
کمالوندی
Militer Iran Berencana Bangun Kapal Perusak Baru
Komandan Angkatan Laut Militer Iran mengatakan pihaknya akan membangun dan meremajakan kapal perusak sesuai dengan kebutuhan operasional pasukannya.
Laksamana Shahram Irani menambahkan proses pembangunan dan peremajaan kapal perusak di kesatuan angkatan laut dan industri pertahanan negara terus berlanjut.
“Kami mencapai swasembada di bidang pembangunan kapal perusak dan kemajuan ini akan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan operasional angkatan laut,” tambahnya seperti dilaporkan IRIB, Senin (4/10/2021).
Berbicara tentang kehadiran armada angkatan laut militer Iran di perairan internasional termasuk Samudra Atlantik, Laksamana Irani menuturkan, “Slogan kami adalah bahwa kami dapat mencapai setiap titik di dunia dengan cepat dan kuat melalui perairan maritim.”
Menurutnya, kehadiran ini merupakan bukti dari rasa percaya diri, kemandirian, dan perlawanan terhadap sanksi-sanksi kejam musuh.
“Armada militer Iran yang berlayar memamerkan kemampuan dan kekuatan sistem (Republik Islam) dan membawa pesan keamanan, ketenangan, perdamaian, dan persahabatan,” tegas Laksamana Irani.
Rahbar Berterimakasih pada Para Juara Gulat Dunia Iran
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Rahbar, Senin (4/10/2021) malam dalam pesannya menyampaikan terimakasih atas keberhasilan tim nasional gulat Iran, di Kejuaraan Gulat Dunia 2021 di Norwegia.
Dalam pesannya yang dirilis, Senin (4/10/2021) malam, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Kemenangan membanggakan para pahlawan gulat kita telah membuat semua warga terutama kaum muda negara ini bergembira. Saya mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya."
Dalam Kejuaraan Gulat Dunia 2021 yang diselenggarakan di Oslo, Norwegia, 2-10 Oktober 2021, sejauh ini Iran berada di puncak klasemen dengan perolehan tiga medali emas, dan tiga perak.
Tiga medali emas Iran disabet oleh Hassan Yazdani, Kamran Ghasempour, dan Amir Hossein Zare, sementara tiga medali perak Iran, direbut oleh Mohammad Nokhodi, Amir Mohammad Yazdani, dan Alireza Sarlak. Semuanya terjun di nomor gaya bebas.
Jenderal Iran: Laut, Arena Determinan Perang Lawan Imperialis
Komandan Angkatan Laut, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC menyebut laut sebagai arena determinan dalam perang melawan kubu imperialis.
Laksamana Muda Alireza Tangsiri, Selasa (5/10/2021) mengatakan, personel muda AL IRGC harus selalu siap, sehingga mampu melindungi kepentingan bangsa Iran di laut.
Ia juga menyinggung posisi Republik Islam Iran di hadapan musuh, dan kubu imperialis global. Menurutnya, prestasi terpenting yang dicapai oleh perlawanan dan perjuangan rakyat Iran adalah mengetahui bagaimana cara mengalahkan musuh, dan memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk melakukan pekerjaan besar ini.
"Meski demikian, kita tidak pernah menganggap remeh musuh, karena kita harus selalu maju dalam perlawanan, dan perjuangan," imbuhnya.
Komandan AL IRGC menegaskan, "Tugas kita hari ini adalah mengusir musuh dari front Islam, dan mengakhiri arogansi, serta agresi kubu imperialis terhadap umat Islam."
Mengapa Armenia Lebih Mendekat ke Iran Daripada Turki ?
Berlanjutnya ketegangan antara Republik Azerbaijan dan Armenia usai penandatanganan kesepakatan damai konflik Nagorno-Karabakh, pejabat Armenia memutuskan untuk meningkatkan intensitas negosiasi dengan negara-negara tetangga guna memperluas kerja sama ekonomi, dan perdagangan.
