کمالوندی

کمالوندی

 

Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-36 dimulai di Tehran dengan pidato Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi pada Rabu pagi, 12 Oktober 2022.

Tema konferensi ini adalah Persatuan Islam, Perdamaian dan Menghindari Perpecahaan dan Konflik di Dunia Islam; Solusi Praktis dan Tindakan Operasional.

Hari Minggu, 9 Oktober 2022 yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal, adalah hari kelahiran Nabi Muhammad Saw –menurut riwayat Ahlu Sunnah– dan dimulainya Pekan Persatuan Islam di Republik Islam Iran.

Ahlu Sunnah berpendapat Rasulullah Saw lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal, sementara Syiah pada tanggal 17 Rabiul Awal. Bapak Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini ra kemudian menetapkan rentang waktu antara 12-17 Rabiul Awal sebagai Pekan Persatuan Islam, dan menjadikannya sebagai momentum untuk mempererat persatuan di tengah umat Islam.

Pekan Persatuan merupakan sebuah kesempatan untuk mengkaji lebih jauh tentang urgensitas persatuan dan solidaritas Dunia Islam, terutama di masa sekarang yang sarat dengan fitnah dan konflik.

Forum Dunia Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam setiap tahun mengadakan Konferensi Internasional Persatuan Islam dengan kehadiran tokoh-tokoh dari dunia Islam, yang digelar bersamaan dengan peringatan Pekan Persatuan Islams (12-17 Rabiul Awal).

Sejak 1365 HS, Organisasi Dakwah Islam Iran telah menyelenggarakan empat sesi konferensi tersebut, setelah itu, Forum Dunia untuk Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam, yang didirikan pada 1369 HS atas perintah Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, mengadakan Konferensi Internasional Persatuan Islam pada Pekan Persatuan Islam.

Tujuan diadakannya Konferensi Internasional Persatuan Islam adalah untuk menciptakan persatuan dan solidaritas  umat Islam, konsensus para ulama, cendekiawan dan ilmuwan Muslim untuk mengkaji dan menyajikan solusi praktis guna mencapai persatuan Islam dan memecahkan persoalan yang dihadapi umat Islam serta memberikan solusi yang sesuai dalam hal ini.


Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi pada pembukaan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-36 pada Rabu (12/10/2022) mengatakan, pesan dari konferensi ini adalah kita sebagai  orang beragama, menginginkan terbentuknya kehidupan manusia kontemporer, dan Syuhada dunia Islam telah menciptakan kebangkitan.

Dia menambahkan, sejumlah orang berpikir bahwa Islam adalah masalah pribadi, tetapi berkat darah para syuhada Islam, kebangkitan Islam telah tercipta dan semua Muslim ingin hidup sebagai Muslim dan bertindak sesuai dengan Islam dalam semua aspek kehidupan mereka, dan musuh takut atas hal ini.

Tidak ada keraguan bahwa hari ini kubu arogansi dunia telah mengambil posisi tunggal dan dengki terhadap agama Islam, sehingga mencoba memecah belah umat Islam di dunia dengan menyebarkan kebohongan dan menghina Islam dan keluarga Nabi Agung dan Suci Muhammad Saw.

Pada masa kritis ini, kebutuhan akan persatuan di antara umat Islam terasa lebih dari sebelumnya, dan atas dasar ini, pemerintah-pemerintah Islam tidak boleh membiarkan musuh menciptakan perpecahan dan memisahkan umat Islam yang satu dengan menyebarkan perpecahan dan konflik. Oleh karena itu, Pekan Persatuan Islam dianggap sebagai kesempatan yang baik untuk empati dan persatuan dan menggagalkan serta menetralisir plot musuh.

Pengalaman beberapa dekade terakhir dengan jelas menunjukkan bahwa musuh selalu berusaha menghalangi kebebasan, kemerdekaan, kemandirian umat Islam yang sebenarnya, dan dalam konteks ini, mereka menggunakan berbagai cara, termasuk propaganda negatif melalui media terhadap umat Islam, menghasut dan menyebarkan Islamofobia, menuduh umat Islam sebagai ekstremis dan teroris serta menciptakan perpecahan di antara pemeluk agama dan mazhab yang berbeda.

