کمالوندی

کمالوندی

Jumat, 19 Agustus 2022 18:18

Sayid Abdullah Shubbar

 

Pada kesempatan kali ini kami akan mengenalkan salah satu ulama besar Syiah lainnya yang memiliki kontribusi besar bagi umat Islam, Sayid Abdullah Allawi Husseini Mousavi.

Sayid Abdullah salah satu ulama besar Syiah di abad ke-13 H dan pakar hadis dan pakar tafsir al-Quran. Ia dikenal dengan nama Shubbar.

Sayid Abdullah Shubbar dari keturunan Imam keempat Syiah, Ali bin Hussein as dan dilahirkan di kota Najaf pada tahun 1188 H. Ayahnya bernama Mohammad Ridha Shubbar, salah satu ulama terkenal kota Najaf dan warga menjulukinya dengan sebutan Sahib al-Da'wa al-Mustajabah yang berarti doanya mustajab dan dikabulkan.

Kisah tentang doa Mohammad Ridha Shubbar yang mustajab ini terjadi saat kekeringan melanda Baghdad di zaman Utsmaniyah (Ottoman). Saat itu, Said Pasha, agen pemerintah Ottoman di Baghdad meminta masyarakat berpuasa tiga hari dan mengikuti shalat meminta hujan (Istisqa) di padang pasir di luar kota. Masyarakat pun mengikuti perintah ini dan bersama Said Pasha hadir di padang pasir yang kering dan menunaikan shalat istisqa. Tapi hari itu dan hari setelahnya, hujan tidak juga turun, sementara masyarakat bersedih dan khawatir.

Sayid Mohammad Ridha yang menyaksikan kondisi seperti ini, kali ini ia menunaikan shalat istisqa dan meminta warga Kadhimain untuk berpuasa tiga hari dan bersama dirinya menunaikan shalat istisqa di luar kota. Masyarakat berpuasa tiga hari dan kali menunaikan shalat istisqa di bawah bimbingan ulama dan faqih terkenal di kotanya. Bibir Sayid Mohammad Ridha belum juga selesai mengucapkan doa, tiba-tiba mendung berkumpul di langit dan tetesan hujan turun bercampur dengan air mata warga. Peristiwa ini tidak pernah dilupakan dan masyarakat menjuluki keluarga Shubbar sebagai Sahib al-Dakwah al-Mustajabah, serta posisi mereka sangat dihormati masyarakat.

Sayid Abdullah Shubbar tumbuh besar di bawah didikan seorang ayah seperti ini, dan juga belajar kepadanya. Sayid Mohammad Ridha senantiasa mendorong anaknya memanfaatkan waktunya dengan baik, takwa dan menuntut ilmu, serta memberi fasilitas kepada anaknya untuk tujuan ini. Sayid Ridha juga memberi syarat kepada anaknya, jika kamu gagal belajar atau mengajarkannya kepada orang lain, bahkan untuk satu hari, aku tidak rela denganmu atas apa yang aku berikan kepadamu.

Sementara itu, Sayid Abdullah Shubbar berusaha keras mengerjakan ajaran ayahnya tersebut, bahkan jika satu hari ia tidak dapat belajar karena sakit, maka ia tidak menggunakan fasilitas yang diberikan ayahnya. Keseriusannya dalam menuntut ilmu telah membuatnya menjadi seorang ulama mumpuni dan pakar fikih yang diakui semua orang.

Setelah kematian ayahnya pada tahun 1208 H, Sayid  Abdullah menghadiri ceramah dari ulama terkenal Baghdad, Sayid Mohsen Aarji, dan di bawah ajaran ulama saleh itu, ia menjadi ahli hukum yang luar biasa dan terkenal. Pengetahuan, ketakwaan, dan penelitian putra bangsawan keluarga Shubbar begitu mengesankan sehingga para ahli hukum terkemuka seperti Sayid Ali Tabatabaei (penulis Riad al-Masail), Mirza Mohammad Mahdi Shahrashtani, Mirza Abul Qasim Qomi (penulis buku Qawanin al-Usul), Sheikh Asadullah Kazemi dan Sheikh Mohammad Jaafar Najafi, Kashif al-Ghita memujinya sebagai ahli hukum yang layak dan mengizinkannya untuk meriwayatkan hadis. Reputasi ilmu dan pengetahuan Sayid Abdullah Shubbar menyebar ke seluruh Irak dan tidak hanya ulama dan ahli fikih, tetapi juga orang-orang jalanan dan pasar percaya pada kebesarannya. Dengan cara ini, setelah kematian Allamah Kashif al-Ghita, hati orang-orang beriman Irak berbalik ke arahnya, dan Sayuid Abdullah Shubbar mencapai Marjaiyah (marja) pada usia empat puluh tiga tahun.

Ulama saleh Kadhimain ini bukan hanya pemimpin zaman dalam ilmu dan fikih (yurisprudensi), tapi ia juga model moralitas dan kesalehan bagi murid-murid dan pengikutnya. Sikap dan kefasihan Sayidd Abdullah menarik orang-orang di sekitarnya kepadanya. Salah satu muridnya menggambarkan gurunya berkata: "Ketika seorang penonton melihat wajahnya dan mendengar pidatonya yang menghangatkan hati, dia tidak dapat dipisahkan darinya." Sayid Abdullah memberikan perhatian khusus pada doa dan ibadah. Diskusi, pelajaran, dan ibadah tidak mengabaikan urusan umat Islam. Dia memberikan perhatian khusus untuk memenuhi kebutuhan orang miskin, mengunjungi orang sakit dan bekerja keras untuk membebaskan para budak.

Ulama besar Syiah ini di usia 54 tahun telah meninggalkan lebih dari 70 karya fikih dan tafsir al-Quran. Ulama dan mujtahid menyatakan bahwa banyaknya karya tulis Sayid Abdullah hanya dapat dibandingkan dengan Allamah Mohammad Baqir Majlisi. Oleh karena itu, Sayid Shubbar juga dikenal dengan Majlisi Kedua. Kecepatannya dalam menulis risalah dan buku serta ketelitiannya senantiasa membangkitkan rasa takjub dan pujian para ulama. Terkadang hanya dalam waktu beberapa jam atau setengah hari, ia menulis sebuah risalah penting.

Salah satu murid Sayid Abdullah Shubbar terkait hal ini mengatakan, "Suatu hari guru setelah berziarah ke makam Imam Jawad as, kemudian berziarah ke makam Sheikh Mufid dan aku memanfaatkan waktu tersebut untuk bertanya kepada guru. Aku bertanya, guru bagaimana kamu dapat menulis buku tebal ini dalam waktu sesingkat ini ? Guru diam dan kemudian menjawab, Menulis cepat bukan seniku, tapi hadiah dari Abu Abdillah, Imam Husein as. Aku menemui Imam Husein di mimpiku dan beliau berkata kepadaku, Menulislah dan keluarkan buku ! Sesungguhnya penamu tidak akan kering sampai kamu mati."

Salah satu karya penting ulama besar ini adalah tiga tafsir al-Quran. Ketiga kitab tafsir tersebut adalah Safwah al-Tafsir (Tafsir Kabir), al-Jauhar al-Tsamin (Tafsir Wasit) dan Tafsir Wajiz. Tafsir Kabir tulisan tangan dalam dua jilid, tapi sangat disayangkan meski buku ini termasuk salah satu tafsir terbaik Syiah, tapi sampai saat ini belum dicetak. Metode tafsir ini adalah tafsir dengan riwayat atau hadis dari para imam maksum as, dan jarang dibawakan pendapat dari yang lain. Selain itu, tafsir kabir juga membahas masalah fikih dan teologi sesuai dengan ayat dan tentunya pembahasannya juga sangat teliti dan detail. Tafsir ini seperti namanya,  adalah pilihan dari tafsir-tafsir sebelum dirinya.

