کمالوندی

کمالوندی

 

Gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas merespon keputusan Uni Emirat Arab untuk memulihkan hubungan dengan rezim Zionis Israel dan mengumumkan, normalisasi hubungan dengan Israel adalah sebuah pengkhianatan.

Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed bi Sultan Al Nahyan, Sabtu (21/12/2019) di laman Twitternya menulis tentang pemulihan hubungan negara-negara Arab dengan Israel. Tulisan Bin Zayed itu mendapat sambutan hangat dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Juru bicara Hamas, Abdel Latif Al Qano'a mengatakan, sambutan Netanyahu atas cuitan Menlu UEA menunjukkan dalamnya hubungan dan jatuhnya beberapa negara Arab.

Menurut Abdel Latif Al Qano'a, normalisasi dengan Israel adalah langkah berbahaya bagi isu Palestina, sebaliknya perlu untuk membantu bangsa Palestina menghukum para penjahat. 

 

Salah satu anggota Dewan Pusat Hizbullah menilai penunjukkan Hassan Diab untuk membentuk kabinet baru Lebanon sebagai peluang nyata untuk menyelamatkan Lebanon. Menurutnya, masalah ini mencegah Amerika Serikat memanfaatkan kerusuhan di Lebanon.

Fars News (22/12/2019) melaporkan, Hassan Diab, Ahad (22/12) mengumumkan, dalam waktu 4-6 pekan ke depan kabinet baru Lebanon akan terbentuk.

Sebagaimana dikabarkan stasiun televisi Al Manar, Syeikh Nabil Kaouk mengatakan, kesempatan nyata untuk menyelamatkan Lebanon sudah terbuka, dan ditunjuknya Hassan Diab untuk membentuk pemerintah adalah kesempatan nyata bagi rakyat Lebanon guna menyelamatkan negaranya sebisa mungkin.

Ia mengajak semua kalangan politik Lebanon untuk mengambil sikap nasional dengan memberikan kesempatan kepada PM baru untuk membentuk pemerintahan yang suaranya didengar seluruh rakyat yang protes di jalanan atau di rumah.

Syeikh Nabil Kaouk menyatakan dukungan atas Hassan Diab karena pemerintahannya dianggap sebagai pemerintahan penyelamatan dan mewakili tuntutan rakyat, serta menutup jalan fitnah.

 

Pasukan pemerintah Suriah baru-baru ini berhasil membersihkan enam desa di tenggara Provinsi Idlib dari keberadaan teroris, dan mengepung salah satu pos pengawas militer Turki dari tiga arah.

Fars News (22/12/2019) melaporkan, militer Suriah sejak 24 jam lalu berhasil melanjutkan operasi pembersihan teroris di tenggara Provinsi Idlib.

Sebagaimana ditulis kantor berita resmi Suriah, SANA, militer negara ini, Minggu (22/12) berhasil membebaskan desa Al Haraki, Al Qarati, Tahtaya, Al Burj, Tal Al Homsi dan Farwan yang terletak di sekitar wilayah timur distrik Ma`rat al-Numan.

Dengan dibebaskannya enam desa ini, desa Al Sharman tempat pos pengawas militer Turki berada di zona deeskalasi, terkepung dari tiga arah mata angin, utara, timur dan selatan oleh pasukan Suriah. 

 

Dikisahkan, di tanah Arab yang gersang, hidup seorang janda yang sangat miskin dengan seorang anak yang dimiliki satu-satunya. Karena kemiskinannya itu, ia setiap hari mencari sesuap nasi dari orang-orang dermawan yang mau memberikan bantuan padanya.

Si janda rela pergi kemana pun untuk melanjutkan hidup dari makanan yang ia dapat untuk dia serta anaknya dan tak jarang dia harus pergi sangat jauh dari rumahnya. Suatu hari, ia melintas di sebuah masjid dan bertemu dengan seorang Muslim. Janda satu anak ini meminta bantuan pada muslim tersebut. “Wahai, tuan, sudilah kiranya bermurah hati. Anakku sedang kelaparan dan aku mohon pertolongan kepada Anda,” tutur janda tersebut dengan penuh kerendah hatian.

