کمالوندی

کمالوندی

 

Presiden Dewan Konsultatif Organisasi Islam Malaysia, MAPIM menilai pembunuhan terhadap Komandan Pasukan Qods, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, Jenderal Qasem Soleimani, telah menunjukkan kepada dunia bahwa Amerika Serikat adalah negara penjahat dari jenis yang terburuk.

New Straits Times (3/1/2020) melaporkan, Mohd Azmi Abdul Hamid mengatakan, barbarisme telah membuat Amerika menganggap dirinya memiliki hak untuk membunuh. Kebijakan biadab di atas hukum ini ditanamkan dalam kebijakan keamanan Amerika, sehingga menjadikannya negara yang mendaulat diri sendiri untuk mengeksekusi siapa pun yang dikehendaki.

Ia menambahkan, Amerika telah lama melakukan pembunuhan di luar proses hukum dengan impunitas, dan dunia tidak dapat melakukan apapun.

Abdul Hamid menjelaskan, menargetkan seseorang dan melakukan pembunuhan dengan cara seperti itu adalah kejahatan yang tidak bisa dibiarkan. Kami sangat mengutuk tindakan Amerika, dan tidak ada alasan yang dapat diterima.

Ia menegaskan, dunia tidak boleh diam. Ini adalah situasi genting yang dapat berubah menjadi konfrontasi militer penuh. Amerika telah memicu potensi perang regional besar-besaran, dan ia harus bertanggung jawab penuh atas konsekuensi-konsekuensinya. 

 

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras serangan militer AS yang menewaskan Komandan Pasukan Quds Korp Garda Revolusi Iran, Letnan Jenderal Qasem Soleimani bersama wakil komandan Al-Hashd al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis dan sejumlah orang lainnya.

Sekjen MUI, Anwar Abbas mengatakan, MUI mengutuk dengan keras pembunuhan terhadap Jenderal Iran, Qasem Soleimani yang tewas bersama pemimpin milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, di Bandara Internasional Baghdad Irak yang diserang dengan rudal dari drone AS.

Menurut Anwar, serangan AS terhadap Soleimani akan memicu ketegangan dan ancaman baru, karena Iran tidak akan tinggal diam dan akan melancarkan pembalasan yang menimbulkan petaka besar.

"Pembunuhan yang dilakukan secara terencana oleh pemerintah AS ini tentu jelas akan memantik ketegangan dan ancaman baru karena jelas pemerintah Iran sebagai negara yang berdaulat tidak akan tinggal diam dan akan melakukan pembalasan terhadap apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah AS tersebut dengan caranya sendiri," ujar Anwar, dilansir situs Detik Sabtu (4/1/2020).

Bendahara Umum PP Muhamadiyah ini menyerukan supaya Amerika tidak menggunakan cara-cara kekerasan dan tidak beradab dalam menyelesaikan masalah, karena bisa menimbulkan masalah baru yang lebih rumit.

Langkah kekerasan yang dilakukan AS, tutur Anwar, selain tidak mudah untuk menyelesaikannya, juga berpotensi menyeret dan merusak kehidupan rakyat dan masyarakat di negara lain karena naiknya harga minyak dunia dan terganggunya perdagangan internasional.

 

Sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine Al Qassam mengumumkan, sebagian besar upaya Jenderal Qasem Soleimani dilakukan untuk menghancurkan rezim Zionis Israel, dan meruntuhkan penjajahan atas tanah Palestina.

Pusat Informasi Palestina (3/1/2020) melaporkan, Brigade Al Qassam, Jumat (3/1) merespon kesyahidan Komandan Pasukan Qods, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, Jenderal Qasem Soleimani dan menegaskan, pasukan perlawanan Palestina akan melanjutkan perjuangan melawan Zionis dan sumber kejahatan regional. Kubu perlawanan yakin darah Syahid Qasem Soleimani akan membinasakan para pembunuh dan Israel.

Sementara itu, sayap militer gerakan Jihad Islam Palestina, Brigade Al Qods mengecam teror terhadap Jenderal Soleimani dan mengumumkan, poros perlawanan sampai kapanpun tidak akan pernah menyerah, dan tidak akan kalah, sebaliknya semakin solid dan kuat dalam melawan proyek-proyek Amerika-Israel.

