کمالوندی

کمالوندی

Selasa, 23 Desember 2014 00:00

Rasulullah Saw Wafat

Tanggal 28 Shafar tahun 11 Hijriah, Rasulullah Muhammad Saw berpulang ke rahmatullah pada usia 63 tahun.
 

 

Nabi besar umat Islam ini dilahirkan 52 tahun sebelum dimulainya tahun Hijriah, di kota Mekah. Sejak kecil, Muhammad Saw telah kehilangan ayah dan ibunya sehingga diasuh oleh kakek beliau Abdul Muthalib, lalu oleh paman beliau, Abu Thalib. Sejak muda, Muhammad Saw telah dikenal sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya sehingga dikenal dengan julukan al-Amin.

 

Pada usia ke-40, Muhammad Saw ditunjuk Allah untuk menjadi utusannya dalam menyampaikan risalah tauhid, keadilan, dan kasih sayang kepada umat manusia. Setelah 23 tahun menyampaikan risalah Islam dan berhasil mendirikan pemerintahan Islam di Madinah, akhirnya Rasulullah wafat dan meninggalkan sebuah ajaran agung yang kini tersebar ke berbagai penjuru dunia.

Selasa, 23 Desember 2014 00:00

Menghormati Wanita Dalam Islam

Dunia yang memisahkan wanita dari dalam rumah tangga, menyeretnya keluar dengan janji-janji semu, membuatnya tidak punya perlindungan dan pertahanan di hadapan pandangan dan perilaku sosial yang cabul dan membuka peluang untuk mengganggu hak-haknya, sejatinya adalah melemahkan wanita sekaligus menghancurkan rumah tangga, juga menjadikan generasi yang akan datang terancam dan mewujudkan bencana terhadap setiap peradaban dan budaya yang memiliki logika ini. Yang demikian ini sekarang sedang terjadi di dunia dan semakin hari semakin parah. Saya sampaikan kepada kalian bahwa ini merupakan banjir yang membahayakan yang daya perusaknya akan tampak dalam jangka panjang dan akan memusnahkan dan meluluhlantakkan fondasi peradaban Barat. Dalam jangka pendek tidak ada sesuatu yang bisa dipahami. Semua ini baru akan menampakkan dirinya dalam jangka seratus-dua ratus tahun dan tanda-tanda krisis moral di Barat ini sekarang sedang menampakkan dirinya.
 

 

Islam telah menghormati wanita dalam makna yang sebenarnya. Bila bersandar pada peran ibu dan kehormatan ibu di dalam rumah tangga atau bertopang pada peran wanita, pengaruh wanita, hak-hak wanita dan batas-batasan wanita di dalam rumah tangga, sama sekali bukan berarti melarang wanita dari berpartisipasi dalam urusan sosial dan ikut campur dalam perjuangan dan aktivitas umum. Sejumlah orang tidak memahami atau salah memahami, sejumlah orang lainnya yang sakit jiwa juga memanfaatkan pemahaman salah ini. Seakan-akan wanita hanya harus sebagai ibu yang baik dan istri yang baik saja atau hanya harus berpartisipasi dan beraktivitas sosial. Masalahnya tidak demikian. Harus menjadi ibu yang baik dan istri yang baik sekaligus berpartisipasi dalam aktivitas sosial. Fathimah Zahra as adalah simbol penggabungan ini. Gabungan antara pelbagai posisi. Contoh lainnya adalah Zainab Kubra as. Para wanita terkenal masa permulaan Islam dan wanita unggulan adalah contoh-contoh lainnya. Mereka berada dan hadir di tengah-tengah kehidupan sosial.

 

Ketidakpahaman tentang memuliakan wanita dalam Islam dibarengi dengan pelajaran salah yang dicekokkan atas nama memuliakan wanita dalam peradaban Barat. Hal ini sudah dicampur dan muncullah sebuah gerakan pemikiran yang salah.

 

Wanita dalam rumah tangga adalah mulia dan terhormat dan merupakan poros menejemen dalam rumah tangga, lilin bagi semua anggota keluarga, sumber keakraban, ketenangan dan ketentraman. Lembaga rumah tangga yang merupakan telaga kecil ketenangan hidup setiap manusia yang penuh tantangan dan penuh usaha, akan menemukan ketenangan, ketentraman dan keyakinan dengan adanya wanita. Pada saat itu perannya sebagai istri, sebagai ibu, sebagai putri rumah tangga; masing-masing memiliki kehormatan dalam masa yang panjang. Oleh karena itu, pada hakikatnya harus ada penulisan, pembicaraan dan perhatian kembali di bidang nilai dan kemuliaan wanita dalam perspektif Islam. (5/5/1374)

 

Simbol Wanita Agung dalam Al-Quran

 

