کمالوندی

کمالوندی

 

Presiden Prancis mengumumkan, masalah kapal selam dengan Australia tidak akan mengubah strategi Paris di kawasan Indo-Pasifik, dan Eropa harus bertumpu pada diri sendiri di bidang keamanan dan pertahanan.

Dikutip AFP, Selasa (28/9/2021), Emmanuel Macron saat menandatangani kontrak pembelian tiga kapal perang Prancis, Belharra oleh Yunani, bersama Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis menuturkan, sebagai bagian dari strategi penguatan hubungan dua negara, dan dalam kerangka pertahanan atas kepentingan di Laut Mediterania, Athena membeli tiga fregat dari Prancis.
 
Macron menambahkan, “AS hanya mengejar kepentingan pribadinya, maka dari itu kami juga mengejar kepentingan kami. Negara-negara Eropa harus belajar dari masalah ini, dan harus bertanggung jawab atas pertahanannya masing-masing.”
 
Sejumlah banyak pemimpin negara Eropa menginginkan pembentukan pasukan pertahanan yang terlepas dari NATO, akibat kebijakan mantan Presiden AS Donald Trump. Masalah ini semakin menguat setelah penarikan AS dari Afghanistan. 

 

Krisis bahan bakar, dan langkanya bensin di pom bensin-pom bensin Inggris, menyebabkan pemerintah negara itu memerintahkan Angkatan Bersenjata bersiaga.

Pemerintah Inggris, Selasa (28/9/2021) menyiagakan pasukan untuk mengansitipasi kerusuhan yang mungkin muncul akibat krisis bahan bakar, dan kelangkaan bensin di negara itu.
 
Media Inggris melaporkan, akibat kosongnya persediaan bensin di pom bensin-pom bensin negara itu, dan antrian panjang kendaraan warga untuk mendapatkan bensin, pemerintah London meminta militer bersiap.
 
Antrian panjang kendaraan warga Inggris yang ingin mendapatkan bahan bakar di pom bensin-pom bensin negara itu terus berlanjut setelah beberapa pom bensin ditutup akibat kelangkaan bahan bakar.
 
Kabar terbaru menyebutkan terjadinya beberapa kasus penyerangan dengan senjata tajam di sejumlah pom bensin Inggris, dan aksi saling pukul di antara warga yang mengantri. 

Sabtu, 25 September 2021 21:02

Ulasan Pidato Presiden Iran di PBB

 

Sidang Majelis Umum PBB ke-76 dibuka pada 21 September yang diawali dengan pidato Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Menurut kantor berita Ahl al-Bayt (AS) - ABNA , Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dalam pidatonya melalui rekaman video pada Selasa (21/9/2021) malam waktu Tehran, menjelaskan posisi Republik Islam dalam berbagai isu penting regional dan tantangan-tantangan internasional.

Bagian penting dari pidato Presiden Iran berfokus pada penyebab dan faktor-faktor yang telah memicu krisis di Asia Barat dan dunia.

Peristiwa yang terjadi di Asia Barat dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa kebijakan Amerika Serikat tidak lebih dari memaksakan perang yang telah menghancurkan negara-negara di kawasan, termasuk di Irak, Suriah, Yaman, dan Afghanistan.

Kebijakan ini menyebabkan ratusan ribu orang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, menelantarkan jutaan orang, menghancurkan ekonomi, meningkatkan angka kemiskinan, menyebarkan kekacauan dan terorisme, dan banyak masalah lain.

Luka lama Palestina tetap menjadi isu utama di Dunia Islam. Luka ini semakin parah setelah rezim-rezim reaksioner Arab di kawasan memilih menormalisasi hubungan dengan Israel.

Presiden Raisi mengatakan, rezim Zionis merupakan entitas terorisme negara terbesar yang agendanya adalah membantai perempuan dan anak-anak di Gaza dan Tepi Barat. Hari ini blokade penuh telah mengubah Gaza menjadi penjara terbesar di dunia.

Kebijakan destruktif Amerika Serikat tidak terbatas pada mendukung rezim penjahat dan pembunuh anak-anak. Negeri Paman Sam, khususnya selama kepresidenan Trump, melancarkan perang ekonomi besar-besaran dengan tujuan memberikan tekanan maksimum pada rakyat Iran.

Kebijakan tekanan maksimum tetap dilanjutkan oleh Presiden Joe Biden, meskipun ia dalam pidatonya di PBB menyatakan kesiapan untuk kembali ke dalam perjanjian nuklir JCPOA. Kebijakan ini masih dipandang sebagai opsi yang tepat bagi Washington.

Selama penanganan wabah virus Corona, Iran menjadi sasaran sanksi ketat AS yang memblokir akses negara ini ke obat-obatan, peralatan medis, dan vaksin. Namun, hari ini Iran telah menjadi produsen vaksin Covid-19 meskipun sanksi anti-kemanusiaan AS dan Eropa tetap berlanjut.

Di tingkat regional, AS berusaha untuk memastikan Iran tetap terisolasi yaitu, lingkup kerja sama dan hubungan luar negeri Republik Islam, khususnya dengan negara-negara tetangga. Namun, Iran justru diterima sebagai anggota penuh Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO). Hal ini membuktikan bahwa Iran berada pada posisi penting di kancah regional serta berperan efektif dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan.

