کمالوندی

کمالوندی

 

Kurang dari 10 hari dari penyelenggaraan pemilu dini parlemen di Irak, para marja’ Syiah dan petinggi negara ini menekankan partisipasi maksimum dan penyadaran rakyat di pemilu.

Pemilu ini dijadwalkan akan digelar 10 Oktober 2021. Sementara tinggal 10 hari dari penyelenggaraan pesta demokrasi ini, isu boikot pemilu oleh sebagian kelompok di negara ini akan ditindaklanjuti. Presiden Irak, Barham Salih meminta kubu yang memboikot pemilu ini untuk menghentikan keputusannya.

Sementara itu, Marja’ Syiah, Ayatullah Sistani Rabu (29/9/2021) dalam sebuah statemennya menyatakan, pemilu jalan paling aman untuk mencapai masa depan yang lebih baik dari masa lalu serta mencegah negara ini jatuh dalam kerusuhan. Ayatullah Sistani di statemennya menekankan warga harus memanfaatkan kesempatan ini untuk menciptakan perubahan sejati di manajemen negara dan membersihkan para koruptor serta memilih kandidat yang bersih.

Marja' Syiah di Irak, Ayatullah Sistani
Penekanan pada partisipasi rakyat secara maksimal dan sadar dalam pemilihan parlemen Irak terutama disebabkan oleh dampak pemilihan pada tatanan kekuasaan di negara ini, serta pada fungsi parlemen. Sebenarnya; Alasan pertama pentingnya pemilihan parlemen 10 Oktober adalah dampaknya terhadap struktur kekuasaan Irak. Dengan pemilihan berlangsung, proses pencalonan presiden dan perdana menteri dimulai, yang sangat penting sejak pemilihan perdana menteri karena ia membentuk kabinet. Dengan demikian, persaingan antar kelompok politik, terutama kelompok Syiah yang memilih perdana menteri, berada pada level yang tinggi.

Alasan lain pentingnya pemilu mendatang adalah berfungsinya lembaga ini. Parlemen Irak, atau Majlis al-Nuwab al-Iraqi, adalah satu-satunya badan legislatif di negara itu. Tugas parlemen Irak ini bahkan lebih penting dalam situasi saat ini karena, menurut Presiden Irak Barham Salih, "karena cacat dalam sistem pemerintahan merampas hak rakyat Irak untuk hidup bebas dan bermartabat. Langkah selanjutnya adalah amandemen UUD Irak yang akan disahkan oleh mayoritas elit politik.” Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan masalah ini, tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu serta komposisi parlemen masa depan menjadi sangat penting.

Isu lainnya adalah Irak telah mengatasi terorisme Daesh (ISIS), yang mengancam geografinya, tetapi kekhawatiran keamanan dalam bentuk kerawanan sosial masih tinggi di negara itu. Irak kemungkinan akan melihat lebih sedikit ketidakstabilan keamanan dan lebih banyak kerusuhan sosial dalam empat tahun ke depan. Kerusuhan sosial dapat diperburuk oleh fakta bahwa masalah ekonomi dan kurangnya layanan infrastruktur masih merupakan dua masalah serius di negara ini, yang membuka jalan bagi protes rakyat.

Oleh karena itu, komposisi parlemen masa depan akan memainkan peran penting bagi Irak dalam menghadapi masalah ini, dan parlemen yang kuat dapat mengambil langkah-langkah efektif untuk membuat undang-undang untuk meringankan masalah ekonomi rakyat.

Masalah penarikan pasukan Amerika dari Irak juga penting, dan baik parlemen maupun kabinet masa depan memiliki peran besar dalam hal ini. Komposisi parlemen dan cara berpikir orang-orang yang masuk ke legislatif Irak ini sangat penting. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pemilihan parlemen Irak mendatang juga penting bagi aktor asing, terutama Amerika Serikat.

Mengingat alasan ini, dalam beberapa hari terakhir selain persaingan antara kubu dan faksi meningkat, para marja’ dan elit politik Irak juga menekankan pentingnya warga memanfaatkan kesempatan pemilu dan partisipasi maksimum serta penyadaran masyarakat.

 

Menteri Luar Negeri Iran mengatakan jika bukan karena peran khusus Letnan Jenderal Qasem Soleimani, pahlawan perang melawan terorisme dan Zionisme, wilayah kita akan berbeda hari ini.

“Jika Daesh berhasil di Suriah dan Irak, hari ini seluruh dunia akan menghadapi terorisme dan ekstremisme,” kata Hossein Amir-Abdollahian dalam pertemuan dengan Komandan Pasukan Quds, Brigadir Jenderal Esmail Qaani, seperti dikutip IRNA, Rabu (29/9/2021).

“Kementerian Luar Negeri Iran dengan bangga akan mengikuti jalan komandan perdamaian, Haj Qasem Soleimani dalam melembagakan perdamaian dan persahabatan dengan negara-negara regional serta perang melawan terorisme,” kata menlu Iran.

Amir-Abdollahian menganggap Pasukan Quds IRGC adalah tentara tanpa batas yang telah memberikan kontribusi besar bagi keamanan dan perdamaian regional dan global.

Di pihak lain, Brigjen Qaani juga menyampaikan penghormatan kepada Syahid Soleimani dan orang-orang yang gugur dari Kementerian Luar Negeri Iran.

Ia juga menekankan posisi khusus dan penting Kementerian Luar Negeri dalam mengamankan kepentingan nasional Republik Islam Iran.

 

Komandan Angkatan Darat IRGC Iran mengatakan pelaksanaan berbagai latihan akan memperkuat keamanan nasional.

"Penting untuk terus mempertahankan keamanan perbatasan dan wilayah perbatasan," kata Brigadir Jenderal Mohammad Pakpour pada Jumat (1/10/2021).

"Keamanan perbatasan Republik Islam dan negara-negara sahabat dan tetangga merupakan sebuah masalah yang saling terkait. Hal ini sangat penting bagi Iran," ujarnya seperti dikutip Tasnimnews.

Brigjen Pakpour menuturkan, kami menghormati hak kedaulatan yang tidak dapat dicabut bagi negara mana pun yang ingin melakukan latihan untuk meningkatkan pertahanannya.

"Kami tidak dapat menerima bahwa beberapa negara, di bawah pengaruh pihak ketiga, membuat pernyataan yang tidak realistis dan provokatif mengenai peningkatan kesiapan unit tempur Republik Islam," tegasnya.

Komandan Angkatan Darat IRGC ini menambahkan, Iran berharap daerah perbatasan dan negara-negara tetangga menjadi lingkungan yang aman dan penjamin keamanan bagi negara-negara dan kawasan.

Oleh sebab itu, tandasnya, anasir asing seperti rezim Zionis, di mana konspirasi dan kejahatannya terhadap bangsa-bangsa Muslim sudah diketahui semua orang, tidak boleh menggunakan negara tetangga sebagai basis untuk mencapai tujuan jahatnya.

"Tidak ada keraguan bahwa bantuan dan dukungan rezim Zionis kepada beberapa negara di kawasan bertujuan untuk menyulut konflik dan perpecahan di antara bangsa-bangsa Muslim," kata Brigjen Pakpour.

Selasa, 28 September 2021 19:08

Surat Ad-Dukhan 51-59

 

Surat Ad-Dukhan 51-59

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ (51) فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (52) يَلْبَسُونَ مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَقَابِلِينَ (53) كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ (54) يَدْعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ آَمِنِينَ (55)

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (44: 51)

(yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air; (44: 52)

mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, (44: 53)

demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari. (44: 54)

Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran), (44: 55)

Ayat-ayat di atas menggambarkan kondisi para penduduk surga dan menjelaskan, “Mereka dalam keamaan penuh. Keamanan dari segala kesedihan, kesakitan, penderitaan, dan musibah, selain perasaan aman dan sehat yang merupakan nikmat terbesar Allah Swt yang dirasakan manusia di dunia, penduduk surga juga hidup dalam ketenangan.”

