کمالوندی

کمالوندی

 

Syahid Qasem Soleimani menyambut seruan pemimpinnya di perang sulit dengan mengikuti teladan Imam Husein as. Selama bertahun-tahun ia berusaha dan berjuang bagi keamanan Iran dan kawasan Asia Barat (Timur Tengah).

Dengan kecerdasan dan kebijaksanaannya, ia merusak aksi dan konspirasi busuk Amerika dan Israel di kawasan dan membuat musuh tak enak tidur. Teror tokoh berpengarus seperti Soleimani ini adalah impian bertahun-tahun musuh.

Kesyahidan adalah harapan hamba Tuhan yang mukhlis dan memberi makna bagi kehidupan manusia. Syahadah sebuah mata air yang dicita-citakan pecinta Husein as dan para pengikut jalannya. Para pejuang Husseini dengan mengikuti imam dan panutan mereka seperti Abbas bin Ali di jalan terang ini, mengorbankan seluruh yang dimilikinya supaya bendera kehormatan dan kekuatan Islam tidak akan pernah tumbang dan tujuan besar membela kaum tertindas dunia tetap kekal.

Syahid Soleimani termasuk pengikut Imam Husein di era ini. Ia seperti Abbas bin Ali yang menjadi kekuatan hati keluarga Imam Husein dan semua orang merasa aman dengan keberadaannya, juga menjadi kekuatan hati warga di kawasan di hari-hari sulit dan khususnya selama kerusuhan yang dikobarkan Daesh (ISIS). Haj Soleimani adalah lengah kuat yang dengan ikhlas mengaku dirinya sebagai prajurit Rahbar dan Islam serta empat puluh tahun berjuang dan menunjukkan permainan bersihnya di jalan ini.

Rahbar, Ayatullah Khamenei di pesannya bertepatan dengan syahidnya pahlawan besar ini mengatakan,"Setelah bertahun-tahun berjuang secara ikhlas dan berani melawan setan dan penjahat dunia serta setelah bertahun-tahun berharap kesyahidan di jalan Tuhan, akhirnya Soleimani mereguk cawan syahadah."

Syahid Soleimani sosok yang kuat yang bertawakkal kepada Tuhan. Ia menjadikan Tuhan sebagai pegangannya, oleh karena itu ia tidak memiliki ketakuatan dan tidak ada artinya ketakuatan bagi dirinya. Teman seperjuangannya di era perang delapan tahun Iran-Irak senantiasa ingat bahwa ia sejak saat itu hatinya sangat kuat bergantung kepada Tuhan serta di kondisi tersulit dan menakutkan mengatakan, "Jangan takut! Allah bersama kita."

Syahid Qasem Soleimani menyambut seruan pemimpinnya di perang sulit dengan mengikuti teladan Imam Husein as. Selama bertahun-tahun ia berusaha dan berjuang bagi keamanan Iran dan kawasan Asia Barat (Timur Tengah).

Dengan kecerdasan dan kebijaksanaannya, ia merusak aksi dan konspirasi busuk Amerika dan Israel di kawasan dan membuat musuh tak enak tidur. Teror tokoh berpengarus seperti Soleimani ini adalah impian bertahun-tahun musuh yang hina.

Seiring dengan kehancuran ISIS (Daesh) yang dibentuk Amerika di kawasan, seluruh rencana musuh untuk memecah belah kawasan Asia Barat (Timur Tengah) dan menguasai air, wilayah dan airnya berantakan serta Amerika semakin haus darah Soleimani yang membuat impian besar mereka semakin jauh untuk diraih.

Syahid Soleimani, pejuang yang tak kenal lelah di medan jihad. Selama tahun-tahun terakhir, Soleimani bangkit melawan kejahatan Daesh yang membabi buta membantai warga tak berdosa serta ingin menghancurkan maktab Husein as dan melakukan kejahatan paling keji di Suriah dan Irak.

Sosok suci ini dan penuh pengorbanan ini berhadapan dengan Daesh yang haus darah yang menumpahkan darah orang tak berdosa, membunuh anak-anak di hadapan orang tua mereka dan menyembelih pria di hadapan keluarganya serta memperkosa perempuan dan anak gadis.

Daesh, kelompok teroris dan sebuah organisasi yang dibentuk oleh pemerintah Amerika untuk mengkompensasi kegagalan al-Qaeda, karena AS dengan mengobarkan kerusuhan di kawasan senantiasa ingin meraih kekuatan lebih besar. Meski AS mengklaim pelopor demokrasi, namun Washigton bahkan di dalam negeri tidak menghormati prinsip-prinsip demokrasi. Mereka adalah Yazid-Yazid era ini dan Syahid Soleimani bersama rekan-rekannya seperti pengikut setia Imam Husein as yang bangkit dengan penuh pengorbanan dan ketabahan serta mengoyak musuh seperti badai.

