
کمالوندی
Bersama Imam Husein as; Motif Kebangkitan Imam Husein (8)
Imam Husein as sejatinya diundang untuk menerima kezaliman yang Nabi Muhammad diutus untuk menyingkirkannya (kezaliman) di dunia. Husein diajak untuk menguburkan nilai-nilai yang dijaga manusia terbaik, Ali, Fatimah dan Husan as serta yang ditegakkan oleh mereka dengan darah. Pastinya sosok besar seperti Imam Husein menolak ajakan seperti ini.
Siapakah sebenarnya Husein yang membuat seluruh alam tergila-gila ? Mengapa Husein bangkit melawan khalifah di zamannya? Mengapa ia tidak seperti ayah dan saudaranya memberi nasihat, musyawarah dan berdamai? Dan mengapa beliau mengorbankan orang-orang yang dicintainya di perjuangan ini?
Khalifah waktu itu adalah Yazid bin Muawiyah yang hanya memikirkan kekuasaan dan kekayaan. Ia menganggap Husein juga seperti dirinya, ingin merebut kekuasaan dan kekayaan serta menduduki istana. Tentu saja, inilah yang dia ingin orang lain anggap benar, jika tidak Yazid memahami bahwa tujuan Imam adalah menghidupkan kembali Islam dan di Islam tidak ada artinya kesultanan dan kerajaan yang diwariskan. Oleh karena itu, Yazid berusaha keras mencegah Imam mencapai tujuannya, sehingga ia tidak kehilangan sesuatu yang lebih berharga dari nyawanya.
Solusi terbaik bagi Yazid untuk meraih tujuannya adalah sebelum terlibat perang dengan Imam Husein, ia menyusun perang propaganda dengan menyesatkan kebenaran dan menyembunyikan tujuan utama Imam dari pikiran masyarakat. Ia harus meyakinkan rakyat bahwa jika Husein menjadi khalifah, hukum tidak berbeda. Husein juga mengejar kekuasaan bumi Muslimin untuk menguasai Baitul Mal. Rakyat harus mengasumsikan secara pasti bahwa Baitul Mal milik mutlak Amirul Mukminin dan tidak ada yang berhak mengintervensinya.
Yazid berhasil membuat kebohongan ini sebagai kebenaran dihadapan masyarakat, karena rakyat bodoh terhadap agamanya. Tidak ada cendikiwan dan ahli berpikir di agama, dan mereka tidak memiliki wawasan agama. Mereka tidak mengetahui bahwa Islam datang untuk mencabut peluang arogansi orang-orang seperti Yazid. Mereka tidak mengetahui Baitul Mal hak seluruh umat muslim dan harus dialokasikan untuk memajukan dan mengembangkan Islam serta perkembangan materi dan spiritual umat, bukannya digunakan untuk berfoya-foya segelintir orang.
Muslim tidak membayar khumus dan zakat jika seseorang atau orang-orang tertentu dengan mudah dan tanpa batasan melanggar semua nilai-nilai Islam, minum alkohol dan mengadakan pertemuan yang berdosa. Muslim tidak bisa dan tidak boleh menyetujui pemerintah yang berkuasa yang mengabaikan aturan Islam, melarang apa yang dihalalkan Allah, dan melarang apa yang halal bagi-Nya, secara terbuka, di bawah panji agama dan atas nama Islam.
Ini adalah kemungkaran yang sama yang mencapai puncaknya pada masa Yazid, dan Imam (as) tidak hanya mengaggap diam tidak hanya layak baginya tetapi juga layak bagi setiap orang beriman. Husein bangkit untuk mencegah kemunkaran besar ini, yang merupakan akar dari korupsi sosial dan pribadi lainnya. Dia tahu bahwa akhir dari kebangkitannya ini hanyalah kesyahidan dan pertumpahan darah dia dan keluarganya dan semua sahabatnya, tetapi ini adalah tugas agama yang harus dilakukan bahkan dengan mengorbankan nyawanya.
Imam Husein as sejatinya diundang untuk menerima kezaliman yang Nabi Muhammad diutus untuk menyingkirkannya (kezaliman) di dunia. Husein diajak untuk menguburkan nilai-nilai yang dijaga manusia terbaik, Ali, Fatimah dan Husan as serta yang ditegakkan oleh mereka dengan darah. Pastinya sosok besar seperti Imam Husein menolak ajakan seperti ini.
Ketika gubernur Madinah meminta Husein berbaiat kepada Yazid, Imam sangat marah dan langsung menolaknya. Di malam hari ia berziarah ke pusara kakeknya, Rasulullah Saw dan ketika bermunajat kepada Tuhan, ia berkata, “Ya Allah ! Ini pusara Nabi-Mu, Muhammad Saw dan aku anak dari putrinya. Kamu mengetahui apa yang menimpa diriku. Ya Allah ! Aku menyukai yang makruf dan membenci kemunkaran.” Dari perspektif Imam Husein, ketika umat Islam dipimpin oleh seorang pemimpin seperti Yazid, maka harus diucapkan salam perpisahan kepada Islam.
Di kondisi seperti ini, surat dari warga Kufah membanjiri Mekah, muslim yang mengklaim tidak akan berbaiat kepada Yazid dan siap untuk melawan kezaliman dan kemunkaran yang dibangun Yazid. Mereka menulis kepada Imam, “Kebun-kebun penuh buah dan penunggang kuda telah siap berperang, kesinilah, karena tidak ada pemimpin yang kami kenal kecuali Anda. Cepatlah para pecintamu tengah menanti kedatangan Anda.”
Meski ada kesiapan warga Kufah, Imam Husein as yang paling layak untuk memimpin umat Islam, melihatnya sebagai kewajiban agama dan syar’inya untuk membela keadilan dan pembentukan pemerintahan Islam yang sejati. Ini adalah makruf yang ingin ditegakkan Imam sebagai ganti dari kemunkaran Yazid. Apakah mungkin melarang kemunkaran dan menghapusnya dari masyarakat, dan menggantikannya dengan hal-hal makruf. Di Islam nahi munkar selalu disandingkan dengan amar makruf. Jika Husein melarang teladan pemerintahan Yazid, maka ia harus menyodorkan teladan ilahi sebagai gantinya dan melaksanakannya sehingga masyarakat muslim tidak tertinggal untuk meraih tujuan tingginya.