Presiden Iran dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, menegaskan bahwa sudah menjadi kebijakan kami untuk berusaha menjaga stabilitas dan integritas teritorial semua negara di kawasan.

“Jika bukan karena kekuatan dan peran Iran bersama pemerintah dan rakyat Suriah dan Irak serta semua upaya tanpa pamrih dari Syahid Abu Mahdi al-Muhandis dan Jenderal Qasem Soleimani, hari ini Daesh telah menjadi tetangga Mediterania Eropa,” ujarnya.

Dapat dikatakan bahwa Presiden Iran mengangkat dua isu utama dan penting dalam pidato tersebut. Pertama, sumber dari banyak krisis global seperti kemiskinan, ketidakamanan, instabilitas politik, dan perang adalah keserakahan kekuatan-kekuatan hegemonik dan kebijakan unilateral.

Solusi untuk krisis ini adalah mengubah pendekatan di tengah komunitas internasional, mencapai pemahaman yang realistis tentang ancaman, dan mengadopsi pendekatan multilateralisme yang dipimpin oleh PBB.

Kedua, pentingnya menerima tanggung jawab atas masalah dan ancaman bersama. Presiden Raisi menekankan bahwa Iran siap berperan dalam menciptakan dunia yang lebih baik, dunia yang penuh dengan rasionalitas, keadilan, kebebasan, moralitas, dan spiritualitas. 

 

Sejumlah anggota parlemen Irak mengecam keras diadakannya konferensi untuk mendukung normalisasi hubungan dengan rezim Zionis yang berlangsung di Erbil.

Menurut kantor berita Ahl al-Bayt (AS) - ABNA ,Ammar Ta'meh, Ketua Fraksi Pendekatan Nasional hari Sabtu (25/9/2021) mengatakan, "Penyelenggaraan konferensi untuk mendukung normalisasi dengan rezim Zionis mengabaikan kekejaman yang dilakukan oleh rezim penjajah rakyat Palestina dan bertentangan dengan posisi historis rakyat Irak dalam membantu bangsa Palestina,".

Anggota parlemen Irak ini menyerukan supaya para pelaku penyelenggara konferensi di Erbil dihukum.

Ia juga meminta pemerintah, parlemen, kelompok politik patriotik Irak, organisasi masyarakat sipil dan suku-suku Arab di negaranya untuk mengambil sikap berani dalam mengutuk dan mencegah tindakan perusakan terhadap nilai-nilai rakyat Irak.

Media Irak melaporkan digelarnya sebuah konferensi yang disebut "Kesepakatan Abraham" di Erbil untuk menormalkan hubungan publik dengan Israel yang berlangsung baru-baru ini

Setelah konferensi, rakyat Irak mengungkapkan kemarahan dan frustrasi mereka dengan langkah tersebut, serta meminta pejabat dan tokoh nasional maupun agama, seperti Muqtada al-Sadr, pemimpin faksi Sadr, Hadi al-Amiri, pemimpin Fatah. koalisi, dan Qais al-Khazali, pemimpin gerakan Asaeb Ahl al-Haq untuk mengambil sikap keras terhadap penyelenggara konferensi tersebut.

 

Perdana Menteri Kuwait pada sesi ke-76 sidang Majelis Umum PBB di New York menyebut Palestina sebagai isu utama dan penting dunia Islam dan Arab.

Kantor Berita Kuwait, KUNA hari Sabtu (25/9/2021) melaporkan, Perdana Menteri Kuwait, Sheikh Sabah Khalid Hamad Al-Sabah menegaskan kembali dukungannya terhadap perjuangan Palestina.

"Selama rakyat Palestina belum mencapai semua hak mereka yang sah, dan Israel terus melanggar hukum humaniter internasional dan melanjutkan penyitaan tanah dan penutupan daerah pemukiman dan pengepungan Jalur Gaza serta penodaan tempat-tempat suci, maka ketegangan dan ketidakstabilan akan berlanjut di kawasan," ujar PM Kuwait.

Khalid Hamad al-Sabah menekankan pentingnya melanjutkan upaya negosiasi dalam jadwal yang jelas untuk mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif berdasarkan sumber-sumber ilmiah damai dan resolusi hukum internasional serta prakarsa perdamaian Arab demi mengakhiri pendudukan Israel dan pembentukan negara merdeka Palestina.

Selain masalah Palestina, Perdana Menteri Kuwait dalam pidatonya di Majelis Umum PBB menyinggung isu lain, termasuk masalah Yaman, dan menggambarkan krisis Yaman sebagai ancaman yang berkembang dan berbahaya bagi keamanan dan stabilitas regional.

Sabtu, 25 September 2021 20:47

Imam Sajjad, Teladan Ibadah dan Pengabdian

 

Sebutan Imam Sajjad, karena tekun beribadah dan bersujud kepada Allah Swt. Selain dekat dengan Tuhan, Imam Sajjad juga dikenal sebagai orang yang sangat dermawan, penyantun terutama kepada orang miskin, anak yatim dan orang-orang tertindas.