Ayatullah Khamenei terkait berakhirnya keberadaan Daesh, kepada Soleimani menulis,"Saya bersyukur kepada Allah Swt karena memberi berkah melalui perjuangan Anda dan rekan seperjuangan Anda di berbagai bidang, dan pohon jahat yang ditanam taghut dunia berhasil kalian tebang dan hancurkan di Suriah dan Irak. Ini bukan hanya sebuah pukulan telak kepada kelompok jahat Daesh...tapi juga pukulan kepada pemerintah AS sebelumnya dan saat ini serta rezim serta rezim boneka mereka di kawasan yang membentuk fenomena buruk ini serta memberi dukungan penuh, dengan harapan mampu memperluas hegemoninya di Asia Barat serta membuat Israel berkuasa di kawasan. Anda dengan menghapus kanker ini bukan saja memberi layanan besar kepada negara kawasan serta dunia Islam, tapi juga kepada seluruh bangsa adn kemanusiaan. Ini adalah kemenangan Ilahi dan bukti dari ayat  «وَ ما رَمَیتَ اِذ رَمَیتَ وَ لٰکِنَّ اللهَ رَمیٰ»  dan kalian diberi pahala karena perjuangan siang malam Anda dan pejuang lainnya."

Letjen Soleimani merupakan komandan pertama pasca Revolusi Islam yang mendapat lencana Zulfiqar dari Rahbar, Ayatullah Khamenei. Lencana Zulfiqar yang merupakan lencana tertinggi militer dan disematkan oleh panglima tertinggi angkatan bersenjata Iran atau Rahbar ketika seorang prajurit memiliki prestasi besar keberanian dan kesuksesan sebagai komandan.

Sebelumnya Qasem Soleimani juga meraih lencana Fath. Ayatullah Khamenei ketika menganugerahkan lencana Zulfiqar kepada Soleimani dan di depan mereka yang hadir di acara ini mengatakan, "Perjuangan di jalan Tuhan tidak dapat disamakan dengan hal-hal ini. Allah Swt berfirman: إِنَّ اللهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِینَ أَنفُسَهُمْ وَ أَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ یُقَاتِلُونَ فِی سَبِیلِ اللهِ فَیَقْتُلُونَ وَ یُقْتَلُونَ Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh (QS: Taubah 111). Apa yang akan diterima oleh pejuang di jalan Tuhan dan apa yang akan diberikan Tuhan dari pengorbanan harta dan nyawa adalah surga dan keridhaan-Nya."

"...Apa yang ada di tangan dan pundak kita, baik ucapan syukur dengan mulut atau dengan amal perbuatan, baik itu lencana atau pangkat yang kita berikan, adalah hal-hal yang berdasarkan prediksi duniawi. Namun ini tidak dapat disebutkan berdasarkan perhitungan maknawi dan Ilahi. Alhamdulillah, kalian telah berjuang dan berusaha. Alhamdulillah Allah Swt juga memberi taufik kepada saudara terkasih kita -Qasem Soleimani-. Saudara kita ini berulang kali menempatkan nyawanya di serangan musuh serta berjuang di jalan Tuhan, demi Tuhan dan ikhlas untuk Allah. Insyaallah, Tuhan akan memberi pahala kepadanya dan kehidupannya penuh kebahagiaan dan diberi kehormatan syahadah,,yang pasti bukan sekarang. Selama bertahun-tahun, Republik Islam bekerja sama dengannya. Pada akhirnya insyaallah, Soleimani akan diberi derajat kesyahidan . insyaallah,,,selamat kepada Anda."

Ayatullah Khamenei yang memiliki hubungan mendalam dengan Soleimani, menyebut kesyahidan komandan ini sangat pahit dan memperingatkan musuh bahwa balasan paling keras menanti mereka. Ayatullah Khamenei menyebut Soleimani sebagai contoh unggul dari anak didik Islam dan Imam Khomeini yang menghabiskan seluruh usianya untuk berjihad di jalan Allah.

Di sisi lain, Syahid Soleimani juga menyebut dirinya prajurit dan anak Rahbar. Ia sangat mencintai dan taat kepada Rahbar. Salah satu sahabat dan rekan seperjuangan Syahid Soleimani mengatakan,"Ikhlas, taat beragama dan berwilayah Syahid Soleimani sangat terkenal. Ia sangat antusias melawan musuh Islam dan Revolusi Islam. Ia tidak pernah menjadi komandan yang hanya duduk diam. Tapi seorang komandan pemberani yang berada di garis terdepan medan pertempuran."

Ayatullah Khamenei menilai iman, keberanian dan keikhlasan Syahid Soleimani sebagai hasil dari jihad melawan hawa nafsu. Terkait Syahid Soleimani, Rahbar menekankan bahwa jihad lapangan (melawan musuh) sangat bergantung pada jihad akbar, yakni jihad interal melawan hawa nafsu.

Di pesannya Ayatullah Khamenei menulis, syahadah adalah pahala bagi upaya yang tak kenal lelah Soleimani selama bertahun-tahun. Rahbar di pesannya menyebut syahadah Soleimani sebagai kesyahidan besar dan darah Letjen Soleimani adalah darah suci yang ditumpahkan ke bumi oleh manusia paling jahat.