Sebelum berangkat Imam menulis surat wasiat dan menyerahkannya kepada saudaranya, Mohamman Hanafiyah dan menekankan, “Aku bangkit untuk memperbaiki umat kakekku, Aku ingin menegakkan amar makruf dan nahi munkar.”
Sebelum meninggalkan Mekah, Imam memberi khutbah kepada masyarakat di Mina dan menjelaskan hasil dari amar makruf nahi munkar dan berkata, “Allah Swt mewajibkan amar makruf dan nahi munkar, karena mengetahui jika kedua kewajiban ini dijalankan, seluruh perintah dari langit dan sulit akan ditegakkan. Dan ini karena amar makruf dan nahi munkar adalah seruan kepada Islam dan disertai dengan menolak kezaliman dan menentangnya, membagi baitul mal dan harga rampasan perang (Ghanimah), mengambil zakat dari tempatnya dan menggunakannya di kasus yang benar.”
Husein berangkat dari Mekah menuju Kufah dengan niat menghidupkan kembali Islam dan menegakkan slogannya. Di tengah jalan beliau bertemu dengan Farazdaq, penyair dan pecinta Ahlul Bait. Imam menjelaskan tujuannya kepada Farazdaq, “Wahai Farazdaq ! Ini adalah sekelompok orang yang menerima kepemimpinan setan, meninggalkan ketaatan kepada Tuhan dan berbuat kerusakan secara terang-terangan di muka bumi. Mereka menghancurkan hukum Tuhan, minum minuman keras, dan menguasai harta orang fakir dan miskin, dan aku lebih layak dari siapa pun untuk membantu agama Tuhan, dan ketinggian agama-Nya serta jihad di jalan-Nya, sehingga agama Tuhan meraih kemenangan.”
Husein setiap hari semakin dekat ke Kufah dan warga kota ini, dan semakin dekat Imam, warga Kufah semakin lemah di komitmennya. Mereka menjual pedang dan tombaknya dengan dinar dan dirham Yazid ketimbang menyambut dan mendukung Imam Husein. Sungguh buruk transaksi mereka ketika menjual agamanya dengan dunia, dan itu adalah dunia lain seperti Yazid.
Tentara pertama yang dikirim dari Kufah untuk menghadapi Imam Husein as adalah tentara Hur bin Yazid Riyahi. Ketika tentara Hur lelah dan kehausan, mereka tiba dihadapan kafilah Imam Husein. Imam memberi minum tentara dan kudanya serta berkata kepada mereka, “Siapa saja yang melihat pemimpin zalim yang menghalalkan apa yang diharamkan Tuhan dan menghancurkan perjanjian Tuhan, menentang sunnah Nabi dan berperilaku zalim di tengah hamba Tuhan, tapi ia tidak memeranginya secara praktis atau melalui ucapan, maka layak bagi Tuhan untuk menempatkannya di posisi pemimpin zalim, yakni neraka.”
Dengan kata-kata ini, sambil mengingatkan tugas semua bagian rakyat dalam perjuangan melawan penindasan, ia menunjukkan bahwa tidak ada halangan dalam tekadnya untuk mereformasi urusan dan memerangi para tiran dan penindas Bani Umayyah dan perjuangan ini tidak bersyarat dengan dukungan warga Kufah. Meskipun dia tahu bahwa akhir dari jalan ini baginya dan para sahabatnya hanyalah kesyahidan dan penahanan, tetapi dia tidak bisa berhenti menjalankan perintah ilahi untuk menegakkan keadilan dan syiar agama. Tujuannya adalah untuk mengabdi kepada Tuhan dan mematuhi perintah-Nya. Dengan demikian, tidak ada perbedaan antara memerintah dan mati syahid bagi Imam as karena keduanya adalah kewajiban ilahi dan mencapai masing-masing bagi Husein sama dengan mengabdi kepada Tuhan dan sama dengan kemenangan.
Pengingkaran janji oleh warga Kufah membuat amar makruf yang ingin ditegakkan Imam tidak terlaksana, namun suara nahi munkar beliau sampai saat ini masih tergiang di telinga dan mengajak para pecinta kebebasan di dunia untuk terus melawan kezaliman dan ketidakadilan.
Tokoh-tokoh besar seperti Sayid Jamaluddin Asadabadi, Sheikh Fadhlullah Nuri, Gandi dan Nelson Mandela adalah sosok yang mendengarkan nahi munkar Imam Husein dan bangkit melawan kezaliman di zamannya. Di antara tokoh terbesar pecinta kekebasan adalah Imam Khomeini yang memimpin Revolusi Islam di Iran dengan meneladani kebangkitan Imam Husein, serta konsisten hingga mencapai kemenangan. Beliau meyakini pengorbanan Husein yang membuat Islam tetap hidup, dan dengan memperingati duka dan menangis atas Husein, kita akan tetap menjaga nama serta ajarannya di hati kita dan kita tidak akan lelah melawan kezaliman serta kemunkaran.
Bersama Imam Husein as; Sirah Imam Husein as (7)
Kita berada di hari ketujuh di bulan Muharram. Kali ini kita akan membahas sirah dan perilaku Imam Husein as selama di Padang Karbala.
Imam Husein as manifestasi seluruh sifat baik dan dari sisi moral serta perilaku, ia adalah teladan dan manifestasi penuh Rasulullah Saw. Sirah akhlaki dan perilaku Imam menunjukkan spirit tinggi dan bimbingan Rasulullah. Karakteristik unggul beliau dan perilakunya muncul di berbagai kesepatan selama kebangkitan Asyura dan sejarah menjadi saksi kuat akan klaim ini.
Di antara karakteristik Abu Abdillah as adalah kecintaannya akan munajat dan ibadah. Ibadah kepada Tuhan memiliki dampak khusus pendidikan dan sumber kesempurnaan jiwa dan spiritual manusia. Ibadah dan irfan, membuat jiwa hamba bergabung dengan kekuatan ilahi yang tak terbatas dan kesempurnaan mutlak. Allah Swt di ayat 17 dan 18 Surah Adh-Dhariyat terkait hamba-Nya berkata, “Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.”