“Mana buktinya kalau Anda miskin dan anak Anda seorang yatim?” tanya muslim itu meminta bukti. Si janda tersebut berpikir bagaimana harus menunjukkan bukti yang diminta lelaki itu. Apalagi di tempat tersebut tidak ada yang mengenalnya sehingga dia pun tak bisa berbuat apa-apa.

Akhirnya, ia pergi berlalu dan meninggalkan laki-laki tadi dengan hati yang berat. Tak lama berselang, si janda bertemu dengan seorang laki-laki Majusi. Ia pun meminta pertolongan kepadanya dan mengatakan seperti apa yang ia katakana kepada si Muslim. Tanpa berpikir panjang, laki-laki Majusi ini langsung membawa si janda ke rumahnya dan memberikan uang serta pakaian yang layak. Bahkan, si Majusi ini memerintahkan janda dan anaknya untuk tinggal di rumahnya.

Pada malam harinya, si Muslim yang menolak janda tadi bermimpi bertemu dengan Rasulullah saw. Dalam mimpinya, ada banyak orang yang menghampiri Rasulullah saw. Rasul SAW pun menyambut mereka dengan senang hati. Namun tatkala tiba giliran si laki-laki Muslim tadi menemui Nabi Muhammad saw, Rasulullah menolak menyambutnya.

Lelaki tersebut lantas protes kepada Rasul SAW, “Ya, Rasulullah, aku juga umatmu dan aku mencintaimu,” ujar laki-laki tersebut. Rasulullah pun menjawab, “Apa buktinya bahwa kamu umatku dan kamu mencintaiku?” Laki-laki tersebut langsung terdiam. Ia merasa malu karena pertanyaan yang diajukan Rasulullah sama dengan yang ia ungkapkan saat seorang janda meminta pertolongan kepadanya.

Rasulullah SAW kemudian menunjukkan padanya sebuah gedung yang sangat megah di dalam surga. “Lihatlah ini. Seharusnya ini milikmu. Namun, karena engkau menolak menolong umatku (si Janda) dan anak yatim yang sedang kelaparan, tempat ini menjadi milik si orang majusi yang telah menolongnya.”

Pada saat yang sama, si Majusi rupanya juga bermimpi bertemu dengan Rasulullah saw. Ia sangat bahagia karena akan diberikan tempat di dalam surga, sebuah gedung yang sangat megah. Pagi harinya, si laki-laki Muslim ini mencari janda tersebut. Ia mendapatinya sedang berada di rumah orang Majusi tersebut. Dengan memaksa, ia meminta si Majusi untuk menyerahkan janda tersebut kepadanya. “Serahkanlah kepadaku janda dan anak yatim itu. Biarlah aku yang menolongnya,” kata dia. Namun, permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh si Majusi. “Tidak. Aku tidak akan menyerahkan mereka kepadamu,” tegasnya.

“Berikan saja. Nanti, aku beri engkau uang dinar yang sangat banyak,” pinta si Muslim. “Tidak. Aku tidak akan menyerahkannya kendati engkau bayar dengan gunung emas sekalipun,” jawab si Majusi. “Tapi, engkau orang Majusi, tak pantas engkau menolong janda yang Muslim itu. Seharusnya, orang Muslim juga yang menolongnya,” kata si Muslim.

Orang Majusi itu lalu bercerita, “Tadi malam, aku bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Beliau berkata bahwa beliau akan memberikan surga yang semula akan diberikan kepadamu untukku. Ketahuilah bahwa pagi ini, ketika aku terbangun, aku langsung masuk Islam dan menjadi pengikut Rasulullah SAW karena aku telah menunjukkan bukti bahwa aku adalah salah seorang yang mencintainya,” ujar laki-laki Majusi yang telah memeluk Islam tersebut.

Kamis, 19 Desember 2019 13:51

Hanya Allah lah Tempatmu Berlindung

 

Dikisahkan, seorang raja sedang menderita penyakit mengerikan yang tidak perlu disebutkan namanya. Kelompok dokter Yunani mengatakan: “Tidak ada obat seperti itu, tidak ada obat  kecuali Zahre (kantung empedu) memiliki seorang pria dengan sifat tertentu. Para dokter pun menyebutkan sifat-sifat yang harus dimiliki pria tersebut dan jika menemukannya raja itu harus memakannya untuk menyembuhkannya.