Manusia mulia ini juga dikenal dengan doa-doanya yang memiliki ketinggian bahasa yang menjulang dan kedalaman makna yang menghunjam. Beliau menjalani malam dengan doa dan ibadah kepada sang maha Pencipta. Tentang ini, Imam Baqir as, putra Imam Sajjad berkata, "Ketika semua orang di rumah tertidur di awal malam, ayahku, Imam Sajjad bangun mengambil wudhu dan shalat dua rakaat. Kemudian beliau mengambil bahan makanan dalam karung dan memanggulnya sendirian menuju daerah orang-orang miskin dan membagikan makanan kepada mereka. Tidak ada seorangpun yang mengenalnya. Setiap malam orang-orang miskin menunggu beliau di depan rumah mereka untuk menerima jatah makanannya. Tapak hitam dipunggung ayahku merupakan bukti bahwa beliau memanggul sendiri makanan yang dibagikan kepada orang miskin."

Imam Sajjad dengan tanpa pamrih dan hanya mengharap keridhaan Allah dalam berbuat baik terhadap orang lain. Ketika bersama rombongan bergerak menuju Mekah untuk menjalankan ibadah haji, beliau meminta supaya pengurus rombongan tidak memperkenalkan identitas dirinya kepada yang lain. Dengan cara ini rombongan lain tidak mengenalinya, dan beliau bisa leluasa melayani keperluan mereka yang hendak berangkat untuk menunaikan ibadah haji.

Dalam sebuah perjalanan seseorang mengenalinya dan berkata, "Apakah kalian tahu siapa pemuda ini " Ia tidak lain adalah Ali bin Husein. Rombongan itu berlari mendekati Imam Sajjad dan memberi hormat serta memohon maaf karena tidak mengenalinya. Imam berkata, "Suatu hari saya berangkat bersama rombongan haji dan anggota rombongan mengenalnya dan menghormatiku, sebagaimana mereka menghormati Rasulullah. Akhirnya merekalah yang melayani keperluanku bukan sebaliknya. Padahal saya ingin melayani keperluan mereka. Inilah alasan saya tidak ingin dikenali oleh mereka."

Kehidupan Imam Ali Zainal Abidin menjadi mata air pengetahuan dan akhlak bagi yang mendulangnya. Salah satu pelajaran besar dari kehidupan beliau adalah cara memberikan nasehat yang bijaksana. Suatu hari seoranglelaki mengeluh dan putusa asa atas rahmat Allah swt. Ia berkata, "Saya berdoa, munajat dan memohon kepada Allah, tapi suara ini tidak melampaui langit-langit rumah apalagi menembus angkasa." Mendengar keluhan itu, salah seorang temannya berkata, "Jangan keliru saudaraku, Allah dekat dengan kita. Tapi kitalah yang tidak memiliki kemampuan untuk merasakannya. Bukankah, Allah swt dalam al-Quran berfirman, "Aku lebih dekat dari urat nadimu. 

Tapi nasehat itu tidak berpengaruh, dan lelaki itu kian hari semakin putusasa atas kehidupannya. Akhirnya suatu hari ia diajak bertemu dengan Imam Sajjad. Di hadapan Imam Sajjad lelaki itu berkata, "Saya menemui Anda untuk menanyakan mengapa doaku tidak terkabul. Padahal Allah swt berfirman, ‘Berdoalah, maka Aku akan mengabulkan doamu ‘. Saya khawatir akidah saya lemah dan meninggal dalam keadaan tidak beragama."

Imam Sajjad memandang dengan penuh kasih sayang kepada lelaki. Beliau kemudian bertanya, "Apakah shalatmu awal waktu atau tidak? Apakah engkau telah berbuat baik seperti bersedekah kepada orang miskin demi mendekatkan diri kepada Allah? Apakah sikapmu baik terhadap teman-temanmu? Apakah kamu tidak mengucapkan kalimat yang menyulut permusuhan? Apakah engkau tidak memberikan persaksian palsu? Apakah kamu telah menunaikan zakat dan membayar utang? Apakah engkau tidak kikir terhadap kaum fakir dan membantu yatim?"

Lelaki itu menjawab, "Wahai Ali bin Husein, sayang sekali saya tidak termasuk kriteria yang Anda sebutkan. Imam sambil tersenyum ramah menjawab, "Lalu apa yang diharapkan dari Allah ? Semua kriteria yang saya sebutkan itu selain berguna bagi akhiratmu juga bermanfaat bagi duniamu. Salah satunya adalah dikabulkannya doa. Dengarlah perintah Allah, maka Allah akan mendengar perkataan kita." 

Dalam pandangan Imam Sajjad, hubungan vertikal dengan Allah swt tidak bisa dipisahkan dari hubungan horizontal antarsesama manusia. Imam Zainal Abidin dalam Risalah Huquq menyinggung hak sesama manusia. Sebab setiap anggota masyarakat memiliki tanggung jawab bersama dalam menjalani kehidupan ini. Dengan cemerlang, Imam Sajjad menjelaskan bagaimana hak pemimpin terhadap bawahannya dan sebaliknya. Tidak hanya itu, Imam Sajjad juga menjelaskan bagaimana hubungan keluarga menyangkut hak orang tua terhadap anaknya dan sebaliknya, hak bertetangga, berteman dan hak terhadap harta.

Menurut Imam Sajjad, manusia adalah pelayan bagi yang lain, sehingga dalam masyarakat tumbuh budaya gotong-royong dan saling membantu. Di bagian lain Imam Sajjad mengungkapkan perkataan tentang saudara. Beliau berkata, "Saudara yang buruk adalah orang yang memperhatikanmu ketika keadaan lapang, namun menjauhi ketika sulit." Untuk itu seorang mukmin berkewajiban berbuat baik kepada orang lain.

