
کمالوندی
Tantangan Giorgio Napolitano di Peridoe Kedua Jabatan Presiden
Giorgio Napolitano telah terpilih kembali sebagai presiden Italia mengakhiri kebuntuan politik selama dua bulan. Napolitano, 87 tahun, terpilih kembali setelah 1.007 anggota parlemen dan perwakilan daerah memilihnya di babak keenam pemungutan suara pada Sabtu (20/4). Ia dipilih setelah berhasil meraih suara 738 mendukung di parlemen.
"Saya merasa berkewajiban untuk menawarkan kesediaan saya seperti yang diminta," kata Napolitano dalam sebuah pernyataan. Ia menambahkan, saya tidak dapat menghindari tanggung jawab saya kepada bangsa. Napolitano diperkirakan akan membentuk pemerintahan koalisi untuk mengatasi krisis keuangan Italia.
Sebelumnya pada Sabtu, anggota parlemen Italia gagal memilih presiden di babak kelima pemungutan suara kemudian dilanjutkan ke babak keenam. Selama satu dekade terakhir, Italia mengalami pertumbuhan ekonomi paling lambat di Zona Euro. Napolitano tercatat sebagai politikus pertama Italia yang menjabat presiden selama dua periode berturut-turut.
Di sisi lain, Napolitano di akhir masa jabatan periode pertamanya gagal mengakhiri kebuntuan politik di Italia khususnya terkait pembentukan pemerintah baru. Sejatinya kinerja tujuh tahun Napolitano adalah kegagalan dalam meyakinkan berbagai partai untuk menjalin aliansi final guna membentuk pemerintahan koalisi di periode paling sulit Italia.
Sejak akhir Februari, ketika pemilu di gelar di negara ini, hingga kini berbagai partai politik Italia belum mampu mencapai kesepakatan terkait pembentukan pemerintah baru. Yang ada di Italia adalah sebuah pemerintahan sementara di tengah badai krisis hutang dan resesi ekonomi.
Di antara tugas presiden Italia, memberi mandat kepada perdana menteri untuk membentuk pemerintah. Padahal Napolitano sendiri gagal melakukan tugas tersebut dalam pekan-pekan terakhir. Oleh karena itu, sepertinya terpilihnya kembali Napolitano sebagai presiden Italia berkat friksi yang bergolak di antara partai-partai negara ini.
Gerakan Lima Bintang (Five Star Movement/M5S) menunjuk Stefano Rodotà sebagai kandidat presiden. Romano Prodi yang mendapat dukungan dari Aliansi Sayap Kiri juga gagal meraih dukungan parlemen. Prodi sendiri mempunyai rival lain seperti kubu Mario Monti, M5S, dan kubu Silvio Berlusconi. Poin penting lain adalah kekalahan yang ia alami justru dari pihak sayap kiri sendiri yang tidak banyak memberi dukungan.
Pier Luigi Bersani termasuk pendukung Prodi. Kegagalan Prodi meraih dukungan di parlemen sama halnya dengan minimnya keberuntungan Bersani dalam meraih posisi perdana menteri. Di kondisi carut marut suara seperti ini, maka tetapnya jabatan presiden di tangan Napolitano dengan sendirinya dapat diprediksikan. Kosongnya jabatan presiden di pemerintahan Italia yang disebut King Maker atau pemain vital dalam menentukan ketua lembaga eksekutif membuat negara ini mustahil untuk keluar dari kebuntutan politik.
Oleh karena itu, anggota parlemen Italia setelah kegagalannya yang kelima dalam menentukan presiden dengan suara cukup akhirnya setuju dengan perpanjangan masa tugas Napolitano. 738 dari 1007 suara anggota parlemen mendukung Napolitano untuk melanjutkan jabatan presiden periode tujuh tahun kedua. Dengan demikian susunan peta politik di Italia masih tetap seperti sebelumnya dan tidak mengalami perubahan.
Berbagai partai dan kubu Italia mengharapkan adanya perubahan di salah satu lembaga tinggi negara ini, khususnya posisi presiden dengan harapan mampu memanfaatkannya demi kepentingan mereka. Namun sepertinya kubu-kubu tersebut akhirnya tidak bakal mampu saling berperang dalam menentukan presiden dan pembentukan kabinet dalam dua front berbeda.
Pemuda dan Spiritualitas
Manusia sebagaimana makhluk hidup lainnya mengalami fase naik turun. Kehidupan umat manusia setidaknya melewati tiga fase penting yaitu, era kanak-kanak, masa muda dan tua. Al-Quran menjelaskan tiga tahapan ini dalam surat Ruum ayat 54 yang berbunyi, "Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa."