Menyimak sifat yang diberikan Rahbar kepada Soleimani ini, maka ucapan Imam Husein as ketika akan menuju Padang Karbala kembali muncul di ingatan kita. Imam Husein berkata, "Siapa saja yang siap menumpahkan darahnya di jalan kita, maka ikutlah kami." " من کان باذلا فینا مهجته فلیرحل ‌معنا".


Soleimani juga menyambut seruan Imam Husein ini dan selama 40 tahun berjuang di jalan ini hingga mereguk cawan syahadah. Sakralitas dan kesucian darah syuhada juga dari sisi ini, karena ia melakukan transaksi dengan Tuhan dan merupakan haknya untuk mendapat ampunan untuk setiap tetesan darah yang jatuh ke bumi, sama seperti yang disebutkan dalam hadis Qudsi: أوَّلُ ما یهَراقُ مِن دمِ الشَّهیدِ یغفَرُ لَهُ ذَنبُهُ کلُّهُ إلّا الدَّینَ, tetasan darah pertama syahid yang jatuh ke bumi menghapus seluruh dosanya kecuali hutang.

Ayatullah Khamenei saat bertemu dengan keluarga Syahid Soleimani, "Perjuangannya adalah perjuangan yang hebat, dan Allah SWT menjadikan kesyahidannya sebagai kesyahidan yang besar. Ini adalah berkah besar baginya, yang benar-benar layak (dari kesyahidan yang begitu mulia). Haj Qasem harus menjadi syahid dengan cara yang sesuai."

Syahid Soleimani juga murid ajaran Imam Husein as dan Abbas bin Ali serta jalan yang mendidik ribuan Haj Soleimani lain dan membuat abadi madrasah jihad dan muqawama serta menjadikannya pihak yang menang.

Kamis, 09 Januari 2020 19:37

Pidato Penting Rahbar Menandai 19 Dey (2)

 

Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, pasukan AS harus meninggalkan kawasan Asia Barat (Timur Tengah) karena rakyat di kawasan tidak menginginkan mereka.

Hal itu dikatakan Rahbar dalam pidatonya di hadapan ribuan warga dari kota Qom menandai peringatan unjuk rasa warga kota ini terhadap rezim Pahlevi pada 1978.

Tanggal 19 Dey 1356 HS atau 9 Januari 1978, masyarakat di kota Qom bangkit melawan kediktatoran rezim Pahlevi dan hari itu diperingati sebagai 19 Dey.

Dalam acara yang digelar di Huseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran itu, Rahbar juga memuji langkah parlemen Irak karena meloloskan sebuah keputusan yang mengharuskan semua pasukan militer AS meninggalkan negara ini.

"Itu adalah hal yang benar untuk dilakukan," ujarnya.

Ayatullah Khamenei juga memuji parlemen Iran karena meloloskan keputusan baru yang mendeklarasikan Departemen Pertahanan AS (Pentagon) dan organisasi afiliasinya sebagai organisasi teroris.

Rahbar juga menyinggung serangan teror yang dilakukan militer AS  terhadap Komandan Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC/Pasdaran) Letnan Jenderal Qassem Soleimani.

Letjen Soleimani dan Wakil Komandan Pasukan Relawan Irak Hashd al-Shaabi Abu Mahdi al-Muhandis gugur syahid dalam serangan udara Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad, Jumat dini hari, 3 Januari 2020.

Empat anggota pasukan IRGC (Pasdaran) yang menyertai Letjen Soleimani dan empat anggota pasukan Hashd al-Shaabi yang menyertai Abu Mahdi al-Muhandis juga gugur syahid dalam serangan udara tersebut.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyinggung peran besar Syahid Soleimani dalam menggagalkan konpirasi dan plot Amerika Serikat di kawasan Asia Barat.

Ayatullah Khamenei menuturkan, Letjen Qasem Soleimani memainkan peran kunci untuk menggagalkan plot AS di wilayah Asia Barat.

"Letjen Syahid Soleimani adalah seorang yang pemberani dan bijaksana, tidak hanya dalam urusan militer tetapi juga dalam masalah politik," imbuhnya.

Rahbar juga menyinggung serangan balasan Iran ke pangkalan-pangkalan militer AS di Irak termasuk pangkalan militer Ain al-Assad.

"Mengenai masalah pembalasan, tadi malam kita telah menampar mereka. Tapi Langkah militer tidak cukup sampai di situ. Sebab kehadiran destruktif AS di kawasan harus diakhiri secara total. Mereka di kawasan menyulut perang, fitnah, kerusakan dan kehancuran infrastruktur," ujar Ayatullah Khamenei.

Di bagian lain pidanya Rahbar menekankan bahwa di manapun Amerika datang senantiasa menimbulkan kerusakan.