Dalam pandangan Imam Sajjad, melayani orang lain memiliki berbagai dampak yang sangat besar baik di dunia maupun di akhirat. Salah satunya adalah membantu orang yang terkena musibah dan membutuhkan pertolongan. Imam Sajjad berkata, "Di dunia ini tidak ada yang lebih mulia selain berbuat baik kepada saudara." 

Imam Sajjad dalam berbagai riwayat lain menjelaskan bahwa orang yang membantu orang lain akan mendapat ganjaran pahala akhirat, ampunan dosa, kedudukan yang tinggi di surga serta pahala lainnya. Beliau berkata, "Tuhanku, semoga shalawat tercurah atas Muhammad dan keluarganya.., anugerahilah tanganku ini agar bisa berbuat baik kepada orang lain, dan jangan rusakkan kebaikan itu dengan riya dalam diriku."

Imam Sajjad bahkan dalam doanyapun memberikan contoh bagaimana mengabdi dan melayani kebutuhan orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Imam Zainal Abidin kepada putranya berkata, "Barang siapa yang meminta tolong padamu untuk melakukan suatu pekerjaan baik, maka lakukanlah. Jika kamu ahlinya maka lakukan dengan sebaik-baiknya, Jika bukan engkau telah berbuat baik."

Imam Ali Zainal Abidin sangat menekankan pentingnya pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian terhadap masyarakat bukan diukur dari seberapa besar pekerjaan itu, tapi kualitas layanan dan ketulusan niatlah yang menjadi ukuran dari bernilai atau tidaknya pekerjaan itu. Selain itu, pengabdian juga menumbuhkan sebuah ketenangan spiritual bagi seseorang yang bisa berbuat kebaikan bagi orang lain. Terkait hal ini Imam Sajjad berkata, "Sikap bersahabat dan bersaudara seorang mukmin kepada saudara mukmin lainnya adalah ibadah." Di bagian lain, Imam Sajjad mengingatkan nilai spiritual berbuat baik kepada orang lain dengan mengatakan, "Allah akan menggembirakan orang yang telah menggembirakan saudaramu."

Sabtu, 25 September 2021 20:46

Sheikh Mufid

 

Pada tanggal 11 Dzulqa'dah 336 H, di sebuah wilayah bernama Suwaiqah bin Bashri, sebuah daerah yang terletak di utara Baghdad, lahirlah seorang yang akan membawa ajaran Islam, khususnya keilmuan Syiah ke puncak tertinggi.

Gerakan Intelektual yang dilakukannya telah membuat ilmu pengetahuan menjadi hidup dan bersinar sepanjang rentang sejarah Islam. Demikian juga dengan pendirian sebuah lembaga Akademi Ilmu pengetahuan dan budaya Islam yang dilakukannya, telah memberikan manfaat yang luar biasa bagi masa depan intelektual Islam. Dialah Abu Abdullah Muhammad bin Muhammad bin Nu'man al-Baghdadi yang lahir dipangkuan ibunda tercinta, serta menjadi pecinta Ahlul Bait dan mendapatkan pendidikan dan bimbingan darinya.

Sheikh Mufid hidup pada abad keempat dalam sejarah Islam, era dimana gejolak politik dan ilmu pengetahuan berada pada puncaknya, era dimana tokoh-tokoh filosof terkenal seperti al-Farabi, Ibnu Maskawih dan Ibnu Sina, juga para tokoh ilmuwan Biologi dan matematika serta astronomi yang luar biasa seperti Abu Rayhan al Biruni, Zahrawi dan Ibnu Maysam hidup, beliau juga hidup sezaman dengan tokoh sejarawan terkenal seperti Abul Faraj Isfahani. Sebuah era sejak 300 tahun berlalu dari awal penerapan ajaran Islam.

Pada saat itu, buku-buku ilmu pengetahuan Yunani dan India telah diterjemahkan, dan pada saat itu pula telah lahir dan berkembang berbagai disiplin ilmu pengetahuan Islam seperti ilmu Hadis, Tafsir, Sejarah Islam, khilafah Islam, Sejarah Nabi, Sejarah Politik dan Penaklukan wilayah, bahkan Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi pun telah mengalami perkembangan pesat.

Sheikh Mufid pada usia yang masih sangat muda bersama ayahnya dan para muridnya akhirnya pergi ke Baghdad, pusat ilmu pengetahuan terbesar pada waktu itu, dimana terdapat 59 dosen yang mengajar berbagai disiplin ilmu (sebagian ahli sejarah menyebutkan angka 71 orang) [Almaqalat wa Risalat, Juz 9, hal 10]. Diantara dosen yang terkenal pada waktu itu adalah Sheikh Shaduq dan Abul Qosim Ja'far bin Muhammad bin Qaulaweih al-Qummi, dua orang yang merupakan pakar fiqh, dan Sheikh Mufid banyak menggunakan waktunya untuk mencatat riwayat-riwayat yang berasal dari mereka.

