
کمالوندی
Israel Pasang Alat Spionase Canggih di Perbatasan dengan Lebanon
Sumber-sumber Zionis mengabarkan penyeberan sistem spionase militer rezim Zionis Israel di dekat perbatasan dengan Lebanon.
Seperti dilansir Qudsna, radio rezim Zionis menyebutkan, militer Israel telah menempatkan sistem spionase canggih di dekat perbatasan dengan Lebanon sehingga mereka dapat memantau situasi di wilayah ini.
Sistem canggih tersebut selain dilengkapi dengan perangkat perawatan, juga digunakan sejumlah balon untuk mengambil gambar.
Sistem spionase itu rencananya akan dipasang di seluruh perbatasan Palestina pendudukan (Israel) dengan Lebanon dan Suriah pada bulan-bulan mendatang.
Selama ini, militer Israel selalu melanggar Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB dengan menerbangkan pesawat tanpa awak ke zona udara Lebanon untuk mengumulkan informasi yang diperlukan.
Presiden Suriah: Teroris, Alat Israel Lancarkan Agresi
Presiden Suriah mengatakan, rezim Zionis Israel memperalat kelompok-kelompok teroris untuk melancarkan agresinya, oleh karena itu untuk memerangi Israel maka kita harus menumpas kelompok-kelompok teroris itu.
"Kelompok-kelompok teroris adalah alat dan instrumen terpenting agresi ke Suriah," kata Bashar al-Assad dalam wawancara dengan jaringan televisi al-Manar Lebanon seperti dilansir Tasnim, Selasa (25/8/2015).
Ia menambahkan, untuk melawan Israel, terlebih dahulu kita harus memberantas alat-alatnya (kelompok-kelompok teroris) di dalam Suriah.
Assad lebih lanjut menjelaskan, pengalaman Suriah serupa dengan pengalaman Lebanon, sebab seperti halnya di Lebanon, di Suriah ada kelompok-kelompok yang berinteraksi dengan musuh dan berusaha terlibat dengannya.
Zarif: Dialog Selain Masalah Nuklir Tergantung Sikap AS
Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, perilaku Amerika Serikat menjadi penentu untuk masuk ke dalam dialog terkait berbagai masalah lain.
Mohammad Javad Zarif, Menlu Iran (24/8) dalam wawancaranya dengan kantor berita YJC, Iran menjawab soal, jika Amerika membawa masalah hak asasi manusia, apakah ada kemungkinan perundingan terkait masalah ini ?
Zarif menjelaskan, “Harus dilihat apakah Amerika mampu menunjukkan rekam jejak yang bisa membuat pemerintah Iran merasa dialog dengan Washington akan menguntungkan pihaknya atau tidak.”
Menlu Iran menambahkan, “Hingga kini masalah yang dirundingkan Iran dan Amerika, masih seputar nuklir dan masalah-masalah lainnya tidak masuk dalam agenda kerja.”
Ia menegaskan, “Perundingan dengan Amerika bukan garis merah Iran dan sebagaimana dijelaskan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, perilaku Amerika dan cara melaksanakan komitmennya akan diamati.”
“Setelah itu baru akan diambil keputusan apakah perundingan terkait masalah-masalah selain nuklir juga akan menguntungkan Iran atau tidak. Jika tiba waktunya, pejabat tinggi negara akan memutuskan,” pungkasnya.
Terkena Pecahan Mortir Teroris, Wartawan IRIB di Suriah, Koma
Wartawan lembaga penyiaran nasional Iran (IRIB) di Suriah terluka ketika sedang meliput berita di wilayah Latakia.
Mohammad Hassan Hosseini, salah seorang wartawan IRIB ketika meliput operasi militer Suriah di dataran tinggi Latakia, Barat negara itu, Senin (24/8) terluka akibat terkena pecahan mortir para teroris.
IRIB News (24/8) melaporkan, Mohammad Hassan Hosseini saat ini dirawat di rumah sakit Latakia dan rencananya akan dibawa ke Damaskus untuk melanjutkan pengobatannya.
Stasiun televisi Alalam juga melaporkan, wartawan IRIB yang terluka di bagian kepala dan wajah itu saat ini dirawat di rumah sakit Latakia dan koma karena mengalami pendarahan berat.
Anasir-anasir teroris Suriah, Senin (24/8) juga menyerang sejumlah wilayah berbeda di kota Aleppo, Utara negara itu, dengan mortir.
Stasiun televisi Al Mayadeen, Lebanon mengabarkan, dalam serangan mortir tersebut, delapan warga sipil Suriah termasuk tiga anak-anak, tewas.
Kelompok teroris bersenjata Suriah, Ahad lalu menyerang gerbang penjara kota Damaskus dengan mortir. Serangan itu menewaskan 12 orang dan melukai 50 lainnya.