Jelas bahwa ketika umat Islam terpecah, mereka tidak akan lagi dapat mencapai tujuan dan cita-cita luhur mereka, termasuk kemerdekaan, kemandirian dan kemajuan. Di sinilah al-Quran, Sunnah, dan mazhab Ahlul Bait as mengajarkan umat Islam untuk memusatkan perhatian mereka pada isu-isu penting dunia Islam daripada sibuk dengan isu-isu kontroversial yang tak berguna.

Ayat-ayat al-Quran mewajibkan umat Islam untuk memperjuangkan persatuan, karena Islam telah menyeru semua umat Islam sebagai umat yang satu dan memperkenalkan mereka sebagai saudara satu sama lain, sehingga perbedaan dalam beberapa hal tidak menghalangi persaudaraan Islam dan persatuan umat Islam. Dengan terwujudnya persatuan ini, umat Islam akan berada pada jalur untuk menciptakan peradaban baru Islam, yang akan mewakili persatuan seluruh umat Islam.

Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan pejabat Iran dan para tamu Konferensi Internasional Persatuan Islam pada 1398 HS (2019) menyinggung pencapaian peradaban baru Islam. Rahbar mengatakan, negara-negara Islam dan Muslim tidak pada tingkat yang sama dalam hal ilmu pengetahuan, kekayaan, keamanan, dan kekuatan politik. Untuk itu, mereka bisa saling membantu, dan bersinergi.

Ayatullah Khamenei menjelaskan, mereka yang lebih tinggi pada setiap bagian dan bidang, bisa menggandeng tangan mereka yang lebih rendah, di mana ini juga merupakan tahap persatuan. Tahap yang lebih tinggi adalah menyatukan seluruh dunia Islam untuk mencapai peradaban Islam yang baru. Inilah yang telah ditetapkan Republik Islam sebagai tujuan utamanya, yaitu untuk mencapai peradaban Islam, tetapi peradaban yang tepat dan sesuai untuk saat ini, peradaban baru Islam.

Jelas bahwa penyelenggaraan Konferensi Internasional Persatuan Islam, yang dihadiri para tokoh politik, ulama besar dan ratusan pemikir budaya dan agama dari puluhan negara, merupakan langkah efektif dan berharga untuk menarik perhatian dan dukungan umat Islam. Konferensi seperti ini juga bisa menjadi landasan yang diperlukan untuk menciptakan persatuan umat Islam, mencapai perdamaian dan menghindari perpecahan dan konflik di dunia Islam. 

 

Sekjen Hizbullah Lebanon menganggap persatuan umat Islam dalam bingkai perlawanan sebagai satu-satunya metode ampuh untuk memutus tangan musuh, membebaskan Palestina dan Al Quds, serta mengembalikan keagungan risalah Nabi Muhammad Saw.

Sayid Hassan Nasrullah, Rabu (12/10/2022) dalam pesannya di Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-36 yang digelar di Tehran, dan dibacakan oleh Syeikh Nabil Kaouk menuturkan, "Setiap persatuan yang tidak dibangun untuk mendukung Al Quds, patut dicurigai, dan tidak ada kaitannya dengan Islam."

Ia menambahkan, "Hari ini runtuhnya kejayaan Amerika Serikat di kawasan sudah terlihat, dan keruntuhan terakhir mereka terjadi di Irak, Afghanistan dan tenggelam dalam perang Ukraina."

Sekjen Hizbullah juga menyinggung embargo terhadap Iran, Venezuela dan negara lain oleh AS. Ia menegaskan, "Hari ini makar mereka kembali ke diri mereka sendiri, dan mereka sekarang berada dalam kondisi terburuk di bidang minyak dan ekonomi."

Pada saat yang sama Nasrullah menekankan sikap permanen Hizbullah dalam mendukung Republik Islam Iran menghadapi AS, Israel dan para bonekanya.

Sekjen Hizbullah menegaskan bahwa perlawanan terhadap Rezim Zionis sudah mengakar, dan ia mendesak dukungan semua pihak terhadap cita-cita bangsa Palestina.

"Kami menjabat erat tangan rakyat tertindas Bahrain yang mendukung perlawanan dan penentangan mereka atas normalisasi hubungan dengan Rezim Zionis, dan kami mendukung rakyat Irak, dalam menghadapi terorisme Takfiri, serta keangkuhan AS," pungkasnya. 