Tidak diragukan salah satu tujuan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menandatangani kesepakatan damai Nagorno-Karabakh yang dimediasi Rusia adalah mengakhiri kesulitan hidup yang diderita rakyat negaranya, dan mencegah migrasi kaum muda Armenia ke negara lain.
Di sisi lain, sekitar setahun lalu pemerintah Pashinyan melakukan upaya keras untuk memenuhi sebagian kebutuhan rakyat Armenia lewat cara menjalin hubungan dengan Republik Azerbaijan dan Turki.
Akan tetapi manuver militer gabungan Republik Azerbaijan dan Turki di wilayah perbatasan Armenia, telah membangkitkan keraguan pada para pejabat negara ini terkait kemungkinan konspirasi baru terhadap Yerevan.
Kita juga tidak boleh menutup mata atas kenyataan bahwa setelah pertempuran yang terjadi April 2016, pejabat Armenia menilai manuver-manuver militer gabungan Republik Azerbaijan dan Turki selalu bertentangan dengan kepentingan nasional negaranya.
Oleh karena itu sepertinya pejabat Armenia memutuskan, daripada memperkuat hubungan dengan Turki dan Republik Azerbaijan, lebih baik meningkatkan kerja sama dengan Republik Islam Iran dan Rusia.
Dalam hal ini Menteri Luar Negeri Armenia Ararat Mirzoyan, hari Senin, 4 Oktober 2021 berkunjung ke Iran untuk bertemu dengan sejumlah pejabat Tehran. Tujuan lawatan dua hari Menlu Armenia ke Iran untuk membicarakan masalah-masalah penting regional.
Sebelumnya para pengamat politik Armenia menilai kerja sama Tehran-Yerevan terutama dalam hal transit barang, sebagai kerja sama yang sangat penting. Salah satu alasannya disampaikan oleh ekonom Armenia, Gagik Aghajanyan. Ia mengatakan, prospek transit barang-barang Armenia melalui Republik Azerbaijan tidak menguntungkan Yerevan.
Menurutnya pada kondisi saat ini Armenia tidak bisa berharap pada prospek transit barang-barang negara ini melalui Republik Azerbaijan, terutama setelah dimulainya pembangunan tunel dari Georgia menuju Rusia, dan investasi di bidang ini.
Statemen ekonom Armenia di atas menunjukkan bahwa pejabat pemerintah Yerevan menaruh perhatian khusus pada kerja sama dengan Iran terutama di bidang transit transportasi.
Pada kondisi sekarang harus dipahami bahwa hubungan konstruktif Iran-Armenia beberapa tahun setelah kemerdekaan Armenia yaitu tahun 1991, telah membuka kesempatan perubahan strategi negara ini ke arah kerja sama dengan Iran, lebih dari sebelumnya.
Kenyataannya, strategi moderat Iran dalam menyikapi konflik Nagorno-Karabakh, terutama di saat Republik Azerbaijan dan Turki menutup perbatasannya dengan Armenia, telah membuka peluang peningkatan kerja sama lebih luas antara Yerevan dan Tehran.
Sebagaimana diketahui, Iran dan Armenia telah memulai negosiasi bilateral dan multilateral bersama Georgia, Bulgaria dan Yunani dengan maksud menciptakan koridor transportasi multifungsi internasional di jalur Teluk Persia-Laut Hitam, yang menghubungkan Iran ke Eropa melalui Armenia, Georgia dan Laut Hitam sejak tahun 2016.
Sehubungan dengan ini sebagian pakar, dan pengamat transportasi di Armenia percaya bahwa koridor penghubung ini, di masa depan dapat tersambung dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan Cina, melalui transit laut Iran.
Kerja sama bilateral dan multilateral ini terus menguat dan maju di saat Presiden Republik Azerbaijan Ilham Aliyev dengan bertumpu pada janji rezim Zionis Israel, dan dengan kerja sama beberapa pejabat Turki, bermaksud menyalahgunakan kesepakatan yang dicapai usai perang Nagorno-Karabakh melawan Armenia, untuk mengubah peta geopolitik kawasan Kaukaus Selatan.