Di samping itu, beliau juga menghadiri pusat pendidikan Abu Abdillah, seorang teolog dan faqih Mu'tazilah yang merupakan pemikir terkenal pada masa itu, demikian pula dengan pusat pendidikan Abu Yasir, yang juga seorang teolog terkenal. Pada saat belajar pada mereka, terkadang banyak pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Sheikh Mufid kepada mereka, namun mereka tidak mampu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, kerenanya mereka menganjurkan beliau untuk mendatangi Ali bin Isa Rumani yang merupakan teolog tersohor. Demikianlah, hingga pada akhirnya beliau dapat mencicipi semua lautan ilmu para alim dan ulama pada masa itu hingga beliau mencapai tingkat penguasaan ilmu pengetahuan yang tinggi, baik yang bersumber dari ulama syiah sendiri, maupun dari ulama-ulama Sunni saat itu.

Sheikh Mufid memanfaatkan alam kebebasan yang ada pada masa itu, dengan mengajar disebuah masjid yang bernama Buratsa di Baghdad, beliau mengajar, berkhutbah, berdiskusi, berdebat dan membahas berbagai macam ilmu pengetahuan di mesjid itu, dan senantiasa mendorong berbagai kelompok Islam yang terpecah untuk senantiasa saling memahami dengan dialog, dan mengenyampingkan segala perbedaan yang bersifat Juz'i (parsial), dan melihat permasalahan ushul (prinsip) sebagai suatu hal yang dapat menyatukan mereka semua.

Peran dan usaha beliau, membuat Sheikh Mufid berada dalam deretan ulama-ulama Imamiyah sebagai seorang tokoh teolog dan faqih yang terkemuka, bukan hanya sebagai pendiri tradisi intelektual, bahkan juga menjadi salah satu rujukan yang sangat membantu dalam dua kategori (teologi dan fiqih) di pusat-pusat pendidikan Islam (hauzah) hingga saat kini.

Beliau selalu dekat dengan masyarakat yang telah terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran yang sesat dan perilaku bejat, dan senantiasa berbicara dan menyeru perbaikan kepada siapa saja di sudut-sudut kota, dan mengajak mereka kepada jalan kebenaran, dalam menyampaikan seruannya. Dalam mengajak masyarakat, terkadang beliau menggunakan kata-kata hikmah India dan Yunani, dan terkadang dengan metode sufi dan para arifin, beliau juga menyeru dan menasehati Abdi Negara yang melakukan kerusakan, dan mengajarkan Islam kepada mereka, menyadarkan mereka dari kealpaan karena kebodohan dan kesesatan mereka, serta menunjukkan penyimpangan dan mengkoreksi kesalahan mereka.

Karena sebab inilah Sheikh Mufid terkenal sebagai orang yang memiliki kepedulian yang besar, ulet dan sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu, sehingga dengan usaha-usaha yang dilakukan beliau diiringi dengan keyakinan yang kuat, akhirnya mampu membangkitkan kesadaran kaum muslimin.

Beliau mendirikan pusat pendidikan Ahlul Bait yang tidak terikat dan bebas sebagai upaya untuk memberi pemahaman yang benar tentang fiqih syiah dan membuat metode penggabungan antara aql dan naql dalam bidang kalam dan fiqih. 

Dengan menulis dan mengajar, mendidik dan membimbing para muridnya baik melalui bimbingan di kelas ataupun dalam acara-acara debat dalam berbagai kesempatan, beliau mengajarkan bagaimana menyampaikan kebenaran dan menyelamatkan manusia dari kesesatan, inilah salah satu yang menjadi kebanggaan para pengikut Ahlul Bait, keberhasilan beliau mampu memberi petunjuk kepada firqah-firqah yang pada saat itu banyak sekali jumlahnya untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu jalan kebenaran di bawah payung wilayah dan imamah.

Ibn Katsir dalam salah satu karyanya menulis, "Banyak sekali ilmuwan dari berbagai fiqah menghadiri majelis ilmu yang diadakannya". Hal ini menunjukkan bahwa cahaya ilmu yang diberikan oleh Sheikh Mufid dapat dimanfaatkan oleh berbagai golongan dan mazhab, dan matahari Ilmu dan kesempurnaan langit ilmu yang ditawarkannya menjadi penerang kebenaran yang ditunggu af, karena itu beliau dipanggil "Mufid" yang menunjukkan pengajaran dan munadharah yang baik, sehingga menjadikannya bermanfaat bagi masyarakat, hal ini dapat kita lihat dari bagaimana 10 abad perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam waktu itu, tidak mampu menafikan keberadaan beliau.

Karya-karya Shekh Mufid di bidang Kalam antara lain: al-Irsyad, al-Ifshah, An-Nuqath al I'tiqadiyyah (Ushuluddin), Syarh al-'Aqaid as-Shaduq, Wail al-Maqalat dan al-Fashl al-Mukhtarah. Dalam ilmu kalam, kecerdasan Sheikh Mufid adalah tiada bandingnya, banyak perdebatan-perdebatan kalam yang telah dilakukannya, di antara perdebatan beliau yang terkenal adalah dengan salah seorang ulama Ahlus Sunnah yang bernama Qadhi Abu Bakar al Baqillani (salah seorang ulama Asya'irah), juga perdebatan-perdebatan lainnya seperti dengan Thabrani (seorang pemimpin Zaidiyah), Ibnu Lulu (salah seorang pemimpin Isma'iliyyah), Ibnu Qilab al Qhattan (pemimpin golongan Hasyawiyyah), Qadhi Abdul Jabbar (pemimpin golongan Mu'tazilah di Baghdad), dalam perdebatan yang terakhir ini, karena Qadhi Abdul Jabbar tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan Sheikh Mufid, akhirnya beliau menunjuknya untuk menggantikan kedudukan beliau dan berkata, "Engkau benar-benar seorang yang mufid ?