ÔÇ£AlmarÔÇÖatu Sayyidatu BaitihaÔÇØ (Nahjul Fashahah, hadis 2177) Wanita sebagai tuan di rumahnya. Ini dari Rasulullah Saw...beliau mengatakan kepada para lelaki, ÔÇ£Paling baiknya kalian adalah mereka yang paling baik dalam bersikap kepada istrinya.ÔÇØ Ini adalah pendapat Islam dan masih banyak lagi yang seperti ini. Yang disebutkan dalam al-Quran sebagai contoh bagi orang mukmin dan yang diridai Allah, dan orang kafir dan yang ditolak di sisi Allah adalah wanita. Ini adalah hal yang menarik. Ketika al-Quran ingin menyebutkan contoh bagi orang yang baik dan orang yang jelek, keduanya dengan memilih wanita. ÔÇ£Dharaballahu Matsalam Lilladziana Kafaru Imraata Nuhin Wa Imraata Luthin... Allah membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafirÔÇØ (QS. Tahrim:10-12) al-Quran telah menjadikan dua wanita sebagai ÔÇÿperumpamaanÔÇÖ yakni mengenalkan istri Nuh dan istri Luth sebagai contoh dan simbol wanita-wanita yang jelek. Kemudian sebaliknya ÔÇ£Wa Dharaballahu Matsalan Lilladzina Amanu Imraata Firauna... Dan Allah membuat istri FirÔÇÖaun perumpamaan bagi orang-orang yang berimanÔÇØ dua orang wanita dikenalkan sebagai simbol wanita yang baik, wanita yang agung dan wanita mukmin; satunya adalah istri Firaun dan satinya lagi adalah Sayidah Maryam. ÔÇ£Wa Maryama Ibnata Imrana Allati Ahshanat Farjaha...Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya.ÔÇØ Yang menarik adalah keempat wanita ini, kebaikan dan kejelekannya terkait dengan lingkungan rumah tangga. Terkait dua wanita yang jelek itu ÔÇ£Imraata Nuhin Wa Imraata LuthinÔÇØ. Disebutkan, ÔÇ£Kanata Tahta Abdaini Min Ibadina Shalihaini FakhanatahumaÔÇØ Dua wanita ini mengkhianati suaminya masing-masing yang keduanya adalah nabi yang memiliki kedudukan dan derajat yang tinggi. Masalahnya adalah masalah rumah tangga. Masalah dua wanita lainnya juga terkait dengan rumah tangga. Yang pertama adalah istri Firaun dimana nilai dan sesuatu menurutnya penting adalah mengasuh seorang nabi Ulul Azmi, seorang yang bernama Musa Kalimullah dan beriman kepadanya dan menolongnya. Itulah mengapa Firaun balas dendam padanya. Masalahnya adalah masalah dalam rumah tangga yaitu pengaruh keagungan perbuatannya yang berhasil mendidik Musa. Terkait dengan Sayidah Maryam juga demikian. ÔÇ£Allati Ahshanat FarjahaÔÇØ Ia telah menjaga kehormatannya. Ia telah menjaga kesuciannya. Ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan Sayidah Maryam pasti ada faktor-faktor yang bisa mengancam kehormatan dan kesucian seorang wanita mulia dan ia bisa melawannya. Dengan demikian semuanya terkait dengan sisi-sisi penting yang sudah dijelaskan yaitu sisi rumah tangga dan masalah kedudukan wanita di tengah masyarakat.

Selasa, 23 Desember 2014 00:00

Hari Arbain dan Perjuangan Sayidah Zainab

Ahlul Bait as merupakan salah satu pusaka berharga Rasulullah Saw bagi umatnya untuk menjauhkan mereka dari penyimpangan dan kesesatan. Beliau bersabda, "Aku tinggalkan untuk kalian dua pusaka. Kalian tidak akan tersesat selama-lamanya selagi kalian berpegang teguh pada keduanya, yaitu kitab Allah (al-Quran) dan Ahlul Baitku.ÔÇØ
 

Pada saat pembawa panji Kebangkitan Karbala, Abbas ibn Ali as tumbang ditebas pedang dan kepala mulia Imam Husein as ditancapkan di ujung tombak, Yazid dan para pengikutnya mengira bahwa mereka sudah berhasil merampas salah satu pusaka Nabi Saw dari tangan kaum Muslim dan dengan cara itu, mereka tinggal memperalat al-Quran untuk kepentingan rezim. Akan tetapi kehendak Tuhan berkata lain. Tuhan telah menakdirkan agar darah Imam Husein as senantiasa membara di nadi kaum Muslim sehingga para pencari kebenaran dan penuntut keadilan tidak termakan oleh makar orang-orang kafir.

 

Peringatan Hari Arbain sejak dulu sudah dikenal luas oleh masyarakat Syiah dan kalender sejarah para pembela Imam Husein as. Atas dasar itu pula, para pengikut Syiah di tahun-tahun pertama peringatan acara tersebut mendatangi Padang Karbala, seperti yang dilakukan oleh Jabir ibn Abdullah al-Ansari. Tradisi ini masih terawat dengan baik sampai sekarang dan Irak setiap tahunnya menyambut kedatangan jutaan peziarah dari seluruh dunia untuk berkumpul di Makam Imam Husein. Mereka ingin menegaskan dirinya sebagai pengikut kebenaran dan di bawah kepemimpinan Imam Husein as, mereka tidak akan tunduk pada arogansi musuh dan mereka juga siap untuk mengorbankan harta dan jiwanya demi kebenaran.

 

Seorang sahabat besar Nabi Saw, Jabir ibn Abdullah al-Ansari adalah tamu pertama Imam Husein as pada hari Arbain. Meski sudah tidak bisa melihat, Jabir tetap datang ditemani oleh Atiyya bin Sa'ad al-Kufi. Atiyya menuturkan, "Aku bersama Jabir datang ke Karbala untuk menziarahi Imam Husein Jabir berkata kepadaku, 'Antarkan aku ke pusara Husein.' Aku kemudian meletakkan tangan Jabir di atas makam dan ia jatuh pingsan. Aku memercikkan air ke wajahnya dan ketika sadar, ia memanggil kata-kata 'Ya Husein' sebanyak tiga kali. Kemudian dia berteriak, 'Wahai Husein! Kenapa engkau membisu?' Kemudian ia berkata, 'Bagaimana engkau akan menjawabku sementara nadi-nadi lehermu telah ditebas dan kepala dan badanmu telah dipisah.' Aku bersaksi bahwa engkau adalah putra penutup para nabi dan pemimpin kaum Mukminin. Salam dan keridhaan Tuhan atasmu."