Tempat hidup penghuni surga berada di antara taman-taman, di sisi beraneka ragam mata air dan air terjun yang sangat indah dan membangkitkan kegembiraan, dan karena aneka ragam tempat ini, para penghuni surga tidak pernah merasa puas atas tempat semacam ini.

Di dunia, pakaian dari sutra yang lembut dan indah begitu dikenal luas. Allah Swt menjanjikan pakaian dari sutra untuk para penghuni surga di akhirat. Pakaian itu memiliki aneka ragam desain, warna, dan bentuk sehingga tampak selalu indah, baru, dan menarik.

Di antara penghuni surga terjalin ikatan rasa kasih sayang. Mereka bertemu satu sama lain dalam sebuah pertemuan penuh kasih dan spiritualitas tanpa perasaan lebih baik dari yang lain.

Karena di Hari Kiamat kecenderungan fisik juga menyertai manusia, maka Allah Swt memberikan pasangan-pasangan sangat rupawan yang bahkan tidak pernah terbayangkan oleh manusia di dunia, sehingga jika di dunia mereka menjaga pandangan dari non-mahram dan menjaga kesuciannya dari hal-hal yang haram, di akhirat mereka akan mendapat balasan perbuatannya dengan yang terbaik.

Tuntutan jasmani lain manusia adalah makan dan minum. Apa pun yang diinginkan oleh para penghuni surga sudah tersedia di dalam surga. Buah-buahan yang tidak hanya muncul di musimnya saja, tapi selalu ada di pohon siap dipetik, dan dimakan. Buah-buahan beraneka warna dan lezat itu selalu bisa diperoleh penghuni surga dan mereka tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkannya.

Dari lima ayat tadi ada empat poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Ketenangan dan keamanan penuh merupakan salah satu nikmat yang diberikan Allah Swt di surga yang muncul sebelum nikmat-nikmat lain. Di dalam surga tidak ada ketakutan celaka atau menghadapi bahaya, tidak ada kekhawatiran atas kematian dan kehilangan nikmat.

2. Apa yang mengantarkan manusia ke surga adalah takwa dan menjauhi perbuatan haram dan tidak pantas.

3. Apa yang menjadi penghalang bagi manusia di dunia terhadap sebagian perbuatan, karena dampak buruk dan kerugian yang ditimbulkannya sehingga mereka menjauhinya, akan dibalas di surga dalam bentuk terbaik.

4. Penghuni surga melakukan pertemuan-pertemuan yang menyenangkan, dan mereka merasa senang saling berbicara dalam pertemuan itu.

لَا يَذُوقُونَ فِيهَا الْمَوْتَ إِلَّا الْمَوْتَةَ الْأُولَى وَوَقَاهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (56) فَضْلًا مِنْ رَبِّكَ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (57)

mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka, (44: 56)

sebagai karunia dari Tuhanmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar. (44: 57)

Salah satu kekhawatiran yang selalu dirasakan manusia di dunia adalah kematian. Kematian menjadi sebab perpisahan manusia dari kerabat, sahabat, dan semua orang yang dekat dengannya. Akan tetapi Allah Swt berjanji bahwa penghuni surga tidak akan mengalami kematian lagi, dan abadi. Keabadian yang menjadi nasib para penghuni surga ini dijelaskan dalam banyak ayat Al Quran, dengan istilah “Khalidina fiha”.

Bukan hanya kematian yang tidak bisa memisahkan para penguni surga dari surga, mereka juga tidak akan pernah meninggalkan surga ke neraka. Mungkin saja beberapa orang dikarenakan dosa mereka pertama pergi ke neraka, tapi setelah hatinya disucikan dan jiwanya dibersihkan dari karat dosa, mereka dibawa ke surga, dan hal yang sebaliknya, tidak akan terjadi. Terhadap orang-orang yang masuk surga, Allah Swt akan mengampuni mereka dengan kemuliaan-Nya, dan melindungi mereka dari azab neraka. Oleh karena itu mereka tidak takut lagi pada azab dan siksaan.

Al Quran selanjutnya menyinggung poin penting dan menjelaskan, semua nikmat ini dikarenakan kebaikan dan kemurahan Allah Swt. Karena secara alami dan sesuai perhitungan awam, hamba-hamba Tuhan tidak layak mendapatkan semua nikmat abadi ini dengan perbuatan kecil dan remeh. Akan tetapi Allah Swt atas dasar kemurahan-Nya memberikan semua nikmat ini kepada orang-orang yang suci dan berbuat baik, dan membuat mereka mampu meraih keuntungan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya di dunia. Sampai ke semua pahala ini adalah kemenangan besar bagi penduduk surga, dan ini tidak akan bisa diperoleh tanpa kemurahan Allah Swt.

Dari dua ayat tadi ada tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Siapa pun yang masuk surga, maka ia tidak akan pernah keluar dari sana, di akan abadi di dalamnya.

2. Siapa pun yang menjaga diri dari hawa nafsunya, dan menjaga diri dari dosa, Allah Swt akan menjaganya dari api neraka di akhirat kelak.

3. Perbuatan baik kita di dunia terbatas dan sepele, dan tidak bisa dibandingkan dengan nikmat-nikmat besar Allah Swt yang abadi di surga. Maka dari itu surga dan keberuntungan yang diperoleh orang-orang baik di sana, berkat kemurahan dan kebaikan Allah Swt, bukan karena tuntutan mereka pada-Nya.

فَإِنَّمَا يَسَّرْنَاهُ بِلِسَانِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (58) فَارْتَقِبْ إِنَّهُمْ مُرْتَقِبُونَ (59)

Sesungguhnya Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran. (44: 58)

Maka tunggulah; sesungguhnya mereka itu menunggu (pula). (44: 59)

Tidak seperti buku-buku ilmiah yang tidak bisa diambil manfaatnya oleh orang awam, Al Quran meski kandungannya dalam dan rinci, namun tetap sederhana dan mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Poin-poinnya memberikan pelajaran, penjelasannya lugas dan argumennya jelas dan kukuh. Oleh karena itu ayat-ayatnya meresap dan membangkitkan hati.

Akan tetapi manusia-manusia yang pada dasarnya sudah mengingkari, menentang dan keras kepala, sebanyak apa pun mereka membaca ayat-ayat ini tidak akan pernah sadar. Karena mereka tidak ingin menerima kebenaran. Tepat seperti orang yang terbangun dari tidur, dan tidak memberi respon apa pun saat dipanggil. Orang-orang kafir dan orang-orang ingkar dalam benaknya sedang menunggu kegagalan dan kekalahan dirimu dan keyakinanmu, maka engkau pun harus menantikan janji Allah Swt tentang kemenangan agama yang benar atas orang-orang kafir keras kepala, dan kebinasaan kekufuran serta kesyirikan.

Dari dua ayat tadi ada dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Ajaran Al Quran harus dijelaskan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami kepada masyarakat umum, karena tujuannya untuk menghidayahi mereka, bukan kelompok atau kalangan khusus.

2. Allah Swt dengan menurunkan kitab langit dan mengangkat nabi, telah memberikan argumen terakhir. Jika seseorang dengan sengaja tidak menerima kebenaran, maka ia harus menanti murka Ilahi.

Selasa, 28 September 2021 19:07

Surat Ad-Dukhan 37-50

 

Surat Ad-Dukhan 37-50

أَهُمْ خَيْرٌ أَمْ قَوْمُ تُبَّعٍ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ أَهْلَكْنَاهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ (37)

Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik ataukah kaum Tubba' dan orang-orang yang sebelum mereka. Kami telah membinasakan mereka karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berdosa. (44: 37)

Ayat ini kepada orang-orang musyrik Mekah yang berlaku sombong dan mengingkari Nabi Muhammad Saw berkata, “Apakah kalian yang lebih kuat atau orang-orang yang hidup di Yaman, di selatan pulau Al Arab ? Mereka dianugerahi tanah-tanah yang subur dan penuh berkah, serta kekuasaan yang besar, tapi karena melakukan kezaliman, kerusakan, dan pembangkangan, maka mereka dibinasakan. Oleh karena itu takutlah bahwa kelak kalian juga akan bernasib sama dengan tetangga-tetangga kalian itu.”

