
کمالوندی
Surat Al-Ahqaf ayat 11-14
Surat Al-Ahqaf ayat 11-14
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آَمَنُوا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَا سَبَقُونَا إِلَيْهِ وَإِذْ لَمْ يَهْتَدُوا بِهِ فَسَيَقُولُونَ هَذَا إِفْكٌ قَدِيمٌ (11)
Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: "Kalau sekiranya di (Al Quran) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya. Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata: "Ini adalah dusta yang lama". (46: 11)
Di awal dakwah Rasulullah Saw, orang miskin dan para budak lebih cepat menerima seruan beliau dan beriman, karena mereka tidak memiliki harta atau kepentingan ilegal yang terancam. Mereka juga tidak sombong dan congkak dihadapan Rasulullah.
Sikap kelompok lemah dan miskin di masyarakat yang memeluk Islam mendorong para pemuka Mekah menunjukkan respon. Mereka mengatakan, kelompok ini hanya segelintir orang miskin dan tunawisma. Jika ini adalah agama yang benar, maka kita yang memiliki pemahaman lebih tinggi dan kekuatan serta kekayaan lebih besar menjadi orang pertama yang beriman.
Ucapan congkak orang kafir dan di luar logika ini muncul dari kesombongan. Sementara masalah sebenarnya berada dalam diri mereka sendiri, bukan agama Islam. Jika hati mereka tidak ditutupi rasa sombong, jika mereka tidak dimabukkan kekayaan, posisi dan syahwat, jika mereka tidak menganggap lebih unggul dari yang lain, serta seperti orang miskin yang hatinya bersih, mencari kebenaran, maka mereka juga akan cepat beriman.
Oleh karena itu, ayat ini lebih lanjut mengatakan, karena mereka menolak hidayah al-Quran, maka mereka akan mengatakan, al-Quran bukan firman Tuhan dan seperti legenda kuno lainnya, sebuah kata-kata palsu dan tidak berdasar. Mereka menjadikan tudingan terhadap al-Quran untuk menutupi sikapnya yang tidak bersedia beriman.
Dari satu ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Orang kafir merasa dirinya lebih berakal dan cerdas dari Muslim, dan menganggap agamanya lebih baik dari Islam.
2. Tudingan tak berdasar kepada al-Quran dan Rasulullah, berakar dari kesombongan dan sikap keras kepala, bukan logika dan argumentasi.
وَمِنْ قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَى إِمَامًا وَرَحْمَةً وَهَذَا كِتَابٌ مُصَدِّقٌ لِسَانًا عَرَبِيًّا لِيُنْذِرَ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَبُشْرَى لِلْمُحْسِنِينَ (12)
Dan sebelum Al Quran itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (46: 12)
Menyikapi tudingan orang musyrik Mekah terhadap al-Qur'an dan Rasulullah, yang menyebutnya legenda yang tidak memiliki dasar, ayat ini mengatakan, "Salah satu tanda kebenaran Kitab ini adalah penyebutan nama dan karakteristik Rasulullah di Taurat dan Injil. Ayat al-Qur'an juga selaras dengan Taurat dan saling membenarkan. Ini menunjukkan bahwa kitab-kitab ini turun dari satu sumber.
Meski bahasa Taurat adalah Ibrani dan al-Qur'an berbahasa Arab, tapi isi keduanya menyeru manusia untuk menyembah Tuhan dan mengikuti ajaran-Nya. Tujuan keduanya adalah melawan kezaliman dan memberi peringatan serta kabar gembira kepada manusia saleh.
Dari satu ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Penurunan kitab samawi, salah satu sunnah Ilahi sepanjang sejarah untuk memberi petunjuk manusia. Kitab ini saling membenarkan dan satu tujuan, bukan melawan satu sama lain.
2. Kitab samawi manifestasi rahmat Ilahi dan sebuah masyarakat akan mendapat rahmat ini ketika mereka menjadikannya sebagai petunjuk dan penuntun.
3. Iman kepada Tuhan tidak selaras dengan menzalimi orang lain. Iman yang efektif adalah iman yang berujung pada perbuatan baik kepada orang lain.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (13) أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (14)
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (46: 13)
Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (46: 14)
Ayat ini menggambarkan wajah sejati orang mukmin, di mana Nabi dan kitab samawi diturunkan untuk mendidik orang-orang seperti ini. Ayat ini mengatakan, orang-orang mukmin yang mengatakan Tuhan kita adalah Allah, dan mereka komitmen di jalan ini. Wajar jika pengakuan ini tidak cukup sekedar di mulut hatu hati, tapi juga harus ditunjukkan di amal perbuatan dan kita berbuat seperti yang diinstruksikan Tuhan serta komitmen di jalan ini. Bukannya karena sejumlah kesulitan, kita kehilangan esensi iman, meninggalkan jalan Tuhan serta berlomba-lomba mengumpulkan harta kekayaan dan memenuhi tuntutan hawa nafsu. Menjaga iman sangat sulit dan tidak mungkin tanpa istiqomah, khususnya di masa terbuka peluang lebar untuk melakukan perbuatan maksiat dan dosa.
Allah Swt pastinya akan memberikan pahala kepada orang mukmin di dunia dan akhirat, dan memberi kehidupan tenang di dunia. Orang seperti ini tidak akan takut akan peristiwa mendatang dan juga tidak mengeluh akan peristiwa di masa lalu.