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menyebut kerusuhan-kerusuhan sporadis yang terjadi di Iran baru-baru ini sebagai rancangan reaksioner dan mentah musuh di hadapan kemajuan, serta gerakan-gerakan inovatif dan besar bangsa Iran. Menurutnya, cara mengatasi permusuhan adalah perlawanan.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rabu (12/10/2022) dalam pertemuan dengan Ketua dan anggota baru Dewan Penentu Kebijakan Negara Iran, menegaskan bahwa dalam peristiwa terbaru di negara ini, peran dan campur tangan musuh jelas, dan tidak bisa ditutup-tutupi bagi semua, bahkan bagi para intelektual dunia yang tak berpihak sekalipun.

Rahbar menambahkan, "Kejadian-kejadian ini bukan sebuah masalah yang lahir secara spontan dari dalam, meski mungkin saja ia memanfaatkan beberapa peluang yang ada, namun langkah-langkah musuh semacam propaganda, upaya mempengaruhi pemikiran, menciptakan hasutan, provokasi dan bahkan pelatihan membuat bahan mudah terbakar, sekarang sepenuhnya terang benderang."

Menurut Ayatullah Khamenei, poin penting dari peristiwa-peristiwa ini adalah gerakan musuh yang reaksioner dan mentah.

"Bangsa Iran dalam waktu pendek melakukan gerakan-gerakan besar yang 180 derajat berlawanan dengan kebijakan-kebijakan imperialis dunia, sehingga musuh terpaksa bereaksi, dan dalam kerangka ini, dengan melakukan perencanaan dan mengeluarkan uang, mereka menerjunkan sejumlah politisi di Amerika Serikat, Eropa dan beberapa tempat lain," paparnya.

Ayatullah Khamenei melanjutkan, "Gerakan-gerakan besar rakyat Iran ini, selain membuktikan bahwa hal itu dilakukan dengan penuh semangat, juga bertumpu pada relijiusitas, serta komitmen pada nilai-nilai dan masalah agama, dan negara pun melanjutkan kemajuannya secara cepat."

Rahbar kembali menekankan perbedaan tindakan hukum bagi mereka yang turun ke jalan. Ia menjelaskan, "Sebagian dari orang-orang ini adalah pion musuh atau jika bukan, mereka sejalan dengan musuh, dan sebagian lain adalah orang-orang yang terkena hasutan. Terkait golongan kedua, kerja budaya harus dilakukan, tapi terkait golongan pertama, pejabat lembaga peradilan dan keamanan harus melaksanakan kewajibannya." 

Ayatullah Khamenei menerangkan, "Selama rakyat Iran memegang teguh panji Islam, dan berjalan bersama pemerintahan Islam, maka permusuhan-permusuhan ini akan terus berlanjut dalam berbagai bentuk, dan satu-satunya cara mengatasi permusuhan ini adalah perlawanan."

"Kami meyakini janji Ilahi terkait dengan kemenangan pasti, dan dapat dipastikan bantuan Ilahi akan menyertai kita," pungkasnya. 

 

Wakil Ketua Majelis Rendah Rusia, Duma menganggap serangan yang dilancarkan ke jembatan Crimea, sebagai pengumuman perang.

Dikutip Sputnik, Sabtu (8/10/2022), Oleg Morozov menegaskan, serangan ke jembatan Crimea yang sejak lama sudah diumumkan, bukan sekadar tantangan, tapi pengumuman perang tanpa aturan.

Komite Nasional Kontra-Terorisme Rusia mengumumkan, kebakaran di jembatan Crimea disebabkan ledakan sebuah bom mobil. Bom mobil ini meledak di atas jembatan Crimea, sehingga menyebabkan kebakaran.

Penasihat Kantor Kepresidenan Ukraina sebelumnya mengatakan bahwa Kiev bermaksud untuk merusak jembatan Crimea. Semenanjung Crimea lepas dari Ukraina, dan bergabung dengan Rusia pada tahun 2014 setelah menggelar referendum.

 

Presiden Republik Chechnya mengumumkan kesiapan 70.000 tentaranya untuk dikirim ke zona perang di Ukraina demi membantu pasukan Rusia.