Al-Jauhar al-Tsamin atau Tafsir Wasit adalah tafsir lain Sayid Abullah Shubbar dan ditulis dalam enam jilid. Di tafsir wasit, penulis pertama-tama membahas asbab al-nuzul surat dan kemudian menukil pahala membaca surat tersebut dan bersandar pada riwayat dan sejumlah pendapat mufasir, mulai menjelaskan ayat-ayatnya. Poin penting di tafsir ini adalah perhatian penulis terhadap pendapat seluruh mufasir Syiah dan Sunni, yang terkadang disertai dengan kritikan dan analisa penulis. Poin penting dari tafsir ini adalah pembahasannya yang sederhana dan mudah dicerna.

Para ahli percaya bahwa tafsir al-Jauhar al-Tsamin menempati urutan kedua setelah Majma' al-Bayan karya Tabarsi. Tafsir ini juga memberhatikan sisi pembahasan rasional, dan memilih penjelasan yang mudah yang dapat membantu pembaca mencerna isinya.

Buku tafsir ketiga Allamah Shubbar yang ditulis secara ringkas namun ekspresif, adalah tafsir wajiz. Penulisan singkat dalam tafsir adalah metode yang telah digunakan oleh banyak tetua dunia Islam, dan tujuannya adalah untuk membiasakan siswa dengan konsep-konsep Al-Qur'an pada tahap pertama pendidikan, dan di dalamnya, mereka telah mencoba menyajikan interpretasi yang paling penting dalam buku-buku tafsir, istilah terpendek dan paling ekspresif untuk para pelajar, menempatkan Al-Qur'an dan tulisan-tulisan para ulama ini sangat berharga dan selalu disambut baik oleh masyarakat. Salah satu yang terbaik dan paling fasih dari mereka adalah tafsir wajiz dari Allamah Sayid Abdullah Shubbar, yang dengan tepat mencuri perhatian dari semua orang di bidang ini.

Sayid Mohammad Ma'sum, salah satu ulama dan ahli fikih abad-13 di pendahuluan (mukadimah) Tafsir Subbar menulis, "Imam Shubbar adalah sosok penuh kebaikan dan berkah, di mana sejarah hidupnya akan kekal. Ia memiliki kedalaman ilmu, ingatan yang tak ada bandingannya dan ilmu yang luas. Kami hanya dapat tunduk di hadapan sosok besar beliau."

Akhirnya marja besar Syiah ini, Sayid Abdullah Shubbar setelah 54 tahun hidup penuh berkah meninggal dunia di salah satu hari bulan Rajab 1242 H. Anaknya, Sayid Hasan yang juga ulama fikih, menshalati jenazah ayahnya bersama masyarakat Syiah saat itu, dan jenazah ulama besar ini dimakamkan di Haram Suci Imam Musa Kadhim as. Kami akhiri program kami kali ini dengan sebuah hadis dari Imam Ali as, "Ulama tetap hidup, meski ia telah mati, dan orang bodoh mati meski ia hidup."

Jumat, 19 Agustus 2022 18:17

Sayid Mohammad Tabatabai

 

Di kesempatan kali ini kami akan mengajak Anda mengenal salah satu ulama terkemuka dan marja' Syiah abad 13 Hijriah, Sayid Mohammad Tabatabai.

Fatwa Sayid Mohammad Tabatabai terkait kewajiban jihad melawan agresi Rusia ke Iran sangat terkenal dan oleh karena itu di sejarah beliau dikenal dengan sebutan Sayid Mujahid.

Sayid Mohammad Tabatabai dilahirkan pada tahun 1180 H di kota Karbala, Irak. Ayahnya Sayid Ali Tabatabi dikenal dengan Sahib Riyad, salah satu ulama terkenal dan marja taqlid Syiah. Ibunya adalah cucu dari Allamah Vahid Behbahani yang dikenal sebagai ulama mumpuni dan terkenal di zamannya karena ketinggian ilmunya.

Sayid Mohammad Tabatabai
Sayid Mohammad dilahirkan ketika Karbala menjadi pusat dunia Syiah berkat upaya Allamah Behbahani. Sehingga pelajar dari maktab Karbala dianggap sebagai penggerak ilmu dan fiqih di seluruh dunia Syi'ah dan telah membentuk seminari ilmiah di berbagai belahan dunia Islam seperti Mashhad, Kashan, Qom, Kadhimaian, Najaf, Karbala, Tabriz dan India. Sayid Mohammad juga mulai belajar di tempat ini di bawah pendidikan ayahnya Sayidd Ali Tabatabai.

Sayid Mohammad tidak memiliki kesempatan belajar di kelas kakeknya, Allamah Vahid Behbahani, tapi ia belajar dari murid kakekhnya. Selain belajar dari ayahnya, Sayid Mohammad juga belajar di bawah asuhan Allamah Bahrul Ulum di Najaf. Selain belajar, ia juga menyerap banyak dari kezuhudan dan karamah Allamah dan akhirnya diambil menantu oleh gurunya ini.

Sayid Mohammad di kota Najaf juga belajar kepada Ulama besar, Sheikh Kashif al-Ghita'. Sheikh Ja'far Kashif al-Ghita' dikenal mengusai ilmu fiqih dan ushul fiqih. Selain menjadi pemuka agama, Sheikh Kashif al-Ghita' juga dikenal keberaniannya. Salah satu karakteristik Sheikh adalah pemahamannya akan zaman dan kebutuhannya. Sayid Mohammad Tabatabai bukan saja belajar ilmu fiqih dari gurunya ini, tapi juga belajar akan rasa tanggung jawab atas masalah sosial dan keberanian.

Dengan usaha keras Sayid Mohammad Mujahid dalam mempelajari ilmu-ilmu seperti ushul dan fiqih, dia dengan cepat mencapai otoritas ilmiah, sedemikian rupa sehingga ayahnya mengenalinya sebagai lebih berpengetahuan daripada dirinya sendiri dan seorang ilmuwan, dan dia tidak lagi mengeluarkan fatwa. Adalah umum di kalangan ulama Syi'ah bahwa mereka tidak menganggap diri mereka berwenang untuk mengeluarkan fatwa di hadapan ulama yang lebih bijaksana. Untuk alasan ini, Sayid Muhammad beremigrasi dari Karbala ke Isfahan untuk menghormati ayahnya. Sayid Mohammad Mojahid tinggal di Isfahan selama sekitar sepuluh tahun. Isfahan merupakan pusat penting ilmu-ilmu agama pada masa itu. Selama periode ini, banyak cendekiawan dari seminari (hauzah ilmiah) itu menghadiri kuliahnya dan menganggapnya sebagai profesor terkemuka di seminari Karbala dan Isfahan.

Setelah kematian ayahnya yang mulia, Sayid Ali Tabatabai, Sayid Mohammad kembali ke Karbala dari Isfahan dan mengambil alih otoritas dan kepemimpinan Syiah setelahnya. Setelah serangan brutal Wahabi di Karbala dan pembantaian beberapa ribu orang dan ulama di kota ini, Sayid Mohammad bermigrasi ke Kadhimain dan aktif mengajar, berdiskusi dan mengelola komunitas Syiah di dekat kompleks makam suci Imam Askari (as).

Pada masa marjaiyah Ayatullah Sayid Mohammad Tabatabai, periode kedua perang Iran-Rusia dimulai dan ulama yang dipimpin oleh ahli hukum yang terhormat ini memainkan peran yang efektif di dalamnya, dan karena alasan ini, ia dikenal sebagai Ayatullah Mujahid. Pemerintahan Fath Ali Shah, yang sebagian sezaman dengan kehidupan Ayatullah Mujahidin, adalah salah satu tahap paling sensitif dan kritis dalam sejarah Iran dan dunia. Saat itu, terjadi persaingan sengit antara kekuatan besar dunia untuk akses ke Asia dan Afrika atas nama kolonialisme. Iran sangat penting bagi penjajah karena lokasi geografisnya.