Doa Arafah Imam Husein as contah lain dari irfan beliau, ketika beliau bermunajat kepada Tuhannya dan berkata, “Ya Tuhanku ! Apa yang dia temukan yang kehilanganmu? Dan apa yang hilang dari orang yang menemukanmu? “Sesungguhnya orang yang puas dengan orang lain selain kamu adalah orang yang merugi, dan orang yang berpaling dari kamu akan merugi.”
Pada malam Tasua, Umar bin Saad memerintahkan penyerangan. Sayidina Abbas as ditugaskan oleh Imam Husein as untuk mengambil jeda dari para penindas pada malam Asyura dan untuk menunda perang ke hari berikutnya. Abu Abdullah as mengungkapkan motivasinya untuk menunda perang kepada saudaranya Abbas: “Saudaraku Abbas! Sayangku, naiklah ke kudamu... Pergi ke mereka dan jika Anda dapat menunda perang sampai besok pagi dan menjauhkan mereka dari kita malam ini, mungkin kita bisa berdoa dan bermunajat dan meminta pengampunan dari Tuhan kita malam ini, Dia tahu betul bahwa saya senang dan membaca Al-Qur'an serta meminta pengampunan dari-Nya."
Imam Husein as sangat menyukai doa, zikir dan munajat sehingga dia ingin mengambil cuti malam dari musuh untuk bermunajat dan berdoa, sambil berdiri teguh melawan tuntutan musuh yang tidak sah.
Spirit perjuangan dan muqawama sangat kentara di perilaku dan ucapan Imam Husein as, hingga akhir kehidupannya, hingga Imam di subuh hari Asyura setelah menunaikan shalat Subuh berbicara kepada pengikutnya dan di penggalan pidatonya, Imam memperkuat semangat pasukannya. Di pidatonya ini Imam kembali menjelaskan tujuannya dan menunjukkan tekad kuatnya dalam melanjutkan perjuangan kepada sahabatnya serta merekomendasikan mereka untuk bersabar dan istiqamah. Imam Husein as berkata, Wahai pengikutku ! Allah Swt meridhai syahadah kalian dan aku di hari ini, oleh karena itu berjuanglah dan terus berjuang.
Hadis terkenal dari Imam Shadiq as menyebutkan Imam Husein sebagai pemberi petunjuk dan pencerah. Imam Shadiq as di riwayat ini mengatakan, bacalah Surah al-Fajr di shalat wajib dan sunnah kalian, karena Surah ini adalah Surah Husein bin Ali as dan siapa saja membacanya maka di hari Kiamat akan bersama Husein di surga.
Poin penting di riwayat ini adalah di antara surah al-Quran, Surah al-Fajr dikhususkan untuk Imam Husein as. Bani Umayyah ingin melupakan nilai-nilai ilahi yang dibangun atas kerja keras Rasulullah Saw, namun menginat Fajr berarti terang, Imam Husein di hari-hari kegelapan kepemimpinan despotik, dengan mengorbankan nyawanya dan keluarganya seperti ufuk terang yang bersinar dan dengan menampilkan gambaran jelas atas sendi-sendi dan hukum Islam, Imam telah memperjalas jalan kemanusiaan hingga Kiamat.
Zuhud adalah karakteristik lain dari perilaku Imam Husein as di Karbala. Di akhir pidatonya di pagi hari Asyura, dengan kata-kata yang bersumber dari kedalaman jiwa dan iman, Imam kepada pengikutnya berkata, “Wahai orang mulia ! Bersabarlah, dan ketahuilah bahwa kematian tak lebih sebuah tangga yang membuat kalian melewati penderitaan dan kesulitan serta membawa kalian ke surga yang luas dan kekal. Siapa yang tidak ingin pindah dari penjara ke istana ? Dan kematian ini bagi musuh kalian seperti pindah dari istana ke penjara serta ruang penyiksaan. Kakekku, Rasulullah Saw berkata kepadaku, “Dunia penjara orang mukmin dan surga orang kafir, dan kematian sebuah tangga yang membawa orang beriman ke surga dan orang kafir ke neraka.”
Kehormatan orang muslim terletak pada penerimaan sistem yang tepat dan sah yang dirancang oleh Rasulullah Saw, dan sistem tersebut adalah Imamah. Oleh karena itu, pemerintahan seperti Yazid bertentangan dengan sistem yang diinginkan Tuhan dan sama artinya dengan kehinaan orang mukmin. Imam Husein as yang menjadi perwakilan sistem Imamah, mengejar kemuliaan Islam dan umat Muslim. Beliau menilai hina kekuasaan dan kepemimpinan Yazid, dan menentangnya.
Jelas, tujuan Imam Husein as adalah untuk mewujudkan kekuasaan dan kehendak Tuhan dalam masyarakat, dan dia tidak melakukan apa pun yang akan melemahkan agama ilahi. Oleh karena itu, satu-satunya jalan yang tersisa bagi beliau adalah berperang, atau tunduk pada penghinaan, dan menyerah kepada Yazid. Untuk alasan ini, Imam menyatakan kesyahidan di jalan Allah lebih layak daripada kesetiaan kepada Yazid, dan secara eksplisit menyatakan: "Kehinaan jauh dari kita."
Imam Husein as dalam semua masa-masa sensitif dan kritis, karena situasi dan kondisi saat ini, mengambil cara terbaik dan paling layak untuk melestarikan prinsip-prinsip Islam dan memerangi kepalsuan dan para pemimpin kemunafikan, dan hasilnya dari upaya tak kenal lelah dan penuh kebanggaan ini adalah kesyahidan yang dirindukan dan yang diridhai oleh Allah Swt. Di Surah al-Fajr ayat 27-30 Allah berfirman, “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku.”
