
کمالوندی
Protes Insiden Foto, Iran Panggil Dubes Rusia di Tehran
Kementerian Luar Negeri Iran memanggil Duta Besar Rusia, Levan Dzhagaryan di Tehran untuk meminta klarifikasi tentang foto yang diposting di akun resmi Twitter Kedutaan Rusia.
Dikutip dari laman Farsnews, Dzhagaryan dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Iran oleh Alireza Haghighian, Asisten Menlu dan Direktur Jenderal Eurasia pada Kamis (12/8/2021) untuk meminta klarifikasi tentang foto tersebut.
Dzhagaryan dalam pertemuan itu menjelaskan bahwa tujuannya memposting foto itu hanya untuk mengingatkan aliansi Rusia dengan Inggris dalam melawan tentara Nazi selama Perang Dunia II, dan tidak ada motif anti-Iran di balik foto itu.
Ia menekankan bahwa Iran dan Rusia memiliki hubungan strategis dan bersahabat. "Saya menyesal bahwa postingan foto itu telah menimbulkan kesalahpahaman dan rasa sakit bagi masyarakat negara sahabat, Iran."
Sebelumnya, Dubes baru Inggris untuk Iran, Simon Shercliff bertamu ke Kedutaan Besar Rusia di Tehran dan kemudian sengaja berfoto dengan dubes Rusia di teras yang pernah dipakai oleh Presiden AS waktu itu, Franklin Roosevelt, Perdana Menteri Inggris Winston Churchill, dan Pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin selama Konferensi Tehran.
Roosevelt, Churchill dan Stalin menggelar konferensi 1943 di Tehran selama era Perang Dunia II tanpa memberitahu pemerintah Iran.
Foto dubes Inggris dan Rusia diambil di teras yang sama untuk mengingatkan kembali pertemuan antara pemimpin Amerika, Inggris, dan Uni Soviet, yang tanpa melibatkan Iran sebagai tuan rumah. Foto itu kemudian diposting di akun resmi Twitter Kedutaan Besar Rusia di Tehran.
Salami: Perbatasan Iran Aman
Komandan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) seraya mengisyaratkan bahwa perbatasan negara dalam kondisi aman mengatakan, angkatan bersenjata Iran mengawasi perbatasan dan memiliki kontrol yang diperlukan.
Seperti dilaporkan Tasnim News, Mayjen. Hossein Salami Jumat (13/8/2021) di sela-sela kunjungan ke pusat vaksinasi di sekitar kota Mashad, Provinsi Khorasan Razavi menambahkan, penanganan penyebaran virus Corona hanya dapat dilakukan dengan upaya bersama pejabat, rakyat dan dengan menjaga protokol kesehatan.
Komandan IRGC mengingatkan rakyat harus melakukan tugasnya, setiap warga secara hukum dan agama bertanggung jawab mencegah penyebaran wabah ini.
Komandan IRGC hari Kamis (12/8/2021) di pertemuan dengan Menteri Kesehatan Saeed Namaki dan Komandan Basij, Gholamreza Soleimani mengatakan, “Kita harus mulai lagi melawan Corona dan menyerukan seruan nasional bagi semua orang untuk terlibat.”
Seraya menjelaskan bahwa rakyat Iran melewati krisis paling parah, Salami menambahkan, “Hari ini kita membutuhkan jihad dan revolusi, dan dengan jihad besar, kita harus menghancurkan virus ini.”
AS akan Tempatkan 3000 Pasukan di Kabul
Juru bicara Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) mengatakan, sebanyak 3000 tentara negara ini dalam beberapa jam mendatang akan ditempatkan di Kabul, Afghanistan.
“Sekitar 3000 pasukan Amerika selama 24-48 jam mendatang akan ditempatkan di Kabul,” ungkap John Kirby seperti dilaporkan Fars News (13/8/2021).
John Kirby menekankan penempatan pasukan ini bersifat sementara, dan misi mereka membantu pengurangan pasukan penjaga kedutaan dan mempercepat pengeluaran visa bagi penerjemah Afghanistan dan negara lain, serta Washington tidak berencana terlibat di perang.
“Pasukan ini akan tiba di Afghanistan dua hari mendatang,” ungkap Kirby.
Jubir Pentagon John Kirby
Sementara itu, Juru bicara Kemenlu AS, Ned Price menandaskan, aktivitas diplomatik di kedubes AS di Kabul akan terus berlanjut.
Bersamaan dengan ini, Koran New York Times mengutip petinggi Amerika melaporkan, sebuah delegasi dari Washington tengah berunding dengan Taliban untuk mendapat jaminan milisi ini tidak menyerang kedubes AS.
Kamis (12/8/2021) sore Kedubes AS di Kabul merilis statemen meminta warga negaranya segera meninggalkan Afghanistan mengingat laju cepat milisi Taliban.
Ini peringatan keamanan kedua yang dirilis Amerika kurang dari satu pekan bagi warganya segera keluar dari Afghanistan.
Statemen Kedubes AS dirilis ketika Taliban tengah aktif merebut wilayah Afghanistan dan menguasai kota serta berbagai pusat penting di provinsi.
Selama beberapa pekan terakhir, perang saudara di Afghanistan meningkat drastis seiring dengan serangan gencar milisi Taliban ke berbagai wilayah di bawah kekuasaan pemerintah pusat Kabul, dan kondisi Afghanistan semakin tidak aman.