"Mereka memaksakan supaya kerusakaan tersebut dituduhkan kepada Iran yang kita cintai bersama, dan Republik Islam. Mereka memaksa berunding dan duduk di meja perundingan, tapi ini menjadi pembuka untuk kehadiran dan intervensinya. Kehadiran AS yang seperti ini tidak bisa kita terima. Bangsa-bangsa kawasan tidak bisa menerimanya," papar Ayatullah Khamenei.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menjelaskan, apa yang menjadi tugas seluruh lapisan masyarakat dan pejabat rakyat Republik Islam adalah memahami musuh. Jangan sampai kita salah dalam mengenali musuh. Jangan katakan, 'kita semua tahu musuh kita adalah AS, dan rezim Zionis'.  Musuh kita adalah Amerika, rezim Zionis dan semua perangkat yang menguatkan musuh dari korporasi, perusahaan dan lainnya.

Menurut beliau, ada upaya sebagian pihak yang ingin membalikkannya demi mengubah pandangan masyarakat melalui propaganda yang kompleks.

Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei mendoakan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya bagi syuhada Iran dan Irak.

"Allah swt merahmati semua orang yang memudahkan langkah bangsa ini. Ketetapan yang disahkan parlemen negara kita sangat baik, dan ketetapan yang disahkan parlemen Irak mengenai penarikan pasukan AS juga sangat baik. Insya Allah, Allah swt memberikan taufik dan kekuatan kepada semua pihak untuk saling membantu demi keberhasilan di jalan ini," tuturnya.

Rahbar juga menyinggung unjuk rasa warga kota Qom pada 1978 yang memprotes dinasti Pahlavi, dan mengatakan, kita harus belajar dari  peristiwa 19 Dey dan masa lalu harus menjadi cahaya bagi masa depan.

"Pada tanggal 19 Dey, masyarakat Qom berdiri dan menentang pasukan kejam rezim Pahlavi untuk membela Imam Khomeini ra yang tidak berada di Iran pada saat itu," jelasnya.

Pada saat itu, lanjutnya, orang-orang maupun rezim Pahlavi tidak pernah berpikir bahwa langkah tersebut akan menjadi sumber perubahan besar di negara dan di dunia.

Ayatullah Khamenei menandaskan, gerakan tersebut demi keyakinan agama dan semangat berlanjut dengan bantuan Allah Swt. Orang-orang di bawah kepemimpinan Imam Khomeini ra berhasil bangkit dan Revolusi Islam terjadi pada Februari 1979.

"Langkah yang sama menghasilkan revolusi besar. Sebuah gerakan yang dilakukan untuk semangat keagamaan dan demi Allah Swt berlanjut, dan setelah itu, Arbain memimpin masyarakat untuk bereaksi dan Imam Khomeini ra yang mulia memimpin mereka, yang mengarah kepada kebangkitan besar-besaran yaitu pada Februari 1979," pungkasnya.

Kamis, 09 Januari 2020 19:35

Pidato Penting Rahbar Menandai 19 Dey (1)

 

Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, pasukan AS harus meninggalkan kawasan Asia Barat (Timur Tengah) karena rakyat di kawasan tidak menginginkan mereka.

Hal itu dikatakan Rahbar dalam pidatonya di hadapan ribuan warga dari kota Qom menandai peringatan unjuk rasa warga kota ini terhadap rezim Pahlevi pada 1978.

Tanggal 19 Dey 1356 HS atau 9 Januari 1978, masyarakat di kota Qom bangkit melawan kediktatoran rezim Pahlevi dan hari itu diperingati sebagai 19 Dey.

Dalam acara yang digelar di Huseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran itu, Rahbar juga memuji langkah parlemen Irak karena meloloskan sebuah keputusan yang mengharuskan semua pasukan militer AS meninggalkan negara ini.

"Itu adalah hal yang benar untuk dilakukan," ujarnya.

Ayatullah Khamenei juga memuji parlemen Iran karena meloloskan keputusan baru yang mendeklarasikan Departemen Pertahanan AS (Pentagon) dan organisasi afiliasinya sebagai organisasi teroris.

Rahbar juga menyinggung serangan teror yang dilakukan militer AS  terhadap Komandan Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC/Pasdaran) Letnan Jenderal Qassem Soleimani.

Letjen Soleimani dan Wakil Komandan Pasukan Relawan Irak Hashd al-Shaabi Abu Mahdi al-Muhandis gugur syahid dalam serangan udara Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad, Jumat dini hari, 3 Januari 2020.

Empat anggota pasukan IRGC (Pasdaran) yang menyertai Letjen Soleimani dan empat anggota pasukan Hashd al-Shaabi yang menyertai Abu Mahdi al-Muhandis juga gugur syahid dalam serangan udara tersebut.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyinggung peran besar Syahid Soleimani dalam menggagalkan konpirasi dan plot Amerika Serikat di kawasan Asia Barat.

Ayatullah Khamenei menuturkan, Letjen Qasem Soleimani memainkan peran kunci untuk menggagalkan plot AS di wilayah Asia Barat.

"Letjen Syahid Soleimani adalah seorang yang pemberani dan bijaksana, tidak hanya dalam urusan militer tetapi juga dalam masalah politik," imbuhnya.