Di salah satu penggalan doa ziarah Asyura disebutkan, «إِنِّی سِلْمٌ لِمَنْ سَالَمَکُمْ وَ حَرْبٌ لِمَنْ حَارَبَکُمْ إِلَی یَوْمِ الْقِیَامَةِ (Aku berdamai dengan orang yang berdamai denganmu (Husein) dan berperang melawan orang yang melawanmu hingga hari Kiamat). Sejatinya mereka mereka yang melantunkan doa ini tengah belajar untuk menjaga nilai-nilai Ilahi dan hingga akhir nafas atau tetes darah terakhir, harus terus bertahan dan istiqamah sehingga mampu meraih kebahagiaan yang kekal bagi dirinya.
Bersama Imam Husein as; Husein di mata Rasulullah Saw (6)
Rasulullah Saw bersabda, “Husein memiliki kedudukan yang hanya dapat diraih dengan syahadah, ia akan memberi syafaat kepada pecinta dan orang-orang yang mencitainya, dan syafaatnya akan dikabulkan, Mahdi juga dari keturunan Husein dan sungguh bahagia sahabat Husein yang akan selamat dan bahagia di Hari Kiamat.”
Kita saat ini berada di hari-hari duka Imam Husein as. Imam yang jalan dan tujuannya melewati setiap generasi, abad dan wilayah serta menyebarkan pelajaran membangun manusia dan cinta kebebasan di semua tempat. Mohammad Ali Janah, pendiri Pakistan terkait Imam Husein as mengatakan, “Tidak ada contoh keberanian yang lebih baik dari apa yang ditunjukkan Imam Husein ketika memberi pengorbanan dan menunjukkan keberaniannya; Menurut saya seluruh umat Muslim harus mengikuti syahid yang mengorbankan dirinya di Irak ini.”
Gandhi, pemimpin besar India mengatakan, “Aku mengambil pelajaran dari Husein untuk membebaskan bangsaku.”
Umat manusia sampai saat ini haus akan pelajaran Asyura; aliran yang memberi pelajaran pengorbanan, ikhlas, bertawakkal kepada Tuhan dan mencari kebenaran serta Husein sumber yang mengenyangkan seluruh pecinta kebenaran.
Ketika Husein dilahirkan ke dunia, ia menemukan dirinya dibuaian kakeknya yang penuh cinta, Rasulullah Saw. Mohammad al-Mustafa (Saw) memiliki kecintaan dan kedekatan khusus dengan cucunya, Imam Hasan dan Imam Husein as. Beliau tak segan-segan menunjukkan kecintaan besar tersebut kepada para sahabatnya.
Rasulullah membawa kedua cucunya, Imam Hasan dan Imam Husein di atas pundaknya. Ia menyayangi kedunya dengan membaca syair. Terkadang Rasul tengah berkhutbah dan ketika menyaksikan Hasan dan Husein, beliau turun dari mimbar serta dihadapan sahabatnya, ia memeluk keduanya dan menyayanginya sehingga umatnya memahami posisi kedua cucu tersayang ini.
Rasul saat menjawab pertanyaan sahabatnya yang mengatakan, Wahai Rasulullah ! Mana di antara keluargamu yang paling kamu cintai ? Rasul menjawab, Hasan dan Husein. Rasul di berbagai kesempatan mengenalkan umatnya akan posisi Ahlul Bait as, khususnya Imam Hasan dan Husein as, seakan-akan beliau berusaha melalui berbagai ucapan dan kalimatnya atau perilaku khususnya untuk menyadarkan masyarakat akan kecintaannya terhadap Hasan dan Husein, supaya beliau dapat mencegah kezaliman dan perlakuan buruk di masa yang tak jauh terhadap hak Ahlul Baitnya.
Salah satu sabda khusus Rasulullah dalam mengenalkan posisi dan kedudukan Imam Husein as adalah hadis terkenal, “Husein dariku dan aku dari Husein, Allah mencintai orang yang mencintai Husein.” Riwayat ini memiliki sanad yang kuat dan Ahlul Sunnah menyebutkan hadis ini dengan sanad sahih dan kuat di berbagai sumbernya.
Di sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah yang selesai dari undangan menyaksikan Husein bersama anak-anak dan tengah bermain. Rasul mendatangi Husein dan membentangan kedua tangannya sehingga Husein datang dan merangkulnya, tapi Husein yang tengah asyik bermain, lari ke sana dan kemari. Rasul tersenyum menyaksikan tingkah Husein. Kemudian Rasul memegang Husein dan mengelus kepalanya dan menciumnya. Rasul kemudian memandang orang-orang di sekitarnya dan berkata, “Husein dariku dan aku dari Husein. Allah mencintai orang-orang yang mencintai Husein.”
Suatu hari, Husein digendong Rasul dan beliau bermain dengan cucunya ini serta membuatnya tertawa. Aisyah berkata, Wahai Rasulullah ! Mengapa kamu sangat menyayanginya ? Rasul berkata, Bagaimana aku tidak menyayanginya, ia adalah buah hatiku dan cahaya mataku, namun umatku membantainya. Siapa saja setelah syahadah Husein menziarahinya, Allah akan memberi pahala satu haji kepadanya.
Ketika Imam Husein tiba, Rasul dengan suara keras supaya semuanya mendengar, berkata, “Selamat datang wahai hiasan langit dan bumu.” Salah satu yang hadir bernama Ubay bin Kaab dengan takjub berkata, Ya Rasulullah, apakah ada yang lain selain dirimu sebagai hiasan langit dan bumi ? Rasul berkata, Wahai Ubay bin Kaab, aku bersumpah kepada yang mengutusku, Husein lebih terkenal di langit ketimbang di bumi. Namanya di Arsy ilahi tertulis bergini اِنّ الحُسینَ مِصباحُ الهُدی و سفینةُ النّجاة (Sesungguhnya Husein adalah cahaya petunjuk dan bahtera penyelamat).
Ulama Syiah dan Sunni di berbagai kesempatan meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Ansari yang berkata, aku beberapa kali mendengar dari Rasul mengenai Husein bin Ali, dan beliau berkata, siapa saja yang ingin menyaksikan penghulu pemuda surga dan mengenalnya, maka pandanglah Husein bin Ali.