Bersamaan dengan penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan dan kegagalan perundingan damai Afghanistan-Afghanistan, milisi Taliban berusaha menguasai lebih banyak wilayah negara ini.
Kemajuan Taliban menguasai wilayah Afghanistan bersamaan dengan pengumuman waktu penarikan militer Amerika dan NATO dari Afghanistan telah membangkitkan kekhawatiran negara-negara kawasan serta menimbulkan ketakutan akan eskalasi instabilitas di Afghanistan.
Selama 20 tahun bercokol di Afghanistan, Amerika tidak mampu menumpas Taliban, dan hasilnya adalah maraknya terorisme, perang, kekerasan, instabilitas dan pembantaian puluhan ribu warga Afghanistan.
Taliban Siap Berpartisipasi di Pemerintahan Transisi
Milisi Taliban menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi di pemerintahan transisi Afghanistan.
Seperti dilaporkan Televisi Aljazeera, Anggota juru runding Taliban dengan pemerintah Kabul di Doha, Suhail Shaheen Kamis (12/8/2021) mengatakan, Taliban tidak menerima usulan terbaru mengenai pembagian kekuasaan dari pemerintah, namun siap berpartisipasi di pemerintahan transisi.
“Taliban tidak berencana menggulingkan pemerintahan Presiden Mohammad Ashraf Ghani,” tambah Suhail Shaheen.
Berbagai sumber di Doha menyatakan, pemerintah Afghanistan siap berbagai kekuasaan dengan Taliban jika milisi ini menghentikan aksi militernya.
Milisi Taliban sejak tiga bulan lalu, seiring dengan pengumuman penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan mulai menduduki berbagai wilayah negara ini dengan meningkatkan serangannya. Bentrokan antara milisi Taliban dan pasukan pemerintah di berbagai wilayah Afghanistan masih terus berlanjut.
Perundingan antara Taliban dan pemerintah Afghanistan untuk mengakhiri perang dan bentrokan sampai saat ini belum membuahkan hasil.
Negara Bagian Ghor akhirnya Jatuh ke tangan Taliban
Negara Bagian Ghor, di Afghanistan tengah dilaporkan jatuh ke tangan Taliban tanpa pertumpahan darah.
Menurut laporan Kantor Berita AVA (Avapress), milisi Taliban mengumumkan, anggota milisi ini Kamis (12/8/2021) malam berhasil menguasai Firozkoh, pusat negara bagian Ghor tanpa pertumpahan darah.
Sampai saat ini pemerintah Afghanistan belum merilis statemen terkait jatuhnya Ghor dan perang serta bentrokan antara pasukan pemerintah dan anggota Taliban di berbagai wilayah negara ini masih terus berlanjut.
Masih menurut sumber ini, dengan jatuhnya Ghor, sampai saat ini 16 Negara Bagian Afghanistan secara penuh jatuh ke tangan Taliban.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid di pesannya menyatakan, seluruh wartawan akan aman dan tidak ada yang berhak mengganggu mereka.
Selain itu, anggota Taliban seraya merilis rekaman suara di media sosial mengatan, Taliban tidak ada urusan dengan warga sipil, dan mereka tidak perlu takut.
Jawaban Negatif Polandia terhadap Upaya Pemerasan AS dan Israel
Menolak kritik terhadap pengesahan dua undang-undang di parlemen Polandia tentang kepemilikan media dan Holocaust, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan "tidak mungkin" mengizinkan rezim Zionis memiliki media Polandia.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah menyatakan keprihatinan mendalam atas pengesahan undang-undang di Polandia yang akan menghentikan pengembalian properti milik keluarga yang mengklaim Holocaust dan mengganggu stasiun berita yang didanai AS di negara itu.
Undang-undang media parlemen Polandia, disahkan pada hari Rabu (11/08/2021), melarang perusahaan di luar Wilayah Ekonomi Eropa untuk memiliki atau memegang posisi sebagai pemegang saham utama di media domestik Polandia.
Namun yang paling dirugikan dari undang-undang ini adalah perusahaan Amerika. Discovery Inc adalah pemegang saham utama jaringan TVN Polandia, media Polandia yang paling banyak ditonton dan media kritis terhadap Mateusz Morawiecki, Perdana Menteri Polandia dari sayap kanan.
Baca juga: Ketegangan Memburuk, Polandia: Kami Tak akan Beri Israel Uang
Dengan disahkannya undang-undang media baru, yang akan disahkan di Senat Polandia pada tahap selanjutnya, akan ada banyak pembatasan pada perusahaan non-Eropa, termasuk Amerika dan Israel, yang memiliki media Polandia.
Sementara menentang pengalihan kepemilikan beberapa properti di negara itu ke rezim Zionis, termasuk sejumlah media, Perdana Menteri Polandia menekankan, "Kami ingin memiliki kondisi bahwa perusahaan di luar Uni Eropa (merujuk pada perusahaan Zionis) tidak dapat membeli media di Polandia."
"Polandia mengirimi kami sinyal negatif dengan pengesahan undang-undang media," tweet Vera Jourova, Wakil Ketua Komisi Nilai dan Transparansi Eropa, mentweet.