Dari satu ayat tadi ada dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Salah satu media yang digunakan Al Quran untuk memberikan bimbingan dan nasihat kepada umat manusia adalah penjelasan tentang kaum-kaum terdahulu sehingga menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya.

2. Sebagian perbuatan buruk langsung mendapat hukuman dan azab dari Allah Swt di dunia ini. Salah satu di antaranya adalah maraknya penindasan, kejahatan dan kerusakan moral di tengah masyarakat.

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ (38) مَا خَلَقْنَاهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (39)

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. (44: 38)

Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (44: 39)

Pada ayat-ayat sebelumnya disampaikan pembahasan tentang Hari Akhir atau Ma'ad, dan di dua ayat di atas disinggung tentang alasan Hari Kiamat. Ayat di atas menjelaskan, “Apakah langit dan bumi serta alam semesta yang luas ini diciptakan sia-sia, tanpa tujuan dan berakhir seiring dengan kematian, serta berujung dengan ketiadaan ?”

Jika demikian adanya, maka itu akan seperti permainan anak-anak yang membuat bangunan dari berbagai mainan, lalu diruntuhkannya kembali dengan satu pukulan, karena ia tidak punya tujuan lain selain bermain dan bersenang-senang.

Orang-orang kafir dan mereka yang menentang Ma'ad, menganggap kematian sebagai akhir kehidupan manusia, dengan kata lain dalam pandangan mereka penciptaan manusia dengan seluruh potensi, kapasitas serta kemampuan yang dimilikinya, hanya untuk di dunia yang singkat ini, dan setelah mati semuanya akan berakhir.

Jelas menurut pandangan semacam ini, penciptaan manusia berarti sia-sia belaka. Akan tetapi berbeda dengan pandangan para penentang Maad, dalam pandangan Al Quran, kematian adalah jembatan dan koridor untuk memasuki dunia yang lebih besar dan abadi. Dunia yang kita tinggali saat ini, jika dibandingkan dengan dunia tersebut, sangat kecil dan tidak ada apa-apanya. Tidak bisa dipercaya bahwa Allah Swt yang Maha Kuasa dan Bijaksana, menciptakan sistem agung ini tanpa tujuan dan hanya untuk masa yang singkat. Hal ini sama sekali tidak sejalan dengan hikmah dan kebijaksanaan Ilahi.

Pada dua ayat di atas disinggung tentang hakikat penciptaan langit dan bumi. Hakikat sistem agung ini mengharuskan adanya tujuan rasional, dan itu tidak akan mungkin tanpa adanya dunia yang lain.

Dari dua ayat tadi ada tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Jika kehidupan manusia berakhir dengan kematian, maka semesta agung yang diciptakan bagi umat manusia akan hampa dan sia-sia.

2. Jika semesta diciptakan dengan satu tujuan, maka kita umat manusia harus memahaminya dengan benar, dan menyelaraskan diri kita dengannya.

3. Salah satu alasan pengingkaran terhadap Maad adalah ketidaktahuan akan tujuan penciptaan, dan banyak manusia yang tidak memahami dengan benar tujuan tersebut.

إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ مِيقَاتُهُمْ أَجْمَعِينَ (40) يَوْمَ لَا يُغْنِي مَوْلًى عَنْ مَوْلًى شَيْئًا وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ (41) إِلَّا مَنْ رَحِمَ اللَّهُ إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (42)

Sesungguhnya hari keputusan (hari kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya, (44: 40)

yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan, (44: 41)

kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (44: 42)

Salah satu bukti bahwa alam semesta diciptakan tidak sia-sia dan mempunyai tujuan adalah adanya Hari Kiamat. Di dua ayat di atas dijelaskan beberapa karakteristik Hari Kiamat.

Ayat di atas menjelaskan, Hari Kiamat adalah hari keterperpisahan, hari yang memisahkan manusia dari semua kecuali amal perbuatannya. Tidak seperti dunia, yang saat berada di dalamnya, di antara teman dapat saling membantu menyelesaikan permasalahan sehingga mampu mengatasi kesulitan, di akhirat kelak hubungan kekeluargaan dan kemasyarakatan akan terputus.

Di Hari Kiamat tidak ada teman yang dapat membantu, tidak juga keluarga yang dapat menolong yang lain. Semua jalan tertutup, dan kecuali rahmat dan kemurahan Allah Swt, tidak ada seorang pun yang bisa membantu kita. Allah Swt akan memberikan rahmat-Nya kepada orang-orang yang menjaga kesucian diri, dan mereka akan menikmati lautan kemuliaan-Nya.

Dari tiga ayat tadi ada tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Hari Kiamat adalah hari keterpisahan seorang manusia dari yang lainnya, dan seluruh sahabat, famili dan keluarga akan terpisah. Maka dari itu kita tidak boleh berharap mendapat bantuan dari mereka di Hari Kiamat.

2. Kehadiran manusia di Hari Kiamat adalah perkara yang pasti. Di hari itu, semua orang dikumpulkan di satu tempat, pada saat yang sama, setiap orang di tengah kerumunan itu, sendirian dan tanpa perlindungan.

3. Manusia di Hari Kiamat hanya berurusan dengan Allah Swt, Dia akan memperlakukan orang-orang kafir dengan kekuatan dan keperkasaan-Nya, sementara terhadap orang-orang beriman dengan rahmat dan kemurahan.

إِنَّ شَجَرَةَ الزَّقُّومِ (43) طَعَامُ الْأَثِيمِ (44) كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ (45) كَغَلْيِ الْحَمِيمِ (46) خُذُوهُ فَاعْتِلُوهُ إِلَى سَوَاءِ الْجَحِيمِ (47) ثُمَّ صُبُّوا فَوْقَ رَأْسِهِ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيمِ (48) ذُقْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْكَرِيمُ (49) إِنَّ هَذَا مَا كُنْتُمْ بِهِ تَمْتَرُونَ (50)

Sesungguhnya pohon zaqqum itu, (44: 43)

makanan orang yang banyak berdosa. (44: 44)

(Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, (44: 45)

seperti mendidihnya air yang amat panas. (44: 46)

Peganglah dia kemudian seretlah dia ke tengah-tengah neraka. (44: 47)

Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas. (44: 48)

Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia. (44: 49)

Sesungguhnya ini adalah azab yang dahulu selalu kamu meragu-ragukannya. (44: 50)

Ayat-ayat di atas memberikan gambaran mengerikan tentang hukuman terhadap para pelaku kejahatan di neraka, sehingga membuat tubuh manusia yang mendengarnya bergetar.

Gambaran sederharna tentang neraka adalah api sebagaimana api di dunia yang membakar. Sementara ayat-ayat di atas menyebutkan bahwa penduduk neraka yang berada di tengah api memiliki air dan makanan, mereka hidup di dalamnya dan menerima siksaan, mereka merasakan penderitaan dan azab. Air yang mendidih dan membakar, makanan yang pahit dan mendidih, yang tidak membawa manfaat apa pun selain siksaan, dan penduduk neraka tidak punya pilihan lain selain itu. Di dalam neraka jilatan api menyelimuti seluruh tubuh penduduknya, dan membakarnya.

Selain azab fisik yang mengerikan, ada juga siksaan psikologis yang keras untuk para pelaku kejahatan dan orang-orang yang berbuat dosa serta pembangkang. Dikatakan, “Rasakanlah olehmu, kamu adalah orang mengira diri lebih kuat dari yang lain dan lebih terhormat dari yang lain. Kamu mengikat orang-orang tak berdaya dengan rantai dan jerat, kamu menindas mereka, dan menganggap diri memiliki kekuatan tak terkalahkan, dan kehormatan yang luar biasa.”

