کمالوندی

کمالوندی

 

Wakil kepala komisi budaya Taliban mengatakan kelompok ini tidak memiliki permusuhan terhadap Syiah, dan menekankan bahwa Imam Husein as telah melakukan pengorbanan terbesar dalam sejarah Islam.

Ahmadullah Wasiq kepada media Iran, Tasnimnews, Rabu (18/8/2021) menuturkan, “Kami mengizinkan masyarakat Syiah mengadakan kegiatan-kegiatan mazhabnya dengan tenang, karena mereka juga dari Afghanistan dan dapat mengadakan upacara apa pun dengan bebas.”

“Kegiatan Muharram sudah dilaksanakan di Afghanistan pada tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, selain kami tidak ingin mencegahnya, kami juga akan melakukan upaya maksimal untuk memastikan keamanan pelaksanaan kegiatan Muharram,” tambahnya.

Anggota senior Taliban ini menekankan bahwa kami menghormati semua mazhab dan ada banyak kesamaan antara kami dan Syiah yang kami terima.

Ahmadullah Wasiq.
Wasiq mengaku bahwa Ahlul Bait dan para sahabatnya memiliki tempat di hati kami dan merupakan bagian dari akidah kami. “Kami tidak punya konflik dan permusuhan dengan Syiah, kami menganggap mereka sebagai rekan satu negara dan saudara kami,” tegasnya.

Dia menjelaskan bahwa Sunni memuliakan Hari Asyura sebagai sebuah momen istimewa di Dunia Islam, tetapi mereka tidak punya acara khusus pada hari itu, namun Syiah mengadakan upacara khusus seperti memukul dada, dan kami tidak punya masalah dengan kegiatan-kegiatan mereka.

Sebelumnya, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid berkata kepada Tasnimnews bahwa meskipun situasi keamanan di Afghanistan belum normal, tetapi Taliban menganggap dirinya bertanggung jawab untuk memastikan keamanan acara Muharram.

 

Wakil Presiden Republik Islam Iran menyampaikan selamat hari ulang tahun kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia kepada pejabat dan rakyat Indonesia.

Wakil Pertama Presiden Iran, Mohammad Mokhber menyampaikan pesan kepada Wakil Presiden Indonesia, KH Maruf Amin, dan mengucapkan selamat hari ulang tahun ke-76 kemerdekaan Republik Indonesia kepada rakyat dan pemerintah Indonesia.

Mokhber dalam pesannya menulis, "Hubungan yang kuat dan historis antara kedua negara ditingkatkan di berbagai bidang kerja sama baru dalam masalah politik, ekonomi, dan budaya dengan penerapan strategi baru dan ikatan bersama Islam sehingga berkembang melebihi sebelumnya,".

Hari ini, Selasa,17 Agustus 2021, bangsa Indonesia merayakan hari ulang tahun kemerdekaan yang memasuki ketujuh puluh enam tahun.

 

Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi mengucapkan selamat kepada pemerintah dan rakyat Indonesia atas peringatan hari ulang tahun ke-76 kemerdekaan Republik Indonesia, dan menyampaikan optimisme peningkatan hubungan kedua negara di era baru.

Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi hari Selasa (17/8/2021) menyampaikan pesan kepada Presiden Indonesia Joko Widodo dan mengucapkan selamat hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang memasuki ketujuh puluh enam tahun.

Dalam pesan ini, Raisi mengungkapkan harapannya semoga kerja sama yang bersahabat akan dikembangkan lebih lanjut berdasarkan kehendak bersama, dan mengandalkan kapasitas dan kemampuan luar biasa dari kedua negara. 

"Kita akan melihat awal dari babak baru dalam hubungan kedua negara," tulis Raisi dalam pesan yang disampaikan kepada Jokowi.

Pemerintahan baru Iran yang dipimpin Sayid Ebrahim Raisi berkomitmen untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara Muslim, termasuk Indonesia.

 

Menyusul transformasi Afghanistan dan jatuhnya kota Kabul ke tangan Taliban, lobi berbagai negara untuk menyelesaikan krisis di negara ini meningkat drastis.