 

Pengadilan Tinggi Negara Bagian Kaduna di Nigeria pada hari Rabu (28/07/2021) membebaskan Sheikh Ibrahim Zakzaki, Sekretaris Jenderal Gerakan Islam Nigeria (IMN), dan istrinya dari semua tuduhan dan membebaskan mereka.

Putusan tersebut menyatakan bahwa dakwaan terhadap Sheikh Zakzaky yang disampaikan pihak jaksa tidak jelas dan tidak terbukti. Sheikh Zakzaky telah didakwa dengan tuduhan palsu selama empat tahun terakhir. Pengacaranya sebelumnya telah membantah semua tuduhan terhadap Allamah Zakzaky dan istrinya.

Pengumuman putusan Mahkamah Agung Kaduna ini merupakan kemenangan besar tidak hanya bagi Sheikh Zakzaky dan istrinya Zeenat Ibrahim, tetapi juga bagi Gerakan Islam Nigeria. Sheikh Zakzaky dan istrinya telah dipenjara sejak kejahatan Zaria pada tahun 2015.

Pada 13 Desember 2015, tentara Nigeria secara brutal menyerang para pelayat Imam Husein as di di Huseiniah Sahib al-Zaman, yang menewaskan sekitar 2.000 para pelayat Imam Husein as. Sheikh Zakzaky terluka parah dan salah satu matanya menjadi buta karena parahnya luka-lukanya, sementara matanya yang lain berada di ambang kebutaan.

Setelah itu, Sheikh Zakzaky selalu berada dalam kondisi terburuk di penjara, kehilangan layanan medis dan kesehatan dasar, serta kondisi kesehatannya kritis. Meskipun banyak upaya oleh pemerintah Nigeria untuk menekan Sheikh Zakzaky untuk mengakui dan menerima tuduhan palsu, Sheikh Zakzaky selalu berdiri teguh menjadi panutan kesabaran dan keteguhan.

Di sisi lain, dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak penangkapan Sheikh, tekanan terhadap Syiah Nigeria telah meningkat, kegiatan keagamaan dan upacara keagamaan seperti Tasua dan Asyura telah dilarang oleh pemerintah dan pertemuan mereka telah ditindas dengan keras. . Faktanya, pemerintah Nigeria telah berusaha selama bertahun-tahun untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kehadiran Syiah dari berbagai bidang sosial dan politik Nigeria.

"Pemerintah Nigeria sedang dalam misi dari Arab Saudi untuk memerangi Syiah dan menghilangkan pengaruh Sheikh Zakzaky di antara orang-orang Nigeria, dan mereka bahkan takut menyebarkan berita tentang tokoh Nigeria terkemuka ini," kata Omar Zaki, akademisi Universitas Nigeria.
Akar intensifikasi kebijakan pemerintah Nigeria terhadap Syiah di negara itu dapat ditelusuri dari pengaruh asing serta propaganda Islamophobia, yang menganggap setiap aktivitas Islam sebagai bagian dari aktivitas kelompok teroris ekstremis, terutama Boko Haram. Sementara sifat aktivitas Islam Sheikh Zakzaky dan Gerakan Islam Nigeria sangat jauh dari pandangan ekstremis kelompok teroris takfiri Boko Haram, yang telah menyatakan solidaritasnya dengan Daesh (ISIS).

Sebagai negara dengan populasi terpadat di benua Afrika, Nigeria adalah salah satu negara terpenting di benua itu dengan sumber daya minyak dan gasnya yang kaya. Hal ini telah menyebabkan dua sekutu AS di kawasan Asia Barat, Arab Saudi dan Israel, untuk memberikan perhatian khusus kepada negara besar Afrika itu dan mempengaruhi pemerintah Nigeria untuk mencoba menyelaraskan pemerintah Nigeria dengan kebijakannya, terutama penindasan terhadap Syiah Nigeria.

"Pemerintah Nigeria sedang dalam misi dari Arab Saudi untuk memerangi Syiah dan menghilangkan pengaruh Sheikh Zakzaky di antara orang-orang Nigeria, dan mereka bahkan takut menyebarkan berita tentang tokoh Nigeria terkemuka ini," kata Omar Zaki, akademisi Universitas Nigeria.

Faktanya, selama persidangan panjang Sheikh Zakzaky dan istrinya, rezim Saudi dan rezim Zionis mencoba dengan segala cara yang mungkin untuk mengamankan keputusan hukuma. Sheikh Adam Ahmad, salah satu wakil Sheikh Ibrahim Zakzaky mengatakan beberapa bulan lalu, "Selain tekanan rezim Zionis terhadap pemerintah Nigeria, serta campur tangan dalam proses pengadilan, rezim Al Saud dan Amerika Serikat juga terlibat dalam semakin panjangnya masa persidangan Sheikh Zakzaky dan istrinya.

