusan duniawi.

Malam Idul Fitri merupakan sebuah kesempatan untuk menghapus dosa karena malam itu sarat dengan keutamaan. Sungguh beruntung mereka yang memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbanyak amal kebaikannya dan mengikat janji untuk memelihara apa yang telah didapatkannya selama bulan puasa.

Pada pagi harinya, umat Islam berbondong-bondong pergi menunaikah shalat seraya melantunkan zikir, takbir, dan tahmid. Hari Raya Idul Fitri adalah hari mengingat Allah, memuji dan mensyukuri karunia-Nya. Shalat Idul Fitri merupakan kegiatan utama pada hari itu. Dengan kata lain, hari raya Idul Fitri adalah hari paling indah dan paling agung.

Keagungan takbir yang berkumandang ketika memasuki tempat shalat mengubah hati dan mewujudkan atmosfir spiritual dalam diri manusia. Orang-orang mukmin berdiri dalam barisan yang teratur rapi untuk menghadap Allah Swt.


Imam Ali as menyamakan Idul Fitri dengan hari kiamat dan berkata, "Wahai masyarakat! Hari kalian ini adalah sebuah hari dimana orang-orang baik akan mendapat balasan dan orang-orang jahat akan berputus asa di dalamnya. Dunia adalah arena kompetisi dan akhirat waktu untuk menuai pahala, sementara surga adalah hadiah perlombaan itu dan neraka adalah tempat bagi mereka yang kalah. Idul Fitri adalah hari yang paling mirip dengan hari kiamat. Pada hari kiamat, orang-orang yang merugi akan menyesal dan murka, sementara mereka yang beruntung akan memperoleh kemenangan dan tenggelam dalam nikmat Ilahi."

Idul Fitri adalah hari kepulangan seseorang kepada fitrah yang suci dan hari terwujudnya kembali persatuan umat Islam.

Idul Fitri memiliki sedikit perbedaan dengan hari-hari besar Islam lainnya. Sekalipun Idul Fitri memiliki kesamaan dengan hari-hari besar lainnya sebagai hari kegembiraan, tapi di hari ini dilakukan shalat, munajat, penghambaan, dan jauh dari sekadang bersenang-senang. Ini merupakan ciri khas orang mukmin yang dijelaskan oleh Allah Swt dalam al-Quran, "Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya..." (QS. al-Qashash: 55)

Dalam Islam, semua gerakan dan garis kehidupan orang mukmin selalu mengejar tujuan yang bermanfaat dan konstruktif. Dengan alasa itu, mereka yang beriman akan menjauhi segalah bentuk pekerjaan dan pikiran yang tidak bermanfaat, karena akan membuat manusia lalai akan Allah dan mencegahnya untuk berpikir positif. Mereka di hari raya Idul Fitri berusaha waspada dan berusaha lebih keras lagi.

Mengagungkan syiar-syiar Ilahi termasuk keistimewaan hari raya Idul Fitri. Syiar Takbir, Tahlil, Tahmid, dan bersyukur kepada Allah ketika melihat hilal 1 Syawal, hingga penyelenggaraan shalat Idul Fitri termasuk amalan yang menambah nilai dan keistimewaan hari ini.

Rasulullah Saw bersabda, "Hiasi hari-hari raya kalian dengan Takbir." Dalam hadis yang lain disebutkan, "Idul Fitri dan Idul Adha harus dihiasi dengan syiar La Ilaaha Illallaah, Allahu Akbar, Alhamdulillah dan Subhanallah."

Seorang ulama besar, Syeikh Mufid menulis, "Hari pertama bulan Syawal dijadikan hari raya bagi mereka yang beriman, karena mereka bergembira atas penerimaan amal perbuatannya di bulan Ramadhan, Allah Swt mengampuni dosa-dosa mereka, menutupi aib dan kekurangan, dan kabar gembira datang dari Allah kepada mereka bahwa mereka akan diberikan pahala yang sangat banyak. Orang-orang mukmin bergembira karena berhasil mencapai beberapa tahapan dari kedekatan dengan Allah akibat usaha siang-malam di bulan Ramadhan. Salah satu amalan hari ini adalah mandi yang menjadi simbol kesudian dari dosa, menggunakan wewangian, memakai pakaian yang indah dan bersih serta pergi ke tanah luas untuk melakukan shalat. Semua ini menandakan kegembiraan yang berasal dari kebijaksanaan."

