
کمالوندی
Rahbar Menjawab Surat Sekjen Gerakan Jihad Islam
Ayatullah Khamenei dalam menanggapi surat Sekjen Gerakan Jihad Islam Palestina, menilai perlawanan Jihad Islam yang berani menyebabkan peningkatan posisi gerakan ini dalam perlawanan dan menggagalkan tipu daya rezim Zionis serta menghinakan mereka.
Menurut Pusat Informasi Kantor Pemimpin Besar Revolusi Islam pada hari Kamis (11/08/2022), Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam, dalam menanggapi surat Ziyad al-Nakhalah", Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina, menyebut insiden baru-baru ini menggandakan kehormatan Gerakan Jihad Islam Palestina dan mengangkat posisi Jihad Islam dalam gerakan perlawanan mulia bangsa Palestina.
Menurut Ayatullah Khamenei, "Dengan perlawanan berani Anda, Anda menggagalkan politik licik dari rezim perampas dan membuktikan bahwa setiap bagian dari kelompok perlawanan seorang diri dapat menghancurkan musuh."
"Dengan menghubungkan perjuangan di Gaza dengan Tepi Barat, dan pasukan perlawanan lainnya dengan dukungan mereka untuk gerakan jihad, Anda telah menunjukkan kepada musuh jahat dan licik akan persatuan jihad bangsa Palestina," tambah Ayatullah Khamenei.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa semua upaya kelompok Palestina di seluruh tanah Palestina harus menjaga persatuan, dan mencatat, musuh perampas semakin lemah dan Perlawanan Palestina semakin kuat, dan kami masih di sisi Anda.
Dalam suratnya kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ziyad al-Nakhalah menunjukkan partisipasi luas Mujahidin Palestina, khususnya Gerakan Jihad Islam dan sayap militernya, Brigade al-Quds, di seluruh Palestina, terutama di Gaza dan Tepi Barat.
Menurutnya, "Dengan kehadiran berbagai brigade perlawanan jihad, tidak satu hari pun akan berlalu, kecuali terjadi ada konflik dengan rezim Zionis di Tepi Barat.
Dalam menggambarkan situasi di Gaza, Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam menunjuk pada perlawanan kuat wilayah ini melawan rezim pendudukan dan tentang bentrokan tiga hari baru-baru ini, Ziyad al-Nakhalah mengatakan, "Kami menyebut bentrokan ini "Wahdah al-Sahaat" (Persatuan Medan Tempur) untuk menekankan persatuan bangsa kita melawan musuh yang berusaha menghancurkan persatuan ini dengan semua kekuatan dan konspirasinya."
Siapa Pemenang Sejati Perang Tiga Hari Gaza ?
Ziyad al-Nakhalah menekankan bahwa dalam perang ini seluruh tanah Palestina yang diduduki berada di bawah jangkauan rudal perlawanan Jihad Islam.
"Pertempuran ini mengganggu prediksi rezim Zionis sedemikian rupa sehingga mereka dipaksa untuk menuntut gencatan senjata dalam waktu tiga hari dan tunduk pada syarat yang diajukan Perlawanan," ujar Sekjen Gerakan Jihad Islam.
Sekretaris Jenderal Jihad Islam menyebut rencana musuh untuk menciptakan perpecahan di antara pasukan Perlawanan dan menambahkan, "Mereka mengumumkan bahwa tujuan perang hanyalah Jihad Islam, tetapi Jihad Islam, dengan perjuangannya yang kuat dan berani, membangkitkan keheranan dan dukungan dari semua kekuatan Perlawanan di kawasan dan dunia. Dan itu disetujui dan didukung oleh rakyat Palestina dan semua organisasi Perlawanan dan di puncaknya adalah gerakan Hamas."
Sekjen Jihad Islam menyebut pencapaian perlawanan ini sebagai awal dari kemenangan yang lebih besar bagi bangsa Palestina di masa depan dan berterima kasih atas peran gerakan Hizbullah di bawah kepemimpinan Sayid Hassan Nasrallah, serta dukungan dan pengakuan Iran di semua dimensi dari Rahbar dan bimbingan Pemimpin Besar Revolusi Islam, dan mencatat, "Jika tanpa dukungan dan pendirian Anda yang berkelanjutan, kemenangan ini dan kemenangan masa lalu tidak akan tercapai."