Namun, semua upaya ini kini telah gagal dengan pembebasan Sheikh Zakzaky dan istrinya. Diharapkan dengan keluarnya Sheikh Zakzaky dan dimulainya kembali aktivitas keislamannya, semangat baru akan dihembuskan ke dalam tubuh Gerakan Islam Nigeria. 

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran kembali menyampaikan pandangannya mengenai perempuan dalam perspektif Islam yang berbeda dengan pandangan umum Barat.

Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei dalam peringatan kelahiran Sayidah Fatimah Az-Zahra yang diperingati di Iran sebagai hari perempuan, Rabu (3/2/2021) menjelaskan perspektif Islam dan Republik Islam Iran terhadap perempuan dengan pandangan pemuliaan dan penghormatan, sedangkan pandangan umum Barat menempatkannya sebagai komoditas dan instrumen.

Rahbar  mengungkapkan, "Dari perspektif Islam, laki-laki dan perempuan tidak berbeda dalam hal ketuhanan dan nilai kemanusiaannya. Tentu saja, selain kewajiban kolektifnya, setiap pria dan wanita memiliki tugas khusus masing-masing. Itulah sebabnya, Allah swt telah menciptakan kombinasi struktur fisik mereka sesuai dengan tugas khusus tersebut,".

Ayatullah Khamenei juga menegaskan peran sentral perempuan dalam lembaran sejarah kontemporer Iran. Beliau megatakan, "Dalam periode sejarah di Iran, tidak ada peran perempuan terpelajar dan aktif yang hadir dalam berbagai bidang sosial, budaya dan seni, ilmu pengetahuan, politik dan ekonomi sebagaimana saat ini, yang semua ini menunjukkan berkah dari Republik Islam,".

Perempuan di Iran menempati separuh dari populasi negara ini sebagai kekuatan aktif masyarakat yang memainkan peran penting dalam bidang ilmu pengetahuan, budaya, ekonomi, sosial dan pendidikan.

Peran ini dicapai dengan memberikan peluang bagi tumbuhnya potensi dan kehadiran aktifnya di berbagai bidang, termasuk di perguruan tinggi. Data statistik terbaru menunjukkan sekitar 47 persen kursi di pusat-pusat pendidikan tinggi Iran diisi perempuan. Lebih dari 27 persen perempuan menempati posisi sebagai dosen tetap di berbagai universitas Iran. Fakta ini mempertegas pernyataan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengenai posisi dan peran sentral perempuan di Iran yang membantah berita miring media internasional, terutama media Barat.

 Data statistik menunjukkan fakta bahwa perempuan dalam masyarakat dinamis Iran telah memperoleh bagian mereka secara proporsional sesuai status dan posisinya dalam masyarakat. Selain berperan vital sebagai pilar penting keluarga, perempuan juga aktif di berbagai bidang kegiatan sosial, ekonomi, politik serta  ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perspektif kritis Rahbar mengenai pandangan Barat terhadap perempuan juga didasarkan pada fakta yang tidak dapat disangkal mengenai dampak modernisasi terhadap perempuan. Tidak sedikit data statistik yang menunjukkan bukti-bukti mengenai persoalan yang menimpa perempuan di dunia Barat. Mereka memang memiliki hak yang sama dengan laki-laki, tetapi juga kehilangan identitasnya, dan menderita depresi mental, juga masalah keluarga yang tidak kecil.

Anika Flensburg, seorang aktivis hak-hak perempuan mengungkapkan, "Banyak perempuan dalam masyarakat ini yang malu dan bungkam tentang apa yang menimpa mereka.Sangat sedikit yang mau berbicara tentang perilaku kekerasan yang dilakukan terhadap mereka.".

Statemen aktivis perempuan ini hanya bagian kecil dari fakta sosial mengenai tumpukan masalah yang dihadapi perempuan di dunia Barat. Ironisnya, mereka terus-menerus mencoba mendiktekan pandangannya mengenai perempuan terhadap belahan dunia lain. 

Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam hal ini mengungkapkan sifat dari perbedaan pandangan antara Islam dan Barat. Pandangan Islam tentang perempuan sebagai dasar untuk menyoroti peran penting keluarga dan ibu, dan menekankan bahwa fondasi terkuat dari pendidikan intelektual dan spiritual juga sosial terbentuk dalam keluarga. Ibu berperan sebagai poros dalam keluarga yang tidak bisa dihilangkan.

Negara-negara Barat meneriakkan slogan-slogan indah dan menggoda tentang perempuan sembari menghancurkan nilai-nilai moral dan kemuliaan perempuan sebagai bagian dari masyarakat dunia.

Masalah ini menjadi sorotan Rahbar dalam pidato terbarunya, terutama ditekankan dalam petikan statemennya, "Kami bangga dengan pandangan Islam, dan kami tidak sejalan dengan pandangan Barat tentang wanita dan gaya hidupnya,".

Sabtu, 25 September 2021 20:40

Fatimah, Teladan Sepanjang Sejarah

 

Kehidupan Sayidah Fatimah menjadi perhatian berbagai kalangan, terutama para ulama dan pemikir dunia, bukan hanya dari kalangan Muslim saja.