 

Ziarah Imam Husein as di hari Arbain telah disinggung dalam literatur-literatur kuno agama Islam. Riwayat terpenting mengenai hal ini datang dari Imam Hasan Askari as. Beliau berkata, " Tanda-tanda orang mukmin ada lima; melaksanakan shalat 51 rakaat (17 rakaat wajib dan 34 rakaat sunnah), membaca ziarah Arbain Imam Husein as, memakai cincin di jari tangan kanan, meletakkan dahi di atas tanah saat sujud dan mengeraskan bacaan Bismillahirrahmanirrahim dalam shalat." Dalam riwayat-riwayat lain juga disebutkan bahwa orang-orang yang tidak bisa datang ke Karbala pada hari itu, mereka dianjurkan membaca ziarah dari jauh. Anjuran ini dengan sendirinya menunjukkan betapa pentingnya Arbain dan pengingat budaya anti-kezaliman Asyura dalam kamus Islam.

 

Dari Asyura sampai Arbain hanya 40 hari dan dalam rentang masa itu, Sayidah Zainab as dengan kearifan dan keberaniannya telah menguburkan mimpi-mimpi Yazid untuk merayakan kemenangan. Wanita mulia ini mengibarkan panji Kebangkitan Husein dengan gagah dan sampai sekarang masih berkibar dengan penuh wibawa. Sayidah Zainab memekikkan pesan ketertindasan dan kebenaran Husein dengan suara lantang mulai dari hari Asyura yang banjir darah sampai Arbain yang bergelimang air mata. Orasi lugas Sayidah Zainab masih terus mengguncang pilar-pilar istana penguasa tiran dan menarik para pencari kebenaran untuk berduyun-duyun datang ke Karbala.

 

Sayidah Zainab as selain memiliki banyak keutamaan dan berkepribadian mulia, juga memainkan peran luar biasa dalam mensukseskan Kebangkitan Asyura. Setelah peristiwa Asyura, Sayidah Zainab as di tengah kesibukannya sebagai pemimpin para tawanan dan pelindung Imam Sajjad as, mampu mengantarkan Revolusi Huseini ke gerbang kemenangan dengan menanggung segala beban. Dia berdiri tegak dan gagah berani dalam menyampaikan misinya sehingga ajaran Rasulullah Saw dan Revolusi Karbala tidak melenceng.

 

Ketika rombongan tawanan tiba di Kufah, masyarakat awalnya menyambut tawanan dengan suka cita dan gembira. Akan tetapi, Sayidah Zainab lewat orasinya yang berapi-api membuat situasi seketika berubah dan warga Kufah kini larut dalam kesedihan. Dia berkata, "Wahai para penipu! Wahai orang-orang yang tidak punya harga diri dan wibawa! Kalian telah membunuh penggalan hati Rasulullah dan pemimpin pemuda surga, ia adalah sosok yang menjadi benteng pelindung untuk kalian saat perang dan menjadi penenang di kala damai."

 

Dengan kalimat pedas itu, Sayidah Zainab as membuat sejumlah warga Kufah mulai menyadari betapa besarnya dosa mereka. Dengan orasinya di istana Ubaidillah, Sayidah Zainab as berhasil merendahkan pemilik istana dan menggagalkan skenarionya untuk mendistorsi hakikat Kebangkitan Imam Husein as. Dia tidak membiarkan tipu daya dan makar untuk mencoreng tujuan-tujuan luhur Imam Husein as. Pada akhirnya, Ibnu Ziyad, penguasa Kufah menganggap kehadiran para tawanan sebagai hal yang berbahaya dan ia segera menggiring mereka ke Syam.

 

Warga Syam juga menyambut gembira kabar kedatangan para tawanan Karbala. Ini terjadi karena propaganda Yazid dan warga bahkan menganggap mereka sebagai pemberontak terhadap kekhalifahan Islam, di mana mereka pantas untuk dibunuh dan ditawan. Yazid mengadakan sebuah pesta megah yang menghadirkan para pejabat dan tentara. Dia dengan lancang memukul-mukul tongkatnya pada bibir dan gigi Imam Husein as. Yazid berkata, "Andai para pemimpin kabilahku  yang sudah tewas di Badr  masih hidup dan menyaksikan kita membunuh para pembesar Bani Hasyim dan menjadikannya sebagai penebus Perang Badr Bani Hasyim telah bermain kekuasaan, tidak ada kabar gaib dan juga tidak ada wahyu yang turun kepadanya." Dengan cara itu, Yazid telah menampakkan pengingkarannya terhadap Rasulullah dan agama Tuhan.

 

Pada waktu itu, Sayidah Zainab as membongkar semua kerusakan Yazid dan orasinya telah mengingatkan para hadirin akan kepiawaian Imam Ali as. Sayidah Zainab as berseloroh, "Tuhan berkata benar. Dia berfirman, 'Kemudian, akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (azab) yang lebih buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya.' Wahai anak Muawiyah! Meskipun kondisi telah membuatku harus berbicara denganmu, tapi aku menganggapmu lebih rendah, karena dosa-dosamu sangat besar dan kecaman-kecaman atasmu lebih banyak untuk bisa dihitung. Namun apa boleh buat? Mataku menangis karena kematian orang-orang yang aku cintai dan dadaku sesak panas karena perpisahan dengan mereka Wahai Yazid! Sekarang lakukanlah apa yang kamu bisa. Aku bersumpah demi Allah, engkau tidak akan pernah bisa membumihanguskan nama dan wahyu kami, dan dengan cara ini engkau ingin meraih mimpi-mimpimu. Engkau tidak bisa mencuci tangan dari kehinaan ini dan pembantaian Husein."

