کمالوندی

کمالوندی

 

Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran mengatakan, salah satu lokasi yang digunakan untuk menyusun konspirasi terhadap Iran adalah pangkalan militer Amerika Serikat, Harir di Irak, oleh karena itu pangkalan tersebut harus ditutup.

Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Minggu (19/9/2021) menuturkan, “Kami tidak bisa membiarkan pangkalan militer Harir yang terletak di perbatasan kami dengan Irak, dan merupakan lokasi pertemuan untuk menyusun konspirasi anti-Revolusi Islam Iran, tetap beroperasi, dan pangkalan tersebut harus ditutup, dan upaya untuk ini baru saja dimulai.”
 
Menurut Mayjen Bagheri, upaya menutup pangkalan militer AS, Harir di perbatasan Iran dan Irak, akan terus dilakukan secara serius. Upaya itu dilakukan dalam kerangka aktivitas diplomatik, dan militer dengan maksud untuk mewujudkan keamanan dan ketenangan berkelanjutan di kawasan.
 
“Kelompok-kelompok teroris harus menyingkir dari wilayah perbatasan Iran di utara Irak, karena pergerakan mereka bisa memicu operasi besar, dan kontinu terhadap mereka. Mulai saat ini tidak akan ada lagi ketenangan di markas-markas kelompok bersenjata anti-Revolusi Islam Iran di utara Irak, dan ini hak rakyat Iran,” pungkasnya. 

 

Perdana Menteri Australia Scott Morrison membela keputusan negaranya membentuk aliansi keamanan dengan Amerika Serikat dan Inggris. Kepada Prancis ia mengatakan, Canberra memiliki keprihatinan mendalam atas kapal-kapal selam Prancis.

Dikutip The Guardian, Minggu (19/9/2021), di tengah gelombang kritik seputar kesepakatan kontroversial dengan AS dan Inggris, PM Australia menganggap kesepakatan keamanan ini sebagai bagian dari kepentingan nasional negaranya.
 
Setelah membatalkan proyek pembuatan kapal selam diesel dengan Prancis, Scott Morrison mengatakan, Paris punya alasan untuk mengetahui bahwa Australia memiliki keprihatinan mendalam dan serius terkait kapasitas kapal selam Prancis, yang tidak akan bisa memenuhi kepentingan strategis Australia.
 
Pada Kamis minggu lalu Presiden AS bersama PM Inggris dan Australia menandatangani kesepakatan kerja sama di bidang diplomatik, keamanan dan militer di Indo-Pasifik, AUKUS.
 
Poyek besar pertama aliansi keamanan baru ini adalah kapal selam nuklir Australia, dan dalam kerangka kesepakatan ini Australia akan dibantu untuk memiliki kapal selam nuklir. 

 

Sanksi terhadap ekspor minyak mentah telah mengubah Iran menjadi eksportir bensin dunia, dan meningkatkan ekspor produk petrokimia serta minyak negara ini. Sebagaimana diketahui beberapa tahun sebelumnya Iran masih mengimpor bensin.

Menurut Reuters, (17/9/2021), data Bank Sentral dan Kementerian Perminyakan Iran menyebutkan, negara ini mengekspor produk petrokimia dan produk minyak bumi senilai hampir $20 miliar pada tahun 2020, dua kali lipat lebih besar dari nilai ekspor minyak mentahnya.
 
Salah seorang pejabat Kementerian Perminyakan Iran kepada Reuters mengatakan, harga yang kompetitif, dan lokasi Iran yang dekat dengan jalur pelayaran utama, membuat produknya menarik.
 
Ketika sebagian besar negara dunia terpaksa memangkas produksi kilang minyaknya selama pandemi COVID-19, ekspor bensin Iran justru naik 600% pada 2020 menjadi 8 juta ton, atau 180.000 barel per hari.
 
Pendapatan Iran dari ekspor bensin diperkirakan $3 miliar pada tahun 2020. Produksi minyak Iran sekarang sekitar 2 juta hingga 2,5 juta barel per hari, sekitar 2 juta barel per hari dialokasikan untuk kilang domestik, dan sekitar 500.000 barel per hari untuk ekspor.
 
Ekspor petrokimia Iran naik menjadi 25 juta ton pada tahun 2020 dari sekitar 20 juta ton pada tahun 2019, sementara kapasitas petrokimia negara ini naik menjadi 90 juta ton per tahun pada tahun 2020 dari 77 juta ton pada tahun 2019. Ini diprediksi akan menembus 100 juta ton pada tahun 2021.
 
Irak dan beberapa negara Afrika dikabarkan membeli bensin Iran, sementara beberapa kapal kargo bensin dikirim ke Venezuela. Di sisi lain Cina merupakan pembeli utama LPG, metanol, dan banyak produk Iran lain. 

 

Alena Douhan, Pelapor Khusus PBB tentang Dampak Negatif Sanksi Sepihak terhadap Hak Asasi Manusia menilai sanksi sepihak Amerika Serikat terhadap negara lain sebagai tindakan ilegal.

Douhan dalam pertemuan Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa menyerukan penghapusan sanksi unilateral AS dan penerapan sebuah mekanisme khusus untuk membatasi pengenaan sanksi sepihak dalam kerangka Dewan Keamanan PBB.