Ramzan Kadyrov, Presiden Republik Chechnya hari Jumat (7/10/2022) menyatakan bahwa ketiga putranya yang masih remaja juga akan segera bergabung dengan operasi militer Rusia di Ukraina.

"Usia muda seharusnya tidak menghalangi pelatihan para pembela tanah air. Sebab, jika Anda menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk perang," ujar Kadyrov.

Ramzan Kadyrov mengungkapkan bahwa Republik Otonomi Chechnya menentang nilai-nilai anti-agama  orang Eropa, dengan menekankan, "Chechnya siap untuk menghadapi para pemuja setan dan pendukung mereka di belahan dunia manapun."

"Saat ini 10.000 pejuang Chechnya berpartisipasi dalam operasi militer khusus Rusia di Ukraina, dan 70.000 lebih pejuang siap untuk bergabung dengan mereka jika diperlukan," papar Presiden Chechnya.

Dalam upacara parade pasukan militer Rusia yang diadakan di kota Grozny, Kadyrov mengungkapkan, "Rakyat dan peemrintah Chechnya menyatakan dukungannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin,".

Pada 21 Februari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin, yang mengkritik ketidakpedulian Barat terhadap masalah keamanan Moskow, dan mengumumkan pengakuan terhadap kemerdekaan Republik Donetsk dan Luhansk di wilayah Donbas.

Tiga hari kemudian, pada 24 Februari, Putin melancarkan operasi militer khusus melawan Ukraina yang berlanjut hingga kini.

 

Direktur Dinas Intelijen Rezim Zionis, Mossad memperingatkan dampak tindakan Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon terhadap produksi gasnya dari ladang gas Karish.

Sayid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon baru-baru ini mengancam rezim Zionis supaya tidak memulai ekstraksi di ladang gas Karish. Sekretaris Jenderal Hizbullah menganggap penggalian dari ladang gas ini sebagai garis merah Hizbullah.

Menurut kantor berita Sputnik, David Barnea, Direktur Mossad dalam pertemuan kabinet politik dan keamanan rezim Zionis hari Jumat (7/10/2022) mengatakan bahwa Sayyd Hassan Nasrullah bisa mengambil tindakan terhadap produksi gas dari ladang gas Karish.

"Nasrullah secara terbuka menyatakan akan mencegah produksi gas dari ladang gas Karish, jika tidak ada kesepakatan," kata Barnea. 

Direktur Mossad menyampaikan kekahwatiran Sekjen Hizbullah Lebanon akan menepati janjinya untuk mengambil tindakan terhadap ladang minyak Karish.

Sementara kabinet Israel menugaskan Perdana Menteri Rezim Zionis Yair Lapid, mantan Perdana Menteri Naftali Bennett dan Menteri Perang Rezim Zionis, Benny Gantz untuk mengelola skenario eskalasi konflik di utara wilayah pendudukan.

Gantz memerintahkan tentara Israel siaga untuk menghadapi kemungkinan ketegangan di perbatasan dengan Lebanon.

Gantz juga memerintahkan angkatan laut, darat dan udara untuk waspada penuh di perbatasan utara wilayah pendudukan.

Hizbullah telah berulang kali memperingatkan rezim Zionis agar tidak mengekstraksi gas dari ladang gas Karish, dan pada bulan Juli menerbangkan empat drone tak bersenjata menuju ladang gas ini.

 

Gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas mengucapkan belasungkawa atas gugurnya dua pemuda Palestina di kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat.

Hamas, Sabtu (8/10/2022) mengumumkan, para pejuang Brigade Ezzedine Al Qassam berhasil menyergap pasukan Zionis di kamp Jenin, dan terlibat kontak senjata dengan mereka, dan ini merupakan contoh nyata dari perlawanan dan keberanian Al Qassam.

Pada saat yang sama, Hamas meminta Israel dan pemukim Zionis untuk bersiap menghadapi pertempuran beruntun dengan sebuah bangsa yang sudah bertekad untuk merdeka dan merebut kembali tanahnya.

Situasi wilayah pendudukan terutama di Tepi Barat, dalam beberapa hari terakhir sangat khusus, dan para pejuang Palestina melawan kejahatan Zionis dengan senjata apa pun yang dimilikinya. Hal ini menyebabkan situasi bagi Rezim Zionis semakin sulit. 