Raja pun memerintahkan petugasnya untuk mencari seorang pria yang memiliki atribut dan tanda-tanda yang disebutkan dokter dan membawanya kepadanya.

Para petugas menggeledah seluruh rumah sampai bocah lelaki (remaja) itu ditemukan dengan karakteristik dan tanda-tanda yang sama dengan yang dokter katakan dan membawa mereka kepada raja.

Sang raja memanggil orang tua remaja itu dan menceritakan kisahnya kepada mereka alasan kenapa dia menangkap anaknya dan raja memberi mereka banyak uang sehingga kedua orang tua tersebut rela dengan kematian putra mereka. Hakim juga menyampaikan fatwa: “Adalah diperbolehkan bagi seseorang untuk menumpahkan darah demi menjaga kesehatan raja.”

Eksekutor telah siap untuk membunuh remaja itu dan menyerahkan kantung empedunya untuk dimakan raja. Remaja itu tersenyum dan mamandang ke langit.

Raja bertanya kepadanya: dalam kematian ini, mengapa Anda tertawa?

Remaja menjawab bahwa pada saat seorang anak dalam keadaan seperti ini, orang tua biasanya berusaha menyelamatkan anaknya, memohon kepada raja untuk tidak membunuh anaknya dan melakukan segala cara supaya anaknya bisa selamat dari kematian. Tetapi sekarang dalam kasus saya, Orangtua saya merelakan kematian saya demi harta dunia yang tidak seberapa, hakim memberi fatwa untuk membenarkan pembunuhan terhadap saya dan raja lebih mengutamakan kematian saya untuk kesembuhannya. Saya tidak memiliki orang lain selain Tuhan yang memayungi saya, jadi saya berlindung kepada-Nya.

Kata-kata remaja tersebut menyentuh hati sang raja dan raja pun mengurungkan niatnya.  Dengan penuh air mata, raja berkataberkata: “Saya adalah orang yang paling antas celaka karena hendak menumpahkan darah anak tak berdosa.” Ia pun mencium remaja dan memeluknya, memberinya hadiah sembari meminta maaf pada si remaja. Seminggu selanjutnya sang raja mendapatkan kesembuhannya tanpa membunuh seorang pun.

Kisah ini menggambarkan pada kita bahwa hanya Allah lah yang bias menjadi tumpuan kita dalam kesulitan apapun. Maka bertawakallah kepada Allah swt, rebahkan lah dirimu di hadaan-Nya ketika kesulitan mendatangimu.

 

Kita meyakini bawha Allah lah yang mengatur rizki seluruh makhluk hidup, mulai dari binatang melata hingga manusia yang memiliki ikhtiar untuk melakukan sesuatu.

Namu setiap dari kita selalu bertanya-tanya dalam hati, Bagaimana Allah mengatur rezeki? Ini adalah pertanyaan yang sangat menarik. Apakah menusia bisa menakar bagaimana Allah membagi rizki seluruh makhluk hidup yang jumlahnya miliaran, dan tetap menjaga konsep keadilan dalam pembagian tersebut.

Anda sudah duduk di meja makan, dengan hidangan tertata di atas meja. Apakah itu rezeki Anda? Belum. Anda harus berikhtiar, memasukkannya ke piring, lalu menyuapnya ke mulut Anda, kunyah, lalu telan. Barulah hidangan tadi menjadi rezeki Anda.

Artinya, Allah memberi rezeki kepada yang mengikhtiarkannya. Berikhtiar mencari rezeki (karunia) Allah itu adalah perintah-Nya. Orang yang mengharap rezeki tanpa berikhtiar, itu menyalahi perintah Allah.

Jadi apa konteksnya ungkapan bahwa rezeki itu diatur oleh Allah? Konteksnya, jangan mencari rezeki dengan cara-cara yang dilarang oleh Allah. Misalnya dengan mencuri, menipu, atau menzalimi orang. Konteks kedua, jangan mencari rezeki sampai lupa pada Allah. Jangan jadikan harta sebagai tujuan hidup.