Dohan menyinggung aturan internal AS Caesar yang disahkan oleh Kongres AS terhadap Suriah pada 2019, dan menyebutnya sebagai contoh undang-undang penerapan sanksi di luar perbatasan negaranya sendiri. Aturan Caesar  yang mulai berlaku pada 1 Juni 2020 memberikan wewenang kepada pemerintah AS untuk menjatuhkan sanksi terhadap institusi dan individu Suriah demi mengintensifkan tekanan terhadap Damaskus.

Amerika Serikat adalah negara pemberi sanksi terbesar di dunia dan memiliki sejarah terlama dalam menjatuhkan sanksi kepada negara lain sesuai dengan tujuan kebijakan luar negerinya.

Sekutu Washington juga terlibat dalam menjatuhkan sanksi kepada negara lain, sebagaimana yang dilakukan Uni Eropa terhadap Suriah. Sanksi ini dikenakan dengan dalih menentang kebijakan dan tindakan AS dan Barat atau dengan mengklaim bahwa mereka diancam oleh negara yang terkena sanksi.

Meskipun Presiden AS yang baru Joe Biden sekarang mengklaim pendekatan baru terhadap kebijakan luar negeri, setidaknya dalam posisi deklaratifnya, tapi Amerika Serikat masih menggunakan sanksi sebagai sarana untuk memajukan kebijakan luar negerinya, dan menghukum negara-negara lawannya.

Dengan demikian, pemerintahan Biden tidak berbeda dengan pemerintahan Trump yang melanjutkan pendekatan sanksi terhadap negara-negara saingan atau lawan Washington. Faktanya, sebagian besar sanksi AS dinyatakan dan diberlakukan secara sepihak tanpa izin PBB, sanksi ini ilegal. 

Selain menjatuhkan sanksi paling berat dalam sejarahnya terhadap Iran sebagai bagian dari kampanye tekanan maksimum, Amerika Serikat telah memberlakukan banyak sanksi sepihak terhadap negara-negara seperti: Rusia, Cina, Venezuela, Kuba, Suriah, dan Korea Utara.

Meskipun sanksi AS dikenakan pada negara lain, terutama saingan atau musuh, dengan berbagai dalih politik, komersial, keamanan, bahkan hak asasi manusia, tapi alasan utama untuk melanjutkan pendekatan ini demi mengejar kepentingan Washington. Menurut Menteri Energi Rusia, Alexander Novak, publik dunia telah lelah dengan sanksi AS terhadap berbagai negara yang para pemimpinnya tidak direstui Washington.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah berulang kali mengkritik AS karena menjatuhkan sanksi sepihak, terutama selama epidemi virus Corona, dan menyerukan agar sanksi itu dicabut atau dikurangi untuk memfasilitasi akses terhadap barang-barang medis, medis, dan farmasi dasar.

Elena Douhan meyakini sanksi sepihak melemahkan otoritas PBB, meimbulkan kekhawatiran terhadap kerja sama internasional dan supremasi hukum. Sanksi sepihak AS memiliki efek yang menghancurkan terhadapa negara-negara target.

Aanalis politik internasional, Reza Resalat mengatakan, "Sanksi menghalangi negara berkembang dan merugikan seluruh dunia. Tampaknya sulit mengharapkan para pemimpin AS akan mengambil langkah positif (dalam mencabut sanksi ini)."

Mengingat dampak destruktif dari sanksi sepihak AS terhadap negara lain, tampaknya perlu untuk meningkatkan tekanan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam hal ini, serta membentuk koalisi internasional terhadap sanksi tersebut, sehingga AS, sebagai pemimpin blok Barat, akan memiliki pertimbangan kembali berdasarkan posisi global yang terintegrasi.

 

Empat anggota Pasukan Demokratik Kurdi Suriah (SDF) yang berafiliasi dengan militer Amerika Serikat, tewas dalam serangan oleh sekelompok orang tak dikenal di pos pemeriksaan milik Kurdi.

Sekelompok orang tak dikenal, yang diduga dari masyarakat suku, menyerang milisi Kurdi di pintu masuk kota al-Dishisha di Provinsi al-Hasakah, Suriah.

Menurut media Rusia, Sputnik, empat milisi Kurdi tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan yang terjadi pada hari Sabtu (18/9/2021).

Dilaporkan juga bahwa beberapa orang tak dikenal menargetkan kendaraan militer milik milisi Kurdi di daerah al-Duraiyah di pusat kota Raqqa.

Serangan tersebut merupakan balasan atas tindakan provokatif Kurdi terhadap suku-suku di Suriah Timur. Milisi Kurdi menculik 27 orang di sekitar kota al-Hasakah pada Jumat lalu.

Sumber-sumber lokal mengatakan bahwa milisi Kurdi yang berafiliasi dengan AS juga menembaki rumah-rumah penduduk untuk mengintimidasi mereka di daerah tersebut.

Sebagian besar wilayah timur dan timur laut Suriah diduduki oleh milisi Kurdi dan pasukan AS. Masyarakat setempat menentang kehadiran pasukan pendudukan dan berulang kali mengadakan demonstrasi untuk mengusir mereka.

Minggu, 19 September 2021 19:51

Daesh, Pelaku Peledakan Pipa Gas Suriah

 

Kelompok teroris Daesh mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pipa gas di daerah Deir Ali, Suriah yang menyebabkan pemadaman listrik di Damaskus.

"Daesh mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pipa gas di pembangkit listrik Deir Ali," kata saluran Telegram yang berafiliasi dengan kelompok tersebut pada Sabtu (18/9/2021).