Pejabat Republik Azerbaijan berusaha menghapus hak bertetangga Iran dengan Armenia, padahal kedua negara tetangga ini tengah menjalin hubungan erat dengan tujuan untuk menggagalkan konspirasi musuh bangsa-bangsa merdeka, dengan cara memperkuat kerja sama bilateral di semua bidang.
Kunjungan Menlu Armenia ke Iran, dan pertemuannya dengan para pejabat Tehran, juga dapat dibaca dalam kerangka tujuan ini.
ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan di Masjid Kabul
Kelompok teroris ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom bunuh diri di dekat Masjid Kabul, Afghanistan, dan mengumumkan bahwa ledakan itu menewaskan puluhan anggota Taliban.
Situs berita milik kelompok teroris ISIS, Amaq, Senin (4/10/2021) melaporkan, bom bunuh diri yang terjadi di dekat Masjid Eidgah, Kabul pada hari Minggu lalu menewaskan dan melukai puluhan anggota Taliban.
Menurut situs itu, kelompok bernama Misbah Al Kanri yang menjadi eksekutor bom bunuh diri di dekat Masjid Eidgah, Kabul.
ISIS mengumumkan, bom bunuh diri ini dilakukan untuk membalas aksi Taliban yang meledakan salah satu tempat persembunyian ISIS di utara kota Kabul.
Media Afghanistan melaporkan dalam ledakan di dekat Masjid Eidgah, Kabul sedikitnya 12 orang tewas, dan 32 lainnya terluka.
Presiden Azerbaijan Bantah Keberadaan Israel di Perbatasan Iran
Presiden Republik Azerbaijan mengklaim negaranya menerapkan kebijakan luar negeri yang independen, dan membantah keberadaan rezim Zionis Israel di perbatasan Azerbaijan dan Iran.
"Azerbaijan menerapkan kebijakan luar negeri yang independen, oleh karena itu ia berusaha menjalin hubungan dengan negara-negara tetangganya, dan tidak akan membiarkan siapa pun mencampuri urusan dalam negerinya," ujar Ilham Aliyev, Selasa (5/10/2021).
Ia menambahkan, "Perkara dengan negara mana kami menjalin hubungan, dan sampai level apa, itu urusan kami. Kami tidak mengeluarkan klaim apa pun terhadap negara-negara sahabat dekat Armenia. Hal ini bisa saja membuat kami tersiksa, terutama jika itu adalah negara-negara tetangga kami, tapi kami tidak mengeluarkan klaim semacam itu."
Presiden Azerbaijan menegaskan, "Mereka mengklaim Azerbaijan membuka pintu bagi Israel untuk masuk ke kawasan. Biarkan mereka membuka mata dan melihat sendiri. Dimana mereka menemukan Israel di negara ini ? ".
Sebelumnya Juru bicara Kementerian Luar Negeri Azerbaijan Leila Abdullahova mengatakan tidak ada pasukan ketiga dari negara mana pun di dekat perbatasan Iran-Azerbaijan, dan ia menyebut hubungan Tehran-Baku berlandaskan persahabatan dan kerja sama.
Dampak Perjanjian AUKUS terhadap Hubungan AS dan Uni Eropa
Presiden AS, Joe Biden dalam percakapan telepon dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menekankan pentingnya kerja sama yang kuat antara Amerika Serikat dan Uni Eropa di kawasan Indo-Pasifik, dan menyebut Uni Eropa sebagai mitra utama AS.
Statemen ini muncul di tengah ketegangan kedua pihak menyusul pembentukan aliansi keamanan baru AS-Inggris-Australia yang disebut AUKUS di kawasan Indo-Pasifik.
Terlepas dari klaim Biden tentang kebangkitan konvergensi transatlantik yang melemah di era mantan Presiden AS Donald Trump, peristiwa baru-baru ini menunjukkan bahwa klaimnya keliru.