Di kitab Amali karya Sheikh Saduq juga diriwayatkan sabda Rasul yang menyebutkan sifat mulia Husein. Rasul berkata, Wahai manusia, ini Husein anak Ali, kenalilah dia. Aku bersumpah kepada yang memegang nyawaku, ia (Husein) dan orang yang mencintainya atau orang-orang yang mencitai orang yang menyayangi Husein berada di surga. Yakni Husein di Hari Kiamat akan memberi syafaat kepada pecinta dan pengikutnya serta banyak yang masuk surga melalui syafaat Husein.
Ketika Husein berusia tujuh tahun, kakek tercintanya ini meninggalkan dirinya. Namun selama tujuh tahun ini, ketika ia hidup dengan kakeknya, ucapan paling banyak yang ia dengan dari Rasul adalah mengenai berita syahadah dirinya. Rasul mengetahui bahwa syahadah Husein akan kekal, oleh karena itu Rasul menyebarkan ucapannya untuk mengenalkan Imam Husein as, metodenya dan syahadahnya.
Dengan demikian di riwayat Imam Baqir as disebutkan, “Metode Rasul adalah ketika Imam Husein mendatanginya, beliau langsung mengambilnya dan kepada Ali berkata, jagalah Husein. Kemudian Rasul mencium badan Husein dan menangis. Husein bertanya, Kakek ! Mengapa kamu menangis ? Rasul menjawab, Anakku ! Aku mencium tempat pedang di tubuhmu dan aku menangis.
Di riwayat muktabar disebutkan bahwa suatu hari Rasulullah berada di rumah Ummu Salamah. Imam Husein as yang saat itu masih anak-anak, mendatangi Rasul. Ummu Salamah langsung maju kedepan dan ia menyaksikan Husein berada di dada Rasul dan Nabi tengah menangis serta memutar sesuatu di tangannya. Rasul berkata, Ummu Salamah, Jibril memberitahuku bahwa anak ini akan terbunuh dan Jibril memberiku sejumlah tanah tempat ia syahid. Dan tanah itu berada di sana, ketika berubah warna darah, maka ketahuilah Huseinku terbunuh.
Ummu Salamah berkata, Wahai Rasul, mintalah kepada Tuhan supaya musibah ini dihilangkan. Rasul berkata, Tuhan memberiku wahyu bahwa Husein memiliku kedudukan yang hanya dapat diraih melalui syahadah dan ia akan memberi syafaat kepada pecinta dan pengikutnya serta syafaatnya akan diterima. Sama seperti Mahdi dari keturunan Husein, sungguh bahagia sahabat dan pecinta Husein yang termasuk orang-orang selamat di Hari Kiamat.
Bersama Imam Husein as; Wawasan dan Pencerahan Husein (5)
Salah satu karakteristik utama dan pesan kebangkitan Imam Husein bin Ali as adalah wawasan dan pencerahan.
“Ya Allah! Jadikan gerakanku berdasarkan wawasan dan jalanku bertumpu pada hidyah, dan metode serta jalanku senantiasa disertai pertumbuhan dan ketinggian.” Doa Imam Husein as.
Salah satu indeks utama dan pelajaran dari kebangkitan Husein bin Ali as adalah wawasan dan pencerahan. Wawasan adalah penerangan dan cahaya khusus yang muncul dari pemikiran dan pemanfaatan wahyu serta imamah di dalam diri manusia. Orang tidak berwawasan, tidak memiliki kehidupan manusiawi; Karena pemekiran mereka berada di dalam kegelapan dan tidak melihat kebenaran. Oleh karena itu, mereka juga tidak mengenal jalan kemajuan dan kebahagiaan.
Al-Quran membandingan orang-orang yang memiliki wawasan dan yang tidak memilikinya. Surah al-An’am ayat 122 menyebutkan, “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.”
Kekuatan wawasan dan pemikiran kuat manusia dapat disaksikan di ucapan dan logika Imam Husein. Ia menentukan kondisi krisis masyarakat, memahami jalannya dan menempatkan dirinya serta keluarganya di badai mengerikan untuk menyelamatkan manusia.
Umat manusia selalu tunduk pada hasutan dan kejahatan setan yang mengorbankan massa dalam kegelapan rumah jagal kebodohan untuk mencapai tujuan dan keserakahan mereka dengan propaganda yang tersebar luas dan terkonsentrasi. Pada saat ini, satu-satunya cara untuk melepaskan diri dari hasutan kemunafikan adalah wawasan dan pencerahan. Dalam peristiwa Asyura, orang-orang yang memiliki wawasan yang benar datang kepada Imam mereka dan berdiri tegak, tetapi kelompok lain menjadi korban api ketidaktahuan mereka. Mencermati ucapan bijak Imam Hussein (as) selama kebangkitan Asyura menunjukkan kekuatan kebijaksanaan dan pengetahuan yang tinggi dari Imam itu dalam memilih jalannya; Sosok ilahi itu merasakan pedihnya kemerosotan religiusitas di masyarakat dan bangkit untuk memerintahkan yang baik dan melarang yang buruk (amar makruf dan nahi munkar) dan menghidupkan kembali sirah Nabi saw dan keluarganya.
Imam Husein as berkata, “Apakah kalian tidak melihat, kebenaran diabaikan dan dan kebatilan tidak dicegah.”
Imam Husein as dengan kebijaksanaan dan pencerahannya yang lengkap menunjukkan kepada umat Islam dari segala usia apa kewajiban setiap kali kereta masyarakat Islam menyimpang dari jalan kesempurnaan dengan tangan atau kecelakaan. Apa yang harus dilakukan jika masyarakat Islam menyimpang dan penyimpangan ini mencapai titik di mana seluruh Islam dan ajaran Islam terancam? Dia menunjukkan kepada semua orang bahwa ketika pemerintah, ulama, dan penceramah agama menjadi korup dan memutarbalikkan Al-Qur'an dan fakta, mengingkari yang baik, hal buruk dianggap baik, hal munkar dianggap baik, serta hal baik dicap sebagai perbuatan buruk maka tugas mereka adalah mengembalikan masyarakat Islam ke jalur yang benar.
Imam Husein (as) bangkit untuk memenuhi kewajiban besar itu, yaitu membangun kembali sistem Islam dan melawan penyimpangan-penyimpangan besar dalam masyarakat Islam. Pada saat itu, ini hanya mungkin melalui pemberontakan, yang merupakan contoh bagus dari amar ma'ruf dan nahi munkar. Pengetahuan mendalam Imam Hussein (as) tentang jalan dan tujuan digambarkan dalam cara Imam as menghadapi kesulitan; Antara lain, disebutkan dalam beberapa riwayat bahwa semakin dekat Husein bin Ali (as) dengan siang Asyura, semakin cerah wajahnya dengan kepuasan gerakan reformisnya, dan ketenangan jiwa yang percaya diri itu menjadi lebih jelas.
Imam Husein adalah lautan ilmu dan pengetahuan, dan dengan pandangannya yang mendalam senantiasa bermunajat kepada Tuhannya. Imam sebagain besar waktunya melantunkan doa ini, “Ya Allah! Jadikan gerakanku berdasarkan wawasan dan jalanku bertumpu pada hidayah, dan metode serta jalanku senantiasa disertai pertumbuhan dan ketinggian.” Di gerakan Imam Husein yang paling kentara adalah perlawanan dan penolakan terhadap manifestasi keburukan dan kebodohan.
Imam menyeru manusia untuk berwawasan dan membangkitkan kesadaran di dalam diri mereka. Wawasan merupakan keharusan dari eksistensi manusia. Sejarah menunjukkan bahwa orang-orang yang tidak berwawasan, tanpa sadar telah tertipu. Di kebangkitan Imam Husein diajarkan bagaimana hidup dan mengubah pandangan kehidupan. Ia menjadikan manusia sebagai audiens kebangkitannya di mana ia menemukan posisi tingginya di penciptaan dan supaya tidak tenggelam ke dalam kehinaan. Kerena kebebasan merupakan asas keberadaan manusia.
Faktanya darah yang tertumpah di bumi telah menyirami benih-benih kebebasan dan resistensi melawan kezaliman di seluruh sejarah umat manusia. Dr. Jakfar Shahidi mengatakan, “Gerakan Ashura tampaknya tetap sia-sia hari itu, tetapi tidak satu hasil, yang memiliki banyak konsekuensi. Gerakan ini tampaknya padam oleh tragedi Yazid, tetapi tidak pernah berhenti menyala. Sekali dengan pemberontakan tulus dari Suleiman anak Surad dan kadang-kadang dengan pemerintah Mukhtar yang bangkit atas nama menuntut darah pemimpin para syuhada, pesan Imam Husein as dihidupkan kembali dan sejak itu, telah menjadi inspirasi bagi semua orang yang menderita karena tirani penguasa.”
Dalam peristiwa Karbala, tenda Imam Husein (as) adalah tempat berkumpulnya orang-orang berilmu dan religius dari semua lapisan masyarakat yang memahami tugas mereka dan situasi historis pemberontakan ini dengan benar. Wawasan dan pengetahuan yang mendalam tentang kebenaran adalah karakteristik para pencipta Karbala. Mereka tahu persis apa yang mereka inginkan, dengan cara apa, dan dengan siapa mereka bertarung. Mereka tahu bahwa jika penguasa Umayyah adalah panji-panji Islam, Islam akan lenyap, dan jika mereka tidak mengambil tindakan, para penindas dan koruptor akan mematikan cahaya kemanusiaan dan ketakwaan.
Di antara tokoh-tokoh besar Karbala, kita melihat Abbas bin Ali as, dia telah menyalakan cahaya terang selama beberapa generasi dan dari jauh, dia memanggil semua orang untuk kemanusiaan dan menjadi terhormat. Dia adalah manusia yang sangat menonjol dalam keberanian, peperangan, ibadah, kehidupan malam dan pengetahuan. Ketabahan dan perlawanan Sayidina Abbas sedemikian rupa sehingga Imam Sadiq as memuji imannya yang murni dan visinya yang tajam dan berbicara kepada Sayidina Abbas: "Saya bersaksi bahwa Anda tidak menunjukkan kelemahan untuk sesaat dan tidak kembali dari jalan Anda - tetapi kebijakan Anda didasarkan pada iman dan wawasan dalam agama."
Imam Husein as, dengan kebangkitan abadinya, menggambarkan kebenaran yang indah, dan bahwa ketika penindasan dan keburukan menguasai umat manusia dan cahaya kebaikan dan kebajikan padam, ia harus bangkit membela nilai-nilai agama, bahkan jika di jalan ini ia harus mengorbankan nyawa. Karena alasan inilah kebangkitan Imam itu menjadi epik besar dan metode serta karakternya menjadi teladan semua gerakan pencari keadilan dan reformis.
Dan begitulah epik Karbala tidak berakhir dengan kesyahidan populasi tujuh puluh atau lebih - tetapi cakupannya - meliputi kemanusiaan. Pesan Imam Husein as di zaman sekarang juga merupakan peringatan bagi seluruh umat Islam di dunia, dan bahwa jika mereka tetap diam dan acuh dalam menghadapi masalah yang dihadapi dunia Islam saat ini, maka kekuatan arogan akan memiliki kesempatan lebih besar untuk menguasai mereka. Oleh karena itu, umat Islam harus menjaga persatuan dan kesatuan mereka, meningkatkan wawasan keagamaan mereka dan mempertahankan persatuan mereka, dan tidak tunduk pada tuntutan kekuatan hegemonik yang menindas.
Israel Mencemooh Kegagalan AS di Afghanistan
Mantan Kepala Direktorat Intelijen Militer Israel, Amos Yadlin menilai penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan sebagai kegagalan intelijen mengerikan dan penarikan yang terhina.
"Penarikan ini tidak membantu sekutu AS di wilayah tersebut," ujarnya seperti dilaporkan televisi al-Mayadeen, Selasa (17/8/2021).
"Kami tidak mengandalkan AS. Kami tidak mengharapkan AS untuk menyelesaikan masalah keamanan kami dan tidak sekali pun kami meminta mereka untuk menumpahkan setetes darah untuk kami. Kami mengatakan beri kami sarana dan bantuan, melalui bantuan keamanan, beri kami dukungan politik di PBB dan Dewan Keamanan," kata Yadlin.
Dia menegaskan bahwa ada keruntuhan di Afghanistan. AS bisa saja meninggalkan Timur Tengah dan ini tidak dimulai di Afghanistan, ini dimulai di Irak dan berlanjut di Suriah.
Sementara itu, pensiunan Jenderal Israel, Yossi Kuperwasser menuturkan keruntuhan cepat pemerintah Afghanistan adalah bukti lain dari kesulitan Barat pada umumnya dan intelijen AS pada khususnya dalam memahami Dunia Islam.
Menurutnya, penarikan AS dari Afghanistan akan dianggap secara global sebagai sinyal kelemahan.
Amos Yadlin.
Mantan pejabat senior dinas intelijen militer Israel, Amos Gilad mengatakan, "Kita harus terus meningkatkan hubungan kita dengan rezim Arab yang stabil yang memerangi "kekuatan gelap" ini."
Dia melihat bahwa intelijen AS gagal total melalui seluruh fase pengambilan keputusan. "Tel Aviv harus sangat waspada untuk memastikan hal itu tidak terjadi di kawasan," imbuhnya.
Media-media Israel mengomentari penarikan pasukan AS dari Afghanistan dengan menyatakan bahwa penarikan ini sebenarnya adalah melarikan diri dari Afghanistan.
"Ini bukan penarikan seperti yang coba digambarkan oleh pemerintahan AS saat ini," kata mereka.
"Setelah 20 tahun, Amerika meninggalkan Afghanistan di era Joe Biden dengan cara yang memalukan," kata media-media Israel.
Channel 13 Israel memandang sikap Washington mengabaikan orang-orang yang telah bekerja sama dengan mereka sebagai hal yang menakutkan bagi semua sekutu AS di Timur Tengah dan ini adalah berita buruk bagi Tel Aviv.
Hamas Uji Coba Rudal Baru di Perairan Gaza
Media dan surat kabar berbahasa Ibrani melaporkan bahwa Gerakan Muqawama Islam Palestina, Hamas telah meluncurkan uji coba rudal baru di Jalur Gaza.
Menurut kantor berita Qodsna, media berbahasa Ibrani mengumumkan pada Rabu (18/8/2021) pagi bahwa Hamas telah meluncurkan uji coba rudal baru di Gaza.
Berdasarkan laporan ini, Hamas telah menguji enam rudal baru di perairan Gaza dalam dua tahap untuk memperkuat kemampuan militernya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Hamas telah meningkatkan perlawanannya dan melakukan pencegahan terhadap rezim Zionis Israel dengan melakukan berbagai uji coba rudal dan latihan militer.
Sayid Hasan Nasrullah Bongkar Konspirasi AS di Lebanon dan Afghanistan
Sekjen Gerakan Perlawanan Islam Lebanon (Hizbullah), Sayid Hasan Nasrullah Selasa (17/8/2021) sore dalam sebuah pidatonya bertepatan dengan acara duka bulan Muharram membahas transformasi dan peristiwa yang terjadi di Lebanon dan kawasan khususnya Afghanistan.
Terkait Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah seraya menepis sejumlah tudingan terhadap Hizbullah menegaskan bahwa faksi muqawama ini bersama pemerintah dan militer berusaha menyelesaikan krisis ekonomi, khususnya krisis bahan bakar di Lebanon. Tanpa mengisyaratkan nama atau tokoh tertentu, Nasrullah mengungkapkan bahwa sejumlah elit politik Lebanon terlibat di krisis bahan bakar negara ini dan andil dalam menutupi aksi-aksi penimbunan BBM.
Sekjen Hizbullah terkait dakwaan palsu sejumlah media dan tokoh pro-Barat, Gerakan 14 Maret terhadap Hizbullah dan Suriah soal penyelundupan BBM ke Suriah mengatakan, “Sejumlah pihak mengabaikan isu penimbunan BBM dan fokus pada penyelundupan bahan bakar ke Suriah, serta menuding sekutu Damaskus.”
Oleh karena itu, Nasrullah kembali menekankan bahwa siapa saja yang menganggap Hizbullah pendukung penyelundup bahan bakar ke Suriah, sejatinya keliru. Lebih lanjut sekjen Hizbullah mengisyaratkan salah satu tujuan perang ekonomi di Lebanon dan mengatakan, “Tujuan dari perang ekonomi di Lebanon adalah melecehkan bangsa dan muqawama Lebanon sehingga melalui represi terhdap rakyat, akan terbuka peluang keruntuhan negara ini.”
Dengan demikian, tujuan final dari perang ekonomi dan represi terhadap Lebanon serta mencegah pembentukan pemerintahan di negara ini adalah menumbangkan Lebanon melalui pelecehan terhadap rakyat dan mengobarkan kerusuhan serta instabilitas yang juga sempat disebutkan dalam pidato Sayid Hasan Nasrullah beberapa hari sebelumnya.
Sementara di tingkat kawasan, khususnya peristiwa terbaru di Afghanistan, sekjen Hizbullah membongkar konspirasi Amerika terhadap Kabul dan menjelaskan, “Presiden AS Joe Biden menginginkan perang saudara di Afghanistan dengan mengobarkan konfrontasi antara pasukan pemerintah dan milisi Taliban.”
Seraya mengisyaratkan penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan, Nasrullah mengatakan bahwa presiden AS terpaksa menarik pasukannya karena tidak dapat lagi menanggung kondisi ini. Biden mengatakan bahwa AS telah menghabiskan lebih dari satu triliun dolar, tapi tetap kalah dan terpaksa keluar dari Afghanistan.
Sekjen Hizbullah secara tersirat juga menyinggung sejumlah rezim kawasan yang bersandar pada kekuatan asing khususnya AS dan Israel untuk memajukan kebijakannya. Nasrullah menegaskan, “Peristiwa di Afghanistan sangat penting, dan bangsa kawasan harus menyadari dimensi strategisnya. Biden mengatakan bahwa bukan tugas AS untuk menggantikan pihak lain berperang. Pesan ini ditujukan kepada mereka yang berharap AS menggantikan mereka untuk berperang.”