Kelompok Palestinian National Initiative menjelaskan, teror terhadap Jenderal Soleimani oleh Amerika adalah tindakan bodoh yang mengancam keamanan seluruh kawasan.

Popular Front for the Liberation of Palestine, PFLP mengumumkan, Jenderal Soleimani selalu mendukung perlawanan di seluruh negara termasuk Palestina dan Lebanon.

Juru bicara PFLP, Abu Ahmad Fouad mengatakan, target yang selalu dikejar Jenderal Soleimani adalah Al Quds dan kemerdekaan seluruh Palestina, dan ia tidak pernah sekalipun meninggalkan medan jihad dan perjuangan.

 

Salah satu situs rezim Zionis Israel menulis, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran atas balasan tegas Iran, Israel mengirim surat kepada Hamas dan Jihad Islam, dan meminta mereka untuk tidak bereaksi.

Fars News (4/1/2020) melaporkan, melalui perantara Mesir, Israel mengirim pesan kepada petinggi Hamas dan Jihad Islam, dan memperingatkan segala bentuk aksi mereka untuk membalas teror Komandan Pasukan Qods, Koprs Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, Jenderal Qasem Soleimani.

Situs berita Israel, Walla mengabarkan, Tel Aviv mengirim pesan tersebut segera setelah Jenderal Soleimani dikabarkan tewas diserang Amerika di Irak, dan rencananya esok hari Minggu (5/1) kabinet Israel akan membahas perkembangan terbaru pasca teror Jenderal Soleimani.

Sebelumnya, Menteri Perang Israel, Naftali Bennett menggelar rapat darurat membahas transformasi terbaru di kawasan.

Kelompok-kelompok perlawanan Palestina hari Sabtu (4/1) pagi menggelar acara memperingati kesyahidan Jenderal Qasem Soleimani di Gaza. 

 

Dua roket telah ditembakkan ke lokasi di dekat Kedutaan Amerika Serikat di wilayah Zona Hijau, Baghdad, ibukota Irak.

Menurut laman Farsnews, dua roket yang ditembakkan pada Sabtu (4/01/2020) malam, mendarat di dekat Kedutaan AS di Zona Hijau.

Televisi Sky News melaporkan bahwa jalan-jalan menuju ke Kedutaan AS di Baghdad telah ditutup menyusul insiden tersebut. Helikopter militer AS juga melakukan patroli di sekitar gedung kedutaan.

Luas Kedutaan AS di Irak mencapai 420 ribu meter per segi dan tercatat sebagai misi diplomatik AS yang terbesar di dunia. Warga Irak menyebut Kedutaan AS sebagai sarang spionase dan menuntut penutupannya.

 

Sekjen Hizbullah Lebanon dalam acara mengenang kesyahidan Komandan Pasukan Qods, IRGC, Jenderal Qasem Soleimani dan Wakil Komandan Hashd Al Shaabi, Irak menganggap hari gugurnya Haj Qasem sebagai awal fase baru.

Fars News (5/1/2020) melaporkan, Sayid Hassan Nasrullah mengatakan, sepatu Syahid Qasem Soleimani seharga kepala Donald Trump dan seluruh jenderal Amerika. Qisas (pembalasan) yang adil adalah seluruh eksistensi militer Amerika di kawasan. Pembalasan yang adil atas darah Haj Qasem dan Abu Mahdi adalah berakhirnya kehadiran militer Amerika di kawasan.

Menurut Sayid Hassan, hari ini kita menghadiri peringatan gugurnya seorang komandan jihad, komandan Islam, komandan dunia dan komandan besar, yaitu Haj Qasem Soleimani, Komandan Pasukan Qods, IRGC, dan Haj Abu Mahdi Al Muhandis, Wakil Komandan Hashd Al Shaabi Irak, beserta para syuhada lain.

Ia menegaskan, dapat dipastikan hari ketika peristiwa ini terjadi adalah awal sejarah baru bukan bagi Iran tapi bagi seluruh kawasan.