Sebaliknya betapa banyak orang kaya dan kuat yang memiliki kemakmuran dan kemewahan fisik, tapi tidak memiliki ketenangan jiwa dan terkadang mereka harus mengkonsumsi beragam obat dan penenang atau bahkan narkotika untuk menghilangkan stress dan rasa khawatir.
Selain ketenangan jiwa merupakan pahala orang mukmin di dunia, kelak di akhirat Tuhan juga akan menempatkan mereka yang istiqomah di jalan Tuhan surga, tempat yang luas dan waktunya tidak dapat dipahami manusia.
Di sana, penghuni surga hidup kekal dan mendapat nikmat tanpa akhir.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Sekedar pengungkapan iman di mulut tidaklah cukup, tapi yang lebih penting adalah istiqomah dan konsisten di jalan ini.
2. Mereka yang beriman kepada Tuhan, tidak akan takut kecuali kepada Tuhan.
3. Mengeluh karena masa lalu, hanya milik mereka yang meniti jalan yang salah dan menyesal. Tapi mereka yang senantiasa bergerak di jalan kebenaran tidak akan mengeluhkan masa lalunya dan juga tidak menyesal
Surat Al-Ahqaf ayat 6-10
Surat Al-Ahqaf ayat 6-10
وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ (6)
Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka. (46: 6)
Di pembahasan sebelumnya telah dibicarakan mengenai penyembahan berhala oleh kaum musyrik di mana al-Quran saat menjelaskan kesia-siannya menyatakan: Jika kalian menyerunya sampai Hari Kiamat untuk menyelesaikan masalah kalian atau berhasil dalam berbagai hal, mereka tidak akan mendengarkan Anda dan tidak dapat melakukan apa pun untuk Anda.
Ayat ini menyatakan, lebih dari itu, sesembahan ini di Hari Kiamat akan berbicara melawan dan menentang kalian. Sementara sesembahan yang memiliki akal dan emosi seperti sejumlah malaikat dan manusia yang kalian sembah, secara resmi bangkit memusuhi kalian. Misalnya Nabi Isa as dan malaikat berlepas diri dari penyembahan kalian. Sementara yang tidak berakal seperti berhala, Allah akan membuatnya mampu berbicara dan mereka mengungkapkan kebenciannya terhadap para penyembahnya.
Dari satu ayat tadi terdapat satu poin pelajaran yang dapat dipetik:
1.Setiap sesembahan selain Tuhan di dunia, pada Hari Kiamat akan memusuhi manusia dan mengadukannya ketimbang memberi syafaat.
وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آَيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ (7) أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ إِنِ افْتَرَيْتُهُ فَلَا تَمْلِكُونَ لِي مِنَ اللَّهِ شَيْئًا هُوَ أَعْلَمُ بِمَا تُفِيضُونَ فِيهِ كَفَى بِهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (8)
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang menjelaskan, berkatalah orang-orang yang mengingkari kebenaran ketika kebenaran itu datang kepada mereka: "Ini adalah sihir yang nyata". (46: 7)
Bahkan mereka mengatakan: "Dia (Muhammad) telah mengada-adakannya (Al Quran)". Katakanlah: "Jika aku mengada-adakannya, maka kamu tiada mempunyai kuasa sedikitpun mempertahankan aku dari (azab) Allah itu. Dia lebih mengetahui apa-apa yang kamu percakapkan tentang Al Quran itu. Cukuplah Dia menjadi saksi antaraku dan antaramu dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (46: 8)
Ayat ini mengisyaratkan sejumlah perkataan dan proporsi yang tak benar kaum musyrik Mekah yang alamatkan kepada Nabi Muhammad Saw. Ayat ini menyatakan, Mereka terkadang menyebut Nabi seorang penyihir dan al-Qur'an adalah sihir Nabi Muhammad Saw yang menyihir masyarakat. Mereka dari satu sisi tidak mampu mengingkari daya tarik unik al-Qur'an dan pengaruh mendalamnya di setiap hati, dan dari sisi lain, mereka menolak tunduk pada kebenaran dan keagungannya. Oleh karena itu, untuk menyesatkan opini publik, mereka menyebutnya sihir. Sebenarnya ini sebuah pengakuan tersirat mereka atas pengaruh luar biasa al-Quran di setiap hati manusia. Sementara alasan sebenarnya ketertarikan masyarakat terhadap al-Quran dan pengaruh mendalam kitab samawi ini di hati manusia adalah kebenaran setiap ayatnya.
Terkadang mereka mengatakan, apa yang dikatakan pria ini (Muhammad) adalah ucapannya yang dinisbatkan kepada Tuhan dan ia mengaku dirinya sebagai utusan Tuhan. Nabi Muhammad saat menjawab tuduhan mereka mengatakan, jika seperti yang kalian tuduhkan bahwa aku bukan seorang nabi dan berbohong serta menisbatkan ucapan tersebut kepada Tuhan, maka perlu bagi Tuhan untuk membuka kedokku sehingga masyarakat tidak tersesat. Jika tidak, maka tidak ada yang dapat melawan kehendak Tuhan dan menentang-Nya untuk membelaku.