 

Kalimat tegas dan rasional Sayidah Zainab as membuat Yazid tertunduk dan membisu. Akhirnya, ia menyalahkan Ibnu Ziyad atas kematian Imam Husein as. Pidato Sayidah Zainab as di istana Yazid dan kemudian orasi Imam Sajjad as, sontak membuat kondisi Damakus berubah dan kebenaran mulai tersiar luas di tengah masyarakat. Seperti itulah Sayidah Zainab as memainkan perannya dalam menyampaikan pesan Kebangkitan Huseini.

 

Hari ini, para pecinta Imam Husein as bergegas menuju Padang Karbala untuk menghadiri peringatan Arbain. Semua kecintaan ini mereka dedikasikan untuk seorang pemuda, yang disebut oleh Nabi Saw sebagai bahtera penyelamat umat dan pelita hidayah manusia. Alangkah indahnya ayunan langkah kaki para pecinta, mereka penuh semangat untuk mengibarkan panji kebenaran dan memerangi kebatilan.

 

Salam atasmu duhai Aba Abdillah

Salam atasmu duhai Putera Rasulullah

Salam atasmu duhai Putera Amirul Mukminin, Putera Penghulu para washi.

Salam atasmu duhai Putera Fatimah penghulu wanita sedunia.

Salam atasmu ya Tsarallah wabna Tsarih wal-Mitral Mawtur.

Salam atasmu dan semua Arwah yang bergabung di halaman kediamanmu.

 

Sepanjang hidupku, siang dan malam, aku akan mendoakanmu semua, semoga Allah melimpahkan kedaimaian-Nya kepadamu semua.

Selasa, 23 Desember 2014 00:00

Pilar Politik Rasulullah Saw

Salah satu parameter terpenting dan paling utama dalam masyarakat dan pemerintahan yang didirikan oleh Nabi Muhammad Saw adalah keyakinan terhadap ketauhidan Allah swt, keimanan dan spiritualitas. Dengan seruan tauhid,"Tuhanku, tanpa-Mu aku tidak akan meraih keselamatan", Rasulullah Saw telah mengajarkan teisme sebagai pilar utama dalam berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk politik. Nabi Muhammad Saw meletakkan sebuah sistem yang bernilai dan abadi dengan berpijak ketauhidan.
 

 

Sistem Tauhid menolak segala bentuk penyembahan manusia kepada manusia lain, maupun benda dan unsur lain di dunia ini. Ibadah dan penghambaan hanya kepada Allah swt. Pada pinsipnya, filosofi diutusnya para Nabi supaya manusia memperhatikan masalah ibadah, dan menghindari menyembah berhala dengan berbagai bentuk. Dalam masyarakat yang bertauhid, motif dan pendorong aktivitas manusia adalah cinta dan keimanan kepada Allah swt. Keimanan tersebut tumbuh dari dalam diri manusia yang akan membimbingnya menuju jalan kebenaran dan kebahagiaan sejati.

 

Parameter lain dalam masyarakat era Rasulullah Saw adalah perhatian terhadap prinsip ilmu dan pengetahuan. Urgensi masalah ini dijelaskan dalam beberapa ayat yang turun sebagai wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Saw, yaitu perintah untuk membaca dan belajar, Iqra. Dalam Al-Quran surat al-Alaq ayat 1 hingga 5, Allah swt berfirman, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

 

Allah swt dalam al-Quran menjelaskan kedudukan tinggi orang-orang yang berilmu  selain orang yang bertaqwa, berjihad dan iman. Pada prinsipnya salah satu faktor yang menyebabkan keabadian dan pengembangan budaya dan peradaban, sistem politik dan sosial yang maju adalah keharmonisannya dengan perkembangan pemikiran dan ilmu pengetahuan.Sebab fakta sejarah yang valid menunjukkan bahwa sejumlah arus penyimpangan agama lahir akibat pemahaman keliru yang bertentangan dengan akal dan ilmu pengetahuan, dan menyebabkan peran agama dalam masyarakat tersingkirkan, sebagaimana yang menimpa agama Kristen dan Yahudi.

 

Sejatinya, perilaku tidak rasional yang ditunjukkan otoritas Gereja abad pertengahan menjadi sarana yang subur bagi kelahiran dan perkembangan pemikiran Sekularisme di dunia Barat.Tapi dalam sistem sosial dan peradaban yang diletakkan Rasulullah Saw, fakta sejarah menampilkan sistem Islam yang tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan, bahkan agama ilahi ini justru mendorong manusia untuk menuntut ilmu dan belajar, berpikir dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Dengan pijakan tersebut, sejarah mencatat Islam menjadi tempat lahirnya para ilmuwan dan pemikir besar dunia yang memiliki kontribusi di berbagai bidang disiplin ilmu.

 

Contoh lain dari parameter penting sistem pemerintahan Rasulullah Saw adalah perhatian terhadap keadilan. Keadilan termasuk salah satu prinsip utama di alam semesta ini, dan sunatullah dibangun berdasarkan prinsip tersebut. Tanpa menjalankan keadilan sosial, manusia tidak akan mencapai kebahagiaan, dan kekuatan politik apapun tanpa penerapan keadilan sosial di dalamnya akan tumbang dan tidak abadi. Salah satu tujuan utama Rasulullah Saw mendirikan pemerintahan Islam adalah menegakkan keadilan.Al-Quran pun menegaskan prinsip keadilan dan senantiasa mendorong manusia untuk menegakkannya di berbagai bidang. Rasulullah Saw berupaya untuk menjalankan keadilan di tengah masyarakat. Masyarakat di era Rasulullah Saw setara dan bersaudara, dan tidak ada keistimewaan di antara mereka selain ketakwaannya.