Sayid Hassan Nasrullah menambahkan, hari ketika peristiwa ini terjadi Haj Qasem meraih cita-citanya. Selalunya ketika mengenang syuhada saya katakan kesyahidan bagi para komandan dan syuhada adalah target pribadi, Haj Qasem sejak muda sudah mencari kesyahidan. Terutama dalam beberapa waktu terakhir, ia dan Abu Mahdi Al Muhandis selalu berada di medan tempur, di tengah hujan peluru.

Ia menjelaskan, di banyak malam Haj Qasem selalu mengenang para syuhada sambil menangis tersedu. Ia mengaku sangat merindukan pertemuan dengan Allah Swt, dan dengan para syuhada, ia sangat ingin bergabung dengan karavan syuhada.

 

Parlemen Irak hari ini, Minggu (5/1/2020) mengesahkan draf undang-undang terkait berakhirnya kesepakatan keamanan Irak dengan Amerika Serikat, dan penarikan pasukan negara itu dari wilayah Irak.

Fars News (5/1/2020) melaporkan, anggota Parlemen Irak dalam sidang darurat hari ini, Minggu (5/1) mengesahkan draf undang-undang pencabutan kesepakatan keamanan dengan Amerika, dan penarikan pasukan Amerika dari Irak.

Berdasarkan undang-undang tersebut, pemerintah Irak harus mencabut permohonan bantuan dari koalisi internasional anti-Daesh, dan membatalkan kesepakatan yang ditandatangani pada tahun 2016 karena masa operasi militer dan perang di Irak sudah berakhir, serta menyetop segala bentuk kehadiran pasukan asing di Irak.

Parlemen Irak menggelar sidang darurat hari ini karena desakan keras rakyat Irak agar segera mengesahkan undang-undang penarikan pasukan Amerika dari negara itu, terutama pasca teror terhadap Komandan Pasukan Qods, IRGC, Jenderal Qasem Soleimani dan Wakil Komandan Hashd Al Shaabi, Abu Mahdi Al Muhandis.

Perdana Menteri Irak, Adil Abdul Mahdi dalam sidang darurat Parlemen Irak mendesak penarikan mundur segera pasukan Amerika dari negaranya.

Ia mengatakan, Iran memerangi terorisme dan mendukung Hashd Al Shaabi yang merupakan bagian dari sistem keamanan resmi Irak. 

 

Wakil Sekjen Hizbullah Lebanon mengatakan, dapat dipastikan kesyahidan Komandan Pasukan Qods, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, Jenderal Qasem Soleimani akan mendorong berlanjutnya jalan dan garis perlawanan lebih kuat.

Syeikh Naim Qassem, Minggu (5/1/2020) setelah mengunjungi kediaman Jenderal Qasem Soleimani, di hadapan wartawan menuturkan, Amerika Serikat dengan aksi teror ini telah melakukan kebodohan besar.

Ia menambahkan, jalan perlawanan akan berlanjut, dan jalan ini pasti akan lebih kuat pasca kesyahidan Jenderal Soleimani.

Wakil Sekjen Hizbullah menegaskan, perlawanan akan terus berlanjut sampai kehancuran total rezim Zionis Israel, dan perlawanan akan bekerja sedemikian rupa sampai Amerika gagal meraih ambisinya di kawasan.

Sebelumnya sejumlah media kawasan menyebarkan berita hoaks gugurnya Syeikh Naim Qassem bersama Jenderal Qasem Soleimani, Abu Mahdi Al Muhandis dan beberapa yang lain akibat serangan udara Amerika di Irak. 

 

Jenazah Komandan Pasukan al-Quds Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Letnan Jenderal Qassem Soleimani akan di makamkan di Kerman, Republik Islam Iran.


Warga Kerman mendatangi pemakaman Shuhada (Golzar-e Shohada) Kerman untuk melihat tempat di mana jenazah Shahid Soleimani akan di makamkan di sana.


Menurut pesan Shahid Soleimani sebelum gugur, dia minta agar kelak dimakamkan di sekitar makam Shahid Yusuf Ilahi. Rencananya, jenazah Haj Qassem Soleimani dan beberapa jenazah shuhada yang menyertainya akan dibawa ke Ahvaz Iran dari Irak.