Setelah perang Iran-Rusia pertama dan kekalahan Iran pada 1228 H, sebuah perjanjian memalukan yang disebut "Perjanjian Golestan" ditandatangani antara Iran dan Rusia, yang menyebutkan wilayah Iran dipisahkan dan dianeksasi ke Rusia. Namun, karena tidak adanya garis demarkasi antara kedua negara, terjadi perselisihan lagi dari Rusia dan pasukan Rusia menduduki bagian lain Iran. Fath Ali Shah Qajar juga tidak memiliki kemauan dan strategi yang diperlukan untuk menghadapi Rusia di medan perang dan Rusia menyadari kelemahannya.

Pada tahun 1241 H, kabar buruk datang ke Tehran dari daerah-daerah yang diduduki Rusia. Tentara Rusia merampok hasil pertanian dari wilayah-wilayah yang mereka duduki, mereka juga melecehkan masjid, al-Quran dan sakralitas umat Muslim, dan memaksa warga Muslim memasukkan anaknya ke sekolah Kristen. Warga wilayah pendudukan mengirim surat kepada marja' saat itu, Ayatullah Sayid Mohammad Tabatabi menjelaskan kondisi mereka dan meminta bantuan.

Komandan pasukan Iran saat itu adalah Abbas Mirza, dan tidak seperti raja, dia ingin melawan agresi Rusia dan meminta bantuan dari pihak berwenang, termasuk Ayatullah Tabatabai, untuk memaksa Fath Ali Shah melawan. Pada saat itu, beberapa ulama Irak dan Iran, termasuk Ayatullah Sayid Mohammad Tabatabai, menanggapi permintaan ini dengan baik, memberikan kehidupan baru kepada pasukan Iran dengan menulis risalah jihad dan mendorong orang-orang untuk melawan pasukan Rusia. Pada saat itu, mata orang-orang tertuju pada otoritas agama dan seminari (Hauzah), sehingga dalam situasi seperti itu, Ayatullah Mujahid memberi tahu ulama lain tentang peristiwa tersebut, dan semua orang setuju untuk mengeluarkan fatwa tentang jihad melawan Rusia. Dia mengirim surat kepada Fath Ali Shah memintanya untuk menghentikan penindasan dan agresi tentara Rusia.

Setelah dikeluarkannya fatwa jihad, Ayatullah Mujahid berhijrah ke Iran bersama sekelompok ulama dan cendekiawan serta mengundang para ulama tersebut ke ibu kota di Tehran. Setelah undangan ini, para ulama berkumpul di Tehran dan menyetujui perang dengan Rusia. Kehadiran ulama yang dipimpin oleh Ayatullah Mujahidin memicu gerakan rakyat di Iran dan memobilisasi kekuatan besar dari seluruh Iran. Setelah mempersiapkan dan mengirim pasukan, Ayatullah Mujahid dan sekelompok ulama pergi ke Tabriz, zona perang antara Iran dan Rusia. Dalam tiga minggu, pasukan Iran mampu merebut kembali sebagian besar wilayah yang telah diserahkan ke Rusia di bawah Perjanjian Golestan dengan bantuan penduduk setempat.

Tetapi Fath Ali Shah, yang sejak awal tidak memiliki kemauan dan upaya untuk melawan, segera setelah kemenangan awal ini, mengulurkan tangan perdamaiannya kepada musuh agresor, tetapi upaya awalnya untuk perdamaian bagi Rusia tidak memiliki pesan bagi Iran selain kelemahan, jadi dia dipermalukan oleh Rusia. Raja juga memerintahkan para pangeran untuk mundur dari garis depan, dan perintah ini menyebabkan keretakan dan keputusasaan di tentara Iran. Kecerobohan raja ini menyebabkan tentara Iran melemah dan kalah serta kehilangan tanah yang telah direbutnya kembali.

Sayid Mohammad Mojahid tetap berada di Tabriz, tetapi setelah beberapa saat dia menjadi sakit parah karena kesulitan yang dia alami dalam pertempuran ini, dan sementara dia sangat kecewa dengan kelemahan pemerintah dalam membela orang-orang yang tertindas dan kebutaan beberapa prajuritnya, dia meninggalkan Tabriz. Dalam situasi ini, pemerintah Qajar yang sangat takut dengan kekuatan ulama dalam memobilisasi rakyat dan sambutan mereka kepada para marja berusaha menghilangkan mereka dari mata rakyat dengan berbagai cara. Beberapa pejabat pemerintah dan beberapa orang yang membenci agama dan ulama mencoba untuk menyalahkan semua kekalahan pada ulama yang memberikan fatwa jihad, dan dalam pidato dan tulisannya, mereka berusaha menutupi kelemahan dan kecerobohan raja dan komandan tentara dan malah menuding para ulama pejuang.

Itu wajar di kondisi sulit akibat kekalahan yang ditanggung rakyat, sejumlah orang yang tidak mengetahui cerita di balik layak, mempercayai desas desus ini.  Dengan demikian, dalam perjalanan kembali dari Tabriz, Sayid Mujahid ditindas oleh literatur bodoh di kota Qazvin dan menjadi sasaran untuk menghina dan mengolok-olok orang yang tidak kompeten. Dia meninggal pada tanggal 13 Jamadi Thani 1242 H di kota Qazvin karena penyakit yang sama, pada puncak penindasan dan kesedihan, dan tubuh sucinya dipindahkan ke Karbala dan dimakamkan di sana.

Meskipun pada waktu itu dalam sejarah, upaya para ulama untuk melindungi persatuan umat Islam dari agresor tidak memuaskan akibat sabotase yang kami sebutkan, tetapi sisi lain mata uang, membuktikan kekuatan ulama dan marja agama dalam memobilisasi orang untuk menyadari hak dan perjuangan melawan kebatilan. Sebuah kekuatan yang berlangsung sampai kemenangan atas lawan yang kuat seperti Rusia dan merupakan pengalaman yang baik dalam mengidentifikasi kelemahan dan resiko kehadiran ulama dan pemuka agama di lapangan dan manajemen masyarakat.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, pengalaman-pengalaman ini akan menciptakan epik besar kehadiran ulama di bidang sensitif masyarakat yang mengatur dan memotong tangan para agresor, yang akan kita bahas dalam program-program mendatang sesuai dengan tema program.

 

Memiliki industri helikopter terbesar di kawasan, Iran adalah salah satu negara terkemuka di bidang perancangan dan pembuatan helikopter militer dan komersial.

Karena memiliki karakteristik penerbangan khusus seperti kecepatan lebih rendah dari kecepatan suara, kemampuan untuk terbang di ketinggian rendah dan waktu persiapan penerbangan yang lebih sedikit daripada pesawat terbang, helikopter selalu menjadi salah satu alat terbang paling efektif di dunia militer, sebagaimana nilai helikopter telah terbuki dengan jelas dalam perang yang dipaksakan di bidang militer dan transportasi.

Salah satu cara penting untuk mencapai teknologi militer dan pertahanan yang maju adalah rekayasa ulang peralatan dan senjata modern sehingga sukses. Pengembangan dan produksi helikopter baru berdasarkan helikopter yang ada adalah praktik umum, karena selain mengurangi biaya desain, juga mengurangi biaya perawatan dan mudah untuk mengganti suku cadang satu helikopter dengan anggota lain dari keluarga itu.

Pembuatan helikopter Shahed 278 menunjukkan bahwa dimungkinkan untuk memproduksi helikopter menggunakan model dan platform yang sesuai seperti helikopter Bell 206 JetRanger, yang memiliki banyak keunggulan seperti mengurangi biaya desain dan konstruksi, perawatan, dan kemungkinan mengganti suku cadang dari satu helikopter ke helikopter lainnya.