Raisi: Syahid Soleimani Simbol Perlawanan dan Kebanggan Iran dan Dunia Islam
Di awal kedatangannya di provinsi Kerman, Presiden Republik Islam Iran menekankan, Syahid Soleimani adalah simbol perlawanan dan sumber kebanggaan bagi Iran dan dunia Islam.
Menurut Pusat Informasi Kepresidenan, Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Iran hari Kamis (11/08/2022) setibanya di provinsi Kerman mengatakan, "Kerman adalah tempat lahir pria dan wanita besar dari penyair, penulis, seniman dan tokoh ilmiah terkemuka."
Memperingati memori dan nama Syahid Qassem Soleimani, Presiden Raisi menambahkan, "Syahid Soleimani adalah simbol perlawanan dan sumber kebanggaan bagi Iran dan dunia Islam."
"Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut Syahid Soleimani sebagai maktab yang harus selalu diperhatikan oleh semua orang," ujar Raisi.
Mengacu pada fakta bahwa provinsi Kerman telah menyumbangkan lebih dari 6.500 syahid dan lebih dari 19.000 veteran kepada Republik Islam dan menyebut provinsi ini sebagai ibu kota perlawanan.
Raisi: Iran Tolak Perubahan dalam Geografi Politik Regional
Menggambarkan kapasitas provinsi Kerman di bidang-bidang seperti pertanian, hortikultura, pertambangan, berbagai pusat ilmiah, sumber daya manusia yang efisien dan muda, Raisi mengatakan, "Kerman harus dinobatkan sebagai surga pertambangan Iran, dan provinsi ini juga memiliki kapasitas yang sangat luas di bidang pariwisata, dan yang paling penting dari semua kapasitas ini adalah tenaga kerja yang efisien, muda dan terdidik serta keberadaan sekitar 100 pusat universitas, pendidikan tinggi dan pelatihan tenaga kerja di provinsi ini."
Khatib Jumat Tehran: Harus Ada Jaminan Bagi Pembatalan Sanksi Zalim
Khatib shalat Jumat Tehran menekankan untuk mendapatkan jaminan yang diperlukan dalam negosiasi bagi mencabut sanksi Amerika Serikat yang kejam terhadap Iran.
Mengacu pada proses negosiasi untuk mencabut sanksi AS yang kejam terhadap Iran, Ayatullah Kazem Sedighi dalam khutbah Jumat Tehran mengatakan, "Republik Islam Iran terus memenuhi kewajibannya dan sebaliknya. pihak yang melanggar janji adalah mereka dan tidak mematuhi perjanjian internasional JCPOA."
Khatib shalat Jumat Tehran juga menyinggung serangan baru-baru ini dari rezim Zionis dan kejahatan rezim pendudukan ini terhadap rakyat Palestina.
Menurutnya, "Pada suatu waktu, Zionis Israel mampu menang melawan negara-negara Arab dalam Perang Enam Hari, tetapi dengan lahirnya Hizbullah di Lebanon, dalam Perang 33 Hari, legenda Zionisme yang tak terkalahkan itu terbantahkan oleh senjata-senjata kuat dari Perlawanan."
"Dalam perang baru-baru ini, meskipun semua pasukan Perlawanan tidak terlibat di medan tempur, Jihad Islam berhasil memaksa orang-orang zionis untuk berlindung di sarang mereka dengan meluncurkan ratusan rudal dan roket dari jalur Gaza, dan akhirnya terpaksa untuk berkompromi dan melakukan gencatan senjata.
Khatib shalat Jumat Tehran tidak lupa menyinggung soal peluncuran satelit Iran Khayyam.
"Mengirim satelit ini ke luar angkasa adalah salah satu pencapaian ilmiah baru Iran, yang diraih dengan kesadaran, harapan, tawakal, persatuan, berwilayah, dan keyakinan dalam memajukan tujuan negara," pungkas Ayatullah Sedighi.
Rusia: NATO Siap Benarkan Penggunaan Senjata Nuklir
Departemen Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa dalam waktu dekat, negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan membenarkan penggunaan senjata nuklir.
Amerika Serikat menjatuhkan bom nuklir pertama kali di dunia di kota Heroshima Jepang pada 6 Agustus 1945 dan tiga hari kemudian pada 9 Agustus 1945, menjatuhkan bom atom lainnya di kota Nagasaki.
Alasan penggunaan bom atom tersebut adalah untuk memaksa Kekaisaran Jepang menyerah di Perang Dunia Kedua.
