کمالوندی

کمالوندی

Senin, 11 Januari 2016 13:36

Eskalasi Penumpasan Oposisi Mesir

Bersamaan dengan laporan tahun 2015 mengenai kondisi tahanan politik di Mesir yang semakin parah, The Strong Egypt Party (Hizb Misr al-Qawia) menuding Departemen Dalam Negeri meningkatkan penindasan dan tekanan terhadap tahanan politik.

Laman al-Masryoon Ahad (10/1) mengutip statemen Hizb Misr al-Qawia melaporkan, Departemen Dalam Negeri Mesir meningkatkan represi dan penyiksaan terhadap tahanan politik dan kian melanggar hak-hak mereka.

Hizb Misr al-Qawia di statemennya menambahkan, para sipir penjara hampir setiap hari memukul dan menyiksa tahanan serta memperlakukan mereka secara tak manusiawi. Partai Mesir ini menyatakan, para tahanan tidak mendapat makanan, pakaian dan fasilitas pemanas yang memadai dan mereka menggelar aksi mogok makan sebagai protes atas kondisi yang ada. Di sisi lain, sipir penjara malah memukuli serta menyiksa mereka.

Sementara itu, pembunuhan oposan di Mesir terus berlanjut dan pasukan keamanan negara ini membunuh salah satu oposan yang menentang kudeta militer tahun 2013. Oposan tersebut seorang dokter berusia 30 tahun di Provinsi al-Faiyum.

Pejabat Mesir sejak kudeta terhadap Mohammad Morsi, presiden Mesir saat itu di tahun 2013 yang berujung pada pelengseran presiden terpilih ini menempatkan kebijakan represif dan mencegah protes warga. Para kudeta tidak segan-segan melakukan berbagai bentuk kejahatan terhadap warga Mesir.

Di kondisi seperti ini, yang sejatinya bentuk pelanggaran HAM dan hak sipil di Mesir, muncul berita kondisi semakin parah para tahanan politik dan mahasiswa di penjara-penjara negara ini. Tentu saja berita ini membuat kekhawatiran akan pelanggaran nilai-nilai kemanusiaan di Mesir semakin besar.

Disebutkan bahwa sejak tersingkirnya Morsi dari kursi kepresidenan Mesir oleh militer di tahun 2013, aparat keamanan dan militer negara ini telah membantai ratusan demonstran pro Morsi dan ribuan lainnya dijebloskan ke penjara dengan hukuman berat, termasuk penjara seumur hidup. Selain itu, sejak saat itu hingga kini, ratusan pendukung Morsi dijatuhi vonis hukuman mati.

Meski agitasi pejabat Mesir meningkat, para pendukung Morsi memahami bahwa Abdel Fattah el-Sisi adalah pemimpin gerakan kudeta yang mengabaikan hasil pemilu presiden tahun 2012 dan yang membuat Morsi terpilih sebagai presiden pertama pilihan rakyat di negara ini serta kemudian el-Sisi melengserkannya.

El-Sisi setelah berkuasa mulai mengumbar janji kepada warga bahwa pemerintahannya akan bergerak ke arah demokrasi, namun menurut pengakuan kubu oposisi, kinerja el-Sisi hanya semakin membuat para aktivis menderita dengan perlakuan kejam,intimidasi dan represi terhadap mereka. Tentu saja kebijakan el-Sisi ini mendorong Mesir semakin ke arah krisis yang berkepanjangan dan akut.

Perilaku despotik el-Sisi mengindikasikan bahwa ia bergerak selaras dengan sistem pemerintahan Hosni Mubarak, diktator terguling Mesir dan dapat dikatakan bahwa el-Sisi bahkan lebih kejam dari Mubarak dalam menyikapi kubu oposisi.

Di kondisi seperti ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut vonis yang dirilis oleh pengadilan Mesir belum pernah terjadi dalam sejarah kontemporer. Hal ini menunjukkan kondisi parah aktivis politik di Mesir.

Senin, 11 Januari 2016 13:35

Hukuman Massal Pembela Baitul Maqdis

Pejabat rezim Zionis Israel dilaporkan berusaha mencegah kehadiran pembela dan jemaah shalat warga Palestina di Masjid al-Aqsa dengan memutus jasa pelayanan medis, gaji dan pensiunan serta asuransi mereka.

Pada bulan September 2015, Moshe Yaalon, menteri peperangan Israel atas usulan Shin Bet dan polisi Israel, menyebut kelompok pembela Masjid al-Aqsa sebagai kubu ilegal dan ia mengklaim bahwa kelompok tersebut berusaha merusak keamanan.