Kini jelas kiranya janji Biden hanya sekedar slogan belaka, karena dalam praktiknya Washington terus menempatkan pendekatan sepihak dan mementingkan diri sendiri di garis depan kebijakan dan tindakannya, yang cenderung mengabaikan kepentingan Eropa.
Contoh nyatanya adalah kinerja Biden di Afghanistan. Dari sudut pandang Eropa, pengalaman Afghanistan menunjukkan bahwa mulai sekarang mereka harus sangat berhati-hati dalam mengikuti Amerika Serikat dalam isu-isu regional dan internasional.
Pemerintahan Biden memberikan pukulan kedua terhadap Eropa dengan mengumumkan pembentukan aliansi baru bernama AUKUS dengan dua sekutu lamanya, Inggris dan Australia.
Washington tidak mengundang Prancis untuk bergabung dengan koalisi, tetapi dengan menerima transfer teknologi kapal selam nuklir ke Australia, secara efektif membuka jalan bagi kesepakatan € 31 miliar untuk menjual 12 kapal selam dari Prancis ke Australia.
Faktanya, pemerintah Biden, terlepas dari Uni Eropa dan partisipasinya dalam perjanjian keamanan AUKUS, hanya berusaha membentuk aliansi dengan negara-negara berbahasa Inggris dalam isu keamanan dan militer lama untuk menghadapi Cina.
Sebagai tanggapan, Uni Eropa mengumumkan strateginya di kawasan Indo-Pasifik sehari setelah pengumuman pembentukan AUKUS, yang secara efektif menekankan jalur independennya di kawasan strategis ini.
Pihak-pihak dalam perjanjian itu bahkan tidak memberikan kesempatan bagi Eropa untuk menangani masalah ini, bahkan sebagai peringatan atau untuk waktu yang singkat. Perilaku ini bukan Trumpisme, tetapi identik dengannya, dan cara kerja Biden tidak jauh berbeda dengan Trump.
Bahkan, jalur Eropa memisahkannya dari Amerika Serikat di kawasan strategis Indo-Pasifik, yang menjadi jantung politik dan ekonomi dunia di abad ke-21.
Dalam hal ini, Washington sedang membangun aliansi dengan negara-negara penting di kawasan dan meningkatkan konsultasi dengan mereka. Tujuan Washington dalam membentuk aliansi regional di Indo-Pasifik, dengan melibatkan Australia, Jepang dan India demi menghadapi Cina.
Washington telah mengidentifikasi Cina sebagai ancaman keamanannya di kawasan, sementara Uni Eropa telah menyerukan kerja sama ekonomi dan perdagangan sambil menekankan kerja sama keamanan dengan negara-negara di kawasan itu. Oleh karena itu, sikap Brussells terhadap Cina pada dasarnya berbeda dengan Washington.
Pada saat yang sama, kebijakan Washington di kawasan ini didasarkan pada pengabaian dan pencegahan kehadiran Eropa yang kuat di kawasan itu. Jadi, terlepas dari klaim Biden baru-baru ini tentang kerja sama AS-Uni Eropa di Indo-Pasifik, Eropa tampaknya tidak percaya pada janji Washington.
Dalam hal ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan Eropa tentang kepercayaan terhadap Amerika Serikat dan percaya bahwa Eropa harus mengirim pesan ke Washington bahwa Eropa dapat memainkan peran strategis dalam perimbangan kekuatan regional setelah pembentukan AUKUS di kwasan Indo-Pasifik.
Ini Makna Sandi Latihan Militer Iran, "Fatehan Kheibar"
Ini Makna Sandi Latihan Militer Iran, "Fatehan Kheibar"Ini Makna Sandi Latihan Militer Iran, "Fatehan Kheibar"
Wakil Presiden Iran untuk Urusan Parlemen, Sayid Mohammad Hosseini mengatakan latihan militer "Fatehan Kheibar" (Penakluk Khaibar) merupakan peringatan kepada Israel.
