
کمالوندی
Manuver Pemerintah Interim Mesir Menjelang Pilpres
Mesir saat ini akan segera menyongsong pemilu presiden. Hamdeen Sabahi, Ketua Gerakan Rakyat Mesir dan Abdel Fatah ElSisi, mantan Menteri Pertahanan Mesir adalah dua tokoh yang akan bersaing dalam pemilu presiden mendatang. Namun di mata sebagian partai dan kelompok politik di Negeri Piramida itu, pemilu presiden mendatang dianggap sebagai pemilu yang sudah direkayasa.
 
Saat ini slogan-slogan kampanye dua kandidat tersebut telah memenuhi di hampir semua jalan di Mesir, bahkan aktivitas kampanye El Sisi dan Sabahi kian hari meningkat. Slogan pemilu yang diusung oleh Sabahi adalah "Kita akan membangun kembali Mesir."
 
Para pejabat pemerintah interim Mesir mengerahkan segenap upaya untuk melaksanakan semua peran yang sejalan dengan pandangannya. Mereka berusaha mengarahkan perkembangan di Mesir sesuai dengan kepentingannya dan mensukseskan kandidat yang mereka dukung. Oleh sebab itu, untuk mencapai ambisi tersebut, mereka berusaha menyingkirkan rival-rival dan oposisinya.
 
Selama beberapa bulan terakhir pasca penggulingan Muhammad Mursi, Presiden Mesir yang dipilih langsung oleh rakyat, pemerintah interim menganggap Ikhwanul Muslimin sebagai musuh dan rival utamanya, sehingga mereka berusaha menyingkirkan kelompok tersebut dari kancah politik dan semaksimal mungkin membatasi aktivitas Ikhwanul Muslimin.
 
Langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah interim untuk menghapus para penentang mereka adalah memasukkan Ikhwanul Muslimin dalam daftar kelompok teroris dan melarang aktivitas kelompok tersebut. Penangkapan massal terhadap anggota Ikhwanul Muslimin dan vonis mati terhadap lebih dari 680 anggota dan pendukung Ikhwanul Muslimin termasuk Mohamed Badie, pemimpin kelompok tersebut, adalah bagian dari langkah pemerintah interim untuk menciptakan ketakutan di antara para pendukung mereka.
 
Pada Rabu (30/4), pengadilan Mesir juga melanjutkan sidangnya ke-7 untuk mengadili Mursi dan sejumlah pemimpin senior Ikhwanul Muslimin. Mantan presiden Mesir pilihan rakyat tersebut diadili atas tuduhan melarikan diri dari penjara Wadi ElNatrounketika meletus revolusi 25 Januari 2011.
 
Di masa revolusi Mesir, semua penjara dibuka dan semua tahanan politik di era rezim Hosni Mubarak melarikan diri. Namun saat ini hanya Mursi yang diadili atas tuduhan melarikan diri dari penjara, sehingga hal itu memunculkan banyak pertanyaan. Oleh sebab itu, dakwaan dan pengadilan terhadap Mursi pada dasarnya terkesan dibuat-buat dan pengadilan atasnya sangat dipertanyakan. Tuduhan terhadap Mursi hanyalah dalih untuk menghantam Ikhwanul Muslimin dan mencoreng wajah kelompok tersebut menjelang pemilu presiden mendatang.
 
Sementara itu, Ikhwanul Muslimin memboikot pemilu dan menuntut rakyat Mesir untuk tidak berpartisipasi dalam pemilu presiden yang akan digelar pada bulan ini. Boikot tersebut tampaknya telah membuat khawatir para pejabat pemerintah interim, sebab pemilu kali ini akan dijadikan landasan untuk legitimasi pemerintah Mesir mendatang.
 
Untuk mengantisipasi hal itu, sejak awal pemerintah interim yang didukung militer telah melancarkan berbagai manuver anti-Ikhwanul Muslimin dan para pendukungnya. Di antara langkah anti-Ikhwanul Muslimin yang telah dilancarkan adalah menuding mereka dengan pelanggaran keamanan nasional dan pembunuhan warga dalam insiden pembangkangan sipil sebelum terjadi kudeta terhadap Mursi.
 
Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk menghantam oposisi dan sekaligus strategi awal untuk menghapus sepenuhnya Ikhwanul Muslimin dari kancah politik dan sosial di Mesir.
 