Rahbar juga menyinggung serangan balasan Iran ke pangkalan-pangkalan militer AS di Irak termasuk pangkalan militer Ain al-Assad.

."Mengenai masalah pembalasan, tadi malam kita telah menampar mereka. Tapi Langkah militer tidak cukup sampai di situ. Sebab kehadiran destruktif AS di kawasan harus diakhiri secara total. Mereka di kawasan menyulut perang, fitnah, kerusakan dan kehancuran infrastruktur," ujar Ayatullah Khamenei.

Di bagian lain pidanya Rahbar menekankan bahwa di manapun Amerika datang senantiasa menimbulkan kerusakan.

"Mereka memaksakan supaya kerusakaan tersebut dituduhkan kepada Iran yang kita cintai bersama, dan Republik Islam. Mereka memaksa berunding dan duduk di meja perundingan, tapi ini menjadi pembuka untuk kehadiran dan intervensinya. Kehadiran AS yang seperti ini tidak bisa kita terima. Bangsa-bangsa kawasan tidak bisa menerimanya," papar Ayatullah Khamenei.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menjelaskan, apa yang menjadi tugas seluruh lapisan masyarakat dan pejabat rakyat Republik Islam adalah memahami musuh. Jangan sampai kita salah dalam mengenali musuh. Jangan katakan, 'kita semua tahu musuh kita adalah AS, dan rezim Zionis'.  Musuh kita adalah Amerika, rezim Zionis dan semua perangkat yang menguatkan musuh dari korporasi, perusahaan dan lainnya.

Menurut beliau, ada upaya sebagian pihak yang ingin membalikkannya demi mengubah pandangan masyarakat melalui propaganda yang kompleks.

Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei mendoakan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya bagi syuhada Iran dan Irak.

"Allah swt merahmati semua orang yang memudahkan langkah bangsa ini. Ketetapan yang disahkan parlemen negara kita sangat baik, dan ketetapan yang disahkan parlemen Irak mengenai penarikan pasukan AS juga sangat baik. Insya Allah, Allah swt memberikan taufik dan kekuatan kepada semua pihak untuk saling membantu demi keberhasilan di jalan ini," tuturnya.


Rahbar juga menyinggung unjuk rasa warga kota Qom pada 1978 yang memprotes dinasti Pahlavi, dan mengatakan, kita harus belajar dari  peristiwa 19 Dey dan masa lalu harus menjadi cahaya bagi masa depan.

"Pada tanggal 19 Dey, masyarakat Qom berdiri dan menentang pasukan kejam rezim Pahlavi untuk membela Imam Khomeini ra yang tidak berada di Iran pada saat itu," jelasnya.


Pada saat itu, lanjutnya, orang-orang maupun rezim Pahlavi tidak pernah berpikir bahwa langkah tersebut akan menjadi sumber perubahan besar di negara dan di dunia.

Ayatullah Khamenei menandaskan, gerakan tersebut demi keyakinan agama dan semangat berlanjut dengan bantuan Allah Swt. Orang-orang di bawah kepemimpinan Imam Khomeini ra berhasil bangkit dan Revolusi Islam terjadi pada Februari 1979.


"Langkah yang sama menghasilkan revolusi besar. Sebuah gerakan yang dilakukan untuk semangat keagamaan dan demi Allah Swt berlanjut, dan setelah itu, Arbain memimpin masyarakat untuk bereaksi dan Imam Khomeini ra yang mulia memimpin mereka, yang mengarah kepada kebangkitan besar-besaran yaitu pada Februari 1979," pungkasnya.

 

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei Rabu (08/01) saat bertemu dengan ribuan warga kota suci Qom menjelang peringatan epik 19 Dey 1356 Hs, seraya menjelaskan karakteristik Syahid Soleimani memberikan analisa komprehensif terkait isu-isu kawasan dan keagungan Revolusi Islam.

Lebih lanjut Rahbar di pidatonya hari ini menyebut serangan rudal Iran Rabu dini hari ke pangkalan AS sebagai tamparan kepada Washington dan menekankan balasan utama harus ditujukan untuk mengakhiri kehadiran merusak AS di kawasan.

Rahbar bertemu warga Qom
Sepah Pasdaran Iran Rabu dini hari menembakkan puluhan rudal ke pangkalan militer Amerika di Provinsi al-Anbar dan Arbil Irak sebagai balasan atas aksi teror pasukan Amerika terhadap Letjen Qasem Soleimani.

Seorang pejabat IRGC mengkonfirmasi tewasnya sekitar 80 militer Amerika dan 200 lainnya cidera dalam serangan ini.

Pengalaman menunjukkan bahwa kehadiran Amerika di kawasan dan militerasi negara ini ke berbagai negara seperti Irak dan Afghanistan menjadi sumber petaka dan beragam krisis di kawasan. Di sisilain, AS masih tetap bersikeras melanjutkan proses ini dan intervensinya di kawasan.