Helikopter Shahed 278 adalah hasil buatan dalam negeri Bell 206 dan keunggulan terbesarnya dibandingkan 206 adalah bodinya yang lebih ringan. Bell 206 JetRanger, dari mana helikopter Shahed 278 diadaptasi, dibangun pada tahun 1962 oleh American Bell Helicopter Company untuk berpartisipasi dalam kompetisi untuk memilih helikopter pengintai ringan baru untuk Angkatan Udara AS, dan telah beroperasi di Angkatan Darat AS sejak 1967. Iran juga membeli helikopter ini pada tahun yang sama dan telah menerima sekitar 130 unit sebelum Revolusi Islam.

Gambaran Umum

Shahed 278 dikembangkan di Shahed Aviation Industries Research Center Iran, siap diuji pada 1380 HS dan sertifikat TC dikeluarkan pada 1391 HS dan kemudian beberapa di antaranya diproduksi di Iran Aircraft Industries (HESA). Pada bulan Mehr 1398 HS bersamaan dengan Pekan Pertahanan Suci, beberapa helikopter Shahed 278 dan 285 diserahkan kepada Angkatan Darat IRGC di hadapan Wakil Menteri Pertahanan, Komandan Angkatan Darat IRGC dan CEO Organisasi Industri Udara Kementerian Pertahanan.

Helikopter ini adalah helikopter kelas serangan/pengintaian pertama yang dibuat secara keseluruhan oleh Iran, yang memiliki lima tempat duduk, bermesin tunggal, dengan penggunaan militer dan komersial dengan misi seperti patroli, pengawalan udara di kelas ringan. Shahed 278 sangat mirip dengan helikopter Shahed 285, yang diluncurkan pada 1395 HS dalam dua model pengintaian/ofensif ringan dan patroli maritim. Baling-baling utama dan baling-baling ekor, bagian tubuh utama dan ekor serupa pada dua helikopter Shahed 278 dan 285, dan menurut informasi yang dipublikasikan tentang tenaga mesin dan berat lepas landas maksimum kedua helikopter ini, juga seharusnya sama. Shahed 278 panjangnya sekitar 12 meter, lebar lebih dari 2 meter dan tinggi hampir 3 meter, berat kosongnya 682 kg dan berat lepas landasnya adalah 1450 kg.

Poin yang sangat penting dalam helikopter Iran ini adalah penggunaan mesin 420 tenaga kuda, yang membuat Shahed 278 bergerak dengan kecepatan 230 km/jam. Meskipun helikopter Shahed 278 sangat mirip dengan helikopter Bell 206 JetRanger, namun setelah diteliti dengan seksama, terlihat ada perbedaan. Helikopter Iran memiliki hidung yang lebih tajam dan jendela yang lebih besar daripada model Amerika, dan ada dua pintu di setiap sisi helikopter untuk penumpang dan pilot. Namun yang penting adalah Shahed lebih ringan dari helikopter Amerika.

Peningkatan kinerja dibandingkan dengan helikopter serupa di dunia, pengurangan biaya perbaikan dan pemeliharaan, dan pembuatan di dalam negeri sistem mekanik, hidrolik, elektro-avionic dan seluruh tubuh helikopter adalah beberapa fitur lain dari Shahed 278. Helikopter Shahed 278 untuk keperluan militer dan komersial merupakan helikopter pertama Iran yang berhasil memperoleh Type Certificate dan Production Line Certificate (POA) dari Civil Aviation Organization sesuai dengan semua persyaratan internasional dan lini produksinya masih aktif.

Shahed 278 adalah helikopter dengan berbagai misi, termasuk patroli, pengintaian, memindahkan para komandan, pasukan darat pendukung, pembuatan film, pelatihan dan penyelamatan udara serta mengangkut yang terluka, taksi udara, patroli perlindungan lingkungan, mengunjungi jalur minyak, gas dan listrik, yang mampu untuk pelaksanaan yang optimal dari semua misi ini.

Helikopter Shahed 278 dibuat dengan menggunakan teknologi desain terkini dan bahan baku canggih pada bagian-bagian seperti bodi, baling-baling utama, dan baling-baling ekor, yang selain mengurangi bobot helikopter, mencegah korosi dan karat, serta dapat terbang di berbagai lingkungan tanpa masalah. Helikopter ini dibuat dengan struktur modular dan menggunakan metode desain modern dan material komposit non-logam canggih pada bodi dan bilah utama.

Bahan ini dan pengurangan berat helikopter telah meningkatkan kapasitas membawa kargo lebih banyak, dan di sisi lain, penggunaan permukaan kaca besar di Shahed 278 telah sangat meningkatkan visibilitas semua penumpang, termasuk 2 awak helikopter, yang dapat digunakan dengan sangat efektif di medan tempur. Helikopter ini mampu terbang terus menerus selama 4 jam di udara dengan mesinnya yang bertenaga, yang bersama dengan jarak tempuhnya yang jauh, membuat helikopter Iran yang gesit ini  membutuhkan bahan bakar yang sangat sedikit untuk mencakup wilayah yang di bawah misinya, dan di sisi lain, melengkapi helikopter ini dengan sistem kontrol penerbangan ganda dan tampilan multi-fungsi warna besar (MFD) di kabin, meningkatkan keandalan dan secara signifikan mengurangi biaya perawatan.

Jenis Bersenjata Shahed 278

Dalam beberapa tahun terakhir, pembahasan mempersenjatai helikopter buatan dalam negeri telah mengemuka di kalangan angkatan bersenjata, dan hingga saat ini, sebagian besar helikopter dilengkapi dengan senjata buatan lokal seperti roket, rudal, dan senapan otomatis dalam bentuk berbagai desain sehingga dapat digunakan ketika dibutuhkan. Dalam hal ini, helikopter Shahed 278 juga dipersenjatai dengan berbagai senjata dalam proyek "OH 78". Saat ini, helikopter ini dilengkapi dengan senjata ofensif ringan, termasuk satu atau dua peluncur tujuh roket 2,75 inci (Roket 70 mm), yang memiliki jangkauan 500 hingga 5.000 meter, dan satu senapan otomatis 12,7 mm yang dilengkapi kamera di bawah bodi.

Selain peralatan ini, Shahed 278 dilengkapi sistem optik penglihatan siang dan malam yang memiliki dua derajat kebebasan untuk pengawasan udara dan sistem penyimpanan informasi. Akibatnya, dengan bantuan peralatan dan senjata di atas, helikopter ini akan menjadi helikopter pengintai bersenjata yang dapat diandalkan, sebuah misi di mana berbagai helikopter dalam kategori yang sama telah dibangun di dunia, beberapa di antaranya juga mampu menembakkan rudal untuk menghancurkan kendaraan lapis baja.

Bahkan dalam beberapa gambar yang dipublikasikan dari helikopter ini, telah terungkap bahwa Shahed 278 dapat membawa semua jenis rudal anti-kapal dan menembak sasaran. Ketika rudal ini dipasang di helikopter, jangkauannya meningkat secara signifikan.

Senapan otomatis yang digunakan pada helikopter OH-78 adalah NSV buatan Rusia yang memiliki berat 25 kg, memiliki jangkauan efektif 1.500 meter terhadap target udara dan 2 kilometer terhadap target darat saat ditembakkan dari darat, dan laju tembakan 700- 800 putaran per menit. Meskipun lokasi pemasangan senjata ini di bawah hidung akan memaksa pilot untuk lebih berhati-hati saat mendarat dan lepas landas, tetapi metode pemasangan ini bukannya belum pernah terjadi sebelumnya, seperti pada helikopter tempur Apache Amerika, senjata di pasang di bagian depan dengan cara yang sama persis. Selain itu, metode pemasangan senjata yang sama telah digunakan dalam prototipe helikopter serang Shahed 285.

Hal yang menarik dari senapan Shahed 278 adalah kameranya memiliki optical zoom dan perbesaran gambar target yang dapat dilihat dari monitor di kabin, yang memungkinkan untuk membidik lebih akurat dan mengenai lebih banyak peluru pada target atau mengenai target dengan lebih sedikit jumlah tembakan dan mengurangi waktu untuk membidik target.