Ungkapan di atas sering disalahgunakan oleh orang yang enggan bekerja. Orang yang enggan berusaha untuk memperbaiki hidup. Ia berprinsip, rezeki ada yang mengatur. Jadi, kalau ia miskin, artinya yang mengatur rezeki dia anggap tidak memberinya rezeki. Itu pandangan yang keliru.

Ada juga orang yang tidak berhitung dalam membelanjakan uang. “Ntar ada aja rezeki lagi, kan Allah yang ngatur,” katanya. Itu salah juga. Dalam mencari rezeki kita wajib berikhtiar. Dalam menjaga dan mengelola rezeki yang sudah kita dapat, juga harus dengan ikhtiar. Tanpa ikhtiar, sebanyak apapun harta dan uang kita, akan habis tanpa keperluan yang jelas.

Ingat, mengelola harta, membelanjakannya dengan bijak, itu bagian dari sikap bersyukur pada Allah. Ada banyak orang yang mendapat harta tanpa perlu bekerja keras, misalnya dari warisan orang tua mereka. Tidak sedikit dari mereka yang kemudian jatuh miskin, karena tidak pandai mengelola. Mereka tidak cukup berikhtiar dalam menjaga rezeki dari Allah.

Jadi, mengelola uang, membelanjakannya dengan bijak itu wajib. Tidak bisa kita bersikap masa bodoh, mengaggap Allah pasti akan memberi kita rezeki lagi. “Jangan kau jadikan tanganmu mencekik lehermu, jangan pula kau ulurkan seluas-luasnya, belanjakanlah sedang-sedang saja.” Itu panduan dari Quran.

Tapi bukankah Allah juga menjanjikan rezeki yang sifatnya tak terduga? Iya. Itu janji untuk orang bertakwa. Sebaiknya jangan terlalu percaya diri mengira diri kita sudah masuk dalam golongan itu. Lagipula, itu wilayah misteri yang kita tidak bisa mengikhtiarkannya. Fokuslah pada wilayah yang bisa kita ikhtiarkan. Yang merupakan wilayah keputusan mutlak dari Allah, biarlah Allah yang mengaturnya.

Itu namanya faktor tak terduga. Jangan rencanakan hidup berbasis pada faktor tak terduga, padahal yang bisa kita duga, bisa kita hitung, sangat banyak.

 

Seorang ustadz bertanya kepada jama’ahnya.

Ustadz : “Andai kita hidup pada zaman Fira’un, kira- kira kita jadi pengikut siapa, Fir’aun atau Nabi Musa?”
Jama’ah : “Musaaaaa.” jawab jama’ah dengan kompak.

Ustadz : “Yakiiin?”
Jama’ah : “Yakiiiiiin…..”

Ustadz : Tapi yang membangun kota Mesir, Fir’aun. Yang bangun infrastruktur juga dia.
Yang bangun piramida, Fir’aun. Yang paling kaya, Fir’aun. Yang punya bala tentara banyak dan kuat, Fir’aun. Yang punya banyak pengikut, Fir’aun.
Yang bisa memberi perlindungan keamanan dan jaminan, Fir’aun. Yang Berkuasa, Fir’aun.
Yang bisa mnyediakan makanan dan minuman, Fir’aun.
Yang bisa adakan hiburan, Fir’aun.
Yang bisa buat pusat perbelanjaan, Fir’aun. Bahkan segala fasilitas yang anda butuhkan mungkin akan dia buat jika teknologinya sudah mendukung.

Sementara Nabi Musa, siapa dia???
Hanya seorang penggembala kambing. Bicara saja tidak fasih alias cadel (akibat pernah memakan bara api diwaktu bayi). Hanya memiliki sebatang tongkat butut.

Masih yakin mau ikut Nabi Musa???? tanya ustadz skali lagi.
Jamaah terdiam.

Ustadz : “Kerjaan Nabi Musa hanya sbagai penjaga kambing, tiba-tiba mau mengajak kita menyebrangi lautan,,, tanpa memakai sampan, tanpa perahu, tanpa kapal.
Apakah yakin kita mau ikut Nabi Musa????” tak satupun jama’ah berani menjawab.

Semua tertunduk, diam seribu bahasa.
Betapa sesungguhnya manusia zaman Firaun dan zaman sekarang, tidak ada bedanya. Di Zaman sekarang ini, mayoritas semua tergila-gila pada harta, wanita, pangkat, jabatan, pujian, rayuan dan lain sebagainya.