Mesir saat ini perlahan-lahan semakin jauh dari tujuan-tujuan revolusi, bahkan bergerak kembali ke masa pemerintahan rezim Mubarak. Negeri Seribu Menara tersebut di ambang cengkeraman para jenderal dan jika hal itu terjadi maka revolusi akan berakhir dan terbentuklah Mubarakisme lain di Mesir.
Parlemen Iran: Kemerdekaan Ekonomi Dicapai dengan Kerja Keras Buruh
Anggota Komisi Pembangunan Majelis Syura Islam Iran mengatakan, para buruh adalah urat nadi perekonomian dan kemerdekaan ekonomi dapat dicapai dengan bersandar kepada kerja keras dari lapisan masyarakat ini.
Yonathan Betkolia, Kamis (1/5) kepada IRNA mengatakan, "Pada kondisi seperti sekarang ini lapisan masyarakat yang bisa memutar roda perekonomian negara dan menghasilkan produk-produk berkualitas adalah para buruh."
 
Wakil masyarakat Kristen Asyiria di Parlemen Iran itu menambahkan, "Hari ini dalam perang ekonomi dan era sanksi, perekonomian negara adalah target para buruh yang dengan inovasi-inovasinya menciptakan kreatifitas besar dan nama Iran berjaya di dunia."
Menurutnya, hasil kerja tanpa kenal lelah para buruh dapat dilihat dengan jelas di sektor pertanian, industri dan jasa juga di bidang-bidang lainnya.
 