 

Parameter lain dari sistem politik dan pemerintahan Rasulullah Saw adalah persatuan umat Islam.Nabi Muhammad Saw mengerahkan seluruh upayanya untuk mewujudkan persatuan umat Islam. Maksud dari persatuan Islam dalam konteks saat ini adalah kaum Muslimin dari berbagai mazhab bersatu di bahwa panji-panji kesamaan prinsip kolektif agama seperti tauhid, al-Quran, kenabian, dan hari akhir demi menghadapi berbagai ancaman terhadap prinsip Islam dan masyarakat Muslim. Selain itu, seluruh umat Islam harus menghindari perselisihan mengenai cabang agama, politik, ras, suku bangsa dan bahasa. Salah satu strategi Rasulullah Saw untuk mewujudkan persatuan umat Islam melalui akhlak dan perilaku mulia beliau.

 

Akhlakul karimah Nabi Muhammad Saw  senantiasa menjadi salah satu sarana terpenting dan bernilai untuk mewujudkan persatuan Islam dan meredakan friksi yang berpotensi menceraiberaikan umat. Saking tingginya akhlak Rasulullah, musuh-musuhnya pun akhirnya menjadi barisan sahabat beliau. Oleh karena itu, akhlak Nabi Muhammad Saw menjadi faktor penting bagi terwujudnya persatuan umat Islam.

 

Hijrahnya Rasulullah Saw ke Madinah disertai ikatan janji persaudaraan antarkelompok yang berbeda-beda, terutama menyatukan antara Ansar dan Muhajirin. Kesepakatan tersebut menjadi solusi paling jelas dalam mewujudkan persatuan umat Islam. Seluruh suku yang sebelumnya bertikai berhasil disatukan oleh Rasulullah Saw di bawah panji-panji agama Islam. Salah satu bagian dari kesepakatan persaudaraan antara Muhajirin dan Ansar, berbunyi sebagai berikut: "Sesama Muslim menjadi teman dan pendukung bagi yang lain, dan semua bersatu menghadapi kezaliman. Penandatangan kesepakatan ini akan membentuk sebuah bangsa yang bersatu. Tidak boleh ada yang  menzalimi orang lain. Jika terjadi perselisihan antarsesama Muslim, maka rujukan penyelesaiannya adalah Allah swt dan Rasul-Nya."

 

Perjanjian persaudaraan ini dibangun berdasarkan prinsip penolakan terhadap motif sektarian dalam hubungan sosial sesama manusia, dan digantikan dengan motif tauhid. Fakta sejarah ini menunjukkan bahwa Rasulullah Saw berupaya untuk menanamkan nilai tauhid, dan peran sentralnya di berbagai bidang dalam masyarakat. Oleh karena itu, program perjanjian persaudaraan antara Ansar dan Muhajirin merupakan salah satu cara terbaik untuk menjaga persatuan umat Islam dari berbagai ancaman.

 

Penolakan terhadap diskriminasi, rasisme dan sektarianisme merupakan parameter lain dari sistem sosial dan pemerintahan Rasulullah Saw. Islam sangat menentang fanatisme golongan dan bigotri. Sebagai gantinya, Islam menyodorkan ketakwaan menjadi parameter keutamaan manusia. Sejarah menunjukkan bagaimana Rasulullah Saw menjadikan Bilal sebagai muazin untuk menegaskan penentangan Islam terhadap segala bentuk diskriminasi ras dan golongan, yang dianut masyarakat jahiliyah Arab ketika itu. Sistem politik dan pemerintahan Islam menjunjung tinggi prinsip global seperti kredibilitas, keilmuan, ketakwaan dan keadilan yang menggantikan parameter sektarian. Sikap damai dan toleransi terhadap non-Muslim juga menjadi prinsip penting pemerintahan Islam yang dibangun Rasulullah Saw.

 

Jalan politik Nabi Muhammad Saw tidak menolak keberadaan bangsa-bangsa dan independensinya. Eksistensi mereka tetap ada dan dihargai, dan Islam menyatukan bangsa-bangsa itu di bawah panji-panji Islam dengan menjunjung tinggi keadilan dan kesetaraan. Fakta sejarah menunjukkan nota kesepakatan yang ditandatangani dan dijalankan era Nabi Muhammad Saw, dan setelah beliau wafat tetap dijalankan oleh pemerintahan Islam selama non-Muslim tidak melanggarnya.

 

Sejarah Islam menunjukkan bahwa sistem politik Rasulullah Saw sangat memperhatikan masalah kebebasan dan perdamaian. Piagam Madinah menjamin perdamaian, kebebasan dan keamanan bagi semua orang di tengah beragam perbedaan suku, bangsa dan keyakinan agama di masa itu. Semoga umat Islam dewasa ini kembali menjalankan ajaran yang telah diwariskan Nabi Muhammad saw, dan menjadikan Islam sebagai Rahmatan lil Alamin, rahmat bagi seluruh alam.(

Pada hari ini, Imam Hasan al-Mujtaba as, gugur syahid secara mazlum di tangan istrinya. Berdasarkan catatan sejarah, Muawiyah memberikan 1.000 dirham kepada JaÔÇÖdah, istri Imam Hasan dan berpesan bahwa jika Imam Hasan as terbunuh maka JaÔÇÖdah akan dinikahkan dengan putranya Yazid bin Muawiyah. JaÔÇÖdah pun┬á memenuhi permintaan Muawiyah dan meracuni Imam Hasan as.
 

Setelah Imam Hasan as gugur syahid, Imam Husein as memandikan dan mengkafani jenazah saudaranya dan meletakkannya dalam sebuah peti, serta memenuhi wasiat terakhirnya, agar Imam Hasan as dimakamkan di sisi Rasulullah Saw. Akan tetapi pasukan Bani Umayah menghadang iring-iringan pelayat Imam Hasan as dan kemudian dengan sangat keji mereka menghujani iring-iringan pelayat itu dengan anak panah. Setelah peristiwa itu, jenazah Imam Hasan as dimakamkan di kompleks pemakaman BaqiÔÇÖ.