Faktanya pidato sekjen Hizbullah merupakan pesan yang sangat jelas bagi mereka yang mengandalkan kekuatan asing untuk menjaga keamanan dirinya ketimbang bersandar pada kekuatan internal dan rakyat. Mereka ini mengharapkan keamanan bagi kekuasaannya melalui program seperti normalisasi hubungan dengan Israel serta mengabaikan sakralitas umat Muslim.
Dimensi lain dari pidato sekjen Hizbullah adalah poin bahwa Amerika tidak dapat dipercaya, seperti nasib pemerintah Afghanistan yang percaya kepada pemerintah dan militer AS, maka pemerintah kawasan juga akan memiliki nasib yang sama. Oleh karena itu, Sayid Hasan Nasrullah menegaskan bahwa peristiwa di Afghanistan sangat penting dan bangsa kawasan harus menyadari dimensi strategisnya.
Pidato Asyura, Sekjen Hizbullah Ajak Semua Orang Bela Palestina
Sekjen Gerakan Hizbullah Lebanon mengatakan konfrontasi dengan rezim penjajah Zionis akan menjadi prioritas kelompok perlawanan.
Hal itu disampaikan Sayid Hassan Nasrallah dalam pidatonya pada peringatan Hari Asyura di Beirut, Lebanon, Kamis (19/8/2021).
Ia mengawali pidatonya dengan mengucapkan belasungkawa kepada Rasulullah Saw, Imam Ali, Sayidah Fatimah az-Zahra, Imam Hasan al-Mujtaba, dan para imam maksum as atas gugurnya Imam Husein as dan para sahabatnya di Karbala.
Menurut Nasrallah, Asyura Huseini membawa pesan kepada semua orang mulia di dunia untuk berdiri membela bangsa Palestina yang tertindas.
Sekjen Hizbullah meminta semua orang untuk membela rakyat Palestina di Tepi Barat, Gaza yang diblokade, dan kamp-kamp pengungsi, serta merebut kembali hak-hak rakyat Palestina dan membebaskan tanah air mereka.
"Kami menantikan hari ketika penjajah Zionis meninggalkan tanah Palestina. Kami ingin melindungi misi suci seluruh poros perlawanan, bukan hanya Palestina," tegasnya seperti dikutip laman Farsnews.
Nasrallah juga berterimakasih kepada faksi-faksi perlawanan Irak yang menyatakan kesiapan mereka untuk melindungi nilai-nilai suci Palestina.
"Zionis sangat takut dengan perlawanan Irak dan segala bentuk peran Irak dalam perang besar di masa depan. Kerja sama faksi-faksi perlawanan di kawasan di samping kubu perlawanan Palestina akan meningkatkan harapan untuk pembebasan Palestina," tambahnya.
Sekjen Hizbullah mengatakan bahwa kedaulatan wilayah, air, minyak, dan tanah harus dijauhkan dari segala bentuk penjarahan Amerika Serikat dan harus berada di tangan pemiliknya.
Di Irak, lanjutnya, berkat darah Syahid Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, pasukan Amerika akan meninggalkan Irak sampai akhir tahun yang menjadi sebuah pencapaian besar.
"Padahal setelah kalah di Afghanistan, AS berharap melanjutkan pendudukan di Irak dan Suriah. Untuk itu, rakyat Irak perlu meninjau ulang kehadiran penasihat dan pasukan pelatihan AS berdasarkan pengalaman Afghanistan," pungkas Nasrallah.
Tokoh Irak Ini Kecam Keras Serangan Teror di Pakistan
Pemimpin Gerakan Kebijaksanaan Nasional Irak Sayid Ammar Hakim mengecam keras serangan teror terhadap peserta acara duka mengenang kesyahidan Imam Husein as, cucu Rasulullah saw di Provinsi Punjab, Pakistan.
"Masyarakat internasional tidak boleh tinggal diam dalam menghadapi aksi terorisme semacam itu," kata Sayid Ammar Hakim pada hari Jumat (20/8/2021) seperti dilansir kantor berita Mehr.
Dia menambahkan, berita kesyahidan dan korban terluka dari puluhan pengikut Ahlul Bait Rasulullah saw dalam serangan teror yang menarget acara duka mengenang kesyahidan Imam Husein as di provinsi Punjab menimbulkan dampak yang besar.
"Kami sangat mengutuk insiden ini dan menyerukan kepada masyarakat internasional dan organisasi-organisasi hak asasi manusia untuk tidak tinggal diam dalam menghadapi serangan teroris yang terjadi berulang terhadap pengikut Ahlul Bait as di Pakistan," pungkasnya.
Teroris melemparkan beberapa granat ke orang-orang yang menghadiri acara duka Muharam di kota Bahāwalnagar, Provinsi Punjab pada hari Kamis. Serangan ini merenggut nyawa sedikitnya tiga orang dan melukai lebih dari 50 lainnya.
Para pejabat dan pemimpin agama Pakistan telah mengecam keras serangan teroris tersebut.
Sistem Pertahanan Udara Suriah Gagalkan Serangan Udara Musuh
Sistem pertahanan udara militer Suriah dilaporkan berhasil menangkis dan menghancurkan target musuh di udara kota Damaskus
Menurut laporan media dan televisi pemerintah Suriah pada hari Kamis (19/8/2021), sistem pertahanan udara pasukan Suriah merespon serangan udara musuh di Damaskus dan berhasil menghancurkan target.
Sementara itu, beberapa sumber berita secara bersamaan melaporkan serangan udara di provinsi Homs, Suriah.
Militer rezim Zionis Israel selalu menargetkan posisi pasukan dan infrastruktur Suriah untuk mendukung kelompok-kelompok teroris di negara ini.
Jet-jet tempur Israel telah beberapa kali menembakkan rudal ke arah posisi militer dan infrastruktur Suriah di kota Damaskus dan beberapa lokasi lainnya.
Serangan tersebut bertujuan, di antaranya untuk melemahkan kekuatan militer Suriah dan memberikan semangat baru kepada kelompok-kelompok teroris yang masih bercokol di negara Arab ini.