Serangan tersebut merupakan satu-satunya penggunaan senjata nuklir di sejarah umat manusia hingga saat ini.
Seperti dilaporkan berbagai media, Andrey Belousov, deputi delegasi Rusia di Konferensi membahas NPT mengatakan, komunitas non-proliferasi nuklir (NPT) masih perlu menganalisis implikasi dari situasi ini, yang memaksa kita untuk melihat secara berbeda status anggota non-nuklir blok ini, terutama mereka yang di wilayahnya ditempatkan senjata nuklir AS.
Diplomat Rusia ini seraya merujuk bahwa Moskow sebelumnya mendengar statemen yang menyatakan bahwa metode ini tidak melanggar NPT dan bahwa menjalankan misi tersebut telah disepakati selama tahap persiapan perjanjian NPT.
Deputi delegasi Rusia di konferensi membahas NPT menyebut alasan seperti ini untuk menjustifikasi langkah-langkah yang melanggar isi vital NPT yang diakui sebagai landasan keamanan internasional. Ia menambahkan, jika kita merangkum semua fakta ini, dapat disimpulkan bahwa di masa depan kita dapat mengharapkan negara-negara anggota NATO untuk membenarkan penggunaan senjata nuklir.
Sekjen PBB, Antonio Guterres hari Sabtu lalu di pidatonya memperingati perdamaian Hiroshima menekankan bahwa senjata nuklir tidak rasional dan meminta kekuatan dunia menghilangkan opsi nuklir dari meja.
Kondisi Memprihatinkan Demokrasi di Amerika Serikat
Presiden AS Joe Biden menghabiskan hampir dua jam minggu lalu di salah satu periode tersibuk kepresidenannya untuk bertemu dan berbicara dengan sekelompok akademisi yang menyampaikan peringatan tentang keadaan demokrasi yang sangat memprihatinkan di dalam Amerika Serikat dan di luar negeri.
Dalam percakapan 4 Agustus, sejarawan menggambarkan saat ini sebagai salah satu waktu paling berbahaya dalam sejarah modern untuk pemerintahan yang demokratis.
Mereka membandingkan ancaman yang dihadapi Amerika Serikat dengan periode sebelum Perang Saudara dan gerakan pro-Fasis sebelum Perang Dunia II.
Para sejarawan ini menunjuk pada hal-hal seperti serangan 6 Januari di US Capitol, penolakan terus-menerus terhadap hasil pemilu 2020 oleh sejumlah Republikan, terutama mantan Presiden AS Donald Trump, dan upaya penyangkalan pemilu untuk mencalonkan diri.
Ini bukan pertama kalinya peringatan serius diberikan tentang prospek suram demokrasi Amerika Serikat.
Pada dasarnya, gagasan ilusi tentang keberadaan demokrasi di Amerika, mengingat perkembangan beberapa tahun terakhir di negara ini, yaitu pemilihan umum presiden pada November 2020 dan peristiwa-peristiwa setelahnya, telah dipertanyakan sepenuhnya.
Donald Trump, presiden saat itu dan kandidat Partai Republik dalam pemilu ini, telah berulang kali mempertanyakan proses pemilu, termasuk cara pemungutan suara dan kesahihan suara pemilu, sebagai salah satu simbol demokrasi yang paling jelas, selama kampanye pemiu melawan lawan Demokratnya, Joe Biden.
Dan akhirnya, setelah kekalahan dalam pemilu Amerika Serikat, dia tidak hanya mempertanyakan hasilnya, tetapi sebagai kepala eksekutif, menggambarkan keberadaan demokrasi di Amerika Serikat sebagai kebohongan nyata.
Pada tahap selanjutnya, dengan mendorong para pendukungnya untuk menyerang Kongres AS pada 6 Januari 2021, Trump sebenarnya bertujuan untuk melakukan semacam kudeta di AS dan menurut banyak analis, menciptakan situasi yang mirip dengan keadaan demokrasi di beberapa negara berkembang atau negara-negara terbelakang di AS.
Trump menyebabkan krisis politik yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan menyebut sistem pemilu Amerika korup dan terjadi kecurangan yang luas dalam pemilu ini.
Karena banyaknya tuduhan terhadap Trump, terutama upaya untuk menghancurkan dokumen pemerintah dan tidak menyerahkannya ke Arsip Nasional AS, Polisi Federal AS (FBI) menggeledah vila pribadinya di Florida untuk pertama kalinya dalam sejarah AS. Isu tersebut memancing reaksi para pendukungnya, termasuk beberapa Republikan.