Imam Ali as berkata, "Ketika hilal bulan Syawal muncul, terdengar suara para malaikat yang berkata wahai orang-orang beriman datanglah dan terima upah kalian. Ketahuilah bahwa sesuatu yang paling dekat dengan pria dan wanita yang berpuasa adalah pada akhir Ramadhan, para malaikat dari sisi Allah berseru, 'Wahai para hamba Allah! Terimalah kabar gembira bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosa masa lalu, karenanya berpikirlah tentang masa akan datang dan kehidupan baru kalian..."

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei memimpin shalat Idul Fitri di Tehran. (Arsip tahun 2019)
Dapat dikatakan bahwa dengan berakhirnya bulan Ramadhan dan tibanya Idul Fitri, telah dimulai manusia baru dan kehidupan baru. Manusia ini berbeda dengan yang sebelumnya, ia kini memiliki kemampuan memahami yang lebih luas karena telah sebulan berlatih dan diuji oleh Allah.

Puasa membuat manusia mengenal kesulitan orang lain, sehingga ketegarannya menjadi bertambah, sementara kesabaran dan keadilannya tumbuh dengan baik. Manusia besar ini merasakan perubahan mendalam pada dirinya dan di pagi hari Idul Fitri hal pertama yang dilakukannya adalah membayar zakat fitrah.

Zakat merupakan amal yang dapat mensucikan individu dan menumbuhkan tunas kebajikan pada diri seseorang yang menyebabkan masyarakat semakin maju. Dengan kata lain, zakat dari satu sisi mensucikan kotoran dan dari sisi lain menyempurnakan seseorang.

Idul Fitri pada hakikatnya hari pembebasan dari kegelapan yang mungkin dialami manusia sepanjang hidupnya dengan melakukan perbuatan dosa. Sejatinya, hari Idul Fitri adalah hari untuk kembali pada fitrah Ilahi dan mengambil pelajaran darinya.

Imam Ali as berkata, "Ketika kalian keluar dari rumah untuk melakukan shalat Idul Fitri, ingatlah masa ketika akan pergi ke rumah kalian di surga. Ketika kalian berdiri untuk shalat, ingatlah masa ketika kalian berdiri di hadapan Allah dan mulai menghisab kalian. Dan ketika kalian kembali ke rumah setelah melaksanakan shalat, ingatlah masa ketika akan kembali ke rumah kalian di surga."

Selamat Hari Idul Fitri, hari kesucian, ketakwaan dan keberuntungan. 

 

Sejak 1979, jutaan orang dari seluruh dunia menggelar aksi pawai untuk mendukung bangsa Palestina di setiap hari Jumat terakhir bulan Ramadhan. Hari Quds Sedunia dicetuskan oleh Imam Khomeini ra, Bapak Pendiri Republik Islam Iran.

Jutaan orang Muslim dari seluruh dunia tumpah ruah ke jalan-jalan untuk menyatakan solidaritasnya kepada rakyat tertindas Palestina pada Hari Quds Sedunia.

Tahun ini solidaritas ini ditampilkan dalam bentuk yang berbeda. Bendera Palestina dikibarkan di dunia maya dan jutaan orang membuat tagar dukungan untuk rakyat Palestina di media sosial. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei juga menyampaikan pidato televisi untuk memperingati Hari Quds Sedunia.