Kini kondisi di kawasan dan konstelasi politik serta militer telah berubah dan berbagai bangsa serta pemerintahan yang dibentuk oleh bangsa tersebut tidak lagi menerima kehadiran Amerika. Ini artinya sebuah perubahan penting dan strategis di kawasan dan bahkan di tingkat internasional.

Rahbar terkait hal ini menyebut penjinakan seluruh skenario ilegal AS di Asia Barat sebagai contoh dari kebijaksanaan dan keberanian Syahid Soleimani. Ketika menjelaskan pengaruh besar Syahid Soleimani di isu Palestina, Rahbar menambahkan, Amerika berusaha membuat isu Palestina dilupakan dan melakukan hal-hal untuk membuat bangsa Palestina tetap lemah sehingga tidak berani berjuang, namun sosok besar ini (Soleimani) memenuhi tangan bangsa Palestina dan memberi mereka keberanian dan kemampuan berjuang. Kegagalan besar operasi ofensif Israel ke Jalur Gaza dalam beberapa tahun terakhir sebuah realita yang menjadi mimpin buruk AS dan pemimpin Israel di bumi Palestina pendudukan. Ketika Israel di serangan terbarunya ke Gaza terpaksa memohon gencatan senjata diterapkan saat itu juga dan tidak menanti hari esok adalah indikasi perubahan konstelasi kekuatan. Dan perubahan ini bahwa era dominasi AS dan pendudukan Israel di kawasan mulai runtuh.

Keputusan terbaru parlemen Irak mengusir pasukan Amerika dari wilayah negara ini juga sebuah gerakan yang selaras dengan hal ini. Bebagai transformasi ini mengindikasikan bahwa kondisi yang ada di kawasan kini lebih cepat berubah dari apa yang diprediksi AS dan sekutunya.

Syahid Soleimani, Abu Mahdi al-Muhandis dan teman seperjuangan mereka memainkan peran besar di perang melawan musuh dan terorisme serta pemusnahan Daesh (ISIS) dan menggagalkan skenario disintegrasi Amerika dan Israel di kawasan. Realita ini merupakan bagian dari alasan permusuhan dan kemarahan AS terhadap Iran serta front muqawama di kawasan.

Wajar seperti yang diingatkan Rahbar bahwa permusuhan ini bukan musiman dan temporer, tapi bersifat konstan. Anggapan bahwa permusuhan Amerika terhadap Iran memiliki titik akhir adalah sebuah pemahaman keliru.

Dewasa ini musuh Revolusi dan pemerintah Republik Islam adalah Amerika, Israel dan penjarah global yang memiliki permusuhan dengan prinsip sebuah pemerintahan Islam yang melawan kubu arogan. Oleh karena itu, Rabhar menekankan, untuk melawan musuh dan seluruh konspirasi mereka, maka berbagai bidang harus kuat mulai dari militer dan keamanan hingga ekonomi dan sains.

Solusi untuk melawan konspirasi ini adalah mempertahankan persatuan nasional, kebijaksanaan, keberanian dan tidak takut terhadap ancaman musuh.

Bangsa Iran selama beberapa hari lalu dengan agung dan menakjubkan menunjukkan persatuan mereka kepada musuh serta menunjukkan bahwa Revolusi Islam tetap hidup dan kokoh serta jalan revolusi di masa mendatang akan semakin gemilang dan terus bersinar. 

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa kehadiran destruktif AS di kawasan harus diakhiri, dan pasukan negara ini harus angkat kaki dari Asia Barat.

Pernyataan tersebut disampaikan Rahbar hari ini (Rabu,8/1/2020) di hadapan ribuan orang dalam peringatan gerakan perlawanan bersejarah warga Qom pada 19 Dey 1356 (9 Januari 1978) di Huseiniyah Imam Khomeini Tehran.

"Mengenai masalah pembalasan, tadi malam kita telah menampar mereka. Tapi langkah militer tidak cukup sampai di situ. Sebab kehadiran destruktif AS di kawasan harus diakhiri secara total. Mereka di kawasan hanya menyulut perang, fitnah, kerusakan dan kehancuran infrastruktur," ujar Ayatullah Khamenei.

Di bagian lain pidatonya Rahbar menekankan bahwa di manapun berada, Amerika senantiasa menimbulkan kerusakan.

"Mereka memaksakan supaya kerusakaan tersebut dituduhkan kepada Iran yang kita cintai bersama, dan Republik Islam. Mereka memaksa berunding dan duduk di meja perundingan, tapi ini menjadi pembuka untuk kehadiran dan intervensinya. Kehadiran AS yang seperti ini tidak bisa kita terima. Bangsa-bangsa kawasan tidak bisa menerimanya," papar Ayatullah Khamenei.

 Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menambahkan, apa yang menjadi tugas seluruh lapisan masyarakat dan pejabat rakyat Republik Islam adalah memahami musuh. Jangan sampai kita salah dalam mengenali musuh. Jangan katakan, 'kita semua tahu musuh kita adalah AS, dan rezim Zionis'.  Musuh kita adalah Amerika, rezim Zionis dan semua perangkat yang menguatkan musuh dari korporasi, perusahaan dan lainnya.