Presiden AS Joe Biden menghabiskan hampir dua jam minggu lalu di salah satu periode tersibuk kepresidenannya untuk bertemu dan berbicara dengan sekelompok akademisi yang menyampaikan peringatan tentang keadaan demokrasi yang sangat memprihatinkan di dalam Amerika Serikat dan di luar negeri.
Setelah pengumuman Trump bahwa rumahnya digeledah oleh agen federal, yang dinyatakan sebagai penggerebekan olehnya, ancaman dan permintaan untuk mengangkat senjata di setiap sudut Amerika Serikat telah meningkat di halaman virtual oleh ekstrem kanan.
Reaksi kekerasan ini termasuk ancaman terhadap agen federal dan bahkan pembunuhan Jaksa Agung AS Merrick Garland.
Christopher Ray, direktur BA menyebut ancaman terhadap petugas dan pelaksana hukum sebagai berbahaya setelah penggeledahan rumah Trump oleh agen polisi federal.
Masalah ini menunjukkan bahwa bahkan isu independensi lembaga hukum telah dipertanyakan di Amerika Serikat.
Isu lain yang mempertanyakan dasar demokrasi di Amerika adalah upaya pembatasan hak pilih, terutama bagi minoritas dan orang kulit berwarna.
Setelah pemilu presiden AS November 2020, upaya Partai Republik untuk membatasi hak suara, terutama untuk ras minoritas seperti kulit hitam dan Latin, telah menjadi arena konfrontasi dengan Demokrat.
Dalam satu setengah tahun terakhir, legislator Republik telah menempatkan persetujuan RUU pembatasan pemungutan suara dalam agenda mereka dan mampu meloloskan RUU yang diinginkan di majelis negara bagian beberapa negara bagian, seperti Texas.
Presiden AS Joe Biden menyebut RUU ini sebagai pelanggaran nyata dan menganggapnya sebagai upaya bagi menekan hak rakyat untuk memilih di Amerika Serikat dan pemilihan umum yang bebas.
Bagaimanapun, jika sampai sekarang Amerika Serikat mengklaim sebagai pemimpin sistem demokrasi liberal di dunia, perkembangan beberapa tahun terakhir menunjukkan betapa demokrasi di negara ini dalam kesulitan dan terancam.
Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat
Masalah ini telah berkembang ke titik bahwa Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat, juga telah mengumumkan bahaya dalam hal ini.
Dalam wawancara akhir Desember 2021, menanggapi pertanyaan apa ancaman keamanan nasional terbesar bagi Amerika, Harris mengatakan, "Kondisi lemahnya demokrasi di Amerika Serikat merupakan ancaman keamanan bagi negara ini."
Israel Lakukan Gencatan Senjata, Warga Gaza Rayakan Kemenangan
Warga Palestina di Jalur Gaza turun ke jalan setelah kelompok-kelompok perlawanan berhasil memaksakan tuntutan mereka terhadap rezim Zionis Israel dan dilakukan gencatan senjata.
Menurut Shehabnews, sejumlah besar warga Gaza merayakan pelaksanaan gencatan senjata yang diberlakukan terhadap rezim Zionis pada Senin (8/8/20220 pagi, sambil memegang dan mengibarkan bendera Palestina.
Kegembiraan rakyat Gaza karena berhasil memaksa rezim Zionis untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata terjadi setelah pasukan perlawanan menembakkan lebih dari 700 rudal ke wilayah pendudukan sejak hari Jumat sebagai balasan atas serangan Israel ke Gaza. 58 distrik Zionis berada di bawah tembakan rudal tersebut.
Perjanjian gencatan senjata dilaksanakan pada Minggu malam pukul 23.30 waktu setempat dengan mediasi Mesir dan Qatar.
Sejak hari Jumat, militer rezim Zionis memulai babak baru serangan terhadap Gaza, yang telah menyebabkan 44 warga Palestina, termasuk dua komandan Gerakan Jihad Islam Palestina, 15 anak dan dua perempuan gugur syahid, dan lebih dari 360 orang terluka.
Di antara para syuhada adalah Komandan Saraya al-Quds untuk Zona Utara Tayseer al-Ja'bari 'Abu Mahmud. Gugurnya Tayseer menyebabkan serangan basalan Jihad Islam Palestina menjadi lebih intens.