Dalam pidatonya, Rahbar menganggap perampasan negara Palestina dan pembentukan kanker ganas rezim Zionis sebagai sebuah tragedi besar. Di antara kejahatan kemanusiaan pada masa-masa yang dekat dengan periode sekarang, tidak ada kejahatan apapun sebesar kejahatan yang dilakukan Zionis. Perampasan sebuah negara dan pengusiran penghuninya dari rumah dan tanah mereka untuk selamanya, dengan melakukan pembunuhan dan kejahatan yang paling kejam serta penghancuran yang terus berlanjut beberapa generasi selama puluhan tahun, jelas merupakan catatan baru kejahatan kemanusiaan.

PBB – yang berada di bawah pengaruh kekuatan-kekuatan besar – sudah merestui pendudukan tanah Palestina oleh Zionis pada 29 November 1947. Berdasarkan resolusi 181, Pelestina dibagi menjadi dua bagian; 56 persen dari tanah Palestina diserahkan kepada penjajah Zionis, dan 44 persen sisanya menjadi milik rakyat Palestina.

Namun pada Mei 1947, rezim Zionis bahkan menolak penyerahan kurang dari setengah tanah Palestina kepada penduduk aslinya dan terus memperluas wilayah jajahannya demi mencegah berdirinya negara merdeka Palestina. Saat ini, rezim Zionis menguasai lebih dari 85 persen dari tanah Palestina yaitu menduduki hampir 27.000 kilometer persegi dan hanya menyisakan sekitar 15 persen dari luas wilayah Palestina untuk orang-orang Palestina.

Dalam hal ini, Ayatullah Khamenei menuturkan, "Dengan menyaksikan peristiwa-peristiwa berikutnya di kawasan menunjukkan bahwa tujuan utama dan target cepat Barat dan korporasi Yahudi dari pendirian negara Zionis adalah membangun pangkalan dan menacapkan pengaruh permanen mereka di Asia Barat serta akses yang memungkinkan untuk campur tangan dan mendominasi negara-negara di kawasan.


Untuk itu, mereka melengkapi rezim palsu dan perampas (rezim Zionis Israel) dengan segala macam fasilitas yang kuat, militer dan non-militer, bahkan senjata nuklir, dan memasukkan pertumbuhan "tumor kanker ganas" ini dari Sungai Nil hingga Eufrat dalam agenda mereka."

Cita-cita Palestina semakin sulit diwujudkan karena negara-negara Arab sudah menyerah dan tunduk pada Amerika Serikat, sementara beberapa faksi Palestina memilih berkompromi dengan rezim penjajah, meskipun mereka sekarang memahami tidak ada gunanya berunding dengan Zionis.

Namun, berdirinya Republik Islam Iran pada 1979 telah menghadirkan harapan di relung bangsa tertindas ini sehingga dengan bantuan tanpa hentinya, mereka memiliki sebuah sandaran yang kuat. Anasir-anasir pro-Zionis diusir dari Iran dan gedung kedutaan Israel di Tehran diserahkan kepada Palestina.

Pemutusan aliran minyak bersama tindakan efektif lainnya, telah menghadirkan front perlawanan di seluruh kawasan dan menumbuhkan harapan di hati orang-orang.

"Munculnya pasukan Mukmin, muda dan penuh pengorbanan seperti Hizbullah di Lebanon dan pembentukan kelompok-kelompok penuh motivasi seperti Hamas dan Jihad Islam di dalam perbatasan-perbatasan Palestina tidak hanya membuat khawatir para pemimpin Zionis, tetapi juga membuat cemas AS dan Barat. Mereka kemudian memprioritaskan upaya untuk meraih dukungan dari dalam kawasan, terutama komunitas Arab dalam agendanya setelah memberikan dukungan perangkat keras dan lunak kepada rezim agresor Zionis," ungkap Rahbar.

Masalah kekuatan dan masa depan cerah yang dimiliki oleh front perlawanan juga turut disinggung oleh Rabhar dalam pidatonya itu. Menurutnya, kini berbagai kegiatan dilakukan kedua kubu di medan perang, namun terdapat perbedaan. Front perlawanan bergerak ke arah peningkatan ketangguhan dan optimismenya, juga menyerap unsur-unsur kekuatan yang semakin tumbuh. Tapi sebaliknya, front lalim, kafir dan arogan kian hari semakin lemah dan putus asa. Indikasi yang jelas dari klaim ini adalah kondisi militer Zionis, yang pernah dianggap sebagai pasukan tak terkalahkan dan mampu menghentikan pasukan besar dua negara penyerang hanya dalam beberapa hari, kini terpaksa harus mundur dan mengakui kekalahannya ketika menghadapi pasukan pejuang rakyat di Lebanon dan Jalur Gaza.