Sebelumnya, Menteri Ketenagalistrikan Suriah Ghassan al-Zamel mengatakan serangan itu telah menyebabkan pemadaman listrik di Damaskus dan daerah sekitarnya.

Ia menambahkan bahwa serangan teroris menargetkan pipa penyalur gas ke Pembangkit Listrik Tishreen dan Deir Ali serta dua menara 400 KV yang terletak di antara kedua pembangkit tersebut.

Kementerian Perminyakan Suriah mengumumkan bahwa pipa gas di daerah Deir Ali, yang diserang oleh teroris Daesh, telah diperbaiki dan kembali beroperasi.

Tindakan sabotase serupa juga pernah dilakukan Daesh di Irak yang membuat negara itu kekurangan pasokan listrik. 

 

Salman sebuah teladan bagi para pencari kebenaran dan kesempurnaan. Mereka yang merelakan kemerdekaan dirinya untuk mencapai kemerdekaan sejati, dan meletakkan belenggu budak di lehernya supaya Rasulullah meletakkan mahkota kehormatan di kepalanya serta Rasul yang bersabda terkait Salman, "Salman dari kami Ahlulbait as."

Saat ini jarang di masyarakat Islam yang tidak mendengar nama Salman al-Farisi dan ini menunjukna posisi dan kebesaran khusus di antara umat Muslim. Namun seorang non Arab (ajam) yang mencapai posisi tinggi ini, di mana Rasulullah terkait dirinya bersabda, "Salam dari kami Ahlulbait as", mengindikasikan fakta bahwa mengenal sosok besar ini dapat membimbing setiap manusia monoteisme dan pencari kebenaran mencapai tujuan.

Rouzbeh atau Salman tumbuh besar di komunitas penyembah api. Ayahnya tokoh daerah dan pemuka agama di kota Jey (salah satu daerah kuno di Isfahan saat ini). Ia berusaha menjadikan anaknya sebagai pengganti dirinya. Namun hati dan jiwa Rouzbeh jijik atas posisi agama ayahnya. Salman yang hidup nyaman di kebun kurma dan rindang keluarganya merasa tidak bahagia.

kesenjangan sosial di tengah masyarakat membuatnya menderita. Ketika menyaksikan ibadah masyarakat, ia berkata kepada dirinya, "Bagaimana api disembah padahal ia dinyalakan oleh tangan-tangan mereka sendiri ? Apakah air bukannya memadamkan api suci mereka dan segenggam tanah membuatnya kusam serta mematikannya dan angin membawa debunya ke sana dan kemari." Tak diragukan lagi, hasil dari pemikiran logis ini membuatnya tidak berminat terhadap api dan mendorongnya mencari ajaran ilahi.

Pemikiran bijak Rouzbeh membawanya pada fakta bahwa dunia ini memiliki pencipta. Pencipta yang menciptakan api untuk digunakan manusia. Dia tidak bisa menerima bahwa Tuhannya senang dengan keunggulan orang kaya atas orang miskin. Tuhan yang mengizinkan hamba-hamba-Nya untuk meninggikan dan menyembah api yang telah Dia ciptakan untuk mereka gunakan demi kemaslahatan dan menghilangkan bahaya.

Rouzbeh dengan teliti merenungkan di pemikirannya dan kemudian dengan sangat marah berteriak, "Ibadah ini; ibadah batil, dan perkumpulan ini adalah perkumpulan fasid." Saat kemarahannya mereka, dengan menderita ia berkata kepada dirinya, "Ke mana aku pergi menemukan seseorang yang akan membimbingku kepada Tuhan Yang Maha Besar, pencipta alam semesta dan pencipta segala sesuatu."

Ayah Roozbeh ingin putranya menjadi penggantinya di Pusat Keagamaan Jay. "Cinta ayah saya untuk saya membuat saya terkunci di rumah seperti seorang gadis sampai saya menjadi petugas kuil api," katanya tentang ayahnya. Meskipun Roozbeh dipenjarakan di rumah, karena kebaikan sang ayah, dan seolah-olah merupakan tanda kepedulian seorang ayah terhadap keselamatan anaknya, itu sebenarnya merupakan tanda kepeduliannya terhadap semangat pencarian Roozbeh. Tidak diragukan lagi, ayahnya tahu betul bahwa semangat mencari kebenaran akan membuat Roozbeh tidak dapat duduk diam.

Namun meski ada perawatan dan pengawasan ketat, ayahnya di hari-hari sibuk meminta Roozbeh menggantikan dirinya pergi ke desa untuk memeriksa propertinya, dan kemudian memberi banyak wejangan dan menekankan untuk kembali tepat waktu. Hari untuk melaksanakan misi ayahnya tiba. Di tengah jalan Roozbeh melihat Gereja, ia berhenti dan berdiri di depan tempat ibadah tersebut. Setelah mendegarkan lantunan doa dari gereja tersebut, Roozbeh masuk. Di dalamnya ia menyaksikan sekelompok orang tengah beribadah dan beroda. Kondisi khusyu para jemaah membuatnya takjub. Ia mulai berbicara dengan uskup dengan suara perlahan. Dialog dirinya dengan uskup ternyata memakan waktu yang lama. Akhirnya uskup menjelaskan tentang makan malam, tempat kelahiran al-Masih.