Hizbullah: Rudal Perlawanan Paksa Zionis Menerima Gencatan Senjata
Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Sayid Hasan Nasrullah mengatakan, jelas bahwa hari ini adalah Israel yang mencari gencatan senjata, karena tidak mampu menahan lebih banyak rudal, dan rudal-rudal perlawanan telah memaksa rezim Zionis untuk menerima perjanjian gencatan senjata.
"Saya menekankan keberanian Palestina untuk menanggapi (serangan), sebab, jika pembunuhan terhadap Tayseer al-Ja'bari tidak direspons, rezim Zionis akan terus melakukan kejahatan seperti ini," kata Sayid Nasrullah pada Minggu (7/8/2022) malam seperti dlansir IRNA.
Dia menambahkan, perlawanan dan stabilitas rakyat Gaza harus dipuji.
"Perlawanan di Palestina, seperti di Lebanon, mampu membela bangsanya dan membuktikan persamaan baru dalam mendukung dan menghalangi serta memaksakan kondisinya pada musuh Zionis," tegasnya.
Penyataan Sayid Nasrullah dilontarkan setelah rudal-rudal perlawanan Palestina berhasil memaksa rezim Zionis untuk menerima perjanjian gencatan senjata.
Perjanjian gencatan senjata dilaksanakan pada Minggu malam pukul 23.30 waktu setempat dengan mediasi Mesir dan Qatar.
Sejak hari Jumat, militer rezim Zionis memulai babak baru serangan terhadap Gaza, yang telah menyebabkan 44 warga Palestina, termasuk dua komandan Gerakan Jihad Islam Palestina, 15 anak dan dua perempuan gugur syahid, dan lebih dari 360 orang terluka.
Serangan Terbaru Israel, 45 Warga Palestina Gugur dan 1746 Rumah Rusak
Kantor informasi pemerintah di Jalur Gaza mengumumkan bahwa serangan militer rezim Zionis Israel selama tiga hari telah menyebabkan 45 warga Palestina gugur syahid dan ratusan lainnya terluka.
Serangan militer Zionis juga menyebabkan 18 unit rumah hancur total dan 71 unit lainnya rusak parah dan tidak bisa lagi untuk ditinggali. 1.675 unit rumah lainnya rusak sebagian, namun dapat dihuni setelah kerusakan diperbaiki.
Menurut FNA, kantor informasi pemerintah di Gaza dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (8/8/2022) meminta masyarakat internasional untuk mencabut blokade Gaza dan memberikan izin masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah ini.
Disebutkan bahwa operasi rekonstruksi Gaza menghadapi masalah keuangan dan tidak ada sponsor kecuali Qatar dan Mesir.
Uni Eropa dan negara-negara sahabat dan saudara diminta untuk memberikan dukungan keuangan untuk rekonstruksi Gaza. Mesir juga diminta untuk mengadakan konferensi internasional guna mengumpulkan bantuan keuangan untuk rekonstruksi wilayah Palestina yang diblokade rezim Zionis Israel itu.
Jet-jet tempur rezim Zionis membombardir daerah-daerah di Gaza mulai Jumat malam, yang mendapat tanggapan dari kelompok-kelompok perlawanan. 360 warga Palestina dilaporkan terluka dalam serangan tersebut.
Akhirnya, ratusan rudal kelompok perlawanan Palestina yang ditembakkan ke wilayah pendudukan telah memaksa rezim Zionis untuk menerima perjanjian gencatan senjata pada Minggu malam pukul 23.30 waktu setempat dengan mediasi Mesir dan Qatar.
Serangan Zionis di Gaza menuai gelombang kecaman di tingkat internasional, terutama di dunia Islam. Negara-negara, para pejabat, dan para tokoh menekankan perlunya penghentian serangan tersebut, dan tanggung jawab Israel atas kejahatan mengerikan ini.
Asyura, Rakyat Iran Tenggelam dalam Duka
Hari ini, Senin, 10 Muharam 1444 H/8 Agustus 2022 adalah hari memperingati Asyura. Rakyat Republik Islam Iran tenggelam dalam duka mengenang kesyahidan Imam Husein as, cucu tercinta Rasulullah Saw.
Bendera merah kebebasan dan kebanggaan yang membawa semangat Huseini berkibar di seluruh wilayah Republik Islam Iran. Warga negara ini menghadiri acara dan majelis duka untuk mengenang Tragedi Karbala yang menimpa keluarga Nabi Muhammad Saw.