Dalam budaya Islam, kebatilan pasti akan hancur. Ketika pemilik yang sah diabaikan dan digantikan dengan sebuah rezim penjajah, dengan pertolongan Allah Swt, mereka pasti akan binasa.

Ayatullah Khamenei merekomendasikan beberapa langkah untuk mencapai kemenangan dan berkata, "Pertama, perjuangan untuk pembebasan Palestina adalah jihad di jalan Allah dan kewajiban dalam Islam. Kemenangan dalam perjuangan ini dijamin, karena jika pun gugur, akan meraih tempat terbaik dan mulia… Oleh karena itu, membatasi masalah ini hanya pada isu Palestina semata, atau pun masalah Arab tentu saja merupakan sebuah kesalahan besar.


Kedua, tujuan dari perjuangan ini adalah pembebasan seluruh wilayah Palestina dari laut ke sungai, dan kembalinya semua warga Palestina ke tanah air mereka… hari ini jutaan orang Palestina telah mencapai tingkat kematangan pemikiran dan pengalaman serta kepercayaan diri yang menjadikan jihad besar sebagai spiritnya untuk meraih kemenangan akhir dengan bersandar pada pertolongan Ilahi, sebagaimana ditegaskan dalam ayat al-Quran, "Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa."

Rahbar – seperti biasanya – melarang pemerintah-pemerintah untuk mempercayai pemerintahan Barat dan juga lembaga-lembaga internasional yang secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi berafiliasi dengan Barat. Mereka memusuhi eksistensi Islam yang berpengaruh, mereka mengabaikan hak-hak manusia dan bangsa-bangsa, mereka sendiri telah menyebabkan kerusakan dan kejahatan terbesar bagi umat Islam.

Kini publik dunia terus menghitung jumlah korban virus Corona satu persatu di seluruh penjuru dunia, tetapi tidak ada yang pernah bertanya siapa yang bertanggung jawab atas jatuhnya korban ratusan ribu martir dan tawanan di negara-negara tempat Amerika Serikat dan Eropa mengobarkan perang. Siapa yang bertanggung jawab atas semua pertumpahan darah di Afghanistan, Yaman, Libya, Irak, Suriah, dan negara-negara lainnya? Siapa yang bertanggung jawab atas semua kejahatan, perampasan, penghancuran, dan penindasan di Palestina?

"Mengapa tidak ada yang menghitung jutaan anak-anak yang tertindas, wanita dan pria di dunia Islam? Mengapa tidak ada yang menyampaikan belasungkawa atas pembantaian terhadap umat Islam? Mengapa jutaan orang Palestina harus hidup di dalam pengasingan selama tujuh puluh tahun jauh dari rumah mereka sendiri? Mengapa Quds Sharif, kiblat pertama umat Islam dihina dan dinistakan? Lalu apa fungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang tidak menunaikan tugasnya," tegas Ayatullah Khamenei.

Usulan utama Rahbar adalah merekomendasikan berlanjutnya perlawanan dan mengoordinasikan lembaga-lembaga jihad, kerja sama di antara mereka, serta memperluas medan jihad di dalam wilayah Palestina. Menurutnya, setiap orang harus membantu rakyat Palestina dalam jihad suci ini. Setiap individu harus mengisi kepalan tangan pejuang Palestina dan memperkuat punggungnya. Kami dengan bangga akan melakukan ini dengan segenap kemampuan.

"Kita tidak dapat berbicara dengan musuh yang buas, kecuali dengan kekuatan dan dengan posisi yang kuat, dan benih-benih kekuatan ini – segala puji bagi Allah – sudah siap di tengah bangsa berani dan tangguh Palestina," tegasnya.