Anggota Komisi Pembangunan Parlemen Iran menuturkan, "Dukungan terhadap para buruh dan memberikan asuransi khusus pada mereka merupakan langkah tepat untuk menyejahterakan kelas sosial ini."
"Hari ini tujuan besar Pemimpin Revolusi Islam Iran dan pemerintah adalah mencapai kemerdekaan ekonomi, itu dapat dicapai ketika para buruh di berbagai industri bekerja dengan cepat dan menghasilkan produk-produk berkualitas," pungkasnya.
SHIA MENYIMPAN SEKEPING TANAH UNTUK SUJUD DIWAKTU SOLAT
Shirazi: Sujud pada bumi yang bersih adalah wajib. Solat wajib biasanya dilakukan di dalam rumah yang telah dihiasi dengan perabot dan karpet. Walaupun jika karpet dialihkan, simen dibawahnya mengandung bahan galian yang mana sujud diatasnya tidak dibolehkan.
Sheikh: Apa yang kami nampak adalah semua shia mempunyai sekeping tanah dari karbala dan menganggap sujud diatasnya sebagai wajib.
SUJUD PADA ALAS LANTAI SELAIN DARI BUMI ADALAH MENYALAHI ARAHAN AL-QURAN.
Jika kamu boleh menunjukkan kepada kami satu ulasan hadith atau kenyataan yang menunjukkan sujud pada tanah Karbala adalah wajib, kami kan terima semua kenyataan kamu sebagai betul. Yang sebenarnya, di dalam semua buku amalan agama kami, terdapat petunjuk yang jelas, menurut pada arahan al-Quran, sujud hendaklah dilakukan pada bumi yang bersih. Ini termasuk tanah, batu, pasir, rumput, pastikan ianya bukan mineral. Lebih lagi sujud boleh dilakukan pada benda yang tumbuh dari bumi, melainkan ianya tidak digunakan sebagai makanan atau pakaian.
Sheikh: Jadi mengapa kamu setiasa menyimpan seketul tanah dari Karbala bersama kamu dan melakukan sujud diatasnya pada waktu solat?
SUJUD PADA ALAS LANTAI SELAIN DARI BUMI ADALAH MENYALAHI ARAHAN AL-QURAN.
SUJUD PADA ALAS LANTAI SELAIN DARI BUMI ADALAH MENYALAHI ARAHAN AL-QURAN.
Keputusan dari ahli fiqh shia, mengikuti Imam yang suci, adalah dengan jelas mematuhi arahan al-Quran. Sebagai contoh, ulama kamu menganggap bulu, kapas, sutera dan alas lantai yang lain sama dengan bumi. Tetapi dengan jelas benda itu bukan bumi. Tetapi shia, di dalam mematuhi Imam mereka dari ahli bayt nabi yang berkata, ÔÇÿSujud adalah haram diatas yang lain, selain bumi atau apa-apa yang tumbuh dari bumi dan tidak digunakan untuk makan atau pakai.ÔÇÖ Atas sebab ini kamu katakan mereka kafir. Sebaliknya kamu tidak mengatakan sujud pada najis kering kafir. Dan amat jelas sujud pada bumi [sebagaimana diarahkan oleh Allah] dan sujud pada alas lantai adalah berbeza.
Sheikh: Kamu melakukan sujud pada sekeping tanah yang diambil dari Karbala. Kamu menyimpan tanah kecil itu. Ianya adalah seripa berhala, dan kamu menganggap sujud diatasnya wajib. Yang pastinya amalan yang sedimian adalah bertentangan dengan amalan muslim lainnya.
Shirazi: Telah menjadi tabiat kamu yang kedua mengikuti mereka yang terdahulu dengan secara buta, walaupun ianya tidak sesuai bagi manusia yang adil seperti kamu untuk mengatakan tanah suci dari karbala adalah seperti berhala.
Tuan yang dihormati! Kritikan terhadap mana-mana kepercayaan hendaklah berdasarkan pada pembuktian. Jika kamu merujuk pada buku-buku perundangan agama shia, kamu akan dapat jawapan dari kritikan kamu, dan kamu tidak akan diselewengkan oleh saudara sunni dengan bantahan palsu.
MENURUT ULAMA SUNNI SUJUD PADA NAJIS DAN KOTORAN YANG KERING DIBOLEHKAN.
MENURUT ULAMA SUNNI SUJUD PADA NAJIS DAN KOTORAN YANG KERING DIBOLEHKAN.
Ramai ulama sunni menerima penterjemahan perundangan yang bertentangan dengan arahan yang jelas dari al-Quran, dan bahkan mereka berikan terjemahan yang lemah pada perundangan yang jelas. Ahli perundangan kami berikan pendapat yang sebaliknya. Kamu masih tidak mengatakan amalan mereka sebagai kafir. Tetapi pada amalan kami pada sujud, kami melaungkan bantahan, dengan mengatakan shia menyembah berhala, sedang kamu abaikan kenyataan ulama kamu bahawa sujud pada najis yang kering dibolehkan.