Ketua Parlemen Iran: Inggris harus Ubah Perilakunya
Ketua Parlemen Republik Islam Iran mengatakan, perilaku pemerintah Inggris di masa lalu yang terkadang mencampuri urusan internal Iran harus berubah.
Ali Larijani mengungkapkan hal itu dalam pertemuannya dengan Philip Hammond, Menteri Luar Negeri Inggris di Tehran, ibukota Iran, Senin (24/8/2015) seperti dikutip ISNA.
Ia menambahkan, rakyat Iran tidak seharusnya merasa bahwa pendekatan pemerintah Inggris terhadap mereka tidak bersahabat dan ambigu.
Larijani menilai penjelasan Hammond tentang perubahan pendekatan pemerintah Inggris dalam upaya untuk membuka cakrawala baru dalam hubungan dengan Iran sebagai positif.
Ia berharap pendekatan baru Inggris yang didasarkan pada kepentingan bersama dan untuk menghapus pemikiran negatif rakyat Iran terhadap kebijakan di masa lalu negara itu akan terealisasi.
Ketua Parlemen Iran lebih lanjut mengkritik sejumlah negara Barat dalam mengadopsi kebijakan standar ganda dalam isu penting seperti perang melawan terorisme, perdagangan narkoba, Hak Asasi Manusia dan pendudukan asing.
Sementara itu, Menlu Inggris menjelaskan tujuan kunjungannya ke Iran, dan menilai pembukaan Kedutaan Besar Inggris di Tehran sebagai langkah baru dalam membuka cakrawala baru dalam hubungan dan kerjasama antarkedua negara.
Hammond mengatakan, pasca kesepakatan nuklir antara Iran dan Kelompok 5+1, telah muncul peluang baru untuk meningkatkan level hubungan antara London dan Tehran.
Ia menambahkan, Iran dalam perundingan nuklir telah mengambil langkah-langkah yang tepat, dan persepsi umum di dunia adalah Tehran ingin berpikir di masa mendatang untuk memperbaiki dan meningkatkan hubungan dengan negara-negara dunia demi kepentingan rakyat Iran.
Menlu Inggris juga mengakui pemikiran negatif di antara masyarakat Iran terhadap kebijakan negaranya di masa lalu. Ia mengatakan, tidak seharusnya berhenti di masa lalu, namun harus bergerak maju untuk kepentingan nasional.
Iran akan Buat Satelit Telekomunikasi Nasional
Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Iran mengabarkan pembuatan satelit telekomunikasi nasional Iran.
Surat kabar Etelaat, Iran (19/8) melaporkan, Mahmoud Waezi, Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Iran menginformasikan dua program baru Iran di bidang antariksa, termasuk pembuatan satelit telekomunikasi nasional Iran hingga tiga tahun ke depan.
Waezi menuturkan, “Pembuatan satelit penginderaan jauh, juga termasuk program antariksa Iran yang lain.”
Ia menambahkan, “Rencananya satelit telekomunikasi nasional akan segera diluncurkan.”
Menurut keterangan Waezi, negosiasi dengan sejumlah perusahaan sudah dimulai dan diperkirakan setelah penandatanganan kontrak, dibutuhkan waktu tiga tahun sampai satelit ini siap diluncurkan.”
Menteri Iran itu juga mengatakan, “Pembuatan satelit dalam negeri penginderaan jauh adalah proyek lain dari lembaga antariksa Iran.”
Iran Luncurkan Rudal Fateh-313
Republik Islam Iran meluncurkan sebuah rudal baru bertepatan dengan Hari Pertahanan negara ini.
Rudal Fateh-313 dipamerkan di Organisasi Aerospace Kementerian Pertahanan Iran pada Sabtu (22/8/2015) dan dihadiri oleh Presiden Hassan Rouhani.
Rudal Fateh-313 memiliki daya tempuh 500 km. Rudal ini dirancang dan diproduksi oleh para ilmuwan, peneliti dan pakar Organisasi Aerospace Kemenhan Iran.
Fateh-313 lebih ringan dan dilengkapi dengan sensor dan berbahan bakar padat serta memiliki keakuratan tinggi.
Setelah sukses dalam beberapa kali ujicoba, rudal tersebut akan diproduksi secera massal oleh Kemenhan Iran.
22 Agustus adalah Hari Industri Pertahanan Iran.
Pernyataan Kemenhan Iran di Hari Industri Pertahanan
Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran menilai kapasitas defensif negara ini sebagai garis merah bangsa Iran dan faktor utama pencegah serta penjamin keamanan berkelanjutan.
Bertepatan dengan Hari Industri Pertahanan Iran, Sabtu (22/8/2015), Kemenhan negara ini menyatakan, industri pertahanan merupakan dukungan kuat bagi angkatan bersenjata dalam mempertahankan kemerdekaan, integritas teritorial, menjaga prestasi, nilai-nilai dan cita-cita revolusi serta pemerintahan Islam.