Jelas bahwa tingkatan azab sesuai dengan tingkat kejahatan dan dosa seseorang. Orang-orang yang di dunia ini dengan mudah melakukan kejahatan dan penindasan, lalu mengira memiliki kedudukan tinggi sehingga menganggap tidak ada seorang pun yang bisa mencelakainya, akan dihukum lebih berat dari selainnya. Pada kenyataannya mereka akan merasakan akibat perbuatan-perbuatan yang dilakukannya. Dikatakan kepadanya, “Ini tidak lain adalah sesuatu yang selalu diragukan oleh kalian.”

Dari delapan ayat tadi ada dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Dosa di Hari Kiamat akan muncul dalam bentuk api yang akan membakar manusia dari dalam dan luar dirinya. Oleh karena itu selama masih bisa hidup di dunia, kita berusaha menyelamatkan diri dari neraka dengan memohon ampunan Allah Swt dan menjauhi dosa.

2. Hukuman di Hari Kiamat selain hukuman fisik juga psikis. Penduduk neraka selain dibakar api, juga dihinakan.

Selasa, 28 September 2021 19:07

Surat Ad-Dukhan 28-36

 

Surat Ad-Dukhan 28-36

كَذَلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا قَوْمًا آَخَرِينَ (28) فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ وَمَا كَانُوا مُنْظَرِينَ (29)

demikianlah. Dan Kami wariskan semua itu kepada kaum yang lain. (44: 28)

Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh. (44: 29)

Setelah Firaun dan pasukannya binasa di Sungai Nil, semua yang ditinggalkan Firaun diwarisi oleh Bani Israel, dan tanpa kerja keras, semua harta kekayaan Firaun jatuh ke tangan mereka.

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Ash Shu’ara, setelah Firaun dan pasukannya tenggelam, dan kekuasaannya runtuh, sebagian Bani Israel kembali ke Mesir dan menjadi penguasa di wilayah Firaun.

Ayat-ayat di atas menekankan bahwa penindasan Firaun sedemikian besar sampai ketika ia binasa tidak ada seorang pun yang merasa kehilangan, dan tidak meneteskan air mata untuknya.

Langit dan bumi menyambut kebinasaan Firaun dan para pengikutnya, dan tidak merasa sedih.

Dari dua ayat tadi ada dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Kebinasaan kaum zalim merupakan salah satu sunah Ilahi yang merupakan peringatan dan pelajaran.

2. Terdapat sejenis perasaan dan kemampuan berpikir di alam semesta ini, jadi tidak hanya manusia, bahkan alam materi pun merasa senang dengan kebinasaan orang zalim.

وَلَقَدْ نَجَّيْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنَ الْعَذَابِ الْمُهِينِ (30) مِنْ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ كَانَ عَالِيًا مِنَ الْمُسْرِفِينَ (31) وَلَقَدِ اخْتَرْنَاهُمْ عَلَى عِلْمٍ عَلَى الْعَالَمِينَ (32) وَآَتَيْنَاهُمْ مِنَ الْآَيَاتِ مَا فِيهِ بَلَاءٌ مُبِينٌ (33)

Dan sesungguhnya telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksa yang menghinakan, (44: 30)

dari (azab) Fir'aun. Sesungguhnya dia adalah orang yang sombong, salah seorang dari orang-orang yang melampaui batas. (44: 31)

Dan sesungguhnya telah Kami pilih mereka dengan pengetahuan (Kami) atas bangsa-bangsa. (44: 32)

Dan Kami telah memberikan kepada mereka di antara tanda-tanda kekuasaan (Kami) sesuatu yang di dalamnya terdapat nikmat yang nyata. (44: 33)

Nabi Musa as bangkit melawan Firaun yang zalim. Firaun adalah penguasa yang suka menumpahkan darah, dan zalim, dan menganggap dirinya lebih unggul dari orang lain, dan terdepan dalam kezaliman.

Firaun dan para pengikutnya menyiksa Bani Israel sedemikian keras. Mereka menyembelih bayi laki-laki Bani Israel dan membiarkan hidup anak-anak perempuan untuk menjadi pelayan. Mereka memaksa Bani Israel melakukan pekerjaan-pekerjaan berat dan kerja paksa.

Akhirnya Allah Swt membebaskan Bani Israel yang tertindas dari cengkeraman penindasan Firaun, melalui kebangkitan Nabi Musa as. Bani Israel tidak hanya terbebas dari penindasan Firaun, bahkan mewarisi seluruh kekayaan penguasa lalim itu, sehingga mereka menjadi kaum yang kuat dengan wilayah kekuasaan yang luas.

Selain harta kekayaan, Allah Swt juga memberikan anugerah lain kepada Bani Israel yang menjadi ujian bagi mereka. Turunnya hidangan-hidangan khusus langit yang disebut dalam surat Al Baqarah sebagai "Manna wa Salwa", atau terbelahnya batu kesulitan, atau mengalirnya 12 sumber air untuk Bani Israel.

Akan tetapi semua ini adalah ujian, karena Allah Swt menguji sebagian orang dengan bala dan musibah, dan menguji yang lainnya dengan kenikmatan. Di dalam Al Quran, musibah dan kesulitan berat, juga kekayaan dan kesejahteraan serta kekuasaan, bisa menjadi ujian. Bani Israel saat di bawah penindasan Firaun berada dalam ujian, dan saat meraih kekuasaan dan kekayaan serta memiliki semua, mereka juga berada dalam ujian.

Akan tetapi Bani Israel tidak mensyukuri nikmat-nikmat yang sudah diberikan Allah Swt, dan gagal melalui ujian tersebut.

Dari empat ayat tadi ada empat poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Masyarakat yang membantu Nabi Tuhan, dan mengikuti ajarannya, bisa selamat dari kekuasaan orang-orang zalim.

2. Mencari keunggulan, berlebihan dan melewati batas adalah sifat Firaun, meski orang-orang yang memiliki sifat ini bukan Firaun.

3. Sebab kebinasaan suatu kaum atau bangsa adalah sifat tak terpuji, dan perbuatan buruk mereka.

4. Apa yang diberikan Allah Swt kepada orang atau masyarakat adalah perantara untuk menguji mereka, dan bukan alasan keunggulan mereka di sisi Tuhan.

إِنَّ هَؤُلَاءِ لَيَقُولُونَ (34) إِنْ هِيَ إِلَّا مَوْتَتُنَا الْأُولَى وَمَا نَحْنُ بِمُنْشَرِينَ (35) فَأْتُوا بِآَبَائِنَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (36)

Sesungguhnya mereka (kaum musyrik) itu benar-benar berkata, (44: 34)

"tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan, (44: 35)

maka datangkanlah (kembali) bapak-bapak kami jika kamu memang orang-orang yang benar". (44: 36)

Seiring berakhirnya pembahasan Bani Israel dan Firaun, ayat-ayat di atas kembali menjelaskan tentang orang-orang musyrik Mekah, dan menggambarkan perkataan mereka tentang Maad atau Hari Akhir seperti ini, “Akhir kehidupan tidak lain adalah kematian yang kalian saksikan ini, tidak ada apa pun setelah itu, apalagi sampai kita dihidupkan kembali.”

Seolah sangat yakin dengan akidahnya tersebut mereka berkata kepada Nabi Muhammad Saw, “Jika kamu berkata benar bahwa orang-orang mati bisa hidup kembali, maka hidupkan kembali ayah-ayah kami yang sudah meninggal bertahun-tahun lalu, di dunia ini, sehingga kami menyaksikannya dan kami percaya.”

Jelas bahwa Hari Akhir untuk menghukum atau mengganjar manusia, dan bukan sunatullah menghidupkan kembali manusia di dunia ini. Akan tetapi jika hal ini dilakukan oleh nabi, orang-orang keras kepala dan yang selalu mencari alasan, akan berkelit dan mengatakan itu sebagai sihir dan tipuan, lalu menolak menerimanya.

Dari tiga ayat tadi ada dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Mengungkap kembali pandangan para penentang, dan menjawab pandangan tersebut merupakan metode Al Quran untuk membuktikan keyakinan orang-orang mukmin.

2. Pengingkaran terhadap dunia setelah kematian, tidak berdasarkan argumen, tapi klaim tanpa dalil yang selalu disampaikan orang-orang kafir sepanjang sejarah umat manusia.