Para pemuda Palestina sekarang haus untuk mempertahankan martabatnya. Hamas dan Jihad Islam di Palestina serta Hizbullah di Lebanon telah menyempurnakan argumentasi kepada semua.


Dunia belum lupa dan tidak akan pernah melupakan hari ketika tentara Zionis melanggar perbatasan Lebanon dan bergerak ke Beirut, dan hari ketika seorang pembunuh kriminal bernama Ariel Sharon melakukan pertumpahan darah di Sabra dan Shatila.

Dunia juga belum lupa dan tidak akan pernah melupakan hari ketika tentara yang sama berada di bawah pukulan keras Hizbullah, sehingga tidak punya jalan lain kecuali mundur dari perbatasan Lebanon dengan menanggung kerugian besar dan mengakui kekalahan, dan memohon gencatan senjata. Inilah yang dimaksud dengan tangan penuh dan posisi kuat.

Di bagian akhir pidatonya, Ayatullah Khamenei menandaskan, "Palestina adalah milik orang-orang Palestina dan harus diatur oleh kehendak mereka sendiri. Prakarsa referendum yang melibatkan semua agama dan etnis Palestina, yang telah kami sampaikan hampir dua dekade lalu adalah satu-satunya kesimpulan yang perlu diambil untuk menghadapi tantangan Palestina saat ini dan esok.

Prakarsa ini menunjukkan bahwa klaim anti-Semit yang ditiupkan orang-orang Barat dengan terompet mereka sama sekali tidak berdasar. Sesuai rencana ini, orang-orang Palestina, baik Yahudi, Kristen, maupun Muslim bersama-sama mengikuti referendum untuk menentukan sistem politik negara Palestina. Pastinya, yang harus sirna adalah sistem Zionis, dan Zionisme itu sendiri merupakan bid'ah dalam Yudaisme, yang benar-benar asing bagi mereka sendiri.

Rahbar menutup pidatonya dengan mengenang perjuangan syuhada Quds dari Sheikh Ahmad Yassin, Fathi Shaghaghi dan Sayid Abbas Mousavi hingga komandan agung Islam dan wajah tak terlupakan dari front perlawanan, Syahid Soleimani dan mujahid besar Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, dan syuhada lainnya. 

 

Presiden Iran Hassan Rouhani, menyampaikan ucapan selamat untuk menyambut Hari Perlawanan kepada rakyat dan pemerintah Lebanon atas kemenangan mereka dalam melawan pendudukan rezim Zionis Israel.

Dalam sebuah pesan kepada Presiden Lebanon Michel Aoun, Ahad (24/5/2020), Rouhani mengatakan kemenangan atas penjajah Zionis yang dicapai berkat perlawanan dan ketahanan laki-laki dan perempuan Lebanon merupakan sebuah medali kehormatan yang menyinari hati semua orang.

Setelah 18 tahun melakukan perlawanan, rakyat Lebanon akhirnya memaksa Israel mundur dari Lebanon Selatan pada 25 Mei 2000 dan peristiwa ini diperingati sebagai Hari Perlawanan dan Pembebasan.

Kemenangan historis ini merupakan sebuah titik balik dalam proses perkembangan politik dan sosial Lebanon, serta awal dari kemenangan-kemenangan baru yang dicapai rakyat Lebanon dalam melawan Zionis dan kelompok teroris.

Mundurnya militer Israel dari Lebanon Selatan membuktikan bahwa rakyat negara itu mencapai tujuannya lewat perlawanan, ketahanan, dan persatuan.

Panglima Angkatan Bersenjata Lebanon, Jenderal Joseph Aoun mengatakan Hari Perlawanan dan Pembebasan adalah sebuah prestasi besar dan bersejarah Lebanon dalam melawan Israel.

Setelah kalah di Lebanon, Israel kemudian merangkul Amerika Serikat dan beberapa negara Arab untuk menghancurkan kubu perlawanan di Lebanon, namun kubu perlawanan justru mengukir kemenangan-kemenangan baru dan mendapat dukungan kuat dari rakyat.