Ditambahkan pula bahwa doktrin pertahanan cerdas disusun berdasarkan prinsip-prinsip agama dan revolusi, dan dengan melihat kebutuhan, pertimbangan strategis dan perubahan sifat ancaman yang di hadapi Iran di masa mendatang.
Menurut Kemenhan Iran, situasi istimewa dan meyakinkan saat ini telah memberikan sebagian kemampuan pertahanan negara ini sehingga mampu menjamin keamanan nasional.
Disebutkan bahwa prestasi-prestasi pertahanan Iran di sektor rudal yang sekarang menjadi salah satu simbol kekuatan dan produksi nasional Iran telah membuat gentar kekuatan hegemoni terutama setan besar (Amerika Serikat) dan rezim Zionis.
Hal itu, lanjut statemen Kemenhan Iran, menunjukkan bahwa kemampuan dan keunggulan dalam negeri tidak dapat dipungkiri lagi, bahkan tidak dapat dihentikan.
Tanggal 22 Agustus dalam kalender Iran merupakan Hari Industri Pertahanan.
Brigjend Dehqan: Pakar Iran Sukses Mematahkan Sanksi Barat
Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan, mengatakan para pakar Iran dengan memanfaatkan kapasitas yang ada telah mematahkan instrumen sanksi.
Seperti dikutip Farsnews, Brigjend Dehqan menyampaikan hal itu, Sabtu (22/8/2015) pada acara perayaan Hari Industri Pertahanan di Tehran.
“Iran Islami sesuai dengan tuntutan esensinya, senantiasa menghadapi konspirasi musuh, namun sekarang telah terjadi perubahan dalam konsep ancaman,” ujarnya.
Menurut Brigjend Dehqan, kini ancaman-ancaman terstruktur dengan partisipasi kekuatan-kekuatan besar termasuk Amerika Serikat, meluncurkan perang proksi terhadap Iran untuk membatasi tingkat pengaruh Republik Islam.
Dia menegaskan angkatan bersenjata, pemerintah dan bangsa Iran selalu ingin meningkatkan kekuatan dan kapasitas pemerintahan Islam. “Iran Islami sekarang berada pada tingkat tertinggi di bidang perlengkapan dan pengorganisasian serta berada pada kondisi terbaik untuk membela negara dan independensi politik,” tandasnya.
Hari ini, 22 Agustus dalam kalender nasional Iran ditetapkan sebagai Hari Industri Pertahanan. Momen ini digunakan oleh Organisasi Aerospace Kementerian Pertahanan Iran untuk memamerkan rudal Fateh-313.
Rudal Fateh-313 memiliki jarak tembak 500 kilometer. Rudal ini dirancang dan diproduksi oleh para ilmuwan, peneliti dan pakar Organisasi Aerospace Kemenhan Iran.
Fateh-313 lebih ringan dan dilengkapi dengan sensor dan berbahan bakar padat serta memiliki keakuratan tinggi.
Korsel akan Tingkatkan Impor Minyak dari Iran
Menteri Perminyakan Republik Islam Iran mengabarkan persetujuan Korea Selatan untuk meningkatkan pembelian minyak dari Iran pasca pencabutan sanksi.
Bijan Namdar Zanganeh mengatakan, sebelum pemberlakuan sanksi terhadap Iran, Korsel telah membeli minyak dari negara ini sebesar 180.000 barel perhari dan hingga sekarang Tehran menjual minyaknya ke Seoul 100.000 barel perhari.
Zanganeh mengatakan hal itu usai pertemuannya dengan Yoo Il-ho, Menteri Pertanahan, Transportasi dan Infrastruktur Korsel di Tehran, ibukota Iran, Ahad (23/8/2015). Demikian dilansir IRNA.
Menurutnya, Korsel telah menyatakan persetujuanya untuk meningkatkan impor minyak dari Iran.
"Seperti yang telah dikatakan Menteri Pertanahan, Transportasi dan Infrastruktur Korsel, keputusan-keputusan utama akan diambil pasca pencabutan sanksi," ujarnya.
Menteri Perminyakan Iran menambahkan, berbagai sektor pemerintah dan swasta Iran dan Korsel dapat bekerjasama di berbagai bidang seperti pengangkutan minyak mentah, investasi di sektor LNG dan di sektor aktivitias petroimia.
Iran hari ini dengan Iran sebelum sanksi, kata Zanganeh, sangat berbeda baik dari sisi infrastruktur maupun dari sisi kemampuan dan kapasitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, perusahaan-perusahan asing yang ingin hadir kembali di Iran harus memperhatikan masalah ini.
Delegasi Korsel yang mengunjungi Iran terdiri dari 30 orang dan dipimpin oleh Menteri Pertanahan, Transportasi dan Infrastruktur negara ini. Setibanya di Tehran, mereka langsung bertemu dengan Menteri Perminyakan Iran.