Sistem elektro-optik yang dipasang di helikopter ini, selain memiliki visibilitas siang dan malam serta zoom optik dan digital serta mengirim gambar ke unit darat dan udara lainnya secara real time, juga memiliki pengukur jarak laser, yang dalam hal ini meningkatkan akurasi tembakan roketnya secara signifikan.

Spesifikasi آelikopter Shahid 278

Penumpang: 5 orang (satu pilot dan 4 penumpang)

Batas ketinggian terbang: 4.115 meter di atas permukaan laut

Batas ketinggian terbang (IGE): 3.960 meter di atas permukaan laut

Batas ketinggian terbang statis (OGE): 2.740 meter di atas permukaan laut

Tingkat pendakian maksimum: 6,5 meter per detik

Kecepatan maksimum: 226 km/jam

Jangkauan operasional maksimum (terbang pada ketinggian 1500 meter): 655 km

Durasi penerbangan: lebih dari 4 jam

Panjang: 11,84 meter

Lebar: 1,92 meter

Tinggi: 2,98 meter

Diameter baling-baling utama helikopter: 10.160 meter

Diameter baling-baling ekor helikopter: 1,57 meter

Berat kosong: 750 kg

Berat lepas landas maksimum: 1450 kg

Tenaga mesin maksimum: 420 tenaga kuda

Senjata

Senapan otomatis NSV 12,7 mm

14 Roket Hydra 70 mm.

 

Setahun telah berlalu sejak penarikan diam-diam pasukan Amerika dari Afghanistan. Meskipun Washington mengklaim telah mengakhiri pendudukan Afghanistan dan meninggalkan negara ini, tetapi perilaku dan kinerja Gedung Putih menunjukkan bahwa AS masih menyandera Afghanistan dengan menciptakan masalah baru bagi negara Asia selatan ini.

Langkah AS memblokir properti dan aset negara Afghanistan yang tertindas dalam situasi ketika mereka membutuhkan bantuan keuangan dan ekonomi melebihi sebelumnya, dianggap sebagai pencurian terbuka terhadap Afghanistan, yang menghadapi banyak masalah ekonomi. Dengan dalih menghukum Taliban, yang diklaim melanggar Perjanjian Doha, Amerika Serikat menyita sekitar 10 miliar dolar aset Afghanistan dan tidak mengizinkannya  ditarik.

Sebenarnya, setahun setelah penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan, negara ini masih menjadi sandera Washington. Perubahan politik secara tiba-tiba di Afghanistan menimbulkan kekhawatiran di berbagai kalangan rakyat Afghanistan yang menyebabkan perpindahan jutaan orang Afghanistan mengungsi ke berbagai negara. Hal ini berarti bahwa klaim Amerika  menciptakan negara yang aman di Afghanistan pada tahun 2001 hanya sekedar isapan jempol belaka. Sebab faktanya, pendudukan Afghanistan bukan hanya membuatnya tidak aman, tetapi juga membuat orang Afghanistan mengungsi dari rumah mereka sendiri ke negara lain.

Sementara itu, masalah yang kurang mendapat perhatian dari kalangan media mengenai perilaku penjajah yang tidak manusiawi terhadap rakyat Afganistan. Aksi penyiksaan sewenang-wenang dan penangkapan secara membabi buta oleh pasukan AS, yang disebut oleh mantan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai sebagai bandit, hanya sebagian kecil dari kejahatan pasukan Amerika di Afghanistan. Kondisi malang dan menyedihkan rakyat Afghanistan saat ini adalah hasil dari pendudukan Amerika selama bertahun-tahun di negara ini.

Amerika menghancurkan struktur negara itu sedemikian rupa, sehingga orang-orang Afghanistan tidak akan dapat membangun kembali negara mereka dan memecahkan masalah mereka selama beberapa dekade, terutama karena kerusakan sosial, psikologis dan medis yang menimpa rakyat Afghanistan menjadi masalah selama beberapa generasi. Selama pendudukan Amerika di Afghanistan, militer Amerika menggunakan amunisi dan bom, yang efeknya diperkirakan akan berlangsung selama beberapa dekade, termasuk cacat mental dan fisik. Sementara Amerika Serikat mengklaim telah menghabiskan ratusan miliar dolar untuk mendanai kehadiran militernya di Afghanistan selama dua dekade, dan tentara Amerika juga menderita kerugian yang signifikan dalam memecahkan masalah Afghanistan, termasuk membangun keamanan.

Pada saat yang sama, kinerja pasukan Amerika selama dua dekade pendudukan Afghanistan menunjukkan bahwa mereka menjadi penyebab ketidakamanan dengan membunuh orang-orang di negara ini. Bahkan mereka bersenang-senang dengan memutilasi jenazah orang Afghanistan.

Salah satu alat Amerika untuk memperkuat kehadiran dan pengaruhnya di Afganistan dan negara-negara lain adalah dengan membentuk dan memperkuat kelompok teroris yang menjadi landasan bagi kehadiran militer Amerika di Afganistan. AS memanfaatkan kehadiran sekitar 20 kelompok teroris seperti Al Qaeda dan Daesh yang aktif dan menjadi ancaman keamanan negara ini. Pada saat yang sama, AS ikut campur dalam terjadinya ledakan dahsyat dan pembunuhan rakyat Afghanistan selama dua dekade pendudukan di negara ini dengan tujuan untuk mencegah protes anti-Amerika.

Ali Wahedi, seorang ahli Afghanistan, mengatakan, "Amerika telah menghancurkan infrastruktur ekonomi dan industri negara ini dalam dua dekade pendudukan Afghanistan, sehingga bantuan masyarakat internasional diperlukan selama bertahun-tahun untuk memulihkannya."

Di sisi lain, beberapa negara regional seperti Turki dan Uni Emirat Arab (UEA) berusaha untuk memanfaatkan kondisi Afghanistan untuk kepentingan mereka sendiri. Bahkan, mereka membuka jalan bagi rezim Zionis ke Afghanistan dengan mengklaim membantu menyelesaikan masalah navigasi udara Afghanistan, termasuk penguasaan bandara. Oleh karena itu, risiko kehadiran pasukan dari luar kawasan di Afghanistan tidak kurang dari selama pendudukan oleh Amerika dan NATO.

Mengenai masalah ini, Pakar Afghanistan Seyed Hosseini menjelaskan, "Kekosongan yang disebabkan oleh penarikan pasukan Amerika yang tidak bertanggung jawab dari Afghanistan menyebabkan beberapa negara dengan rakus datang ke Afghanistan untuk mengambil keuntungan dari ketidakmampuan Taliban untuk memecahkan masalah."

Namun beberapa negara tetangga Afganistan, termasuk Republik Islam Iran yang selalu berdiri di sisi rakyat Afganistan, terus membantu menyelesaikan permasalahan rakyat Afganistan.

Abol Fazl Zahrawand, pakar masalah Afghanistan, mengungkapkan, “Republik Islam Iran telah bersama rakyat Afghanistan selama lebih dari empat dekade dan tidak pernah meninggalkan mereka sendirian. Setelah penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan dan munculnya banyak masalah, Republik Islam Iran tetap membantu orang-orang Afghanistan." 

Bagaimanapun, meskipun AS secara fisik mengklaim telah meninggalkan Afghanistan, tapi plot AS untuk terus mencampuri urusan dalam negeri negara ini melalui metode proksi, dan kehadiran pasukan intelijen AS yang berkelanjutan di Afghanistan tidak boleh diabaikan. 

Isu ini penting bagi Amerika, karena upaya Washington selama dua dekade pendudukan Afghanistan untuk mengubah budaya publik gagal. Padahal mereka telah menghabiskan jutaan dolar dan mendirikan puluhan lembaga budaya Barat, tapi tetap gagal membangun posisi yang solid di tengah masyarakat Afghanistan, dan keamanan untuk keberlanjutannya di negara ini. Oleh karena itu, bersama dengan langkah-langkah intelijennya, AS menempuh kebijakan belah bambu, dan hasutan antara kelompok etnis dan agama di Afghanistan.