Sejak Presiden AS Joe Biden menjabat, hubungan antara Washington dan Warsawa telah tegang terkait sengketa atas isu-isu seperti membahayakan sistem demokrasi Polandia hingga masalah hak-hak gay, investasi asing dan perlakuan terhadap keluarga korban Holocaust. Masalah lain sekarang diperkirakan akan ditambahkan ke perselisihan antara Warsawa dan Washington.
Menolak kritik terhadap pengesahan dua undang-undang di parlemen Polandia tentang kepemilikan media dan Holocaust, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan "tidak mungkin" mengizinkan rezim Zionis memiliki media Polandia.
Selain mengesahkan undang-undang media baru, anggota parlemen Polandia mengesahkan undang-undang lain pada Rabu (10 Agustus) yang mempersulit para keluarga korban Holocaust untuk memulihkan properti yang diduduki Nazi selama Perang Dunia II.
Sebelumnya, selain Israel, Amerika Serikat telah meminta pemerintah Polandia untuk memblokir pengesahan RUU tersebut.
Dengan dalih Holocaust dan peran beberapa negara Eropa di dalamnya, Israel sejauh ini menerima sejumlah besar uang sebagai kompensasi. Jerman, misalnya, sejauh ini telah membayar miliaran euro kepada Israel sebagai biang keladinya.
Pada tahun 2014, Amerika Serikat dan Prancis mengumumkan bahwa mereka akan membayar kompensasi kepada para keluarga korban Holocaust. Namun, Polandia, salah satu negara penting tempat kamp-kamp Nazi Jerman didirikan, sekarang menyangkal tanggung jawab atas Holocaust.
Negara ini secara eksplisit mengecam pendekatan paksaan dan pemerasan rezim Zionis untuk mencari kompensasi dari pemerintah Polandia dan menolak kebutuhan untuk melegalkan tuntutan hukum di pengadilan-pengadilan Polandia.
Baca juga: Rezim Zionis Bangun Pangkalan Militer di Perbatasan Saudi dan UEA
Pemerintah Polandia telah menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak bertanggung jawab atas Holocaust, yang merupakan tindakan bermusuhan dari pendudukan Jerman. Ini telah membuat marah rezim Zionis, dan Tel Aviv telah berulang kali mencoba menuduh pemerintah Polandia anti-Semitisme.
Tel Aviv mengklaim bahwa undang-undang tersebut mencegah orang Yahudi mengambil kembali properti mereka dan tidak memberikan kompensasi kepada mereka yang selamat dari dugaan Holocaust. Namun, sikap tegas pemerintah Polandia dalam masalah ini telah mengecewakan kaum Zionis dalam memenuhi tuntutan mereka atas properti yang disebut sebagai korban Holocaust.
Washington Post: Tumbangnya Afghanistan, bagian Kekalahan AS
Koran Washington Post dilaporannya menyebutkan, tumbangnya Afghanistan merupakan bagian dari kekalahan panjang namun lambat Amerika Serikat.
Koran ini hari Kamis (12/8/2021) dilaporannya seraya mengisyaratkan kemajuan cepat Taliban dan jatuhnya berbagai kota Afghanistan ke tangan milisi ini menjelaskan, “Pemerintahan AS berturut-turut, termasuk George W. Bush, Barack Obama, dan Donald Trump, telah menyembunyikan fakta bahwa Amerika Serikat telah kalah perang, dan Gedung Putih serta para pemimpin militer telah berusaha untuk mengubur kesalahan.”
Laporan ini lebih lanjut menyebutkan, berdasarkan perkiraan intelijen AS, tumbangnya pasukan keamanan Afghanistan yang berarti potensi Taliban menguasai Kabul, bisa terjadi dalam tempo tiga bulan dan apalagi jika hanya berlangsung beberapa minggu. Sementara kemenangan serangan Taliban bersamaan dengan mundurnya pasukan terakhir AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dari Afghanistan.
Washington Post lebih lanjut mengungkapkan, “Dengan kemajuan Taliban, Biden telah menangani masalah Afghanistan dengan cara yang tidak konsisten; Pada awalnya, dia mengejek kemungkinan bahwa Taliban akan maju.”
Berdasarkan laporan Washington Post, pemerintahan AS berturut-turut menyadari bahwa mengalahkan Taliban tidak mudah; Tapi mereka menyembunyikan fakta ini; Seperti yang diungkapkan dokumen pemerintah AS, pemerintah Afghanistan yang didukung AS lemah dan korup; Tetapi pemerintah AS percaya bahwa "menciptakan ambiguitas tanpa strategi yang koheren" lebih baik daripada mengakui kegagalan.
Sistem 9 Dey; Prestasi IRGC di bidang Pertahanan Udara
Mengingat pentingnya sistem anti udara yang terus meningkat di perang modernuntuk menghadapi beragam pesawat baik pesawat tempur, helikopter, drone, rudal cruise dan balistik serta bom jarak jauh, industri pertahanan Iran dan angkatan udara IRGC sangat mementingkan masalah ini.
Di antara prestasi terbaru AU IRGC yang dipamerkan tahun 2021 adalah sistem anti udara 9 Dey. Angkatan udara IRGC pada 21 Mei 2021 memamerkan tiga prestasi terbarunya di bidang drone, radar dan rudal, serta sistem 9 Dey merupakan di antara prestasi tersebut.