Selasa, 28 September 2021 19:06

Surat Ad-Dukhan 19-27

 

Surat Ad-Dukhan 19-27

وَأَنْ لَا تَعْلُوا عَلَى اللَّهِ إِنِّي آَتِيكُمْ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ (19) وَإِنِّي عُذْتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمْ أَنْ تَرْجُمُونِ (20) وَإِنْ لَمْ تُؤْمِنُوا لِي فَاعْتَزِلُونِ (21)

dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata. (44: 19)

Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu, dari keinginanmu merajamku, (44: 20)

dan jika kamu tidak beriman kepadaku maka biarkanlah aku (memimpin Bani Israil)". (44: 21)

Sebelumnya dijelaskan bahwa Nabi Musa as mendapat tugas dari Allah Swt untuk pergi ke istana Firaun, dan memintanya membebaskan Bani Israel dari perbudakan.

Pada ayat-ayat di atas Nabi Musa as kepada Firaun berkata, “Wahai Firaun, aku membawa argumen-argumen kuat dan jelas untukmu, dan aku sudah menunjukkan mukjizat kepadamu. Oleh karena itu berserah dirilah kepada Allah Swt, jangan bersikap sombong di hadapan-Nya, dan jangan melanggar perintah-Nya.”

Nabi Musa as melanjutkan, “Wahai Firaun, jangan engkau mengira dengan mengancam untuk membunuhku, aku akan bersedia meninggalkan jalan yang telah kupilih ini. Aku adalah utusan Tuhan, dan aku berlindung kepada-Nya dari semua rencana jahatmu, dan jika Dia berkehendak, aku akan terlindung dari bahaya yang datang darimu.”

Nabi Musa as menegaskan, “Kalau engkau tidak mau beriman kepadaku, dan tidak bersedia tunduk pada perintah Allah Swt, biarkan aku, dan jangan halangi upaya diriku dan para pengikutku.”

Dari tiga ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Takabur dan merasa diri mulia di hadapan orang lain adalah perilaku yang buruk, apalagi di hadapan Allah Swt, Pencipta dan Pemilik manusia, hal itu merupakan perbuatan yang sangat tercela.

2. Seruan para nabi kepada kebenaran selalu dilandasi logika, dan argumen yang jelas, serta mudah dipahami oleh semua orang. Mereka yang menentang dan tidak mau menerima seruan ini dikarenakan oleh sifat takabur dan angkuh, bukan karena tidak memahami ajaran para nabi.

3. Di jalan dakwah kepada kebenaran, tekanan, siksaan, dan ancaman musuh tidak boleh membuat kita menjadi lemah, dan berhenti melanjutkan jalan ini.

4. Untuk mancapai tujuan-tujuan yang ditetapkan agama, terkadang lebih baik kita menjauhi orang-orang arogan sehingga tercipta kondisi yang memungkinkan kita melanjutkan tugas, daripada bertikai dengan mereka.

فَدَعَا رَبَّهُ أَنَّ هَؤُلَاءِ قَوْمٌ مُجْرِمُونَ (22) فَأَسْرِ بِعِبَادِي لَيْلًا إِنَّكُمْ مُتَّبَعُونَ (23) وَاتْرُكِ الْبَحْرَ رَهْوًا إِنَّهُمْ جُنْدٌ مُغْرَقُونَ (24)

Kemudian Musa berdoa kepada Tuhannya: "Sesungguhnya mereka ini adalah kaum yang berdosa (segerakanlah azab kepada mereka)". (44: 22)

(Allah berfirman): "Maka berjalanlah kamu dengan membawa hamba-hamba-Ku pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar, (44: 23)

dan biarkanlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan ditenggelamkan". (44: 24)

Setelah segala cara digunakan Nabi Musa as untuk membangkitkan kesadaran, dan memberikan peringatan kepada Firaun dan pengikutnya, tidak membuahkan hasil, beliau memohon kepada Allah Swt untuk memberi azab kepada kaumnya yang keji dan berbuat jahat itu, sebagaimana dikehendaki oleh-Nya.

Allah Swt memerintahkan Nabi Musa as untuk membawa Bani Israel yang saat itu berada dalam tawanan Firaun untuk bergerak dari Mesir ke arah Palestina, di malam hari. Tentu saja Firaun dan para pengikutnya akan mengejar Bani Israel.

Akan tetapi Allah Swt berjanji untuk membuka jalan bagi Bani Israel, dan menjamin keselamatan mereka hingga menyebrangi Sungai Nil yang penuh air dan meluap.

Oleh karena itu Bani Israel diminta untuk tidak merasa khawatir karena ketika pasukan Firaun yang mengejar mereka melewati Sungai Nil, atas perintah Ilahi, semuanya akan tenggelam, dan tangan mereka tidak akan bisa menyentuh Nabi Musa as dan kaumnya.

Dari tiga ayat tadi ada tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Salah satu alasan mengapa perkataan para nabi tidak berpengaruh pada masyarakat, dan mengapa mereka menolak ajakan para nabi, adalah karena tercemarnya hati oleh dosa dan kerusakan moral.

2. Doa tanpa usaha tidak akan berarti, dan tidak akan berguna. Kita harus melaksanakan tugas, pada saat yang sama kita memohon kepada Allah Swt untuk dibantu dalam mencapai tujuan dan agar Dia membukakan jalan untuk kita.

3. Jika Allah Swt berkehendak, maka sungai sebesar Nil pun akan menjadi aman, dan lancar bagi Musa dan para pengikutnya, namun bagi pasukan Firaun, ia menjadi tempat kebinasaan.

كَمْ تَرَكُوا مِنْ جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (25) وَزُرُوعٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ (26) وَنَعْمَةٍ كَانُوا فِيهَا فَاكِهِينَ (27)

Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan, (44: 25)

dan kebun-kebun serta tempat-tempat yang indah-indah, (44: 26)

dan kesenangan-kesenangan yang mereka menikmatinya, (44: 27)

Ayat-ayat di atas menjelaskan, Firaun yang mengaku diri sebagai Tuhan, dan tidak bersedia menerima seruan Nabi Musa as, kehilangan dunia dan semua yang dimiliknya, kemudian seluruhnya jatuh ke tangan Bani Israel.

Sungguh aneh, sebuah kaum yang sebelumnya adalah budak, sekarang mewarisi kekuasaan Firaun, kerajaan, kebun, istana, kekayaan, dan seluruh miliknya.

Bukan hanya istana dan taman, semua fasilitas kehidupan yang disediakan dan digunakan oleh Firaun, semua jatuh ke tangan Bani Israel. Sementara Firaun dan pasukannya tenggelam di Sungai Nil, dan jasad mereka mengambang di permukaan sungai, terbawa arus air tak tentu arah.

Semua ini karena mukjizat Allah Swt yang tampak setelah Nabi Musa as memukulkan tongkatnya ke Sungai Nil sehingga air terbelah, dan menciptakan jalan bagi Bani Israel. Mereka berhasil melewati dasar Sungai Nil, sementara ketika Firaun dan pasukannya ketika melewati sungai, air kembali menutup jalan tersebut sehingga mereka tenggelam.

Dari tiga ayat tadi ada empat poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Kehendak Allah Swt lebih unggul dari kehendak siapa pun. Karena kehendak Ilahi, pasukan bersenjata dan berkuda Firaun yang kuat itu tidak mampu menangkap Bani Israel yang berjalan kaki.

2. Fasilitas materi dan kenikmatan dunia, tidak menjamin keamanan dan keselamatan manusia. Tidak ada satu pun dari istana, menara, dan benteng yang kukuh serta kuat, mampu membendung murka Ilahi.

3. Kesejahteraan dunia selalu berada di ambang kefanaan dan kebinasaan. Begitu banyak fasilitas kesejahteraan dunia itu tertinggal, dan pemiliknya pergi.

4. Kekuasaan dan kekayaan tidak menjamin keselamatan dan kebahagiaan manusia, karena begitu banyak dari kekuasaan dan kekayaan materi itu yang menyebabkan kebinasaan manusia.