 

Kezaliman tersebut, merupakan puncak kekurang-ajaran dan penistaan terhadap jenazah Imam Hasan as, yang Rasulullah Saw pernah bersabda, ÔÇ£Hasan adalah bunga harumku, ya Allah, aku mencintainya maka cintailah dia dan cintailah mereka yang mencintainya.ÔÇØ

 

Berabad-abad berlalu dari musibah besar itu akan tetapi pedihnya luka sayatan atas keterasingan dan kemazluman Imam Hasan as, masih tetap segar di hati Muslim dan para pecinta Ahlul Bait as. Apa yang tercatat dalam sejarah tentang masa-masa akhir kehidupan Imam Hasan as, akan membuat siapa pun terkesima akan kesabaran dan ketabahan hati beliau. 

 

Imam al-Mujtaba as bahkan bersabar di hadapan kezaliman dan kejahatan pembunuhnya dan meminta saudaranya (Imam Husein as) untuk tidak berusaha menghukumnya. Diriwayatkan bahwa ketika detik-detik akhir kesyahidan Imam Hasan as telah dekat, beliau berpesan kepada saudaranya, ÔÇ£Wahai saudaraku! Segera aku akan berpisah denganmu dan menjumpai Tuhanku. Mereka telah meracuniku; aku tahu siapa yang melakukan ini kepadaku dan dari mana asal kezaliman ini; aku akan menuntunya di hadapan Allah kelak; tapi sumpah demi hakku terhadapmu, aku ingin kau tidak mengejar peristiwa ini dan pelakunya dan nantikanlah qadhaÔÇÖ Allah Swt tentangku.ÔÇØ

 

Salah satu keunggulan akhlak Imam Hasan al-Mujtaba as adalah kesabaran dan ketabahan beliau. Tentang hal ini, banyak kisah dan riwayat yang tercatat dalam sejarah. Sebagai contoh, Marwan, salah seorang musuh bebuyutan Ahlul Bait as, mengaku bahwa kesabaran dan ketabahan Imam Hasan as menandingi kekokohan gunung-gunung.

 

Setelah kesyahidan Imam Ali as, masyarakat berbaiat kepada Imam Hasan al-Mujtaba as. Sejak itulah, Muawiyah memulai aksi-aksi munafiknya serta menyebar isu dan kebohongan guna mempengaruhi opini publik. Dalam upayanya itu  Muawiyah sedemikian sukses sehingga berhasil menyuap sejumlah sahabat Imam Hasan as. Ketika beliau menyadari ketidaksetiaan dan pengkhianatan para sahabatnya, beliau terpaksa berdamai dengan Muawiyah untuk menjaga nyawa dan harta umat Muslim. Oleh karena itu, pemerintahan Imam Hasan as hanya bertahan enam bulan.

 

Perdamaian Imam Hasan as, merupakan salah satu langkah efektif dan sangat bijaksana demi menjaga masyarakat Islam. Pada masa itu, perang internal dalam tubuh umat Islam tidak menguntungkan dunia Islam. Karena imperium Romawi yang telah merasakan pukulan telak dalam perang dengan pasukan Islam, selalu menanti saat yang tepat untuk melancarkan serangan balasan.

 

Di sisi lain, kondisi masyarakat Irak sedemikian rupa sehingga mereka tidak siap mental untuk membentuk pasukan dan bersama dalam barisan Imam Hasan as. Oleh karena itu, terjun ke medan perang dengan pasukan yang tidak siap secara mental tidak akan menghasilkan apapun kecuali kekalahan. Atas dasar itu, Imam Hasan as hanya dapat bersabar menyaksikan kebodohan dan ketidaksadaran masyarakat, serta berdamai dengan Muawiyah demi menjaga dunia Islam.

 

Kepada masyarakat Imam al-Mujtaba berkata, ÔÇ£Bangsa-bangsa berdamai, di saat mereka dicekam kezaliman para penguasa mereka, akan tetapi aku berdamai di saat aku khawatir akan kejahatan sahabat-sahabatku sendiri. Aku menyeru kalian untuk berjihad melawan musuh, kalian tidak bangkit. Aku telah menyampaikan hakikat ke telinga kalian, tapi kalian tidak mendengar dan sekarang belum selesai ucapanku, kalian telah bercerai-berai seperti kaum SabaÔÇÖ, dan dengan kedok saran dan nasihat, kalian saling menipu...ÔÇØ

 

Kesabaran Imam Hasan as tidak hanya terbatas pada hubungan beliau dengan banyak orang, melainkan sifat mulia beliau ini juga telah menyelamatkan dunia Islam dan menjaga nyawa kaum Syiah. Mungkin karena alasan ini pula, kesabaran menjadi sifat paling menonjol Imam Hasan as, mengingat pengaruh dari kesabaran beliau ini masih dirasakan hingga kini.

 

Pada masa pemerintahan Muawiyah, jika Imam Hasan as tidak bersabar dan berdamai dengannya, maka seluruh pondasi Islam terancam bahaya besar. Oleh karena itu, dalam menjawab mereka yang memprotes keputusan berdamai itu, Imam Hasan as berkata, ÔÇ£Aku berdamai demi menjaga darah Muslim. Jika aku tidak berbuat demikian, maka tidak akan tersisa satu Syiah pun di muka bumi ini... celakalah kalian! Kalian tidak tahu apa yang telah aku lakukan, sumpah demi Allah, menerima perdamaian ini lebih baik bagi pengikutku dari apa saja yang matahari menyinarinya dan kemudian terbenam...ÔÇØ

 

Bukan tanpa alasan jika Rasulullah Saw menjelaskan sosok Imam Hasan as dan bersabda, ÔÇ£Jika akal tampil dalam bentuk manusia, maka manusia itu adalah Hasan (as).ÔÇØ

 

Meski beliau dikenal sebagai sosok penyabar, akan tetapi sejarah menjadi saksi bahwa dalam banyak kesempatan dan jika diperlukan, beliau menunjukkan ketegasan dan keberaniannya. Oleh karena itu dalam sejarah hidup Imam Hasan as, kita menyaksikan Imam Hasan as bersikap berani dan sangat tegas hingga menggetarkan seluruh pilar-pilar durjana istana musuh. Meski para musuh telah menyusun rencana sedemikian rupa sehingga Imam Hasan as terpaksa teringkir dari pemerintahan, akan tetapi hal itu tidak membuat Imam tetap bersabar di hadapan kezaliman para penguasa taghut.