Rahbar menegaskan, yang dimaksud musuh adalah Amerika, rezim Zionis Israel dan sekelompok korporat serta para perampok dan penindas dunia sebagai tangan imperialis. Negara-negara di dalam atau luar kawasan tidak boleh dianggap musuh selama tidak melakukan gerakan melayani musuh.

Menurut beliau, ada upaya sebagian pihak yang ingin membalikkannya demi mengubah pandangan masyarakat melalui propaganda yang kompleks.

Menurut Ayatullah Khamenei, pengesahan undang-undang penarikan pasukan Amerika di Parlemen Irak, sangat baik dan kami berharap Allah Swt membantu kita dalam gerakan ini.

Rahbar juga menyinggung peran determinan Letjen Syahid Qasem Soleimani dalam menggagalkan konspirasi Amerika di Palestina, Irak dan Lebanon.

"Letjen Syahid Soleimani berdiri malawan seluruh konspirasi yang dibangun dengan uang, fasilitas dan pengaruh politik serta jaringan organisasi Amerika, dan menggagalkannya," ujar Ayatullah Khamenei.

Di penghujung pidatonya, Ayatullah Khamenei mendoakan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya bagi syuhada Iran dan Irak, dan mengungkapkan, "Allah Swt merahmati semua orang yang memudahkan langkah bangsa ini. Ketetapan yang disahkan parlemen negara kita sangat baik, dan ketetapan yang disahkan parlemen Irak mengenai penarikan pasukan AS juga sangat baik. Insya Allah, Allah swt memberikan taufik dan kekuatan kepada semua pihak untuk saling membantu demi keberhasilan di jalan ini,"

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyampaikan belasungkawa atas insiden yang terjadi menjelang pemakaman Syahid Qasem Soleimani di Kerman, serta kecelakaan pesawat Ukraina di sekitar bandara internasional Tehran.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam sebuah pesan yang disampaikan Rabu malam (8/1/2020) mengatakan, "Insiden tragis dan menyedihkan meninggalnya puluhan orang Iran dalam prosesi duka menjelang pemakaman Letjen Qasem Soleimani, dan kecelakaan pesawat yang menyebabkan meningganya sejumlah warga Iran dan asing, menjadi dua peristiwa menyedihkan selama dua hari ini,".

Dalam pesannya, Rahbar mengungkapkan simpati yang paling tulus dan belasungkawa yang terdalam serta kesabaran untuk keluarga korban, dan mendoakan ampunan dari Allah swt untuk para korban yang meninggal.

Kemarin, pemerintah Iran juga mengumumkan berkabung nasional  hari ini, Kamis (8/1/2020).

Pada acara prosesi duka menjelang pemakaman Syahid Soleimani hari Selasa, beberapa orang meninggal dan terluka akibat kerumunan massa yang sangat besar.

Insiden lainnya, pesawat Ukraina jatuh di dekat bandara Imam Khomeini Tehran hari Rabu yang menewaskan 167 penumpang dan 9 anggota awaknya.

Sebagian besar penumpang adalah warga negara Republik Islam Iran, dan asing.

Kedutaan Ukraina di Tehran menyatakan kegagalan teknis menjadi penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

 

Sebuah sumber militer di Irak menyatakan sistem radar pangkalan militer AS di Irak lumpuh total sehingga tidak bisa mendeteksi serangan rudal Iran.

Sumber militer Irak di lapangan menjelaskan bahwa sistem radar pangkalan militer AS, Ain al-Assad di provinsi al-Anbar, wilayah barat Irak lumpuh total sehingga tidak bisa melacak masuknya rudal yang ditembakkan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran.

Berdasarkan sumber anonim ini, ketika sistem pertahanan AS gagal mencegat rudal Iran, sehingga rudal-rudal ini berhasil  menghantam sasaran paling sensitif dengan akurasi tinggi.

Seorang wartawan rezim Zionis hari Rabu mengungkapkan pemindahan 224 tentara Amerika yang terluka dari Irak ke Tel Aviv untuk mendapatkan perawatan medis.

Menurutnya, 224 tentara AS yang terluka dalam serangan rudal Iran dibawa ke Tel Aviv dengan pesawat AS dan dirawat di rumah sakit Israel.

sebuah sumber di Korps Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) mengatakan sedikitnya 80 tentara teroris Amerika tewas dan sekitar 200 lainnya terluka dalam serangan balasan Iran.

"Berdasarkan laporan akurat sumber-sumber intelijen di lapangan, helikopter AS langsung mengevakuasi tentara yang terluka dari pangkanan udara Ain al-Asad di Provinsi al-Anbar, Irak menyusul aksi balasan Pasdaran," kata sumber tersebut kepada kantor berita Farsnews, Rabu (8/01/2020).

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) membalas aksi teroris AS terhadap Letnan Jenderal Qasem Soleimani dengan menembakkan puluhan rudal ke arah pangkalan militer AS di Al-Anbar dan Arbil Irak.