Sungguh…Fir’aun itu akan tetap adachingga akhir zaman..
Hanya saja berubah wajah dan bentuknya….. juga namanya.
Tapi secara hakikat karakter seperti dia akan terus ada.

Sebab sejarah akan berulang, dan kita harus tetap yakin seyakinnya biidznillah FIR’AUN dikalahkan oleh MUSA karena Kuasa ALLAH Azza Wa Jalla…

Kamis, 19 Desember 2019 13:47

Muliakan Orang Tuamu Sebelum Terlambat

 

Di Jepang dulu pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan. Mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya sehingga tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya.

Pada suatu hari ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan, karena si Ibu telah lumpuh dan agak pikun.

Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si Ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui.

Sesampai di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan Ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatan ini terhadap Ibunya.

Baca juga: Kasih Sayang Ayah

Justru si Ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata: “Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai dirumah”

Setelah mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan sangat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu pulang ke rumah.

Pemuda tersebut akhirnya merawat Ibu yang sangat mengasihinya sampai Ibunya meninggal.

Baca juga: Siapa Yang Harus Didahulukan, Ayah Ataukah Ibu?

‘Orang tua’ bukan barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat usang atau tidak berdaya. Segenap jiwa orang tua adalah untuk melihat anaknya mendapatkan kebahagiaan yang layak mwskipun mereka yang harus menderita.

Bagi mereka, kesuksesan seorang anak adalah kesuksesan orang tua dalam mendidik anaknya dan kegagalan anaknya adalah kegagalan mereka dalam mendidik anaknya. setiap seluk beluk kehidupan orang tua berpusat pada bagaimana sang anak bias sukses.

Karena pada saat engkau sukses atau saat engkau dalam keadaan susah, hanya orang tua yang mengerti kita dan batinnya akan menderita kalau kita susah. Orang tua kita tidak pernah meninggalkan kita, bagaimanapun keadaan kita, walaupun kita tidak menghormati mereka dan bahkan kurang ajar kepada orang tua. Namun Bapak dan Ibu kita akan tetap mengasihi kita.

Mari kita merenungkan, apa yang telah kita berikan untuk orang tua kita, nilai berapapun itu pasti dan pasti tidak akan sebanding dengan pengorbanan ayah ibu kita.

Pengusaha baja/Pemilik PT. Artha Mas Graha Andalan.
Ketika ditanya rahasia suksesnya menjadi Pengusaha, jawabnya singkat:
“Jadikan orang tuamu Raja, maka rezeki mu seperti Raja”.

Pengusaha yang kini tinggal di Cikarang ini pun bercerita bahwa orang hebat dan sukses yang ia kenal semuanya memperlakukan orang tuanya seperti Raja.

Baca juga: Bikin Orang Tua Bangga? Mulailah dari 15 Hal Kecil Ini

Mereka menghormati, memuliakan, melayani dan memprioritaskan orang tuanya.
Lelaki asal Banyuwangi ini bertutur, *“Jangan perlakukan Orang tua seperti Pembantu”.*

Atau orang tua diminta merawat anak kita sementara kita sibuk bekerja.

Bila ini yang terjadi maka rezeki orang itu adalah rezeki pembantu, karena ia memperlakukan orang tuanya seperti pembantu.

Walau suami/istri bekerja, rezekinya tetap kurang bahkan nombok setiap bulannya.

Menurut sebuah lembaga survey yang mengambil sampel pada 700 keluarga di Jepang, anak-anak yang sukses adalah: mereka yang memperlakukan dan melayani orang tuanya seperti seorang Kaisar.

Dan anak-anak yang sengsara hidupnya adalah mereka yang sibuk dengan urusan dirinya sendiri dan kurang perduli pada orang tuanya.

Mari terus berusaha keras agar kita bisa memperlakukan orang tua seperti raja. Buktikan dan jangan hanya ada di angan-angan.

Beruntunglah bagi yang masih memiliki orang tua, masih BELUM TERLAMBAT untuk berbakti.

UANG bisa dicari, ilmu bisa di gali, tapi kesempatan untuk mengasihi orang tua kita takkan terulang kembali.