Sebagian Keutamaan dan Karamah Sy. Fatimah Az-Zahra as. (2)
Fatimah Az-ZahraÔÇÖ (sa) buah surga
Allah swt berfirman:
Ï│Ï¿┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘å┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘ë Ïú┘ÄÏ│Ï▒┘Ä┘ë Ï¿┘ÉÏ╣┘ÄÏ¿┘ÆÏ»┘É┘ç┘É ┘ä┘Ä┘è┘Æ┘äϺ┘ï ┘à┘æ┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÄÏ│ϼ┘ÉÏ»┘É Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘à┘É ÏÑ┘É┘ä┘ë Ϻ┘ä┘Æ┘à┘ÄÏ│ϼ┘ÉÏ»┘É Ïº┘äÏú┘Ä┘é┘ÆÏÁϺ Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘ë Ï¿┘ÄÏ▒┘Ä┘â┘Æ┘å┘ÄϺ Ï¡┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘É┘åÏ▒┘É┘è┘Ä┘ç┘Å ┘à┘É┘å┘Æ Ïí┘ÄϺ┘è┘ÄϬ┘É┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘äÏ│┘à┘É┘èÏ╣┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¿┘ÄÏÁ┘É┘èÏ▒┘Å
ÔÇ£Maha suci Allah yang memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan padanya sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.ÔÇØ (Al-IsraÔÇÖ: 1).
Dalam tafsirnya Ad-Durrul Mantsur ketika menafsirkan ayat ini, Jalaluddin As-Suyuthi mengatakan bahwa Aisyah isteri Nabi saw menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
ÔÇ£Ketika aku diisraÔÇÖkan (diperjalankan) ke langit, aku diperintahkan masuk ke surga, lalu aku berhenti di sebuah pohon dari pohon-pohon di surga. Aku melihat pohon itu yang paling indah dari semua pohon, daunnya paling putih, buahnya paling harum. Kemudian aku mendapatkan buahnya lalu aku makan. Buah itu menjadi nuthfah di sulbiku. Setelah aku sampai di bumi aku berhubungan dengan Khadijah kemudian ia mengandung Fatimah. Selanjutnya setiap aku merindukan bau surga aku mencium bau Fatimah.ÔÇØ
Hadis Nabi saw tersebut dan yang semakna dengannya terdapat dalam kitab:
1. Mustadrak Al-Hakim, jilid 3 halaman 156, kitab maÔÇÖrifah Ash-Shahabah, Manaqib Fathimah.
2. Dzakhair Al-ÔÇÿUqba, halaman 36 dan 44, bab Fadhail Fathimah.
3. Tarikh Baghdad, Khathib Al-Baghdadi, jilid 5 halaman 87; jilid 12 halaman 331, hadis ke 6772.
4. Ash-ShawaÔÇÖiq Al-Muhriqah, Ibnu hajar, halaman 96. Ibnu Hajar mengatakan bahwa An-NasaÔÇÖi juga meriwayatkan hadis ini.
Fatimah Az-ZahraÔÇÖ (sa) berbicara dalam kandungan Ibunya
Dalam kitab Dzakhair Al-ÔÇÿUqba, halaman 44 disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda: ÔÇ£Jibril datang kepadaku dengan membawa buah apel dari surga, kemudian aku memakannya lalu berhubungan dengan Khadijah kemudian ia mengandung Fatimah.ÔÇØ Khadijah berkata: Aku hamil dengan kandungan yang ringan. Ketika engkau keluar rumah janin dalam kandunganku ngajak bicara denganku. Ketika aku akan melahirkan janinku aku mengirim utusan pada perempuan-perempuan Quraisy agar membatuku untuk melahirkan janinku, tapi mereka tidak mau datang bahkan mereka berkata: Kami tidak akan datang untuk menolong isteri Muhammad. Ketika itulah datang empat perempuan yang berwajah cantik dan bercahaya, salah dari mereka berkata: Aku adalah ibumu HawaÔÇÖ; yang satu lagi berkata: Aku adalah Asiyah binti Muzahim; yang lain berkata: Aku adalah Kultsum saudara Musa; dan yang lain lagi berkata: Aku adalah Maryam binti Imran ibunda Isa. Kami datang untuk menolong urusanmu ini. Kemudian Khadijah berkata: Maka lahirlah janinku dalam kedaan sujud dan dengan jari-jarinya terangkat (seperti orang berdoa).
Fatimah Az-ZahraÔÇÖ (sa) menyerupai Nabi saw
Shahih At-Tirmidzi, jilid 2 halaman 319, bab keutamaan Fathimah:
Aisyah Ummul mukminin berkata: Aku tidak melihat seorangpun yang paling menyerupai Rasulullah saw dalam sikapnya, berdiri dan duduknya kecuali Fatimah binti Rasulillah saw. Selanjutnya Aisyah berkata: Jika Fatimah datang kepada Nabi saw, beliau berdiri menyambut kedatangannya, dan mempersilahkan duduk di tempat duduknya. Demikian juga jika Nabi saw datang kepadanya ia berdiri menyambut kedatangan beliau dan mempersilahkan duduk di tempat duduknya