Ketika Roozbeh kembali ke rumah, ia menyaksikan ayahnya yang gemetaran. Ayahnya dengan nada marah berteriak kepada anaknya, "Dari mana saja kamu ? Roozbeh dengan tenang menjawab, aku menyaksikan sekelompok pengikut al-Masih yang tengah berdoa di gerejanya. Apa yang mereka lakukan membuatku takjub dan aku menyadari agama mereka lebih baik dari agama kita. Ayah Roozbeh yang senantiasa mendidikinya sebagai penggantinya dan memberi tangung jawab kepadanya untuk menangani ritual keagamaan di kuil api, menyaksikan anaknya berkata, "Tak diragukan lagi agama Kristen lebih baik dari agama kita."

Pada awalnya sang ayah dengan berbagai metode berusaha meyakinkan anaknya, tapi Roozbeh menolak satu demi satu argumen ayahnya. Pada akhirnya ia berkata kepada ayahnya, ayahku ! Kamu mengikuti ayah dan leluhurmu menyembah api. Tapi katakan kepadaku apa kedudukan api yang kita nyalakan dengan tangan kita dan api kering ini ? Sebenarnya nyala dan padamnya api berada di tangan kita, lantas bagaimana ia dapat menjadi tuhan kita ?

Kemarahan sang ayah memuncak dan kemudian memejarakan Roozbeh di rumah. Roozbeh beberapa terpenjara di rumah hingga suatu hari salah satu pelayannya yang sesekali ia utus kepada uskup mendatanginya dan berkata, "Uskup memberitahuku bahwa besok sore akan ada karavan yang bertolak ke Sham."  Ada kegembiraan di wajah Roozbeh. Di pagi harinya, Roozbeh melarikan diri dari rumah dan bergabung dengan kafilah tersebut yang bergerak ke Damaskus.

Roozbeh setibanya di Damaskus langsung mendatangi ulama Kristen yang paling pandai. Warga membawanya kepada Magharim al-Dam yang tinggal di gunung Qasiyun. Roozbeh dengan semangat tinggi pergi ke rumah ulama Nasrani ini. Setibanya di sana, uskup bertanya kepadanya, "Siapa kamu dan apa yang kamu inginkan ? Roozbeh berkata, Saya seorang dari kota Jey, Isfahan, ingin menimba ilmu, terimalah aku supaya aku dapat melayanimu dan berdiskusi denganmu, berilah aku bimbingan tentang segala sesuatu yang Tuhan ajarkan kepadamu !  Ucapan indah dan sopan ini membuat uskup takjub. Ia memandang wajah pemuda di hadapannya. Ia menyaksikan di matanya tanda kecerdasan. Setelah mengucapkan kata sambutan, pendeta tersebut mengajak Roozbeh ke rumah ibadahnya.

Tak terasa Roozbeh tinggal di sana selama beberapa bulan. Selama waktu tersebut, Roozbeh setia menemani sang pendeta dan belajar serta meneliti, ia juga memanfaatkan waktunya untuk beribahah dan menggunakan sebagian lainnya untuk mendengarkan penjelasan ayat-ayat Injil yang tak jelas. Kematian sang pendeta, memisahkan Roozbeh dengan ulama ini. Roozbeh kembali mencari kebenaran dan melewati gunung serta padang sahara. Ia menghabiskan mayoritas umurnya di perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, dari satu tempat ibadah ke tempat lainnya. Ketika menemukan orang pintar, ia belajar darinya dan mencicipi kelezatan iman.

Roozbeh tanpa kenal lelah dan malas, terus mencari sosok yang dapat memenuhi dahaganya. Sosok yang ia temukan di dalam dirinya kecintaan, kebebasan, persaudaraan dan persamaan. Hingga suatu hari, Roozbeh tiba di kota Madinah. Di sinilah ia bertemu dengan Rasulullah Saw. Ia menemukan apa yang dicari selama ini di dalam diri Rasulullah. Saat itulah, Roozbeh yang datang jauh-jauh dari Isfahan akhirnya memeluk Islam dan mengganti namanya dengan Salman.

Suatu hari di Madinah terdengar desas desus bahwa Abu Sufyan bin Sakhr bin Harb, musuh terbesar Rasulullah mengirim delegasi ke kabilah Arab dan meminta mereka berpartisipasi di perang melawan Muhammad Saw. Sebagian kabilah Arab menyambut seruan Abu Sufyan dan mematuhi perintahnya, sehingga terkumpul sepuluh ribu tentara.

Berita ini membuat umat Muslim takut. Rasulullah kemudian mengumpulkan pengikutnya dan menggelar musyawarah untuk menghadapi sepuluh ribu pasukan musuh. Ketika berbagai usulan dilontarkan, kemudian dibahas, Salman berkata, "Wahai Rasulullah ! Ijinkan kami menggali parit di sekitar Madinah sehingga musuh tidak mampu masuk ke kota."

Rasul menyambut usulan Salman dan langsung menginstruksikan pembuatan parit. Saat pembuatan parit, seluru pemimpin kaum Muhajirin dan Ansor dengan kata-kata lembut menunjukkan kasih sayang mereka kepada Salman. Kaum Muhajirin berkata, Salman dari kita. Tak ketinggalan kaum Ansor berkata, Salman dari kami dan kami lebih layak untuk dia. Rasulullah gembira dengan ungkapan kedua kelompok ini dan kemudian meletakkan tangannya di pundak Salman dan dan bersabda, "Salman dari Kami Ahlul Bait as."