 

Pada bulan September 1988, salah satu buku paling kontroversial dalam sejarah Inggris, buku yang menghina Satanic Verses, diterbitkan dengan bantuan jaringan keuangan dan periklanan kolonialisme.

Penerbitan buku ini, sebagai tipu muslihat baru sistem dominasi global yang tujuannya menyasar wajah Islam paling bersinar. Propaganda media Eropa yang luas, termasuk pemilihan buku ini sebagai buku terbaik tahun itu di Inggris, menyebabkan popularitas The Satanic Verses bergerak sangat cepat dan tidak wajar. Pada saat yang sama, kekurangajaran besar pada Nabi Muhammad Saw menyebabkan kemarahan umat Islam dari 20 negara di dunia terutama Muslim Pakistan, India, Sudan. , Afghanistan, Lebanon, Kenya, Thailand, Tanzania, Indonesia, Singapura, Venezuela, dan Iran, selain Muslim Inggris.

Protes buku Ayat-Ayat Setan di Tehran tahun 1988
Novel Salman Rushdie "Ayat-Ayat Setan" adalah sebuah buku penghujatan yang mengolok-olok kepercayaan umat Islam dan menghina Tuhan pencipta alam dan para nabi ilahi dalam bentuk cerita fiksi. Oleh karena itu, pada tanggal 25 Bahman 1367 HS (1988), dikeluarkan fatwa historis Imam Khomeini ra tentang kemurtadan Salman Rushdie. Imam Khomeini ra sementara menetralkan tren ini, mengingatkan pemerintah Islam dan pengikut agama ilahi lainnya tentang kunci propaganda skala penuh dan perang media oleh sistem dominasi dan pusat jahat pemikiran Barat dan Zionis.

Segera setelah fatwa ini, polisi Inggris mengambil tindakan pengamanan yang ketat untuk Salman Rushdie. Dalam enam bulan pertama setelah fatwa tersebut, penulis ini berpindah tempat tinggal sebanyak 56 kali dan hidup secara sembunyi-sembunyi selama 13 tahun hingga tahun 2002.

Mostafa Mahmoud Mazeh, seorang pemuda warga negara Prancis keturunan Lebanon, adalah orang pertama yang mengidentifikasi tempat persembunyian Salman Rushdie pada 14 Agustus 1989, sedikit lebih dari enam bulan setelah keputusan murtad Imam Khomeini dikeluarkan, dan berencana untuk menghabiskan empat hari di Dia pergi ke hotel Salman Rushdie. Pada hari ketiga masa tinggalnya, setelah dia mengajukan pertanyaan kepada seorang pelayan wanita tentang pergerakan Salman Rushdie, dia dicurigai dan pasukan keamanan dan intelijen Inggris memasuki hotel. Dia juga mencegah penangkapannya dengan meledakkan bom.

Penulis novel Ayat Shaitani di awal tahun 2018 (2018) dalam perjalanan ke Prancis, mengatakan: "30 tahun telah berlalu, sekarang semuanya baik-baik saja, saya berusia 41 tahun dulu dan sekarang saya berusia 71 tahun. Kami tinggal di sebuah dunia di mana isu-isu yang sangat memprihatinkan Ini akan segera berubah, mulai sekarang, akan ada alasan lain untuk takut,..”

Kurang dari empat tahun setelah kata-kata ini, pada malam 12 Agustus 2022, berita penyerangan terhadap Salman Rushdie oleh seorang pria berusia 24 tahun bernama Hadi Matar disiarkan. Dia berasal dari New Jersey, Amerika, dan pada 12 Agustus 2022, Salman Rushdie, penulis Satanic Verses yang murtad, dikirim ke rumah sakit akibat tusukan pisau dan menunjukkan kepada orang Barat bahwa dunia Islam itu hidup dan sangat komitmen dengan prinsip-prinsip dan fondasinya.

Hadi Matar, pemuda penusuk Salman Rushdie
Novel Satanic Verses merupakan penghinaan terhadap kepribadian agung Nabi Saw yang menempatkan banyak orang dalam bahtera bimbingan dan membawanya maju melewati berbagai gelombang peristiwa yang bergejolak selama berabad-abad. Bahtera yang sama sekarang mengambang di lautan waktu. Bendera "Laalalah Ilalalah" berkibar di atasnya dan "Muhammad Rasulullah" memimpinnya dengan kebesaran dan keagungan yang sama.

Kebesaran kepribadian Nabi Muhammad Saw terletak pada jasa-jasa yang telah beliau berikan kepada masyarakat manusia. Nabi yang mulia menyelamatkan umat manusia dari belenggu kemusyrikan, atheisme, penyembahan berhala, takhayul, dan sihir dengan memperkenalkan Allah Yang Maha Kuasa, Bijaksana, dan Perkasa. Nabi Muhammad Saw membuka jendela menuju cahaya dan pencerahan di antara lapisan gelap kehidupan manusia dan mengajarkan bahwa manusia dibebaskan dari kegelapan dan kegelapan dengan mencari kebenaran dan dalam terang akal. Ia sendiri selalu menghadapi lawan-lawannya dengan kekuatan logika dan menurut Allah, “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu".

Selama bertahun-tahun, beberapa media barat, yang bersekutu dengan pemerintah mereka, telah mencoba menampilkan citra Islam dan Nabi yang tidak realistis dan menyimpang dengan cara yang terarah dan terencana. Sesuai dengan konspirasi ini, umat Islam secara umum ditampilkan sebagai orang yang kejam dan ekstrem di media Barat dan Hollywood, tetapi dalam arus kebencian terhadap Islam ini, ternyata sebagian orang justru berkeinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang Islam dan merenungkan kehidupan Rasulullah Saw. Karen Armstrong, seorang peneliti non-Muslim berbahasa Inggris, adalah salah satu dari orang-orang ini.

Dia menulis buku Muhammad karena penyebaran penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw, terutama oleh Salman Rushdie, dan sebagai pemikir Barat yang berpikiran bebas, dia mengakui kepribadian Nabi yang besar dan berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Pernyataan fakta dalam buku ini merupakan kekalahan atas upaya propaganda Barat untuk memutarbalikkan fakta. Karen menyatakan bahwa alasan penulisan karya ini adalah untuk membela Islam dan menjernihkan pikiran orang Kristen Barat terhadap Nabi Muhammad Saw dan mengatakan bahwa manusia Barat modern harus belajar dari ajaran Nabi Muhammad, mempelajari isu-isu penting untuk membimbing diri sendiri di dunia yang penuh warna ini.

Dengan meledaknya gedung World Trade Center AS pada bulan September 2001 dan tingginya serangan terhadap Islam dan Nabi Muhammad, Karen Armstrong, yang telah menulis bukunya sebelum kejadian ini, menulis ulang pengantar bukunya.

Dalam pengantar ini, ia menganggap tindakan kekerasan ini bertentangan dengan Islam dan semangat Muhammad dan menulis, "Kata Islam, yang berarti penyerahan diri kepada Tuhan, berasal dari akar kata Salam dan berarti perdamaian. Metode praktis Nabi juga didasarkan pada prinsip-prinsip ini. Ketika Nabi Muhammad Saw memulai misinya, dia menghapus pertumpahan darah, kebencian dan dendam yang merupakan kebiasaan Jahiliah. Dia dengan hati-hati dan waspada menganalisis peristiwa dan memberikan jawaban yang tepat kepada mereka jauh melampaui orang-orang pada masanya."

Armstrong menambahkan, "Seluruh kehidupan Nabi Muhammad Saw menunjukkan bahwa, pertama-tama, kita harus menyingkirkan keegoisan, kebencian dan mengabaikan pendapat orang lain. Dengan cara ini, kita dapat menciptakan dunia yang aman dan stabil bagi orang-orang untuk hidup bersama. Dunia di mana umat manusia dapat hidup dengan nyaman dan jauh dari segala penindasan dan ketidaksetaraan.