Setelah tasyi' jenazah di Ahvaz, Mashhad, Qom dan Tehran, jenazah Komandan Pasukan al-Quds akan dimakamkan di Kerman, kota kelahirannya.


Letjen Soleimani dan Wakil Komandan Pasukan Relawan Irak Hashd al-Shaabi Abu Mahdi al-Muhandis gugur syahid dalam serangan udara Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad, Jumat dini hari, 3 Januari 2020.


Menurut pengakuan Kementerian Pertahanan AS (Pentagon), teror terhadap  Soleimani dilakukan atas perintah langsung Presiden Donald Trump. Tindakan ini merupakan contoh nyata dari kejahatan perang pemerintah AS dan puncak dari permusuhan terhadap Republik Islam Iran.


Selama 40 tahun terakhir, pemerintah AS telah melakukan berbagai kejahatan terhadap Republik Islam Iran, di mana di antara kejahatan-kejahatan itu adalah tekanan ekonomi dan sanksi, operasi militer dan kudeta, perang secara tidak langsung, penciptaan kelompok-kelompok teroris, Iranphobia, perang proksi, dan teror terhadap para ilmuwan dan para pejabat Republik Islam.


Teror terhadap Soleimani kembali menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara pemerintah Amerika dan kelompok-kelompok teroris di kawasan. Sebab, pejabat senior militer Iran ini memiliki peran besar dalam menumpas kelompok-kelompok teroris terutama teroris takfiri Daesh (ISIS).


Soleimani tidak hanya memiliki peran besar dalam menumpas kelompok-kelompok teroris di Irak, namun juga di Suriah, di mana surat kabar The Guardian beberapa hari lalu menyebutkan bahwa  Soleimani masuk ke dalam daftar 10 tokoh di balik layar yang paling berpengaruh di dunia. Surat kabar itu menulis, Amerika dan Israel telah berulang kali berusaha untuk melenyapkannya.


Majalah Amerika Foreign Policy tahun lalu juga memasukkan Soleimani dalam daftar 10 pemikir terbaik di bidang pertahanan dan keamanan. Tak diragukan lagi bahwa hal itu dikarenakan peran khusus Komandan Pasukan al-Quds IRGC (Pasdaran) dalam menumpas terorisme, terutama di Irak dan Suriah.


Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menganugerahi Letjen Soleimani dengan Lencana Zulfaqar atas pengabdiaan besarnya kepada Islam dan Iran. 

 

Komadan Pasukan al-Quds Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Letnan Jenderal Qassem Soleimani dan Wakil Komandan Pasukan Relawan Irak Hashd al-Shaabi Abu Mahdi al-Muhandis gugur syahid dalam serangan udara Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad, Jumat dini hari, 3 Januari 2020.

Menurut pengakuan Kementerian Pertahanan AS (Pentagon), teror terhadap  Soleimani dilakukan atas perintah langsung Presiden Donald Trump. Trump mengklaim bahwa dia memerintahkan pembunuhan terhadap Soleimani untuk menghentikan perang, bukan untuk memulai perang baru.

Teror terhadap Komandan Pasukan al-Quds merupakan contoh nyata dari kejahatan perang pemerintah AS dan puncak dari permusuhannya terhadap Republik Islam Iran.

Selama 40 tahun terakhir, pemerintah AS telah melakukan berbagai kejahatan terhadap Republik Islam Iran, di mana di antara kejahatan-kejahatan itu adalah tekanan ekonomi dan sanksi, operasi militer dan kudeta, perang secara tidak langsung, penciptaan kelompok-kelompok teroris, Iranphobia, perang proksi, dan teror terhadap para ilmuwan dan para pejabat Republik Islam.

Pada tanggal 3 Juli 1988, kapal perang AS menembakan rudal ke arah pesawat sipil Airbus Iran. Serangan ini merenggut nyawa 290 warga tak berdosa Iran. rakyat Iran tidak akan pernah melukakan kejahatan tesebut.