Makam Salman al-Farisi di kota Madain
Ya! Ini adalah karunia besar yang tidak dimiliki oleh para sahabat Rasulullah. Para sahabat Nabi mengelilinginya dan berkata kepadanya: "Terberkatilah kamu, Salman Farsi, bahwa Rasulullah menganugerahkan kepadamu kehormatan besar." Sementara itu, Nabi dengan tatapan penuh cinta berkata kepada mereka: "Jangan katakan Salman Farsi, tetapi katakan; Salman Mohammadi."

Makam Salman al-Farisi atau yang dikenal dengan Salman Mohammadi terletak di 30 km tenggara kota Baghdad di kota Madain.

Sabtu, 18 September 2021 20:26

Mengenal Perahu Terbang IRGC Iran

 

Dalam beberapa tahun terakhir, Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran telah mengambil langkah besar untuk mempersenjatai diri dengan semua jenis peralatan dan senjata yang efektif dalam perang maritim, terutama di Teluk Persia.

Angkatan Laut IRGC telah mengembangkan perahu terbang WiGE (Wing in Ground Effect) atau GEV (Ground-effect Vehicle) yang diberi nama Bavar 2. Peralatan ini cocok untuk pertahanan pantai dan kendaraan patroli cepat untuk Iran, karena negara ini memiliki garis pantai lebih dari 1.500 kilometer di bagian selatan.

Pada dasarnya, perahu terbang seperti ini tidak dirancang untuk mengudara terlalu tinggi, tetapi ia beroperasi atas efek tanah (ground-effect) dan kemampuan terbangnya dicapai pada ketinggian rendah. Kendaraan ground-effect ini dibangun oleh Kementerian Pertahanan dan dirancang oleh organisasi industri udara dan laut Universitas Teknologi Malek Ashtar Iran.

GEV milik Iran, Bavar 2 pertama kali diperkenalkan ke publik pada hari kelima latihan militer Nabi Besar pada April 2006. Kabar ini memiliki dampak yang sangat besar pada waktu itu dan banyak negara terkejut dengan kemampuan Republik Islam dalam membangun perahu terbang ini.

Menyusul penyerahan 12 unit Bavar 2 pada Oktober 2010 yang dikemudikan oleh pilot-pilot terlatih, dunia mulai percaya bahwa Iran memang punya kemampuan penuh untuk memproduksi kendaraan jenis ini. Iran kemudian membangun tipe baru GEV Bavar yang dinamai Bavar 4, yang tentu saja punya kemampuan lebih tinggi dibandingkan Bavar 2.


Keunggulan Ground-effect Vehicle

Salah satu keunggulan GEV adalah bahwa setiap area di laut dapat menjadi titik awal untuk menjalankan misinya. Jika dibutuhkan, ia dapat mendarat di area manapun dan bersembunyi di pantai.

Perahu terbang mulai populer setelah Perang Dunia II dan Uni Soviet tercatat sebagai negara pertama yang mengoperasikan kendaraan unik ini.

Keunggulan lain GEV adalah memiliki kecepatan lebih tinggi daripada kapal konvensional dan bahkan speedboat, beroperasi dengan mesin yang lebih ringan dan daya yang lebih kecil, konsumsi bahan bakar yang lebih hemat, serta jangkauan dan jarak tempuh yang lebih cepat.

Ia dapat terbang di laut yang ganas, yang tidak memungkinkan bagi kapal-kapal untuk beroperasi dengan aman. Hal ini karena ia mampu terbang dengan ketinggian beberapa meter di atas permukaan air. GEV dapat menjalankan misinya dengan kecepatan tinggi jika dibandingkan dengan kendaraan maritim lainnya.


Spesifikasi dan Fitur

GEV Bavar 2 Iran memiliki kecepatan antara 185 km hingga lebih dari 190 km per jam. Ketinggian terbang biasa mencapai antara 1—5 meter dan bisa lebih tinggi hingga beberapa puluh meter.

Mesin GEV Bavar 2 dipasang di belakang kokpit, sedikit lebih jauh ke belakang dan di atas badan pesawat untuk melindunginya dari benturan dengan air. Mesin baling-baling berbilah tiga ini dipasang pada sudut positif ke arah cakrawala sehingga selalu memiliki komponen gaya ke atas dan membantu daya angkat agar lebih mudah lepas landas dari air.

Iran juga telah membangun versi dua awak kabin yang penggunaan utamanya untuk tujuan pendidikan.

Pada tipe single-seater, perkiraan berat orang kedua dan peralatan yang dia gunakan seperti kursi, peralatan kabin presisi, dan sistem kemudi, telah dilepas dari perahu terbang. Kekosongan ini dimanfaatkan untuk kargo dengan berat 90 hingga 110 kilogram. Dengan begitu, Bavar 2 dapat membawa setidaknya satu rudal anti-kapal yang dinamai Kowsar.


GEV Bavar Iran juga sedang dipersiapkan untuk dapat membawa roket dan rudal anti-kapal selam.

Mengingat kemampuan GEV yang tinggi sebagai kendaraan udara ringan dan memiliki kemampuan amfibi dalam menjalankan misi di laut, Iran sedang melakukan beberapa modifikasi di GEV Bavar 2 untuk meningkatkan efisiensinya. Modifikasi terpenting adalah mempersenjatainya dengan rudal anti-kapal.