Tentu saja, penghancuran tokoh-tokoh penting dan suci umat Islam melalui propaganda dan keributan adalah salah satu metode yang selalu dilakukan musuh-musuh Islam dalam perang psikologis untuk merusak citra agama samawi ini. Berdasarkan tipu muslihat jelek ini, para anasir propaganda Barat, karena ketidakmampuannya menghadapi logika, nalar dan ide-ide murni Islam, serta ketidakefektifan posisi dan pemikirannya, menggunakan sindiran dan hinaan atau kehebohan.

Situasi serupa terjadi pada masa Rasulullah Saw. Ketika orang-orang musyrik Mekah melihat perilaku logis dan rasional Nabi, alih-alih mengkritik perilaku mereka sendiri, mereka terpaksa menciptakan suasana dan membuat keributan agar kata-kata Nabi tidak didengar, dan di sisi lain, mereka memimpin orang-orang sederhana dan dangkal untuk mengikuti mereka. Dan cerita ini bertahan sampai sekarang. Dengan sikap seperti itu, Barat mencoba membuat umat Islam dan orang lain ragu-ragu dengan menghancurkan wajah tokoh utama Islam, yaitu Nabi Muhammad Saw, dan mengikuti keraguan ini, lalu menanamkan pemikiran yang salah pada orang-orang. Mereka berusaha mencegah orang berpikir tentang Islam dengan fitnah dan hinaan yang tidak berdasar.

Sangat menarik bahwa penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad yang tercinta dan penerbitan ulang gambar-gambar ini didukung dengan dalih kebebasan berekspresi. Pemerintah Eropa menganggap negara mereka sebagai tempat lahirnya kebebasan dan menempatkan kebebasan ini di atas segalanya, termasuk kesucian agama lain. Namun, jika kebebasan melayani penghancuran nilai-nilai dan orang-orang tertinggi, itu telah tersesat dan mengkhianati semangat masyarakat manusia. Tidak mungkin menghancurkan cita-cita dan sumber daya spiritual terbaik umat manusia dengan judul kebebasan. Tidak ada sistem hukum di dunia, ekspresi pendapat apa pun yang benar-benar bebas, dan setiap negara telah menetapkan batasan kebebasan berekspresi sesuai dengan jenis ideologi dan tingkat kepatuhan terhadap prinsip-prinsip moral. Semua cendekiawan dunia sepakat pada kenyataan bahwa manusia tidak dapat benar-benar bebas dalam tindakan dan perilakunya.

Beberapa berita menunjukkan bahwa karena biaya jutaan dolar untuk melindungi Salman Rushdie, tindakan ini mungkin dilakukan oleh Barat sendiri, tetapi bagaimanapun juga, terjadinya peristiwa ini dapat menjadi dorongan baru untuk mengenali kepribadian terbesar dunia Islam Nabi Muhammad Saw. Kini saatnya dunia mengetahui wajah sejati pria hebat ini dan tanpa ragu, dunia membutuhkan ajaran luhurnya.

 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri (PM) rezim Zionis Israel Yair Lapid membahas hubungan bilateral dan isu-isu regional melalui telepon.

PM rezim Zionis mengumumkan normalisasi hubungan dengan Turki dan penempatan duta besar kedua belah pihak di ibu kota masing-masing.

Lapid mengatakan, Israel dan Turki telah mengumumkan normalisasi penuh hubungan dan kembalinya duta besar mereka ke Tel Aviv dan Ankara.

Dalam percakapan telepon pada Rabu (17/8/2022) malam, Lapid dan Erdogan saling mengucapkan terima kasih atas pemulihan hubungan diplomatik tersebut. Lapid menilai, hal itu akan menghasilkan banyak prestasi, terutama di bidang perdagangan dan pariwisata.

Pejabat Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa, terutama Erdogan, selalu mengklaim mendukung bangsa Palestina yang tertindas melawan pendudukan dan kejahatan rezim Zionis selama dua dekade terakhir. Namun pada saat yang sama, pemerintah Ankara menjalin hubungan mesra dengan Tel Aviv.

Tampaknya semua tindakan pemerintah Ankara terhadap rezim rasis Zionis seperti kecaman terhadap kejahatan Israel, hanya rekayasa yang telah direncanakan. Klaim dukungan kepada rakyat Palestina juga hanya sebagai cara untuk menutupi hubungannya dengan rezim Zionis serta meredakan kemungkinan protes yang akan muncul.

Dukungan pemerintah Ankara kepada bangsa Palestina selama dua dekade terakhir tampaknya hanya sebatas ucapan. Menurut pengungkapan media Turki,  pemerintah Ankara dan rezim Zionis selalu memiliki banyak negosiasi rahasia di semua bidang, terutama urusan keamanan, militer, dan politik.

Kemungkinan ini juga tidak boleh diabaikan bahwa pejabat Ankara, selama beberapa tahun terakhir, telah menerima informasi dari perwakilan politik rakyat Palestina di Turki, dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh rezim Zionis.

Pemerintah Erdogan menyatakan keinginannya untuk melanjutkan hubungan dengan rezim Zionis di puncak kelemahan rezim penjajah ini. Setelah itu, pemerintah Ankara mengundang Pemimpin rezim Zionis  Isaac Herzog untuk berkunjung ke Turki. Langkah tersebut, selain menunjukkan sifat asli Turki, juga memicu protes yang meluas oleh umat Islam Turki.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Pemimpin rezim Zionis Isaac Herzog.
Para pakar mengatakan bahwa penerimaan Erdogan atas kunjungan  Isaac Herzog  di Turki, yang bersamaan dengan protes dan deklarasi ketidakpuasan warga negara ini terhadap kebijakan Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa ini, bisa menjadi manifestasi dari peran palsu dan dramatis Erdogan yang mengklaim mendukung perjuangan Palestina.

Kebijakan itu juga mengungkap lebih jelas pernyataan dan posisi palsu dan menipu para pejabat Ankara yang mengklaim mendukung rakyat Palestina. Kemesraan Presiden Turki dan Presiden rezim Zionis juga telah mengungkap niat dan tujuan tersembunyi Erdogan dan menungkap "sandiwara" dukungan kepada Palestina.

Pengumuman dimulainya kembali hubungan antara Turki dan Israel telah dimasukkan dalam agenda pemerintah Ankara, namun di sisi lain Turki yang memiliki masalah dengan beberapa negara Muslim di kawasan tidak berusaha untuk menormalkanya, bahkan belum melakukan dialog dengan negara-negara terkait.  

Perilaku Turki ini dapat dikaitkan dengan dua faktor. Ada kemungkinian normalisasi hubungan antara Turki dan Israel terkait dengan faktor eksternal, atau sudah ada kolusi dan persekongkolan antara kedua belah pihak di belakang layar.

Jika diamati,  normalisasi hubungan Turki dengan negara-negara Muslim di kawasan itu lebih penting, sebab bisa mengarah pada penguatan posisi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Normalisasi hubungan Turki dengan Israel tidak hanya ditolak dan tidak dapat diterima dari sudut pandang mayoritas rakyat Muslim di negara ini, tetapi tindakan ini juga dapat menyeret pemerintahan Erdogan ke arah keruntuhan.

Di kalangan politik Turki, muncul spekulasi bahwa Erdogan menormalkan hubungan dengan rezim rasis Zionis untuk mendapatkan dukungan rezim ini agar memenangkan pemilu pada 2023.

Menurut pakar dan kalangan politik independen di tingkat regional, upaya timbal balik Turki dan Israel untuk melanjutkan hubungan bilateral tidak hanya melemahkan posisi rakyat Palestina, tetapi juga melemahkan posisi OKI. Selain itu, langkah Turki itu akan memperkuat posisi rezim Zionis, yang semakin berani meningkatkan kejahatannya terhadap warga Palestina.

Maulana Fazal-ur-Rehman, Pemimpin Jamiat Ulema-e-Islam (F) Pakistan mengecam kejahatan baru Israel di Palestina pendudukan.