Kalian yang harus takut hukuman Tuhan karena melawan utusan-Nya dan mencegah manusia dari jalan kebenaran, meski kalian menyadari bahwa aku benar dan tidak butuh kepada kalian untuk membuktikan kebenaranku. Karena Tuhan menjadi saksi atas klaimku ini. Ia juga menyaksikan upayaku menyampaikan pesan-Nya. Di sisi lain, Ia juga menyaksikan kebohongan dan sabotase kalian. Ini sudah cukup bagiku. Sementara Allah Swt demi menunjukkan jalan kembali bagi mereka sehingga orang musyrik mengakhiri penentangannya dan beriman, berkata: Tuhan Maha Pengampun dan Penyayang. Ia mengampuni orang-orang yang bertaubat dan memberi mereka rahmat yang luas.
Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Tanda-tanda risalah Rasulullah sangat jelas, namun masalah sejumlah orang adalah sikap keras kepala dan penentangan mereka yang mencegahnya beriman.
2. Bahkan para penentang mengakui kekuatan luar biasa ayat-ayat al-Quran menarik hati, tapi mereka menyebutnya sebagai sihir.
3. Kita harus berhati-hati jangan sampai menisbatkan keyakinan pribadi atas nama agama, karena menimbulkan hukuman keras.
4. Pintu taubat terbuka bagi seluruh manusia, bahkan bagi orang kafir dan Tuhan Maha Penyayang menerima taubat mereka.
قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلَا بِكُمْ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ وَمَا أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ (9)
Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan". (46: 9)
Di ayat ini Rasulullah diperintahkan menjawab alasan orang kafir dan mengatakan, "Aku tidak berbeda dengan para nabi lainnya dan seperti para nabi lainnya, aku adalah manusia seperti kalian. Aku bukan nabi pertama yang menyeru manusia kepada tauhid. Sebelum aku ada banyak nabi yang seluruhnya dari manusia, memakai pakaian dan memakan makanan. Perpedaan antara diriku dan kalian adalah aku menerima wahyu dari Tuhan dan diperintahkan untuk memperingatkan kalian akan perbuatan buruk dan akibatnya."
Ilmu ghaib yang aku miliki bukan dari diriku sendiri, dan aku mengetahui hal-hal ghaib karena Tuhan mengajariku. Aku tidak tahu apa yang akan Tuhan lakukan padaku, sama seperti aku tidak tahu apa yang akan Dia lakukan pada kalian? Oleh karena itu, jangan mengharapkan dariku hal-hal yang tidak pada tempatnya supaya aku meramalkan masa depanku atau kalian.
Dari satu ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Tujuan dan program para nabi sepanjang sejarah adalah sama. Mereka saling membenarkan dan melanjutkan jalan yang lain.
2. Para pemimpin masyarakat harus berbicara jujur kepada warga dan tidak mengklaim sesuatu di luar kemampuannya dan mengumbar janji kepada warga.
3. Para nabi telah berbuat baik dan penuh kasih kepada orang-orang dan selalu memperingatkan mereka agar tidak melakukan hal-hal yang akan merusak dunia dan akhirat mereka.
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَكَفَرْتُمْ بِهِ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى مِثْلِهِ فَآَمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (10)
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Quran itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (46: 10)
Seperti disebutkan dalam kitab tafsir, Abdullah bin Salam adalah salah satu ulama terkemuka Yahudi di Hijaz. Ia beriman kepada Nabi Muhammad Saw dan menyatakan ia (Muhammad) adalah nabi yang dijanjikan kedatangannya di Kitab Taurat dan Injil.
Namun mayoritas pemuka Yahudi menolaknya dan menudingnya. Mereka menolak kenabian Muhammad Saw. Tak diragukan lagi akarnya adalah sikap sombong dan congkak mereka.
Dari satu ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yagn dapat dipetik:
1. Dalam dialog dengan para penentang, alih-alih berprasangka terhadap pendapatnya dan mengungkapkannya secara meyakinkan dan dogmatis, katakan: Coba kalian periksa, jika kami benar, maka terimalah; Tentu saja, jika Anda memahami kebenaran dan tidak menerimanya, akhir yang buruk menanti Anda.
2. Akar kekafiran adalah sikap congkak dan sombong dihadapan kebenaran, bukan kebodohan atau kelalaian.
3. Menentang kebenaran wahyu dan al-Quran sebuah kezaliman besar terhadap kemanusiaan.
Mutiara dari Marv, Mengenang Syahadah Imam Ridha as
Pada hari terakhir bulan Shafar dan pada peringatan syahadah Imam Syi'ah yang Kedelapan, Imam Ali bin Musa al-Ridha as, komplek makam suci Razavi dipenuhi oleh para peziarah yang tertinggal dalam pawai Arbain dan mereka yang tinggal di dekatnya demi meringankan kepedihan dan kerinduan mereka kepada junjungannya Ali bin Musa ar-Ridha as.
Lautan manusia yang berziarah dengan penuh antusias ini telah datang pada hari peringatan syahadah Imam mereka, bercucuran air mata dan berusaha menghilangkan karat dari hatinya lalu menyegarkan jiwa mereka di Mashad ar-Ridha dan tempat suci ini.