 

Di Madinah, misalnya, dalam banyak kesempatan Imam dengan tegas menentang cara-cara tidak islami Muawiyah. Setelah perdamaian dengan Imam Hasan as, Muawiyah menuju Kufah dan di sana, di hadapan khalayak umum, dia lancang menghina Imam Ali as. Namun belum selesai kelancangannya itu, Imam Hasan as berdiri di mimbar dan berkata kepada Muawiyah, ÔÇ£Apakah kau sedang mengolok Amirul Mukminin Ali (as), meski Rasulullah (Saw) telah bersabda tentangnya bahwa barang siapa mengolok-olok Ali (as) maka dia telah mengolokku dan barang siapa mengolokku, maka dia telah mengolok Allah (Swt), dan barang siapa mengolok Allah (Swt), maka Allah akan menjerumuskannya ke neraka untuk selamanya dan mengazabnya.ÔÇØ Kemudian, Imam Hasan as turun dari mimbar dan keluar dari masjid sebagai bentuk protes.

 

Imam al-Mujtaba dengan pandangannya menerawang jauh ke masa depan, rela bersabar menghadapi protes, sindiran dan berbagai ungkapan dari para sahabatnya yang bodoh dan berpikiran dangkal, demi menyelamatkan dunia Islam.┬á Imam Hasan as dengan kesabaran dan ketabahan beliau berusaha membuat masyarakat sadar akan hakikat Muawiyah dan Bani Umayyah. Pada hari pertama setelah perdamaian, Muawiyah telah melanggar kesepakatan. Sampai-sampai Muawiyah dalam sebuah pidatonya mengatakan, ÔÇ£... wahai masyarakat Irak! Aku telah berperang dengan kalian untuk berkuasa atas kalian!ÔÇØ Kemudian dia merobek surat perdamaian dan menginjak-injaknya.

 

Akibat ulah Muawiyah dan pelanggarannya, secara perlahan masyarakat menyadari kekhilafan mereka. Melalui kesabaran beliau, Imam Hasan as memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyaksikan sendiri kesewenang-wenangan dan kezaliman Bani Umayyah. Semua itu pada akhirnya mempersiapkan gerakan kebangkitan saudaranya Imam Husein as.  Jika masyarakat tidak mengenal wajah sejati Bani Umayyah, maka tekad dalam gerakan kebangkitan Imam Husein as akan dipersoalkan dan pada akhirnya kebangkitan tersebut tidak pernah terwujud. Dengan demikian, langgengnya Islam adalah berkat kebijaksanaan Imam Hasan as. Menurut Syeikh Razi Ale Yasin, kisah Karbala sebelum menjadi Huseini, adalah Hasani.

Panglima Angkatan Laut Republik Islam Iran mengatakan, kekuatan Iran di laut, bawah laut, darat, dan udara akan dipamerkan dalam manuver militer dengan sandi "Muhammad Rasulullah (Saw)."
 

 

Laksamana Habibollah Sayyari menegaskan, pasukan Iran akan menampilkan kekuatannya di sektor laut selama manuver "Muhammad Rasulullah" yang akan dimulai pada tanggal 25 Desember.

 

Hal itu dikatakan Sayyari dalam wawancaranya dengan IRNA di pelabuhanJask, selatan Iran, Selasa (23/12).  

 

Ia menambahkan, berbagai jenis kapal, seperti kapal perusak dan kapal selam, rudal, jet tempur, helikopter dan berbagai komponen AL lainnya akan dikerahkan dalam latihan tersebut untuk meningkatkan kemampuan pasukan ini di berbagai bidang.

  

Manuver dengan sandi "Muhammad Rasulullah" akan digelar dengan slogan menampilkan kekuatan, perdamaian dan persahabatan di bawah bayang-bayang persatuan Islam dan persatuan regional.

 

Latihan militer tersebut rencananya akan dimulai pada Kamis pekan ini dan akan digelar selama enam hari dengan luas kawasan latihan dari timur Selat Hormuz hingga ke Teluk Aden.

 

Unit-unit pasukan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan unit-unit pasukan Angkatan Laut Pasdaran di kawasan, serta berbagai unit pasukan cadangan Basij di Provinsi Sistan Baluchestan, dengan dukungan pasukan Angkatan Udara dan pangkalan Pertahanan Udara Khatam al-Anbiya, akan bergabung dalam manuver akbar tersebut.

Ketua Majlis (parlemen) Republik Islam Iran mengatakan, Tehran akan terus melanjutkan dukungannya kepada pemerintah dan rakyat Irak dalam kondisi sulit saat ini.
 

 

Ali Larijani kepada wartawan menegaskan, Iran akan membantu pemerintah dan rakyat Irak seperti di masa lalu dalam kerangka mencapai keamanan dan stabilitas di negara Arab ini.

 

Hal itu disampaikan Larijani setelah pertemuannya dengan Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Sistani, Marji Besar Syiah Irak, di Najaf Ashraf, Selasa (23/12).