Jika memungkinkan pemasangan rudal udara-ke-udara, maka Bavar 2 dapat melawan drone-drone musuh dan hal ini akan menjadi keunggulan lain baginya. Koneksi perangkat ini dengan unit permukaan dan udara lainnya juga akan meningkatkan kemampuan operasionalnya dalam perang modern saat ini. (

Sabtu, 18 September 2021 20:25

Misi AL Iran di Perairan Internasional

 

Armada ke-75 Angkatan Laut Republik Islam Iran kembali ke pangkalannya setelah berlayar sejauh 44.000 kilometer melintasi pantai bagian barat Afrika dan Laut Baltik. Para pelaut ini disambut secara resmi oleh pejabat tinggi militer Iran di Pelabuhan Bandar Abbas.

Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengucapkan selamat kepada para komandan dan pelaut atas pencapaian bersejarah, yang ditorehkan oleh Armada ke-75 AL Republik Islam.

“Pertahankan dan tingkatkan kemampuan ini,” bunyi salah satu kalimat dari pesan Ayatullah Khamenei.

Di tengah sanksi, Angkatan Laut Iran telah memperoleh peralatan strategis di tiga bidang permukaan, bawah-permukaan, dan udara. Kesuksesan dan kebanggaan besar ini merupakan jawaban penuh makna terhadap kebijakan tekanan maksimum Amerika Serikat.

Selama ini, AS berusaha mengisolasi dan menghambat kemajuan Iran di berbagai bidang, termasuk kekuatan militer dan pertahanan, tetapi tidak berhasil. Musuh-musuh bangsa Iran kini harus menerima bahwa Republik Islam adalah negara kuat yang bermartabat dan berwibawa.

Dengan kesuksesan misi besar ini, Angkatan Laut Iran telah memantapkan posisi dan peran strategisnya dalam melakukan misi maritim di perairan internasional. Iran merupakan satu-satunya negara di Timur Tengah yang berhasil menjalankan misi berat ini secara mandiri, dan itupun di bawah tekanan sanksi dan ancaman musuh.


Selama menjalani misi 133 hari, armada Angkatan Laut Iran melintasi Samudra Hindia, Atlantik Selatan, dan Atlantik Utara, serta jalur perairan penting di ketiga samudra tersebut, yang merupakan jalur strategis di bidang geopolitik maritim.

Komandan AL Iran, Laksamana Shahram Irani dalam wawancara dengan TV1 IRIB, mengatakan Armada ke-75 telah melintasi tiga samudra dan kami dapat melintasi tiga rute laut yang sangat berombak dengan peralatan buatan Iran murni yaitu kapal perusak Sahand. Samudra Atlantik merupakan salah satu perairan yang ganas di dunia.

“Hampir 90% perdagangan Iran dilakukan melalui lautan. Saat ini perairan maritim juga terancam oleh pemain trans-regional dan sebagian lagi oleh terorisme maritim. Rute ini, yang merupakan poros ekonomi Iran, mulai terancam,” jelasnya mengacu pada pentingnya misi tersebut.

Menurut Institut Tabyin Center Iran, salah satu syarat untuk mencapai pertahanan maritim adalah memiliki akses ke teknologi yang bisa diterapkan untuk memproduksi dan membangun peralatan angkatan laut.

Beberapa teknologi yang membuat negara berjaya di lautan antara lain, sistem navigasi elektronik, pembangunan kapal selam yang dapat menyelam lama di laut, dan kapal perusak yang dilengkapi peralatan perang elektronik serta dipersenjatai dengan rudal pintar. Kemampuan ini sekarang dikuasai oleh divisi khusus industri pertahanan Iran.

Situs web Amerika, Business Insider dalam sebuah laporan tentang kemajuan Angkatan Laut Iran, menulis bahwa hari ini Iran mengirim kapalnya ke berbagai misi di samudra.

Komandan AL Militer Iran, Laksamana Shahram Irani.
Armada Angkatan Laut Iran pernah berlayar di belahan dunia lain seperti India, Sri Lanka, garis khatulistiwa, perairan Indonesia, Selat Malaka, Laut Cina, Samudra Pasifik, Terusan Suez, Laut Mediterania, dan Samudra Hindia Selatan.

Dengan bergabungnya kapal pelabuhan Makran pada Januari 2021, Angkatan Laut Iran telah mengambil sebuah langkah penting dalam menjalankan misi-misi maritim.

Kapal Makran dirancang untuk mendukung misi angkatan laut di perairan jauh. Kapal ini membantu memerangi gangguan dan pembajakan, terutama di Teluk Aden, Laut Merah dan, selat-selat. Ia dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan perang elektronik, operasi rudal, peluncuran drone, dan pelaksanaan operasi khusus.

Kapal perusak Sahand—yang merupakan kapal perusak tercanggih di Timur Tengah—telah bergabung dengan Angkatan Laut Iran sejak Desember 2018. Dengan fitur tempur seperti, peralatan anti-radar, kemampuan ofensif dan defensif, serta kemampuan untuk meluncurkan rudal permukaan-ke-permukaan, permukaan-ke-udara, dan torpedo, telah menyediakan banyak keunggulan bagi pasukan Iran.

Komandan Militer Iran, Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi pada upacara penyambutan kru Armada ke-75, mengatakan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata merestui ide mengarungi Samudra Atlantik untuk pertama kalinya.

“Langkah strategis ini membuat angkatan laut para kekuatan arogan global, yang dipimpin oleh teroris Amerika, menjadi bingung,” ujarnya.