Selasa, 28 September 2021 19:06

Surat Ad-Dukhan 9-18

 

Surat Ad-Dukhan 9-18

بَلْ هُمْ فِي شَكٍّ يَلْعَبُونَ (9) فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ (10) يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ (11)

Tetapi mereka bermain-main dalam keragu-raguan. (44: 9)

Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, (44: 10)

yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. (44: 11)

Pada pembahasan sebelumnya dijelaskan tentang penurunan Al Quran dan pengangkatan nabi-nabi untuk menghidayahi umat manusia yang merupakan bukti rahmat Ilahi untuk hamba-hamba-Nya.

Kedua ayat di atas menerangkan, akan tetapi sebagian orang meski telah memahami kebenaran tetap tidak bersedia menerimanya, dan selalu menciptakan keraguan pada diri sendiri dan orang lain.

Mereka tidak berusaha mengatasi keraguan untuk sampai pada keyakinan, tapi menyibukkan diri dalam masalah-masalah yang meragukan dan mempermainkan hakikat kitab langit.

Setelah itu orang-orang kafir keras kepala dan hatinya seperti batu itu diperingatkan bahwa saat menyaksikan tanda-tanda azab Ilahi, seluruh tirai kelalaian mereka akan disingkap dan mereka akan menyadari kesalahan besar yang dilakukannya, dan memahami bahwa apa yang dikatakan nabi-nabi Ilahi benar, dan bukan khurafat atau kata-kata yang dibesar-besarkan.

Dari tiga ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Keraguan tidak boleh menjadi alasan untuk lalai dan batil. Pada kenyataannya, sesuatu yang buruk dan keliru adalah tetap bertahan pada keraguan. Karena keraguan sebenarnya adalah tuntutan akal dan pemahaman manusia yang harus dijawab dengan pengkajian dan penelitian.

2. Menyibukkan diri dalam kata-kata seseorang yang menyebabkan ragu terhadap keyakinan agama dan membuat manusia mempermainkan ayat-ayat Ilahi, akan mendapatkan hukuman keras.

رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ (12) أَنَّى لَهُمُ الذِّكْرَى وَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مُبِينٌ (13) ثُمَّ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَقَالُوا مُعَلَّمٌ مَجْنُونٌ (14)

(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman". (44: 12)

Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, (44: 13)

kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata: "Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila". (44: 14)

Adalah hal yang lumrah orang-orang yang ingkar kepada Allah Swt akan merasa ketakutan dan cemas di seluruh wujudnya saat menyaksikan tanda-tanda azab Ilahi. Mereka menghadap Tuhan dan berkata, “Ya Tuhan singkirkan azab dari kami, kami akan beriman”, padahal mereka beriman karena takut dan itu sama sekali tidak bernilai. Kenyataannya iman yang bernilai adalah yang diperoleh manusia atas usaha tanpa ketakutan dan tekanan luar.

Kelanjutan ayat di atas menjelaskan, kebangkitan dan kembali ini tidak menguntungkan kalian, karena ketika nabi dengan mukjizat dan argumen yang jelas mendatangi kalian, bukannya mematuhi perintah nabi, dan beriman kepada Tuhan yang Maha Esa, kalian malah memalingkan muka darinya. Ajaran-ajaran terang benderang nabi kalian anggap milik orang lain, dan kalian tidak bersedia menerimanya, padahal semua itu adalah wahyu Ilahi dan perkataan Allah Swt.

Terkadang kalian berkata, ia (nabi) berhubungan dengan para jin dan belajar sesuatu dari mereka. Di lain waktu kalian berkata, ia (nabi) mempelajari kata-kata ini dari orang lain, dan orang-orang menganggap kata-kata itu berasal darinya, dan ia menyebutnya berasal dari Tuhan.

Dari tiga ayat tadi ada tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Orang-orang yang hari ini mempermainkan agama, suatu hari nanti mata mereka akan terbelalak dan tersadar dari kelalaian serta keraguan. Mereka berharap untuk kembali, namun hal itu sudah tidak ada artinya.

2. Tuhan tidak akan pernah mengazab orang-orang kafir dan ingkar sebelum seluruh alasan terpenuhi.

3. Orang-orang kafir tidak menggunakan argumen dan dalil logika untuk membantah perkataan nabi, tapi berusaha menyebarkan penghinaan dan tuduhan tidak benar untuk merusak citra nabi.

إِنَّا كَاشِفُوا الْعَذَابِ قَلِيلًا إِنَّكُمْ عَائِدُونَ (15) يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرَى إِنَّا مُنْتَقِمُونَ (16)

Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (44: 15)

(Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan. (44: 16)

Menanggapi klaim orang-orang kafir yang mengaku ingin beriman kepada Tuhan, Allah Swt di ayat-ayat di atas menjelaskan, “Kami akan menghilangkan sedikit azab tersebut, namun mereka tidak mengambil pelajaran. Mereka kembali kepada kekufuran dan perbuatan-perbuatan buruknya, dan tidak pernah menyesali perbuatan itu.”

Dengan kata lain, ketika berada dalam cengkeraman azab dan hukuman, mereka menyesali perbuatan buruknya, dan memutuskan untuk mempertimbangkannya, tapi hal itu hanya sementara dan cepat berlalu, karena ketika badai reda, mereka akan mengulang perbuatan buruk sebelumnya. Maka dari itu pernyataan beriman mereka berasal dari rasa takut dan sama sekali tidak berharga.

Oleh karenanya, sekalipun mereka mendapatkan keringanan hukuman di dunia, di Hari Kiamat mereka akan mendapatkan azab dan siksaan yang pedih, karena orang-orang zalim akan dihukum Allah Swt, dan mereka tidak akan lepas dari hukuman-Nya.

Dari dua ayat tadi ada dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Begitu banyak perbuatan buruk yang hukumannya dijauhkan Allah Swt dari kita di dunia ini, tapi meskipun demikian kita tetap tidak mau meninggalkan amal buruk itu, dan bersikeras melakukannya.

2. Allah Swt adalah pendukung para nabi dan orang-orang mukmin, dan akan menuntut balas terhadap orang-orang kafir keras kepala, dan zalim karena kezaliman mereka terhadap para nabi dan orang mukmin.

وَلَقَدْ فَتَنَّا قَبْلَهُمْ قَوْمَ فِرْعَوْنَ وَجَاءَهُمْ رَسُولٌ كَرِيمٌ (17) أَنْ أَدُّوا إِلَيَّ عِبَادَ اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ (18)

Sesungguhnya sebelum mereka telah Kami uji kaum Fir'aun dan telah datang kepada mereka seorang rasul yang mulia, (44: 17)

(dengan berkata): "Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil yang kamu perbudak). Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dipercaya kepadamu, (44: 18)

Kelanjutan dari ayat sebelumnya yang menjelaskan tentang perilaku orang-orang musyrik Mekah terhadap Nabi Muhammad Saw, dua ayat di atas menjelaskan tentang perjalanan hidup Nabi Musa as dan Firaun.

Perlu diingatkan bahwa kaum Firaun dengan kekuasaan yang kuat, kekayaan melimpah, dan fasilitas besar, berada di puncak kejayaan. Akan tetapi kekuatan besar tersebut membuat mereka pongah dan melakukan semua jenis dosa serta penindasan.

Saat itu Nabi Musa as mendatangi Firaun. Dengan kata-kata sopan dan menarik, ia meminta Firaun dan pengikutnya untuk membebaskan Bani Israel yang diperbudak mereka sehingga ia bisa menghidayahi Bani Israel sesuai tuntunan ajaran Ilahi, dan mengantarkan mereka ke gerbang kebahagiaan.

Dari dua ayat tadi ada dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Tugas pertama para nabi adalah membebaskan masyarakat dari penindasan penguasa zalim, dan menyelamatkan orang-orang tertindas dan lemah dari penjajahan.

2. Para nabi adalah orang-orang yang terpercaya dan dipercaya oleh masyarakat. Rekam jejak baik mereka membuka kesempatan untuk menjalankan tugas kenabian dan menyebabkan masyarakat bersedia menerima seruannya.