Pernyataan Siti Aisyah ini dan yang semakna juga terdapat dalam kitab:
1. Shahih Bukhari, bab Qiyam Ar-Rajul liakhihi, hadis ke 947.
2. Shahih Muslim, kitab Fadhil Ash-Shahabah, bab Fadhail Fathimah.
3. Fathul Bari Al-Asqalani, jilid 9 halaman 200, kitab Al-Maghazi, bab maradh An-Nabiyyi saw.
4. Sunan Abu Dawud, jilid 33, halaman 223, hadis ke 5217.
5. Mustadrak Shahihayn Al-Hakim, jilid 4 halaman 272, kitab Adab.
6. Mustadrak Ash-Shahihayn, jilid 3 halaman 154.
7. Al-IstiÔÇÖab, jilid 2 halaman 751, kitab An-NisaÔÇÖ.
8. Sunan Al-Kubra, jilid 7 halaman 101, kitab nikah, hadis ke 13578.
9. Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 3 halaman 164, hadis ke 12263; jilid 6 halaman 282, hadis ke 25874.
10. Kanzul Ummal, jilid 7 halaman 111, hadis ke 37729.
11. Faidh Al-Qadir Al-Mannawi, jilid 5 halaman 176, hadis ke 6847.
12. Usdul Ghabah Ibnu Atsir, jilid 5 halaman 522, hadis ke 7175.
13. MajmaÔÇÖ Az-Zawaid Al-Haytsimi, jilid 8 halaman 42, kitab Adab, bab mencium anak.
14. Dzakhir Al-Uqba, Muhibuddin Ath-Thabari, halaman 36.
Nabi saw memberikan tanah Fadak kepada Fatimah Az-ZahraÔÇÖ (sa)
Allah swt berfirman:
┘ê┘ÄÏóϬ┘É Ï░┘ÄϺ Ϻ┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ▒┘ÆÏ¿┘Ä┘ë Ï¡┘Ä┘é┘æ┘Ä┘ç┘Å
ÔÇ£Berikan kepada keluarga terdekat haknya.ÔÇØ (Al-IsraÔÇÖ: 26)
Dalam Ad-Durrul Mantsur, ketika menafsirkan ayat ini Jalaluddin As-Suyuthi berkata: Al-Bazzar, Abu YaÔÇÖla, Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan bahwa Abu Said Al-Khudri berkata: Ketika ayat ini turun Rasulullah saw memanggil Fatimah (sa) kemudian memberikan tanah Fadak kepadanya.
Pernyataan ini juga terdapat dalam kitab:
1. MajmaÔÇÖ Az-Zawaid Al-Haytsimi, jilid 7 halaman 49, tentang tafsir ayat ini.
2. Mizan Al-IÔÇÖtidal, Adz-Dzahabi, jilid 2 halaman 228, hadis ke 5872.
3. Kanzul Ummal, jilid 2 halaman 158, hadis ke 8696.
Fatimah Az-ZahraÔÇÖ (sa) penghulu semua perempuan
Dalam Shahih Bukhari, kitab Awal penciptaan, bab tanda-tanda kenabian dalam Islam:
Aisyah berkata: Fatimah (sa) datang kepada Nabi saw dengan berjalan seperti jalannya Nabi saw. Kemudian Nabi saw mengucapkan: ÔÇ£Selamat datang duhai puteriku.ÔÇØ Kemudian beliau mempersilahkan duduk di sebelah kanan atau kirinya kemudian beliau berbisik kepadanya lalu Fatimah menangis. Kemudian Nabi saw bersabda kepadanya: ÔÇ£Mengapa kamu menangis?ÔÇØ Kemudian Nabi saw berbisik lagi kepadanya. Lalu ia tertawa dan berkata: Aku tidak pernah merasakan bahagia yang paling dekat dengan kesedihan seperti hari ini. Lalu aku (Aisyah) bertanya kepada Fatimah tentang apa yang dikatakan oleh Nabi saw. Fatimah menjawab: Aku tidak akan menceritakan rahasia Rasulullah saw sehingga beliau wafat. Aku bertanya lagi kepadanya, lalu ia berkata: (Nabi saw berbisik kepadaku): ÔÇ£Jibril berbisik kepadaku, Al-QurÔÇÖan akan menampakkan padaku setiap setahun sekali, dan ia akan menampakkan padaku tahun ini dua kali, aku tidak melihatnya kecuali datangnya ajalku, dan engkau adalah orang pertama dari Ahlul baitku yang menyusulku.ÔÇØ Lalu Fatimah menangis. Kemudian Rasulullah saw bersabda: ÔÇ£Tidakkah kamu ridha menjadi penghulu semua perempuan ahli surga atau penghulu semua isteri orang-orang yang beriman? Kemudian Fatimah tertawa.
Hadis ini, dan perkataan Fatimah dan Aisyah tersebut serta yang semakna dengannya terdapat dalam kitab:
1. Musnad Ahmad bin Hambal, jilid 6 halaman 282, hadis ke 25874. Dalam hadis ini Rasulullah saw bersabda: ÔÇ£Sayyidatu nis├ói hadzihil ummah aw nis├óil muÔÇÖmin├«nÔÇØ (Penghulu semua perempuan ummat ini, atau penghulu semua isteri orang-orang yang beriman). Juga dalam jilid 5 halaman 391, hadis 22818.