 

Parade militer maritim Angkatan Laut, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC digelar untuk memperingati gugurnya Syahid Mahdavi bersama rekan-rekan seperjuangannya di wilayah selatan Iran.

Hari ini, Sabtu (8/10/2022), 35 tahun lalu, Syahid Nader Mahdavi bersama rekan-rekan seperjuangannya terlibat pertempuran langsung melawan pasukan Amerika Serikat penjajah di perairan Pulau Farsi, selatan Iran, dan gugur.

Parade militer maritim Angkatan Laut IRGC hari ini digelar dengan dihadiri oleh jajaran komandan Angkatan Bersenjata Iran di Wilayah Kedua Angkatan Laut IRGC, Bushehr.

Pada parade militer yang diselenggarakan di perairan Nilgoon, Teluk Persia, kapal-kapal Angkatan Laut IRGC, unjuk kekuatan.

Doktrin pertahanan Republik Islam Iran bertumpu pada rakyat dan kemampuan-kemampuan dalam negeri, dan sejak era Perang Pertahanan Suci, Iran memenuhi kebutuhan pertahanannya dengan bersandar pada kapasitas dalam negeri. 

 

Khatib Salat Jumat Tehran mengatakan, kubu hegemoni dunia, imperialis, Amerika Serikat, Zionis dan kelompok Takfiri melancarkan perang tanpa damai melawan kebenaran dan keadilan.

Ayatullah Kazem Sedighi, Jumat (7/10/2022) dalam khutbah Salat Jumat mengatakan, "Masalah asli adalah kubu hegemoni global, imperialis, AS, Zionis dan kelompok Takfiri yang memerangi tanpa henti kebenaran, keadilan dan agama Tuhan."

Ia menambahkan, "Sejak bendera agama di negara ini berkibar, kubu hegemoni global telah menjadikan konflik, konspirasi, pengkhianatan, dan kejahatan sebagai agenda utamanya, dan selama 43 tahun ini tidak pernah sekalipun musuh mengurangi permusuhannya."

Khatib Jumat menerangkan, "Rakyat berhasil menggagalkan konspirasi satu per satu, mengusir para pelakunya, dan melindungi Revolusi."

Lebih lanjut Sedighi menjelaskan, "Sebagaimana disampaikan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, pada peristiwa ini terdapat sejumlah masalah sekunder dan dalih, di sisi ada masalah asli dan asasi yang harus diperhatikan." 

Senin, 03 Oktober 2022 22:34

Imam Askari Sang Pelita Penerang Umat

 

Tanggal 8 Rabiul Awal tahun 260 Hijriyah adalah hari kesedihan dan duka bagi kota Samarra, karena berita kesyahidan Imam Hasan al-Askari as di usia muda telah menyelimuti setiap sudut kota. Pasar-pasar diliburkan dan hari ini masyarakat – yang selama ini menyembunyikan kecintaan mereka kepada Imam, karena penindasan penguasa – meluapkan perasaan mereka dan bergegas menuju ke rumah duka.

Imam Askari adalah imam kesebelas bagi para pengikut Syiah dan ia dilahirkan di kota Madinah pada tahun 232 H. Ayahnya adalah imam ke-10, Imam Ali al-Hadi as dan ibunya bernama Haditsah. Sejak Imam Askari dipaksa oleh Khalifah Abbasiyah untuk tinggal di distrik militer di Samarra, sejak itu ia dikenal dengan julukan "Askari." Di antara gelar-gelarnya yang paling terkenal adalah Naqi dan Zaki dan ia dijuluki dengan Abu Muhammad. Ia berusia 22 tahun ketika ayahnya gugur syahid.

Masa kepemimpinan Imam Askari hanya berlangsung enam tahun dan ia hidup selama 28 tahun. Ia dimakamkan di rumahnya sendiri di kota Samarra, di samping makam ayahnya. Priode Imamah dan kepemimpinan Imam Hasan al-Askari bertepatan dan bersamaan dengan tiga Khalifah Abbasiyah; Mu’taz Abbasi, Muhtadi, dan Mu’tamid.