"Sandi latihan tentara dipilih dengan cukup cerdik. Rasulullah Saw menggagalkan konspirasi para pemimpin Yahudi dengan menaklukkan Khaibar," kata Hosseini di akun Twitternya, Jumat (1/10/2021).
"Latihan Fatehan Kheibar merupakan peringatan kepada rezim Zionis. Jika membuat kesalahan di sekitar perbatasan Republik Islam Iran, ia akan menghadapi respons yang mematikan sehingga tidak perlu menunggu 25 tahun lagi," tegasnya seperti dilansir IRNA.
Pasukan Angkatan Darat Militer Iran memulai latihan yang bersandi "Fatehan Kheibar" di bagian barat laut negara ini pada Jumat pagi.
Latihan ini melibatkan brigade lapis baja, brigade artileri, unit drone, sistem pertahanan udara, dan divisi teknik tempur dengan dukungan helikopter Angkatan Udara Militer Iran.
Dubes Rusia: Moskow dan Tehran tidak Berkonflik di Suriah
Duta Besar Rusia untuk Suriah, Alexander Yefimov mengatakan beberapa negara mencoba menciptakan konflik antara Iran dan Rusia.
“Tidak ada pertentangan antara Tehran dan Moskow tentang Suriah,” tegasnya pada peringatan enam tahun dimulainya operasi Angkatan Udara Rusia di negara Arab itu, Kamis (30/9/2021).
“Moskow dan Tehran bekerja untuk tujuan bersama di Suriah. Iran, sama seperti Rusia, ada di sini secara sah dan atas undangan pemerintah Suriah. Seperti Moskow, Tehran juga membantu Damaskus memecahkan persoalan serius yang disebabkan oleh krisis,” jelasnya seperti dilaporkan televisi RT Arabic.
Menurut Yefimov, pencapaian terpenting Rusia adalah membantu rakyat Suriah, tidak hanya dalam mempertahankan pemerintah, tetapi juga dalam mengembalikan kendali sebagian besar wilayah negara ini kepada pemerintah Damaskus.
Mengenai proses politik penyelesaian krisis Suriah dan pembicaraan Astana, Dubes Rusia menuturkan bahwa mekanisme politik di Suriah yang tercipta dengan partisipasi langsung Rusia, masih berperan penting dalam menormalkan situasi dan membangun dialog internal yang komprehensif di negara ini.
“Saat ini proses kompromi politik di Suriah tidak berjalan begitu aktif. Tantangan terbesar dalam hal ini adalah upaya konstan dari beberapa pihak asing yang mengintervensi atau mengganggu dialog internal. Proses politik harus dilakukan oleh orang-orang Suriah dan dilaksanakan oleh mereka juga,” kata Yefimov.
Dubes Rusia menganggap serangan rezim Zionis ke wilayah Suriah sebagai ilegal.
“Serangan seperti itu tidak hanya melanggar kedaulatan Suriah, tetapi juga memperburuk situasi politik dan militer di wilayah sekitar,” pungkasnya.
Hizbullah Tembak Jatuh Drone Israel di Lebanon Selatan
Gerakan Hizbullah menembak jatuh sebuah drone militer Israel di Lebanon Selatan.
“Drone Zionis ditembak jatuh di Wadi Maryamin yang terletak di daerah Yater, Lebanon Selatan. Para pejuang menggunakan senjata yang tepat untuk menembak jatuh drone itu,” kata pernyataan Hizbullah pada Kamis (30/9/2021) seperti dilaporkan televisi al-Manar.
Israel mengatakan sedang menyelidiki sebuah insiden pada hari Kamis setelah Hizbullah mengumumkan telah menembak jatuh sebuah drone rezim Zionis di Lebanon Selatan.
“Beberapa waktu lalu, selama aktivitas rutin, sebuah drone militer jatuh di wilayah Lebanon. Insiden ini sedang diselidiki,” kata juru bicara militer rezim Zionis, Avichai Adraee.