2. Ath-Thabaqat, Ibnu SaÔÇÖd, jilid 2 halaman 40. dalam hadis ini Rasulullah saw bersabda: ÔÇ£Sayyidatu nis├ói hadzihil ummah aw nis├óil ÔÇÿalamin (penghulu semua perempuan alam semesta).
3. Usdul Ghabah, Ibnu Atsir, jilid 5 halaman 522, hadis ke 7175.
4. Al-Khashaish An-NasaÔÇÖi, halaman 34.
5. Hilyatul AwliyaÔÇÖ, Abu NaÔÇÖim, jilid 1 halaman 29.
6. Shahih At-Tirmidzi, jilid 2 halaman 306, hadis ke 3781.
7. Mustadrak Shahihayn, Al-hakim, jilid 3 halaman 151.
8. Kanzul Ummal, jilid 6 halaman 221, hadis ke 37732. Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dan Ibnu Nujjar dari Abu Hurairah.
9. Dzakair Al-Uqba, halaman 44.
10. Ad-Durrul Mantsur, tentang tafsir surat Ali-Imran: 42.
11. Usdul Ghabah, jilid 5 halaman 437, hadis ke 6867.
12. Al-Ishabah, Ibnu hajar, jilid 8 halaman 158, hadis ke 830.
13. MajmaÔÇÖ Az-Zawaid, jilid 9 halaman 223.
14. Fathul Bari, jilid 7 halaman 258, bersumber dari Abu Hurairah. Halaman 282 bersumber dari Abu Said Al-Khudri. Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda: ÔÇ£Perempuan ahli surga yang paling utama adalah Khadijah, Fatimah, Maryam dan Asiyah.ÔÇØ
15. Al-IstÔÇÖab, Ibnu Abd Al-Birr, jilid 2 halaman 720 dan 750 (catatan pinggir Al-Ishabah: kitab An-NisaÔÇÖ).
16. Tarikh Al-Khathib Al-baghdadi, jilid 4 halaman 391, hadis ke 3636 dan 5008.
17. Faidh Al-Qadhir Al-Mannawi, jilid 3 halaman 432, hadis ke 3883.
18. Tafsir Ath-Thabari, jilid 3 halaman 180
Sebagian Keutamaan dan Karomah Sy. Fatimah Az-Zahra as. (1)
Pada masa Imam Kesebelas, Imam Hasan az-Zaki al-Askari As musim kemarau melanda kota Baghdad. Orang-orang sangat risau dan kuatir terhadap keadaan ini. Mereka berdoa untuk turunnya hujan, akan tetapi hujan tidak kunjung turun.
Lalu terjadilah sebuah kejadian yang aneh dan asing. Seorang pendeta Nasrani datang ke tempat itu dan berkata kepada kaum Muslimin bahwa ia mampu membuat hujan turun. Ia menengadahkan tangannya ke atas langit untuk berdoa, dan berkat doanya hujan turun dengan lebatnya. Pada hari berikutnya, ia melakukan hal yang sama. Pendeta Nasrani itu kemudian berkata kepada orang-orang untuk mengikutinya dan meninggalkan Islam.
Banyak orang berpikir bahwa apabila ia dengan kekuatan seperti ini, barangkali agamanya adalah agama yang benar. Kaum Muslimin menjadi bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Mereka datang kepada Imam Hasan az-Zaki al-Askari As untuk meminta nasihat darinya. Imam Hasan al-Askari berkata kepada mereka bahwa pada kesempatan berikutnya apabila pendeta Nasrani itu mengumpulkan orang-orang, ia akan datang dan menolong mereka.
Pada pertemuan selanjutnya, Imam Hasan As meminta kepada pendeta Nasrani itu untuk berdoa supaya turun hujan. Ketika pendeta Nasrani itu menengadahkan tangannya ke atas untuk berdoa hujan mulai turun.
Imam Hasan As meminta bahwa apa saja yang ada di tangan si pendeta itu harus diambil dan kemudian memintanya untuk berdoa supaya hujan turun lagi.
Si pendeta itu mencoba dan mencoba akan tetapi ia tidak dapat membuat hujan turun. Ia merasa malu karena ketidakmampuan ini.
Imam Hasan al-Askari kemudian menunjukkan kepada setiap orang apa yang telah dipegang oleh si pendeta di tangannya. Dalam genggaman si pendeta terdapat sepotong tulang kecil.
Imam Hasan al-Askari As memberi tahu kepada orang-orang bahwa tulang tersebut merupakan tulang salah seorang dari anbiya (para nabi) Allah. Salah satu keistimewaan tulang seperti ini adalah apabila ditengahdahkan ke langit, maka akan selalu menjadi sebab turunnya hujan.
Kaum Muslimin menjadi sadar bahwa si pendeta Nasrani itu telah berupaya untuk mengelabui mereka.
Lalu, Imam Hasan al-Askari berdoa untuk turunnya hujan dan turunlah hujan dengan lebat hingga musim kemarau berlalu.
 