 

Ketua Parlemen Iran juga menyinggung kemenangan pemerintah dan bangsa Irak serta Suriah dalam melawan teroris, dan mengatakan, media harus bersikap realistis dalam masalah ini, sebab hal ini adalah hak mendasar bagi rakyat Irak dan Suriah.

 

Terkait pertemuannya dengan Ayatullah Sistani, Larijani menuturkan, kami telah membicarakan berbagai persoalan umat Islam yang ditimbulkan oleh teroris di kawasan dan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menciptakan stabilitas, keamanan, dan perdamaian di kawasan.

 

Pejabat senior Iran itu menegaskan, Ayatullah Sistani memiliki pandangan mendalam, berguna dan efektif bagi seluruh umat Islam, baik Syiah,  Sunni, maupun Kurdi dan Turmen, dan menurut beliau, upaya menyeluruh harus dilakukan supaya seluruh lapisan masyarakat dapat hidup berdampingan secara damai.

 

Di bagian lain pernyataannya, Larijani menilai langkah sejumlah negara terkait pengurangan harga minyak sebagai sebuah konspirasi.

 

Ia mengatakan, karena Iran memproduksi dan mengekspor banyak komoditas selain minyak, maka negara ini tidak bergantung hanya pada produksi minyak, dan kondisinya berbeda dengan negara-negara lain.

Operasi militer Afghanistan di timur negara itu telah menewaskan ratusan anggota Taliban.
 

 

Mohammad Noman Hatifi, juru bicara militer Afghanistan di timur negara itu kepada wartawan pada Selasa (23/12) mengatakan, operasi militer di sekitar distrik Dangam di Provinsi Kunar yang dimulai beberapa hari lalu telah menewaskan 140 militan Taliban termasuk sembilan orang Pakistan. Demikian dilansir IRNA.

 

Ia menilai Dinas Intelijen Pakistan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kekacauan di Afghanistan timur.

 

Hatifi menambahkan, operasi militer Afghanistan di sekitar distrik Dangam untuk menumpas militan Taliban dan anasir Pakistan akan dilanjutkan.

 

Jubir militer Afghanistan lebih lanjut menegaskan bahwa pasukan negaranya sedang membersihkan wilayah itu dari keberadaan militan Taliban dan secepatnya kawasan tersebut akan sepenuhnya bersih.

 

Awal pekan lalu, para pejabat keamanan Provinsi Kunar mengumumkan bahwa sekitar 2.000 anggota Taliban yang mendapat dukungan dari Pakistan, menyerang berbagai wilayah di sekitar distrik Dangam.

Ketua Majlis (parlemen) Republik Islam Iran mengatakan, Arab Saudi adalah sebuah negara penting di kawasan, namun negara ini harus menggunakan posisi politiknya secara benar.
 

 

Dalam wawancara dengan jaringan televisi Lebanon, al-Mayadeen, di Beirut, Senin (22/12) malam, Ali Larijani, Ketua Parlemen Iran berharap Arab Saudi akan memainkan peran efektif dalam mendukung umat Islam dan persatuan mereka.

 

Ia mengatakan, Iran menerima bahwa Arab Saudi memiliki peran efektif dan penting di negara-negara Islam, namun negara ini harus mengikuti jalan yang benar.

 

Larijani menyatakan harapan bahwa Arab Saudi akan bertindak sebagai pendukung umat Islam dan menjadi faktor pemersatu kaum Muslimin, dan Iran tentunya akan mendukung peran seperti ini.

 

Ketika menyinggung pembicaraan sebelumnya antara para pejabat Tehran dan Riyadh, Larijani mengatakan, Iran dan Arab Saudi berselisih dalam sejumlah isu khususnya mengenai krisis Suriah.

Anggota senior Biro Politik Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas) mengatakan, hubungan antara Hamas dan Republik Islam Iran belum pernah terputus.
 

 

Dalam wawancara dengan kantor berita Turki, Anatolia, Senin (22/12), Musa Abu Marzuk, anggota senior Biro Politik Hamas menyinggung dukungan berkelanjutan Iran kepada rakyat Palestina dan Hamas dalam menghadapi penjajahan rezim Zionis Israel.

 

Ia mengatakan, Iran selalu mendukung bangsa Palestina.

 

"Hamas selalu menegaskan perluasan hubungan dengan Iran, " imbuhnya ketika menyinggung kunjungan terbaru delegasi Hamas ke Tehran, ibukota Iran.

 

Terkait keputusan Pengadilan Umum Eropa yang menghapus Hamas dari daftar organisasi-organisasi teroris, Abu Marzuk menuturkan, sebenarnya keputusan tersebut merupakan kembalinya Eropa dari pendekatan yang salah.

 

Keputusan Eropa sebelumnya yang menempatkan Hamas dalam daftar organisasi-organisasi teroris, kata Abu Marzuk, telah membuka lebih lebar tangan rezim Zionis untuk membantai warga Palestina dan menghancurkan Jalur Gaza.

 

Di bagian lain pernyataannya, anggota Biro Politik Hamas menuturkan, Amerika Serikat harus mengambil contoh dari langkah Uni Eropa dan menghapus Hamas dari daftar organisasi-organisasi teroris.

 

Terkait rekonstruksi Gaza setelah Perang 50 Hari, Abu Marzuk mengatakan, hingga sekarang hanya sejumlah kecil rumah warga Pelestina yang sudah diperbaiki.

 

Abu Marzuk juga menyinggung kesepakatan antara Hamas dan Mahmoud Abbas, Pemimpin Otorita Ramallah, mengenai pembentukan pemerintah persatuan nasional di antara kelompok-kelompok Palestina dan penyelenggaraan pemilu dalam waktu enam bulan ke depan setelah pembentukan pemerintahan itu.

 

Namun ia menyayangkan sikap Otorita Ramallah yang tidak melaksanakan komitmen-komitmennya.