Selama pameran sistem 9 Dey, disebutkan jarak jangkauannya antara 20-30 km, serta ketinggian target yang dapat dilacak adalah 10 km. Hal ini menunjukkan bahwa sistem 9 Dey dirancang untuk perlindungan jarak dan ketinggian pendek hingga mendekati jarak menengah. Ada berbagai klasifikasi untuk menentukan jarak pendek, menengah dan jauh.
Klasifikasi tersebut sebagai berikut, antara 25 hingga 90 km disebut jarak menengah dan 90 hingga 200 km disebut jarak jauh, serta selebihnya masuk ke kategori strategis. Sementara jarak kurang dari 25 km biasanya disebut sistem jarak pendek.
Penampakan sistem anti udara 9 Dey
Sistem 9 Dey secara Umum
Sistem pertahanan 9 Dey adalah kombinasi dari rudal 9 Dey baru dan canggih dengan radar dan kendaraan peluncur dari sistem Khordad ke-3 (Sevom Khordad) dan bertugas menghancurkan berbagai target umum seperti pesawat tempur, helikopter dan UAV bersama dengan misi khusus menghancurkan rudal jelajah cepat dan bom yang dijatuhkan pesawat musuh.
Rudal 9D, seperti rudal Taer dan Sayyad, memiliki kemampuan untuk dihubungkan dengan sistem IRST dari Khordad ke-3, yang memungkinkan mereka untuk dilindungi dari operasi penindasan musuh jika terjadi peperangan elektronik yang intens atau aktivitas pasif.
Sistem 9 Dey sebagai sistem yang bergerak penuh dengan radar independen pada setiap peluncur beserta 8 rudal yang siap ditembakkan dan kemampuan untuk menyerang beberapa target secara bersamaan, berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pertahanan udara negara baik di lapangan untuk mempertahankan tempat operasi melawan invasi musuh, atau mempertahankan fasilitas vital dan bahkan sistem rudal strategis dan radar permanen.
Gambar yang dirilis oleh Angkatan Udara IRGC menunjukkan bahwa rudal sistem ini telah mencapai tahap produksi massal, dan mempertimbangkan kesiapan sebelumnya untuk memproduksi peluncur dan radar, sistem yang efektif ini akan segera digunakan pada tingkat yang dapat diterima di negara ini.
Juga, seperti sistem Khordad ke-3, ada potensi kuat penggunaan sistem ini pada kapal angkatan laut, terutama mengingat bahwa 9 Dey adalah sistem khusus untuk menghancurkan rudal jelajah anti-kapal, yang merupakan ancaman utama terhadap kapal angkatan laut. Struktur sistem pertahanan 9 Dey dibentuk dengan memasang dua set 4 rudal 9 Dey pada peluncur Khordad ke-3, dan setiap batalyon sistem 9 Dey, yang terdiri dari 4 baterai artileri, memiliki kemampuan untuk terlibat secara bersamaan dengan jumlah yang signifikan dari 32 target dan menunjukkan ini pada tingkat batalion, kemungkinan akan ada sistem kontrol dan komando terpisah untuk membantu sistem pengendalian tembakan setiap unit, yang membantu menilai status target dan memprioritaskan penghancuran dan hubungan lain dalam rantai ancaman udara.
Di setiap baterai artileri sistem 9 Dey, terdapat satu atau lebih kendaraan yang memuat peluncur roket (canisters) siap pakai yang diisi pabrik dan siap dipasang dan digunakan.
Menempatkan rudal di tabung di beberapa blok memungkinkan untuk mengosongkan tabung kosong dan memasang yang baru, dan untuk membantu peluncur kembali ke kondisi operasional dengan cepat.
Fitur Sistem Anti Udara 9 Dey
Dalam video yang dirilis dari jalur produksi rudal 9 Dey, frasa "panduan perintah" muncul di beberapa rudal. Arti dari frasa ini adalah bahwa metode kontrol rudal ini adalah menerima perintah koreksi untuk melakukan perjalanan menuju sasaran.
Dengan kata lain, roket 9 Dey dipandu oleh tautan data peluncur dari Khordad ke-3. Dalam metode ini, yang digunakan di banyak rudal permukaan-ke-udara, rudal itu sendiri mungkin tidak memiliki pencari internal.
Ini membantu membuat rudal lebih ringan dan lebih kecil. Tentu saja, sistem radar berbasis darat membutuhkan lebih banyak kekuatan, karena pada saat mengenai, ia harus melacak semua misilnya, ditambah target, dan mengenai target dengan menghitung perintah koreksi.
Rudal yang umumnya tidak memiliki built-in finder jauh lebih murah daripada rudal dengan mesin pencari, dan penggunaannya lebih hemat biaya dalam memenuhi kebutuhan dalam jumlah besar. Ada juga potensi pembuatan modul yang memiliki mesin pencari radar dari rudal 9 Dey mengingat pengalaman AU IRGC sebelumnya dalam mengembangkan berbagai jenis mesin pencari untuk rudal pertahanan udara "Taer".
Rudal 9 Dey juga memiliki sekering laser canggih untuk mencapai posisi relatif terbaik terhadap target, meledakkan hulu ledak dan menghancurkan target. Selain radar pada setiap peluncur, sistem 9 Dey juga dilengkapi dengan optical thermal imager.