Sumber Rujukan:
Ibn Hajar, Shawaiq al-Muhriqa
 
Mutiara Hadis dari Imam Hasan al-Askari As:
ÔÇ£Janganlah berperilaku yang engkau tidak inginkan orang lain memperlakukanmu demikianÔÇØ
Biharul Anwar, vol. 78, hal. 377
Pendeta yang Membuat Hujan [Kisah Teladan Imam Askari]
Pada masa Imam Kesebelas, Imam Hasan az-Zaki al-Askari As musim kemarau melanda kota Baghdad. Orang-orang sangat risau dan kuatir terhadap keadaan ini. Mereka berdoa untuk turunnya hujan, akan tetapi hujan tidak kunjung turun.
Lalu terjadilah sebuah kejadian yang aneh dan asing. Seorang pendeta Nasrani datang ke tempat itu dan berkata kepada kaum Muslimin bahwa ia mampu membuat hujan turun. Ia menengadahkan tangannya ke atas langit untuk berdoa, dan berkat doanya hujan turun dengan lebatnya. Pada hari berikutnya, ia melakukan hal yang sama. Pendeta Nasrani itu kemudian berkata kepada orang-orang untuk mengikutinya dan meninggalkan Islam.
Banyak orang berpikir bahwa apabila ia dengan kekuatan seperti ini, barangkali agamanya adalah agama yang benar. Kaum Muslimin menjadi bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Mereka datang kepada Imam Hasan az-Zaki al-Askari As untuk meminta nasihat darinya. Imam Hasan al-Askari berkata kepada mereka bahwa pada kesempatan berikutnya apabila pendeta Nasrani itu mengumpulkan orang-orang, ia akan datang dan menolong mereka.
Pada pertemuan selanjutnya, Imam Hasan As meminta kepada pendeta Nasrani itu untuk berdoa supaya turun hujan. Ketika pendeta Nasrani itu menengadahkan tangannya ke atas untuk berdoa hujan mulai turun.
Imam Hasan As meminta bahwa apa saja yang ada di tangan si pendeta itu harus diambil dan kemudian memintanya untuk berdoa supaya hujan turun lagi.
Si pendeta itu mencoba dan mencoba akan tetapi ia tidak dapat membuat hujan turun. Ia merasa malu karena ketidakmampuan ini.
Imam Hasan al-Askari kemudian menunjukkan kepada setiap orang apa yang telah dipegang oleh si pendeta di tangannya. Dalam genggaman si pendeta terdapat sepotong tulang kecil.
Imam Hasan al-Askari As memberi tahu kepada orang-orang bahwa tulang tersebut merupakan tulang salah seorang dari anbiya (para nabi) Allah. Salah satu keistimewaan tulang seperti ini adalah apabila ditengahdahkan ke langit, maka akan selalu menjadi sebab turunnya hujan.
Kaum Muslimin menjadi sadar bahwa si pendeta Nasrani itu telah berupaya untuk mengelabui mereka.
Lalu, Imam Hasan al-Askari berdoa untuk turunnya hujan dan turunlah hujan dengan lebat hingga musim kemarau berlalu.
 