Hizbullah Lebanon kembali mencapai kemenangan atas tentara rezim Zionis dalam perang 33 hari pada 2006. Ini kembali membuktikan pentingnya kehadiran kubu perlawanan di samping rakyat dan militer Lebanon.

Kerja sama rakyat, kubu perlawanan, dan militer berhasil mempertahankan keutuhan wilayah teritorial dan kedaulatan nasional Lebanon dari rongrongan rezim Zionis.

Kesuksesan kubu perlawanan di kancah politik dan perang membuat mereka selalu menjadi sasaran konspirasi asing, tetapi konspirasi ini berhasil digagalkan berkat kewaspadaan rakyat, pemerintah, dan militer Lebanon.

Hizbullah memainkan perannya dalam koridor hukum dan sekarang memiliki kehadiran yang efektif di parlemen dan pemerintah Lebanon.

Kubu perlawanan di Lebanon dianggap sebagai sebuah gerakan politik yang berpengaruh. Di samping berkontribusi dalam menjaga stabilitas politik, mereka juga mempertahankan keutuhan wilayah dan kedaulatan nasional Lebanon.

Ketahanan Lebanon dari gangguan militer Israel dan teroris di wilayah Asia Barat, merupakan bukti akan keampuhan senjata Hizbullah yang membela kepentingan nasional bersama rakyat dan militer Lebanon.

Kemenangan kubu perlawanan Lebanon terhadap Israel dan para teroris dukungan rezim itu, juga dapat dianggap sebagai kemenangan dunia Arab, karena poros perlawanan di Asia Barat merupakan sebuah bendungan yang kokoh dalam menghadapi konspirasi Israel-Amerika yang menargetkan seluruh dunia Arab. 

 

Sidang pertama pengadilan terhadap Perdana Menteri Rezim Zionis Benjamin Netanyahu digelar Minggu (24/5/2020) dengan dakwaan korupsi.

Netanyahu dikenal sebagai sosok aneh di kalangan politisi dunia. Di markas PBB, Netanyahu pernah membuat gambar untuk memancing opini publik dunia supaya menentang Iran. Tidak hanya itu, dalam sebuah pernyataan aneh, Netanyahu mengklaim bahwa pemuda Iran tidak diperbolehkan mengenakan jeans. Tapi tidak ada satu pun dari pernyataan Netanyahu mengenai Iran berdampak signifikan, sebab faktanya Iran justru lebih kuat dari hari ke hari.

Netanyahu didakwa melakukan korupsi, penyalahgunaan jabatan dan suap, tetapi menolak untuk mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri rezim Zionis. Netanyahu berbicara tentang demokrasi, tetapi dia sendiri berkuasa selama lebih dari satu dekade, dan menghalangi rotasi kekuasaan.

Ambisi besar Netanyahu untuk terus berkuasa menempatkan Israel dalam kebuntuan politik selama setahun terakhir. Pada tahun lalu, tiga pemilu parlemen telah digelar, karena Netanyahu menolak untuk mengundurkan diri dari jabatannya meskipun muncul gelombang penentangan yang sangat deras.

Lebih parah lagi, Netanyahu mengancam Mahkamah Agung rezim Zionis Israel akan melancarkan kerusuhan jalanan, demi mengamankan kursi jabatannya yang digoyang berbagai dakwaan. 

Persidangan Netanyahu terjadi sepekan setelah perdana menteri Israel ini membentuk kabinet barunya. Rangkaian peristiwa ini menunjukkan bahwa pengadilan yang digelar terhadap Netanyahu hanya drama belaka, sehingga putusan yang adil tidak akan dikeluarkan terhadap Perdana Menteri rezim Zionis tersebut. Netanyahu muncul di pengadilan hari Minggu setelah sebelumnya menerima vonis pengadilan yang melarangnya membentuk kabinet baru Israel.