Kehidupan orang-orang besar sarat dengan pelajaran berharga dan petuah luhur. Manusia yang sedang mencari hidayah dan kebahagiaan harus mengikuti jalan mereka, yang alim dan bertakwa. Imam Askari adalah salah satu bintang penunjuk jalan, di mana sifat dan perilakunya mencerminkan ketinggian ilmu dan makrifatnya.

Imam Askari as adalah pribadi yang selalu larut dalam ibadah kepada Allah Swt, hari-harinya dihabiskan dengan berpuasa dan malam-malamnya dengan bermunajat. Ia adalah orang yang paling saleh di masanya. Muhammad Syakiri, salah seorang sahabat imam berkata, "Imam Askari as berkhalwat di mihrab untuk beribadah dan bersujud. Aku tidur dan terbangun, dan menyaksikan dia masih larut dalam ibadahnya."

Syahadah Imam Hasan Askari as
Setelah kesyahidan Imam Hadi as, Imam Hasan al-Askari bertanggung jawab atas kepemimpinan kaum Muslim ketika ia berusia 22 tahun. Selama enam tahun periode Imamah, ia selalu berada di bawah pengawasan mata-mata dan intelijen penguasa Abbasiyah. Ketika kebodohan dan bid'ah menguasai atmosfer kehidupan pada masa itu, Imam Askari bangkit untuk menjelaskan hakikat agama kepada para pencari kebenaran. Imam berusaha keras untuk mempertahankan ajaran Islam murni.

Imam Askari as memberi pencerahan kepada masyarakat tentang penyimpangan berbagai mazhab dalam Islam dan menunjukkan jalan kepada umat untuk meraih keselamatan. Para musuh bahkan mengakui keutamaan, keberanian, dan perjuangan Imam Askari.

Bahkan salah satu menteri Dinasti Abbasiyah, Ahmad bin Khaqan, mengakui keutamaan akhlak dan keluhuran ilmu Imam Askari. Dia berkata, "Di Samarra, aku tidak melihat sosok seperti Hasan bin Ali. Dalam hal martabat, kesucian, dan kebesaran jiwa, aku tidak menemukan tandingannya. Meski ia seorang pemuda, Bani Hasyim lebih mengutamakannya dari kelompok tua di tengah mereka. Ia memiliki kedudukan yang sangat tinggi, yang dipuji oleh sahabat dan disegani musuhnya."

Mengenai keutamaan Imam Askari as, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Para pengikutnya, masyarakat Syiah, pihak lawan, dan orang-orang yang tidak beriman, semua mengakui tentang keutamaan Imam Askari, derajat ilmunya, ketakwaannya, kesuciannya, dan keberaniaanya di hadapan musuh. Mereka juga mengakui kesabaran dan ketahanan dia dalam menghadapi kesulitan. Manusia hebat ini dan sosok yang luar biasa ini, baru berusia 28 tahun ketika syahadah menjemputnya."

"Dalam sejarah Syiah, kita punya banyak contoh-contoh ini. Ayah dari Imam zaman kita, dengan semua kebajikannya, dengan semua kedudukannya, dengan semua kemuliannya, ketika meninggal dengan racun dan kejahatan musuh, ia baru berusia 28 tahun; ini menjadi sebuah teladan, para pemuda merasa memiliki seorang teladan yang hebat," jelas Ayatullah Khamenei.

Rahbar menerangkan bahwa ini adalah Imam Askari as, yang gugur syahid pada usia 28 tahun. Semua keutamaan ini, semua kemuliaan ini, dan semua keagungan ini, tidak hanya sebatas pengakuan kita, tetapi juga diakui oleh musuh-musuhnya, lawan-lawannya, dan orang-orang yang tidak meyakini Imamah, semua orang mengakui ini.

Gerak-gerik Imam Askari benar-benar diawasi dan dibatasi oleh penguasa Abbasiyah dan rezim menerapkan kebijakan represif terhadapnya. Imam hidup selama 28 tahun, tapi dalam waktu singkat itu, ia memiliki pengaruh yang sangat efektif di tengah masyarakat pada masa itu. Kesyahidan Imam di usia muda, menunjukkan bahwa khalifah tiran Abbasiyah sangat khawatir dengan keberadaan sosok yang berpengaruh di tengah masyarakat. Imam Askari selalu mengajak masyarakat untuk waspada dan mengkritik kebijakan para penguasa tiran.