Upacara penyambutan Armada ke-75 AL Militer Iran di Pelabuhan Bandar Abbas.
Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami mengatakan peristiwa besar ini merupakan awal dari sebuah babak baru untuk meningkatkan kekuatan pertahanan serta memperkuat kapasitas pencegahan Angkatan Bersenjata Iran.

Sekarang Angkatan Laut Iran telah meningkatkan misinya ke tingkat kekuatan strategis dan memiliki kemampuan untuk hadir di perairan internasional demi menjaga keamanan maritim. Dengan memanfaatkan peralatan dan senjata canggih di medan perang maritim, mereka dapat memainkan peran yang kuat untuk menjaga keamanan di setiap titik di perairan internasional.

Kemampuan ini telah dibuktikan oleh Angkatan Laut Iran dengan kehadirannya di empat jalur ekonomi dunia di Samudra Hindia Utara dan pelaksanaan misi maritim di Samudra Atlantik.

“Hari ini Samudra Hindia telah menjadi misi biasa dan rutinitas harian bagi kami. Kami pasti akan hadir di setiap jalur yang diperlukan, karena kami punya kemampuan untuk melakukannya,” tegas Laksamana Shahram Irani.

 

Helikopter memiliki kemampuan untuk terbang di ketinggian rendah dan waktu persiapan penerbangan lebih sedikit daripada pesawat jet. Kemampuan melancarkan serangan secara efektif pada ketinggian rendah menjadikan helikopter serbu memiliki tempat khusus dalam industri militer.

Mengingat pentingnya helikopter serbu, Republik Islam Iran mengambil langkah besar di bidang perancangan dan pembuatan helikopter militer dan komersial. Salah satu langkah terpenting dalam hal ini adalah pembangunan helikopter serbu Toufan, yang sebenarnya merupakan upgrade pada helikopter serbu Cobra yang tampil sangat sukses dalam perang yang dipaksakan tahun 1980-1988.

Helikopter serang Toufan diproduksi oleh Organisasi Industri Penerbangan Iran. Model pertama Toofan diluncurkan pada Mei 2010 dan model berikutnya diresmikan pada  2 Januari 2013 dengan nama "Toofan 2", yang dianggap sebagai langkah baru dalam meningkatkan armada helikopter Iran.

Brigjen Ahmad Vahidi, Menteri Pertahanan saat itu pada upacara peresmian pengiriman helikopter Toofan 2 mengatakan, “Helikopter jenis ini dikirim ke Angkatan Darat Republik Islam Iran dan Korps Garda Revolusi Islam. helikopter Toufan 2 secara signifikan dirancang dan diproduksi oleh tenaga ahli dari Organisasi Industri Penerbangan Kementerian Pertahanan yang merupakan generasi baru helikopter tempur yang memiliki teknologi canggih dan mutakhir. Helikopter Toufan 2 menggunakan seperangkat teknologi asli yang berharga dari industri yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan, di bidang elektronik, optik, laser, dan senjata, termasuk kekuatan ofensifnya karena kemampuan penargetan yang sangat akurat.”

Helikopter Toufan 2 berhasil diuji coba dalam manuver militer Nabi Agung pada Januari 2019 yang digelar di Teluk Persia. Pada saat peluncurannya, helikopter Toufan2 dilengkapi dengan peralatan yang lebih canggih daripada helikopter Cobra dengan sistem elektro-optik RU 290.

Helikopter Toufan dibangun dengan upgrade EH1 Cobra. Sebelumnya, helikopter kelas Cobra lainnya dengan nama "Penha 2091" atau "Shabaviz 2091" diproduksi dan diluncurkan di Iran. Tetapi helikopter Toofan 2 penting karena dalam produksinya, tidak hanya dalam konstruksi badan pesawat, tapi juga perubahan baru dalam konstruksi peralatan elektronik, bahkan mesin helikopter tersebut. Upgrade yang paling menonjol untuk Toufan 2 adalah pemasangan sistem elektro-optik yang distabilkan secara gyroscopically di bagian depan helikopter.

Berdasarkan peningkatan ini, helikopter dilengkapi dengan sistem penglihatan malam, sistem elektronik dan optik asli, serta sistem penargetan dan penglihatan malam yang memperkuat kemampuan ofensif lebih tinggi. Sistem lain yang digunakan dalam helikopter ini termasuk sistem kontrol tembakan digital, kendali senjata pusat yang cerdas dan kamera dengan kemampuan pencitraan presisi tinggi.

 Helikopter Toufan 2 memiliki ciri khas dibandingkan dengan helikopter Cobra di berbagai bidang terutama sensor dan perlengkapan kabin.

Sistem Elektro-optik Muka

Menurut spekulasi yang ada, sistem elektro-optik Toofan 2 adalah model "Eagle 1" yang dibuat oleh perusahaan Iran. Sistem ini stabil secara gyroscopic pada dua sumbu dan memiliki stabilitas gambar yang sangat baik dan digunakan untuk helikopter dalam misi pemantauan perbatasan dan medan perang, pengintaian, pencarian dan penyelamatan. Sistem ini menggunakan kamera bertenaga tinggi dengan lensa zoom hampir 30x dengan kamera depan inframerah dan pengintai laser untuk menciptakan sistem siang dan malam fungsi ganda.