Sekaitan dengan ini, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif Senin (16/8/2021) saat bertemu dengan Utusan khusus Kemenlu Cina untuk urusan Afghanistan, Yue Xiaoyong di Tehran menjelaskan pandangan Republik Islam Iran soal transformasi Afghanistan, dan menekankan dukungan Iran terhadap Dewan Koordinasi Transisi damai Kekuasaan di Afghanistan dengan tujuan mencegah segala bentuk eskalasi kekerasan dan perang di kondisi saat ini.

Zarif menilai isu pengungsi dalam perkembangan terakhir di Afghanistan dan invasi mereka ke negara tetangga sebagai salah satu isu terpenting dan perlu yang muncul dari perkembangan di Afghanistan, serta perlu mendapat perhatian serius, terutama mengingat kondisi wabah Corona yang sulit.

Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi
Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi saat bertemu dengan Mohammad Javad Zarif menilai keamanan, stabilitas dan kesejahteraan sebagai hak rakyat Afghanistan. “Iran akan berusaha menerapkan stabilitas yang menjadi kebutuhan utama Afghanistan saat ini, dan sebagai negara tetangga dan saudara, Iran menyeru seluruh faksi untuk meraih rekonsiliasi nasional,” tegas Presiden Raisi.

Presiden Iran seraya mengisyaratkan bahwa Republik Islam Iran meyakini bahwa supremasi kehendak rakyat tertindas Afghanistan senantiasa menciptakan keamanan dan stabilitas, mengatakan, Iran seraya mengawasi dengan cerdas transformasi negara tetangga ini tetap komitmen dengan hubungan bertetangga dengan Afghanistan.

Statemen Presiden Raisi terkait kondisi Afghanistan sebuah isyarat terhadap poin penting lain, yakni kekalahan militer dan penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan harus menjadi peluang untuk memulihkan kehidupan, keamanan dan perdamaian permanen di negara ini.

Fakta sejarah menunjukkan rakyat Afghanistan senantiasa melawan segala bentuk agresi dan ketamakan, serta para agresor baik dari Timur maupun Barat kalah melawan tekad dan resistensi pejuang Afghanistan serta mereka terusir dari negara ini.

Kini setelah 20 tahun invasi Afghanistan dan pengiriman ratusan ribu tentara dengan biaya miliaran dolar, namun yang ditinggalkan dari kehadiran militer di Afghanistan adalah perang dan instabilitas.

Berdasarkan laporan lembaga Costs of War, Amerika selama 20 tahun lalu telah menghabiskan anggaran sebesar 2,260 triliun dolar di Afghanistan untuk biaya perang. Amerika di Afghanistan juga di Irak telah melakukan banyak kejahatan dan di kondisi saat ini terpaksa meninggalkan Kabul serta membiarkan negara ini terlilit perpecahan dan friksi.

Sementara itu, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani di akun medsosnya menulis, “Selama kunjungan ke Afghanistan Januari 2019, kami sempat berunding cukup rumit dengan presiden Afghanistan.”

Ia menambahkan, pernyataan sedih Menteri Pertahanan hari ini menerjemahkan efek dari pendudukan 20 tahun di Afghanistan oleh Amerika Serikat dan kedalaman pengaruh Washington dalam pemerintahan.

“Sama seperti 40 tahun lalu, kami tetap mendukung rakyat Afghanistan, tuntutan serta tekad mereka,” ungkap Shamkhani.

Republik Islam Iran berulang kali menyatakan tidak segan-segan berusaha untuk menciptakan stabilitas dan keamanan di Afghanistan, serta berharap negara-negara tetangga dan kawasan memperkuat kerja sama mereka untuk menerapkan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan.

Juru bicara Kemenlu Iran, Saeed Khatibzadeh hari Senin di jumpa pers seraya berharap semua pihak menyelesaikan tantangan yang ada melalui wacana politik menjelaskan, Iran kembali mengumumkan kesiapannya untuk mempermudah menyelesaikan isu Afghanistan melalui dialog Afghanistan-Afghanistan serta dengan kepemilikan rakyat Afghanistan dan membantu meraih konsensus regional di isu Afghanistan.

Jubir Kemenlu Iran juga menjelaskan bahwa eskalasi kekerasan menciptakan gelombang baru pengungsi di Afghanistan. Ia berharap berbagai lembaga internasional memberi perhatian serius akan masalah ini.