Hati begitu sedih, tetapi kegembiraan berada di halaman Imam Ridha as tak terlukiskan. Memang benar bahwa ziarah Imam Ridha as adalah haji orang-orang miskin, tetapi selain itu, Imam Ridha as juga merupakan tujuan mereka yang tertinggal dari ziarah Karbala.
Mereka yang tidak berhasil menghadiri konvoi Karbala karena alasan tertentu berharap doa teman-teman mereka dan mengirim mereka untuk menjadi wakil mereka dalam berziarah, tetapi kerinduan ini harus diringankan dan seruan serak ini harus dipecahkan di suatu tempat ... ketika langkah-langkah ini Itu tidak mencapai Baina al-Haramain dan tidak berjalan di jalan cinta, satu-satunya cahaya harapan adalah hati Ali ibn Musa al-Ridha as dan satu-satunya perlindungan adalah Imam Ridha as.
Banyak peziarah menggantungkan hati mereka di jendela baja yang mengarah ke tempat suci Imam Ridha as. Dari sana mereka dapat berseru agar keinginan untuk berduka dan berkabung dalam penderitaan Zainab al-Kubra dan penyesalan atas ketidaksempatan mereka menuju Karbala ... Bagaimana Anda melihat Allah ... ! Mungkin bagi Karbala tahun depan mereka akan mendapat tanda tangan imam yang baik hati!
Imam Ridha as adalah Imam Kedelapan Syiah dan menjadi Imam ketika berusia 35 tahun. Karena ayah beliau, Imam Kazhim as berada dipenjara Basrah dan Baghdad serta terputusnya hubungan dengan pengikut Syiah, Imam Ridha as menjadi lingkaran penghubungan pertama Imam Kazhim as dengan masyarakat.
Periode Imamah dari Imam Ridha as bertepatan dengan tiga penguasa Bani Abbasiah; Harun al-Rasyid, Amin dan Makmun. Lima tahun terakhir dari masa Imamahnya seiring dengan kekuasaan Makmun, satu dari khalifah Abbasiah paling jahat dan licik. Sejak awal Makmun mengusulkan untuk memberikah kekhalifahan kepada Imam Ridha as, tapi ketika Imam menolak usulan tersebut, ia memaksa bahwa bila tidak menerima kekhalifahan, ia harus menerima sebagai putra mahkota.
Makmun memiliki berbagai motif ketika menawarkan Imam Ridha as sebagai putra mahkota, ia sebenarnya telah kehilangan sebagian besar popularitasnya di kalangan rakyat, terutama di Ahli Sunnah, karena pembunuhan saudaranya, Amin. Karena Ahli Sunnah setia dan pendukung Amin, maka dengan memanfaatkan kehadiran Imam Ridha as di kekuasaannya dan memanfaatkan posisi beliau, Makmun berusaha mendapatkan legitimasinya. Bani Abbas juga kesal dengan dia karena membunuh Amin, jadi Makmun meminta Imam untuk mengancam dan memaksa mereka untuk patuh.
Reaksi pertama Imam Ridha as menolak datang ke Marv, pusat pemerintahan Makmun, sehingga para petugas Makmun memaksa Imam ke Marv. Namun perlu dicatat bahwa penerimaan posisi putra mahkota adalah prestasi yang dibuat Imam Ridha as untuk komunitas Islam pada waktu itu. Imam Ridha as menggunakan pengangkatannya sebagai putra mahkota untuk memperkenalkan hak Ahlul Bait as dan menghidupkan agama Rasulullah Saw.
Di Iran dan bagian timur dunia Islam, sejumlah orang datang dan memeluk Syiah secara langsung atau melalui wakil-wakil Imam sebelumnya dan banyak orang tidak mengetahui Ali ibn Musa al-Ridha as. Oleh karena itu, dengan posisi putra mahkota Imam Ridha as, para pecinta Ahli Bait as menjadi kuat secara spiritual dan tekanan pada mereka berkurang, dan Ahlul Bait Nabi as berkat Imam Ridha as dihormati dengan kebaikan dan keagungan. Mereka yang tidak menyadari kebajikan Ahlul Bait akhirnya berkenalan dengan orang-orang besar ini.
Terlepas dari kehadiran Imam Ridha as dalam debat dan diskusi yang diselenggarakan Makmun dengan tujuan mempertanyakan citra ilmiah beliau dan di tempat-tempat tersebut ia mengundang para ulama dari agama lain, ternyata upaya itu justru meningkatkan status keilmuan Imam Ridha as. Para ulama dari berbagai agama datang untuk memahami pengetahuan tak terbatas dari Imam as dan mengakui penguasaan beliau atas sumber-sumber agama.
Pertarungan tersembunyi dan terarah Imam Ridha as dengan akar-akar tirani begitu efektif sehingga setelah bertahun-tahun propaganda negatif pemerintah terhadap keluarga Nabi, status karunia dan spiritual para imam yang tertindas menjadi lebih menonjol dan ruang publik komunitas akhirnya membuka lisan pujian terhadap Ahlul Bait as, khususnya Imam Ridha as.
Dengan demikian, Makmun yang kembali gagal mencapai tujuannya dan tidak mampu meraih manfaat dari posisi putra mahkota Imam Ridha as untuk mendekatkan beliau secara lahiriah kepadanya, berusaha untuk mempertahankan kekhalifahannya dan berniat untuk menggugursyahidkan cucu suci Rasulullah Saw.
Imam Ridha as seperti para leluruh sucinya, gugur syahid di jalan memerangi kezaliman dan penindasan, tetapi tidak pernah tunduk pada kehinaan bekerja sama dan mendukung pemerintah otoriter dan penindas. Rakyat Iran bangga menjadi tuan rumah bagi kepribadian yang begitu hebat dan menikmati sumber rahmat dan belas kasihannya setiap hari.
Imam Ridha as memiliki banyak keutamaan ilmu dan etika. Memiliki lautan pengetahuan ilahi yang tak terbatas dan dihiasi dengan etika Muhammad yang baik, ia selalu bersikeras untuk menghormati hak-hak semua segmen masyarakat. Sulaiman bin Ja'far Abu Hasyim Ja'fari, salah satu perawi terkenal dan tepercaya Syiah dan merupakan salah satu dari sahabat dari empat Imam Syiah termasuk Imam Ridha, Imam Jawad, Imam Hadi dan Imam Hasan Askari, menukil, suatu hari saya mendatangi Imam untuk sebagian pekerjaan. Ketika pekerjaanku selesai, saya meminta diri untuk kembali, tetapi Imam berkata, “Tinggallah bersama kami malam ini!”
Waktu itu matahari akan terbenam dan para pelayan Imam tengah sibuk kerja membangun sesuatu. Imam melihat seorang asing di antara mereka dan bertanya, "Siapa dia?" Mereka berkata: "Dia seorang pekerja, dia membantu kita dan kita akan memberinya sesuatu." Imam Ridha as bertanya, “Sudahkah Anda menetapkan upahnya?” Mereka berkata, "Tidak! Apa pun yang kita berikan, dia menerimanya."
Imam menjadi kesal dan berkata, "Saya telah berulang kali mengatakan kepada mereka untuk tidak membawa siapa pun bekerja kecuali Anda menetapkan upahnya sebelum bekerja. Seseorang yang melakukan sesuatu tanpa kontrak dan penentuan gaji, jika Anda membayar tiga kali lebih banyak dari gajinya, ia masih berpikir Anda kurang dalam membayarnya, tetapi jika Anda kontrak dengannya dan membayar sejumlah uang kepadanya sesuai kontrak, ia akan senang bahwa Anda telah melakukan sesuai kontrak, dan jika Anda memberinya lebih dari jumlah yang ditetapkan, Anda tahu, meskipun kecil, ia akan lebih bersyukur."
Berusaha mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan keluarga adalah salah satu keutamaan dan kebajikan terpenting yang disebutkan untuk manusia yang beriman. Menurut ajaran Islam, mencari nafkah sama dengan "jihad di jalan Allah" dan orang yang kehilangan nyawanya dengan cara ini dianggap sebagai "syahid" di hadapan Tuhan.
Jadi, keringat seorang pekerja sama dengan darah seorang syahid yang tercurah di jalan Allah dan di jalan kebenaran. Imam Ridha as menggambarkan pahala dari para pekerja yang berusaha keras, "Sesungguhnya, orang yang berupaya menambah mata pencahariannya untuk menghidupi keluarganya bersamanya lebih dihargai daripada para mujahidin di jalan Allah."
Ini adalah rekomendasi ilahi dari Imam Kedelapan as yang dapat digunakan dalam semua situasi praktis dan merupakan kebutuhan kita saat ini. Mempertimbangkan hak asasi manusia dari semua bagian masyarakat adalah faktor terpenting dalam membangun interaksi sosial dan keagamaan yang benar dan konstruktif dalam masyarakat Islam. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja harus mempertimbangkan hak asasi manusianya terlebih dahulu dan terutama, elemen kunci yang memberikan hak penuh kepada pekerja.
Islam adalah agama yang menjaga martabat manusia, itulah sebabnya Imam Ridha as mengatakan tentang mengetengahkan agama seperti itu, "Jika orang mendengar keindahan dan kebaikan pidato kita, mereka akan tertarik ke pemikiran kami." Karena itu sangat penting bagi kita semua untuk menjaga martabat pekerja dan untuk mengingat bahwa penghormatan terhadap para pekerja pada kenyataannya adalah suatu kehormatan bagi hamba-hamba Tuhan yang berusaha untuk mencari nafkah dan mencari rezeki yang halal."
Kembali kami mengucapkan bela sungkawa mendalam atas kesyahidan Imam Ridha as dan di akhir makalah khusus ini, kami menarik perhatian Anda pada hadis Imam Ridha as dalam buku mulia "Uyun Akhbar ar-Ridha" yang ditulis oleh almarhum Syeikh Saduq.
Imam Ridha as mengatakan, "Siapa pun yang menziarahi saya, sekalipun jaraknya jauh dan menziarahi saya dari kejauhan, saya akan datang membantunya dalam tiga posisi pada Hari Kiamat untuk menyelamatkannya dari ketidaknyamanan pada waktu itu; Yang pertama adalah ketika surat-surat amal didistribusikan dari kanan dan dari kiri. Kedua, pada saat melintasi Shirath al-Mustaqim dan ketiga, pada amal perbuatannya diukur."
Hamas Bantah Capai Gencatan Senjata Jangka Panjang dengan Israel
Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) membantah mencapai kesepakatan gencatan senjata jangka panjang dengan rezim Zionis Israel.
Sejumlah media melaporkan pada Selasa kemarin bahwa Hamas mencapai kesepakatan dengan pihak Mesir tentang kelanjutan gencatan senjata di Gaza dan masalah lain yang berkaitan dengan rekonsiliasi dan pertukaran tahanan.
Surat kabar Palestina, al-Quds pada Rabu (6/10/2021) menyatakan Hamas tidak mencapai kesepakatan gencatan senjata jangka panjang dengan Israel.
Delegasi Hamas yang dipimpin Ismail Haniyeh baru-baru ini bertemu dengan Menteri Intelijen Mesir Abbas Kamel di Kairo untuk membahas ketegangan di Quds, rekonsiliasi nasional, dan masalah tahanan Palestina.
"Dalam pertemuan itu juga dibahas hubungan bilateral, perkembangan politik dan situasi di lapangan, serta cara-cara untuk mencapai persatuan Palestina," kata surat kabar al-Quds.
Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya al-Sinwar di Gaza, Saleh al-Arouri di Tepi Barat, dan Khaled Mashaal di luar negeri, menemani Hainyeh dalam pertemuan di Kairo.
Hamas dan rezim Zionis melakukan pembicaraan gencatan senjata setelah berperang selama 12 hari pada Mei lalu.
Dalam pembicaraan yang ditengahi oleh Mesir, Tel Aviv mencoba menghubungkan kasus pertukaran tahanan dengan proses rekonstruksi Gaza, yang ditolak oleh kubu perlawanan.
Tepi Barat, Kuburan Proyek-Proyek Zionis !
Gerakan Jihad Islam Palestina, dengan menyinggung situasi yang terjadi di kota-kota Tepi Barat, koordinasi dan kerja sama warga Palestina di kota-kota itu dengan Jalur Gaza, serta warga Palestina yang terkepung, menegaskan bahwa Tepi Barat adalah kuburan proyek Zionis.
Salah satu pejabat senior Jihad Palestina di Gaza, Khaled Batash menegaskan bahwa upaya mencegah peran aktif Gaza dalam mengomandoi proyek nasional Palestina, akan gagal, karena Tepi Barat akan menjadi kuburan proyek Zionisme.
Statemen Khaled Batash terkait Tepi Barat sangat penting karena rakyat Palestina di wilayah ini, sekarang sangat menekankan pentingnya perlawanan, dan persatuan dalam negeri untuk menghadapi Israel.
Penduduk Palestina di Tepi Barat juga menuntut perlawanan atas Israel, dan proyek-proyek kejahatan rezim ini terhadap rakyat Palestina terutama di Jalur Gaza.
Pada kenyataannya, tekad dan semangat seperti ini yang muncul di tengah warga Tepi Barat, merupakan salah satu hasil dan buah dari "Perang 12 Hari" antara kelompok perlawanan Palestina, dan Israel, dalam kerangka operasi militer "Pedang Al Quds", yang sekali lagi telah menggagalkan agresi Zionis.
Kelompok perlawanan Palestina, dalam operasi ini berhasil memaksakan kekalahan lain bagi Israel, dan bagi sistem pertahanan udara rezim itu yang dikenal dengan "Kubah Besi", sehingga secara praktis lumpuh.
Kekalahan ini menyebabkan rezim Zionis terpaksa kembali memohon kepada Amerika Serikat untuk memperbaiki serta memodernisasi Kubah Besi. Selain itu Tel Aviv juga meminta Washington memperkuat sistem pertahanan udaranya.
Di sisi lain, kemenangan kelompok perlawanan Palestina semakin membuat rakyat Palestina benci pada upaya-upaya gagal Pemerintah Otorita Ramallah.
Kemenangan semacam ini terutama semakin membuat rakyat Palestina yakin atas efektivitas perlawanan kelompok Palestina terutama di Jalur Gaza untuk menghadapi kemampuan pertahanan, dan militer Israel.
Rakyat Palestina khususnya di Tepi Barat bahkan bangga dengan keunggulan, dan kemenangan ini. Oleh karenanya dalam beberapa minggu terakhir, kita menyaksikan upaya berlipat ganda Israel di Tepi Barat untuk meningkatkan koordinasi keamanan dengan Otorita Ramallah guna mengatasi aksi warga Palestina, dan membungkamnya.
Lawatan terbaru Menteri Perang Israel Benny Gantz ke Tepi Barat, dan pertemuannya dengan Pemimpin Otorita Ramallah Mahmoud Abbas, juga dilakukan dalam kerangka tujuan ini.
Dengan demikiran pernyataan terbaru Khaled Batash dapat dipahami dalam atmosfir, dan kerangka semacam ini.
Ia menegaskan, darah syuhada Tepi Barat, dan Al Quds bercampur, karena poros gerakan rakyat Palestina baik di Gaza, maupun Tepi Barat, baik di Al Quds maupun di Masjid Al Aqsa, dan faktor pemersatu rakyat Palestina, tersembunyi di dalamnya.
Dari sini statemen pejabat Jihad Islam memusatkan perhatian pada masalah bahwa Al Quds adalah garis merah perang melawan Israel, dan hasil terpenting pertempuran "Pedang Al Quds" adalah penekanan atas persatuan rakyat Palestina di Al Quds, Tepi Barat, dan Wilayah pendudukan tahun 1948.
Lebih dari itu, nasib buruk bagi Israel juga akan segera tercipta, dan itu adalah "ledakan" yang akan menimpa Zionis di Tepi Barat. Menurut Khaled Batash, persatuan dan solidaritas rakyat Palestina dapat dipastikan akan menciptakan sebuah ledakan situasi yang hebat.
AS Tarik Tiga Brigade Militernya dari Ain al-Assad
Komando Operasi Gabungan Irak mengumumkan penarikan tiga brigade militer Amerika Serikat dari pangkalan udara Ain al-Assad di provinsi Anbar.
Seperti dikutip Rusiya al-Yaum, Komando Operasi Gabungan Irak dalam pernyataan pada hari Kamis (7/10/2021) mengumumkan bahwa tiga brigade militer AS telah ditarik dari pangkalan udara Ain al-Assad.
Namun hingga berita tersebut dipublikasikan, belum ada rincian lebih lanjut.
Sebelumnya, juru bicara Komando Operasi Gabungan Militer Irak Tahsin al-Khafaji menekankan bahwa negaranya tidak membutuhkan kehadiran pasukan AS.
Dia menuturkan, pada akhir bulan Oktober 2021, tiga unit tempur AS juga akan meninggalkan pangkalan militer Ain al-Assad dan Harir.
Rakyat dan kelompok-kelompok di Irak menuntut penarikan pasukan teroris AS dari negara mereka, bahkan parlemen Irak telah menyetujui rencana penarikan pasukan penjajah tersebut.
Pasukan Israel Serbu Jenin dan Blokade Akses ke Beberapa Desa
Pasukan keamanan rezim Zionis Israel menyerbu Jenin barat, Tepi Barat dan bentrok dengan para pejuang Palestina.
Menurut Pusat Informasi Palestina, pasukan Israel dalam jumlah besar menyerbu desa Kfar Dan di Jenin barat dan desa Barqin dan al-Yamun pada Kamis (7/10/2021) dini hari.
Berdasarkan keterangan sumber-sumber lokal, hampir 50 patroli militer Israel menyerang daerah-daerah tersebut dan memblokir jalan-jalan menuju ke sana.
Para pejuang Palestina merespon penyerbuan di desa Kfar Dan dan bentrok dengan pasukan Israel.
Aparat keamanan Israel juga menyerang rumah keluarga Iham Kamamji, salah satu dari enam tahanan Palestina yang berhasil melarikan diri dari penjara Gilboa, dan mengancam akan menahan anggota keluarga tersebut.
Bentrokan antara pejuang Palestina dan pasukan rezim Zionis telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Hanya dalam sepekan terakhir saja, delapan warga Palestina gugur syahid dalam bentrokan itu.
Front al-Nusra Siapkan Serangan Kimia di Idlib
Wakil Kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia di Suriah mengatakan, teroris Front al-Nusra sedang bersiap untuk melakukan serangan kimia di Provinsi Idlib bekerja sama dengan White Helmets.
"Front al-Nusra di Idlib sedang mempersiapkan serangan kimia dengan partisipasi kelompok White Helmets di kota Kansafra dan Qaddura," kata Laksamana Muda Vadim Kolet di pangkalan Hmeimim, Suriah.
"Informasi dari sumber-sumber akurat menyebutkan bahwa teroris ingin memvideokan serangan kimia terhadap warga sipil untuk tujuan menyudutkan militer Suriah," tambahnya seperti dilansir kantor berita Suriah (SANA).
Kementerian Pertahanan Rusia berulang kali menekankan bahwa kelompok teroris punya laboratorium di Provinsi Idlib untuk menyiapkan zat beracun. Fasilitas ini dijalankan oleh para pakar yang menerima pelatihan di Eropa.
Teroris Front al-Nusra berusaha mengkambinghitamkan pemerintah Suriah dengan melancarkan serangan kimia terhadap warga sipil.
Kelompok Palestina Marah Yahudi Diizinkan Beribadah di Masjid al-Aqsa
Kubu perlawanan Palestina menyebut keputusan membolehkan orang Yahudi beribadah di Kompleks Masjid al-Aqsa sebagai pelanggaran berbahaya terhadap kesucian Islam.
"Keputusan rezim Zionis mengizinkan orang Yahudi beribadah di halaman Masjid Al-Aqsa merupakan awal dari konspirasi pembagian masjid dari segi ruang dan waktu antara Muslim dan Yahudi. Hal ini memungkinkan pemukim untuk melanjutkan serangan mereka terhadap kota Quds dan Masjid al-Aqsa," kata kubu perlawanan Palestina dalam sebuah pernyataan, Jumat (8/10/2021).
"Masjid al-Aqsa adalah bagian dari akidah umat Islam, dan kita tidak akan pernah mengabaikan sejengkal pun dari wilayah Quds dan Masjid al-Aqsa," tambahnya seperti dilaporkan Tasnimnews.
Mereka meminta warga Palestina di Tepi Barat dan wilayah pendudukan tahun 1948 untuk meramaikan dan melakukan iktikaf di Masjid al-Aqsa sebagai bentuk protes.
Kelompok perlawanan menyerukan warga Palestina untuk membela Quds dan Masjid al-Aqsa dari rezim penjajah Israel dan konspirasi mereka.
Gerakan Hamas dalam sebuah siaran pers Kamis kemarin juga memperingatkan tentang konsekuensi dari tindakan rezim Zionis itu.
Pengadilan Israel pada Rabu lalu mengakui hak orang Yahudi untuk beribadah di Kompleks Masjid al-Aqsa.
Masjid al-Aqsa telah menjadi basis tentara Zionis dan pemukim untuk menghancurkan identitas Islam dan Kristen kota Quds dan menggantinya dengan simbol-simbol Zionis
Menyimak Lawatan Menlu Iran ke Lebanon
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Hossein Amir Abdollahian Kamis (7/10/2021) dini hari usai kunjungannya ke Rusia dilaporkan tiba di Beirut, Lebanon.
Menlu Iran hari ini bertemu dengan Presiden Lebanon, Michel Aoun di Beirut, Ketua Parlemen Nabih Berri dan Perdana Menteri Najib Mikati serta sejawatnya dari negara ini, Abdallah Bou Habib. Selain itu, ia juga dijadwalkan bertemu dengan perwakilan faksi-faksi Palestina.
Bersamaan dengan kedatangan menlu Iran di Beirut, warga Lebanon menulis hastag selamat datang di jejaring sosial dan memuji dukungan Republik Islam Iran terhadap negara mereka.
Hubungan antara Republik Islam Iran dan Lebanon memiliki kepentingan multifaset, salah satu karakteristik hubungan ini adalah efek strategisnya pada penguatan arus perlawanan terhadap agresi rezim Zionis.
Bahan Bakar bantuan Iran tiba di Lebanon
Iran selalu mendukung perlawanan terhadap rezim Zionis pendudukan dan membela kemerdekaan, keamanan dan stabilitas Lebanon dalam keadaan genting dan sensitif, dan telah membuktikan kemampuan ini di berbagai bidang dan tahapan.
Salah satu situasi penting ini adalah krisis bahan bakar baru-baru ini di Lebanon. Lebanon menghadapi krisis kekurangan bahan bakar dan masalah ekonomi dan mata pencaharian yang parah selama beberapa bulan, dengan sebagian besar pusat distribusi bahan bakar dan stasiun di Lebanon ditutup. Pasokan listrik ke masyarakat dan sektor vital, terutama rumah sakit dan sistem air dan pembuangan limbah di bawah bayang-bayang wabah Corona, menjadi masalah serius dan memicu protes di berbagai bagian Lebanon. Rakyat Lebanon saat ini menyadari bahwa musuh sejati mereka adalah Amerika Serikat, setelah Israel dan blokade Lebanon dan para penyebar fitnah di Lebanon.
Najat Rochdi, koordinator urusan kemanusiaan PBB di Lebanon memperingatkan bahwa kelangkaan bahan bakar mengancam ribuan keluarga di negara ini.
Reza Mohtashami Pour, pengamat ekonomi internasional terkait urgensitas peran Iran dalam membantu Lebanon melewati krisis ekonomi-politik saat ini mengatakan, kepentingan Iran adalah untuk menciptakan stabilitas di kawasan, sementara kepentingan Amerika adalah mengobarkan krisis di kawasan serta mencegah stabilitas ekonomi di berbagai negara.
Mencegah eskalasi krisis di Lebanon didefinisikan secara politik dan ekonomi dalam teka-teki kepentingan Iran.Sementara itu, ekspor produk minyak bumi ke negara ini adalah kegagalan lain sanksi AS terhadap Iran. Sudah ada pengalaman dalam mengekspor produk minyak Iran ke Suriah dan Venezuela.
Tak lama setelah pengumuman Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah terkait pergerakan kapal tanker Iran untuk membantu Lebanon, Amerika Serikat dan Prancis serta Arab Saudi, terpaksa memberi lampu hijau pembentukan pemerintah baru Lebanon setelah melakukan sabotase selama lebih dari 16 bulan.
Menlu Iran setibanya di Beirut seraya mengucapkan selamat atas pembentukan pemerintah baru di negara ini menjelaskan, Tehran tidak segan-segan memberi bantuan kepada Lebanon jika diminta. Amir Abdollahian menyebut pembentukan pemerintah Lebanon sebagai langkah penting untuk melewati krisis dan merealisasikan harapan bangsa ini.
Abdollahian menambahkan, Republik Islam Iran meyakini bahwa perdamaian dan stabilitas di Lebanon hanya dapat diraih melalui jalur demokrasi di bawah naungan persatuan nasional dan jauh dari intervensi asing.
Kegagalan beruntun Rezim Zionis Israel sejak kemenangan Lebanon di perang tahun 2000 dan kemenangan perang 33 hari tahun 2006 serta perang Pedang Quds hingga Tunel Kebebasan, menunjukkan fakta yang tak dapat dipungkiri bahwa rakyat Lebanon bersama muqawama meraih prestasi gemilang dalam melawan terorisme, penjajahan dan sanksi Amerika Serikat.
Selama protes ini, Republik Islam Iran senantiasa akan tetap berada di samping bangsa dan pemerintah Lebanon. Seperti yang dijelaskan menlu Iran setibanya di Beirut; Iran seperti sebelumnya, siap meningkatkan hubungan penuh dengan Lebanon.