Sumber Rujukan:
Ibn Hajar, Shawaiq al-Muhriqa
 
Mutiara Hadis dari Imam Hasan al-Askari As:
ÔÇ£Janganlah berperilaku yang engkau tidak inginkan orang lain memperlakukanmu demikianÔÇØ
Biharul Anwar, vol. 78, hal. 377
Kejadian-kejadian Aneh Pasca Terbunuhnya Al-Husein (Cucu Nabi saw) as di Medan KarbalaÔÇÖ.
Ketika Al-Husain as. terbunuh, di sudut-sudut langit terlihat warna warna kemerahan. Warna merah itu menandakan bahwa langit tengah menangis. Sewaktu pasukan musuh membagi-bagikan sejenis tumbuhan berwarna kuning milik Al-Husain as., tumbuhan itu berubah menjadi abu. Dan sewaktu mereka menyembelih seekor unta yang dirampas dari kamp Al-Husain as., mereka menemukan sejenis kayu di dagingnya.
Hal ini disebutkan di buku-buku berikut ini:
Maqtalu Al-Husain 2 hal. 90, Tarikhu Al-Islam 2 hal. 348, Siyaru AÔÇÖlami Al-NubalaÔÇÖ 3 hal. 311, Tafsir Ibnu Katsir 9 hal. 162, Tahdzibu Al-Tahdzib 2 hal. 353, Tarikhu Dimasyq 4 hal. 339, Al-Mahasinu wa Al-Masaw.i hal. 62, Tarikhu Al-KhulafaÔÇÖ hal. 80 dan Ihqaqu Al-Haq 11 hal. 467-469
* Kepala suci Al-Husain as. yang berada di ujung tombak berbicara dengan membawakan ayat-ayat suci Al-Quran dan lainnya.
Hal ini disebutkan di Miftahu Al-Naja fi Manaqibi Aali Al-ÔÇÖAbahal. 145, Al-Khashaishu Al-Kubra 2 hal. 127, Al-Kawakibu Al-Durruiyyah hal. 57, IsÔÇÖafu Al-Raghibin hal. 218, Nuuru Al-Abshar hal. 125, dan Ihqaqu Al-Haq 11 hal. 452-453.
* Pada hari Al-Husain as. terbunuh, langit meneteskan hujan darah sehingga semua orang pada keesokan harinya mendapati apa yang mereka miliki telah dipenuhi oleh darah. Darah itu membekas pada baju-baju mereka beberapa waktu lamanya, hingga akhirnya terkoyak-koyak. Warna merah darah terlihat di langit pada hari itu. Peristiwa tersebut hanya pernah terjadi saat itu saja.
Hal ini disebutkan di buku-buku berikut ini:
Maqtalu Al-Husain 2 hal. 89, Dzakhairu Al-ÔÇÖUqba hal. 144, 145 dan 150, Tarikhu Dimasyq -seperti yang disebutkan di muntakhab (ringkasan)nya- 4 hal. 339, Al-Shawaiqu Al-Muhriqah hal. 116 dan 192, Al-Khashaishu Al-Kubra hal. 126, Wasilatu Al-Maal hal. 197, YanabiÔÇÖu Al-Mawaddah hal. 320 dan 356, Nuuru Al-Abshar hal. 123, Al-Ithaf bi Hubbi Al-Asyraf hal. 12, Tarikhu Al-Islam 2 hal 349, Tadzkiratu Al-Khawash hal. 284, Nadzmu Durari Al-Simthain hal. 220 dan Ihqaqu Al-Haq 11 hal. 458-462.
* Ketika kepala Al-Husain as. dibawa ke istana Ubaidillah bin Ziyad, orang ramai melihat dinding-dinding mengalirkan darah segar.
Hal ini disebutkan di kitab-kitab berikut:
Dzakahiru Al-ÔÇÖUqbahal. 144, Tarikhu Dimasyq seperti yang disebutkan dalam muntakhab-nya 4 hal. 339, Al-Shawaiqu Al-Muhriqah hal. 192, Wasilatu Al-Maal hal. 197, YanabiÔÇÖu Al-Mawaddah hal. 322, dan Ihqaqu Al-Haq 11 hal. 463.
* Di dinding sebuah gereja tertulis:
ÔÇ£Apakah umat yang membantai Al-Husain
Mengharapkan syafaat kakeknya di hari kiamat.ÔÇØ
Ketika pendeta yang berada di sana ditanya tentang tulisan tersebut dan siapakah yang menulisnya, ia menjawab, ÔÇ£Bait syiar ini telah tertulis di sini sejak lima ratus tahun sebelum nabi kalian diutus.ÔÇØ
Hal ini di tulis di kitab2 ahlu sunnah berikut ini :
Tarikhu Al-Islam wa Al-Rijalhal. 386, Al-Akhbaru Al-Thiwal hal. 109, Hayatu Al-Hayawan 1 hal. 60, Nuuru Al-Abshar hal. 122, Kifayatu Al-Thalib hal. 290 dan Ihqaqu Al-Haq 11 hal. 567-568.
* Seorang penduduk Najran saat menggali tanah menemukan sebuah kepingan emas yang bertuliskan:
ÔÇ£Apakah umat yang telah membantai Al-Husain
Mengharapkan syafaat kakeknya di hari kiamatÔÇØ
Hal ini disebutkan di kitab Miftahu Al-Najahal. 135, Ihqaqu Al-Haq 11 hal. 566.
* Sebuah tembok merekah lalu muncullah sebuah telapak tangan yang bertuliskan:
ÔÇ£Apakah umat yang telah membantai Al-Husain
Mengharapkan syafaat kakeknya di hari kiamat.ÔÇØ
Hal ini disebutkan di kitab-kitab Tarikhu Al-Khamis 2 hal. 299 dan Ihqaqu Al-Haq 11 hal. 567.
* Sesaat setelah Al-Husain as. terbunuh, warna langit menghitam pekat sekali. Lalu bintang-bintang bermunculan di siang hari, sampai-sampai bintang kembar terlihat di waktu sore. Segumpal tanah berwarna merah jatuh dari atas. Langit terlihat berwarna merah bagai darah selama tujuh hari tujuh malam.
Hal ini di sebutkan di kitab Tarikhu Dimasyq 4 hal. 339 dan Al-Shawaiqu Al-Muhriqah hal. 116.