Nasib Baitul Maqdis senantiasa menjadi isu utama konflik Palestina dan Zionis. Di tahun 1947 resolusi Majelis Umum PBB terkait pemerintahan masa depan Palestina menentukan bahwa Baitul Maqdis selama sepuluh tahun akan berada di bawah pengawasan internasional dan dikelola oleh PBB. Rencana tersebut sayangnya tidak pernah terealisasi dan dengan berakhirnya perang 1948, sebagian wilayah barat Baitul Maqdis dicaplok oleh Israel.

Selama perang enam hari di bulan Juni 1967, Israel menduduki kawasan timur Baitul Maqdis dan langsung menggabungkan wilayah timur dengan barat dianeksasi sebagai wilayahnya dan mengumumkan bahwa Baitul Maqdis ibukota Israel. Dengan merelokasi kantor perdana menteri dan departemen Israel ke Baitul Maqdis, Zionis telah menutup berkas penyerahan kembali Baitul Maqdis ke tangan bangsa Palestina.

Pada 31 Juli 1980 dengan dukungan Knesset, al-Quds dijadikan sebagai ibukota Israel dengan perbatasan Baitul Maqdis pendudukan tahun 1948 dan 1967 serta dicantumkan dalam prinsip hukum rezim ilegal ini. Menjawab protes dan kecaman Dewan Keamanan PBB dan berdasarkan resolusi 478 tahun tersebut, Israel menyatakan menentang keputusan internasional terkait al-Quds.

Pendudukan al-Quds di bulan-bulan pertama dibarengi dengan strategi pembangunan distrik Zionis dan perusakan Masjid al-Aqsa dengan tujuan populasi warga Palestina di al-Quds menjadi minoritas. Warga al-Quds di bawah represi Israel dan gubernur Zionis terpaksa menerima kartu identitas warga Israel. Jika mereka protes, rezim Zionis dapat mengusir mereka dan merampas tanah serta rumahnya. Kondisi ini semakin membuka peluang penghapusan warga Palestina dari Baitul Maqdis.

Setelah lewat 49 tahun dari pendudukan Baitul Maqdis timur yang menjadi lokasi situs bersejarah, pejabat Israel setelah menerapkan kebijakan penyiksaan terhadap warga Palestina, perampasan kartu identitas mereka, mencegah masuknya warga Palestina ke Masjid al-Aqsa atau mengusir dan mengasingkannya dari Baitul Maqdis, kemudian menerapkan strategi memutus jasa pelayanan pengobatan dan asuransi kepada pembela Masjid al-Aqsa. Seluruh strategi ini dimaksudkan untuk mencegah kehadiran warga Palestina di Masjid al-Aqsa.

Lebanon menentang statemen akhir pertemuan tingkat menteri luar negeri negara-negara anggota Liga Arab.

Kantor berita nasional Lebanon (10/1) melaporkan, Gebran Bassil, Menlu Lebanon, Ahad (10/1) mengumumkan, Beirut menentang statemen terakhir pertemuan luar biasa menlu-menlu Liga Arab.

Statemen Liga Arab itu menyebut Hizbullah terkait dengan aksi-aksi teror.

Menlu Lebanon menambahkan, Liga Arab mengaitkan aksi-aksi teror dengan Hizbullah, padahal Hizbullah punya wakil resmi di Parlemen dan pemerintahan Lebanon.

Gebran Bassil juga menentang bagian lain pernyataan Liga Arab terkait kecaman atas serangan terhadap delegasi diplomatik Arab Saudi di Iran.

Liga Arab, Ahad (10/1) dalam pertemuan luar biasanya yang diprakarsai Saudi, sama sekali tidak mengecam kejahatan Saudi terhadap bangsa-bangsa tertindas kawasan termasuk Yaman dan Suriah.

Selain itu, pertemuan Liga Arab juga tidak menyinggung sedikitpun soal eksekusi mati warga tidak bersalah negara itu, namun di saat yang sama menuduh Iran mengintervensi urusan dalam negeri negara-negara Arab.

Sebagian pengamat politik dan media memperkirakan adanya friksi tajam di antara negara anggota Liga Arab dan ketidakmampuan mereka mengambil sikap seragam terkait Iran.

Di sisi lain, anggota-anggota Liga Arab secara transparan membahas protes Lebanon atas statemen akhir tersebut dan adanya pertimbangan dari Irak.

Komandan pasukan sukarelawan rakyat Irak mengaku tidak akan tinggal diam menghadapi serangan-serangan Amerika Serikat.

Stasiun televisi Alalam (11/1) melaporkan, pesawat tanpa awak Amerika baru-baru ini menyerang pasukan sukarelawan rakyat Irak di pangkalan Spyker, dekat Tikrit dan menewaskan serta melukai 23 tentara rakyat.