Kamis, 19 Desember 2019 13:46

Teruslah Berdoa dan Bertawakallah

Diambil dari kisah nyata yang terjadi di Pakistan. Seorang Dr Ahli Bedah terkenal (Dr. Ishan) tergesa-gesa menuju airport. Beliau berencana akan menghadiri Seminar Dunia dalam bidang kedokteran, yang akan membahas penemuan terbesarnya di bidang kedokteran.

Setelah perjalanan pesawat sekitar 1 jam, tiba-tiba diumumkan bahwa pesawat mengalami
gangguan dan harus mendarat di airport terdekat.

Beliau mendatangi ruangan penerangan dan berkata: Saya ini dokter special, tiap menit nyawa manusia bergantung ke saya, dan sekarang kalian meminta saya menunggu pesawat diperbaiki dalam 16 jam? Pegawai menjawab: Wahai dokter, jika anda terburu-buru anda bisa menyewa mobil, tujuanmanda tidak jauh lagi dari sini, kira-kira dengan mobil 3 jam tiba.
 
Baca juga: Kisah Lelaki Tua dan Penjual SelimutDr. Ishan setuju dengan usul pegawai tersebut dan menyewa mobil. Baru berjalan 5 menit, tiba-tiba cuaca mendung, disusul dengan hujan besar disertai petir yang mengakibatkan jarak pandang sangat pendek.

Setelah berlalu hampir 2 jam, mereka tersadar mereka tersesat dan terasa kelelahan. Terlihat sebuah rumah kecil tidak jauh dari hadapannya, dihampirilah rumah tersebut dan mengetuk pintunya.

Terdengar suara seorang wanita tua: Silahkan masuk, siapa ya?

Terbukalah pintunya. Dia masuk dan meminta kepada ibu tersebut untuk istirahat duduk dan mau meminjam telponnya.
Ibu itu tersenyum dan berkata: “Telpon apa Nak? Apa anda tidak sadar ada dimana? Disini tidak ada listrik, apalagi telepon. Namun demikian, masuklah silahkan duduk saja dulu istirahat, sebentar saya buatkan teh dan sedikit makanan utk menyegarkan dan mengembalikan kekuatan anda.”
 
Baca juga: Motivasi, Hanya dirimu Yang Bisa Merubahmu
 
Dr. Ishan mengucapkan terima kasih kepada ibu itu, lalu memakan hidangan. Sementara
ibu itu sholat dan berdoa serta perlahan-lahan mendekati seorang anak kecil yang
terbaring tak bergerak diatas kasur disisi ibu tersebut, dan dia terlihat gelisah diantara tiap
sholat. Ibu tersebut melanjutkan sholatnya dengan do’a yang panjang.Dokter mendatanginya dan berkata: Demi Allah, anda telah membuat saya kagum dengan keramahan anda dan kemuliaan akhlak anda, semoga Allah menjawab do’a-do’a anda.

Berkata ibu itu: Nak, anda ini adalah ibnu sabil yang sudah diwasiatkan Allah untuk dibantu. Sedangkan do’a-do’a saya sudah dijawab Allah semuanya, kecuali satu. Bertanya Dr. Ishan: Apa itu do’anya? Ibu itu berkata: Anak ini adalah cucu saya, dia yatim piatu. Dia menderita sakit yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter-dokter yang ada disini. Mereka berkata kepada saya ada seorang dokter ahli bedah yang akan mampu menyembuhkannya; katanya namanya Dr. Ishan, akan tetapi dia tinggal jauh dari sini, yang tidak memungkinkan saya membawa anak ini ke sana, dan saya khawatir terjadi apa-apa di jalan. Makanya saya berdo’a kepada Allah agar memudahkannya.

Menangislah Dr. Ishan dan berkata sambil terisak: Allahu Akbar, Laa haula wala quwwata illa billah. Demi Allah, sungguh do’a ibu telah membuat pesawat rusak dan harus diperbaiki lama serta membuat hujan petir dan menyesatkan kami, Hanya untuk mengantarkan saya ke ibu secara cepat dan tepat. Saya lah Dr. Ishan Bu, sungguh Allah swt telah menciptakan sebab seperti ini kepada hambaNya yang mu-min dengan do’a. Ini adalah perintah Allah kepada saya untuk mengobati anak ini.
 