Penyair dan penulis terkemuka Kristen Lebanon, Suleiman Kettani menulis, "Fatimah Zahra memiliki kedudukan yang sangat tinggi melebihi apa yang dijelaskan dalam literatur sejarah dan berbagai riwayat. Beliau lebih agung dari sejarah yang menjelaskan kehidupannya. Untuk itu, cukup kiranya; beliau adalah putri Muhammad Saw, istri Ali, ibu dari Hassan dan Husein, serta wanita agung dunia."

Sayidah Fatimah as memiliki beberapa sebutan mulia, disamping banyak nama dan sebutan lain yang disematkan pada pribadi agung ini. Di antaranya ialah; Fatimah, Zahra, Muhaddatsah, Mardhiyah, Siddiqah Kubra, Raihanah, Bathul, Rasyidah, Haura Insiyah (bidadari berbentuk manusia), dan Thahirah.

Allamah al-Majlisi dalam kitab Bihar al-Anwar menukil sebuah riwayat dari Imam Jakfar Shadiq as, yang menyatakan bahwa "Ia dinamakan Fatimah, karena tidak terdapat keburukan dan kejahatan pada dirinya. Apabila tidak ada Ali as, maka sampai hari kiamat tidak akan ada seorang pun yang sepadan dengannya (untuk menjadi pasangannya)". (Bihar al-Anwar, jilid 43, hal 10)

Imam Ali as berkata, "Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, ia dinamakan Fatimah, karena Allah Swt akan menyingkirkan api neraka darinya dan dari keturunannya. Tentu keturunannya yang meninggal dalam keadaan beriman dan meyakini segala sesuatu yang diturunkan kepadaku." (Bihar al-Anwar, jilid 43, hal 18-19)

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Kehidupan Fatimah az-Zahra as meski terbilang singkat, namun kehidupan itu merupakan samudra dari kerja keras, kesabaran, pembelajaran, perjuangan dalam membela kenabian, imamah dan sistem Islam, dan pada akhirnya menjemput kesyahidan. Kehidupan Fatimah as yang penuh dengan perjuangan sungguh sangat luar biasa dan benar-benar tak ada tandingan."

Meskipun tidak berusia panjang, tapi kehidupan mulia Sayidah Fatimah hingga kini masih terus dikaji dan digali oleh berbagai kalangan. Terkait hal ini, aktivis muslimah Indonesia, Reni Susanti mengungkapkan pandangannya:

Wawancara 1:

Sayidah Fatimah as dilahirkan di sebuah masyarakat yang jauh dari nilai-nilai mulia, yang tidak menghormati perempuan. Para sejarawan menilai Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam sebagai sebuah masyarakat yang tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Di tengah masyarakat seperti itu, Fatimah as telah menjadi teladan dalam mendobrak tradisi-tradisi jahiliyah yang tidak memberi hak hidup kepada kaum perempuan.

Wanita mulia ini mendapat perhatian khusus dari ayahnya. Semua sikap dan perlakuan Rasulullah Saw kepada Fatimah as mencerminkan pandangan luhur Islam terhadap perempuan. Beliau selalu memanfaatkan kesempatan untuk mengenalkan kepribadian agung Fatimah as kepada para sahabatnya dan masyarakat Arab. Rasulullah Saw bersabda: "Fatimah adalah bagian dariku, siapa saja yang membuatnya marah, maka ia telah membuatku marah dan siapa saja yang membahagiakannya, maka ia telah membahagiakanku." 

Terkait kebesaran Sayidah Fatimah az-Zahra as, Rasulullah Saw bersabda, "Keimanan kepada Allah Swt melekat dalam hati dan jiwa mendalam az-Zahra as yang mampu menyingkirkan segalanya saat beribadah kepada Allah Swt. Fatimah adalah bagian dari hati dan jiwaku. Barangsiapa yang menyakitinya sama halnya ia menyakitiku dan membuat Allah Swt tidak rela."

Hadis di atas itu diucapkan oleh manusia terbaik di alam semesta dan pilihan Allah Swt, Muhammad Rasulullah Saw. Tak diragukan lagi, keagungan Sayidah Fatimah az-Zahra as menghantarkan ke derajat yang luar biasa di sisi Rasulullah Saw.

Dalam hadis lain, Rasulullah Saw bersabda, "Putriku yang mulia, Fatimah adalah pemimpin perempuan dunia di seluruh zaman dan generasi. Ia adalah bidadari berwajah manusia. Setiap kali Fatimah beribadah di mihrab di hadapan Tuhannya, cahaya wujudnya menyinari malaikat. Layaknya bintang-gemintang yang bersinar menerangi bumi."

Keutamaan dan keistimewaan yang dimiliki Sayidah Fatimah as bukan hanya disebabkan posisinya sebagai putri Rasulullah Saw. Apa yang membuat pribadinya menjadi begitu luhur dan dihormati, lantaran akhlak dan kepribadiannya yang sangat mulia. Di samping itu, kesempurnaan dan keutamaan yang dimiliki Sayidah Zahra as mengungkapkan sebuah hakikat bahwa masalah gender bukanlah faktor yang bisa menghambat seseorang untuk mencapai puncak kesempurnaan. Setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki potensi yang sama untuk meraih kesempurnaan.

Fatimah juga sangat peduli dengan isu-isu sosial, ekonomi, dan politik masyarakat Islam pada masa itu, dan senantiasa mendukung kebenaran dan ditegakkannya keadilan. Terkait masalah ini, aktivis Muslimah Indonesia, Reni Susanti menjelaskan: