کمالوندی

کمالوندی

Sabtu, 17 September 2022 20:34

Puncak Kesempurnaan Asyura pada Arbain

 

Arbain atau 40 hari kesyahidan Imam Husein as adalah hari untuk meraih kesempurnaan. Kesempurnaan Asyura adalah Arbain. Puncak kesempurnaan dari seluruh perjalanan, perjuangan dan kerja keras. Karbala di hari Arbain adalah cermin bagi para pesuluk dalam perjalannya melewati 40 rumah dan sampai tujuan dalam tarikan nafas bersama, dan di perjalanan ini mereka tidak pernah mengenal lelah atau putus asa.

Arbain adalah kembalinya sebuah kafilah ke Karbala setelah melalui 40 hari kesulitan, penderitaan dan kesedihan. Kafilah yang kembali dengan kejayaan dan kemenangan, dan menumpahkan racun kekalahan kepada keluarga Bani Umayah. Meluluhlantakkan kekuatan hasil rampasan mereka dan menyingkap tabir kebohongan, penipuan dan kelicikan mereka, sehingga kebenaran bisa disaksikan oleh siapapun. Arbain adalah bukti nyata tumbangnya penindasan dan menangnya kebenaran.  

Saat matahari tenggelam di sore hari Asyura, setelah kemah-kemah sahabat Imam Husein as hangus dibakar, anak-anak berlarian tak tentu arah di gurun, pesta kemenangan musuh dan gelak tawa di Karbala pun, dimulai. Pasukan musuh tertawa terbahak-bahak, menari dan bersuka ria. Ketika malam tiba, mereka semua kelelahan dan tidur di kemah-kemahnya. Di sisi lain, sejumlah perempuan dan anak-anak melewati malam di sebelah kemah-kemah mereka yang terbakar.

Sehari setelah Asyura, kabar kemenangan sampai ke Kufah dan kota itu bersiap merayakannya. Para pemimpin pasukan musuh berkata, kami kembali dari medan perang dengan kemenangan, siapkan untuk kami hadiah dan penyambutan. Mereka bersyair, "Penuhi tungganganku dengan emas dan perak, sesungguhnya kami kembali dari membunuh orang besar."

Ahlul Bait Nabi Saw yang ditawan memasuki kota Kufah dalam kondisi yang sangat buruk. Pakaian mereka sobek-sobek tak mencukupi untuk menutupi seluruh badan, dan sebagian dibawa oleh tunggangan yang tak memadai. Mereka menempuh jarak 70-80 kilometer dari Karbala ke Kufah dengan penuh penderitaan dan kesulitan. Sepanjang perjalanan mereka dicambuk dan disiksa. Kepala suci para pejuang Karbala dibiarkan bergelatakan di antara para tawanan, agar mereka semakin menderita. Penderitaan yang selalu disertai dengan siksaan dan pukulan cambuk.

Ketika semua bersiap merayakan kemenangan, tiba-tiba pidato Sayidah Zainab memecah kecongkakan Bani Umayah di Kufah. Tidak ada seorangpun yang diberi hak memberi waktu Zainab berpidato, tapi ia tetap menyampaikan pidatonya. Ia berdiri kokoh dengan penuh kewibawaan sehingga mencekik nafas di dada orang-orang yang menyaksikan. Perayaan kemenangan di Kufah akhirnya dihentikan di tengah jalan dan para tawanan segera dibawa ke Syam.

Situasi ketika memasuki Syam dan atmosfirnya sungguh berbeda dengan Kufah. Jika di Kufah Amirul Mukminin as pernah memegang tampuk kekuasaan, Syam selama bertahun-tahun berada di bawah pemerintahan Muawiyah dan warganya tak mengenal Ahlul Bait as. Di Syam, bertahun-tahun gencar dilakukan propaganda anti-Alawi dan hakikat serta hadis Nabi Saw disimpangkan.

Sementara Yazid jauh-jauh hari sudah membangun istana khusus di luar kota untuk bersenang-senang dan rekreasi, dari atas istananya ia menyaksikan kepala-kepala suci para syuhada. Tatkala menyaksikan kepala-kepala itu dari jauh, ia mulai membacakan syair berikut:

"Tatkala barang-barang bawaan dan kepala-kepala yang tertancap di atas tombak mulai terlihat dan matahari-matahari ini muncul dari balik bukit Jiroun, tiba-tiba burung gagak mulai bernyanyi. Aku berkata kepada gagak itu, engkau menyanyi atau tidak, aku sudah membalaskan dendamku pada orang yang seharusnya menerima balasan."

Namun dalam sekejap, peristiwa berubah. Yazid yang mabuk di puncak kesombongannya memukul gigi Imam Husein as dengan kayu, dan dengan menghina berkata kepada Sayidah Zainab, luar biasa, saudaramu punya gigi yang putih. Tapi saat itu juga Zainab memulai pidatonya dan meruntuhkan seluruh kesombongan Yazid. Setelah pidato itu, masyarakat yang hadir mulai meneriakkan protesnya.

Seorang Kristen berdiri dan berkata keheranan, "Kalian merayakan pembunuhan putra nabi kalian sendiri? di tempat kelahiranku di sebuah pulau terpencil di tengah laut, ada sebuah gereja yang selalu dikunjungi masyarakat kami minimal sekali setahun untuk berziarah. Sebuah bejana emas tergantung dari atap altar gereja yang di dalamnya terdapat satu kuku. Masyarakat percaya bahwa kuku itu milik seekor keledai yang pernah ditunggangi Nabi Isa as, oleh karena itu untuk menghormati Nabi Isa, mereka menziarahinya. Tapi kalian membunuh putra nabi kalian, tidak lama setelah beliau meninggal.”

Protes itu begitu memekakkan telinga Yazid sehingga perintah penangkapan dan pembunuhan atas Nasrani itupun langsung dikeluarkan. Seorang pria tua yang merupakan perwakilan Kekaisaran Roma bangkit berdiri dengan nada marah memprotes Yazid. Lalu perintah membunuh pria tua itupun dikeluarkan. Kejadian-kejadian itu spontan mengubah situasi Syam.

Yazid ketika sadar tidak mampu menghadapi situasi ini, untuk mengatasinya ia memerintahkan agar masyarakat membaca al-Quran di masjid-masjid kota, untuk mengalihkan perhatian mereka dan tidak lagi membicarakan Imam Husein as. Selepas itu, untuk mendinginkan suasana dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa dirinya baik hati, Yazid memberikan sebuah rumah kepada Ahlul Bait as agar bisa digelar acara mengenang kesyahidan Imam Husein as di sana.

Masyarakat Syam berbondong-bondong mendatangi rumah itu dan mendengarkan ceramah Sayidah Zainab yang akhirnya merugikan Yazid sendiri dan keluarga Bani Umayah. Oleh karena itu, ia berusaha berlepas diri dari pembunuhan Imam Husein as dan berkata, saya tidak ridha dengan pembunuhan Husein, kami tidak pernah berselisih paham. Di sini kita harus perhatikan bahwa keluarga Bani Umayah sejak awal telah melakukan banyak upaya untuk mengendalikan situasi agar menguntungkan pihaknya dan merugikan Ahlul Bait as serta berusaha menjustifikasi tindakannya. Salah satu buktinya, tahun 61 Hijriah di Karbala orang-orang yang bermaksud membunuh Imam Husein as mengira akan masuk surga dengan membunuh Imam.

Penulis kitab sejarah Tarikh Yaqubi menulis, sejak tanggal 1 Muharam, setiap hari sekitar 20.000 orang mandi di Sungai Eufrat untuk membersihkan diri sebelum membunuh Imam Husein as demi ridha Allah Swt. Sejak Nabi Muhammad Saw masih hidup sampai kesyahidan Imam Husein as, Bani Umayah membutuhkan waktu 51 tahun untuk mengalahkan Imam Ali as dan Ahlul Bait, dan membuat begitu banyak hadis-hadis palsu yang mendukung dan meninggikan kedudukannya. Di antaranya adalah hadis palsu yang berbunyi, "Jibril ketika turun ke bumi berkata kepada Nabi Muhammad Saw, sampaikan salam Tuhan kepada Muawiyah".

Penting untuk kita ketahui bahwa Bani Umayah juga membuat begitu banyak hadis palsu untuk menurunkan posisi Ahlul Bait as, sebanyak hadis-hadis palsu untuk meninggikan kedudukan mereka sendiri. Ketika Imam Ali as, sosok yang digambarkan ayat 61 Surat Ali Imran layaknya diri Nabi sendiri, gugur syahid di Masjid Kufah, banyak orang terkejut dan berkata, apa yang dikerjakan Ali di masjid? Akan tetapi Asyura dan kesyahidan Imam Husein as berhasil meruntuhkan atmosfir politik ini. Di hari Arbain, rombongan tawanan kembali ke Karbala dengan kemenangan, dan Bani Umayah terpaksa harus menelan kekalahan dan kehinaan.

Sekarang setelah 40 hari mengalami keterasingan, penderitaan, siksaan, ancaman dan hinaan, kafilah itu akhirnya kembali ke Karbala. Kafilah yang tidak sama dengan saat kepergiannya dari Karbala. Kafilah yang berhasil menghancurkan konspirasi setengah abad Bani Umayah dan kembali ke Karbala dengan kemenangan untuk menyatakan kesetiaan atas darah syuhada tertindas Karbala. Kafilah yang membawa pesan agung bagi seluruh umat manusia bahwa “syarat mendampingi adalah berjalan sampai akhir tujuan”.

Di sinilah Arbain menemukan makna sejatinya. Arbain dalam al-Quran juga diartikan sebagai bentuk pencapaian kesempurnaan. Allah Swt menilai usia 40 tahun sebagai puncak kesempurnaan seorang manusia dan kedewasaan berpikir. Di ayat 15 Surat al-Ahqaf, Allah Swt berfirman, ".....sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri ".

Begitu juga di ayat 142 Surat al-A'raf, Allah Swt berfirman, "Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan".

Di hari Asyura, Allah Swt menganugerahkan seluruh warisan para nabi kepada Imam Husein as, dan di hari Arbain, warisan para nabi itu dititipkannya kepada sejarah. Asyura adalah pemandangan kebaikan Tuhan kepada Imam Husein dan Arbain adalah pemandangan kemurahan hati Imam Husein kepada umat manusia dan sejarah. Oleh karena itu, dalam doa Ziarah Arbain kita membaca, "Ya Allah, aku bersaksi bahwa Husein telah mengorbankan darah hatinya sehingga hamba-hamba-Mu terbebaskan dari kebodohan dan ketidaktahuan, dan terselamatkan dari ketersesatan".

 

Sekretaris Dewan Hak Asasi Manusia, Mahkamah Agung Iran mengatakan, mekanisme HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa, PBB harus sesuai dengan prinsip-prinsip dasar seperti tidak tebang pilih, realistis dan tidak berpihak.

Kazem Gharibabadi, Rabu (14/9/2022) menghadiri pertemuan Dewan HAM PBB ke-51 dan menyampaikan sikap Republik Islam Iran terkait mekanisme pelaporan masalah HAM negara ini.

Ia menegaskan bahwa dukungan dan peningkatan upaya menegakan HAM serta kemuliaan manusia merupakan sebuah prinsip asasi di Republik Islam Iran.

"Mekanisme-mekanisme HAM PBB termasuk Dewan HAM, harus sesuai dengan prinsip-prinsip asasi seperti tidak tebang pilih, realistis dan tidak berpihak. PBB harus harus terhindar dari upaya politisasi atau penerapan standar ganda", imbuhnya.

Menurut Gharibabadi, penyebaran sejumlah pelapor khusus di sebuah negara adalah peringatan, dan tidak konstruktif. Para pelapor khusus nasional yang dikirim oleh sejumlah negara untuk tujuan politik permusuhan mereka terhadap negara-negara berkembang itu, dipaksakan kepada Dewan HAM PBB, dan itu hanya menciptakan konflik.

Sekretaris Dewan HAM Iran menegaskan, memburuknya kondisi HAM dan kemanusiaan di Palestina pendudukan harus menjadi prioritas utama bagi mereka yang benar-benar peduli terhadap HAM dan martabat manusia. Dunia tidak bisa hanya diam menyaksikan masalah ini.

 

Peringatan Arbain Imam Husein yang dihadiri Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei dan para aktivis mahasiswa akan digelar hari Sabtu.

Situs Khamenei.ir melaporkan, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei akan memeringati Arbain Imam Husein bersama para aktivitas mahasiswa Iran yang mewakili berbagai provinsi di negara ini.  

Peringatan duka Arbain Imam Husein yang diikuti Rahbar dan kehadiran para aktivits mahasiwa Iran akan diadakan pada hari Sabtu 17 September 2022 di Huseiniyah Imam  Khomeini Tehran.

Menurut informasi situs khamenei.ir, ceramah Arbain akan disampaikan Hujjatul Islam wal Muslimin Masoud Ali, dan kidung duka Arbain Huseini akan dilantunkan oleh Maitsam Mote'ie.

 

Presiden Republik Islam Iran dalam pertemuan dengan Sekjen Organisasi Kerja Sama Shanghai, SCO, mengumumkan kesiapan Tehran untuk bekerja sama dengan SCO dan seluruh negara anggotanya di berbagai bidang.

Sayid Ebrahim Raisi, Kamis (15/9/2022) di Uzbekistan bertemu dengan Sekjen SCO, Zhang Ming, dan menjelaskan langkah Republik Islam Iran untuk menjadi anggota SCO, serta kapasitas luas Iran di bidang politik, teknologi, ekonomi dan transit.

Sekjen SCO dalam pertemuan dengan Raisi menyinggung langkah organisasinya untuk menerima keanggotaan penuh Iran di SCO.

Ia menuturkan, sehari sebelumnya telah ditandatangani 40 dokumen perjanjian bergabungnya Iran dengan SCO, bersama Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian.

Zhang Ming menambahkan, Iran adalah negara besar dan berpengaruh yang bisa memainkan peran signifikan dalam mewujudkan keamanan kawasan dan dunia.

Menurutnya, Iran sebagai salah satu negara besar di kawasan, bersandar pada kesamaan-kesamaan sejarah dan peradaban luas dengan negara kawasan lain, hubungan politik dan perdagangan yang baik, dapat menjalin kerja sama dengan negara-negara anggota SCO. 

 

Presiden Republik Islam Iran dalam pertemuan dengan sejawatnya dari Rusia, mengatakan, Iran tidak menerima sanksi terhadap Rusia dengan alasan apa pun, dan tidak mengakuinya.

Sayid Ebrahim Raisi, Kamis (15/9/2022) dalam pertemuan dengan Vladimir Putin di sela KTT Organsisasi Kerja Sama Shanghai, SCO, yang digelar di Samarkand, Uzbekistan, menyatakan bahwa Iran ingin mengembangkan kerja sama dagang dan ekonomi dengan Rusia.
 
Pada saat yang sama, Presiden Republik Islam Iran menyampaikan terimakasih kepada Rusia karena mendukung keanggotaan penuh Iran di SCO.
 
Raisi menuturkan, tekad Iran adalah mengembangkan hubungan strategis dengan Rusia, di semua bidang politik, ekonomi, perdagangan dan antariksa.
 
Ia menambahkan, "Amerika Serikat mengira dengan menyanksi sebuah negara, ia bisa menghentikan negara itu, tapi pemahaman mereka terkait hal ini keliru. Selama bertahun-tahun AS menyanksi Iran, tapi bangsa besar Iran menganggap sanksi dan ancaman sebagai peluang untuk tumbuh dan maju."
 
Raisi menegaskan, "Republik Islam Iran tidak menerima sanksi-sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia dengan alasan apa pun, dan tidak mengakuinya. Di sisi lain Iran ingin meningkatkan hubungan dagang dan ekonominya dengan Rusia."
 
"Hubungan di antara negara-negara yang disanksi oleh AS, dapat menyelesaikan banyak masalah, dan bahkan dapat terus memperkuat negara-negara tersebut," pungkasnya. 

 

Sekelompok warga Cina, tahun ini turut berpartisipasi dalam peringatan Arbain Imam Hussein as, dengan membangun posko pelayanan untuk peziarah atau Mokeb, di jalan menuju kota Karbala, Irak.

Dikutip Mehr News, Selasa (13/9/2022), di posko pelayanan yang dibangun di dekat kota Karbala itu, sekelompok warga Cina nampak membagi-bagikan minuman dan makanan khas negara mereka kepada para peziarah Imam Hussein as.

Sumber media Irak mengunggah foto-foto kehadiran warga Cina yang tengah memberikan pelayanan kepada para peziarah Arbain Imam Hussein as di sejumlah lokasi.

Pawai jalan kaki memperingati Arbain Imam Hussein as sudah dimulai sejak beberapa minggu lalu, dan diikuti oleh jutaan peziarah asing di Irak. Sejumlah banyak kelompok keagamaan membuka posko pelayanan untuk peziarah di sepanjang jalan menuju kota Karbala. 

 

Perdana Menteri Selandia Baru mengabarkan kemungkinan perubahan sistem pemerintahan negara itu dari monarki ke republik meski tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini.

Selama ini Selandia Baru bersama negara-negara bekas koloni Inggris seperti Australia dan Kanada menganggap London sebagai kepala negara. Gambar Ratu Elizabeth dicetak di atas koin dan uang kertas negara-negara itu.

Pemerintah Australia selepas kematian Ratu Elizabeth mengumumkan tidak akan lagi mencetak gambar Ratu Inggris pada mata uang negara itu.

Di sisi lain, PM Selandia Baru, Jacinda Adern, Selasa (13/9/2022) mengatakan, "Selandia Baru tidak akan secara aktif mengambil tindakan untuk berubah menjadi republik dalam jangka pendek selepas kematian Ratu Elizabeth."

Pada saat yang sama, PM Selandia Baru berharap negara-negara Pasifik pada akhirnya akan menjadi satu.

"Saya percaya Selandia Baru akan melakukannya pada waktu yang tepat. Saya percaya itu akan terjadi saat saya hidup, tapi saya tidak melihatnya sebagai agenda jangka pendek," pungkasnya.

 

Sebagai kelanjutan dari perilaku diskriminatif terhadap Muslim yang tinggal di Inggris, media-media negara ini mengumumkan pada hari Senin (12/09/2022) bahwa kewarganegaraan warga negara ini dicabut dan Muslim yang tinggal di sana diperkenalkan sebagai "warga kelas dua".

Dalam laporan berjudul "Kewarganegaraan, dari Hak hingga Hak Istimewa", Institute of Race Relations (IRR) yang berbasis di London menyatakan bahwa undang-undang pencabutan kekuasaan kewarganegaraan, yang diperkenalkan di Inggris pada tahun 2002, memberikan "kewarganegaraan kelas dua" terutama Muslim yang tinggal di negara ini.

Laporan tersebut menekankan bahwa kewenangan yang memungkinkan gelar kewarganegaraan Inggris dapat dicabut tanpa pemberitahuan sebelumnya dan kini telah mengarah pada penciptaan bentuk minoritas lain di negara ini.

Pemerintah konservatif Inggris mengklaim bahwa hanya mereka yang tindakannya menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional atau melakukan kejahatan keji yang akan kehilangan kewarganegaraan mereka. Padahal, dalam praktiknya kriteria yang tidak jelas telah meningkatkan kemungkinan keputusan yang sewenang-wenang dan diskriminatif terhadap Muslim.

Pada Desember 2013, Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May mencabut kewarganegaraan 20 Muslim yang tinggal di negara itu, bertentangan dengan apa yang dia nyatakan sebelumnya.

Tindakan diskriminatif seperti itu, yang diulangi oleh menteri dalam negeri berikutnya, hanya ditujukan untuk umat Islam dan bukan seluruh penduduk Inggris.

Patut dicatat bahwa untuk warga Inggris "asli", kewarganegaraan negara ini dianggap sebagai hak yang tidak dapat dicabut, tidak dapat dibatalkan, dan tidak bersyarat, tetapi bagi orang lain, termasuk orang asing yang lahir di Inggris, atau mereka yang telah memperoleh kewarganegaraan negara ini, hanya satu keistimewaan yang dapat diambil kembali.

Frances Webber, Wakil Institute of Race Relations mengatakan, "Pesan dari undang-undang ini adalah pencabutan kewarganegaraan dan implementasinya terutama terhadap Muslim yang tinggal di Inggris dari Asia Selatan."

Isu Islamofobia dan diskriminasi terhadap Muslim di negara-negara Eropa, termasuk Inggris, semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Masalah ini bahkan telah ditemukan di tingkat pemerintahan Inggris, salah satu simbol penting di antaranya adalah undang-undang pencabutan kewarganegaraan, yang bisa dikatakan praktis hanya menyasar umat Islam.

Sebagai kelanjutan dari perilaku diskriminatif terhadap Muslim yang tinggal di Inggris, media-media negara ini mengumumkan pada hari Senin (12/09/2022) bahwa kewarganegaraan warga negara ini dicabut dan Muslim yang tinggal di sana diperkenalkan sebagai "warga kelas dua".
Terlepas dari pernyataan pemerintah konservatif Inggris, yang mengklaim menentang Islamofobia, tetapi pada kenyataannya Islamofobia telah menjadi fenomena umum di partai berkuasa konservatif, yang kabinetnya terdiri dari perwakilannya.

Secara alami, pendekatan ini telah ditransfer dari partai konservatif ke pemerintah Inggris dan menyebabkan adopsi posisi dan tindakan negatif terhadap Muslim.

Salman Sayyid, Profesor Pemikiran Retorika dan Dekolonial di Universitas Leeds mengatakan, Islamofobia meningkat di Inggris dan penyebab utama fenomena ini adalah upaya umat Islam untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan identitas Islam mereka.

Penelitian oleh "Komisi Hak Asasi Manusia Islam" menunjukkan bahwa 80% Muslim di Inggris mengatakan mereka adalah korban Islamofobia.

Statistik resmi dari Pusat Buruh Nasional Inggris juga menunjukkan bahwa Muslim Inggris adalah minoritas yang menghadapi diskriminasi pekerjaan paling banyak di negara ini, dan diskriminasi rasial di negara ini yang mengklaim mendukung hak asasi manusia dan hak sosial yang setara bagi warganya, baik penduduk asli atau pendatang masih terlihat.

7 dari 10 Muslim yang bekerja di Inggris mengatakan mereka telah mengalami beberapa bentuk perlakuan anti-Islam.

Menag RI Dukung PBB, Islamofobia Harus Dilawan
Menurut statistik, peluang menemukan pekerjaan untuk pria Muslim Inggris adalah 76% lebih rendah daripada pria Inggris lainnya, juga wanita Muslim Inggris memiliki peluang kerja 65% lebih sedikit dibandingkan dengan wanita Inggris lainnya.

Menurut survei yang dilakukan oleh lembaga Savant eCommerce, perilaku anti-Islam telah meningkat di Eropa dan Inggris selama periode terakhir.

Hasil survei ini menunjukkan bahwa Muslim kulit hitam Inggris telah melihat perilaku yang lebih buruk dibandingkan dengan Muslim lainnya.

Sementara diskriminasi terhadap semua Muslim di Inggris dilaporkan sebesar 37%, angka ini meningkat menjadi 58% di kalangan Muslim kulit hitam.

Secara umum, Islamofobia di Inggris, seperti di negara-negara Eropa lainnya, dilakukan dengan mengajukan kasus-kasus terhadap umat Islam, menghina kesucian Islam, propaganda negatif yang luas terhadap Islam dan umat Islam, serta berbagai bentuk diskriminasi terhadap mereka, termasuk dalam konteks mencabut kewarganegaraan mereka.

 

Berdasarkan hasil sebuah jajak pendapat baru yang dilakukan di Kanada, sejumlah banyak responden mengaku tidak ingin lagi berada di bawah kekuasan raja dari negara lain.

Dikutip dari CTV News, Selasa (13/9/2022), hasil jajak pendapat yang dilakukan Institut Angus Reid pada bulan April 2022 terhadap warga Kanada, menunjukan 51 persen responden menolak kelanjutan kekuasaan Raja Inggris atas Kanada.

Jumlah warga Kanada yang tidak ingin penguasa Inggris melanjutkan kekuasaan atas negaranya pada jajak pendapat bulan Januari 2022, hanya 45 persen.

Penduduk Provinsi Quebec yang sebagian besar berbahasa Prancis dibandingkan warga lainnya, merasa memiliki keterikatan yang lebih kecil dengan Inggris.

Sekitar 71 persen warga Quebec dalam jajak pendapat ini mengaku tidak perlu lagi pada sistem monarki, dan 87 persen mengaku sama sekali tidak punya ketergantungan kepada keluarga kerajaan Inggris. 

 

Pihak berwenang China menentang keputusan yang dibuat oleh negara-negara G7 untuk memperkenalkan batas harga minyak Rusia, mendesak anggota kelompok itu untuk memikirkan kembali posisi mereka. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengatakan hal ini pada hari Senin.

“Minyak sangat penting untuk memastikan keamanan energi global,” katanya dalam sebuah konferensi pers. “Kami berharap negara-negara yang bersangkutan <…> akan melakukan upaya konstruktif, dan bukan sebaliknya,” tambah diplomat itu.

“Minyak adalah salah satu jenis komoditas utama di pasar internasional,” kata Mao Ning, seraya menambahkan bahwa di tengah dunia saat ini, negara-negara G7 “harus memperkuat dialog dan mengedepankan negosiasi.”

Setelah pertemuan para menteri keuangan dari Kelompok Tujuh pada 2 September di Berlin, klub G7 setuju untuk memperkenalkan batasan harga yang diusulkan atas minyak Rusia guna membatasi pendapatan negara itu dari ekspornya. Moskow telah memperingatkan akan menangguhkan pasokan minyak dan produk minyak bumi ke negara-negara yang memutuskan untuk bergabung dengan inisiatif ini.