Hikmah dari kisah ini adalah, berdoalah dan jangan penah putus asa. Allah tahu yang terbaik buat hambanya, jika kamu merasa doamu tidak dikabulkan bukan berarti Allah swt tidak menjawab doamu, namun Dia menggantinya dengan yang lebih baik.
 
Baca juga: Percayalah, Segala Sesuatu yang Terjadi Pasti Ada Hikmahnya

Kamis, 19 Desember 2019 13:43

Kisah Sufi Membakar Al-Quran

 

Ali Al Mansur, seorang sufi di Khurasan, pagi pagi terlihat sedang membakar Quran. Tetangganya marah. Kesal. Orang orang yg lewat depan rumah sang sufi geleng geleng kepala. Gondok.

Tapi mereka tak berani menegur Al Mansur. Mereka tahu Al Mansur adalah seorang yg fakih dan wara’. Ia seorang ulama yg menjadi rujukan para imam.

“Syekh, kenapa membakar Quran? Bukankah di dalamnya ada kalimat tauhid dan asmaul husna?” Tanya Ibnul Hakam salah seorang muridnya.

“Muridku, kau benar. Tapi bagiku tulisan kalimat tauhid dan asmaul husna itu tak ada artinya ketimbang ceceran darah dari orang-orang muslim yg terbunuh dalam peperangan. Kedua pasukan yg berperang, membawa bendera bertuliskan kalimat tauhid dan simbol
-simbol Islam yang lain. Hasilnya apa? Keduanya hancur. Saling membunuh.”

“Syekh, bukankah Allah itu Maha Suci dan Maha Besar.”

“Betul, muridku. Tapi Kemahasucian dan Kemahabesaran itu tidak terletak pada kitab Quran.”

“Lalu terletak di mana Syaikh?”

Al Hakam makin bingung memahami tingkah gurunya.

“Kemahasucian dan Kemahabesaran itu terletak pada hakikat manusia, ” ucap Al Mansur.

“Bukankah manusia itu ciptaan Allah?”

“Betul. Manusia ciptaan Allah. Tapi manusia adalah makhluk Allah termulia di seluruh jagad. Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi. Manusia adalah simbol Allah yg hidup dan paling hakiki. Bukan bendera dan ayat kitab suci.”

“Syekh. Bagaimana aku bisa memahami semua itu.”

“Hormati manusia. Cintai manusia. Aku membakar kitab suci karena kitab Quran telah jadi alasan orang membakar dan membunuh manusia.”

Al Hakam mulai mengerti sikap gurunya. Ia pun terdiam. Pikirannya melayang ke sikap Al Hallaj, sufi besar yg sering diceritakan sang guru ttg keunikan sikapnya.

Setiap melihat apa pun, Al Hallaj berseru itulah Tuhanku. Bagi Al Hallaj, Tuhan ada di mana mana. Ada dalam nafas dan darah manusia.
Bahkan ada pada daun yg terbang terbawa angin gurun.

“Muridku, sampaikan kepada manusia, Allah sangat menyintai manusia lebih dari apapun. Bahkan lebih dari malaikat dan kitab suci agama apa pun. Allah itu sakit bila manusia tak bersalah disakiti. Allah itu lapar bila orang miskin kelaparan. Allah ingin menunjukkan sifat Kasih dan SayangNya melalui manusia. Itulah sebabnya Allah memberikan sorga kepada pelacur yg memberi minum anjing yg kehausan di padang pasir. Karena pelacur itu mewakili Tuhan.”

Asap dari Quran yg terbakar terus mengepul. Tapi Al Mansur tak juga berhenti membakarnya. Orang orang pun makin banyak mengerumuni tingkah aneh sang sufi sambil mengucapkan sumpah serapah.

“Kalian jangan salahkan aku. Aku akan membakar semua kitab Quran milikku sampai kalian menjadikan esensi Quran, Bismillahirrahmanirrahim, sifat kasih sayang Allah, sebagai nafas hidup keseharianmu.”

Mereka yang marah terdiam. Tenggorokanya tersekat. Lalu pergi sambil membaca istighfar berkali kali. “Shadaqta ya mursyid,” celetuknya.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…