Teror terhadap Soleimani kembali menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara pemerintah Amerika dan kelompok-kelompok teroris di kawasan. Sebab, pejabat senior militer Iran ini memiliki peran besar dalam menumpas kelompok-kelompok teroris terutama teroris takfiri Daesh (ISIS).

Soleimani tidak hanya memiliki peran besar dalam menumpas kelompok-kelompok teroris di Irak, namun juga di Suriah, di mana surat kabar The Guardian beberapa hari lalu menyebutkan bahwa Soleimani masuk ke dalam daftar 10 tokoh di balik layar yang paling berpengaruh di dunia. Surat kabar itu menulis, Amerika dan Israel telah berulang kali berusaha untuk melenyapkannya.

Majalah Amerika Foreign Policy tahun lalu juga memasukkan Soleimani dalam daftar 10 pemikir terbaik di bidang pertahanan dan keamanan. Tak diragukan lagi bahwa hal itu dikarenakan peran khusus Komandan Pasukan al-Quds IRGC (Pasdaran) dalam menumpas terorisme, terutama di Irak dan Suriah.

Sejak tahun 2011 –menyusul munculnya berbagai kelompok teroris takfiri seperti Daesh dan Front al-Nusra di kawasan yang mendapat dukungan finansial dari negara-negara Barat dan Arab Saudi– Soleimani mendapat tugas baru untuk menumpas terorisme dan ancaman tersebut di Irak dan Suriah.

Soleimani kemudian membentuk Hashd al-Shaabi di Irak dan Quwat al-Difa' al-Watani di Suriah, dan setelah enam tahun berjuang, kelompok-kelompok teroris di kedua negara ini berhasil ditumpas.

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif  menyebut Soleimani sebagai orang yang paling efektif dalam menumpas Daesh, Front al-Nusra, al-Qaeda dan keompok-kelompok teroris lainnya, sehingga dia menjadi incaran terorisme internasional Amerika.

Soleimani gugur syahid dalam serangan udara militer Amerika pada Jumat dini hari, 3 Januari 2020. Dia pergi ke Irak dalam kerangka mencegah kebangkitan kembali Daesh di negara ini dan membantu Hashd al-Shaabi untuk menumpas kelompok teroris ciptaan Amerika ini sampai ke akar-akarnya. Namun setelah tiba di Baghdad, Soleimani bersama Wakil Hashd al-Shaabi diteror oleh pasukan AS.

Selama dua bulan terakhir, sisa-sisa Daesh memanfaatkan kertidakamanan dan instabilitas di Irak yang terjadi akibat intervensi Amerika, Arab Saudi dan rezim Zionis untuk bangkit kembali. Untuk itu, jika tidak segera ditindak, maka kelompok teroris takfiri tersebut kemungkinan akan bisa bangkit kembali.

Menurut pengakuan Pentagon, Trump yang memerintahkan secara langsung untuk meneror Soleimani dan Abu al-Muhandis. Langkah Trump ini merupakan bantuan besar Amerika kepada Daesh di Irak.

Soleimani memiliki peran penting dalam membentuk dan memperkuat Poros Muqawama di Asia Barat (Timur Tengah), di mana Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyebutnya sebagai "Wajah Internasional Perlawanan".

Poros Muqawama hari ini merupakan pemain yang tidak dapat diingkari di kawasan Asia Barat. Oleh karena itu, Amerika, Arab Saudi, dan Israel tentunya tidak bisa mentolerirnya, sebab, poros ini menentang segala bentuk intervensi asing dan kompromi di kawasan.

Sebagai musuh AS sejak lama, Iran diketahui memiliki banyak opsi untuk menyerang balik AS, baik secara militer maupun dengan cara lain. Puluhan ribu tentara AS di kawasan Teluk Persia masuk dalam jangkauan rudal-rudal Iran. Tidak hanya itu, Iran juga punya kemampuan melancarkan serangan siber secara diam-diam atau melancarkan serangan militer proxy terhadap target-target AS di berbagai negara.

Terkait hal itu, Trump dalam pernyataanya, memperingatkan Iran soal pembalasan dendam. Dia menegaskan bahwa militer AS telah "mengidentifikasi secara penuh" target-target Iran untuk menangkal serangan balasan. 

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…