Syahadah Imam Hasan Askari as
Bagaimana mungkin seseorang seperti Imam Hasan al-Askari memilih diam ketika masyarakat menderita kemiskinan, ketidakadilan, dan diskriminasi. Dengan rasa tanggung jawab sosial yang tinggi, Imam berjuang untuk memberikan wawasan politik dan kebangkitan pemikiran di tengah para pengikutnya.

Para penguasa Abbasiyah menghidupkan permusuhan lama mereka terhadap Ahlul Bait as dengan mengurung Imam Askari dan menciptakan hambatan bagi kontak langsung masyarakat dengan beliau. Imam Askari berhasil menyebarkan ilmunya di masyarakat, di tengah kondisi tidak kondusif dan pembatasan ekstrim yang dipaksakan oleh Dinasti Abbasiyah.

Di tengah tekanan dan kondisi mencekam, Imam Askari berhasil mendidik murid-muridnya, yang kemudian memainkan peran penting dalam menyebarkan ajaran Islam dan memberantas syubhat. Syeikh Thusi mencatat bahwa murid-murid Imam Askari melebihi dari 100 orang, dimana antaranya adalah tokoh-tokoh besar seperti, Ahmad Asy'ari Qummi, Usman ibn Sa'id Amri, Ali ibn Ja'far, dan Muhammad ibn Hasan Saffar.

Imam Hasan al-Askari memiliki tempat khusus di kalangan para imam maksum, karena beliau harus mempersiapkan pengikut Ahlul Bait as untuk memasuki periode keghaiban Imam Mahdi as. Kegiatan politik paling menarik dari Imam Askari adalah penguatan basis politik para tokoh Syiah untuk menghadapi sulitnya perjuangan dalam membela cita-cita agama.

Karena para tokoh Syiah berada di bawah tekanan hebat, Imam Askari berusaha untuk meningkatkan kesabaran dan kesadaran mereka akan tekanan dan pembatasan, sehingga mereka mampu memikul tanggung jawab sosial, politik dan, agamanya dengan baik.

Imam Askari bahkan menulis surat kepada Ali ibn Husein ibn Babuyeh Qummi, salah seorang fuqaha besar Syiah, untuk memberikan petunjuk dan arahan yang diperlukan. Imam menulis, "Bersabarlah dan tunggulah kemunculan Imam Mahdi, karena Rasulullah Saw bersabda, 'Perbuatan terbaik umatku adalah menanti datangnya Imam Mahdi.' Pengikut Syiah kita akan terus-menerus dalam kesedihan sampai putraku, Imam Keduabelas, muncul; sosok yang dikabarkan oleh Rasul akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kebajikan, setelah ia dipenuhi oleh kezaliman dan kerusakan."

Pada kesempatan ini, kami telah memilih sebuah kata mutiara dari kata-kata hikmah Imam Hasan al-Askari. Ia berkata, "Aku mewasiatkan kalian dengan takwa kepada Allah Swt, taat dalam agama, berjuang di jalan Allah, bersikap jujur, menunaikan amanah atas apa yang dititipkan kepada kalian – apakah itu baik atau buruk – memperpanjang sujud, dan bersikap baik dengan tetangga, di mana Rasulullah diutus untuk itu."

"Saat seseorang menyaksikan kalian taat dalam beragama, jujur dalam bertutur kata, amanah, dan berakhlak mulia dengan masyarakat, dia akan berkata bahwa engkau adalah orang Syiah, dan ini akan menyenangkan hati saya. Takutlah kepada Allah, jadilah hiasan kami, bukan mempermalukan kami. Bawalah kebaikan ke sisi kami dan jauhkan keburukan dari hadapan kami. Setiap hal baik yang dikatakan, ada dalam diri kita, dan setiap kejahatan yang dikaitkan dengan kami, kita jauh dari itu."

"Ingatlah selalu nama Allah dan jangan lupakan kematian. Teruslah membaca al-Quran dan kirimkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, karena ada 10 kebaikan dalam shalawat kepada nabi. Jagalah wasiatku, aku menitipkan kalian kepada Allah Swt dan aku menyampaikan salam kepada semua."