Karim Al Nouri, Juru Bicara pasukan sukarelawan rakyat Irak, Ahad (10/1) mengumumkan, penyelidikan lebih luas harus dilakukan dan hasilnya diumumkan kepada masyarakat.

Al Nouri juga memprotes keras koalisi internasional perang anti-ISIS pimpinan Amerika.

Ia menuturkan, di saat pasukan sukarelawan rakyat membutuhkan jet tempur koalisi, jet itu tidak tampak satupun dan setiap pasukan rakyat Irak bertempur dengan ISIS, ia selalu menjadi target serangan jet-jet tempur itu.

Al Nouri menambahkan, jet-jet tempur dengan mudah dapat mengidentifikasi target serangan dan tidak ada alasan untuk melakukan kesalahan menembak.

Sebelumnya, Brigade Ahlul Haq mengungkapkan bahwa drone Amerika menyerang markas brigade-brigade pasukan rakyat Irak di kota Tikrit.

Serangan itu mengakibatkan sembilan anggota pasukan sukarelawan rakyat Irak tewas dan 14 lainnya terluka.

Senin, 11 Januari 2016 12:52

Turki Bangun Pangkalan Militer di Qatar

Salah satu situs berita Perancis mengabarkan keputusan Turki untuk membangun pangkalan militer di wilayah Qatar.

Situs berita Intelligence Online (10/1) menulis, dalam lawatan Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki ke Doha, ibukota Qatar awal September 2015, dilakukan negosiasi terkait pembangunan pangkalan militer Turki di Qatar.

Saat itu, kabarnya Qatar menyetujui keinginan Turki untuk membangun pangkalan militer di negaranya.

Menurut situs berita itu, kesepakatan resmi Qatar dan Turki ditandatangani setelah melalui perundingan panjang. Kesepakatan dicapai di tengah kondisi bahwa Qatar hingga kini memberikan dukungan dana besar kepada militer Turki.

Intelligence Online menambahkan, Arab Saudi awalnya menentang pendirian pangkalan militer Turki di Qatar, dan Uni Emirat Arab mengaku cemas dengan kehadiran militer Turki di negara-negara Arab.

Jika pangkalan militer Turki jadi dibangun di Qatar, maka ini adalah untuk pertama kalinya, Ankara membangun pangkalan militer di sebuah negara Arab.

Sumber-sumber rezim Zionis Israel mengakui, sejumlah banyak lembaga akademik di seluruh penjuru dunia terutama di Barat, menganggap Israel sebagai simbol kejahatan regional dan internasional.

Koran Israel, Yedioth Ahronoth menulis, di tengah krisis yang melanda dunia saat ini termasuk perang di Suriah, pengungsi di Eropa, bahkan serangan teror Paris, masyarakat dunia tetap percaya bahwa Israel adalah sumber utama kejahatan.

Yedioth Ahronoth mengakui bahwa masyarakat dunia menganggap Israel sebagai rezim Apartheid yang terlibat dalam banyak kejahatan anti-kemanusiaan terhadap rakyat Palestina.

Koran Israel itu menambahkan, langkah gerakan internasional boikot Israel, BDS (The Anti-Israel Boycott, Divestment and Sanctions) telah memicu kekhawatiran Israel.

BDS melakukan kampanye besar-besaran di seluruh penjuru dunia untuk memboikot Israel di bidang ekonomi, akademik, budaya dan kesenian.

Yedioth Ahronoth juga mengabarkan diselenggarakannya konferensi internasional boikot Israel, Maret mendatang yang akan dihadiri oleh tokoh ekonomi, politik, pemimpin partai, kehakiman, pendidikan dan budaya dari dalam serta luar wilayah pendudukan Palestina.

Sementara itu, koran Amerika Serikat, Washington Post memprotes keras undang-undang baru Israel dan menyebutnya sebagai bahaya serius.

UU itu dapat menggoyang posisi Israel di arena internasional dan dapat meningkatkan sanksi serta hukuman terhadapnya.

Senin, 11 Januari 2016 12:45

Rouhani: Sanksi Anti-Iran tidak Berhasil

Presiden Iran mengatakan, peresmian tahap 15 dan 16 Pars Selatan membuktikan bahwa sanksi anti-Iran tidak berhasil.

IRIB News (11/1) melaporkan, Hassan Rouhani, Presiden Iran, Senin (11/1) menghadiri acara peresmian dan pengoperasian tahap ke-15 dan 16 Pars Selatan di Provinsi Boushehr, Selatan Iran.

Pada kesempatan itu Rouhani menuturkan, pemerintah, di tengah konspirasi dan masalah-masalah yang dihadapinya, tetap teguh memegang komitmen.