Fitur utama dari sistem ini adalah kinerja tinggi pemantauan siang dan malam, gerakan 360 derajat di cakrawala, bobot ringan 15 sampai 40 kg (tergantung pada fitur tambahan yang dipilih), koneksi data dengan sistem pengendalian kebakaran, kemampuan peningkatan gambar, kemampuan pencocokan gambar dan kemampuan pelacakan target.

Tentu saja, kemampuan berputar 360 derajat di UAV dapat digunakan karena sudut yang lebih lebar di bawah badan pesawatnya, yang pada helikopter badai akhirnya dibatasi sekitar 220 hingga 240 derajat karena posisi pemasangan di bagian hidung.

Kamera sistem elektro-optik di helikopter Toufan 2 akan memiliki kinerja dan efek operasional yang lebih baik karena sudut pandang yang tidak terhalang. Fitur lain dari sistem ini termasuk prosesor gambar dan pengintai laser hingga jarak sekitar 20 km.

Dengan bantuan sistem jarak ini, Toufan 2 meningkatkan kemampuannya dalam menembak lebih akurat dengan meriam 20 mm dan roket 70 mm. Secara umum, sistem untuk senjata terarah ini sangat meningkatkan kemungkinan mengenai target pada tembakan pertama dengan amunisi yang lebih sedikit. Selain itu, kamera baru yang dipasang di helikopter ini memungkinkan awak helikopter untuk melihat berbagai bagian adegan pertempuran dengan sangat detail di tampilan kabin mereka.

Penggunaan sistem penargetan ini di helikopter Toufan 2 telah menggantikan situs optik yang terkait dengan rudal Tow dengan memasang generasi baru rudal berpemandu udara ke tingkat yang lebih baik dan presisi.

Helikopter Toufan 2 menggunakan dua tampilan multifungsi baru (MFD) dengan meninggalkan sistem analog sebelumnya yang secara default hanya menampilkan data penerbangan yang diperlukan, pengurangan tekanan kerja pilot dibatasi secara signifikandan penggunaan informasi dengan mudah.

Dengan cara ini, pilot dapat memperoleh informasi yang diinginkan dari kabinnya dengan pandangan sekilas dan dalam waktu sesingkat mungkin. Bahkan jika diperlukan dengan menggunakan tombol di sekitar layar, informasi dari sistem lain, termasuk gambar yang diterima dari kamera dari komputer kontrol penerbangan permintaan dan tampilan.

Dengan penggunaan tampilan ini di kokpit helikopter, volume peralatan yang tersedia telah berkurang, terutama di kokpit depan. Monitor jauh lebih andal daripada generasi yang lebih tua. Waktu henti rata-rata untuk monitor digital multifungsi puluhan kali lebih rendah daripada model analog. Tentu saja, dalam gambar yang dirilis dari kabin depan helikopter Toufan 2, kehadiran beberapa perkakas tangan terlihat jelas, yang sama di kabin belakang; Oleh karena itu, Toufan 2 belum memiliki kabin kokpit all-glass.

Peningkatan lain pada helikopter ini adalah pemasangan sistem "HUD display" yang baru. Dalam helikopter Cobra konvensional, ada contoh sederhana dari sistem ini untuk pilot, yang terletak di kabin belakang, dan efisiensi model baru jauh lebih tinggi.

Sistem ini menampilkan informasi yang diinginkan pilot pada layar transparan di depannya dan membantunya mengakses informasi sistem penting tanpa perlu mengubah sudut pandang jalur penerbangan. Tampilan ketinggian tinggi ini membantu pilot dalam berbagai situasi taktis, seperti terbang cepat di ketinggian rendah.

Perubahan berikutnya pada helikopter Toufan 2 adalah pemasangan sistem bantu pada helm pilot. Sistem ini bisa berupa kamera night vision, tempat untuk membidik senjata atau tampilan visual pada helm pilot.

Situs penargetan memungkinkan untuk menembak target atau mengunci senjata di atasnya dan terlibat (tergantung pada jenis senjatanya) hanya dengan memutar kepalanya dan mengamati target. Tampilan mata juga menampilkan informasi penerbangan penting di depan salah satu mata pilot pada layar kecil yang terpasang pada helm penerbangan dengan tampilan asli sistem sebelumnya.

Helikopter Toufan 2 juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan kobra sebelumnya dalam hal kanopi baru. Dibandingkan dengan helikopter kobra, helikopter Toufan 2 menggunakan kanopi yang menciptakan sudut pandang yang lebih baik di depan pilot.

Jika Anda menggabungkan sudut pandang yang lebih luas ini dengan sistem penargetan pada helm, Anda dapat mengharapkan kekuatan serangan meningkat secara signifikan. Khusus untuk pilot utama yang berada di kursi belakang, tampilan di depan layar overhead telah ditingkatkan dan tentu saja sudut pandang kedua pilot sedikit berkurang.Lebih baik kuda yang malang daripada tidak ada kuda sama sekali. 

Fitur  Lain

Fitur lain yang ditambahkan dalam Helikopter Toufan 2 adalah kamera depan inframerah, yang memungkinkan pilot untuk terbang di malam hari dan dalam kondisi cuaca buruk. Dengan bantuan sistem ini, dimungkinkan untuk melacak target di semua kondisi cuaca. Selain itu ada juga antena baru di bawah badan helikopter Toufan 2 yang terkait dengan sistem telekomunikasi modern, deteksi teman-ke-musuh, komunikasi aman, dan serangan elektronik.