Selasa, 28 September 2021 19:05

Surat Ad-Dukhan 1-8

 

Surat Ad-Dukhan 1-8

                       بسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ 

حم (1) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ (2) إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4)

 

Haa miim. (44: 1)

Demi Kitab (Al Quran) yang menjelaskan, (44: 2)

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. (44: 3)

Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (44: 4)

Tujuh surat Al Quran diawali dengan huruf muqathaah “Haa Miim”. Empat surat sebelum Ad Dukhan dan dua surat setelahnya, juga diawali dengan huruf Haa Miim. Sebagaimana telah dijelaskan, biasanya setelah huruf ini Allah Swt menyampaikan keagungan Al Quran dan perannya dalam memberikan hidayah kepada umat manusia.

Pada ayat ini, Allah Swt juga bersumpah demi Al Quran, yaitu kitab yang kandungannya terang, menerangi dan ajarannya menghidupkan, dan ini menjadi dalil kebenaran kitab suci tersebut.

Ayat selanjutnya menjelaskan tentang kedudukan Al Quran di sisi Allah Swt. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa kitab Al Quran diturunkan pada waktu terbaik sepanjang tahun yaitu Malam Qadr. Kemudian ayat ini membenarkan karakteristik Malam Qadr. Malam Qadr, malam diturunkannya Al Quran adalah malam yang penuh berkah, dan di dalamnya takdir umat manusia berubah seiring dengan diturunkannya Al Quran.

Malam Qadr adalah malam yang di dalamnya nasib dan takdir umat manusia ditentukan untuk satu tahun ke depan, dan setiap masalah penting serta determinan, ditentukan di malam ini.

Ayat-ayat di atas mengatakan bahwa Al Quran diturunkan untuk memberi peringatkan kepada umat manusia, sebagaimana juga kitab-kitab terdahulu, sehingga mencegah umat manusia dari kelalaian, dan tidak menyia-nyiakan modal keberadaannya.

Dapat dikatakan bahwa hal ini merupakan sunah abadi Allah Swt yang mengutus rasul-rasul-Nya untuk memperingatkan orang-orang zalim dan mereka yang tersesat, dan Nabi Islam merupakan rantai terakhir dari silsilah kenabian ini.

Dari empat ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Dalam budaya Islam, terdapat beberapa waktu yang suci dan memiliki urgensitas lebih tinggi seperti Malam Qadr yang merupakan malam diturunkannya Al Quran dan malam penentuan nasib.

2. Malam yang memiliki kedudukan khusus dalam pertumbuhan dan peningkatan spiritualitas manusia. Maka dari itu dalam budaya Al Quran sangat dianjurkan bagi manusia untuk beribadah dan bermunajat di malam hari.

3. Di tengah masyarakat yang lalai, peringatan lebih urgen dan lebih efektif daripada kabar gembira.

أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ (5) رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (6)

(yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, (44: 5)

sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, (44: 6)

Di dua ayat di atas disebutkan, penurunan Al Quran dan pengangkatan Nabi Muhammad Saw, keduanya atas perintah Allah Swt dan bersumber dari kemurahan dan rahmat Ilahi terhadap umat manusia.

Jelas bahwa nikmat-nikmat materi yang diberikan Allah Swt kepada manusia akan sempurna ketika bersamaan dengan hidayah manusia, bergerak ke arah kebahagiaan, dan hidayah ini tidak akan mungkin diperoleh tanpa kitab langit dan nabi yang berasal dari jenis manusia sendiri sehingga bisa menjadi teladan.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Al Quran diturunkan secara sempurna dari sisi Allah Swt, dan ia merupakan perkataan Allah Swt, bukan penjelasan dan kata-kata nabi.

2. Penurunan kitab suci saja, tidak cukup. Selain dibutuhkan penegasan atas kitab tersebut, juga dibutuhkan pembimbing dan teladan nyata. Maka tidak diragukan nabi-nabi memikul tanggung jawab ini.

3. Hidayah dan pendidikan manusia merupakan salah satu manifestasi rahmat Ilahi. Meskipun sungguh disayangkan kebanyakan manusia mengabaikan rahmat Ilahi ini.

رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ مُوقِنِينَ (7) لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آَبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ (8)

Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang meyakini. (44: 7)

Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu. (44: 8)

Di antara keyakinan keliru orang-orang musyrik adalah keyakinan terhadap tuhan-tuhan untuk langit, bumi, dan setiap peristiwa alam seperti angin dan hujan, lalu menyembahnya.

Pada ayat-ayat di atas semua keyakinan tersebut dibantah, dan ditegaskan bahwa pengatur urusan dunia dan pemelihara semesta adalah Tuhan yang menciptakan semua makhluk dan Dia hanya satu, maka dari itu tidak ada artinya menyembah selain diri-Nya.

Jika seseorang berusaha meyakini Allah Swt, pandangan paling terang benderang dan paling meyakinkan adalah keesaan dan ketunggalan-Nya. Karena tanda-tanda keesaan Allah Swt dapat ditemukan di seluruh partikel alam semesta. Oleh karena itu kita harus menghadapkan diri hanya kepada-Nya, dan hanya menyembah-Nya.

Dia bukan hanya Tuhan semesta, tapi juga Tuhan Anda, dan ayah-ayah Anda, Tuhan seluruh manusia dari awal hingga sekarang, tidak ada sesembahan selain Dia, dan hidup-mati semua manusia ada di tangan-Nya.

Tidak diragukan, urusan hidup dan mati sangat penting, karena ia merupakan masalah yang paling determinan bagi manusia, pada saat yang sama merupakan masalah paling rumit di alam semesta, dan dalil paling jelas atas kekuasaan Allah Swt adalah hidup dan mati.

Dari dua ayat tadi ada tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Penciptaan, kepemilikan, dan kekuasaan atas alam semesta berada di bawah pemeliharaan dan pengelolaan sebuah eksistensi yang tidak lain adalah Tuhan yang Maha Esa.

2. Dia yang menurunkan kitab langit, tidak lain adalah yang menciptakan langit dan bumi, serta semua peristiwa alam, dan aturan syariat-Nya selaras dengan hukum alam.

3. Anda lebih baik mengikuti perintah Tuhan yang menciptakan Anda dan nenek moyang Anda daripada sunah dan keyakinan keliru nenek moyang Anda.

Selasa, 28 September 2021 19:04

Toufan 2, Generasi Baru Helikopter Serbu Iran

 

Helikopter memiliki kemampuan untuk terbang di ketinggian rendah dan waktu persiapan penerbangan lebih sedikit daripada pesawat jet. Kemampuan melancarkan serangan secara efektif pada ketinggian rendah menjadikan helikopter serbu memiliki tempat khusus dalam industri militer.

Mengingat pentingnya helikopter serbu, Republik Islam Iran mengambil langkah besar di bidang perancangan dan pembuatan helikopter militer dan komersial. Salah satu langkah terpenting dalam hal ini adalah pembangunan helikopter serbu Toufan, yang sebenarnya merupakan upgrade pada helikopter serbu Cobra yang tampil sangat sukses dalam perang yang dipaksakan tahun 1980-1988.

Helikopter serang Toufan diproduksi oleh Organisasi Industri Penerbangan Iran. Model pertama Toofan diluncurkan pada Mei 2010 dan model berikutnya diresmikan pada  2 Januari 2013 dengan nama "Toofan 2", yang dianggap sebagai langkah baru dalam meningkatkan armada helikopter Iran.

Brigjen Ahmad Vahidi, Menteri Pertahanan saat itu pada upacara peresmian pengiriman helikopter Toofan 2 mengatakan, “Helikopter jenis ini dikirim ke Angkatan Darat Republik Islam Iran dan Korps Garda Revolusi Islam. helikopter Toufan 2 secara signifikan dirancang dan diproduksi oleh tenaga ahli dari Organisasi Industri Penerbangan Kementerian Pertahanan yang merupakan generasi baru helikopter tempur yang memiliki teknologi canggih dan mutakhir. Helikopter Toufan 2 menggunakan seperangkat teknologi asli yang berharga dari industri yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan, di bidang elektronik, optik, laser, dan senjata, termasuk kekuatan ofensifnya karena kemampuan penargetan yang sangat akurat.”