Ia menambahkan, pemerintah periode ke-11 Iran dengan dukungan rakyat dan bimbingan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Rahbar, berhasil melewati jalan yang sangat terjal dan pasca realisasi Rencana Aksi Komprehensif Bersama, JCPOA, keagungan kerja besar ini, akan tampak bagi rakyat.

Presiden Iran menyebut tahun depan (menurut kalender Iran, 1395 HS) adalah tahun melewati sanksi dan tahun pertumbuhan ekonomi.

Ia berharap mulai hari ini, kabar-kabar menggembirakan sudah mulai didengar oleh seluruh masyarakat Iran.

Terkait ekonomi perlawanan yang dicanangkan Rahbar, Rouhani menegaskan, Iran akan berdiri di atas kaki sendiri dan di atas potensi para pemudanya.

Selasa, 22 Desember 2015 08:13

Rasulullah Saw Menikah dengan Khadijah

Tanggal 10 Rabiul Awal 28 tahun sebelum Hijrah, Muhammad Saw menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang bangsawan kaya di kota Mekah.
Khadijah dikenal sebagai perempuan yang suci dan beriman sehingga dijuluki dengan nama Thahirah atau suci. Setelah Muhammad Saw diangkat Allah sebagai Rasul-Nya, Khadijah-lah perempuan pertama yang beriman kepada Islam. Setelah itu, seluruh beliau menyumbangkan seluruh hartanya demi penyebaran Islam.

Kesetiaan dan pengabdian Khadijah kepada Rasulullah sedemikian besarnya sehingga bertahun-tahun setelah Khadijah meninggal, Rasulullah masih terus mengenangnya dan menyebut-nyebut kebaikannya.

Selasa, 22 Desember 2015 08:12

Abdul Mutthalib Wafat

Tanggal 10 Rabiul Awal 45 tahun sebelum Hijrah, Abdul Muthalib, kakek Rasulullah Saw , meninggal dunia di Mekah.

Beliau adalah pembesar kaum Quraisy pada masa sebelum lahirnya Islam. Abdul Muthalib adalah pengurus Ka'bah dan pemberi air serta makanan kepada para peziarah Ka'bah.

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang amat dihormati dan karena itulah keluarga Abdul Muthalib memiliki posisi yang tinggi tengah masyarakatnya. Anak Abdul Muthalib di antaranya adalah Abdullah, ayah Rasulullah Saw dan Abu Thalib, paman Rasulullah.

Selasa, 22 Desember 2015 08:11

Aku Adalah Orang yang Bodoh

Muawiyah, penguasa zalim, senantiasa melakukan propaganda besar-besaran anti keluarga Rasulullah Saw untuk mendapatkan simpati dan posisi. Dan kebetulan usahanya ini berhasil. Karena ia memiliki banyak uang sekaligus kekerasan dan masyarakat yang bodoh mengikutinya.

Salah satu di antara orang-orang yang bodoh ini adalah penduduk Syam. Suatu hari di tengah jalan ia melihat Imam Hasan as. Dengan tanpa pendahuluan ia bersikap kurang ajar kepada Imam Hasan as. Dengan tanpa segan-segan lelaki tersebut mencela Imam Hasan sekaligus menjelek-jelekkan ayah beliau [Imam Ali as].

Imam Hasan yang terkenal dengan kesabarannya, diam di hadapan lelaki bodoh ini. Lelaki inipun mengatakan apa saja yang diinginkannya.

Kemudian Imam Hasan berkata, “Hai lelaki! Pasti engkau punya masalah sehingga kau tidak bisa bertahan lagi dan begitu besar masalahmu sehingga engkau kehilangan kendalimu. Demi Allah, aku bisa membantumu. Bila engkau menginginkan sesuatu, aku akan memberikannya padamu. Bila engkau punya hutang, maka aku akan membayarnya. Bila engkau punya masalah, maka aku akan menyelesaikannya...”

Lelaki warga Syam ini sejenak keheranan dan tidak percaya. Ia memandang Imam Hasan. kemudian dengan suara gemetar karena malu berkata, “Wahai putra Rasulullah! Demi Allah, Anda adalah khalifah Allah yang sebenarnya di muka bumi!”

Pada saat itu kesumpekannya pecah, sambil menangis ia berkata, “Aku adalah orang yang bodoh dan dungu yang tertipu oleh propaganda Muawiyah dan kroni-kroninya. Sehingga aku menghina hamba Allah yang suci dan pemaaf seperti itu.”

Lelaki itu tidak bisa menahan tangisannya dan berkata, “Demi Allah, beberapa detik yang lalu Anda dan ayah Anda adalah orang yang paling hina dalam pandangan saya. Namun sekarang saya tidak mengenal orang yang lebih tercinta dari Anda.”

 

Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Hasan as.