Sistem ini juga memiliki detektor elektro-optik yang kuat yang dapat digunakan jika terjadi peperangan elektronik yang parah atau kebutuhan untuk melihat gambar target.
Tampaknya setiap baterai artileri sistem pertahanan 9 Dey terdiri dari dua kendaraan yang membawa rudal dan radar TELAR. Pembentukan setiap baterai artileri sistem 9 Dey dari dua "telar" sepenuhnya kompatibel dengan kekuatan radar saat ini dan pengendalian tembakan dari sistem Khordad ke-3 yang digunakan dalam pembangunan 9 Dey, karena setiap unit radar Khordad ke-3 memiliki kemampuan untuk menyerang 4 target untuk satu baterai artileri yang terdiri dari dua telar untuk 8 target, dan sebagai hasilnya, kami mencapai jumlah 32 target untuk satu batalion.
Terlepas dari hal di atas, penggunaan 8 rudal pada setiap peluncur merupakan pertumbuhan yang signifikan untuk meningkatkan keandalan tempur sistem ini. Keandalan pertempuran mengacu pada kemampuan untuk menyerang secara berurutan, atau lebih sederhana, jumlah rudal yang siap ditembakkan ke setiap peluncur, yang merupakan salah satu fitur terpenting dari pertempuran modern dan ancaman baru di medan perang modern saat ini, di mana rudal skala besar , serangan drone dan bom. Dan ini adalah fitur penting.
Pelita Penerang Umat Itu Bernama Imam Ali Al-Hadi
Sejarah Islam menunjukkan kehadiran orang-orang besar dan mulia yang begitu berjasa bagi umat manusia. Mereka adalah para penerus risalah para Nabi dan Rasul yang mengenalkan jalan kebahagiaan sejati dan keselamatan bagi umat manusia. Ahlul Bait Rasulullah Saw menjadi pelita penerang umat dari kegelapan.
Ahlul Bait Nabi Muhammad Saw mencurahkan hidupnya untuk membimbing manusia dengan ketinggian ilmu dan keutamaan akhlaknya. Salah satu dari Ahlul Bait Rasulullah saw adalah Imam Hadi yang telah menunjukkan keagungannya sejak kecil hingga akhir hayatnya.
Imam Ali al-Hadi lahir tanggal 15 Dzulhijjah 212 HQ di kota Madinah. Ketika ayahnya Imam Jawad syahid, Imam Hadi memegang tanggung jawab kepemimpinan umat Islam. Beliau memberikan petunjuk dan bimbingan kepada masyarakat selama 33 tahun.
Kepemimpinan Imam Hadi semasa dengan enam orang penguasa dari dinasti Abbasiah. Di masa kepemimpinan beliau inilah Ahlul Bait Rasulullah Saw banyak mengalami tekanan dari pihak penguasa lalim. Salah satu dari enam khalifah yang sezaman dengan beliau dan paling membenci Ahlul Bait adalah Mutawakkil.
Keimamahan Imam Ali al-Hadi menjadi ancaman bagi musuh-musuh Ahlul Bait, terutama penguasa lalim. Untuk itulah, mereka berupaya memisahkan Imam dari umat Islam. Bahkan sejak kecil, para imam mendapat tekanan dari penguasa lalim. Tapi tekanan tersebut tidak menghalangi para Imam dalam membimbing masyarakat bahkan sejak usia kecil beliau.
Dengan alasan mengajar, ulama terkemuka Madinah saat itu, Abdullah Junaidi diminta untuk mengajar Imam Hadi yang masih berusia delapan tahun. Keagungan ilmu dan ketinggian akhlak Imam Hadi membuat Abdullah Junaidi terpesona.
Suatu hari seseorang bernama Muhammad bin Said bercerita, "Hari Jumat aku melihat Junaid, lalu aku bertanya tentang sesuatu kepadanya. Bagaimana pendapatmu tentang anak yang sedang engkau ajar. Junaid memandangku, lalu menjawab, "Anak itu adalah sheikh besar dari Bani Hasyim. Demi Tuhan, apakah engkau melihat orang yang lebih berilmu dariku di Madinah ini ?". "Tidak", jawabku singkat.
Junaid kembali berkata, "Demi Tuhan, ketika aku membahas sebuah masalah dengan bersandar pada ilmuku, ia (Imam Hadi) membukakan pintu hakikat mengenai masalah tersebut untukku. Terkadang aku memintanya untuk membaca sebuah ayat al-Quran. Lalu dengan suaranya yang merdu, anak itu membaca al-Quran yang membuatku begitu terpesona. Subhanallah, maha suci Allah swt, dari mana ia mendapatkan pengetahuan itu?”
Masyarakat mengiranya akulah yang mengajari anak itu, padahal sebaliknya akulah yang belajar darinya. Demi Tuhan ia adalah manusia terbaik di muka bumi dan ia adalah manusia terbaik yang diciptakan oleh Allah Swt." Sejarah juga mencatat berbagai keutamaan Imam Hadi sejak usianya yang masih beliau hingga akhir hayat.