"Waktunya telah tiba bagi para penguasa Muslim yang berkompromi untuk bangun dari tidur dan kelalaian, dan mengambil sikap tegas terhadap kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina yang tertindas," tegas Fazal-ur-Rehman kepada beberapa penguasa Arab yang berkompromi dengan rezim Zionis dan juga kepada OKI.

Meski cendekiawan dan ulama menegaskan untuk menciptakan jarak dari rezim rasis Israel, namun para pejabat pemerintah Erdogan terus mengungkapkan keinginan mereka untuk memperluas hubungan dengan rezim rasis dan ilegal tersebut.

Tampaknya banyak masalah ekonomi dan politik di Turki saat ini bersumber dari aktivitas mata-mata Israel di negara Muslim ini. Namun yang pasti bahwa tindakan pemerintah Erdogan baru-baru ini pada akhirnya akan merugikan pemerintah dan umat Islam Turki dan akan menempatkan negara ini pada posisi yang tidak terlalu menguntungkan.

 

Oman menentang pembukaan wilayah udaranya untuk pesawat rezim Zionis, yang berdampak pesawat rezim agresor ini tidak bisa melewati wilayah negara ini dan rute zona udara Arab Saudi.

Menurut situs Sputnik, surat kabar Israel Hayom dalam laporannya hari Kamis (18/8/2022) mengakui penentangan Kerajaan Oman untuk memberikan izin bagi pesawat rezim Zionis melewati wilayah udara negara ini.

Israel Hayom menambahkan, "Sampai saat berita ini ditulis, pesawat-pesawat rezim Zionis tidak diperbolehkan melewati wilayah udara Oman, yang berarti rencana untuk mengurangi waktu penerbangan ke Timur Dekat, yang seharusnya dilaksanakan dengan melintasi wilayah udara Arab Saudi, tidak mungkin dilaksanakan,".

Pada Juli lalu, bersamaan dengan kunjungan regional Presiden AS Joe Biden, otoritas Arab Saudi mengumumkan pembukaan kembali wilayah udara negara itu untuk maskapai Zionis. Oleh karena itu, dengan lampu hijau Arab Saudi, otoritas Zionis mengharapkan Oman tidak melakukan penentangan dalam masalah tersebut.

Kesepakatan Oman untuk membuka zona udaranya bagi pesawat Zionis diperlukan, karena tanpa itu tidak mungkin untuk meninggalkan langit Saudi menuju Samudra Hindia dan kemudian ke berbagai tujuan di timur. Sebab, pesawat Israel harus keluar dari Arab Saudi menuju ke arah timur melintasi langit Yaman, yang tidak mungkin dilakukan karena perang di negara ini, dan tidak adanya hubungan antara Israel dan Yaman.

 

Seorang pejabat militer senior rezim Zionis memperingatkan tentang kelemahan pasukan darat Israel terhadap gerakan perlawanan Islam Palestina Hamas dan gerakan Jihad Islam.

Menurut Pusat Informasi Palestina, Brigjen Yitzhak Brick, Jenderal Pasukan Cadangan Militer rezim Zionis hari Kamis (18/8/2022) menggambarkan kebijakan para pemimpin Israel berdasarkan pada preferensi penggunaan angkatan udara dan mengabaikan pengembangan atau kemampuan yang ada dari pasukan darat. 

"Pendekatan demikian sangat berbahaya," ujar Brigjen Brick.

"Berbagai konflik dengan Hamas dan Jihad Islam di Gaza telah menyebabkan kemunduran Israel dan hilangnya kekuatan tentara untuk melakukan manuver darat atau bertindak di beberapa front tanpa kerugian ekonomi dan sosial bagi para pemukim," tegasnya.

Jenderal rezim Zionis ini menuduh para pemimpin politik dan komandan militer Israel mengabaikan kekuatan darat tentaranya, karena takut akan kerusakan dan juga korban manusia.

"Fakta ini telah membuat Hamas dan Jihad Islam merasa bahwa mereka menghadapi tentara yang lemah, sehingga motivasi mereka meningkat untuk mengambil tindakan terhadap kita," papar ahli militer rezim Zionis ini.

Kurang dari sebulan yang lalu, Al Jazeera menunjukkan kelemahan internal rezim Zionis dalam sebuah laporannya, "Dalam situasi ketika Israel memperluas pengaruh geopolitiknya di kawasan Timur Tengah dan dunia dengan masuk ke dalam aliansi dan kesepakatan politik, militer dan keamanan. Tetapi situasi internal menunjukkan situasi yang berbeda, sehingga selama beberapa bulan terakhir, tokoh politik, militer dan media Israel telah mengangkat banyak peringatan tentang memburuknya bahaya dan ancaman terhadap rezim ini,"

 

Menteri Perhubungan Lebanon menekankan urgensi memperkuat kerja sama dengan Iran di bidang transportasi.

Situs Lebanon Al-Ahed hari Jumat (19/8/2022) melaporkan, Ali Hamie, Menteri Perhubungan Lebanon dalam pertemuan dengan Mojtaba Amani, Duta Besar Republik Islam Iran di Beirut, menekankan perlunya memperkuat kerja sama kedua negara di bidang transportasi.

Menurut sumber Lebanon, pertemuan ini diadakan dalam rangka mengembangkan dan mengaktifkan kerja sama antara Iran dan Lebanon di sektor-sektor strategis.

Hamie menambahkan bahwa pertemuan ini akan mengarah pada penggunaan bantuan dan pengalaman Iran untuk mengaktifkan layanan publik Kementerian Transportasi Lebanon.

Salim Aoun, seorang anggota parlemen Lebanon menyinggung pertemuan baru-baru ini antara Presiden Lebanon Michel Aoun dan Najib Mikati, Perdana Menteri yang bertanggung jawab atas pembentukan pemerintahan Lebanon, dengan mengatakan, “Air diam dalam pembentukan pemerintahan baru telah dipindahkan, kecuali hal ini terbukti sebaliknya,".

"Kita tidak bisa menunggu sampai terjadi kekosongan jabatan presiden di Lebanon," ujar Salim Aoun.

"jika niatnya positif, maka pemerintahan baru akan segera dibentuk, dan kita tidak akan lagi menghadapi masalah pemerintahan yang berumur pendek," tegasnya.

Konsultasi antarkelompok politik Lebanon untuk membentuk pemerintahan baru masih berlangsung dalam situasi ketika penyelenggaraan pemilu legislatif telah berlalu sebulan.

Liga Arab mengutuk serangan terbuka militer Zionis terhadap enam lembaga hukum masyarakat sipil di Ramallah serta penghancuran peralatan, pengumpulan dokumen dan penutupan lembaga-lembaga tersebut.

Pada Kamis pagi, tentara rezim Zionis menyerbu dan menyita kantor beberapa lembaga hukum dan sipil Palestina di kota Ramallah, yang terletak di Tepi Barat.

Liga Arab dalam pernyataannya hari Jumat (19/8/2022) menegaskan, "Serangan ini bagian dari agresi terus-menerus Israel terhadap bangsa Palestina dengan menumpahkan darah anak-anak negara ini serta melanggar hak, tanah dan kesuciannya. Rezim Zionis juga terus-menerus membungkam suara kebenaran dan melakukan penyensoran atas kejahatan keji yang dilakukannya setiap hari yang membutuhkan pertanggungjawaban dan penuntutan pidana di lembaga peradilan internasional,".

Liga Arab meminta organisasi masyarakat sipil Arab dan masyarakat internasional untuk mengecam agresi terbuka Israel terhadap enam lembaga hukum Palestina dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menindaknya.

Liga Arab juga meminta Dewan Hak Asasi Manusia dan Dewan Keamanan PBB supaya memenuhi tugas mereka dengan memberikan dukungan yang diperlukan dan efektif demi mengakhiri pendudukan dan memberikan dasar bagi rakyat Palestina dalam mencapai hak mereka atas kebebasan dan kemerdekaan