Tak diragukan lagi di kondisi sensitif saat ini, berlanjutnya friksi internal dan perang akan menimbulkan dampak negatif dan tidak dapat dikompensasi bagi bangsa Afghanistan. Afghanistan di kondisi saat ini tidak memiliki solusi lain kecuali dialog untuk meraih kesepahaman antara seluruh faksi dan etnis. 

 

Masyarakat Bulan Sabit Merah Provinsi Hamedan, Republik Islam Iran mendirikan rumah sakit darurat untuk melayani pasien Virus Corona yang kian hari makin bertambah jumlahnya.

Rumah sakit darurat yang dilengkapi dengan peralatan lengkap medis tersebut didirikan di sekitar rumah sakit Be'sat Hamedan baru-baru ini.

Kementerian Kesehatan Iran mengumumkan bahwa pihaknya mencatat 50.228 kasus baru positif Corona dalam 24 jam terakhir sehingga total kasus saat ini di Iran mencapai 4.517.243 jiwa.

Kemenkes Iran pada Selasa 17 Agustus 2021, menyatakan dari jumlah kasus baru tersebut, 5.163 orang dirawat di rumah sakit.

Sebanyak 625 pasien meninggal dunia akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir sehingga total korban jiwa di Iran mencapai 99.108 orang.

Sejauh ini 3.786.488 orang sudah sembuh dari Covid-19 di Iran dan meninggalkan rumah sakit, 7.424 pasien juga sedang dirawat intensif di rumah sakit. Sebanyak 27.380.677 tes Covid-19 telah dilakukan di Iran hingga hari ini.

Menurut data resmi Kemenkes Iran, warga yang sudah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama berjumlah 15.766.564 orang dan dosis kedua 4.714.701 orang. Total jumlah vaksinasi di Iran mencapai 20.481.265 dosis.

 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan Kedutaan Besar Iran di Kabul dan Konsulat Jenderal di Herat tetap beroperasi.

"Baik kedutaan di Kabul maupun konsulat di Herat bekerja dan beroperasi sepenuhnya," kata Saeed Khatibzadeh pada Selasa (17/8/2021) seperti dilaporkan laman Farsnews.

Dia juga menyampaikan keprihatinan atas meningkatnya kekerasan di Afghanistan, dan meminta perhatian serius Taliban untuk memastikan keselamatan dan keamanan penuh para diplomat serta fasilitas diplomatik di Herat.

"Kementerian Luar Negeri Iran terus berhubungan dengan para staf diplomatik yang bekerja di kedutaan dan konsulatnya di Kabul dan Herat serta terus memantau perkembangan," kata Khatibzadeh. 

 

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengatakan, kami akan mengerahkan semuah kapasitas IRGC dan Organisasi Basij untuk menghadapi wabah Corona.

Hal itu disampaikan Mayor Jenderal Hossein Salami dalam pertemuan virtual dengan para komandan IRGC di seluruh Iran, Selasa (17/8/2021) seperti dikutip Klub Jurnalis Muda (YJC).

"Penyebaran virus Corona telah mencapai tahap berbahaya yang membuat masyarakat menderita," tambahnya.

Mayjen Salami mencatat bahwa dalam situasi seperti ini, kami memikul tanggung jawab dan bertindak secara bertanggung jawab di hadapan masyarakat. Fasilitas yang kami miliki akan dipakai untuk memerangi wabah penyakit ini.

"Kami telah mengerahkan semua kemampuan kami sebagai tugas sejarah, kewajiban agama dan organisasi untuk mewujudkan perintah Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam sebuah jihad besar," tegasnya.

Mayjen Salami menjelaskan bahwa dengan memanfaatkan kapasitas milik IRGC dan Organisasi Basij, vaksinasi harus diperluas di bawah pengawasan Kementerian Kesehatan Iran.

"Media sosial juga harus dimobilisasi untuk melawan kampanye musuh dalam perang psikologis," imbuhnya.

Selasa, 17 Agustus 2021 19:59

Acara Duka Malam Kedelapan Muharam di Iran

 

Ribuan warga Republik Islam Iran mengikuti acara duka malam kedelapan Muharam untuk mengenang kesyahidan Imam Husein as, cucu tercinta Rasulullah SAW.

Acara tersebut digelar di bundaran Imam Khomeini ra pada Senin (16/8/2021) malam. Pembacaan kidung duka dibawakan oleh Hajj Haidar Khamseh dan pembacaan syair-syair keutamaan Ahlul Bait Rasulullah SAW disampaikan oleh Hajj Abdolreza Helali.

Pada bulan Muharam, terjadi tragedi memilukan ketika Imam Husein as, keluarga dan sahabat-sahabatnya dibantai di Padang Karbala oleh pasukan Yazid bin Muawiyah pada tanggal 10 Muharam, sehingga bulan ini merupakan bulan kesedihan bagi keluarga dan Ahlul Bait Nabi Muhammad SAW serta umat Islam.

Salah satu pertanyaan yang terus muncul hingga kini mengenai keabadian peristiwa Asyura (10 Muharam), mengapa tragedi besar yang terjadi lebih dari seribu tahun ini tidak pernah lekang oleh zaman dan masih lestari hingga kini.

Sepanjang sejarah begitu banyak gerakan perjuangan yang datang dan pergi silih berganti, tetapi seiring berjalannya waktu banyak yang hilang dari memori kolektif bangsa-bangsa, dan kehilangan perannya. Tetapi fenomena ini tidak menimpa gerakan Asyura Husseini yang terus diperingati dan lestari hingga kini, bahkan memberikan inspirasi dalam perjuangan di negara-negara tertindas melawan penguasa otoriter.

Hal yang sangat penting dari gerakan Asyura adalah kenyataan bahwa antusiasme ini tidak hanya terjadi di dunia Islam, tetapi telah mempengaruhi opini publik bangsa-bangsa dunia, terutama para pencari kebebasan yang melintasi batas geografis. Fenomena yang paling menonjol selama beberapa tahun terakhir bisa dilihat dalam epik pawai akbar Arbain yang diikuti belasan juta orang yang datang dari berbagai penjuru dunia.

Faktanya, peristiwa besar dan menakjubkan dari gerakan Asyura bukan hanya peristiwa yang tunduk pada perjalanan waktu, tetapi peristiwa universal dan abadi dalam sejarah yang harus diidentifikasi secara mendalam mengenai rahasia dan misteri keabadiannya, sehingga menjadi landasan bagi gerakan pembebasan negara-negara tertindas dunia dalam menghadapi dominasi penindas dan kekuatan imperialisme global.

Apabila peringatan Asyura Imam Hussein hanya sebatas penyelenggaraan peringatan ritual duka cita, maka tentu saja musuh-musuh Islam tidak akan merasa terancam, bahkan mereka akan membiarkan penyelenggaraan acara ini dengan melucuti spirit dan pesan penting yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, untuk mengatasi fenomena ini, tampaknya perlu dipelajari rahasia keabadian Asyura demi meraih spirit dan pesan utama di dalamnya.

Salah satu rahasia terpenting dari keabadian perjuangan Asyura adalah kehadiran para pengikut setia Imam Husein yang berupaya menjaga Islam Muhammadi. Sejak Nabi Muhammad Saw wafat, sebagian kalangan berupaya memisahkan Alquran dari Ahlul Bait Rasulullah Saw, menyingkirkan Ali dari kekhalifahan, memalsukan hadits dan membakar hadits Nabi Muhammad Saw dan juga melimpahkan tanggung jawab utama kepada Dinasti Umayyah.

Mereka juga mengancam, menindas, dan membunuh Abu Dzar, Hujr bin Adi, dan berijtihad yang bertentangan dengan teks Alquran dan Sunnah Rasulullah Saw untuk mendistorsi Islam Muhammadi, sehingga Islam di masa Yazid hanya tinggal cangkangnya saja. Oleh karena itu, ketika Yazid membuat keputusan serius untuk memaksa Imam Hussein supaya berbaiat kepadanya, Imam Husein secara tegas menyatakan kepada Marwan Ibn Hakam, "... Kita berasal dari Allah dan  akan kembali kepada-Nya. Ketika umat Islam dipimpin oleh seorang penguasa seperti Yazid, maka kita harus menyampaikan perpisahan dengan agama Islam. "

Perhatian paling penting dan mendasar dari perjuangan Imam Hussein adalah menjaga Islam di tengah berbagai rongrongan. Imam Husein mengungkapkan berbagai penyimpangan dari jalur kepemimpinan Nabawi yang diciptakan oleh para penguasa yang haus kekuasaan semacam Yazid.

Mengenai masalah ini, Imam Husein berkata, “Orang yang kalian harapkan baiatku kepadanya adalah peminum minuman keras dan tangannya berlumuran darah orang-orang tak berdosa. Dialah orang yang melanggar perintah Ilahi dan melakukan dosa secara terbuka di depan mata banyak orang. Apakah pantas bagi orang seperti saya untuk bersumpah setia kepada orang yang rusak seperti dia?  Dalam hal ini, kita harus mempertimbangkan masa depan untuk melihat siapa di antara kita yang pantas menjadi pemimpin Umat Islam dan pantas mendapatkan bait dari mereka.(Tabari vol. 7 hal. 18-216, Ibn Athir 23 hal. 263-264)

Berdasarkan literatur otentik Syiah dan Sunni, sifat Imam Husein dan Yazid tidak bisa dibandingkan seperti langit dan bumi. Yazid adalah orang yang berusaha sekuat tenaga untuk menghancurkan Islam dan Ahlul Bait Rasulullah Saw. Ketika berkuasa, dia menyatakan, "Bani Hasyim bermain dengan kekuasaan, karena itu bukan wahyu ataupun risalah."(Al-Ghadir hal. 342)

Tidak diragukan lagi, jika Imam Hussein tidak melawan kebijakan jahat yang diwarisi Yazid dari pendahulunya, maka tidak ada jejak Islam yang tersisa. Oleh karena itu, benar kiranya jika dikatakan bahwa agama Islam didirikan dengan kebangkitan Nabi Muhammad Saw, tetapi dipertahankan melalui perjuangan Imam Hussein. 

 

Taliban dalam sebuah siaran pers menjamin keamanan orang-orang yang menggelar kegiatan acara duka Imam Husein as di Herat dan kota-kota lain di Afghanistan.

"Taliban telah melarang segala bentuk gangguan terhadap para jamaah acara duka Husseini di kota Herat," kata pernyataan tersebut seperti dilaporkan IRIB, Selasa (17/8/2021).

Menurut sumber-sumber lokal di Balkh, gubernur yang ditunjuk oleh Taliban di Balkh mengatakan kepada para jamaah bahwa Syiah dan Sunni bersaudara, dan Imam Husein as bukan hanya milik Syiah.

Bupati Kabupaten Surkh-Parsa di Provinsi Parwan juga ikut menyampaikan pidato kepada masyarakat yang memperingati acara Muharram dan kemudian ikut menikmati dan membagikan makanan kepada mereka.

Acara duka Imam Husein as juga tetap berlangsung di ibu kota Kabul setelah pasukan Taliban memasuki Istana Presiden. 

 

Kelompok Taliban memastikan keamanan pasukan Amerika Serikat saat mereka meninggalkan Afghanistan.

Dilaporkan televisi Aljazeera, juru bicara Taliban yang berdomisili di Qatar, Suhail Shaheen kepada saluran MSNBC, Selasa (17/8/2021) mengatakan, "Kami telah memberikan jaminan kepada Washington bahwa Taliban tidak akan menyerang pasukan AS saat mereka mundur dari Afghanistan."

Dia menolak klaim-klaim yang menyebutkan bahwa pasukan Taliban bertindak kejam terhadap warga sipil atau pejabat pemerintah.

"Taliban tidak memeriksa rumah-rumah untuk menemukan orang-orang yang telah bekerja sama dengan pasukan AS," kata Shaheen.

Pasukan Taliban menguasai Kabul pada Minggu sore, 15 Agustus dan secara bersamaan, Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Afghanistan dengan sebuah pesawat.

Taliban kemudian mengumumkan berakhirnya perang setelah menguasai Kabul. Saat ini Taliban menguasai seluruh wilayah Afghanistan kecuali Provinsi Parwan dan Panjshir.