Imam Hadi as memulai perjuangannya melawan para penguasa Abbasiah secara tidak langsung dengan penyadaran sosial, budaya dan pendidikan. Ahlul Bait Rasulullah Saw mengajarkan pondasi pemikiran dan keyakinan yang kokoh dan logis kepada masyarakat yang berada di bawah tekanan politik penguasa lalim.
Tekanan berat dari sisi politik dan menyebarnya kerancuan pemikiran dan keyakinan merupakan dua fenomena yang muncul di zaman Imam Hadi as. Tanpa beliau, dasar keyakinan dan pemikiran Islam bakal terancam.
Sebelum Imam Hadi as dipindahkan ke Samara oleh pasukan Abbasiah, beliau tinggal di Madinah yang menjadi pusat keilmuan dan fikih dunia Islam. Aktifitas Imam Hadi as di Madinah memicu kekhawatiran dari para penguasa zalim. Oleh karena itulah mereka memaksa Imam Hadi as untuk meninggalkan Madinah dan selama 10 tahun beliau hidup dalam tekanan berat di masa kekuasaan Bani Abbasiah.
Tekanan berat politik para penguasa Abbasiah terhadap Imam Hadi as menyulitkan masyarakat untuk bisa menemui beliau. Hal ini dilakukan mereka dengan harapan bahwa ketidakhadiran Imam Hadi as di tengah-tengah masyarakat bakal memunculkan masalah keyakinan.
Situasi dan kondisi demikian secara perlahan-lahan memunculkan aliran-aliran sesat di tubuh umat Islam. Hal ini membuat agama Islam betul-betul berada dalam bahaya. Untuk menghadapi kondisi sulit ini, Imam Hadi as memperkuat "Lembaga Perwakilan" dan menyebarkannya ke daerah-daerah guna menciptakan koordinasi antara sesama pengikut Ahlul Bait yang tersebar di daerah-daerah.
Sebenarnya sebelum Imam Hadi as, telah ada lembaga perwakilan yang dibentuk oleh para Imam sebelumnya. Tapi kelebihan Imam Hadi as adalah menjadikan badan ini resmi perwakilan dirinya, sehingga masyarakat tetap dapat berkomunikasi dengan beliau lewat wakil-wakilnya. Dengan demikian, tuntunan beliau juga dapat sampai ke masyarakat, tanpa kehadirannya. Metode ini mampu melanggengkan sistem Imamah di tengah tekanan kuat penguasa.
Manajemen Imam Hadi di masa itu sangat berpengaruh dan efektif untuk bisa keluar dari krisis-krisis selanjutnya yang lebih sulit. Karena kondisi politik saat itu berkembang sedemikian rupa sehingga Ahlul Bait pasca Imam Hadi as, yakni di masa Imam Hasan Askari as, semakin tertekan.
Badan perwakilan sangat penting pengaruhnya dalam mengkoordinasi dan mengatur keilmuan, sosial dan keamanan para pengikut Ahlul Bait as. Dalam lembaga ini, pesan Imam akan sampai kepada para pengikutnya dengan cepat dan sistematik melalui satu kanal yang terpercaya dan resmi. Sehingga dari sisi keamanan tidak sampai menyulitkan para pengikut Ahlul Bait dan tempatnya tidak sampai diketahui oleh orang lain.
Jaringan penting ini dari sisi keilmuan dan fikih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dari sumber aslinya dan hasil pertamanya secara nyata adalah menjawab syubhah-syubhah keyakinan dan pemikiran. Mengambil jawaban atas masalah-masalah fikih dan teologi dari kanal yang bisa dipercaya bak payung perlindungan yang besar bagi para pengikut Ahlul Bait yang bisa juga dipakai untuk menghadapi pelbagai serangan budaya. Jaringan perwakilan pada hakikatnya berposisi sebagai sebuah jaringan besar universitas yang menghubungkan para pengikut Ahlul Bait dengan pusat penyebaran pemikiran-pemikiran Ahlul Bait.
Imam Hadi as mengenalkan Bani Abbasiah sebagai penguasa yang tidak sah dan melarang umat Islam untuk bekerjasama dengan mereka kecuali pada masalah-masalah darurat. Dengan usaha ini kedok penguasa lalim itu semakin jelas bagi masyarakat. Imam Hadi as menyadarkan masyarakat bahwa jangan sampai mereka mengorbankan ideologinya hanya karena kelezatan dunia yang sementara.
Akhirnya para penguasa zalim itu berusaha menyingkirkan Imam Hadi as karena mereka tidak tahan melihat pribadi agung ini. Akibatnya pada tanggal 3 Rajab tahun 254 HQ, Imam Hadi as dibunuh. Berita kesyahidan beliau ini membuat masyarakat bersedih. Di hari syahadahnya Imam Hadi as, masyarakat berkumpul di rumah beliau dan semua orang di kota itu tenggelam dalam kesedihan dan tangisan.
Berikut ini, kami kutipkan nasihat bijak dari Imam Ali al-Hadi yang dapat menjadi petunjuk bagi kita mengarungi kehidupan dunia. Beliau pernah berkata, “Perbanyaklah istighfar dan bersyukur kepada Allah Swt, dengan demikian seluruh kebahagian dunia dan akhirat akan engkau raih.”
Mengapa Peristiwa Ghadir Khum Penting ?