Dari tiga periode tersebut, masa muda merupakan fase yang menjadi puncak dari seluruh potensi dan kekuatan manusia. Dengan demikian, di masa muda, pekerjaan dilakukan dengan penuh semangat dan harapan yang tinggi di bandingkan dua fase lainnya. Begitu banyak perubahan penting dalam kehidupan manusia berlangsung di masa muda. Untuk itu, nasib seseorang ditentukan oleh perilakunya di masa muda. Sebab manusia hanya sekali menjalani kehidupan ini. Tidak ada peluang untuk mengulangi fase yang sudah dilewati. Ketika tua, seseorang tidak mungkin lagi menjalani kembali masa mudanya. Masa muda juga disebut sebagai fase paling sensitif, karena seluruh potensi manusia mekar dan merekah di masa mudanya. Saking pentingnya masa muda, agama Islam senantiasa menekankan penggunaan waktu sebaik-baiknya di masa itu. Terkait masa muda, Imam Ali berkata, "Dua hal yang tidak ternilai harganya kecuali kita telah kehilangan keduanya, yaitu: masa muda dan kesehatan".
Masa muda merupakan salah satu yang paling bernilai dalam kehidupan manusia. Meskipun pemuda ketika menempuh kehidupannya tidak memiliki pengalaman dan masih mencari jati dirinya, namun dengan mengerahkan potensi fitrahnya dan berkaca pada identitas dirinya, maka ia akan memanfaatkan kekuatan itu untuk mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan. Sejatinya, pemuda dengan kesiapan pikiran seperti ladang subur dan belum ditanami, namun perlu perawatan dan penjagaan dengan baik supaya potensinya tumbuh cemerlang.
Pemuda dengan segala potensi fisik dan pemikirannya yang besar, serta kesiapan dan motivasi yang bergelora, membutuhkan sesuatu yang penting yang akan membawanya pada kesempurnaan, yaitu spiritualitas. Sebab kekuatan itulah yang menyebabkan menusia-manusia besar berhasil mengubah sejarah. Terkait hal ini Imam Khomeini berkata, "Kalian para pemuda harus memulai membangun diri (jihad akbar). Jangan biarkan potensi fisik kalian hilang begitu saja... jangan mengulur waktu perbaikan diri dari dari masa muda di saat tua. Selama manusia memiliki kekuatan mudanya, selama spirit di masa mudanya masih ada, selama akar kerusakan dalam dirinya berkurang, maka dia bisa memperbaiki dirinya. Kalian para pemuda akan lebih baik dalam memperbaiki diri, dan kalian lebih dekat dengan Malakut".
Salah satu dampak positif dari spiritualitas dalam kehidupan pemuda adalah meraih kedudukan sosial yang baik di masyarakat. Sebab, pemuda dengan spiritualitas yang baik senantiasa mengendalikan ucapan dan sikapnya di masyarakat. Semua itu diperoleh karena kedekatan dengan Allah swt.
Pemuda dengan spiritualitas yang baik tidak akan pernah membiarkan dirinya ternoda oleh berbagai kecenderungan buruk seperti narkotika, dan berbagai persoalan moral dan sosial lainnya. Sebab kekuatan spiritualitas yang berpijak pada ajaran agama menjadi benteng yang akan memperkokoh diri menghadapi berbagai masalah yang menghadang. Untuk itulah Imam Ali berkata, "Agama memberikan penjagaan."
Berbagai aspek spiritual seperti shalat, membaca al-Quran dan tawasul kepada Ahlul Bait memberikan ketentraman kepada manusia. Semua itu tidak bisa diperoleh dari unsur material. Di sisi lain, spiritualitas memberikan kekuatan kepada seseorang sehingga ia hanya bergantung kepada Allah swt dan tidak mengharapkan pertolongan dan bantuan orang lain. Al-Quran surat Maryam ayat 96 mengungkapkan, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang." Dengan demikian, pemuda yang selalu memperbaiki diri dan meningkatkan spiritualitasnya senantiasa hidup dengan ketenangan dan perilakunya menyenangkan orang lain.
Dampak positif lainnya dari perhatian pemuda terhadap spiritualitas adalah hilangnya rasa takut kepada orang lain. Orang yang hidupnya mencapai kedudukan ini menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah swt. Baginya, Allah swt menciptakan alam semesta beserta isinya demi kesempurnaan manusia.
Perhatian pemuda terhadap urusan spiritual dan maknawi menyebabkan seseorang memiliki kemampuan menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan. Ia tidak pernah takut menghadapi berbagai rintangan yang menghadang. Bukan hanya itu, dengan spiritualitas pulalah para pemuda menjadikan tantangan sebagai peluang untuk mencapai tujuan mulianya. Orang yang memperhatikan masalah spiritualitas dalam hidupnya, seperti orang memiliki pendukung dan penolong yang sangat kuat. Kekuatan itu bukan dari luar tapi tumbuh dan mekar dari dalam dirinya sendiri. Dengan demikian orang yang mementingkan pertumbuhan spiritualitasnya lebih berhasil dari pada orang yang tidak memiliki perhatian terhadap masalah tersebut.
Mengingat al-Quran sebagai pedoman hidup umat manusia menuju kesempurnaan, masa muda merupakan periode yang terbaik untuk mendulang khazanah al-Quran dan ajaran Ahlul Bait. Inilah cara yang paling logis untuk mencapai kesempurnaan bagi manusia. Imam Shadiq berkata, "Orang yang di masa mudanya mempelajari al-Quran, maka yang dipelajarinya itu akan bercampur dengan daging dan darahnya." Sejatinya, ketika al-Quran bercampur dengan daging dan darah seseorang maka kehidupannya sesuai tuntunan Quran. Mereka menjadi contoh tentang orang-orang Saleh.
Dunia muda adalah dunia yang manis dan lembaran hidup yang indah dalam kehidupan manusia. Meskipun tidak terlalu panjang masanya, namun memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan manusia. Untuk itulah pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei kepada para pemuda berkata, "Kalian para pemuda, sayang sekali jika nurani yang bersih dicemari oleh sesuatu selain mengingat Allah swt, dan ketahuilah dunia hanya sarana saja."
Beliau juga menjelaskan, "Sebuah masalah penting yang disinggung dalam ayat al-Quran mengenai gerak menuju kehidupan ukhrawi. Allah swt dalam al-Quran surat al-Anfal ayat 24 berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan."
Di ayat ini, Rasulullah Saw menyerukan kepada umat Islam, terutama bagi kaum muda untuk memperhatikan kehidupan dunianya demi kesempurnaan di akhirat.
Perdagangan Manusia di Eropa
Salah satu masalah besar di tingkat global yang dihadapi masyarakat dunia dewasa ini adalah perdagangan manusia. Menurut statistik dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) pada 2012 diperkirakan hampir 21 juta orang di seluruh dunia menjadi korban perdagangan manusia. Kantor PBB urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) menyebut perdagangan manusia sebagai bisnis global yang bernilai miliaran dolar, yang hanya kalah oleh perdagangan narkoba dan perdagangan senjata ilegal. Sebuah laporan ILO yang terbit tahun 2005 mengungkapkan bahwa keuntungan hasil perdagangan manusia mencapai sekitar 32 miliar dollar. Dan setengah dari keuntungan itu berasal dari negara-negara industri maju.
Penelitian lapangan menunjukkan bahwa perdagangan manusia di Eropa terus meningkat yang menimbulkan kekhawatiran dari berbagai kalangan. Laporan yang dirilis Uni Eropa menjelaskan bahwa jumlah korban perdagangan manusia diidentifikasi meningkat sebesar 18 persen antara periode 2008 dan 2010. Cecilia Malmstrom, komisaris Uni Eropa untuk urusan dalam negeri mengemukakan terjadinya kenaikan besar korban perdagangan manusia dari tahun 2008 sebesar 6309 orang menjadi 9528 di tahun 2010. Dari jumlah tersebut, 68 persen korbannya adalah perempuan, 17 persen laki-laki, tiga persen anak laki-laki dan dua persen anak perempuan. Namun, menurut pejabat Uni Eropa itu, jumlah tersebut kemungkinan hanya mewakili sebagian kecil dari semua korban. "Yang kita tahu adalah mungkin hanya puncak gunung es," kata Malmstrom.
Ribuan orang menjadi korban perdagangan manusia setiap tahun di Uni Eropa. Tapi, sebagian besar negara anggota Uni Eropa gagal melaksanakan undang-undang baru yang lebih ketat. UU baru yang disepakati pada 2011 itu menjatuhkan hukuman lebih tinggi bagi pelaku dan membuat upaya penuntutan lintas batas dalam blok itu jauh lebih mudah serta memberikan perlindungan lebih baik kepada korban. Menurut komisaris Uni Eropa untuk urusan dalam negeri hanya enam negara di blok yang beranggotakan 27 negara tersebut yang telah menerapkan undang-undang baru itu sejauh ini.
UNICEF dan organisasi anak-anak ECPAT mengritik lambannya pelaksanaan garis haluan Uni Eropa dalam memerangi perdagangan manusia. Haluan yang diberlakukan dua tahun lalu menuntut negara anggota Uni Eropa untuk memburu pedagang manusia secara terarah dan penjatuhan hukuman lebih berat, serta melindungi korbannya. Batas penerapan garis haluan ini ke dalam hukum nasional adalah 5 Apr 2013. Tapi Jerman tidak melakukannya. Saat ini di Jerman masih diperdebatkan tentang pelaksanaan garis haluan UE tersebut.
Korban terbesar perdagangan manusia, tutur Malmstrom adalah perempuan, dan anak-anak. Mereka dipaksa menjadi budak seksual, dan sebagian terlibat dalam kegiatan kriminal. Beberapa di antaranya bahkan menjadi korban pencurian organ.
Sebagian besar korban yang diidentifikasi adalah warga negara Romania dan Bulgaria, dua anggota termiskin Uni Eropa. Kedua negara itu belum menerapkan undang-undang baru tersebut. Negara anggota Uni Eropa yang tidak menerapkan aturan umum dapat menghadapi sanksi hukum dan denda.