Pihak kepolisian Israel telah mengajukan empat tuntutan hukum terhadap Netanyahu mengenai korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dan penyuapan. Kasus pertama yang dikenal dengan skandal 1.000 melibatkan penerimaan hadiah suap dari pengusaha kaya yang diterima Netanyahu.

Kasus kedua, skandal 2000 mengenai penyalahgunaan jabatan dalam kesepakatan antara Perdana Menteri Israel dengan pemilik surat kabar Zionis Yedioth Ahronoth untuk memberitakan hal-hal yang baik dari kabinet Netanyahu dalam menghadapi media rivalnya, Israel Hayom. 

Kasus ketiga, skandal 3000  mengenai kasus suap Netanyahu dalam pembelian kapal selam nuklir dari Jerman. Netanyahu didakwa mengeluarkan regulasi yang menguntungkan pemegang saham pengendali di raksasa telekomunikasi Bezeq, Shaul Elovitch, dengan imbalan  liputan positif oleh situs berita Walla milik Elovitch.

Netanyahu secara resmi menyatakan membantah seluruh dakwaan yang dijatuhkan kepadanya dalam persidangan yang berlangsung hari Minggu. Ia mengklaim dirinya sebagai korban kampanye hitam outlet media yang berafiliasi dengan partai-partai sayap kiri demi menjegal kekuasaannya.

Klaim Netanyahu, dan proses politik dan hukum yang terjadi di Israel menunjukkan bahwa pengadilan Netanyahu telah kehilangan prinsip hukumnya dan menjadi sekedar drama politik belaka yang tidak akan mengarah pada putusan yang adil terhadap perdana menteri Israel. Oleh karena itu, kelompok-kelompok oposisi meminta Netanyahu segera mengundurkan diri.

 

Juru bicara Komando Operasi Bersama Irak mengatakan operasi Aswad Al Jazeera berhasil mencapai target, dan ia menegaskan teroris Daesh hanya punya dua pilihan, menyerah atau mati.

Situs berita Al Sumaria News, Senin (25/5/2020) melaporkan, Mayjen Tahsin Al Khafaji menuturkan, dalam operasi Aswad Al Jazeera yang dimulai minggu lalu, sejumlah banyak anasir teroris Daesh berhasil ditangkap.

Al Khafaji menambahkan, operasi ini berhasil mencapai target yang diinginkan, dan aparat keamanan Irak terutama dinas intelijen, melacak dengan akurat markas teroris sehingga sejumlah teroris Daesh paling berbahaya berhasil ditangkap, dan sebagian lainnya masuk dalam daftar pengejaran.

Komando Operasi Bersama Irak pada 17 Mei 2020 mengumumkan dimulainya operasi Aswad Al Jazeera dengan maksud untuk membersihkan wilayah gurun Al Jazeera di utara Provinsi Al Anbar, barat Provinsi Salahuddin, dan selatan Provinsi Ninawa. 

 

Gerakan Jihad Islam Palestina menyatakan, muqawama dan berlanjutnya jalan ini, solusi tunggal untuk melawan penjajah.

Gerakan Jihad Islam Palestina bertepatan dengan peringatan ke-20 panarikan pasukan penjajah Zionis dari Lebanon selatan seraya merilis statemen, mengucapkan selamat kepada saudara dan pejuang Lebanon serta Hizbullah dan menyebut hari ini sebagai titik balik besar.

Gerakan Jihad Islam Palestina seraya mengisyaratkan bahwa bangsa Palestina memilih opsi muqawama  untuk merebut kembali tanah air mereka menegaskan, kekalahan serta keruntuhan rezim Zionis secara pasti akan terjadi di masa mendatang.

Rezim Zionis Israel pada 25 Mei 2000 meski memiliki kemampuan militer yang kuat tapi mereka akhirnya menyerah dan terpaksa lari dari Lebanon selatan.

Rakyat Lebanon setiap tahun merayakan larinya militer Israel dari wilayah selatan negara ini dan menyebut hari besar ini sebagai Hari Muqawama. (

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…