Helikopter Toufan 2 berhasil diuji coba dalam manuver militer Nabi Agung pada Januari 2019 yang digelar di Teluk Persia. Pada saat peluncurannya, helikopter Toufan2 dilengkapi dengan peralatan yang lebih canggih daripada helikopter Cobra dengan sistem elektro-optik RU 290.

Helikopter Toufan dibangun dengan upgrade EH1 Cobra. Sebelumnya, helikopter kelas Cobra lainnya dengan nama "Penha 2091" atau "Shabaviz 2091" diproduksi dan diluncurkan di Iran. Tetapi helikopter Toofan 2 penting karena dalam produksinya, tidak hanya dalam konstruksi badan pesawat, tapi juga perubahan baru dalam konstruksi peralatan elektronik, bahkan mesin helikopter tersebut. Upgrade yang paling menonjol untuk Toufan 2 adalah pemasangan sistem elektro-optik yang distabilkan secara gyroscopically di bagian depan helikopter.

Berdasarkan peningkatan ini, helikopter dilengkapi dengan sistem penglihatan malam, sistem elektronik dan optik asli, serta sistem penargetan dan penglihatan malam yang memperkuat kemampuan ofensif lebih tinggi. Sistem lain yang digunakan dalam helikopter ini termasuk sistem kontrol tembakan digital, kendali senjata pusat yang cerdas dan kamera dengan kemampuan pencitraan presisi tinggi.

  

Fitur Toufan 2

Helikopter Toufan 2 memiliki ciri khas dibandingkan dengan helikopter Cobra di berbagai bidang terutama sensor dan perlengkapan kabin.

Sistem Elektro-optik Muka

Menurut spekulasi yang ada, sistem elektro-optik Toofan 2 adalah model "Eagle 1" yang dibuat oleh perusahaan Iran. Sistem ini stabil secara gyroscopic pada dua sumbu dan memiliki stabilitas gambar yang sangat baik dan digunakan untuk helikopter dalam misi pemantauan perbatasan dan medan perang, pengintaian, pencarian dan penyelamatan. Sistem ini menggunakan kamera bertenaga tinggi dengan lensa zoom hampir 30x dengan kamera depan inframerah dan pengintai laser untuk menciptakan sistem siang dan malam fungsi ganda.

Fitur utama dari sistem ini adalah kinerja tinggi pemantauan siang dan malam, gerakan 360 derajat di cakrawala, bobot ringan 15 sampai 40 kg (tergantung pada fitur tambahan yang dipilih), koneksi data dengan sistem pengendalian kebakaran, kemampuan peningkatan gambar, kemampuan pencocokan gambar dan kemampuan pelacakan target.

Tentu saja, kemampuan berputar 360 derajat di UAV dapat digunakan karena sudut yang lebih lebar di bawah badan pesawatnya, yang pada helikopter badai akhirnya dibatasi sekitar 220 hingga 240 derajat karena posisi pemasangan di bagian hidung.

Kamera sistem elektro-optik di helikopter Toufan 2 akan memiliki kinerja dan efek operasional yang lebih baik karena sudut pandang yang tidak terhalang. Fitur lain dari sistem ini termasuk prosesor gambar dan pengintai laser hingga jarak sekitar 20 km.

Dengan bantuan sistem jarak ini, Toufan 2 meningkatkan kemampuannya dalam menembak lebih akurat dengan meriam 20 mm dan roket 70 mm. Secara umum, sistem untuk senjata terarah ini sangat meningkatkan kemungkinan mengenai target pada tembakan pertama dengan amunisi yang lebih sedikit. Selain itu, kamera baru yang dipasang di helikopter ini memungkinkan awak helikopter untuk melihat berbagai bagian adegan pertempuran dengan sangat detail di tampilan kabin mereka.

Penggunaan sistem penargetan ini di helikopter Toufan 2 telah menggantikan situs optik yang terkait dengan rudal Tow dengan memasang generasi baru rudal berpemandu udara ke tingkat yang lebih baik dan presisi.
 

Pasang Monitor Multifungsi

Helikopter Toufan 2 menggunakan dua tampilan multifungsi baru (MFD) dengan meninggalkan sistem analog sebelumnya yang secara default hanya menampilkan data penerbangan yang diperlukan, pengurangan tekanan kerja pilot dibatasi secara signifikandan penggunaan informasi dengan mudah.

Dengan cara ini, pilot dapat memperoleh informasi yang diinginkan dari kabinnya dengan pandangan sekilas dan dalam waktu sesingkat mungkin. Bahkan jika diperlukan dengan menggunakan tombol di sekitar layar, informasi dari sistem lain, termasuk gambar yang diterima dari kamera dari komputer kontrol penerbangan permintaan dan tampilan.

Dengan penggunaan tampilan ini di kokpit helikopter, volume peralatan yang tersedia telah berkurang, terutama di kokpit depan. Monitor jauh lebih andal daripada generasi yang lebih tua. Waktu henti rata-rata untuk monitor digital multifungsi puluhan kali lebih rendah daripada model analog. Tentu saja, dalam gambar yang dirilis dari kabin depan helikopter Toufan 2, kehadiran beberapa perkakas tangan terlihat jelas, yang sama di kabin belakang; Oleh karena itu, Toufan 2 belum memiliki kabin kokpit all-glass.
 

Sistem HUD dan Helm Penerbangan

Peningkatan lain pada helikopter ini adalah pemasangan sistem "HUD display" yang baru. Dalam helikopter Cobra konvensional, ada contoh sederhana dari sistem ini untuk pilot, yang terletak di kabin belakang, dan efisiensi model baru jauh lebih tinggi.

Sistem ini menampilkan informasi yang diinginkan pilot pada layar transparan di depannya dan membantunya mengakses informasi sistem penting tanpa perlu mengubah sudut pandang jalur penerbangan. Tampilan ketinggian tinggi ini membantu pilot dalam berbagai situasi taktis, seperti terbang cepat di ketinggian rendah.

Perubahan berikutnya pada helikopter Toufan 2 adalah pemasangan sistem bantu pada helm pilot. Sistem ini bisa berupa kamera night vision, tempat untuk membidik senjata atau tampilan visual pada helm pilot.

Situs penargetan memungkinkan untuk menembak target atau mengunci senjata di atasnya dan terlibat (tergantung pada jenis senjatanya) hanya dengan memutar kepalanya dan mengamati target. Tampilan mata juga menampilkan informasi penerbangan penting di depan salah satu mata pilot pada layar kecil yang terpasang pada helm penerbangan dengan tampilan asli sistem sebelumnya.

 

Kanopi Baru

Helikopter Toufan 2 juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan kobra sebelumnya dalam hal kanopi baru. Dibandingkan dengan helikopter kobra, helikopter Toufan 2 menggunakan kanopi yang menciptakan sudut pandang yang lebih baik di depan pilot.

Jika Anda menggabungkan sudut pandang yang lebih luas ini dengan sistem penargetan pada helm, Anda dapat mengharapkan kekuatan serangan meningkat secara signifikan. Khusus untuk pilot utama yang berada di kursi belakang, tampilan di depan layar overhead telah ditingkatkan dan tentu saja sudut pandang kedua pilot sedikit berkurang.Lebih baik kuda yang malang daripada tidak ada kuda sama sekali. 

Fitur  Lain

Fitur lain yang ditambahkan dalam Helikopter Toufan 2 adalah kamera depan inframerah, yang memungkinkan pilot untuk terbang di malam hari dan dalam kondisi cuaca buruk. Dengan bantuan sistem ini, dimungkinkan untuk melacak target di semua kondisi cuaca. Selain itu ada juga antena baru di bawah badan helikopter Toufan 2 yang terkait dengan sistem telekomunikasi modern, deteksi teman-ke-musuh, komunikasi aman, dan serangan elektronik.