IRGC Rabu pagi (8/1/2020) mengumumkan dimulainya serangan balasan terhadap aksi terorisme AS dalam "Operasi Syahid Soleimani" di bawah kode "Ya Zahra" dengan menembakkan puluhan rudal darat-ke-darat yang menargetkan pangkalan militer Ain al-Asad' di provinsi Anbar, Irak.

Letjen Qasem Soleimani, Komandan brigade Quds, Korp Garda Revolusi Islam Iran dan Abu Mahdi Al-Muhandis bersama delapan orang lainnya gugur dalam serangan udara AS di bandara internasional Baghdad.(

 

Stasiun televisi rezim Zionis Israel mengabarkan, Iran berusaha merealisasikan rangkaian panjang dari operasi mematikan terhadap pasukan Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah (Asia Barat).

Tasnim News (8/1/2020) melaporkan, Kanal 12 televisi Israel mengutip Ehud Yaari, pakar masalah Arab mengatakan, rudal Zolfaghar yang merupakan versi rudal Fateh 110 ditembakkan ke dua pangkalan militer Amerika di Irak sebagai balasan atas teror Jenderal Qasem Soleimani.

Menurut Ehud Yaari, peringatan berulangkali Iran untuk menuntut balas, semakin menunjukkan tekad kuat negara dalam melancarkan operasi ini.

Analis politik Israel menambahkan, sepertinya serangan ini merupakan awal dari rangkaian panjang operasi mematikan Iran terhadap pasukan Amerika di Timur Tengah, yang pada level pertama dilakukan melalui kelompok Syiah di Irak, dan negara lain yang selama bertahun-tahun dibantu oleh Tehran.

Kabinet Israel hari ini Rabu (8/1) menggelar rapat darurat membahas perkembangan terbaru di Teluk Persia menyusul serangan rudal Iran ke pangkalan militer Ain Al Asad, Irak. 

 

Salah satu anggota senior Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas mengatakan, Iran menyerang pangkalan Amerika Serikat, tapi Washington tidak berani mengucapkan sepatah katapun, ini membuktikan kelemahan Amerika.

Fars News (9/1/2020) melaporkan, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, Rabu (8/1) dinihari menghujani pangkalan militer Amerika, Ain Al Asad di Irak dengan rudal sebagai balasan atas teror Letjen Syahid Qasem Soleimani.

Mahmoud Al Zahar kepada surat kabar Al Akhbar menuturkan, balasan Iran atas teror Jenderal Soleimani membuktikan kelemahan Amerika, karena pasca serangan balasan ini, Amerika tidak berani mengucapkan sepatah katapun, dan ini akan mendorong Iran untuk menyerang Amerika tidak hanya dari satu lokasi.

Ia menambahkan, inilah yang harus dilakukan untuk mewujudkan tujuan dalam berbagai dimensi yang lebih besar khususnya untuk melemahkan proyek Zionis, sehingga menjadi pendahuluan guna mengakhiri eksistensi Israel di semua kawasan.

Anggota Hamas menjelaskan, apa yang terjadi adalah ketakutan di Amerika dan Eropa, juga di antara Zionis, ini tidak menguntungkan Amerika dan Israel.

Al Zahra menegaskan, serangan terhadap Jenderal Soleimani pelayanan cuma-cuma terhadap rezim Israel, dan Presiden Amerika berpikir bisa menaikkan kans-nya untuk menang dalam pemilu, namun pada akhirnya Amerika harus membayar semua biaya.

 

Salah satu anggota senior Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas mengatakan, Iran menyerang pangkalan Amerika Serikat, tapi Washington tidak berani mengucapkan sepatah katapun, ini membuktikan kelemahan Amerika.

Fars News (9/1/2020) melaporkan, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, Rabu (8/1) dinihari menghujani pangkalan militer Amerika, Ain Al Asad di Irak dengan rudal sebagai balasan atas teror Letjen Syahid Qasem Soleimani.

Mahmoud Al Zahar kepada surat kabar Al Akhbar menuturkan, balasan Iran atas teror Jenderal Soleimani membuktikan kelemahan Amerika, karena pasca serangan balasan ini, Amerika tidak berani mengucapkan sepatah katapun, dan ini akan mendorong Iran untuk menyerang Amerika tidak hanya dari satu lokasi.

Ia menambahkan, inilah yang harus dilakukan untuk mewujudkan tujuan dalam berbagai dimensi yang lebih besar khususnya untuk melemahkan proyek Zionis, sehingga menjadi pendahuluan guna mengakhiri eksistensi Israel di semua kawasan.

Anggota Hamas menjelaskan, apa yang terjadi adalah ketakutan di Amerika dan Eropa, juga di antara Zionis, ini tidak menguntungkan Amerika dan Israel.

Al Zahra menegaskan, serangan terhadap Jenderal Soleimani pelayanan cuma-cuma terhadap rezim Israel, dan Presiden Amerika berpikir bisa menaikkan kans-nya untuk menang dalam pemilu, namun pada akhirnya Amerika harus membayar semua biaya.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…