UNICEF melaporkan, dari 1,2 juta orang di seluruh dunia yang menjadi korban perdagangan manusia adalah perempuan dan anak-anak yang dipekerjakan sebagai buruh berupah rendah dan pekerja seksual oleh kelompok kriminal multinasional yang terorganisir. Dilaporkan, konglomerat kriminal yang terorganisir mendapatkan keuntungan sangat besar dari perdagangan manusia dan skema pencucian uang. Kelompok kriminal ini telah menjamur selama beberapa tahun belakangan. Dalam responnya, UNICEF menghimbau negara-negara Eropa agar membuat undang-undang yang lebih tegas untuk menghadapi perdagangan manusia yang melewati batas wilayah mereka.
Hingga kini jumlah orang yang diperdagangkan ke dalam dan di dalam Eropa mencapai ratusan ribu. Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), di luar total jumlah orang yang diperdagangkan, 43 persen korban dieksploitasi untuk prostitusi dan 32 persen sebagai buruh.
Perdagangan ilegal biasanya dimulai dari iklan dalam surat kabar lokal yang menawarkan pekerjaan di negara Eropa Barat oleh agen tenaga kerja. Perempuan muda biasanya ditawarkan pekerjaan sebagai pramusaji di bar atau di klub malam bergengsi. Pertemuan dijadwalkan antara calon potensial dan agen perekrut, detil pekerjaan diselesaikan dengan cepat, dan perempuan-perempuan muda itu ditawarkan gaji yang tidak akan mungkin mereka dapatkan di dalam negeri.
Orang-orang dengan kedudukan sangat lemah terutama berasal dari negara-negara di Eropa Pusat dan Eropa Timur, yang oleh para ahli diperkirakan pelaku perdagangan mendapatkan berjuta-juta Euro dari perdagangan manusia ini.
Seiring keruntuhan rejim komunis di Eropa Pusat dan Eropa Timur, banyak negara hancur secara ekonomis. Orang-orang dari negara berkembang seperti Moldova dan Bulgaria menjadi korban perdagangan manusia. Menurut data statistik Moldova, 25 persen orang muda Moldova dipekerjakan ke luar negeri, dan rata-rata gaji bulanan domestik Moldova adalah Rp 1.365.000,00.
Menurut Lembaga Statistik Nasional Bulgaria, meskipun rata-rata gaji warga Bulgaria sedikit lebih tinggi yakni Rp 4.620.000,00 jumlah migrasi tenaga kerja mencapai 1 juta dari total populasi 7.5 juta. Pada tahun 2009, Pemimpin Bulgarian National Investigation Service, Boiko Naydenov mengatakan, "Bulgaria turut menyumbang praktek perdagangan manusia dan sayangnya tidak mampu memberantasnya,".
Lembaga RiskMonitor menunjukkan laporan mengenai kejahatan terorganisir yang berkaitan dengan perdagangan orang. Laporan menyatakan para pelaku kriminal meraup penghasilan sekitar 1,3 milyar Euro dari 10.000 lebih korban perdagangan ilegal setiap tahunnya di Bulgaria. Para ahli tidak dapat membuat perkiraan akurat mengenai keuntungan perdagangan manusia, namun jumlahnya pasti sangat besar. Menurut Departemen Migrasi kepada Agen Keamanan Nasional Bulgaria di Jerman sendiri, pada 2008 terdaftar 500 kasus dengan korban perdagangan lebih dari 800 orang.
Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama Eropa OECD memperkirakan setiap tahun pedagang manusia membawa sekitar 120.000 – 150.000 perempuan dari Eropa Tengah dan Tenggara ke Eropa Barat, dan memaksanya melakukan prostitusi. Banyak diantaranya masih di bawah umur. Padahal mereka lebih membutuhkan perlindungan dibanding orang dewasa dan karenanya lebih terancam bahaya menjadi korban perdagangan manusia.
Para analis menilai negara-negara Eropa hingga kini relatif tidak serius untuk menangani korban perdagangan manusia, terutama korban yang berasal dari luar benua itu. Namun sebaliknya, jika warga negara-negara Eropa mengalami masalah hukum di luar batas kawasannya, mereka memanfaatkan isu hak asasi manusia sebagai alasan untuk mengamankan kepentingannya. Misalnya, warga negara-negara Eropa yang bermasalah di Afghanistan, Irak, Yaman atau di sejumlah negara Afrika. Tapi setiap tahunnya ribuan orang menjadi korban sindikat perdagangan manusia dan terlantar di Eropa. Dan negara-negara Eropa sendiri tampaknya tidak serius untuk memberangus sindikat yang menyebabkan perdagangan manusia kian hari semakin meningkat dan mengkhawatirkan.
Turki dan Normalisasi Hubungan dengan Israel
Bülent Arınç, deputi Perdana Menteri Turki berbicara mengenai minat negaranya untuk menormalisasikan hubungannya dengan Rezim Zionis Israel. Ia menandaskan akan memimpin delegasi yang dalam waktu dekat akan bertemu dengan delagasi Israel guna berunding soal mekanisme pembayaran ganti rugi kepada korban brutalitas tentara Zionis terhadap kapal Mavi Marmara.
Serangan brutal tentara rezim Zionis Israel terhadap kapal Mavi Marmara yang mengangkut aktivis dan bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza pada bulan Mei 2010 mengakibatkan sembilan aktivis Turki menjadi korban. Peristiwa ini menambah urgensitas pembahasan serta analisa hubungan Turki dan Israel serta normalisasi hubungan keduanya.
Sejumlah elit politik curiga dengan proses normalisasi hubungan tersebut. Mereka yakin dengan kebijakan pro Timur dan kecenderungan Islam pemerintahan Ankara dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pimpinan Recep Tayyip Erdogan. Mereka ini meyakini bahwa pemerintah Ankara tidak akan melakukan normalisasi dengan Israel kecuali dengan dasar kepentingan bangsa Palestina dan negara Islam.
Sejumlah elit politik lainnya meyakini bahwa Ankara tidak akan enggan melakukan normalisasi hubungannya dengan Israel demi menjamin kepentingan politik dan ekonominya. Oleh karena itu, sejumlah pihak mengisyaratkan kepentingan kedua pihak dalam normalisasi hubungan Ankara dan Tel Aviv menjadi perioritas. Mereka meyakini bahwa Israel mengingat kecenderungannya untuk memiliki kedalaman strateginya di kawasan senantiasa berusaha keras mempertahankan hubungannya dengan Turki. Khususnya Turki anggota NATO dan memiliki posisi strategis di kubu Timur organisasi ini. Oleh karena itu, Turki mampu mencegah partisipasi Israel di sejumlah sidang NATO.
Baru-baru ini Turki bahkan berhasil menolak kehadiran Israel di pertemuan kelompol yang berafiliasi dengan NATO "Sidang Kelompok Mideterania". Kelompok ini terdiri dari Maroko, Tunisia, Mauritania, Aljazair, Yordania, Mesir dan Israel. Kelompok ini dibentuk tahun 2004 dan bertujuan membantu terciptanya keamanan di kawasan mideterania.
Sebelumnya Turki juga menolak kehadiran Israel di sidang NATO pada bulan Mei tahun lalu di Chicago, Amerika Serikat. Tak hanya itu, Ankara juga menolak permintaan Tel Aviv untuk membuka kantor tetapnya di NATO. Sejumlah elit politik juga meyakini ditemukannya cadangan energi di laut mideterania telah mendorong terbukanya kembali persatuan Israel dan Turki setelah sempat renggang beberapa waktu lalu.
Elit politik ini meyakini bahwa Israel berusaha mengekplorasi sumber energi dari laut Mideterania dan mengekspornya ke Eropa melalui pelabuhan Jihan di Turki dan saluran pipa laut.
Sejumlah elit politik lain lebih cenderung menilai minat Turki dan Israel untuk menormalisasikan hubungannya disebabkan oleh anjuran Amerika Serikat dengan mempertimbangkan kondisi di kawasan. Mereka ini meyakini bahwa minat Israel dan Turki tersebut muncul menyusul lawatan Presiden AS, Barack Obama ke sejumlah negara Timur Tengah. Dalam pandangan strategi AS di kawasan, Turki memiliki peran sangat urgen.
Mingguan al-Manar, cetakan Palestina terkait hal ini menulis, bersamaan dengan berlanjutnya lobi dan pertemuan untuk mensukseskan program AS di kawasan, delegasi militer, intelijen dan keamanan Turki dalam waktu dekat akan melakukan lawatan terang-terangan ke Israel.
Disebutkan juga bahwa setelah lawatan delegasi Turki tersebut, Chuck Hagel, Menteri Pertahanan Amerika akan menggelar lawatan ke sejumlah negara kawasan termasuk ke Palestina pendudukan, Turki dan kemungkinan besar Yordania.
Hal ini mengindikasikan betapa pentingnya pertimbangan keamanan AS terhadap munculnya pemerintahan Islam di kawasan yang tidak memiliki kecenderungan anti Israel dan Amerika. Oleh karena itu, dalam pandangan Washington menjaga kerjasama dan kesamaan visi dengan Turki serta memperkokoh hubungan Ankara dan Tel Aviv menjadi kebijakan paling urgen saat ini.
Terbukanya Invasi Militer Perancis di Afrika
Michel Djotodia, presiden baru Republik Afrika Tengah meminta bantuan Perancis untuk menghentikan kerusuhan yang tak berkesudahan dan aksi penjarahan di negara ini.
Nicolas Tiangaye, perdana menteri Republik Afrika Tengah melalui pesannya yang disiarkan televisi pemerintah meminta Perancis dan pasukan Afrika (FOMAC) memikirkan pengamanan dan penanggulangan instabilitas di Bangui, ibukota negara ini dan kota-kota lainnya.
Menyusul kudeta sparatis Seleka pada 24 Maret dan tumbangnya pemerintahan Francois Bozize, aksi kerusuhan dan penjarahan menjadi pemandangan sehari-hari di Republik Afrika Tengah. Berbagai kelompok menarik pajak seenaknya dan menjarah harta pribadi warga dan pemerintah termasuk rumah sakit, balai pengobatan dan UGD.
Menurut berbagai laporan, eskalasi instabilitas dalam beberapa hari ini mengakibatkan ratusan warga mengungsi dari ibukota Republik Afrika Tengah. Apa yang ditakutkan saat ini adalah instabilitas tersebut akan membuka peluang bagi intervensi asing.
Menurut para pengamat, permintaan resmi petinggi Afrika Tengah kepada Perancis untuk mengirim pasukannya ke negara ini akan melegalkan kehadiran Paris di Bangui. Sejumlah pengamat lainnya menilai, berpalingnya Perancis dari Francois Bozize yang tidak meraih dukungan dari rakyatnya, sebagai bentuk Paris untuk mencitrakan dirinya sebagai penegak demokrasi.
Francois Bozize selama memerintah tidak pernah komitmen terhadap perjanjian damai, membelakangi rakyatnya dan memberi konsesi besar kepada asing. Hal ini dimaksudkan Bozize untuk memperkokoh posisinya. Di satu sisi, Paris dengan dukungannya di balik layar kepada kelompok sparatis telah jauh hari mempersiapkan kehadirannya di negara Afrika ini.
Pengamat menilai penentuan syarat untuk membantu Afrika Tengah di kondisi saat ini sebagai kelanjutan kebijakan penipuan publik awam. Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius hari Rabu (17/4) telah menyinggung kesiapan Paris untuk memulihkan stabilitas Afrika Tengah. Meski demikian Fabius mensyaratkan bantuan tersebut dengan terbentuknya pemerintahan legal di negara ini.
Menlu Perancis menyatakan, pasukan Perancis dengan mudah dapat mengontrol bandara udara, lalu lintas dalam kota dan menjamin keamanan pusat-pusat bahan makanan. Disebutkan bahwa saat ini sekitar 600 tentara Perancis berada di Republik Afrika Tengah.
Menurut keyakinan para pengamat, permohonan bantuan kepada negara imperialis ini untuk memulihkan keamanan di Afrika Tengah berdampak sangat negatif. Dengan permohonan ini, Perancis beserta sekutunya dengan mudah menduduki Afrika Tengah dan mempermudah kebijakan imperialisnya di benua Afrika ini.
Berbagai bukti menunjukkan bahwa bantuan Perancis terhadap wilayah jajahannya di Afrika hanya dari luarnya saja. Negara Afrika tersebut termasuk negara paling miskin dunia dengan standar pendidikan dan kesehatan terendah. Berlanjutnya kebijakan arogan Perancis di Afrika terjadi di saat Francois Hollande ketika baru berkuasa akan mengakhiri Françafrique.
Tampaknya munculnya kekuatan baru dunia seperti Cina yang menjadi rival utama dan serius Barat untuk menguasai kekayaan alam dan pasar Afrika menjadi dalih utama bagi maraknya kembali Françafrique.
Pesan Berdarah bagi Senat Amerika Serikat
Pembunuhan terhadap seorang opsir polisi di universitas paling terkenal di Amerika Serikat merupakan pesan berdarah bagi Senat negara ini yang menolak pengetatan kontrol peredaran dan kepemilikan senjata di negeri Paman Sam ini.
Hari Rabu lalu, senator Amerika enggan mendukung draf pengetatan kontrol senjata dan tepat satu hari kemudian Kamis (18/4/2013) seorang bersenjata menembak polisi di universitas Teknologi Massachusetts (MIT), Amerika Serikat (AS).
Petugas itu menurut kantor kejaksaan distrik setempat, ditembak ketika ia tengah memeriksa laporan gangguan keamanan. Ia tewas dengan sejumlah luka tembak. Anggota kepolisian negara bagian, dan Biro Investigasi Federal Amerika (FBI), segera merapat ke lokasi penembakan di Gedung 32 kampus MIT.
Saat pertama kali ditemukan petugas masih dalam keadaan hidup, ia dilarikan ke Rumah Sakit Umum Massachusetts, di mana ia dinyatakan meninggal dunia. Pascapenembakan, pihak berwenang menutup sementara bangunan gedung, dan meminta orang-orang tidak memasukinya.
Pembunuhan seorang polisi di MIT terjadi ketika Presiden Barack Obama hanya berada beberapa kilometer tepatnya di Boston dalam rangkan menghadiri acara peringatakan korban ledakan bom di kota ini. Aksi terorisme di Amerika semakin besar ketika Obama berbicara mengenai tekad pemerintah untuk menemukan pelaku pemboman di Boston.
Sementara itu, jumlah korban teroris di Amerika dalam dua dekade lalu jika dibandingkan dengan korban tewas akibat penembakan di jalan-jalan akan disadari bahwa undang-undang pembebasan untuk membawa senjata merupakan ancaman terbesar bagi masyarakat Amerika Serikat. Contohnya, tragedi 11 September 2001 yang menjadi dalih AS menggelar perang di berbagai negara dunia dengan alasan memerangi terorisme hanya menelan korban kurang dari 3.000 orang, namun setiap tahunnya warga yang tewas akibat tembakan di jalan-jalan, pusat pendidikan, pusat rekreasi dan perdagangan di negara ini mencapai lebih dari 25 ribu orang.
Arsitek serangan bom di kota Boston hanya mampu menewaskan tiga orang, namun pelaku penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook di Newton, Connecticut, Amerika Serikat berhasil membantai 25 orang termasuk 20 anak usia di bawah enam tahun. Jumlah korban tewas dalam aksi penembakan di Aurora Colorado, universitas Colorado, kampus Universitas Virginia Tech, Sekolah Dasar Sandy Hook di Newton, Connecticut dan universitas Teknologi Massachusetts (MIT) tercatat paling besar dalam sejarah negara ini.
Jumlah korban penembakan tersebut sangat mengerikan dan kira-kira separuh dari korban teroris terhadap Gedung Federal Alfred P. Murrah di Oklahoma City. Peristiwa ini sebelum tragedi 11 September tercatat sebagai serangan teroris terbesar di wilayah Amerika Serikat.
Pastinya saat ini keamanan warga Amerika Serikat terancam dari dua fenomena yang hampir serupa. Dari satu sisi, para kriminal, penjagal, psikopat dan sampah masyarakat memiliki peluang untuk membantai warga tanpa alasan atau motif pribadi. Dan dari sisi lain, kelompok dalam negeri atau asing kian mendapat angin untuk melakukan aksi teroris baik itu di dalam negeri Amerika atau di luar perbatasan negara ini.
Oleh karena itu, dalam satu atau dua tahun terakhir setiap minggunya warga Amerika disuguhi dengan adegan penembakan membabi buta atau upaya untuk melakukan aksi teroris. Sementara itu, pemerintah Amerika menerapkan kebijakan yang menelan anggaran besar untuk mencegah aksi teroris. Pembentukan berbagai lembaga seperti manajeman intelijen nasional dan departemen keamanan nasional memaksa mengalirnya puluhan miliar dolar bujet tambahan ke dinas intelijen dan keamanan, perang di Afghanistan dan Irak serta program perang anti terorisme internasional. Ini merupakan salah satu kebijakan pemerintah AS dan Kongres untuk menghadapi ancaman terorisme.
Kampanye Presiden Barack Obama untuk mengurangi kasus kekerasan akibat senjata setelah terjadinya pembantaian di sekolah dasar Sandy Hook, Newtown, dihadang Senat Amerika Serikat. Dalam sidang Rabu 17 April 2013, Senat menolak rencana untuk memperluas pemeriksaan latar belakang untuk pembeli senjata.
Dalam pemungutan suara di Senat, regulasi baru itu mendapatkan suara 54-46, kurang enam dari 60 suara yang dibutuhkan untuk disetujui badan perwakilan ini. Dalam proposal yang diajukan ke Senat, Obama meminta perluasan pemeriksaan latar belakang untuk pembelian senjata. Termasuk untuk mereka yang membeli senjata secara online atau di acara pameran.
Langkah-langkah lain yang didukung Obama --termasuk usulan untuk melarang senjata serbu- juga gagal dalam serangkaian penilaian Senat. Perkembangan ini mencerminkan keengganan Senator untuk mengubah regulasi itu, selain menunjukkan kuatnya kekuatan politik pembela hak-hak untuk memiliki senjata, yaitu Asosiasi Senapan Nasional.
Di luar dua usulan itu, Senat juga menolak dengan suara 52-48, kurang delapan dari 60 suara yang dibutuhkan, atas amandemen Undang Undang Kontrol Senjata yang ada saat ini. Melalui amandemen itu, senator Chuck Grassley mengusulkan agar regulasi baru hanya fokus pada penuntutan kejahatan menggunakan senjata, ditingkatkannya catatan kesehatan mental bagi pemilik senjata, dan mendanai langkah-langkah pengamanan sekolah yang lebih baik.
Di masyarakat yang dengan mudah mendapat senjata perang otomatis dan senapan serbu dengan dengan harga beberapa ratus dolar atau petunjuk pembuatan bom dibeberkan di internet serta mudah di akses oleh siapa saja, maka sudah tidak ada tempat aman bagi warga dan aksi tembakan atau serangan teroris mudah terjadi. Kondisi ini hanya akan meninggalkan kesedihan bagi keluarga korban dan hadirnya pejabat di acara peringatan insiden berdarah serta kian maraknya senjata di tengah masyarakat Amerika.
Merkel: Eropa Harus Memimpin Dunia
Kanselir Jerman, Angela Merkel seraya menekankan bahwa sampai saat ini masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan krisis menambahkan, kami menginginkan sebuah Eropa yang kuat dan pemimpin dunia di segala bidang.
MNA mengutip Focus melaporkan, Angela Merkel saat diwawancarai Koran Bild menekankan, "Kami menghendaki Eropa yang kuat dan mampu memimpin dunia." Ia pun mengingatkan bahwa kami berada di Jerman dan Eropa selatan telah berada di jalur benar untuk menyelesaikan krisis, namun demikian masih banyak pekerjaan yang menunggu dan harus dikerjakan.
Menurut keyakinan Angela Merkel, negara-negara Eropa harus lebih layak untuk bersaing. Ia juga menekankan, "Saya menilai Jerman sebagai negara dengan proses reformasinya yang layak."
Ia juga mengingatkan, "Saya menghendaki Eropa yang kokoh, mampu memberi kesejahteraan kepada warganya di masa mendatang. Eropa harus menjadi pemimpin dunia, namun realitanya di banyak sektor tidak demikian."
Merkel juga menilai cukup baik upaya negara-negara Eropa selatan dalam memajukan reformasi. "Negara-negara ini telah melakukan reformasi yang diperlukan sehingga posisinya lebih terjamin. Negara tersebut menyadari bahwa mayoritas rakyatnya hidup dalam penderitaan," tandas Merkel.
Ia menambahkan, setiap negara Eropa membutuhkan sebuah ekonomi yang layak untuk bersaing dan sebuah pijakan industri.
Mufti Tunisia: Perang di Suriah itu Bukan Jihad
Ulama senior Tunisia, Othman Battikh, menyebut seruan jihad melawan pemerintah Suriah sebagai "kekeliruan besar" yang tidak diperbolehkan dalam Islam.
Mufti Tunisia itu mengemukakan hal tersebut dalam sebuah konferensi pers Jumat (19/4) seraya menyatakan bahwa "Muslim tidak boleh memerangi Muslim" dengan alasan apapun.
Battikh menegaskan bahwa mereka yang pergi ke Suriah di bawah panji Jihad, telah dibohongi dan menjadi korban pencucian otak.
Pernyataan Battikh dikemukakan menyusul banyak para pemuda Tunisia yang direkrut oleh kelompok teroris untuk dikirim ke Suriah berperang melawan pemerintahan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.
AS Akan Tingkatkan Bantuan untuk Kelompok Oposisi Suriah
Amerika Serikat berencana akan mengalirkan bantuan kepada pasukan milisi Suriah hingga 130 juta USD dalam bentuk suplai militer, dalam rangka meningkatkan perlawanan terhadap pemerintah Suriah.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang berbicara secara anonim Sabtu (20/4) mengatakan, "Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry akan segera memberikan penjelasan tentang bantuan kepada kelompok oposisi dalam konferensi Friends of Syria yang digelar di Istanbul, Turki."
Pertemuan tersebut dihadiri oleh delegasi dari Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis, Arab Saudi dan Qatar.
Menurut pejabat Amerika Serikat itu, bantuan terhadap kelompok bersenjata Suriah itu mencakup rompi anti peluru, kendaraan lapis baja, teropong malam hari dan perlengkapan komunikasi mutakhir.
Kamis lalu, Kerry mengatakan bahwa Amerika Serikat akan melanjutkan bantuannya kepada kelompok bersenjata yang berjuang menggulingkan pemerintah Suriah dan mengatakan, "Kami bekerjasama sangat erat dengan kelompok oposisi Suriah."
Delegasi Parlemen Iran Berkunjung ke Suriah
Seorang anggota parlemen senior Iran mengkonfirmasikan kunjungan delegasi parlemen Republik Islam ke Damaskus, Suriah, dalam program kunjungan tiga hari.
Wakil direktur jenderal untuk urusan internasional parlemen Iran, Hossein Sheikholeslam, Sabtu (20/4) menyatkaan bahwa delegasi itu telah meninggalkan Tehran pada hari Jumat (19/4).
Delegasi parlemen Iran itu dipimpin oleh Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Alaeddin Boroujerdi.
Sheikholeslam menambahkan, tujuan kunjungan tersebut adalah "memperkuat hubungan parlemen antara Iran dan Suriah dan membicarakan perkembangan regional khususnya situasi Suriah".
Suriah telah mengalami instabilitas sejak pertengahan Maret 2011. Banyak orang, termasuk sejumlah besar personil militer, keamanan dan warga sipil tewas dalam instabilitas tersebut.
Pemerintah Suriah menyatakan bahwa instabilitas tersebut disetir dari luar negeri, dan bahwa mayoritas anasir bersenjata yang beroperasi di Suriah adalah warga negara asing