"Sesungguhnya aku tinggalkan di tengah-tengah kalian dua pusaka yang jika kalian mengambil (mengikuti) keduanya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, (yaitu) Kitab Allah Swt dan Ahlulbaitku dari keturunanku (itrahku), dan sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah, sampai keduanya menemuiku di tepi telaga (al-Haudh)."
Hari berganti hari. Sebelumnya adalah hari Arafah, hari dimana pintu mengenal diri terbuka bagi pencari untuk mengetahuinya lalu dengan cepat menjauh dari pandangan. Kemudian datang Idul Adha dan semua yang telah menjadi "Ismail" telah meneguk makrifat Arafah dan kini menuju tempat sembelihan cinta dan pengorbanan, sehingga dapat mengorbankan egonya. Hari ini, mereka yang telah berkorban sedang mengarah pada Ghadir dengan ikhlas. Ghadir merupakan telaga yang memiliki hubungan sangat erat dengan mata air Kautsar.
Suara "Labbaik, Allahumma Labbaik" Ya Allah, aku siap, siap menerima perintah, telah memenuhi seluruh ruang di antara bumi dan langit Mekah. Ribuan orang mengulangi panggilan malakuti Nabi Muhammad Saw. "Ya Allah! Aku menghadap-Mu dan mengikuti ajakan dan panggilan-Mu. Terkabulkan setelah mengabulkan, Engkau tidak memiliki sekutu. Aku menghadap-Mu dan tinggal di tempat penghambaan-Mu. Semua pujianku khusus untuk-Mu. Semua nikmat dan kerajaan alam adalah milik-Mu. Engkau tidak memiliki sekutu dan aku memenuhi panggilan-Mu."
Nabi Muhammad Saw di akhir bulan Zulkaidah bersama para sahabat dan Ahlulbaitnya disertai banyak masyarakat meninggalkan Madinah menuju Mekah untuk menunaikan manasik haji. Perjalanan besar ini menampilkan hasil-hasil besar dan upaya Nabi Saw dalam beberapa tahun, dimana beliau berusaha dengan ikhlas mengorbankan jiwa, harta dan kehidupannya di jalan mewujudkan cita-cita Islam dan perintah ilahi serta menyampaikan pesan-pesan ilahi kepada seluruh umat manusia.
Rasulullah Saw dalam perjalanan ini juga menyinggung dirinya telah mendekati ajalnya. Nabi Muhammad Saw gembira mengetahui dirinya akan segera menemui Zat Yang Dicintainya, tapi pada saat yang sama mengkhawatirkan umatnya. Jangan sampai mereka bernasib sama dengan Bani Israil, ketika dirinya sudah tidak berada bersama mereka, kaumnya kembali mengikuti cara Jahiliah. Karenanya, beliau memanfaatkan segala kesempatan dan menasihati mereka. Sebelum sampai di Arafah, di sebuah daerah bernama Namirah, beliau melaksanakan shalat Zuhur dan Ashr secara berjamaah.
Setelah selesai shalat, beliau memandang para sahabat. Gurun pasir yang dipakai shalat penuh dengan manusia. Nabi Saw kemudian membacakan pujian kepada Allah lalu melanjutkan pidatonya demikian:
"Wahai manusia! Dengarkan ucapanku. Karena aku tidak tahu, mungkin setelah tahun ini, kalian tidak akan melihatku dalam kondisi ini. Wahai manusia! Setelah aku, jangan kalian kembali pada kekafiran sebelumnya, jahiliah yang membuatmu sesat dan menyesatkan. Sesungguhnya aku benar-benar di antara kalian telah meninggal dua pusaka yang berharga sebagai khalifah, dimana selama kalian berpegangan kepada keduanya, kalian tidak akan tersesat; Kitab Allah Swt dan Itrahku, Ahlulbaitku."
Kemudian Rasulullah Saw bertanya kepada mereka, "Apakah saya telah menyampaikan pesanku kepada kalian dan telah mendakwahkan agama Allah?"
Mereka semua menjawab, "Iya."
Rasulullah berkata, "Ya Allah! Engkau menjadi saksi!" Setelah itu beliau berkata, "Sesungguhnya kalian bertanggung jawab. Karenanya wajib bagi kalian yang hadir untuk menyampaikannya kepada yang tidak hadir."
Setelah itu, beliau berjalan menuju Arafah dan berhenti di sana, sehingga matahari terbenam dan mengisi waktunya dengan doa dan zikir.
Nabi Muhammad Saw memanfaatkan Haji Wada' atau haji perpisahan sebagai kesempatan yang tidak terulang dan tidak tergantikan untuk menyampaikan suara kebenaran. Beliau di hari-hari terakhir dari Ayyam al-Tasyriq, 13 Dzulhijjah, mengumpulkan umat di masjid Khaif dan setelah menunaikan shalat, beliau kembali berpidato. Salah satu tema pembicaraan beliau berhubungan dengan kabilah. Warga Arab hidup berdasarkan hubungan kesukuan dan di antara mereka ada aturan yang berlandaskan kefanatikan dan kejahiliahan, sehingga hanya dikarenakan ada seorang terbunuh, selama puluhan tahun dua kabilah berperang dan bermusuhan. Nabi Saw berusaha mencerabut kebiasaan ini dan dalam pidatonya mengatakan, "Ketahuilah bahwa setiap harta, kebanggaan dan darah yang ada di masa Jahiliah telah aku injak di bawah dua kakiku dan membatalkannya."