Masyarakat di Republik Islam Iran dari berbagai kalangan dan usia memenuhi majelis-majelis duka yang digelar di masjid, huseiniyah, pusat-pusat ziarah, lapangan, bundaran dan tempat-tempat umum lainnya.
Selain mendengarkan ceramah dan berdoa bersama di majelis-majleis duka, mereka juga mengadakan acara pawai Muharam di jalan-jalan sebagai bentuk ungkapan kesedihan atas tragedi yang menimpa keluarga Nabi Muhammad Saw.
Tanggal 10 Muharam 61 H, Imam Husein as, cucu tercinta Rasulullah Saw dan keluarga beserta para pengikutnya gugur syahid dibantai oleh pasukan Umar bin Saad di Padang Karbala. Imam Husein as gugur pada usia 57 tahun.
Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.
Kebangkitan Imam Hussein melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya.
Oleh karena itu, motivasi perjuangan cucu tercinta Rasulullah Saw ini demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya. Imam Husein bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat Islam dari berbagai penyimpangan.
Imam Hussein dalam salah satu munajatnya berkata,"Ya ilahi, Engkau tahu tujuan kebangkitanku bukan bersaing untuk meraih kekuatan politik atau merebut kekayaan dan kemegahan dunia. Tetapi motif utama kebangkitanku demi menghidupkan kembali ajaran-Mu, mengibarkan tanda-tanda keagungan agama-Mu dan memperbaiki urusan di muka bumi. Kami akan membela hak-hak mereka yang dilanggar dan mengembalikannya kepada mereka. Kami akan mengikuti aturan yang telah Engkau wajibkan kepada para hamba-Mu untuk mengikutinya..."
Imam Husein dalam munajatnya ini dan berbagai perkataannya yang lain memiliki motif ketuhanan yang terlihat jelas di berbagai bidang, termasuk dalam gerakan perlawanannya menghadapi rezim lalim Yazin bin Muawiyah.
Menlu Iran: Rezim Zionis hanya Mengerti Bahasa Kekuatan
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amir Abdollahian mengatakan, rezim Zionis Israel hanya mengerti bahasa kekuatan.
Hal itu dikatakan Amir Abdollahian ketika merespons serangan terbaru rezim Zionis ke Jalur Gaza yang dimulai pada hari Jumat, 5 Agustus 2022.
"Badan diplomatik Republik Islam Iran telah melakukan konsultasi dan pembicaraan dengan para sekutu dan negara-negara tetangganya, dan mengutuk kejahatan rezim Zionis serta akan selalu mendukung perlawanan aktif yang bisa mencegah kejahatan-kejahatan penjajah," tulis Amir Abdollahian di instagram.
Dia menambahkan, rezim Zionis, yang berusaha untuk menyebarkan kejahatan mereka dari laut ke sungai, hari ini telah membangun tembok di sekitar mereka yang terisolasi total, dan dari waktu ke waktu, untuk menutupi krisis di wilayah pendudukan, mereka melakukan serangan membabi buta terhadap perempuan dan anak-anak Palestina, dan setiap kali mereka kalah, mereka melanjutkan pembangunan tembok di sekitar mereka.
Menlu Iran telah mengadakan percakapan telepon dengan mitranya dari Qatar, Suriah dan Lebanon, juga dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk membahas serangan terbaru Israel ke Gaza.
Amir Abdollahian juga mengirim surat yang ditujukan kepada Menlu negara-negara Islam dan Muslim, Sekjen PBB, Sekjen Organisasi Kerja Sama Islam, Ketua Gerakan Non-Blok dan Sekjen Uni Afrika, untuk mengungkapkan keprihatinan mendalam Iran mengenai peristiwa terkini di Gaza.
Sejak hari Jumat, militer rezim Zionis memulai babak baru serangan terhadap Gaza dan sejauh ini telah menyebabkan 44 warga Palestina, termasuk dua komandan Gerakan Jihad Islam Palestina, 15 anak dan dua perempuan gugur syahid, dan lebih dari 360 orang terluka.
Gerakan Jihad Islam Palestina mengumumkan pada Sabtu malam bahwa kesepakatan telah dicapai mengenai rencana Mesir yang menjadi penengah untuk melakukan gencatan senjata, yang telah segera memasuki tahap implementasi.