Dengan cara itu, Nabi Saw ingin mengakhiri kedengkian dan permusuhan yang ada sejak lama. Setelah itu, beliau menyinggung soal upaya menjaga persaudaraan islami dan berkata, "Setiap muslim bersaudara dengan muslim lainnya dan umat Islam bersatu dalam menghadapi pihak lain."
Peristiwa Ghadir bukanlah sebuah peristiwa biasa, Allah Swt memerintahkan Rasulullah untuk mengangkat Imam Ali as sebagai khalifahnya dan jika perintah ini tidak dilaksanakan, maka beliau dianggap belum menyampaikan risalahnya.
Melalui khutbah Ghadir, Rasulullah telah memperjelas kewajiban setiap orang Muslim. Oleh karena itu, peristiwa dan nilai-nilai Ghadir Khum harus ditransfer dari generasi ke generasi sehingga semua mengetahui kebenaran wilayah (kepemimpinan) Imam Ali as.
Peristiwa Ghadir Khum berkaitan dengan masalah sempurnanya agama dan tercukupinya nikmat bagi kaum Muslim. Ghadir adalah sebuah peristiwa besar sejarah dunia dan merupakan sebuah kesempatan untuk mengenali sejarah Islam dan sebuah fase yang membedakan sejarah Islam dari sejarah Jahiliyah. Untuk itu, semua individu Muslim berkewajiban untuk menela'ah peristiwa Ghadir dan memahami pesan-pesan yang dibawanya.
Setelah beberapa bulan dari peristiwa penting ini, Rasulullah Saw meninggal dunia dan menyisakan duka yang mendalam bagi masyarakat Muslim yang baru terbentuk. Orang-orang larut dalam kesedihan dan duka, sementara sebagian pihak ingin memanfaatkan situasi itu untuk keuntungan kelompoknya.
Para cendekiawan Muslim percaya bahwa jika kaum Muslim menjalani wasiat Rasulullah tentang kepemimpinan Ali as dan mendengarkan nasihat Rasulullah dalam kasus-kasus lain, maka Islam akan menjadi agama universal dan keadilan tersebar ke penjuru dunia.
Mungkin inilah sebabnya para pakar sejarah yang mengetahui kebenaran peristiwa Ghadir Khum, menyesali atas penyimpangan yang terjadi setelah wafatnya Nabi Saw. Filsuf terkenal Prancis, Voltaire dengan nada menyesal mengatakan, "Keinginan terakhir Muhammad tidak terkabulkan, dia telah menunjuk Ali sebagai penggantinya."
Peristiwa Ghadir dapat ditela'ah dari beberapa sudut dan salah satunya, kepemimpinan dalam Islam bukan bermakna meraih kekuasaan dan kedudukan, tetapi sebuah posisi pemberian Tuhan dan pemimpin harus terjaga dari setiap dosa dan kesalahan.
Kepemimpinan yang saleh dan khalifah kaum Muslim merupakan sebuah hal yang sangat penting sehingga Allah Swt menyebut kepemimpinan sebagai perkara penting agama yang membuat ia menjadi sempurna. Oleh karena itu, Rasulullah tidak dapat menunjuk siapa pun sebagai khalifah penggantinya jika tanpa perintah Ilahi.
Perintah penunjukan ini sudah disampaikan oleh Rasul kepada umat. Apa yang terjadi di Ghadir Khum adalah peresmian penunjukan pengganti Rasulullah oleh Allah. Namun, perlu dicatat bahwa faktor penunjukan ini karena keutamaan dan nilai-nilai yang tertanam dalam jiwa Imam Ali as.
Semua sifat-sifat baik berkumpul pada diri Ali as, dan kehendak Tuhan menetapkan kepemimpinan umat setelah Rasulullah diberikan kepada Ali berdasarkan pertimbangan nilai-nilai, keutamaan, dan sifat baik tadi. Di sini, Tuhan ingin menekankan bahwa pemerintahan mengikuti nilai-nilai dan orang yang dapat menjadi khalifah kaum Muslim adalah sosok yang memiliki nilai-nilai itu.
Ibnu Abil Hadid berkata, "Pada masa itu, keutamaan-keutamaan Ali bin Abi Thalib begitu jelas bagi masyarakat di mana setelah wafat Rasul, tidak ada satu pun dari kalangan Muhajirin dan juga mayoritas Ansar yang meragukan bahwa posisi khalifah akan diserahkan kepada Ali."
Bertepatan dengan perayaan Idul Ghadir, perhatian orang-orang tertuju pada sebuah perkara penting akidah, sosial, dan vital dalam kehidupan yaitu wilayah dan kepemimpinan kaum Muslim.
Dalam sejarah Islam, ada dua peristiwa penting dan besar yang tidak boleh dilupakan yaitu risalah Rasulullah Saw dan wilayah Imam Ali as. Peristiwa pertama adalah diturunkannya wahyu ke kalbu Rasulullah yang menandai dimulainya misi kenabian, dan peristiwa kedua adalah Ghadir yang menandai kepemimpinan Ali as. Sebenarnya, Ghadir merupakan pelanjut misi risalah dan sama pentingnya dengan Hari Bi'sat.